Adat Istiadat Jambi

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ratusan tahun lalu provinsi jambi dihuni oleh etnis melayu, seperti suku Kerinci, Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu, dan suku Anak dalam. Namun juga ada etnis pendatang. Perjalanan sejarah yang dialami etnis melayu telah melatar belakangi budaya melayu di Jambi. Setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan bahkan mungkin hilang sama sekali. Penyebabnya adalah perkembangan kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya kesadaran masyarakat, dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah terjadi di provinsi jambi. Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan melayu Jambi yang dibatasi pada unsur budaya, mata pencaharian, kerajinandan seni masyarakat melayu Jambi. Setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kebudayaan melayu Jambi. 1.2 Rumusan Masalah 1. bagaimana adat istiadat jambi ? 2. Apa saja pakaian adat istiadat jambi ? 3. Apa saja tarian – tarian jambi ? 4. Bagaimana Rumah Adat Jambi ? 5. Apa saja upacara – upacara adat dan makanan khas jambi ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui adat istiadat jambi 2. Mengetahui pakaian adat jambi 3. Mengetahui tarain – tarian jambi 4. Agar bisa mengetahui Rumah Adat Jambi 5. Mengetahui upacara – upacara adat dan makanan khas jambi 1

Transcript of Adat Istiadat Jambi

Page 1: Adat Istiadat Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak ratusan tahun lalu provinsi jambi dihuni oleh etnis melayu,

seperti suku Kerinci, Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu,

dan suku Anak dalam. Namun juga ada etnis pendatang. Perjalanan

sejarah yang dialami etnis melayu telah melatar belakangi budaya

melayu di Jambi.

Setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan  bahkan

mungkin hilang sama sekali. Penyebabnya adalah perkembangan

kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya kesadaran masyarakat,

dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus

nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah terjadi di provinsi

jambi.

Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang

kebudayaan melayu Jambi yang dibatasi pada unsur budaya, mata

pencaharian, kerajinandan seni masyarakat melayu Jambi. Setidaknya

dapat memberikan gambaran tentang kebudayaan melayu Jambi.

1.2 Rumusan Masalah

1. bagaimana adat istiadat jambi ?

2. Apa saja pakaian adat istiadat jambi ?

3. Apa saja tarian – tarian jambi ?

4. Bagaimana Rumah Adat Jambi ?

5. Apa saja upacara – upacara adat dan makanan khas jambi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui adat istiadat jambi

2. Mengetahui pakaian adat jambi

3. Mengetahui tarain – tarian jambi

4. Agar bisa mengetahui Rumah Adat Jambi

5. Mengetahui upacara – upacara adat dan makanan khas jambi

1

Page 2: Adat Istiadat Jambi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Adat Istiadat Jambi

1. Undang-undang Adat Jambi

Undang-undang adat Jambi, memuat aturan-aturan hukum adat

istiadat masyarakat Jambi, khususnya mengatur mengenai ketentuan

hukum pidana adat ( Adat delicten recht ). Istlah ini tidak dikenal oleh

kalangan masyarakat adat. Masyarakat adat hanya mengenal hukum

pidana adat dengan istilah “kesalahan” atau “salah” dan ”Sumbang”

untuk menyatakan terhadap perbuatan bertentanga dengan hukum

adat. Ada dua bentuk kesalahan atau sumbang, yaitu kesalahan kecil

atau sumbang kecil dan kesalahan besar atau sumbang besar.

Disebut kesalah kecil atau sumbang kecil apabila perbuatan

tersebut hanya mengakibatkan kerugian terhadap seseorang atau

beberapa orang (keluarga atau kerabat). Kesalahan besar atau

sumbang besar apabila perbuatan itu merupakan kejahatan yang

mengakibatkan kerugian dan menggangu keseimbangan masyarakat

adat secara keseluruhan.

Aturan-aturan hukum pidana adat tersebut sudah dikenal oleh

masyarakat adat sejak dari nenek moyang sebelum agresi Belanda

masuk ke indonesia.

Jenis-jenis aturan hukum adat, oleh masyarakat adat Jambi dikenal

dengan undang nan dua puluh. Akan tetapi secara sistematika dibagi

menjadi dua bagian yaitu, “Pucuk Undang nan delapan” dan “Anak

Undang nan duabelas”.

Namun baik Pucuk Undang nan delapan maupun Anak undang

nan duabelas, keduanya mengatur bentuk kejahatan (hukum publik)

dan tata tertib masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi (hukum

privat/sipil) Sistematika dan rumusan normanya dari undang-undang

nan duapuluh tersebut adalah sebagai berikut :

2.2   Pakaian Adat Jambi

2

Page 3: Adat Istiadat Jambi

Pakaian adat Jambi atau dikenal dengan pakaian adat Melayu.

