ABSTRAK Analisis Waktu Keterlambatan pekerjaan Struktur...
Transcript of ABSTRAK Analisis Waktu Keterlambatan pekerjaan Struktur...
ABSTRAK
Analisis Waktu Keterlambatan pekerjaan Struktur Bangunan Rumah dengan
metode Fault Tree Analysis.
Studi Kasus : Proyek Ed House Kertajaya 27 PT. Podo Joyo Masyhur Surabaya
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
Mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai
Sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Menurut Soeharto (1995)
setiap pembangunan konstruksi Struktur selalu diharapkan hasil akhir yang sangat
mendekati perencanaan, tujuan utamanya adalah terselesaikannya proyek tepat
waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Maka peran manajemen akan sangat diperlukan
disetiap kegiatan konstruksi struktur.
Proyek Ed House adalah proyek pribadi dari PT. Podo Joyo Masyhur,
Proyek ini mengalami keterlambatan waktu dan hamper merubah schedule yang
sudah ditentukan. Penyebab utamanya adalah perencanaan yang kurang matang
akan tetapi proyek harus segera dibangun. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisa manajemen waktu dan efisiensi atas keterlambatan pembangunan
kontruksi struktur dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis(FTA) . Dari
kedua metode ini akan diketahui analisa keterlambatan pembangunan.sehingga
proyek yang terlambat hingga Bulan Januari 2018 di Progress 70% dapat
dipercepat di Bulan Juli 2017.
Kata Kunci : Manajemen Waktu Ed House, metode Fault Tree Analysis(FTA),
Kontruksi Struktur.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
ABSTRACT
Time Analysis Delays in House Building Structure work with the Fault Tree
Analysis method.
Study: Ed House Kertajaya 27 Project PT. Podo Joyo Masyhur Surabaya
Management is the process of planning, organizing, leading, and
controlling the activities of members and other resources to achieve the target
organization (company) that has been determined. According to Suharto (1995), any
construction of a structure is always expected to be a final result that is very close to
planning, the main goal of which is the completion of the project on time, on time,
and on quality. Then the management role will be very necessary in every structure
construction activity.
The Ed House Project is a private project from PT. Podo Joyo Masyhur,
This project experienced a time delay and almost changed the predetermined
schedule. The main cause is under-planning but the project must be built
immediately. The purpose of this study is to analyze time management and efficiency
for the delay in building construction structures using the Fault Tree Analysis (FTA)
method. From these two methods, analysis of development delay will be known. So
projects that are late until January 2018 in the 70% Progress can be accelerated in
July 2017.
Keywords: Ed House Time Management, Fault Tree Analysis (FTA) method,
Structure Construction.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proyek pembangunan Ed House adalah proyek pribadi PT. Podo Joyo
Masyhur. Konstruksi strukturnya dibangun oleh PT. Waringin, yang mana termasuk
salah satu perusahaan spesialis kontruksi struktur besar yang ada di Pulau Jawa dan
perencanaan gambar di percayakan oleh ALT Design. Pembangunan Ed House
sendiri direncanakan mulai pada bulan Januari 2017 dan selesai pada awal Oktober
2017. Akan tetapi pada pelaksanaannya proyek ini mengalami keterlambatan jadwal
pelaksanaan dikarenakan penambahan pekerjaan, perencanaan gambar yang belum
pasti, dan banyaknya perencanaan spesifikasi gambar yang kurang tepat yang
memerlukan waktu panjang untuk dapat menyelesaikannya. Per awal Juli 2017
progress mencapai 40% padahal sesuai dengan time schedule kurva S progress
struktur harusnya sudah mencapai 70% - 80%, terlambat hingga Bulan Januari
2018. dari masalah-masalah yang terjadi mengakibatkan pembangunan struktur Ed
House terlambat. Pihak PT. Podo Joyo Masyhur dalam hal ini diwakilkan oleh
Manajer Proyeknya sudah berulang kali memberi peringatan pihak PT. Waringin
dan ALT Design agar selalu koodinasi dan mengutamakan kualitas perencanaan dan
gambar.
Dari permasalahan keterlembatan yang dikarenakan penambahan pekerjaan,
perencanaan gambar yang belum pasti, dan banyaknya perencanaan spesifikasi
gambar yang kurang tepat dalam pembangunan kontruksi struktur proyek Ed House
tersebut akan digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengidentifikas
keterlambatan yang terjadi dan dapat meminimalisir keterlambatan yang terjadi serta
dapat menganlisis waktu keterlambatan proyek. Teknik untuk mengidentifikasikan
kegagalan (failure) dari suatu sistem dengan memakai FT (fault tree) diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1962 oleh “Bell Telephone Laboratories” dalam kaitannya
dengan studi tentang evaluasi keselamatan sistem peluncuran minuteman misile
antar benua. Boeing company memperbaiki teknik yang dipakai oleh Bell Telephone
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Laboratories dan memperkenalkan progam komputer untuk melakukan analisa
dengan memanfaatkan FT baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. FTA
(Fault Tree Analysis) berorientasi pada fungsi (function oriented) atau yang lebih
dikenal dengan “top down“ approach karena analisa ini berawal dari system level
(top) dan meneruskannya ke bawah.
Dari metode tersebut bisa ditelusuri faktor-faktor penyebab permasalahan
yang terjadi, dimulai dari pengecekan shop drawing dan manajemen waktu yang
digunakan dilapangan. Keterlambatan yang disebabkan oleh faktor sistem yang
dipakai dalam merencanakan proyek Ed House ini menuai permasalahan dilapangan
khususnya dalam jangka waktu, yang direncanakan dalam jangka waktu 9 Bulan
mulai dari Bulan Januari 2017 sampai dengan Bulan Oktober 2017. Metode Fault
Tree Analysis mengidentifikasi mulai dari atas yaitu mekanisme dilapangan yang
dapat menyebabkan faktor-faktor keterlambatan. Titik awal dari analisa ini adalah
pengidentifikasikan mode kegagalan fungsional pada top level dari suatu sistem atau
subsistem. Dengan demikian keterlambatan yang terjadi dapat diidentifikasi secara
fisik dan sumber daya manusianya. yang mempunyai tujuan mengatasi
permasalahan keterlambatan proyek Ed House. Dari cara diatas mampu
mengupayakan percepatan keterlambatan yang dari progress 40% dibulan juli
dipercepat pembangunan hingga 70% dibulan Juli 2017 agar Agustus bisa selesai
100% untuk struktur Ed House.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam laporan ini meliputi :
1. Bagaimana cara menganalisa keterlambatan waktu menggunakan Fault Tree
Analysis (FTA)?
2. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan
Struktur Ed House?
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
1.3 TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah:
1. Mengetahui cara menganalisa keterlambatan waktu menggunakan
Fault Tree Analysis (FTA)?
2. Mendapatkan besar biaya biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pembangunan Struktur Ed House.
1.4 BATASAN MASALAH
Dalam penulisan proposal ini, batasan – batasan yang digunakan adalah :
1. Hanya ditinjau pada bangunan kontruksi struktur.
2. Tidak menghitung kekuatan atau mekanika teknik bangunan struktur.
3. Data – data yang diperoleh dari hasil analisa dilapangan yaitu :
a. Data Time Schedule
b. Progress pembangunan
c. RAB
4. Tidak membicarakan kebutuhan atau material yang dipakai.
1.5 MANFAAT MASALAH
Sedangkan manfaatnya adalah :
1. Pihak-pihak atau pemilik Bangunan yang akan mengecek Progress
dan Pembayaran terhadap Kontraktor struktur.
2. Penunjang data-data selanjutnya jika terjadi keterlambatan.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3. Sebagai informasi pada pihak-pihak atau peniliti lainnya jika ingin
melakukan penelitian terhadap Ed House PT. Podo Joyo Masyhur.
1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penulisan berfungsi untuk memudahkan pembahasan dalam
proposal ini, maka sistematika penulisan penelitian disusun dalam lima bab. Adapun
sistematika penulisan penelitian adalah sebagai beikut:
BAB I. PENDAHAULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian,
rumusan masalah, batasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Menyajikan teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis dan
membahas permasalahan penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan mengenai langkah-langkah atau prosedur pengambilan dan
pengolahan data hasil penelitian.
BAB IV. ANALISIS DATA
Menyajikan teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis dan
membahas permasalahan penelitian.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Menjelaskan mengenai langkah-langkah atau prosedur pengambilan dan
pengolahan data hasil penelitian.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Metode Fault Tree Analisys
2.1.1 Pengkontruksian Metode Fault Tree Analisys
Seperti kita ketahui metode Pengkonstruksian fault tree selalu bermula dari
TOP event. Oleh karena itu, berbagai fault event yang secara langsung, penting,
dan berbagai penyebab terjadinya TOP event harus secara teliti diidentifikasi.
Berbagai penyebab ini dikoneksikan ke TOP event oleh sebuah gerbang logika.
Penting kiranya bahwa penyebab level pertama dibawah TOP event harus
disusun secara terstruktur. Level pertama ini sering disebut dengan TOP
structure dari sebuah fault tree. TOP structure ini sering diambil dari kegagalan
modul-modul utama sistem, atau fungsi utama dari sistem. Analisa dilanjutkan
level demi level sampai semua fault event telah dikembangkan sampai pada
resolusi yang ditentukan. Analisa ini merupakan analisa deduktif dan dilakukan
dengan mengulang pertanyaan “Apa alasan terjadinya event ini?”.
Dalam membuat fault tree, hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi potensi penyebab dari kesalahan – kesalahan yang terjadi pada
tiap part yang akan dikaji sehingga diperoleh penyebab secara umum yang
menyebabkan kecacatan part yang kemudian dijadikan acuan untuk membuat
fault tree. Setelah diketahui penyebab umum yang menyebabkan kecacatan di
tiap part, maka selanjutnya dilakukan break down secara terperinci dalam
cabang – cabang yang membentuk fault tree, sampai ditemukan kejadian paling
dasar atau disebut dengan basic event. Langkah tersebut menerangkan semua
urutan sebab dan akibat kejadian yang menyebabkan terjadinya top level event.
Dalam membangun fault tree digunakan simbol-simbol tertentu yang digunakan
untuk mewakili adanya sebab akibat yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya.
Berikut fault tree untuk masing-masing subject part dari kabin pesawat yang
akan dianalisis ada 5 fault Tree Analysis :
1. Kecacatan armcap akibat peel off
2. Kecacatan spring pocket akibat unproper instal
3. Kecacatan buffet dan galley akibat kotor
4. Kecacatan seat belt akibat missing
5. Kecacatan pintu akibat kotor
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
2.2 Keterlambatan Proyek
Kusjadmikahadi (dalam Leonda 2008) bahwa, keterlambatan proyek
konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang
telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Praboyo (1999),
keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu menimbulkan akibat yang
merugikan bagi pemilik maupun kontraktor karena dampak keterlambatan
adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab,
juga tuntutan waktu, dan biaya tambah. Theodore (2009) menyebutkan bahwa
ada empat cara dasar untuk mengkategorikan jenis keterlambatan:
a) Critical atau non-critical
Keterlambatan yang mempengaruhi penyelesaian proyek, atau dalam
beberapa kasus pada batas waktu tertentu, dapat dianggap sebagai
keterlambatan critical, dan keterlambatan yang tidak mempengaruhi
penyelesaian proyek, atau batas waktu tertentu adalah keterlambatan non-
critical.
