acara 2 TRANSEK

18
I. PENDAHULUAN A. Tujuan Menganalisis distribusi dan jenis tanaman yang dibudidayakan berdasarkan tingkat ketinggian tempat yang berbeda serta pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungannya. B. Landasan Teori Ekologi merupakan salah satu cabang bilogi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup ( Zoer’aini, 2007). Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsure-unsur hara (matreri), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikn keadaan system tersebut. Ekosistem pertanian adalah suatu ekosistem alam yang dimanipulasi dan dikendalikan oleh manusia untuk usaha pertanian (Karnomo, 1987). Ekosistem pertanian tetap mempunyai sifat dan kelakuan seperti ekosistem alam meskipun manifestasinya berbeda. Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan

Transcript of acara 2 TRANSEK

Page 1: acara 2 TRANSEK

I. PENDAHULUAN

A. Tujuan

Menganalisis distribusi dan jenis tanaman yang dibudidayakan

berdasarkan tingkat ketinggian tempat yang berbeda serta

pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungannya.

B. Landasan Teori

Ekologi merupakan salah satu cabang bilogi. Yaitu ilmu

pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya.

Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap

jasad hidup ( Zoer’aini, 2007). Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir

adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem

atau alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini

menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan

tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas,

penyebaran potensi unsure-unsur hara (matreri), energi, faktor-faktor

fisik dan kimia lainnya yang mencirikn keadaan system tersebut.

Ekosistem pertanian adalah suatu ekosistem alam yang

dimanipulasi dan dikendalikan oleh manusia untuk usaha pertanian

(Karnomo, 1987). Ekosistem pertanian tetap mempunyai sifat dan

kelakuan seperti ekosistem alam meskipun manifestasinya berbeda.

Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu

komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari

kondisi – kondisi faktor lingkungan dari sejarah dan faktor – faktor itu

mudah di ukur dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara

hati – hati dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang

berguna tentang komponen komponen lainnya dari suatu ekosistem.

Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendeskrisipkan dan

menganalisa, yang masing – masing menghasilkan berbagai konsep

pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang

penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau

sempitnya yang ingin di ungkapkan, keahlian dari bidang botani dari

Page 2: acara 2 TRANSEK

pelaksana(dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistematik), dan

variasi vegetasai secara alami itu sendiri.

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangakan berbagai metode

untuk menganalisis dan juga sintesis sehingga akan sangat membantu

dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.

Dalam hal metodologi ini sanagt berkembang sangat pesat sesuai

dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi

tidak lupa pula diperhitungkan berbagai kendala yang ada.

Keragaman jenis tanaman yang berkembang dapat terjadi

menurut perbedaan tempat karena keadaan lingkungan yang

bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, dan kebutuhan tanaman

akan keadaan lingkungan yang khusus. Menurut Sitompul dan Guritno,

1995, Keragaman lingkungan tidak hanya terdapat di antara tempat

tetapi dapat juga terjadi pada tempat yang sama dengan perbedaan

waktu.

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi

jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-

tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa

vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup

menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut.

Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah

petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi

yang digunakan.

Salah satu cara dalam analisis vegetasi adalah dengan

menggunakan metode jalur atau transek. Cara ini paling efektif untuk

mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah,

topografi, dan elevasi. Jalur-jalur contoh dibuat memotong garis-garis

topografi (Soerianegara dan Indrawan (1988).

Arti harfiah dari Transek itu sendiri adalah gambar irisan muka

bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan

untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah Ekologi (pembagian

wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya).

Page 3: acara 2 TRANSEK

Analisis Transek merupakan teknik untuk memfasilitasi

masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan

sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah tempat

mereka tinggal mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.

Dengan teknik analisis transek, diperoleh gambaran keadaan potensi

sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-

perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada. Hasilnya digambar

dalam bentuk gambar atau diagram.

Manfaat transek yaitu menimbulkan perasaan senang karena

mereka dapat memperkenalkan langsung pekerjaan, keadaan,

pengetahuan dan keterampilan mereka kepada sesama petani dan

orang luar bagi orang dalam (Masyarakat) penelurusan lokasi ini.

