acara 2 PETROLOGI(1)
-
Upload
arifuddin-jamil -
Category
Documents
-
view
99 -
download
4
description
Transcript of acara 2 PETROLOGI(1)
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda
HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002
NO URUT : 01
NO PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku ( Asam )
WARNA : Putih
TEKSTUR
- KRISTALINITAS : Holokristalin- GRANULARITAS : Faneritik- FABRIK
o BENTUK : Subhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masif
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA : Ortoklas, kuarsa, biotit, plagioklas
-MINERAL TAMBAHAN : Piroksin
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA
Ortoklaskuarsabiotitplagioklas
PutihPutihHitamPutih
40%10%20%10%
MINERAL TAMBAHAN Piroksin Hitam 10%
NAMA BATUAN : Granit ( FENTON,1940)
KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,
memiliki warna abu-abu, dengan tekstur kristalinitas berupa holokristalin yaitu
batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal , memiliki granularitas berupa
faneritik yaitu butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan
dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan
besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal
yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah
permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu apabila sebagian dari
batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa inequigranular yaitu
apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral
yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa
berupa mineral atau gelas, memiliki stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan
adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak
menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan
komposisi mineral utama berupa ortoklas 40%, kuarsa 10%, biotit 20%, dan
plagioklas 10%, Sedangkan mieral tambahan dari batuan ini yaitu piroksin 10%.
Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table Fenton 1940,
maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan granit.
Batuan granit terbentuk sebagai hasil dari kristalisasi yang berlangsung lambat
dari magma cair yang berada jauh di dalam kerak bumi.Batuan ini termasuk batuan
beku intrusi dan plutonik yaitu batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi
(15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka
pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar – besar dan
mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua
komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat
sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama. (Munir, 1995). Proses
Mengangkat dan erosi yang terjadi lebih dari jutaan tahun mengakibatkan
outcropping yang mengakibatkan bahan ini naik ke permukaan. Mineral, yang
membentuk granit, umumnya kuarsa, feldspars, dan mineral lainnya. Ukuran, dan
komposisi kimia yang tepat dari bahan-bahan tersebut membentuk warna granit.
Granit biasanya digunakan dalam bidang industri dan rekayasa, granit juga
banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.
Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan
memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya
adalah pada mesin pengukur koordinat, selain itu bisa untuk pembuatan kaca.
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda
HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002
NO URUT : 02
NO PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam
WARNA : Putih
TEKSTUR :
- KRISTALINITAS : Hipokristalin- GRANULARITAS : Porfiroafanitik- FABRIK :
o BENTUK : Subhedral
o RELASI : Equigranular
STRUKTUR : Masif
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA : Ortoklas, kuarsa
-MINERAL TAMBAHAN : Biotit
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA
Ortoklaskuarsa
PutihPutih
40%20%
MINERAL TAMBAHAN
BiotitPiroksin
HitamHitam
20%20%
NAMA BATUAN : Ryolit ( FENTON,1940)
KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,
memiliki warna aputih, dengan tekstur kristalinitas berupa hipokristalin yaitu batuan
beku dimana sebagian tersusun tersusun oleh Kristal dan sebagiannya lagi gelas
vulkanik , memiliki granularitas berupa porfiroafanitik yaitu tekstur yang khusus
dimana terdapat campuran antara butiran kasar di dalam massa dengan butiran yang
lenih halus. Butiran yang relative sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts),
sedangkan butiran yang lebih kecil disebut massa dasar (groundmass). Tekstur
porfiroafanitik menunjukkan bahwa magma yang sebagian membeku bergerak ke
atas dengan cepat lalu mendingin dengan cepat pula. Sehingga meghasilkan fenokris
yang dikelilingi oleh massa dasar. Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu
apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa
inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan
hampir sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa
dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas, memiliki stuktur massif yaitu
apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya
lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam
tubuh batuan beku, dengan komposisi mineral utama berupa ortoklas 40%, kuarsa
20%, Sedangkan mieral tambahan dari batuan ini yaitu biotit 20%, piroksin 20%.
Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table Fenton 1940,
maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan ryolit.
