Metode pemograman konveyor dengan fungsi pencacah barang berbasis PLC omron
Abstrak - Teknik Elektro | Universitas · PDF filemakalah seminar kerja praktek perancangan...
Transcript of Abstrak - Teknik Elektro | Universitas · PDF filemakalah seminar kerja praktek perancangan...
Makalah Seminar Kerja Praktek
PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L PADA SISTEM OTOMASI ICE COMPACTOR
UNTUK PROSES PEMADATAN ICE FLAKE
PT. PURA BARUTAMA KUDUS
Ilham Muttaqin1, Ir. Yuningtyastuti, MT.2
1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. SUdharto, tembalang, Semarang, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak - Dunia industri modern saat ini tidak bisa lagi dipisahkan dengan masalah otomasi untuk berbagai
sarana produksi ataupun pendukung produksi. Otomasi selalu berkaitan dengan sistem kendali. Dengan semakin
beragamnya sarana industri yang membutuhkan otomatisasi, maka kita membutuhkan suatu media kontrol yang bersifat
universal, bisa diterapkan pada semua bidang industri namun tepat guna.
PLC (Programmable Logic Controller) atau pengendali logika terprogram dengan berbagai kelebihan dan
kemudahan pemakaiannya merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Programnya bisa dibuat sesuai
logika otomatisasi yang diinginkan dan antarmuka masukan/keluarannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada pelaksanaan kerja praktek ini akan dibahas mengenai dasar teori PLC, pengenalan PLC OMRON SYSMAC
CP1L dan ladder diagram maupun tabel mnemonic sebagai sarana pemrogramannya serta contoh aplikasinya tentang
sistem otomasi mesin pemadatan serpihan es (atau yang dikenal dengan ice compactor).Karena dengan
memadatkan butiran es memudahkan proses pengangkutan ke tempat yang dituju (dalam hal ini pasar swalayan) yang
menggunakan butiran es sebagai pendingin dagin dan ikan, oleh karena itu perlu dirancang suatu mesin yang dapat
mengubah butiran es menjadi padatan es yang dikendalikan secara otomatis dengan menggunakan PLC Omron Sysmac
CP1L . PLC yang digunakan merupakan PLC jenis relay dengan jumlah 30 I/O (input/output). Program yang digunakan
untuk menjalankan PLC dibuat dengan menggunakan Software CX Programmer Ver 9.0. Kata kunci : PLC, ice compactor, otomasi industri, CX Programmer Ver 9.0.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ice Flake merupakan salah satu bagian yang
penting dalam sebuah pasar swalayan untuk
mendinginkan daging daging dan ikan supaya dapat
bertahan lama. Untuk meningkatkan efisien pemadatan
ice flake dilakukan otomasi alat ice compactor ini. Proses
yang terjadi dalam unit sistem ini diatur dengan
menggunakan satu unit alat kontrol berbasis PLC.
Otomasisasi ini bertujuan untuk memudahkan proses
pemadatan ice flake dan untuk mengurangi tingkat
kesalahan manusia.
1.2. Maksud dan Tujuan
Hal hal yang menjadi tujuan penulisan laporan
kerja praktek ini adalah:
1. Memperkanalkan PLC sebagai salah satu
pendukung otomasi industri
2. Mempelajari dasar pemograman PLC dan
aplikasi PLC khususnya seri Omron Sysmac
CP1L.
3. Mempelajari pembuatan program ladder
diagram dengan menggunakan software CX
Programmer
1.3. Pembatasan Masalah
Materi kerja praktek ini dibatasi pada
penggunaan PLC OMRON SYSMAC CP1L dari sisi
perangkat kerasnya dan pemograman dasar diagram
ladder untuk mendukung kerja PLC dalam aplikasinya
untuk otomasi sistem ice compactor untuk pemadatan ice
flake.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 PLC (Programmable Logic Control)
Berdasarkan standar yang National Electrical
Manufacture Association (NEMA) ics3-1978 Part ICS3-
304, PLC adalah sebuah perangkat elektronik yang
bekerja secara digital, memiliki memori yang dapat
diprogam menyimpan perintah perintah untuk melakukan
fungsi fungsi khusus seperti logic, sequencing, timing,
counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis
mesin atau proses melalui analog atau digital input/output
modules”. PLC berisi rangkaian elektronika yang dapat
difungsikan sebagai contact relay ( baik NO atau NC)
yang dapat digunakan berkali kali untuk semua instruksi
dasar selain instruksi output.
