ABSES SEREBRI.pptx
-
Upload
naysh-rhiiu -
Category
Documents
-
view
24 -
download
2
Transcript of ABSES SEREBRI.pptx
DEFINISI
• Abses otak (abses serebri) adalah suatu proses infeksi
yang melibatkan parenkim otak.
• Abses serebri adalah suatu lesi desak ruang berupa
suatu penumpukan materi piogenik yang terjadi akibat
invasi dan perkembangan mikroorganisme yang
terlokalisir di dalam atau di antara jaringan otak akibat
infeksi mikroorganisme
EPIDEMIOLOGI
• Amerika Serika terdapat 1500-2000 kasus
abses serebri per tahun
• Rasio laki-laki dan wanita adalah 1,5-3 : 1
• Usia 20-50 tahun
ETIOLOGI
• Adanya penyebaran infeksi di bagian lain dari
kepala (misalnya gigi, hidung, atau telinga).
• Adanya cedera kepala yang menembus ke otak.
• Adanya infeksi di bagian tubuh yang lain, yang
disebarkan melalui darah
• Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada abses
otak, yaitu bakteri, jamur dan parasit.
• Organisme predominan Staphylococcus aureus,
Streptococcus anaerob, Streptococcus beta hemolyticus,
Streptococcus alpha hemolyticus, E. coli dan Bacteroides.
• Beberapa infeksi tertentu memiliki bakteri penyebab yang
spesifik
• Jamur penyebab abses otak antara lain Nocardia
asteroides, Cladosporium trichoides dan spesies
Candida dan Aspergillus.
• Entamuba histolitica, suatu parasit amuba usus
dapat menimbulkan abses otak secara hematogen.
• Kurang lebih 25% abses otak adalah kriptogenik
(tidak diketahui sebabnya)
PATOFISIOLOGI
• Pada otitis media infeksi dapat meluas meluas melalui
kavum timpani atau melalui mastoidea dan meningeal
untuk mencapai jaringan otak.
• Infeksi sinus paranasal dapat menyebar secara retrograde
thrombophlebitis melalui klep vena diploika menuju lobus
frontalis atau temporal. Bentuk absesnya biasanya tunggal,
terletak superficial di otak, dekat dengan sumber infeksinya
Sinusitis frontal anterior atau inferior lobus frontalis
Sinusitis sphenoidalis abses pada lobus frontalis atau temporalis
Sinusitis maxillaris abses pada lobus temporalis
Sinusitis ethmoidalis abses pada lobus frontalis
Infeksi pada telinga tengah abses lobus temporalis
Infeksi pada mastoid dan kerusakan tengkorak kepala karena kelainan bawaan seperti kerusakan tegmentum timpani atau kerusakan tulang temporal
Menyebar ke cerebellum
• Abses Bakteremia cenderung bersifat multipel.
• Infeksi otak traumatika Fragmen tulang yang
belum dibuang serta debris lainnya
• Abses otak multipel menunjukkan penyebaran
hematogen dari sumber jauh dan infeksi sistemik
yang umum
Pembentukan abses
Perubahan yang terjadi selama pembentukan abses
Sel inflamatori akut tampak pada pusat
material yang nekrotik, dikelilingi zona serebritis. Dengan maturasi, timbul neovaskularisasi perifer
dan lambat laun terbentuk cincin fibroblas yang
menimbun kolagen dan makrofagKapsul berbentuk tegas.
MANIFESTASI KLINIS
• Tanda infeksi umum : Demam dan menggigil
• Tanda-tanda peningkatan TIK nyeri kepala yang
kronik progresif, muntah penglihatan kabur, kejang,
kesadaran menurun kadang tampak edema papil pada
pemeriksaan funduskopi
• Tanda-tanda defisit neurologik bergantung pada lokasi
dan luasnya abses
MANIFESTASI KLINIS
Frekuensi dari tanda dan gejala umumnya
berturut-turut:
• sakit kepala 70%,
• perubahan status mental 65%,
• defisit neurologis fokal 65%,
• demam 50%,
• kejang 25-35%,
• mual dan muntah 40%,
• kekakuan 25%,
• dan edema papil 25%10,11.
Lokasi
Lobus
Gejala
Frontalis Mengantuk, tidak ada perhatian hambatan dalam mengambil
keputusan gangguan intelegensi, kadang-kadang kejang.