Batuan ini terbentuk pada kerak benua dimana pada pembentukannya dari
pembekuan magma yang bersifat dinamis. Magma akan naik karena adanya
perbedaan suhu dan tekanan pada magma chember dengan bagian yang berada
diatasnya yang memiliki suhu dan tekanan lebih rendah, saat magma tersebut naik
maka magma tersebut mengalami penurunan suhu yang mengakibatkan terjadinya
diferensiasi magma yang homogen dengan jumlah magma asam lebih besar daripada
magma yang basa akibat dari penurunan suhu tersebut. Lalu magma tersebut mulai
masuk kedalam celah-celah wall rock yang mengakibatkan terjadinya pelarutan
antara magma tersebut dengan batu yang kemudian mulailah terjadi penurunan suhu
yang diikuti dengan pembentukan mineralnya sesuai dengan suhu pembentukannya
masing-masing sebelum mencapai permukaan. Jika dilihat dari tekstur batuan ini
maka dapat diketahui bahwa pembentukan batuan ini tidak cepat karna sebagian
komposisi mineral dari batu ini adalah berupa kristal dan sebagiannya berupa massa
dasar. Batuan ini Berasosiasi dengan dengan Synite, Trachite.
Batu ini memiliki kegunaan sebagai bahan bangunan karena lebih kuat dan
tahan terhadap pelapukan,bahan dalam pembuatan lantai dan paping blok karena
tidak berkilap seperti batu rubi.
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : Betuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda
HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002
NO URUT : 03
NO PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam
WARNA : Abu-abu
TEKSTUR :
- KRISTALINITAS : Holokristalin- GRANULARITAS : Faneritik- FABRIK :
o BENTUK : Subhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masif
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA : Ortoklas, Plagioklas
-MINERAL TAMBAHAN : Biotit
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA
OrtoklasPlagioklas
PutihPutih
50%30%
MINERAL TAMBAHAN Biotit Hitam 20%
NAMA BATUAN : Syenit ( FENTON 1940 )
KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,
memiliki warna abu-abu, dengan tekstur kristalinitas berupa holokristalin yaitu
batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal , meiliki granularitas berupa
faneritik yaitu butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan
dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan
besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal
yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah
permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu apabila sebagian dari
batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa inequigranular yaitu
apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral
yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa
berupa mineral atau gelas, memiliki stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan
adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak
menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan
komposisi mineral utama berupa ortoklas 50%, plagioklas 30%, Sedangkan mineral
tambahan dari batuan ini yaitu biotit 20%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas
dengan mengacu pada table Fenton 1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini
adalah batuan syenit.
Syenit terbentuk dari aktivitas batuan beku alkali, umumnya terbentuk di daerah
kerak benua atau di zona subduksi Cordilleran. Untuk menghasilkan syenite,
protolith granit atau beku akan dicairkan ke tingkat yang cukup rendah pada proses
pelelehan parsial. Hal ini diperlukan karena kalium merupakan unsur yang tidak
kompatibel dan cenderung cepat mencair, sedangkan dibutuhkan derajat yang lebih
tinggi pada pelelehan parsial yang akan membebaskan lebih banyak kalsium dan
sodium yang memproduksi plagioklas. Magma akan naik karena adanya perbedaan
suhu dan tekanan pada magma chember dengan bagian yang berada diatasnya yang
memiliki suhu dan tekanan lebih rendah, saat magma tersebut naik maka magma
tersebut mengalami penurunan suhu yang mengakibatkan terjadinya diferensiasi
magma yang homogen dengan jumlah magma asam lebih besar daripada magma
yang basa akibat dari penurunan suhu tersebut. Lalu magma tersebut mulai masuk
kedalam celah-celah wall rock yang mengakibatkan terjadinya pelarutan antara
magma tersebut dengan batu yang kemudian mulailah terjadi penurunan suhu yang
diikuti dengan pembentukan mineralnya sesuai dengan suhu pembentukannya
masing-masing sebelum mencapai permukaan. Jika dilihat dari tekstur batuan ini
maka dapat diketahui bahwa pembentukan batuan ini tidak cepat karna sebagian
komposisi mineral dari batu ini adalah berupa kristal dan sebagiannya berupa massa
dasar. Batuan ini Berasosiasi dengan dengan ryolit, trakit.
Batu ini memiliki kegunaan sebagai bahan bangunan karena lebih kuat dan
tahan terhadap pelapukan.
