ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di...

61
MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR EKSTRAKURIKULER WAJIB PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN JENJANG PENGGALANG (SMP) DAN PENEGAK (SMU)

Transcript of ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di...

Page 1: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

MODUL PANDUAN

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API)UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

EKSTRAKURIKULER WAJIB PENDIDIKAN KEPRAMUKAANJENJANG PENGGALANG (SMP) DAN PENEGAK (SMU)

Page 2: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) untuk Pembina dan Instruktur

Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Jenjang Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA) Tim Penyusun (sesuai abjad): Adi Pamungkas Amin Magatani Barry Adhitya Mariana Pardede Muhammad Andrianto Penyelaras: Ari Mochamad Peninjau: Angel Christy Leny Veronika Wahyu Kuncoro Paulan Aji Brata Kontributor: Berliana Dasa | Vransiskus Saverius | Robert Sauonah | Benediktus Kia Assan (Plan); CIS Timor dan Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (Mitra Implementasi); Dinas Pendidikan dan Kebudayaan | Badan Lingkungan Hidup | Dinas Kesehatan | Dinas Kehutanan | Dinas Kelautan & Perikanan | Dinas Pertambangan & Energi | Dinas Pertanian & Perkebunan | Badan Penanggulangan Bencana Daerah | Kwartir Daerah Pramuka (Jajaran SKPD dan Pramuka Provinsi NTT); Para Guru, Pembina, dan Instruktur Pramuka | Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga | Badan Lingkungan Hidup | Badan Penanggulangan Bencana Daerah | Pengurus Kwartir Cabang (Jajaran SKPD dan Gerakan Pramuka Indonesia di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Lembata) Desain: SS Print Plan International Indonesia Gedung Menara Duta Lt.2, Wing C, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-9 Kuningan, Jakarta Selatan 12910, Indonesia ©2016 Plan International Indonesia Plan International Indonesia adalah organisasi internasional pengembangan masyarakat dan kemanusiaan yang berpusat pada kesejahteraan anak, tidak berafiliasi dengan pemerintahan, sistem politik ataupun agama tertentu. Sponsorship anak adalah fondasi utama organisasi ini. Plan mengawali kegiatannya di Indonesia pada tahun 1969. Plan bekerja di Jawa dan Nusa Tenggara Timur dan mensponsori sekitar 40,000 anak Indonesia.

Comms Staff
Sticky Note
ganti semua tentang definisi Plan, dengan kalimat dibawah ini. Plan International adalah organisasi hak anak dan kemanusiaan independen yang berkomitmen agar anak hidup terbebas dari kemiskinan, kekerasan dan ketidakadilan. Selama 80 tahun kami telah membangun kemitraan yang kuat dan kini bekerja di lebih dari 70 negara. Di Indonesia Plan International telah memulai kerjanya pada 1969 dan saat ini bekerja di 7 propinsi dan mensponsori lebih dari 40.000 anak.
Page 3: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Pengantar Penyusun

Plan International Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini mengimplementasikan program Adaptasi Perubahan Iklim Berpusat pada Anak di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui program ini Plan International berupaya untuk meningkatkan kemampuan adaptif anak-anak dalam menghadapi dampak (khususnya yang merugikan) akibat perubahan iklim yang terjadi di dua kabupaten tersebut.

Mengapa anak-anak penting untuk mendapatkan dukungan dalam meningkatkan kemampuan adaptif mereka terhadap perubahan iklim? Menempatkan posisi anak sebagai bagian sentral dalam program adaptasi ini bukan hanya sejalan dengan visi misi Plan International tetapi juga didasari oleh posisi mereka sebagai kelompok yang rentan perubahan iklim. Oleh karenanya anak-anak penting untuk ditingkatkan kemampuan adaptifnya melalui pengetahuan, pemahaman, keahlian dan pembelajaran dan praktek langsung serta penciptaan kondisi lainnya yang mendukung mereka untuk beradaptasi dari perubahan iklim.

Berdasarkan pengalaman Plan International pada kegiatan lainnya, anak-anak memiliki semangat/kemauan dan kemampuan –setelah dibekali pengetahuan dan kapasitas - untuk menyampaikan pesan-pesan kunci dan terlibat dalam kegiatan yang berpengaruh kepada lingkungan, sosial dan ekonomi. Demikian halnya dengan isu adaptasi perubahan iklim. Mereka diharapkan menjadi ‘penggerak’, tidak hanya bagi teman sebayanya tetapi juga bagi orang-orang di sekitar lingkungannya di mana mereka tinggal.

Salah satu pendekatan yang dipilih Plan International Indonesia untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi mereka adalah melalui Pendidikan ekstrakurikuler wajib kepramukaan. Pendidikan esktrakurikuler Kepramukaan dipilih karena saat ini sudah menjadi kegiatan wajib yang harus dilaksanakan di semua sekolah sesuai keputusan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Hal ini selain memudahkan proses dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim, juga memberi kesempatan kepada anggota pramuka untuk berkreasi dalam berkegiatan dengan cara yang menyenangkan, mudah, dan sederhana sebagaimana yang bisa diterapkan dalam kegiatan kepramukaan.

Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) untuk Pembina dan Instruktur ini disusun agar bisa menjadi alternatif pedoman/panduan bagi Pembina dan instruktur untuk mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang perubahan iklim kepada anggota gerakan Pramuka khususnya yang berada di Kwarcab Lembata dan Kwarcab Timor Tengah Utara.

Secara garis besar modul panduan ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama atau pendahuluan memfokuskan bagaimana memulai kegiatan dan tahapannya, kriteria keberhasilan peserta didik, penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, kurikulum ekstrakurikuler API, pendekatan kegiatan kepramukaan, tanda ikut serta kegiatan (TISKA), pengenalan tentang SAKA KALPATARU, dan penilaian keberhasilan peserta didik.

Bagian kedua, memberikan informasi dan pengetahuan dasar tentang perubahan iklim. Dimulai dengan penjelasan perbedaan pengertian antara cuaca dan iklim, apa yang menyebabkan perubahan iklim? Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, respon terhadap perubahan iklim melalui adaptasi dan mitigasi perubahan iklim beserta pilihan-pilihan kegiatan praktis keduanya. Selain itu bagian kedua juga berisi Rencana Pembelajaran untuk Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA), sebagai satu contoh panduan melaksanakan kegiatan.

Bagian ketiga, berisi pilihan kegiatan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan informasi terkait adaptasi perubahan iklim. Bagian ini mengajak para peserta didik untuk memfasilitasi dan menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan tentang perubahan iklim melalui kegiatan kepramukaan agar tersebarluas di masyarakat.

Bahan atau materi dari modul panduan ini, sebagian besar diadopsi dari Modul YUNGA (Youth and United Nations Global Alliance) dan sumber yang relevan lainnya. Tentu saja masih banyak kekurangan di sana-sini, namun demikian kehadirannya dapat menjadi alternatif bagi gerakan kepramukaan di Indonesia dan pihak-pihak lainnya dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim.

Tim Penyusun

Page 4: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Pengantar Plan International Indonesia

Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) ini diperuntukkan bagi Pembina dan Instruktur Pramuka. Kehadiran modul ini melengkapi beberapa dokumen serupa sebelumnya yang telah diterbitkan oleh Plan International Indonesia seperti Panduan untuk Fasilitator tentang Adaptasi Perubahan Iklim, yang bersifat umum dan terbuka untuk digunakan oleh siapa saja yang punya minat dan kesungguhan dalam mempromosikan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Plan juga pernah menerbitkan kumpulan praktek-praktek baik adaptasi perubahan iklim yang ada di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Media informasi cetak dan audio-visual mengenai perubahan iklim sebagai alat atau instrumen edukasi, juga menjadi perhatian yang Plan telah lakukan.

Khusus mengenai modul panduan ini, kami menyusunnya melalui serangkaian proses lokakarya, ujicoba dan diskusi-diskusi untuk mendapatkan pandangan dan input dari berbagai pihak yang ada di Kupang, Jakarta, Lembata dan TTU, yang dilakukan sejak bulan Mei – Juli 2016.

Secara khusus Plan International Indonesia mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada beberapa pihak atas dukungan yang diberikannya, seperti Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kwarcab Lembata, Kwarcab Timor Tengah Utara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lembata, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten TTU. Demikian pula ucapan ini disampaikan kepada sekolah SMP dan SMA baik di Lembata dan Kefamenanu. yang bersedia menjadi lokasi ujicoba modul ini.

Terakhir kami ingin sampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan modul ini. Berharap modul panduan ini dapat memperkaya referensi untuk mengimplementasikan kegiatan adaptasi perubahan iklim di Indonesia.

SAMBUTAN KETUA KWARDA GERAKAN PRAMUKA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) Fenomena perubahan iklim merupakan sebuah keniscayaan yang bisa dilihat dan

dirasakan langsung dampaknya oleh semua manusia di berbagai belahan dunia termasuk oleh masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa wilayah di NTT mengalami kekeringan panjang sehingga masyarakat mengalami gagal tanam maupun gagal panen. Hal ini secara langsung akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan masyarakat yang terkena dampak langsung perubahan iklim tersebut. Kondisi hampir sama juga dialami para nelayan, dimana mereka terpaksa tidak bisa menangkap ikan karena cuaca buruk yang berkepanjangan.

Perubahan iklim terjadi baik karena aktifitas manusia maupun oleh faktor alam. Aktifitas manusia di berbagai sektor kehidupan diyakini jauh lebih besar dampaknya dalam mempercepat perubahan iklim global ketimbang faktor alam itu sendiri. Hal ini karena aktifitas industri, eksploitasi sumberdaya alam, aktifitas pertanian, peternakan, transportasi dan sebagainya menghasilkan emisi gas karbon yang pada akhirnya memicu terjadinya pemanasan global.

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim di masa yang akan datang maka semua pihak harus bisa mengambil peran, termasuk dalam mengubah pola pikir dan perilaku manusia melalui dunia pendidikan. Dalam konteks ini keberadaan Gerakan Pramuka menjadi sangat strategis. Dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan sejak dini kepada anggota Gerakan Pramuka diharapkan bisa memberikan sumbangan dalam menangani berbagai dampak perubahan iklim baik melalui kegiatan mitigasi maupun kegiatan adaptasi.

Gerakan Pramuka Kwarda Nusa Tenggara Timur menyambut baik diterbitkannya Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Pembina dan Instruktur Pramuka Tingkat Penggalang dan Penegak yang difasilitasi oleh Plan International ini. Modul panduan ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber rujukan bagi segenap Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang perubahan iklim. Tentu saja Pembina dan Instruktur yang nantinya menyampaikan materi-materi perubahan iklim bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam menyampaikan materi-materi terkait sesuai dengan latarbelakang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kami juga berharap para Pembina dan Instruktur Pramuka yang terlibat dalam pelatihan-pelatihan tentang perubahan iklim terus menambah pengetahuan dan membekali diri dengan keterampilan-keterampilan yang relevan tentang perubahan iklim sekaligus melakukan eksperimen-eksperiman sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak yang turut terlibat dalam proses penyusunan Modul API ini baik kakak Pembina Gerakan Pramuka Kwarcab Lembata, Kwarcab Timor Tengah Utara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Plan International, PMPB, CIS Timor, dan pihak-pihak lainnya tanpa terkecuali. Berharap ihtiar ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat NTT khususnya baik hari ini maupun di masa yang akan datang.

Kupang, Juni 2016

Ketua Kwarda Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur

Comms Staff
Sticky Note
Harus ada penandantangannya. siaa<
Page 5: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Daftar Isi

Pengantar Penyusun………………………………………………………… Pengantar Plan International Indonesia…………………………………… Sambutan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka NTT………………………. Daftar Isi……………………………………………………………………… Daftar Gambar dan Tabel…………………………………………………… Bagian Pertama Sebelum Memulai Kegiatan………………………………………………… Tahapan Ketuntasan Kegiatan ekstrakurikuler API……………………… Kriteria Keberhasilan Peserta Didik………………………………………. Penting Diingat Pembina dan Instruktur Pramuka Sebelum Memulai Kegiatan………………………………………………………………………. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler………………………………. Tiga Model Pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan ……....... Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) dan TKK……………………………. Satuan Karya Kalpataru……………………………………………………... Aktor Perubahan (Fokus Strategi Perubahan Perilaku Adaptif)……....... Kurikulum Kegiatan Eksrakurikuler API……………………………………. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler API………………………………………. Penilaian Keberhasilan Peserta Didik …………………………………….. Ayo Mulai ! …………………………………………………………………… Lembar Periksa Aktifitas……………………………………………………. Bagian Kedua Informasi Dasar perubahan Iklim …………………………….................... Perubahan Iklim dan Beragam Penyebabnya ………………………….... Dampak Perubahan Iklim……………………………………………………. Solusi Perubahan Iklim: Mitigasi ..………………………………………….. Aksi-aksi Mitigasi …………………………………………………………….. Solusi Perubahan Iklim : Adaptasi………………………………………….. Aksi-aksi Adaptasi……………………………………………………………. Rencana Pembelajaran untuk SMP/Penggalang………………………… Rencana Pembelajaran untuk SMA/Penegak…………………………….. Bagian Ketiga Merayakan dan Menyebarkan………………………………………………. Merayakan Ketuntasan……………………………………………............... Sebarkan pada Dunia………………………………………………………... Lampiran Teka-teki Silang Perubahan Iklim ………………………………………….. Lagu Perubahan Iklim ……………………………………………………….. Sumber-sumber Informasi…………………………………………………… Daftar Istilah ………………………………………………………………….. Tentang Program 4CA ……………………………………………………….

2 4 5 6 7 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 25 26 27 29 31 32 43 54 56 62 66 70 85 101 101 102 109 111 113 115 116

Daftar Gambar dan Tabel

Tabel 1 : Kejadian Kekeringan di Indonesia Periode 1815- 2011 47 Tabel 2 : Proyeksi luas daratan pantai yang hilang akibat naiknya

permukaan air laut di Provinsi NTT 2010-20100 ….………………………………………………………………

48

Tabel 3 : Neraca Ketersediaan air di musim kemarau periode 2003 dan 2020 ……………………………………………………..

49

Tabel 4 : Ringkasan Dampak Perubahan Iklim di berbagai Sektor ………………………………………………………………….

52

Gambar 1 : Proses terjadinya efek rumah kaca …………………………

36

Gambar 2 : Kejadian Bencana dan Korban Meninggal Periode ……

1815-2011 …………………………………………………………..

53

Page 6: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

BAGIANPERTAMAKita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak-anak kita.

– Peribahasa Amerika-

Sebelum Memulai Kegiatan

Bagaimana Menggunakan Buku Panduan ini? Buku panduan ini dikembangkan untuk digunakan oleh pembina ataupun

instruktur (fasilitator pendamping) yang memenuhi kriteria dalam mendampingi kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim ini diperuntukkan bagi peserta didik tingkat SMP (Penggalang) dan SMA (Penegak) melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka untuk membuka wawasan dan membangun keterampilan dalam mendukung adaptasi perubahan iklim, sehingga diharapkan peserta didik mampu berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari ancaman dan dampak perubahan iklim. Sesuai prinsip kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam buku ini praktiknya mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik, menyenangkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

Buku ini terdiri dari tiga bagian dengan kekhususan pembahasan di masing-masing bagian, yaitu:

Bagian pertama; menyediakan informasi mengenai kriteria ketuntasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim dan penilaiannya dan bagaimana pendidikan perubahan iklim akan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan disertai kurikulumnya.

Bagian kedua; menyediakan informasi dasar tentang perubahan iklim, mengapa terjadi perubahan iklim, dampak perubahan iklim dan alternatif tindakan untuk menggurangi dampak perubahan iklim. Bagian ini juga menyediakan contoh rencana pembelajaran adaptasi perubahan iklim untuk jenjang Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA)

Bagian ketiga; menyediakan informasi pilihan-pilihan aktifitas untuk merayakan ketuntasan pembelajaran dan penyebarluasan informasi perubahan iklim hasil kegiatan ekstrakurikuler.

Apakah Pembina dan Instruktur Harus Ahli Perubahan Iklim?

Pembina dan Instruktur kegiatan ekstrakurikuler tidak harus seorang ahli pada bidang klimatologi dan meteorologi, tidak harus juga berlatar-belakang ilmu lingkungan atau kebencanaan. Siapapun dan dengan latar-belakang pengetahuan mampu berkontribusi secara positif untuk turut dalam mencegah ancaman dan dampak perubahan iklim. Namun akan sangat bermanfaat apabila kita mengetahui dan memahami informasi dasar mengenai perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim, baik dari modul panduan ini maupun dari sumber-sumber lainnya, agar pilihan solusinya didasari oleh sebab dan akibat dari munculnya fenomena perubahan iklim.

Berapa lama kegiatan ekstrakurikuler API ini dikenalkan sebenarnya tergantung minat dan pengetahuan peserta didik terhadap perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim yang telah diajarkan melalui beragam mata pelajaran dan informasi dari media massa. Sedangkan durasi kegiatan yang tersedia dalam panduan ini, terdiri dari 12 kegiatan yang perlu diselesaikan, membutuhkan waktu selama satu semester.

Beban belajar yang terdiri tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri menggunakan sistem paket dengan pertimbangan menyesuaikan kebutuhan dan target kompetensi yang ingin dicapai. Namun untuk kegiatan mandiri dan penugasan, beban bagi SMP sebesar 50% dan SMA 60%. Kegiatan mandiri dan penugasan dapat beragam, namun dapat diarahkan dalam bentuk kegiatan observasi dan penelitian sederhana.

Page 7: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tahapan ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API

Contoh-contoh aktifitas dalam panduan ini disusun secara sederhana untuk memudahkan pembina dan instruktur pendamping bersama peserta didik menuntaskan kegiatan ekstrakurikuler. Terdapat 6 (enam) tema adaptasi, 1 tema selebrasi dan 1 tema diseminasi/penyebarluasan yang ditempatkan menjadi 1 paket dalam kegiatan ekstrakurikuler API ini. Untuk menjadi syarat ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API, setiap peserta didik perlu menyelesaikan 12 aktivitas plus 2 kegiatan selebrasi dan penyebarluasan informasi seperti dalam gambar di bawah ini:

Tema 1: Kesehatan

Menyelesaikan Aktifitas GKA-1/TKA-1 DAN GKA-2/TKA-2

+ Tema 2: Sumber Daya Air

Menyelesaikan Aktifitas GKA-3/ TKA-3 DAN GKA-4/ TKA-4

+ Tema 3: Ekosistem dan Lingkungan

Menyelesaikan Aktifitas GKA-5/ TKA-5 DAN GKA-6/ GKA-6

+ Tema 4: Pertanian

Menyelesaikan Aktifitas GKA-7/ TKA-7 DAN GKA-8/ PKA-8

+ Tema 5: Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Menyelesaikan Aktifitas GKA-9/ TKA-9 DAN GKA-10/ TKA-10

+ Tema 6: Infrastruktur dan Permukiman

Menyelesaikan Aktifitas GKA-11/ TKA-11 DAN GKA-12/ TKA-12

+ (Fasilitasi?) Rayakan dan Sebarkan!

Menyelesaikan 1 Aktifitas pilihan dari RP-13 sampai RP-17

dan SP-13 sampai SP-17

= Selesai

Setiap peserta didik berhak mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Krida Adaptasi Perubahan Iklim/TISKA (Tanda Ikut

Serta Kegiatan)

Kriteria Keberhasilan Peserta didik Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk

membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, bakat, potensi dan minat peserta didik melalui kegiatan secara khusus yang diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Kriteria keberhasilan peserta didik mengacu kepada standar kompetensi kelulusan siswa kurikulum 2013 yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:

Sikap: Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,

mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis, patriotik], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai calon agen perubahan untuk adaptasi perubahan iklim.

Keterampilan: Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyaji, menalar, mencipta dan menyajikan] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri pada bidang perubahan iklim.

Pengetahuan: Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta tindakan yang dapat dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Dalam panduan ini, terdapat lima komponen perilaku yang akan dicapai oleh

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, ke-lima komponen perilaku tersebut disandingkan dengan tiga kriteria keberhasilan siswa untuk mendapatkan kriteria keberhasilan peserta didik khusus dalam kegiatan adaptasi perubahan iklim, yaitu:

Komponen Perilaku

Aspek Sikap Aspek Keterampilan

Aspek Pengetahuan

Kerjasama Tim

Percaya diri, saling menghargai dan bertanggungjawab sesuai tugas dalam kelompok

Terampil untuk mencoba sesuatu dan mengembangkan kreatifitas adaptasi perubahan iklim yang baru secara bersama-sama

Mengetahui dan memahami pentingnya kebersamaan dalam mewujudkan kemampuan adaptif secara bersama-sama

Comms Staff
Sticky Note
INI JELEK...kotak terpisah halaman dengan dengan sebagian besar kotak, usahakan di satu halaman.
Page 8: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kreatifitas Memiliki sikap positif dalam mengembangkan imajinasi/ kreatifitas perubahan iklim melalui kegiatan-kegiatan kreatif

Terampil untuk menalar dan menyajikan imajinasi positif melalui karya-karya kreatif

Memahami dan menganalisis fenomena perubahan iklim menggunakan kreatifitas dan imajinasi akan dampak perubahan iklim di masa datang

Observasi (Kesadaran lingkungan

sekitar)

Menghargai dan peduli terhadap lingkungan sekitar sebagai modal perilaku adaptif

Terampil untuk menanya dan menalar fakta sosial dan alam di sekitar

Mengetahui dan memahami kondisi lingkungan dan masyarakat terkait adaptasi perubahan iklim.

Penelitian Menghargai, menghayati dan bertanggung jawab dalam melaksanakan penelitian sesuai etika penelitian sosial.

Terampil berpikir efektif dan mengolah hasil penelitian maupun hasil karya kreatif

Memahami dan menerapkan teknik-teknik penelitian dan menganalisis dampak perubahan iklim dan pilihan adaptasinya.

Presentasi Percaya diri menyajikan presentasi, menghargai dan dapat menerima perbedaan pendapat orang lain

Terampil untuk menyajikan hasil penelitian maupun hasil karya kreatif untuk adaptasi perubahan iklim.

Menerapkan pengetahuan/ teknologi/seni/ budaya dalam rangka adaptasi perubahan iklim.

Penting diingat oleh Pembina Pramuka dan Instruktur sebelum memulai kegiatan

Panduan kegiatan ekstrakurikuler ini didesain untuk mendukung pembina dan

instruktur pendamping dalam melaksanakan serangkaian aktifitas menuju ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API. Variasi aktifitas yang mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi lingkungan sekitarnya tetap diutamakan. Pemahaman terhadap lingkungannya dengan baik, berpotensi untuk dioptimalkan sebagai langkah/upaya untuk mengurangi dampak merugikan akibat perubahan iklim. Namun, pembina dan instruktur pendamping sebelumnya harus memastikan lokasi aktifitas dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan usia dan aman.

Silahkan rencanakan dengan detail dan teliti serta ikutsertakan tenaga pendidik lain, komite sekolah dan orang tua atau orang dewasa di sekitar lokasi target kegiatan, terutama lokasi dekat dengan air dan menggunakan perlengkapan benda tajam/ tenaga listrik. Selain itu, perlu dipersiapkan perlengkapan pertolongan pertama di sekolah sebagai bantuan darurat awal.

Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 3, pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Sedangkan definisi operasional kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

Perlu diberitahukan kepada peserta didik

√ Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas, terutama saat menggunakan peralatan mengandung

zat kimia seperti cat dan lem

√ Menggunakan baju dan membawa perlengkapan yang sesuai dengan arahan pembina atau instruktur

pendamping

√ Berhati-hati dan mendengarkan arahan pembina atau instruktur pendamping saat menggunakan benda

tajam dan benda listrik

√ Jika mengambil foto untuk dokumentasi, pastikan mendapat izin dari orang bersangkutan dan didampingi

oleh pembina atau instruktur

√ Jika beraktivitas di alam terbuka, terutama hutan, pastikan peserta didik memahami untuk tidak merusak

dan meninggalkan sampah

Comms Staff
Sticky Note
didesain lebih komik/lucu lagi....supaya fresh
Page 9: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip-prinsip; bersifat individual, bersifat pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan, membangun etos kerja, dan kemanfaatan sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, yaitu:

1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.

2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.

3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas.

4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik antar kelas.

5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Kepramukaan dalam Kurikulum Nasional 2013 termasuk dalam ekstrakurikuler wajib (dalam bentuk Krida) yang berarti harus diikuti oleh seluruh peserta didik dari tingkat dasar hingga menengah atas, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam pelaksananannya dapat bekerjasama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat.

Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat dinamis, perlu dilakukan kajian dan penyesuaian secara rutin. Evaluasi ekstrakurikuler dapat diadakan setiap semester oleh satuan pendidikan bersama pembina Pramuka dan organsiasi Pramuka setempat/terdekat, sehingga dapat menyempurnakan panduan kegiatan ekstrakurikuler di setiap satuan pendidikan.

Tiga Model Pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah maka kegiatan kepramukaan harus dilaksanakan di dua jenjang pendidikan tersebut.

