Adat Istiadat Jambi
-
Upload
nhie-chiemuse-libra -
Category
Documents
-
view
2.563 -
download
1
Transcript of Adat Istiadat Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak ratusan tahun lalu provinsi jambi dihuni oleh etnis melayu,
seperti suku Kerinci, Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu,
dan suku Anak dalam. Namun juga ada etnis pendatang. Perjalanan
sejarah yang dialami etnis melayu telah melatar belakangi budaya
melayu di Jambi.
Setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan bahkan
mungkin hilang sama sekali. Penyebabnya adalah perkembangan
kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya kesadaran masyarakat,
dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus
nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah terjadi di provinsi
jambi.
Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang
kebudayaan melayu Jambi yang dibatasi pada unsur budaya, mata
pencaharian, kerajinandan seni masyarakat melayu Jambi. Setidaknya
dapat memberikan gambaran tentang kebudayaan melayu Jambi.
1.2 Rumusan Masalah
1. bagaimana adat istiadat jambi ?
2. Apa saja pakaian adat istiadat jambi ?
3. Apa saja tarian – tarian jambi ?
4. Bagaimana Rumah Adat Jambi ?
5. Apa saja upacara – upacara adat dan makanan khas jambi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui adat istiadat jambi
2. Mengetahui pakaian adat jambi
3. Mengetahui tarain – tarian jambi
4. Agar bisa mengetahui Rumah Adat Jambi
5. Mengetahui upacara – upacara adat dan makanan khas jambi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Adat Istiadat Jambi
1. Undang-undang Adat Jambi
Undang-undang adat Jambi, memuat aturan-aturan hukum adat
istiadat masyarakat Jambi, khususnya mengatur mengenai ketentuan
hukum pidana adat ( Adat delicten recht ). Istlah ini tidak dikenal oleh
kalangan masyarakat adat. Masyarakat adat hanya mengenal hukum
pidana adat dengan istilah “kesalahan” atau “salah” dan ”Sumbang”
untuk menyatakan terhadap perbuatan bertentanga dengan hukum
adat. Ada dua bentuk kesalahan atau sumbang, yaitu kesalahan kecil
atau sumbang kecil dan kesalahan besar atau sumbang besar.
Disebut kesalah kecil atau sumbang kecil apabila perbuatan
tersebut hanya mengakibatkan kerugian terhadap seseorang atau
beberapa orang (keluarga atau kerabat). Kesalahan besar atau
sumbang besar apabila perbuatan itu merupakan kejahatan yang
mengakibatkan kerugian dan menggangu keseimbangan masyarakat
adat secara keseluruhan.
Aturan-aturan hukum pidana adat tersebut sudah dikenal oleh
masyarakat adat sejak dari nenek moyang sebelum agresi Belanda
masuk ke indonesia.
Jenis-jenis aturan hukum adat, oleh masyarakat adat Jambi dikenal
dengan undang nan dua puluh. Akan tetapi secara sistematika dibagi
menjadi dua bagian yaitu, “Pucuk Undang nan delapan” dan “Anak
Undang nan duabelas”.
Namun baik Pucuk Undang nan delapan maupun Anak undang
nan duabelas, keduanya mengatur bentuk kejahatan (hukum publik)
dan tata tertib masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi (hukum
privat/sipil) Sistematika dan rumusan normanya dari undang-undang
nan duapuluh tersebut adalah sebagai berikut :
2.2 Pakaian Adat Jambi
2
Pakaian adat Jambi atau dikenal dengan pakaian adat Melayu.
Pakaian adat Jambi lebih mewah lebih mewah dari pada pakaian yang
digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang emas dan dihiasi
dengan berbagai hiasan untuk kelengkapannya.
Dalam berbusana untuk sehari-hari pada awalanya kaum wanita
lebih dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan. Begitupun dengan
pakaian pria yang hanya cukup mengenakan celana setengah ruas dan
sedikit melebar pada bagian betisnya dan pada umumnya berwarna
hitam, karena itulah kaum pria lebih leluasa dalam bergerak atau dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu juga pakaian yang dikenakan
pria umumnya dilekngkapi dengan kopiah sebagai penutup kepala.
