AD-ART dan PO PPGT.pdf

download AD-ART dan PO PPGT.pdf

of 61

Transcript of AD-ART dan PO PPGT.pdf

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    1/61

    PP.001

    ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

    PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

    AMANDEMEN KONGRES XIII SERITI 7 NOPEMBER 2013)

    PEMBUKAAN

    Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah bagian

    integral dari Gereja Toraja, yaitu gereja yang merupakan persekutuan orang-orang

    yang dipanggil dan beriman kepada Yesus Kristus, dan mengaku bahwa Yesus Kristus

    Itulah Tuhan dan Juruslamat, sebagaimana disaksikan dalam Alkitab, Perjanjian Lama

    dan Perjanjian Baru. Persekutuan ini adalah kudus, am dan rasuli. Kudus karenadipanggil dan dipilih Tuhan dari dalam dunia. Am karena merupakan wujud

    persekutuan keseluruhan umat Allah sebagai satu tubuh, dan Kristus sebagai

    kepalanya. Rasuli karena diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil keselamatan

    kepada semua ciptaan.

    Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah generasi masa

    kini dan masa depan Gereja serta penerus cita-cita perjuangan bangsa. Persekutuan

    Pemuda Gereja Toraja adalah warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab akantugas dan panggilannya di tengah-tengah gereja, masyarakat dan alam semesta.

    Persekutuan Pemuda Gereja Toraja melaksanakan panggilan persekutuan, pelayanan

    dan kesaksian sebagai penampakan iman dan pengharapannya kepada Tuhan yang

    terwujud dalam kasih dan pelayanan kepada sesama, tanpa sekat, tanpa batas dan

    tanpa pamrih. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja merupakan bagian yang tak

    terpisahkan dari masyarakat Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasarbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja

    mengakui bahwa gereja dan negara memiliki kewenangan masing-masing namunkeduanya merupakan mitra sejajar yang saling menghormati, saling mengingatkan dan

    saling membantu.

    Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah pelayan

    Tuhan di tengah-tengah dunia, yang diutus ke dalam dunia untuk menyatakan damai

    sejahtera bagi semua ciptaan. Dalam menyatakan tugas panggilannya, maka pada

    tanggal 11 Desember 1962, dibentuklah wadah pelayanan dan kaderisasi pemuda

    Gereja Toraja yang diberi nama Persekutuan Pemuda Gereja Toraja, sebagai

    Organisasi Intra Gerejawi yang pertama dalam Gereja Toraja. Bahwa untukmemelihara ketertiban dan kelancaran pelayanan dan pengkaderan dalam wadah

    tersebut, maka disusunlah konstitusi dasar organisasi yang disebut Anggaran Dasar dan

    Anggaran Rumah Tangga PPGT.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    2/61

    PP.001

    ANGGARAN DASAR

    Pasal 1

    NAMA

    Nama organisasi ini adalah Persekutuan Pemuda Gereja Toraja disingkat PPGT.

    Pasal 2

    WAKTU DAN KEDUDUKAN

    1. PPGT didirikan pada tanggal 11 Desember 1962 untuk waktu yang tidak

    ditentukan.

    2. PPGT berkedudukan di tempat-tempat di mana Gereja Toraja ada.

    3. Pengurus Pusat PPGT berkedudukan di tempat dimana Badan Pekerja Sinode(BPS) Gereja Toraja berada.

    Pasal 3

    PENGAKUAN

    PPGT mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat dunia, Kepala

    Gereja, sumber kebenaran dan hidup sesuai kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan

    Perjanjian Baru, sebagaimana tercantum dalam Pengakuan Gereja Toraja.

    Pasal 4

    AZAS

    Dalam terang pengakuan seperti tercantum pada pasal 3, maka dalam kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa dan bernegara PPGT berazaskan Pancasila.

    Pasal 5

    TUJUAN

    PPGT bertujuan mewujudkan warga gereja yang sadar dan bertanggungjawabterhadap tugas dan panggilannya ditengah-tengah gereja, masyarakat dan alam

    semesta.

    Pasal 6

    M I S I

    Untuk mewujudkan tujuan PPGT, maka Misi PPGT adalah bersekutu, bersaksi dan

    melayani, yang dijabarkan dalam bentuk-bentuk pelayanan gerejawi.

    Pasal 7STATUS

    PPGT adalah salah satu wadah pelayanan kelompok kategorial dalam Gereja Toraja

    dengan status Organisasi Intra Gerejawi.

    Pasal 8

    BENTUK DAN SUSUNAN

    1. PPGT mengikuti bentuk dan susunan Gereja Toraja.2. Berdasarkan bentuknya, maka susunan PPGT terdiri atas Jemaat, Klasis dan

    Pusat.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    3/61

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    4/61

    PP.001

    Pasal 13

    ATRIBUT ORGANISASI

    1. PPGT mempunyai atribut organisasi seperti lambang, bendera, Hymne, Mars

    dan atribut lainnya.2. Semua atribut organisasi ditetapkan oleh Kongres.

    3.

    Pembuatan dan penggunaan atribut organisasi diatur dalam peraturantersendiri oleh Pengurus Pusat.

    Pasal 14

    HUBUNGAN OIKUMENIS DAN KEMITRAAN

    1. PPGT memelihara dan mengembangkan hubungan oikumenis dengan

    organisasi pemuda gereja-gereja lain.

    2. Hubungan oikumenis dan kerja sama dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

    keesaan gereja sebagai Tubuh Kristus

    3. PPGT juga memelihara dan membangun kemitraan dengan organisasi

    kepemudaan dan lembaga-lembaga lain.4. Hubungan kemitraan dan kerja sama dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

    pemberdayaan dan kesinambungan kader.

    Pasal 15PERUBAHAN

    1. Perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya

    dapat dilakukan oleh Kongres yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) jumlah

    utusan kongres.

    2. Usulan perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

    dapat dilakukan oleh Pengurus Jemaat kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus

    Klasis.

    3. Usul perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga olehPengurus Klasis kepada Pengurus Pusat diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga)

    bulan sebelum kongres.

    Pasal 16

    PERATURAN PERALIHAN

    1. PPGT hanya dapat dibubarkan oleh Kongres yang diadakan khusus untuk itu,

    dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya (tiga per empat) jumlah klasis, dan

    disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari utusan yang hadir.

    2.

    Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur lebih lanjut dalamAnggaran Rumah Tangga, Peraturan-peraturan Khusus, Keputusan Kongres,

    Keputusan Rapat Pimpinan Sinodal, Keputusan Konperensi, dan Keputusan

    Rapat Anggota sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing sejauh

    tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PPGT

    Pasal 17

    PENUTUP

    1. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan selanjutnya

    Badan Pekerja Sinode mengesahkannya dalam Rapat Kerja Gereja Toraja.

    2.

    Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangga sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    5/61

    PP.001

    ANGGARAN RUMAH TANGGA

    Pasal 1

    NAMA DAN WUJUD

    1. PPGT mewujud dalam bentuk Jemaat, Klasis dan Pusat.

    2.

    PPGT dalam wujud jemaat diberi nama dan ditulis dengan urutan sebagaiberikut: Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Klasis ..., Jemaat ..., Alamat

    ...

    3. PPGT dalam wujud klasis diberi nama dan ditulis dengan urutan sebagai

    berikut: Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Klasis ..., Alamat ...

    4. PPGT dalam wujud sinode diberi nama dan ditulis dengan urutan sebagai

    berikut: Pengurus Pusat, Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT), Alamat ...

    Pasal 2

    KEANGGOTAAN

    Keanggotaan PPGT berdasarkan pasal 9 Anggaran Dasar terdiri atas:1. Anggota Biasa yaitu semua anggota Gereja Toraja yang berumur 15-35 Tahun.

    2. Anggota Luar Biasa yaitu mereka yang tidak termasuk dalam ayat 1, tetapi

    menunjukkan kesetiaan dan loyalitas terhadap PPGT.

    Pasal 3

    ANGGOTA BIASA

    1. Semua anggota Gereja Toraja yang berumur 15-35 tahun secara otomatis

    menjadi Anggota Biasa PPGT.

    2. Anggota Biasa mempunyai hak:

    a. Mendapatkan semua bentuk pelayanan PPGT

    b.

    Menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan

    c. Dipilih dan Memilih untuk berbagai jabatan dalam pelayanan PPGTd. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam hal-hal yang perlu,

    benar dan adil dari PPGT

    3. Anggota Biasa mempunyai kewajiban:

    a. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama melaksanakan misi PPGT.

    b. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berperan aktif dalam

    pembangunan jemaat, klasis dan sinode.

    c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PPGT.

    d. Melaksanakan, menegakkan dan mempertahankan konstitusi PPGT.

    e.

    Menaati peraturan/keputusan organisasi.f. Menjunjung tinggi disiplin organisasi.

    g. Menjalankan tugas-tugas yang diberikan organisasi sebaik-baiknya.

    Pasal 4

    ANGGOTA LUAR BIASA

    1. Anggota Gereja Toraja yang berumur kurang dari 15 Tahun atau lebih dari 35

    Tahun tetapi menunjukkan kesetiaan dan loyalitas terhadap PPGT disebutAnggota Luar Biasa.

    2. Pemuda lainnya yang tidak termasuk kategori dalam ayat 1 dapat disebut

    Anggota Luar Biasa, dan dapat diangkat sebagai Anggota Biasa apabila bersediamenerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    6/61

    PP.001

    3. Anggota Luar Biasa mempunyai hak:

    a. Mendapatkan semua bentuk pelayanan PPGT

    b. Menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan

    c. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam hal-hal yang perlu,benar dan adil dari PPGT

    4.

    Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban:a. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama melaksanakan misi PPGT.

    b. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berperan aktif dalam

    pembangunan jemaat, klasis dan sinode.

    c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PPGT.

    d. Melaksanakan, menegakkan dan mempertahankan konstitusi PPGT.

    e. Menaati peraturan/keputusan organisasi.f. Menjunjung tinggi disiplin organisasi.

    Pasal 5

    BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

    Keanggotaan berakhir karena :

    1. Permintaan sendiri yang disampaikan secara tertulis.

    2. Meninggal dunia

    Pasal 6

    PENGURUS JEMAAT

    1. Pengurus Jemaat berkedudukan di tempat Badan Pekerja Majelis Jemaat

    berada.

    2. Jumlah dan susunan Pengurus Jemaat ditetapkan oleh Rapat Anggota.

    3. Pengurus Jemaat dipilih oleh Rapat Anggota dengan sistem pemilihan langsung

    atau formatur.

    4. Masa bakti Pengurus Jemaat adalah 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun dan sesudahnyadapat dipilih kembali.

    5. Fungsionaris Pengurus Jemaat sedapatnya adalah anggota biasa.

    6. Pengurus Jemaat sekurang-kurangnya terdiri dari:

    a. Seorang Ketua;

    b. Seorang Sekretaris;

    c. Seorang Bendahara;

    d. Beberapa bidang/komisi sesuai dengan kebutuhan.

    7. Pengurus Jemaat disahkan dan dilantik oleh Badan Pekerja Majelis Jemaat, dan

    dihadiri oleh Pengurus Klasis.8. Pengutusan Pengurus Jemaat dilaksanakan dalam Ibadah Jemaat.

    9. Pengurus Jemaat bertanggungjawab secara organisatoris kepada anggota

    melalui Rapat Anggota, dan bertanggungjawab sebagai pelayanan kelompok

    kategorial kepada Badan Pekerja Majelis Jemaat.

    10.Jika dibutuhkan, Pengurus Jemaat dapat membentuk Pengurus Tempat

    Kebaktian atau Pengurus Cabang Kebaktian.

    Pasal 7

    RAPAT ANGGOTA

    1.

    Rapat Anggota adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi PPGT dilingkup jemaat.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    7/61

    PP.001

    2. Rapat Anggota dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun.

    3. Rapat Anggota dinyatakan sah apabila dihadiri oleh anggota PPGT, Pengurus

    PPGT Klasis dan Badan pekerja Majelis Jemaat.

    4. Rapat Anggota dipimpin oleh 3 (tiga) orang Pimpinan Sidang yang terdiri dari1 (satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua, yang dipilih dari dan oleh

    anggota.5. Sekretaris Pengurus Jemaat secara otomatis menjadi sekretaris fungsional

    sidang.

    6. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Rapat Anggota dipimpin oleh

    Pengurus Jemaat sebagai pimpinan sidang sementara.

    7. Dalam keadaan luar biasa, Rapat Anggota dipimpin oleh Badan Pekerja Majelis

    Jemaat bersama Pengurus Klasis.8. Rapat Anggota bertugas:

    a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama periode berlangsung.

    b. Menilai Laporan Pengurus Jemaat dalam melaksanakan Keputusan

    Rapat Anggota dan keputusan lainnya yang lebih luas.c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT Jemaat.

    d. Membahas aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam Jemaat setempat.

    e. Menyosialisasikan keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas.

    f. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas.g. Menetapkan Pengurus Jemaat.