Merujuk pada pasal 3 Peraturan Menteri tersebut pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dilaksanakan dengan menggunakan tiga model yaitu Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler. Masing-masing model pelaksanaan kepramukaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Model Blok

Model Blok adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan setahun sekali, yakni pada awal tahun ajaran baru. Lebih tepatnya disisipkan pada kegiatan Masa Orientasi Sekolah dimana Model Blok Ini bersifat wajib diselenggarakan setahun sekali, berlaku bagi seluruh peserta didik, terjadwal, dan diberikan penilaian umum. Karakteristik dari penerapan Model Blok ini, peserta didik tidak diwajibkan memakai seragam pramuka dan dipegang langsung oleh guru bidang studi bersangkutan dengan dibantu oleh pembina Pramuka.

2. Model Aktualisasi

Model Aktualisasi adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Model aktualisasi bersifat wajib, dan berlaku untuk seluruh peserta didik dalam setiap kelas. Karakteristik pelaksanaan model aktualisasi antara lain : Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu minggu satu kali; satu kali kegiatan model aktualisasi dilaksanakan selama 120 menit; diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada gugus depan; Kegiatan diorganisasikan oleh Pembina Pramuka; tidak memakai seragam Pramuka bagi yang bukan anggota Gerakan Pramuka; tidak menggunakan SKU/menggunakan jurnal; Pembina adalah guru kelas/guru mata pelajaran yang menjadi Pembina Pramuka atau Pembantu Pembina.

Kegiatan kepramukaan melalui model aktualisasi ini bertujuan untuk: (1). Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik; (2). Sebagai media aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan; dan (3). Untuk meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik.

3. Model Reguler Model Reguler adalah kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus Depan oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan

Page 10: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

gerakan Pramuka; Pelaksanaan kegiatan sepenuhnya dikelola dan diatur oleh gugus depan Pramuka pada satuan pendidikan.

Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)

TISKA merupakan salah satu mekanisme yang bisa ditempuh oleh anggota

Pramuka ditingkat Penggalang dan Penegak bahwa anggota Pramuka yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan tertentu. Biasanya berbentuk medali atau lencana/badge yang dikenakan di baju Pramuka sampai batas waktu tertentu. Kegiatan kepramukaan seperti Jambore Nasional misalnya memfasilitasi anggota Pramuka untuk bisa mendapatkan TISKA. Seorang anggota Pramuka bisa mendapatkan TISKA setelah mengikuti 60% - 80% jumlah kegiatan yang disyaratkan.

Mekanisme pemberian TISKA bagi anggota Pramuka yang mengikuti kegiatan adaptasi perubahan iklim secara rutin ini perlu dipertimbangkan mengingat keberadaan SAKA KALPATARU belum ada di semua Kwarda, termasuk di Kwarcab Lembata dan Kwarcab Timor Tengah Utara. Sehingga anggota Pramuka dari masing-masing gugus depan bisa mendapatkan TISKA melalui kwarcab masing-masing yang difasilitasi oleh para pembina/Instruktur.

Lalu syarat apa yang harus ditempuh bila anggota Pramuka ingin mendapatkan TISKA? Kegiatan yang disediakan melalui modul panduan ini bisa menjadi pertimbangan bagi seorang anggota Pramuka untuk mendapatkan TISKA. Merujuk pada penjelasan di tahapan ketuntasan belajar peserta didik sebelumnya, maka seorang peserta didik dinyatakan tuntas bila sudah mengikuti 12 kegiatan wajib dan 2 kegiatan pilihan yang ada dalam modul panduan ini. Namun demikian karena lazimnya TISKA bisa didapatkan setelah anggota gerakan pramuka bisa mengikuti kegiatan 60% - 80% kegiatan, TISKA tentang adaptasi perubahan iklim ini bisa didapatkan setelah anggota Pramuka mengikuti 8 kegiatan wajib dan 2 kegiatan pilihan.

Sebagai gambaran, seorang anggota Pramuka bisa mengikuti kegiatan secara rutin merujuk pada PKA/AKA 1-12 (wajib) dan kegiatan pilihannya RP 11 – 15 dan SP 11 - 15 yang disediakan pada bagian dua modul panduan ini. Dengan demikian kegiatan yang harus diikuti adalah 10 tema kegiatan ditambah 2 kegiatan pilihan = 10 tema x 2 – 5 jam pelajaran. Minimal kegiatan yang harus diikuti adalah 24 jam pelajaran atau jika bisa mengikuti kegiatan seluruhnya adalah 60 jam pelajaran.

Bila durasi kegiatan selama 24 jam pelajaran, maka kegiatan ini bisa disatukan dalam paket kegiatan Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu dan Minggu) Pramuka dengan topik mengenal dan memahami adaptasi perubahan iklim. Atau kalau kegiatannya berupa Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) bisa dilakukan secara penuh dari pagi sampai malam.

Adapun jenis TISKA yang bisa dikeluarkan kepada peserta didik tersebut tinggal disesuaikan dengan kekhususan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari. Ini bisa juga merujuk pada badge/lencana yang dikembangkan oleh Modul YUNGA.

Bagaimana dengan model SKK/TKK? Model SKK/TKK bisa dimasukkan dalam latihan atau ekstrakurikuler wajib kepramukaan sesuai dengan program latihan mereka. Jika di suatu Kwarda atau Kwarcab belum berdiri SAKA KALPATARU, maka TKK dari SAKA ini bisa diberikan dan diujikan oleh pembina Pramuka di gugus depan

(Gudep) yang bersangkutan tanpa harus mengikuti kegiatan rutin Saka-nya. Jadi dibalik kalau sudah punya TKK yang berhubungan dengan ke-saka-an, maka seorang anggota Pramuka yang sudah punya TKK ini kalau punya keinginan untuk bergabung dalam kegiatan latihan di suatu Saka, tinggal lapor ke pamong Saka bahwa dia sudah memiliki kualifikasi tertentu dengan menunjukkan bukti TKK yang dia miliki.

Satuan Karya Kalpataru

Satuan Karya Pramuka atau disingkat Saka merupakan terobosan Gerakan Pramuka dalam menyediakan wadah bagi anggota pramuka usia 16-25 tahun (Penegak dan Pandega) dalam mendalami pengetahuan dan keterampilan khusus terkait isu-isu tertentu dan tentunya disamping keterampilan dan pengetahuan tentang kepramukaan pada umumnya.

Saka Kalpataru adalah salah satu Satuan Karya Pramuka di Gerakan Pramuka yang khusus bergerak dalam bidang cinta lingkungan hidup. Saka yang dibentuk atas kerjasama antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup ini menekankan pada isu lingkungan, pengelolaan sampah, perubahan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati. Tujuan akhir Saka Kalpataru adalah membentuk generasi muda yang ramah pada lingkungan hidup fokus pada peningkatan (1) pengetahuan, (2) pengalaman, (3) keterampilan, (4) kecakapan, dan (5) kepemimpinan.

Kerjasama pembentukan Saka Kalpataru ini disahkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang Nusa Tenggara Timur melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka nomor: 13/Munas/2013 tanggal 5 Desember 2013 yang merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang ditandatangani tanggal 20 November 2011 dalam dokumen kesepakatan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 17/MENLH/11/2011 dan No. 014/PK-MoU/11/2011 tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kesepakatan tersebut menjadi implementasi dari Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, serta Undang-undang nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Sebagaimana layaknya Satuan Karya Pramuka lainnya, para anggota akan dikelompokkan dalam krida-krida yang mengkhususkan pada materi tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus (SKK) untuk memperoleh Tanda

Page 11: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan karyaan. Krida dan SKK dalam Saka Kalpataru terdiri atas :

1) Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dengan tiga SKK yaitu SKK Komposting, SKK Daur Ulang dan SKK Bank Sampah.

2) Krida Perubahan Iklim dengan tiga SKK yaitu SKK Hemat Air, SKK Hemat Energi Listrik dan SKK Transportasi Hijau.

3) Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan tiga SKK yaitu SKK Pelestarian Sumber Daya Genetik, SKK Pelestarian Ekosistem dan SKK Jasa Lingkungan.

Aktor Perubahan (Fokus strategi Perubahan Perilaku yang Adaptif)

Melalui kegiatan ekstrakurikuler API ini, kita akan menyasar generasi muda untuk

mendukung mereka menjadi aktor perubahan sejak muda, sehingga diharapkan mampu mempersiapkan masa depan dengan lebih baik dan membangun kepercayaan diri bahwa mereka dapat membuat perubahan. Rencana menjadikan mereka aktor perubahan ini salah satunya dengan mengembangkan perubahan perilaku yang dapat bertahan hingga dewasa. Karena banyak permasalahan sosial dan lingkungan sebagai akibat dari sikap dan perilaku yang tidak sehat. Banyak orang membutuhkan perilaku yang adaptif, bukan hanya dalam program kegiatan ekstrakurikuler API ini, tetapi sepanjang rentang kehidupan mereka. Sehingga membutuhkan lebih dari sekedar program membangun kesadaran, namun ditambah dengan memberikan nilai-nilai, sikap dan keterampilan.

Apa yang dapat kita lakukan? Ada beberapa tindakan yang selama ini dipercaya dapat mempromosikan

perubahan perilaku untuk jangka panjang yang juga dipromosikan dalam panduan ini, yaitu:

Fokus pada perilaku yang spesifik dan bisa dicapai oleh peserta didik

Memprioritaskan aktifitas yang sederhana dan spesifik untuk perubahan perilaku. Misalnya hemat air saat cuci tangan dan mandi.

Membiasakan perencanaan dan pemberdayaan

Mengajak anak-anak ke dalam perencanaan perubahan, salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih kegiatan yang disukai dan mendampingi mereka untuk membuat perencanaan aktifitas.

Mengkaji perilaku saat ini dan menghilangkan hambatan

Mendorong peserta didik untuk merubah perilaku saat ini dan apa saja pilihan untuk merubahnya. Mungkin akan banyak alasan dilontarkan sebagai penyebab perilaku saat ini. Ajak mereka mendiskusikan secara terbuka alasan-alasan tersebut dan bagaimana sesama mereka mencari solusinya.

Praktikkan keterampilan Terbiasa makan sayur? Sayur jenis apa saja? Coba ajak mereka identifikasi jenis-

jenis sayur tersebut, cari tahu bagaimana tumbuhan itu bisa tumbuh di daerah mereka, coba membeli bibit dan menanamnya di sekolah dan di rumah. Ajak untuk beranikan diri melakukan eksperimen. Hal ini juga berlaku untuk tema lainnya, kesehatan, sumberdaya air, infrastruktur dan permukiman, adaptasi pesisir serta tema ekosistem dan lingkungan. Terus lakukan sampai terbiasa dan mendapatkan manfaatnya.

Jalan-jalan! Kepedulian biasanya dimulai dengan mengetahui secara pasti apa yang terjadi.

Apa yang sudah terjadi akibat perubahan iklim? Cobalah ajak dan temani untuk melakukan perjalanan ringan, di sekitar kita, di pesisir, di kebun. Ajak berkumpul dengan nelayan, kurangi waktu menggunakan telepon genggam dan televisi. Dengan begitu dapat membangun rasa tanggungjawab terhadap lingkungan alam dan sosial di sekitar mereka.

Ajak keluarga, teman dan lainnya Kalau bisa mengajak satu anak muda melakukan perubahan perilaku, kenapa

tidak dengan keluarga, teman dan tetangganya? Sebarkan seruan untuk perubahan perilaku dengan mengajak keluarga, teman dan tetangga bergabung dalam sebuah sesi bercerita apa yang baru saja dipelajari walaupun masih berupa tindakan kecil. Jika ingin mendapatkan efek lebih besar, undanglah pejabat dan anggota dewan untuk ikut mendengarkan anak-anak.

Membuat komitmen publik Kebanyakan orang mau melakukan sesuatu jika mereka menyatakan setuju

melakukannya di hadapan publik, atau secara tertulis. Bisa kita coba lakukan saat presentasi di hadapan publik.

Catat dan ikuti perubahan serta rayakan capaian Perubahan perilaku adalah kerja keras. Lakukan pencatatan setiap perubahan

walau sekecil apapun dan tidak ada salahnya memberi penghargaan sederhana atas perubahan perilaku tersebut.

Anda contohnya! Peserta didik, anak-anak dan generasi muda melihat dan mencontoh Anda.

Mereka menghargai Anda, terpesona dengan cara Anda mengajar dan mereka seringkali berusaha melakukan sesuatu agar Anda kagum terhadap mereka. Maka tentu perilaku Anda adalah kunci utama perubahan perilaku mereka. Ingat peribahasa ini, guru kencing berdiri, murid kencing berlari !

Kurikulum Kegiatan Ekstrakurikuler API

Kurikulum ekstrakurikuler API dikembangkan berdasarkan tema-tema yang

diharapkan memudahkan peserta didik untuk mengetahui, memahami dan mempraktikkan pilihan-pilihan tindakan untuk adaptasi perubahan iklim. Setiap tema memiliki kompetensi dan diwakili oleh contoh pilihan-pilihan kegiatan yang secara detail dibahas di Bagian Ketiga buku ini.

Page 12: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Setiap tema dapat diselesaikan oleh peserta didik setelah menuntaskan 1 paket kegiatan. Struktur kurikulum kegiatan ekstrakurikuler disajikan dalam tabel di bawal ini:

Jenjang SMP/ Penggalang Tema Adaptasi Aktifitas Kompetensi

Kesehatan

Aktifitas Kode GKA.1

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian Perubahan iklim (PI) dan API dan hubungannya dengan kesehatan

- Mampu menjelaskan jenis-jenis penyakit akibat perubahan iklim dan penyakit akibat PI

Aktifitas Kode GKA.2

- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan kegiatan sederhana perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Sumberdaya Air

Aktifitas Kode GKA.3

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan kebutuhan air bersih

- Mampu menjelaskan pentingnya hemat air

Aktifitas Kode GKA.4

- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan cara menghemat air

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga urgensi untuk menghemat air

Ekosistem

dan Lingkungan

Aktifitas Kode GKA.5

- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API

- Mampu menjelaskan dampak PI terhadap ekosistem dan lingkungan

Aktifitas Kode GKA.6

- Mampu menjelaskan hubungan PI dengan kejadian bencana

- Mampu menjelaskan kepada teman dan adaptasi perubahan iklim terkait ekosistem dan lingkungan

Aktifitas Kode GKA.7

- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API

- Mampu menjelaskan

Pertanian

dampak PI dan pertanian

Aktifitas Kode GKA.8

- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan cara sederhana bercocok tanam adaptif

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk bercocok tanam adaptif

Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil

Aktifitas Kode GKA.9

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan kenaikan muka air laut

- Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab kenaikan air laut

Aktifitas Kode GKA.10

- Mampu menjelaskan pengertian dampak kenaikan muka air laut (dampak fisik dan sosial)

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk mengetahui penyebab dan dampak kenaikan muka air laut

Infrastruktur dan Permukiman

Aktifitas Kode GKA.11

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan infrastruktur dan permukiman

- Mampu menjelaskan faktor-faktor dampak perubahan iklim bagi permukiman dan infrastruktur

Aktifitas Kode GKA.12

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi permukiman

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi infrastruktur

Jenjang SMA/ Penegak

Tema Adaptasi Aktifitas Kompetensi

Aktifitas Kode TKA.1

- Mampu memahami dan menjelaskan hubungan PI dan penyakit akibat perubahan iklim

- Mampu mengidentifikasi jenis-jenis tanaman lokal

Page 13: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kesehatan yang bisa mengobati jenis-jenis penyakit

Aktifitas Kode TKA.2

- Mampu melaksanakan PHBS dan pencegahan penyakit di lingkungan sekitar

- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan pencegahan penyakit

Sumberdaya Air

Aktifitas Kode TKA.3

- Mampu memahami dan menjelaskan PI dan kebutuhan air bersih

- Mampu mengidentifikasi pilihan-pilihan tindakan memanen air dan tindakan hemat air

Aktifitas Kode TKA.4

- Mampu membuat teknologi terapan sederhana untuk ketersediaan air bersih dan mempresentasikannya

- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat untuk memanen air dan menghemat air dengan teknologi terapan sederhana

Ekosistem

dan Lingkungan

Aktifitas Kode TKA.5

- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan ekosistem dan lingkungan.

- Mampu menjelaskan dampak PI terhadap ekosistem, lingkungan dan kejadian bencana.

Aktifitas Kode TKA.6

- Mampu menjelaskan pentingnya hemat energi

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga tentang energi alternatif.

Pertanian

Aktifitas Kode TKA.7

- Mampu memahami dan menjelaskan PI dan dampaknya terhadap pertanian

- Mampu mengidentifikasi pergantian musim, pola tanam dan varietas tanaman yang adaptif di lingkungan sekitar

- Mampu mengidentifikasi pola ketahanan pangan masyarakat (penyimpanan,

Aktifitas Kode TKA.8

pengolahan dan distribusi) dan mempresentasikannya

- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat untuk bercocok tanam dengan teknologi terapan sederhana

Wilayah Pesisir Dan

Pulau-Pulau Kecil

Aktifitas Kode TKA.9

- Mampu memahami dan menjelaskan PI dan kenaikan muka air laut

- Mampu memahami dan menjelaskan dampak kenaikan muka air laut (dampak fisik dan sosial)

Aktifitas Kode TKA.10

- Mampu memahami dan menjelaskan pilihan tindakan untuk adaptasi kenaikan permukaan air laut (mencegah abrasi atau pola tangkap ikan)

- Mampu melakukan penyuluhan kepada keluarga dan/ atau masyarakat untuk mengetahui pilihan tindakan adaptasi sebagai dampak kenaikan muka air laut

Infrastruktur dan

Permukiman

Aktifitas Kode TKA.9

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan infrastruktur dan permukiman

- Mampu menjelaskan faktor-faktor dampak perubahan iklim bagi infrastruktur dan permukiman

Aktifitas Kode TKA.10

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi permukiman

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi infrastruktur

Page 14: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Sesi Merayakan dan Sebarkan! Bagian akhir dari kegiatan ekstrakurikuler API adalah mengorganisasikan

perayaan bagi siswa dan kelompok peserta didik yang telah sukses menuntaskan seluruh 6 (enam) tema kegiatan atau 12 aktifitas. Merayakan ketuntasan bisa dilakukan dengan beragam kegiatan yang kreatif dengan mengundang pendidik, orang tua dan komite sekolah, masyarakat sekitar sekolah, wartawan hingga pejabat pemerintahan.

Tugas pembina dan instruktur pendamping adalah mendorong peserta didik untuk menyiapkan presentasi hasil-hasil kegiatan dalam beragam aktifitas secara kreatif dan berkelompok. Sebagai penghargaan, setelah selesai presentasi dapat diberikan lencana perubahan iklim atau Tanda Kecakapan Khusus Krida Perubahan Iklim sesuai panduan Saka Kalpataru maupun piagam penghargaan.

Selain merayakan, tentu menyebarkan berita baik capaian-capaian peserta didik dapat membangun kebanggaan dan sikap positif, selain juga sebagai informasi bagi pihak luas mengenai kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan masing-masing. Kegiatan juga dapat beragam sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

Tema Aktifitas Tujuan Pembelajaran

Merayakan

Aktifitas Kode RP.11

Membangun sikap percaya diri, kebanggaan diri dan kemampuan penyajian

rangkaian hasil kegiatan ekstrakurikuler di depan

publik

Aktifitas Kode RP.12

Aktifitas Kode RP.13

Aktifitas Kode RP.14

Aktifitas Kode RP.15

Sebarkan

Aktifitas Kode SP.11

Memberikan informasi dan mengajak masyarakat luas

dalam rangka ikut serta untuk melakukan tindakan adaptasi perubahan iklim

Aktifitas Kode SP.12

Aktifitas Kode SP.13

Aktifitas Kode SP.14

Aktifitas Kode SP.15

Keterangan: Kode PKA : Paket aktifitas ekstrakurikuler untuk jenjang SMP/ Penggalang Kode AKA : Paket aktifitas ekstrakurikuler untuk jenjang SMA/ Penegak Kode RP : Aktifitas pilihan untuk merayakan keberhasilan penuntasan kegiatan bagi SMP dan SMA Kode SP : Aktifitas pilihan untuk menyebarluaskan keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler bagi SMP dan SMA

Persyaratan Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler API

Untuk dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler API, selain karena peminatan

peserta didik terhadap perubahan iklim dan perilaku adaptifnya, karena melalui kepramukaan, maka untuk jenjang SMP (Penggalang), syarat utamanya telah mencapai Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang Rakit. Sedangkan untuk

jenjang SMA (Penegak), syarat utamanya telah mencapai Tanda Kecapakan Umum (TKU) Penegak Bantara.

Peran Para Pihak dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk mendukung kesuksesan dan ketuntasan pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler API ini dengan menyenangkan, diharapkan beberapa pihak terlibat sesuai porsi masing-masing, setidaknya dalam kebijakan disebutkan tiga pihak yang perlu andil dalam kegiatan ekstrakurikuler ini;

(1) Satuan Pendidikan; Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina ekstrakurikuler, dan tenaga kependidikan bersama-sama mengembangkan ragam kegiatan ekstrakurikuler; supervisi, pembinaan dan melaksanakan evaluasi terhadap program ekstrakurikuler.

(2) Komite Sekolah; Komite Sekolah/Madrasah sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik memberikan usulan dalam pengembangan ragam kegiatan ekstrakurikuler dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

(3) Orang Tua; Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap suksesnya kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan. Karena pendidikan holistik bergantung pada pendekatan kooperatif antara satuan pendidikan/sekolah dan orang tua.

Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler API Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler dirancang pada awal tahun atau

semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler ini butuh diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler API akan dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler dengan pendekatan waktu tertentu (blok waktu). Di bawah ini contoh penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler API selama 1 semester.

Page 15: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Penilaian Keberhasilan Peserta Didik Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan

ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler wajib dilakukan dengan kriteria keberhasilan yang lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan dengan model penilaian kualitatif.

Format penilaian keberhasilan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan kriteria keberhasilan dan catatan proses serta keikutsertaan secara aktif. Format penilaian diisi oleh guru pembina maupun fasilitator pendamping setiap proses kegiatan berlangsung dan mencantumkannya dalam laporan perkembangan siswa.

Penilaian kualitatif akhir di laporan hasil belajar peserta didik menggunakan penilaian rentang 1 sampai 4 yang dituliskan menjadi Kurang (1/K), Cukup (2/C), Baik (3/B) dan Sangat Baik (4/SB) disertai ringkasan keterangan sesuai penilaian paket kegiatan berdasarkan observasi guru pembina atau instruktur pendamping. Contoh format penilaian kegiatan sebagai berikut:

Nama Sekolah :Kelas :Wali Kelas :Guru Pembina :Tahun Pelajaran :Semester :

Nilai Keterangan S K P Keterangan S K P Keterangan S K P Keterangan S K P Keterangan S K P Keterangan

Keterangan: S SikapK KeterampilanP Pengetahuan

Nomor IndukNoNilai Proses Kerjasama

Lembar Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler Adaptasi Perubahan Iklim

Nilai Proses Kreatifitas Nilai Proses Observasi Nilai Proses Penelitian Nilai Proses PresentasiKehadiran & Partisipasi AktifNama Peserta Didik

Ayo Mulai !

Runtutan kegiatan yang disarankan Untuk mendorong adanya perubahan perilaku pada peserta didik agar lebih

memahami pentingnya perilaku adaptif dalam menghadapi perubahan iklim dan melakukannya dengan menyenangkan, melalui kegiatan ekstrakurikuler API enam langkah dapat dilakukan oleh pembina atau instruktur pendamping untuk menguatkan perubahan perilaku tersebut, antara lain:

1. Sebelum memulai paket kegiatan ekstrakurikuler API, satuan pendidikan perlu untuk mengembangkan pedoman (buku ini sebagai salah satu referensinya) disertai jadwal kegiatan. Pembina dan instruktur pendamping mempersiapkan materi-materi dari berbagai media dan untuk aktifitas tertentu, pembina dan instruktur pendamping dapat mengundang seseorang yang dianggap memiliki keahlian sesuai tema-tema tertentu, misalnya penyuluh pertanian untuk bicara tema bercocok tanam.

Selanjutnya pembina atau instruktur pendamping dapat menginformasikan sebelumnya kepada peserta didik untuk mencari tahu apa itu perubahan iklim dari berbagai media maupun berdiskusi dengan orang tua masing-masing.

2. Setiap sesi aktifitas perlu dipastikan peserta didik memahami perubahan iklim, apa, bagaimana, dampaknya bagi kehidupan. Walaupun telah diberikan panduan setiap aktifitas, peserta didik masih berkesempatan untuk melakukannya sesuai dengan pola pikir, budaya dan peminatannya.

Page 16: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

3. Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk melakukan aktifitasnya. Sikap kepercayaan diri cukup penting dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, termasuk bagaimana sikap menerima pendapat dalam bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Bahkan peserta juga dalam beberapa sesi dapat dibebaskan untuk melakukan sesuatu secara kreatif dengan caranya sendiri. Ini dapat menjadi bahan evaluasi proses kegiatan esktrakurikuler API.