b) Excusable atau non-excusable
Keterlambatan dimaafkan(excuseable) merupakan keterlambatan yang
disebabkan oleh suatu peristiwa yang tak terduga di luar kontraktor atau
kontrol subkontraktor. Keterlambatan non-excuseable adalah keterlambatan
yang berada dalam kendali kontraktor atau yang dapat di prediksi
c) Compensable atau non-compensable
Keterlambatan compensable adalah saat kontraktor berhak atas perpanjangan
waktu dan kompensasi tambahan. Hal ini berkaitan kembali dengan
keterlambatan excusable atau non-excusable, hanya keterlambatan excusable
dapat diganti rugi. Keterlambatan non-compensable berarti bahwa meskipun
keterlambatan excusable mungkin terjadi, kontraktor tidak berhak atas
kompensasi tambahan yang dihasilkan dari keterlambatan excusable.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
d).Concurrent atau non-concurrent
Konsep Keterlambatan concurrent telah menjadi hal yang sangat umum
sebagai bagian dari beberapa analisis keterlambatan konstruksi. Argumen
concurrency tidak hanya dari sudut pandang yang menentukan keterlambatan
kritis proyek, tetapi juga dari sudut pandang penanggung jawaban untuk
kerugian yang terkait dengan keterlambatan jalur kritis. Pemilik akan sering
memperhatikan keterlambatan concurrent oleh kontraktor sebagai alasan
untuk mempermasalahkan perpanjangan
Dalam keterlambatan proyek faktor-faktor yang potensial untuk mempengaruhi
waktu pelaksanaan konstruksi terdiri dari 7 kategori (Andi et al, 2003) :
1. Tenaga Kerja
a. Kurangnya keahlian tenaga kerja
b. Kurangnya kedisiplinan tenaga kerja
c. Kurangnya motivasi kerja para pekerja
d. Kurangnya kehadiran tenaga kerja
e. Kurangnya ketersediaan tenaga kerja
f. Penggantian tenaga kerja baru
g. Buruknya Komunikasi antara tenaga kerja dan badan pembimbing
2. Bahan
a. Keterlambatan pengiriman bahan
b. Ketersediaan bahan terbatas di pasaran
c. Kualitas bahan jelek
d. Kelangkaan material yang dibutuhkan
e. Adanya Perubahan material oleh owner
f. Kerusakan bahan di tempat penyimpanan
3. Karakteristik tempat
a. Keadaan permukaan dan di permukaan bawah tanah
b. Tanggapan dari lingkungan sekitar proyek
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
c. Karakter fisik bangunan sekitar proyek
d. Tempat penyimpanan bahan/material
e. Akses kelokasi proyek yang sulit
f. Kebutuhan ruang kerja yang kurang
g. Lokasi proyek yang jauh dari pusat kota/pusat distribusi peralatan dan
material
4. Manajerial
a. Pengawasan proyek
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan
c. Pengalaman manajer lapangan
d. Perhitungan kebutuhan
e. Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
f. Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
g. Kesalahan manejemen material dan peralatan
5. Peralatan
a. Ketersediaan peralatan
b. Kerusakanperalatan
c. Kualitas peralatan yang buruk
d. Produktifitas peralatan
6. Keuangan
a. Pembayaran dari
b. Harga bahan/material yang mahal
c. Alokasi dana yang tidak cukup
d. Telatnya pembayaran kepada pekerja
7. Fisik Bangunan
a. Luas wilayah
b. Jumlah unit
c. Jumlah lantai
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
8. Design
a. Perubahan design oleh pemilik
b. Kesalahan design oleh perencana
c. Ketidak lengkapan gambar design
d. Keterlambatan pemberian detail gambar
e. Kerumitan design
9. cuaca
a. Intensitas (curah) hujan)
b. Cuaca panas
c. Cuaca yang berubah-ubah
10. Kejadian yang tidak terduga
a. Kerusuhan
b. Bencana alam
c. Pemogokan buruh
d. Kecelakaan
11. Kebijakan pemerintah
a. Kenaikan BBM
2.3 Metode Penjadwalan Proyek
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk
mengelolah waktu dan sumberdaya proyek. Masing – masing metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode – metode tersebut
didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin di capai terhadap kinerja
penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus
kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel –variabel yang
mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja,
ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi
penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan
koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang di inginkan.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
• WAKTU DAN DURASI KEGIATAN
Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (Time) dan
kurun waktu (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun
waktu atau durasi menunjukan lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 Jam.
Melakukan durasi suatu kegiatan bisanya dilandasi volume pekerjaan dan
produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Produktivitas didapat dari pengalaman crew melakukan suatu kegiatan yang telah
dilakukan sebelum atau database perusahaan.
• BAGAN BALOK (Barchart)
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Tailor dalam bentuk bagan balok,
dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format
bagan baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta
dapat dibuat dengan mudah dan sederhana. Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang
dinyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu-X
menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasi. Pada
bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian target yang
harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara keseluruhan.
Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan
memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa durasi kegiatan akan
bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam perbaikan jadwal. Penyajian
informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan
lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan
kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang
akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
• KURVA S ATAU HANUMM CURVE
Kurva s adalah sebuah ghrafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm
atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir
proyek. Kurva S dapat menunjukan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan,
waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif
dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi Kurva S dapat memberikan informasi
mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan
jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan
tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut
tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih
lanjut dapat menggunakan metode lain hyang dikombinasikan, misal dengan
metode bagan balok yang dapat digeser –geser dan network plaining dengan
memperbaharui suber daya maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing – masing
kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkanterhadap sumbu
vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk
kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal
biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah
cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa
perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi
nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga
lebih mudah untuk menghitungnya.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
2.3.1 Metode Penjadwalan Linier ( Diagram Vektor )
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah
kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan
yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara,
terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat
memuaskan untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan
sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu
pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Metode ini juga cukup
efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan
keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang
cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu
yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan
bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode
penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang
tidak dapat di tampilkan oleh metode network.
2.3.2 Metode Penjadwalan Network Planning
Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan
Du-pont dan rand corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen.
Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang
memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan
antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi
network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan,
yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu
dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Tahapan penyusunan network SCHEDULING :
1. Menginfentarisasi kegiatan – kegiatan dari paket WBS berdasarkan item
pekerjaan, lalu diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
2. Memperkirakan durasi setiapkan dengan mempertimbangkan dengan janis
pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumberdaya, lingukungan kerja, serta
produktifitas pekerja.
3. Penentuan logika ketergantungan antara kegiatan dilakukan dengan tiga
kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan
yang didahului (successor), serta bebas.
4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah
langkah – langkah diatas dilakukan dengan akurat dan teliti.
Manfaat penerapan network scheduling :
1. Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan
proyek menjadi lebih rinci dan detail.
2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian
yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran – kesukaran yang
bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakann pencegahan
yang diperlukan dapat dilakukan.
3. Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat
ditunda atau harus disegerakan.
4. Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan.
