Acara 3 Satop Industri Pangan

download Acara 3 Satop Industri Pangan

of 12

Transcript of Acara 3 Satop Industri Pangan

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    1/12

    III. TRANSFER MASSA UAP AIR SELAMA PENGERINGAN

    I. Tujuan PraktikumTujuan praktikum, acara III Transfer massa uap air selama

    pengeringan adalah mengetahui laju transfer massa uap air selama

    pengeringan

    II. Tinjauan PustakaA. Tinjauan Alat & Bahan

    Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan

    fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,

    tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya

    berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan

    simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan

    ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam

    sianida yang bersifat racun bagi manusia. Umbi singkong

    merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin

    protein. Sumber proteinyang bagus justru terdapat pada daun singkong

    karena mengandung asam amino metionin(anonima

    2011).

    Pemarutan ketela pohon untuk penghasil kantepung tapioka

    merupakan suatu proses untuk memecahkan dinding sel pada umbi

    ketela pohon agar butir tepung/pati yang terdapat di dalamketela pohon

    tersebut dapat diambil. Setelah proses pemarutan dilakukan, hasil

    parutan dicampur dengan air kemudian diperas dan disaring. Setelah

    disaring, campuran yang terdiri dari tepung ketela pohon dan air ini

    diendapkan. Setelah mengendap dan dipisahkan dari airnya, maka

    endapan tepungketela pohon ini kemudian dijemur hingga kering.

    Proses penjemuran dan pengeringan dilakukan terpisah dan tidak

    merupakan bagian dari mesin yang dirancang ini(Oegik, 2005).

    Alat pengering rak vakum terdiri dari semacam lemari dengan rak

    rak yang berrongga. Bahan makanan yang akan dikeringkan diletakkan

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    2/12

    di atas baki yang disimpan kembali di atas rak rak tadi. Bahan

    makanan padat dapat langsung diletakkan di atas rak rak pengering.

    Pengering kemudian ditutup dan divakumkan. Uap, air panas, atau

    medium lain yang dapat digunakan sebagai pemanas, disirkulasikan di

    dalam rongga rak rak, sehingga memanaskan bahan makanan di

    atasnya(Departemen Pendidikan Nasional, 1981).

    Alat pengering sistem vacum dapat untuk mengeringkan bahan

    yang basah dan berpori seperti pakaian basah, kayu yang basah karena

    proses pengawetan, dan lain sebagainya.Alat vakum yang digunakan

    untuk mengeringkan kayu yang masih basah harns terbuat dari pipa

    baja yang tebal agar kuat menahan tekanan dari luar sehingga tidak

    rusak,dan membutuhkan tekanan hingga 76 cmHg (Soeprapto, 2003).

    Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan

    oleh generator atau listrik. Dalam hal ini proses ekstrak pati singkong

    jauh lebih sederhana karena hanya sedikit sekali substansi sekunder

    seperti misalnya protein, pada singkong ditambah lagi hasil terbaik

    dalam ekstraksi Pati Singkong dapat dihasilkan hanya dengan

    tambahan air, hal ini membuat pengolahan singkong sebagai Pati dan

    Tepung sangat sesuai untuk negara berkembang dan industri

    rural(Anonimb, 2011).

    B. Tinjauan TeoriPengeringan adalah suatu metoda untuk mengeluarkan atau

    menghilangkan sebagian air dari suatu bahan denga cara menguapkan

    air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan

    air bahan tesebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak

    dapat tumbuh lagi di dalamnya(F.G Winarno, Srikandi F, Dedi F,

    1984).

    Pengeringan merupakan proses penghilangan sejumlah air dari

    material. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip

    perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    3/12

    yang dikeringkan. Material biasanya dikontakkan dengan udara kering

    yang kemudian terjadi perpindahan massa air dari material ke udara

    pengering(Anonimc, 2011 ).