4. Presentasi menjadi bagian utama dalam materi inti. Pembina dan instruktur pendamping perlu melakukan observasi bagaimana terjadi perubahan perilaku selama proses berlangsung dan kemudian mencatatkannya dalam lembar daftar periksa aktifitas dan lembar penilaian. Ajak peserta didik mendiskusikan pengalamannya melalui refleksi di akhir aktifitas, termasuk bagaimana penilaian mereka mengenai perubahan iklim yang terjadi dan pilihan adaptasi yang telah dilakukan.

5. Pembina dan instruktur pendamping perlu menyiapkan sebuah sesi selebrasi setelah 12 aktifitas tuntas dilaksanakan oleh peserta didik dalam kurun waktu 1 semester. Dorong peserta didik untuk berani melakukan presentasi hasil-hasil kegiatan ekstrakurikuler dengan cara-cara yang kreatif. Dalam selebrasi penghargaan layak diberikan kepada peserta didik atas usahanya menuntaskan seluruh aktifitas dalam kegiatan ekstrakurikuler API.

6. Pembina dan instruktur pendamping perlu untuk bekerjasama dengan lembaga lain untuk mendorong adanya penyebarluasan informasi kegiatan dan capaian yang telah dilakukan oleh peserta didik.

Berdasarkan 6 langkah dalam memulai kegiatan esktrakurikuler di atas, poin 1-4 merupakan langkah utama dalam aktifitas pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler. Gambar di bawah ini mensarikan tiga kegiatan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari langkah awal, langkah pemberian materi inti dan langkah akhir berupa penutupan sesi.

Lembar Periksa Aktifitas Lembar periksa aktifitas digunakan oleh pembina dan instruktur pendamping

untuk mencatat kehadiran dan ketuntasan peserta didik untuk setiap tema yang disediakan serta memberikan penilaian kualitatif terhadap proses yang dijalankan oleh peserta didik.

Lembar periksa berlaku untuk setiap peserta didik. Pengisian kode dan nama aktifitas menyesuaikan dalam kurikulum. Tanggal selesai diisi dengan tanggal saat aktifitas diselesaikan oleh siswa. Kemudian guru pembina memberikan persetujuan dengan nama dan paraf. Selanjutnya berdasarkan observasi guru pembina, memberikan penilaian kualitatif dalam kolom keterangan sesuai dengan kompetensi aktifitas tersebut. Di bawah ini contoh lembar periksa aktifitas untuk kegiatan ekstrakurikuler API.

Lembar Periksa Aktifitas

Kegiatan Ekstrakurikuler Adaptasi Perubahan Iklim

Nama Peserta Didik : ______________________________________

Jenjang Pendidikan : ______________________________________

Tema Kode Aktifitas

Nama Aktifitas Tanggal Selesai

Paraf Guru Keterangan

Kesehatan

Sumberdaya air

Ekosistem dan lingkungan

Pertanian

Wilayah pesisir dan pulau kecil

Infrastruktur dan permukiman

Page 17: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

BAGIANKEDUA

“….katakanlah dunia secara keseluruhan mungkin bisa beradaptasi hingga kenaikan suhu 2 derajat Celsius (yang itupun masih mengorbankan beberapa

spesies, tempat dan orang), bagaimana jika suhu terus meningkat hingga 4 derajat Celcius (dan situasinya sekarang menuju ke tingkat ini), maka semua taruhan tidak

berlaku. Dengan kata lain, kemampuan kita untuk memprediksi berakhir. "

Saleemul Huq, climate change expert

www.iied.org/ipcc-rings-warning-bell-louder-anyone-listening

Informasi Dasar Perubahan Iklim

Apa itu perubahan Iklim? Perubahan iklim sebenarnya sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Meskipun belum tentu semua orang memahami tentang konsep perubahan iklim namun bisa dipastikan bahwa semua orang bersentuhan langsung dengan perubahan iklim. Perkembangan media massa dan kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini semakin memudahkan orang untuk mengakses sumber-sumber informasi termasuk di dalamnya informasi tentang perubahan iklim.

Seluruh kehidupan di muka bumi ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Oleh karenanya manusia, binatang, tumbuhan bahkan mahkluk kecil tidak kasat mata bisa bertahan hidup karena menyesuaikan diri dengan iklim, termasuk apabila terjadinya perubahan pada kondisi iklim. Petani di Lembata misalnya tahu kapan saatnya memulai untuk menanam jagung, atau kapan waktu yang tepat untuk menanam padi. Kita juga bisa mengamati bagaimana burung-burung tertentu harus bermigrasi ke lokasi-lokasi yang tersedia cukup sumber makanan dan tersedia cukup air. Fenomena yang kurang lebih sama juga bisa kita amati pada beberapa jenis tanaman, dimana untuk menyesuaikan diri dengan datangnya musim kemarau pohon jati atau bunga flamboyan harus menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan air.

FAQ Apakah dengan demikian perubahan iklim itu identik dengan pergantian musim

hujan dan musim kemarau? Lalu apa bedanya dengan perubahan cuaca? Apakah perubahan iklim sama dengan perubahan cuaca? Agar kita memiliki dasar

pemahaman yang sama bagian ini akan membahas tentang pengertian cuaca, iklim, mengapa terjadi perubahan iklim, apa saja dampak perubahan iklim serta aksi-aksi

yang bisa dilakukan untuk menyesuaikan terhadap dampak perubahan iklim.

Page 18: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Penyebab Perubahan Iklim

Penyebab Perubahan Iklim

Perubahan Iklim dan Beragam Penyebabnya Perubahan iklim dipahami sebagai proses berubahnya pola dan intensitas

unsur iklim pada periode waktu yang dapat dibandingkan, biasanya dalam kurun waktu rata-rata 30 tahun. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perubahan iklim didefinisikan sebagai berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktifitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati

Cuaca

Pernahkah kita menyaksikan acara prakiraan cuaca di sebuah stasiun televisi? Di acara

prakiraan cuaca penyiar selalu menginformasikan kondisi kota-kota di Indonesia seperti; Kota Kupang pagi cerah, sore berawan; Jakarta pagi berawan, malam hujan ringan hingga hujan sedang; Jayapura pagi hingga malam hujan ringan; Surabaya pagi hingga malam berawan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti mengalami perubahan-perubahan sebagaimana disebutkan di atas. Hujan tiba-tiba berubah dengan cepat menjadi panas atau sebaliknya.

Kondisi kota-kota yang berbeda pada saat yang sama sebagaimana disebutkan di atas adalah fenomena cuaca. Perubahan-perubahan di atas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti temperatur/suhu, cahaya matahari, kelembaban udara, tekanan udara, atau kecepatan angin. Secara sederhana cuaca bisa didefinisikan sebagai keadaan udara/atmosfer yang terjadi pada satu tempat tertentu dalam jangka waktu yang terbatas/singkat.

Iklim

Iklim adalah kondisi rata-rata suhu, curah hujan, tekanan udara, atau kondisi lainnya dalam

jangka waktu yang panjang biasanya 30 tahun atau lebih. Sementara itu pengertian iklim sebagaimana disepakati dalam WCC tahun 1979

menyebutkan sebagai sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference: 1979).

Perbedaan antara cuaca dan iklim bisa ditentukan dari perbedaan luas daerah liputan dan lamanya waktu pengamatan. Cuaca dikenal sebagai keadaan udara setempat yang memiliki wilayah cakupan yang lebih sempit dibandingkan dengan iklim yang meliputi wilayah yang luas. Keadaan cuaca ditentukan dengan pengamatan yang singkat (24 Jam), sementara keadaan iklim ditentukan setelah melalui pengamatan yang lama.

pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. Perubahan iklim dapat diamati dengan adanya perubahan pola, intensitas atau pergeseran paramater utama iklim yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, angin (magnitude dan arah), tutupan awan dan penguapan. Kita tidak bisa dengan mudah mengamati perubahan iklim, karena hal itu terjadi dalam periode waktu yang cukup lama. Namun, kita mungkin pernah mendengar orang tua atau kakek kita mengatakan bahwa musim panas saat ini lebih panas dibandingkan ketika mereka masih anak-anak atau ketika tumbuh dewasa, atau sebaliknya saat ini lebih panjang musim hujannya dibandingkan saat mereka masih muda. Ilmuwan telah menyelidiki masa lalu bumi dan mengamati iklim saat ini, dan telah menemukan fakta bahwa planet ini mengalami pemanasan cepat. Jadi, mengapa terjadi perubahan iklim?

Faktor Alam Pada batas tertentu, iklim kita selalu berubah. Para ilmuwan mengetahui hal ini dengan mempelajari iklim bumi sejak ratusan ribu tahun yang lalu! Mereka melakukan ini dengan mempelajari gas yang terperangkap es di tempat-tempat seperti Greenland dan Antartika, atau sedimen dari bagian bawah laut atau danau. Cincin pohon dan lapisan batuan juga memberi mereka petunjuk tentang iklim sepanjang sejarah. Catatan ini menunjukkan kepada kita bahwa iklim bumi berubah jauh sebelum manusia berkeliaran di planet. Ada zaman es ketika es di kutub membentang sepanjang jalan ke khatulistiwa. Bahkan, lebih dari 400.000 tahun yang lalu, iklim bumi telah bergerak antara periode glasial dingin (zaman es)

dan periode interglasial hangat. Saat ini kita dalam periode interglasial. Jadi apa faktor-faktor yang memengaruhi iklim bumi? Mari kita pelajari lagi pada bagian selanjutnya.

Es Kutub Utara dan Selatan

Es di kutub adalah lapisan es yang sangat luas yang terletak di Kutub Utara maupun kutub Selatan. Bagian yang tertutup es itu bisa memiliki ketebalan tiga hingga empat meter di Kutub Utara dan bahkan lebih tebal di Kutub Selatan (Antartika). Pada dasarnya kutub Utara adalah lautan beku dengan lingkaran Arktik di sekelilingnya berupa daratan. Sedangkan Antartika atau Kutub Selatan terdiri dari banyak sekali gunung – gunung es dan danau hingga lautan. Wilayah Antartika kerap lebih disebut sebagai benua. Jumlah es di kutub selatan diperkirakan merupakan 90 persen jumlah es di planet bumi ini. Kutub Utara maupun Kutub Selatan ini paling sedikit menerima sinar matahari, itulah sebabnya daerah ini selalu membeku. Benua Antartika jauh lebih dingin daripada Arktik sehingga bahkan terdapat lapisan es di sana yang tidak pernah meleleh sepanjang sejarah. Temperatur rata-ratanya -49 derajat Celcius. Suhu terdingin pernah tercatat pada 21 Juli 1983 sebesar -89,6 derajat Celcius di Stasiun Vostok, dekat kutub geomagnetik selatan. (Kompas, 21 januari 2008). Sementara suhu pada benua Arktik lebih rendah dengan suhu terdinginnya adalah -34 derajat celcius sehingga lubang ozon yang terbentuk di kutub selatan lebih besar dibandingkan dengan kutub utara. Luas lubang ozon di kutub selatan, Antartika hampir seluas benua Eropa. Kendati demikian, lubang ozon di kutub utara disebutkan semakin membesar dari tahun ke tahun yang diakibatkan oleh adanya perubahan pada lapisan stratosfer.

Page 19: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Energi Matahari Jumlah radiasi, atau energi matahari yang mencapai bumi memainkan peran

besar pada iklim bumi dan jumlahnya berubah sepanjang waktu. Bahkan, para ilmuwan mempelajari permukaan matahari untuk memprediksi berapa banyak energi bumi yang akan dihasilkan di masa depan. Mereka melakukan ini dengan memantau bintik-bintik matahari –bintik dingin pada permukaan matahari yang terkait dengan radiasi matahari yang lebih tinggi.

Kekuatan El Nino dan La Nina El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang dikenal sebagai El Nino, adalah fenomena alam yang terjadi ketika air di Pasifik dekat Equator menjadi luar biasa hangat dan mengubah hujan dan pola angin di seluruh dunia. Kondisi sebaliknya, disebut La Niña, adalah ketika air di Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya. Kedua El Nino dan La Niña dapat menyebabkan beberapa cuaca yang tidak biasa di dunia, dan fenomena ini adalah bagian alami dari variasi iklim.

Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Dampak El Nino di Indonesia yang bisa kita amati adalah terjadinya kemarau panjang. Sebagian besar kejadian-kejadian El-Nino itu, mulai berlangsung pada akhir musim hujan atau awal hingga pertengahan musim kemarau yaitu bulan Mei, Juni dan Juli. El-Nino tahun 1982/1983 dan tahun 1997/1998 adalah dua kejadian El-Nino terhebat yang pernah terjadi di era modern dengan dampak yang dirasakan secara global termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, masih jelas dalam ingatan kita, pada tahun 1997 terjadi bencana kekeringan yang luas. Kejadian hampir sama bahkan dengan dampak yang lebih parah terulang kembali di tahun 2015. Pada kejadian El Nino 1997, kasus kebakaran hutan di Indonesia menjadi perhatian internasional karena asapnya menyebar ke negara-negara tetangga. Kebakaran hutan yang melanda banyak kawasan di Pulau Sumatera dan Kalimantan saat itu, memang bukan disebabkan oleh fenomena El-Nino secara langsung. Namun kondisi udara kering dan sedikitnya curah hujan telah membuat api menjadi mudah berkobar dan merambat dan juga sulit dikendalikan. Di sisi lain, kekeringan dan kemarau panjang juga menyebabkan banyak wilayah sentra pertanian mengalami gagal panen karena distribusi curah hujan yang tidak memenuhi kebutuhan tanaman.

El-Nino & La-Nina

El-Nino, dalam bahasa Spanyol artinya “anak lelaki”, sedangkan La-Nina artinya “anak perempuan”. Menurut sejarahnya para nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur melihat fenomena meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin (sekitar bulan Desember). Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan menjadi berkurang. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.

Sementara dampak El Nino 2015 menyebabkan kemarau panjang di sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Setidaknya kekeringan telah melanda 16 provinsi di 102 kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia hingga akhir Juli 2015. Lahan pertanian seluas 111 ribu hektar juga mengalami kekeringan. Kejadian ini juga menyebabkan terjadi defisit air sekitar 20 milyar meter kubik (BNPB, 2015).

Pusat prakiraan iklim Amerika (Climate Prediction Center) mencatat bahwa sejak tahun 1950, telah terjadi setidaknya 22 kali fenomena El-Nino, 6 kejadian di antaranya berlangsung dengan intensitas kuat yaitu 1957/1958, 1965/1966, 1972/1973, 1982/1983, 1987/1988 dan 1997/1998. Intensitas El-Nino secara numerik ditentukan berdasarkan besarnya penyimpangan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik equator bagian tengah. Jika menghangat lebih dari 1.5°C, maka El-Nino dikategorikan kuat.

Berkebalikan dengan El-Nino, fenomena La-Nina justru menyebabkan semakin meningkatnya curah hujan di Indonesia. Ketika La-Nina datang, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La-Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8 kali La-Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.

Efek Rumah Kaca Istilah efek rumah kaca diambil dari rumah kaca yang biasa dipakai untuk

kegiatan berkebun dan bercocok tanam, yang terbuat dari kaca atau plastik yang memerangkap panas dari matahari di dalam, sehingga lebih hangat daripada di luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menanam jenis tanaman yang memerlukan kondisi lebih hangat (misalnya tanaman tomat).

Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (disingkat CO2) di atmosfer bumi memiliki efek yang sama sebagai rumah kaca. Gas-gas ini memantulkan beberapa energi kembali ke bumi dan mencegahnya untuk lepas kembali keluar angkasa. Sebenarnya, Efek rumah kaca inilah yang menyebabkan suhu rata-rata bumi kita menjadi hangat dan nyaman berkisar pada 15 ° Celcius (59 derajat Fahrenheit). Tanpa itu, bumi akan memiliki suhu rata-rata sekitar -19° C (sangat dingin!) dan akan menyebabkan suhu ekstrim sedemikian rupa sehingga tidak bisa mendukung kehidupan. Namun demikian, dalam perkembangannya, aktifitas manusia menyebabkan suhu bumi semakin ‘panas’.

Bacaan lebih lanjut tentang El-Nino dan La-Nina

untuk Guru dan Peserta Didik:

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Publikasi/Artikel/Sejarah_Dampak_El_Nino_di_Indonesia.bmkg#ixzz47pQfHbPz

http://geografiuntukmu.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-el-nino-dan-la-nina-serta-apa.html

Page 20: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Gambar 1: Proses terjadinya efek rumah kaca

Jenis-jenis gas rumah kaca dan sumbernya

Berdasarkan panduan IPCC 1996 yang telah direvisi, yang dikategorikan sebagai gas rumah kaca adalah CO2, metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC, merupakan kelompok gas), perfluorokarbon (PFC, merupakan kelompok gas), dan sulfur heksafluorida (SF6). Gas-gas inilah yang juga menjadi acuan pada Protokol Kyoto (1997). Gas rumah kaca lain yang terdapat pada panduan IPCC 2006 adalah nitrogen trifluorida (NF3), trifluorometil sulfur pentafluorida (SF5CF3), eter terhalogenasi, dan halokarbon lain.

Dalam troposfer terdapat gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Gas Rumah Kaca dapat terbentuk secara alami maupun sebagai akibat pencemaran. Gas Rumah Kaca yang berada di atmosfer (troposfer) dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu, Gas Rumah Kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan, dan perubahan pemanfaatan lahan, seperti pertanian, pemukiman, industri, dan peternakan. Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti H2O (uap air), CO2 (karbon dioksida), O3 (ozon), CH4 (metana), N2O (dinitrogen oksida), CFC (cholorofluorokarbon : CFC R-11 dan CFC R-12), dan gas lainnya seperti HFCS, PFCS, dan SF6 . Uap Air (H20)

Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktifitas manusia secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik (akibat aktifitas manusia) akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berlanjut sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2

[1]. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.

Karbondioksida (CO2)

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktifitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Pada tahun 2013, satelit NOAA di Hawai mencatat konsentrasi karbondioksida mencapai 400 ppm. IPCC telah memperingatkan, jikalau melebihi 450 ppm, dikhawatirkan peningkatan suhu rata-rata bumi mencapai 2°C. Padahal masyarakat global saat ini berusaha untuk menghindari kenaikan temperatur melebihi 1.5°C. Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri. Metana (CH4)

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat dikeluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.

Nitrogen Oksida (N20)

Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.

Gas lainnya Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur.

Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang substansi-substansi yang menipiskan lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara.

Page 21: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

Gunung berapi

Benarkah letusan gunung berapi merupakan salah satu penyebab utama

pemanasan global?. Letusan gunung berapi menyemburkan aliran lahar panas 700-1200 ° C (1292-2192 ° F), selain itu sebenarnya gunung berapi juga melepaskan sejumlah besar gas dan partikel ke dalam atmosfer, yang dapat mengubah jumlah radiasi matahari mencapai permukaan bumi sehingga menyebabkan pendinginan planet ini. Sebagai contoh, ketika Gunung Pinatubo di Filipina meletus pada tanggal 15 Juni 1991, meluncurkan sekitar 20 juta ton sulfur dioksida tinggi ke atmosfer. Sulfur dioksida menciptakan partikel awan besar yang menutupi bumi dan bertahan di lapisan atmosfer selama dua tahun. Akibatnya sinar matahari terpantul ke angkasa, dan menghalanginya mencapai permukaan tanah. Hal ini menyebabkan pendinginan global sementara. Peristiwa serupa juga terjadi sebelumnya ketika Gunung Tambora meletus di bulan April 1815. Selain merenggut nyawa tidak kurang dari 92.000 jiwa, letusan Gunung Tambora juga menyebabkan tahun tanpa musim panas di Amerika Utara dan daratan Eropa di tahun 1816. Ini terjadi akibat debu letusan Tambora menimbulkan perubahan iklim drastic sehingga banyak panen gagal dan kematian ternak di belahan bumi bagian utara dan menyebabkan kelaparan terburuk pada abad ke-19.

Bacaan lebih lanjut tentang Gas Rumah Kaca

untuk Pembina dan instruktur sertaPeserta Didik:

http://basoarif10ribu.blogspot.co.id/2013/02/gas-rumah-kaca-adalah-gas-gas-yang.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca

Bacaan lebih lanjut tentang Gunung Berapi

untuk Pembina dan insruktur serta Peserta Didik:

http://ete.cet.edu/gcc/?/volcanoes_teacherpage

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tambora

Faktor Manusia

Revolusi Industri Sepanjang sejarahnya, aktifitas manusia telah menyebabkan dampak terhadap

lingkungan mereka dan makhluk lain di planet ini. Hal ini terutama ketika manusia mulai membuat permukiman dan mengembangkan kota, menyebabkan perubahan besar dalam lanskap, seperti aktifitas penebangan hutan, pembangunan permukiman dan jalan, menggunakan lahan bercocok tanam dan pada akhirnya menyebabkan binatang punah.

Manusia mulai menimbulkan dampak besar terhadap atmosfer sejak beberapa ratus tahun yang lalu, selama Revolusi Industri di Benua Eropa antara tahun 1760 dan 1850. Orang-orang mulai membakar bahan bakar fosil dalam jumlah besar (seperti minyak bumi, batubara dan gas alam) dan terjadi perubahan besar dalam mengelola lahan pertanian.

Hal ini menyebabkan pelepasan sejumlah besar gas rumah kaca ke atmosfer. Karena penduduk dunia dan ekonomi terus bertumbuh, maka semakin besar gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer. Mari kita lihat aktifitas manusia yang memiliki dampak terbesar saat ini. Produksi Listrik

Sekitar 65 persen dari listrik yang dihasilkan di dunia adalah melalui turbin uap

berbahan bakar fosil. Misalnya, listrik yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar fosil menyumbang 40 persen dari semua emisi karbon dioksida di Amerika Serikat. Manusia menggunakan listrik untuk berbagai kegiatan sehari-hari mereka, jadi bagaimana memastikan energi listrik kita menjadi “bersih” adalah hal yang sangat penting.

Transportasi

Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk menjalankan mobil, truk dan

metode lain transportasi (seperti pesawat terbang) adalah salah satu penyebab utama pemanasan global. Sekitar 20 persen dari energi yang digunakan di seluruh dunia digunakan untuk transportasi (Sumber: Informasi Energi AS Administrasi 2011). Orang bepergian lebih banyak dan lebih memilih naik pesawat terbang atau mobil pribadi ketimbang menggunakan transportasi seperti kereta api, bus, feri dan terutama sepeda. Selain itu, karena dunia semakin mengglobal, bahkan lebih banyak

Apakah bahan bakar fosil itu?

Bahan bakar fosil terbentuk karena sisa-sisa tanaman dan hewan yang terbentuk jutaan tahun yang lalu, membusuk dan akhirnya berubah menjadi sumber daya energi. Tiga bentuk utama bahan bakar fosil adalah batu bara, minyak bumi dan gas alam. Ketika dibakar, bahan bakar fosil melepaskan energi tetapi pada saat yang sama juga melepaskan gas-gas rumah kaca dan bahan lainnya ke udara.

Page 22: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

produk dan barang (biji-bijian, plastik, tekstil dan lain-lain) diperdagangkan dan diangkut ke seluruh dunia dengan menggunakan kereta, truk dan kapal.

Sektor Komersial

Sektor komersial, yang meliputi bangunan seperti toko ritel, restoran, hotel, rumah sakit, gedung perkantoran, dan rekreasi dan fasilitas rekreasi, menyumbang 12 persen dari total konsumsi energi dunia (sumber: administrasi Informasi Energi AS 2011). Energi ini terutama digunakan untuk sistem pemanas dan pendingin, pencahayaan dan peralatan lainnya. Beberapa penggunaan energi non-bangunan termasuk dalam sektor komersial, dimana ia memberikan kontribusi untuk pelayanan publik seperti lampu lalu lintas dan air serta sistem saluran pembuangan.

Industri

Hampir 51 persen dari energi dunia digunakan di sektor industri, yang meliputi manufaktur (misalnya pabrik yang memproduksi barang, seperti elektronik, tekstil dan barang-barang rumah tangga lainnya), pertanian, pertambangan dan konstruksi (Sumber: Informasi Energi AS Administrasi 2011). Industri juga membutuhkan banyak energi termasuk orang-orang yang bekerja dengan bahan kimia, logam (seperti besi dan aluminium), mineral, kertas, pengolahan makanan serta pertambangan batubara, minyak bumi dan gas alam.

Produksi Makanan Produksi pangan adalah industri dasar yang memastikan bahwa setiap orang memiliki makanan bergizi untuk makan. Namun, sektor makanan menggunakan banyak energi untuk menghasilkan, proses (termasuk kemasan, pendinginan dan storage) dan transportasi makanan ke konsumen. Misalnya, energi digunakan untuk traktor (untuk menanam, mengelola dan panen tanaman), pompa (untuk irigasi), menjalankan bangunan bertingkat dan produksi bahan kimia untuk menyuburkan tanah dan mengelola gulma dan hama. Sebagai contoh, ketika manusia menggunakan pupuk, gas, rumah kaca, oksida nitrogen dapat melepaskan diri ke atmosfer. Nitrogen Oksida 296 kali lebih kuat dari CO2 dalam memerangkap energi agar tidak terlepas ke angkasa.

