ADINOPEKTIN MAKALAH

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sindrom metabolik adalah kumpulan dari berbagai faktor risiko yang termasuk obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi dan peningkatan glukosa darah puasa yang ditandai dengan kenaikan risiko diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskuler. Sindrom ini pada awalnya diperkenalkan Reaven pada tahun 1988 dengan nama sindrom X atau sindrom resistensi insulin dengan adanya kumpulan faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, intoleransi glukosadan dislipidemia. Pada tahun 1999, WHO mengubahnya menjadi sindrom metabolik dengan kumpulan faktor risiko yang terdiri dari hiperinsulinemia, dislipidemi, obesitas sentral dan mikroalbuminuria dengan resistensi insulin sebagi titik sentral dari komponen faktor resiko. Selanjutnya NCEP ATP III melakukan modifikasi dengan kumpulan faktor resiko yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi dan peningkatan glukosa darah puasa, dimana semua komponen dari faktor resiko saling berhubungan satu sama lain. Jaringan adiposa dahulu hanya diketahui berfungsi sebagai tempat penyimpanan kelebihan

description

ADINOPEKTIN MAKALAH

Transcript of ADINOPEKTIN MAKALAH

Page 1: ADINOPEKTIN MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sindrom metabolik adalah kumpulan dari berbagai faktor risiko yang

termasuk obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi dan peningkatan glukosa

darah puasa yang ditandai dengan kenaikan risiko diabetes mellitus dan

penyakit kardiovaskuler.

Sindrom ini pada awalnya diperkenalkan Reaven pada tahun 1988

dengan nama sindrom X atau sindrom resistensi insulin dengan adanya

kumpulan faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, intoleransi glukosadan

dislipidemia. Pada tahun 1999, WHO mengubahnya menjadi sindrom

metabolik dengan kumpulan faktor risiko yang terdiri dari hiperinsulinemia,

dislipidemi, obesitas sentral dan mikroalbuminuria dengan resistensi insulin

sebagi titik sentral dari komponen faktor resiko. Selanjutnya NCEP ATP III

melakukan modifikasi dengan kumpulan faktor resiko yang terdiri dari

obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi dan peningkatan glukosa darah puasa,

dimana semua komponen dari faktor resiko saling berhubungan satu sama

lain.

Jaringan adiposa dahulu hanya diketahui berfungsi sebagai tempat

penyimpanan kelebihan lemak, tetapi sekarang diketahui bahwa selain

berfungsi sebagai penyimpan lemak, jaringan ini juga mampu mensintesis

ratusan protein. Adiponektin merupakan protein yang berasal dari jaringan

adiposa dan memiliki fungsi yang penting. Adiponektin akhir-akhir ini banyak

menarik perhatian. Konsentrasi adiponektin menurun pada obesitas serta

berhubungan erat dengan resistensi insulin.

Selain pengaruhnya terhadap metabolisme gula, adiponektin dapat juga

mengatur kadar lemak dalam tubuh, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Ada hubungan yang berbanding terbalik antara adiponektin dengan

konsentrasi trigliserida (TG) dengan small dense LDL (sdLDL) serta

hubungan yang berbanding lurus dengan kolesterol HDL (HDL C).

Page 2: ADINOPEKTIN MAKALAH

Kadar adipolektin yang lebih tinggi dinilai baik karena dapat mencegah

terjadinya gangguan lemak / dislipedimia sehingga menurunkan resiko

Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Adiponektin merupakan indikator yang baik untuk memperkirakan

terjadinya komplikasi dari sindrom metabolik. Sehingga bersarakan urain

tersebut dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hubungan antara

adiponektin terhadap sindrom metabolik.

1.2 Rumusan masalah

a) Apa yang dimaksud dengan sindrom metabolik ?

b) Apa saja kriteria-kriteria dan faktor resiko dari sendrom metabolik ?

c) Apa yang dimaksud dengan adiponektin ?

d) Apa hubungan adiponektin dengan sindrom metabolik ?

Page 3: ADINOPEKTIN MAKALAH

BAB II

ISI

A. Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik adalah kelompok berbagai komponen faktor risiko

yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia (meningkatnya trigliserida dan

menurunnya kolesterol HDL), hipertensi, dan gangguan toleransi glukosa

yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah puasa.

