acara 2 PETROLOGI(1)

24
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002 NO URUT : 01 NO PERAGA : - JENIS BATUAN : Beku ( Asam ) WARNA : Putih TEKSTUR - KRISTALINITAS : Holokristalin - GRANULARITAS : Faneritik - FABRIK o BENTUK : Subhedral o RELASI : Inequigranular STRUKTUR : Masif KOMPOSISI MINERAL : -MINERAL UTAMA : Ortoklas, kuarsa, biotit, plagioklas

description

Petrologi

Transcript of acara 2 PETROLOGI(1)

Page 1: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda

HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002

NO URUT : 01

NO PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku ( Asam )

WARNA : Putih

TEKSTUR

- KRISTALINITAS : Holokristalin- GRANULARITAS : Faneritik- FABRIK

o BENTUK : Subhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masif

KOMPOSISI MINERAL :

-MINERAL UTAMA : Ortoklas, kuarsa, biotit, plagioklas

-MINERAL TAMBAHAN : Piroksin

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA

Ortoklaskuarsabiotitplagioklas

PutihPutihHitamPutih

40%10%20%10%

Page 2: acara 2 PETROLOGI(1)

MINERAL TAMBAHAN Piroksin Hitam 10%

NAMA BATUAN : Granit ( FENTON,1940)

KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,

memiliki warna abu-abu, dengan tekstur kristalinitas berupa holokristalin yaitu

batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal , memiliki granularitas berupa

faneritik yaitu butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan

dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan

besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal

yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah

permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu apabila sebagian dari

batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa inequigranular yaitu

apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral

yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa

berupa mineral atau gelas, memiliki stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan

adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak

menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan

komposisi mineral utama berupa ortoklas 40%, kuarsa 10%, biotit 20%, dan

plagioklas 10%, Sedangkan mieral tambahan dari batuan ini yaitu piroksin 10%.

Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table Fenton 1940,

maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan granit.

Batuan granit terbentuk sebagai hasil dari kristalisasi yang berlangsung lambat

dari magma cair yang berada jauh di dalam kerak bumi.Batuan ini termasuk batuan

beku intrusi dan plutonik yaitu batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi

(15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka

pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar – besar dan

mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua

komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat

sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama. (Munir, 1995). Proses

Mengangkat dan erosi yang terjadi lebih dari jutaan tahun mengakibatkan

outcropping yang mengakibatkan bahan ini naik ke permukaan. Mineral, yang

membentuk granit, umumnya kuarsa, feldspars, dan mineral lainnya. Ukuran, dan

komposisi kimia yang tepat dari bahan-bahan tersebut membentuk warna granit.

Granit biasanya digunakan dalam bidang industri dan rekayasa, granit juga

Page 3: acara 2 PETROLOGI(1)

banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.

Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan

memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya

adalah pada mesin pengukur koordinat, selain itu bisa untuk pembuatan kaca.

Page 4: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda

HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002

NO URUT : 02

NO PERAGA : -

JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam

WARNA : Putih

TEKSTUR :

- KRISTALINITAS : Hipokristalin- GRANULARITAS : Porfiroafanitik- FABRIK :

o BENTUK : Subhedral

o RELASI : Equigranular

STRUKTUR : Masif

KOMPOSISI MINERAL :

-MINERAL UTAMA : Ortoklas, kuarsa

-MINERAL TAMBAHAN : Biotit

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA

Ortoklaskuarsa

PutihPutih

40%20%

MINERAL TAMBAHAN

BiotitPiroksin

HitamHitam

20%20%

Page 5: acara 2 PETROLOGI(1)

NAMA BATUAN : Ryolit ( FENTON,1940)

KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,

memiliki warna aputih, dengan tekstur kristalinitas berupa hipokristalin yaitu batuan

beku dimana sebagian tersusun tersusun oleh Kristal dan sebagiannya lagi gelas

vulkanik , memiliki granularitas berupa porfiroafanitik yaitu tekstur yang khusus

dimana terdapat campuran antara butiran kasar di dalam massa dengan butiran yang

lenih halus. Butiran yang relative sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts),

sedangkan butiran yang lebih kecil disebut massa dasar (groundmass). Tekstur

porfiroafanitik menunjukkan bahwa magma yang sebagian membeku bergerak ke

atas dengan cepat lalu mendingin dengan cepat pula. Sehingga meghasilkan fenokris

yang dikelilingi oleh massa dasar. Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu

apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa

inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan

hampir sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa

dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas, memiliki stuktur massif yaitu

apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya

lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam

tubuh batuan beku, dengan komposisi mineral utama berupa ortoklas 40%, kuarsa

20%, Sedangkan mieral tambahan dari batuan ini yaitu biotit 20%, piroksin 20%.

Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table Fenton 1940,

maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan ryolit.

Batuan ini terbentuk pada kerak benua dimana pada pembentukannya dari

pembekuan magma yang bersifat dinamis. Magma akan naik karena adanya

perbedaan suhu dan tekanan pada magma chember dengan bagian yang berada

diatasnya yang memiliki suhu dan tekanan lebih rendah, saat magma tersebut naik

maka magma tersebut mengalami penurunan suhu yang mengakibatkan terjadinya

diferensiasi magma yang homogen dengan jumlah magma asam lebih besar daripada

magma yang basa akibat dari penurunan suhu tersebut. Lalu magma tersebut mulai

masuk kedalam celah-celah wall rock yang mengakibatkan terjadinya pelarutan

antara magma tersebut dengan batu yang kemudian mulailah terjadi penurunan suhu

yang diikuti dengan pembentukan mineralnya sesuai dengan suhu pembentukannya

masing-masing sebelum mencapai permukaan. Jika dilihat dari tekstur batuan ini

maka dapat diketahui bahwa pembentukan batuan ini tidak cepat karna sebagian

komposisi mineral dari batu ini adalah berupa kristal dan sebagiannya berupa massa

dasar. Batuan ini Berasosiasi dengan dengan Synite, Trachite.

Page 6: acara 2 PETROLOGI(1)

Batu ini memiliki kegunaan sebagai bahan bangunan karena lebih kuat dan

tahan terhadap pelapukan,bahan dalam pembuatan lantai dan paping blok karena

tidak berkilap seperti batu rubi.

Page 7: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : Betuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda

HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002

NO URUT : 03

NO PERAGA : -

JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam

WARNA : Abu-abu

TEKSTUR :

- KRISTALINITAS : Holokristalin- GRANULARITAS : Faneritik- FABRIK :

o BENTUK : Subhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masif

KOMPOSISI MINERAL :

-MINERAL UTAMA : Ortoklas, Plagioklas

-MINERAL TAMBAHAN : Biotit

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA

OrtoklasPlagioklas

PutihPutih

50%30%

MINERAL TAMBAHAN Biotit Hitam 20%

Page 8: acara 2 PETROLOGI(1)

NAMA BATUAN : Syenit ( FENTON 1940 )

KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,

memiliki warna abu-abu, dengan tekstur kristalinitas berupa holokristalin yaitu

batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal , meiliki granularitas berupa

faneritik yaitu butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan

dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan

besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal

yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah

permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu apabila sebagian dari

batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa inequigranular yaitu

apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral

yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa

berupa mineral atau gelas, memiliki stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan

adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak

menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan

komposisi mineral utama berupa ortoklas 50%, plagioklas 30%, Sedangkan mineral

tambahan dari batuan ini yaitu biotit 20%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas

dengan mengacu pada table Fenton 1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini

adalah batuan syenit.

Syenit terbentuk dari aktivitas batuan beku alkali, umumnya terbentuk di daerah

kerak benua atau di zona subduksi Cordilleran. Untuk menghasilkan syenite,

protolith granit atau beku akan dicairkan ke tingkat yang cukup rendah pada proses

pelelehan parsial. Hal ini diperlukan karena kalium merupakan unsur yang tidak

kompatibel dan cenderung cepat mencair, sedangkan dibutuhkan derajat yang lebih

tinggi pada pelelehan parsial yang akan membebaskan lebih banyak kalsium dan

sodium yang memproduksi plagioklas. Magma akan naik karena adanya perbedaan

suhu dan tekanan pada magma chember dengan bagian yang berada diatasnya yang

memiliki suhu dan tekanan lebih rendah, saat magma tersebut naik maka magma

tersebut mengalami penurunan suhu yang mengakibatkan terjadinya diferensiasi

magma yang homogen dengan jumlah magma asam lebih besar daripada magma

yang basa akibat dari penurunan suhu tersebut. Lalu magma tersebut mulai masuk

kedalam celah-celah wall rock yang mengakibatkan terjadinya pelarutan antara

magma tersebut dengan batu yang kemudian mulailah terjadi penurunan suhu yang

diikuti dengan pembentukan mineralnya sesuai dengan suhu pembentukannya

masing-masing sebelum mencapai permukaan. Jika dilihat dari tekstur batuan ini

Page 9: acara 2 PETROLOGI(1)

maka dapat diketahui bahwa pembentukan batuan ini tidak cepat karna sebagian

komposisi mineral dari batu ini adalah berupa kristal dan sebagiannya berupa massa

dasar. Batuan ini Berasosiasi dengan dengan ryolit, trakit.