    9. Rapat Anggota dihadiri oleh:

    a. Anggota PPGT di Jemaat

    b. Pengurus Klasis

    c. Badan Pekerja Majelis Jemaat

    d. Badan Verifikasi Majelis Jemaat

    e.

    Undangan yang ditentukan oleh Pengurus Jemaat

    Pasal 8

    PENGURUS KLASIS

    1. Pengurus Klasis berkedudukan di tempat Badan Pekerja Klasis berada.

    2. Jumlah dan susunan Pengurus Klasis ditetapkan oleh Konperensi.

    3. Pengurus Klasis dipilih oleh Konperensi dengan sistem pemilihan langsung atau

    formatur.

    4. Masa bakti Pengurus Klasis adalah 2 (dua) atau 3 tahun dan sesudahnya dapat

    dipilih kembali.

    5.

    Fungsionaris Pengurus Klasis adalah anggota biasa PPGT.6. Pengurus Klasis sekurang-kurangnya terdiri dari:

    a. Seorang Ketua

    b. Seorang Sekretaris

    c. Seorang Bendahara

    d. Beberapa bidang/komisi sesuai dengan kebutuhan

    7. Pengurus Klasis disahkan dan dilantik oleh Badan Pekerja Klasis.

    8. Pengutusan Pengurus Klasis dilaksanakan dalam Ibadah Jemaat di salah satujemaat dalam lingkup klasis.

    9. Pengurus Klasis bertanggung jawab secara organisatoris kepada Konperensi,

    dan bertanggungjawab sebagai kelompok pelayanan kategorial kepada BadanPekerja Klasis.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    8/61

    PP.001

    Pasal 9

    KONPERENSI

    1. Konperensi adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi PPGT di lingkup

    Klasis.2. Konperensi dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) atau 3(tiga) tahun.

    3.

    Konperensi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Jemaat.4. Konperensi dipimpin oleh 3 (tiga) orang Pimpinan Sidang yang terdiri dari 1

    (satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua, yang dipilih dari dan oleh

    utusan.

    5. Sekretaris Pengurus Klasis secara otomatis menjadi Sekretaris Fungsional Sidang.

    6. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Konperensi dipimpin oleh 3 (tiga)

    orang Pimpinan Sidang Sementara yang terdiri dari 2 orang Unsur Panitia dan 1orang Unsur Pengurus Pusat.

    7. Dalam keadaan luar biasa, Konperensi dipimpin oleh Badan Pekerja Klasis

    bersama Pengurus Pusat.

    8.

    Konperensi bertugas:a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama periode berlangsung.

    b. Menilai Laporan Pengurus Klasis dalam melaksanakan Keputusan

    Konperensi dan keputusan-keputusan lainnya yang lebih luas.

    c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT Klasis.d. Membahas aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam Klasis setempat.

    e. Membahas keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas.

    f. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas.

    g. Menetapkan Pengurus Klasis.

    9. Konperensi dihadiri oleh:

    a. Utusan Jemaat-jemaat

    b.

    Pengurus Pusat

    c. Badan Pekerja Klasisd. Badan Verifikasi Klasis

    e. Undangan yang ditentukan oleh Pengurus Klasis

    10.Jumlah utusan ke Konperensi adalah 3 orang utusan setiap jemaat dan

    beberapa utusan cadangan.

    11.Tiap utusan wajib membawa surat kredensi.

    Pasal 10

    PENGURUS PUSAT

    1.

    Pengurus Pusat adalah mandataris eksekutif tertinggi organisasi PPGT.2. Pengurus Pusat berkedudukan di tempat Badan Pekerja Sinode berada.

    3. Jumlah dan susunan Pengurus Pusat ditetapkan oleh Kongres.

    4. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dengan sistem pemilihan langsung atau

    formatur.

    5. Masa bakti Pengurus Pusat adalah 5 (lima) tahun.

    6. Fungsionaris Pengurus Pusat tidak boleh menjabat jabatan yang sama lebih dari

    2 (dua) periode.7. Fungsionaris Pengurus Pusat adalah anggota biasa PPGT.

    8. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari:

    a.

    Seorang Ketua Umumb. Beberapa orang Ketua

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    9/61

    PP.001

    c. Seorang Sekretaris Umum

    d. Beberapa orang Sekretaris

    e. Seorang Bendahara Umum

    f. Beberapa orang Bendaharag. Beberapa departemen/komisi sesuai dengan kebutuhan.

    9.

    Pengurus Pusat disahkan dan dilantik oleh Badan Pekerja Sinode.10.Pengutusan Pengurus Pusat dilaksanakan dalam Ibadah Jemaat di salah satu

    jemaat dalam lingkup Gereja Toraja, atau dalam ibadah di lingkup sinode.

    11.Pengurus Pusat bertanggung jawab secara organisatoris kepada Kongres, dan

    bertanggungjawab sebagai kelompok pelayanan kategorial kepada Badan

    Pekerja Sinode.

    Pasal 11

    RAPAT PIMPINAN PUSAT

    1. Rapat Pimpinan pusat, atau disingkat RPP adalah rapat pimpinan tingkat pusat

    yang dihadiri oleh Ketua-ketua Klasis dan Ketua-ketua Jemaat.2. RPP diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat.

    3. RPP diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam periode kepengurusan jika

    dipandang sangat perlu.

    4. RPP dinyatakan kuorum mengambil keputusan apabila dihadiri + 1 darijumlah klasis.

    5. Jika Poin 4 tidak tercapai maka penentuan kuorum dilihat dari kehadiran klasis

    dan jemaat. Jika jumlah klasis dan jemaat yang hadir sudah melebihi 100

    orang, maka RPP dapat dilanjutkan dan kuorum mengambil keputusan.

    6. Peserta RPP terdiri atas :

    a. Pengurus Pusat

    b.

    Ketua-ketua Pengurus Klasis.

    c. Ketua-ketua Pengurus Jemaat.d. Undangan Pengurus Pusat

    7. Tugas dan wewenang RPP :

    a. Mengevaluasi perjalanan organisasi dan kebijakan-kebijakan organisasi

    b. Membahas persoalan-persoalan penting dan mendesak sehubungan

    dengan Keputusan-keputusan sinodal yang berpengaruh terhadap

    AD/ART

    c. Membahas persoalan-persoalan penting dan mendesak secara lokal,

    regional dan nasional.

    d.

    Menetapkan Keputusan.e. Keputusan RPP bersifat mengikat jajaran organisasi.

    8. Apabila dianggap perlu, di lingkup Klasis dapat diadakan Rapat Pimpinan

    Klasis.

    Pasal 12

    KONGRES

    1. Kongres PPGT adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi organisasi.2. Kongres dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

    3. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Klasis.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    10/61

    PP.001

    4. Kongres dipimpin oleh 5 (lima) orang Majelis Pimpinan Sidang yang dipilih

    dari dan oleh utusan dengan komposisi 4 orang dari unsur utusan dan 1 orang

    dari unsur Pengurus Pusat.

    5. Sekretaris Pengurus Pusat secara otomatis menjadi Sekretaris Sidang.6. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Kongres dipimpin oleh 3 (tiga) orang

    Pimpinan Sidang Sementara yang terdiri dari 1 (satu) orang Pengurus Pusat dan2 (dua) orang Panitia.

    7. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode

    bersama Pengurus Pusat.

    8. Kongres bertugas:

    a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama satu periode;

    b. Menilai Laporan Pengurus Pusat dalam melaksanakan KeputusanKongres dan keputusan-keputusan lainnya;

    c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT;

    d. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT;

    e.

    Membahas usul dan aspirasi yang muncul dari Klasis-klasis;f. Membahas isu-isu global yang sedang hangat diperbincangkan;

    g. Membahas keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas;

    h. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas;

    i. Menetapkan Pengurus Pusat.9. Kongres dihadiri oleh:

    a. Utusan Klasis-klasis;

    b. Badan Pekerja Sinode;

    c. Badan Verifikasi Sinode;

    d. Undangan yang jumlah dan jenisnya ditentukan oleh Pengurus Pusat.

    10.Jumlah utusan ke Kongres diatur sebagai berikut:

    a.

    Klasis dengan jumlah 7 (tujuh) jemaat mengutus 5 (lima) orang;

    b. Setiap penambahan 3 (tiga) jemaat, utusan bertambah 1 (satu) orang;c. Setiap Klasis mengutus maksimal 15 orang utusan;

    d. Klasis dengan jumlah jemaat kurang dari 7 mengutus 3 orang utusan

    11. Setiap utusan wajib membawa surat kredensi.

    Pasal 13

    PERGANTIAN ANTAR WAKTU

    1. Pergantian antar waktu atau disingkat PAW merupakan kebijakan internal

    untuk mengganti personil pengurus yang berhalangan tetap.

    2.

    PAW terhadap Pengurus Pusat dilakukan oleh Rapat Pengurus Lengkap, RapatKerja atau RPP, dan hasilnya diserahkan kepada Badan Pekerja Sinode untuk

    perubahan SK Pengurus Pusat.

    3. PAW terhadap Pengurus Klasis dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus Diperluas,

    Rapat Kerja atau Rapat Pimpinan Klasis, dan hasilnya diserahkan kepada Badan

    Pekerja Klasis untuk perubahan SK Pengurus Klasis.

    4. PAW terhadap Pengurus Jemaat dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus

    Diperluas atau Rapat Kerja, dan hasilnya diserahkan kepada Badan PekerjaMajelis Jemaat untuk perubahan SK Pengurus Jemaat.

    5. Hasil PAW dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Anggota,

    Konperensi dan Kongres sesuai dengan jenjang masing-masing.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    11/61

    PP.001

    Pasal 14

    PERBENDAHARAAN

    1. Anggota diwajibkan membayar Iuran Anggota menurut jumlah yang

    ditetapkan oleh Rapat Anggota.2. Pengurus Jemaat diwajibkan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)

    bulan menyerahkan sebagian Iuran Anggota kepada Pengurus Klasis danPengurus Pusat, dengan prosentase 50 % untuk Pengurus Jemaat, 30 % untuk

    Pengurus Klasis dan 20 % untuk Pengurus Pusat. Mekanisme penyerahan iuran

    anggota lebih lanjut diatur oleh Pengurus Pusat dalam Peraturan Organisasi.

    3. Persembahan anggota pada hari Dies Natalis PPGT setiap tahun diserahkan

    seluruhnya kepada Pengurus Pusat.

    Pasal 15

    TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI

    1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang

    tertinggi sampai terendah sebagai berikut :a. Tata Gereja Gereja Toraja

    b. Anggaran Dasar

    c. Anggaran Rumah Tangga

    d. Keputusan Kongrese. Keputusan Rapat Pimpinan Pusat (RPP)

    f. Keputusan Pengurus Pusat

    g. Keputusan Konperensi

    h. Keputusan Pengurus Klasis

    i. Keputusan Rapat Anggota

    j. Keputusan Pengurus Jemaat

    2.

    Keputusan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan keputusan yang

    lebih tinggi.

    Pasal 16

    ATRIBUT ORGANISASI

    1. Logo PPGT adalah sebagai berikut:

    FULLCOLOUR GRAYSCALE MONOCROME

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    12/61

    PP.001

    2. Makna Logo adalah sebagai berikut:

    a. Lingkaran : Lingkaran luar adalah lambang persekutuan antara manusia

    dengan sesamanya, dan lingkaran dalam adalah lambang persekutuan

    manusia dengan Allahb. Salib : Pelayanan PPGT selalu berpusat pada salib Kristus, yang

    menyatakan komitmen pelayan yang siap berkorban, siap menderitadan siap menjadi hamba yang melayani.

    c. Rumah Toraja : Aspek historis kelahiran PPGT dari tengah-tengah orang

    Toraja. Rumah toraja dan salib menembus lingkaran dalam mempunyai

    makna PPGT yang inklusif (tidak eksklusif), PPGT yang keluar dan

    bersesama dengan ciptaan Allah yang lain. Sekalipun PPGT lahir dari

    komunitas Toraja tetapi PPGT selalu siap untuk bersesama tanpamemandang latarbelakang suku, agama, ras, golongan, kelas sosial, dll.

    d. Daun Kelapa Muda : Kuncup daun kelapa muda yang siap untuk mekar,

    menandakan sosok pemuda yang siap untuk mekar dengan jiwa

    idealisme yang tinggi. Jumlahnya 12, masing-masing 6 disebelah kiri dankanan. Angka 12 adalah simbol dari 12 murid Tuhan Yesus dan 12 Suku

    Israel yang menunjukkan bahwa kita adalah umat pilihan Allah.

    e. Alkitab : Bahwa dasar pelayanan PPGT dalam menjalankan misi

    panggilannya adalah Alkitab, Firman Allah yang hidup. Oleh Alkitab,Firman Allah itu PPGT Bersaksi dan mengaku bahwa Yesus Kristus

    Itulah Tuhan dan Juruselamat Dunia. Diatas Alkitab ada tulisan 1 Kor.

