Abs Trak

2
RINGKASAN Febro Zella 2015: Analisa Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan Fragmentasi yang Optimal pada Lapisan Interburden B2-C di Pit Lingkar 1 Tambang Air Laya (TAL) PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim Sumatra Selatan”. Kegiatan peledakan di pit Lingkar 1 Tambang Air Laya (TAL) bertujuan untuk mengupas lapisan interburden B2C guna mendapatkan batubara lapisan C. Pola pemboran yang digunakan adalah pola pemboran selang seling ( staggered pattern). Dan pola pemborannya menggunakan pola vertical sedangkan pola peledakan menggunakan pola peledakan hole by hole dengan system delay 500ms ( in hole), untuk surface delay 100 ms, 67 ms, 42 ms. Geometri peledakan yang diterapkan menggunakan burden dan spacing rata-rata (7,0 m × 8,0 m), dengan kedalaman rata-rata 8 meter dan powder factor yang dihasilkan adalah 0,16 kg/m . Berdasarkan fragmentasi yang dihasilkan dengan menggunakan metode Kuz-Ram, ukuran fragmentasi berupa boulder (>160 cm) sebesar 23,32 % . Hal ini menyebabkan menurunnya produktivitas alat gali muat. Oleh karena itu, diperlukan rancangan geometri usulan yang merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas alat gali- muat dengan memperhatikan nilai powder factor dan harus mempertimbangkan rata-rata fragmentasi batuan dan korelasinya terhadap produktivitas alat gali-muat. Setelah dilakukan perubahan geometri peledakan usulan dengan burden dan spacing ( 4,5 m × 7 m), kedalaman 9 meter dan powder factor yang dihasilkan meningkat menjadi 0,32 kg/m³. Maka terjadi penurunan nilai rata-rata ii

description

mmmmmmmmm

Transcript of Abs Trak

RINGKASANFebro Zella 2015: Analisa Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan Fragmentasi yang Optimal pada Lapisan Interburden B2-C di Pit Lingkar 1 Tambang Air Laya (TAL) PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim Sumatra Selatan.Kegiatan peledakan di pit Lingkar 1 Tambang Air Laya (TAL) bertujuan untuk mengupas lapisan interburden B2C guna mendapatkan batubara lapisan C. Pola pemboran yang digunakan adalah pola pemboran selang seling ( staggered pattern). Dan pola pemborannya menggunakan pola vertical sedangkan pola peledakan menggunakan pola peledakan hole by hole dengan system delay 500ms ( in hole), untuk surface delay 100 ms, 67 ms, 42 ms. Geometri peledakan yang diterapkan menggunakan burden dan spacing rata-rata (7,0 m 8,0 m), dengan kedalaman rata-rata 8 meter dan powder factor yang dihasilkan adalah 0,16 kg/m. Berdasarkan fragmentasi yang dihasilkan dengan menggunakan metode Kuz-Ram, ukuran fragmentasi berupa boulder (>160 cm) sebesar 23,32 % . Hal ini menyebabkan menurunnya produktivitas alat gali muat. Oleh karena itu, diperlukan rancangan geometri usulan yang merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas alat gali- muat dengan memperhatikan nilai powder factor dan harus mempertimbangkan rata-rata fragmentasi batuan dan korelasinya terhadap produktivitas alat gali-muat.Setelah dilakukan perubahan geometri peledakan usulan dengan burden dan spacing ( 4,5 m 7 m), kedalaman 9 meter dan powder factor yang dihasilkan meningkat menjadi 0,32 kg/m. Maka terjadi penurunan nilai rata-rata fragmentasi dari 23,32% menjadi 1,83% . Dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas alat gali muat dan berkurangnya waktu edar alat gali muat karena fragmentasi yang berupa boulder berkurang.Kata kunci: Geometri Peledakan, Fragmentasiii