2.3 Macam – Macam tarian daerah Jambi
Beberapa seni tari yang dikenal di Provinsi Jambi, yaitu:
1. Kota Jambi
a. Tari Sekapur Sirih
Tari ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962,
kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini
digunakan untuk menyambut tamu yang dihormati sebagai
ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan
oleh penari remaja putri.
b. Tari Dana Sarah
Tari ini berasal dari pelayangan, yang sudah dimodifikasi
yang berasal dari Seberang Kota Jambi. Penciptanya tidak dikenal
dan ditata ulang oleh Abdul Aziz pada tahun 1984. Tari ini digunkan
sebagai sarana dalam penyebaran agama islam, yang ditarikan oleh
penari putra dan putri.
c. Tari Serengkuh Dayung
Tari ni penciptanya tidak diketahui, namun telah ditata ulang
oleh Aini Rozak pada tahun 1990. tarian ini menggambarkan
tentang perasaan searah setujuan, kebersamaan di dalam segala
sesuatunya, dan ditarikan hanya oleh penari putri.
2. Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi
a. Tari Piring Jambi
Tari ini berasal dari Muara Tembesi yang diciptakan oleh
Abdul Manan, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri pada tahun
1970. Tarian ini menggambarkan kelincahan muda mudi dalam
memainkan piring dan ditarikan oleh penari putra dan putri.
3
b. Tari Baselang
Pencipta tarian ini tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh
Darwan Asri Tahun 1977. Tarian ini menceritakan tentang semangat
kegotongroyongan masyarakat desa dan ditarikan oleh penari putra
dan putri.
3. Kabupaten Tanjung Jabung Barat & Kabupaten Tanjung Jabung
Timur
a. Tari Inai
Penciptanya tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh
M.Arsyad dan Zainuddin pada tahun 1992. tarian ini untuk
menghibur mempelai wanita yang sedang memasang inai dimalam
hari, sebelum duduk dipelaminan, dan tarian ini ditarikan oleh
remaja putra dan putri.
b. Tari Sumbun
Pencipta tarian ini tidak dkenal, kemudian ditata ulang pada
tahun 1989 oleh Rukiah Effendi. Tarian ini menggambarkan para
nelayan yang sedang mencari sumbun ditepian pantai dengan
lincahnya, ia memasukkan obat dalam sumbun. Tarian ini ditarikan
hanya oleh penari putri.
c. Tari Japin Rantau
Tari ini diciptakan oleh Darwan Asri dan ditata ulang tahun
1986 oleh Darwan Asri. Tarian ini menggambarkan prikehidupan
masyarakat dipesisir pantai, dan ditarikan oleh remaja putri.
4. Kabupaten Bungo & Kabupaten Tebo
a. Tari Putri Teluk Kembang
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini
menggambatkan tentang keakraban kehidupan masyarakat , dan
ditarikan oleh penari putri.
b. Tari Cucu Ungko
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini
menggambarkan tentang usaha masyarakat dalam menangkap
binatang yang digemarinya. Tarian ini ditarikan oleh penari putra
dan putri.
c. Tari Tauh
Pencipta tari ini tidak dikenal, tarian ini menggambarkan
tentang kegembiraan muda mudi, dan ditarikan oleh penari putra
dan putri.
5. Kabupaten Sarolangun & Kabupaten Bangko
4
a. Tari Kisan
Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang oleh Daswar Edi
pada tahun 1980 dan Darwan Asri tahun 1983. tarian ini
menggambarkan kegiatan masyarakat dalam mengolah padi
menjadi beras, dan tarian ini dibawakan oleh penari remaja putri.
b. Tari Kromong
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menceritakan
bagaimana wanita berhias, dan dibawakan oleh penari putri
c. Tari Mengatur Berentak
Tarian ini menggambarkan kegotongroyongan dalam
menggarap sawah dan dibawakan oleh penari putri.
6. Kabupaten Kerinci
a. Tari Mandi Taman.
b. Tari Rangguk
c. Tari Rangguk Ayak
2.4 Rumah Adat Jambi
Dahulu, Pemerintah Kota Jambi kebingungan menentukan rumah
adat yang mana yang diusung secara resmi sebagai rumah adat Jambi.
