ABORSI

34
ABORSI Marisa Marlita Adelina Pratiwi Mauren Anastasya Prabowo Putri Mazaya Indah Brillian Amadea Meidika Wulandari Miftahurrahmah Galuh Mayang Sari

description

lklkl

Transcript of ABORSI

Page 1: ABORSI

ABORSIMarisa

Marlita Adelina PratiwiMauren Anastasya Prabowo Putri

Mazaya Indah Brillian AmadeaMeidika Wulandari

Miftahurrahmah Galuh Mayang Sari

Page 2: ABORSI

1.Pendahuluan

• Islam sangat menghargai kehidupan, bahkan terlihat dalam batasan Islam memperbolehkan wanita hamil berbuka puasa untuk menjaga kesehatan janinnya, memberikan tempo pada wanita hamil hingga kelahiran bayinya dan lain sebagainya.• Oleh karena itu dalam tindakan pembunuhan khususnya aborsi yang

akan kita bahas Islam sudah mempunyai ketetapan seperti sanksi hukum atau denda yang harus dibayarkan.

Page 3: ABORSI

2. Pengertian Aborsi

• -Dalam bahasa inggris berarti:pengguguran kandungan, keluron, atau abortus• -Menurut tim penyusuk kamus DEPDIKBUD, abortus memiliki 3 arti:• *Keguguran• *Keadaan terhentinya pertumbuhan yang normal• *Guguran (janin)• -Menurut berbagai buku teks kedokteran: lahirnya embrio atau fetus

sebelum dis mampu hidup di luar kandungan, dengan berat badan fetus dibawah 500gr • -Menurut para fukaha: dikeluarkannya kehamilan sebelum usia 6bulan

Page 4: ABORSI

3. Pembagian Aborsi

• Dilihat dari sudut kejadian aborsi dibedakan menjadi 2:a) Abortus spontan: terhentinya kehamilan tanpa intervensi apapun atau

secara spontanb) Abortus provocatus (disengaja) : aborsi yang dipengaruhi intervensi dari luar

• Aborsi yang disengaja dibagi lagi menjadi 2:a) Abortus provocatus medicinalis: abortus yang sengaja dilakukan oleh tenaga

medis dengan alasan alasan medisb) Abortus provocatus criminalis: abortus yang dilakukan bukan karena alasan-

alaasan medis

Page 5: ABORSI

4. Sebab-sebab melakukan aborsi

• Menururt Jurnalis Udin tercatat sekurangnya ada 10 alasan melakukan aborsi:1. Program KB gagal2. Ibu yang mengandung mengalami sakit fisik ataupun jiwa yang berat, sehingga jika

dibiarkan akan membahayakan nyawanya3. Kehamilan karena perkosaan4. Kehamilan karena incest5. Karena himpitan keadaan ekonomi 6. Kelahiran yang mengandung risiko untuk ibu yang mengandung7. Janin yang dikandung memiliki kecacatan8. Anak gadis hamil diluar nikah9. Perempuan hamil yang terlalu tua atau terlalu muda10. Ibu yang mengandung belum mau hamil karena karier

Page 6: ABORSI

5. Aborsi dalam UU dan etika kedokteran• Di indonesia pengaturan KUHP tentang aborsi tercantum dalam pasal

346, 347, 348, 349, dan 350• Dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 15 diperbolehkan

melakukan aborsi dalam keadaaan darurat• Berdasarkan pasal-pasal diatas ancaman bagi pelaku, penolong, dan

wanita itu sendiri menurut KUHP diancam 1-15 tahun penjara dan menurut UU No. 23 tahun 1992 dihukum 15 tahun penjara dan denda Rp. 500.000.000,00

