Acara 1 - Pengenalan Terhadap ArcView

57
ACARA 1 I. TUJUAN : Acara ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar di dalam menggunakan Software ArcView bagi para pemula, yang meliputi tujuan-tujuan sebagai berikut : 1. Memahami dan mampu melaksanakan cara memulai Software ArcView 2. Memahami dan mampu membuat project baru dalam ArcView 3. Memahami dan mampu merubah properties dari masing- masing features 4. yang digunakan 5. Memahami dan mampu melakasanakan cara menyimpan project 6. Memahami dan mampu merubah View Propeties 7. Memahami dan mampu membuat layout 8. Memahami dan mampu menggabungkan data image dengan data vector dalam satu View 9. Memahami dan mampu mencetak peta yang telah dirancang 10. Memahami dan mampu melaksanakan cara keluar dari Software ArcView 11. Memahami manfaat atau kegunaan dari Software ArcView untuk mengelola data spasial.

description

Acara 1 Praktikum Metode dan Teknik Analisis Wilayah dalam Bidang Keilmuan Pembangunan Wilayah

Transcript of Acara 1 - Pengenalan Terhadap ArcView

(Microsoft Word - Acara 1 \226 Pengenalan Terhadap Software ArcView.doc)

ACARA 1

I. TUJUAN :Acara ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar di dalam menggunakan Software ArcView bagi para pemula, yang meliputi tujuan-tujuan sebagai berikut :1. Memahami dan mampu melaksanakan cara memulai Software ArcView2. Memahami dan mampu membuat project baru dalam ArcView3. Memahami dan mampu merubah properties dari masing-masing features4. yang digunakan5. Memahami dan mampu melakasanakan cara menyimpan project6. Memahami dan mampu merubah View Propeties7. Memahami dan mampu membuat layout8. Memahami dan mampu menggabungkan data image dengan data vector dalam satu View9. Memahami dan mampu mencetak peta yang telah dirancang10. Memahami dan mampu melaksanakan cara keluar dari Software ArcView11. Memahami manfaat atau kegunaan dari Software ArcView untuk mengelola data spasial.

II. ALAT DAN BAHAN:Bahan untuk acara ini meliputi :

1. Basis data digital Kabupaten Sleman (disimpan dalam folder Sleman) yang terdiri dari :Ibukota Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa mewakili kenampakan titikJalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garisLanduse dan batas mewakili kenampakan poligon.Data image sebagian wilayah Sleman dan sekitarnya2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil. Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi :1. Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard) dengan Sistem Operasi Windows 98 (minimal)2. Printer berwarna3. Software ArcView Versi 3.3 atau Versi 3.3

III. PENDAHULUANArcView merupakan software yang dapat digunakan untuk menampilkan, mencari informasi, menciptakan rancangan print out dan mencetak hasil rancangan tersebut secara cepat dan mudah. Selain itu apabila software tersebut didukung oleh beberapa sarana perluasan/ekstensi (extension), maka dapat digunakan untuk:analisis data spasial (spatial analyst)analisis jaringan (network analysis)analisis bisnis (business analyst)analisis jalur perjalanan (tracking analysis)analisis 3 dimensi (3D analysis), dananalisis citra (image analysis).

Software ArcView yang digunakan dalam pembahasan ini merupakan software ArcView Version 3.3, yang dapat diaplikasikan pada Sistem Operasi Windows 95, Windows 98, Windows NT 4.0 dan Windows 2000.

Kebutuhan sistem (System Requirements) dari software ArcView Version 3.3 adalah:CPU PentiumMemori minimal 32 MB (direkomendasikan 64 MB)Tampilan/display yang mendukung 256 warna atau lebihMouse300 MB ruang disk yang tersedia (untuk instalasi dengan pilihan tipikal memerlukan ruang disk 130 MB)Windows 95/98/2000 atau Windows NT 4.0

Pada tulisan ini akan dijelaskan bagaimana cara mengelola basis data digital untuk membuat peta yang menyajikan informasi dari suatu wilayah yang dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan dalam merencanakan program dan proyek di wilayah yang bersangkutan. Proses ini dimulai dari menciptakan proyek aplikasi ArcView terlebih dahulu (*.apr), menambahkan thema pada proyek aplikasi, merubah tampilan default, menyimpan file dan akhirnya membuat layout serta mencetak hasil rancangan yang telah dibuat.

