ABSTRAK - susilawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewTim Automation (1997), PST dan SISMIOP,...

154
MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN MELALUI PELAKSANAAN SIM DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF ( Analisis deskriptif korelasional pelaksanaan SIM dan Komunikasi Interpersonal hubungannya dengan Kinerja Pegawai kantor pelayanan PBB Kab. Kuningan) Oleh Susilawati ABSTRAK Kinerja pegawai merupakan hasil kerja sebagai akibat suatu tindakan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan dilandasi oleh kemampuan, sikap dan motivasinya. Perbedaan unjuk kerja individu dalam situasi kerja adalah akibat adanya perbedaan karakteristik individu dan situasi berbeda. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan dengan faktor individu, organisasi dan lingkungan eksternal. Kemajuan teknologi telah menjanjikan suatu hasil pekerjaan yang efektif dan efesien serta mampu memenangkan kompetitip, dengan sistem teknologi yang semakin pesat, sistem-sistem informasipun begitu mudah di peroleh, semakin akurat dan cepat tetapi. Bagaimanapun pesatnya kemajuan teknologi, peranan manusia masih menduduki peringkat terpenting, karena teknologi hanyalah berupa alat bantu berupa hardware, sedangkan manusia itu sendiri yang mengoptimalkannya, hal-hal yang menyangkut perasaan, pertimbangan-pertimbangan dan kebijakan, tidak dapat dilakukan oleh teknologi. Keharmonisan diantara personal, suasana yang penuh kekeluargaan, tidak sedikit pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian kedua faktor tersebut begitu besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Kata Kunci : Kinerja, SIM, Komunikasi Interpersonal Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan tanda berhasil atau tidaknya seseorang atau organisasi dalam melaksanakan pekerjaan nyata yang ditetapkan dengan standar tertinggi dari orang tersebut, yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan. Selain itu kinerja pegawai yang baik terlihat dari hasil menyelesaikan pekerjaan, kinerja juga berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi masalah. Pada kenyataannya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia relatif tertinggal dibanding negara- negara tetangga dalam percaturan pasar global, dan Indonesia masih lemah dalam menghasilkan karya-karya 1

Transcript of ABSTRAK - susilawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewTim Automation (1997), PST dan SISMIOP,...

MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN MELALUI PELAKSANAAN SIM DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF

( Analisis deskriptif korelasional pelaksanaan SIM dan Komunikasi Interpersonal hubungannya dengan Kinerja Pegawai kantor pelayanan PBB Kab. Kuningan)

Oleh Susilawati

ABSTRAK

Kinerja pegawai merupakan hasil kerja sebagai akibat suatu tindakan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan dilandasi oleh kemampuan, sikap dan motivasinya. Perbedaan unjuk kerja individu dalam situasi kerja adalah akibat adanya perbedaan karakteristik individu dan situasi berbeda. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan dengan faktor individu, organisasi dan lingkungan eksternal. Kemajuan teknologi telah menjanjikan suatu hasil pekerjaan yang efektif dan efesien serta mampu memenangkan kompetitip, dengan sistem teknologi yang semakin pesat, sistem-sistem informasipun begitu mudah di peroleh, semakin akurat dan cepat tetapi. Bagaimanapun pesatnya kemajuan teknologi, peranan manusia masih menduduki peringkat terpenting, karena teknologi hanyalah berupa alat bantu berupa hardware, sedangkan manusia itu sendiri yang mengoptimalkannya, hal-hal yang menyangkut perasaan, pertimbangan-pertimbangan dan kebijakan, tidak dapat dilakukan oleh teknologi. Keharmonisan diantara personal, suasana yang penuh kekeluargaan, tidak sedikit pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian kedua faktor tersebut begitu besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai

Kata Kunci : Kinerja, SIM, Komunikasi Interpersonal

Latar Belakang Masalah

Kinerja merupakan tanda berhasil atau tidaknya seseorang atau organisasi dalam melaksanakan pekerjaan nyata yang ditetapkan dengan standar tertinggi dari orang tersebut, yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan. Selain itu kinerja pegawai yang baik terlihat dari hasil menyelesaikan pekerjaan, kinerja juga berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Pada kenyataannya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia relatif tertinggal dibanding negara-negara tetangga dalam percaturan pasar global, dan Indonesia masih lemah dalam menghasilkan karya-karya bermutu sebagai hasil dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini perlu dicermati apa yang menjadi penyebabnya. Salah satu indikator rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah rendahnya

kinerja, termasuk pada kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kab. Kuningan dengan indikasi terjadinya pengaduan-pengaduan (complain) dari pihak user/pelanggan atas ketidakpuasan mereka dalam mendapatkan pelayanan, rendahnya kualitas kerja yang dihasilkan disebabkan oleh kurangnya tanggung jawab dan kesadaran serta kerja sama yang mendalam dari para pegawai, hal ini dapat disebabkan oleh faktor yang datang dari diri pegawai (intrinsik) dan dari luar diri pegawai (ekstrinsik), Atas dasar gejala tersebut, peneliti perlu menguji kebenaran dugaan tersebut dengan mengadakan penelitian mengenai berbagai aspek perilaku organisasi, terutama pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut persepsi pegawai dan Komunikasi Intepersonal yang diperkirakan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan.

1

2

Deskripsi Teori Kinerja Pegawai

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguh nya yang dicapai oleh seseorang). Menurut Nanang Fattah (1999,19) bahwa “prestasi kerja atau penampilan kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari Oleh pengetahuan, sikap dan Keterampilan dan motivasi dalam Menghasilkan sesuatu”. Kinerja adalah “tingkat keberhasilan di dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang dinginkan dapat dicapai dengan baik”(Khoerul ,2005;.12 )

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa istilah kinerja menunjukkan adanya suatu tindakan seseorang dalam melaksanakan tugasnya dengan dilandasi oleh kemampuan, sikap dan motivasinya. Perbedaan unjuk kerja individu dalam situasi kerja adalah akibat adanya perbedaan karakteristik individu dan situasi berbeda

Mengacu pada pendapat di atas, bahwa kinerja pegawai ditentukan oleh Kemampuan, motivasi dan sikap, Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan kepuasan dan tingkat imbalan, kondisi yang kondusif, sistem yang relevan, dengan kata lain faktor individu, organisasi dan lingkungan eksternal dapat mempengaruhi kinerja pegawai, Castteter dalam Khaerul (2005;83) mengemukakan sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya kinerja tidak efektif adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sumber-sumber yang menyebabkan kinerja tidak efektif

Sumber dariindividu itusendiri

Sumber dariorganisasi

Sumber dari lingkungan eksternal

Kelemahan IntelektualKelemahan FisiologisDemotivasiFaktor PersonalitasKeusangan/ketuaanPreparasi, posisiOrientasi nilai

Sistem OrganisasiPeranan OrganisasiKelompok OrganisasiPerilaku yang berhubungan dengan pengawasanIklim Organisasi

KeluargaKondisi-kondisi ekonomiKondisi-kondisi hukumNilai-nilai sosialPasaran KerjaPerubahan TeknologiPerkumpulan-perkumpulan

Dari bagan tersebut terlihat jelas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi Kinerja dari dalam organisasi diantaranya terciptanya kondisi kerja yang kondusif, hubungan antar personal dan dari luar organisasi diantaranya yaitu perubahan terknologi yang sangat dirasakan pada era sekarang ini. Dua variabel ini terlihat cukup ironis, satu sisi kemajuan teknologi telah menjanjikan suatu hasil pekerjaan yang efektif dan efesien serta on-line, dengan sistem teknologi yang semakin pesat, sistem-sistem informasipun begitu mudah di peroleh, semakin akurat, dan cepat, tetapi bagaimanapun pesatnya kemajuan teknologi, peranan manusia masih menduduki peringkat terpenting, karena teknologi hanyalah berupa alat bantu berupa hardware, sedangkan manusia itu sendiri adalah yang mengoptimalkannya, hal-hal yang menyangkut perasaan, pertimbangan kebijakan tidak dapat dilakukan oleh teknologi. Keharmonisan diantara personal, suasana yang penuh kekeluargaan, tidak sedikit pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian kedua faktor tersebut begitu besar pengaruhna terhadap kinerja pegawai Sementara itu menurut JM. Ivancevich, James H. Donnely dalam Khaerul (2005;5) “faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai adalah 1). Individu, 2) Organisasi dan 3) Faktor Psikologis”

Gambar 1 . Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Perilaku Individu Prestasi (hasil

yang diharapkan)