Batu ini memiliki kegunaan sebagai bahan bangunan karena lebih kuat dan

tahan terhadap pelapukan.

Page 10: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda

HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002

NO URUT : 05

NO PERAGA : -

JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam

WARNA : Putih

TEKSTUR :

- KRISTALINITAS : Holohyalin- GRANULARITAS : Afanitik- FABRIK :

o BENTUK : Anhedral

o RELASI : Equigranular

STRUKTUR : Scoria

KOMPOSISI MINERAL :

-MINERAL UTAMA : Gelasan

-MINERAL TAMBAHAN : Kalsit

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA Gelasan Putih 60%

MINERAL TAMBAHAN Kalsit Putih 40%

Page 11: acara 2 PETROLOGI(1)

NAMA BATUAN : Pumice ( FENTON 1940 )

KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,

memiliki warna putih, dengan tekstur kristalinitas berupa holohyalin yaitu batuan

beku dimana semuanya tersusun oleh gelas vulkanik , memiliki granularitas berupa

afanitik yaitu butiran-butiran mineral tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Bentuk kristal yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat

cepat di permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk anhedral yaitu apabila semua

dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa equigranular yaitu

apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan sama besar, memiliki

stuktur scoria yaitu apabila terdapat lubang-lubang yang saling berhubungan, dengan

komposisi mineral utama berupa gelasan 60%, dan mineral tambahan berupa kalsit

40%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table Fenton

1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan pumice ( batu

apung ).

Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku ketika

di dalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik berongga-rongga

tersebar secara tidak merata. Magma yang memiliki suhu tinggi dan mengandung gas

– gas naik hingga mencapai permukaan bumi, disebut lava. Untuk lava yang kental,

terdapat gelembung – gelembung gas didalamnya yang tidak dapat keluar sehingga

terperangkap dengan membekunya lava. Kemudian terbentuklah batuan beku luar

yang mengandung rongga – rongga gas yang dinamakan batu apung (pumice).

Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler),

pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator

temperatur tinggi dan lain-lain.

Page 12: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda

HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002

NO URUT : 06

NO PERAGA :

JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam

WARNA : Kuning Kecoklatan

TEKSTUR :

- KRISTALINITAS : Hipokristalin-Holohyalin- GRANULARITAS : Afanitik - Porfiroafanitik- FABRIK :

o BENTUK : Subhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masif

KOMPOSISI MINERAL :

-MINERAL UTAMA : Ortoklas, Biotit

-MINERAL TAMBAHAN : Piroksin

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA

OrtoklasBiotit

PutihHitam

50 %30%

MINERAL TAMBAHAN Piroksin 20%

NAMA BATUAN :Trakit ( FENTON, 1940)

Page 13: acara 2 PETROLOGI(1)

KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,

memiliki warna kuning kecoklatan, dengan tekstur kristalinitas berupa hipokristalin

yaitu batuan beku dimana sebagian tersusun oleh kristal dan sebagiannya lagi

tersusun oleh gelas vulkanik, meiliki granularitas berupa afanitik yaitu butiran-

butiran mineral tidak dapat dilihat dengan mata telanjang hingga porfiroafanitik yaitu

mineral sulungnya dikelilingi massa dasar yang afanitik. Batuan dengan tekstur ini

butiran mineralnya tidak dapat dilihat tanpa mikroskop,. Bentuk kristal yang kecil

ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat cepat di permukaan bumi.

Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu apabila sebagian dari batas kristalnya

sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa inequigranular yaitu apabila ukuran butir

kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut

fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau

gelas, memiliki stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran,

jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya

fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan komposisi mineral

utama berupa ortoklas 40%, biotit 30%, , Sedangkan mieral tambahan dari batuan ini

yaitu piroksin 30%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada

table Fenton 1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan trakit.

Trakit terbentuk pada daerah vulkanik (karena merupakan batuan beku

vulkanik), yaitu dengan pembekuan magma yang cenderung cepat sehingga mineral

penyusunnya terlihat lebih kecil. Batuan Vulkanik atau biasa disebut dengan batuan

Ekstrusi, ini terbentuk di Luar gunung berapi. Tetapi terbentuknya trachyte bukanlah

akibat letusan gunung api yang eksplosif, yang terbentuk dari lava yang mengalir.

Sehingga mempunyai kenampakkan tekstur yang khusus, yaitu tekstur trachytic.

