ACARA VII tebu.docx

6
45 Pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman dalam memperbaiki sistem perakaran, meningkatkannya penyerapan unsur hara dari tanah, menambah aktivitas enzim, menambah jumlah klorofil dan meningkatkan fotosintesa, memperbanyak percabangan, menambah jumlah kuncup dan bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah kemudian meningkatan hasil panen. Zat pengatur tumbuh berperan terhadap proses fisiologi dan biokimia tanaman. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa yang terdiri-dari senyawa aromatik yang bersifat asam. Dalam pemberiannya harus diperhatikan kosentrasi yang digunakan., jika kosentrasinya terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman (Dwidjoseputro, 1983). Zat pengatur tumbuh Atonik merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang beredar di pasaran. Zat pengetur tumbuh ini dapat meningkatkan proses fotosintesis, meningkatkan sintesis protein dan juga meningkatkan daya serap unsur hara dari dalam tanah. Zat pengatur tumbuh Atonik mengandung bahan aktif triakontanol, yang umumnya berfungsi mendorong pertumbuhan, dimana dengan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap tanaman dapat merangsang penyerapan hara oleh tanaman (Kusumo, 1984).

Transcript of ACARA VII tebu.docx

45

Pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman dalam memperbaiki sistem perakaran, meningkatkannya penyerapan unsur hara dari tanah, menambah aktivitas enzim, menambah jumlah klorofil dan meningkatkan fotosintesa, memperbanyak percabangan, menambah jumlah kuncup dan bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah kemudian meningkatan hasil panen. Zat pengatur tumbuh berperan terhadap proses fisiologi dan biokimia tanaman. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa yang terdiri-dari senyawa aromatik yang bersifat asam. Dalam pemberiannya harus diperhatikan kosentrasi yang digunakan., jika kosentrasinya terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman (Dwidjoseputro, 1983).Zat pengatur tumbuh Atonik merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang beredar di pasaran. Zat pengetur tumbuh ini dapat meningkatkan proses fotosintesis, meningkatkan sintesis protein dan juga meningkatkan daya serap unsur hara dari dalam tanah. Zat pengatur tumbuh Atonik mengandung bahan aktif triakontanol, yang umumnya berfungsi mendorong pertumbuhan, dimana dengan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap tanaman dapat merangsang penyerapan hara oleh tanaman (Kusumo, 1984).Atonik dapat juga untuk meningkatkan hasil atau produksi, mutu, warna, kandungan vitamin dan menciptakan buah matang seragam serta menciptakan daya tahan terhadap serangan hama.(Lingga,1986)

C. Hasil Praktikum/PengamatanNama kelompokAtonikTanpa atonik

Tinggi tanamanJumlahdaunPersentasehidupTinggi tanamanJumlah daunPersentase hidup

B163 cm6 helai100%38 cm3 helai80%

B257,5 cm5 helai60%62,5 cm5 helai80%

B336 cm4 helai67%58,75 cm5 helai67%

B457,5 cm5 helai100%49,8 cm4 helai80%

B542 cm5 helai80%48 cm3,5 helai80%

Rata-rata51,25 cm5 helai81,4%51,41 cm4,1 helai77,4%

D. PembahasanDari data diatas,dapat dilihat bahwa pada tanaman tebu yang ditanam dengan menggunakan bahan stek dengan menggunakan bahan stek menggunakan perlakuan dan tanpa perlakuan, tumbuh tunas pada minggu ke-4. Dapat dilihat bahwa pada tumbuhan tebu yang menggunakan perlakuan atonik, didapatkan tanaman tertinggi 63 cm pada kelompok B1 dan yang terendah 36 cm pada kelompok B3. Sedangkan tanaman tanpa atonik mempunyai tanaman yang tertinggi 62,5 cm pada kelompok B2 dan yang terendah 38 cm pada kelompok B1.Pada pengamatan parameter jumlah daun tanaman menggunakan atonik,mempunyai helai daun yang paling banyak 6 helai daun pada kelompok B1 dan paling sedikit 4 helai daun pada kelompok B3, sedangkan jumlah daun tanpa atonik mempunyai helai daun yang paling banyak 5 helai daun pada kelompok B2,B3 dan paling sedikit 3 helai daun pada kelompok B1.Pada pengamatan persentase hidup yang menggunakan atonik, kelompok B1 mendapatan persentase hidup tertinggi 100% dan yang terendah 60% pada kelompok B2, sedangkan persentase hidup tanpa atonik, didapatkan 80% tertinggi pada kelompok B2 dan yang terendah 67% pada kelompok B3.Pada perlakuan budidaya tanaman tebu yang menggunakan zat atonik mempunyai rata-rata tinggi tanaman 51,25 cm, rata-rata jumlah daun 5 helai daun, dan rata-rata persentase hidup tanaman 81,4%. Sedangkan yang tidak menggunakan zat atonik, mempunyai rata-rata tinggi tanaman 51,41 cm, rata-rata jumlah daun 4 helai daun, dan rata-rata persentase 77,4%. Pada parameter tinggi tanaman, penggunaan atonik lebih pendek daripada tanpa atonik mungkin disebabkan karena perlakuan pemberian zat atonok yang terlalu lama bahkan sebentar saja dan bisa karena saat penanaman penutupan stek tebu terlalu padat sehingga menghambat pertumbuhan tinggi tanaman, sedangkan pada parameter jumlah daun dan persentase hidup tanaman atonik lebih baik daripada tanpa atonik karena memang atonik merupakan zat perangsang pertumbuhan tanaman yang mengandung auksin yang berfungsi merangsang pertumbuhan akar.

E. Kesimpulan Penggunaan zat atonik dalam budidaya tanaman tebu pertumbuhannya lebih baik dari pada yang tidak menggunakan zat atonik, karena zat atonik mempunyai fungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman.Dari data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tanaman yang mempunyai parameter tinggi tanaman tertinggi adalah tanaman yang tidak menggunakan atonik dengan rata-rata tinggi 51,41 cm2. Tanaman yang mempunyai parameter jumlah daun terbanyak adalah tanaman yang menggunakan atonik dengan rata-rata jumlah daun sebanyak 5 helai daun3. Tanaman yang mempunyai persentase hidup tanaman paling baik adalah tanaman yang menggunakan atonik dengan jumlah rata-rata 81,4%