Faktor Individu

1. Kemampua

keterampilan mental fisik

2. Latar belakang

keluarga, tingkat

social dan pen laman

3. Demografi:

Faktor Organisasi1. Sumber daya2. Kepemimpinan3. Imbalan4. Struktur desian pekerjaan

Faktor Psikologis

1, Persepsi2. Sikap . KePriba dian4. Belajar

Untuk mengetahui kinerja pegawai perlu melakukan evaluasi kinerja.Evaluasi Kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai untuk menjawab pertanyaan,” Seberapa baikkah kinerja seorang pegawai pada suatu periode tertentu?, “Metode apapun yang dipergunakan untuk menilai kinerja, tidak untuk menyalahkan salah satu unsur dalam organsasi . Penilain kinerja hanyalah sebuah titik awal bagi diskusi serta diagnosis lebih lanjut”.(RobertBacal,h. 4)... Sejalan dengan pendapat Miller Richard (1978;250) yang mengemukakan bahwa “kinerja karyawan dapat dipantau dari catatan lembaga, yakni efesiensi dan produktivitas kerjanya”. (Khoerul , 2005 ;h.86 )

Penilaian kinerja ditujukan bukan untuk kepentingan organisasi yang bersangkutan melainkan untuk semua pihak, seperti yang diungkapkan oleh Ahmad S. Ruky (2001; 20-21)bahwa penilaian prestasi mempunyai tujuan untuk 1. Meningkatkan prestasi kerja karyawan

baik sevara individu, meupun sebagai kelompok

2. Mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas

3. Merangsang minat dalam pengembanagan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja

4. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna.

5. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai dengan gajinya atau imbalannya

6. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya.

Evaluasi kinerja diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai, mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) secara keseluruhan, merangsang minat untuk berkembang yang dapat membantu perusahaan menyusun program pengembangan, sekaligus menjadi alat untuk membandingkan prestasi dengan gaji/ imbalan yang diterimanya dan yang terpenting dengan adanya evaluasi kinerja memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan

atau hal-hal lain yang ada kaitannya, dalam bentuk komunikasi interpersonal, sebagai umpan balik (feed back) .

Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Pengertian umum tentang sebuah sistem akan

terdiri dari kumpulan komponen-komponen atau sub sistem-sub sistem yang saling tertintegrasi. Menurut Gordon B. Davis,(1984;91) “Sistem Informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya” Selanjutkan Gordon B. Davis (1984 92) menjelaskan bahwa “Sistem pengolahan informasi memiliki sub system fungsional seperti sistem perangkat keras, sistem pengoperasian (operating system), sistem komunikasi dan sistem data base”

Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sistem berkaitan dengan 1) sasaran, 2) komponen masukan-proses dan keluaran, 3) berada dalam suatu lingkungan, 4) mencakup sejumlah sub sistem 5) bekerja dengan cara interdenpendesial 6) menggambarkan sebuah jaringan kerja 7) senantiasa menghadapi kendala dan 8) sistem mengandung pengendalian.

Sistem informasi yang dimaksud di sini adalah merupakan himpunan dari kelompok orang yang bekerja, prosedur-prosedur dan sumber daya peralatan, pengumpulan data, mengolahnya menjadi informasi, merawat dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Keterkaitan komponen-komponen dalam suatu sistem dapat terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.

Komponen Sistem Informasi (Jogiyanto HM, 2003;43)

DATA BASE

Data Diolah Informasi

TEKNOLOGI

BASIS DATA

INPUT

MODEL

OUT PUTPROSES

TeknologiControl

Dari gambar di atas terlihat, bahwa untuk melakukan siklus pengolahan data diperlukan input, model dan proses. Untuk data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua data yang diperoleh langsung diolah, data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu yang nantinya setiap saat dapat diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan (storage) dalam bentuk basis data (database). Informasi yang tepatwaktu (time lines) dapat dicapai dengan komponen teknologi. Komponen teknologi sistem komputer mempercepat proses pengolahan data dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat proses transmisi data sehingga membuat informasi dapat disajikan tepat waktu. Informasi yang akurat (accurate) dapat dicapai dengan komponen kontrol atau pengendali akan menjaga sistem informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja.

Dalam informasi terkandung penafsiran dan proyeksi. Informasi menentukan kualitas keputusan. Informasi yang menyesatkan menyebabkan keputusan yang dibuat manajemen menjadi keliru. Sebaliknya, informasi yang baik akan memungkinkan manajemen membuat keputusan yang baik. “Informasi adalah Semua data yang mempunyai arti bagi pihak pemakai” .(

Winardi, 1987; h. 57) Fakta itu sendiri adalah kenyataan atau peristiwa yang sebenarnya. Sedangkan data adalah berasal dari fakta yang kemudian akan diolah menjadi informasi. Pengolahan ini dapat dilakukan oleh komputer, karena baru merupakan sekumpulan fakta (walaupun telah disusun dengan sistematis), maka data itu masih perlu di olah dalam bentuk struktur data (yaitu, data yang tersimpan dalam komputer), struktur arsip (file) dan”bidai” data (data base). Data yang akurat, bila diproses akan menghasilkan informasi yang juga akurat, informasi akurat sangat berguna untuk membuat keputusan, mengukur pelaksanaan, memantau perkembangan, memberikan pengetahuan untuk melaksanakan pekerjaan,

Dari pernyataan- pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk setiap orang yang membutuhkannya, baik untuk tiap fungsi-sungsi organisasi ataupun untuk tiap tingkatan organisasi dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya.

Menurut Wing Wahyu Winarno (2004;1.9), Informasi yang baik memiliki karakteristik tertentu yakni akurat, tepat waktu, lengkap, relavan, terpercaya, terverifikasi, mudah dipahami dan mudah diperoleh, seperti yang tampak pada table berikut ini

Tabel 2.

Karakteristik Informasi yang Baik

Karakteristik Keterangan

Akurat Menggambarkan kondisi objek yang sesungguhnya

Tepat waktu Informasi harus tersedia sebelum keputusan dibuat

Lengkap Mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan

Relevan Berhubungan dengan keputusan yang akan diambil

Terpercaya Isi informasi dapat dipecaya (istilah lainnya reliable)

Terverifikasi Dapat dilacak ke sumber aslinya (Verifiable)

Mudah Dipahami Informasi harus siap dipahami oleh pembacanya

Mudah diperoleh Informasi yang sulit diperoleh bisa tidak berguna

Banyaknya orang salah memahami konsep informasi, menganggap tahu tentang informasi dan yakin bahwa system teknologi informasi sudah menghasilkan informasi, padahal yang dihasilkan bukan informasi melainkan sampah /”garbage” (Jogiyanto HM, 2003; 6 ). Banyak orang salah memahami tentang konsep informasi, mereka sudah menganggap tahu tentang informasi dan yakin bahwa sistem teknologi informasi yang mereka buat sudah menghasilkan informasi, padahal yang dihasilkan bukannya (garbage).( Jogiyant Fungsi Informasi untuk menghilangkan ke-tidakpasti-an- ketidakpastian, dan resiko untuk menghasilkan suatu keputusan yang mantap

Dengan adanya sistem informasi yang baik dapatlah tercegah pencarian keterangan yang lama atau bahkan kehilangan keterangan yang merugikan organisasi. Tanpa sistem keterangan yang baik, pimpinan organisasi sulit memperoleh berbagai keterangan dalam bentuk yang tepat, di tempat yang diperlukan dan pada waktu yang singkat. Bahkan tidak adanya suatu sistem , menurut The Liang Gie (1991;.32)dapat mengakibatkan tejadinya : 1) kekembaran keterangan yang banyak, 2) pembiayaan keterangan yang boros 3) kehilangan keterangan yang merugikan organisasi.

Sistem Informasi dapat diterapkan secara internal dan eksternal. Secara eksternal, sistem informasi yang ada ditarik ke luar menjangkau ke palanggan, para pesaing dan lembaga-lembaga terkait lainnya. Secara internal, sistem informasi dapat diterapkan di dalam fungsi-fungsi organisasi atau di tingkat-tingkat organisasi. Jika struktur perusahaan di dasarkan pada fungsi-fungsi organisasinya, maka unit-unit di perusahaan dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi atau departemen. Dengan menggunakan komponen-komponen Input (data), model (diolah), out put (informasi), basis data, keknologi dan kontrol, maka sistem ini disebut Sistem Informasi Manajemen (Jogiyanto;2003 6) Kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan suatu kantor yang bertugas memberikan pelayanan kepada para pelanggan pajak bumi dan bangunan. Struktur kantornya di dasarkan pada fungsi-fungsi organisasinya dengan beberapa departemen yaitu seksi pendataan dan penilaian , seksi pengolahan data dan informasi, seksi penetapan, seksi penerimaan , seksi penagihan seksi keberatan dan pengurangan dan bagian umum. Selain itu kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan (PBB) memanfaatkan teknologi internet yang menyediakan data dan informasi secara luar biasa cepat, mudah, dan lengkap.

