Abstract

4
ABSTRAK KENDALA PROSODI PEMBELAJAR BAHASA PRANCIS DI MEDAN, Hesti Fibriasari, Program S3 Linguistik, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Kajian ini memilih judul Kendala Prosodi Pembelajar Bahasa Prancis. Kajian ini bertujuan untuk melihat prosodi pembelajar bahasa Prancis di Medan dari modus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Penelitian ini menemukan kendala pembelajar bahasa Prancis di Medan. Kajian ini berasumsi bahwa mempelajari prosodi merupakan bagian sistem produksi pembicara yang terdiri dari komponen prosodi yaitu segmental dan kelsikal.Pada eksperimen produksi, peneliti menemukan pola kontur nada yang terdiri dari nada dasar, nada final, puncak nada, dan julat nada yang ditandai dengan durasi pada kalimat deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Secara general, disimpulkan bahwa kalimat deklaratif ciri akustik antara tuturan pembelajar bahasa Prancis menurut modus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Nada dasar pada kalimat interogatif absolut (10,72 st) menunjukkan nada yang tertinggi dibandingkan dengan nada dasar pada kalimat-kalimat yang lain. Nada final pada kalimat interogatif absolut menunjukkan nada yang paling tinggi (11,52 st) dan nada final yang paling rendah terdapat pada kalimat imperatif (8,94 st). Nada paling rendah rendah pada nada rendah kalimat deklaratif (4,34 st). Nada tertinggi terdapat pada kalimat interogatif absolut (14,69 st), sedangkan julat nada seluruhnya mengalami minus dan yang paling minus julat nadanya terdapat pada julat nada kalimat imperatif (-11,52 st). Ciri akustik dituturkan oleh pembelajar bahasa Prancis sesuai dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Secara umum suara laki-laki lebih rendah dari suara perepuan. Dapat dilihat pada uraian diatas bahwa nada tertinggi, nada rendah, nada dasar, nada final dan julat nada pada suara perempuan lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki.Ciri akustik penutur bahasa Prancis sesuai dengan lama belajar dengan waktu belajar lebih dari tiga tahun dan selama tiga tahun memiliki perbedaan yang tidak tertalu mencolok. Pada nada tertinggi pembelajar bahasa Prancis dengan waktu lebih dari tiga tahun memperlihatkan bahwa nada tertinggi pada seluruh kalimat mebih tinggi dari pada pembelajar bahasa Prancis yang belajar selama tiga tahun. Untuk julat nada penutur bahasa Prancis dengan masa belajar bahasa Prancis lebih dari tiga tahun lebih rendah dari penutur bahasa Prancis dengan masa belajar tiga tahun. Nada rendah penutur bahasa Prancis dengan masa belajar lebih dari tiga tahun memiliki nada lebih rendah dari pada penutur bahasa Prancis dengan masa belajar tiga tahun. Nada final penutur bahasa Prancis dengan masa belajar tiga tahun lebih tinggi dibangdingkan dengan penutur bahasa prancis dengan masa belajar lebih dari tiga tahun. Ciri akustik tuturan menurut pembelajar bahasa Prancis menurut daerah Medan, Karo, Tobasa, Langkat dan Asahan menunjukkan adanya perbedaan yang tidak terlalu signifikan dalam menuturkan kalimat deklaratif, interogatid absolut, interogatif parsial dan imperatif. Dalam menuturkan kalimat deklaratif dan interogatif absolut pembelajar bahasa Prancis berasal dari Tobasa memiliki alir nada paling tinggi ciri tersebut dapat dilihat dari nada tinggi, nada rendah, nada dasar, nada final dan julat nada. Sedangkan pembelajar bahasa Universitas Sumatera Utara

description

embuh

Transcript of Abstract

Page 1: Abstract

ABSTRAK

KENDALA PROSODI PEMBELAJAR BAHASA PRANCIS DI MEDAN, Hesti Fibriasari, Program S3 Linguistik, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Kajian ini memilih judul Kendala Prosodi Pembelajar Bahasa Prancis. Kajian ini bertujuan untuk melihat prosodi pembelajar bahasa Prancis di Medan dari modus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Penelitian ini menemukan kendala pembelajar bahasa Prancis di Medan. Kajian ini berasumsi bahwa mempelajari prosodi merupakan bagian sistem produksi pembicara yang terdiri dari komponen prosodi yaitu segmental dan kelsikal.Pada eksperimen produksi, peneliti menemukan pola kontur nada yang terdiri dari nada dasar, nada final, puncak nada, dan julat nada yang ditandai dengan durasi pada kalimat deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Secara general, disimpulkan bahwa kalimat deklaratif ciri akustik antara tuturan pembelajar bahasa Prancis menurut modus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Nada dasar pada kalimat interogatif absolut (10,72 st) menunjukkan nada yang tertinggi dibandingkan dengan nada dasar pada kalimat-kalimat yang lain. Nada final pada kalimat interogatif absolut menunjukkan nada yang paling tinggi (11,52 st) dan nada final yang paling rendah terdapat pada kalimat imperatif (8,94 st). Nada paling rendah rendah pada nada rendah kalimat deklaratif (4,34 st). Nada tertinggi terdapat pada kalimat interogatif absolut (14,69 st), sedangkan julat nada seluruhnya mengalami minus dan yang paling minus julat nadanya terdapat pada julat nada kalimat imperatif (-11,52 st). Ciri akustik dituturkan oleh pembelajar bahasa Prancis sesuai dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Secara umum suara laki-laki lebih rendah dari suara perepuan. Dapat dilihat pada uraian diatas bahwa nada tertinggi, nada rendah, nada dasar, nada final dan julat nada pada suara perempuan lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki.Ciri akustik penutur bahasa Prancis sesuai dengan lama belajar dengan waktu belajar lebih dari tiga tahun dan selama tiga tahun memiliki perbedaan yang tidak tertalu mencolok. Pada nada tertinggi pembelajar bahasa Prancis dengan waktu lebih dari tiga tahun memperlihatkan bahwa nada tertinggi pada seluruh kalimat mebih tinggi dari pada pembelajar bahasa Prancis yang belajar selama tiga tahun. Untuk julat nada penutur bahasa Prancis dengan masa belajar bahasa Prancis lebih dari tiga tahun lebih rendah dari penutur bahasa Prancis dengan masa belajar tiga tahun. Nada rendah penutur bahasa Prancis dengan masa belajar lebih dari tiga tahun memiliki nada lebih rendah dari pada penutur bahasa Prancis dengan masa belajar tiga tahun. Nada final penutur bahasa Prancis dengan masa belajar tiga tahun lebih tinggi dibangdingkan dengan penutur bahasa prancis dengan masa belajar lebih dari tiga tahun. Ciri akustik tuturan menurut pembelajar bahasa Prancis menurut daerah Medan, Karo, Tobasa, Langkat dan Asahan menunjukkan adanya perbedaan yang tidak terlalu signifikan dalam menuturkan kalimat deklaratif, interogatid absolut, interogatif parsial dan imperatif. Dalam menuturkan kalimat deklaratif dan interogatif absolut pembelajar bahasa Prancis berasal dari Tobasa memiliki alir nada paling tinggi ciri tersebut dapat dilihat dari nada tinggi, nada rendah, nada dasar, nada final dan julat nada. Sedangkan pembelajar bahasa