IV. LANGKAH KERJA

1. Memulai ArcViewMemulai ArcView dapat menggunakan dua cara yakni:1) Mengklik menu Start. Arahkan pointer ke atas, pilih menu Program GIS. Kemudian arahkan pointer ke kanan pada menu ArcView GIS 3.3 dan teruskan pointer ke kanan untuk memilih menu ArcView GIS 3.3 (lihat gambar 1). Selanjutnya, selagi pointer masih terletak pada menu ArcView GIS 3.3 klik tombol kiri mouse sekali.

2) Urutan ini tergantung pada letak menu program ArcView GIS 3.3 berada. Apabila program ArcView GIS 3.3 berada di bawah menu Programs, maka urutan pengaktifannya software ini berbeda. Biasanya dari menu Start, arahkan pointer ke atas untuk memilih menu Programs. Kemudian arahkan pointer ke kanan pada menu Esri dan ke kanan lagi mengarah pada menu ArcView GIS 3.3, teruskan pointer ke kanan untuk memilih menu ArcView GIS 3.3. Selanjutnya, selagi pointer masih terletak pada menu ArcView GIS 3.3 klik tombol kiri mouse sekali.

3) Arahkan pointer pada icon ArcView GIS Version 3.3 yang telah disiapkan di layar (lihat gambar 2), kemudian klik tombol kiri mouse 2 kali.

Gambar 1. Penggunaan menu Start hingga menu ArcView GIS 3.3

Gambar 2. Penggunaan icon ArcView GIS Version 3.3

2. Membuat New ProjectBeberapa saat setelah program ArcView diaktifkan, apabila setting software ArcView belum diubah, maka di layar monitor akan terlihat kenampakan seperti gambar 3 yang menunjukkan Welcome to ArcView GIS dialog box. Pada dialog box ini ditawarkan 3 pilihan, yang meliputi:Membuka proyek dengan new ViewMembuka proyek kosong, danMembuka proyek yang telah dibuat.Untuk memberikan pemahaman dari awal, latihan ini dimulai dari membuat proyek dengan View baru (new View). Dengan demikian pilihan tidak perlu diubah, arahkan pointer pada tombol OK dan klik tombol kiri mouse sekali.

Gambar 3. Welcome to ArcView GIS dialog box

Tunggu sebentar, hingga software ArcView akan menampilkan Add data dialog box (lihat gambar 4) yang menanyakan pada user/pengguna apakah ingin menambahkan data pada View . Jawablah pertanyataan tersebut dengan mengklik tombol Yes.

Gambar 4. Add data dialog box

Tidak seberapa lama, akan nampak Add Theme dialog box di layar (lihat gambar 5). Ubah direktori (folder) ke direktori yang berisikan data yang akan digunakan untuk latihan yakni e:\$materi kuliah geografi^^\semester 10\praktikum metek 2\acara 1 metek\sleman, dengan cara klik 2 kali pada direktori E:\ sehingga terlihat direktori Sleman di dalam direktori box (lihat gambar 6).

Gambar 5. Add Theme dialog box

Gambar 6. Perubahan direktori pada Add Theme dialog box

Selanjutnya arahkan pointer pada direktori Sleman dan klik tombol kiri mouse 2 kali. Sebagai hasil dari langkah tersebut ArcView menampilkan kenampakan seperti yang terlihat pada gambar 7. Direktori telah berubah dari C:\ menjadi E:\$materi kuliah geografi^\semester 10\praktikum metek 2\acara 1 metek\sleman dan di kotak putih paling kiri menampilkan daftar kenampakan (Feature Data Source) yang dapat ditambahkan pada View.