Gambar 1 Fungsi PLC
2.1.1 Prinsip Kerja PLC
Pada prinsipnya, modul input PLC menerima
data berupa sinyal dari peralatan input luar (external input
device) dari sistem yang dikontrol seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2. Peralatan input luar tersebut
antara lain berupa sakelar, tombol, sensor. Data masukan
yang berupa sinyal analog diubah oleh modul input A/D
(analog to digital input module) menjadi sinyal digital.
Selanjutnya prosesor sentral (CPU) sinyal digital itu
diolah sesuai dengan program yang telah dibuat dan
disimpan di dalam ingatan (memory). Seterusnya CPU
mengambil keputusan dan memberikan perintah ke modul
output dalam bentuk sinyal digital. Kemudian modul
output D/A (digital to analog module) dari sistem yang
dikontrol antara lain berupa kontaktor, relay, solenoid,
heater, alarm dimana nantinya dapat untuk
mengoperasikan secara otomatis sistem proses kerja yang
dikontrol tersebut.
Gambar 2 Bagian Bagian Blok PLC
2.1.2 Keuntungan Pemakaian PLC
Keuntungan dari pemakaian PLC antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Ketika terjadi perubahan pada rangkaian,
perubahan hanya dilakukan pada programnya
saja sehingga waktunya lebih singkat
b. Dapat berkomunikasi dengan printer sehingga
program yang disimpan di memory dapat dicetak
c. berguna untuk troubleshooting maupun
pelatihan. PLC memiliki timer dan counter yang
dapat diprogram sebagai simulasi dari timer dan
counter elektromekanis
d. Prosesor pada PLC juga memiliki kemampuan
untuk menjalankan operasi aritmatika.
2.2 PLC OMRON SYSMAC CP1L
PLC OMRON SYSMAC CP1L adalah salah satu
produk PLC dari OMRON yang terbaru. CP1L
merupakan PLC tipe paket yang tersedia dengan 10, 14,
20, 30, 40, atau 60 buah I/O (input/output). Sistem input
outputnya berupa bit atau lebih dikenal dengan PLC tipe
relay karena hanya membaca masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) dengan logika 1 atau 0.
Gambar 5. PLC Omron Sysmac CP1L 30 I/O
2.2.1 Bagian-bagian umum PLC OMRON CP1L
Gambar 6 Bagian PLC Omron Sysmac CP1L 30 I/O
Countin
g
Sequen
cing Logic
Timing
Data
Handling
Control
PROGRAMMABLE
LOGIC CONTROL
Keterangan:
1. Blok power suplai, ground, dan input terminal
2. Blok eksternal power suplai dan output terminal
3. Peripheral USB port untuk menghubungkan
dengan komputer dan komputer dapat digunakan
untuk memprogram dan memonitoring
4. Operation Indicator, mengindikasikan status
operasi dari CP1L termasuk power status, mode
operasi, errors, dan komunikasi USB.
5. Baterai untuk mempertahankan internal clock
dan isi RAM ketika supply OFF
6. Input indicator, menyala jika kontak terminal
input kondisi menyala
7. Output Indicator, menyala jika kontak terminal
output kondisi menyala.
8. Expansion I/O unti connector, digunakan untuk
menambah input/output PLC
9. Option board slot, digunakan untuk menginstal
RS-232C
2.2.2 Port terminal Input Output PLC Omron
CP1L
Gambar 7 Port Input model suplai AC dan DC
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari 18 terminal input
yaitu dari CIO 0.00 – 0.11 dan CIO 1.00 -1.05. Untuk port
outputnya terdapat 12 buah terminal yaitu dari CIO
100.00 – 100.07 dan CIO 101.00 – 101.03.
Pada port input terdapat dua buah terminal untuk
masukan suplai AC PLN yaitu pada terminal L1 dan
L2/N. Port input terhubung pada satu titik COM
(common). Masukan pada terminal COM dapat berupa
polaritas + atau -.
Pada port output terdapat 5 buah titik COM.
