Manual web gis kab purwakarta by Bag. KaharTI, Setda Kab. Purwakarta
ABSTRAK - file · Web viewUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. KAMPUS PURWAKARTA. SI -...
Click here to load reader
-
Upload
dangnguyet -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of ABSTRAK - file · Web viewUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. KAMPUS PURWAKARTA. SI -...
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK SOSIAL dan MASYARAKAT
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Dasar Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Dibimbing oleh Dosen : Suprih Widodo, S.Si, M.T
Disusun oleh :
Nama : Choeru Noer Hakim
NIM : 0801645
Kelas : IPS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
SI - PGSD
2010 /2011
ABSTRAK
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan sesama manusia lain didalam menjalani kehidupannya.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bertinteraksi. Suatu
kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan
para warganya beriteraksi.
Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perubahan
social di Indonesia, diantaranya adalah demokratisasi, globalisasi, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR. WB
Puji syukur di panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga makalah berjudul “Manusia Sebagai
Makhluk Individu dan Makhluk Sosial” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan selalu kepada
jungjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta ummat
yang senantiasa selalu mengikuti dan melaksanakan ajarannya.
Makalah ini membahas tentang manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini
adalah memahami tentang hakekat pemecahan masalah manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
Terimakasih kepada orang yang terlibat lansung dalam pembuatan
makalah ini.
“Tiada Gading Yang Tak Retak”, demikian kata pepatah. Oleh karena itu
tegur sapa yang sifatnya membangun sangat dinantikan kehadirannya demi
perbaikan penyusunan makalah yang akan datang. Akhrinya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca.
Purwakarta, Oktober 2010
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Prosedur Pemecahan Masalah...............................................................................2
E. Sistematika Penulisan.............................................................................................2
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK SOSIAL dan MASYARKAT.......3
A. Pengertian Individu, sosial dan Masyarakat...........................................................3
1. Pengertian Individu............................................................................................3
2. Pengertian individu sebagai makhluk sosial.......................................................4
3. Pengertian Masyarakat......................................................................................4
B. Individu Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa........................................................7
C. Interaksi Individu dan Masyarakat.........................................................................7
D. Interaksi Sosial Dan Sosialisasi................................................................................9
1. Interaksi Sosial....................................................................................................9
2. Sosialisasi..........................................................................................................10
E. Aspek-aspek Perubahan Sosial.............................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
Daftar Pustaka..................................................................................................................15
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi masing-masing yang dapat di
kembangkan melalui proses belajar maupun pendidikan. Oleh karena itu manusia lahir
sebagai makhluk individu, memiliki perbedaan yang khas dengan dengan manusia lain.
(Sapriya, 2006).
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di
antara sesama warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan
bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-
menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga
(Guru, 2003).
Aris tolteles berpendapat bahwa manusia merupakan perjumlahan daripada beberapa
kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri serperti kemampuan-
kemampuan vegetative yaitu makan dan berkembangbiak, kemampuan sensitive, yaitu
kemampuan bergerak mengamat-amati, bernafsu dan berperasaan, dan kemapuan intelektif,
yaitu berkemampuan berkecerdasan. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn
SD, 2007).
Berangkat dari uraian di atas, kajian makalah ini mengungkapkan manusia sebagai
makhluk individu, makhluk sosial dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah penyusun kemukakan diatas, maka penyusun
mengidentifikasikan beberapa pertanyaan, ialah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari individu, sosial dan masyarakat ?
2. Apakah individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa ?
3. Bagaimana interaksi individu dan masyarakat ?
4. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial dan sosialisasi ?
5. Apa saja aspek-aspek perubahan sosial ?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bentuk tanggung jawab dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar
Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Mengetahui pengertian individu, individu sebagai makhluk social dan masyarakat
3. Mengetahui pengertian individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa
4. Mengetahui interaksi individu dan masyarakat
5. Mengetahui pengertian interaksi sscial dan sosialisasi
6. Mengetahui aspek-aspek perubahan sosial
D. Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini mengungkapkan tentang manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial
dan masyarakat yang sejatinya sebagai manusia untuk dapat berinteraksi dengan baik sesama
individu dan sebagai insan Tuhan. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam makalah
ini adalah metode deskriptif yakni metode yang mempunyai tujuan pemecahan masalah yang
sedang berlangsung. (Sapriya, 2006)
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, diawali bab I pendahuluan dan diakhiri dengan bab III
kesimpulan.