Pakaian adat Jambi lebih mewah lebih mewah dari pada pakaian yang

digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang emas dan dihiasi

dengan berbagai hiasan untuk kelengkapannya.

Dalam berbusana untuk sehari-hari pada awalanya kaum wanita

lebih dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan. Begitupun dengan

pakaian pria yang hanya cukup mengenakan celana setengah ruas dan

sedikit melebar pada bagian betisnya dan pada umumnya berwarna

hitam, karena itulah kaum pria lebih leluasa dalam bergerak atau dalam

melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu juga pakaian yang dikenakan

pria umumnya dilekngkapi dengan kopiah sebagai penutup kepala.

2.3 Macam – Macam tarian daerah Jambi

Beberapa seni tari yang dikenal di Provinsi Jambi, yaitu:

1. Kota Jambi

a. Tari Sekapur Sirih

Tari ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962,

kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini

digunakan untuk menyambut tamu yang dihormati sebagai

ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan

oleh penari remaja putri.

b. Tari Dana Sarah

Tari ini berasal dari pelayangan, yang sudah dimodifikasi

yang berasal dari Seberang Kota Jambi. Penciptanya tidak dikenal

dan ditata ulang oleh Abdul Aziz pada tahun 1984. Tari ini digunkan

sebagai sarana dalam penyebaran agama islam, yang ditarikan oleh

penari putra dan putri.

c. Tari Serengkuh Dayung

Tari ni penciptanya tidak diketahui, namun telah ditata ulang

oleh Aini Rozak pada tahun 1990. tarian ini menggambarkan

tentang perasaan searah setujuan, kebersamaan di dalam segala

sesuatunya, dan ditarikan hanya oleh penari putri.

2. Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi

a. Tari Piring Jambi

Tari ini berasal dari Muara Tembesi yang diciptakan oleh

Abdul Manan, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri pada tahun

1970. Tarian ini menggambarkan kelincahan muda mudi dalam

memainkan piring dan ditarikan oleh penari putra dan putri.

3

Page 4: Adat Istiadat Jambi

b. Tari Baselang

Pencipta tarian ini tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh

Darwan Asri Tahun 1977. Tarian ini menceritakan tentang semangat

kegotongroyongan masyarakat desa dan ditarikan oleh penari putra

dan putri.

3. Kabupaten Tanjung Jabung Barat & Kabupaten Tanjung Jabung

Timur

a. Tari Inai

Penciptanya tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh

M.Arsyad dan Zainuddin pada tahun 1992. tarian ini untuk

menghibur mempelai wanita yang sedang memasang inai dimalam

hari, sebelum duduk dipelaminan, dan tarian ini ditarikan oleh

remaja putra dan putri.

b. Tari Sumbun

Pencipta tarian ini tidak dkenal, kemudian ditata ulang pada

tahun 1989 oleh Rukiah Effendi. Tarian ini menggambarkan para

nelayan yang sedang mencari sumbun ditepian pantai dengan

lincahnya, ia memasukkan obat dalam sumbun. Tarian ini ditarikan

hanya oleh penari putri.

c. Tari Japin Rantau

Tari ini diciptakan oleh Darwan Asri dan ditata ulang tahun

1986 oleh Darwan Asri. Tarian ini menggambarkan prikehidupan

masyarakat dipesisir pantai, dan ditarikan oleh remaja putri.

4. Kabupaten Bungo & Kabupaten Tebo

a. Tari Putri Teluk Kembang

Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini

menggambatkan tentang keakraban kehidupan masyarakat , dan

ditarikan oleh penari putri.

b. Tari Cucu Ungko

Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini

menggambarkan tentang usaha masyarakat dalam menangkap

binatang yang digemarinya. Tarian ini ditarikan oleh penari putra

dan putri.

c. Tari Tauh

Pencipta tari ini tidak dikenal, tarian ini menggambarkan

tentang kegembiraan muda mudi, dan ditarikan oleh penari putra

dan putri.

5. Kabupaten Sarolangun & Kabupaten Bangko

4

Page 5: Adat Istiadat Jambi

a. Tari Kisan

Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang oleh Daswar Edi

pada tahun 1980 dan Darwan Asri tahun 1983. tarian ini

menggambarkan kegiatan masyarakat dalam mengolah padi

menjadi beras, dan tarian ini dibawakan oleh penari remaja putri.

b. Tari Kromong

Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menceritakan

bagaimana wanita berhias, dan dibawakan oleh penari putri

c. Tari Mengatur Berentak

Tarian ini menggambarkan kegotongroyongan dalam

menggarap sawah dan dibawakan oleh penari putri.