Metana, gas rumah kaca lain, juga diproduksi ketika bahan organik dipecah oleh bakteri dalam kondisi di mana tidak ada oksigen. Sawah, di mana humusnya tertutup air, pelepasan metana dan binatang herbivora, seperti sapi, juga menghasilkan metana. Seperti yang akan kita lihat pada bagian berikutnya, produksi makanan juga merupakan penyebab utama deforestasi, seperti tanah dibersihkan untuk bercocok tanam dan beternak. Seperti yang Anda lihat, makanan dihasilkan melalui banyak tahap sebelum akhirnya menjadi makan malam yang siap Anda santap di meja makan, dan pada setiap langkah memerlukan energi. Jadi pastikan untuk tidak menyia-nyiakan makanan kamu!

Peternakan dan perubahan iklim Untuk memelihara ternak memerlukan sejumlah besar energi, air dan makanan. Hewan ternak seperti sapi, domba dan kambing memproduksi banyak gas. Hewan-hewan pemamah biak ini, memiliki perut khusus untuk fermentasi dan mencerna makanannya dengan lebih baik melalui bantuan bakteri. Sayangnya, proses ini juga menghasilkan banyak metana, dan pupuk binatang pemamah biak ini juga mengandung sejumlah besar metana. Secara keseluruhan, emisi metana dari ternak diperkirakan setara dengan 2,2 miliar ton CO2, jika dihitung sekitar 35 persen produksi metana yang dihasilkan manusia 80 persen diantaranya disumbang oleh metana produksi pertanian (Sumber: FAO). Para ilmuwan sedang mempelajari bagaimana mengubah diet binatang pemamah biak sehingga mereka menghasilkan lebih sedikit metana, dan beberapa petani menemukan cara untuk mendaur ulang kotoran sapi dan menggunakan metana untuk kebutuhan pertanian mereka. Tentu yang harus diingat adalah pilihan yang Anda makan akan memengaruhi hewan mana yang akan punah pertama kali di planet ini.

Penggundulan hutan

Hutan memainkan peran penting dalam menghadapi perubahan iklim karena hutan mengambil dan menyimpan sejumlah besar karbon (di batang, cabang, daun dan akar) dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer dalam proses yang disebut fotosintesis (lihat boks). Satu pohon yang sehat bisa menyimpan hingga 30 ton karbon. Amazon Rainforest di Brazil atau hutan Congolian mewakili penyedia cadangan karbon terbesar di dunia.

Page 23: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tahukah Anda?

Tiap menit, Indonesia kehilangan hutan seluas tiga kali luas lapangan bola.

Hutan Indonesia berkurang secara drastis. Dalam kurun waktu 2009-2013, Indonesia kehilangan hutan seluas 4,6 juta hektar atau seluas Provinsi Sumatera Barat, tujuh kali luas Provinsi DKI Jakarta. Hutan Indonesia yang tersisa kini 82 juta hektar. Masing-masing 19,4 juta hektar di Papua, 26,6 juta hektar di Kalimantan, 11,4 juta hektar di Sumatera, 8,9 juta hektar di Sulawesi, 4,3 juta hektar di Maluku, serta 1,1 juta hektar di Bali dan Nusa Tenggara. (Forest Watch Indonesia, 2014).

Hutan juga memainkan peran besar dalam mengatur iklim lokal dimana hutan itu tumbuh karena hutan mampu menyerap air dari tanah dan kemudian melepaskan kembali ke atmosfer sebagai uap air melalui proses yang disebut dengan transpirasi. Air kemudian menggabungkan dengan uap air dari sumber lain di atmosfer dan akhirnya jatuh kembali ke bumi sebagai "curah hujan". Hal ini membantu suhu tetap dingin. Demikian juga halnya, naungan pohon mendinginkan udara sekitarnya dan tanah, yang pada akhirnya membantu suhu bumi dingin secara keseluruhan (karena energi panas diubah menjadi energi kimia selama proses fotosintesis).

Namun, selama berabad-abad, hutan telah mengalami deforestasi, khususnya

akibat penebangan ilegal, terdegradasi atau dibakar oleh manusia untuk sejumlah alasan, termasuk pembukaan lahan untuk pertanian dan produksi peternakan, jalan, kota, pertambangan skala besar, serta untuk mengekstraksi kayu sebagai bahan bangunan dan kayu bakar. Deforestasi karenanya tidak hanya menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, habitat dan jasa iklim setempat, tetapi juga melepaskan sejumlah besar karbon dioksida dan gas rumah kaca (GRK) lainnya ke atmosfer.

Pertambangan

Seperti telah disebutkan, pertambangan dapat menyebabkan banyak masalah

lingkungan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim melalui deforestasi. Pertambangan minyak bumi dan batu bara juga memungkinkan gas metana lepas dari bumi. Diperkirakan hingga 8 persen emisi metana berasal dari tambang batu bara dan minyak bumi.

Kamu di rumah Pikirkan cara bagaimana kamu menggunakan energi di rumah. Kamu mungkin

akan mendapati daftar yang sangat panjang. Energi yang dikonsumsi oleh rumah tangga mewakili 18 persen dari total energi dunia (sumber: US Energy Information Administration 2011). Manusia mengunakan energi untuk penerangan, memasak, pemanas, pendingin dan menjalankan berbagai peralatan elektronik seperti televisi, mesin cuci, pemanas air, dan sebagainya. Jumlah energi yang digunakan di rumah biasanya tergantung dari ukuran dan jumlah dari peralatan yang dimiliki. Namun, seberapa baik rumah terisolasi, bagaimana efisiensi energi peralatan, atau bagaimana Kamu cermat kapan harus menggunakan atau mematikan peralatan akan sangat memengaruhi berapa banyak energi yang Kamu gunakan. Kita akan belajar lebih lanjut tentang hal ini dalam bagian selanjutnya. Banyak masyarakat di dunia tidak memiliki akses listrik dan karena itu menggunakan kayu atau biomassa untuk memasak dan pemanas. Sumber energi apa yang Kamu gunakan di rumah saat ini?

Kaki yang lebih besar, Kaki Kecil

Sekarang kita telah membahas banyak cara di mana manusia berkontribusi

terhadap perubahan iklim, penting untuk dicatat bahwa beberapa daerah di dunia memiliki jauh lebih besar "Jejak karbon" daripada yang lain. Sebuah jejak karbon adalah jumlah emisi gas rumah kaca entitas tertentu (seperti negara, perusahaan atau individu) yang dihasilkan oleh kegiatan mereka (seperti yang tercantum di atas). Sebagai contoh, negara terkaya di dunia hanya memiliki seperlima dari populasi global tapi mengonsumsi 45 persen dari semua konsumsi daging, 58 persen total penggunaan energi, 84 persen penggunaan kertas dan 87 persen dari kepemilikan kendaraan. Di ujung belahan dunia lain, lima populasi termiskin di dunia - lebih dari satu miliar orang - masih kekurangan makanan, tempat tinggal, perumahan, air dan sanitasi, dan akses listrik (Sumber: UNDP). Sehingga sangat penting untuk menemukan solusi bagi negara maju untuk mengurangi jejak kaki karbon mereka, sedangkan prioritas bagi negara-negara berkembang adalah untuk meningkatkan standar hidup bagi rakyatnya, dengan cara yang paling ramah iklim.

Dampak Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim saat ini bukan hanya dirasakan di Indonesia saja

tetapi juga dirasakan oleh penduduk di berbagai belahan bumi lainnya. Tentu saja tingkat dampak di masing-masing wilayah berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama dalam hal ini terkait dengan kemampuan manusianya dalam mengelola kerentanan iklim yang ada. Indikator utama perubahan iklim terdiri dari perubahan dan pola intensitas berbagai parameter iklim antara lain suhu, curah hujan, kelembaban, angin, tutupan awan dan penguapan (evaporasi). Gejala perubahan iklim ditingkat global bisa diamati dari beberapa hal berikut:

(1) Perubahan dalam siklus hidrologi dan cuaca ekstrim; Kenaikan temperatur telah mempercepat siklus hidrologi, atmosfer yang lebih hangat akan menyimpan lebih banyak uap air, sehingga menjadi kurang stabil dan menghasilkan lebih banyak presipitasi, terutama dalam bentuk hujan lebat. Panas yang lebih besar

Page 24: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Presipitasi adalah curah hujan atau turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju dan di daerah beriklim sedang.

juga mempercepat proses evaporasi. Dampak dari perubahan-perubahan tersebut dalam siklus air adalah menurunnya kuantitas dan kualitas air bersih di dunia. Sementara itu, pola angin dan jejak badai juga akan berubah. Intensitas siklon tropis akan semakin meningkat (namun tidak berpengaruh terhadap frekuensi siklon tropis), dengan kecepatan angin maksimum yang bertambah dan hujan yang semakin lebat.

(2) Meningkatnya Risiko Kesehatan; Kondisi iklim yang mulai berubah sangat berpengaruh terhadap perkembangnya vektor penyebab penyakit di suatu daerah. Hal ini akan diperkuat dengan melemahnya daya tahan tubuh manusia. Bukti ilmiah yang diperoleh hingga saat ini banyak menunjukkan bahwa variabilitas dan perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap epidemiologi penyakit yang ditularkan oleh vector (vector-borne disease), air (water-borne disease), dan udara (air-borne disease). Peningkatan potensi banjir akibat peningkatan peluang kejadian hujan ekstrem, sebagai salah satu konsekuensi dari perubahan iklim, dapat meningkatkan potensi kejadian penyakit diare di suatu wilayah. Selain itu, pada daerah kering perubahan iklim memiliki potensi menyebabkan kebakaran lahan dan hutan, sehingga asap yang ditimbulkan dapat memperburuk kualitas udara. Akibatnya, potensi gangguan kesehatan terkait dengan kualitas udara, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan iritasi pada mata, juga akan meningkat.

(3) Kenaikan Muka Laut; Permukaan laut telah mengalami kenaikan setinggi 120 meter sejak puncak zaman es 18.000 tahun yang lalu. Kenaikan tertinggi muka air laut terjadi sebelum 6.000 tahun yang lalu. Sejak 3.000 tahun yang lalu hingga awal abad ke-19, muka air laut hampir tetap hanya bertambah 0,1 hingga 0,2 mm/tahun. Sejak tahun 1900, permukaan laut naik 1 hingga 3 mm/tahun. Sejak tahun 1992 satelit altimetri TOPEX/Poseidon mengindikasikan laju kenaikan muka laut sebesar 3 mm/tahun. Perubahan ini bisa jadi merupakan pertanda awal dari efek pemanasan global terhadap kenaikan muka air laut. Pemanasan global diperkirakan memberikan pengaruh yang signifikan pada kenaikan muka air laut pada abad ke-20 ini. (sumber; Wikipedia). Kenaikan muka air laut memiliki kelembaban besar dan akan terus berlangsung selama berabad-abad. Lautan juga akan mengalami kenaikan temperatur yang berpengaruh terhadap kehidupan bawah laut. Selama empat dekade terakhir, sebagai contoh, plankton di Atlantik Utara telah bermigrasi ke arah kutub sebanyak 9 derajat lintang. Selain itu juga, lautan mengalami proses pengasaman seiring dengan diserapnya lebih banyak karbondioksida. Hal ini akan menyebabkan batu karang (coral), keong laut dan spesies lainnya kehilangan kemampuan untuk membentuk cangkang atau kerangka. Khusus untuk batu karang, semakin hangatnya temperatur air laut berakibat pemutihan (bleaching) pada batu karang yang pada akhirnya mengakibatkan matinya batu karang tersebut. Matinya batu karang menyebabkan hilangnya sumber protein bagi ikan-ikan di laut.

Baca lebih lanjut : https://id.wikipedia.org/wiki/Kenaikan_permukaan_laut

(4) Memengaruhi kekayaan keanekaragaman hayati; Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati yang juga disebabkan oleh kejadian hujan badai yang meningkat frekuensi dan intensitasnya, angin topan, dan banjir; meningkatnya jumlah

tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan; meningkatnya frekuensi kebakaran hutan; daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian. Beberapa fakta kehilangan keanekaragaman hayati antara lain :

• Populasi penguin Antartika menurun lebih dari 90% sejak 1975 akibat hilangnya es lautan.

• Kijang karibu Arktik mengalami penurunan tajam karena kelaparan akibat perubahan iklim saat pencairan awal dan pembekuan membuat tumbuhan makanannya tidak bisa dijangkau.

• Mirip dengan tahun 2007 dan 2009, pada bulan September 2010 sepuluh ribu anjing laut menuju pesisir yang merupakan perilaku tidak normal, akibat kurangnya es di lautan, tempat mereka biasanya beristirahat.

• Burung yang bermigrasi nyaris mati akibat perjalanan yang tidak tepat waktu membuat mereka tidak mendapat persediaan makanan yang cukup saat mereka tiba di tempat tujuan dan/atau tempat-tempat seperti lahan basah pun mengering sehingga tidak lagi menyediakan habitat bagi mereka.

Komunitas dengan tingkat ekonomi rendah akan menjadi yang paling rentan terhadap dampak dari perubahan iklim, sebab kelompok ini tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha mencegah dan mengatasi dampak dari perubahan iklim. Beberapa komunitas yang paling rentan adalah buruh tani, suku-suku asli dan orang-orang yang tinggal di tepi pantai. Beberapa fakta saat ini menunjukkan bahwa kekurangan pangan terjadi di negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim dan masih berkembang:

• Setengah dari populasi dunia akan menghadapi kekurangan makanan yang serius dalam abad ini. (University of Washington researchers, in Science, 2009)

• Panen sudah dipersulit oleh kekeringan atau banjir di Rusia, Jerman, Kanada, Argentina, Australia, Ukraina, Pakistan, dan lain-lain.

• Harga makanan naik 5% secara global pada bulan Agustus 2010. Di Mozambik, reaksi kerusuhan karena kenaikan harga roti menyebabkan 9 kematian dan 300 luka-luka.

• Harga makanan tinggi yang memicu kerusuhan mematikan di seluruh dunia pada tahun 2009 adalah akibat kombinasi dari perubahan iklim dan meningkatnya permintaan untuk makanan ternak dari populasi di India dan China. (UN World Food Program)

• Jumlah orang yang masih menderita kelaparan melebihi 1 miliar untuk pertama kalinya pada tahun 2009.

• Lebih dari 9 juta orang meninggal di seluruh dunia setiap tahunnya karena kelaparan dan kekurangan makanan. Lima juta adalah anak-anak.

• Menurut Badan Pangan Dunia (FAO) menyebutkan bahwa hampir 970 juta orang menderita kekurangan gizi kronis pada 2010-2012, sebagian besar terjadi di Asia Selatan, Asia Timur, dan Subsahara Afrika. Jumlah orang kelaparan di dunia juga masih tinggi, dimana satu dari delapan orang di dunia menderita kelaparan.

Bagaimana dengan perubahan iklim di Indonesia? Apakah gejala yang sama juga terjadi di Indonesia? Ada empat indikator yang bisa menjelaskan gejala perubahan iklim di Indonesia, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin, A dkk (2011), yaitu:

Page 25: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

(1) Perubahan suhu daratan, menggambarkan perubahan situasi lokal yang meliputi suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu rata-rata baik harian maupun bulanan. Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi perubahan suhu udara di beberapa tempat yang diamati antara lain di Padang, Jakarta, Cilacap, Biak, Jayapura mengalami kenaikan suhu minimum sementara di Sibolga, Manado, Ambon, Wamena dll mengalami penurunan. Khusus di Jakarta selama kurun waktu pengamatan dari tahun 1956-2001, suhu udara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0.07 0C per tahun.

(2) Peningkatan curah hujan esktrim, perubahan iklim merupakan perubahan energi dan siklus air yang menyebabkan terjadinya pola curah hujan berubah ekstrim (melebihi ambang batas statistik) yang disebabkan oleh fenomena cuaca seperti banjir, kekeringan, berkurangnya jumlah hari hujan, serta penambahan periode hari hujan secara berturut-turut.

(3) Maju mundurnya musim; di Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, informasi yang paling penting bagi pertanian adalah informasi awal datangnya musim kemarau dan musim hujan. Pengamatan yang dilakukan oleh BMKG di beberapa wilayah Sumatera, Jawa dan Sulawesi Selatan selama 30 tahun (1971-2000) dan periode 2001-2009 telah terjadi pergeseran musim, misalkan awal musim kemarau di Jawa Barat mengalami pergeseran maju (lebih cepat datang) sekitar 20 hari dibanding 30 tahun lalu.

(4) Perubahan jumlah volume hujan; informasi akumulasi curah hujan harian, bulanan dan tahunan menjadi catatan penting yang menunjukkan potensi kapasitas sumber daya air tercurah, informasi ini penting untuk pengelolaan sumber daya air jangka panjang. Secara global, hasil kajian IPCC (2007) menunjukkan bahwa sejak tahun 1950 tercatat adanya 12 tahun terpanas berdasarkan data temperatur permukaan global. Sebelas dari duabealas tahun terpanas tersebut terjadi dalam waktu 12 tahun terakhir ini. Kenaikan temperatur total dari tahun 1950-1999 sampai dengan tahun 2001-2005 adalah 0,76Ëš. Permukaan air laut rata-rata global telah meningkat dengan laju rata-rata 1.9 mm per-tahun dalam rentang waktu antara tahun 1961-2003. Kenaikan total permukaan air laut yang berhasil dicatat pada abad ke-20 diperkirakan 0,17 m. Laporan IPCC juga menyatakan bahwa kegiatan manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke-20. Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya menanggulanginya.

Dampak perubahan iklim secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu 1). dampak terhadap ekosistem alam dan keanekaragaman hayati dan 2). dampak terhadap kesehatan manusia dan ekonomi. Dampak perubahan iklim yang terjadi di Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut:

(1) Dampak terhadap sektor pertanian, diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 1-2oC sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada tahun 1991, Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun 1994 jumlah beras yang diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1999).

Dampak El Nino 2015 telah menyebabkan sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur mengalami kekeringan. Dari 23 kabupaten/kota yang ada, 20 diantaranya mengalami kekeringan dan meliputi 270 desa. Ke-20 kabupaten itu adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagekeo, Ngada, Sikka, Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Rote Ndao dan Sabu Raijua (BPBD NTT; 2015). Dampak lebih jauh akibat kemarau panjang ini daerah-daerah tersebut mengalami gagal panen sehingga menyebabkan kasus kelaparan dan banyak anak mengalami gizi buruk. Tercatat 1.918 anak mengalami gizi buruk selama lima bulan pertama tahun 2015, 11 di antaranya meninggal dunia (Dinas Kesehatan Provinsi NTT; 2015). FAO memilah dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian ini menjadi dua kategori, yaitu dampak biofisik dan dampak sosial ekonomi. Dampak biofisik antara lain mencakup efek fisiologis pada tanaman, hutan, dan ternak (kuantitas dan kualitas); perubahan lahan, dan sumberdaya lahan dan air; meningkatnya gangguan gulma dan penyakit; pergeseran spasial dan tempora; peningkatan permukaan air laut dan salinitas; perubahan habitat biota laut, termasuk sumberdaya perikanan lain. Sementara dampak perubahan iklim terhadap sosial ekonomi antara lain turunnya produktifitas dan produksi; penurunan margin GDP sektor pertanian; fluktuasi harga di pasar internasional; perubahan distribusi geografis rejim perdagangan; meningkatnya jumlah penduduk rawan pangan; migrasi dan civil unrest. (FAO, 2007).

Tabel 1: Kejadian Kekeringan di Indonesia Periode 1815- 2011

Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), BNPB

Tabel di atas menunjukkan bahwa puncak kekeringan tertinggi terjadi pada tahun 1997 (El-Nino), 2003, dan 2007. Kejadian kekeringan yang terpantau sejak tahun 1996 hingga 2011 memiliki kecenderungan peningkatan luasan.

(2) Dampak terhadap pesisir dan pulau-pulau kecil. Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga akan menghancurkan tambak-tambak

Page 26: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

ikan dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). Akibat pemanasan global pada tahun 2050 akan mendegradasi 99 persen terumbu karang dan 50% biota laut. Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam Kalimantan Timur, apabila suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai 2050 akan memusnahkan 99% terumbu karang. Di Indonesia kita tak akan lagi menikmati lobster, cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan amat sulit memperkirakan waktu dan lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan karena pola iklim yang berubah. Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau, serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.

Tabel 2. Proyeksi luas daratan pantai yang hilang akibat naiknya permukaan air laut di

Provinsi NTT 2010-20100

Sumber : Hasil Riset Kerentanan Iklim ITB-Plan International; 2012

(3) Dampak terhadap sumber daya air, di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 9% - 30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya. Perubahan pola curah hujan juga menurunkan ketersediaan air untuk irigasi dan sumber air bersih. Di pulau Lombok dan Sumbawa antara tahun 1995 dan tahun 2006, jumlah titik air menurun dari 590 menjadi hanya 190 titik. Sementara itu, kepulauan ini juga mengalami “jeda musim‟- kekeringan panjang selama musim penghujan – yang kini menjadi makin sering, menimbulkan gagal panen. Di seluruh negeri, kini makin banyak saja sungai yang makin dangkal seperti Sungai Ular (Sumatra Utara), Tondano (Sulawesi Utara), Citarum (Jawa Barat), Brantas (Jawa Timur), Ciliwung-Katulampa (Jawa Barat), Barito-Muara Teweh (Kalimantan Tengah), serta Larona-Warau (Sulawesi Selatan). Di wilayah pesisir, berkurangnya air tanah disertai kenaikan muka air laut juga telah memicu intrusi air laut ke daratan – mencemari sumber-sumber air untuk keperluan air bersih dan irigasi.

Tabel 3 : Neraca Ketersediaan air di musim kemarau di Indonesia pada tahun 2003 dan 2020

(4) Dampak terhadap kesehatan. Saat ini sudah mulai dirasakan bahwa beberapa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk frekuensinya semakin meningkat, seperti penyakit demam berdarah, malaria. Masyarakat yang memiliki tingkat adaptasi rendah semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular vektor seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat. Suhu berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan suhu udara per minggu akan menurunkan kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara signifikan. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka "heat stroke" (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan "hay fever" (demam akibat alergi rumput kering).

Studi terbaru yang dirilis biomedcentral.com, memperkirakan bahwa 3,6 miliar orang berisiko, dengan lebih dari 230 juta orang infeksi, jutaan kasus demam berdarah, lebih dari 2 juta kasus dengan penyakit berat, dan 21.000 kematian. Sebuah peningkatan 30 kali lipat dalam jumlah kasus demam berdarah selama 50 tahun terakhir telah direkam dengan hampir 119 negara endemis dengue. Sebagai bagian dari perubahan iklim global, dimana suhu telah meningkat rata-rata global 0,75 ° C selama 100 tahun terakhir.

Terkait penyebaran penyakit demam berdarah dan malaria, berdasarkan artikel dari indonesian-publichealth.com, disebutkan bahwa pemanasan global mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan dipersingkat, sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Udara panas dan lembab, paling cocok untuk nyamuk malaria (Anopheles), dan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti). Dulu, jenis kedua nyamuk penebar maut ini lebih sering muncul di musim pancaroba, transisi antara musim hujan dan kemarau.

Dari 90% desa di Provinsi NTT hampir seluruhnya merupakan wilayah endemis malaria. Wilayah ini adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Tahun 2012 kasus malaria positif tertinggi di Kabupaten Lembata sebanyak 22.083 kasus, sedangkan kasus terendah di Kota Kupang sebanyak 284 kasus.

Selain malaria, pada tahun 2012, terjadi KLB demam berdarah (DBD) sebanyak 1.542 kasus, dengan kasus tertinggi di Kota Kupang jumlah kasus sebanyak 890 kasus. Angka kematian tertinggi di Kota Kupang yaitu sebanyak 8 orang (CFR 0,9%),

Page 27: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

menyusul Kab. Belu 3 orang meninggal, Kab. Ngada dan Sumba Timur masing-masing 1 orang meninggal. Selain malaria dan demam berdarah, Fliariasis (kaki gajah) juga masih tergolong tinggi terutama di Sumba Barat Daya (313 kasus) dan Kabupaten Rote Dao (94 kasus). Pada tahun 2011 penderita penyakit filariasis sebanyak 4.684 kasus, menurun menjadi 501 kasus di tahun 2012. (sumber : http://aiphss.org/id/health-sector-development-plan-for-east-nusa-tenggara-province-2013-2018-challenges-acceleration-measures-and-support-through-partnership/

(5) Dampak terhadap Ekosistem Perubahan iklim membuat perubahan besar dalam ekosistem, seperti perubahan siklus hidup tumbuhan dan hewan, dan peningkatan level permukaan laut. Perubahan iklim menggeser waktu vegetasi berbunga serta migrasi hewan. Peristiwa-peristiwa secara tidak langsung memengaruhi siklus hidup tumbuhan dan hewan, dan pada akhirnya, memengaruhi kelangsungan ekosistem.

Kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5oC-2,5oC kemungkinan menyebabkan punahnya 20% - 30% spesies tanaman dan hewan. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya Karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung pada organisme tersebut. Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. (Sumber: WWF Indonesia).