Temporalis Tidak mampu menyebut objek, tidak mampu membaca, menulis,
atau mengerti kata-kata, hemianopia
Parietalis Gangguan sensasi posisi dan persepsi stereognostik, kejang fokal,
hemianopia, homonym, disfasia,akalkulia, agrafia
Serebelum Sakit kepala suboksipital leher kaku gangguan koordinasi,
nistagmus, gangguan berjalan tremor intensional (bertujuan)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
• Serum C-reactive protein (CRP) atau sedimentasi Westergren
• Tes serologik
• Kultur darah
Cairan cerebrospinal
Pungsi lumbal jarang dilakukan dan merupakan
kontraindikasi jika tekanan intrakranial meningkat
• Aspirasi abses Aspirasi kultur abses untuk organisme
aerob, anaerob dan tahan asam
• Radiologi
• Foto polos kepala
• CT-Scan
• MRI dipertimbangkan sebagai metode diagnostik pertama untuk
diagnosis abses otak
• Tes lain EEG
DIAGNOSIS
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinik, pemeriksaan laboratorium
disertai pemeriksaan penunjang lainnya
• Pada pemeriksaan neurologis dapat dimulai
dengan mengevaluasi status mental, derajat
kesadaran, fungsi saraf kranialis, refleks
fisiologis, refleks patologis, dan juga tanda
rangsang meningeal
DIAGNOSIS
• Electroencephalography, brain scanning,
computerized tomography (CT) dan
encephalography dapat membantu diagnosa
dan menentukan lokasi abses otak.
• Pemeriksaan terbaik untuk menemukan abses
otak adalah CT scan atau MRI
DIAGNOSIS BANDING
• Meningitis
Dapat dibedakan pada pemeriksaan liquor cerebrospinalis (LCS).
Pemeriksaan dengan CT-scan atau MRI dapat menunjang
diagnosis.
• Ensefalitis
Biasanya encephalitis tidak memperlihatkan tanda-tanda fokal
abses otak dan biasanya menyebabkan manifestasi yang lebih akut
dengan status mental umumnya konfusi, delirium dan disorientasi
• Tumor Serebri
Tidak terdapat riwayat atau adanya infeksi yang
mendahului
• Empiema Subdural
Infeksi purulen ruang subdural. CT scan dan
MRI memperlihatkan koleksi subdural
PENATALAKSANAAN
• Secara umum, penatalaksaan pasien dengan
abses otak meliputi:
• Identifikasi organisme penyebab
• Tes sensitivitas antibiotik
• Menurunkan tekanan intracranial dan efek massa
• Mencegah rupture abses intraventrikular
TERAPI EMPIRIS
• Oxacillin 2 gr IV tiap 4 jam atau penicillin G 4 juta unit IV tiap 4
jam, metronidazole 500 mg IV tiap 6 jam, dan ceftriaxone 2-4 gr
tiap 12 jam. Jika tidak ada respon, dipertimbangkan pemberian
amfoterisin B untuk menangani kemungkinan infeksi jamur.
• Abses yang menyebabkan bertambahnya tekanan dan
pembengkakan di dalam otak kortikosteroid dexamethasone 4-
10 mg IV tiap 6 jam selama 4-6 hari dan obat lainnya (misalnya
manitol)
PEMBEDAHAN
• Pembedahan darurat harus dilakukan jika terdapat
abses tunggal dengan ukuran lebih dari 2,5 cm
dieksisi atau aspirasi.
• Pembedahan dengan drainase merupakan terapi
yang paling optimal, dengan teknik aspirasi yang
merupakan prosedur paling umum dan sering
dilakukan dengan bantuan CT scan atau MRI
KOMPLIKASI
Kejang dan gejala neurologis:Seperti kelumpuhan atau masalah berbicara, bervariasi tergantung pada lokasi abses dan efektivitas pengobatan.
Pembengkakan otak (edema) :Terkait dengan abses atau perdarahan (hemorrhage) pada abses dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorakmendorong cerebrum ke bawah ke dalam ruang yang biasanya ditempati oleh otak bawah (batang otak) HERNIASI
PROGNOSIS
• Prognosis dari abses otak ini tergantung dari:
1) Cepatnya diagnosis ditegakkan
2) Derajat perubahan patologis
3) Soliter atau multipel
4) Penanganan yang adekuat.