ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan...

19
vi ABSTRAK Kadek Yudiastuti. 1314511007. Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp Melalui Budidaya IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. (Pembimbing: IGB. Sila Dharma dan Ni Luh Putu Ria Puspitha) Rumput laut Gracilaria sp termasuk dalam kelas rhodophyceae atau ganggang merah, dapat tumbuh dilaut dangkal, dengan ciri-ciri umumnya mempunyai bentuk thallus silindris dan bercabang. Budidaya rumput laut dapat dilakukan melalui budidaya IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture). Prinsip dasar dari budidaya melalui metode IMTA adalah dengan memanfaatkan layanan spesies tingkat rendah pada ekosistem laut seperti kerang dan rumput laut. Cara ini diyakini dapat mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan budidaya seperti kotoran dan pakan yang tidak dimakan. Penelitian ini dilakukan selama 45 hari pada tanggal 25 Februari 2017 hingga 11 April 2017. Penelitian dilaksanakan di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan tiga perlakuan dan tiga pengulangan. Perlakuan kontrol (T1) terdiri dari 10 rumpun rumput laut dengan 100 gram tanpa abalon, perlakuan 2 (T2) terdiri dari 10 rumpun rumput laut dengan 100 gram dan 20 abalon dan perlakuan 3 (T3) terdiri dari 10 rumpun rumput laut dengan 100 gram dan 40 abalon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik pada rumput laut Gracilaria sp tertinggi pada perlakuan T1 (kontrol) dibandingkan dengan perlakuan T2 dan T3. Hal ini disebabkan oleh kontruksi dari pemeliharaan abalon dan ukuran jaring yang kecil menutupi penanaman rumput laut, sehingga pertumbuhannya tidak optimal. Namun penggunaan sistem jaring dapat meminimalkan hilangnya thallus. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kelangsungan hidup rumput laut pada perlakuan pertama, kedua dan ketiga, rata-ratanya tinggi berkisar 90%-100%. Parameter kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa kualitas air cocok untuk budidaya rumput laut dan abalon. Kata kunci : Gracilaria sp; H. squamata; IMTA; laju pertumbuhan; Pantai Geger

Transcript of ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan...

Page 1: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

vi

ABSTRAK

Kadek Yudiastuti. 1314511007. Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria

sp Melalui Budidaya IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) di Pantai

Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. (Pembimbing: IGB. Sila

Dharma dan Ni Luh Putu Ria Puspitha)

Rumput laut Gracilaria sp termasuk dalam kelas rhodophyceae atau ganggang

merah, dapat tumbuh dilaut dangkal, dengan ciri-ciri umumnya mempunyai

bentuk thallus silindris dan bercabang. Budidaya rumput laut dapat dilakukan

melalui budidaya IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture). Prinsip dasar

dari budidaya melalui metode IMTA adalah dengan memanfaatkan layanan

spesies tingkat rendah pada ekosistem laut seperti kerang dan rumput laut. Cara

ini diyakini dapat mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan budidaya

seperti kotoran dan pakan yang tidak dimakan. Penelitian ini dilakukan selama 45

hari pada tanggal 25 Februari 2017 hingga 11 April 2017. Penelitian dilaksanakan

di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan metode

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan tiga perlakuan dan tiga

pengulangan. Perlakuan kontrol (T1) terdiri dari 10 rumpun rumput laut dengan

100 gram tanpa abalon, perlakuan 2 (T2) terdiri dari 10 rumpun rumput laut

dengan 100 gram dan 20 abalon dan perlakuan 3 (T3) terdiri dari 10 rumpun

rumput laut dengan 100 gram dan 40 abalon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

laju pertumbuhan spesifik pada rumput laut Gracilaria sp tertinggi pada perlakuan

T1 (kontrol) dibandingkan dengan perlakuan T2 dan T3. Hal ini disebabkan oleh

kontruksi dari pemeliharaan abalon dan ukuran jaring yang kecil menutupi

penanaman rumput laut, sehingga pertumbuhannya tidak optimal. Namun

penggunaan sistem jaring dapat meminimalkan hilangnya thallus. Hal ini

dibuktikan dengan tingkat kelangsungan hidup rumput laut pada perlakuan

pertama, kedua dan ketiga, rata-ratanya tinggi berkisar 90%-100%. Parameter

kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa

kualitas air cocok untuk budidaya rumput laut dan abalon.