Manfaat lainya adalah untuk melihat dengan jelas mengenai kondisi

alam dan rumitnya sistem pertanian dan pemeliharaan sumber daya

alam yang dijalankan oleh masyarakat bagi “orang luar”. Kita dapat

belajar tentang cara masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya

alam.

Dalam suatu perencanaan program, transek dipergunakan untuk

observasi lansung bagi kegiatan penjajagan kebutuhan dan potensi.

Sedangkan dalam evaluasi program, teknik ini dapat dimanfaatkan

untuk mengetahui fakta-fakta dan perubahan yang telah terjadi.

Page 4: acara 2 TRANSEK

II. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat

Waktu : Sabtu 14 Mei 2011

Tempat : desa Kebumen

B. Alat

Alat yang digunakan adalah Kertas A3, termohigro (alat

pengukur suhu dan kelembaban udara), Lux meter, spidol, buku

catatan dan alat tulis.

C. Bahan

Bahan yang digunakan adalah lahan sebagai objek pengamatan

D. Prosedur kerja

1. Persiapan

a. Mempersiapkan tim yang akan ikut dalam kegiatan transek

ini, termasuk menentukan kapan dan dimana akan

berkumpul.

b. Disiapkan alat tulis, kertas gambar, termohigro, serta lux

meter.

2. Pelaksanaan

a. Setelah tiba dilokasi, bersama anggota kelompok masing-

masing menyepakati lokasi-lokasi penting yang akan

dikunjungi serta topik kajian yang akan dilakukan seperti

ketinggian tempat, suhu udara, kelembaban dan intensitas

cahaya pada tempat tersebut.

b. Perjalanan dilakukan dengan mengambil titik terdekat dan

mengamati keadaan disepanjang perjalanan,melihat

Page 5: acara 2 TRANSEK

keadaan sumber daya seperti adanya vegetasi pada lahan

yang dilewati

c. Mencatat dan mendiskusikan keadaan sumber daya tersebut

dengan mengamati kajian budidayanya seperti pola tanam,

distribusi tanaman dan jarak tanam.

3. Setelah perjalanan

a. Selama berhenti di lokasi tertentu, gambar bagan transek

sementara dibuat untuk setiap bagian lintasan yang sudah

ditelusuri.

b. Setelah selesai melintasi jalur yang ditentukan,menggambar

kembali bagan transek vegetasi yang ada lengkap dengan

topik kajiannya seperti ketinggian tempat, suhu udara,

kelembaban udara, intensitas cahaya (tegakan tinggi dan

tegakan rendah) pola tanam, jarak tanam, warna tanah,

sistem irigasi, jenis tanaman, tipe tanaman, informasi

tambahan. Hasil dari bagan tersebut dipresentasikan dan

selanjutnya antar kelompok sharing data untuk

menggabungkan data yang terkumpul dari masing-masing

daerah baik atas, tengah dan bawah.

c. Selanjutnya dilakukan analisis Chi-Square berdasarkan

identifikasi vegetasi yang ada pada tingkat ketinggian

tempat berbeda.

Page 6: acara 2 TRANSEK

III. HASIL PENGAMATAN

Page 7: acara 2 TRANSEK

Perhitungan Chi Square

Luas tanaman padi = 1836000 cm2 50% 1818000

Page 8: acara 2 TRANSEK

Luas tanaman albasia = 1800000 cm2 50% 1818000

No Kategori Y Fo Fc

1 Padi 50 1836000 1818000

2 Albasia 50 1800000 1818000

Xc2 = [(Xi – n o)-½]2 + [(Xii – n (1 - o))-½] 2

no n (1 - o)

= [(1836000 – 1800000) – 0,5]2 + [(1800000 – 1818000) – 0,5] 2

1818000 1818000

= (18000-0,5) 2 + (-18000-0,5) 2

1818000 1818000

= 323982000 + 324018000,25

1818000 1818000

= 178,207 + 178,227

= 356,434

Ho = Fe = Fo

H1 = Fe ≠ Fo

Xc2 = Tabel X2 (5%,1) = 3, 891

Xc2 > X2 (5%,1)

H1 diterima, jadi dugaan itu salah

IV. PEMBAHASAN

TA transect is a cut or path through part of the environment

showing a range of different habitats.Tttfhghfhfdransek adalah

Page 9: acara 2 TRANSEK

memotong atau jalur melalui bagian dari lingkungan menunjukkan

berbagai habitat yang berbeda. Biologists and ecologists use transects

to study the many symbiotic elements that contribute to habitats

where certain plants and animals thrive. Ahli biologi dan ahli ekologi

menggunakan transek untuk mempelajari unsur-unsur simbiosis

banyak berkontribusi terhadap habitat di mana tanaman dan binatang

tertentu tumbuh. Untuk mempermudah penghitungan setiap sampel

tumbuhan didalam ekosistem, perlu dialkukan pekerjaan yang

sistematis. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

transek.