Page 7: ABORSI

6. Hukum aborsi menurut fukaha klasik• Aborsi dibagi menjadi 2 yaitu aborsi spontan dan aborsi provocatus• Hukum aborsi dibagi atas perkembangan janin dan berdasarkan

kelompok pendapat para ulama• Berdasarkan perkembangan janin dibagi atas nutfah, alaqah,

mudhghah dan nafkh al-ruh. Dan bila dihubungkan pada hukum pidana akan dibagi menjadi 2 yaitu sebelum 120 hari dan sesudah 120 hari• Berdasarkan kelompok pendapat dapat diklasifikasikan atas 3 yaitu

mengharamkan, memperbolehkan salah satu fase, dan memperbolehkan pada setiap fase

Page 8: ABORSI

• Hukum aborsi berdasarkan usia kehamilan yang tidak termasuk dlarurat syar’iyah usia kehamilan dibagi atas abortus pada usia 40 hari, abortus pasca 40 hari sebelum 120 hari, dan pasca peniupan• ulama al-azhar merujuk pengelompokkan tersebut untuk menetapkan

hukum aborsi sebelum usia 120 hari yang dibagi atas 4 kategori. Dibolehkan mutlak tanpa syarat, dibolehkan dengan syarat, makruh secara mutlak, dan dilarang secara mutlak

Page 9: ABORSI

• Hukum aborsi apabila dikelompokkan berdasarkan mazhab maka :• Pandangan mazhab syafi’i sebelum peniupan roh terbagi atas membolehkan

dan mengharamkan• Pandangan mazhab hanafi sebelum peniupan roh hukumnya makruh• Pandangan mazhab maliki diharamkan• Pandangan mazhab hanbali dihalakan sebelum 40 hari. Setelah usia tersebut

haram

Page 10: ABORSI

Dari beberapa pendapat Ulama Mazhab tersebut dapat disimpulkan, bahwa aborsi sebelum peniupan ruh,sebelum peniupan ruh, sebelum 4 bulan adalah sebagai berikut:1. Boleh, dengan alasan belum ada makhluk bernyawa.2. Makruh, dengan alasan karena janin sedang mengalami

pertumbuhan3. Haram karena dianggap merampas hak hidup

Page 11: ABORSI

Aborsi yang dilakukan setelah usia 4 bulan, semua fukaha’ sepakat bahwa perbuatan tersebut haram dan pelakunya dikenakan sanksi pidana. Para ulama mengatakan: “Siapa pun pelaku aborsi wajib dikenai hukuman dengan membayar diyat kamilah jika janin terpisah dari tubuh ibunya dalam keadaan hidup lalu meninggal, pelakunya cukup didenda dengan membayar ghurrah yang jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan diyat kamilah jika janin gugur dalam keadaan hidup.

Page 12: ABORSI

Muhammad Mukhtar asy-Syankiti menyebutkan 3 kondisi yang membolehkan aborsi dengan operasi:

1. Keselamatan ibu dikhawatirkan, misalnya hamil diluar kandungan2. Keadaan janin sangat dikhawatirkan, berdasarkan prediksi kuat,

janin akan mati bila tidak dioperasi3. Dikhawatirkan 2 hal diatas

Page 13: ABORSI

Ulama berpendapat, keharaman aborsi setelah peniupan rukh berdasarkan beberapa ayat larangan membunuh.Larangan membunuh terhadap anak:1. Q.s. al-An’am (6):1512. Q.s. al-Isra (17):313. Q.s. al-Mumtahinah (60):1214. Q.s. Al-Takwir (81):9

Page 14: ABORSI

Umumnya para ulama kontemporer membolehkan aborsi sebelum nidasi dan sepakat mengharamkan aborsi setelah nafkh al-ruh atau setelah usia kandungan 120 hari. Hal ini pengaruhi pleh 3 hak. Yaitu :1. Hak janin: sebelum 40 hari,produk kehamilan masih merupakan

suatu tetes benih hidupyang tanpa bentuk atau nyawa. Adapun setelah pembentuka, setelah penyawaan, maka aborsi dilarang.

2. Hak orang tua: mereka mempunyai hak untuk melanjutkan atau mengakhirinya dalam 40 hari atas persetujuan bersama. Namun apabila aborsi itu membahayakan nyawa ibu maka tidak diperbolehkan.