    Perpindahan panas atau heat transfer adalah ilmu yang mempelajari

    perpindahan energi sebagai akibat dari adanya perbedaan temperatur

    diantara dua medium misalnya: sesama medium padat atau medium

    padat dengan fluida. Energi yang berpindah tersebut dinamakan kalor

    atau panas (heat). Panas akan berpindah dari medium yang

    bertemperatur lebih tinggi ke medium dengan temperatur yang lebih

    rendah. Perpindahan ini berlangsung terus sampai terjadi

    kesetimbangan temperatur diantara kedua medium tersebut atau tidak

    terjadi perbedaan temperatur diantara kedua medium. Proses

    perpindahan panas secara konduksi adalah suatu proses

    perpindahan energi panas dimana energi panas tersebut mengalir

    dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu

    lebih rendah dalam suatu medium padat atau fluida yang diam

    (Catrawedarma, 2008).

    Gelombang mikro biasanya tidak diterapkan sendirian di proses

    pengeringan, namun dikombinasikan dengan konvensional pemanasan.

    Gabungan dielektrik plus konveksi pemanasan menunjukan efek

    sinergis pada proses pengeringan, yaitu pengeringan yang

    berkecepatan lebih tinggi dibandingkan dengan konveksi pengeringan

    atau mikrowafe pengeringan, dianggap terpisah. Hal ini terjadi karena

    gradien tekanan di dalam produk karena pemanasan dielektrik

    pengangkutan kelembaban permukaan, yang dihapus oleh udara panas

    (M.N.

    Bartelli, 2009).

    Daya variabel 750 W mikrowafe pengering vakum sistem yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah dilengkapi untuk pengeringan

    produk suhu dan massa setiap menit. Tekanan uap tetap sebesar 8

    tekanan K pa secara dehidrasi osmosis menggunakan sampel wortel.

    Sampel digunakan untuk mengetahui pengaruh osmotik pretreatment

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    4/12

    di microwafe pengering vakum. Produk telah dikeringkan sampai

    kadar air akhir mencapai 10 % (V Changrue, 2009).

    Mikroorganisme membutuhkan air untuk pertumbuhan dan

    perkembangbiakannya. Jika kadar air pangan dikurangi, pertumbuhan

    mikroorganisme akan diperlambat. Dehidrasi akan menurunkan tingkat

    aktivitas air (water activity (aw) yaitu jumlah air yang dapat digunakan

    oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya),

    berat dan volume pangan. Prinsip utama dari dehidrasi adalah

    penurunan kadar air untuk mencegah aktivitas mikroorganisme. Pada

    banyak produk, seperti sayuran, terlebih dahulu dilakukan proses

    pengecilan ukuran (misalnya diiris) sebelum dikeringkan. Pengecilan

    ukuran akan meningkatkan luas permukaan bahan sehingga akan

    mempercepat proses pengeluaran air(Anonimd, 2011).

    Proses penguapan ini dapat dijelaskan dengan dasar teori kinetik.

    Molekul pada zat cair bergerak satu sama lain dengan berbagai laju

    yang kira kira mengikuti distribusi Maxwell. Ada gaya tarik

    menarik yang kuat antara molekul molekul ini, yang menahan

    mereka berdekatan satu sama lain pada fase cair. Sebuah molekul di

    bagian atas zat cair, karena laju ini, bisa meninggalkan cairan tersebut

    sesaat. Bagaimanapun, molekul dengan kecepatan yang cukup tinggi

    akan keluar sama sekali dari zat cair(Giancoli, 2001).

    Di dalam pengeringan udara, laju perpindahan air tergantung pada

    kondisi udara, sifat bahan pangan dan disain alat pengering. Uap air

    dapat ditahan dalam berbagai derajat pengikatan, dengan selang dari

    kadar air yang sangat ekstrim, yang terdapat pada permukaan, sampai

    kadar air yang secara kimia bergabung dengan bahan lain. Dahulunya

    dipandang bahwa air di dalam bahan pangan terdapat dalam satu atau

    dua kategori, air bebas atau air terikat. Hal ini sekarang kelihatannya

    terlalu disederhanakan dan yang jelas sekarang ini dipandang tidak

    benar. Air ditahan oleh gaya gaya yang intensitasnya mempunyai

    selang dari gaya yang paling lemah, yang menahan uap air di

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    5/12

    permukaan sampai ikatan kimia yang sangat kuat. Di dalam

    pengeringan, nyatalah bahwa air yang bertahan sangat lemah, akan

    dipindahkan dengan sangat mudah. Jadi dapat diharapkan bahwa laju

    pengeringan akan menurun apabila kandungan uap air menurun,

    dengan air yang tertinggal akan terikat bertambah kuat apabila

    jumlahnya berkurang(Earle, 1969).