Ada dua mcam transek:

1. Belt Transect (transek sabuk)

Belt transect merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama

dan sangat panjang. Lebar jalur ditentukan oleh sifat vegetasinya

untuk menunjukkan bagan yang sebenarnya. Lebar jalur untuk

hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas

di bawah diikutkan, tetapi bila hanya pohon-pohon yang dewasa

yang dipetakan, transek yang baik adala 10 m. Panjang transek

tergantung tujuan penelitian. Setiap segmen diidentifikasi jenis

vegetasinya.

2. Line Trasect (transek garis)

Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot).

Tanaman yang berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa

kali terdapat atau dijumpai. Kegiatan penelusuran lokasi ini bisa

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Berjalan mengikuti garis atau mengikuti jalan utama dan

jalan-jalan di permukiman, di wilayah yang ingin diamati

keadaanya (dengan demikian, lintasan yang sebenarnya tentu

saja tidak benar-benar berupa ‘garis’ lurus).

b. Berjalan mulai dari titik terendah sampai titik tertinggi atau

sebaliknya dari titik tertinggi ke titik terendah (biasanya

dilakukan untuk membandingkan kondisi lahan dan jenis

Page 10: acara 2 TRANSEK

usaha pertanian yang dilakukan pada tingkat ketinggian yang

berbeda di wilayah dataran tinggi).

3. Metode Strip Sensus

Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect,

hanya saja penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata

teresterial (daratan). Metode strip sensus meliputi, berjalan

disepanjang garis transek, dan mencatat spesies-spesies yang

diamati disepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat

berupa indeks populasi (indeks kepadatan).

Pada praktikum transek kali ini kita menggunakan metode

transek garis. Karena kita melakukan pegamatan dalam garis yang

lurus dan mencatat apa saja tumbuhan yang dibudidayakan oleh

petani setempat, serta di catat berapa kali tumbuhan itu dijumpai.

Pada garis lurus yang diamati dibagi menjadi tiga titik yaitu titik

bawah, titik tengah, dan titik atas. Disetiap titik kita mengamati

ketinggian tempat, suhu dan kelembaban, intensitas cahaya matahari

yang meliputi tegakan tinggi dan ttegakan rendah, warna tanah, jenis

tanaman, tipe tanaman, distribusi tanaman, sistem tanaman, sistem

irigasi, serta isnformasi tumbuhan yang berada dalam satu area.

Ekosistem yang kita amati adalah di desa Kebumen.

Hasil pengamatan menunjukkan wilayah titik bagian bawah ini

mempunyai ketinggian tempat 180 m diatas permukaan laut dengan

suhu 27° C dan kelembaban 40%. Pada bagian ini terdapat tegakan

tinggi sebesar 1573 lux dan tegakan rendah sebesar 580 lux. Warna

tanah coklat kemerahan berarti tanah pada area tersebut dapat

dikatakan subur dan termasuk dalam jenis tanah latosol. Tanaman

yang dominan tumbuh pada areal tersebut yaitu padi dengan distribusi

tanaman 0,5 ha dan albasia ± 400 tanaman yang masing-masing

ditanam secara monokultur. Sistem irigasi yang digunakan pada areal

ini yaitu non teknis yang artinya tanpa dilakukan pengaturan sistem

pengairan misalnya dengan cara mengandalkan air hujan. Selain itu

terdapat permasalahan yang dihadapi pada areal ini seperti hama

wereng dan keong yang menyerang tanaman padi sehingga

Page 11: acara 2 TRANSEK

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan timbul kerusakan pada

daun tanaman padi.