(6) Dampak terhadap Lingkungan, dampak perubahan iklim akan diperparah oleh masalah lingkungan, kependudukan, dan kemiskinan. Karena lingkungan rusak, alam akan lebih rapuh terhadap perubahan iklim. Dampak terhadap penataan ruang dapat terjadi antara lain apabila penyimpangan iklim berupa curah hujan yang cukup tinggi, memicu terjadinya gerakan tanah (longsor) yang berpotensi menimbulkan bencana alam, berupa : banjir dan tanah longsor. Dengan kata lain daerah rawan bencana menjadi perhatian perencanaan dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang.

Ancaman bencana akibat perubahan iklim di masa yang akan datang dampaknya juga akan terus terjadi baik di Kabupaten Lembata maupun Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan skala yang berbeda-beda. Menurut hasil penelitian yang dilakukan ITB-Plan International (2012), bencana yang paling sering terjadi di

Penularan kasus malaria di Provinsi NTT tahun 2013 mencapai 20,63 persen dari jumlah penduduk 4.708.982. Dari jumlah ini, Kabupaten Lembata menempati urutan pertama dengan kasus malaria tertinggi, yaitu 156, 91 persen dan disusul Sumba Tengah 73,81 persen.

Sedangkan, kabupaten lain berturut-turut persentasi kasus malaria sebagai berikut: Sikka 35,58 persen, Sumba Barat 35,58 perseb, Belu 31,58 persen, Sumba Barat Daya 29,63 persen, Manggarai Barat 28,66 persen, Ende 28,21 persen, Alor 27,89 persen, Sumba Timur 25,47 persen, Nagekeo 23,73 persen, TTS 13,24 persen, Rote Ndao 9,05 persen, Sabu Raijua 8,88 persen, Flores Timur 7,06 persen, dan Kabupaten Kupang 5,63 persen. [Sumber: Perdhaki; 2013]

Kabupaten Lembata adalah tanah longsor, kekeringan, abrasi dan angina kencang. Bencana kekeringan adalah yang paling berpengaruh terhadap penduduk Lembata terutama dalam hal keamanan pangan, dan masalah air bersih.

Kondisi yang hampir sama juga mengancam Kabupaten Timor Tengah Utara dimana banjir dan tanah longsor juga menjadi ancaman nyata selain ancaman kekeringan yang berdampak terhadap ketahanan pangan dan krisis air bersih.

Gambar 1: Sebaran Kejadian Bencana dan Korban Meninggal

Periode 1815-2011

Sumber : Data Informasi Bencana Indonesia, BNPB

(7) Dampak pada infrastruktur dan permukiman, kenaikan muka air laut antara 9 hingga 30 centimeter juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta, Semarang, Samarinda dan Surabaya yang akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah ini sudah menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun. Namun Jakarta memang sudah secara rutin dilanda banjir besar, pada awal Februari 2007 banjir di Jakarta menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah di antaranya rusak atau hanyut. Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar. Genangan air berhari-hari juga menyebabkan jalan beraspal menjadi lebih cepat rusak dan ini artinya harus ada tambahan biaya yang hilang tiap tahunnya.

Page 28: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tabel 4. Ringkasan Dampak Perubahan Iklim di berbagai Sektor

Sumber : Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim 2014 (BAPPENAS)

Tahukah Anda? Sebuah penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total populasi sekitar 270,000 jiwa, yakni: tiga di Jakarta (Kosambi, Penjaringan dan Cilincing), dan tiga di Bekasi (Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya).

Banyak wilayah lain juga dalam beberapa tahun terakhir dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, di penghujung tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 19,000 orang yang kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007 di Sinjai, Sulawesi Selatan banjir yang berlangsung berhari-hari telah merusak jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk. Selanjutnya masih pada tahun itu, banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda dan barak-barak darurat.

Page 29: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Solusi Perubahan Iklim; “Mitigasi”

Mitigasi Pada bagian sebelumnya kita telah belajar tentang iklim yang telah berubah dan

hal itu menimbulkan efek yang merusak terhadap manusia, spesies-spesies lain dan terhadap lingkungan dimana kita bergantung kepadanya. Sebagaimana kita lihat kegiatan manusialah terutama yang harus dipersalahkan karena tiap tahun kita menghasilkan jutaan ton karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer. Semakin besar gas rumah kaca yang kita keluarkan semakin besar perubahan iklim yang terjadi di masa yang akan datang. Karena itu untuk membatasi perubahan iklim dan menekan pemanasan global, mensyaratkan pengurangan emisi gas rumah kaca secara terus menerus dan lebih ambisius (jauh lebih besar dalam menurunkan angka emisinya). Inilah yang kita sebut dengan mitigasi perubahan iklim.

United Nations Conference on Climate Change (UNFCCC) mendefiniskan Mitigasi perubahan iklim sebagai upaya stabilisasi konsentrasi Gas rumah kaca (GRK) dalam atmosfer pada tingkat yang akan mencegah campur tangan manusia (antropegenik) yang berbahaya terhadap sistem iklim, tingkat tersebut harus dicapai dalam kerangka waktu yang memadai sehingga ekosistem dapat melakukan adaptasi secara alami terhadap perubahan iklim untuk memastikan bahwa produksi makanan tidak terancam dan pembangunan ekonomi dapat berjalan secara berkelanjutan (Pasal 2 UNFCCC).

Contoh mitigasi antara lain pembangkit listrik dengan emisi gas rumah kaca yang

lebih sedikit, atau pengurangan kebutuhan listrik, mengganti sumber energi terbarukan, menciptakan peralatan efisiensi energi, melakukan daur ulang, menyediakan lebih banyak jalur sepeda dan pejalan kaki, memperbaiki praktek-praktek pengelolaan hutan, ataupun mengubah gaya hidup konsumtif. Semua itu bisa menjadi sangat rumit sebagaimana sebuah perencanaan kota baru atau justru sederhana semudah mencabut peralatan elektronik. Aksi-aksi bisa dilakukan mulai tingkat lokal hingga internasional seperti menciptakan perjanjian dan kesepakatan internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun, secara umum, baik individu, masyarakat dan bahkan bangsa lebih memilih orang lain untuk melakukan pekerjaan mitigasi, selama kita masih bisa menikmati manfaat dari upaya mereka. Masalahnya adalah bahwa jika semua orang ingin "tumpangan gratis", tidak ada yang akan melakukan pekerjaan itu, dan kita tidak akan mampu menghentikan atau membalikkan perubahan iklim! Ini adalah apa yang dikenal sebagai masalah aksi kolektif, dan perubahan iklim adalah contoh utama. Perubahan Iklim memengaruhi seluruh planet dan, seperti telah kita lihat, mereka yang menerima dampak teruburuk adalah orang-orang yang memberikan kontribusi sedikit terhadap perubahan iklim, jadi mari kita bekerja sama untuk memecahkan masalah.

Secara sederhana mitigasi perubahan iklim bisa dimaknai sebagai

seluruh tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gas rumah kaca di atmosfer

Titik kritis yang berbahaya

Aspek yang paling berbahaya dari perubahan iklim di masa depan adalah ketika kegiatan manusia dan emisi mendorong bagian dari sistem iklim masa lalu ke titik kritis. Titik kritis adalah ketika sistem mencapai titik di mana sulit atau tidak mungkin untuk mengembalikan lagi kepada kondisi semula atau efek yang tak mampu dipulihkan (irreversible effect). Sebagai contoh, bayangkan segelas air perlahan-lahan melewati titik kritis: pada awalnya, ketika titik kritis dimulai, tidak terjadi apapun. Tapi setelah melewati titik kritis, gelas tiba-tiba jatuh dan semua air tumpah. Setelah itu terjadi, tidak ada cara lagi untuk mengembalikan air ke dalam gelas. Titik kritis iklim adalah peristiwa besar. Misalnya, pada musim panas 2012 hampir setengah dari es laut di Arktik mencair, suatu peristiwa yang mengejutkan ilmuwan iklim. Hanya beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan memperkirakan hal itu memerlukan waktu 80 tahun sebelum es Laut Arktik mencair sepenuhnya – sekarang mereka mengatakan itu bisa terjadi tahun ini. Sebagian besar sejarah bumi, atmosfer kita memiliki rata-rata 275 bagian per juta (ppm) karbon dioksida (CO2). Karena kegiatan manusia sekarang lebih dari 400 ppm dan naik sekitar 2 ppm setiap tahun. Para ilmuwan percaya 350 ppm adalah batas aman bagi kehidupan di Bumi. Jika melewati 350, kita berisiko mencapai bahaya "titik kritis". Di atas titik 400 ppm kita berada jauh diluar peradaban manusia yang pernah kita lihat sebelumnya. (Sumber: 350.org).

Bagi pulau-pulau yang ketinggiannya 1 meter di atas permukaan laut, tentu akan menjadi sangat rentan dalam menghadapi ancaman dan dampak perubahan iklim akibat naiknya permukaan air laut.

Empat strategi utama mitigasi

(1) Eliminasi berarti menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi gas

rumah kaca. Tindakan ini memberikan penghematan biaya yang besar dan dapat langsung dirasakan. Contoh: Mematikan lampu saat tidak digunakan; mematikan A/C saat tidak ada orang di dalam ruangan.

(2) Pengurangan dapat dilakukan dengan mengganti peralatan lama dan/atau mengoptimalkan struktur yang sudah ada. Tindakan mitigasi seperti ini sangat efektif dan dapat diintegrasikan ke dalam bisnis sehari-hari dengan usaha minimum. Contoh: Memasukkan efisiensi energi ke dalam pengambilan keputusan investasi dan dalam pengelolaan usaha juga dalam kehidupan sehari-hari, Upaya mitigasi dengan efisiensi energi misalnya:

Merawat dan membersihkan AC secara teratur agar transfer panas lancar dan menghemat energi

Mengganti bohlam lampu pijar dengan lampu LED yang lebih hemat energi

Mematikan kipas angin dan AC saat meninggalkan ruangan Memberikan insulasi pada kamar dan tetap menutup jendela ketika AC

sedang dinyalakan.

(3) Subtitusi biasanya mempunyai implikasi biaya investasi yang tinggi. Namun demikian, potensi penurunan emisi melalui subtitusi sangatlah tinggi. Contoh: Penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan/atau pemanas. Beberapa contoh mitigasi melalui pemanfaatan energi terbarukan sebagai berikut:

Page 30: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Energi terbarukan

Contoh penerapan

Energi matahari Alat pengumpul panas matahari yang dipasang di atap untuk memanaskan air (sistem panas matahari)

Energi angin Turbin berukuran kecil sebagai pembangkit listrik tenaga angin

Energi air Roda air yang dipasang di sungai sebagai

pembangkit listrik

Energi bio Pembakaran biogas dari limbah untuk memanaskan air

Energi panas bumi

Pembangkit listrik tenaga panas bumi

(4) Offsett adalah metode berbiaya rendah namun mempunyai manfaat yang cukup besar. Walaupun demikian, metode ini sulit dilaksanakan dalam skala kecil. Contoh: Reforestasi yaitu upaya menghutankan kembali lahan bukan hutan.

Aksi-aksi Mitigasi

Ragam aksi mitigasi perubahan iklim UNFCCC menyebutkan beberapa upaya mitigasi dengan teknologi dan praktek

yang tersedia saat ini antara lain:

Ragam Aksi Penjelasan

Pasokan energi

Peningkatan pasokan dan distribusi energi, peralihan bahan bakar batu bara ke gas, panas dan listrik dengan energi terbaharukan seperti dengan tenaga matahari, tenaga air, angin dan bio energi.

Transportasi Penggunaan dan pengembangan kendaraan lebih hemat bahan bakar, perubahan dari sistem transportasi menggunakan jalan ke arah pemakaian rel, serta sistem transportasi masal. Transportasi tak bermotor (sepeda).

Bangunan

Pembuatan bangunan yang hemat energi, efisiensi penggunaan energi listrik dimana siang hari tidak perlu menggunakan listrik, pengembangan dan penggunaan bahan baku alat pemanas dan pendingin yang efisien, serta sistem isolasi dalam rumah untuk empat musim yang hemat energi, dll.

Industri

Peralatan elektronik konsumen yang lebih efisien, pengendalian gas emisi, penerapan teknologi yang lebih efisien terhadap bahan bakar fosil dan rendah emisi.

Pertanian

Peningkatan pengelolaan lahan pertanian dan peternakan, pengelolaan kotoran ternak untuk mengurangi gas methana,

pengembangan dan pengelolaan tanaman penghasil energi (biodisel), sistem pertanian yang rendah emisi methana salah satunya dengan sistem pertanian organik.

Kehutanan

Aforestasi (Aforestasi adalah penghutanan pada lahan yang selama 50 tahun atau lebih bukan merupakan hutan), reforestasi (penghutanan pada lahan yang sejak tanggal 31 Desember 1999 bukan merupakan hutan). dan penerapan sistem pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management), penggunaan produk hutan sebagai bahan bakar energi fosil.

Limbah

Pembuatan kompos dari limbah organik, pemulihan gas methana di tempat pembuangan akhir, daur ulang, minimalisasi limbah.

Efisensi energi Efisiensi energi didefinisikan sebagai semua metode, teknik, dan prinsip-

prinsip yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan energi lebih efisien dan membantu penurunan permintaan energi global. Contoh efisiensi energi adalah menggunakan lampu hemat energi dan bukannya bola lampu pijar tradisional.

Efisiensi energi harus diimplementasikan pada tingkat multidimensi agar mendapatkan efek terbaik. Ini berarti bahwa kita harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi energi semampu mungkin, di semua sektor (rumah kita, kantor, kendaraan dan industri).

Efisiensi energi di rumah

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat listrik dalam kehidupan

sehari-hari di rumah. Secara garis besar ada tiga tips yang harus dijalankan oleh semua orang yaitu: 1. Menyambung daya listrik dari PLN sesuai dengan kebutuhan. Rumah tangga kecil

misalnya, cukup dengan daya 450 VA atau 900 VA, rumah tangga sedang cukup dengan daya 900 VA hingga 1300 VA.

2. Memilih peralatan rumah tangga yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan 3. Membentuk perilaku anggota rumah tangga yang berhemat energi listrik, seperti :

menyalakan alat-alat listrik hanya pada saat diperlukan; mencabut kabel charger yang tidak digunakan; Menggunakan tenaga listrik untuk menambah pendapatan rumah tangga (produktif); dan menggunakan alat-alat listrik secara bergantian. Tidak kalah penting adalah kita harus mengetahui cara-cara penggunaan peralatan listrik rumah tangga untuk menghemat pemakaian energi listrik:

1. Lemari Es/Kulkas • Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang sesuai • Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada kondisi tertentu dijaga agar dapat

tertutup rapat. • Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur. • Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan (tidak terlalu rendah), oleh karena

semakin rendah atau dingin, semakin banyak konsumsi energi listrik. • Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Page 31: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

2. Setrika Listrik • Mengatur tingkat panas yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaian yang akan

disetrika. • Mematikan setrika segera sesudah selesai menyetrika atau bila akan ditinggalkan

untuk mengerjakan yang lain. 3. Televisi, Radio, Tape Recorder • Mematikan televisi, radio, tape recorder, serta peralatan audio visual lainnya bila

tidak ditonton atau tidak didengarkan. 4. Pompa Air • Menggunakan tangki penampung air dan menyalakan pompa air hanya bila air di

dalam tangki hampir habis, atau menggunakan sistem kontrol otomatis. • Akan lebih baik bila menggunkan pelampung pemutus arus otomatik, yang akan

memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh. • Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan yang memilki tingkat

efisiensi yang tinggi. 5. Kipas Angin • Membuka ventilasi/jendela rumah untuk memperlancar udara ke dalam rumah. • Menghidupkan kipas angin seperlunya dan mematikan bila tidak perlu lagi 6. Pengatur Suhu Udara (AC) • Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan. • Matikan AC bila ruangan tidak digunakan. 7. Mesin Cuci • Memilih mesin cuci dengan kapasitas sesuai dengan jumlah cucian • Memakai mesin cuci dengan kapasitasnya. Bila melebihi kapasitas, dapat

menambah beban pemakaian tenaga listrik. • Alat pengering sebaiknya hanya digunakan pada saat mendung atau hujan, bila

hari cerah dijemur saja. 8. Penanak Nasi (Rice Cooker) • Memilih rice cooker dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan. • Meletakkan rice cooker dengan posisi tegak sehingga alat pemutus aliran listrik

akan bekerja baik. • Memeriksa selalu alat pemutus aliran listrik otomatis. Bila alat ini rusak, listrik

akan terus mengalir ke elemen pemanas meskipun nasi telah matang. 9. Penghisap Debu (Vacuum Cleaner) • Memilih vacuum cleaner sesuai dengan kebutuhan dan dengan daya

secukupnya. • Menggunakan vacuum cleaner untuk pekerjaan yang cukup berat, bila untuk

pekerjaan ringan/kecil gunakan saja sapu dan alat pembersih lainnya. • Mematikan segera vacuum cleaner apabila motor menjadi panas atau terjadi

perubahan suara motor, kemungkinan terjadi sesuatu yang mengganggu kerja vacuum cleaner.

10. Lampu Penerangan • Menggunakan lampu hemat energi • Menggunakan ballast elektronik dan memasang kondensator pada jenis lampu

TL/Neon. • Menghidupkan lampu hanya pada saat diperlukan saja, dan matikan lampu bila

tidak diperlukan lagi.

Efisiensi energi disektor transportasi

Sektor Transportasi merupakan salah satu komponen yang membuat pemborosan energi terjadi, seperti yang diakibatkan oleh kemacetan di Jakarta. Data dari Indonesia Climate Change Trust Fund mencatat bahwa penggunaan energi untuk transportasi di Indonesia meliputi 48% dari penggunaan energi total di tahun 2005, dan pada saat yang bersamaan, konsumsi bahan bakar Indonesia tersebut menghasilkan sekitar 67 juta ton CO2 (ICCSR, 2010). Permasalahan konsumsi bahan bakar ini tentunya harus menjadi perhatian penting bagi semua pihak, terutama dengan adanya Peraturan Presiden No. 61 tahun 2011 mengenai Rencana Aksi Nasional dalam Penurunan Gas Rumah Kaca. Ada tiga strategi yang bisa ditempuh untuk melakukan efisiensi energi disektor transportasi, yaitu AVOID, SHIFT dan IMPROVE. AVOID; Mengurangi kebutuhan perjalanan terutama di daerah perkotaan (manajemen permintaan perjalanan) melalui kontrol penggunaan lahan dan informasi teknologi. SHIFT; Pindah dari menggunakan mobil pribadi ke angkutan umum massal dan pemerintah menyediakan fasilitas pendukung. IMPROVE; Meningkatkan teknologi kendaraan bermotor dan menggunakan bahan bakar rendah emisi.

Energi hijau

Sebagaimana telah kita lihat dalam bagian sebelumnya, banyak dari masyarakat kita bergantung pada bahan bakar fosil sebagai energi untuk melakukan berbagai aktifitas kita sehari-hari. Seperti yang telah kita pelajari, kita harus lebih efisien, membuang lebih sedikit dan menggunakan lebih sedikit energi dalam kegiatan sehari-hari. Namun, kita juga harus mempertimbangkan apakah bisa beralih ke sumber daya energi terbarukan, yang jauh lebih baik untuk lingkungan, tidak akan habis dan tidak berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Bahkan, memastikan bahwa setiap orang memiliki akses lebih ke air bersih dan energi yang lebih efisien telah menjadi salah satu prioritas dunia yang paling penting. Karena alasan ini PBB telah menyatakan 2014-2024 sebagai Dekade Energi Berkelanjutan untuk Semua (lihat: www.se4all.org) dan energi adalah salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan baru (SDGs). Mari kita lihat beberapa contoh sumber energi terbarukan di bawah ini. Biofuel dan Bioetanol Biofuel adalah istilah umum yang mengacu pada biodiesel atau etanol, dan menunjukkan bahan bakar tersebut terbuat dari sumber biologis. Biodiesel mengacu

Page 32: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

pada biofuel diesel yang setara dengan diesel tradisional tetapi terbuat dari bahan biologis terbarukan seperti minyak nabati, lemak hewan atau dari biomassa lain seperti ganggang. Pemanfaatan Biofuel untuk menggantikan atau mencampur dengan bahan bakar diesel. Sementara Bioetanol yang umumnya berasal dari tanaman tebu dan jagung, yang dimanfaatkan untuk menggantikan bahan bakar bensin. Biomassa Untuk menghasilkan energi bisa digunakan berbagai macam bahan bakar, contohnya adalah tanaman dengan potensi produksi energi yang tinggi seperti jagung dan kedelai, serbuk gergaji, kotoran ternak, limbah padat perkotaan. Dengan demikian, mengingat situasi dewasa ini, mungkin telah tiba saatnya bagi kita untuk kembali memanfaatkan energi biomassa yang telah dilengkapi dengan pengetahuan dan kearifan yang kita asah selama berabad-abad dalam hal produksi energi, dan mulai menggunakan lagi apa yang selama ini kita anggap sebagai limbah untuk mengubahnya menjadi energi yang berguna. Energi angin Angin merupakan sumber energi hijau dan terbarukan. Energi angin dapat dimanfaatkan dengan mengubah energi kinetik udara menjadi listrik. Banyaknya listrik yang kita dapatkan tergantung pada kecepatan angin rata-rata di daerah kita. Dan pada akhirnya, meski kita harus membeli turbin angin dengan harga tinggi, turbin angin bisa membantu kita untuk berhemat. Sekitar 194.400 MW energi dihasilkan oleh turbin angin di seluruh dunia. Negara-negara Eropa memanfaatkan energi angin lebih banyak dibandingkan dengan bagian lain di dunia. Energi Geothermal Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Energi surya Energi dari sinar matahari tidak terbatas dan dapat dikonversi ke listrik menggunakan panel photovoltaic atau teknologi lainnya. Matahari juga dapat digunakan untuk memanaskan air untuk pemanasan rumah dan keran air panas. Manfaat utama dari sistem energi surya adalah bahwa mereka tidak menghasilkan polutan atau karbon dioksida. Tenaga air Tenaga Air sampai hari ini merupakan sumber energi hijau terbarukan nomor satu di dunia dalam hal output daya. Tenaga Air juga merupakan sumber energi terbarukan pertama untuk produksi listrik. PLTA pertama dibangun di Air Terjun Niagara, Kanada, pada tahun 1879 dan pada tahun 1882.

Energi laut Energi laut merupakan energi yang dihasilkan dari samudera dan laut, dan tentu saja merupakan sumber energi hijau terbarukan karena metode dan teknologi yang digunakan untuk menangkap tenaga gelombang dan pasang surut tidak menghasilkan emisi CO2. Energi ini selanjutnya dibagi menjadi 4 kategori dengan dua kategori utama: Energi Gelombang Laut dan Energi Pasang Surut.

Mengurangi limbah, produksi dan pola konsumsi berkelanjutan

Saat ini, cara kita memproduksi, menggunakan dan membuang barang mempercepat persediaan sumber daya alam planet kita semakin menipis. Produk yang kita beli dan gunakan setiap hari memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan, mulai dari bahan yang digunakan untuk produksi, energi yang dibutuhkan hingga usaha untuk mengangkut hasil produksi tersebut. Mempromosikan pola berkelanjutan produksi dan konsumsi menjadi penting jika kita ingin menghentikan kerusakan lingkungan. Apa yang dibutuhkan adalah pentahapan keluar produk yang menggunakan terlalu banyak sumber daya energi atau air atau yang mengandung bahan berbahaya dan mengenalkan lebih baik efisiensi produk dan metode produksi. Konsumen seperti kita memiliki peran penting dalam menentukan apa yang harus diproduksi dan apa yang harus dihasilkan oleh petani. Oleh karena itu, konsumen perlu mendapatkan informasi yang lebih baik dan lebih mampu dalam membuat pilihan yang ramah lingkungan, seperti memilih produk dengan eco-label atau bahkan memikirkan kembali jika Anda benar-benar membutuhkan sepasang sepatu baru atau ponsel.

Daur ulang sampah Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace). Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan.

Pelajari lebih jauh tentang energi terbarukan di : http://benergi.com/macam-macam-sumber-energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan

Page 33: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosesor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.

Solusi Perubahan Iklim; “Adaptasi”

Perubahan iklim sudah terjadi dan menimbulkan berbagai dampak negatif dan

perubahan akan terus terjadi. Oleh karena itu kita harus melakukan persiapan menghadapi perubahan itu dan melakukan aksi-aksi untuk mengurangi dampak atau gangguan yang ditimbulkannya. Ada dua cara untuk mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim di berbagai sektor sebagaimana disebutkan di atas yaitu dengan cara mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan adaptif manusia. Dua cara pemecahan masalah ini kemudian dikenal dengan mitigasi dan adaptasi.

Adaptasi

Secara sederhana, adaptasi perubahan iklim (API) bisa didefinisikan sebagai

penyesuaian dalam sistem alam atau sistem buatan manusia untuk menjawab rangsangan atau pengaruh iklim, baik yang bersifat aktual ataupun perkiraan, dengan tujuan menekan dan mengontrol bahaya yang ditimbulkan, namun di sisi lain mampu mengambil manfaat. Adaptasi dapat juga didefinisikan sebagai usaha alam atau manusia menyesuaikan diri untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang sudah atau mungkin terjadi.