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda
HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002
NO URUT : 05
NO PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam
WARNA : Putih
TEKSTUR :
- KRISTALINITAS : Holohyalin- GRANULARITAS : Afanitik- FABRIK :
o BENTUK : Anhedral
o RELASI : Equigranular
STRUKTUR : Scoria
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA : Gelasan
-MINERAL TAMBAHAN : Kalsit
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA Gelasan Putih 60%
MINERAL TAMBAHAN Kalsit Putih 40%
NAMA BATUAN : Pumice ( FENTON 1940 )
KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,
memiliki warna putih, dengan tekstur kristalinitas berupa holohyalin yaitu batuan
beku dimana semuanya tersusun oleh gelas vulkanik , memiliki granularitas berupa
afanitik yaitu butiran-butiran mineral tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Bentuk kristal yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat
cepat di permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk anhedral yaitu apabila semua
dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa equigranular yaitu
apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan sama besar, memiliki
stuktur scoria yaitu apabila terdapat lubang-lubang yang saling berhubungan, dengan
komposisi mineral utama berupa gelasan 60%, dan mineral tambahan berupa kalsit
40%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table Fenton
1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan pumice ( batu
apung ).
Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku ketika
di dalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik berongga-rongga
tersebar secara tidak merata. Magma yang memiliki suhu tinggi dan mengandung gas
– gas naik hingga mencapai permukaan bumi, disebut lava. Untuk lava yang kental,
terdapat gelembung – gelembung gas didalamnya yang tidak dapat keluar sehingga
terperangkap dengan membekunya lava. Kemudian terbentuklah batuan beku luar
yang mengandung rongga – rongga gas yang dinamakan batu apung (pumice).
Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler),
pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator
temperatur tinggi dan lain-lain.
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda
HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002
NO URUT : 06
NO PERAGA :
JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam
WARNA : Kuning Kecoklatan
TEKSTUR :
- KRISTALINITAS : Hipokristalin-Holohyalin- GRANULARITAS : Afanitik - Porfiroafanitik- FABRIK :
o BENTUK : Subhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masif
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA : Ortoklas, Biotit
-MINERAL TAMBAHAN : Piroksin
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA
OrtoklasBiotit
PutihHitam
50 %30%
MINERAL TAMBAHAN Piroksin 20%
NAMA BATUAN :Trakit ( FENTON, 1940)
KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,
memiliki warna kuning kecoklatan, dengan tekstur kristalinitas berupa hipokristalin
yaitu batuan beku dimana sebagian tersusun oleh kristal dan sebagiannya lagi
tersusun oleh gelas vulkanik, meiliki granularitas berupa afanitik yaitu butiran-
butiran mineral tidak dapat dilihat dengan mata telanjang hingga porfiroafanitik yaitu
mineral sulungnya dikelilingi massa dasar yang afanitik. Batuan dengan tekstur ini
butiran mineralnya tidak dapat dilihat tanpa mikroskop,. Bentuk kristal yang kecil
ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat cepat di permukaan bumi.
Batuan ini memiliki bentuk subhedral yaitu apabila sebagian dari batas kristalnya
sudah tidak terlihat lagi, relasinya berupa inequigranular yaitu apabila ukuran butir
kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut
fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau
gelas, memiliki stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran,
jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya
fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan komposisi mineral
utama berupa ortoklas 40%, biotit 30%, , Sedangkan mieral tambahan dari batuan ini
yaitu piroksin 30%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada
table Fenton 1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan trakit.
Trakit terbentuk pada daerah vulkanik (karena merupakan batuan beku
vulkanik), yaitu dengan pembekuan magma yang cenderung cepat sehingga mineral
penyusunnya terlihat lebih kecil. Batuan Vulkanik atau biasa disebut dengan batuan
Ekstrusi, ini terbentuk di Luar gunung berapi. Tetapi terbentuknya trachyte bukanlah
akibat letusan gunung api yang eksplosif, yang terbentuk dari lava yang mengalir.
Sehingga mempunyai kenampakkan tekstur yang khusus, yaitu tekstur trachytic.
Tekstur trachytic berupa mikrolit yang membentuk orientasi tertentu, karena
dihasilkan oleh mekanisme aliran. Dilihat dari warna batuan trachyte yang cenderung
cerah, trachyte terbentuk dari magma yang bersifat asam. Tetapi magma asam
pembentuk trachyte juga bisa berasosiasi dengan lava lain di daerah vulkanik lalu
terbentuk oleh kristalisasi dan abstraksi dari unsure besi, magnesium dan mineral
kalsium yang berasal dari magma basa. Seperti pada batuan beku vulkanik lainnya,
trachyte terdapat “Streaked or Banded Structure” yang disebabkan oleh aliran pada
saat proses pendinginan atau pembekuan. Struktur ini dimungkinkan oleh pengaturan
parallel dari suatu fenokris yang besar dan tabular sehingga mencolok mata.