    3: 11 sebagai dasar berdirinya Gereja Toraja.

    f. Tiga Garis : Bentuknya bergelombang berpasangan, tiga sebelah kiri

    salib dan tiga sebelah kanan salib, diatas Alkitab dan di bawah rumah

    Toraja, sebagai simbol dari misi gereja yaitu Tri Panggilan Gereja:

    Marturia, Koinonia dan Diakonia.

    g. Bintang 8 : Bahwa PPGT harus menjadi Terang kemanapun dia pergidan dimanapun dia berada.

    3. Warna, pada logo dan atribut lainnya mempunyai makna yaitu,

    a. Biru bermakna semangat militansi yang bergelora.

    b. Hitam bermakna keagungan dan keabadian.

    c. Hijau muda bermakna keceriaan, pengharapan dan hidup baru.

    d. Kuning perak bermakna kematangan dan kebijaksanaan.

    4. Lagu, yang terdiri dari Mars dan Hymne PPGT dan lagu-lagu lain yang menjadi

    ciri khas PPGT. Mars PPGT dan lagu-lagu lainnya akan ditetapkan oleh PP atas

    nama Kongres.5. Bendera, dengan aturan sebagai berikut:

    a. Ukuran panjang dan lebar adalah 3 : 2

    b.Warna dasar adalah biru benhur

    c. Logo PPGT di tengah-tengah, bisa fullcolour, grayscale atau

    monocrome.

    d. Ukurannya tidak boleh lebih besar jika disandingkan dengan Bendera

    Merah Putih.e. Dibawah Logo dituliskan identitas seperti PPGT, Klasis, Jemaat, atau

    Panitia.

    6.

    Lencana harus logo PPGT yang fullcolour dan ditempatkan di dada sebelah kiri.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    13/61

    PP.001

    7. Stempel atau cap dengan mencantumkan identitas (Pengurus Jemaat, Pengurus

    Klasis, Pengurus Pusat, Panitia).

    8. Papan nama menggunakan warna dasar biru atau putih dan logo sedapatnya

    fullcolour, atau bila tidak memungkinkan fullcolour menggunakan warna dasarbiru dan logo/tulisan warna putih.

    9.

    Jaket, Baret, Baju dan atribut lainnya diatur oleh Pengurus Pusat dalamPeraturan Organisasi.

    Pasal 17

    ATURAN TAMBAHAN

    1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur

    oleh Keputusan Kongres, Keputusan Rapat Pimpinan Pusat, Keputusan PP,Keputusan Konperensi Klasis, dan Keputusan Rapat Anggota, sejauh tidak

    bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.

    2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT selanjutnya disahkan oleh

    Rapat Kerja Badan Pekerja Sinode.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    14/61

    PP.001

    MEMORI PENJELASAN

    ANGGARAN DASAR PPGT

    Berdasarkan Keputusan Sidang Majelis Sinode XXIII nomor 15 KEP/SMS-XXIII/GT/VII/2011 tentang Peraturan-peraturan Gereja Toraja Pasal 14 maka Kongres

    XIII PPGT menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.Penggunaan nama AD/ART tersebut lahir melalui pertimbangan yang sangat matang

    bahwa nama tersebut sangat konteks dengan dinamika kepemudaan serta memberi

    nilai guna bagi anggota-anggotanya.

    PEMBUKAAN

    Pembukaan terdiri atas 3 paragraf, dimana setiap paragraf diawali dengan kataBahwa sesungguhnya yang menyatakan deklarasi jati diri PPGT, sebuah deklarasi

    pemuda Gereja Toraja. Paragraf pertama adalah deklarasi eklesiologis PPGT sebagai

    gereja yang merupakan bagian integral dari Gereja Toraja, gereja yang dipanggil dan

    dipilih oleh Tuhan sendiri. Panggilan dan pemilihan membawa PPGT sampai padaPengakuan bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat. Paragraf kedua adalah

    deklarasi hakekat kedirian PPGT, pemuda yang penuh pengharapan bahwa masa kini

    dan masa sekarang gereja, bangsa bahkan dunia ada dalam genggamannya. Paragraf

    ketiga adalah deklarasi kesejarahan PPGT, bahwa PPGT yang lahir 1962 itu adalahwadah pelayanan dan wadah kaderisasi pemuda gereja Toraja, untuk menghasilkan

    kader siap utus ke semua dunia pelayanan.

    Pembukaan AD/ART PPGT ini dibacakan pada acara-acara keorganisasian

    PPGT diseluruh lingkup pelayanan, seperti Kongres, Konperensi, Rapat Anggota, Dies

    Natalis dan kegiatan kegiatan PPGT lainnya. Pembacaan Pembukaan AD/ART PPGT

    dilaksanakan sesudah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta dan

    Mars PPGT.

    Pasal 1

    Nama

    Kata Persekutuan mengandung tiga pemaknaan yang merupakan satu kesatuan yang

    utuh, yaitu persekutuan manusia dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam

    semesta.

    Pasal 2

    Waktu dan kedudukan

    1)

    PPGT didirikan pada tanggal 11 Desember 1962 berdasarkan Keputusan KongresI PPGT pada tanggal 21-29 Desember 1965 di Rantepao

    2) Dimana Gereja Toraja ada yaitu penekanan pada Jemaat.

    3) Telah Jelas

    Pasal 3

    Pengakuan

    Telah Jelas

    Pasal 4

    Azas

    Telah Jelas

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    15/61

    PP.001

    Pasal 5

    Tujuan

    Tujuan yang akan hendak dicapai adalah terwujudnya warga jemaat yang :- Sadar dan Bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan di tengah-tengah

    gereja;- Sadar dan Bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan di tengah-tengah

    masyarakat;

    - Sadar dan Bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan di tengah-tengah

    alam semesta.

    Ketiganya harus berjalan sama dan seimbang, namun harus lahir dari kesadaran akan

    pembaruan budi. Hanya budi sudah terbaharui yang akan mewujudkan tujuan inisecara benar.

    Pasal 6

    Misi

    Telah Jelas

    Pasal 7

    Status

    Sesuai Keputusan Sidang Majelis Sinode XXIII nomor 15 KEP/SMS-XXIII/GT/VII/2011

    tentang Peraturan-peraturan Gereja Toraja Pasal 14 poin 1 maka istilah Pelayanan

    Kelompok Kategorial diganti menjadi Organisasi Intra Gerejawi.

    Pasal 8

    Bentuk dan Susunan

    1.

    Telah Jelas

    2. Pusat dalam arti sinodal

    Pasal 9

    Keanggotaan

    1. Pemuda lainnya yaitu pemuda yang secara keanggotaan bukan anggota Gereja

    Toraja, yang dengan sadar dan tanpa tekanan atau paksaan menerima AD/ART

    PPGT.

    2. Pengertian Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa dijelaskan dalam ART pasal 2.

    3. Semua Hak dan Kewajiban dijelaskan dalam ART pasal 3 dan pasal 4.

    Pasal 10

    Alat Kelengkapan Organisasi

    1. Alat-alat kelengkapan organisasi yang dimaksud disini adalah forum

    pengambilan keputusan yang mengikat serta badan pelaksana keputusan yang

    dihasilkan, dalam hal ini pengurus. Penjelasan lebih lanjut diatur dalam ART

    Pasal 6 12. Pengaturan tentang Rapat Kerja, Rapat Pengurus dan Rapat-rapat

    yang bersifat operasional diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi atauTata Kerja yang dibuat oleh Pengurus Pusat, Pengurus Klasis dan Pengurus

    Jemaat sesuai dengan konteks kebutuhan pelayanan masing-masing lingkup.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    16/61

    PP.001

    2. Setiap anggota tanpa terkecuali dan tanpa pembatasan dapat menyampaikan

    aspirasi pelayanan secara organisatoris melalui saluran-saluran yang ada di semua

    lingkup.

    Pasal 11

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    1. Jelas

    2. Jelas

    3. Jelas

    4. Jelas

    Pasal 12HARTA MILIK

    1. Jelas

    2. Jelas

    3. Jelas

    Pasal 13

    ATRIBUT ORGANISASI

    1. Mars PPGT serta Hymne PPGT adalah pemenang Sayembara lagu Mars danHymne PPGT atas usaha PP.PPGT.

    2. Jelas

    3. Jelas

    Pasal 14

    HUBUNGAN OIKUMENIS DAN KEMITRAAN

    1.

    Jelas

    2. Jelas3. Lembaga lain yang dimaksud adalah OKP/lembaga-lembaga kemasyarakatan

    yang tidak bernuansa politik praktis

    4. Jelas

    Pasal 15

    PERUBAHAN

    1. Keputusan SSA tetap diikuti oleh PPGT tetapi dalam hal perubahan AD/ART

    harus melalui kongres PPGT

    2.

    Jelas3. Jelas

    Pasal 16

    PERATURAN PERALIHAN

    1. Ketika PPGT dibubarkan oleh BPS, PPGT tetap berkongres

    2. Jelas

    Pasal 17

    PENUTUP

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    17/61

    PP.001

    MEMORI PENJELASAN

    ANGGARAN RUMAH TANGGA

    Pasal 1NAMA DAN WUJUD

    Pasal 2

    KEANGGOTAAN

    Pasal 3

    ANGGOTA BIASA

    Pasal 4

    ANGGOTA LUAR BIASA

    Pasal 5BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

    1. Jelas

    2. Jelas

    Pasal 6

    PENGURUS JEMAAT

    1) Jelas

    2) Jelas

    3) Jelas

    4) Masa bakti pengurus ditentukan oleh Rapat Anggota dengan memperhatikan

    konteks dan kebutuhan jemaat setempat. Disadari juga bahwa Rapat Anggota

    adalah salah satu wadah pembinaan dan pengkaderan anggota yang sangatstrategis sekaligus wadah penyaluran aspirasi anggota PPGT yang paling dasar,

    sehingga sedapat-dapatnya Rapat Anggota menetapkan masa bakti 2 Tahun.

    Penetapan masa bakti 3 tahun hanya diperuntukkan untuk konteks jemaat yang

    sungguh-sungguh amat membutuhkan.

    5) Jelas

    6) Jelas

    7) Pelantikan dipahami sebagai penetapan, pembacaan dan penyerahan Surat

    Keputusan. Untuk mendukung pembinaan dan kaderisasi diupayakan kerja sama

    dengan Badan Pekerja Majelis Jemaat, dimana Pengurus Klasis dapat ditunjukoleh BPMJ untuk membacakan Surat Keputusan BPMJ sebelum pelantikan.

    8) Pengutusan dipahami sebagai pembacaan formulir Gereja Toraja untuk itu serta

    pengutusannya ke tengah-tengah jemaat. Pelantikan dan Pengutusan dapat

    digabungkan atau dilakukan terpisah. Misalnya Pelantikan Pengurus Jemaat

    dapat dilaksanakan pada Hari Sabtu yang dirangkaikan dengan serah terima

    kepengurusan dari Pengurus Lama kepada Pengurus Baru sekaligus untuk

    membereskan semua administrasi dan keuangan. Hal ini dilakukan untukmenghindari proses serah terima yang hanya berjalan sekedar formalitas semata.

    Setelah semua proses serah terima beres, maka pengutusan ke tengah-tengah

    jemaat dapat dilaksanakan keesokan harinya dalam Ibadah Jemaat. PengutusanPengurus Jemaat tidak harus dihadiri Pengurus Klasis.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    18/61

    PP.001

    Pasal 7

    RAPAT ANGGOTA

    1) Jelas

    2) Sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota sebelumnya3) Jelas

    4)

    Jelas5) Dimaksudkan untuk menjamin adanya dokumentasi yang lengkap dan tertulis

    selama Rapat Anggota. Dalam hal Sekretaris Sidang tidak dapat melanjutkan

    tugasnya, Rapat Anggota dapat mengangkat Sekretaris Sidang yang baru.

    6) Dalam hal Pengurus membentuk Panitia/Tim Rapat Anggota maka pimpinan

    sidang sementara adalah Panitia/Tim Rapat Anggota, dalam pemahaman bahwa

    Panitia/Tim adalah perpanjangan tangan Pengurus.7) Keadaan luar biasa adalah keadaan dimana Pengurus tidak dapat menjalankan

    roda kepengurusan sebagaimana mestinya, kondisi kepengurusan yang macet,

    masa bakti kepengurusan yang melewati batas yang semestinya, dll.

    8)

    Untuk point (c), GBPP Jemaat tetap berpedoman kepada GBPP PPGT Pusat.9) Jelas

    Pasal 8

    PENGURUS KLASIS

    1) Jelas

    2) Jelas

    3) Jelas

    4) Masa bakti pengurus ditentukan oleh Konperensi dengan memperhatikan

    konteks dan kebutuhan klasis setempat. Disadari juga bahwa Konperensi adalah

    salah satu wadah pembinaan dan pengkaderan anggota yang sangat strategis

    sekaligus wadah penyaluran aspirasi jemaat ke klasis, sehingga sedapat-dapatnya

    konperensi menetapkan masa bakti 2 Tahun. Penetapan masa bakti 3 tahunhanya diperuntukkan untuk konteks klasis yang sungguh-sungguh amat

    membutuhkan.