Masing masing titik COM terhubung dengan titik output
yang dibatasi dengan garis batas seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 8 Port Output model terminal AC DC
Pada model AC power supply terdapat output 24
VDC pada terminal + dan -. Suplai ini dapat digunakan
untuk suplai VDC pada terminal input.
2.3 CX Programmer Ver 9.0
Gambar 9 Jendela CX Programmer
Program CX Omron merupakan sebuah software
pemprograman PLC untuk membuat, memonitor, dan
merubah dari berbagai program PLC Omron. CX
Programmer dapat dijalankan dengan standar minimal
komputer prosessor 486 MHz dengan system operasi
windows XP.
III. Dasar Pemograman
Pokok dari penggunaan PLC yaitu pada
pemrogramannya yang disesuaikan dengan kebutuhan
pada suatu alat yang akan dikontrol. Bahasa program
yang digunakan sudah dikonversi menjadi bahasa yang
dimengerti manusia. Khususnya memakai istilah, simbol,
dan gambar teknik standar yang sudah dikenal. Bahasa
program disajikan dalam dua bentuk yaitu diagram tangga
(Ladder Diagram) dan tabel Mnemonic.
3.1.1 Ladder Diagram/Diagram Tangga
Diagram Tangga (seperti yang ditunjukkan pada
halaman 8) merupakan bahasa teknik yang menggunakan
simbol-simbol dan keterangan-keterangan mengenai input
dan output dalam bentuk gambar diagram untuk mewakili
fungsi kerja suatu proses dari sistem yang dikontrol.
Simbol-simbol yang digunakan dalam pemrograman PLC,
yaitu :
Load dan Load Not
Gambar 10 Simbol LOAD dan LOAD NOT
Kondisi pertama untuk mengawali setiap
pemrograman dari pergantian garis anak tangga
menggunakan instruksi load atau load not.
And dan And Not
Gambar 11 Simbol AND dan AND NOT
Bila terdapat dua atau lebih kondisi terhubung serial
dalam satu garis anak tangga, maka kondisi yang pertama
harus menggunakan instruksi load atau load not, dan
kondisi yang lainnya dengan instruksi and atau and not.
Or dan Or Not
Gambar 12 Simbol OR dan OR NOT
Bila terdapat dua atau lebih kondisi terhubung paralel
dalam satu garis anak tangga, maka kondisi yang pertama
harus menggunakan instruksi load atau load not, dan
kondisi yang lainnya dengan instruksi or atau or not.
Normal Terbuka dan Normal Terhubung
Gambar 13 Simbol Normally Open dan Normally Close
Setiap instruksi harus didahului oleh bit operand
kondisi normal terbuka atau terhubung. Suatu kondisi
disebut normal terbuka bilamana output bekerja atau aktif
ketika bit operand di depannya ON, dan disebut normal
terhubung bilamana output bekerja atau aktif ketika bit
operand di depannya OFF.
Fungsi END
Gambar 14 Simbol END
Instruksi end digunakan untuk menandai bahwa
program telah selesai. CPU melakukan scan dari awal
hingga akhir program mebentuk loop tetutup. Jadi tanpa
end maka program PLC tidak akan bekerja.
Output dan Output Not
Gambar 15 Simbol OUT dan OUT NOT
Instruksi output dapat digunakan untuk rancangan
dimana output harus aktif jika kondisi-kondisi normal di
depannya terhubung. Instruksi output not digunakan
untuk rancangan dimana output harus tidak aktif jika
kondisi-kondisi normal di depannya terhubung. Beberapa
output atau output not yang terhubung parallel pada satu
garis anak tangga dapat diperlakukan dengan instruksi
output atau output not yang berurutan.
KEEP ( 11 )
Perintah KEEP mempunyai dua masukan yang
diberi nama S dan R. Input S untuk Set dan input R untuk
Reset. Apabila S ON maka KEEP akan ON, apabila R ON
maka KEEP OFF, bila S OFF atau R OFF KEEP tidak
bereaksi apapun.
Gambar 16 Ladder fungsi KEEP
DIFU ( 13 ) dan DIFD ( 14 )
DIFU adalah instruksi untuk memberi trigger
sesaat pada saat awal masukan ON. Perintah DIFU
mempunyai sebuah masukan dimana DIFU akan ON
END
NC NO
AND AND NOT
LOAD LOAD NOT
OR OR NOT
OUT OUT NOT
hanya sesaat pada awal masukan ON kemudian OFF
tanpa menghiraukan lamanya masukan ON. Saat masukan
OFF DIFU tidak bereaksi apapun. DIFU akan ON lagi
setelah masukan OFF dan kemudian ON.