Gambar 7. Perubahan direktori dan Feature data source pada Add Theme dialog box

Selanjutnya klik pada bt_utm feature data source hingga terlihat daftar feature yang meliputi polygon, arc, annotation dan labelpoint (lihat gambar 8).

Feature polygon - berisikan kenampakan poligon yang mewakili daerah administrasi tingkat desaFeature arc - berisikan kenampakan garis yang mewakili garis batas administrasiFeature annotation - berisikan kenampakan anotasi/keterangan yang mewakili nama desa, keterangan daerah administrasi kabupaten di sekitar Kabupaten Sleman.Feature labelpoint - berisikan kenampakan titik yang mewakili pusat desa.

Gambar 8. Perubahan Feature data list dalam bt_utm pada Add Theme dialog box

Supaya contoh feature yang digunakan meliputi 4 jenis feature yang tersedia dalam ArcView maka pilihlah semua feature dalam bt_utm dengan cara menekan tombol Shift kemudian arahkan pointer dan mengklik pada feature polygon, arc, annotation dan label secara berurutan hingga kenampakan seperti yang terlihat pada gambar 9 (4 feature yang ada dalam kondisi terpilih). Lepaskan tekanan pada tombol Shift dan klik OK.

Gambar 9. Pemilihan feature dalam bt_utm pada Add Theme dialog box

Langkah ini akan menghasilkan kenampakan seperti yang terlihat pada gambar 10. Dalam hal ini View1 masih terlihat kosong. Agar masing-masing feature dapat terlihat di dalamnya maka kotak (check box) di depan masing-masing feature harus diaktifkan (lihat gambar 11). Adapun cara mengaktifkan dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 10. Tampilan feature yang belum diaktifkan

Gambar 11. Tampilan feature yang telah diaktifkan

Sebelum diaktifkan Setelah diaktifkanGambar 12. Cara pengaktifan feature dengan mengklik Check box

Pada awalnya dilakukan pada 3 (tiga) features yang mewakili titik, teks dan garis. Kemudian dilanjutkan pada feature yang mewakili poligon (lihat gambar 13).

Gambar 13. Pengaktifan feature dengan mengklik Check box di depan feature Sleman_kab.shp

Jika diperhatikan, kenampakan yang terlihat pada View1, simbol dan warna yang ada merupakan default dari software ArcView. Simbol dan warna masing-masing feature dapat diubah melalui proses berikut:

1. Merubah warna simbol pusat desa.Klik dua kali tombol kiri mouse pada feature sehingga muncul kenampakan di layar Legend Editor dialog box (lihat gambar 14).Selanjutnya klik dua kali tombol kiri mouse pada kenampakan untuk memunculkan Pallete dialog box seperti yang terlihat pada gambar15. Yang terlihat pada gambar ini adalah Marker Pallete, sementara warna merah tua akan kita rubah menjadi warna merah muda. Oleh karena itu, klik menu untuk merubah Color Pallete, sesuai dengan yang diinginkan (lihat gambar 16). Sebagai upaya memahami pilihan Pallete pada Pallete dialog box dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 14. Legend Editor dialog box pada feature pusat desa

Gambar 15 dan 16. Pallete dialog box pada feature pusat desa

Gambar 17. Pilihan Pallete pada Pallete dialog box

Pada saat muncul Color pallete dialog box pilih warna merah (baris dua, kolom ke tiga) seperti yang terlihat pada gambar 18.

Gambar 18. Pemilihan warna merah pada Color Pallete dialog box pada feature pusat desa

Agar hasil pemilihan warna dapat menggantikan warna yang terdahulu maka klik tombol Apply satu kali. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 19, simbol warna Sleman_kab.shp telah berubah menjadi merah.

