AB iNko

16
LANDASAN TEORI ABORTUS Definisi Abortus adalah terminasi kehamilan karena penyebab apapun sebelum fetus cukup berkembang untuk dapat bertahan hidup. Fetus yang cukup berkembang untuk dapat bertahan hidup didefinisikan sebagai kehamilan 20 minggu yang dihitung sejak hari pertama menstruasi terakhir atau memiliki berat badan diatas dari 500 gram. 1 Abortus dapat dibagi atas dua golongan, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Apabila abortus terjadi tanpa usaha medis ataupun mekanik untuk mengosongkan uterus, maka dikatakan sebagai abortus spontan. Sedangkan abortus provokatus adalah abortus oleh karena terminasi mekanis ataupun medis kehamilan sebelum fetus viable. 1 Berdasarkan aspek klinisnya, aborsi spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens (threatened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, dan abortus habitualis (recurrent abortion), abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik. Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Sedangkan abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Berikutnya abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan 1

Transcript of AB iNko

LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

ABORTUS

Definisi

Abortus adalah terminasi kehamilan karena penyebab apapun sebelum fetus cukup berkembang untuk dapat bertahan hidup. Fetus yang cukup berkembang untuk dapat bertahan hidup didefinisikan sebagai kehamilan 20 minggu yang dihitung sejak hari pertama menstruasi terakhir atau memiliki berat badan diatas dari 500 gram.1

Abortus dapat dibagi atas dua golongan, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Apabila abortus terjadi tanpa usaha medis ataupun mekanik untuk mengosongkan uterus, maka dikatakan sebagai abortus spontan. Sedangkan abortus provokatus adalah abortus oleh karena terminasi mekanis ataupun medis kehamilan sebelum fetus viable.1

Berdasarkan aspek klinisnya, aborsi spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens (threatened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, dan abortus habitualis (recurrent abortion), abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Sedangkan abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Berikutnya abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada abortus kompletus, semua hasil konsepsi telah dikeluarkan. Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. Kemudian abortus infeksiosus didefinisikan sebagai abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

Epidemiologi

Reproduksi manusia relatif tidak efisien, dan abortus adalah komplikasi tersering pada kehamilan, dengan kejadian keseluruhan sekitar 15% dari kehamilan yang ditemukan.2,3 Namun angka kejadian abortus sangat tergantung kapada riwayat obstetri terdahulu, dimana kejadiannya lebih tinggi pada wanita yang sebelumnya mengalami keguguran daripada pada wanita yang hamil dan berakhir dengan kelahiran hidup.3 Prevalensi abortus juga meningkat dengan bertambahnya usia, dimana pada wanita berusia 20 tahun adalah 12%, dan pada wanita diatas 45 tahun adalah 50%.3 Delapan puluh persen abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan.2Etiologi

Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan abortus. Secara garis besar, dapat dibagi menjadi faktor fetal, maternal, dan paternal.1,4,5

Faktor fetal. Kebanyakan abortus disebabkan oleh defek intrinsik pada fetus seperti germ cell abnormal, abnormalitas kromosom konseptus, defek implantasi, defek plasenta atau embrio yang berkembang, trauma pada fetus, dan juga penyebab penyebab lain yang belum diketahui.3

Faktor maternal. Berbagai kelainan pada ibu dapat menyebabkan abortus, antara lain infeksi, penyakit kronis seperti TBC, hipertensi kronis atau suatu karsinoma, abnormalitas endokrin berupa hipotiroid, diabates melitus, maupun defisiensi progesteron. Selain itu juga bisa disebabkan oleh faktor nutrisi, penggunaan obat tertentu yang bersifat teratogenik dan faktor lingkungan (tembakau, alkohol, kafein, radiasi, kontrasepsi, toksin deri lingkungan), kelainan imunologik, trombofilia, dan defek pada uterus (kelainan pada uterus maupun serviks), serta infeksi TORCH.Faktor paternal. Hanya sedikit yang diketahui mengenai faktor paternal dalam perkembangan abortus spontan. Sudah jelas bahwa translokasi pada sperma dapat menyebabkan aborsi. Kulcsar et al menemukan adenovirus pada 40% sampel semen dari pria steril. Virus juga ditemukan dalam bentuk laten pada 60% sel, dan virus yang sama ditemukan pada abortus.