3. Hal masyarakat: ini berhubungan dengan konsekuensi umum dari aborsi. Apabila hal itu menjadi kelaziman (melampaui batas), masyarakat mempunyai hak untuk turun tangan.

Page 15: ABORSI

Hukum&batasan aborsi, Majlis haiah kibar al-ulama Arab Saudi tahun 1407 H. sebagai berikut :

1. Tidak boleh melakukan aborsi pada usia berapapun kecuali untuk tujuan baik

2. Jika janin pada fase awal dan berusia 40hari untuk mencegah kemudaratan, maka boleh.

3. Tidak boleh menggugurkan kandunga jika berbentuk ‘alaqah atau mudhghah, kecuali dapat membahayakan nyawa ibu

4. Setelah melewati 3 fase, maka tidak dibolehkan aborsi kecuali jika ada masalah medis yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Page 16: ABORSI

Pendapat ulama Indonesia tentang aborsiFatwa yang ada di Indonesia merupakann bagian dari fatwa ber-KB. Munas tahun 1983 sebagai berikut.“Pengguguran kandungan termasuk Menstrual Regulation dengan cara apapun dilarang oleh jiwa dan semangat ajaran islam (haram) baik dikala janin sudah bernyawa ataupun dikala janin belum bernyawa, karena perbuatan itu merupakan pembunuhan terselubung yang dilarang oleh syariat islam, kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu”

Page 17: ABORSI

Secara umum MUI mengharamkan abortus, baik setelah usia kandungan empat bulan (pasca nafkh al-Ruh) maupun sebelumnya. Alasan pengharam, karena tindakan tersebut dinilai sebagai bentuk pembunuhan terselubung. Namun, dikecualikan jika dalam keadaan darurat untuk tujuan menyelamatkan jiwa ibu.

Fatwa selanjutnya dari Majlis Tarjih Muhammadiyah yang ditetapkan dalam Muktamar Tarjih ke-22 tahun 1989:1. Bahwa abortus provocatus criminalis sejak terjadinya pembuahan hukumannya haram2. Bahwa abortus medicinalis dapat dibenarkan lantaran darurat,yaitu adanya kekhawatiran atas kesehatan ibu waktu mengandung dan melahirkan berdasarkan hasil konsultasi dengan para ahli yang bersangkutan

fatwa ini berbeda dengan pendapat para ulama klasik.ulama klasik berpendapat,batas kehidupan insani, sejak pembuahan , setelah ditiupkannya roh saat usia kandungan 120 hari. Maka menggugurkannya hukumannya haram, hitungan 120 hari dijadikan sebagai batas kehidupan

Page 18: ABORSI

• Namun, majlis tarjih muhammadiyah berpendapat, ‘roh’ yang ditiupkan malaikat dalam janin ketika berusia 120 hari itu adalah ‘roh insani’ yang merupakan kesatuan dari fitrah manusia untuk sanggup menerima taklif,bukan nyawa atau roh hayati. Nyawa atau roh hayati diberikan saat telat terjadi konsepsi,karenanya ia harus diberi hak hidup.

Pandangan Majlis Tarjih Muhammadiyah ini sejalan dengan pandangan ilmu kedoktera. Sementara MUI, sejalan dengan pendapat ulama klasik, bahwa kandungan 120 hari sebagai janin yang sudah bernyawa

Putusan MUI dikukuhkan kembali dalam munas MUI VI tahun 2000. adapaun batas awal usia janin haram diaborsi :1. Mengukuhkan keputusan Munas Ulama Indonesia tanggal 28 Oktober 1983 tentang kependudukan, kesehatan,dan pembangunan2. Melakukan aborsi sesudah nafkh al-Ruh hukumnya adalah haram, kecuali jika ada alasan medis, seperti menyelamatkan jiwa si ibu3. Melakukan aborsi sejak terjadinya oembuahan ovum, walaupun sebelum nafkh al-Ruh, hukumannya adalah haram kecuali ada alasan lain yang dibenarkan oleh syariat islam4. Mengharamkan semua pihak untuk melakukan, membantu atau mengizinkan aborsi