    5) Jelas

    6) Jelas

    7) Pelantikan dipahami sebagai penetapan, pembacaan dan penyerahan Surat

    Keputusan. Pelantikan Pengurus Klasis sedapatnya dihadiri oleh Pengurus Pusat

    PPGT. Dalam hal PP.PPGT tidak dapat hadir, maka kehadirannya dapat

    diwakilkan kepada orang yang diwakilkan berdasarkan Surat Tugas.

    8)

    Pengutusan dipahami sebagai pembacaan formulir Gereja Toraja untuk itu sertapengutusannya ke tengah-tengah jemaat. Pelantikan dan Pengutusan dapat

    digabungkan atau dilakukan terpisah. Misalnya Pelantikan Pengurus Klasis dapat

    dilaksanakan pada Hari Sabtu yang dirangkaikan dengan serah terima

    kepengurusan dari Pengurus Lama kepada Pengurus Baru sekaligus untuk

    membereskan semua administrasi dan keuangan. Hal ini dilakukan untuk

    menghindari proses serah terima yang hanya berjalan sekedar formalitas semata.

    Setelah semua proses serah terima beres, maka pengutusan ke tengah-tengahjemaat dapat dilaksanakan keesokan harinya dalam Ibadah Jemaat. Pengutusan

    Pengurus Klasis tidak harus dihadiri Pengurus Pusat.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    19/61

    PP.001

    Pasal 9

    KONPERENSI

    1) Jelas

    2) Sesuai dengan Keputusan Konperensi sebelumnya3) Jelas

    4)

    Jelas5) Dimaksudkan untuk menjamin adanya dokumentasi yang lengkap dan tertulis

    selama Konperensi. Dalam hal Sekretaris Sidang tidak dapat melanjutkan

    tugasnya, Konperensi dapat mengangkat Sekretaris Sidang yang baru.

    6) Panitia dipahami sebagai perpanjangan tangan Pengurus Klasis. Pengurus Pusat

    menjadi Pimpinan Sidang dimaksudkan untuk mendekatkan Pengurus Pusat

    dengan klasis, sebab dipahami bahwa setelah wilayah hilang, maka basispembinaan adalah klasis dan jemaat. Bila Pengurus Pusat berhalangan hadir

    maka Pengurus Pusat dapat menunjuk salah seorang Pengurus Klasis untuk

    menggantikan. Keadaan luar biasa adalah keadaan dimana Pengurus tidak dapat

    menjalankan roda kepengurusan sebagaimana mestinya, kondisi kepengurusanyang macet, masa bakti kepengurusan yang melewati batas yang semestinya, dll.

    7) Untuk point (c), GBPP Klasis tetap berpedoman kepada GBPP PPGT Pusat. Point

    (f), usulan perubahan AD/ART dariharus dikukuhkan dengan keputusan

    Konperensi.8) Point (e) sedapatnya Pengurus Klasis mengundang OKP kepemudaan lainnya

    serta dan OKP keagamaan pada saat pembukaan. Selain itu dalam rangka

    kerjasama kaderisasi maka Pengurus GMKI, Pengurus GAMKI, Biro Pemuda

    PGI/PGIW/POUK/Sekber dapat menjadi peserta peninjau dalam Konperensi.

    9) Jelas

    10)Kredensi ditandatangani oleh Pengurus Jemaat dan diketahui oleh Badan Pekerja

    Majelis Jemaat.

    Pasal 10

    PENGURUS PUSAT

    1) Jelas

    2) Jelas

    3) Jelas

    4) Jelas

    5) Jelas

    6) Jelas

    7)

    Jelas8) Pengertian beberapa pada point (b), (d) dan (e) adalah dimungkinkan lebih dari

    satu sesuai dengan kebutuhan. Pengertian beberapa pada poit (g) adalah

    dimungkinkan membentuk komisi yang bersifat lokal sesuai dengan konteks dan

    medan pelayanan.

    9) Jelas

    10)Ibadah dalam lingkup sinode misalnya Ibadah Pembukaan Rapat Kerja, dan

    Ibadah yang diadakan dalam rangka kegiatan sinodal lainnya.11)Jelas

    Pasal 11

    RAPAT PIMPINAN PUSAT

    1) Jelas

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    20/61

    PP.001

    2) Jelas

    3) Jelas

    4) Jelas

    5) Jelas6) Jelas

    7)

    Bila mana ada keputusan sinodal yang berpengaruh terhadap beberapa pasaldalam AD/ART.

    8) Jelas

    Pasal 12

    KONGRES

    1) Jelas2) Jelas

    3) Jelas

    4) Jelas

    5)

    Dimaksudkan untuk menjamin adanya dokumentasi yang lengkap dan tertulisselama Kongres. Dalam hal Sekretaris Sidang tidak dapat melanjutkan tugasnya,

    Kongres dapat mengangkat Sekretaris Sidang yang baru.

    6) Panitia dipahami sebagai perpanjangan tangan Pengurus.

    7) Keadaan luar biasa adalah keadaan dimana Pengurus tidak dapat menjalankanroda kepengurusan sebagaimana mestinya, kondisi kepengurusan yang macet,

    masa bakti kepengurusan yang melewati batas yang semestinya, dll.

    8) Jelas

    9) Point (e) sedapatnya Pengurus Pusat mengundang OKP kepemudaan lainnya

    serta dan OKP keagamaan pada saat pembukaan. Selain itu dalam rangka

    kerjasama kaderisasi maka Pengurus GMKI, Pengurus GAMKI, Biro Pemuda

    PGI/PGIW/POUK/Sekber, YMCA, dll dapat menjadi peserta peninjau dalam

    Kongres.10)Jelas

    11)Kredensi ditandatangani oleh Pengurus Klasis dan diketahui oleh Badan Pekerja

    Klasis.

    Pasal 13

    PERGANTIAN ANTAR WAKTU

    Jelas

    Pasal 14PERBENDAHARAAN

    jelas

    Pasal 15

    TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI

    Jelas

    Pasal 16

    ATRIBUT ORGANISASI

    Logo disesuaikan dengan logo Gereja Toraja

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    21/61

    PP.001

    Pasal 17

    ATURAN TAMBAHAN

    Jelas

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    22/61

    PP.001

    PERATURAN ORGANISASI

    PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

    2014

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    1.

    Peraturan Organisasi PPGT, selanjutnya disebut PO adalah suatu peraturan yang mengatur serta mengikat semua anggota dan alatkelengkapan organisasi termasuk mekanisme kerja yang belum diatur secara teknis dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah

    Tangga PPGT dan Keputusan Kongres.

    2. Fungsi PO adalah untuk memberikan keseragaman interpretasi terhadap konstitusi dasar organisasi agar terwujud kebersamaan

    dalam tindakan dan pelayanan di semua lingkup pelayanan PPGT.

    3. Dalam PO ini, yang dimaksud dengan :

    a. PP adalah Pengurus Pusat PPGT

    b. PK adalah Pengurus Klasis PPGT

    c. PJ adalah Pengurus Jemaat PPGT

    d. BPS adalah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja

    e. BVS adalah badan Verifikasi Sinode Gereja Toraja

    f. BPK adalah Badan Pekerja Klasis

    g. BVK adalah Badan Verifikasi Klasis

    h. BPM adalah Badan Pekerja Majelis

    i.

    BVJ adalah Badan Verifikasi Jemaat

    BAB II

    ATRIBUT ORGANISASI

    Pasal 1

    Logo PPGT

    Warna pada logo PPGT adalah sebagai berikut:

    1. Salib dan Alkitab berwarna putih

    2. Pinggiran Alkitab berwarna kuning perak

    3. Semua garis dan tulisan berwarna biru benhur

    4. Rumah Toraja berwarna hitam

    5. Latar lingkaran luar adalah kombinasi putih dan kuning perak

    6. Latar lingkaran dalam adalah kombinasi putih dan biru benhur

    7.

    Daun kelapa muda berwarna hijau muda

    Pasal 2

    Stempel

    1. Stempel pengurus pada semua lingkup adalah logo yang diberi keterangan pemilik stempel tersebut. Misalnya Pengurus Pusat,

    Pengurus Klasis Buakayu, Pengurus Jemaat Seriti, dll.

    2. Tulisan keterangan pemilik stempel dapat ditempatkan dimana saja dengan ketentuan tidak mengubah kontur dasar logo dan

    tetap memperhatikan unsur seni dan estetika.

    3. Jumlah lingkaran pada stempel tetap mengacu pada logo yaitu 2 lingkaran saja.

    4. Ukuran stempel adalah diameter 2,5 cm untuk PP, diameter 3 cm untuk PK dan diameter 3,5 cm untuk PJ.

    5. Contoh Stempel :

    Pasal 3

    Bendera

    1.

    Bendera untuk kegiatan rapat dan persidangan, harus menggunakan warna dasar biru benhur, sedangkan untuk kegiatan lainnyadapat menggunakan semua warna dasar logo, yaitu biru benhur, hitam, putih, hijau muda dan kuning perak.

    2. Ukurannya tidak boleh lebih besar jika disandingkan dengan Bendera Merah Putih

    PENGURUS PUSATPENGURUS KLASIS BUAKAYUPENGURUS JEMAAT SERITI

    Diameter : 3.5 cm

    Diameter : 3.0 cm

    Diameter : 2.5 cm

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    23/61

    PP.001

    3. Gambar pada bendera adalah logo PPGT bukan stempel.

    4. Dibawah logo dapat ditulis identitas, misalnya :

    a. Jemaat Rantepao untuk lingkup Jemaat.

    b. Klasis Makassar untuk lingkup Klasis

    c. PPGT untuk lingkup Pusat

    5. Contoh Bendera:

    Pasal 4

    Pakaian

    1. Pakaian formal yang digunakan oleh Pengurus pada kegiatan Kongres, Konperensi dan Rapat Anggota atau pada saat menghadiri

    kegiatan formal/undangan organisasi lain adalah jas warna biru atau kemeja dengan warna dominan biru benhur.

    2.

    Pakaian lainnya (non Jas/Kemeja) dapat menggunakan semua warna dasar pada logo PPGT atau campuran warna-warna itu.

    Pasal 5

    Aksesori

    Pengurus dapat mengembangkan sejumlah aksesori PPGT dengan ketentuan tidak melakukan modifikasi pada logo PPGT.

    BAB III

    PERSIDANGAN

    Pasal 6

    Rapat Anggota

    1. PJ mempersiapkan Rapat Anggota dengan tahapan sebagai berikut :

    a) Membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan rancangan-rancangan materi persidangan serta persiapan-

    persiapan pembentukan Panitia. Untuk konteks jemaat tertentu, Panitia Pengarah adalah Pengurus Klasis dan BPK. Tema

    Rapat Anggota adalah tema Kongres terbaru dengan sub tema ditentukan sesuai konteks jemaat.b) Mengadakan koordinasi dengan BPM untuk membentuk dan melantik Panitia Rapat Anggota.

    c) Menyusun dan memperbanyak Laporan Pertanggungjawaban, serta menyelesaikan semua proses verifikasi laporan

    keuangan dari Badan Verifikasi Jemaat.

    d) Menyampaikan waktu pelaksanaan Rapat Anggota melalui Pengumuman Jemaat 3 minggu berturut-turut dan didoakan

    dalam setiap ibadah.

    e) Menyampaikan undangan kepada semua anggota PPGT tanpa kecuali.

    f) Menyampaikan undangan kepada pengurus klasis.

    g) Membuka Rapat Anggota

    h) Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.

    i) Mengawal Rapat Anggota sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Rapat Anggota dan Notulen Rapat Anggota.

    j) Mempersiapkan dan melaksanakan serah terima kepengurusan, termasuk inventaris dan keuangan.

    2. Dalam hal PJ tidak dapat mengadakan Rapat Anggota sesuai konstitusi, maka BPM bersama PK dapat berkoordinasi

    mempersiapkan pelaksanaan Rapat Anggota.3. Penentuan quorum Rapat Anggota diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Rapat Anggota.

    4. Dalam rangka mendukung program integrasi dengan jemaat maka Rapat Anggota sedapatnya dilaksanakan selambat-lambatnya

    Bulan NOPEMBERpada tahun terakhir periode kepengurusan.

    5. PK berkewajiban menyampaikan persuratan perihal pelaksanaan Rapat Anggota kepada semua jemaat yang akan melaksanakan

    Rapat Anggota mendahului pelaksanaan Rapat Kerja pengurus jemaat pada tahun berjalan.

    6. Panitia Pelaksana bertanggung jawab membuat Himpunan Keputusan Rapat Anggota serta Notulen Rapat Anggota yang

    merupakan rekaman hasil pembahasan dari keputusan-keputusan yang ditetapkan selama Rapat Anggota. Notulen dasar harus

    dalam bentuk tertulis, dan jika keadaan memungkinkan dapat disiapakan notulen sekunder dalam bentuk rekaman digital.

