Abses Paru

7
ABSES PARU Definisi Infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih. (IPD UI) Suatu daerah lokal nekrosis supurativa di dalam parenkim paru, yang menyebabkan terbentuknya satu atau lebih kavitas besar. Istilah pneumonia nekrotikans pernah digunakan untuk proses serupa yang menyebabkan terbentuknya kavitas kecil. (Patologi Robbin Kumar) Etiologi Kelompok bakteri anaerob (biasanya merupakan flora komensal yang secara normal terdapat di rongga mulut), biasanya disebabkan oleh pneumonia aspirasi 46% penyebab dari abses paru o Bacteriodes melaninogenus o Bacteriodes fragilis sekitar 10% kasus o Peptostreptococcus species o Bacillus intermidus o Fusobacterium nucleatum o Microaerophilic streptococcus Kelompok bakteri aerob o Gram positif: sekunder oleh sebab selain aspirasi Staphylococcus aureus Streptococcus microaerophilic Streptococcus pyogenes Streptococcus pneumonia o Gram negatif: sebab nosokomial Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeruginosa Eschericia coli Haemophilus influenza Actinomyces species Nocardia species Gram negatif bacilli o Kelompok:

description

abses paru

Transcript of Abses Paru

Page 1: Abses Paru

ABSES PARU

Definisi

Infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk

kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih. (IPD UI)

Suatu daerah lokal nekrosis supurativa di dalam parenkim paru, yang menyebabkan terbentuknya

satu atau lebih kavitas besar. Istilah pneumonia nekrotikans pernah digunakan untuk proses serupa

yang menyebabkan terbentuknya kavitas kecil. (Patologi Robbin Kumar)

Etiologi

Kelompok bakteri anaerob (biasanya

merupakan flora komensal yang secara

normal terdapat di rongga mulut), biasanya

disebabkan oleh pneumonia aspirasi

46% penyebab dari abses paru

o Bacteriodes melaninogenus

o Bacteriodes fragilis sekitar 10%

kasus

o Peptostreptococcus species

o Bacillus intermidus

o Fusobacterium nucleatum

o Microaerophilic streptococcus

Kelompok bakteri aerob

o Gram positif: sekunder oleh sebab selain

aspirasi

Staphylococcus aureus

Streptococcus microaerophilic

Streptococcus pyogenes

Streptococcus pneumonia

o Gram negatif: sebab nosokomial

Klebsiella pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa

Eschericia coli

Haemophilus influenza

Actinomyces species

Nocardia species

Gram negatif bacilli

o Kelompok:

Jamur: mucoraceae, aspergillus

species

Parasit, amoeba

Mikobakterium

Epidemiologi

Lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan

Umumnya terjadi pada usia tua atau usia lanjut

Pada daerah dengan prevalensi penguna alkohol yang tinggi, ditemukan rata-rata penderita abses

paru berusia 41 tahun

Page 2: Abses Paru

Faktor Resiko

Kondisi yang memudahkan terjadinya

aspirasi

o Gangguan kesadaran: alkoholisme,

gangguan serebrovaskular, anestesi

umum, koma, trauma, sepsis, dll

o Gangguan esofagus, gangguan motilitas

o Fistula trakeoesopageal

Disfagia

Sindrom disfungsi silia

Fibrosis kistik

Sebab Iatrogenik

Penyakit periodontal penyakit yang

mengenai jaringan pendukung gigi

Kebersihan mulut yang buruk

Pencabutan gigi

Pneumonia akut

Immunosupresi pasien dengan

HIV/AIDS

Bronkiektasis

Kanker paru

Infeksi saluran napas atas dan bawah yang

belum teratasi

Klasifikasi

Abses paru primer akibat pneumonia aspirasi atau bronkogenik

Abses paru sekunder penyebaran infeksi dari tempat lain secara:

o Hematogen lewat darah

o Limfogen lewat KGB

o Perkontinuitatum lewat jaringan ikat

Gambaran Klinis

Sesak napas

Demam ≥ 39,4˚C

Batuk kering, setelah beberapa hari sputum

menjadi purulen berbau busuk dan bisa

mengandung darah selama beberapa

minggu

Malaise

Anoreksia

Penurunan berat badan

Clubbing finger

Kedinginan

Keringat malam

Nyeri dada pleuritik sudah ada

keterlibatan pleura

Pasien biasanya mengalami infeksi gigi dan

periodontitis

Page 3: Abses Paru

Patogenesis/Patofisiologi

Organisme penyebab mungkin masuk ke dalam paru melalui salah satu mekanisme berikut:

o Aspirasi

Aspirasi bahan yang terinfeksi dari gigi berlubang, intoksikasi alkohol, bedah mulut,

anestesi, koma, pasien dengan debilitas yang refleks batuknya tertelan

Aspirasi isi lambung disertai oleh organisme dari orofaring

o Obstruksi bronkus pada karsinoma bronkogenik

o Embolus septik

o Penyebaran hematogen

Abses paru paling sering terjadi akibat aspirasi kuman dari saluran napas bagian atas dan biasanya

mengenai paru sebelah kanan dikarenakan jalur bronkus kanan lebih vertikal dibanding sebelah

kiri.

Di sisi kanan, abses cenderung terbentuk di segmen apeks lobus bawah.

Diameter abses bervariasi dari beberapa milimeter hingga kavitas besar berukuran 5 hingga 6 cm.

Seiring dengan membesarnya fokus supurasi, abses akhirnya pecah ke saluran napas dan

membentuk gambaran radiologis air-fluid level.

Pemeriksaan Fisik

Nyeri tekan lokal pada paru

Perkusi redup

Auskultasi suara napas bronkial, suara amforik (bila abses luas dan dekat dinding dada), ronkhi

Bila abses paru dekat pleura tertinggalnya dinding dada pada tempat lesi, vokal fremitus

menghilang, pendorongan mediastinum

Clubbing finger

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

o Leukosit: 10.000-30.000/mm3

o Hitung leukosit bergeser ke kiri

o Abses yang lama anemia

Pemeriksaan sputum menemukan mikroorganisme penyebab Kultur darah menentukan

etiologi

Page 4: Abses Paru

Pemeriksaan serologi untuk jamur dan parasit

Bronkoskopi biopsi/sikatan bronkus atau bilasan bronkus akurasi diagnostik 80%

Aspirasi jarum perkutan

Radiologi

Diagnosis Banding

Penyebab infeksi: tuberkulosis, bulla infeksi, emboli septik

Penyebab bukan infeksi: kavitas oleh karena keganasan, Wagener’s granulomatosis, nodul

reumatoid, vaskulitis, sarkoidosis, infark paru, kongenital (bulla, kista, bleb)

Foto toraks PA perselubungan homogen berbentuk bulat

Foto toraks lateral air-fluid level

CT-Scan tampak seperti massa bulat dalam paru

Page 5: Abses Paru

Tata Laksana

Pemberian antibiotik dan drainase postural merupakan kunci terapi abses paru

Terapi antibiotik umumnya memerlukan waktu cukup lama untuk mencegah kekambuhan, biasanya

memerlukan waktu antara 1 sampai 3 bulan

Antibiotik yang paling baik adalah Klindamisin dosis 3x600 mg iv, kemudian 4x300 mg oral/hari

Ampicillin plus sublactam dan Moxifloxacin sama efektifnya dengan Klindamisin dengan atau

tanpa Sephalosporin dalam pengobatan pneumonia aspirasi dan abses paru

Tindakan operasi dengan indikasi:

o Abses paru yang tidak mengalami perbaikan

o Komplikasi: empiema, hemoptisis masif, fistula bronkopleura

o Pengobatan penyakit yang mendasari: karsinoma obstruktif primer/metastasis, pengeluaran benda

asing, bronkiektasis, gangguan motilitas gastroesopageal, malformasi atau kelainan kongenital

Komplikasi

Empiema

Fibrosis Pleura

Bronchopleural fistula

Pleural cutaneous fistula

Bronkiektasis

Kor pulmonal

Amiloidosis

Prognosis

Angka penyembuhan mencapai 90-95%

Faktor-fakrtor yang membuat prognosis jadi jelek kavitas lebih dari 6cm, penyakit dasar yang

berat, status immunocompromised, usia lanjut, empiema, nekrosis paru yang progresif, lesi

obstruktif, abses anaerobik, abses yang belum mendapatkan pengobatan dalam ewaktu lama

anka mortalitas bisa mencapai 75% dan bila sembuh angka kekambuhannya tinggi

Referensi:

Ilmu Penyakit Dalam, UI

Ilmu Penyakit Dalam, Harrison

Patologi, Robbin Kumar

Page 6: Abses Paru

Gambar: Medscape