Ada empat bentuk adaptasi yang saat ini dikenal dan diimplementasikan di berbagai negara baik pada skala rumah tangga maupun skala nasional.

Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan,

dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.

1). Adaptasi antisipatif - Perubahan yang dibuat sebelum dampak perubahan iklim terjadi (pencegahan). Contoh adaptasi antisipatif bisa dilakukan seorang petani yang memutuskan untuk menanam jenis tanaman yang membutuhkan sedikit air. Hal ini dilakukan karena mereka mengetahui bahwa iklim kemungkinan lebih kering di masa depan.

2). Adaptasi reaktif - Tindakan yang diambil setelah suatu peristiwa terjadi (seperti obat), misalnya petani membeli teknologi irigasi baru karena ia tidak lagi mampu bercocok tanam atau gagal panen karena kekeringan.

3). Adaptasi Spontan – Adaptasi ini terjadi untuk merespon perubahan di lingkungan (sistem alam) atau pasar atau kesejahteraan (sistem manusia) misalnya petani yang mengubah waktu tanam karena musim diperkirakan akan berubah.

4). Adaptasi Terencana – Didasarkan pada kesadaran yang dimiliki berubah atau yang mungkin terjadi, sebuah keputusan dibuat atas tindakan apa yang akan diambil untuk mengembalikan, mempertahankan atau mencapai situasi yang diinginkan. Sebuah adaptasi terencana mungkin berupa sebuah perubahan peraturan gedung untuk memastikan bahwa gedung baru nantinya akan sesuai dengan wilayah yang beriklim panas.

Siapa dan apa yang harus dilakukan untuk adaptasi?

Negara

Hal ini penting untuk memahami apakah adaptasi memiliki makna yang berbeda

bagi orang dan masyarakat di seluruh dunia. Di negara-negara maju, adaptasi umumnya berarti mempertahankan standar hidup dan gaya hidup yang ada saat ini. Namun di negara-negara berkembang, adaptasi mungkin berarti perbaikan dari kondisi saat ini yang mungkin sangat miskin, ke arah negara yang dicita-citakan dan berkelanjutan. Di beberapa negara adaptasi bisa berarti orang meninggalkan rumah mereka dan pindah ke negara lain sebagai akibat dari meningkatnya muka air laut. Tuvalu, sebuah kawasan di Pasifik Barat, akan memindahkan orang-orangnya ke Selandia Baru jika permukaan air laut terus mengalami kenaikan. Implikasi ekonomi dan budaya perpindahan penduduk semacam ini sangat signifikan dan memiliki konsekuensi global.

Individu

Orang berbeda di dalam suatu masyarakat yang sama mungkin memiliki

perbedaan harapan dan tujuan atas adaptasi. Sebagai contoh, rumah-rumah di sepanjang garis pantai timur Inggris terancam oleh erosi pantai, gelombang badai dan kenaikan permukaan laut. Untuk orang-orang yang tinggal di rumah mereka, melindungi garis pantai adalah adaptasi penting. Namun, bagi para pembuat

Page 34: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

kebijakan dan perencana dengan sumber daya yang serba terbatas, perlindungan terhadap sejumlah kecil kepemilikan properti bukanlah prioritas utama dan pendekatan yang mereka pilih biasanya lebih fokus pada relokasi.

Adaptasi sudah dilakukan namun berjalan lamban

Sebetulnya manusia terus-menerus beradaptasi terhadap perubahan kondisi. Produsen pertanian adalah contoh yang sangat baik, karena mereka terus-menerus beradaptasi dengan perubahan cuaca, politik, ekonomi dan kondisi sosial. Banyak masyarakat tradisional memiliki

strategi untuk mengatasi berbagai variasi iklim. Namun, perubahan iklim mungkin terjadi jauh lebih cepat daripada kemampuan mereka untuk

mengatasinya, atau dapat menyebabkan perubahan yang tidak mereka alami di masa lalu.

Tahukah Anda?

Hidup selaras dengan alam, masyarakat adat mampu mengamati perubahan tersamar pada tumbuhan dan binatang yang berada sekitar mereka yang menyampaikan informasi berguna tentang iklim, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah adaptif yang sesuai. Pengetahuan masyarakat untuk membaca tanda-tanda perubahan musim dari perilaku binatang dan tanaman tersebut merupakan salah satu bentuk kearifan lokal.

Misalnya, di Swaziland, banjir dapat diprediksi dari ketinggian sarang burung di dekat sungai. Sejumlah ngengat di sisi lain dapat memprediksi kekeringan. Posisi matahari dan jeritan burung tertentu di pohon dekat sungai mungkin menjadi penanda untuk memprediksi awal musim hujan untuk pertanian. Kehadiran dari spesies tumbuhan tertentu (misalnya, Ascolepis capensis) menunjukkan tabel air rendah.

Bagaimana dengan kearifan lokal masyarakat Nusa Tenggara Timur yang sebagian besar hidup sebagai petani dan nelayan, apakah mereka juga memiliki kearifan lokal seperti penduduk Swaziland? Salah satu bentuk kearifan lokal yang dimiliki masyarakat NTT khususnya di Kabupaten Kupang adalah kemampuan mereka membaca tanda akan dimulainya musim hujan. Mereka percaya bahwa penampakan dan suara beberapa jenis burung seperti burung Toltiu, burung Bolbolo, burung Sesnael sebagai penanda datangnya musim hujan. Demikian juga munculnya aneklit hijau atau riang-riang di malam hari dan ular hijau banyak bermunculan di jalan-jalan sebagai tanda hujan segera tiba. Sebaliknya, musim hujan dipercaya akan segera berakhir bila masyarakat mulai melihat aneklit kecoklatan di pohon-pohon mulai mengeluarkan suara nyaring bersaut-sautan. Selain itu berakhirnya musim hujan juga dikenali dari kemunculan cacing sibe yang mati karena kering.

Sementara itu, beberapa perubahan jenis tanaman juga menjadi penanda bahwa musim hujan segera tiba, salah satunya adalah pohon kosambi dan pohon kayu putih. Di bulan Oktober biasanya pohon Kosambi mulai muncul daun-daun mulai berwarna merah. Itulah saat nya petani bersiap-siap menyambut musim hujan.

Page 35: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Aksi-aksi Adaptasi

Di bagian ini kita akan melakukan kegiatan-kegiatan adaptasi yang secara garis besar akan dibagi berdasarkan masing-masing sektor yang mencakup pendekatan adaptasi struktural dan non-struktural.

Adaptasi sektor Kesehatan Bagian ini memberikan beberapa pilihan kegiatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim di sektor kesehatan. Berikut beberapa pilihan kegiatan adaptasi yang bisa dilakukan:

• meningkatkan kesadaran kesehatan kepada masyarakat agar lebih memerhatikan kebersihan dan penyimpanan air. Hal ini bisa dilakukan dengan penyuluhan-penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

• menghambat penyebaran penyakit dengan sistem pengawasan pola-pola penyakit lebih ketat, misalkan pada waktu banjir, pengawasannya antara lain adalah dengan memonitor penyakit kolera, diare.

• memonitor distribusi penyakit-penyakit yang disebarkan oleh nyamuk sambil memastikan rumah tangga mampu melindungi diri sendiri, antara lain, misalnya dengan penggunaan kelambu atau kelambu yang dicelupkan ke dalam larutan insektisida.

• mencanangkan program vaksinasi untuk menghindarkan masyarakat dari wabah penyakit atau menyebarluaskan insektisida untuk memberantas nyamuk.

• Reformasi manajemen kesehatan publik • Perbaikan kondisi perumahan dan tempat tinggal • Perbaikan kualitas lingkungan • Perubahan desain perkotaan dan perumahan

Pernahkah di desamu terjangkit penyakit demam berdarah atau malaria? Coba

telusuri ke belakang berapa kali terjadi kasus demam berdarah atau malaria yang ada di desamu ! Adakah korban meninggal akibat penyakit ini? Bisakah menjelaskan

proses penularan penyakit demam berdarah dan malaria? Apa yang sebaiknya kita lakukan untuk mencegah berjangkitnya penyakit demam berdarah dan malaria?

Adaptasi sektor sumber daya air

Bagian ini memberikan beberapa pilihan kegiatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim disektor sumber daya air khususnya air bersih. Berikut beberapa pilihan kegiatan adaptasi yang bisa dilakukan: • Memanen air dengan membuat pengumpul air hujan di atas permukaan tanah

atau bak penampungan air yang memanfaatkan air hujan dari talang di atap rumah.

• Pemerintah juga dapat membantu tiap individu memiliki akses air bersih dengan memberi pinjaman untuk pembelian tangki penyimpanan air.

• Para petani dapat membangun area penyangga konservasi (area atau bidang yang ditanami dengan rumput lokal, tumbuhan bersemak, dan pepohonan) pada lahan pertanian untuk menghindari pencemaran air, menyaring polutan dan memerangkap sedimen.

• Penamanaman vegetasi tanaman tertentu yang mampu menyimpan air seperti bamboo, trembesi, mahoni, angsana, beringin, asam jasa, dan sebagainya.n smber daya air tanh

• Perbaikan manajemen dan pemeliharaan sistem penyediaan air yang ada. • Perlindungan daerah tangkapan air • Perbaikan penyediaan air tanah, penampungan air hujan dan desalinasi. • Penggunaan yang lebih baik dari air yang didaur ulang • Reformasi kebijakan air termasuk kebijakan harga dan irigasi • Pengembangan pengendalian banjir dan pengawasan kekeringan.

Pernahkah kamu menghitung berapa liter jumlah air yang kamu gunakan sehari-hari baik untuk keperluan mandi, mencuci, memasak dan keperluan sehari-hari lainnya?

Kebutuhan apa yang paling banyak menghabiskan air? Jika jumlah air yang digunakan oleh penduduk dalam satu desa dijumlah, berapa liter dalam satu bulan, satu tahun? Apakah menurutmu selama ini Kamu sudah hemat air atau masih boros

dalam mengkonsumsi air?

Adaptasi ekosistem dan lingkungan Kegiatan adaptasi yang bisa dilakukan akibat dampak perubahan iklim pada ekosistem dan lingkungan antara lain:

• Pemulihan kawasan mangrove dan terumbu karang yang rusak baik karena faktor alam maupun kegiatan manusia. Hal ini bisa dilakukan dengan penanaman vegetasi mangrove yang disesuaikan dengan kondisi lahan kawasan pesisir, atau pencangkokan terumbu karang.

• Rehabilitasi kawasan hutan rusak baik karena penebangan liar maupun akibat kebakaran.

• Mencegah aktifitas penambangan pasir di wilayah pesisir. • Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meninggalkan cara

membuka lahan pertanian dengan cara membakar. • Mengembangkan sistem peringatan dini kebakaran hutan dengan

mengintegrasikan pendekatan teknologi dan pendekatan berbasis komunitas. • Untuk masyarakat yang bermukim di wilayah banjir, pembangunan rumah-

rumah panggung

Coba diskusikan dengan teman-temanmu jenis ancaman bencana apa saja yang terkait perubahan iklim yang sering terjadi di tempat tinggalmu ! Apakah kamu bisa mengenali kapan ancaman bencana itu terjadi dan apa saja tanda-tandanya? Apa

yang biasanya kamu lakukan bila terjadi ancaman bencana itu di desamu?

Adaptasi sektor pertanian

Coba perhatikan lingkungan yang ada di sekitarmu. Jenis tanaman apa saja

yang bisa digunakan untuk menandai pergantian musim, baik musim hujan maupun musim kemarau. Apa saja tanda-tanda yang bisa dikenali yang menunjukkan bahwa musim hujan akan tiba, atau musim kemarau akan datang? Kita juga bisa mengamati perilaku aneka jenis binatang yang hidup di sekitar kita, baik burung, aneka jenis

Page 36: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

serangga (jangkrik, belalang, ulat, kupu-kupu, dll), tikus, katak, binatang melata/reptile yang bisa digunakan sebagai penanda pergantian musim. Binatang maupun tanaman yang bisa dijadikan penanda pergantian musim tersebut dinamakan bio indikator.

Mungkin Kamu pernah memerhatikan orangtua atau tetanggamu bagaimana cara mereka menyimpan jagung? Mengapa banyak masyarakat di Lembata atau TTU menyimpan jagungnya dengan cara diasapi? Berapa lama jagung yang disimpan dengan cara diasapi bisa bertahan lama? Bagaimana proses pengasapan jagung dilakukan? Apakah tiap hari jagung harus diasapi, seminggu sekali atau sebulan sekali? Adakah cara lain untuk menyimpan jagung selain diasapi?

Secara garis besar adaptasi disektor pertanian bisa diupayakan melalui empat hal : (1). Optimalisasi pengelolaan sumberdaya lahan dan air/irigasi; (2). Penyesuaian pengelolaan pola dan waktu tanam serta rotasi tanaman dan varietas; (3). Pengembangan dan penerapan teknologi adaptif serta penyusunan berbagai pedoman/tool; (4). Penerapan teknologi adaptif (produksi, perlindungan tanaman, panen dan pasca panen) dan ramah lingkungan.

Berikut beberapa contoh kegiatan adaptasi disektor pertanian yang bisa dilakukan: • Petani dapat beradaptasi dengan kondisi kering dan suhu lebih panas dengan

memperbaiki sistem pengelolaan air, misalnya, melalui penampungan air hujan dan sistem irigasi tetes, pembuatan embung, pengembangan teknologi memanen air hujan, dll.

• Diversifikasi dan intensifikasi tanaman pangan dan perkebunan; Petani dapat mempraktekkan sistem tumpangsari, yang berarti membudidayakan tanaman yang berbeda bersamaan dalam satu lahan untuk melindungi dan mempertahankan kualitas tanah. Misalnya, dalam satu lahan petani menanaminya dengan tanaman kacang-kacangan atau tanaman semak dan pohon-pohon di sekitar ladang mereka. Di beberapa daerah di NTT petani menanam aneka jenis tanaman seperti jagung, ubi, pisang, kacang, labu, dan lain-lain.

• Pendekatan lain adalah dengan menggunakan varietas tanaman baru yang lebih tahan terhadap panas, kekeringan dan genangan air dari hujan lebat atau banjir.

• Pengembangan ternak yang adaptif pada lingkungan dan iklim ekstrim (kekeringan, suhu tinggi, genangan).

• Pengembangan teknologi silase untuk mengatasi kelangkaan pakan ternak. • Pengembangan sistem integrasi tanaman-ternak (crop livestock system, CLS)

untuk mengurangi risiko dan optimalisasi penggunaan sumberdaya lahan. • Program pendidikan dan penyebaran informasi tentang onservasi dan

manajemen tanah dan air.

Beras saat ini sudah menjadi makanan pokok penduduk Indonesia di hampir semua wilayah. Apakah di daerahmu ada makanan pengganti selain jagung? Coba

identifikasi aneka jenis pangan lokal yang ada di sekitarmu ! Sebutkan aneka jenis umbi-umbian yang bisa dijadikan tanaman pengganti, baik yang sudah hilang

maupun yang masih bisa ditemukan sampai hari ini !

Adaptasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

Pengaruh iklim terhadap wilayah pesisir sangat dirasakan oleh para nelayan, lebih seringnya musim angin besar dan pasang menghambat serta mengurangi aktifitas para nelayan mencari ikan ke laut. Berikut ini beberapa pilihan kegiatan adaptasi untuk ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil. Di dalam dokumen RAN API 2014 sasaran strategi adaptasi perubahan iklim untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:

1. Peningkatan kapasitas kehidupan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil terkait dengan isu perubahan iklim

2. Pengelolaan dan pendayagunaan lingkungan dan ekosistem untuk adaptasi perubahan iklim

3. Penerapan tindakan adaptasi struktural dan non struktural di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang rentan terhadap perubahan iklim

4. Pengintegrasian upaya adaptasi perubahan iklim ke dalam rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

5. Peningkatan sistem pendukung adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

Di bawah ini beberapa contoh kegiatan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil baik yang bersifat reaktif maupun proaktif. • Perlindungan infrastruktur ekonomi seperti pelabuhan, tempat pelelangan ikan. • Membangun struktur keras, seperti dinding laut yang bertindak sebagai dinding

pertahanan untuk mencegah erosi pada dataran tinggi, gelombang badai atau banjir.

• Membangun zona jarak aman yang menentukan batas aman pemukiman dari pinggir pantai.

• Konservasi dan restorasi terumbu karang, rumput laut, dan vegetasi pinggir pantai seperti hutan bakau karena sistem akar padat hutan ini membantu melindungi pantai dari kenaikan permukaan air laut dan mencegah erosi dari gelombang dan badai.

Mengembangkan pertanian pesisir (aquaculture) mengembangkan tambak dan jenis ikan yang selama ini dapat berkembang

biak di muara sungai ataupun mengkombinasikan dengan sistem pertanian dan peternakan lain

Adakah penduduk di desamu yang bermatapencaharian sebagai nelayan? Jika ya, apakah mereka memiliki kalender musim sendiri untuk menentukan kapan saatnya menangkap ikan? Pada bulan-bulan apa saja biasanya persediaan ikan melimpah

dan pada bulan apa saja ikan sangat sulit didapatkan? Adaptasi sektor Infrastruktur dan permukiman Sebagaimana dijelaskan di bagian sebelumnya, dampak perubahan iklim terhadap infrastrukur menimbulkan kerugian yang sangat serius. Hal ini terutama untuk wilayah-wilayah yang mengalami banjir, gelombang pasang dan abrasi pantai. Berkilo-kilo meter jalan tiap tahun harus diperbaiki karena rusak oleh genangan air hujan dan ini berarti harus menghabiskan keuangan Negara. Bukan hanya itu, roda perekonomian juga terpukul karena pasokan barang dan makanan tidak lancar karena truk-truk pengangkut barang terjebak kemacetan berhari-hari seperti yang sering terjadi di jalur pantura Pulau Jawa. Demikian pula longsor, angin kencang atau puting beliung dan abrasi pantai seringkali menghancurkan rumah-rumah nelayan

Page 37: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

bahkan bisa menghancurkan infrastruktur vital. Berikut ini beberapa kegiatan adaptasi dibidang infrastruktur dan permukiman:

• Penetapan batas sempadan pantai mengikuti kententuan perlindungan pantai dari erosi atau abrasi dan perlindungan sumberdaya buatan dari badai, banjir, dan bencana alam lainnya dalam hal ini termasuk dan diperburuk oleh kenaikan paras muka air laut.

• Pembuatan sistem drainasi perkotaan yang telah mempertimbangkan volume air untuk mengantisipasi intensitas hujan dan berwawasan lingkungan.

• Pembangunan, operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian banjir dan kekeringan, misalnya mengembangkan kolam tampung air dan tanggul pantai untuk menanggulangi potensi banjir dan rob/gelombang pasang.

• Pengarusutamaan konsep kota dan peran masyarakat yang memiliki daya tahan terhadap dampak perubahan iklim (Climate Change resilience).

• Pembangunan sarana dan prasarana sistem sanitasi dan pengelolaan limbah yang tangguh terhadap perubahan iklim.

• Pembangunan sarana dan prasarana transportasi dengan mempertimbangan risiko oleh perubahan iklim baik jalan, jembatan, perkeretaapian, pelabuhan dan bandara.

• Implementasi pembangunan perkotaan hijau (green cities) dan peningkatan kualitas infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan.

Coba perhatikan bangunan rumah penduduk di desa tempat kamu tinggal ! Apakah bangunan yang ada dibuat agar tahan terhadap terpaan angin kencang? Adakah cara

atau teknologi tradisional yang diterapkan oleh penduduk di desamu agar bangunan/rumah yang ada tahan terhadap aneka jenis ancaman bencana (banjir,

longsor, angin kencang).

Rencana Pembelajaran API untuk Penggalang dan Penegak

Rencana Pembelajaran API untuk SMP/Penggalang Sesuai informasi pada bagian pertama buku ini, setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler API melalui kegiatan Pramuka diwajibkan menutaskan 12 aktifitas utama dari 6 tema ditambah 2 aktifitas untuk merayakan keberhasilan dan penyebarluasan informasi tentang perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim, maupun hasil-hasil aktifitas selama 1 semester.

Dalam panduan ini diberikan 12 contoh aktifitas untuk menyelesaikan 6 tema dan pilihan-pilihan aktifitas untuk merayakan dan menyebarluaskan beragam informasi.

Rangkaian paket aktifitas untuk SMP/ Penggalang sebagai berikut:

Setiap aktifitas dapat dilakukan selama 2 Jam Pelajaran atau sekitar 2 x 40 menit. Selengkapnya rencana pembelajaran kegiatan ekstra kurikuler API untuk jenjang SMP/ Penggalang dapat dipelajari di bawah ini sesuai kode aktifitas masing-masing.

Kode aktifitas GKA. 1 Tema : Kesehatan Sub-Tema : Perubahan iklim dan gangguan kesehatan Alokasi Waktu : 2x40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Video/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa penyakit yang sering terjadi di wilayah tempat

tinggal siswa? - Apa hubungan penyakit dengan perubahan iklim?

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan kesehatan.

- Pembina memutarkan film tentang perubahan iklim - Pembina memberikan pengantar tentang

perubahan iklim dan mengajak diskusi isi film. Penugasan Regu: - Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi

dan mengumpulkan informasi melalui buku panduan adaptasi perubahan iklim, maupun buku di perpustakaan, internet dan bertanya ke narasumber. Data/informasi yang dikumpulkan adalah:

50 menit

Page 38: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

- jenis penyakit apa yang diakibatkan oleh Perubahan Iklim

- Penyakit apa saja yang diakibatkan oleh Perubahan Iklim

Tiap kelompok menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

Penutup - Siswa melakukan perenungan kegiatan.

- Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan kesehatan.

- Pembina atau perwakilan siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan : Siswa menyiapkan materi untuk mempromosikan atau mengkampanyekan pencegahan penyakit yan dipicu perubahan iklim. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA.2 Tema : Kesehatan Sub-Tema : Praktik dan kampanye hidup bersih dan sehat Alokasi Waktu : 2x40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Video/gambar tentang perubahan iklim - Alat-alat kebersihan diri: sabun, sikat gigi, pasta gigi, air

bersih.

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam.

Pembina bertanya: - Apa hubungan penyakit dan perubahan iklim? - Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim hubungannya dengan kesehatan dan upaya-upaya Perilaku Hidup Bersih Sehat.

50 menit

Penugasan regu:

- Pembina menugaskan setiap regu untuk menyusun

materi dan rencana praktek: contoh kegiatan-kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

- Apa manfaat kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tersebut?

- Pilih salah satu contoh kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk dipraktekkan dan dijelaskan.

Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan. Praktek kegiatan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina atau perwakilan siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa menyampaikan dan mengajak melakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih Sehat kepada teman dan keluarga. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang perubahan iklim di media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA.3 Tema : Sumber Daya Air Sub-Tema : Perubahan Iklim dan Kebutuhan Air Bersih Alokasi Waktu : 2x40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan alam. Pembina bertanya: - Apa kegunaan air untuk manusia? - Dari mana air yang digunakan olen manusia?

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi

50 menit

Page 39: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

perubahan iklim dan hubungannya dengan air bersih.

- Pembina menyampaikan materi pengantar perubahan iklim.

- Pembina mengajak menuliskan jumlah kebutuhan air dan peruntukkan setiap hari masing-masing siswa, kira-kira berapa kebutuhan satu keluarga dan bagaimana memperoleh air tersebut.

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk:

- Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi ketersediaan air bersih?

- Praktek lapangan: mengamati sekeliling sekolah untuk mencari tahu, memotret, membuat daftar periksa apakah ada pemborosan penggunaan air di sekitar sekolah? Dan apa yang bisa dilakukan untuk untuk mengatasi hal tersebut.

(sumber belajar dari buku di perpustakaan, buku panduan adaptasi perubahan iklim, dan narasumber)

Tiap kelompok menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

Penutup - Siswa melakukan perenungan kegiatan. - Siswa diberi kesempatan bertanya atau

berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan air bersih.

- Pembina atau perwakilan siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa bertanya kepada masyarakat sekitar tempat tinggal dan keluarga tentang perubahan sumber air dan aliran air yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA.4 Tema : Sumberdaya Air Sub-Tema : Praktik kampanye hemat air untuk adaptasi perubahan iklim Alokasi Waktu : 2x40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan alam. Pembina bertanya: Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa hubungan perubahan iklim dan ketersediaan

air bersih? - Apa kegunaan air untuk manusia? - Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan hubungannya dengan air bersih.

- Pembina memutarkan film atau gambar dengan tema perubahan iklim dan menegaskan ulang isi film atau gambar

- Pembina menugaskan siswa berdiskusi, mencari dan menyusun materi:

- Langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menghemat air dan menjaga ketersediaan air bersih?

- Praktekkan cara sederhana menjaga ketersediaan air bersih di lingkungan sekolah dan rumah. (contoh membuat lubang biopori)

Tiap kelompok menyiapkan presentasi yang kreatif dalam bentuk gambar dan mempresentasikannya di depan kelas.