Page 19: ABORSI

• Pada 21 Mei 2005, MUI kembali mengeluarkan fatwa tentang aborsi, secara khusu ada penambahan membolehkannya jika dilakukan karena adanya uzur, darurat atau hajatpermata: Ketentuan Umum1. darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati2. Hajat adalahsuatu keadaan dimana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.Kedua: Ketentuan Hukum1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding Rahim ibu (nidasi)2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat maupun hajat

a. keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolekan aborsi adalah:1. perempuan hamil menderita sakit fisik berat, seperti kanker stadium lanjut.

TBC,penyakit-penyakit fisik berat lainnya2. Dalam keadaan dimana kehamilan mengancam nyawa si ibub. keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi

adalah:1. janin yang dikandung dideteksi menderita cacar genetic yang kalau lahir kelak sulit

disembuhkan2. kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang berwenang yang didalamnya

terdapat keluarga korban, dokter dan ulama3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina

Page 20: ABORSI

• Wacana tentang bolenya menggugurkan kandungan akibat korban perkosaan, karena jika akibat perkosaan tersebut si korban menderita stress berat, seandainya tidak digugurkan , korban akan menjadi sakit jiwa atau gila, sementara usaha terapi kepada ahli psikoterapi dan ulama telah dilakukan tetapi tidak dapat disembuhkannya. Secara substantive, wacana ini tidak bertentangan dengan pandangan kalangan yang mengharamkan aborsi kecualidalam keadaan darurat, yaitu mengancam jiwa korban.Alasan MUI menjadikan usia kandungan 40 hari sebagai batas waktu melakukan aborsi, sebab pada usia janin minggu keenan, hari ke-42, tunas-tunas anggota tubuh tertentu mulai terlihat, rongga mulut dan rongga hidung yang menyatu mulai berbentuk, bibir atas mulai terbentuk,siku mulai terbentuk, jari jemari mulai Nampak.

Page 21: ABORSI

• Pengecualian pembolehan aborsi meliputi, hanya boleh dilaksanakan setelah ada keputusan dari tim yang berwenang yang terdiri dari keluarga,dokter , dan ulama. Selanjutnya, pelaksanaannya hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Sementara itu, Dewan Hisbah PERSIS menyatakan bahwa aborsi korban perkosaan hukumnya haram walaupun usia kehamilan belum 40 hari. Artinya, aborsi bukan atas dasar indikasi medis hukumnya haram sejak terjadinya konsepsi. Aborsi yang dibolehkan adalah aborsi dasar indikasi medis, kehamilan akibat perkosaan haram di aborsi

Page 22: ABORSI

9. Aborsi Karena Darurat

• Diperbolehkan dalam keadaan benar-benar darurat, dengan syarat kedaruratannya itu pasti, bukan sekedar dugaan, sesuai dengan kaidah hukum islam bahwa sesuatu yang diperbolehkan karena darurat diukur sesuai dengan kadar kedaruratannya.

• Batas kedaruratan: (Yusuf al –Qaradhawi) apabila janin dibiarkan akan mengancam kehidupan ibu, karena ibu merupakan pangkal dari kehidupan janin, sedangkan janin merupakan far’ (cabang), maka tidak boleh mengorbankan asal demi kepentingan yang cabang.

Page 23: ABORSI

• Abortus karena darurat dibolehkan pada tahap penciptaan janin atau setelah peniupan roh. • Dokter diperbolehkan melakukan abortus dan mengupayakan

penyelamatan kehidupan jiwa ibu setelah melalui pemeriksaan yang cermat dan tidak gegabah serta dengan tinjauan dari berbagai aspek yang terkait. • Karena menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang sangat

dianjurkan dalam Islam, abortus dalam kondisi ini termasuk berobat, sebagaimana Nabi mengajurkan untuk berobat.• Alasan darurat: (Jumhur Ulama Mazhab Hanafiyah, Malikiyah, al-

Syafi’yah, al-Hanabiah, dan ulama ulama kontemporer) jika meneruskan dan mempertahankan kehamilan maka akan mengancam jiwa si ibu.

