ACARA 2....

10
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN PENGENALAN ALAT TANAM ( TRANSPLANTER DAN SEEDER) Oleh: Catur Ari Setyawan A1H008028 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

description

Mesran

Transcript of ACARA 2....

Page 1: ACARA 2....

LAPORAN PRAKTIKUMMESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

PENGENALAN ALAT TANAM ( TRANSPLANTER DAN SEEDER)

Oleh:

Catur Ari SetyawanA1H008028

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2009

Page 2: ACARA 2....

I. PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka

diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman,

sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi ,

sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang

cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan

tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen. Petani yang memiliki lahan

yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena

keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung

dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut.

Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi

(mekanisasi pertanian). Dengan mekanisasi, kendala yang menyangkut

kelangkaan tenaga kerja dapat lebih teratasi. Efisiensi dapat dicapai melalui

waktu, tenaga dan biaya. Selain itu penerapan teknologi diharapkan mampu

meningkatkan kualitas hasil dan kerja dari kegiatan itu sendiri misalnya

keseragaman pengolahan tanah, penanaman maupun efektivitas dan efisiensi

pengendalian gulma tanaman.

Salah satu penerapan mekanisasi dalam budidaya pertanian adalah dengan

penggunaan alat penanam bibit (transplanter) dan alat tanam biji – bijian (seeder).

Kedua alat ini sangat bermanfaat dalam budidaya pertanian karena dapat

mengurangi waktu penanaman dan tenaga yang dikeluarkan oleh para petani

relative akan berkurang.

Page 3: ACARA 2....

b. Tujuan

1. mengetahui bagian-bagian utama alat tanam bibit padi ( transplanter )dan

alat tanam biji-bijian ( seeder )

2. mengetahui prinsip kerja transplanter dan seeder

3. menetahui persentase kerusakan benih pada seeder

Page 4: ACARA 2....

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat Tanam Bibit Padi (Transplanter)

Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan

cara penyemaian dan persiapan bibit padinya.Yang pertama, yaitu mesin yang

memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling).  Mesin ini

memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara

persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun

demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga

kapasitas kerja total mesin menjadi kecil.  Yang kedua adalah mesin tanam yang

memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus.  Mesin jenis ini

mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.  Persemaian harus

dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan

penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.  Persemaian dengan cara ini, di

Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak

perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini

dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah

besar.  Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.

Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga

jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin

tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber

tenaga atau enjin sendiri.  Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa

produksi China adalah tipe manual.  Semua jenis mesin produksi Jepang dan

beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri.  Mesin yang

digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini

sudah jarang dipergunakan.

Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang

bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan

papan pengapung.

Page 5: ACARA 2....

Alat tanam bibit padi (transplanter) ini terdiri atas 2 macam, yaitu :

1. Transplanter Semi Mekanis (pada tanaman padi)

Alat ini dikembangkan oleh lembaga padi dunia IRRI dimana alat tersebut

dikendalikan oleh 1 orang dan mempunyai kapasitas 0.3 – 0.4 ha per hari

(tergantung dari keahlian operator). Alat ini mudah dalam hal pengoperasian

maupun perawatannya. Operator cukup mengangkat atau menekan handle, dapat

juga ditambahkan sedikit peralatan untuk mempermudahnya. Konstruksinya juga

kecil dengan peralatan yang sederhana terbuat dari besi dan kayu. Untuk

memperlancar dapat juga dijalankan oleh 2 orang operator. Untuk

mengoptimalkan alat penanam semi mekanis ini lahan sebaiknya rata dan

mempunyai drainase yang lancar. Kecepatan dan performance kerja alat ini sangat

tergantung dari kelincahan, ketrampilan serta kemampuan operatornya

2. Transplanter Mekanis

Alat ini dilengkapi dengan beberapa komponen pelengkap, antara lain : bak

penampung bibit, pembuat lubang, penanam bibit dan sumberdaya penggerak

berupa traktor. Salah satu jenis alat penanam mekanis yang sudah dikembangkan

adalah Model 1000. Alat ini dilengkapi dengan dua piringan pembuka alur dan

dapat menanam lebih dari 1 baris.

B. Alat Tanam Biji-Bijian (Seeder)

Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam

pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi.

Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Penebaran

benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapat digolongkan

menjadi 5 macam diantaranya :

1. Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)

2. Drill Seedling (benih dijatuhkan secara random dan

diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur

tanaman tertentu)

3. Pesicion Drilling (benih ditanam secara tunggal

dengan interval yang sama dengan alur)

Page 6: ACARA 2....

4. Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara

random dengan interval yang hampir sama dengan alur)

5. Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat

tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama)

Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat penanam yaitu : ukuran,

bentuk, keseragaman bentuk dan ukuran, density per satuan volume, dan

ketahanan terhadap tekanan pada gesekan. Mesin penanam biji-bijian (seeder)

mempunyai 4 komponen (alat) utama yaitu :

1. Pengatur Pengeluaran Benih (Seeding Matering Devices) yaitu alat

untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang

dituntut oleh pertumbuhan tanaman. Terdapat bervariasi bentuk tergantung

dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.

2. Tabung Penyalur/Kotak Benih (Hopper) yaitu alat untuk menyalurkan

benih ke dalam alur yang dibuat oleh furrow opener. Bentuk, panjang dan

kesaran alat mempengaruhi pengaliran benih.

3. Alat Pembuka Alur (Furrow Opener) yaitu alat ntuk mendapatkan

pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan suatu kedalaman tertentu.

Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, dan

temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah

atau jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan. Hal ini erat

hubungannya dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur.

4. Alat Penutup Alur (Covering Devices) yaitu alat untuk menutupi benih

yang sudah berada dalam tanah yang lembab. Dalam penutup ini diharapkan

tanah yang menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditempus

oleh tanaman.

Page 7: ACARA 2....

III. METODOLOGI

a. Alat dan bahan

1. transplanter

2. seeder

3. timbangan

4. benih jagung/kacang-kacangan

b. Prosedur praktikum

1. bagian-bagian alat tanam yang digunakan diamati dan digambar

2. spesifikasi alat tanam yang digunakan dicatat

3. prinsip kerja alat tanam (transplanter dan seder) dicatat

4. persentase kerusakan benih dihitung dengan menggunakan rumus

persamaan sebagai berikut:

Persentase Kerusakan Benih =