Informasi yang dihasilkan oleh perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Informasi yang baik sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Informasi yang baik dapat mendukung kegiatan perusahaan dengan baik, dengan demikian informasi harus betul-betul disediakan oleh perusahaan secara baik pula. Informasi menjadi suatu sumber daya yang sama pentingnya dengan sumber yang lain seperti dana, aktiva, dan sumber daya manusia. Karena “bagaimanapun pentingnya arti suatu data yang akurat bagi pemerintah kabupaten adalah masalah informasi dan nilai dari asset tersebut”. (LayananBASIMPEKAB Kalimantan Timur ,2005,h2(http;//Kutaitimur.go.id/Kutim/basimpekab Sistem Informasi Manajemen (SIM) terdiri dari unsur-unsur yang saling keterkaitan dan membentuk kerjasama mencapai tujuan yang telah disepakati bersama pula. Sejalan dengan pendapat Roberst G. Murdick/Joel E. Ross/James R, Clagett ( 1993;16) yang menyatakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu kelompok orang, seperangkat pedoman dan petunjuk, peralatan pengolah data (seperangkat elemen) memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data ( mengoperasikan data dan barang) untuk mengurangi ketidakpastian pada pengambilan keputusan (mencari tujuan bersama) dengan menghasilkan informasi untuk manajer pada waktu mereka dapat menggunakannya dengan paling efesien (menghasilkan informasi menurut waktu rujukan. Ibnu Syamsi, S.U,( 2000; 102) mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan informasi yang dibutuhkan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam pengambilan keputusan”.

Selanjutnya Komaruddin (1993;65) SIM “merupakan metode yang dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu untuk manajemen

mengenai lingkungan ekstern dan pelaksanaan intern sehingga dapat menunjang pengambilan keputusan”. yang dapat terlihat bentuk model SIM berikut ini:

Gambar 3 Model SIM.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa sistem informasi manajemen (SIM) mempunyai sifat-sifat 1) dapat mengukur pengaruh keputusan, baik sebelum atau pun sesudah terjadi. 2) dapat mengukur lingkungan, karena kita tidak mungkin dapat mengawasi atau meramalkan pengaruh perubahan keadaan ekstern. 3) dapat bereaksi dalam jangka waktu memadai, sehingga menyebabkan dapat mempelajari perkembangan daerah sulit yang potensial pada waktu diperlukan untuk bertindak.

Dapat penulis kemukakan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem mesin-pemakai, yang terintegrasi, yang menyediakan informasi guna menunjang operasi-operasi, manajemen analisis dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi.Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur-prosedur manual, model-model untuk analisis, perancanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan dan sebuah data base

Adapun yang dimaksudSistem informasi manajemen (SIM)dalam penelitian ini merupakan jaringan informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan dalam rangka mempermudah dan memperlancar tugas-tugas perencanaan, pengaturan,pelaksanaan dan tugas pengendalian serta dalam pengambilan keputusan dengan indikator 1) Kemudahan memperoleh informasi

2) Informasi yang diterima akurat 3) Informasi yang diterima tepat waktu 4) Informasi yang diterima lengkap 5) Informasi mudah dipahami 6) Informasi mudah diperoleh, 7) Informasi terverifikasi, dimensi pengambilan keputusan 1) Keputusan yang diterima tepat 2) dapat diterima dana 3) berkualitas.

Kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), menggunakan sistem gabungan (sentralisasi dan desentralisasi) , fungsi sistem informasi berada didalam departemen-departemen yang ada di perusahaan dan fungsi sistem informasi berada pada departemen terpisah, dengan menggunakan Sistem informasi Obyek Pajak (SISMIOP) yang memfokuskan kepada sistem informasi untuk pelayanan kepada para pelanggan, sehingga di kantor pelayan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terdapat divisi atau seksi yang khusus memberikan pelayanan informasi yang sumber datanya diperolah dari beberapa divisi/seksi yang terkait. Seperti terlihat pada bagan berikut ini:

Gambar 4. Fungsi-fungsi SISMIOP(Hasil Wawancara dengan bapak Slamet Subagio, S.E, M.Si

(Kepala Seksi Pengolahan data dan Informasi kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan)

Peristiwa dlm

lingkungan

Umpan balik dan penilaian

Operasi Komputer(bank data)

Kebutuhankeseluruhan

informasi manajerKebutuhan informasi terpilih

Rancanagan sistim

Keperluan informasi

Seksi PendataanDan Penilaian

Seksi Penetapan

Seksi Penerimaan

Seksi penagihan

Bagian Umum

Seksi Pelayanan Setempat

(PST)

WA

JIB PA

JAK

Seksi Pengolahan data dan informasi

Seksi Keberatan dan Pengurangan

Lingkungan Manajemen

Pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan adalah diantaranya pelayanan dalam pendaftaran objek pajak baru, mutasi objek/subjek pajak, pembetulan SPPT/SKP/STP, pembatalan SPPT/SKP/STP dan pengurangan atas pajak terhutang.

Komunikasi Interpersonal Dalam suatu organisasi, komunikasi

mengalir dari individu ke individu dalam bentuk tatap muka dan kondisi kelompok, yang sering disebut sebagai komunikasi antar pribadi. Komunikasi Interpersonal terutama sebagai alat komunikasi manajerial; dari hari khusus, lebih dari tiga perempat komunikasi manajer terjadi dalam bentuk interaksi tatap Muka ( Red Luthans dan Janet K.Larsen, “ How Managers Really Communicate,” Human Relation 39, no 2’986, hal 161-78 dalam Gibson,Ivancevich Donnell; 1997: 245.)

Sementara itu Dan B. Curtis. James J. Floys. Jerry L. Winsol alih bahasa Nanan Kandagasari (1998;30) mengemukakan bahwa Komunikasi antar persona adalah Komunikasi yang terjadi terutama di antara dua atau beberapa orang (kuantitif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan produktivitas secara terus menerus (Kualitatif) sedangkan komunikasi Interpersonal mengacu pada pesan-pesan yang dikirimkan oleh orang-orang yang secara intern (pemikiran), yang seringkali berhubugan dengan diri mereka sendiri (evaluasi diri)

Selanjutnya Dan B. Curtis. James J. Floys. Jerry L. Winsol dalam Nanan Kandagasari , Yuyun Wirassmita (1998;. 30) menjelaskan bahwa studi Komunikasi antar personal efektif berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang dapat diterapkan pada lingkungannya. Keahlian komunikasi antar personal dan keahlian hubungan manusia (diikuti oleh keahlian lisan) menduduki urutan dalam keenam faktor faktor terpenting yang diperlukan dalam keberhasilan prestasi kerja .

“Komunikasi personal ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara yaitu (a) Komunikasi tatap muka (face-to-face communication), (b) Komunikasi bermedia (mediate communication)”. (Onong Uchjana Effendy, 1982 ;160)

Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara dialog yang saling berhadapan dan bertatap muka sehingga terjadi kontak pribadi, hal ini sering dianggap jenis

komunikasi yang efektif untuk merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang, karena secara langsung diketahui tanggapan atau respon terhadap suatu berita yang disampaikan,suasana lingkungan dan latar belakang dari komunikan yang bersangkutan. Adapun komunikasi personal bermedia yaitu komunikasi yang menggunakan alat, seperti memorandum, telepon dan lain sebagainya. Berbeda dengan komunikasi tatap muka, komunikasi bermedia tidak menimbulkan kontak pribadi.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa Komunikasi personal yaitu komunikasi yang dilakukan di dalam organisasi antar perseorangan, baik secara dialog yang saling berhadapan dan bertatap muka maupun melalui media yang dapat merubah perilaku atas dasar saling adanya pemahaman diantara kedua belah pihak.

Indiro Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita dalam bukunya perilaku keorganisasian (1997;. 202) menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah pertukaran informasi yang terjadi di antara dua orang dalam melakukan komunikasi antar pribadi masing-masing memiliki cara sendiri-sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Johary Window merupakan salah satu model komunikasi antar pribadi.