Kata kunci : Gracilaria sp; H. squamata; IMTA; laju pertumbuhan; Pantai Geger

Page 2: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

vii

ABSTRACT

Kadek Yudiastuti. 1314511007. Gracilaria sp Seaweed Growth Rate through

IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) Cultivation at Geger Beach,

Nusa Dua, Badung Regency, Bali. (Supervisor: IGB. Sila Dharma dan Ni Luh

Putu Ria Puspitha)

Gracilaria sp is red alga which belong to class rhodophyceae. It can grow in

shallow salt water with a general characteristic is having a cylindrical and

branched thallus form. Seaweed cultivation can be performed through IMTA

(Integrated Multi Trophic Aquaculture) method. The basic principle of cultivation

through the IMTA method is utilizing service of the low thropic level species in

marine ecosystems, such as shells and seaweed. This method is believed to be

able to overcome the environmental problems caused by cultivation activities,

such as feces and uneaten feed. This research was perfomed 45 days, from

February 25 to April 11, 2017. It was held at Geger Beach, Nusa Dua, Badung

Regency, Bali, using a complete randomized design method that consist of three

treatments and three repetition for each treatment. Treatment control (T1)

consisted of 10 bunches of seaweed 100 grams without the abalone, treatement 2

(T2) consisted of 10 bunches of seaweed 100 grams and 20 abalones and

treatement 3 (T3) consisted of 10 bunches of seaweed 100 grams and 40 abalones.

The result showed that specific growth rate in Gracilaria sp. was highest in

treatment T1, compared to treatment T2 and T3. This was caused by the cage

construction of abalone amd the present of small mesh size net to cover the

seaweed planting, which made the growth was not optimal. However, the use of

a nets system in seaweed cultivation could minimize the loss of thallus. It was

proved by the survival rate of seaweed in first, second and third, that is averagely

high, ranging from 90% to 100%. Physical and chemical water quality

parameters are also measured, and It showed that the water quality was suitable

for the cultivation of both, seaweed and abalone.

Keywords : Gracilaria sp; H. squamata; growth rate; IMTA; Geger Beach

Page 3: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

viii

RINGKASAN

Kadek Yudiastuti. 1314511007. Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria

sp Melalui Budidaya IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) di Pantai

Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. (Pembimbing: IGB. Sila

Dharma dan Ni Luh Putu Ria Puspitha)

Jenis rumput laut Gracilaria sp termasuk dalam kelas Rhodophyceae atau

ganggang merah, dapat tumbuh dilaut dangkal, dengan ciri-ciri umumnya

mempunyai bentuk thallus silindris atau pipih dan bercabang. Rumput laut

Gracilaria sp merupakan rumput laut penghasil agar yang dapat dijadikan produk

olahan industri makanan dalam bentuk jelly, sehingga pengembangan rumput laut

dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. IMTA (Integrated Multi Trophic

Aquaculture) merupakan sistem budidaya laut dengan pendekatan ekosistem yang

memanfaatkan ekosistem laut seperti (kerang dan rumput laut) untuk mengatasi

permasalahan lingkungan terhadap penggunaan pakan pada kegiatan budidaya.

Rumput laut Gracilaria sp dapat juga digunakan sebagai pakan dari kerang

abalon. Kerang abalon merupakan organisme yang berperan sebagai filter feeder.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2017 sampai 11 April