Hasil pengamatan pada wilayah titik tengah dengan ketinggian

tempat 420 m diatas permukaan laut didominasi oleh tanaman padi

(tumpang sari dengan talas) dengan distribusi tanaman ± 1836 m2,

albasia ±180 m2, dan kelapa ± 500 m2 yang merupakan sistem

pertanaman kebun campur. Karena kebun campur selain tanaman

yang dominan tersebut juga terdapat tanaman lain seperti pisang,

tales, singkong, salak, melinjo, durian, kakao, kayu aru, kamboja, dan

cemara. Warna tanah yang coklat menandakan kondisi tanah pada

wilayah titik tengah cukup subur untuk mengusahakan tanaman

tersebut diatas. Suhu pada areal tersebut mencapai 25° C dengan

kelembaban 23%. Tegakan tinggi tanaman sebesar 1578 lux dan

tegakan rendahnya 477 lux.

Terdapat dua macam sistem irigasi pada wilayah titik tengah

yaitu irigasi teknis yang berarti sistem pengairan tanaman dilakukan

dengan teratur sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk

mengairi tanaman padi. Selain irigasi teknis terdapat juga sistem

pengairan yang non teknis dengan mengandalkan air hujan seperti

halnya pada wilayah titik bawah. Permasalahan yang dihadapi untuk

wilayah titik tengah seperti dijumpainya hama keong emas pada

tanaman padi yang mengakibatkan luka pada daunnya dan adanya

penyakit karat puru pada batang tanaman albasia. Permasalahan lain

yang dihadapi yaitu terdapat alih fungsi lahan produktif dari kebun

campur menjadi kuburan. Ketidak teraturan sistem pertanaman

membuat wilayah titik sulit untuk dijangkau dalam melakukan

identifikasi terhadap setiap parameter.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh untuk wilayah

titik atas pemanfaatan lahan yang dijumpai adalah monokultur padi

dan kebun campur untuk albasia dengan ketinggian tempat 510 m

diatas permukaan laut. Suhu pada areal ini mencapai 24° C dengan

kelembaban 27%. Warna tanah yang coklat tua menandakan kondisi

tanah pada areal ini dapat dikatakan subur. Tegakan tinggi tanaman

Page 12: acara 2 TRANSEK

yang diperoleh adalah 264 lux, sedangkan tegakan rendahnya adalah

38 lux. Karena kebun campur terdapat tanaman lain selain padi dan

albasia seperti kelapa, pisang, singkong, dan cabai. Permasalahan

yang dihadapi disini adalah terdapat hama wereng pada tanaman padi

yang menyerang langsung dari ujung daun ke ujung lainya.

Pada pengamatan transek ini tanaman padi yang paling banyak

dijumpai. Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang

berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain,

padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Menurut

Junghun, tanaman padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 meter

dengan suhu antara 26,50C-22,50C (AAK, 1990).

Page 13: acara 2 TRANSEK

V.KESIMPULAN

1. Penyebaran jenis vegetasi berbeda-beda sesuai dengan ketinggian

tempatnya.

2. Faktor lingkungan abiotik seperti ketinggian tempat, suhu dan

kelembaban, intensitas cahaya matahari yang meliputi tegakan

tinggi dan ttegakan rendah, warna tanah, jenis tanaman, tipe

tanaman, distribusi tanaman, sistem tanaman, sistem irigasi, serta

isnformasi tumbuhan yang berada dalam satu area mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

3. Transek digunakan untuk membantu melihat dengan jelas kondisi

alam, system pertanian dan pemeliharaan sumber daya alam yang

dijalankan oleh masyarakat.

Page 14: acara 2 TRANSEK

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Yogyakarta.

Heddy, S.1986. Pengantar Ekologi. Rajawali Pers, Jakarta.

Jumin, Hasan Basri. 1989. Ekologi Tanaman. Rajawali Pers, Jakarta.

Odum, E. P., 1971, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM

Press,Yogyakarta.

Soerianegara , Ishemat dan Andri Indrawan . 1988 . Ekologi Hutan

Indonesia . IPB, Bandung.

Sitompul, S.M., Guritno, Bambang. 1995. Analisis Pertumbuhan

Tanaman. Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Zoeraini Djamal Irwan. 1997. Prinsip-Prinsip Ekologi, Ekosistem,

Lingkungan Dan Pelestariannya. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Page 15: acara 2 TRANSEK

LAMPIRAN

Page 16: acara 2 TRANSEK