6. Kabupaten Kerinci

a. Tari Mandi Taman.

b. Tari Rangguk

c. Tari Rangguk Ayak

2.4 Rumah Adat Jambi

Dahulu, Pemerintah Kota Jambi kebingungan menentukan rumah

adat yang mana yang diusung secara resmi sebagai rumah adat Jambi.

Bukan karena rumah di provinsi ini telah punah, melainkan karena terlalu

banyak pilihan. Memang ada beragama jenis rumah adat di Jambi. Karena

kebingungan ini, kemudian diadakanlah sayembara di tahun 70-an hanya

untuk memilih rumah adat Jambi yang bisa mewakili seluruh masyarakat

negeri berjuluk Sepucuk Jambi Sembilan Lurah tersebut.

Pada akhirnya hasil sayembara pun mengerucut pada rumah

tradisional bernama Kajang Leko. Rumah ini berbentuk panggung dan

mudah sekali kita jumpai di wilayah Jambi. Hal ini dikarenakan

kecenderungan masyarakat Jambi yang lebih gemar membangun rumah

adat sebagai hunian ketimbang rumah modern.

Secara umum, rumah ini mengadopsi arsitektur dari Marga Bathin.

Mereka merupakan nenek moyang salah satu kelompok di Jambi. Hingga

saat ini, masih terdapat perkampungan suku Bathin lengkap dengan

rumah adat Kajang Lakonya. Di dalam lingkup kelompok ini, rumah adat

5

Page 6: Adat Istiadat Jambi

Jambi si Kajang Lako juga lazim dikenal dengan nama Rumah Lamo.

Adapun perkampungan Bathin ini juga dikenal dengan nama Kampung

Lamo yang terletak di Rantau Panjang.

2.5 Upacara – Upacara Adat Jambi dan Makanan Khas Jambi

Beberapa upacara adat yang ada di Jambi adalah:

Upacara Lingkaran Hidup Manusia: Upacara-upacara ini dilakukan sejak seseorang

dilahirkan sampai meninggal, dengan artian untuk memperingati saat-saat seseorang individu

memasuki suatu tingkatan sepanjang hidupnya. Penyelenggaran upacara ini terutama pada

masa kehamilan, kelahiran, dewasa, perkawinan, dan kematian.

Upacara Kelahiran: Saat umur kandungan seorang wanita menginjak 7 bulan, keluarganya

secara resmi memberitahukan hal ini paling tidak pada 2 orang dukun yang ada di lingkungan

tempat tinggal mereka. Upacara pemberitahuan ini disebut dengan istilah Menuak/Nuak,

yang maksudnya agar dukun siap memberi pertolongan jika tiba saatnya melahirkan. Dalam

upacara ini masing-masing dukun diberi hantaran berupa nasi kunyit beserta laukpauknya.

Ketika wanita hamilan tersebut menghadapi saat kelahiran, para dukun yang sudah dipesan

segera datang memberi pertolongan. Dukun wanita bertugas menyambut kelahiran anak,

sedangkan dukun laki-laki yang berada di balik pembatas ruangan tempat melahirkan

membacakan mantra agar anak dapat lahir dengan lancar dan lengkap serta ibunya dalam

keadaan selamat.

Masa Dewasa: Setelah anak mencapai umur 6-10 tahun, khusus bagi anak laki-laki diadakan

upacara khitanan (sunat), sedangkan bagi anak perempuan dilkukan upacara Batindik

(melubangi telinga). Upacara pendewasaan tersebut biasanya dilakukan bersamaan dengan

tradisi Khatam Quran sebagai bekal hidup dalam masa dewasa.

Upacara Perkawinan: Rangkaian upacara ini diawali dengan adat pergaulan anatara

pemuda dan perempuan yang dikenal dengan itilah Berserambahan. Dalam acara ini mereka

memperlihatkan keahlian berpantun yang disebut Seloka Muda, Setelah keduanya sepakat

untuk menikah, maka berlaku tahap berikutnya:

1. Berusik sirih bergurau pinang: Merupakan tahap menjajaki perasaan masing-masing

pihak untuk mengetahui apakah hubungan dapat dilanjutkan dengan perkawinan.

2. Duduk bertuik, tegak bertanyo: merupakan tahap untuk mengetahui keadaan gadis yang

menyangkut silslah, budi pekerti, sopan santun pergaulan, serta kemungkinan persetujuan

orangtuanya.