Bab I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
prosedur pemecahan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan berisikan mengenai manusia sebagai makhluk individu, makhluk
sosial dan masyarakat.
Bab III Penutup merupakan bab terakhir berisikan : kesimpulan.
2
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK SOSIAL dan
MASYARKAT
A. Pengertian Individu, sosial dan Masyarakat
1. Pengertian Individu
Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi masing-masing yang dapat di
kembangkan melalui proses belajar maupun pendidikan. Oleh karena itu manusia lahir
sebagai makhluk individu, memiliki perbedaan yang khas dengan dengan manusia lain, hal
ini sesuai dengan Pendapat Allport mengatakan bahwa individu berasal dari kata “individe”
yang berarti tak dapat dibagi-bagi, maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan
jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain. Seorang manusia dikatakan sebagai
suatu individu apabila adanya keterpaduan antara jiwa dan raganya. Kegiatan fisik yang
dilakukan manusia merupakan kegiatan manifestasi dari kegiatan psikisnya. Contohnya :
seseorang melakukan kegiatan menulis merupakan perintah dari jiwa/psikisnya untuk
menyuruh fisik (dalam hal ini tangannya) untuk menulis sesuatu dengan pulpen pada kertas.
Tanpa adanya keterpaduan dari kedua aspek tersebut maka manusia tidak dapat melakukan
sesuatu secara sempurna.
Pada saat seorang anak lahir ke dunia ini, sampai usia kanak-kanak awal (sampai umur
5 tahun) ia mulai mengenal siapa dirinya. Melalui proses sosialisasi yang dimulai dari
lingkungan keluarganya ia mulia mengenal “aku”. Proses ini terus tumbuh dan berkembang
sampai seorang terbentuk keperibadiannya secara untuh. (Sapriya, 2006)
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan dengan divided artinya terbagi. Jadi individu
artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan
sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan. Individu merupakan kesatuan
aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan
berfikir serta dengan pikirannya itu mengendalikan dan memimpin sesanggupan akali dan
kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.
(Ridwan Effendi, 2006).
3
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda.
Perbedaan-perbedaan tersebut semakin terlihat sejalan dengan perkembangan individu. Kata
perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren ( 1980:578) merupakan
suatu variasi yan terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis. (Mulyani Sumantri,
2007)
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai suatu keseluruhan yang terbatas yaitu sebagai manusia perorangan. (Abu,
2003)
2. Pengertian individu sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan sesama manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan makhluk
lainnya, seperti hewan misalnya, tanpa manusia lainnya, maunsia akan mati. Sejak
dilahirkan, manusia merupakan individu yang membutuhkan individu lainnya untuk dapat
bertahan dan melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi yang baru dilahirkan,
membutuhkan seorang ibu yang dapat memberinya, melatih belajar, bermain dan
sebagainya. Selain itu, berbeda dengan hewan yang mempunyai kelengkapan fisik untuk
dapat bertahan sendiri, sedangkan manusia tidak. Seperti yang dijelaskan diatas manusia
sejak dilahirkan telah membutuhkan manusia lainnya untuk dapat bertahan sehingga jika ia
hidup sendiri akan mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S. Winataputra, MATERI DAN
PEMBELAJARAN IPS SD, 2008).
3. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas). Secara
definitif dapat di definisikan sebagai kelompok manusia (individu) yang terdiri dari
sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu tempat (wilayah) tertentu baik di desa
maupun di perkotaan yang telah terjadi interaksi sosial agar anggotanya atau adanya
hubungan sosial (social relationship) yang memiliki norma dan nilai tertentu yan harus
dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo
Soemardjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan
sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu. (Sapriya, 2006).
4
(Soekamto, 2007) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dan secara
teoritis adalah dua orang yang hidup bersama.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan
masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya beriteraksi.
(Koentjaraningrat., 2005)
Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam Pandangan,sikap,nilai dan
kepentinangan. Apabila masing-masing orang mementingkan urusannya sendiri, hidup
bermasyarakat akan kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar apabila terbina kerukunan di
antara sesama warganya. Demi terciptanya kerukunan itu, harus ada sikap saling
menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di
antara sesama warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan
bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-
menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga.
(Guru, 2003).
Dalam dunia masyarakat, manusia diupayakan mengoptimalkan seluruh potensi dan
kemampuan bermasyarakat untuk dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin.
Agar mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, hak untuk diterima sebagai warga
masyarakat, serta hak untuk mewujudkan kemampuannya. Disamping mempunyai hak,
manusia juga mempunyai kewajiban untuk memberikan konstribusi nyata bagi kemajuan
masyarakat. (Ihat Hatimah, 2008)
Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai
berikut: “(1) seperasaan, (2) sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”. Di samping ada
beberapa tipe masyarakat setempat menurut davis (1960:313) sebagai berikut: (1) jumlah
penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) memiliki fungsi khusus dari
masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang bersangkutan. Tipe
tersebut digunakan untuk membedakan jenis-jenis masyarakat yang sederhana dan modern,
masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat modern sering dibedakan antara
5
masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban
community”.
Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, hubungan yang terjalin antara anggota
masyarakat lebih harmonis, mendalam dengan sistem berkehidupan berkelompok. Pekerjaan
utama masyarakat biasanya terkonsentrasi pada sector pertanian. Dalam mengolah pertanian
cara-cara yang digunakan masih (sangat) tradisional dan tidak efesien yang lazim disebut
sebagai “subsistence farming”. Pada umumnya golongan-golongan orang-orang tua
dijadikan sebagai penasehat dalam kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting.
Masalah yang timbul kemudian adalah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan.
Hal ini disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada tradisi yang kuat.
Karena itu, sulit sekali untuk merubah pola pikir, sikap maupun tingkah laku penduduknya.
Kelangkaan alat komunikasi turut mempengaruhi terhadap proses perubahan-perubahan
yang diharapkan. Salah satu arus komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yang
bersifat negatif. Pada masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak
pada sifat-sifat serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara
lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).
Selanjutnya Koentjoraningrat ( 1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat
indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. Tipe masyarakat yang berkebunyang amat sederhana dengan keladi dan ubi
jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
2. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa
“Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan
merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan
suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab didalam masyarakat
kota.
3. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa
desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
6
4. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa
desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak
kompleks.
5. Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan
dengan sector perdangan dan industri yang lemah.
6. Tipe masyarakat metropolitanyang mulai mengembangkan suatu sektor
perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh
aktivitas kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran
PKn SD, 2007).
B. Individu Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa
Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak dapat dibagi-bagikan atau sebagai
sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, manusia perseorangan. Namun, individu yang
dimaksud adalah insan (manusia). Aris tolteles berpendapat bahwa manusia merupakan
perjumlahan daripada beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri
serperti kemampuan-kemampuan vegetative yaitu makan dan berkembangbiak, kemampuan
sensitive, yaitu kemampuan bergerak mengamat-amati, bernafsu dan berperasaan, dan
kemapuan intelektif, yaitu berkemampuan berkecerdasan.
Jika manusia dibelah maka akan menjadi 2 bagian, yaitu satu bagian belahan fisik
(kongkret) atau disebut juga raga atau jasmani, dan satu bagian lagi belahan non fisik
(abstrak) atau disebut jiwa atau rohani. Jasamani membutuhkan sandang, pangan dan papan.
Sedangkan rohani membutuhkan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh jasmani, seperti
keamanan dari rasa takut, perlindungan dari rasa ketidak adilan, dan kepercayaan atau
keyakinan. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007).
C. Interaksi Individu dan Masyarakat
Dalam melangsungkan kehidupannya dan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat
kompleks, manusia harus melakukan interaksi atau saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya. Berbicara tentang interksi, maka perlu ditelaah dulu apa sebenarnya arti
interaksi itu. Menurut ahli ilmu psikologi sosial bahwa interaksi sosial adalah saling
7
berhubungan antar dua manusia atau lebih, dimana manusia yang satu terhadap yang lain
saling mempengaruhi.
Masyarakat dalam aspeknya yang dinamis, terdiri dari individu-individu dan kelompok-
kelompok yang berada dalam interaksi.
Jenis yang paling umum dari proses sosial adalah interaksi sosial. Dengan interaksi sosial
dimaksudkn bahwa adanya pengaruh timbal balik antra individu dengan kelompok dalam
upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup sehari-hari secara bersama-
sama. Dengan kata lain bahwa setiap interaksi dua arah akan menstimulir yang lain untuk
mengubah tingkah laku dari orang-orang yang sedang berinteraksi
Interaksi sosial yang terjadi antara individu dan masyarakat adalah :
1. Interaksi yang melibatkan sejumlah orang, misalnya; individu dengan individu,
individu dengan grup dan grup dengan grup
2. Adanya tingkat keintiman, misalnya ada yang bersifat primer, ada yang bersifat
sekunder, ada yang bersifat gemein schaft dan ada yang bersifat gesel schaft dan
dan sebagainya.
3. Adanya proses sosial. Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk proses social, ada
yang berbentuk positif dan ada pula yang berbentuk negative. Yang posistif
dinamakan integrasi atau assosiatif process, yaitu proses yang menyatukan.
Sedangkan yang negative adalah dinamakan disintegrative atau disassosiatif
process, yaitu proses yang memisahkan. Termasuk dalam proses yang
menyatukan (integrasi) ialah ; coopratioan (koperasi), consensus (kerjasama)
dan assimilation (asimilasi). Termasuk dalam proses yang memisahkan
(disintregasi) adalah.; conflick ( konflik sama dengan persengketaan, competisi
( kompetisi sama dengan persaingan. Kondisi yang Nampak dalam bentuk
intregasi adalah ; (1) keseluruhan anggota kelompok berkemauan untuk tetap
pada kelompoknya, seolah-olah satu sama lain saling terkait, sedangkan
disintregasi adalah Keadaan sebaliknya. Istilah lain yang sering digunakan
dalam hal ini adalah organis dan disorganis. Organis apabila tiap anggota dalam
8
suatu kelompok berpungsi terhadap keseluruhan kelompok, sedangkan
disorganis apabila satu sama lain tidak terjadi hubungan lagi . (Sapriya, 2006)
D. Interaksi Sosial Dan Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi social adalah hubungan timbale
balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok social, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungannsatu dengan yang lain.
Interaksi sosial antara individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai
pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin
berkelahi. Aktivitas-aktivtas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi social.
Interaksi antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai
kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut terjadi lebih menyolok, apabila terjadi pertentangan antara kepentingan-
kepentingan kelompok. Interaksi social terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor : imitasi,
sugesti, identifikasi dan simpati.
Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru. Banyak prilaku kita sebenarnya diawali
dengan meniru. Pada usia kanak-kanak dan dewasa kita melakukan peniruan. Seperti meniru
potongan model baju, celana, model rambut, dan hal lain-lain. Dalam proses peniruan
biasanya lebih terjadi dan mudah berubah, artinya proses peniruan serimgkali tidqak bertahan
lama, karena ada model baru, maka berubah lagi pada model tersebut.
Sugesti adalah satu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang
dimaksud dengan sugesti disini adalah penagruh psychis, baik yang datang dari dirinya
sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
9
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang
lain, baik secara lahirah maupun batiniah. Di sini dapat diketahui, bahwa hubungan social
yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang
berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi.
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati
timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga
pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan
sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik baginya. (Ridwan Effendi,
2006).
2. Sosialisasi
Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learms to be a
participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi
seorang amggota yang berpatisipasi dalam masyarakat.
Menurut mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang
ada dalam masyarakat yaitu proses yang dinamakannya pengambilan peranan (role taking).
Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannya
serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peranan yang ada dalam
masyarakat ini seseorang dapat bertinteraksi dengan orang lain.
Siapa yang menjalankan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kit berbicara mengenai agen-
agen sosialisasi (agen socialization) atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Pada awal kehidupan manusia biasanya agen sosialisasi atas orangtua dan saudara
kandung. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen
sosialisasi bisa berjumlah lebih banyak dan dapat mencakup pula nenek, paman, bibi dan
sebagainya. Apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi dalam
masyarakat sepadan dan tidak salin bertentangan melainkan saling mendukung maka proses
sosialisasi diharapkan dapat berjalan dengan baik. Namun dalam masyarakat yang
didalamnya terdapat agen sosialisasi dengan pesan yang bertentangan dijumpai
kecenderungan bahwa warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi sering mengalami
10
konflik pribadi karena diombang-ambingkan oleh agen sosialisasi yang berlebihan. Seorang
anak sering harus memilih antara menaati orang tua atau mengikuti teman (misalnya dalam
hal merorok, keluar malam tanpa izin orang tua, atau penyalah gunaan narkotika), dan pilihan
apapun yang diambilnya akan mempertentangkannya dengan salah satu agen sosialisasi.
Konflik pribadi pun akan terjadi manakala seseorang disosialisasi karena mempelajari
peranan baru, dan aturan dalam proses sosialisasi ini bertentangan dengan sosialisasi yang
pernah dialaminya. (Ridwan Effendi, 2006).
E. Aspek-aspek Perubahan Sosial
Dalam Pandangan orang awam, sering terjadi kerancuan antara istilah perubahan social
dengan perubahan budaya. Hal ini disebabkan adanya kenayataan bahwa setiap terjadi proses
perubahan budaya mengakibatkan struktur dan fungsi masyarakatnya akan berubah juga
sehingga kita sering mengatakan dengan istilah perubahan social budaya. Namun demikian,
para ahli ilmu social termasuk antropologi secara tegas membedakan pengertian perubahan
budaya dengan perubahan social. Pada perubahan budaya, hal yang berubah itu adalah unsur-
unsur budayanya, seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat
dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai masyarakat. Sedangkan pada
perubahan social hal yang berubah adalah struktur dan system social yang mengatur pola
kehidupan masyarakat.
Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perubahan social di Indonesia,
diantaranya adalah demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Secara rinci, uraian tentang hal tersebut akan dipaparkan di bawah ini.
A. Demokratisasi
Gelombang reformasi total yang melanda kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa indonesia dewasa ini telah menimbulkan berbagai perubahan yang mendasar
segala aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang politik, ekonomi, hukum, kebudayaan
dan pendidikan. Dalam system pemerintahan telah terjadi perubahan penyelenggaraan yang
bersfat sentralistik yag menghilangkan inisiatif atau prakarsa, kreativitas, keseragaman baik
pribadi maupun masyarakat, kini kita memerlukan pradigma baru yang mampu
11
menghidupkan dan medorong serta mengaktualisasikan dan meningkatkan partisipasi
masyarakat.
Kehidupan baru tersebut adalah kehidupan yang memberikan peluang
kepada setiap orang, kelompok, organisasi, masyarakat untuk berpendapat, mengambil
bagian secara aktif sesuasi dengan kapasitasnya masing-masing namun tidak menyimpang
dari aturan-aturan yang berlaku dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Proses perubahan
seperti itu adalah “ demokratisasi”.
B. Globalisasi
Memasuki abad XXI manusia di hadapkan pada berbagai tantangan yang
ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kompleksitas dan
masalah kesejahteraan material dan spiritual, serta perubahan social yang semakin cepat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah mengantarkan manusia memasuki gerbang
kehidupan masyarakat global. Globalisasi terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, sperti
politik, ekonomi, budaya, dan tekhnologi.
C. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Temuan-temuan baru hasil riset secara langsung atau tidak merupakan
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia salah satunya sangat
bergantung pada ilmu dan teknologi. Teknologi banyak menghasilkan perangkat, seperti alat
transportasi, telekomunikasi, computer, dan peralatan perang. Berkat kemajuan yang sangat
cepat dan lebih mudah dalam kedua bidang ini pemenuhan kebutuhan manusia dapat
dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah disamping penciptaan di berbagai bidang
kehidupan, seperti kesehatan, pemukiman, pendidikan dan sebagainya. Kemajuan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dapat mengubah cara berpikir, cara bekerja dan cara
hidup manusia. (Dinn Wayudin, 2008)
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teoritis dan kajian permasalahan diatas, dapat diambil kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan dengan divided artinya terbagi. Jadi individu
artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan
sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan. Individu merupakan kesatuan
aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan
berfikir serta dengan pikirannya itu mengendalikan dan memimpin sesanggupan akali dan
kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan sesama manusia lain didalam menjalani kehidupannya.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan
masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya beriteraksi.
Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak dapat dibagi-bagikan atau sebagai
sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, manusia perseorangan. Namun, individu yang
dimaksud adalah insan (manusia).
Interaksi yang melibatkan sejumlah orang, misalnya; individu dengan individu,
individu dengan grup dan grup dengan grup.
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungannsatu dengan yang lain. (Ridwan Effendi,
2006).
13
Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learms to be a
participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi
seorang amggota yang berpatisipasi dalam masyarakat.
Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perubahan social di Indonesia,
diantaranya adalah demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
Daftar Pustaka
14
Abu, A. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dinn Wayudin, d. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : UNIVERSITAS TERBUKA.
Guru, T. A. (2003). PPKn. Jakarta: Erlangga.
Ihat Hatimah, d. (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyani Sumantri, d. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
Ridwan Effendi, d. (2006). PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI. Bandung : UPI PRESS.
Sapriya, d. (2006). KONSEP DASAR IPS. Bandung: UPI PRESS.
Soekamto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Nusa.
Udin S. Winataputra, d. (2008). MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
Udin S. Winataputra, d. (2007). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
15