5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya
langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
6. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan
dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis
cashflow, dan pengendalian biaya.
7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari
proses, lalu mengamatai efek terhadap proyek secara keseluruhan.
8. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (precedence
Diagram Method).
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
2.4 Definisi Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu
dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek
dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta
penjagaan kualitas produk / servis / hasil unik dari proyek. Manajemen waktu
sendiri adalah bagi setiap proyek Dewasa ini manajemen proyek sangat dibutuhkan
untuk menyelesaikan persoalan konstruksi, baik dalam skala besar maupun skala
kecil. Manajemen proyek sendiri adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen secara
sistematis pada suatu proyek, dengan menggunakan resource/sumber daya (manusia,
barang dan peralatan) secara efektif dan efisien agar tujuan proyek tercapai secara
optimal .
Sedangkan manajemen waktu proyek adalah pengelolaan suatu proyek yang
mencakup proses pelingkupan, perencanaan, penyediaan staf, pengorganisasian, dan
pengontrolan suatu proyek. Manajemen proyek yang efektif adalah bagaimana
merencanakan, mengelola dan menghantarkan proyek tepat waktu dan dalam
rentang anggaran. Jika dalam mengerjakan tugas dan menggunakan alat dan bahan,
manusia tidak dibatasi oleh waktu dan biaya tentu saja manajemen proyek tidak
diperlukan. Kunci sukses manajemen proyek adalah pengetahuan seorang manajer
proyek tentang pemanfaatan tiga hal yang saling berkaitan dan mempengaruhi,
ketiga hal tersebutadalah uang, waktu dan cakupan pekerjaan Mengatur suatu
proyek, hal yang paling penting adalah merencanakan proyek itu dengan sangat hati-
hati dan teliti untuk menciptakan hasil yang optimal. (Wiyanti, 2007).
Manajemen waktu pada suatu proyek (Project Time Management)
memasukkan semua proses yang dibutuhkan dalam upaya untuk memastikan waktu
penyelesaian proyek (PMI 2000). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu
proyek, yaitu:
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
1. Pendefinisian Aktivitas. Merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran
proyek (project deliveriables). Dalam proses ini dihasilkan pengelompokkan
semua aktivitas yang menjadi ruang lingkup proyek dari level tertinggi hingga
level yang terkecil atau disebut Work Breakdown Structure (WBS).
2. Urutan Aktivitas. Proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan
dokumentasi dari hubungan logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas
harus diurutkan secara akurat untuk mendukung pengembangan jadwal
sehingga diperoleh jadwal yang realisitis. Dalam proses ini dapat digunakan
alat bantu komputer untuk mempermudah pelaksanaan atau dilakukan secara
manual. Teknik secara manual masih efektif untuk proyek yang berskala kecil
atau di awal tahap proyek yang berskala besar, yaitu bila tidak diperlukan
pendetailan yang rinci.
3. Estimasi Durasi Aktivitas. Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan
informasi yang berkaitan dengan lingkup proyek dan sumber daya yang
diperlukan yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan estimasi durasi atas
semua aktivitas yang dibutuhkan dalam proyek yang digunakan sebagai input
dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi estimasi durasi sangat tergantung
dari banyaknya informasi yang tersedia.
4. Pengembangan Jadwal. Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu
aktivitas dalam proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal
proyek merupakan proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi
durasi dan biaya hingga penentuan jadwal proyek.
5. Pengendalian Jadwal. Pengendalian jadwal merupakan proses untuk
memastikan apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu
yang sudah direncanakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
jadwal adalah:
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
a) Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan
memastikan perubahan yang terjadi disetujui.
b) Menentukan perubahan dari jadwal.
c) Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan awal
proyek.
(Biemo W. Sumardi, Muhamad Abduh, Reini D. Wirahadikusumah, Nuruddin
Pujoartanto; 2007)
2.5 Mengidentifikasi minimal Cut Set atau minimal Path Set
Dari laporan mingguan dan bulanan, ada 3 (tiga) dari 4 (empat) pekerjaan
yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan-nya. Tiga pekerjaan tersebut adalah
pekerjaan persiapan, pekerjaan pasangan, dan pekerjaan beton. Sehingga, dalam
penelitian ini ditentukan 3 (tiga) top event yaitu keterlambatan pekerjaan persiapan,
keterlambatan pekerjaan pasangan, dan keterlambatan pekerjaan beton. Top event
tersebut merupakan definisi masalah dan kondisi batas dari suatu sistem pelaksanaan
proyek pembangunan gedung. Dari masing-masing top event tersebut, akan dibuat
model grafis FTA yang berisi simbol-simbol yang menyatakan kejadian yang
muncul yang menyebabkan terjadinya top event/ keterlambatan pekerjaan yang
dianalisa. Kejadian-kejadian yang memungkinkan menyebabkan terjadinya
keterlambatan akan diteliti lebih lanjut sampai ke penyebab kejadian dasarnya. Perlu
diperhatikan aturan-aturan dalam membuat model grafis FTA. Membuat model
harus teliti dalam mendeskripsikan suatu kejadian yang sifatnya berupa input dan
output, agar tidak terjadi kesalahan pada hasil analisa.
Setelah mendapat data berupa kejadian-kejadian yang menyebabkan
keterlambatan dari para responden, maka langkah selanjutnya adalah membuat
analisa yang diikuti dengan penggambaran model grafis FTA. Model grafis FTA
mempunyai beberapa simbol kejadian seperti intermediate event, basic event, dan
undeveloped event. Selain itu, juga ada simbol gerbang dan tranfer. Simbol gerbang
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
yang digunakan adalah simbol gerbang AND dan OR. Serta, dipakai juga simbol
transfer untuk menghubungkan antar model grafis FTA.