Gambar 19. Penerapan hasil pemilihan warna pada feature pusat desa

2. Tahapan berikutnya merubah text nama desa dari warna Coklat muda menjadi hitam. Langkah yang harus dilakukan yaitu klik 2 kali pada kenampakan text nama desa. Dengan demikian akan muncul Legend Editor dialog box. Pada Legend Editor dialog box ini lakukan klik 2 kali pada kenampakan Symbol Text untuk memunculkan Pallete dialog box agar dapat merubah warna text dari coklat muda menjadi hitam. Pada awalnya yang terlihat pada Pallete dialog box adalah Color Pallete (lihat gambar 20), di mana Color diterapkan pada kenampakan grafis Foreground. Karena yang akan diubah adalah text maka klik di sebelah kananteksForeground untukmemilih penerapan warna pada kenampakan Text (lihat gambar 21).

Gambar 20. Color pallete dialog box pada feature text nama desa

Gambar 21. Pemilihan penerapan Color pada Text

Sebagai hasil langkah pemilihan penerapan dari Foreground ke Text, dan pemilihan warna hitam pada kotak warna baris pertama kolom terakhir (lihat gambar 22).

Gambar 22. Pemilihan penerapan Color pada Text dan pemilihan warna hitam

Agar hasil pemilihan warna dapat menggantikan warna yang terdahulu maka klik tombol Apply satu kali. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 23. Penerapan Color pada Text Sleman_kab.shp

3. Perubahan simbol batas administrasi

Jika pada langkah-langkah sebelumnya dijelaskan mengenai cara merubah feature titik dan teks, pada langkah ini digunakan untuk menerangkan cara merubah simbol pada feature garis (arc).

Langkah yang harus dilakukan yaitu klik 2 kali pada kenampakan untuk merubah simbol garis dan warnanya. Dengan demikian akan muncul LegendEditor dialog box (lihat gambar 24). Pada Legend Editor dialog box ini lakukan klik 2 kali pada kenampakan untuk memunculkan Pallete dialog box.

Gambar 24. Legend Editor dialog box feature garis

Mengingat simbol batas administrasi tidak hanya satu macam (single symbol), maka Legend Type harus diubah dari Single Symbol menjadi Unique Value (lihat gambar 25).

Kemudian Values Field yang digunakan untuk membedakan batas administrasi di ubah dari (None) menjadi Sleman_kab.shp_id (lihat gambar 26)

Gambar 25. Perubahan Legend Type dari Single Symbol menjadi Unique Value

Gambar 26. Perubahan Values Field dari (None) menjadi Sleman_kab.shp_id

Setelah Legend Type dan Values Field diubah maka Legend Editor dialog box akan menampilkan Symbol warna pada Value Field Sleman_kab.shp_id seperti yang terlihat pada gambar 27.

Gambar 27. Kenampakan symbol warna pada Legend Editor dialog box

Langkah berikutnya adalah mengganti symbol garis pada masing-masing value agar batas administrasi satu dengan yang lain dapat dibedakan. Lakukan klik 2 kali dengan tombol kiri mouse pada kenampakan baris pertama di bawah teks Symbol. Dengan demikian akan Nampak Color Pallete dialog box di layar (lihat gambar 28).

Karena penerapan Color yang nampak adalah Text maka harus diubah menjadi Foreground agar kenampakan garis dapat diganti dari warna coklat menjadi warna biru untuk mewakili kenampakan garis pantai (lihat gambar 29).

Gambar 28. Color Pallete dialog box untuk kenampakan garis Sleman_kab.shp

Gambar 29. Perubahan penerapan Color untuk Text menjadi Foreground dan memilih warna biru

Berikutnya merubah symbol garis pada value berikutnya yaitu value dua dari simbol garis solid dengan warna coklat kekuningan menjadi garis dot garis yang berwarna hitam. Caranya klik pada kenampakan symbol garis dengan tombol kiri mouse 2 kali. Dengan demikian akan terlihat Pen Pallete dialog box pada layar (lihat gambar 30). Pilih tipe garis pada baris 4 kolom pertama dengan cara mengarahkan pointer pada tipe garis yang dimaksudkan kemudian klik satu kali tombol kiri mouse (lihat gambar 31), sementara tidak perlu merubah Size, Cap dan Join.