Pengujian mikroskopik dari sayatan tipis memperlihatkan tekstur trachytic dari
matriks yang halus. tiny lath-shaped dari Kristal Sanidine, dikemas secara paralel dan
bentuk garis aliran yang cenderung seperti mengelilingi fenokris yang besar.
Batu trakit digunakan sebagai bahan dalam pembuatan lantai dan paping blok
karena tidak berkilap seperti batu rubi.
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : Batuan Beku Asam NAMA : Abdul Aziz Tadda
HARI/TANGGAL : Senin,30 September 2013 NIM : D61112002
NO URUT : 07
NO PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Beku Asam
WARNA : Abu-Abu
TEKSTUR :
- KRISTALINITAS : Hipokristalin- GRANULARITAS : Faneroporfiritik- FABRIK :
o BENTUK : Subhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masif
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA : Ortoklas
-MINERAL TAMBAHAN : Biotit
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA
OrtoklasPlagioklas
PutihPutih
50%30%
MINERAL TAMBAHAN Biotit Hitam 20%
NAMA BATUAN : Syenit Porfiry ( FENTON,1940 )
KETERANGAN : Batuan ini termasuk kedalam batuan beku asam,
memiliki warna abu-abu, dengan tekstur kristalinitas berupa hipokristalin yaitu
batuan beku dimana sebagian tersusun oleh Kristal dan sebagiannya lagi tersusun
oleh gelas vulkanik , memiliki granularitas berupa faneroporfiritik yaitu butiran-
butiran mineral sulung dikelilingi massa dasar yang dapat dilihat dengan mata
telanjang ( faneritik ). Batuan dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat
tanpa mikroskop. Bentuk kristal yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya
berlangsung sangat lama di bawah permukaan bumi. Batuan ini memiliki bentuk
subhedral yaitu apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi,
relasinya berupa inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai
pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang
lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas, memiliki
stuktur massif yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain
yang tertanam dalam tubuh batuan beku, dengan komposisi mineral utama berupa
ortoklas 50%, plagioklas 30%, Sedangkan mineral tambahan dari batuan ini yaitu
biotit 20%. Berdasarkan karakteristik batuan di atas dengan mengacu pada table
Fenton 1940, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan syenit porfiri.
Batuan ini terbentuk pada kerak benua dimana pada pembentukannya dari
pembekuan magma yang bersifat dinamis. Magma akan naik karena adanya
perbedaan suhu dan tekanan pada magma chember dengan bagian yang berada
diatasnya yang memiliki suhu dan tekanan lebih rendah, saat magma tersebut naik
maka magma tersebut mengalami penurunan suhu yang mengakibatkan terjadinya
diferensiasi magma yang homogen dengan jumlah magma asam lebih besar daripada
magma yang basa akibat dari penurunan suhu tersebut. Lalu magma tersebut mulai
masuk kedalam celah-celah wall rock yang mengakibatkan terjadinya pelarutan
antara magma tersebut dengan batu yang kemudian mulailah terjadi penurunan suhu
yang diikuti dengan pembentukan mineralnya sesuai dengan suhu pembentukannya
masing-masing sebelum mencapai permukaan. Jika dilihat dari tekstur batuan ini
maka dapat diketahui bahwa pembentukan batuan ini tidak cepat karna sebagian
komposisi mineral dari batu ini adalah berupa kristal dan sebagiannya berupa massa
dasar. Batuan ini Berasosiasi dengan dengan Synite, Trachite. Batu ini memiliki
kegunaan sebagai bahan bangunan.
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA : NAMA :
HARI/TANGGAL : NIM :
NO URUT :
NO PERAGA :
JENIS BATUAN :
WARNA :
TEKSTUR :
- KRISTALINITAS :- GRANULARITAS :- FABRIK :
o BENTUK :
o RELASI :
STRUKTUR :
KOMPOSISI MINERAL :
-MINERAL UTAMA :
-MINERAL TAMBAHAN :
DESKRIPSI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA RELATISITASMINERAL UTAMA
MINERAL TAMBAHAN
NAMA BATUAN :_____________
KETERANGAN :