2017, dengan 45 hari masa pemeliharaan di Pantai Geger yang berada di Desa

Adat Peminge, Sawangan, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Budidaya

rumput laut yang diintegrasikan bersama kerang abalon (Haliotis squamata)

menggunakan ukuran benih 3,5 - 4 cm sebanyak 180 benih, dengan perlakuan

padat tebar yang berbeda yaitu 20 dan 40 benih kerang abalon. Metode yang

digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

tiga perlakuan dan tiga pengulangan. Terdapat dua jenis kontruksi yang digunakan

yaitu monokultur hanya terdapat rumput laut sebagai kontrol dan IMTA dengan

mengintegrasikan rumput laut dan kerang abalon. Bibit rumput laut yang

digunakan berasal dari alam atau Pantai Geger dengan bobot awal 100 gram dan

jarak rumpun rumput laut sebesar 20 cm. Penanaman rumput laut pada kontruksi

IMTA berjarak 5 cm dari wadah pemeliharaan kerang abalon pada perlakuan T2

dan T3. Pengamatan laju pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp dilakukan setiap

15 hari dari awal penelitian sampai akhir penelitian, dengan menimbang bobot

rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran parameter lingkungan

perairan seperti kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, suhu, salinitas, derajat

keasaman (pH), dan oksigen terlarut (DO) dilakukan secara insitu, sedangkan

analisis kadar nutrien (nitrat dan fosfat) dianalisis di Laboratorium Kesehatan

Provinsi Bali.

Perubahan kondisi lingkungan perairan pada akhir pemeliharaan

disebabkan karena curah hujan yang tinggi yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan rumput laut, akibat tidak adanya penetrasi cahaya matahari yang

didapatkan untuk proses fotosintesis, sehingga menurunya laju pertumbuhan

rumput laut. Hasil pengukuran parameter lingkungan fisika dan kimia selama

pemeliharaan mendukung budidaya terintegrasi terhadap rumput laut dan kerang

abalon. Laju pertumbuhan spesifik pada rumput laut nilai tertinggi diperoleh pada

perlakuan T1 (kontrol) dibandingakan dengan sistem budidaya IMTA. Hal ini

disebabkan oleh kontruksi dari pemeliharaan abalon dan ukuran jaring yang kecil

Page 4: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

ix

menutupi penanaman rumput laut, sehingga pertumbuhannya tidak optimal.

Namun penggunaan sistem jaring dapat meminimalkan hilangnya thallus. Hal ini

dibuktikan dengan tingkat kelangsungan hidup rumput laut pada perlakuan

pertama, kedua dan ketiga, rata-ratanya tinggi berkisar 90%-100%, sehingga

penerapan budidaya rumput laut menggunakan jaring buah dapat meminimalisir

hilangnya rumput laut yang terbawa oleh arus.

Page 5: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

x

MOTTO

“Jangan Pernah Menyerah, Teruslah Berusaha dan Hadapilah

Dengan Penuh Keyakinan”

Page 6: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Laju

Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp Melalui Budidaya IMTA

(Integrated Multi Trophic Aquaculture) di Pantai Geger, Nusa Dua,

Kabupaten Badung, Bali” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Kelautan di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai pembudidayaan rumput laut dengan kerang abalon. Selain itu hasil

penelitian ini juga dapar dijadikan data pendukung dalam budidaya rumput laut di

Pantai Geger, Nusa Dua Bali, serta dapat berguna bagi beberapa pihak yang

membutuhkan informasi yang ada di dalam skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun kearah yang lebih baik demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.

Penulis dengan kerendahan hati berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan

bermanfaat bagi semua pihak.

Bukit Jimbaran, Agustus 2017

Kadek Yudiastuti

Page 7: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau

Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengarahkan,

membantu, serta mendukung kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi. Ucapan

ini penulis berikan kepada :

1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Kelautan

dan Perikanan, Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Kelatuan,

Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si.,M.Si selaku Ketua

Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas

Udayana, yang telah memberikan semangat dan arahan sejak mulai

pendidikan sampai akhir pendidikan.

3. Bapak Prof. Ir. IGB. Sila Dharma, M.T.,Ph.D selaku pembimbing pertama dan

Ibu Ni Luh Putu Ria Puspitha,S.Si.,M.Sc selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan arahan, bimbingan dari awal penulisan hingga akhir penulisan

skripsi, serta motivasi dengan penuh dedikasi dan kesabaran.