DIFD adalah instruksi untuk memberi trigger
sesaat pada saat awal masukan OFF. Perintah DIFD
mempunyai sebuah masukan dimana DIFD akan ON
hanya sesaat pada awal masukan ON kemudian OFF
tanpa menghiraukan lamanya masukan OFF. DIFD akan
ON lagi setelah masukan ON dan kemudian OFF.
Gambar 17 Simbol DIFU dan DIFD
TIMER
Timer adalah instruksi untuk menunda suatu
proses. Timer mempunyai sebuah masukan, dimana
apabila masukan ON timer menghitung dan bila masukan
OFF timer reset. N menunjukkan timer ke berapa ( Tim 1,
Tim 2 dst ) dan S adalah Set Value dengan batasan antara
000.00 sampai dengan 999.9. Jika masukan ON maka
timer aktif dan mulai menghitung sesuai set value, setelah
timer selesai menghitung sampai angka set value
terpenuhi maka timer akan ON, timer akan OFF dan reset
apabila masukan OFF. Untuk mengambil kondisi timer
maka dibuat diagram ladder seperti gambar dibawah.
Timer akan OFF apabila masukan kondisinya OFF
sehingga Timer reset. Timer menggunakan unit 100 ms (
Hundred-ms Timer )
Gambar 18 Simbol Timer
Contoh penggunaan. Ketika masukan timer CIO
0.00 berubah kondisi dari off ke on pada contoh ini, PV
timer akan menghitung mundur dari SV. Completing Flag
pada timer T000 akan ON ketika PV mencapai 0.
Ketika CIO 0.00 berubah kondisi ke off, PV akan
direset ke SV dan Completing Flag akan off.
IV. Perancangan Sistem
Sebelum membuat program pengontrolan maka
sebelumnya harus ditentukan lebih dahulu sistem apa
yang akan dikontrol. Sistem dari ice compactor yang akan
dikontrol PLC dapat dilihat sebagai berikut.
Motor gearbox Pneumatik
hopper
Valve1 ice flake
Sensor kapasitif
Sensor prox1
Sensor prox2
Sensor prox3
Valve2 Balok es
Gambar 20 Sistem Keseluruhan Ice Compactor
4.1 Flowchart Sistem
Tombol Run Ditekan dan Sensor Kapasitif On?
Sistem Ready
Valve1 buka silinder diisi es (waktu tunda
10s)
Motor 2 Forward Pneumatik Maju
Sensor Posisi 2 On?
Motor Stop, Pneumatik Berhenti
(tunda 20s)
Valve1 tutup (tunda 3s)
A
B
Gambar 21 Flowchart Ice Compactor
4.2 Perancangan Program, Start up CX Programmer
Software yang digunakan untuk membuat ladder
diagram adalah CX-Programmer Ver 9.0. Langkah dari
awal dalam pembuatan ladder diagram menggunakan CX-
Programmer adalah sebagai berikut. Dari menu [Start],
pilih [Program] > [OMRON] > [CX-one] > [CX-
programmer] > [CX-programmer] untuk memulai CX-
Programmer. (atau pilih [All programs] > [OMRON] >
[CX-one] > [CX-programmer] > [CX-Programmer]).
Kemudian untuk memulai project baru, klik New
(Ctrl + N) atau pilih File > New
Gambar 22 Screenshot New Project
Lalu akan muncul layar seperti berikut ini, klik kiri
pada anak panah untuk memilih jenis model PLC yang
akan digunakan kemudian klik Stting untuk memilih Tipe
CPU yang digunakan kemudian klik OK
Gambar 23 Screenshot Select and Setting PLC
Setelah itu kotak dialog di atas akan hilang dan
muncul layar utama pada proyek baru yang dibuat seperti
gambar di bawah ini.
Gambar 24 Screenshot Diagram Workspace
4.2.1 Memasukkan kontak (Inputing Normally
Open Contact)
Untuk memasukkan kontak pada workspace, klik
ikon New Contact pada toolbar atau dapat juga
dengan menekan huruf C untuk NO dan Q untuk NC.