    7. Keputusan Rapat Anggota ditembuskan kepada PK untuk ditabulasi, dan selanjutnya disampaikan kepada PP untuk dokumen

    arsip kepengurusan.

    Pasal 7

    Serah Terima Pengurus Jemaat1. Serah terima kepengurusan hanya dapat dilaksanakan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    a. Dihadiri oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak Pertama dan Pengurus Terpilih sebagai Pihak Kedua.

    PPGTKLASIS MAKASSARJEMAAT RANTEPAO

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    24/61

    PP.001

    b. Disertai naskah Serah Terima

    c. Telah dilaksanakan peninjauan bukti fisik atas daftar Inventaris yang dimiliki.

    d. Disertai penyerahan secara fisik atas kekayaan organisasi yang sudah diverifikasi oleh Badan Verifikasi Jemaat.

    2. Naskah serah terima ditandatangani oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak I, Pengurus Terpilih sebagai Pihak II dan Saksi dari

    unsur BPM dan Pengurus Klasis.

    3. Serah terima dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah Rapat Anggota.

    4.

    PK wajib berkomunikasi dengan BPM setempat jika batas waktu serah terima yang ditentukan sudah lewat.5. Contoh Format Naskah Serah Terima dapat dilihat dalam lampiran.

    Pasal 8

    Jemaat Hasil Pemekaran

    1. Rapat Anggota untuk jemaat hasil pemekaran dapat dilaksanakan setelah BPM terbentuk.

    2. Jika BPM sudah terbentuk, maka Pengurus Jemaat mengadakan Rapat Anggota dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

    a. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan semua BPM Jemaat hasil pemekaran dan Pengurus Klasis untuk mempersiapkan

    pelaksanaan Rapat Anggota.

    b. Mengundang semua anggota PPGT tanpa terkecuali untuk menghadiri Rapat Anggota, sekalipun masa periode belum selesai.

    c. Menyampaikan undangan kepada pengurus klasis dan penasihat.

    d. Membuka Rapat Anggota.

    e. Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.

    f. Mengawal Rapat Anggota sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Rapat Anggota dan Notulen Rapat Anggota yang

    akan menjadi pegangan bagi semua jemaat yang mekar.

    g. Menyampaikan hasil Rapat Anggota secara tertulis kepada BPM jemaat-jemaat hasil pemekaran.

    h. Mendampingi pelaksanaan pengutusan dan pelantikan pengurus di masing-masing jemaat yang mekar.

    3. Pada saat agenda pemilihan pengurus, maka diadakan pemilihan KSB pengurus untuk masing-masing jemaat yang mekar

    berdasarkan tata cara pemilihan yang sudah disepakati bersama.

    4. Jika pemilihan KSB tidak memungkinkan dilakukan, maka RA dapat menunjuk pelaksana tugas (caretaker) setelah berkonsultasi

    dengan penasihat.

    5. Caretaker terdiri dari beberapa orang yang memahami PIGT, TGGT, AD-ART dan PO PPGT.

    6. Caretaker bertugas mempersiapkan dan melaksanakan RA yang pertama untuk memilih PJ, selambat-lambatnya satu tahun

    setelah ditunjuk.

    7. Rapat Anggota harus membahas pengaturan barang inventaris dan keuangan dengan penuh kasih persaudaraan.

    8. Keputusan Rapat Anggota ditembuskan kepada Pengurus Klasis untuk ditabulasi, dan selanjutnya disampaikan kepada Pengurus

    Pusat untuk digitalisasi arsip kepengurusan.

    Pasal 9

    Jemaat Hasil Pendewasaan

    1. Rapat Anggota untuk jemaat hasil pendewasaan dari cabang kebaktian dapat dilaksanakan setelah BPM terbentuk.

    2. Jika BPM sudah terbentuk, maka Pengurus Cabang Kebaktian otomatis menjadi Pengurus Jemaat secara ad interim dengan

    tugas utama membenahi semua perangkat dan pranata sebagaimana layaknya sebuah jemaat.

    3. Selanjutnya pengurus jemaat ad interim tersebut mengadakan Rapat Anggota dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

    a. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan semua BPM dan Pengurus Klasis untuk mempersiapkan pelaksanaan Rapat Anggota

    selambat-lambatnya satu tahun setelah didewasakan.

    b. Mengundang semua anggota PPGT tanpa terkecuali untuk menghadiri Rapat Anggota.

    c. Menyampaikan undangan kepada pengurus klasis dan penasihat.

    d. Membuka Rapat Anggota.

    e. Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.

    f.

    Mengawal Rapat Anggota sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Rapat Anggota dan Notulen Rapat Anggotayang akan menjadi pegangan bagi pengurus terpilih.

    g. Menyampaikan hasil Rapat Anggota secara tertulis kepada BPM.

    4. Keputusan Rapat Anggota ditembuskan kepada Pengurus Klasis untuk ditabulasi, dan selanjutnya disampaikan kepada Pengurus

    Pusat untuk digitalisasi arsip kepengurusan.

    Pasal 10

    Konperensi

    1. PK bertugas mempersiapkan Konperensi dengan tahapan sebagai berikut :

    a) Membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan rancangan Penjabaran GBPP PPGT dalam GBPP Klasis, dan

    materi lain yang dianggap perlu selambat-lambatnya 9 bulan sebelum Konperensi. Dalam rangka sinkroniasi GBPP maka PP

    menjadi salah satu anggota Panitia Pengarah.

    b) Mengadakan koordinasi dengan Jemaat Penghimpun untuk Membentuk dan Melantik Panitia Konperensi.

    c) Memohon BPK untuk mengutus Panitia Pelaksana dalam suatu ibadah Jemaat.

    d)

    Menyampaikan waktu pelaksanaan Konperensi, batas waktu penyampaian usul-usul selambat-lambatnya empat bulansebelum Konperensi.

    e) Menetapkan jumlah utusan Jemaat yang akan menghadiri Konperensi.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    25/61

    PP.001

    f) Mempersiapkan Laporan PK.

    g) Memanggil jemaat-jemaat untuk menghadiri Konperensi selambat-lambatnya dua bulan sebelum Konperensi.

    h) Menetapkan dan mengundang peserta peninjau.

    i) Membuka Persidangan Konperensi.

    2. Tema Konperensi adalah tema Kongres terbaru dengan sub tema ditentukan sesuai konteks klasis.

    3. Dalam hal Jemaat Penghimpun tidak dapat menjalankan tugasnya, maka PK dapat menunjuk Jemaat Penghimpun Cadangan atau

    membentuk Panitia yang langsung dikoordinir oleh PK setelah berkoordinasi dengan BPK.4. Dalam rangka mendukung program integrasi dengan BPK maka Konperensi dilaksanakan selambat-lambatnya Bulan OKTOBER

    pada tahun terakhir periode kepengurusan.

    5. Panitia Pelaksana bertanggung jawab membuat Himpunan Keputusan Konperensi serta Notulen Konperensi yang merupakan

    rekaman hasil pembahasan dari keputusan-keputusan yang ditetapkan selama Konperensi. Notulen dasar harus dalam bentuk

    tertulis, dan jika keadaan memungkinkan dapat disiapkan notulen sekunder dalam bentuk rekaman digital.

    6. Keputusan konperensi ditembuskan kepada Pengurus Pusat untuk digitalisasi arsip kepengurusan.

    Pasal 11

    Klasis Hasil Pemekaran

    1. Konperensi untuk klasis hasil pemekaran dapat dilaksanakan setelah BPK terbentuk.

    2. Jika BPK sudah terbentuk, maka Pengurus Klasis mengadakan Konperensi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

    a. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan semua BPK hasil pemekaran dan Pengurus Pusat untuk mempersiapkan pelaksanaan

    konperensi.

    b.

    Mengundang semua jemaat untuk menghadiri Konperensi, sekalipun masa periode belum selesai.

    c. Menyampaikan undangan kepada Pengurus Pusat dan penasihat.

    d. Membuka persidangan konperensi.

    e. Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.

    f. Mengawal Konperensi sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Konperensi dan Notulen konperensi yang akan

    menjadi pegangan bagi semua klasis hasil pemekaran.

    g. Menyampaikan hasil Konperensi secara tertulis kepada BPK hasil pemekaran.

    h. Mendampingi pelaksanaan pengutusan dan pelantikan pengurus di masing-masing klasis yang mekar.

    3. Pada saat agenda pemilihan pengurus, maka diadakan pemilihan KSB pengurus untuk masing-masing klasis yang mekar

    berdasarkan tata cara pemilihan yang sudah disepakati bersama.

    4. Jika pemilihan KSB tidak memungkinkan dilakukan, maka Konperensi dapat menunjuk pelaksana tugas ( caretaker ) setelah

    berkonsultasi dengan penasihat.

    5. Caretaker terdiri dari beberapa orang yang memahami PIGT, TGGT, AD-ART dan PO PPGT.

    6.

    Caretaker bertugas mempersiapkan Konperensi yang pertama untuk memilih Pengurus Klasis selambat-lambatnya satu tahunsetelah ditunjuk.

    7. Konperensi harus membahas pengaturan barang inventaris dan keuangan dengan penuh kasih persaudaraan.

    8. Keputusan konperensi ditembuskan kepada Pengurus Klasis untuk digitalisasi arsip kepengurusan.

    Pasal 12

    Serah Terima Pengurus Klasis

    1. Serah terima kepengurusan hanya dapat dilaksanakan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    a. Dihadiri oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak Pertama dan Pengurus Terpilih sebagai Pihak Kedua.

    b. Disertai naskah Serah Terima

    c. Telah dilaksanakan peninjauan bukti fisik atas daftar Inventaris yang dimiliki.

    d. Disertai penyerahan secara fisik atas kekayaan organisasi yang sudah diverifikasi oleh Badan Verifikasi Klasis.

    2. Naskah serah terima ditandatangani oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak I, Pengurus Terpilih sebagai Pihak II dan Saksi dari

    unsur BPK.3. Serah terima dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah Konperensi.

    4. PP wajib berkomunikasi dengan BPK setempat jika batas waktu serah terima yang ditentukan sudah lewat.

    5. Contoh Format Naskah Serah Terima dapat dilihat dalam lampiran.

    Pasal 13

    Kongres

    1. Pengurus Pusat Bertugas mempersiapkan Kongres dengan tahapan sebagai berikut :

    a) Membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan Tema dan Subtema dan rancangan-rancangan materi

    persidangan serta persiapan-persiapan pembentukan Panitia.

    b) Mengadakan koordinasi dengan Klasis/Jemaat Penghimpun untuk Membentuk dan Melantik Panitia Kongres PPGT.

    c) Menyampaikan waktu pelaksanaan Kongres, batas waktu penyampaian usul-usul selambat-lambatnya empat bulan sebelum

    Kongres.

    d)

    Menetapkan jumlah utusan Klasis yang akan menghadiri Kongres.e) Memanggil Klasis-klasis untuk menghadiri Kongres selambat-lambatnya dua bulan sebelum Kongres.

    f) Mempersiapkan Laporan PP.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    26/61

    PP.001

    g) Membuka Persidangan Kongres.

    2. Peserta yang menghadiri Kongres tapi bukan utusan Klasis dapat ditetapkan sebagai undangan PP atas persetujuan Kongres.

    3. Dalam hal Klasis/Jemaat Penghimpun tidak dapat menjalankan tugasnya, maka PP dapat menunjuk Klasis/Jemaat Penghimpun

    Cadangan atau membentuk Panitia yang langsung dikoordinir oleh PP setelah berkoordinasi dengan BPS.

    4. Dalam rangka mendukung program integrasi dengan BPS maka Kongres dilaksanakan selambat-lambatnya Bulan SEPTEMBER

    pada tahun ke V periode berjalan.

    5.

    Panitia Pelaksana bertanggung jawab membuat Himpunan Keputusan Kongres serta Notulen Kongres yang merupakan rekamanhasil pembahasan dari keputusan-keputusan yang ditetapkan selama Kongres. Notulen dasar harus dalam bentuk tertulis, dan jika

    keadaan memungkinkan dapat disipakan notulen sekunder dalam bentuk rekaman digital.

    Pasal 14

    Serah Terima Kepengurusan PP.PPGT

    1. Serah terima kepengurusan hanya dapat dilaksanakan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    a. Dihadiri oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak Pertama dan Pengurus Terpilih sebagai Pihak Kedua.

    b. Disertai naskah Serah Terima

    c. Telah dilaksanakan peninjauan atas bukti fisik atas daftar Inventaris yang dimiliki.

    d. Disertai penyerahan secara fisik atas kekayaan organisasi yang sudah diverifikasi oleh BVS.

    2. Naskah serah terima ditandatangani oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak I, Pengurus Terpilih sebagai Pihak II dan Saksi dari

    unsur BPS.

    3. Serah terima dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah Kongres.

    4.

    Majelis Pimpinan Sidang Kongres wajib berkomunikasi dengan BPS jika batas waktu serah terima yang ditentukan sudah lewat.