Gambar 30. Pen Pallete dialog box untuk feature garis Sleman_kab.shp

Gambar 31. Pemilihan tipe garis dan warna hitam pada Pallete dialog box

Selanjutnya lakukan langkah yang sama untuk dua value yang tersisa (lihat gambar 32). Hasilnya dapat dilihat pada gambar 33.

Gambar 32. Perubahan symbol dan warna garis pada feature batas administrasi

Gambar 33. Perubahan symbol dan warna garis pada feature batas administrasi

4. Perubahan warna pada feature area/poligonPerubahan warna dapat dilakukan dengan mengklik 2 kali tombol kiri mouse pada kenampakan . Dengan demikian akan muncul Fill Pallete dialog box seperti yang disajikan pada gambar 34).

Gambar 34. Tayangan Fill Pallete dialog box pada feature poligon Sleman_kab.shp

Selanjutnya lakukan perubahan supaya batas administrasi tidak tertutup oleh batas luar (outline) poligon batas administrasi dengan cara klik tanda pada kotak di belakang teks outline dan pilih none (lihat gambar 35).

Gambar 35. Pemilihan outline (None) pada Fill Pallete dialog box untuk feature poligon Sleman_kab.shp

Kemudian klik Apply untuk menerapkan pilihan. Agar semua feature/kenampakan yang telah diubah dapat terlihat di layar tanpa penutup di atasnya maka klik pada pojok kanan atas Legend Editor dialog box dan Fill Pallete dialog box untuk menutupnya.Hasilnya seperti yang terlihat pada gambar 36 dan gambar 37.

Gambar 36. Penutupan Fill Pallete dialog box

Gambar 37. Hasil Penutupan Legend Editor dialog box

4. MENYIMPAN PROJECT

Sejauh ini, telah dihasilkan ArcView Project yang berisikan 4 feature (titik, teks, garis dan poligon) dan sudah disesuaikan simbol dan warna masing-masing feature. Sebelum melakukan tahapan berikutnya, yakni pembuatan Layout, ArcView Project yang sudah jadi ini harus disimpan terlebih dahulu. Langkah yang dilakukan adalah pilih/klik menu File, kemudian arahkan pointer pada Save Project (lihat gambar 38) dan klik satu kali.

Gambar 38. Pemilihan menu Save Project untuk menyimpan file

Tidak lama kemudian, di layar akan nampak Save Project As dialog box yang memungkinkan pengguna memberi nama dan mengarahkan di mana file project tersebut akan disimpan. Agar memudahkan user dalam mencari file project yang telah dibuat, maka letakkan pula pada direktori E:\$materi kuliah geografi^\semester 10\praktikum metek 2\acara 1 metek\sleman. Karena pada posisi sekarang ini berada di bawah C:\windows\temp (lihat gambar 39) maka klik C:\ dua kali sehingga merubah posisi menjadi C:\ (lihat gambar 40). Selanjutnya klik folder Sleman dua kali dan ganti File Name dari proj1.apr menjadi Sleman.apr (lihat gambar 41). Kemudian klik OK.

Gambar 39. Save Project As dialog box pada folder C:\WINDOWS\TEMP

Gambar 40. Save Project As dialog box pada folder E:\

Gambar 41. Save Project As dialog box pada folder E:\$MATERI KULIAH GEOGRAFI^\SEMESTER 10\PRAKTIKUM METEK 2\ACARA 1 METEK\SLEMAN memberi nama Sleman.APR

Posisi terakhir hasil penyimpanan ArcView Project dapat dilihat pada gambar 42.