Disfungsi metabolik ini dapat menimbulkan konsekuensi klinik yang

serius berupa penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus tipe 2, sindrom

ovarium polikistik dan perlemakan hati non-alkoholik.

Etiologi dari sindrom metabolik bersifat multifaktor. Penyebab primer

yang menyebabkan gangguan metabolik yang ditemukan pada sindrom

metabolik adalah resistensi insulin yang berhubungan dengan obesitas sentral

yang ditandai dengan timbunan lemak viseral yang dapat ditentukan dengan

pengukuran lingkar pinggang (waist to hip ratio).

Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular diduga

dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan disfungsi endotel yang

akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukana theroma. Hipotesis lain

menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang mendasari adalah

terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu

yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan

oleh stres kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan

dislipidemia.

B. Kriteria-kriteria dan faktor resiko dari Sindrom metabolik.

Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya

kriteria berikut:

1) Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk

pria > 102 cm);

2) Peningkatan kadar trigliserida darah (≥ 150 mg/dL, atau ≥ 1,69 mmol/ L);

Page 4: ADINOPEKTIN MAKALAH

3) Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada

pria dan pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L);

4) Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg, tekanan

darah diastolik ≥ 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi);

5) Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110 mg/dL, atau

≥ 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes).

Adapun faktor resiko terjadinya sindrom metanolik antara lain:

1) Genetik 

Banyak penelitian menyebutkan bahwa orang dengan sindrom metabolik

memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi dan diabetes mellitus

2)  Obesitas sentral

Faktor risiko utama dalam perkembangan sindrom metabolik adalah

obesitas sentral. Obesitas sentral ini merupakan faktor risiko utama

penyebab resistensi insulin sebagai penyebab dari berbagai gangguan yang

dapat berkembang dari sindrom metabolik.

3)  Kurangnya aktifitas fisik 

Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan obesitas karena terjadi

ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi.

4)  Usia

Pada sebuah studi di Amerika serikat, terjadi peningkatan jumlah orang

dengan sindrom metabolik seiring dengan peningkatan usia. Ditemukan

prevalensi sindrom metabolik sebesar 6.7% pada usia 20-29 tahun dan

43.5% pada usia 60-69 tahun.

C. Adiponektin

Adinopektin adalah protein sekretorik mirip kolagen yang dihasilkan

oleh sel lemak. Kadar adinopektin dalam serum berbanding terbalik dengan

berat badan. adinopektin juga memiliki peran dalam meningkatkan sensitifitas

insulin, anti-inflamasi dan anti-aterogenik.

Page 5: ADINOPEKTIN MAKALAH

Bedasarkan gambar diatas adipose tissue menghasilkan adinopektin

yang dapat meningkatkan sensitivitas dari insulin, dapat menurunkan FFA

influx, menurunkan gukosa dan menurunkan vascular inflamasi.

Perkembangan epidemi obesitas telah mendorong berbagai penelitian

mengenai peran jaringan lemak sebagai organ endokrin yang mampu

mensekresi berbagai faktor yang disebut sebagai adipokin. Adipokin ini

menjadi perantara berbagai komplikasi vaskuler dan metabolik dari lemak.

Produk-produk ini, antara lain asam lemak bebas, TNF-α, interleukin, resistin,

dan leptin mereduksi sensitivitas insulin.

Ekspresi gen (apM1) adiponektin di jaringan lemak secara berlawanan

menurun, meskipun terjadi penambahan massa jaringan lemak pada obesitas.

Ketidaksesuaian ini, paling tidak sebagian, dijelaskan oleh antagonisme peran

antara TNF-α terhadap adiponektin dan sebaliknya. TNF-α yang mengalami

ekspresi berlebihan dalam jaringan lemak pada subjek dengan obesitas,

menghalangi kerja insulin dalam menghambat substrat reseptor insulin-1 dan

menghambat kerja dari tyrosin kinase. Adiponektin mempunyai gen mapping

di kromosom 3q27. Beberapa analisa dari SNPs (single nucleotide

Page 6: ADINOPEKTIN MAKALAH

polymorphism) dan mutasi missense mendapatkan bahwa gen adiponektin

berhubungan dengan sindrom metabolik. Pada gen ini sering terjadi mutasi

missense terutama pada posisi 164 pada domain isoleusin yang digantikan

oleh trionin [Ile164→ Thr (I164T)] yang sering terjadi pada diabetes melitus

tipe 2 dan penyakit jantung koroner. Adiponektin dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain faktor lingkungan (kelebihan nutrisi dan kurangnya aktivitas

fisik yang adekuat) dan faktor genetik (SNPs [I164T]). Adiponektin

meningkatkan sensitivitas insulin dengan cara menghambat sinyal TNF-α.