Page 24: ABORSI

• Kebolehan ini berdasarkan kaidah hukum Islam:- Melaksanakan darurat yang lebih ringan dari dua darurat dan lebih

ringan dampak negatifnya.- Apabila ada dua bahaya (risiko) yang berlawanan, maka harus

dipelihara yang lebih berat mudaratnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daruratnya.

• Kualitas kemudaratan ibu > janin. Keberadaan janin masih bersifat semu (spekulatif), sementara keberadaan ibu sudah pasti dan jelas. Ibu adalah tiang rumah tangga, mempunyai hak hidup dan hak yang dilindungi oleh hukum.

Page 25: ABORSI

• Dari segi hukum pidana Islam, pengguguran yang dilakukan pada waktu janin sudah diberi nyawa (nafkh al-Ruh) saat janin berusia 120 hari dan tahap setelah pemberian ruh, diharamkan • Karena merupakan tindakan penganiayaan terhadap jiwa manusia

yang terpelihara darahnya, dan merupakan suatu tindakan criminal yang mewajibkan diyat (tebusan) yang besarnya adalah satu ghurrah (seorang budak laki-laki atau perempuan), yang nilainya seperduapuluh (Nishf ‘Usyr) dari diyat manusia sempurna (100 unta)• Sebagian ulama menetapkan, mewajibkan kaffarah disamping ghurrah

Page 26: ABORSI

10. Aborsi Akibat Zina atau Perkosaan• Motif yang mendorong pezina menggugurkan kandungan umumnya

untuk menutupi aib dirinya, dan janin menjadi korban atas perbuatan dosanya dan tidak memiliki andil didalamnya. Ajaran Islam tidak membolehkan mengorbankan kehidupan yang suci demi menutupi dosa yang diperbuat orang lain.• Kehamilan akibat seks bebas harus tetap dipertahankan sampai waktu

kelahiran tiba. Bila dibolehkan, akan bertentangan dengan menutup pintu yang menjurus ke hal yang terlarang karena mengandung mafsadah, termasuk sad al-Dzariah

Page 27: ABORSI

• Masalah: Jika dipelihara, siapkah ibu menerima kelahiran bayi dari pemerkosa bejat yang pasti tidak diharapkan? Jika digugurkan,apa salah bayi?• Sebagian kalangan ahli hokum Islam menetapkan bolehnya dilakukan

aborsi karena perkosaan yang menjadikan wanita depresi berat berdasarkan kaidah hokum Islam: melaksanakan darurat yang lebih ringan dari dua darurat adalah wajib.• Said Muhammad Ramadhan al-Buthi tetap berpendirian bahwa

menggugurkan kandungan karena zina termasuk perkosaan tetap haram. Baik sebelum maupun sesudah pemberian roh dalam tahap pertumbuhan janin. Berdasarkan ayat:• “…. Dan seseorang tidak akan memikul dosa orang lain….” (QS. Al-Isra

(17):15)

Page 28: ABORSI

11. Kemungkinan Bayi Lahir Cacat

• Jika berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ahli dengan teknik yang akurat menyimpulkan janin yang dikandung mempunyai kelainan atau cacat tubuh atau mempunyai keturuan yang belum ada obatnya

Page 29: ABORSI

• Bentuk hukuman bagi pelaku abortus :- Ghurrah adalah membayar sahaya atau yang dapat menggantikannya

sebagai diyat karena membinasakan janin melalui tindakan penyerangan.- Atau, membentuk 100 ekor domba atau dalam bentuk uang kontan

(dalam konteks masa lalu sebesar 500 dirham).- (Sayyid Sabiq) pembayaran dapat juga dilakukan dalam bentuk lima

ekor unta.- Kontemporer: pembayaran sejumlah uang sebagai denda berdasarkan

vonis pengadilan. - Ghurrah dibebankan kepada pelaku.- Ghurrah diwajibkan kepada pelaku yang mengaborsi dan yang

diaborsi.