    5. Contoh Format Naskah Serah Terima dapat dilihat dalam lampiran.

    BAB IV

    PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW)

    Pasal 15

    Alasan-alasan PAW

    PAW dilaksanakan terhadap pengurus yang tidak dapat menjalankan tugas karena :

    1. Meninggal dunia

    2. Mengundurkan diri

    3. Pindah Agama atau pindah Denominasi

    4. Meninggalkan wilayah pelayanan lebih dari 3 bulan

    5. Tidak mengikuti kegiatan rutin pengurus 3 kali berturut-turut tanpa informasi yang jelas

    6.

    Tersangkut kasus hukum yang sudah berkekuatan hukum tetap

    Pasal 16

    Proses PAW

    1. PAW dilaksanakan secara langsung terhadap pengurus yang memenuhi syarat sebagaimana Pasal 15 butir 1, 2, 3 dan 6.

    2. Bagi pengurus yang berhalangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 15 butir 4 dan 5, maka PAW dilaksanakan setelah melalui

    pendekatan persuasif.

    3. Tidak diperlukan lagi pengutusan bagi pengurus hasil PAW, karena dipahami bahwa pengutusan bersifat kolektif untuk jabatan

    kepengurusan.

    4. Pengurus hasil PAW dilantik ditengah-tengah ibadah PPGT dengan pembacaan petikan Keputusan BPM/BPK/BPS.

    5. PAW terhadap pengurus yang dipilih langsung dalam persidangan, harus dilakukan melalui Rapat Pleno Pengurus Diperluas.

    6. Dalam hal seorang pengurus melewati umur 35 tahun dan sedang menjabat tidak perlu dilaksanakan PAW.

    7.

    Dalam hal seorang pengurus terpilih pada lingkup yang lebih luas dilakukan PAW jika periode kepengurusan yang masih tersisalebih dari 5 bulan 30 hari.

    BAB V

    ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN

    Pasal 17

    Penggunaan Huruf

    Semua persuratan dan kegiatan kesekretariatan/administrasi PPGT menggunakan huruf Candara, Maiandra GD dan Segoe UI.

    Pasal 18

    Kop Surat

    1. Kop Surat menggunakan Kertas HVS Folio dengan ukuran 215 mm x 330 mm atau Kertas A4 dengan ukuran 210 mm x 297 mm.

    2. Urutan penulisan dalam kop surat dimulai dari lingkup kepengurusan yang lebih luas. Contoh : PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA

    TORAJA, KLASIS PULAU JAWA, JEMAAT BANDUNG.3. Pengurus dapat melakukan kreasi terhadap model, bentuk dan posisi Logo sepanjang tidak mengubah urutan kata dan kalimat

    pada kop surat.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    27/61

    PP.001

    Pasal 19

    Kode & Nomor Surat

    1. Pemberian nomor surat dimulai dari angka 001 dan seterusnya secara berurut sampai periode kepengurusan selesai. Setelah

    Kongres/Konperensi/ Rapat Anggota maka angka ini kembali ke angka 001.

    2. Pemberian nomor dan kode surat menggunakan titik (bukan garis miring) dan angka latin (tidak menggunakan angka romawi)

    agar lebih sederhana.3. Model pemberian nomor dan kode surat tersebut berlaku untuk semua kegiatan administrasi PPGT di semua lingkup, termasuk

    kepanitian.

    4. Model penomoran surat sebagai berikut :

    Nomor Kongres SR/ST/SK Nomor Surat Kode Pengurus bulan tahun

    Nomor Konp erensi SR/ST/SK Nomor Surat Kode Pengurus bulan tahun

    Nomor Ra pat Anggota SR/ST/SK Nomor Surat Kode Pengurus bulan tahun

    Ket:

    Nomor Kongres : Diisi Nomor Kongres terakhir (dua digit)

    Nomor Konperensi : Diisi Nomor Konperensi terakhir (dua digit)

    Nomor Rapat Anggota : Diisi Nomor Rapat Anggota terakhir (dua digit)

    SR = Surat Rutin, ST = Surat Tugas, SK = Surat Keputusan

    Nomor Surat : Dimulai angka oo1 (jumlah digit bergantung pada jumlah total surat yang dikeluarkan pada periode

    sebelumnya)

    Kode Pengurus :

    Untuk Lingkup Pusat : PP

    Untuk Lingkup Klasis : PK + Singkatan Klasis (terlampir)

    Untuk Lingkup Jemaat : PJ + Singkatan Jemaat (terlampir)

    Bulan : Diisi angka (dua digit) berdasarkan bulan pembuatan surat (Januari=01,Februari=02,Desember=12)

    Tahun = Diisi Tahun pembuatan surat (empat digit)

    5 Contoh pemberian kode dan nomor persuratan adalah sebagai berikut :

    a. Surat Pengurus Pusat:

    13 SR 062 PP 02 2014

    (Dibaca: Surat Rutin ke-62 dikeluarkan oleh Pengurus Pusat hasil Kongres XIII dibuat bulan Februari 2014)

    13 ST 012 PP 03 2014

    (Dibaca: Surat Tugas ke-12 dikeluarkan oleh Pengurus Pusat hasil Kongres XIII dibuat bulan Maret 2014)

    13 SK 11 PP 04 2014

    (Dibaca: Surat Keputusan ke-11 dikeluarkan oleh Pengurus Pusat hasil Kongres XIII dibuat bulan April 2014)b. Surat Pengurus Klasis

    18 SR 086 PK MKS 05 2014

    (Dibaca: Surat Rutin ke-86 dikeluarkan oleh PK Makassar hasil Konperensi XVIII dibuat bulan Mei 2014)

    18 ST 021 PK MKS 06 2014

    (Dibaca: Surat Tugas ke-21 dikeluarkan oleh PK Makassar hasil Konperensi XVIII dibuat bulan Juni 2014)

    18 SK 05 PK MKS 07 2014

    (Dibaca: Surat Keputusan ke-05 dikeluarkan oleh PK Makassar hasil Konperensi XVIII dibuat bulan Juli 2014)

    c. Surat Pengurus Jemaat

    07 SR 062 PJ KRS 08 2014

    (Dibaca: Surat Rutin ke-62 dikeluarkan oleh PJ Karassik hasil Rapat Anggota VII dibuat bulan Agustus 2014)

    07 ST 012 PJ KRS 09 2014

    (Dibaca: Surat Tugas ke-12 dikeluarkan oleh PJ Karassik hasil Rapat Anggota VII dibuat bulan September 2014)

    07 SK 11 PJ KRS 10 2014

    (Dibaca: Surat Keputusan ke-11 dikeluarkan oleh PJ Karassik hasil Rapat Anggota VII dibuat bulan Oktober 2014)

    d. Surat-surat Kepanitiaan

    Semua persuratan kepanitiaan mengikuti sistem penomoran surat pengurus, dimana kode SR/ST/SK diganti

    PAN=Panitia/TK=Tim Kerja dan Kode Pengurus diganti dengan nama kepanitiaan. Misalnya Surat Panitia Natal PPGT

    Klasis Seriti tahun 2014, dapat dituliskan sebagai berikut :

    Contoh 15.PAN.011.NATAL.12.2014

    (Dibaca: Surat ke-11 yang dikeluarkan oleh Panitia Natal PPGT Klasis Seriti hasil Konperensi XV, dibuat bulan Desember

    2014)

    Catatan : Digit Nama Kepanitiaan sedapatnya menggunakan kode dengan digit seminimal mungkin.

    Pasal 20

    Kode & Nomor Dokumen

    1.

    Semua dokumen kepengurusan yang dikeluarkan oleh pengurus diberi kode dan nomor sebagai berikut:

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    28/61

    PP.001

    PP.Nomor urut dokumen (PP)

    Kode klasis.Nomur urut dokumen (PK)

    Kode jemaat.Nomor urut dokumen (PJ)

    Semua dokumen kepengurusan yang dikeluarkan melalui rapat diberi kode dan nomor sebagai berikut:

    Kode Rapat.Nomor urut dokumen

    RBS = Rapat Seksi/BidangRPH = Rapat Pengurus Harian

    RPL = Rapat Pleno Pengurus

    RPD = Rapat Pleno Pengurus Diperluas

    RKR = Rapat Kerja

    RKO = Rapat Koordinasi

    RBM= Rapat Bersama

    2. Kode dokumen ditulis di sudut kiri atas atau kanan atas.

    3. Dokumen hasil Rapat ditandatangani oleh Pimpinan Rapat, disertai lampiran nama-nama peserta Rapat.

    4. Contoh penulisan kode dokumen :

    Pasal 21

    Surat Tugas

    1. Surat Tugas terhadap pengurus dan atau anggota PPGT yang bertindak atas nama organisasi dalam kegiatan-kegiatan internal

    maupun eksternal dibuat oleh Sekretaris dan ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.

    2. Dalam hal Sekretaris adalah penerima Surat Tugas maka Surat Tugas tersebut tetap dibuat oleh Sekretaris dan ditanda-tangani

    oleh Ketua

    3.

    Setiap Pengurus/Anggota yang mendapatkan Surat Tugas diwajibkan membuat Laporan Tertulis atau resume kegiatan yang berisiinformasi pelaksanaan kegiatan yang dihadiri.

    Pasal 22

    Tembusan-tembusan

    1. Semua SK kepengurusan baik ditingkat Jemaat dan Klasis ditembuskan kepada PP.

    2. Jika terjadi perubahan SK karena PAW maka perubahan SK tersebut ditembuskan kepada PP.

    3. Keputusan Rapat Anggota dan Konperensi ditembuskan ke PP untuk d igitalisasi keputusan-keputusan persidangan PPGT.

    Pasal 23

    Kartu Anggota

    1. Kartu anggota adalah identitas resmi anggota PPGT

    2. Kartu anggota dimaksudkan untuk melengkapi database potensi PPGT secara umum.

    3.

    Kartu anggota diterbitkan oleh Pengurus Pusat PPGT.4. Kartu anggota berlaku selama menjadi anggota biasa PPGT.

    5. Kartu anggota digunakan sebagai kartu kontrol pada setiap kegiatan PPGT di semua lingkup.

    6. Nomor Induk Anggota adalah 111262 01 001 0001 001

    Keterangan :

    - 111262 : Nomor Induk

    - 01 : Nomor Wilayah (01 16)

    - 001 : Nomor Klasis

    - 0001 : Nomor Jemaat

    - 001 : Nomor Anggota

    Pasal 24

    Profil Organisasi

    1. LPJ Pengurus Klasis pada setiap Konperensi wajib melampirkan profil organisasi PPGT Klasis, yang memuat sekurang-kurangnya

    data dasar potensi anggota per jemaat.

    PP.012

    Pesan Paskah 2012 PP.PPGT

    MKS.052

    Matikan Lampu 1 Jam

    Pesan Pengurus PPGT KlasisMakassar menjelang Hari

    Lingkungan Hidup

    DAD.021

    Generasi Baru Tanpa Nyontek

    Surat PenggembalaanPengurus PPGT Klasis

    Makassar menyambut Ujian

    Nasional 2010

    RKR.012

    Pesan dan Seruan

    Rapat Kerja IV PPGT

    RPL.052

    Resume Rapat Pleno Lengkap

    PP.PPGT tgl 25-26 Juli 2011

    RBM.021

    Resume Rapat Bersama

    BPS GT, PP.PPGT dan Panitia

    Pembangunan Gedung

    Pemuda Van de Loostrect

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    29/61

    PP.001

    2. Bagi jemaat-jemaat yang memungkinkan, sangat diharapkan untuk melampirkan profil organisasi PPGT Jemaat dalam LPJ pada

    setiap Rapat Anggota.

    3. Profil Organisasi sekurang-kurangnya terdiri dari data jumlah anggota menurut jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, tingkat

    keaktifan dan total realisasi anggaran pendapatan tahun sebelumnya.

    Pasal 25

    Laporan Keuangan1. Laporan keuangan bulanan dilingkup jemaat dipublikasikan setiap bulan kepada anggota melalui Kebaktian atau kegiatan lainnya.

    2. Laporan keuangan bulanan dilingkup klasis dikirimkan kepada jemaat-jemaat setiap 3 bulan dan atau melalui media yang

    mendukung.

    3. Informasi keuangan PP sedapatnya disampaikan sekali setiap bulan melalui media yang mendukung.

    4. Laporan keuangan bulanan PP disampaikan dalam forum Rapat Kerja PPGT atau media yang mendukung.

    5. Setiap Laporan keuangan harus diverifikasi oleh BVJ/ BVK/BVS GT.

    6. Bentuk Laporan keuangan yang digunakan mengikuti ketentuan yang diatur oleh BVS GT.

    Pasal 26

    Iuran Anggota

    1. Rapat Anggota setiap tahun menetapkan jumlah iuran anggota PPGT di Jemaat yang bersangkutan.

    2. Iuran Anggota yang terkumpul harus diserahkan kepada pengurus yang lebih luas sesuai dengan persentasinya.

    Contoh : Iuran Anggota PPGT Jemaat Tiatira Tambunan sebesar Rp. 1.000/orang/bulan. Maka sesuai ART PPGT, jumlah tersebut

    akan dibagi dalam persentase sebagai berikut:

    Pengurus Jemaat Tiatira Tambunan= 50% x Rp. 1.000 = Rp. 500

    Pengurus Klasis Kesu Labo = 30 % x Rp. 1.000 = Rp. 300

    Pengurus Pusat = 20 % x Rp. 1.000 = Rp. 200

    3. Pengurus yang lebih luas mempunyai hak untuk menagih Iuran Anggota sesuai dengan persentasinya, sesuai dengan jumlah

    anggota PPGT di Jemaat. Jumlah tersebut tetap akan ditagih sekalipun tidak ada pengumpulan iuran dijemaat tersebut.