    Perpindahan panas dalam makanan padat, di hampir semua kasus,

    ditambah dengan transportasi air terutama untuk proses di mana

    produk itu tidak dikemas. Dalam hal ini, panas simultan dan

    perpindahan massa dibahas secara lebih rinci sehubungan dengan

    transmisi paralel panas murni. dalam kasus ekstrim ini berarti operasi

    pengeringan, tetapi dalam operasi dimana pemanasan hanya

    dimaksudkan beberapa transfer air juga berlangsung. kebocoran dalam

    mendidih dan penampilan secara simultan blanching, baik

    perpindahan panas dan massa membuat perlakuan teoretical lebih

    rumit dan solusi analisis lengkap untuk masalah ini tidak tersedia

    (Bength Hallstrom, 1924).

    III.MetodologiA. Alat & bahan1. Alat

    a. Pisaub. Perajangc. Timbangand. Pengeringe.

    Pemarutf. Baskom

    2. Bahana. Ubi kayu

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    6/12

    B. Cara Kerja

    IV.Hasil & PembahasanA. Hasil

    Data hasil percobaan

    Tabel 3.1 laju transfer massa uap air

    Waktu

    pengeringan

    Jumlah air yang diuapkan (gr)Laju transfer massa uap air

    (gr H2O/jam)

    Ubi kayurajang

    Ubi kayuparut

    Ubi kayurajang

    Ubi kayuparut

    0,5 jam 30 50 60 100

    1 jam 20 5 40 10

    1,5 jam 20 35 40 702 jam 20 30 40 60

    Sumber : Laporan sementara

    B. PembahasanPada percobaan praktikum penghitungan laju transfer massa uap

    air menggunakan bahan pertanian singkong sebagai bahan

    Kupas ubi kayu, timbang masing masing 250 gr sebanyak 2 bagian.

    Bagian 1 diiris tipis dengan ketebalan kira kira 3 cm. Bagian 2 digiling

    Ambil dari masing masing bagian sebanyak 200 gr

    Hamparkan diatas rak pengering yang telah diketahui beratnya dan

    keringkan dalam pengering suhu 700C selama 2 jam

    Setiap 30 menit timbang bahan beserta rak pengering

    Tentukan laju transfer massa uap air selama proses pengeringan, buat

    bahasan singkat

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    7/12

    pengeringan.. Bahan pertanian ini mendapatkan dua perlakuan yang

    berbeda masing masing sebesar 250 gr, dimana singkong bagian satu

    diiris tipis kurang lebih 3 cm, sedangkan singkong bagian dua digiling

    halus.

    Semua bagian dari singkong tersebut di letakkan di atas rak

    pengering dan di keringkan dengan alat pengering rak vakum pada

    suhu 700

    C. Perubahan laju transfer massa uap air dihitung setiap

    setengah jam sekali untuk menentukan besar transfer massa uap air.

    Pada rentan waktu setengah jam pertama, jumlah air yang diuapkan

    pada ubi kayu rajang sebesar 30 gr dengan laju transfer massa uap air

    sebesar 60 gr H2O/jam. Sedangkan jumlah air yang diuapkan pada ubi

    kayu parut sebesar 50 gr dengan laju transfer massa uap air sebesar

    100 grH2O/jam.

    Pada rentan waktu setengah jam kedua, jumlah air yang diuapkan

    pada ubi kayu rajang sebesar20 gr dengan laju transfer massa uap air

    sebesar 40 gr H2O/jam. Sedangkan jumlah air yang diuapkan pada ubi

    kayu parut sebesar 5 gr dengan laju transfer massa uap air sebesar

    10grH2O/jam.

    Pada rentan waktu setengah jam ketiga, jumlah air yang diuapkan

    pada ubi kayu rajang sebesar 20 gr dengan laju transfer massa uap air

    sebesar 40 gr H2O/jam. Sedangkan jumlah air yang diuapkan pada ubi

    kayu parut sebesar35 gr dengan laju transfer massa uap air sebesar70

    grH2O/jam.