Page 30: ABORSI

• Nabi menyatakan dampak ghurrah tergolong dalam kategori diyat, maka hokum diyat berlaku pada ghurrah, artinya dari segi kewajiban dikenakan kepada pelaku atau keluarganya.• (Mazhab Syafi’i dan hanafi) ghurrah harus dibayar oleh keluarga dari

pihak ayah wanita hail jika wanita itu bertanggung jawab atas serangan pada janinnya atau keluarga lain yang secara tidak langgsung menyebabkan keguguran. Alasan:- Tidak dapat dikatakan sepenuhnya keguguran disebabkan oleh

tindakan brutal wanita hamil.- Serangan tidak ditujukan langsung kepada janin, tetapi dimaksudkan

untuk melukai wanita hamil.

Page 31: ABORSI

• (Mazhab Hambali) bila janin dan ibunya mati akibat serangan yang mengenai ibu terserbut merupakan kekhilafan atau ketidaksengajaan, maka al-ghurrah merupakan tanggung jawab keluarga yang melakukan serangan.• Jika penyerang melakukan penyerangan dengan sengaja yang

mengakibatkan kematian janin, sepenuhnya tanggung jawab ada pada penyerang itu sendiri.• (Mazhab Maliki) tanggung jawab ada pada penyerang karena pukulan

pada perut wanita hamil merupakan kesengajaan yang berakibat pada janin yang merupakan kekhilafan.

Page 32: ABORSI
Page 33: ABORSI

14. Perawatan Mayat Aborsi

• -Para ulama sepakat jika usia janin belum 4 bulan, maka tidak harus dimandikan dan dishalatkan• -Menurut Al-Syairazi dalam kitab al-Muhadzdzab menyatakan: jika terjadi keguguran, saat lahir ada

gerakan namun kemudia meninggal maka mesti dimandikan dan dishalatkan. Jikat tidak ada gerakan atau belum berusia 4bulan maka dikafani dan dikuburkan.

• -Jika janin sudah berusia 4 bulan, ada 2 pendapat:• *Menurut qaul qadim: mayatnya dimandikan dan dishalatkan karena sudah memiliki roh• *Dalam kitab al-Umm: mayatnya dimandikan tetapi tidak dishalatkan • -Para ulama sepakat jika bayi keguguran ataupun digugurkan ada tangisan saat lahir maka wajib

dimandikan dan dishalatkan• -Menurut para ulama jika janin belum berbentuk manusia melainkan masih dalam fase alaqah

ataupun mudghah maka tidak wajib memandikan, mengkafani, mengshalatkan dan menguburkannya

• -Dari uraian diatas dapat disimpulkan para ulama sepakat:• A. Jika mayat janin saat lahir hidup ada gerakan atau tangisan maka dishalatkan • B. Jika mayat janin belum berusia 120 hari tidak wajib dimandikan dan dishalatkan • Dan setelah usia 120 hari para ulama berbeda pendapat terhadap hukumnya

Page 34: ABORSI

15. KESIMPULAN

• Dalam syariat islam, penghilangan nyawa seseorang hanya dibenarkan dalam rangka menegakkan hukum-hukum Allah, atau haqq.

• Diantara maqashid al-syari’ah adalah menjaga nyawa dan keturunan, termasuk menjaga nyawa janin, karena itu abortus haram dan bertentangan dengan tujuan syariat islam.

• Para ulama berbeda pendapat tentang aborsi sebelum 120 hari karena perbedaan pemahaman periodisasi perkembangan janin.

• Islam memberikan ancaman yang berat baik di dunia maupun di akhirat terhadap pelaku aborsi.

• Bila mayat janin berusia lebih dari 120 hari wajib dimandikan, dikafani, dishalatkan dan dikuburkan. Namun bila sebelum 120 hari tidak dishalatkan dan tidak dimandikan, tetapi harus dibungkus dan dikubur sebagai penghormatan insani.