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina atau siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan individu: Setiap siswa membuat sebuah media/karya untuk mengkampanyekan hemat air. Media/Karya bisa dalam bentuk lagu, karya tulis (puisi/kalimat ajakan) atau gambar poster.

15 menit

Page 40: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Siswa menyampaikan dan mengajak atau mengkampanyekan hemat air kepada teman dan keluarga.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang pertanian adaptif di media cetak, narasumber, dan internet.

Kode aktifitas GKA. 5 Tema : Ekosistem dan Lingkungan Sub-Tema : Perubahan iklim dan Kejadian Bencana Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa dampak perubahan iklim? - Apa hubungan dampak perubahan iklim dengan

kejadian bencana?

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim, ekosistem dan kerusakan lingkungan.

- Pembina memutarkan film tentang perubahan iklim atau memainkan permainan tematik tentang perubahan iklim.

- Pembina menegaskan kembali isi film atau

permainan

Penugasan Regu: - Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi

dan menyiapkan presentasi dengan tema: - Apa hubungan perubahan iklim dengan kejadian

bencana banjir/longsor dan kerusakan lingkungan? - Apa hubungan perubahan iklim dengan kerusakan

ekosistem? - Tiap regu menyiapkan presentasi.

50 menit

- Presentasi di depan kelas.

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan ekosistem.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim yang berhubungan dengan ekosistem dan lingkungan melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA. 6 Tema : Ekosistem dan Lingkungan Sub-Tema : Perubahan Iklim dan Ketersediaan Energi Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk atau lagu dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa hubungan perubahan iklim dengan kejadian

bencana banjir/longsor dan kerusakan lingkungan? - Apa hubungan perubahan iklim dengan kerusakan

ekosistem?

15 menit

Kegiatan Inti

Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem dan lingkungan. Pembina menyampaikan pengantar materi perubahan iklim Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi dan menyusun materi : - Apa dampak perubahan iklim bagi ekosistem dan

lingkungan serta kejadian bencana yang mungkin terjadi?

- Tindakan adaptasi apa yang bisa dilakukan terkait dampak perubahan iklim bagi ekosistem dan lingkungan.

- Tiap regu membuat media karya untuk mengkampanyekan damak perubahan iklim bagi

50 menit

Page 41: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

ekosistem dan lingkungan.

(sumber belajar dari buku di perpustakaan, buku panduan adaptasi perubahan iklim, dan narasumber)

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau

berpendapat tentang kegiatan pembelajaran. - Pembina atau perwakilan siswa menyampaikan

kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa mengkampanyekan dampak Perubahan Iklim bagi ekosistem dan lingkungan serta tindakan adaptasinya kepada teman atau keluarga. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA.7 Tema : Pertanian Sub-Tema : Perubahan Iklim dan dampaknya terhadap pertanian Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: Pembina bertanya tentang: - Tanaman yang ditanam di lahan pertanian di wilayah

tempat tinggal siswa disaat musim hujan dan musim kemarau

- Pembina menjelaskan tujuan pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian.

- Pembina memutar film atau memperlihatkan gambar tentang perubahan iklim.

- Pembina menegaskan kembali isi film atau gambar

50 menit

Penugasan Regu: Tiap regu ditugaskan untuk mengamati dan berdiskusi tentang perubahan daerah pertanian di sekitar mereka tinggal di saat mereka masih kecil (usia SD) dan di masa sekarang, apa perbedaan dan penyebab perbedaan tersebut.

1. Apa perubahan yang terjadi di bidang pertanian? 2. Apa dampak perubahan iklim di bidang pertanian 3. Apa yang bisa dilakukan siswa sebagai bentuk

upaya adaptasi perubahan iklim dibidang pertanian/cocok tanam di lingkungan sekolah atau rumah.

- Setiap regu menyiapkan presentasi dari tugas tersebut.

- Presentasi masing-masing kelompok

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: siswa mencari informasi dan di tiap regu menyiapkan perlengkapan untuk membuat kompos. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA.8 Tema : Pertanian Sub-Tema : Praktek dan kampanye bercocok tanam adaptif Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim - Bibit tanaman, media tanam

Page 42: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak siswa memulai kegiatan dengan tepuk atau lagu yang bertema semangat dan atau melestarikan alam Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa dampak perubahan iklim di bidang pertanian? - Pembina menjelaskan tujuan pembelajaran adaptasi

perubahan iklim dan pertanian adaptif

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan pertanian adaptif.

Penungasan Regu:

- Pembina menugaskan setiap regu untuk berdiskusi: 1. Upaya-upaya adaptasi perubahan iklim di bidang

pertanian. 2. Contoh-contoh pertanian adaptif sederhana 3. Menyiapkan cara membuat kompos dari sampah

sekitar. - Praktek membuat kompos - Setiap regu menyiapkan presentasi. Presentasi masing-

masing kelompok

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa menyampaikan kegiatan pembelajaran ini kepada teman dan keluarga. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang pertanian adaptif di media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas GKA.9 Tema : Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sub-Tema : Perubahan Iklim dan Kenaikan air laut Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan kenaikan air

laut

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk atau lagu dengan tema semangat atau melestarikan alam Pembina bertanya tentang: - Apa saja kerusakan-kerusakan yang terjadi di sekitar

pantai dan laut? - Apa penyebab kerusakan tersebut

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran perubahan iklim dan adaptasi pesisir

- Pembina mengajak masing-masing siswa, mencari

informasi di buku atau media lain, tentang perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim serta hubungannya dengan permukaan air laut

Penugasan Regu: Tiap regu ditugaskan untuk berdiskusi dan membuat sebuah media presentasi yang kreatif dengan pemanfaatan barang bekas tentang:

- Perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim - Hubungan Perubahan Iklim dengan kenaikan

permukaan air laut dan adaptasi pesisir. - Mempresentasikan di depan kelas.

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan adaptasi pesisir.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim dan adaptasi pesisir melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas PKA.10 Tema : Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sub-Tema : Penelitian adaptasi nelayan terhadap kenaikan air laut Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan kenaikan air

laut - Nelayan dan tokoh masyarakat sebagai informan primer

Page 43: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk atau lagu dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa hubungan perubahan iklim, adaptasi

perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut?

- Apa penyebab kenaikan permukaan air laut? Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim dan adaptasi pesisir, apa dampak fisik dan sosial akibat kenaikan air laut dan bagaimana menjelaskan adaptasi perubahan iklim dan adaptasi pesisir.

- Pembina memutarkan film atau menayangkan gambar tentang perubahan iklim.

- Pembina menegaskan kembali isi film atau gambar

Pembina menugaskan tiap regu untuk: - mengumpulkan informasi tentang perubahan

iklim dan dampaknya untuk pesisir pantai. - contoh – contoh kegiatan mengurangi dampak

perubahan iklim di pesisir pantai. - Informasi dikumpulkan melalui bertanya

langsung di pesisir dengan masyarakat/ nelayan dan tambahan dari buku panduan, buku di perpustakaan maupun sumber lain.

- Pembina menugaskan tiap regu membuat

laporan penelitian dan membuat suatu media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sederhana –dalam bentuk infografis misalnya-

Tiap kelompok menyampaikan presentasi beragam media KIE

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa menyampaikan pesan perubahan iklim, faktor penyebab kenaikan permukaan air laut dan dampak kenaikan permukaan air laut kepada teman dan keluarga.

15 menit

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang pertanian adaptif di media cetak, narasumber, dan internet.

Kode aktifitas GKA.11 Tema : Infrastruktur dan Permukiman Sub-Tema : Perubahan Iklim, Infrastruktur dan Permukiman Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan dampaknya

terhadap infrastruktur dan permukiman Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa penyebab perubahan iklim? - Apa dampak perubahan iklim?

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu adaptasi perubahan iklim, permukiman dan infrastruktur.

- Pembina memutar film atau menayangkan gambar dengan tema perubahan iklim.

- Pembina menegaskan kembali isi film atau gambar. . Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi dan menggali informasi (dari buku panduan, buku di perpustakaan, bertanya ke narasumber langsung ataupun melakukan pengamatan): - Apa dampak perubahan iklim terhadap permukiman? - Apa dampak perubahan iklim terhadap infrastruktur? Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran .

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa menggali informasi tentang contoh adaptasi terkait permukiman dan infrastruktur di wilayah tempat tinggal siswa.

15 menit

Page 44: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

Kode aktifitas GKA.12 Tema : Infrastruktur dan Permukiman Sub-Tema : Perubahan Iklim, Adaptasi Infrastruktur dan Permukiman Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan dampaknya

terhadap infrastruktur dan permukiman - Masyarakat sebagai narasumber

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. . Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa hubungan perubahan iklim dan

permukiman? - Apa hubungan perubahan iklim dengan

infrastruktur? Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran perubahan iklim, permukiman dan infrastruktur.

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu berdiskusi dan menyusun materi: - Adaptasi apa yang bisa dilakukan oleh

masyarakat terkait perubahn iklim dan dampaknya bagi permukiman?

- Adaptasi apa yang bisa dilakukan masyarakat terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi infrastruktur?

- Tiap regu menyiapkan presentasi. - Presentasi regu

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan

15 menit

pembelajaran. Penugasan: Siswa menyampaikan pesan perubahan iklim, permukiman dan infrastruktur kepada teman dan keluarga.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang perubahan iklim di media cetak, narasumber, dan internet.

Rencana Pembelajaran API untuk SMA/Penegak

Sesuai informasi pada bagian pertama buku ini, setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler API melalui kegiatan Pramuka diwajibkan menuntaskan 10 aktifitas utama dari 6 tema ditambah 2 aktifitas untuk merayakan keberhasilan dan penyebarluasan informasi tentang perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim, maupun hasil-hasil aktifitas selama 1 semester.

Dalam panduan ini diberikan 12 contoh aktifitas untuk menyelesaikan 6 tema dan pilihan-pilihan aktifitas untuk merayakan dan menyebarluaskan beragam informasi.

Rangkaian paket aktifitas untuk SMA/ Penegak sebagai berikut:

Setiap aktifitas dapat dilakukan selama 2 Jam Pelajaran atau sekitar 2 x 40 menit. Selengkapnya rencana pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler API untuk jenjang SMA/ Penegak dapat dipelajari di bawah ini sesuai kode aktifitas masing-masing.

Kode aktifitas TKA.1 Tema : Kesehatan Sub-Tema : Perubahan iklim dan gangguan kesehatan Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah

Page 45: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

- Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan gangguan

kesehatan

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat atau melestarikan alam. Pembina memberikan pertanyaan: - Penyakit apa yang sering dialami di daerah tempat

tinggal siswa? - Apa penyebab penyakit tersebut? - Apa saja penyakit akibat perubahan iklim?

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan kesehatan.

- Pembina memutarkan sebuah film atau

memperlihatkan gambar dengan tema perubahan Iklim.

- Pembina menegaskan kembali isi film atau gambar. Penugasan regu: - Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi

dan mengumpulkan informasi melalui buku panduan adaptasi perubahan iklim, maupun buku di perpustakaan, internet dan bertanya ke narasumber. Data/informasi yang dikumpulkan adalah:

- Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan Iklim dan hubungannya dengan kesehatan terutama penyakit yang dipicu oleh adaptasi perubahan iklim.

- Mengidentifikasi dan membuat daftar tanaman lokal yang mempunyai manfaat obat, dan apa manfaat/khasiat obatnya. Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

-

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan kesehatan.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan regu: Membuat karya yang berisi contoh

15 menit

tanaman obat/gambar tanaman obat dan manfaatnya untk kesehatan. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim di bidang kesehatan melalui media cetak, narasumber, dan internet.

Kode aktifitas TKA.2 Tema : Kesehatan Sub-Tema : Praktik dan kampanye hidup bersih dan sehat Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Video/gambar tentang perubahan iklim dan kesehatan

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat atau melestarikan alam Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa saja penyakit yang diakibatkan perubahan iklim? - Tanaman lokal apa yang mempunyai manfaat obat? - Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim hubungannya dengan kesehatan,serta upaya-upaya Perilaku Hidup Bersih Sehat.

Penugasan regu - Pembina menugaskan tiap regu untuk menyusun materi

dan rencana kegiatan tentang : Contoh kegiatan-kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (terkait penyakit diare, DBD, ISPA)

- Apa manfaat kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tersebut?

- Menyiapkan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk dipraktekkan, dijelaskan dan dikampanyekan

Alternatif Diskusi regu: Pemanfaatan tanaman obat lokal; - Cara menyiapkan/mengolah tanaman lokal untuk obat

Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan.

Praktek : - kegiatan Perilaku Hidup Bersih Sehat

50 menit

Page 46: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

- Menyiapkan obat dari tanaman lokal - Setiap kelompok menyiapkan kegiatan dan materi

kampanye Perilaku Hidup Bersih Sehat di sekolah. Media/Karya bisa dalam bentuk majalah dinding, lagu, karya tulis (puisi/kalimat ajakan) atau gambar.

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa menyampaikan kegiatan pembelajaran dan pesan kampanye ini kepada teman dan keluarga Siswa menyampaikan dan mengajak melakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih Sehat kepada teman dan keluarga.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang perubahan iklim dan kesehatan melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.3

Tema : Sumberdaya Air Sub-Tema : Perubahan Iklim dan Kebutuhan Air Bersih Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan alam. Pembina memutarkan sebuah film/menampilkan gambar dengan tema “Perubahan Iklim” Pembina bertanya: - Apa kegunaan air untuk manusia? - Dari mana air yang digunakan olen manusia?

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan hubungannya dengan air bersih.

50 menit

- Pembina menugaskan masing-masing siswa membuat peta pikiran dengan tema perubahan iklim.

- perwakilan siswa mempresentasikan peta pikirannya.

Penugasan regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi: - Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi

ketersediaan air bersih? - Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga

ketersediaan air bersih - Menuliskan salah satu perencanaan praktek untuk

menjaga ketersediaan air bersih. (contoh: membuat bio pori, memanen air hujan, membuat sumur resapan)

(sumber belajar dari buku di perpustakaan, buku panduan adaptasi perubahan iklim, dan narasumber)

Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan air bersih.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa menyiapkan perlengkapan untuk praktek menjaga ketersediaan air bersih/memanen air. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.4

Tema : Sumberdaya Air Sub-Tema : Praktik kampanye hemat air untuk adaptasi perubahan iklim Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim - Perlengkapan memanen air

Page 47: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan alam.

Pembina mengulas pertemuan sebelumnya secara partisipatif dengan siswa.

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan hubungannya dengan air bersih.

- Pembina mengarahkan siswa untuk memahami sebab dan dampak perubahan iklim dengan permainan.

Penugasan regu: Tiap regu ditugaskan untuk berdiskusi dan praktek

lapangan: - Menjaga ketersediaan air atau memanen air sesuai

dengan pertemuan pertama. (contoh membuat biopori, sumur resapan dll.)

Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan air bersih.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa menyampaikan praktek menjaga ketersediaan air bersih atau memanen air kepada teman atau keluarga. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.5 Tema : Ekosistem dan Lingkungan Sub-Tema : Perubahan iklim dan Kejadian Bencana Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Video/gambar tentang perubahan iklim

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa dampak perubahan iklim? - Apa hubungan dampak perubahan iklim dengan

kejadian bencana?

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim, ekosistem dan lingkungan.

- Pembina mengajak siswa mempelajari sebab dan

dampak perubahan iklim dengan permainan tempel menempel.

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi dan menyiapkan presentasi dengan tema: - Apa hubungan perubahan iklim dengan kejadian

bencana banjir/longsor? - Adaptasi apa yang bisa dilakukan terkait perubahan

iklim dan bencana banjir dan longsor? - mempresentasikan di depan kelas dengan metode

“role play” satu regu menjadi tim kampanye perubahan iklim, regu yang lain menjadi masyarakat.

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan ekosistem.

- Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.6 Tema : Ekosistem dan Lingkungan Sub-Tema : Perubahan Iklim dan Ketersediaan Energi Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim

Page 48: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa kegunaan energi untuk kehidupan manusia? - Darimana sumber energi itu berasal? - Bagaimana melakukan penghematan energi

15 menit

Kegiatan Inti

Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim energi alternatif

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk menyusun materi dan mempraktekkan contoh energi alternatif sederhana: - Apa manfaat energi alternatif? - Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan - Praktekkan cara sederhana memperoleh energi

alternatif - Tiap regu menyiapkan presentasi. (sumber belajar dari buku di perpustakaan, buku panduan adaptasi perubahan iklim, dan narasumber)

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa mengkampanyekan penghematan energi dan penggunaan energi alternatif. Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA. 7 Tema : Pertanian Sub-Tema : Perubahan Iklim dan dampaknya terhadap pertanian Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim - Bibit tanaman, media tanam

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat atau melestarikan alam Pembina bertanya tentang: - Pengertian perubahan iklim dan hubungannya dengan

pertanian

- Pembina menjelaskan tujuan pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian

15 menit

Kegiatan Inti - Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian.

Penugasan regu - Pembina menugaskan :

Kegiatan yang dilaksanakan adalah observasi ke lapangan (lahan pertanian sekitar sekolah) dan mencari data dari media internet, buku panduan adaptasi perubahan iklim/buku di perpustakaan serta bertanya narasumber.

Tiap regu ditugaskan untuk mengamati dan berdiskusi: - perubahan iklim dan dampaknya terhadap bidang

pertanian - bagaimana pola tanam yang dilakukan petani di

lingkungan sekitar? - varietas tanaman apa yang dipilih petani di lingkungan

sekitar? - Setiap regu membuat kesimpulan tentang perubahan

iklim, adaptasi perubahan iklim dan dampak perubahan iklim di bidang pertanian.

- Presentasi masing-masing kelompok

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa mengumpulkan informasi tentang upaya-upaya dan pola ketahanan pangan di lingkungan sekitar tempat tinggal terkait makanan pokok hasil pertanian lokal (bagaimana cara menyimpan dan mengolah). Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Page 49: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kode aktifitas TKA.8 Tema : Pertanian Sub-Tema : Praktek dan kampanye bercocok tanam adaptif Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim - Bibit tanaman, media tanam

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahu-luan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk atau menyanyikan lagu dengan tema semangat atau melestarikan alam Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: Apa dampak perubahan iklim terhadap bidang pertanian? Sebutkan contoh adaptasi di sektor pertanian Pembina menjelaskan tujuan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan pertanian adaptif

15 menit

Kegiatan Inti

Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran adaptasi perubahan iklim di bidang pertanian, mencakup upaya ketahanan pangan dan bercocok tanam dengan tehnologi terapan sederhana.

Penugasan Regu: - Pembina menugaskan setiap regu untuk: - Mendiskusikan pola ketahahan pangan makanan

pokok lokal (cara penyimpanan dan pengolahan) - Menyusun upaya-upaya bercocok tanam adaptif

dengan tehnologi sederhana. - Memilih salah satu upaya bercocok tanam adaptif

dengan tehnologi terapan sederhana untuk dipraktekkan.

- (misal: hidroponik, tanaman dengan infus) - Praktek pertanian dengan tehnologi sederhana. - Menyiapkan presentasi. - Presentasi kelompok

- Setiap kelompok membuat kesimpulan tentang upaya-upaya bercocok tanam dengan tehnologi terapan sederhana

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

15 menit

Penugasan: Siswa menyampaikan kegiatan pembelajaran perubahan iklim ini kepada teman dan keluarga

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang di media cetak, narasumber, dan internet.

Kode aktifitas TKA.9 Tema : Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sub-Tema : Perubahan Iklim dan Kenaikan air laut Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan kenaikan air

laut Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya: - Apa hubungan perubahan iklim dengan kenaikan

permukaan air laut?

15 menit

Kegiatan Inti

Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu adaptasi perubahan iklim dan pesisir pantai. Pembina memutarkan video tentang perubahan iklim - Pembina menugaskan masing-masing siswa membuat

peta pikiran dengan tema perubahan iklim. - perwakilan siswa mempresentasikan peta pikirannya.

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi: - Apa dampak perubahan iklim bagi pesisir pantai (baik

secara fisik maupun sosial kemasyarakatan) - Adaptasi apa yang bisa dilakukan terkait perubahan

iklim di pesisir? - Membuat media presentasi dengan barang bekas

dengan tema adaptasi perubahan iklim dan pesisir pantai

(sumber belajar dari buku di perpustakaan, buku panduan adaptasi perubahan iklim, dan narasumber)

Tiap regu menyiapkan presentasi dan mempresentasikan di depan kelas.

50 menit

Page 50: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran adaptasi perubahan iklim dan adaptasi pesisir.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa menggali informasi tentang contoh adaptasi pesisir masyarakat (nelayan) lokal di wilayah atau pulau tempat tinggal siswa.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.10 Tema : Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sub-Tema : Penelitian adaptasi nelayan terhadap kenaikan air laut Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Nelayan dan tokoh masyarakat sebagai informan primer

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahu-luan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak siswa memainkan permainan sebab dampak perubahan iklim. Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa dampak perubahan iklim bagi pesisir pantai

(fisik dan sosial masyarakat) - Apa contoh adaptasi pesisir yang bisa

dilakukan? Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim dan adaptasi pesisir.

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu berdiskusi dan menyusun materi: - Adaptasi apa yang bisa bisa dilakukan oleh

masyarakat pesisir terkait perubahan iklim. (Contoh: Bagaimana mencegah abrasi, bagaimana perubahan pola tangkap ikan)

50 menit

- Pembina menugaskan tiap regu membuat laporan penelitian dengan mengambil satu contoh adaptif yang dilakukan masyarakat pesisir lokal dan membuat suatu media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sederhana –dalam bentuk infografis misalnya-

Tiap regu menyiapkan presentasi beragam media KIE

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa menyampaikan pesan perubahan iklim dan pesisir pantai kepada teman dan keluarga.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang perubahan iklim di media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.11 Tema : Infrastruktur dan Permukiman Sub-Tema : Perubahan Iklim, Infrastruktur dan Permukiman Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Sumber dan Media:

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan dampaknya

terhadap infrastruktur dan permukiman Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahuluan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak melakukan tepuk dengan tema semangat dan melestarikan alam. Pembina bertanya:

- Apa penyebab perubahan iklim? - Apa dampak perubahan iklim?

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu adaptasi perubahan iklim, permukiman dan infrastruktur.

- Pembina memutarkan video dengan tema perubahan iklim Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu untuk berdiskusi dan

50 menit

Page 51: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

menggali informasi (dari buku panduan, buku di perpustakaan, bertanya ke narasumber langsung ataupun melakukan pengamatan): - Apa hubungan permukiman dengan perubahan iklim? - Apa hubungan infrastruktur dengan perubahan iklim? - Membuat media presentasi dengan barang bekas

sebagai bentuk pemanfaatan daur ulang. - Tiap regu menyiapkan materi presentasi dan

mempresentasikannya di depan kelas.

Penutup - Siswa melakukan perenungan kegiatan. - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat

tentang kegiatan pembelajaran . - Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Penugasan: Siswa menggali informasi tentang contoh adaptasi terkait permukiman dan infrastruktur di wilayah tempat tinggal siswa.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang adaptasi perubahan iklim melalui media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Kode aktifitas TKA.12 Tema : Infrastruktur dan Permukiman Sub-Tema : Perubahan Iklim, Permukiman dan Infrastruktur Alokasi Waktu : 2x40 menit Sumber dan Media :

- Diri anak, lingkungan sekolah - Buku panduan/modul perubahan iklim - Film/gambar tentang perubahan iklim dan

dampaknya terhadap infrasturktur dan permukiman - Masyarakat sebagai narasumber

Tahapan Aktifitas Waktu

Pendahu-luan

Pemusatan perhatian: Pembina mengajak siswa memainkan permainan sebab dampak perubahan iklim. Pembina bertanya kesimpulan pertemuan pertama: - Apa hubungan perubahan iklim dan

permukiman? - Apa hubungan perubahan iklim dengan

infrastruktur? Pembina menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan Inti

- Pembina menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran perubahan iklim, permukiman dan infrastruktur.

Penugasan Regu: Pembina menugaskan tiap regu berdiskusi dan menyusun materi: - Adaptasi apa yang bisa bisa dilakukan oleh

masyarakat terkait dan permukiman? - Adaptasi apa yang bisa dilakukan masyarakat

terkait infrastruktur?

- Pembina menugaskan tiap regu membuat laporan penelitian dengan mengambil satu contoh adaptif yang dilakukan masyarakat membuat suatu media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sederhana. Tiap regu menyiapkan presentasi beragam media KIE

50 menit

Penutup - Siswa diberi kesempatan bertanya atau berpendapat tentang kegiatan pembelajaran.

- Pembina menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Penugasan: Siswa menyampaikan pesan perubahan iklim, infrastruktur dan permukiman kepada teman dan keluarga.

Pengayaan: Siswa dapat mencari tambahan informasi tentang perubahan iklim, infrastruktur dan permukiman di media cetak, narasumber, dan internet.

15 menit

Page 52: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

BAGIANKETIGA

... Hei jangan ragu dan jangan malu,tunjukkan pada dunia, bahwa sebenarnya kita mampu!

(Lagu bangunlah putra-putri ibu pertiwi)

Iwan FalsMusisi Indonesia

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Merayakan dan Sebarkan!