Bukan karena rumah di provinsi ini telah punah, melainkan karena terlalu
banyak pilihan. Memang ada beragama jenis rumah adat di Jambi. Karena
kebingungan ini, kemudian diadakanlah sayembara di tahun 70-an hanya
untuk memilih rumah adat Jambi yang bisa mewakili seluruh masyarakat
negeri berjuluk Sepucuk Jambi Sembilan Lurah tersebut.
Pada akhirnya hasil sayembara pun mengerucut pada rumah
tradisional bernama Kajang Leko. Rumah ini berbentuk panggung dan
mudah sekali kita jumpai di wilayah Jambi. Hal ini dikarenakan
kecenderungan masyarakat Jambi yang lebih gemar membangun rumah
adat sebagai hunian ketimbang rumah modern.
Secara umum, rumah ini mengadopsi arsitektur dari Marga Bathin.
Mereka merupakan nenek moyang salah satu kelompok di Jambi. Hingga
saat ini, masih terdapat perkampungan suku Bathin lengkap dengan
rumah adat Kajang Lakonya. Di dalam lingkup kelompok ini, rumah adat
5
Jambi si Kajang Lako juga lazim dikenal dengan nama Rumah Lamo.
Adapun perkampungan Bathin ini juga dikenal dengan nama Kampung
Lamo yang terletak di Rantau Panjang.
2.5 Upacara – Upacara Adat Jambi dan Makanan Khas Jambi
Beberapa upacara adat yang ada di Jambi adalah:
Upacara Lingkaran Hidup Manusia: Upacara-upacara ini dilakukan sejak seseorang
dilahirkan sampai meninggal, dengan artian untuk memperingati saat-saat seseorang individu
memasuki suatu tingkatan sepanjang hidupnya. Penyelenggaran upacara ini terutama pada
masa kehamilan, kelahiran, dewasa, perkawinan, dan kematian.
Upacara Kelahiran: Saat umur kandungan seorang wanita menginjak 7 bulan, keluarganya
secara resmi memberitahukan hal ini paling tidak pada 2 orang dukun yang ada di lingkungan
tempat tinggal mereka. Upacara pemberitahuan ini disebut dengan istilah Menuak/Nuak,
yang maksudnya agar dukun siap memberi pertolongan jika tiba saatnya melahirkan. Dalam
upacara ini masing-masing dukun diberi hantaran berupa nasi kunyit beserta laukpauknya.
Ketika wanita hamilan tersebut menghadapi saat kelahiran, para dukun yang sudah dipesan
segera datang memberi pertolongan. Dukun wanita bertugas menyambut kelahiran anak,
sedangkan dukun laki-laki yang berada di balik pembatas ruangan tempat melahirkan
membacakan mantra agar anak dapat lahir dengan lancar dan lengkap serta ibunya dalam
keadaan selamat.
Masa Dewasa: Setelah anak mencapai umur 6-10 tahun, khusus bagi anak laki-laki diadakan
upacara khitanan (sunat), sedangkan bagi anak perempuan dilkukan upacara Batindik
(melubangi telinga). Upacara pendewasaan tersebut biasanya dilakukan bersamaan dengan
tradisi Khatam Quran sebagai bekal hidup dalam masa dewasa.
Upacara Perkawinan: Rangkaian upacara ini diawali dengan adat pergaulan anatara
pemuda dan perempuan yang dikenal dengan itilah Berserambahan. Dalam acara ini mereka
memperlihatkan keahlian berpantun yang disebut Seloka Muda, Setelah keduanya sepakat
untuk menikah, maka berlaku tahap berikutnya:
1. Berusik sirih bergurau pinang: Merupakan tahap menjajaki perasaan masing-masing
pihak untuk mengetahui apakah hubungan dapat dilanjutkan dengan perkawinan.
2. Duduk bertuik, tegak bertanyo: merupakan tahap untuk mengetahui keadaan gadis yang
menyangkut silslah, budi pekerti, sopan santun pergaulan, serta kemungkinan persetujuan
orangtuanya.
3. Ikat buatan janji semayo: adalah musyawarah resmi keluarga kedua belah pihak untuk
membicrakan waktu pertunangan dan perkawinan.