4. Ibu Dr.Sc.Widiastuti,S.Kel., M.Si selaku penguji pertama, Bapak I Wayan

Gede Astawa Karang, S.Si.,M.Si.Ph.D selaku penguji kedua dan Bapak I

Nyoman Giri Putra, S.Pd.,M.Si selaku penguji ketiga yang telah memberikan

masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Bapak Dwi Budi Wiyanto, S.Kel.,MP selaku Pembimbing Akademik pada

semester I sampai semester VII, Bapak Abd. Rahman As-syakur, S.P.,M.Si

selaku Pembimbing Akademik pada semester VIII yang telah membimbing

dan membantu selama perkuliahan.

6. Dosen-dosen dan staf pengajar Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas

Kelautan dan Perikanan yang telah membagikan pengetahuan, petunjuk, dan

kemudahan dalam mengurus administrasi selama di kampus.

Page 8: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xiii

7. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol, Bali.

8. Bapak I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.MP, serta teknisi pembenihan kerang

abalon Bapak Marto, Bapak Arsyad dan Bapak Syahfudin, di Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL), Gondol, Bali yang

telah membantu dalam penyediaan benih kerang abalon.

9. Kedua orang tua penulis, I Made Sudana dan Ni Nyoman Yudiani yang

senantiasa memberi doa, dukungan, motivasi dan bantuan, baik moral maupun

materil.

10. Bapak Made Simbik selaku ketua petani rumput laut yang telah memberikan

izin penelitian di Pantai Geger dan Bapak Made Kutir yang telah memberikan

fasilitas tempat, serta membantu dalam persiapan sampai pelaksanaan

penelitian di lapangan.

11. Heny Hayati selaku tim penelitian, yang selalu memberikan masukan,

semangat dan terima kasih atas segala bantuannya.

12. Sahabat-sahabat setia penulis yang selalu siap membantu, mendengarkan serta

memberikan semangat kepada penulis dalam menghadapi segala kesulitan dan

rintangan (Heny, Eva, Novita, Cory, Dwi dan Gung Wis).

13. Anggota bimbingan pembimbing II (Heny, Adi, Dewa Alit, Eriq, Angga,

Nindra, Eriq, dan Tri Ayu) yang banyak membantu dalam penelitian di

lapangan dan selalu memberikan dukungan.

14. Seluruh rekan-rekan Ilmu Kelautan angkatan 2 yang telah sama-sama berjuang

dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Udayana.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 9: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xiv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Kadek Yudiastuti, lahir

di Kota Denpasar, Provinsi Bali pada tanggal 22 April

1996 merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak I Made

Sudana dan Ibu Ni Nyoman Yudiani,S.E. Penulis

sekarang bertempat tinggal di Jalan Wr. Supratman

Gang Swadaya X Br.Kertagraha Kesiman Kertalangu,

Denpasar Timur, Provinsi Bali. Penulis menyelesaikan

pendidikan formal taman kanak-kanak di TK Putra Budaya Denpasar pada tahun

2001, pendidikan dasar di SDN 3 Kesiman pada tahun 2007, pendidikan

menengah pertama di SMPN 9 Denpasar pada tahun 2010 dan pendidikan

menengah atas di SMAN 7 Denpasar pada tahun 2013. Pada tahun yang sama

penulis berhasil diterima disalah satu perguruan tinggi di Bali, Universitas

Udayana di Fakultas Kelautan dan Perikanan dengan Program Studi Ilmu

Kelautan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) dan pada penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai

mahasiswa Program S1 Ilmu Kelautan, Universitas Udayana.

Selama masa studi penulis aktif dalam bidang oraganisasi kemahasiswaan

yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada tahun 2014-2015. Penulis telah

mengikuti rangkaian Praktek Kerja Lapangan di Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL), Gondol, Bali, pada tahun 2016, dan

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sobangan, Badung Bali tahun

2016. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kelautan

dan Perikanan penulis membuat Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul “Laju

Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp Melalui Budidaya IMTA

(Integrated Multi Trophic Aquaculture) di Pantai Geger, Nusa Dua,

Kabupaten Badung, Bali”

Page 10: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

BERITA ACARA ..................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................. vii