Balikan Kurang Lebih Kurang diketahui Tidak diketahui E x Diketahui ARENA BIDANG diketahui p orang lain o s u Tidak BIDANG TIDAK Tidak r diketahui DEPAN DIKETAHUI Diketahui e orang lain

Diketahui oleh Tidak diketahui diri sendiri diri sendiri

Gambar 5. Johary Window

Gambar tersebut di atas menjelaskan bahwa komunikasi akan berjalan dengan efektif jika masing-masing orang yang berkomunikasi mengetahui informasi secara lengkap, namun sering terjadi masing-masing tidak memiliki informasi yang relevan secara lengkap. Gambar tersebut di atas mengidentifikasi empat kombinasi , informasi yang diketahui dan tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain, yaitu :

Komunikasi antar pribadi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu perluasan dan umpan balik. Perluasan (exposure) merupakan upaya untuk memperbesar bidang arena dan memperkecil bidang depan. Caranya dengan menjelaskan atau memberikan informasi kepada orang lain sehingga mereka memahami informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian maka komunikasi yang terjadi akan efektif (seperti bidang area). Umpan Balik (feedback) merupakan cara lain untuk meningkatkan efektivitas komunikasi individu. Seperti bidang gelap di mana diri sendiri yang tidak mengetahui informasinya, sedangkan orang lain mengetahuinya. Dalam kondisi seperti itu, komunikasi akan efektif jika diri sendiri mendapat umpan balik dari orang lain, di mana orang lain mau memberikan informasinya kepada diri sendiri.

Teori-teori hubungan interpersonal tertuang dalam bentuk model-model untuk menganalisis hubungan interpersonal, yaitu (1) model pertukaran social/social exchange model (2) model peranan/role model (3) model permainan/the games people play dan (4) model interaksional / instructional model( Coleman dan Hammen (1974:224-231) dikutip langsung oleh Jalaluddin Rakhmat, 1998; 120 – 124)

Berdasarkan teori-teori tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa untuk dapat melakukan komunikasi interpersonal yang tepat, maka seseorang harus pandai-pandai mempertimbangkan ganjaran dan biaya, pandai bermain peran serta tangkas dalam setiap permainan kepribadian baik sebagai orang tua yaitu aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap orang tua atau sebagai orang dewasa yang merupakan bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional atau juga sebagai anak yaitu unsure kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan.

Apapun teori hubungan interpersonal tersebut di atas yang dipakai, akan terdapat hal yang sama bahwa hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak yang berlangsung secara tiga tahap yaitu pembentukan hubungan, peneguhan hubungan dan pemutusan hubungan. Coleman dan Hammen (1974:224-231) dalam Jalaluddin Rakhmat, 1998;. 124 – 129) Adapun faktor-faktor yang dapat menumbuhkan kemonukasi interpersonal yaitu :

1.Percaya (Trust) yang menyangkut factor personal, karakteristik dan maksud orang lain, hubungan kekuasaan dan sifat serta kualitas komunikasi, menerima, empati dn kejujuran

2.Sikap Suportif yang terlihat dalam perilaku deskripsi, orientasi masalah , spontanitas, empati, persamaan dan provisionalisme. Sikap suportif merupakan kebalikan dari sifat defensif.

Dapat penulis simpulkan bahwa untuk tetap berlangsungnya proses komunikasi interpersonal yang efektif tidaklah mudah, melainkan perlu suatu usaha perbaikan terus menerus, baik mengenai persepsi interpersonal (memahami apa yang tidak tampak pada alat indera dengan kata lain memahami tindakan dan motif tindakan), konsep diri yaitu pandangan dan perasaan serta atraksi interpersonal (menuju interpersonal) artinya semakin tertarik pada seseorang maka semakin besar kecenderungan melakukan komunikasi.

Sebuah artikle yang berjudul “The Eight Classic Types Of Workplace Behavior, yang ditulis oleh Francie M. Dalton, presiden Dalton Alliances Inc, dalam HR, Megazine, edisi September 2000 Majalah Manajemen, April 2002 ( http://www.jasakami.Com/front/Article ) memberi tips praktis mengenai bagaimana menghadapi berbagai macam Style pegawai , sehingga potensi mereka dapat tergali sekaligus terselurkan bagi kepentingan peusahaan, yaitu :Commanders ( tipe suka memerintah)1. Drifters (tipe anti aturan)2. Attackers ( Bersahabat)3. Pleasers (Tipe suka damai)4. Performers (tipe ambisius dan pencari

perhatian)5. Avoider ( Tipe Penyendiri)6. Analyticals (Tipe analisis)7. Achievers (Tipe percaya diri) Dengan perilaku yang umumnya ditunjukkan oleh masing-masing gaya tersebut, baik kelebihan dan kelemahannya, seorang atasan dapat menentukan sikap atau tindakan terbaik yang dilakukan menghadapi tiap tipe perilaku tersebut. Tentu saja setiap pegawai tidak harus identik dengan salah satu tipe perilaku tersebut, mungkin pegawai merupakan kombinasi dari tipe-tipe tersebut. Untuk itu pendekatannya juga mengambil cara-cara efektif untuk tiap tipe perilaku yang mereka tampakan, karena mungkin tidak ada cara paling benar dalam menangani perilaku manusia, setidaknya

untuk membantu menciptakan komunikasi interpersonal efektif.

Pace & Boren, (1973) dalam R . Wayne Face Don F, Faules, editor Dedi Mulyana (2005;203) dalam bukunya komunikasi organisasi mengemukakan komunikasi antarpersona yang efektif sebagai berikut :`1. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa

menumbuhkan Perasaan bermusuhan2. Menetapkan dan menegaskan identitas anda

dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan

3. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan atau perubahan lainnya yang disengaja

4. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan atau menghentikan proses

5. Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antarpersona yang efektif

6. Ikut serta dalam interaksi sosial informasi tanpa terlibat dalam muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang menyenangkan

Dengan demikian komunikasi antapersonal akan berjalan secara efektif apabila masing-masing individu telah mempersiapkan diri baik secara kemampuan pengetahuan ataupun kemampuan emosional, sehingga keterlibatan masing-masing individu dapat saling memahami, karena dengan pemahaman bersama, maka tujuan komunikasi akan tercapai. Selanjutnya Pace & Boren(R. Wayne Pace Don F.Faules, Editor Deddy Mulyana, 2005:203) menjelaskan bahwa untuk terlaksananya komunikasi yang efektif tersebut di atas sehingga, hubungan antarpersona cenderung lebih baik, maka kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut:1. Menyampaikan perasaan secara

langsung dan dengan cara yang hangat dan ekspresif

2. Menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui penyingkapan diri (self-disclosure)

3. Menyampaikan pemahaman yang positip, hangat kepada satu sama lainnya dengan memberikan respon-respon yang relevan dan penuh pengertian.

4. Bersikap tulus kepada satu sama lainnya dengan menunjukkan sikap menerima secara verbal maupun nonverbal

5. Selalu menyampaikan pandangan positip tanpa syarat terhadap satu sama lainnya melalui respons-rspons yang tidak menghakimi dan ramah.

6. Berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi, cermat, jujur dan membangun.

Dapat disimpulkan bahwa hubungan antar personal memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi. Bila kondisi untuk hubungan antar personal yang baik tercipta, juga cenderung untuk menemukan respon-respon positip terhadap pegawai, sikap tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap perasaan pegawai dan kesediaan untuk berbagi informasi; semua ini adalah prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif. Dengan demikian yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah pertukaran informasi yang dilakukan oleh para pegawai terhadap pegawai lain dan terhadap pimpinan melalui media interpersonal dengan menerapkan prinsip komunikasi yang efektif, yaitu dengan menerapkan prinsip Komunikasi Interpersonal; percaya/trust, perilaku suportifdan sikap terbuka. Prinsip percaya/trust meliputi : 1) Karakteristik dan maksud orang lain, 2)Hubungan kekuasaan, 3) Kualitas komunikasi,sedangkan prinsip, Prilaku Suportif meliputi : 1) Deskripsi, 2) Orientasimasalah 3) Spontanitas, 4) Empati, 5) Persamaan, 6) Profesionalisme, Prinsip sikap terbuka meliputi : 1) Kemampuan menilai secara obyektif, 2) kemampuan membedakan dengan mudah 3) kesediaan mengubah keyakinannya, pencarian informasi dari berbagai sumber.