4. Ulur antarserah terimo pusako: yaitu pihak laki-laki menepati janji dengan
mengantarkan barang-barang ke rumah si gadis sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
6
5. Sebagai inti dari suatu upacara pernikahan terjadi pada saat Sedekah Labuh, yang mana
pada aat itu perkawinan diresmikan dengan akad nikah dan akad Kabul di hadapan
seorang pemuka agama.
Upacara Kematian: Saat menghadapi masa kritis, manusia perlu melakukan suatu perbuatan
untuk memperteguh iman dan menguatkan dirinya. Dalam hal ini, menurut kepercayaan
setempat perlu diadakan upacara pengucapan mantra-mantra secara bersama-sama yang
dipimpin oleh seorang dukun. Atau menurut agama Islam diwujudkan dalam bentuk
pembacaan Bardah dan Surat Yasin oleh seorang pemuka agama. Begitu orang yang
bersangkutan wafat, kembali dibacakan ayat-ayat suci oleh salah seorang keluarganya.
Keluarga yang terkena musibah wajib memberitahukan berita dukacita itu kepada kepala
kaum kerabatnya (tua tengganai) dan Imam Masjid. Setelah itu jenazah dimandikan, dibalut
kain kafan, dan disholatkan. Setelah itu jenazah bisa disemayamkan dan dipasang batu nian
serta ditutup dengan pembacaan doa. Pada malam harinya diselenggarakan pengajian dan
tahlil selama 3-7 malam oleh kerabat dan tetangga dekat orang yang meninggal. Pada hari ke-
7 setelah kematian diadakan upacara Naik Tanah yaitu memperbaiki tanah perkuburan.
Rangkaian upacara tersebut diakhiri dengan makan bersama (sedekah selamatan) untuk
memperingati orang yang meninggal.
Makanan Khas Jambi di antaranya adalah
Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang
difermentasikan, dan bisa juga dibuat Gulai Tempoyak.
Gulai Tepe Ikan terbuat dari ikan gabus yang dihaluskan dan
dicampur tepung dan telur.
Malbi adalah masakan gulai daging, namun memiliki citarasa manis
karena dimasak dengan kecap dan sedikit gula merah.
Gulai Ikan Patin bisa dimasak dengan Tempoyak tetapi sebagia
orang mengganti Tempoyak dengan santan kelapa untuk menghindari
baud an rasa Tempoyak yang cukup menyengat.
Padamaran terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah
sebagai pemanis. Bahan-bahan ini kemudian ditempatkan di sebuah
cup yang terbuat dari daun pisang lalu dikukus hingga matang.
Dendeng Batokok adalah irisan daging sapi yang direbus dalam air
kelapa yang telah dibumbui bawang putih dan jahe.
Nasi Minyak adalah beras yang dimasak dengan susu, saus tomat,
minyak samin dan rempah-rempah, Nasi Minyak biasanya disajikan
pada saat acara-acara khusus.
7
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di
kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga
mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”,
tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah
wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan
Sumatra Utara (Batak).
Provinsi Jambi yang memiliki penghuni berlatar Melayu. Memilki
kebudayaan yang sangat khas. Merupakan pengaruhnya adalah latar
belakang sejarah jambi itu sendiri. Ada berbagai unsur kebudayaan yang
dirasa perlu untuk dilestarikan. Sebagai bentuk kesadaran akan
kebudayaan yang ada pada tanah air kita, agar dapat bersaing dengan
kebudayaan luar.
Kebudayaan melayu jambi berisikan perpaduan antara unsur
budaya melayu jambi antara lain animisme dan dinamisme, melayu
buddhis dan unsur budaya melayu Islam. Namun tidak menghilangkan
ciri-ciri asli.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat pemakalah berikan adalah kita sebagai
masyarakat Jambi bagaimana cara untuk melestarikan atau
memperkenalkan budaya Jambi itu sendiri, bahwa banyaknya terdapat
unsur-unsur kebudayaan itu sendiri yang sangat menarik dan bisa untuk
dijadikan berita utama.
Baiklah, sebagai penutup tentu masih banyak terdapat kekurangan
dalam makalah ini, untuk itu kami merasa perlunya kritik dan saran yang
membangun untuk koreksi makalah ini, karena sesuatu itu terdapat
kekurangan.
8
9