Gambar 25 New Contact
4.2.2 Memasukkan Coil (Entry Coil)
Untuk memasukkan koil pada workspace, klik
ikon New Coil pada toolbar atau dapat juga dengan
menekan huruf O untuk NO atau Q untuk NC coil.
Masukkan alamat dari koil sebagai alamat output, sebagai
contoh 100.00, alamat ini sekaligus menentukan letak
output pada port output PLC.
Setelah itu klik OK atau tekan Enter maka
akan muncul kotak dialog Edit Comment sebagai berikut.
Isikan comment pada kotak tersebut, sebagai contoh “koil
start”, kemudian klik OK atau tekan Enter.
Gambar 26 Rung Lengkap/Normalize Rung
4.2.3 Memasukkan Fungsi Timer
Selain koil, output juga dapat berupa Timer.
Berikut langkah untuk memasukkan timer pada ladder
diagram. Klik icon New PLC Instruction pada
toolbar atau tekan huruf I.
Klik pada workspace maka akan tampil kotak
dialog seperti gambar di bawah ini. Ketikkan “TIM_timer
ke-n_#value dalam satuan 100ms” pada kotak dialog
tersebut untuk memunculkan fungsi timer. Sebagai contoh
TIM 0 #50, ini menunjukkan Fungsi Timer, timer ke 0
dengan value (50 x 100ms) atau 5 detik.
Gambar 27 Memasukkan Fungsi Timer
4.2.4 Memasukkan Fungsi DIFU / DIFD
Fungsi ini berfungsi untuk memberikan trigger
sesaat. Berikut ini adalah langkah untuk membuat fungsi
DIFU. Klik icon New PLC Instruction pada toolbar atau
tekan huruf I.
Lalu klik pada workspace maka akan tampil
kotak dialog seperti gambar di bawah ini. Ketikkan
“DIFU_differensial ke-n” pada kotak dialog tersebut.
Sebagai contoh “DIFU_0”, ini menunjukkan Fungsi
Differential Up ke 0. Untuk Differential Down maka
ditulis DIFD kemudian memasukkan nomor urutannya.
Contoh DIFD_1, ini menunjukkan fungsi Differential
Down ke 1.
Gambar 28 Instruksi Fungsi Differential Lengkap
4.2.5 Memasukkan End Instruction
Apabila program (ladder diagram) telah selesai
dibuat maka ladder diakhiri dengan instruksi END. Klik
icon New PLC Instruction pada toolbar atau tekan huruf
I.
Gambar 29 Instruksi END lengkap
4.2.6 Meng-compile Program
Dengan melakukan compile maka kita dapat
mengecek error atau kesalahan pada program. Pilih
[Program] – [Compile] atau tekan Ctrl + F7.
Gambar 30 Compile Program
4.2.7 Menyimpan Program (Saving Program)
Untuk menyimpan program yang telah dibuat,
pilih [File] – [Save As] pada menu utama. Kemudian
tentukan lokasi untuk menyimpan dan memasukkan nama
file. Klik Save.
Gambar 31 Menyimpan program
4.2.8 Membuka Program (Loading Program)
Untuk membuka program yang telah disimpan
sebelumnya, pilih [File] – [Open] pada menu utama.
Kemudian cari lokasi penyimpanan file lalu klik Open.