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Abstract

Prancis berasal dari Karo memiliki alir nada yang lebih rendah pada kalimat deklaratif dan interogatif absolut dibandingkan dengan pembelajar berasal dari Medan, Langkat dan Asahan. Pada kalimat interogatif parsial dan kalimat imperatif penutur bahasa Prancis berasal dari langkat memilki nada paling rendah dari penutur yang berasad dari daerah lain. Pembelajar bahasa Prancis berasal dari Medan dan Langkat memiliki kecenderungan kemiripan alir nada, hal ini terlihat pada nada dasar, nada rendah, nada dasar, nada final dan julat nada dari seluruh kalimat yang dituturkan yaitu kalimat deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif.

Kata kunci: Prosodi Bahasa Prancis, Pembelajar, Modus Tuturan

ABSTRAC

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Abstract

PROSODIC CONSTRAIN OF FRENCH SPOKEN BY INDONESIAN LEARNERS IN MEDAN, Hesti Fibriasari, S3 Doctoral Linguistics Program, Linguistics Studies Post-graduate of the University of The University of North Sumatera

This dissertation deals with the analysis of prosodic constrain of French spoken by Indonesian learners in Medan. The purpose of this analysis is to know how the prosody of French learners are , based on declarative modus, absolute interrogative, partial interrogative and imperative. This analysis finds that there is constraint of the French learners in uttering the four aspects above. This analysis assumes that studying prosody is as a part of production system of speakers that consist of prosody components i.e., segmental and lexical. In production experiment, the researcher finds that the intonation contour system consisting of basic intonation, final intonation, peak intonation and range intonation is signified by duration at declarative sentence, absolute interrogative, partial interrogative and imperative sentence. Generally, it can be concluded that the acoustic characteristic of declarative sentence at French learners ‘ utterances based on declarative modus, absolute interrogative, partial interrogative and imperative. The basic intonation in absolute interrogative sentence (10.72 st) indicates the highest intonation and the lowest final intonation found in imperative sentence (8,94 st). The lowest intonation at low intonation in declarative sentence is (4,34 st). The highest intonation is found in absolute interrogative sentence (14,69 st) whereas the all intonation range is minus and the minusest range intonation found at the intonation range of imperative sentence is (11.52 st) Accoustic characteristic utttered by French learners conforms to female and male. Generally male voice is lower than female’s. It can be seen at the above description that the highest intonation, low intonation, basic intonation, final intonation and intonation range of female’s voice is higher than male’s. The acoustic characteristic of French learners depend on the length of studying . The French learners having studied more than three years and having been three years, there is no significantly different.At the highest intonation the French learners having had time more than three years show that the highest intonation in all kinds of sentences is higher than French learners having studied for three years.At intonation range of French learners having studied French more than three years utter intonation lower than French learners having studied for three years. The final intonation of French learners having studied for three years is higher than French learners having studied more than three years. The acoustic characteristic of French learners utterance based on the area where they come from. French learners coming from Medan, Karo, Tobasa, Langkat, Asahan show that there are no significantly different in uttering declarative,absolute interrogative, partial interrogative and imperative sentence. In uttering declarative and absolute interrogative, French learners coming from Tobasa utter the highest alur nada and the characteristic can be seen at high intonation, low intonation, basic intonation, final intonation and range intonation while French learners coming from Karo uttered counture lower in declarative and absolute interrogative sentence compared with French learners coming from Medan, Langkat and Asahan. In partial interrogative and imperative sentence French learners coming from Langkat utter the lowest intonation than the French learners coming from other regions. French learners coming from Medan and Langkat have inclination of counture resemblance, this case can be seen at basic intonation, low intonation, final intonation and range intonation of all kinds of sentences uttered i.e., declarative sentence, absolute interrogative sentence, partial interrogative and imperative sentence.

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Abstract

Key words: Prosodic, French, learners, Speech Modes

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata ‘ala

atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini

Universitas Sumatera Utara