    Pada rentan waktu setengah jam keempat, jumlah air yang

    diuapkan pada ubi kayu rajang sebesar20 gr dengan laju transfer massa

    uap air sebesar40 gr H2O/jam. Sedangkan jumlah air yang diuapkan

    pada ubi kayu parut sebesar 30 gr dengan laju transfer massa uap air

    sebesar 60 grH2O/jam.

    Laju transfer massa uap air paling besar terjadi pada bahan ubi

    kayu parut pada setengah jam pertama sebesar 100 gr H2O/jam dengan

    menguapkan air sebesar 50 gr. Sedangkan pada ubi kayu parut, laju

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    8/12

    transfer massa uap air paling besar pada setengah jam pertama sebesar

    60 grH2O/jam dengan menguapkan 30 gr air.

    Dari analisis data dapat diketahui bahwa Laju transfer massa uap

    air pada ubi kayu rajang lebih konstan, dapat dilihat dari waktu

    pengeringan pada satu jam pertama hingga dua jam, laju transfer

    massa uap air sebesar 40 grH2O/jam. Hal ini disebabkan karena

    struktur bahan singkong yang relatif lebih berikatan satu sama lain

    sehingga air yang teruapkan melaju lebih stabil/konstan.

    Sedangkan pada bahan ubi kayu parut, laju transfer massa uap air

    terjadi mengalami penyimpangan pada percobaan setengah jam ke dua,

    seharusnya laju transfer massa uap air ubi kayu parut lebih besar

    dibandingkan laju transfer massa uap air ubi rajang karena ubi kayu

    parut memiliki struktur bahan yang lebih lembut. Hal ini dapat

    disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor penimbangan ataupun

    karena berbedanya letak bahan yang ditaruh di rak dari penghitungan

    pertama.

    Dapat diketahui bahwa faktor faktor yang mempengaruhi

    kecepatan transfer massa uap air dalam pengeringan adalah kadar air

    dalam bahan, suhu pengeringan, ketebalan bahan, porositas bahan,

    kondisi udara, sifat bahan pangan, dan disain alat pngering.

    V. KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil pada praktikum acara III transfer

    massa uap air adalah :

    a. Laju perhitungan transfer massa uap air pada setengah jam pertamapada pengeringan ubi kayu rajang sebesar 60 gr H20/ jam, sedangkan

    pada ubi kayu parut sebesar 100 gr H20/jam.

    b. Laju perhitungan transfer massa uap air pada setengah jam kedua padapengeringan ubi kayu rajang sebesar 40 gr H20/ jam, sedangkan pada

    ubi kayu parut sebesar 10 gr H20/jam.

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    9/12

    c. Laju perhitungan transfer massa uap air pada setengah jam ketigapada pengeringan ubi kayu rajang sebesar 40gr H20/ jam, sedangkan

    pada ubi kayu parut sebesar 70 gr H20/jam.

    d. Laju perhitungan transfer massa uap air pada setengah jam keempatpada pengeringan ubi kayu rajang sebesar 40 gr H20/ jam, sedangkan

    pada ubi kayu parut sebesar 60 gr H20/jam.

    e. Yang membedakan antara kedua bahan tersebut adalah struktur bahandan ketebalan bahan.

    f. Secara umum laju transfer uap air pada ubi kayu parut lebih besardibandingkan ubi kayu rajang.

    g. Kesetimbangan tekanan uap di atas suatu bahan pangan ditentukantidak saja oleh suhu akan tetapi juga oleh kandungan air bahan

    tersebut.

    h. Laju pengeringan ditentukan oleh laju pada saat energi panas dapatdipindahkan ke air atau ke es untuk melengkapi panas laten.

    i. Semakin lama pengeringan maka berat bahan semakin berkurang, inidisebabkab terjadinya penguapan pada bahan pangan tersebut.

    j. Faktor yang berpengaruh pada kecepatan transfer massa uap air selama pengeringan adalah kadar air bahan, suhu pengeringan, ketebalan

    bahan, porositas bahan, sifat bahan pangan, dan disain alat pengering

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    10/12

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim

    a

    . 2011.Singkong. Wikipedia. (Diakses pada hari Kamis, 17 Maret 2011)

    Anonimb. 2011.Teknologi Pengeringan. Majarimagazine.com/2008/12/teknologi

    pengeringan bahan makanan. (Diakses pada hari Kamis, 17 Maret 2011)

    Anonimc. 2011.Pengolahan Singkong. Cassavaindonesia. Webs.