RINGKASAN ........................................................................................... viii

MOTTO ................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .............................................................................. xi

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... xii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. xiv

DAFTAR ISI ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL .................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xx

I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang................................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3. Hipotesis .......................................................................................... 3

1.4. Tujuan ............................................................................................. 3

1.5. Manfaat ........................................................................................... 4

II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5

2.1. Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) ................................ 5

2.2. Morfologi dan Klasifikasi ................................................................ 6

2.3. Kandungan dan Pemanfaatan Rumput Laut ..................................... 8

2.4. Distribusi dan Habitat Rumput Laut ................................................. 8

2.5. Pertumbuhan Rumput Laut .............................................................. 9

2.6. Parameter Fisika dan Kimia Budidaya Rumput Laut ........................ 10

2.6.1. Kecerahan .................................................................................. 10

2.6.2. Suhu ........................................................................................... 11

2.6.3. Kedalaman ................................................................................. 11

2.6.4. Substrat .................................................................................. 12

2.6.5. Arus ....................................................................................... 12

Page 11: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xvi

2.6.6. Pasang Surut .......................................................................... 12

2.6.7. Salinitas ................................................................................. 13

2.6.8. Derajat Keasaman (pH) .......................................................... 13

2.6.9. Oksigen Terlarut (DO) ........................................................... 13

2.6.10. Nitrat .................................................................................... 14

2.6.11. Fosfat ................................................................................... 14

2.7. Kerang Abalon Haliotis squamata ............................................... 14

2.8. Parameter Fisika dan Kimia Budidaya Kerang Abalon ................. 15

III METODOLOGI ................................................................................. 17

3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................... 17

3.2. Alat dan Bahan ............................................................................ 17

3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 18

3.4. Kontruksi Tempat Pemeliharaan .................................................. 19

3.5. Tahap Penelitian .......................................................................... 20

3.5.1. Tahap Persiapan ..................................................................... 20

3.5.2. Tahap Penanaman dan Pemeliharaan ...................................... 21

3.5.3. Tahap Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data............... 22

3.5.4. Tahap Pengukuran Kualitas Air .............................................. 22

3.6. Analisis Data ................................................................................ 24

3.6.1. Laju Pertumbuhan Spesifik .................................................... 25

3.6.2. Kelulushidupan Rumput Laut ................................................. 25

3.6.3. Kecepatan Arus ...................................................................... 25

3.6.4. Kecerahan Perairan ................................................................ 26

3.6.5. Nutrien (nitrat dan fosfat) Pada Perairan ................................. 26

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 27

4.1. Kondisi Parameter Lingkungan .................................................... 27

4.1.1. Suhu ....................................................................................... 27

4.1.2. Kecerahan .............................................................................. 29

4.1.3. Kedalaman ............................................................................. 29

4.1.4. Substrat .................................................................................. 30

4.1.5. Arus ....................................................................................... 31

4.1.6. Salinitas ................................................................................. 31

4.1.7. Oksigen Terlarut .................................................................... 33

4.1.8. Derajat Keasaman (pH) .......................................................... 34

4.1.9. Nitrat...................................................................................... 35

4.1.10.Fosfat .................................................................................... 36

4.2. Laju Pertumbuhan Spesifik .......................................................... 37

4.2.1. Laju Pertumbuhan Spesifik Rumput Laut Perlakuan T1.......... 37

4.2.2. Laju Pertumbuhan Spesifik Rumput Laut Perlakuan T2.......... 38

4.2.3. Laju Pertumbuhan Spesifik Rumput Laut Perlakuan T3.......... 39

4.2.4. Laju Pertumbuhan Spesifik Rumput Laut Siklus 1 .................. 41

4.2.5. Laju Pertumbuhan Spesifik Rumput Laut Siklus 2 .................. 42

4.2.6. Laju Pertumbuhan Spesifik Rumput Laut Siklus 3 .................. 44

4.3. Kelulushidupan Rumput Laut ...................................................... 46

Page 12: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xvii

V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 48

5.1. Kesimpulan .................................................................................... 48

5.2. Saran .............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 49

LAMPIRAN ............................................................................................. 59

Page 13: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi kandungan dari rumput laut Gracilaria sp .......................... 8