Hasil-hasil Penelitian yang relevan Adapun hasil-hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini diperolah dari tulisan tentang layanan badan Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten KalimantanTimur(http://Kutaitimur.go.id/Kutim/basimpekab )mengungkapkan keberhasilan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Setempat ( SIMPTAP). Dalam kurun waktu yang singkat kurang lebih 1 tahun, SIMPTAP telah membuktikan kinerjanya dengan menghasilkan pelayanan terbaik kepada masyarakat Kutai Timur dan turut andil dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur itu sendiri, sebagai embrio SIMPTAP kemudian dikembangkan menjadi badan SIMPEKAB yaitu Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Kabupaten. SIMPEKAB berkedudukan sebagai unsur staf, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugasnya yaitu menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah di bidang Informasi Manajemen Pemerintah Kabupaten.Dengan Penerapan Sistem Informasi, mengakibatkan Kinerja PT. Waru Abadi di tahun 2003 cukup baik.(http://www/waruabadi:co.id/wartabadi/warta.o.htm) Laba setelah pajak tahun 2003 sebesar 1.946 juta atau 110% dari RKAP tahun 2003 dan 108% dari realisasi tahun 2002. Tercapainya laba di atas akibat menggunakan sistem informasi manajemen dengan nama Sistem Informasi Manajemen Waru Abadi (SMWA) dan juga tidak terlepas dari program efesiensi yang diterapkan begitu ketat dan mengarah kepada pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah.

Kerangka BerpikirHubungan Pelaksanaan SIM (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y)

Penyediaan informasi yang cepat, tepat, dan akurat membutuhkan suatu sistem informasi manajemen (SIM) yang komputerisasi. Dengan SIM yang komputerisasi, maka informasi yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, mempercepat pelayanan, lebih dari itu komputerisasi dapat memproses data secara efektif dan efesien sehingga setiap orang yang membutuhkannya akan dapat segera memperolehnya. Terpenuhinya kebutuhan setiap orang yang dilayani menunjukkan sejauhmana kinerja pegawai tersebut, kinerja pegawai merupakan tanda berhasil atau tidaknya seseorang atau organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya yang ditetapkan dengan standar tertinggi dari orang tersebut, yang melampui apa yang diminta atau diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, diduga terdapat hubungan yang positif antara Pelaksanaan SIM (X1) dengan Kinerja Pegawai.(Y)

Hubungan antara Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y)

Walaupun kemajauan ilmu pengetahuan dan teknologi telah benyak memberikan manfaat

pada dunia perkantoran, khususnya dalam pengolahan data secara cepat, tepat dan akurat, namun, ada satu hal yang tidak dapat diselesaikana oleh mesin (teknologi yang canggih) yaitu penyelesaian pekejaan yang menyangkut perasaan atau pertimbangan-petimbangan tertentu. Perasaan atau suasana hati para pegawai perlu mendapat perhatian khusus, karena pegawai akan merasa senang melakukan pekerjaan apabila suasana hatinya senang, betah ditempat kerja , bergembira. Kondisi yang demikian (kondusif) dapat tercipta apabila setiap individu (personal) kantor mampu melakukan komunikasi antar pribadi secara sehat. Melalui komunikasi dan sosialisasi dalam lingkungan kerja, maka sikap dan kesediaan karyawan untuk bekerja dapat ditumbuhkan bahkan dikembangkan.

Kesediaan karyawan untuk bekerja secara sungguh-sungguh merupakan fenomena kinerja yang bagus, kinerja pegawai yang baik terlihat dari hasil menyelesaikan pekerjaan yang di dalamnya berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi masalah. Dari uraian tersebut di atas, diduga terdapat hubungan yang positif antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai

Hubungan antara Pelaksanaan SIM (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y)

Mengkaji hubungan antara pelaksanaan SIM dengan Kinerja Pegawai dan hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai, maka kedua variabel babas tersebut yaitu persepsi pegawai tentang pelaksanaan SIM (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) memberikan kontribusi terhadap Kinerja Pegawai (Y) Berangkat dari kerangka pemikiran sebelumnya, bahwa pelaksanaan SIM ada hubungannya dengan keberhasilan penyelesaian pekerjaan, artinya pekerjaan dapat segera diselesaikan apabila informasi sebagai pendukung proses penyelesian pekerjaan tersedia secara cepat, tepat, mudah serta akurat. Hal ini artinya terjadi suatu kerja sama (integrasi) antara unsur inti organisasi/kantor yaitu Manusia dan unsur kerja yang terdiri dari sumber daya manusia (kemampuan/potensi), sumber daya nir- insani yaitu tersedia perlengkapan kantor sebagai

penunjang (equipment / teknologi) dan juga sumber daya konseptual yaitu para eksekutif sebagai pembuat keputusan. Keserasian diantara unsur kerja dapat menentukan mutu interaksi unsur inti, artinya mutu kerja pegawai bergantung kepada potensinya, ketersediaan perlengkapan (peralatan dan mesin-mesin) serta keputusan yang dibuat oleh pimpinan. Dari uraian tersebut penulis menduga terdapat hubungan yang positif antara Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen ( SIM) dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan kinerja pegawai.

Pengajuan Hipotesis1.Terdapat hubungan positif antara

pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen ( SIM) dengan Kinerja Pegawai

2.Terdapat hubungan positif antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai.

3. Terdapat hubungan positif antara pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai.

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode

survai dengan pendekatan korelasional. Unit analisis nya adalah pegawai kantor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan, dengan metode pengumpulan datanya menggunakan 3 (tiga) buah instrumen yang berbentuk kuesioner, dengan menggunakan skala penilaian/rating scale yang selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan metode statistik yang bertujuan untuk memperoleh bentuk hubungan variabel yang dikaji. Hubungan variabel yang dimaksud, dapat penulis gambarkan sebagai berikut:

Є

Gambar 6.

Hubungan antara variable bebas dan variable terikat dalam penelitian

Populasi dan teknik pengambilan sampel Populasi target dalam penelitian ini adalah pegawai kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang berjumlah 53 orang. Ditentukan Jumlah anggota sample/ukuran sample dengan tingkat kepercayaan 90% , atau tingkat kesalahan 10% maka diperoleh 35

orang. Teknik penarikan sample dilakukan dengan teknik random sampel.

Teknik Analisa Data

Analisis data penelitian dilakukan dengan dua tahap, yakni statistik deskriptif untuk mendiskripsikan data variabel penelitian. Nilai yang dicari dalam hal ini adalah nilai rata-rata skor, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), nilai maksimum/minimum serta varians dan standar deviasi.

Untuk tahap berikutnya (statistik inferensial) dalam hal ini uji signifikansi korelasi dan regresi akan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Produc Moment Pearson. Uji ini akan digunakan apabila uji persyaratan analisis terpenuhi. Uji persyaratan analisis yang dimaksud adalah:

Uji Signifikansi korelasi dan regresi tersebut dilakukan dengan cara :

1.Sample minimum terpenuhi

2.Sampel diambil secara acak

3.Data berdistribusi normal

4.Data berasal dari populasi yang homogen

5.Regresi bersifat linier

Apabila salah satu dari persyaratan Tersebut tidak terpenuhi, maka akan digunakan uji korelasi Spearman (statistik non parametrik).Uji signifikansi korelasi dan regresi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1 Menggunakan korelasi sederhana untuk melihat tingkat hubungan antara variable X1 atau X2 dengan variable Y

2 Menggunakan regresi sederhana untuk melihat hubungan fungsional antara variable X1 atau X2 dengan variable Y

3 Menggunakan regresi ganda untuk melihat hubungan fungsional antara varaiabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan

X1

X2 Y

Tabel 3. Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Indikator Skala

Kinerja Pegawai

Hasil kerja pegawai kantor pelayanan PBB kuningan sebagai akibat suatu tindakan dalam melaksanakan tugasnya yang dilandasi oleh kemampuan, sikap dan motivasinya

Hasil penilaian terhadap hasil kerja Pegawai kantor pelayanan PBB Kuningan sebagai akibat suatu tindakan dalam melaksanakan tugasnya yang dilandasi oleh kemampuan, sikap dan motivasinya

1. Melaksanakan setiap jenis pelayanan sesuai dengan target yang ditentukan secara efesien dan efektif

2. Mrmiliki kedisiplinan yang tinggi dalam memberikan pelayanan

3. Memiliki rasa tanggung jawab yang tianggi dalam memberikan pelayanan

4. Menjalin kerjasama dengan pegawai lain

5. Dorongan yang tinggi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan

6. Kreatif dan inovatif menangani pekerjaan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan Proses kerja jaringan informasi pada kantor pelayanan PBB yang dibutuhkan oleh pimpinan dan pegawai dalam rangka mempermudah dan memperlancar tugas-tugas perencanaan, pengaturan pelaksanaan dan tugas-tugas pengendalian pelayanan kepada para wajib pajak.