    Com/pengolahan singkong.htm (Diakses pada hari Kamis, 17 Maret 2011)

    Anonimd. 2011. Prinsip Pengeringan Dehidrasi Pangan. Id. Shvoong.

    Com/exact-sciences/1799733-Prinsip Pengeringan- Pangan-Dehidrasi.

    (Diakses pada hari Kamis, 17 Maret 2011)

    Bertelli M.N. 2009.Study Of The Microxave Vacuum Drying Process For a

    Granulated Product. Vol 26 No 02.(317-329)

    Catrawedarma. 2008.Pengaruh Massa Air Baku Terhadap Performansi Sistem

    Destilasi. Vol 2 No 2(117-123)

    Changrue V, dkk. 2009.Osmotically dehydrated microwave vacuum drying ofcarrots. Vol 51(3.11-3.19)

    Darmodiharjo, dkk. 1981.Dasar dasar Pengawetan. Departemen Pendidikan &

    Kebudayaan. Jakarta

    Earle.R.L. 1969.Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan . Sastra Hudaya.

    Jakarta

    Giancoli. 2001.Fisika edisi kelima jilid 1. Erlangga. Jakarta

    Halsstrom, dkk. 1924.Heat transfer & food products. University of Lund. Swedia

    Rachmad S, dkk. 2003.Alat Pengering Sistem Vakum Pada Gorengan Ceriping

    Ubi, Penghemat Pemakaian Minyak Goreng Untuk Industri Kecil Pedesaan .

    Vol 5 No 1.

    Soegiharjio Oegik. 2005.Perancangan Mesin Pembuat Tepung Tapioka. Vol 7

    No 1(22-27)

    Winarno.F.G, Srikandi F, Dedi F. 1980.Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia.

    Jakarta

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    11/12

    Lampiran:

    air yang diuapkan = massa ubi kayu mula mula massa ubi kayu akhir

    Laju transfer uap air = massa H20 (gr)

    Waktu pengeringan (jam)

    a. Ubi kayu rajang Waktu pengeringan : 0,5 jam

    Berat awal ubi kayu rajang : 200 gr

    Berat setelah dikeringkan : 170 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 200 170 = 30 gr

    Laju transfer massa uap air : 30 = 60 gr H2O/jam

    0,5

    Waktu pengeringan : 1 jamBerat awal ubi kayu rajang : 170 gr

    Berat setelah dikeringkan : 150 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 170 150 = 20 gr

    Laju transfer massa uap air : 20 = 40 gr H2O/jam

    0,5

    Waktu pengeringan : 1,5 jamBerat awal ubi kayu rajang : 150 gr

    Berat setelah dikeringkan : 130 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 150 130 =20 gr

    Laju transfer massa uap air : 20 =40 gr H2O/jam

    0,5

    Waktu pengeringan : 2 jamBerat awal ubi kayu rajang : 130 gr

    Berat setelah dikeringkan : 110 grJumlah air yang di uapkan : 130 110 = 20 gr

    Laju transfer massa uap air : 20 = 40 gr H2O/jam

    0,5

    b. Ubi kayu parut

  • 8/6/2019 Acara 3 Satop Industri Pangan

    12/12

    Waktu pengeringan : 0,5 jamBerat awal ubi kayu parut : 200 gr

    Berat setelah dikeringkan : 150 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 200 150 = 50 gr

    Laju transfer massa uap air : 50 = 100 gr H2O/jam

    0,5

    Waktu pengeringan : 1 jamBerat awal ubi kayu parut : 150 gr

    Berat setelah dikeringkan : 145 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 150 145 = 5 gr

    Laju transfer massa uap air : 5 =10 gr H2O/jam

    0,5

    Waktu pengeringan : 1,5 jamBerat awal ubi kayu parut : 145 gr

    Berat setelah dikeringkan : 110 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 145 110 = 35 gr

    Laju transfer massa uap air : 35 = 70 gr H2O/jam

    0,5

    Waktu pengeringan : 2 jamBerat awal ubi kayu parut : 110 gr

    Berat setelah dikeringkan : 80 gr

    Jumlah air yang di uapkan : 110 80 = 30 gr

    Laju transfer massa uap air : 30 = 60 gr H2O/jam

    0,5