Gambar 32 Membuka program yang telah disimpan
4.2.9 Ladder Diagram Sistem
Gambar 33 Ladder Diagram Aplikasi Ice
Compactor
4.2.10 Diagram Blok Input/Output PLC
Gambar 34 Diagram Blok Input Output PLC
4.2.11 Cara Kerja Keseluruhan Sistem
a. Setelah catu daya dinyalakan, tombol start
ditekan
b. Secara otomatis PLC akan menginisiasi semua
sinyal input, posisi pneumatic akan dikondisikan
dalam posisi awal, motor akan recerse dan
pneumatic akan berjalan mundur, setelah
terdeteksi oleh sensor posisi1 secara otomatis
valve1 dan valve2 akan tertutup
c. Setelah tombol run ditekan, secara otomatis
solenoid valve1 kan membuka katup hopper dan
mengisi saluran dengan ice flag sampai selang
waktu tertentu (10detik)
d. Setelah 10 detik, solenoid valve1 akan tertutup
dengan jeda 3 detik, kemudian motor akan
forward dan pneumatic akan berjalan maju dan
berhenti setelah terdeteksi oleh sensor posisi 2
proses pengepresan
e. Pada proses pengepresan ini diberi waktu tunda
untuk memastikan bahwa ice flag telah menjadi
padatan yang siap untuk deikeluarkan dari
silinder
f. Setelah waktu tunda pengepresan habis, secara
otomatis solenoid valve2 akan terbuka penuh
member jalan keluar balok es dari silinder
g. Setelah solenoid valve2 terbuka penuh, secara
otomatis motor akan on dan bergerak forward
sehingga pneumatik akan berjalan maju
mendorong balok es keluar dari silinder dan
berhenti setelah terdeteksi oleh sensor posisi 3
dan secara otomatis valve2 akan tertutup. Pada
proses ini diberi waktu tunda untuk memastikan
bahwa balok es benar benar telah keluar dari
silinder
h. Setelah waktu tunda habis secara otomatis motor
akan on dan bbergerak reverse dan pneumatic
akan berjalan mundur samapi terdeteksi oleh
sensor posisi1 posisi awal
i. Sistem akan dapat dijalankan lagi apabila tombol
run ditekan, jika tidak maka tekan tombol stop
STOP
SWITCH
EMERGENC
Y SWITCH
SENSOR
PROX
POSISI 1
Solenoid Valve1
Motor Forward
START
SWITCH
SENSOR
PROX
POSISI 3
Motor Reverse
SENSOR
PROX
POSISI 2
Solenoid Valve2
READY
INDIKATOR
REVERSE
RUN
INDIKATOR
EMERGENCY
INDIKATOR
RUN
SWITCH
SENSOR
KAPASITIF
SYSMAC CP1L
COM
INPU
T
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
COM
OUTPU
T
0
1
2
3
4
5
6
7
V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Pura
Barutama Divisi Engineering, dengan mengambil tema
otomasi PLC penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sistem Otomasi ice compactor dapat berjalan
dengan lancar tanpa terjadi error pada program
ladder diagram
2. Sistem yang dibuat berupa sistem yang
sekuensial atau berurutan tanpa pengulangan sub
rutin program
3. Ladder diagram yang dibuat setiap rung dengan
menggunakan inisiasi input output sehingga
memudahkan dalam hal pengecekan kesalahan
program yang sedang berjalan.
5.2 Saran
1. Perancangan yang dibuat dapat dikembangkan
dengan penambahan fungsi program yang lebih
handal dalam menangani masalah saat proses
pemadatan ice flake dapat berjalan lancar
sebagaimana mestinya
2. Untuk sistem yang lebih efisien perlu
ditambahkan conveyor belt pada posisi keluar.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. CX-Programmer User Manual Version 3.1
[2]. OMRON. 2009.CP1L Introduction Manual.pdf
[3]. OMRON. 2009.CP1L Programming Manual.pdf
[4]. OMRON. 2009.CP1L Operating Manual.pdf
[5]. OMRON. 2009.CP1 Series Brochure.pdf
[6]. CX-Programmer Introduction Guide R132-E1-04.pdf
[7]. CX-One Introduction Guide R145-E1-03.pdf
[8]. Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Control
(PLC) dan Teknik Perancangan Sistem
Kontrol.Yogyakarta: ANDI.
[9]. Arif Budiman, Rezon, Laporan Kerja Praktek
“PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON
SYSMAC CP1L PADA SISTEM OTOMASI
OVERHEAD CRANE UNTUK PROSES
PERENDAMAN LOGAM DI PT PURA
BARUTAMA DIVISI ENGINEERING TERBAN
KUDUS”. Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro: Semarang, 2011.
BIODATA PENULIS
Ilham Muttaqin (L2F009005)
Penulis lahir di Demak, 23 Nopember 1989.
Menempuh jalur pendidikan dasar di TK Sriwulan,
SDN Sriwulan II Demak, SMP N 1 Demak, dan
SMA N 1 Demak dan saat ini sedang menjalani
pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik Energi
Listrik.
Semarang, Mei 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Ir. Yuningtyastuti, MT.
NIP 19520926 198303 2 001