Gambar 6 Model Grafis FTA Pekerjaan Persiapan
Sedangkan keterangan untuk nama event pada moel grafis FTA pekerjaan persiapan
diatas ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Tabel 1 : Keterangan Model Grafis FTA Pekerjaan Persiapan
Event Keterangan Event Keterangan
A Keterlambatan pekerjaan persiapan D2 Kurangnya pengawasan
B1 Faktor pengguna jasa D3 Tidak melaksanakan peran
B2 Faktor kontraktor D4 Kurang koordinasi
B3 Faktor konsultan pengawas D5 Dokumen gambar kurang lengkap
B4 Perubahan tgl. dimulainya proyek D6 Dok. spek. teknis kurang lengkap
B5 Sumber Daya Manusia kurang D7 Dok. tender kurang lengkap
B6 Dokumen terlambat D8 Terbatasnya jumlah tenaga kerja
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
B7 Tenaga kerja D9 Tukang malas
B8 Tenaga ahli D10 Kontrol kurang baik
B9 Kualitas kurang baik D11 Kurang koordinasi
B10 Manajemen kurang baik D12 Tidak segera memulai pekerjaan
B11 Kurang pengalaman kerja D13 Masalah teknis dlm. memakai waktu
B12 Kecapaian D14 Tukang puasa
C Dana tidak mencukupi D15 Dikejar target
D1 Kontrol yang kurang baik E Keterlambatan tanda tangan kontrak
Model grafis FTA dari pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini :
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Gambar 7 Model Grafis FTA Pekerjaan Pasangan
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Gambar 8 Model Grafis FTA Pekerjaan Beton
Sedangkan keterangan untuk nama event pada moel grafis FTA pekerjaan pasangan
dan pekerjaan beton diatas ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Tabel 2 : Keterangan Model Grafis FTA Pekerjaan Pasangan dan Beton
Event Event
Keterangan
Event Event
Keterangan
Beton Beton Beton Beton
F P
Keterlambatan H6 R6 Kurang paham
Pekerjaan Pasangan / dokumen gambar
Beton
G1 Q1
Faktor kontraktor Kurang paham
H7 R7 dokumen spesifikasi
G2 Q2
Faktor konsultan teknis
pengawas H8 R8 Tidak profesional
G3 Q3
Ketersediaan material H9 R9 Pemesanan terlambat
H10 R10 Pengiriman terlambat
G4 Q4
Sumber Daya Manusia H11 R11 Kecapaian
kurang H12 R12 Lembur tidak
G5 Q5 Manajemen kurang dikerjakan
baik H13 R13 Malas
G6 Q6 Kurang pengalaman H14 R14 Terbatasnya jumlah
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
kerja tukang
H15 R15 Shift jam kerja kurang
G7 Q7 Material datang H16 R16 Kontrol kurang baik
terlambat Kurang koordinasi
H17 R17 dengan pengguna jasa/
G8 Q8 Tenaga kerja pengawas
H18 R18
Kurang koordinasi
G9 Q9 Tenaga ahli dengan supplier
H19 R19 Tidak profesional
G10 Q10 Kualitas kurang baik H20 R20 Tidak ada lembur
H21 R21
Masalah teknis dalam
G11 Q11 Kuantitas kurang memakai waktu
Alat angkut barang
G12 Q12 Manajemen kurang H22 R22 memakai tenaga
baik tukang
G13 Q13 Kurang pengalaman H23 R23 Tidak ada tower crane
kerja H24 R24 Tidak ada lift barang
G14 Q14 Teknik pelaksanaan I1 S1 Dana tidak mencukupi
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
tidak tepat
I2 S2
Tidak mengecek
G15 Q15 Tidak ada alat bantu persediaan material
Kurang koordinasi
H1 R1 pengguna jasa dengan
kontraktor/pengawas
H2 R2 Kontrol yang kurang
baik
H3 R3 Kurangnya
pengawasan
H4 R4 Tidak melaksanakan
peran
H5 R5 Kurang koordinasi
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Setelah membuat model grafis, langkah selanjutnya adalah menganalisa
Fault Tree secara kualitatif dengan menggunakan Aljabar Boolean. Tujuan dari
analisa ini adalah mencari minimal cut set.
Sebuah cut set didefinisikan sebagai basic event (kejadian dasar) yang bila
terjadi akan mengakibatkan terjadinya Top event Sebuah cut set dikatakan sebagai
minimal cut set jika cut set tersebut tidak dapat direduksi tanpa menghilangkan
statusnya sebagai cut set.
Notasi operator dalam logika Aljabar Boolean untuk gerbang OR atau
penjumlahan Boolean mempunyai simbol
(+). Sedangkan untuk gerbang AND mempunyai simbol (.) atau perkalian
Boolean. Aljabar Boolean mempunyai hukum-hukum persamaan. Salah satu
contohnya adalah hukum distributif dimana a . (b + c) = (a .b) + (a . c)
Berikut hasil analisa menggunakan Aljabar Boolean:
a. Analisa pada pekerjaan persiapan
Tabel 3. Minimal Cut Set Pekerjaan Persiapan
No Kombinasi Event
1 E . D5
2 E . D6
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3 E . D7
4 D16
5
D14 . D9 . D8 . D10 . D11 . D12 .
D13 . C
6
D15 . D9 . D8 . D10 . D11 . D12 .
D13 . C
7 D1 . D2 . D3 . D4
Dari hasil minimal cut set diatas, didapat ada 7 kejadian dasar yang
menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan persiapan.
b. Analisa pada pekerjaan pasangan
Tabel 4 Minimal Cut Set Pekerjaan Pasangan
No Kombinasi Event
1. H1
2. I2 . H9 . H10 . H11 . H12 . H13 . H14
3. H15 . H16. H17 . H18 . H19 . H20 .
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
4. H21 . H23 . H24 . H22 . I1
5. H2 . H3 . H4 . H5 . H6
6. H2 . H3 . H4 . H5 . H7
7. H2 . H3 . H4 . H5 . H8
Dari hasil minimal cut set diatas, didapat ada 5 kejadian dasar yang
menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan pasangan.
c. Analisa pada pekerjaan beton
Tabel 5. Minimal Cut Set Pekerjaan Beton
No Kombinasi Event
1 R1
S2 . R9 . R10 . R11 . R12 . R13 . R14
2 . R15 . R16. R17 . R18 . R19 . R20 .