Perkembangan resistensi insulin pada sindrom metabolik disebabkan

oleh banyaknya asam lemak bebas yang beredar di plasma pada orang dengan obesitas

sentral.

Gambar 2. Patofisiologi gangguan pada sindrom metabolik

Berdasarkan gambar diatas, adanya resistensi insulin ini akan semakin

meningkatkan pemecahan asam lemak bebas (lipolisis) di jaringan adiposa

yang menyebabkan terjadinya beberapa gangguan pada sistem organ antara lain: jaringan

otot terjadi penurunan ambilan glukosa (Glucose uptake), hati terjadi

peningkatan pemecahan glukosa di hati (glukoneogenesis) serta pankreas terjadi

peningkatan sekresi insulin oleh sel β pancreas dan pada pembuluh darah

terjadinya vasokonstriksi dan penurunan relaksasi pembuluh darah akibat

Page 7: ADINOPEKTIN MAKALAH

penurunan Nitrit oxide.Resistensi insulin dapat menyebabkan dislipidemia

melalui peningkatan asam lemak bebas yang dapat meningkatkan sintesis dan

sekresi apoB100 sebagai kofaktor dari trigliserid dan VLDL. Pada

hipertrigliseridemia terjadi penurunan isiester kolesterol dari inti lipoprotein

menyebabkan penurunan isi kolesterol HDLdengan peningkatan beragam

trigliserida menjadikan partikel kecil dan padat. Hal ini menyebabkan

peningkatan bersihan HDL di sirkulasi.

Hubungan antara adiponektin terhadap sidrom metabolik dimana

terjadinya penurunanan kadar adiponektin yang akan menyebabkan penurunan

daya proteksi hati terhadap lemak sehingga terjadi resistensi insulin.

Resistensi insulin ini merupakan titik sentral dari komponen faktor resiko

(sindrom metabolik).

Page 8: ADINOPEKTIN MAKALAH

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sindrom metabolik adalah kelompok berbagai komponen faktor risiko yang

terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia (meningkatnya trigliserida dan

menurunnya kolesterol HDL), hipertensi, dan gangguan toleransi glukosa

yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah puasa.

2. Kriteria sindrom metabolic adalah obesitas abdominal, peningkatan kadar

trigliserida darah, Penurunan kadar kolesterol, Peningkatan tekanan darah, dan

peningkatan glukosa darah puasa. Sedangan faktor resikonya genetik , obesitas

sentral, kurangnya aktifitas fisik dan  usia.

3. Adinopektin adalah protein sekretorik mirip kolagen yang dihasilkan oleh sel

lemak dan juga memiliki peran dalam meningkatkan sensitifitas insulin, anti-

inflamasi dan anti-aterogenik.

4. Penyebab primer yang menyebabkan gangguan metabolik yang ditemukan

pada sindrom metabolik adalah resistensi insulin dan Adiponektin

meningkatkan sensitivitas insulin dengan cara menghambat sinyal TNF-α.

3.2 Saran

Diharapkan dalam diagnosis penyakit sidrom metabolik perlu diilakukan

pengukuran adiponektin sebagai penunjang hasil diagnosis.

Page 9: ADINOPEKTIN MAKALAH

DAFTAR PUSTAKA

Amy Z. Fan. . 2007.2006. 2009. Etiology of the Metabolic Syndrome. Current Cardiology Review pg. 232-2394 Division of Health and Nutrition Examination Surveys2.

Bethene, Ervin. 2003. Prevalence of Metabolic Syndrome Among Adults 20Years of Age and Over, by Sex, Age, Race and Ethnicity, and Body Mass Index: United States,

 Sugondo, Sidartawan. 2006. Sindrom Metabolik dalam Buku Ajar Penyakit

Dalam.: pg 1871-18723. Romadhona, Suci. 2009. Hubungan Kadar Adiponektin dengan Penyakit

Perlemakan Hati Non Alkohol pada Remaja Obesitas. Universitas Diponegoro: Semarang