1. Merayakan Ketuntasan Seperti uraian di Bagian Pertama, bagian akhir dari kegiatan ekstrakurikuler API

adalah mengorganisasikan perayaan bagi siswa dan kelompok peserta didik yang telah sukses menuntaskan seluruh 6 tema kegiatan atau 12 aktifitas.

Merayakan ketuntasan bisa dilakukan dengan beragam kegiatan yang kreatif dengan mengundang pendidik, orang tua dan komite sekolah, masyarakat sekitar sekolah, wartawan hingga pejabat pemerintahan.

Selain merayakan, tentu menyebarkan berita baik capaian-capaian peserta didik dapat membangun kebanggaan dan sikap positif, selain juga sebagai informasi bagi pihak luas mengenai kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan masing-masing. Kegiatan juga dapat beragam sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

Dalam buku panduan ini, tersedia 5 pilihan untuk setiap kegiatan merayakan dan menyebarkan, baik untuk jenjang SMP dan SMA. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih aktifitas yang disepakati oleh kelompok/ regu masing-masing.

Page 53: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

2. Sebarkan pada dunia

Kode RP.13 Pertunjukan boneka (Penggalang)

- Waktu : 90-120 menit - Tempat : di dalam kelas atau di luar kelas (dapat dilakukan saat

malam keakraban)

- Alat dan bahan : boneka/ wayang dari kardus bekas - Tujuan:

a. Sebagai media ekspresi, mengasah ide dan kreatifitas b. Menyebarluaskan pesan API

- Langkah-Langkah:

a. Buatlah kelompok, minimal 2 orang maksimal 4 orang b. Susunlah tema dan kembangkan cerita. Sisipkan lagu- lagu bertema

lingkungan dan perubahan iklim supaya lebih menarik c. Latihan membaca cerita dan pertunjukan

Untuk menjadi perhatian: - Dapat mengundang orangtua atau warga desa dalam pertunjukan ini - Agar lebih menarik, buatlah panggung dengan barang sederhana, misalnya meja

dan kain polos

Kode RP.14 Malam kreasi cinta lingkungan (untuk penegak)

- Waktu : persiapan Pelaksanaan 90-120 menit - Tempat : di luar kelas, saat persami - Tujuan :

a. Media ekspresi, mengasah ide dan kreatifitas b. Menyebarluaskan pesan API c. Uji kecakapan anak (penganugerahan badge kecakapan)

- Langkah-Langkah persiapan:

a. Ajak anak mendiskusikan dan merancang satu kegiatan sederhana (misal perkemahan Sabtu Minggu). Tempat dapat dilaksanakan di sekolah, atau di lapangan di kampung.

b. arahkan anak untuk membuat kepanitiaan sederhana. c. Jelaskan maksud dan tujuan kegiatan. Anak boleh memberikan masukan

untuk ini. d. Ajak anak membuat undangan sederhana untuk orangtua, dan pihak

desa/masyarakat e. Berikan anak kesempatan untuk menentukan kreasi apa yang akan

ditampilkan saat malam kreasi.

Untuk menjadi perhatian: - Sekolah dapat mengirimkan surat kepada orangtua untuk membantu persiapan

kegiatan ini, misalnya: untuk dukungan konsumsi dan perlengkapan. - Hasil karya anak bertema lingkungan dapat dipajang. - Malam kreasi ini dapat digunakan sebagai malam penganugerahan lencana

kecakapan - Kegiatan ini juga dapat mengundang peserta dari gugus tetangga

Kode RP.15 Roadshow ke Gugus tetangga (untuk penggalang dan penegak) - Waktu : Pelaksanaan 60-90 menit - Tempat : di dalam kelas - Tujuan :

a. Media ekspresi, mengasah ide dan kreatifitas b. Menyebarluaskan pesan API c. Uji kecakapan

Langkah-langkah

a. Buatlah kelompok/regu. Per regu maksimal 5 orang b. Jelaskan tujuan kegiatan c. Berikan keleluasaan pada anak menentukan metode yang akan dilakukan dalam

penyampaian materi kepada teman sebaya. d. Mintalah anak anak menyusun materi yang akan disampaikan

Untuk menjadi perhatian:

- Kakak pembina berkoordinasi dengan gugus/ Sekolah tetangga untuk kegiatan ini.

- Sebaiknya memilih gugus/sekolah yang dekat dengan sekolah agar mobilisasi lebih mudah.

- Lencana kecakapan dapat diserahkan disaksikan warga sekolah lainnya.

Page 54: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kode RP.16 1. Tantangan berantai (Penggalang dan penegak)

- Waktu : Pelaksanaan 3-4 jam - Tempat : di luar kelas - Alat dan bahan : pakaian yang nyaman, botol bekas, gunting, cat, bibit

pohon, sampah plastik, koran bekas, gentong, air kotor, ijuk, kerikil, pasir, dll

- Tujuan: a. media ekspresi, mengasah ide dan kreatifitas b. uji kecakapan anak

- Langkah-Langkah

a. Kakak pembina mempersiapkan 5 pos, dengan jarak tertentu (disesuaikan dengan wilayah, boleh di permukiman, namun lebih baik di luar pemukiman). Pos terdiri atas: pos kecerdasan, pos sampah, pos menanam pohon, pos air, dan pos kampanye. Pos kecerdasan: menyelesaikan sejumlah pertanyaan dan praktek tugas-tugas kepramukaan (kata sandi, tali temali, membuat tandu, dll) Pos sampah: mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat Pos menanam pohon: menemukan bibit pohon dan menanamnya di tempat yang telah ditandai Pos air: membuat penyaringan air . Pos kampanye: melakukan kampanye tentang adaptasi perubahan iklim, dapat juga melakukan presentasi hasil kerja dari tiap pos.

b. siapkan teka teki untuk panduan menuju tiap pos c. siapkan panduan/petunjuk di tiap pos d. bagi anak menjadi kelompok, tiap kelompok terdiri dari maksimal 5

orang. e. tiap kelompok dilepas menuju pos dengan rentang waktu 15 menit. f. hasil kerja anak di tiap pos dibawa menuju pos selanjutnya hingga di pos

akhir (pos kampanye). g. peserta yang mencapai pos akhir, dengan hasil kerja yang baik layak

diberi lencana kecakapan. Untuk menjadi perhatian: 1. sarankan anak untuk menggunakan pakaian senyaman mungkin (dan

boleh menjadi kotor) 2. sarankan anak-anak untuk membawa bekal (makanan dan minuman). 3. pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum mengikuti kegiatan 4. jika tempat kegiatan berada di hutan/ jauh dari pemukiman, maka

pastikan peralatan dan perlengkapan yang standar keamanan di tiap kelompok (obat-obatan sederhana/p3K, pluit untuk komunikasi darurat, jas hujan, dan lain lain)

3. Sebarkan pada dunia

Kode RP.17 Permainanku (Penegak)

- Waktu : Pelaksanaan 3-4 jam - Tempat : di dalam atau luar kelas - Alat dan bahan : (tergantung apa yang mereka butuhkan, upayakan dari

barang bekas/sampah daur ulang) - Tujuan:

a. media ekspresi, mengasah ide dan kreatifitas b. uji kecakapan anak c. kerjasama tim

- Langkah-Langkah

a. Buatlah kelompok/regu. Per regu maksimal 5 orang b. Jelaskan tujuan kegiatan c. Mintalah anak untuk mengubah permainan lokal yang sering mereka

mainkan menjadi bermuatan lingkungan/ adaptasi perubahan iklim.

Misalnya: permainan “Sebutkan namamu”. Dua orang sebagai petugas, berjongkok sambil memegang seutas tali sebagai penghalang. Kemudian dilakukan hompimpah untuk menentukan urutan. Orang pertama akan melompati tali/ pindah tempat sambil menyebutkan pertanyaan, dan kemudian menjadi patung (tidak boleh bergerak). Orang kedua dan seterusnya melompati tali sesuai giliran sambil menyebutkan jawaban pertanyaan (jawaban yang sudah disebutkan peserta lain tidak boleh disebutkan lagi), dan menjadi patung juga. Yang tidak bisa menjawab, atau yang bergerak selama jadi patung dianggap kalah dan menjadi petugas menggantikan temannya yang bertugas.

d. masing-masing kelompok diberikan waktu untuk menjelaskan dan

menyontohkan permainan di hadapan kelompok lain. Kelompok lain berperan sebagai peserta dalam permainan.

Page 55: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kode SP.13 Berbagi pesan melalui kartu pos (Penggalang dan penegak)

- Waktu : 60-90 menit - Tempat : di dalam kelas atau di luar kelas - Alat dan bahan : kertas meta-card ukuran kartu pos, pensil, spidol warna,

penghapus (ATK) - Tujuan:

a. Mengasah ide dan kreatifitas b. Menyebarluaskan pesan API c. Mempengaruhi pihak pihak melalui pesan kunci di kartu pos

- Langkah-Langkah: a. Berikan setiap anak kertas meta-card dan alat tulis b. Berikan penjelasan tujuan kegiatan dan hasil yang akan dicapai c. Ajak anak mendiskusikan siapa saja pihak yang akan dipengaruhi/ target

penerima kartu pos. d. Berikan keleluasaan bagi anak dalam menggambar dan menuliskan pesan

kunci. Tema tentang perubahan iklim. d. Kumpulkan hasil karya anak. Kakak pembina bertugas mengirimkan kartu pos

ke kantor Pos.

Kode SP.14 Cinderamata untuk ayah bunda (Penggalang dan penegak)

- Waktu : 60 - 90 menit - Tempat : di dalam kelas atau di luar kelas - Alat dan bahan : barang bekas (kertas, koran, botol plastik), kertas, spidol

warna, cat, kuas, gunting, cutter, lem, benih sayuran dan tanah (jika diperlukan)

- Tujuan: a. Mengasah ide dan kreatifitas b. Menyebarluaskan pesan API

- Langkah-Langkah:

a. Berikan penjelasan tujuan kegiatan dan hasil yang akan dicapai b. Minta anak menentukan karya apa yang akan dibuat. Jika anak membuat pot

dari botol bekas, berikan sekaligus benih sayuran. c. Minta anak menuliskan surat/ pesan pendek untuk ayah-bunda berisi ajakan

untuk mencintai lingkungan. d. Hasil karya diserahkan kepada orangtua masing masing.

Kode SP.15 Ungkapkan lewat karya: lagu, puisi dan gambar (Penggalang dan penegak)

- Waktu : 45 - 60 menit - Tempat : di dalam kelas atau di luar kelas - Alat dan bahan : alat tulis dan recorder/perekam (boleh menggunakan

handphone), kertas, pena, spidol warna - Tujuan:

a. Mengasah ide dan kreatifitas b. Menyebarluaskan pesan API

- Langkah-Langkah:

a. Tugas perorangan. Jika berkelompok, maksimal 4 orang. b. Mintalah anak menciptakan sebuah lagu, atau mengubah lirik lagu yang sudah

ada dengan tema lingkungan (jika kreasi lagu), menggambar dan atau membuat puisi bertema lingkungan

c. Rekamlah lagu untuk dokumentasi

Kode SP.16 wartawan cilik (penggalang dan penegak)

- Waktu : 45 - 60 menit - Tempat : di luar kelas - Alat dan bahan : kamera pocket/digital, alat tulis

- Tujuan:

a. mengasah ide dan kreatifitas b. melatih kepekaan melihat masalah tentang lingkungan di sekitar

sekolah/desa c. menyebarluaskan pesan API

- Langkah-Langkah:

a. tugas per orangan. Kumpulkan dalam kelompok untuk memudahkan penggunaan alat. Maksimal 5 orang per kelompok.

b. jelaskan maksud dan tujuan kegiatan. c. Ajak anak berkeliling sekolah, jika sekolah dekat dengan pemukiman,

ajak anak keliling pemukiman. d. mintalah anak memotret kondisi lingkungan, terutama yang dianggap

kurang baik. Masing-masing anak menentukan pesan dan harapannya atas foto yang dipotret.

e. bantu anak untuk mencetak foto (bagi penggalang). Untuk penegak mintalah anak mencetak foto dengan printer.

f. pesan dan harapan dituliskan di kertas, kemudian anak mempresentasikan foto dan tulisannya.

g. setelah selesai, hasil karya dapat ditempelkan di majalah dinding sekolah, atau dibuat kliping.

Page 56: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Kode SP.17 Mading API (Penggalang dan penegak)

- Waktu : 45 - 60 menit - Tempat : di dalam dan atau luar kelas - Bahan-bahan : kamera saku/digital, alat tulis - Tujuan:

a. mengasah ide dan kreatifitas b. menyebarluaskan pesan API

- Langkah-Langkah:

a. Tugas kelompok. Maksimal 5 orang per kelompok. b. Jelaskan maksud dan tujuan kegiatan. c. Berikan anak tugas untuk membuat tulisan atau gambar atau

foto tentang lingkungan/ API. Termasuk pesan kunci yang akan disampaikan.

d. Bantu anak untuk mencetak foto (bagi penggalang). Untuk penegak mintalah anak mencetak foto dengan printer.

e. Pesan dan harapan dituliskan di kertas, kemudian anak mempresentasikan foto dan tulisannya.

f. Setelah selesai, hasil karya dapat ditempelkan di majalah dinding sekolah, atau dibuat kliping.

Lampiran

TEKA TEKI SILANG ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM 1

2 3 4 5

6 7

8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

MENDATAR MENURUN

4. Satuan Karya Pramuka 1. ....... Ulang.

6. kebutuhan pokok manusia 2. disingkat. Gas Rumah Kaca

8. gas yang merusak lapisan ozon 3. pemanasan global

13. disingkat. Lingkungan Hidup 5. disingkat. Adaptasi Perubahan Iklim

14. salah satu dampak perubahan iklim 7. penghargaan kepada orang yang berjasa di

bidang lingkungan

15. disingkat. Penanggulangan bencana 9. Dewan Nasional Perubahan Iklim

16. penanaman kembali pohon-pohon 10. yang dibutuhkan manusia untuk bernafas

18. pupuk dari pembusukan tanaman 11. salah satu alternatif transportasi ramah

lingkungan 19. Inggris: mengurangi penggunaan barang

barang yang dapat merusak lingkungan 12. Inggris: menggunakan kembali barang

yang sudah pernah dipakai

21. alami

16. Inggris: mengolah kembali barang yang telah dipakai menjadi barang baru yang lebih bernilai

Page 57: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

22. benda yang sangat sulit terurai 17. nama Indonesia untuk santalum album

23. Inggris: alam 20. salah satu sumber penghasil oksigen

24. hewan langka

22. disingkat. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Belajar Sambil Bernyanyi _________________________________________________________________ Lagu 1. Jaga kebersihan. Nada lagu: Sakitnya tuh disini Ayo teman teman jaga kebersihan, kebersihan badan dan juga lingkungan, Kalau buang sampah, buang di tempatnya, Kalau sembarangan penyakit mengancam. Buang sampah sembarangan bikin mampet selokan, Kalo musim hujan banjir pun juga datang Buang sampah sembarangan bikin kotor lingkungan, Lingkungan yang kotor jadi sumber penyakit. Sakit,,, sakit,,, sakitnya tuh disini Lagu 2. Hemat energi Nada lagu: Pernahkah kau merasa, UNGU Kalau keluar rumah, cabut colokan listrik, Kalau tidak ditonton, matikan TV, Kalau tidak dipakai dan siang hari matikan semua lampu, Hemat energi! lagu 3. Sekeliling kita Nada lagu: kapal api Lihatlah sekeliling rumah dan sekolah kita, banyak lalat banyak sampah Aduuuh kotornya. Biasakan buang sampah pada tempatnya, pilih pilah jenis sampah Lingkungan bersih Lagu 4. Menanam jagung Ayo kawan kita belajar menanam jagung di kebun kita Ambil cangkulmu, ambil pangkurmu, Kita bekerja tak jemu jemu Cangkul cangkul cangkul yang dalam Tanahnya longgar jagung ku tanam Cangkul cangkul cangkul yang dalam Menanam jagung di kebun kita

Page 58: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Lagu 5. Tanam Siram Iwan Fals Tanam tanam tanam kita menanam tanam pohon kehidupan kita tanam masa depan Siram siram siram yok kita siram, jangan lupa disiram yang sudah kita tanam. Tanam tanam pohon kehidupan Siram siram sirami dengan sayang Tanam tanam pohon masa depan Benalu benalu kita singkirkan Tanam tanam tanam siram Tanam tanam tanam Hoiiiiii Lagu 6. Kumau Hidup Sehat Nada Lagu: Apuse Kumau Hidup Sehat Terhindar dari penyakit Solusinya budayakan PHBS Perilaku Hidup Bersih serta sehat

Sumber-sumber Informasi

Buku/dokumen/Makalah

Alvin, A. dkk., Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia,

BMKG, 2011. Armi Susandi Dkk., Laporan Riset Partisipatif Tentang Kerentanan Iklim

di Kabupaten Lembata, TTU dan kab. Sikka, Plan International Indonesia, 2012.

Climate Change Challenge Badge, second edition, Youth United Nations Global Alliance (YUNGA), 2015.

Jo Kumala Dewi, dkk, Suplemen Pembelajaran Perubahan Iklim untuk Guru, Kementerian Lingkungan Hidup RI, Jakarta, 2012.

Jusmy D. Putuhena, Perubahan Iklim dan Risiko Bencana pada Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Makalah Seminar nasional, 2011.

Latipah Hendarti dkk, Buku Panduan Satuan Karya Pramuka SAKA Kalpataru, Kementerian Lingkungan Hidup RI, Jakarta, 2013.

Popi Rejekiningrum dkk, Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian, Balitbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI, 2011.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) 2014, Bappenas RI, Jakarta, 2014

Sumaryanto, makalah tanpa tahun, Penguatan kapasitas adaptasi Sebagai Upaya Peningkatan Resiliensi Petani Menghadapi Perubahan Iklim.

Silvia Fanggidae dan Andri Ratumakin, Petani dan Nelayan Membaca Musim, Perkumpulan Pikul 2014.

Page 59: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Website

http://4muda.com/akibat-perubahan-iklim-demam-berdarah-makin-

meningkat-tahun-2015/

http://aiphss.org/id/health-sector-development-plan-for-east-nusa-tenggara-province-2013-2018-challenges-acceleration-measures-and-support-through-partnership/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kenaikan_permukaan_laut

http://benergi.com/macam-macam-sumber-energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan

http://ete.cet.edu/gcc/?/volcanoes_teacherpage

http://basoarif10ribu.blogspot.co.id/2013/02/gas-rumah-kaca-adalah-gas-gas-yang.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Publikasi/Artikel/Sejarah_Dampak_El_Nino_di_Indonesia.bmkg#ixzz47pQfHbPz

http://geografiuntukmu.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-el-nino-dan-la-nina-serta-apa.html

Daftar Istilah

Adaptasi : Penyesuaian sistem alam atau sistem buatan manusia untuk menjawab rangsangan atau pengaruh iklim, baik yang bersifat aktual ataupun perkiraan, dengan tujuan menekan dan mengontrol bahaya yang ditimbulkan, namun di sisi lain mampu memanfaatkannya menjadi peluang.. Cuaca: Keadaan udara/atmosfer (faktor temperatur, cahaya matahari, kelembaban, kecepatan angin, dan sebagainya) pada satu tempat tertentu dengan jangka waktu yang terbatas. Mitigasi: upaya langsung manusia untuk untuk mengurangi sumber gas rumah kaca, baik melalui prilaku hemat listrik dan energi dan emmanfaatkan sumber energi yang terbaharukan (air, matahari, angina) maupun melalui penanaman pohon. . Gas rumah kaca: Gas-gas di atmosfer, baik alami maupun buatan manusia, yang menyerap dan melepas radiasi infra merah (panas). Gas rumah kaca utama adalah uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), metana (CH4), oksida nitrat (N2O) dan ozon (O3). Dampak perubahan iklim: Akibat yang ditimbulkan dari proses perubahan iklim terhadap alam dan manusia, seperti terjadinya banjir rob di pesisir akibat kenaikan permukaan air laut. El Nino: Peristiwa meningkatnya suhu permukaan air laut mulai dari bagian timur tengah hingga timur Samudra Pasifik (sekitar pantai daerah Amerika Latin), yang kemudian diikuti dengan mendinginnya suhu permukaan air laut di perairan Indonesia dan sekitarnya sehingga menimbulkan penurunan curah hujan (potensi terjadi kekeringan). La Nina: Kondisi iklim ekstrem sebaliknya dari El-Nino, yaitu peristiwa menurunnya suhu permukaan air laut mulai dari bagian tengah hingga timur Samudra Pasifik (sekitar pantai daerah Amerika Latin), yang kemudian diikuti dengan terjadinya “kolam air hangat” (warm pool) akibat meningkatnya suhu permukaan air laut di perairan Indonesia dan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan penambahan curah hujan (potensi terjadinya banjir). Iklim: secara umum iklim didefinisikan sebagai kondisi rata-rata suhu, curah hujan, tekanan udara, dan angin dalam jangka waktu yang panjang, antara 30 dan 100 tahun (inter-centennial). Pada intinya iklim adalah pola cuaca yang terjadi selama bertahun-tahun. Perubahan iklim: Perubahan signifikan pada iklim yang berlangsung selama minimal 30 tahun atau lebih lama.

Page 60: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN INSTRUKTUR

Tentang Program 4CA

Plan International Indonesia sejak tahun 2011 mengimplementasikan proyek Adaptasi Perubahan Iklim Berpusat pada Anak (Child Centred Climate Change Adaptation) atau familiar disebut 4CA Project. Proyek ini diimplementasikan di dua Kabupaten yaitu Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tahap pertama proyek 4CA dilakukan pada bulan Juli 2011 s/d Juni 2014 di kabupaten TTU dan Lembata. Proyek ini mendapatkan dukungan pendanaan dari Pemerintah Australia melalui AUSAID dan Plan Australia. Pada tahap ini, Plan Indonesia mengembangkan kesadaran dan kapasitas masyarakat di 2 desa dan 5 sekolah dasar (SD & SMP) di kabupaten TTU, khususnya guna meningkatkan kemampuan adaptasi mereka dalam melaksanakan kegiatan adaptasi perubahan iklim di tingkat masyarakat dan sekolah. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut, telah dilakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah, seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dinas-dinas terkait di provinsi/kabupaten, BPBD, serta Dewan Perubahan Iklim Nasional. Hasil capaian proyek 4CA tahap pertama memperlihatkan bahwa anak (siswa/siswi sekolah) ternyata dapat menjadi salah satu agen perubahan di masyarakat, khususnya terkait dengan kontribusi mereka dalam turut serta pada kegiatan-kegiatan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana di tingkat masyarakat desa. Plan International Indonesia kemudian melanjutkan proyek 4CA tahap 2 di Kabupaten TTU, sementara untuk Kabupaten Lembata sudah berakhir di tahun 2014. Proyek 4CA tahap 2 dimulai pada Juli 2014 s/d Juni 2016, dengan memfokuskan pada upaya untuk meningkatkan peran serta atau keterlibatan anak (khususnya siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama), dalam kegiatan-kegiatan adaptasi perubahan iklim. Pada tahun 2015 Plan International Indonesia kembali mendapatkan dukungan pendanaan untuk mengimplementasikan proyek 4CA dari Pemerintah Jerman melalui Plan GNO. Proyek yang juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan adaptif anak-anak dan komunitas ini diimplementasikan di Kabupaten Lembata dan Kabupaten TTU. Bila pada proyek 4CA tahap 1 dan tahap 2 lebih fokus pada peningkatan kapasitas adaptif komunitas dan anak-anak sekolah dasar, maka pada proyek ini target groupnya diperluas kepada anak-anak usia SMP dan SMA, dan salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendidikan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan. Proyek ini akan berakhir awal tahun 2018.

Profil Plan International Indonesia Plan International Indonesia merupakan salah satu organisasi

pengembangan masyarakat terbesar yang berpusat pada anak, staf dan sukarelawan Plan bekerja bersama anak, keluarga dan masyarakat di 66 negara (49 negara pelaksana program dan 17 organisasi nasional untuk penggalangan dana dan pendidikan pembangunan). Di negara pelaksana, Plan membangun keterampilan dan struktur, dan menyediakan sumber daya bagi anak-anak agar memiliki hak suara yang setara dan kesempatan bertumbuh yang sama untuk menjadi manusia dewasa yang sehat, terdidik dan bertanggungjawab. Para staf bekerja demi peningkatan pemahaman akan pendekatan Plan diantara penyokong dana yang ada maupun yang potensial, dan kampanye atas nama anak-anak di seluruh dunia.

Plan bekerja di Indonesia sejak tahun 1969. Saat ini Plan International Indonesia bekerja di empat provinsi yaitu Jawa Tengah, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan jumlah sponsor anak hampir 5,000 orang.

Ada lima program utama Plan International Indonesia yang saat ini diimplementasikan yaitu program perlindungan anak, air dan sanitasi, managemen risiko bencana, pemberdayaan ekonomi kelompok remaja dan pendidikan anak usia dini.

Plan berkantor di : Gedung Menara Duta lt.2 Jl. HR. rasuna Said Kav. B-9 Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia Telp. 021-522-9563

Page 61: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA DAN … · Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan