ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1...

72
1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul. Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Skripsi, Jurusan Syari‟ah dan Ekonomi Islam, Program Studi Muamalah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, Pembimbing Ika Susilowati M. M. Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Pengukuran atau penakaran, dan Penetapan Harga Salah satu kajian penting dalam Islam adalah persoalan etika bisnis. Etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah, dan lain sebagainya. Etika merupakan bagian integral dalam bisnis yang dijalankan secara professional. Dalam jangka panjang, suatu bisnis akan tetap berkesinambungan secara terus-menerus dan benar-benar menghasilkan keuntungan, jika dilakukan atas dasar kepercayaan dan kejujuran. Seperti halnya konsep etika bisnis dalam jual beli di Desa Gandukepuh Kecamaan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang tidak sesuai dengan etika bisnis Islam. Petani menawarkan gabah kepada tengkulak, dalam jumlah yang sedikit ataupun banyak yang nantinya akan dijual lagi. Dalam akad jual beli tersebut, pihak tengkulak tidak melihat seperti apa kualitas gabahnya, langsung saja di berikan harga yang sama seperti gabah yang kualitasnya baik. Selain itu dalam setiap penimbangan gabah itu selalu dikurang 0,5 kg atau lebih untuk mengambil keuntungan dan juga sebagai ganti rugi ketika terjadi kerugian pada waktu pihak tengkulak menjualnya lagi ke tengkulak yang lebih besar. Berdasarkan latar belakang di atas penulis membahas skripsi ini dengan judul Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo”, dengan rumusan masalah (1) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap kualitas gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo (2) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penimbangan gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo? Menurut jenisnya penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data menggunakan metode wawancara (interview) dengan informan yakni orang yang terlibat dalam pelaku akad yaitu para penjual gabah dan tengkulak sebagai pembeli gabah. Setelah data diperoleh kemudian data tersebut dianalisa dengan metode deduktif. Dari hasil pembahasan dan analisa dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa kualitas gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo tersebut bertentangan dengan etika bisnis Islam karena tidak sesuai denga prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam. Pemotongan berat timbangan oleh pihak tengkulak bertentangan dengan etika bisnis Islam karena dalam melakukan pemotongan berat timbangan dilakukan secara sepihak.

Transcript of ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1...

Page 1: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

1

ABSTRAKSI

Isna, Nikmatul. Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa

Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Skripsi, Jurusan

Syari‟ah dan Ekonomi Islam, Program Studi Mu‟amalah, Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, Pembimbing Ika Susilowati M. M.

Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Pengukuran atau penakaran, dan Penetapan Harga

Salah satu kajian penting dalam Islam adalah persoalan etika bisnis. Etika

merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah,

dan lain sebagainya. Etika merupakan bagian integral dalam bisnis yang dijalankan secara

professional. Dalam jangka panjang, suatu bisnis akan tetap berkesinambungan secara

terus-menerus dan benar-benar menghasilkan keuntungan, jika dilakukan atas dasar

kepercayaan dan kejujuran. Seperti halnya konsep etika bisnis dalam jual beli di Desa

Gandukepuh Kecamaan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang tidak sesuai dengan etika

bisnis Islam. Petani menawarkan gabah kepada tengkulak, dalam jumlah yang sedikit

ataupun banyak yang nantinya akan dijual lagi. Dalam akad jual beli tersebut, pihak

tengkulak tidak melihat seperti apa kualitas gabahnya, langsung saja di berikan harga

yang sama seperti gabah yang kualitasnya baik. Selain itu dalam setiap penimbangan

gabah itu selalu dikurang 0,5 kg atau lebih untuk mengambil keuntungan dan juga

sebagai ganti rugi ketika terjadi kerugian pada waktu pihak tengkulak menjualnya lagi ke

tengkulak yang lebih besar.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis membahas skripsi ini dengan judul

“Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh Kecamatan

Sukorejo Kabupaten Ponorogo”, dengan rumusan masalah (1) Bagaimana tinjauan etika

bisnis Islam terhadap kualitas gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo (2) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penimbangan

gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo?

Menurut jenisnya penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang menggunakan

pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data menggunakan metode wawancara

(interview) dengan informan yakni orang yang terlibat dalam pelaku akad yaitu para

penjual gabah dan tengkulak sebagai pembeli gabah. Setelah data diperoleh kemudian

data tersebut dianalisa dengan metode deduktif.

Dari hasil pembahasan dan analisa dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa

kualitas gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo tersebut

bertentangan dengan etika bisnis Islam karena tidak sesuai denga prinsip-prinsip Etika

Bisnis Islam. Pemotongan berat timbangan oleh pihak tengkulak bertentangan dengan

etika bisnis Islam karena dalam melakukan pemotongan berat timbangan dilakukan

secara sepihak.

Page 2: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kajian penting dalam Islam adalah persoalan etika bisnis.

Etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk,

harus, benar, salah, dan lain sebagainya membenarkan kita untuk

mengaplikasikannya atas apa saja. Di sini etika dapat dimaknai sebagai dasar

moralitas seseorang dan di saat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam

berperilaku.

Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral yang memuat

keyakinan benar dan tidak sesuatu. Perasaan yang muncul bahwa ia akan salah

bila melakukan sesuatu yang diyakininnya tidak benar berangkat dari norma-

norma, moral dan perasaan self-respect (menghargai diri) bila ia

meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya harus ia

pertanggungjawabkan pada diri sendiri. Begitu juga dengan sikapnya terhadap

orang lain bila pekerjaan tersebut mengganggu atau sebaliknya mendapatkan

pujian.1

Secara normatif, etika dalam al-Qur‟an belum memperlihatkan sebagai

suatu struktur yang berdiri sendiri dan terpisah dari struktur lainnya,

sebagaimana terpahami dari ilmu dan akhlak. Struktur etika dalam al-Qur‟an

1 Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), 6.

Page 3: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

3

lebih banyak menjelaskan tentang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran baik

pada tataran niat atau ide hingga perilaku dan perangai. Hal ini lebih tegas lagi

bila dilihat dari penggambaran sikap dan perilaku Nabi Muhammad SAW

yang disebut dalam al-Qur‟an sebagai pemiliki akhlak yang agung.

Keberadaan nilai-nilai ini bersifat terbuka, menjelajah memasuki semua lini

bidang kehidupan. Etika bisnis dalam al-Qur‟an dari sudut pandang ini, tidak

hanya dapat dilihat dari aspek etika secara parsial, karena bisnis pun dalam

pandangan al-Qur‟an telah menyatu dengan nilai-nilai etika itu sendiri. Al-

Qur‟an secara jelas menggambarkan perilaku-perilaku bisnis yang tidak etis,

yang dapat ditelusuri dari muara kebatilan dalam bisnis.2

Munculnya kesadaran untuk menjalankan syariah Islam dalam kehidupan

ekonomi muslim berarti harus mengubah pola pikir dari sistem ekonomi

kapitalis ke sistem ekonomi syariah termasuk dalam dunia bisnis. Dunia bisnis

tidak bisa dilepaskan dari etika bisnis. Banyak hasil penelitian yang

menunjukkan adanya hubungan yang positif antara etika bisnis dan

kesuksesan suatu perusahaan. Pada akhirnya praktek bisnis yang tidak jujur,

hanya memikirkan keuntungan maksimal dan merugikan pihak lain akan

membawa perusahaan, yang tergolong raksasa sekalipun akan hancur juga.

Pada hakikatnya etika merupakan bagian integral dalam bisnis yang

dijalankan secara professional. Dalam jangka panjang, suatu bisnis akan tetap

berkesinambungan secara terus-menerus dan benar-benar menghasilkan

2 Muhammad, R. Lukman Fauroni, Visi Al Qur‟an Tentang Etika Bisnis, (Jakarta: Salemba

Diniyah, 2002), 40.

Page 4: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

4

keuntungan, jika dilakukan atas dasar kepercayaan dan kejujuran. Demikian

pula suatu bisnis dalam perusahaan akan berlangsung bila bisnis itu dilakukan

dengan memberi perhatian kepada semua pihak dalam perusahaan. Inilah

sebagian dari tujuan etika binis, yaitu agar semua orang yang terlibat dalam

bisnis mempunyai kesadaran tentang adanya dimensi etis dalam bisnis itu

sendiri, dan agar belajar bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik

secara etis maupun ekonomis.

Secara prinsip aktifitas bisnis didalam Islam tidak boleh lepas dari

nilai-nilai spiritual. Sebagaimana aktifitas bisnis tidak dapat terpisahkan dari

nilai-nilai akhlaqi. Sehingga antara agama, etika dan bisnis saling berkaitan

antara satu sama lain. Dalam hal ini bisnis yang menguntungkan adalah bisnis

yang sesuai dengan ajaran Qur‟ani yaitu yang didalamnya terdapat kolaborasi

antara bisnis, etika dan agama.3

Dalam al- Qur‟an memberikan dasar-dasar etika sebagai berikut:

1. Menyeru kepada hidup

2. Mengamalkan kebaikan

3. Menyuruh yang ma‟ruf

4. Mencegah yang munkar

5. Mempergunakan amal dan ilmu.4

Sebagai sumber agama Islam setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai

dasar atau prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan

3 Muhammad Djakfar, Agama, Etika dan Ekonomi (Malang: UIN Malang Press, 2007),

152. 4 Bambang Eko Sutrisno, Etika Bisnis (Bandung: Mandar Maju, 2007), 5.

Page 5: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

5

dengan pekembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan

waktu. Islam seringkali dijadikan sebagi tatanan kehidupan tersebut, termasuk

tatanan kehidupan bisnis.5 Selain itu Islam juga mewajibkan setiap muslim

mempunyai tanggungan unuk bekeja. Bekerja merupakan salah satu sebab

pokok yang memungkinkan manusia mencari nafkah. Allah melapangkan

bumi dan seisinya dengan berbagai rezeki, antara lain dalam firman Allah

SWT Q.S. al-Mulk ayat:15 yang berbunyi:

ي ا ي يا ي اأ ي ا وي ا ي يال ا ي ا يا يأ ي ا ي ال أي

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari

rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)

dibangkitkan.

Namun dalam perkembangannya, etika bisnis Islam tidak sedikit

dipahami sebagai representasi dan peraturan dari aspek hukum. Misalnya

keharaman jual beli gharar, menimbun, mengurangi timbangan dan lain- lain.

Pada tataran ini, etika bisnis Islam, tidak jauh berbeda dengan peraturan

hukum dalam fiqih mu‟amalah. Dengan kondisi demikian maka

pengembangan etika bisnis Islam yang mengedepankan etika sebagai

filosofinya merupakan agenda yang signifikan untuk dikembangkan.6

Jual beli gabah di Desa Gandukepuh Kecamaan Sukorejo Kabupaten

Ponorogo dilakukan pada saat musim panen tiba dan gabah petani mengering,

para petani di Desa Gandukepuh Kecamaan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

5 Muhammad dan Alimin. Etika dan perlindungan konsumen dalam Ekonomi Islam

(yogyakarta: BPFE, 2004), 67. 6 Muhammad dan Lukman Faurozi, Visi Misi al- Qur‟an tentang Etika Bisnis Islam, 3.

Page 6: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

6

akan menjual hasil panen mereka. Hal ini dilakukan oleh petani untuk

memenuhi kebutuahan sahari-hari seperti makan, minum dan juga biaya

pendidikan sebagai juga modal untuk menanam padi pada musim selanjutnya.

Akad jual beli yang terjadi seperti jual beli pada umumnya yaitu petani

langsung menawarkan kepada tengkulak, dalam hal ini tengkulak membeli

gabah dalam jumlah yang sedikit ataupun banyak yang nantinya akan dijual

lagi. Dalam akad jual beli gabah tersebut, yaitu pada saat akad, penjual

menyatakan bahwa dia menjual gabahnya sebanyak 1 ton kepada pihak

tengkulak, dan perkilonya dihargai dengan harga semisal Rp. 5.500,- tetapi

gabah tersebut oleh pihak tengkulak tidak dilihat seperti apa kualitas

gabahnya apakah baik ataukah buruk, langsung saja di berikan harga yang

sama seperti gabah yang kualitasnya baik. Sehingga dikemudian hari

mengakibatkan salah satu pihak ada yang dirugikan.

Selain itu dalam setiap penimbangan gabah itu selalu dikurangi 0,5 kg

atau lebih untuk mengambil keuntungan dan juga sebagai ganti rugi ketika

terjadi kerugian pada waktu pihak tengkulak menjualnya lagi ke tengkulak

yang lebih besar. 7

Berdasarkan uraian masalah tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah ini dalam penulisan skripsi dengan judul: “TINJAUAN

ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP JUAL BELI GABAH DI DESA

7 Lihat transkip wawancara: 14/1-W/16-V/2015.

Page 7: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

7

GANDUKEPUH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN

PONOROGO”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap kualitas gabah di Desa

Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo?

2. Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penimbangan gabah di

Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap kualitas

gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap

penimbangan gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten

Ponorogo.

D. Kegunaan Penelitian

Harapan penulis ini dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak

diantara sebagai berikut:

1. Kegunaan Ilmiah (teoritis)

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat umumnya bagi

pengembangan kemajuan khazanah ilmu pengetahuan dan khususnya ilmu

tentang etika bisnis Islam dan sebagai kajian penelitian selanjutnya.

Page 8: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

8

2. Kegunaan Terapan (praktis)

Penelitian ini secara praktis berguna untuk memberikan solusi terhadap

masalah- maslah etika bisnis Islam, khususnya bagi masyarakat Desa

Gandukepuh Kecamaan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

E. Telaah Pustaka

Kajian pustaka yang telah dilakukan penulis menghasilkan satu hasil

penelitian terdahulu yang terkait dengan jasa usaha laundry, diantaranya:

Skipsi Fatimatuz Zahro dengan judul “Tinjuan Fiqih Terhadap Praktek

Jual Beli Gabah Yang Ditangguhkan Barangnya Di Desa Kedondong

Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun”, menjelaskan bahwa akad jual beli

gabah di desa kedondong kecamatan kebonsari kabupaten Madiun merupakan

transaksi jual beli yang belum sah karena tidak terpenuhinya salah satu rukun

jual beli yaitu ijab dan qabul. Dimana salah satu syarat rukun ijab dan qabul

yang tidak terpenuhi yaitu penetapan batas waktu pengambilan. Penetapan

harga yang dilakukan oleh petani dan tengkulak dalam jual beli gabah

bertentangan dengan fiqih. Karena harga diawal akad perjanjian ketika waktu

pengambilan tidak sesuai, sehingga menimbulkan spekulasi harga. Selain itu

wanpestasi yang dilakukan oleh petani dilarang dalam fiqih karena dalam

wanprestasi tersebut terdapat pengingkaran terhadap perjanjian yang telah

dibuat diawal.8

Kemudian dalam skripsi yang ditulis oleh Istiqomah yang berjudul

“Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Bahasa Iklan (Studi Kasus Iklan

8 Fatimatuz Zahro, “Tinjaun Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Gabah Yang

Ditangguhkan Di Desa Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun” (Skripsi:STAIN Ponorogo,

2014).

Page 9: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

9

Produk Jamu Tolak Angin dan Bintangin)” dalam skripsi ini membahas Sikap

dan perilaku masyarakat terhadap bahasa iklan Tolak Angin positif sedangkan

Bintangin negatif. Tolak Angin Melalui penggunaan bahasa iklan yang

konsisten serta dikemas dengan format iklan dan model iklan yang sedang

diidolakan masyarakat, terbukti ampuh merebut hati masyarakat dalam waktu

yang relatif lama. Sedangkan Keberadaan iklan Bintangin dengan bahasa

iklannya membuat masyarakat semakin ragu untuk mengkonsumsi jamu

tersebut dikarenakan takut dianggap bodoh walaupun sebenarnya juga tidak

pintar. Selain itu membahas tentang Iklan Tolak Angin sudah sesuai dengan

etika bisnis Islam. Sedangkan iklan Bintangin tidak sesuai dengan etika

Bisnis Islam karena bertentangan dengan firman Allah SWT QS. Al Hujurat:

12.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian fatimatuz Zahro

adalah bahwa penelitian ini menggunakan landasan etika bisnis Islam

sedangkan penelitian Fatimtuz Zahro mengunkan landasan hukum Islam,

akan tetapi keduanya sama-sama mengunakan objek yang sama dengan

rumusan masalah yang berbeda. Sedangkan yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian Istiqomah adalah sam-sama menggunakan landasan Etika

bisnis Islam dengan objek dan masalah yang dibahas berbeda.

Dari pengamatan tersebut maka penelitian ini bermaksud membahas

mengnai “Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa

Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo”.

Page 10: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

10

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitin

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sebuah penelitian

terhadap realita kehidupan sosial masyarakat secara langsung9. Penelitian

dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan

kondisi saat ini dari subjek yang diteliti. Tujuanya adalah melakukan

penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk

memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu10

.

Gambaran yang lengkap ini meliputi gambaran mengenai latar belakang,

sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu,

yang kemudian dari sifat-sifat yang khas itu dijadikan suatu yang umum11

.

Penelitian ini dilakukan dengan mencari data secara langsung dengan

melihat dari dekat objek yang diteliti,yaitu dengan melihat dan mengamati

secara langsung bagaimana transaksi jual beli gabah di Desa Gandukepuh.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu

suatu prosedur penelitian yang berusaha mengungkap berbagai keunikan

individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam

kehidupannya sehari-hari secara komperhensif dan rinci.12

Dalam hal ini

peneliti akan mengungkap berbagai kegiatan jual beli gabah yang terjadi di

9Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 52.

10Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam

Penelitian (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010),21. 11

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 57. 12

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 23.

Page 11: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

11

Desa Gandukepuh. Dan selanjutnya akan dideskipsikan tentang ucapan

dan berbagai perilaku yang terjadi di Desa tersebut.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo Dengan pertimbangan lokasi ini sangat mudah

dijangkau oleh penulis sehingga memudahkan penulis untuk melakukan

pengamatan sehingga benar- benar dihasilkan data yang akurat.

4. Subjek Penelitian

Istilah tersebut menunjukkan pada orang atau individu atau

sekelompok yang dijadikan unit satuan (kasus) yang diteliti. 13

Adapun

subjek dalam penelitian ini adalah tengkulak gabah dan para penjual di

Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah yang memberikan informasi langsung kepada

pengumpul data.14

Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari

wawancara kepada penjual atau pembeli gabah di Desa Gandukepuh

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

b. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen atau publikasi

atau laporan penelitian dari dinas atau instansi ataupun sumber data

13

Sanapiah Faisal, Format- format Penelitian Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1994), 109.

14

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian

(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), 211.

Page 12: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

12

lainnya yang menunjang.15

Data sekunder ini diperoleh dari buku

dokumentasi Desa Gandukepuh.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Atau dengan kata lain, wawancara

adalah suatu metode pengumpilan data yang berupa pertemuan dua

orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide

dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna

dalam suatu topik tertentu.16

Penulis berkomunikasi langsung dengan

para penjual (petani) dan pembeli (tengkulak) gabah di Desa

Gandukepuh untuk memperoleh informasi, terutama dalam kualitas

dan pemotongan berat timbangan gabah. Model wawancara yaitu

dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para penjual mupun

pembeli gabah.

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

15

Deni Hermawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 13. 16

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, 212.

Page 13: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

13

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar

hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.17

Contoh dokumen yang penulis dapatkan berupa data mengenai

profil desa yang berupa dokumen dari Balai Desa Gandukepuh.

7. Teknik Pengolahan Data

Adapun tehnik pengolahan data yang digunakan oleh penulis

adalah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali terhadap semua data yang

terkumpul, terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna,

keselarasan satu dengan yang lainnya, dan beragam masing-masing

dalam kelompok data.18

b. Organizing, menyusun data dan sekaligus mensistematis data-data

yang diperoleh dalam rangka paparan yang sudah direncanakan

sebelumnya sesuai dengan permasalahannya.

17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2005), 82. 18

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3IES,

1982), 191.

Page 14: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

14

c. Penemuan Hasil

Melakukan analisis lanjutan terhadap hasil pengorganisasian

data dengan kaidah dan dalil-dalil sehingga diperoleh kesimpulan

sebagai pemecahan dari rumusan yang ada.

8. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dalam rangka

mempermudah pembahasan skripsi, penulis menggunakan metode

induktif yaitu menyimpulkan berbagai penemuan kedalam kesimpulan

umum. Selain itu juga menggunakan penalaran secara deduktif, yaitu

metode berfikir yang diawali dengan teori-teori, dalil-dalil dan ketentuan

yang bersifat umum. Selanjutnya dikemukakan dengan kenyataan-

kenyataan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman dalam penelitian ini,

penulis mengelompokkan menjadi V (lima) bab. Adapun sistematika

pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran umum untuk memberi pola

pemikiran keseluruhan skripsi yang meliputi: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

Page 15: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

15

BAB II : ETIKA BISNIS DALAM ISLAM

Bab ini merupakan landasan teori hukum Islam yang terkait

dengan etika bisnis dalam Islam, meliputi: pengertian etika

bisnis dan etika bisnis Islam, dasar hukum etika bisnis

Islam, prinsip-prinsip etika bisnis Islam, serta larangan

dalam bisnis Islam, etika bisnis Nabi Muhammad SAW.

BAB III : PRAKTIK JUAL BELI GABAH DI DESA DESA

GANDUKEPUH KECAMATAN SUKOREJO

KABUPATEN PONOROGO

Bab ini merupakan hasil penelitian tentang praktik jual beli

gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo Isi yang akan ada di bab ini meliputi:

gambaran umum Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari sejarah desa, letak

geografis, keadaan penduduk, keadaan pendidikaan,

keadaan sosial agama, dan keadaan perekonomiannya,

Kualitas dalam jual beli gabah di Desa Gandukepuh

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo, praktik

penimbangan dalam jual beli gabah di Desa Gandukepuh

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo,

Page 16: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

16

BAB IV : ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

JUAL BELI GABAH DI DESA GANDUKEPUH

KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO

Bab ini merupakan pokok bahasan dari permasalahan

skripsi yang meliputi: Tinjauan etika bisnis Islam terhadap

kualitas gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo, Tinjauan etika bisnis Islam terhadap

penimbangan gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan

Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan dari rumusan permasalahan,

serta saran-saran dari penulis yang ditujukan kepada pihak-

pihak yang terlibat dalam jual beli gabah di Desa

Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

Page 17: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

17

BAB II

TEORI ETIKA BISNIS ISLAM

A. Pengertian Etika Bisnis Islam

Etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan

yang merupakan bagian dari filsafat. Menurut webster dictionary, Etika

ialah ilmu tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disistematisir

tentang tindakan moral yang benar. Perbedaan akhlaq dan etika ialah etika

merupakan cabang dari filsafat yang bertitik tolak dari akal dan pikiran,

sedangkan akhlaq ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan mana

yang baik dan mana yang buruk, berdasarkan ajaran dari Allah SWT dan

Rasulullah SAW.19

Ini berarti secara etimologi, etika identik dengan moral

karena telah umum diketahui bahwa istilah moral berasal dari kata mos

(dalam bentuk tunggal) dan mores (dalam bentuk jamak) dalam bahasa

Latin yang artinya kebiasaan atau cara hidup.20

Moral berasal dari bahasa Inggris yaitu moral, bahasa Latin

mores dan bahasa Belanda moural yang bermakna budi pekerti, kesusilaan

dan adat kebiasaan. Secara terminologi, etika adalah ilmu pengetahuan

tentang moral (kesusilaan). Setiap orang memiliki moralitasnya masing-

masing namun tidak semua orang perlu melakukan pemikiran secara kritis

19

Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta,

2009), 204. 20

Sondang Siagian, Etika Bisnis (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996), 2.

Page 18: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

18

terhadap moralitas yang menjadi kegiatan etika.21

Menurut Istianto Wahyu

dan Ostaria adalah cabang utama filsafat mempelajari nilai dan kualitas.

Etika mencangkup analisis dan penerapan konsep seperti benar-salah atau

baik-buruk, dan tanggung jawab. Etika adalah ilmu berkenaan tentang yang

buruk dan tentang hak kewajiban moral. Menurut Rafik Issa Bekum, Etika

dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan

yang baik dan buruk. Etika adalah ilmu yang bersifat normatif, karena ia

berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan

oleh seorang individu.22

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah kemampuan asas

atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan

salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 23

Sedangkan bisnis adalah sebagai organisasi yang menjalankan

aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh

konsumen untuk memperoleh profit. 24

Dalam Islam, istilah yang dekat berhubungan dengan istilah etika di

dalam al-Qur‟an adalah khulu>q. Al-Qur‟an juga mempergunakan sejumlah

istilah lain untuk menggambarkan konsep tentang kebaikan: Khayr

21

Suparman Usman, Hukum Islam Asas-Asas Dan Pengantar Studi Hukum Islam Dalam

Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001) 78. 22

Veithzal Rivai, Amiur Nuruddin Dkk, Islamic Business And Economis Ethic: Mengacu

Pada Al Qur‟an dan Mengikuti Jejak Rasulullah Saw Dalam Bisnis, Keuangan dan Ekonomi

(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 2- 3. 23

Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Economics And Finance: Ekonomi dan

Keuangan Islam Bukan Alternatif Tetapi Solusi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012),

215. 24

Veithzal Rivai dan Andi, 231.

Page 19: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

19

(kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), adl (kesetaraan dan

keadilan), haqq (kebenaran dan kebaikan), ma‟ruf (mengetahui dan

menyetujui), dan taqwa (ketakwaan). Adapun yang berhubungan dengan

etika dalam al-Qur‟an yang secara langsung adalah al- khulu>q. Al- khulu>q

dari kata dasar khaluqa-khuluqan, yang berarti tabiat, budi pekerti,

kebiasaan, kesatriaan. Dan di dalam tradisi pemikiran Islam dari kata khulu>q

ini kemudian lebih dikenal dengan akhlak. Menurut Ahmad Amin akhlak

adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan apa yang

seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan

yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan

menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Atau

merupakan gambaran rasional mengenai hakikat dasar perbuatan dan

keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa

perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan atau

dilarang.25

Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma-

norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etika profesi bisnis,

merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan

memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman,

dan sebagainya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen

ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan.

25

Muhammad, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan, 2004), 38-

40.

Page 20: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

20

Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam bentuknya yang

tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang atau jasa) termasuk profitnya,

namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya

karena aturan halal dan haram, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat

al- Baqarah (2) ayat 188:

ي مياتأا ي ريق يا يأا لي ال سيب إ ي ي ل يب ا ط ي تدا ي ويتأا يأا ا يب أ ت يت ني

Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.

Etika Bisnis Islam menurut Muhammad Djakfar adalah norma-norma

etika yang berbasiskan al-Qur‟an dan hadits yang harus dijadikan acuan

oleh siapapun dalam aktivitas bisnis. Dengan kata lain bagaimanapun etika

bisnis yang berbasis kitab suci dan sunah Rasulullah SAW, sebagaimana

halnya etika bisnis modern, tidak cukup dilihat secara partialistik semata,

tetapi perlu dilihat juga dalam fungsinya secara utuh (holistik). Dalam arti

etika bisnis Islam perlu diposisikan sebagai komboditas akademik yang bisa

melahirkan sebuah cabang keilmuan, sekaligus sebagai tuntutan para pelaku

bisnis dalam melakukan aktivitas sehari-hari.26

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika adalah

suatu hal yang dilakukan secara benar dan baik, tidak melakukan

keburukan, melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan moral dan

26

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islam (Malang: UII Malang Press, 2008), 84-85.

Page 21: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

21

melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan dalam

Islam etika adalah akhlak seorang muslim dalam melakukan semua kegiatan

termasuk dalam bidang bisnis. Oleh karena itu, jika ingin selamat dunia dan

akhirat, kita harus memakai etika dalam keseluruhan bisnis kita. Etika

merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan

standar benar atau didukung oleh penalaran yang baik.27

B. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam

Dasar hukum etika bisnis Islam antara lain adalah:

1. Firman Allah SWT.

a) Surat al-Baqarah ayat 42 :

ي أ ت يت ني يب ا ط ي ت ت ي ويت ي

Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan

yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu,

sedang kamu mengetahui.”

b) Surat an-Nisa‟ ayat 29:

أةيع يت ر ي ل يب ا ط ي ويأنيت ني ي يأي ي ا ي يآال يويتأا يأا ا يب ال ي ويت قت يأ ف ي ني ا يا نيب يأح

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.”28

27

Rivai, Islamic Bussines, 3-4.

28

Depag RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha Putra), 153.

Page 22: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

22

c) At-Taubah : 24

لقد نصركم الله في مواطن كثيرة وي وم حن ين إذ أعجبتكم كث رتكم ف لم ت غن عنكم ي و ا عليكم ااأ أحب م وليتم مد رين

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan

(ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi

congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang

banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan

bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian

kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.”

d) An-Nuur : 37

أج ل ا ت لهيهم تج أة وا يع عن ذكر الله وإا م الصاة وإيت ء الزك ة يخ فون ي وم ت ت قل فيه القلوو واا ص أ

Artinya: “lalaki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak

(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari)

mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.

Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan

penglihatan menjadi guncang.”

e) Ash-Shaff : 10

ي أي ه ال ين منوا أ لكم عل تج أة ت نجيكم من ع او أليم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan

kamu dari azab yang pedih.”29

29

Al-Qur‟an, 61: 10.

Page 23: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

23

2. Al-Hadits

a. Hadits tentang larangan menipu

حد ن سفي ن عن العاء ن عبدالرح ن،عن ا يه،عن ا .حد ن م ن ع أ . ف يد فيه .ا ل مرأسول اه صل اه عليه وسلم رج يبيع طع م : ري رة

.ف ق ل أسول اه صل اه عليه وسلم لي من من . ف ذا ومغ و

Artinya: Mewartakan kepada kami Hisyam bin “Ammar, mewartakan kepada kami Sufyan, dari Al- Ala-Bin‟ Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, Dia berkata: Rasulullah Saw.

Lewat pada seseorang yang menjual makanan. Lalu beliau

memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut.

Ternyata makanan tersebut telah dicampur. Maka Rasulullah

SAW. Pun bersabda: Bukan dari golongan kami orang yang

menipu.30

b. Hadits anjuran jujur

حد ن عن سفي ن،عن ا ح زة،عن الحسن، عن ا .حد ن ابيص :حد ن ن اامين مع النب ي ين الت جرالصدو : سعيد،عن النبي صل اه عليه وسلم ا ل

. والصديقين وال هداء

Artinya: Hanad menceritakan kepada kami, Qubaisah menceritakan

kepada kami dari Sufyan dari Abu Hamzah dari Al Hasan

dari Abu Said dari Nabi SAW. bersabda:Pedagang yang

jujur dan dapat dipercaya ia beserta para Nabi , orang-

orang yang jujur dan orang-orang yang mati sahid‟. 31

c. Hadits tentang takaran yang baik

حد ن علي : ن ر ن لحكم،ومح د ن عقي ن ويلد،ا ا ن حد ن عبدالرح حد ن يزيدالنحوي؛أن عكرم حد ه عن ن . ن الحسين ن واادحد ن أ

ل ادم لنبي صل اه عليه وسلم ال دي ن ك نوامن ا بث الن ا :عب ا ا ل .ف حسنواالكي عدذل (وي لل ففين ) ف ن زل اه سبح نه .كيا

Artinya: Mewartakan kepada kami „Abdurrahman bin Bisyr bin Al-Hakam dan Muhammad bin „Aqil bin Khuwailid, keduanya

30

Abdullah Shonhaji, Terj. Sunan Ibnu Majah vol.III (Semarang: Asy-Syifa‟, 1993), 71. 31

Moh Zuhri , Terj. Sunan At Tirmidzi Vol.I (Semarang: As-Syifa‟, 1992), 561.

Page 24: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

24

berkata: mewartakan kepada kami „Aliy bin Husain bin Waqid; merwatakan kepadaku ayahku ;mewartakan

kepadaku Yazid An-Nahwiy, bahwasannya Ikrimah

mewartakan padanya, dari Ibnu Abbas, dia berkata “ tatkala Nabi SAW tiba di Madinah. Saat itu mereka adalah seburuk-

buruk manusia dalam menakar. Kemudian Allah menurunkan

surat Al-Mutaffifi>n. Sesudah itu mereka membaguskan

takaran.32

C. Prinsip- Prinsip Etika Bisnis Islam

Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang, dan agama Islam

disebarluaskan terutama melalui para pedagang muslim. Dalam al-Qur‟an

terdapat peringatan terhadap penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak dilarang

mencari kekayaan dengan cara halal.

وأح الله الب يع وحرم الر وا Artinya: “Allah telah menghalalkan perdagangan dan melarang riba”. (QS.

Al-Baqarah: 275).

Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat

strategis di tengah kegiatan manusia mencari rezeki dan

penghidupan. Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada

pelakunya, itu sebabnya misi diutusnya Rasulullah SAW ke dunia adalah

untuk memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak.

Seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh

etika dan moral bisnis Islami yang mencakup Husnul Khuluq. Pada derajat

ini Allah SWT akan melapangkan hatinya, dan akan membukakan pintu

rezeki, dimana pintu rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia tersebut,

32

Ibid., 70.

Page 25: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

25

akhlak yang baik adalah modal dasar yang akan melahirkan praktik bisnis

yang etis dan moralis.

Salah satu dari akhlak yang baik dalam bisnis Islam adalah

sebagian dari makna kejujuran adalah seorang pengusaha senantiasa terbuka

dan transparan dalam jual belinya. Akhlak yang lain adalah amanah, Islam

menginginkan seorang pebisnis muslim mempunyai hati yang tanggap,

dengan menjaganya dengan memenuhi hak-hak Allah dan manusia, serta

menjaga muamalahnya dari unsur yang melampaui batas atau sia-sia.

Seorang pebisnis Muslim adalah sosok yang dapat dipercaya, sehingga ia

tidak mendholimi kepercayaan yang diberikan kepadanya. Konsekuen

terhadap akad dan perjanjian merupakan kunci sukses yang lain dalam hal

apapun sesungguhnya Allah memerintah kita untuk hal itu.

Prinsip (aksioma) dalam ilmu ekonomi Islam yang perlu diterapkan

dalam bisnis Islam adalah:

1. Kesatuan (tauhid)

Alam semesta, termasuk manusia, adalah milik Allah, yang

memiliki kemahakuasaan (kedaulatan) sempurna atas makhluk-makhluk-

Nya. Konsep tauhid berati Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa

menetapkan batas-batas tertentu atau perilaku manusia sebagai khalifah,

Page 26: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

26

untuk memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak

individu lainnya.33

Tauhid mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan

Allah selaku Tuhan semesta alam. Segala sesuatu yang ada dialam ini

bersumber dan berakhir kepada-Nya. Dialah pemilik mutlak dan absolut

atas semua yang diciptakan-Nya. Karena itu, segala aktvitas manusia,

khususnya dalam muamalah dan bisnis, hendaknya mengikuti aturan-

aturan yang ada, jangan sampai menyalahi batasan-batasan yang

diberikan.34

Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai

manusia. Diskriminasi tidak bisa diterapkan atau dituntut hanya

berdasarkan warna kulit, ras, kebangsaan, agama, jenis kelamin, atau

umur. Hak-hak dan kewajiban ekonomi setiap individu disesuaikan

dengan kapabilitas dan kapasitas yang dimiliki dan sinkronisasi pada

setiap peranan normatif masing-masing dalam struktur sosial. Kapan saja

ada perbedaan-perbedaan seperti ini, maka hak-hak dan kewajiban-

kewajiban mereka harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta

keseimbangan. Islam tidak mengakui adanya kelas-kelas sosiol ekonomis

sebagai sesuatu yang bertentangan dengan prinsip persamaan maupun

dengan prinsip persaudaraan (ukhuwah). Karena mematuhi ajaran-ajaran

33

Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2006), 89. 34

Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Economics And Finance: Ekonomi Dan

Keuangan Islam Bukan Alternatif Tetapi Solusi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012),

229.

Page 27: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

27

Islam dalam semua aspeknya, dianggap sebagai sarana untuk

mendapatkan ridho Allah SWT.35

2. Keseimbangan atau kesejajaran (al- ‘adl wa al-ihsan)

Berkaitan dengan konsep kesatuan, dua konsep Islam al-„adl dan

al-ihsan menunjukkan suatu keadaan keseimbangan atau kesejajaran

sosial. Al-Qur‟an menyatakan:

ي ي ل ىيع ي افح ءي ا ل ري ا غيي ني ا ييأاريب ا دلي إح ني يت ءي ي اقر ي يا يت ار ني

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah

melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.

Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat

mengambil pelajaran.”.

Sebagai cita-cita sosial, prinsip keseimbangan atau kesejajaran

menyediakan penjabaran yang komplit seluruh kebajikan dasar institusi

sosial, hukum, politik dan ekonomi. Pada dataran ekonomi, prinsip

tersebut menentukan konfigurasi aktivitas-aktivitas ditribusi, konsumsi

serta produksi yang terbaik, dengan pemahaman yang jelas bahwa

kebutuhan seluruh anggota masyarakat yang kurang berutung dalam

masyarakat Islam didahulukan atas sumber daya riil masyarakat.36

Dalam presfektif Islam, keberagaman harus diseimbangkan agar

menghasilkan tatana yang baik. Allah SWT berfirman:

35

Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2006), 90. 36

Syed Nawab Haider Haqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), 39-40.

Page 28: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

28

إن ك يء لقن قدأ Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu

menurut ukuran.”

Keseimbangan juga hurus terwujud dalam kehidupan ekonomi.

Dalam segala jenis bisnis yang dijalaninya, Nabi Muhammad SAW

menjadikan nilai adil sebagai standar utama. Kedudukan dan tanggung

jawab para pelaku bisnis dibangunnya melalui prinsip “akad yang saling

setuju”.37

Implementasi ajaran keseimbangan dan keadilan pada kegiatan

bisnis harus dikaitkan dengan pembagian manfaat kepada semua

komponen dan pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung

sesuai dengan peran dan kontribusi yang telah mereka berikan terhadap

keberhasilan atau kegagalan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

pelaku bisnis secara seimbang dan adil atau sepadan. Manfaat yang diraih

harus didistribusikan sesuai dengan peraturan atau kesepakatan yang adil

dan seimbang.

Demikian pula jika terjadi resiko maka hal inipun terdistribusi

sesuai dengan kontribusi beban dan peran yang diberikan oleh pihak-

pihak tertentu yang relevan dengan peran yang diberikan. Dan segala

pengukuran dan penakaran atas segala sesuatu yang diperdagangkan dan

dipertukarkan antara hak dan kewajiban para pelaku yang bertransaksi

dan bersepakat untuk memberikan hak orang lain atau partner kerja, atau

37

Muhammad Hidayat, An Introduction The Sharia Economic (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010),

59-40.

Page 29: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

29

menerima hak sesuai dengan kewajiban yang diberikan. Hal ini harus

diberikan suatu hak dan kewajiban yang sebanding sesuai dengan

kontribusi yang diberikan dalam membentuk nilai ekonomi dan sosial

yang diberikan dalam ukuran martabat kemanusiaan, maka prinsip

keadilan dan keseimbangan dalam memenuhi kewajiban dalam

memberikan hak pihak partner Islam sangat concern terhadap masalah

ini.

Jika prinsip ini dijalankan dengan benar, maka dalam pergaulan

hubungan ekonomi akan tercipta suatu kondisi hubungan kerjasama yang

saling memberikan manfaat ekonomi yang adil dan sepadan dan ini sesuai

dengan ajaran ekonomi Islam.

Etika bisnis di dalam tuntunan Islam yang menekankan pada

keseimbangan dan keadilan adalah pengelolaan bisnis yang dilakukan oleh

orang Islam yang beriman dan qiyas. Konsep al-Qur‟an mencegah ketidak

adilan dan menganjurkan pengelolaan yang adil dan seimbang sesuai

dengan peran dan kontribusi masing-masing pihak yang berperan baik

langsung maupun tidak langsung dalam ikut serta untuk mencapai tujuan

bisnis dan tujuan bersama dengan para partner kerja dan masyarakat. 38

3. Kehendak bebas (ikhtiyar)

Dalam pandangan Islam manusia terlahir memiliki kehendak bebas

yakni, dengan potensi menentukan diantara pilihan-pilihan yang beragam.

38

Muslich, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: EKONISIA, 2010), 32- 33.

Page 30: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

30

Karena kebebasan manusia tidak dibatasi dan bersifat voluntaris, maka dia

juga memiliki kebebasan untuk mengambil pilihan yang salah. Dan untuk

kebaikan manusia sendiri pilihan yang benar.39

Pada tingkat tertentu, manusia diberi kehendak bebas untuk

mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT

menurunkannya ke bumi. Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia

sepenuhnya dituntut oleh hukum yang diciptakan Allah SWT. Ia diberi

kemampuan untuk berfikir dan membuat keputusan, untuk memilih

apapun jalan hidup yang ia inginkan, dan yang paling penting bertindak

berdasarkan aturan apapun yang ia pilih. Tidak seperti halnya ciptaan

Allah SWT yang lain di alam semesta, ia dapat memilih perilaku etis

ataupun tidak etis. 40

Prinsip kebebasan inipun mengalir dalam ekonomi Islam. Prinsip

transaksi ekonomi yang menyatakan asas hukum ekonomi adalah halal,

seolah mempersilahkan para pelakunya melaksanakan kegiatan ekonomi

sesuai yang diinginkan, menumpahkan kreativitas, modifikasi dan

ekspansi seluas dan sebesar-sebesarnya, bahkan transaksi bisnis dapat

dilakukan dengan siapa pun secara agama.41

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis

Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.

39

Syed Nawab Haider Haqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), 42. 40

Muhammad, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN),

55- 56. 41

Hidayat, An Introduction The Sharia Economic, 60.

Page 31: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

31

Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi

seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan

segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus-

menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan

dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui

zakat, infak, dan sedekah. Keseimbangan antara kepentingan individu dan

kolektif inilah menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian

tanpa merusak sistem sosial yang ada.42

4. Tanggung jawab (fardh)

Nabi Muhammad SAW mewariskan pilar tanggung jawab dalam

kerangka etika bisnisnya. Kebebasan harus diimbangi dengan pertanggung

jawaban manusia. Setelah menentukan daya pilih antara baik dan buruk,

manusia harus menjalani konsekuensi logisnya. Allah SWT berfirman :

ك ن ف كسب أ ين

Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah

diperbuatnya.” (QS. al- Muddatstsir: 38)

Karena keuniversalan sifat al-„adl, maka setiap indvidu harus

mempertanggung jawabkan tindakannya. Tidak seorangpun dapat lolos

dari konsekuensi perbuatan jahatnya hanya dengan mencari kambing

hitam. Bukan itu saja, manusia juga dimintai pertanggung jawaban atas

kejahatan yang berlangsung disekitarnya. Karena itu manusia

42

Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2006), 96.

Page 32: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

32

diperingatkan terlebih dahulu. Pertanggung jawaban sepenuhnya atas

ketiadaan usaha untuk membentuk masa depan yang lebih baik juga

dipikulkan atas pundak manusia.

Wujud dan etika ini adalah terbangunnya transaksi yang fair dan

bertanggung jawab. Nabi Muhammad SAW menunjukan intergritas yang

tinggi dalam memenuhi segenap klausa kontraknya dengan pihak lain. Di

samping itu, beliau kerap mengaitkan suatu proses ekonomi dengan

pengaruhnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Untuk itu beliau

melarang diperjualbelikan produk-produk yang dapat merusak masyarakat

dan lingkungan.43

5. Kebajikan

Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan

sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibanding orang

yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban

apapun.44

Penerapan konsep kebajikan dalam etika bisnis menurut al-

Ghaza>li> terdapat enam bentuk kebajikan:

a) Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus

memberikannya, dengan mengambil keuntungan yang sedikit

mungkin. Jika yang memberi melupakan keuntungannya, maka hal

tersebut akan lebih baik baginya.

43

Hidayat, An Introduction The Sharia Economic, 61- 63 44

Muhammad, Etika Bisnis, 57.

Page 33: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

33

b) Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih baik

baginya untuk membayarnya sedikit lebih banyak dari harga yang

sebenarnya.

c) Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang harus

bertindak secara bijaksana dengan memberi waktu yang lebih kepada

yang meminjam untuk membayar hutangnya dan jika diperlukan

seseorang boleh mengurangi pinjaman untuk meringankan beban sang

peminjam.

d) Sudah sepantasnya bahwa mereka yang ingin mengembalikan barang-

barang yang sudah dibeli seharusnya diperbolehkan untuk

melakukannya demi kebajikan.

e) Merupakan tindakan yang sangat baik bagi sang peminjam jika

mereka membayar hutangnya tanpa harus diminta. 45

D. Larangan-larangan dalam Bisnis Islam

Dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa aktivitas yang dilarang,

antara lain:

1. Larangan Najasah.

Praktik perdagangan dimana seorang berpura-pura sebagai

pembeli yang menawar tinggi harga barang dagangan dengan disertai

45

Rafik Isa Beekum, Etika Bisnis, 43-44.

Page 34: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

34

memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar, tujuannya adalah

untuk menaikkan harga barang. 46

2. Larangan khalabah

Khalabah berati menyesatkan, seperti merayu-merayu klien

yang polos dan kurang hati-hati dengan melebih-lebihkan mutu komoditi.

Hal ini dilarang karena tidak etis seseorang menampilkan produknya

dengan cara tertentu, sementara kenyataannya tidak begitu. Oleh sebab

itu, pemasaran manipulatif dan berlebihan, serta tidak sesuai fakta

dagangannya adalah dilarang.

3. Keterbukaan, Transparan, dan Membantu Pemeriksaan

Syariah menaruh keutamaan besar bagi peran informasi dalam

pasar. Seseorang harus memberikan kesempatan luas kepada klien untuk

melihat dan memeriksa komonditas yang akan dibelinya. Informasi yang

tidak akurat atau menipu adalah dilarang dan dinilai sebagai dosa.

Merahasiakan informasi sangat penting untuk kontrak adalah sama

saja dengan pelanggaran atas norma Islam dalam bisnis dan pihak yang

dirugikan atas informasi tersebut di dalam kontrak berhak untuk

membatalkan kontrak. Banyak kebiasaan Nabi Muhammad SAW

menekankan kebutuhan akan informasi dan keterbukaan serta melarang

praktik menghalangi informasi mengenai harga dan mutu komboditas

kepada pembeli dan penjual. Tetap diam dan tidak membolehkan pembeli

46

Jusmaliani Dan Masyhuri Dkk, Bisnis Berbasis Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

60.

Page 35: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

35

mengetahui bila ada cacat padahal diketahui oleh penjual adalah

kebohongan. Maka, sitem etika Islam mengharuskan seluruh informasi

yang terkait dengan penilaian aset harus sama-sama bisa diakses oleh

seluruh investor di dalam pasar. Hal ini konsisten dengan hak-hak para

pihak untuk memiliki informasi yang penting dan bebas dari salah tafsir.47

Kontrak bisnis dan keuangan berkonsekuensi pada hak dan

kewajiban para pihak yang menerima tanggung jawab harus memenuhi

kewajiban sebagaimana kesepakatan dalam kontrak. Syariah menekankan

tak hanya pemenuhan kontrak namun juga janji atau kesepakatan

bersama.

4. Memenuhi kesepakatan dan kewajiban

Kontrak bisnis dan keuangan berkonsekuensi pada hak dan

kewajiban para pihak yang menerima tanggung jawab harus memenuhi

kewajiban sebagaimana kesepakatan dalam kontrak. Syariah menekankan

tak hanya pemenuhan kontrak namun juga janji atau kesepakatan bersama.

Salah satu ciri dari kemunafikan, yang dijelaskan dalam syariah adalah

bahwa mereka tak pernah memenuhi janji.

Untuk itu, para ahli masa kini dengan tegas memandang janji yang

mengikat. Dalam keuangan Islam, konsep janji ditarik dalam murabaha

menjadi pemesan pembelian, persewaan, mengurangi musharakah, dan

sebagainya. Di dalam semua kesepakatan ini, jika yang memberi janji tak

47

Rivai, Amiur Nuruddin Dkk, Islamic Business And Economis Ethic: Mengacu Pada Al

Qur‟an dan Mengikuti Jejak Rasulullah Saw Dalam Bisnis, Keuangan dan Ekonomi, 404- 405.

Page 36: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

36

bisa memenuhi janjinya, maka yang menerima janji berhak untuk

medapatkan lagi kerugian aktual yang dialami dikarenakan pelanggaran

janji.48

5. Kerja sama dan Menghilangkan Kesengsaraan

Saling membantu, solidaritas dan menanggung bersama atas

kerugian dan bahaya adalah norma-norma penting lain dari kerangka

ekonomi Islam dibandingkan dengan struktur ekonomi konvensional,

dimana persaingan yang kejam menibulkan banyak praktik tidak etis,

memenuhi membantu sesama disaat membutuhkan dan melarang perilaku

apa pun yang menyebabkan kerugian atau berbahaya bagi orang lain.

49Firman Allah SWT dalam surah al-Maa>idah ayat 2:

وت ع ونوا عل البر والت قوى وا ت ع ونوا عل اإ م والعدوان وات قوالله إن الله ديد العق و

Artinya: “....Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

48

Ibid., 406. 49

Ibid, 407.

Page 37: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

37

6. Pemasaran Bebas dan Penetapan Harga Yang Adil

Islam memberikan kebebasan asasi untuk memasuki jenis usaha atau

transaksi halal apapun. Meskipun demikian, ini tidak berarti bebas tak

terkendali untuk berkontrak.

Perdagangan diizinkan jika dilakukan atas komoditas yang

dibolehkan dan sesuai dengan aturan dan prinsip yang ditetapkan oleh

syariah Islam, sehubung dengan adanya berbagai jenis transaksi seperti

bai‟, ijarah, dan jasa.

Islam memandang pasar bebas dimana harga yang adil ditetapkan

oleh permintaan dan pemasokan. Harga-harga akan diperdagangkan adil

jika memang itu adalah hasil fungsi kekuatan pasar sejati. Tidak boleh ada

campur tangan dalam peran bebas kekuatan permintaan dan pemasokan,

demikian juga mencegah ketidak adilan atas nama pemasok barang, yang

berarti menjual sesuatu dengan harga lebih tinggi dan memberi kesan

kepada klien bahwa ia dipaksa membayar sesuai dengan tingkat harga

pasar.

Harga komoditas apapun ditentukan dengan memperhitungkan input,

dan biaya produksi, gudang, transportasi dan biaya-biaya lainnya, jika ada,

serta marjin laba sang pedagang. Jika seseorang mulai menjual barang

dagangannya di pasar dengan harga kurang dari harga biaya, di luar

kebaikan dan kedermawanannya, ia akan membuat masalah untuk yang

Page 38: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

38

lain, dengan mana pemasok atau komoditas dimaksud akan terganggu

nantinya, dan pada akhirnya orang lain akan menderita.50

7. Bebas dari Dharar (kerusakan)

Jika sebuah kontrak antara dua pihak sudah disahkan disertai

mufakat bersama, ternyata merugikan kepentingan pihak ketiga, pihak

ketiga ini boleh menikmati opsi dan hak tertentu. Kasus yang tepat

adalah hak antisipasi dari seseorang mitra dalam kepemilikan bersama.

8. Larangan Terhadap Kecurangan Dalam Takaran dan Timbangan

(ghabn)

Istilah ghabn secara bahasa berarti pengurangan. Dengan kata

lain, ghabn merupakan pengurangan jumlah objek akad sehingga tidak

sesuai denngan hasil kesepakatan. Dalam hukum bisnis syariah, ghabn

hukumnya diharamkan, karena dengan mengurangi objek akad tersebut

berarti akan merugikan pihak lain.

أ ي ا ي ا ز نيب اق طيوي في ف ي وي س

Artinya: Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.

Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan

sekedar kesanggupannya.(QS.Al-An‟am[6]:15)51

Kecurangan dalam menakar dan timbangan mendapat perhatian

khusus dalam al-Qur‟an, karena praktik, seperti ini telah merampas hak

orang lain. Selain itu, praktik ini juga menimbulkan dampak yang sangat

50

Rivai, Islamic Business And Economis Ethic: Mengacu Pada Al Qur‟an dan Mengikuti Jejak Rasulullah Saw Dalam Bisnis, Keuangan Dan Ekonomi, 408- 409.

51 Burhanuddin, Hukum Bisnis Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2011), 233.

Page 39: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

39

buruk dalam dunia perdagangan yaitu timbulnya ketidak percayaan

pembeli terhadap para pedagang yang curang. Oleh karena itu, pedagang

yang curang pada saat menakar dan menimbang mendapat acaman siksa

diakhirat.

Kecurangan merupakan sebab timbulnya ketidak adilan dalam

masyarakat, padahal keadilan diperlukan dalam setiap perbuatan agar

tidak menimbulkan perselisihan. Pemilik timbangan senantiasa dalam

keadaan terancam dengan adzab yang pedih apabila ia bertindak curang

dengan timbangannya itu. Pedagang beras yang mencampur beras mutu

bagus dengan beras mutu rendah, penjual daging yang menimbang daging

dengan campuran tulang yang menurut kebiasaan tidak disertakan dalam

penjualan, pedagang kain yang ketika kulakan membiarkan kain dalam

keadaan kendor tetapi pada saat menjual ia menariknya cukup kuat

sehingga ia memperoleh tambaahan keuntungan dari cara pengukurannya

itu, semua itu termasuk kecurangan yang akan mendatangkan adzab bagi

pelakunya.52

9. Larangan Rekayasa Harga

Rasulullah SAW menyatakan bahwa harga dipasar itu ditentukan oleh

Allah SWT. Ini berarti harga di pasar tidak boleh diintervensikan oleh

siapapun. Harga itu ditentukan berdasarkan mekanisme pasar yang

alamiah. Hal ini dapat dilakukan ketika pasar dalam keadaan normal,

52

Ibid, 411- 416.

Page 40: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

40

tetapi apabila tidak dalam keadaan sehat, yakni terjadi kedzaliman seperti

kasus penimbunan, riba, dan penipuan maka pemerintah hendaknya dapat

bertindak untuk menentukan harga apabila terjadi praktik kedzaliman di

pasar. Rekyasa harga dapat terjadi ketika ada seseorang yang menjdi

penghubung (makelar) antara pedagang yang dari pedesaan, kemudian ia

membeli dagangan itu sebelum masuk pasar sehingga para pedagang desa

belum tahu harga di pasar yang sebenarnya. Kemudian, pedagang

penghubung tadi menjualnya dikota dengan mengambil keuntungan besar

yang diperoleh dari pembeli mereka terhadap pedagang pedesaan. Praktik

seperti ini dilarang oleh Rasulullah SAW karena dapat menimbulkan

penyesalan terhadap pedagang pedesaan tersebut.

10. Larangan Menimbun Barang (Ihtikar)

Islam mengajak kepada para pemilik harta untuk mengembangkan

harta mereka dan menginvestasikannya. Sebaliknya melarang mereka

untuk membekukan dan tidak memfungsikannya. Maka tidak boleh bagi

pemilim tanah menelantarkan tanahnya dari pertanian, apabila masyarakat

memerlukan apa yang dikeluarkan oleh bumi berupa tanaman-tanaman

dan buah-buahan. Demikian pula pemilik pabrik dimana manusia

memerlukan prodaknya, karena ini bertentangan dengan prinsip istikhlaf

(amanah peminjaman dari Allah). Demikian juga dengan tidak

diperbolehkan bagi pemilik uang untuk menimbun dan menahannya dari

peredaran, sedangkan umat dalam keadaan membutuhkan untuk

memfungsikan uang itu untuk proyek-proyek yang bermanfaat dan dapat

Page 41: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

41

membawa dampak berupa terbukanya lapangan kerja bagi para

pengangguran dan menggairahkan aktivitas perekonomian.53

E. Etika Bisnis Nabi Muhammad S.A.W

Nabi Muhmmad SAW banyak memberikan petunjuk mengenai etika

bisnis, diantaranya ialah: Pertama , bahwa prinsip esensial dalam bisnis

adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat

fundamental dalam kegiatan bisnis. Nabi Muhmmad SAW sangat intens

menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Beliau sendiri selalu bersikap

jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang

busuk disebelah bawah dan barang baru dibagian atas.

Kedua , kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku

bisnis menurut Islam tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-

banyaknya, sebagaimana yang diajarkan bapak ekonomi kapitalis, Adam

Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta‟awun (menolong orang lain)

sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis bukan hanya

mencari keuntungan material semata, tetapi didasari kesadaran memberi

kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang. 54

Ketiga, tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad SAW

sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam

melakukan transaksi bisnis. Keempat, ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis

harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Kelima, tidak boleh berpura-

53

Ibid., 417-419. 54

Hidayat, An Introduction The Sharia Economic, 51.

Page 42: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

42

pura menawar harga tinggi agar orang lain membeli dengan harga tersebut.

Keenam, tidak boleh menjelek-jelekan bisnis orang lain agar orang membeli

kepadanya. Ketujuh, tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah menumpuk dan

menyimpan barang dalam masa tertentu dengan tujuan agar harganya suatu

saat menjadi naik dan keuntungan besar pun diperoleh. Kedelapan, takaran,

ukuran, dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang

benar dan tepat harus benar-benar diutamakan.55

Allah SWT berfirman:

يا ا يأ ي يي(۲) ا ي ي ي ات ا يع ىي ال سيي ت نيي(۱) ي يا طففني(۳) ر ني ي

Artinya:“ Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-

orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta

dipenuhi,dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang

lain, mereka mengurangi.”56 (QS. Al- Muthaffifin: 1-3)

Kesembilan, bisnis tidak boleh menggangu kegitan ibadah kepada

Allah SWT. Kesepuluh, membayar upah sebelum keringat karyawan kering.

Pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah harus sesuai

dengan kerja yang dilakukan. Kesebelas, tidak monopoli. Salah satu

keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegititimasi monopoli dan

oligopoli. Contohnya yang sederhana adalah ekploitsi (pengusaha) individu

tertentu atas hak milik sosial; sepeti air, udara, tanah dan kandungan isinya

seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebut mengeruk keuntungan

secara pribadi tanpa memberi kesempatan kepada orang lain. Hal ini dilarang

dalam Islam.

55

Ibid., 51-53. 56

Al-Qur‟an, 83: 1-2.

Page 43: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

43

Kedua belas, tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi mudhrat

yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. Misalnya

larangan melakukan bisnis senjata disaat terjadi chaos (kekacauan) politik.

Tidak boleh menjual barang halal seperti menjual anggur kepada produsen

minuman keras. Karena ia diduga keras mengolahnya menjadi miras. Semua

bentuk bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak esensi hubungan

sosil yang jutru harus dijaga dan diperhatikan secara cermat.

Ketiga belas, komonditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan

halal, bukan barang yang haram seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi,

dan lain sebagainya. Keempat belas, bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa

paksaan. Kelima belas, segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya.

Keenam belas, memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum

mampu membayar. Ketujuh belas, bisnis yang dilakanakan bersih dari unsur

riba. 57

Sampai hari ini, perbincangan seputar riba selalu hangat karena

interprestasi terhadapnya selalu bermuatan kontraversial. Ulama telah

berkonsensus bahwa riba itu terlarang (haram). Namun ketika menangani

pesoalan bunga bank dan asuransi yang mempraktikkan bunga, para ulama

tidak bersepakat. Mayoritas ulama tetap menganggapnya sebagai riba,

sedangkan yang lain tidak demikian. Adapun ulama yang membolehkannya

dengan alasan darurat, yaitu kebolehan bunga bank, tidak bersifat mutlak.

57

Hidayat, An Introduction The Sharia Economic, 53-55.

Page 44: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

44

Artinya apabila telah ada bank Islami, maka kedudukan bunga bank

konvesional menjadi terlarang.

Etika bisnis memegang peranan penting dalam membentuk pola dan

sistem transaksi bisnis yang pada akhirnya menentukan nasib bisnis yang

dijalankan seseorang. Sisi yang cukup menonjol dalam peletakan etika bisnis

Nabi Muhammad SAW adalah nilai spiritual, humanisme, kejujuran,

keseimbangan, dan semangatnya untuk memuaskan mitra bisnisnya. Nilai-

nilai tersbut telah melandasi tingkah laku dan sangat melekat serta menjadi

ciri kepribadian sebagai manajer profesional. Implementasi bisnis yang

dilakukanya berporos pada nilai-nilai tauhid yang diyakininya.58

58

Ibid., 55.

Page 45: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

45

BAB III

PRAKTIK JUAL BELI GABAH DI DESA GANDUKEPUH

KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO

A. Gambaran Umum Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten

Ponorogo

1. Sejarah Desa Gandukepuh

Pada zaman dahulu pemerintah batoro katong arah barat daya

Dusun Mirah Desa Nambangrejo. Berdiri sebuah pondok pesantren yang

dipimpin oleh Kyai Ageng Imam Musakaf putra Ki Ageng Mirah

penghulu kadipaten Ponorogo zaman batoro katong.

Pada suatu hari satri Kyai Imam Musakaf menanak nasi selalu

gagal. Setelah mendapat pengamatan yang cermat ternyata diganggu

genderuwo atau jin. Pada suatu hari Kyai Ageng Imam Musakaf tahu

bahwa genderuwo atau jin tersebut mengganggu liwet yang sedang dimasak

oleh santri, pada suatu hari timbulah perang tanding antara genderuwo

dengan Kyai Ageng Imam Musakaf. Genderuwo tersebut kalah dan nangis.

Mulai saat ini ia telah takluk dan tidak mengganggu lagi, sehingga dusun

tersebut dinamakan Dusun Pohgero. Secara kebetulan padi atau beras yang

dimasak oleh Kyai Ageng Imam Musakaf adalah padi gadu, jadi secara luas

nama desa yang terdiri 4 dusun dinamakan Gandukepuh sampai sekarang.59

59

Dokumentasi Balai Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

Tahun 2015.

Page 46: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

46

2. Keadaan Geografis

Desa Gandukepuh terdiri dari empat Dusun, 10 RW dan 29 RT, yaitu:

a. Dusun Tempuran terdiri dari 2 RW dan 5 RT

b. Dusun Sekayu terdiri dari 2 RW dan 7 RT

c. Dusun Sawahan terdiri dari 2 RW dan 5 RT

d. Dusun Ngujung terdiri dari 4 RW dan 12 RT

Desa Gandukepuh terletak disebelah ujung Timur wilayah

Kecamatan Sukorejo yang berjarak 4 km dari ibukota Kecamatan dan

sekitar 3 km dari ibukota Kabupaten Ponorogo. Sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Kalimalang, sebelah timur dengan kelurahan

Pinggirsari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Carat dan Desa

Golan, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Nambangrejo.

Menurut topografisnya Desa Gandukepuh merupakan desa yang

wilayahnya berupa dataran dengan luas wilayah keseluruhan 290,000

hektar (2,900 km²).60

3. Keadaan Penduduk

Pencatatan penduduk mengenai kelahiran, kematian dan

perpindahannya telah dilaksanakkan di Desa Gandukepuh secara

teratur. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2015, jumlah Penduduk

Desa Gandukepuh terdiri 4.502 jiwa. Terdiri dari 2.259 laki-laki dan

60

Lihat transkip wawancara nomor: 01/1-W/4-XII/2015.

Page 47: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

47

2.243 perempuan. Jumlah penduduk di Desa Gandukepuh dapat

dikatakan relatif banyak jika dibandingkan dengan luas wilayah desa.

Dengan kepadatan penduduk per km² sekitar 1.552 jiwa.

Jumlah keluarga di Desa Gandukepuh sebanyak 1.352 KK. Jika

dibandingkan dengan total penduduknya, kepadatan penduduk

perkeluarga adalah 3,33 artinya rata-rata tiap keluarga terdiri 3,33

anggota keluarga. Berdasarkan pendataan tersebut 268 KK di Desa

Gandukepuh termasuk dalam KK miskin. Prosentasi ini relative

meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya walaupun

sedikit, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.

Penduduk Desa Gandukpuh sebagian besar 829 jiwa (18,41%)

memiliki pencaharian sebagai petani. Terdiri dari 538 jiwa (11,95%)

berstatus sebagai pemilik sekaligus penggarap, dan 291 jiwa (6,46%)

sebagai buruh tani. Kondisi ini didukung dengan rata-rata kedalaman

sumber air 55 m dari permukaan tanah. Sehingga petani menggarap

sawahnya sepanjang tahun. Pengangguran di Desa Gandukepuh

sebanyak 429 jiwa, tidak termasuk ibu rumah tangga dan anak usia

sekolah. 61

61

Dokumentasi Balai Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo Tahun

2015.

Page 48: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

48

4. Keadaan sosial

Jumlah rumah tangga di Desa Gandukepuh 997 unit. Mayorita

penduduk di Desa Gandukepuh telah memiliki rumah yang merupakan

bangunan permanent yaitu 840 unit (85,98%), namun demikian masih

ada 137 unit (14,02%) yang bukan pemanen. Rasio antara bangunan

rumah dengan jumlah keluarga adalah 5:1, yang artinya tiap rumah

rata-rata ditempati oleh 5 orang.

Listrik telah masuk Desa Gandukepuh sejak tahun 1980 dan 93,3%

keluarga di Desa ini telah menggunakan listrik untuk penerangan.62

Dibidang pendidikan, 4% penduduk menyelesaikan pendidikan sampai

dengan tingkat perguruan tinggi, 30% SLTA atau sederajat, 32% SLTP

atau sederajat, dan 18% sekolah dasar. Sementara hanya 8% saja yang

tidak mengenyam pendidikan sekolah. Di Desa Gandukepuh terdapat 3

TK dan 2 SD, untuk menunjang sarana pendidikan formal di Desa ini,

di dukung oleh sarana pendidikan non formal seperti Pondok Pesantren

atau Madrasah Diniyah. Sebagai gambaran lain yang menunjukan

semangat warga untuk memperoleh pendidikan.

Sarana kesehatan yang ada di Desa Gandukepuh adalah polides

dengan pelayaanan kesehatan oleh bidan desa. Disamping itu tim

penggerak PKK Desa Gandukepuh yang diketahui oleh ibu kepala Desa

62

Ibid.

Page 49: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

49

Gandukepuh juga memberikan andil yang sangat besar dalam ikut

memelihara kesehatan masyarakat. Dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Memberikan makanan tambahan kepada balita

b) Pemeriksaan ibu hamil

c) Penimbangan bayi atau balita

d) Imunisasi

Kesadaran masyarakat yang cukup tinggi dalam menjaga

kesehatan dan juga ikut memelihara kebersihan serta melestarikan

lingkungan hidup, terbukti dengan tidak menimbun sampah dan tidak

buang hajat di sembarang tempat, walaupun Desa Gandukepuh dilalui

oleh 2 sungai.63

5. Keadaan Ekonomi

Sebagian besar masyarakat Desa Gandukepuh menjadi petani,

maka perekonomian didukung dari sektor pertanian. Disamping itu ada

juga warung, kios maupun pasar krempyeng yang ikut mendukung

perekonomian Desa Gandukepuh dari sektor perdagangan. Home

industri dan pertukangan kayu maupun batu juga ikut mendukung

perekonomian walaupun tersendat-sendat karena kekurangan modal.64

63

Ibid. 64

Lihat transkip wawancara nomor: 02/1-W/11-XII/2015.

Page 50: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

50

B. Praktik jual beli gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo

1. Kualitas jual beli gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo

Mayoritas dari masyarakat Desa Gandukepuh memeluk agama Islam,

meskipun banyak juga diantara masyarakat yang belum memahami serta

mengamalkan ajaran agamanya, akan tetapi telah sedikit dapat

mempengaruhi kebiasaan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terbukti

dengan adanya kegiatan yasinan serta pengajian rutin yang dilakukan

warga sekitar.

Selain itu masyarakat juga sangat menjaga solidaritas sesama, rasa

gotong-royong yang sangat besar juga dapat terlihat dalam kehidupan

sehari-hari. Tolong menolong yang terjalin antara sesama terwujud ketika

ada warga yang mengalami musibah maka masyarakat yang lain senantiasa

membantu secara suka rela. Hal itupun biasanya terlihat pula dalam

pemenuhan kehidupan sehari-hari, masyarakat saling menolong dengan

berbagai cara.65

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat biasa melakukan

transaksi jual beli, dan salah satu transaksi jual beli yang dilakukan

masyarakat di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten

65

Lihat transkip wawancara nomor: 03/1-W/F-1/6-I/2016.

Page 51: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

51

Ponorogo ini adalah jual beli gabah. Masyarakat memilih jual beli gabah

karena mayoritas masyarakat di Desa Gandukepuh adalah menanam padi.

Jenis-jenis padi yang ditanam masyarakat di Desa Gandukepuh

berbeda-beda semua tergantung selera individu, diantara jenis benih padi

yang ditanam masyarakat Desa Gandukepuh adalah: Serang, IR-64,

Situbagendit, dan Sri kuning. Jenis benih yang paling banyak ditanam di

Desa Gandukepuh adalah Serang karena menurut mayarakat jenis benih ini

berkualitas bagus. Kualitas gabah masyarakat di Desa Gandukepuh

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo berbeda-beda, semua hal

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karena

serangan hamma tikus, wareng, belalang, ulat, dan lain sebagainya. 66

Sebagian besar masyarakat di Desa Gandukepuh menanam padi

sebayak 2 kali dalam 1 tahun. Pada saat panen tiba, para petani mencari

buruh tani untuk memanen padinya. Setelah semua sudah dipanen, mereka

menjual gabahnya kepada pihak tegkulak, ada yang menjual gabahnya

dalam keadaan masih basah (dari sawah langsung) dan ada juga yang

menjual gabahnya dalam keadaan kering (dijemur terlebih dahulu) baru

dijual kepada kepada pihak tengkulak. 67

Harga gabah berbeda-beda tergantung kualitasya dan harga

pasarannya. Gabah yang basah biasannya dihargai dengan harga Rp.

66

Lihat transkip wawancara nomor: 04/1-W/F-1/8-III/2016. 67

Lihat transkip wawancara nomor: 05/3-W/F-1/10-III /2016.

Page 52: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

52

3.500,- perkilonya sedangkan gabah yang kering dihargai dengan harga

Rp.4.500,- per kilonya.

Cara tengkulak melihat kualitas gabah di Desa Gandukepuh tidak dilihat

kualitasnya. Pihak tengulak menghargai semua jenis gabah sama dengan

harga rata-rata yaitu Rp.4.500,- perkilonya. Walaupun gabah yang dijual

sebenarnya kualitasnya tidak baik, tetapi pihak tengkulak memberikan

harga yang sama dengan harga yang kualitas gabahnya bagus. Akan tetapi

untuk gabah yang masih basah pihak tengkulak melihat kualitasnya karena

masih akan dijemur sedang untuk gabah yang kering langsung disimpan

tanpa harus dijemur sehingga tidak perlu melihat kualitasnya68

Jika hal tersebut dilakukan terus-menerus maka akan merugikan salah

satu pihak. Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Mujiatin, Saya menjual

gabah kering sebanyak 267 kg kepada ibu fatimah, kualitas gabah saya

lumayan baik dan bersih di bandingkan dengan yang lain. Akan tetapi Ibu

Fatimah tidak melihat seperti apa kualias gabah saya, beliau hanya

memberikan harga sesuai harga pasaran Rp.4.500,- perkilonya. Saya

merasa kurang puas karena gabah saya kualitasnnya lumayan bagus tetapi

hanya dihargai seperti itu.69

Selain itu, ibu Karti juga pernah menjual gabahnya kepada Ibu

Fatimah sebanyak 4 karung. Setelah di timbang beratnya adalah 147 kg,

68

Lihat transkip wawancara nomor: 06/4-W/F-1/15-IV/2016. 69

Lihat transkip wawancara nomor: 07/5-W/F-1/14-I/2016.

Page 53: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

53

Ibu Fatimah memberikan harga Rp.4.500,- perkilonya, karena menurut

beliau berat gabah tersebut lumayah banyak, sehingga dapat diperkirakan

bahwa gabahnya berkualitas baik. Dari hasil penjualan tersebut adalah berat

gabah 147,5 kg x Rp.4.500,- = Rp.663.750,-. Disisi lain Ibu Karti juga

pernah menjual gabahnya yang masih basah sebanyak 2 karung. Setelah

ditimbang beratnya adalah 85 kg, setelah itu gabah tersebut dikeluarkan

dari karung untuk dijemur serta dilihat kualitasnya oleh Ibu Fatimah,

ternyata kualitasnya kurang baik, gabah tersebut masih kotor tercampur

dengan daun-daun dan batang batang padi. Sehingga gabah tersebut hanya

dihargai dengan Rp.3.200,- perkilonya.70

Cara pihak tengkulak menentukan kualitas gabah hanya dengan cara

melihat beratnya ketika gabah 2 karung dalam 1 timbangan memiliki berat

banyak atau mencapai 1 kwintal berati gabah tersebut kualitasnya bagus

(berisi). Dan apabila gabah tersebut ringan atau tidak mencapai 1 kwital

berati kualitasnya tidak bagus (gabuk). 71

2. Praktik penimbangan dalam jual beli gabah di Desa Gandukepuh

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

Masalah penimbangan sering kali menjadi salah satu sumber konflik

dan penipuan. Ketetapan timbangan merupakan cerminan kualitas moral

seseorang pedagang, jika selalu berorientasi pada keuntungan saja, bukan

70

Lihat transkip wawancara nomor: 08/6-W/F-1/16-I/2016. 71

Lihat transkip wawancara nomor: 08/5-W/F-1/20-I/2016.

Page 54: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

54

tidak mungkin seorang pedagang berani meninggalkan nilai-nilai

kemanusiaan sehingga disadari atau tidak, ia memanipulasi hak orang lain.

Padahal sebagai seorang muslim seharusnya selalu berbuat adil terhadap

sesama. Oleh karena itu Tuhan memperingatkan langsung kepada para

pedagang agar selalu berbuat adil dalam menetapkan timbangan.

Dalam praktik perdagangan, pedagang bisa saja mengkonstruksi

alat timbangan agar berat timbangan berpihak pada dirinya. Caranya

dengan jalan menempelkan logam pada bagian tertentu yang sulit dideteksi

oleh orang lain. Atau kecurangan tersebut dilakukan dengan

mempermainkan alat timbangan pada saat penimbangan berlangsung.

Untuk mebuktikan berat pada saat penimbangan berlangsung.

Cara menimbang yang lazim dilakukan oleh pihak tengkulak di

Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo adalah

dengan cara penjual meletakkan 1 karung atau 2 karung gabah diatas

timbangan duduk, kemudian pihak tengkulak menimbangnya dan dalam

setiap penimbanganya pihak tengkulak mengurangi timbangannya.

Menurut keterangan Ibu Mesinah selaku penjual gabah, beliau pernah

menjual gabah 2 karung kepada pihak tengkulak, ketika gabah tersebut

ditimbang beratnya adalah 70,½ kg. Kemudian pihak tengkulak

mengatakan dengan jumlah 70 kg bukan 70,½ kg.72

72

Lihat transkip wawancacara nomor: 10/7-W/F-2/19-III/2016.

Page 55: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

55

Selajutnya Bapak Geger yang juga pernah menjual gabah kepada

Ibu Fatimah, memberi keterangan bahwa beliau adalah seorang buruh

tani, beliau memanen padi di sawah Bapak Meselan, setelah selesai

panen beliau langsung menjual bawon hasil panen ke pada Ibu

Fatimah, sebelumnya bawon tersebut sudah ditimbang disawah dan

beratnya adalah 35 kg, setelah ditimbang lagi oleh Ibu Fatimah hanya 34,3

kg. Dan kemudin Ibu Fatimah menghitungnya hanya 34 sehingga hasil

penjualan gabah tersebut 34 kg x Rp.3.500,- adalah Rp.11.9000,-.73

Hal tersebut dilakukan semata-semata hanya untuk mencari

keuntungan. Sedangkan menurut Ibu Fatimah selaku pihak tengkulak,

motif dalam memainkan pengurangan timbangan tesebut merupakan cara

untuk mendapatkan keuntungan dan pengganti kerugian apabila suatu saat

terjadi kerugian di pihak tengkulak yang lebih besar. Beliau menyakini

bahwa apa yang ia lakukan itu wajar karena setiap pihak tengkulak wajar

jika mencari keutungan. Beliau melakukan itu semua untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari seperti makan, biaya sekolah anak, dan lain

sebagainya 74

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Mini selaku penjual, bahwa

dalam hati kecilnya ia tidak sepakat jika berat gabah yang ditimbang

tersebut dikurangi 0,5 kg atau lebih, dengan alasan untuk mengurangi berat

karung tidak diganti. Kalau tujuan pengurangannya adalah untuk

73

Lihat transkip wawancacara nomor: 11/8-W/F-2/22-III/2016. 74

Lihat transkip wawancacara nomor: 12/4-W/F-2/2-III/2016.

Page 56: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

56

mengurangi berat karung maka ia menginginkan agar karung tersebut

ditimbang dengan benar bukan dengan perkiraan, bahkan sering terjadi

karung yang dikembalikan kepadanya bukan karung yang sebenarnya,

terkadang karung yang dikembalikan sudah rusak. Akan tetapi ia pribadi

tidak mau mengambil resiko karena hal itu sudah menjadi kebiasaan, dia

tidak ingin hubungan baik yang terjalin selama ini menjadi renggang

hanya gara-gara mempersalahkan karung yang tidak begitu berharga. 75

75

Lihat transkip wawancacara nomor: 13/1-W/F-2/30-III/2016.

Page 57: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

57

BAB IV

ANALISA TENTANG ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP

PRAKTIK JUAL BELI GABAH DI DESA GANDUKEPUH

KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO

A. Analisa Etika Bisnis Islam Terhadap Kualitas Gabah Di Desa

Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

6. Ditinjau Dari Prinsip Kesatuan (tauhid)

Landasan tauhid merupakan landasan yang sangat filosofis yang

dijadikan sebagai pondasi utama setiap langkah seorang muslim yang

beriman dalam menjalankan fungsi kehidupannya. Seperti yang

dinyatakan oleh firman Allah di dalam al-Qur‟an pada surat al-An‟am ayat

126 dan 127 yang artinya:

"Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah

menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil

pelajaran. Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi

Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh

yang selalu mereka kerjakan.

Sikap dan perilaku atau perbuatan yang lurus yang dinyatakan

dalam surat ini secara logis mencerminkan sikap dan perbutan yang benar,

baik, sesuai dengan perintah-perintah Allah dan sesuai dengan tolak ukur

dan penilaian Allah (bersifat mutlak atau pasti kebenarannya).76

Disini jelas bahwa transaksi jual beli gabah di Desa Gandukepuh

tanpa melihat kualitas gabanya tidak sesuai dengan prinsip tauhid karena

76

Muslich, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta:EKONISIA, 2010), 27- 28.

Page 58: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

58

pihak tengkulak tidak bersifat sesuai dengan perintah-perintah Allah dan

sesuai dengan tolak ukur dan penilaian Allah, yang mana pihak tengkulak

harus melihat kualitas gabah dalam setiap transaksinya seperti yang

dijelaskan dalam etika bisnis Islam. Agar antara tengkulak dan petani

sama-sama merasa puas dengan transksi tersebut.

7. Ditinjau Dari Prinsip Keseimbangan atau Kesejajaran (al-„adl wa al-ihsan)

Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan

untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.

Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak

lingkungan sosial, hak alam semesta, hak Allah, dan hak Rasul-Nya

berlaku sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak

tersebut harus ditempatkan sebagaimana mestinya (sesuai aturan

syariah).

Dalam perniagan, persyaratan adil yang paling mendasar adalah

dalam menentukan mutu (kualitas) dan ukuran (kuantitas) dalam setiap

takaran atau timbangan.77

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa kualitas gabah

penjual di Desa Gandukepuh yang dijual kepada pihak tengkulak tidak

dilihat kualitasnya oleh pihak tengkulak, semua dihargai dengan harga

yang sama baik itu yang berkualitas baik ataupun tidak.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penetapan harga

beli gabah tanpa melihat kualitas gabah terlebih dulu bertentangan dengan

77

Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2006), 91-992.

Page 59: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

59

prinsip-prinsip etika bisnis Islam tentang keseimbangan atau kesejajaran

(al-„adl wa al-ihsan), karena pihak tengkulak tidak memberikan harga

sesuai dengan kualitas gabah. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan

kerugian pada pihak penjual ketika kualitas gabahnya baik tetapi dibeli

dengan harga biasa serta membuat pihak penjual tidak puas atas harga

gabah tersebut.

8. Ditinjau Dari Prinsip Kehendak Bebas (ikhtiyar)

Manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai batas-batas tertentu

mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada

tujuan pencapaiaan kesucian diri. Manusia dianugrahi kehendak bebas

untuk membimbing kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan

kehendak bebas ini, dalam bisnis manusia mempunyai kebebasan untuk

membuat suatu perjanjian, termasuk menepati atau mengingkarinya.78

Kebebasan manusia dalam bereaksi menggunakan potensi sumber

daya dalam pilihannya ada dua konsekuensi yang melekat pada pilihan-

pilihan penggunaan tersebut. Disatu sisi ada niat dan konsekuensi buruk

yang dapat dilakukan dan diraih, tetapi disisi lain ada niat dan konsekuensi

baik dan buruk oleh manusia yang diberi kebebasan untuk memilih, tentu

sudah harus diketahui sebelumnya sebagai suatu resiko dan manfaat yang

bakal diterimanya.

Tetapi harus diingat bahwa dalam memfungsikan potensinya

manusia membutuhkan orang lain dalam melaksanakan kerja sama untuk

78

Muhammad dan Lukman fauroni, Visi Al-Qur‟an Tentag Etika Dan Bisnis (jakarta:

Salemba Diniyah, 2001), 12.

Page 60: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

60

menghasilkan prestasi-prestasi atau produktivitas dan hasil budidayanya.

Oleh karena itu dalam berprestasi ini manusia tidaklah sendirian dalam

menggapai prestasi-prestasi tersebut.79

Pemberian harga gabah tanpa melihat kualitasnya seperti yang

telah dijelaskan dalam Bab III tidak sesuai dengan prinsip bebas

berkehendak, karena pihak tengkulak bebas memberikan harga tanpa

melihat kualitas gabahnya, serta tidak memperhatikan pihak penjual

apakah mereka setuju atau tidak jika gabahnya dihargai dengan harga yang

telah ditentukan pihak tengkulak. Seharusnya, meskipun pihak tengkulak

bebas berkehendak ia juga harus mementingkan kepentingan kolektif

sehingga agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas transaksi yang

terjadi tersebut.

9. Ditinjau Dari Prinsip Tanggung Jawab

Aksioma tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-

ajaran Islam. Terutama jika dikaitkan dengan kebebasan ekonomi,

penerimaan pada prinsip tanggung jawab individu berati setiap orang akan

diadili secara pesonal dihari kiamat kelak. Di dalam bab III jelas bahwa

pihak tengkulak tidak perduli terhadap kerugian yang terjadi pada penjual,

ketika gabah yang dijual kepadannya tidak dilihat kualitasnya terlebih

dahulu, pihak tengkulak hanya memikirkan keuntungannya sendiri.

Bagaimana ia bisa dikatakan tanggugjawab jika hubungan baik dengan

manusia aja tidak bisa ia pertanggung jawabkan, apalagi pertanggung

79

Muslich, Etika Bisnis Islami, 34-35.

Page 61: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

61

jawaban dengan Allah. Seharusnya pihak tengkulak ataupun pihak penjual

melakukan transaksi tersebut dengan sebuah kontrak jadi ketika ada pihak

yang dirugikan maka akan ada pihak yang harus bertanggung jawab.

10. Ditinjau dari prinsip Kebajikan

Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan

sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibanding orang

yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban

apapun.80

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pihak tengkulak

dalam memberikan harga gabah tanpa melihat kualitas gabahnya apakah

baik atau tidak. Misalnya: Ibu Mujiatin, menjual gabah kering sebanyak

267 kg kepada Ibu Fatimah (tengkulak), kualitas gabahnya lumayan baik

dan bersih di bandingkan dengan gabah yang lain. Akan tetapi Ibu Fatimah

tidak melihat seperti apa kualias gabah Ibu Mujiatin, beliau hanya

memberikan harga sesuai harga pasaran Rp.4.500,- perkilonya.81

Ditinjau dari prinsip etika bisnis Islam tentang Kebajikan (ihsan), maka

hal ini tidak sesuai prinsip kebajikan karena dalam prinsip kebajikan

dijelaskan bahwa dalam transaksi apapun kita harus lebih mementingkan

kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri dan tidak boleh

merugikan orang lain pula. Sehingga jelas bahwa hal tersebut tidak sesuai

karena pihak tengkulak tidak perduli dengan para penjual apakah mereka

80

Muhammad Hidayat, An Introduction The Sharia Economic (Jakarta: Zikrul Hakim,

2010), 27. 81

Lihat transkip wawancara: 07/5-W/F-1/14-I/2016.