Hasil penilaian terhadap proses kerja jaringan informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan dan pegawai dalam rangka mempermudah dan memperlancar tugas-tugas perencanaan, pengaturan pelaksanaan dan tugas-tugas pengendalian pelayanan kepada para wajib pajak.yang meliputi dimensi Sistem Teknologi Informasi (STI) dan pengambilan keputusan

1. Kemudahan memperoleh informasi

2. Informasi yang diterima akurat3. Informasi yang diterima tepat

waktu4. Informasi yang diterima

lengkap5. Informasi yang diterima mudah

dipahami6. Informasi yang diterima relepan7. Informasi yang diterima

terveripikasi8. Keputusan yang tepatan9. Keputusan Dapat diterima

Berkualitas

Ordinal

OrdinalOrdinal

Ordinal

Ordinal

OrdinalOrdinal

OrdinalOrdinal

Komunikasi Interpersonal

Pertukaran informasi yang dilakukan oleh para pegawai kantor pelayanan PBB denagan pegawai lain dan dengan pimpinan melalui media interpersonal dengan menerapkan prinsip komunikasi yang efektif.

Hasil pengukuran terhadap aktivitas pertukaran informasi yang dilakukan oleh para pegawai kantor pelayanan PBB dengan pegawai lain dan dengan pimpinan melalui media interpersonal dengan menerapkan prinsip komunikasi yang efektif. Yang meliputi dimensi percaya/trustm suportif dan sikap terbuka

1. Karakteristik dan maksud orang lain

2. Hubungan kekuasaan3. Kualitas komunikasi dan

sifatnya menggambarkan adanya keterbukaan

4. Deskripsi5. Orientasi masalah6. Spontanitas,7. Empati,8. Persamaan,9. Profesionalisme10. Kemampuan menilai secara

objektif11. Kemampuan membeda-12. kan dengan mudah,13. Kesediaan mengubah

keyakinan, pencarian informasi

Ordinal

OrdinalOrdinal

OrdinalOrdinalOrdinalOrdinalOrdinalOrdinalOrdinal

OrdinalOrdinalOrdinal

dari berbagai sumber.

Hipotesis Statistik Berdasarkan kerangka konseptual tersebut di atas, Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 H0 : y1 = 0, yaitu tidak terdapat hubungan antara persepsi Pegawai tentang pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Kinerja Pegawai.

H1 : y1 > 0, yaitu terdapat hubungan yang positip antara Persepsi pegawai tentang pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Kinerja Pegawai.

2 H0 : y2 = 0, yaitu tidak terdapat hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai.

H1 : y2 > 0, yaitu terdapat hubungan yang positip antara komunikasi interpersonal dengan Kinerja Pegawai

3. H0 : y1.2 = 0, yaitu terdapat hubungan antara persepsi pegawai tentang pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai

H0 : y1.2 = 0, yaitu terdapat hubungan antara persepsi pegawai tentang

pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai

Pengujian Hipotesis

Hubungan anatara pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (X1) dengan kineraja Pegawai (Y)

Pengujian hipotesis menggunakan uji signifikansi dan linieritas terhadap persamaan regresi dengan menggunakan uji F dengan persyaratan F hitung > F table. Hasil yang diperoleh menunjukkan F hitung = 5,64 sedangkan F table (α = 0,05) = 4,14 dan F table (α =0,05) = 7.47 dengan demikian hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positip antara Pelaksanaan SIM dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah signifikan . Pengujian Linieritas regresi menggunakan uji F persamaan regresi dengan persyaratan dikatakan linier apabila F hitung < F table.. Hasil yang diperoleh menunjukkan F hitung = 0,73 sedangkan F table (α = 0,05) = 2,28 dan F table (α = 0,01) = 3,21 (dk pembilang = 10, dk penyebut = 23 dan ( α = 0,05) (α = 0,01)) dan Dengan demikian persamaan Ŷ = 99.53 + 0.28 X1adalah linier. Kedua hasil perhitungan tersebut di atas

yaitu perhitungan Uji Signifikasi dan Uji kelinieran regresi antara variabel Pelaksanaan SIM (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) dapat terlihat pada table berikut:

Tebal 4.Analisis varian (Anava) untuk Uji Signifikasi

dan Linieritas Regresi variabel X1 dengan Y

Sumber Varians dk JK JK Fhitung Fhitung

(α 0,05)F table

(α = 0,01)Kesimpulan

Total (T) 35 638528 - - - - -Regresi a 1 637605,03 637605,03

5,64*4,14

7,47 SignifikanRegresi b 1 134,64 134,64Sisa (residual) (S) 33 788,36 23,89Tuna Cocok (TC) 10 142,25 14,23

0,73ns 2,28 3,21

LinierGalat/kekeliuran(G) 23 646,11 28,09

Kekuatan hubungan antara variabel pelaksanaan SIM (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) sebesar : ry1 = 0,70 dan pengujian hipotesis menggunakan uji signifikansi koefesiensi korelasi diperoleh t hitung = 5.43 sedangkan t tabel = 1,70 dengan kriteria apabila t hitung > t table

signifikan, .maka dengan demikian hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positip antara Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah signifikan yang dapat terLihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.Hasil perhitungan Uji Signifikansi Korelasi Variabel X1 dengan Y

Koefesiensi Korelasi Dk t hitung t table

(α = 0,05)t table

(α = 0,01)Kesimpulan

0,70 33 5.43 1,70 2,46 Sangat Signifikan

Syarat Signifikansi :t hitung > t table

Kontribusi antara Pelaksanaan SIM (X 1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dapat terlihat dari hasil perhitungan Koefisinsi Determinasi sebesar r2

x1y =0,49 hal ini berarti bahwa 49 %

variasi Kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh adanya Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Hubungan antara Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y)

Pengujian hipotesis menggunakan uji signifikansi dan linieritas terhadap persamaan regresi dengan menggunakan uji F dengan persyaratan F hitung > F table. Hasil yang diperoleh menunjukkan F hitung = 17,55 sedangkan F table (α = 0,05) = 4,14 dan (α = 0,01) = 7,47 dengan demikian hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positip antara Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah sangat signifikan . Selanjutnya hasil perhitungan menunjukkan hubungan fungsional antara X2

dan Y sebesar Ŷ = 59.05 + 0.65 X2.

Pengujian Linieritas regresi menggunakan uji F persamaan regresi dengan persyaratan dikatakan linier apabila F hitung < F table.. Hasil yang diperoleh menunjukkan F hitung = 0,14 Sedangkan F table (α = 0,05) = 2,28 dan (α = 0,01) = 3,21 (dk pembilang = 10 dk penyebut = 23 dan α = 0,05). Dengan demikian persamaan Ŷ = 59.05 + 0.65 X2 adalah linier.

Kedua hasil perhitungan tersebut di atas yaitu perhitungan Uji Signifikasi dan Uji kelinieran regresi antara variabel Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) dapat terlihat pada table berikut ini :

Tabel 6. Analisis varian (Anava) untuk Uji Signifikasi dan Linieritas Regresi variabel X2 dengan Y

Sumber Varians dk JK RJK F hitung F table

(α = 0,05)

F table

(α = 0,01)

Kesimpulan-

Total (T) 35 638528 - - -Regresi a 1 637605,03 637605,03

17,55**4,14

7,47 SangatSignifikan

Regresi b 1 320,32 320,32Sisa (residual) (S) 33 602.36 18,25Tuna Cocok (TC) 10 34,11 3,41 0,14ns 2,28 3,21 LinierGalat/kekeliuran(G) 23 568,25 24,71

Kekuatan hubungan antara variabel

Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) sebesar : ry2 = 0,72 dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji signifikansi koefesiensi korelasi diperoleh t hitung

= 5.97 t tabel = 1,70 Dengan kriteria apabila

t hitung > t table signifikan, .maka dengan demikian hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positip antara Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah signifikan yang dapat terlihat pada table berikut ini :

Tabel 7. Hasil perhitungan Uji Signifikansi Korelasi Variabel X2 dengan Y

Koefesiensi Korelasi dk thitung t table

(α = 0,05)t table

(α = 0,01)Kesimpulan

0,72 33 5.97 1,70 2,46 SignifikanSyarat Signifikansi :t hitung > t table

Kontribusi antara Komunikasi Interpersonal (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dapat terlihat dari hasil perhitungan Koefisinsi Determinasi

sebesar r2x1y = 0,52 hal ini berarti bahwa 52%

variasi Kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh adanya Komunikasi Interpersonal

r2x1y = 0,52 hal ini berarti bahwa 52% variasi

Kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh adanya

Hubungan antara Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y) kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kuningan,

Hubungan fungsional antara X1 dan X2

dengan Y dapat terlihat dalam bentuk persamaan regresi : Ŷ = 49,059 + 0,15X1 +0,57X2 Pengujian terhadap hipotesis yang berbunyi teradapat hubungan yang positip antara pelaksanaan Sistem Informasi manajemen (SIM) (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama-sama dengan

Kinerja Pegawai (Y) menggunakan uji signifikansi terhadap persamaan regresi multiple yaitu uji F, dengan persyaratan hipotesis diterima apabila F hitung > F table. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa F hitung = 9.91 sedangkan F table = 3.30 dengan demikian bahwa hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan varibel Y adalah signifikan.