Gambar 42. Posisi terakhir penyimpanan ArcView project pada file SLEMAN.APR

5. MERUBAH VIEW PROPERTIESPropeti suatu View harus diubah apabila View tersebut nantinya akan digunakan untuk analisis, query dan merancang layout peta untuk dicetak. Untuk merubah properties, pada View yang telah dibuat dapat dilakukan dengan memilih/klik menu View, arahkan pointer ke bawah untuk memilih Properties kemudian klik satu kali (lihat gambar 43).

Gambar 43. Pemilihan menu View Properties

Perubahan pada View Properties meliputi pada Map Units dari unknown menjadi meters dan pada Distance Units dari unknown menjadi meters. Kenampakan awal sebelum diubah Map Units dan Distance Units dapat dilihat pada gambar 44. Perubahan dilakukan dengan mengklik kenampakan di sebelah kanan teks Map Units (lihat gambar 45), sedangkan hasil perubahan dapat dilihat pada gambar 46.

Gambar 44. Sebelum perubahan Map Units dan Distance Units

Gambar 45. Perubahan Map Units dari unknown menjadi meters

Gambar 46. Hasil perubahan Map Units dari unknown menjadi meters

Selanjutnya perubahan Distance Units dari unknown menjadi meters dilakukan dengan mengklik di sebelah kanan teks Distance Units (lihat gambar 47), sedangkan hasil perubahan dapat dilihat pada gambar 48.

Gambar 47. Perubahan Distance Units dari unknown menjadi meters

Gambar 48. Hasil perubahan Distance Units dari unknown menjadi meters

Jika telah selesai klik tombol OK hasil perubahan ditunjukkan pada gambar 49, yakni pada kenampakanyang pada awalnya Scale tersebut kosong.

Gambar 49. Hasil perubahan View1 dapat dilihat pada Scale box

6. PEMBUATAN LAYOUTPembuatan layout peta dapat dilakukan segera setelah pembuatan project dalam ArcView dengan segala perubahannya telah selesai. Langkah yang dijalankan adalah pilih menu View kemudian arahkan pointer pada menu Layout (lihat gambar 50) dan klik satu kali dengan demikian akan terlihat kenampakan seperti gambar 51.

Gambar 50. Pemilihan menu Layout

Gambar 51. Template Manager dialog box yang aktif setelah klik pada menu Layout

Kemudian pada Template Manager pilih template Landscape, selanjutnya klik tombol OK. Kenampakan setelah mengklik tombol OK seperti yang terlihat pada gambar 52.

Gambar 52. Kenampakan Layout1 dalam ArcView

Jika dicermati pada hasil pembuatan layout peta tersebut nampak terdapat beberapa kekurangan jika dikaitkan dengan kaidah kartografis, misalnya : Judul peta Keterangan legenda Ukuran dan letak skala Ukuran dan letak arah mata angin Garis tepi dan garis pemisah antara peta dan legenda Grid (letak lintang dan bujur) Inset Sumber peta dan data Pembuat peta, dan sebagainya.

Oleh karena itu, pembuatan layout peta dapat dilakukan dengan cara yang berbeda dengan cara yang telah dilakukan di atas. Adapun layout peta yang dapat digunakan sebagai contoh adalah layout peta seperti yang terlihat pada gambar 53 yang juga merupakan hasil akhir praktikum untuk pembuatan peta Sleman.