Page 62: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

62

rugi atau tidak, pihak tengkulak hanya mementingkan kepentinganya

sendiri, yang penting ia mendapatkan keuntungan seperti yang mereka

inginkan.

B. Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap Penimbangan Gabah Dalam Jual

Beli Gabah Di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten

Ponorogo

11. Ditinjau Dari Prinsip Kesatuan (tauhid)

Sumber utama etika bisnis islam adalah kepercayaan penuh dan

murni teradap kesatuan Tuhan. Ini secara khusus menunjukkan dimensi

vertikal Islam yang menghubungkan institusi-institusi sosial yang terbatas

dan tak sempurna dengan Dzat yang sempurna dan tak terbatas. Landasan

tauhid ini bertitik tolak pada keridhaan Allah SWT.

Tauhid dalam bidang ekonomi mengantarkan para pelaku ekonomi

untuk berkeyakinan bahwa harta benda adalah milik Allah SWT. Ini

adalah konsep tauhid yang berati semua aspek dalam hidup dan mati

adalah satu, baik aspek politik, ekonomi, sosial, maupun agama adalah

berasal dari satu sistem nilai yang paling berintregasi yang terkait dan

konsiten. Tauhid adalah sistem yang harus dijalankan dalam mengelola

kehidupan.

Didalam bab III jelas bahwa pemotongan berat tibangan dalam

transaksi jual beli gabah di Desa Gandukepuh tidak sesuai dengan prinsip

Tauhid karena dalam pemotongannya pihak tengkulak tidak meminta

Page 63: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

63

kesepakatan pihak penjual dan juga dalam pemotongannya tidak

sewajarnya. Sedangkan manusia hanya mendapatkan amanah. Oleh karena

itu, seluruh aset dan anasir transaksi harus dikelola sesuai dengan

ketentuan pemilik yang hakiki, yaitu Allah SWT. Dan didalam transksi

tersebut pihak tengkulak tidak mengelola sesuai dengan ketentuan Allah

dan Etika bisnis Islam.

12. Ditinjau Dari Prinsip Keseimbangan atau Kesejajaran (al-„adl wa al-

ihsan)

Ajaran Islam memang berorientasi pada terciptanya karakter

manusia yang memiliki sikap dan perilaku yang seimbang dan adil dalam

hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain

(masyarakat) dan dengan lingkungan.

Pada praktekya jual beli gabah di Desa Gandukepuh setelah

melakukan penimbangan pihak tengkulak memotong berat gabah seperti

yang dijelaskan pada bab III, maka pengurangan berat timbangan yang

dilakukan oleh pihak tengkulak itu tidak sesuai dengan prinsip etika bisnis

keseimbangan atau kesejajaran, karena Implementasi ajaran keseimbangan

dan keadilan pada kegiatan bisnis harus dikaitkan dengan pembagian

manfaat kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak

langsung, sesuai dengan peran dan kontribusi yang telah mereka berikan

terhadap keberhasilan atau kegagalan dari kegitan bisnis yang dilakukan

oleh pelaku bisnis secara seimbang dan adil atau sepadan. Manfaat yang

Page 64: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

64

diraih harus didistribusikan sesuai dengan peraturan atau kesepakatan yang

adil dan seimbang. 82

Sedangkan dalam pemotongan berat timbangan pihak tengkulak

tidak memperhatikan apakah antara dirinya dengan penjual sama-sama

mendapatkan manfaat yang seimbang atau tidak, pihak tengkulak juga

memotong berat timbangan tanpa meminta kesepakatan dari pihak penjual

sehinga antara kedua belah tidak mendapakan manfaat atau keuntungan

yang seimbang.

13. Ditinjau dari prinsip-prinsip etika bisnis tentang kebebasan

kehendak

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam,

tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif atau orang lain.

Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan bagi seseorang

untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.

Kecenderungan manusia untuk terus-menerus memenuhi kebutuhan

pribadinya yang tidak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban

setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.

Keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah menjadi

pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak sistem

sosial yang ada.

Bahwa pemotongan berat timbangan oleh pedagang (tengkulak)

juga tidak sesuai dengan prinsip kehendak bebas karena meskipun

82

Muslich, Etika Bisnis Islam, 31-32.

Page 65: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

65

seseorang bebas berkehendak tetapi tetap tidak boleh merugikan orang

lain. Dan dalam penimbangan berat gabah di atas jelas merugikan penjual

karena tidak akurat dalam memotong berat timbangan yaitu pihak

tengkulak memotong jumlah timbangan tanpa meminta kesepakatan dari

pihak penjual. Selain itu pedagang dalam menimbang gabah tidak sesuai

dengan berat aslinya, mereka secara diam-diam mengurangi berat

timbangan.

14. Ditinjau Dari Prinsip Tanggung Jawab

Manusia memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri,

dan orang lain. Ini berati bahwa manusia (yang bebas) harus sensitif

terhadap lingkungannya. Dia juga harus peka terhadap konsekuensi dari

pelaksanaan hak-haknya sendiri, bahkan jika bahaya mengancam

masyarakat baik karena tindakannya sendiri ataupun tidakan orang lain,

dia harus bertindak secara poitif. 83

Bahwa pemotongan berat timbanga di Desa Gandukepuh seprti

yang dijelaskan dalam bab III tidak sesuai dengan prinsi tanggung jawab,

karena pihak tengkulak tidak bertanggung jawab atas kerugian penjual,

pihak tengkulak hanya mementingkan keuntungannya sendiri ia tidak

merasa bahwa ada orang lain (penjual) ada yang merasa dirugikan seperti

Ibu Mini, beliau tidak mau mengambil resiko karena hal itu sudah

menjadi kebiasaan, dia tidak ingin hubungan baik yang terjalin selama ini

menjadi renggang hanya gara-gara mempersalahkan karung yang tidak

83

Syed Nawab Haider Haqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, 48.

Page 66: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

66

begitu berharga sehingga ia tidak mau mengatakan kepada Ibu Fatimah

bahwa dirinya merasa dirugikan.

15. Ditinjau dari prinsip Kebajikan

Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan

sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibanding orang

yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban

apapun.

Pemotonga berat timbangan seperti yang telah dijelaska dalam Bab

III tidak sesuai dengan prinsip kebajikan, karena pihak tengkulak

memotong gabah tersebut tidak sewajarnya ia memotong lebih dari 0,5

atau lebih dan tanpa meminta kesepakatan penjual sehingga kebajika atau

kebaikan terhadap orang lain tidak ada, akan tetapi malah merugikan

orang lain.

16. Ditinjau dari larangan terhadap kecurangan dalam takaran dan timbangan

Praktik kecurangan dalam mengurangi timbangan dan takaran sangat

diancam Allah sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur‟an surat al-

Muthafiffin. Praktik kecurangan dengan mengurangi timbangan dan

takaran semacam ini hakikatnya suatu tindakan yang telah merampas hak

orang lain dalam bentuk penipuan atas ketidak akuratan timbangan dan

takaran. Oleh karena itu, praktik perdagangan semacam ini sangat dilarang

dalam al-Qur‟an.84

84

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 60.

Page 67: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

67

Bahwa pemotongan berat timbangan seperti yang dijelaskan pada

Bab III bahwa pedagang dalam melakukan pemotongan berat timbangan

ini dilakukan secara sepihak yaitu hanya pihak tengkulak, penjual tidak

bisa menawar mengenai pemotongan berat timbangan gabah. Jadi pihak

tengkulak disini adalah seakan-akan raja mereka bebas menentukan

potongan berat timbangan tanpa meminta kesepakatan pihak penjual.

Ditinjau dari larangan terhadap kecurangan dalam takaran dan

timbangan maka hal ini tidak sesuai, karena didalam etika bisnis Islam

mengurangi berat takaran dan timbangan dilarang. Karena dengan

mengurangi timbangan tersebut berati akan merugikan pihak lain.

Page 68: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan bab-bab yang telah dibahas sebelumya dapat

diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian harga gabah di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo tanpa melihat kualitasnya bertentanggan dengan

prinsip etika bisnis Islam. Karena ketika gabah tersebut berkualitas baik

dan diberi harga rendah maka pihak penjual akan mengalami kerugian, dan

sebaliknya ketika kualitas gabah tersebut buruk dan diberikan harga sama

dengan yang kualitasnya baik maka pihak tengkulak akan mengalami

kerugian. Hal ini jelas bertentangan dengan etika bisnis Islam karena

merugikan salah satu pihak.

2. Pemotongan berat timbangan oleh pihak tengkulak bertentangan dengan

etika bisnis Islam karena dalam melakukan pemotongan berat timbangan

dilakukan secara sepihak. Dan alasan pihak tengkulak melakukan

pemotongan berat timbangan adalah berat karung (sak) dan untuk mencari

untung banyak. Hal ini jelas tidak sesuai karena beratnya karung (sak) itu

tidak mungkin mencapai 0,5 kg dan mencari keuntungan itu tidak

sewajarnya saja. Dan pihak tengkulak yang menimbang gabah yang tidak

sesuai dengan berat aslinya, hal ini jelas termasuk memakan harta orang

lain dan dalam etika bisnis Islam itu sangat dilarang.

Page 69: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

69

B. Saran

1. Bagi para pihak tengkulak harus teliti dalam menimbang sehingga tidak

merugikan orang lain, begitu juga dalam melakukan pemotongan

sebaiknya dilakukan tawar-menawar supaya bisa tercipta keadilan antara

penjual dengan pembeli. Dan jika ingin mendapatkan keuntungan, akan

lebih baik jika melihat kualitas barang dan juga memberikan harga sesuai

dengan harga pasaran. Agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

2. Bagi pihak penjual sebaiknya harus berhati-hati apabila melakukan

transaksi karena pada zaman modern ini bayak pihak-pihak tengkulak

yang curang demi mendapatkan keuntungan.

Page 70: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

70

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari dan Priansa, Donni Juni.Manajemen Bisnis Syariah.Bandung:

Alfabeta, 2009.

Badroen,Faisal. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana, 2006.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Semarang:

PT Karya Toha Putra Semarang.

Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Islam. Malang: UII Malang Press, 2008.

Efendi, Masri Singarimbun dan Sofyan, Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3IES, 1982.

Faisal, Sanapiah. Format- format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo,

1994.

Fatimatuz, Zahro.Tinjaun Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Gabah Yang

Ditangguhkan Di Desa Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.

Skripsi:STAIN Ponorogo, 2014.

Haqvi, Syed Nawab Haider. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003.

Hermawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013.

Hidayat, Muhammad. An Introduction The Sharia Economic. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2010.

Jusmaliani. dkk. Bisnis Berbasis Syariah.Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Page 71: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

71

Muhammad. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan

YKPN.

-----------Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan, 2004.

Muhammaddan Alimin. Etika Dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi

Islam. Yogyakarta: BPEE-Yogyakarta, 2004.

Muhammad, R. Lukman Fauroni. Visi Al Qur‟an Tentang Etika Bisnis. Jakarta:

Salemba Diniyah, 2002.

Muslich, Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: EKONISIA, 2010.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis

dalam Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010.

Siagiaan,Sondang.Etika Bisnis. Jakarta: Pustaka Binamanpressindo, 1996.

Shonhaji, Abdullah .Terj.Sunan Ibnu Majah vol.III. Semarang: Asy-Syifa‟, 1993.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta, 2005.

Sutrisno,Bambang Eko Etika Bisnis. Bandung: Mandar Maju, 2007.

Suwandi, dan Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Usman, Suparman.Hukum Islam Asas-Asas Dan Pengantar Studi Hukum Islam

Dalam Tata Hukum Indonesia . Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.

Page 72: ABSTRAKSIetheses.iainponorogo.ac.id/1460/1/Isna, Abstrak, BAB I-V... · 2016. 10. 20. · 1 ABSTRAKSI Isna, Nikmatul.Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Gabah Di Desa Gandukepuh

72

Rivai, Veithal dan Usman, Antoni Nizar. Islamics And financeEkonomi dan

Keuangan Islam Bukan Alternatif Tetapi Solusi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2012.

---------Islamic Business And Economis Ethic: Mengacu Pada Al Qur‟an Dan

Mengikuti Jejak Rasulullah Saw Dalam Bisnis, Keuangan Dan Ekonomi.

Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Zuhri, Moh.Terj. Sunan At Tirmidzi Vol.I.Semarang: As-Syifa‟, 1992.