2. Alat dan bahan ..................................................................................... 18

3. Rancangan percobaan .......................................................................... 19

4. Hasil analisis nitrat pada perairan ......................................................... 35

5. Hasil analisis fosfat pada perairan ........................................................ 36

Page 14: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rumput laut Gracilaria sp ................................................................... 7

2. Peta lokasi penelitian rumput laut melalui budidaya IMTA.................. 17

3. Kontruksi budidaya rumput laut sistem IMTA dan monokultur ........... 20

4. Grafik suhu perairan pada lokasi penelitian ......................................... 27

5. Grafik pengukuran salinitas di lokasi penelitian ................................... 32

6. Grafik pengukuran DO di lokasi penelitian .......................................... 33

7. Grafik pengukuran pH di lokasi penelitian ........................................... 34

8. Grafik laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada T1 ........................ 37

9. Grafik laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada T2 ........................ 38

10. Grafik laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada T3....................... 40

11. Grafik laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada siklus 1 ............... 41

12. Grafik laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada siklus 2 ............... 43

13. Grafik laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada siklus 3 ............... 44

14. Grafik kelulushidupan rumput laut siklus 1, 2 dan 3 .......................... 47

Page 15: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis ANOVA ................................................................................ 59

2. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 62

Page 16: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumput laut merupakan komoditas hasil laut, yang tersebar serta tumbuh di

perairan Indonesia dan bernilai ekonomis tinggi sebagai bahan baku industri.

Produksi rumput laut di Indonesia menurut statistik FAO (Food and Agriculture

Organization) tahun 2010, rumput laut menempati peringkat kedua setelah Cina

dengan jumlah produksi sebesar 3,90 juta ton atau 20,60% dari jumlah produksi

rumput laut di dunia (FAO, 2012). Rumput laut merupakan organisme berklorofil

sehingga dapat berfotosintesis, tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun

sehingga bagian tubuhnya disebut thallus (uniseluler atau multiseluler) (Eti et al,

2014). Jenis rumput laut Gracilaria sp termasuk dalam kelas Rhodophyceae atau

ganggang merah, dapat tumbuh dilaut dangkal, dengan ciri-ciri umumnya

mempunyai bentuk thallus rumpun, silindris atau pipih dan bercabang (Diandara

et al., 2017).

Budidaya rumput laut Gracilaria sp secara ekonomis dapat meningkatkan

pendapatan (income) dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat pembudidaya

dengan memanfaatkan lahan produktif untuk menunjang kesejahteraan melalui

kegiatan budidaya rumput laut (Hasan, 2015). Rumput laut Gracilaria sp

merupakan rumput laut penghasil agar yang digunakan dalam berbagai industri

seperti makanan, farmasi, biologi dan lain-lain. Pengembangan rumput laut

berupa produk olahan industri makanan dalam bentuk jelly, permen, selai dan lain

sebagainya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat (Sawarni, 2015).

Budidaya dengan pendekatan ekosistem merupakan salah satu solusi dalam

menerapkan budidaya berkelanjutan dan ramah lingkungan. IMTA (Integrated

Multi Trophic Aquaculture) merupakan sistem budidaya laut dengan pendekatan

ekosistem yang memanfaatkan ekosistem laut seperti (kerang dan rumput laut)

untuk mengatasi permasalahan lingkungan terhadap penggunaan pakan pada

kegiatan budidaya. Perkembangan dengan sistem IMTA telah banyak dilakukan

baik dengan dua spesies atau lebih (White, 2007 in Teguh, 2011). Berdasarkan

penelitan dari Nobre et al., (2010), penerapan IMTA pada budidaya abalon

Page 17: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

2

dengan rumput laut telah menurunkan kadar nitrogen (N) dan fosfor (P) perairan

sebesar 44% dan 23% dibandingkan dengan budidaya abalon monokultur.

Sedangkan menurut Abreu et al., (2009), 100 ha Gracilaria dapat menyerap 80%

limbah nitrogen yang dihasilkan oleh 1.500 ton ikan salmon.