Tekstur trachytic berupa mikrolit yang membentuk orientasi tertentu, karena

dihasilkan oleh mekanisme aliran. Dilihat dari warna batuan trachyte yang cenderung

cerah, trachyte terbentuk dari magma yang bersifat asam. Tetapi magma asam

pembentuk trachyte juga bisa berasosiasi dengan lava lain di daerah vulkanik lalu

terbentuk oleh kristalisasi dan abstraksi dari unsure besi, magnesium dan mineral

kalsium yang berasal dari magma basa. Seperti pada batuan beku vulkanik lainnya,

trachyte terdapat “Streaked or Banded Structure” yang disebabkan oleh aliran pada

saat proses pendinginan atau pembekuan. Struktur ini dimungkinkan oleh pengaturan

parallel dari suatu fenokris yang besar dan tabular sehingga mencolok mata.

Pengujian mikroskopik dari sayatan tipis memperlihatkan tekstur trachytic dari

Page 14: acara 2 PETROLOGI(1)

matriks yang halus. tiny lath-shaped dari Kristal Sanidine, dikemas secara paralel dan

bentuk garis aliran yang cenderung seperti mengelilingi fenokris yang besar.

Batu trakit digunakan sebagai bahan dalam pembuatan lantai dan paping blok

karena tidak berkilap seperti batu rubi.

Page 15: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda

HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002

NO URUT : 07

NO PERAGA : -

JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam

WARNA : Abu-Abu

TEKSTUR :

- KRISTALINITAS : Hipokristalin- GRANULARITAS : Faneroporfiritik- FABRIK :

o BENTUK : Subhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masif

KOMPOSISI MINERAL :

-MINERAL UTAMA : Ortoklas

-MINERAL TAMBAHAN : Biotit

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA

OrtoklasPlagioklas

PutihPutih

50%30%

MINERAL TAMBAHAN Biotit Hitam 20%

NAMA BATUAN : Syenit Porfiry ( FENTON,1940 )

KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,

memiliki warna abu-abu, dengan tekstur kristalinitas berupa hipokristalin yaitu

Page 16: acara 2 PETROLOGI(1)

batuan beku dimana sebagian tersusun oleh Kristal dan sebagiannya lagi tersusun

oleh gelas vulkanik , memiliki granularitas berupa faneroporfiritik yaitu butiran-

butiran mineral sulung dikelilingi massa dasar yang dapat dilihat dengan mata

telanjang ( faneritik ). Batuan dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat

tanpa mikroskop. Bentuk kristal yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya

berlangsung sangat lama di bawah permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk

subhedral yaitu apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi,

relasinya berupa inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai

pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang

lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas, memiliki

stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak

menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain

yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan komposisi mineral utama berupa

ortoklas 50%, plagioklas 30%, Sedangkan mineral tambahan dari batuan ini yaitu

biotit 20%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table

Fenton 1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan syenit porfiri.

Batuan ini terbentuk pada kerak benua dimana pada pembentukannya dari

pembekuan magma yang bersifat dinamis. Magma akan naik karena adanya

perbedaan suhu dan tekanan pada magma chember dengan bagian yang berada

diatasnya yang memiliki suhu dan tekanan lebih rendah, saat magma tersebut naik

maka magma tersebut mengalami penurunan suhu yang mengakibatkan terjadinya

diferensiasi magma yang homogen dengan jumlah magma asam lebih besar daripada

magma yang basa akibat dari penurunan suhu tersebut. Lalu magma tersebut mulai

masuk kedalam celah-celah wall rock yang mengakibatkan terjadinya pelarutan

antara magma tersebut dengan batu yang kemudian mulailah terjadi penurunan suhu

yang diikuti dengan pembentukan mineralnya sesuai dengan suhu pembentukannya

masing-masing sebelum mencapai permukaan. Jika dilihat dari tekstur batuan ini

maka dapat diketahui bahwa pembentukan batuan ini tidak cepat karna sebagian

komposisi mineral dari batu ini adalah berupa kristal dan sebagiannya berupa massa

dasar. Batuan ini Berasosiasi dengan dengan Synite, Trachite. Batu ini memiliki

kegunaan sebagai bahan bangunan.

Page 17: acara 2 PETROLOGI(1)

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA : NAMA :

HARI/TANGGAL : NIM :

NO URUT :

NO PERAGA :

JENIS BATUAN :

WARNA :

TEKSTUR :

- KRISTALINITAS :- GRANULARITAS :- FABRIK :

o BENTUK :

o RELASI :

STRUKTUR :

KOMPOSISI MINERAL :

Page 18: acara 2 PETROLOGI(1)

-MINERAL UTAMA :

-MINERAL TAMBAHAN :

DESKRIPSI MINERAL

KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA

MINERAL TAMBAHAN

NAMA BATUAN :_____________

KETERANGAN :