    Pasal 27

    Kepanitiaan

    1. Kepanitiaan yang dibentuk bertanggung jawab kepada pengurus yang menerbitkan SK.

    2. Setiap kepanitiaan wajib mengadakan Laporan Pertanggungjawaban selambat-lambatnya 3 bulan setelah kegiatan dilaksanakan.

    (Format Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Panitia terlampir)

    3. Laporan Keuangan dalam setiap kepanitiaan wajib diverifikasi oleh BVJ/BVK/BVS GT sebelum menyampaikan Laporan

    Pertanggungjawaban.

    4. Jika kepanitiaan tidak dapat melaksanakan Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam butir 2, maka kepanitiaan

    akan diambil alih oleh pengurus. Selanjutnya KSB kepanitiaan tersebut tidak diperkenankan lagi menjadi KSB pada kepanitiaan

    yang lain dan menjadi catatan negatif jika yang bersangkutan berniat menjadi pengurus pada kesempatan berikutnya.

    Pasal 28

    Kelengkapan Dasar Sekretariat

    Di ruang sekretariat PPGT di semua lingkup sekurang-kurangnya terdapat:

    1. Satu buah papan struktur kepengurusan

    2. Satu buah papan potensi yang dapat memberikan gambaran umum keadaan PPGT

    3. Satu buah buku daftar tamu, yang merekam setiap orang yang datang ke sekretariat, baik anggota maupun bukan anggota

    PPGT.

    4. Satu buah buku notulen rapat, yang merekam semua hasil rapat-rapat pengurus dan kepanitiaan yang dibentuk.

    5.

    Satu buah buku daftar surat masuk dan surat keluar.6. Satu buah binder arsip surat masuk

    7. Satu buah binder arsip surat keluar

    8. Satu buah buku kas pembantu

    9. Satu buah buku mobilitas inventaris

    10. Satu set kuitansi/bukti pembayaran

    11. Satu set Kertas Kop, stempel dan bantalannya

    BAB VI

    PROTOKOLER ORGANISASI

    Pasal 29

    Protokoler Dasar

    1. Protokoler dasar adalah urutan protokoler organisasi paling minimal dalam sebuah kegiatan resmi PPGT.

    2.

    Urutan protokoler dasar organisasi adalah sebagai berikut:a. Kebaktian

    b. Acara Nasional : Lagu Indonesia Raya

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    30/61

    PP.001

    c. Acara Organisasi : Menyanyikan Mars PPGT

    Pasal 30

    Protokoler Lengkap

    1. Urutan-urutan resmi protokoler lengkap organisasi adalah sebagai berikut:

    a. Kebaktian

    b.

    Acara Nasionali. Lagu Indonesia Raya

    ii. Mengheningkan Cipta

    c. Acara Organisasi

    i. Menyanyikan Mars PPGT

    ii. Pembacaan Pembukaan AD PPGT

    iii. Menyanyikan Hymne PPGT

    d. Pidato dan Sambutan

    2. Prototokoler lengkap dilakukan pada acara Rapat Anggota, Rapat Pimpinan Klasis, Konperensi, Rapat Pimpinan Pusat dan

    Kongres

    3. Mengheningkan Cipta dipimpin oleh pimpinan organisasi yang paling luas jabatannya pada saat itu

    4. Pidato dan sambutan disesuaikan dengan kondisi, tempat dan acara.

    BAB VII

    PENUTUP

    Pasal 31

    PO PPGT ini mengikat PPGT di semua lingkup kepengurusan.

    Pasal 32

    Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka PO sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Di tetapkan di : Rantepao

    Pada tanggal : 06 Februari 2014

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    31/61

    PP.001

    Lampiran I Peraturan Organisasi PPGT (pasal 7, 12, 14)

    Perihal : NASKAH SERAH TERIMA PENGURUS

    NASKAH SERAH TERIMA

    Pada hari ini hari ... )1 Tanggal ...)

    2bulan .... )

    3 tahun ...)

    4

    pukul . )5Bertempat di .)

    6dilaksanakan serah terima kepengurusan antara

    ..)7

    selanjutnya disebut :

    ------------------------------------------------------ PIHAK PERTAMA -------------------------------------------

    dengan )8 selanjutnya disebut:

    ------------------------------------------------------- PIHAK KEDUA ---------------------------------------------

    setelah menyetujui hal-hal sebagai berikut:

    Pasal 1

    Pihak Pertama menyerahkan kepengurusan )9 berikut semua tanggung jawab dan

    wewenang yang melekat pada jabatan tersebut kepada Pihak Kedua atas dasar tanggung jawab persekutuan

    tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

    Pasal 2

    Pihak Kedua menerima jabatan sebagai .. )10

    berikut semua tanggung jawab dan

    wewenang yang melekat pada jabatan tersebut atas dasar tanggung jawab persekutuan tanpa adanya paksaan

    dari pihak manapun.

    Pasal 3

    Pihak Pertama menyerahkan semua inventaris organisasi kepada Pihak Kedua, baik yang diperoleh pada masa

    periode menjabat, maupun yang diperoleh dari periode-periode sebelumnya disertai keterangan-keterangan

    1Diisi nama hari2Diisi tanggal dengan huruf3Diisi nama bulan dengan huruf4Diisi tahun dengan huruf5Diisi jam pada saat naskah serah terima ini dibacakan, ditulis dengan tangan oleh yang pembaca naskah6Diisi Nama Tempat pelaksanaan serah terima. Jika dilaksanakan di sebuah Jemaat, maka diisi nama Jemaat.7Diisi nama kepengurusan demissioner, contoh Pengurus PPGT Jemaat Dadi Periode 2007-2009.

    8Diisi nama kepengurusan yang baru, contoh Pengurus PPGT Jemaat Dadi Periode 2009-2011.9Diisi nama organisasi, contoh : PPGT Jemaat Dadi, PPGT Klasis Buakayu. Untuk lingkup pusat ditulis PP.PPGT.10Diisi sama dengan no. 9,

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    32/61

    PP.001

    terhadap kondisi masing-masing barang inventaris. Adapaun nama, jumlah dan kondisi barang inventaris

    tersebut adalah sebagai berikut:

    NO Nama Barang

    Inventaris

    Jumlah Tahun

    Perolehan

    Kondisi

    1

    23

    dst

    dst

    dst

    Pasal 4

    Pihak Pertama menyerahkan saldo keuangan kepada Pihak Kedua dengan perincian sebagai berikut:

    -

    Uang Tunai sebesar Rp. 11

    (...

    ..)12

    - Saldo Bank sebesar Rp. .

    13 (..

    (...)14

    15

    , .16

    .17

    .18

    PIHAK I

    .............................................................)19

    ( .) (..)

    Ketua Sekretaris

    PIHAK II

    ..)20

    ( .) (..)

    Ketua Sekretaris

    DISAKSIKAN OLEH

    ..)21

    .22

    ( .) (..)

    11Diisi sesuai jumlah uang tunai yang diserah terimakan dalam angka12Diisi sesuai jumlah uang tunai yang diserah terimakan huruf13Diisi sama dengan saldo terakhir dalam rekening organisasi dengan angka14Diisi sama dengan saldo terkahir dalam rekening organisasi dengan huruf15Diisi sama dengan no. 616Diisi sama dengan no. 2 dalam angka17Diisi sama dengan no. 318Diisi sama dengan no. 4 dalam huruf19Diisi sama dengan no. 720Diisi sama dengan no. 821Diisi dengan nama Badan Pekerja Majelis sesuai lingkup pelayanan.

    22Diisi dengan nama Pengurus yang setingkat lebih luas. Untuk Lingkup Pusat bagian ini tidak diperlukan.

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    33/61

    PP.001

    Lampiran II Peraturan Organisasi PPGT (pasal 19)