Gambar 53. Contoh layout petaV. HASIL PRAKTIKUM1. Peta Administrasi Kabupaten Sleman (Dilampirkan)

VI. PEMBAHASANGIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses, output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumidapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi, dan lain sebagainya. Salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk dalam pemrosesan data berbasis GIS adalah ArcView.ArcView merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan sering digunakan untuk mengelola data spasial, meskipun saat ini software yang lebih populer digunakan adalah ArcGIS yang memiliki lebih banyak fitur yang kompleks. Fitur ArcView yang sederhana memudahkan dalam mengelola data, menganalisis, dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis. Sebagai contoh, pada praktikum ini digunakan data spasial kabupaten Sleman sebagai data praktikum dalam mengolah data spasial menggunakan software ArcView. Fitur dan menu yang ada di software ArcView cukup sederhana sehingga software ini cocok untuk digunakan oleh pemula atau untuk latihan awal dalam mengenal pengolahan data spasial bagi para pemula. Namun demikian fiturnya yang sederhana menjadi kekurangan tersendiri karena minimnya menu untuk mengolah data spasial yang lebih rumit. Oleh karena itulah hasil praktikum pada acara 1ini yang berupa peta administrasi kabupaten Sleman terlihat cukup sederhana jika dibandingkan dengan peta yang dibuat dengan menggunakan software ArcGIS.Pada acara kali ini, menu yang paling menonjol digunakan adalah menu Legend Editor yang digunakan untuk merubah warna penampilan data, bentuk simbol data, label nama, tipe legenda, dan lain sebagainya. Menu ini bisa dikatakan sebagai menu yang paling penting dan banyak digunakan diawal-awal pemrosesan data spasial, karena pemrosesan selanjutnya akan terus mengikuti pengolahan data dalam menu ini. Untuk menu yang mengatur tentang ukuran skala peta ditentukan dengan View Properties yang mengatur ukuran jarak apa yang digunakan apakah meter, kilometer, dan lain sebagainya. Pengolahan data spasial pada acara ini masih tergolong sangat sederhana karena merupakan acara pengenalan terhadap software ArcView, karena itu secara garis besar data kabupaten Sleman hanya melalui pengolahan melalui menu Legend Editor dan Layout. Tentu saja menu-menu lain juga perlu dgunakan untuk mendapatkan output peta yang baik, namun kedua menu tersebut merupakan menu yang paling banyak menyita waktu pada acara 1 kali ini.Proses Layout peta pada software ArcView tergolong sangat sederhana karena minimnya fitur yang disediakan. Pada hasil praktikum yang berupa peta kabupaten Sleman terlihat unsur peta seperti judul peta, skala, arah mata angin, legenda, inset, sumber peta, dan tahun pembuatan peta. Tentu saja masih ada unsur peta lainnya yang bisa dimasukkan untuk lebih melengkapi informasi pada peta tersebut, namun setidaknya unsur-unsur peta yang disebutkan tadi merupakan unsur peta minimum yang harus ada dalam sebuah peta. Menu-menu utama yang sering digunakan dalam layout peta menggunakan software ArcView antara lain pembuatan teks; pembuatan bentuk seperti garis, titik, dan poligon; pembuatan skala; pembuatan legenda; hingga pembuatan arah mata angin. Semua fitur tersebut bisa langsung ditemukan dalam menu bar Layout ArcView. Setelah peta berhasil dibuat langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan pencetakan. Pencetakan output peta pada software ArcView menggunakan menu Export, yang kemudian peta bisa dihasilkan dalam berbagai format seperti file Bitmap, file JPG, PDF, dan berbagai format file lainnya.

VII. KESIMPULAN1. ArcView merupakan salah satu perangkat lunak pengolah data spasial dengan fitur sederhana yang mudah digunakan2. Fitur dalam ArcView yang sederhana membuat perangkat lunak tersebut kurang mampu untuk mengolah data spasial secara lebih kompleks, seperti halnya oleh perangkat lunak lain misalnya ArcGIS3. Menu Legend Editor dalam ArcView merupakan salah satu menu paling penting di awal-awal pengolahan data spasial4. Menu Layout dan Export diperlukan untuk menghasilkan output peta dari data spasial yang telah diproses sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

Kevin Howard and Robert J. Hallett Jr.,Robust Application Development in ArcView, 1998

https://arcviewgeodesi.wordpress.com/2008/11/08/pengertian-dari-arcview/