Kondisi kualitas perairan merupakan faktor penting dalam mendukung

kegiatan budidaya rumput laut, karena air merupakan media yang dapat

mempengaruhi kegiatan budidaya rumput laut. Parameter kualitas air yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan rumput laut antara lain: suhu, salinitas, intensitas

cahaya, nutrien, dan kecepatan arus (Malina et al., 2014). Ketersediaan nutrien

seperti nitrat dan fosfat yang dibutuhkan oleh rumput laut berpengaruh terhadap

pertumbuhan rumput laut, Nitrat (NO3) merupakan bentuk utama nitrogen di

perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi makroalga (Masyahoro dan

Mappiratu, 2010).

Kerang abalon Haliotis squamata memiliki tingkat kelangsungan hidup

yang lebih tinggi terhadap lingkungan serta memiliki tekstur daging yang lebih

kenyal, memiliki cita rasa daging yang khas dan banyak diminati oleh konsumen

dibandingkan dengan spesies abalon Haliotis asinina (Thai Abalon, 2011).

Penerapan budidaya rumput laut Gracilaria sp melalui IMTA ketika

diintegrasikan bersama kerang abalon (Haliotis squamata) dilakukan bertujuan

untuk meningkatkan hasil produksi rumput laut dan mereduksi limbah hasil

budidaya. Rumput laut memiliki peran sebagai biofilter dan penghasil biomassa

yang bernilai ekonomis, limbah dalam bentuk feses dan sisa pakan yang tidak

termakan oleh kerang abalon dapat menjadikan sumber nutrien yang berguna

untuk pertumbuhan rumput laut. Kerang abalon juga dapat memanfaatkan rumput

laut sebagai pakan (Troell et al., 2009). Salah satu lokasi perairan yang dijadikan

sebagai sentra budidaya rumput laut adalah Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten

Badung, Bali. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian mengenai

budidaya rumput laut ketika diintegrasikan bersama kerang abalon.

Page 18: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

3

1.2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Apakah parameter kualitas perairan fisika dan kimia mendukung budidaya

terintegrasi terhadap pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp dan kerang

abalon Haliotis squamata di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung,

Bali ?

2. Bagaimana laju pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp ketika dintegrasikan

dengan kerang abalon Haliotis squamata dengan padat tebar berbeda ?

3. Bagaimana kelulushidupan rumput laut Gracilaria sp ketika dintegrasikan

dengan kerang abalon Haliotis squamata dengan padat tebar ?

1.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : (T1 = T2 = T3 = 0) Tidak adanya pengaruh perlakuan melalui budidaya IMTA

dan monokultur terhadap pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp.

H1 : Minimal terdapat satu nilai (T1≠0) ada pengaruh perlakuan melalui budidaya

IMTA dan monokultur terhadap pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp.

1.4. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kesesuaian parameter kualitas perairan fisika dan kimia

mendukung budidaya terintegrasi terhadap pertumbuhan rumput laut

Gracilaria sp dan kerang abalon Haliotis squamata di Pantai Geger, Nusa

Dua, Kabupaten Badung, Bali.

2. Untuk menghitung laju pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp ketika

dintegrasikan dengan kerang abalon Haliotis squamata dengan padat tebar

berbeda.

3. Untuk menghitung tingkat kelulushidupan rumput laut Gracilaria sp ketika

dintegrasikan dengan kerang abalon Haliotis squamata dengan padat tebar

berbeda.

Page 19: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · kualitas air fisika dan kimia yang diukur, dalam hal ini menunjukkan bahwa ... dengan menimbang bobot rumput laut menggunakan timbangan digital. Pengukuran

4

1.5. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai budidaya yang ramah

lingkungan dan berkelanjutan dengan pemanfaatan ekosistem laut melalui

IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture).

2. Memberikan informasi mengenai kesesuaian hidup dan laju pertumbuhan

rumput laut Gracilaria sp ketika diintegrasikan bersama dengan kerang

abalon Haliotis squamata di Pantai Geger, Nusa Dua Bali.