    Perihal : KODE (SINGKATAN) JEMAAT DAN KLASIS

    1 LUWU TIMUR SINGKATAN

    1 KLASIS KALAENA KNA

    1 Jem. Baku' BKU

    2 Jem. Buyuntana BYT

    3 Jem. Imanuel Cendana Hitam ICH

    4 Jem. Kalaena KLN

    5 Jem. Kalena Kiri II KLK

    6 Jem. Koroncia KRC

    7 Jem. Moria Pangala' MPL

    8 Jem. Rama RAM

    9 Jem. Rante Moria JRM

    10 Jem. Rante Tandung RTD

    11 Jem. Rante Towu RTW

    12 Jem. Siporannu Taripa JST

    13 Jem. Tongkonan Kendari JTK

    14 Jem. Wonorejo WNJ

    15 Jem. Wonosari WNS

    2 KLASIS MALILI MAL

    16 Jem. Betesda Towuti BTW

    17 Jem. Kayu Tanduk JKT

    18 Jem. Maliowo MAH

    19 Jem. Pabeta PAB

    20 Jem. Pniel Puncak Indah PPI

    21 Jem. Tarabbi TAR

    22 Jem. Tawakua TAW

    23 Jem. Ujung Batu JUB24 Jem. Maranatha Lamaeto MLO

    25 Jem. Antiokhia Angkona JAA

    26 Jem. Imanuel Mantaipi IMT

    27 Jem. Wasuponda WSP

    3 KLASIS WOTU WOT

    28 Jem. Cendana Hijau JCH

    29 Jem. Hermon HRM

    30 Jem. Koranti KRT

    31 Jem. Lambara Harapan JLH

    32 Jem. Maramba' II MBA33 Jem. Muktisari MKR

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    34/61

    PP.001

    34 Jem. Oikumene OMN

    35 Jem. Sikamase SKM

    36 Jem. Sion Lestari SLI

    2 LUWU UTARA

    4 KLASIS BAEBUNTA SELATAN BAE

    37 Jem. Gloria Mariri GLO

    38 Jem. Home Base Mariri HBM

    39 Jem. Imanuel Marannu IMM

    40 Jem. Lasumba LAS

    41 Jem. Betel Bumi Harapan BBH

    42 Jem. Efrata EFA

    43 Jem. Silo Rante Lara IV SRT

    5 KLASIS BONE-BONE BON

    44 Jem. Minna MNA

    45 Jem. Kapipe KPP

    46 Jem. Salubua SLB47 Jem. Bone-bone BBN

    48 Jem. Patila PTL

    49 Jem. Rantepulio RAP

    50 Jem. Beringin BER

    51 Jem. Banyurip BYP

    52 Jem. Hombes Kanjiro HOK

    53 Jem. Hombes Bungadidi HOB

    54 Jem. Muktisari MKT

    55 Jem. Lauwo Baru LAU

    56 Jem. Ebenhaezer Tamuku EBE57 Jem. Sepakat SEP

    58 Jem. Marobo MBO

    6 KLASIS MALANGKE' MLK

    59 Jem. Ebenhaezer Tibussu' EBH

    60 Jem. Rantelangi RGI

    61 Jem. Tete Masarang TTM

    62 Jem. Urukumpang URU

    63 Jem. Elim Londondau ELL

    64 Jem. Limbong Langsa' LIL

    65 Jem. Durian Bela' DBL66 Jem. Moria Rante Baru MOR

    7 KLASIS MASAMBA MSB

    67 Jem. Siloam Cendana Putih SCP

    68 Jem. Ebenhaezer Masamba EHM

    69 Jem. Sion Homebase Mappadeceng SHB

    70 Jem. Imamuel Kampung Baru Uraso IKB

    71 Jem. Rama Radda RRD

    72 Jem. Balambangi Minanga Tallu BMT

    73 Jem. Moria Kampung Adil MKA

    74 Jem. Buntu Marampa' BMR

    75 Jem. Solideo Gloria SOG

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    35/61

    PP.001

    76 Jem. Agung Tarra Tallu ATT

    8 KLASIS RONGKONG SABBANG BAEBUNTA RKS

    77 Jem. Bakka BAK

    78 Jem. Lagia LAG

    79 Jem. Nusa NUS

    80 Jem. Rampoan RMP

    81 Jem. Maranata Salama' MRS

    82 Jem. Elim Baebunta EBA

    83 Jem. Imanuel Baebunta IMB

    84 Jem. Moria Parabuluan MRP

    85 Jem. Marampi MPI

    86 Jem. Tabuan Rantepacu TBR

    87 Jem. Tabuan Pulao TBP

    88 Jem. Tanete TNE

    89 Jem. Kanandede KDD

    90 Jem. Salutallang SLG91 Jem. Salukanan SKA

    92 Jem. El-Betel ELE

    9 KLASIS SANGBUA LAMBE' SAM

    93 Jem. Rampotiku RPU

    94 Jem. Terpedo TER

    95 Jem. Rantebuangin RTN

    96 Jem. Rantebone RNE

    97 Jem. Rantepasang RTG

    98 Jem. Siloam teteuri' STE

    99 Jem. Sipanundu' SND100 Jem. Saluampak SAL

    101 Jem. Imanuel Lara III ILA

    102 Jem. Buntu Marampa' BUM

    103 Jem. Ebenhaezer To'borung EBT

    104 Jem. To' Katimbang TKB

    105 Jem. Betel Pelendongan BPN

    106 Jem. Rama Pongkaruk RPK

    107 Jem. Pniel Bone Subur PNB

    108 Jem. Pniel Pompaniki PPO

    109 Jem. Musafir To' Bau MTU10 KLASIS SUKAMAJU SUA

    110 Jem. Manunggal II MGL

    111 Jem. Imanuel Rawamangun IRN

    112 Jem. Salubungin SGN

    113 Jem. Maranatha MTH

    114 Jem. Suka Damai SKI

    115 Jem. Sukamaju SMJ

    116 Jem. Salulemo SLO

    117 Jem. Kambara KMB

    118 Jem. Talitakum TKM

    119 Jem. Teberau TEB

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    36/61

    PP.001

    120 Jem. Bahtera Sejahtera BSJ

    121 Jem. Rama Agung RAG

    122 Jem. Tamatiku TTK

    3 LUWU-PALOPO

    11 KLASIS BASTEM BAS

    123 Jem. Benteng BEN

    124 Jem. Buntu panga' BGA

    125 Jem. Lengke' LKE

    126 Jem. Maindo MDO

    127 Jem. Pantilang PTA

    128 Jem. Sion Karatuan SKT

    129 Jem. Tarra' TRR

    12 KLASIS LUWU LWU

    130 Jem. Belopa BOP

    131 Jem. Bukit Zaitun Bilante BZE

    132 Jem. Buntu Nanna' BNN133 Jem. Imanuel Padang Sappa IPS

    134 Jem. Kanaan Paccerakan KPC

    135 Jem. Lura LRA

    136 Jem. Moria Rotto RTT

    137 Jem. Oikumene Kadinge' OKD

    138 Jem. P. Katapi KTP

    139 Jem. Paccerakan I PAC

    140 Jem. Paccerakan II PCK

    141 Jem. Pattedong PTD

    142 Jem. Sion Paccerakan SPC143 Jem. Sumber Kasih Pare Kaju SKP

    144 Jem. Tomale' TOL

    145 Jem. Totting TTG

    13 KLASIS KOTA PALOPO KOP

    146 Jem. Balandai BDI

    147 Jem. Betel Padang Alipan BPD

    148 Jem. Betteng Buntu Mamase BBM

    149 Jem. Ebenhaezer Palopo EPP

    150 Jem. Efrata Homebase Zibang EZG

    151 Jem. Hermon Kattun HKN152 Jem. Home Base Batu HBB

    153 Jem. Imanuel Batu IBU

    154 Jem. Imanuel Lebang ILG

    155 Jem. Mahanaim Salu Tikala MST

    156 Jem. Maranatha Patte'ne' MPE

    157 Jem. Moria Perumnas MPS

    158 Jem. Pengharapan Pepabri PBI

    159 Jem. Rampoang RPG

    160 Jem. Salubua SBA

    161 Jem. Sion Lappo SNL

    162 Jem. Sion Palopo SNP

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    37/61

    PP.001

    14 KLASIS PALOPO PAL

    163 Jem. Angkasa AKS

    164 Jem. Bua BUA

    165 Jem. Elim Palopo EPO

    166 Jem. Imanuel Palopo JIP

    167 Jem. Lare-lare JLR

    168 Jem. Lengkong LGG

    169 Jem. Marannu Palopo JMP

    170 Jem. Pajalesang PJL

    171 Jem. Palopo PLP

    15 KLASIS LAMASI LMS

    172 Jem. Datu Ara' Kakobi DAI

    173 Jem. Lamasi LSI

    174 Jem. Jawi (Ada SM, No Guru) JWI

    175 Jem. Padang Pasang PPS

    176 Jem. Pao Singki' PSI

    177 Jem. Pison Pongsamelung PPG

    178 Jem. Pongo' PGO

    179 Jem. Salujambu SJU

    180 Jem. Setiarejo SJO

    181 Jem. Sion SIO

    16 KLASIS SERITI SER

    182 Jem. Betesda Salupao BSL

    183 Jem. Durian DRN

    184 Jem. Lisurannu LSU

    185 Jem. Pompengan PMP186 Jem. Salubanga SGA

    187 Jem. Seriti STI

    188 Jem. Seriti Selatan SSN

    189 Jem. Sinangkala SGK

    190 Jem. Sin Pararra' SPA

    191 Jem. Tamatiku TKU

    192 Jem. Tondok Tanga TGA

    193 Jem. To' Lemo TMO

    17 KLASIS WALENRANG WLN

    194 Jem. Baranmamase BSE195 Jem. Batusitanduk BSK

    196 Jem. Bibang BIB

    197 Jem. Bungin Pasang BPG

    198 Jem. Buntu Saragi BSG

    199 Jem. Bure BRE

    200 Jem. Bure Atas BUS

    201 Jem. Elim ELI

    202 Jem. Lewandi LDI

    203 Jem. Moria Parembonan MPN

    204 Jem. Pantilang PIG205 Jem. Paranta' PRT

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    38/61

    PP.001

    206 Jem. Salutubu STB

    207 Jem. Sampeong SPG

    208 Jem. Saragi SGI

    209 Jem. Siteba' SIT

    210 Jem. Tombang TOM

    211 Jem. To'rea TRA

    18 KLASIS WALENRANG TIMUR WLT

    212 Jem. Batakan BTK

    213 Jem. Lamasi Pantai LPI

    214 Jem. Masakke (no Guru) MSE

    215 Jem. Pangalli PGI

    216 Jem. Pongrakka PKA

    217 Jem. Siolanan SLN

    218 Jem. Situru' SRU

    219 Jem. Tengko TEN

    4 SEKO

    19 KLASIS SEKO EMBONA TANA SEE

    220 Jem. Ambolang AMB

    221 Jem. Hoyane HOY

    222 Jem. Katuhoanna KTH

    223 Jem. Longa LGA

    224 Jem. Pasang kalua' PAS

    225 Jem. Pohoneang POH

    226 Jem. Poyahaang POY

    20 KLASIS SEKO LEMO SEL

    227 Jem. Bethel Beroppa' BBE228 Jem. Elim Malambe' EML

    229 Jem. Ebenhaezer Kampung Baru EKB

    230 Jem. Efrata Kariango EKO

    231 Jem. Mahanaim Kariango MKO

    232 Jem. Imanuel Lantang Tedong ILT

    233 Jem. Sion Ledan SLD

    234 Jem. Pniel Burasse PBE

    235 Jem. Paulus Rantedangga PUR

    236 Jem. Moria Sipulung MSG

    21 KLASIS SEKO PADANG SEK237 Jem. Bana BAN

    238 Jem. Hermon Lore HER

    239 Jem. Kalamio KMO

    240 Jem. Betal Lisupadang BLI

    241 Jem. Parahaleang PHL

    242 Jem. Pantoroang PTR

    243 Jem. Singkalong SIN

    244 Jem. Sion Eno' SEN

    245 Jem. Lengkong LEG

    246 Jem. Bone BNE

    247 Jem. Tanete TAE

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    39/61

    PP.001

    5 SANGGALANGI

    22 KLASIS BOKIN PITUNG PENANIAN BPP

    248 Jem. Barana' BAR

    249 Jem. Batu Ma'tanduk BTD

    250 Jem. Bokin BOK

    251 Jem. Imanuel Bambasuka IBS

    252 Jem. Issong Sendana ISA

    253 Jem. Kassun KSS

    254 Jem. Katengkong KTK

    255 Jem. Moria Motok MMK

    256 Jem. Pa'kampan PKP

    257 Jem. Palisupadang PPD

    258 Jem. Penanda PDA

    259 Jem. Sion Buntu Datu SBD

    260 Jem. To'lallang TLG

    23 KLASIS BUNTAO' BUT

    261 Jem. Balabatu BLB

    262 Jem. Bantere BTE

    263 Jem. Bukit Sinai Marara BSM

    264 Jem. Efrata Rante Aa' ERA

    265 Jem. Kadinge' KAD

    266 Jem. Kanaan Losso KLO

    267 Jem. Ledo LDO

    268 Jem. Paniki PIK

    269 Jem. Rantekata RKT

    270 Jem. Tambuntana TBA271 Jem. Tembamba TBB

    272 Jem. Tondok batu TDT

    273 Jem. Tonglo TLO

    24 KLASIS KESU' LA'BO' KKL

    274 Jem. Buntu La'bo' BBO

    275 Jem. Karerang KRR

    276 Jem. Mada JMD

    277 Jem. Pasang PSG

    278 Jem. Pa'tangan PTG

    279 Jem. Rante Tallang RTL280 Jem. Rantekua RTK

    281 Jem. Saruran SRR

    282 Jem. Tallung Penanian TPN

    283 Jem. Tambuttana TTT

    284 Jem. Tandung TAN

    285 Jem. Tiatira Tambunan TTN

    286 Jem. To'barana' KTB

    287 Jem. Tombang Kalua' TBK

    25 KLASIS KESU' MALENONG KEM

    288 Jem. Ba'tan BTA289 Jem. Paiman PIN

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    40/61

    PP.001

    290 Jem. Batupiak BPI

    291 Jem. Bonoran BNR

    292 Jem. Panga' PNG

    293 Jem. Buntu Limbong BLM

    294 Jem. Karambe KRA

    295 Jem. Pokkarondang POK

    296 Jem. Kalaulu KLU

    297 Jem. Issong Kalua' IKL

    26 KLASIS KESU' TALLULOLO KET

    298 Jem. Bua Tallulolo BUO

    299 Jem. Rante Langsa' RLS

    300 Jem. Karunganga' KAR

    301 Jem. Komba KOM

    302 Jem. Londa LND

    303 Jem. Pa'besenan PBS

    304 Jem. Sarira SAR305 Jem. Sepon SPN

    27 KLASIS RANTEBUA RAN

    306 Jem Rantebua RTB

    307 Jem Bamba Kalua BBK

    308 Jem. Loko' LKO

    309 Jem. Rondo RND

    310 Jem. To'sa'pang TSP

    311 Jem. Buntu Barana' BBT

    6 SOPAI, RANTEPAO, TIKALA, SESEAN

    28 KLASIS MADANDAN MAD312 Jem. Buntu Sopai BSI

    313 Jem. Dulang DLG

    314 Jem. Eden EDN

    315 Jem. Langda LGD

    316 Jem. Madandan MDD

    317 Jem. Marante MRT

    318 Jem. Sion B. Langda SBL

    319 Jem. Tonglo TGL

    29 KLASIS NONONGAN SALU NNS

    320 Jem. Batang BAG321 Jem. Bela' BEL

    322 Jem. Kalintong KLT

    323 Jem. Kanuruan KNR

    324 Jem. Moria Nonongan MNO

    325 Jem. Nonongan NON

    326 Jem. Rembon RBN

    327 Jem. Salu SLU

    328 Jem. Sangpolo Bungin SPL

    329 Jem. Tabang TAB

    30 KLASIS RANTEPAO BARAT KRB

    330 Jem. Ba'lele JBE

  • 7/21/2019 AD-ART dan PO PPGT.pdf

    41/61

    PP.001

    331 Jem. Buntu Ambaang JBA

    332 Jem. Buntu Laang BLG

    333 Jem. Mariri JMR

    334 Jem. Pangrante Singki' JSP

    335 Jem. Penanian PEN

    336 Jem. Saloso SLS

    337 Jem. Tilengko TLK

    31 KLASIS RANTEPAO RAT

    338 Jem. Batu Lelleng BLE

    339 Jem. Buntu Pasele BPA

    340 Jem. Elim Rantepao ERO

    341 Jem. Karassik KRS

    342 Jem. Malango' MGO

    343 Jem. Pniel Salutanga PST

    344 Jem. Rante Pasele RPE

    345 Jem. Rantepao RTP346 Jem. Sion Sangkombong SSK

    32 KLASIS TALLUNGLIPU TLP

    347 Jem . Silo P SIL

    348 Jem. Musafir Bolu MUS

    349 Jem. Ampang Batu Tantanan ABT

    350 Jem. Pa'biteran PBT

    351 Jem. Rante Tagari RTI

    352 Jem. Rantepaku RKU

    353 Jem. Tallunglipu TAL

    354 Jem. Tandibulaan TDB33 KLASIS TIKALA TKL

    355 Jem. Barana BRN

    356 Jem. Buntu batu BBA

    357 Jem. Kalambe' KBE