Hasil perhitungan uji signifikansi regresi multiple variabel pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) (X1) dan

Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y) dapat terlihat pada table berikut ini:

Tabel 8. Analisis Varians (Anava) Uji Signifikan Regresi Multipel

Sumber Variansi

db JK RJK F hitung F table

(α = 0,05)

F table

(α = 0,01)

Kesimpulan

Total 35 638528 - - - -Reg.ao 1 637,61 - - - -Reg a1a2 2 353.025 176.5075

9.91 3,30 5,24 SignifikanSisa 32 569.75 17.81

Kekuatan hubungan antara variabel Pelaksanaan SIM (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama - sama dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah ry.12 = 0,38 Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji F dengan kriteria terima hipotesa apabila F hitung > F table.

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan

bahwa F hitung = 3,80, sedangkan F table = 3,30 ( dk pembilang = 2, db penyebut = 33 dan α = 0,05). Hal ini berarti koefesiensi korelasi antara pelaksanaan SIM (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y) Siginifikan, seperti tampak pada table berikut ini :

Tabel 9. Hasil perhitungan uji signifikan korelasi multiplevariabel X1 dan X2 dengan Y

Koefisiensi Korelasi

Dk pembilang

Dk penyebut F hitung F table

(α = 0,05)F table

(α = 0,01)

Kesimpulan

0,382 2 33 3.80 3,30 5,24 SignifikanSyarat signifikansi F hitung > F table

Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan SIM (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y) dapat diterima, artinya makin efektif pelaksanaan SIM dan Pelaksanaan Komuinikasi Interpersonal secara bersama-sama maka semakin baik kinerja pegawai (Y)).

Determinasi tersebut menunjukkan bahwa 14% Kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh variabel pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (X1) dan Komunikasi Interperso

nal (X2)

Koefisiensi Determinasi hubungan antara pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM)(X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja pegawai (Y) R2

y.12 = 0,14 nilai Koefisiensi

)

Uji Korelasi Parsial

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hubungaan antara Pelaksanaan SIM (X1)

dengan Kinerja Pegawai (Y) yang dikontrol oleh X2 sebesar rx2y.x10,4 dengan uji signifikan thitung = 0,53 < t tabel = 2,042 adalah Tidak signifikan, artinya hubungan

antara Pelaksanaan SIM dengan Kinerja Pegawai kantor pelayanan PBB Kuningan dipengaruhi oleh Komunikasi Interpersonal Sistem Informasi Manajemen yang sudah diciptakan dengan sebaik mungkin, tetapi hubungan interpersonal yang membentuk sistem kurang baik, maka mempengaruhi terhadap kelancaran kerja sebuah sistem tersebut, sehingga akan menimbulkan kurangnya integrasi dari sub sistem yang membentuk sistem tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa saat dikontrol oleh pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen(SIM) (X1) Hubungan antara variabel Komunikasi Interpersonal (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) tidak signifikan, artinya pelaksanaan Sistem

Informasi Manajemen (SIM) mempengaruhi hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai, hal ini ditunjukkan dengan perolehan rx1y.x2 = 0,48 dan hasil uji signifikan menunjukkan t hitung 0,55 < t tabel = 2,042 Komunikasi Interpersonal akan tidak bermakna apabila tidak dilakukan dalam sebuah sistem karena informasi tersebut akan terpencar, namun dengan adanya pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) informasi akan terkoordinir secara sistimatis dan terpadu dan dengan pelaksanaan Sistem Informasi manajemen (SIM) membuka lebar-lebar arus komunikasi dalam organisasi baik vertikal, horizontal juga diagonal sesuai kebutuhan.

Interprestasi Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pelaksanaan SIM dengan Kinerja pegawai sebesar 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan SIM (0,70) merupakan faktor atau upaya yang dapat meningkatkan Kinerja Pegawai dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para wajib pajak. Hubungan positip antara variabel Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen dengan kinerja pegawai menunjukkan bahwa semakin efektif penggunaan SIM, maka semakin baik kinerja pegawai, dan sebaliknya apabila penggunaan SIM tidak efektif , maka kinerja pegawai dapat menurun. Determinasi dari koefisiensi korelasi antara SIM dengan kinerja pegawai menunjukkan sebesar 49% Kinerja pegawai merupakan hasil dari bekerjanya Sistm Informasi Manajemen (SIM)

Hubungan fungsional antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai memberikan arti bahwa semakin positif/efektif komunikasi interpersonal akan semakin baik kinerja pegawai kantor pelayanan PBB Kuningan, Dengan diketahuinya determinasi dari koefesiensi antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai, dapat diketahui bahwa sampai sejauhmana persentase kinerja pegawai kantor pelayanan PBB dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel Komunikasi Interpersonal. Hasil yang diperoleh dari korelasi Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja pegawai adalah sebesar 0,72 sebesar 52% Kinerja pegawai merupakan hasil dari bekerjanya komunikasi interpersonal

Koefisiensi korelasi ganda antara SIM dan komunikasi interpersonal secara bersama-sama dengan kinerja adalah 0,61 dengan koefisiensi determinasinya sebesar 37%, hal ini dapat dikatakan bahwa 37%

kinerja pegawai kantor pelayanan PBB dapat dijelaskan oleh bekerjanya secara bersama-sama antara SIM dan komunikasi interpersonal.

Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan urian di atas. hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Komunikasi Interpersonal mempunyai kontribusi yang besar terhadap Kinerja Pegawai. Di era informasi, Kinerja Pegawai maupun Kinerja Organisasi sangatlah fundamental, mengingat begitu ketatnya persaingan yang berdampak pada semakin kompetitif pula pemberian pelayanan yang propesional, baik dalam hal kecepatan, ketepatan sekaligus pelayanan secara memuaskan.

Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) memberikan kontribusi yang berarti untuk Kinerja Pegawai.sebesar 49%, hal ini memberikan isyarat bahwa dengan pelakasanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) diperoleh informasiyang akurat, cepat, cermat dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga pegawai dapat memberikan pelayanan kepada wajib pajak secara cepat dan tepat, dengan demikian wajib pajak merasa puas, dan itulah target dari kondisi kantor saat ini (era kompetitip), yaitu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan. Namun demikian beberapa kendala yang sering timbul dari sebuah mesin tidak dapat dihindarkan diantaranya kurang memuaskan kondisi teknologi (komputer) yang ada baik dalam jumlah ataupun kapasitas, atapun juga dalam pemilihan sistem yang dipergunakannya, serta kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri. Kehadiran sebuah sistem dengan teknologinya bukanlah sesutu yang mewah, melainkan suatu kebutuhan yang mendasar untuk pekerjaan kantor yang berorientasi kepada efisien, efektif juga memenangkan kompetitip.