3. Ikat buatan janji semayo: adalah musyawarah resmi keluarga kedua belah pihak untuk

membicrakan waktu pertunangan dan perkawinan.

4. Ulur antarserah terimo pusako: yaitu pihak laki-laki menepati janji dengan

mengantarkan barang-barang ke rumah si gadis sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati.

6

Page 7: Adat Istiadat Jambi

5. Sebagai inti dari suatu upacara pernikahan terjadi pada saat Sedekah Labuh, yang mana

pada aat itu perkawinan diresmikan dengan akad nikah dan akad Kabul di hadapan

seorang pemuka agama.

Upacara Kematian: Saat menghadapi masa kritis, manusia perlu melakukan suatu perbuatan

untuk memperteguh iman dan menguatkan dirinya. Dalam hal ini, menurut kepercayaan

setempat perlu diadakan upacara pengucapan mantra-mantra secara bersama-sama yang

dipimpin oleh seorang dukun. Atau menurut agama Islam diwujudkan dalam bentuk

pembacaan Bardah dan Surat Yasin oleh seorang pemuka agama. Begitu orang yang

bersangkutan wafat, kembali dibacakan ayat-ayat suci oleh salah seorang keluarganya.

Keluarga yang terkena musibah wajib memberitahukan berita dukacita itu kepada kepala

kaum kerabatnya (tua tengganai) dan Imam Masjid. Setelah itu jenazah dimandikan, dibalut

kain kafan, dan disholatkan. Setelah itu jenazah bisa disemayamkan dan dipasang batu nian

serta ditutup dengan pembacaan doa. Pada malam harinya diselenggarakan pengajian dan

tahlil selama 3-7 malam oleh kerabat dan tetangga dekat orang yang meninggal. Pada hari ke-

7 setelah kematian diadakan upacara Naik Tanah yaitu memperbaiki tanah perkuburan.

Rangkaian upacara tersebut diakhiri dengan makan bersama (sedekah selamatan) untuk

memperingati orang yang meninggal.

Makanan Khas Jambi di antaranya adalah

Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang

difermentasikan, dan bisa juga dibuat Gulai Tempoyak.

Gulai Tepe Ikan terbuat dari ikan gabus yang dihaluskan dan

dicampur tepung dan telur.

Malbi adalah masakan gulai daging, namun memiliki citarasa manis

karena dimasak dengan kecap dan sedikit gula merah.

Gulai Ikan Patin bisa dimasak dengan Tempoyak tetapi sebagia

orang mengganti Tempoyak dengan santan kelapa untuk menghindari

baud an rasa Tempoyak yang cukup menyengat.

Padamaran terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah

sebagai pemanis. Bahan-bahan ini kemudian ditempatkan di sebuah

cup yang terbuat dari daun pisang lalu dikukus hingga matang.

Dendeng Batokok adalah irisan daging sapi yang direbus dalam air

kelapa yang telah dibumbui bawang putih dan jahe.

Nasi Minyak adalah beras yang dimasak dengan susu, saus tomat,

minyak samin dan rempah-rempah, Nasi Minyak biasanya disajikan

pada saat acara-acara khusus.

7

Page 8: Adat Istiadat Jambi

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di

kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga

mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”,

tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah

wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan

Sumatra Utara (Batak).

Provinsi Jambi yang memiliki penghuni berlatar Melayu. Memilki

kebudayaan yang sangat khas. Merupakan pengaruhnya adalah latar

belakang sejarah jambi itu sendiri. Ada berbagai unsur kebudayaan yang

dirasa perlu untuk dilestarikan. Sebagai bentuk kesadaran akan

kebudayaan yang ada pada tanah air kita, agar dapat bersaing dengan

kebudayaan luar.

Kebudayaan melayu jambi berisikan perpaduan antara unsur

budaya melayu jambi antara lain animisme dan dinamisme, melayu

buddhis dan unsur budaya melayu Islam. Namun tidak menghilangkan

ciri-ciri asli.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat pemakalah berikan adalah kita sebagai

masyarakat Jambi bagaimana cara untuk melestarikan atau

memperkenalkan budaya Jambi itu sendiri, bahwa banyaknya terdapat

unsur-unsur kebudayaan itu sendiri yang sangat menarik dan bisa untuk

dijadikan berita utama.

Baiklah, sebagai penutup tentu masih banyak terdapat kekurangan

dalam makalah ini, untuk itu kami merasa perlunya kritik dan saran yang

membangun untuk koreksi makalah ini, karena sesuatu itu terdapat

kekurangan.

8

Page 9: Adat Istiadat Jambi

 

9