R21 . R23 . R24 . R22 . S1
3 R2 . R3 . R4 . R5 . R6
4 R2 . R3 . R4 . R5 . R7
5 R2 . R3 . R4 . R5 . R8
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Flowchart
3.1 Grafik Diagram Alir
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3.2 Pengumpulan Data
Merupakan tahap pertama dalam melakukan perneltian ini, dengan
melakukan pengumpulan data lapangan yang diperoleh merupakan data dari
survey identifikasi lapangan. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data-
data yang dibutuhkan. Metode penelitian yang digunakan untuk
pengumpulan data ialah metode penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan data
yang terkumpul untuk penelitian ini berupa kata-kata atau gambar; dilakukan
pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah
instrument kunci atau peneliti sebagai alat penelitian; sampel/sumber data
kecil.
3.3 Data Sekunder
Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder dibagi menjai tiga yaitu
a. Laporan : merupakan data laporan mingguan yang didapat dari hasil
pekerjaan tiap seminggu sekali.
b. Progress : Setiap kemajuan fisik dilapangan akan dituliskan dalam
bentuk Progress / Presentase
c. Kurva S : Dari laporan dan progress tiap bulan akan keluar data dalam
bentuk kurva.
3.4 Analisa data Faktor Keterlambatan
Data-data yang telah terkumpul akan dianalisa untuk menentukan item
pekerjaan yang mengalami keterlambatan dan faktor – faktor yang mempengaruhi
item pekerjaan mengalami keterlambatan.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3.5 Pengkontruksian Fault Tree Analisys
Dalam menggambarkan Fault Tree digunakan symbol standard untuk
mempermudah analisa. Adapun langkah-langkah pembuatan konstruksi FTA adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan kejadian puncak (top event) yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Menentukan intermediate event tingkat pertama terhadap kejadian puncak.
3. Menentukan hubungan intermediate event tingkat pertama ke top event
dengan menggunakan gerbang logika ( logic gate).
4. Menentukan intermediate tingkat / level kedua
5. Menentukan hubungan intermediate event tingkat kedua ke intermediate
event tingkat pertama dengan menggunakan gerbang logika ( logic gate).
6. Melanjutkannya sampai ke basic event.
3.6 Menentukan Kombinasi Faktor Keterlambatan
Kombinasi faktor-faktor penyebab keterlambatan dengan cara Setelah
selesai penggambaran diagram FTA (Fault Tree Analysis), maka langkah
selanjutnya adalah penentuan cut set. Cut set adalah kombinasi pembentuk pohon
kesalahan yang mana bila semua terjadi akan menyebabkan peristiwa puncak terjadi.
3.7 Kesimpulan / Hasil
Merupakan proses terakhir dari analisa keterlambatan tersebut berupa hasil
akhir atau kesimpulan akhir dari setiap analisa. Yaitu menganalisa percepatan yang
dilakukan untuk meminimalisir keterlambatan.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3.8 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk pengaturan waktu atau penjadwalan dari
kegiatan-kegiatan yang terlibat didalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar serta efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari suatu
proyek biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule.
Jadwal waktu kegiatan adalah urutanurutan kerja yang berisi tentang :
1. Jenis pekerjaan yang akan diselesaikan.
2. Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
Jadwal waktu ini merupakan dasar penentuan waktu pelaksanaan dari
proyek, maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai sebelum pekerjaan dimulai.
Jadwal waktu penting sekali artinya bagi pimpinan proyek yang bersangkutan dalam
melaksanakan pembangunan. Dengan adanya jadwal waktu ini pimpinan proyek
dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga
kontinuitas dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk
mengkoordinasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja tinggi.
Secara umum jadwal kegiatan mempunyai manfaat-manfaat antara lain:
1. Memberikan pedoman terhadap unit
2. pekerjaan atau kegiatan mengenai batasbatas waktu untuk mulai dan akhir
dari masing-masing tugas.
3. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
4. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
5. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
6. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
7. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal
waktu pelaksanaan proyek adalah :
1. Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-
hambatan dan kemudahankemudahan yang terdapat dilapangan.
2. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja.
3. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana seperti tenaga kerja,
kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja dan kapasitas alat-alat kerja.
4. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
5. Batasan waktu yang diberikan oleh pemberi tugas.
6. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan, maksudnya
dari bestek dapat ditentukan pekerjaan apa saja yang harus didahulukan
dan harus mendapat prioritas kualitas tertentu.
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terletak di jalan Kertajaya Indah No. 27 Surabaya. Waktu
penelitian diwali dengan survey lokasi yang masih ada bangunan lama alias Rumah
lama. Perlu diadakan kesepakatan untuk merobohkan bangunan lama tersebut.
Dalam bentuk kontrak kecil antara Owner dengan Subkont Perorangan Perjanjian
Kerja dibuat dengan syarat bahan-bahan dan sisa-sisa bangunan yang masih bisa
didaur ulang dihitung nilainya lalu dikurangi dengan nilai kontrak pekerjaan
pembongkaran tersebut.
Selanjutnya dibuatkan Surat Perjanjian Kerja untuk pekerjaan bangunan
struktur. Yang dalam perjanjian tersebut jangka waktu dimulai dari Bulan April
2017 samoai dengan Agustus 2017.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3.2 Gambar Lokasi
3.10 Informasi Proyek
Proyek pembangunan Ed House adalah proyek pribadi PT. Podo
Joyo Masyhur. Konstruksi strukturnya dibangun oleh PT. Waringin, direncanakan
mulai pada bulan Januari 2017 dan selesai pada awal Oktober 2017. Keterlambatan
Proyek yang dari progress 40% dibulan juli dipercepat pembangunan hingga 70%
dibulan Juli 2017 agar Agustus bisa selesai 100% untuk struktur Ed House.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Proyek
Lokasi penelitian terletak di jalan Kertajaya Indah No. 27 Surabaya. Waktu
penelitian diawali dengan survey lokasi yang masih ada bangunan lama alias Rumah
lama. Perlu diadakan kesepakatan untuk merobohkan bangunan lama tersebut.
Dalam bentuk kontrak kecil antara Owner dengan Subkont Perorangan Perjanjian
Kerja dibuat dengan syarat bahan-bahan dan sisa-sisa bangunan yang masih bisa
didaur ulang dihitung nilainya lalu dikurangi dengan nilai kontrak pekerjaan
pembongkaran tersebut.
4.1.1 Data Umum Proyek
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Rumah Ed-House
Lokasi Proyek : Jalan Kertajaya Indah No. 27 Surabaya
Konsultan : CV. Bangun Cipta Asri
Konsultan Perencana : ALT Design
Kontraktor : Waringin
Nilai Kontrak : Rp 1.671.000.000,-
Waktu Pelaksanaan : 270 hari kalender atau 40 minggu
Waktu Pemeliharaan : 100 hari kalender
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
4.1.2 Data Teknis Proyek
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari pelaksanaan proyek
Pembangunan PT. Waringin. Data tersebut yaitu:
1. Laporan mingguan kemajuan proyek,data laporan mingguan
proyek dapat dilihat pada tabel 4.1.2
Tabel 4.1.2
Laporan Mingguan Kemajuan Proyek
Laporan minggu ke- Prosentase bobot
rencana
Prosentase bobot
kinerja
1 0,17 0,20
2 0,52 2,40
3 2,10 3,06
4 3,39 4,30
5 4,64 5,45
6 5,66 5,80
7 6,55 5,90
8 7,34 6,25
9 8,25 6,74
10 9,53
11 11,02
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
12 12,68
13 15,17
14 18,23
15 21,10
16 25,02
17 27,38
18 30,17
19 32,02
20 35,20
21 37,24
22 38,94
23 41,34
24 43,15
25 46,19
26 49,09
27 51,93
28 54,66
29 58,11
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
30 62,36
31 67,74
32 74,83
33 80,74
34 86,11
35 90,85
36 95,29
37 98,33
38 99,56
39 99,84
40 100,00
Sumber: Dokumen Proyek
2. Laporan mingguan pembiayaan proyek, data laporan mingguan
proyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2.2
Laporan Mingguan Pembiayaan Proyek
Laporan minggu ke- Pengeluaran biaya
proyek perminggu Komulatif
1 Rp 3.342.000 Rp 3.342.000
2 Rp 40.104.000 Rp 40.104.000
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3 Rp 51.132.600 Rp 51.132.600
4 Rp 71.853.000 Rp 71.853.000
5 Rp 91.069.500 Rp 91.069.500
6 Rp 96.918.000 Rp 96.918.000
7 Rp 98.589.000 Rp 98.589.000
8 Rp 104.437.500 Rp 104.437.500
9 Rp 112.625.400 Rp 112.625.400
Sumber: Dokumen pribadi
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
3. Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Struktur
Sumber: Dokumen proyek
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Sumber: Dokumen proyek
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Sumber: Dokumen proyek
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Sumber: Dokumen proyek
Sumber: Dokumen proyek
4.2 Identifikasi Pekerjaan Yang Terlambat
Identifikasi proyek Ed-House ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-
faktor yang menjadi penyebab keterlambatan. Untuk pekerjaan awal dinaakan
pekerjaan persiapan sedangkan untuk pekerjaan struktur sendiri dinamakan event
beton, berikut tabelnya:
Tabel 4.1 Identifikasi Pekerjaan Persiapan
Event Keterangan Event Keterangan
A Keterlambatan pekerjaan persiapan D2 Kurangnya pengawasan
B1 Faktor pengguna jasa D3 Tidak melaksanakan peran
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
B2 Faktor kontraktor D4 Kurang koordinasi
B3 Faktor konsultan pengawas D5 Dokumen gambar kurang lengkap
B4 Perubahan tgl. dimulainya proyek D6 Dok. spek. teknis kurang lengkap
B5 Sumber Daya Manusia kurang D7 Dok. tender kurang lengkap
B6 Dokumen terlambat D8 Terbatasnya jumlah tenaga kerja
B7 Tenaga kerja D9 Tukang malas
B8 Tenaga ahli D10 Kontrol kurang baik
B9 Kualitas kurang baik D11 Kurang koordinasi
B10 Manajemen kurang baik D12 Tidak segera memulai pekerjaan
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
B11 Kurang pengalaman kerja D13 Masalah teknis dlm. memakai waktu
B12 Kecapaian D14 Tukang puasa
C Dana tidak mencukupi D15 Dikejar target
D1 Kontrol yang kurang baik E Keterlambatan tanda tangan kontrak
Sumber: Widjanarka, 2006.
Tabel 4.2 Identifikasi Pekerjaan Beton
Event
Keterangan
Event
Keterangan
Beton
Beton
P
Keterlambatan
R6 Kurang paham
Pekerjaan Pasangan /
dokumen gambar
Beton
Q1 Faktor kontraktor
Kurang paham
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
R7 dokumen spesifikasi
Q2
Faktor konsultan
teknis
pengawas
R8 Tidak profesional
Q3
Ketersediaan material
R9 Pemesanan terlambat
R10 Pengiriman terlambat
Q4
Sumber Daya Manusia
R11 Kecapaian
kurang
R12 Lembur tidak
Q5 Manajemen kurang
dikerjakan
baik
R13 Malas
Q6 Kurang pengalaman
R14
Terbatasnya jumlah
kerja
tukang
R15 Shift jam kerja kurang
Q7 Material datang
R16 Kontrol kurang baik
terlambat
Kurang koordinasi
R17 dengan pengguna jasa/
Q8 Tenaga kerja
pengawas
R18 Kurang koordinasi
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Q9 Tenaga ahli
dengan supplier
R19 Tidak profesional
Q10 Kualitas kurang baik
R20 Tidak ada lembur
R21
Masalah teknis dalam
Q11 Kuantitas kurang
memakai waktu
Alat angkut barang
Q12 Manajemen kurang
R22 memakai tenaga
baik
tukang
Q13 Kurang pengalaman
R23 Tidak ada tower crane
kerja
R24 Tidak ada lift barang
Q14 Teknik pelaksanaan
S1 Dana tidak mencukupi
tidak tepat
S2
Tidak mengecek
Q15 Tidak ada alat bantu
persediaan material
Kurang koordinasi
R1 pengguna jasa dengan
kontraktor/pengawas
R2 Kontrol yang kurang
baik
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
R3 Kurangnya
pengawasan
R4 Tidak melaksanakan
peran
R5 Kurang koordinasi
Sumber: Widjanarka, 2006.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
4.3 Penggambaran FTA ( Fault Tree Analysis)
Gambar 4.1 Model Grafis FTA Pekerjaan Persiapan
Sumber: Widjanarka, 2006.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Gambar 4.2 Model Grafis FTA Pekerjaan Beton
Sumber: Widjanarka, 2006.
4.4 Menentukan Minimat Cut Set
Setelah membuat model grafis, langkah selanjutnya adalah menganalisa
Fault Tree secara kualitatif dengan menggunakan Aljabar Boolean. Tujuan dari
analisa ini adalah mencari minimal cut set.
Sebuah cut set didefinisikan sebagai basic event (kejadian dasar) yang bila
terjadi akan mengakibatkan terjadinya Top event Sebuah cut set dikatakan sebagai
minimal cut set jika cut set tersebut tidak dapat direduksi tanpa menghilangkan
statusnya sebagai cut set.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Tabel 4.3 Minimal Cut Set Pekerjaan
Persiapan
No Kombinasi Event
1 E . D5
2 E . D6
3 E . D7
4 D16
5
D14 . D9 . D8 . D10 . D11 . D12 .
D13 . C
6
D15 . D9 . D8 . D10 . D11 . D12 .
D13 . C
7 D1 . D2 . D3 . D4
Tabel 4.4 Minimal Cut Set Pekerjaan
Beton
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
No Kombinasi Event
1 R1
S2 . R9 . R10 . R11 . R12 . R13 . R14
2 . R15 . R16. R17 . R18 . R19 . R20 .
R21 . R23 . R24 . R22 . S1
3 R2 . R3 . R4 . R5 . R6
4 R2 . R3 . R4 . R5 . R7
5 R2 . R3 . R4 . R5 . R8
Sumber: Widjanarka, 2006.
Dari hasil minimal cut set diatas, didapat ada 7 kejadian dasar yang
menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan persiapan dan 5 kejadian dasar
yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan beton
4.5 Time Schedule
Proyek Ed-House yang mengalami keterlambatan dikarenakan proses
perencanaan yang tidak maksimal disertai dengan progress dilapangan yang kurang
pengawasan yang akhirnya mengalami pembengkakan terhadap RAB. Dapat dilihat
di Time Schedule yang dilampirkan.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil data pengolahan proyek menggunakan metode Fault Tree
Analisis. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembangunan Struktur Rumah Ed-House dengan anggaran
sebesar Rp 1.671.000.000,-. Pada minggu ke-9 diperkirakan biaya
penyelesaian proyek sampai selesai sebesar Rp 112.625.400, dengan
semakin meningkatnya indek kinerja biaya dan jadwal, proyek selesai
dengan anggaran dibawah anggaran yang direncanakan sebesar Rp
1.671.000.000,-. Dan dengan biaya pekerjaan tersisa pada minggu ke-
9 sebesar Rp 112.625.400.
2. Pembangunan Struktur Rumah Ed-House dengan anggaran
sebesar Rp 1.671.000.000 dan waktu pengerjaan 40 minggu.Pada
minggu ke-9 bobot rencana pekerjaan 8,25 %dengan anggaran biaya
sebesar Rp 137.857.500. Pada saat pelaksanaan minggu ke-9 bobot
pekerjaan mencapai 6,74% dengan biaya sebesar Rp 112.625.400 dan
selisih biaya pelaksanaan proyek dengan biaya anggaran proyek
sebesar Rp 25.625.400 dengan bobot pekerjaan dibawah rencana.
3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan keterlambatan
ditinjau dari metode Fault Tree Analisis seperti dibawah ini :
a. Keterlambatan pada minggu awal yaitu minggu ke-1 sampai
dengan minggu ke-9 ditinjau dari Minimal Cut Set adalah
kurangnya kordinasi antara pihak Pengawas dengan pihak
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
Kontraktor menyebabkan tidak terkontrolnya pekerjaan struktur
terlambat.
5.2 Saran
1. Diperlukan kebijaksanaan khusus dari pihak owner dalam hal ini
PT. Podo Joyo Masyhur untuk selalu melakukan perencanaan
awal dengan maksimal.
2. Perlu adanya QC( Quality Control ) untuk mengontrol semua
pekerjaan dan perlu ditambahkan pengawasan dilokasi proyek
3. Kebanyakan Kontraktor Struktur mengerjakan suatu proyek
menunggu hasil gambar yang sudah disetujui bersama dan tidak
ada perubahan perubahan. Namun proyek Ed-House ini
perencanaannya kurang maksimal yang menyebabkan
keterlambatan dan membengkaknya biaya yang dikerjakan. Maka
dari itu diperlukan kordinasi yang rutin dilakukan oleh semua
pihak untuk mengatasi keterlambatan ini.
.
JURNAL TEKNIK SIPIL – ANALYSIS KETERLAMBATAN ED HOUSE
METODE FAULT TREE ANALYSIS
DAFTAR PUSTAKA
Amalia R, dkk, 2012, Analisis Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan
Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA),
ejurnal.its.ac.id, [diunduh pada 1 Juni 2017]
Ervianto, W.I., 2002, Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi, Andi,
Yogyakarta.
Suwardo, dkk., 2016, Panduan Penulisan Proyek Akhir Edisi Revisi 2016, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Vesely, W.E, dkk, 1981, Fault Tree Handbook,U.S. Nuclear Regulatory
Commision, Washington D.C.
Auliya, Ridha., (2011). Analisis Penyebab Kecacatan Tabung Elpiji dengan
Menggunakan Fault Tree
Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis di Pabrik Tabung Elpiji PT
Pertamina (Persero)
Unit Gas Domestik. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Foster, S. T. (2004). Managing Quality: an Integrative Approach. Pearson Education
International.
Gasperz, Vincent. (2001). Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas. Jakarta :
Gramedia.
Hariastuti, Ni Luh Putu. (2014). Analisa Pengendalian Kualitas Produksi dalam
Usaha Mengurangi
Produk Cacat. Surabaya : ITATS Surabaya.
Mitra, Amitava. (1998). Fundamentals of Quality Control and Improvement. New
Jersey : Prentice Hall.
Priyanta, Dwi. (2000). Keandalan Dan Perawatan. Surabaya: Institut Teknologi
Surabaya. Widjanarka,
Wijaya. (2006). Teknik Digital. Jakarta: Erlangga