Tidak semua pekerjaan kantor dapat diselesaikan oleh sebuah sistem, sistem dengan seperangkat sub sistemnya hanyalah sebuah alat, yang dalam kondisi tertentu tidak dapat semuanya diselesaikan oleh sebuah mesin/sistem, karena pada akhirnya semua alat akan merupakan teknologi canggih pada saat ada sumber daya manusia yang menggerakan dan saling bekerja sama. Pada kondisi tertentu pegawai membutuhkan perhatian, bantuan dari orang lain dan sebaliknya juga merasakan masalah yang dihadapi rekannya, untuk itu sangatlah tepat untuk melakukan komunikasi interpersonal. Komunikasi Internal merupakan cara yang cukup efektip untuk merubah perilaku, dan mencapai tujuan/maksud tertentu, sebesar 0,72 korelasi antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai atau sebesar 52% komunikasi interpersonal mampu al mampu memberikan kontribusi kepada Kinerja Pegawai. Kedua hal tersebut di atas yaitu pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja Pegawai sebesar 0,15. Belum optimalnya Kinerja Pagawai dapat terlihat dari kendala yang ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) serta Komunikasi Interpersonal, beberapa jenis pekerjaan belum dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yanga telah ditentukan, masih kurangmya sikap keterbukaan dalam menerima saran perbaikan dari rekan kerja yang lain serta masih kurangnya kemampuan yang dimiliki dalam mengembangkan kerja sama guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua pihak.

Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini mencakup

beberapa hal, antara lain: Bahwa terdapat hubungan positip antara persepsi pegawai tentang pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Kinerja Pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), artinya makin tinggi efektivitas pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) akan makin baik Kinerja Pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan, dengan persamaan regresi Ŷ = 99.53 + 0.28 X1 dan koefisiensi korelasi ry1 = 0,70

Terdapat hubungan positip antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan, artinya makin tinggi tingkat efektivitas Komunikasi Interpersonal maka Kinerja Pegawai akan bertambah baik, dengan pearsamaan regresi Ŷ = 59.05 + 0.65 X2 dan koefisiensi korelasi ry2 = 0,72. Terdapat hubungan positip antara persepsi pegawai tentang pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan Kinerja pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan, artinya adanya keterpaduan antara pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara bersama-sama dengan Komunikasi Interpersonal akan menghasilkan Kinerja Pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan yang lebih baik dengan persamaam regresi : Ŷ = 49,059 + 0,15X1 +0,57X2 koefisiensi korelasi ry2 = 0,38.

Implikasi : Implikasi dari hasil penelitian ini mencakup :

Upaya peningkatan efektivitas pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Komunikasi Interpersonal agar Kinerja Pegawai kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan semakin baik.

Bahan kajian bagi instansi lain khususnya instansi yang terkait dengan bidang pendidikan (sebagai organisasi yang Learing Organizing) untuk peningkatan kinerja pegawai dengan menggunanakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang meliputi sub sistem hardware, soft ware, program, brainware, data base dan teknologi.

Upaya peningkatan pelaksanaan SIM dalam hubungannya dengan Kinerja pegawai kantor pelayanan PBB Kuningan .

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem. Sebuah sistem dapat dilaksanakan secara baik apabila seluruh sub sistemnya baik dan terintegrasi secara harmonis, untuk itu upaya-upaya ke arah sana perlu terus dikembangkan. Sebuah sistem yang baik adalah yang dapat dipahami oleh semua pihak yang terkait, mudah dilaksanakan serta memberikan hasil terbaik, untuk itu perlu didukung oleh kesiapan Sumber Daya Manusianya (SDM), kesiapan pendanaan, kesiapan lingkungan, kesiapan pimpinan juga ketersediaan perangkat keras (Hard ware) yang memadai baik dalam jumlah maupun kapasitasnya, Koordinasi yang baik dari semua unsur yang membentuk sistem tersebut merupakan upaya yang optimal guna peningkatan Kinerja Pegawai, sekaligus juga Kinerja Organisasi.

Upaya peningkatan Efektivitas Komunikasi Interpersonal dalam hubungannya dengan Kinerja pegawai kantor pelayanan PBB Kuningan

Tidak semua jenis pekerjaan dapat diselesaikan oleh sebuah alat ataupun sebuah sistem. Sistem hanyalah diciptakan untuk membantu efektivitas dan efisiensi untuk dapat mencapai tujuan. Pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat diselesaikan oleh sebuah hubungan kemanusian secara pribadi (komunikasi Interpersonal). Dengan mengembangkan hubungan antara pribadi yang lebih baik, akan

dapat menimbulkan suasana senang, semangat kerja meningkat, dengan demikian Kinerja Pegawaipun dapat ditingkatkan.

Menjaga kondisi yang kondusip inilah yang perlu diupayakan, sehingga baik

Kinerja Pegawai ataupun Kinerja Organisasi tetap terjaga, dengan menggalakan suasana terbuka, transparan , penuh rasa tanggung jawab dan loyalitas serta dedikasi yang

tinggi kepada organisasi/kantor sangatlah diharapkan dan terus diupayakan..

Saran-saran Pencapaian tujuan kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kuningan merupakan tanggung jawab semua pihak sehingga untuk meningkatkan Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: Tingkat Kinerja Pegawai berada pada kondisi yang cukup, dengan demikian perlu usaha -usaha untuk meningkatkannya sehingga Kinerja Pegawai dapat lebih baik hal ini bisa dilakukan dengan lebih mengupayakan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), dengam cara meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pegawai, juga lebih terbuka untuk menerima masukan dari wajib pajak baik berupa keluhan, usulan ataupun kritikan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih memuaskan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Komunikasi Interpersonal mempunyai hubungan secara langsung dengan Kinerja Pegawai, baik secara terpisah maupun secara bersama-sama, dengan demikian perlu mendapat perhatian khusus di dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),

sehingga Kinerja Pegawai maupun Kinerja Organisasi dapat lebih meningkat. Kontribusi Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Pegawai adalah positip dan signifikan, dengan demikian masalah Komunikasi Interpersonal perlu mendapat perhatian, hal ini bisa dilakukan dengan jalan lebih terbukanya kondisi untuk melakukan komunikasi yang lebih efektif dari semua pihak, baik antara pegawai dengan pegawai maupun pegawai dengan atasan/pimpinan.

Daftar PustakaAchmad S. Ruki (2004), Sistem Manajemen Kinerja,

PT. Sun, JakartaDavis, Gordon. B. alih bahasa Hendra Teguh, (1984),

Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen

Bagian I Pengantar, PT. Pustaka Binaman Pressindo,Jakarta.

Direktur Jendral Pajak, (2000-2001) Evaluasi dan analisis pelaksanaan pembentukan dan atau pemeliharaan Basis Data SISMIOP, Direktorat PBB & BPHTP, Jakarta

Don F. R. Pace Wayne. Faules, Dedi Mulyadi (2005), Komunikasi Organisasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gibson, Ivanvevich, Donnelly, alih bahasa Nunuk Adraini (1997) Organisasi, Edisi Kedelapan, Binarupa Aksara, Jakarta.

Ibnu Syamsi, S.U. (2000), Pengambilan Keputusan dan System Informasi, Bumi Aksara, Jakarta

Indriyo Gitosudarmo (1997), Perilaku Keorganisasian, BPFE, Yogyakarta

Ing Suwarto, SIM Pendidikan, PPS (2004)Unpak, Bogor

Jalaluddin Rakhmat,(1998), Psikologi Komunikasi edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung

Jogiyanto (2003), Sistem Teknologi Informasi, Andi, Yogyakarta.

Khaerul (2005) , Iklim dan Budaya Organisasi serta relevansinya dengan Kinerja dan Motivasi, PPS Manajemen Pendidikan, Unpak, Bogor.

Komaruddin(1993), Manajemen Perkantoran, Teori dan Praktek, Trigenda, Bandung.

Komaruddin (2001), Asas-asas Manajemen Perkantoran, Suatu Pendekatan Sistem Informasi Manajemen, Kappa-Sigma, Bandung.

Mangkunegara (2001), Manajemen Personalia, Erlangga, Jakarta.

Murdick Robert G, alih bahasa J. Djamil (1993), Sistem Informasi untuk Manajemen Modern, Erlangga, Jakarta.

Nanang Fattah (1999), Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Onong Uchjana Effensi (1982) , Psikologi Manajemen, Alumni, Bandung.

Santosa Murwani (2004), Statistik Terapan (Teknik Analisa Data), PPS, Unpak, Bogor.

Sugiyono (2005), Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung.

Sujana (1996), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Tim Automation (1997), PST dan SISMIOP, Direktorat Jendral Pajak PBB, Jakarta.

The Ling Gie (1998), Administrasi Perkantoran Modern, Liberty, Yogyakarta.

Winardi (1987), Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Nova, Jakarta.

Wing Wahyu Winarno (2004), Sistem Informasi manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Yuyun Wirasasmita (1998), Komunikasi Bisnis dan Profesional, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

http://Kutaitimur.go.id/Kutim/basimpekab

http://www.jasakami.Com/front/Article

http://www//waruabadi:co.id/wartabadi/warta.o.htm

http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/019/