Patologi

Terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti nekrosis jaringan sekitarnya pada awal abortus, yang menyebabkan terlepasnya hasil konsepsi, sehingga terjadi kontraksi uterus untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan berusia dibawah 8 minggu, umumnya hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara dalam. Sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu villi koriales sudah menembus desidua lebih dalam, sehingga lebih sulit terlepas dan menyebabkan plasenya yang tidak lepas sempurna yang menyebabkan perdarahan. Dan pada kehamilan diatas 14 minggu umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin dengan disusul plasenta beberapa waktu kemudian.

Manifestasi Klinik

Pada abortus inkomplit gejala yang ditemukan adalah amenore, sakit perut, dan mules-mules; perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel; sudah ada keluar fetus atau jaringan; dan pada abortus yang telah lama terjadi dan pada abortus provokatus yang dikerjakan oleh orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi. Pada pemeriksaan dalam, untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran lebih kecil dari seharusnya.Komplikasi

Perdarahan berat atau persisten saat atau sesudah abortus dapat mengancam nyawa. Semakin tua usia kehamilan, semakin besar kemungkinan perdarahan yang banyak. Sepsis sering terjadi pada aborsi yang dilakukan sendiri oleh pasien. Infeksi, sinekia intrauterin, dan infertilitas adalah komplikasi lain dari abortus. Perforasi dinding uterus dapat terjadi saat dilatasi dan kuretase, dan dapat disertai cedera usus dan buli-buli, perdarahan, infeksi, dan pembentukan fistula.Bahkan pada kehamilan dini, abortus dapat menyebabkan efek bermakna pada pasien dan keluarganya. Fakta bahwa sebagian besar abortus adalah tidak diharapkan memperberat kesedihan pasien dan keluarga. Tiap orang memberi respon yang berbeda pada tragedi ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham GE, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Abortus. In: Cunningham GE, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD, editors. Williams Obstetrics 21st ed. New York, NY: McGraw Hill; 2001.

2. Garmel SH. Early Pregnancy Risk. In: DeCherney AH, Nathan L, editors. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment 9th ed. New York, NY: McGraw Hill; 2003.

3. Branch DW, Scott JR. Early Pregnancy Loss. In: Scott JR, Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, editors. Danforths Obstetrics and Gynecology 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins, 2003.

4. Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan. Dalam: Lutan D, editor. Sinopsis Obstetri ed 2. Jakarta: EGC, 1998.

5. Spontaneous and Recurrent Abortion: Etiology, Diagnosis, Treatment. In: Stenchever MA, Droegemuller W, Herbst AL, Mishell DR, editors. Comperhensive Gynecology. St Louis: Mosby, 2002.

6. Wibowo B, Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T, editor. Ilmu Kebidanan ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI

PADA NY T DENGAN ABORTUS INKOMPLET

DI RSAD MATARAMPADA TANGGAL 11 NOVEMBER 2008

I. PENGUMPULAN DATA DASAR

Hari/tanggal : Selasa, 11 November 2008 pukul 11.00 wita

A. Data subyektif

Identitas

1. BiodataIstriSuami

NamaNy. TTn. B

Umur24 tahun26 tahun

AgamaHinduHindu

SukuBaliBali

PendidikanSMASMA

PekerjaanWiraswastaWiraswasta

AlamatGebangGebang

Masuk Puskesmas MenintingTanggal 11 November

Keluhan : Ibu hamil 5 bulan datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dan keluar darah dari kemaluan 100 cc sejak pukul 04.30 WITA (25 Mei 2007), warna darah merah segar dan bergumpal.

Riwayat kehamilan sekarang

a. Riwayat menstruasi

Menarche

: 13 tahun

Siklus haid : 30 hari

Lama haid : 7 hari

Jumlah darah : 100 cc (2-3 kali ganti pembalut per hari)

Flour Albus

: Kadang-kadang, warna putih dan berbau amis

Kelainan

: Tidak ada

b. Riwayat kehamilan

Hamil ke : 6 (enam)

HPHT : 25 1 2007

HTP : 1 11 2007

UK : 17 minggu ANC : 1 kali di Puskesmas Meninting

c. Gerakan janin : Ibu mengatakan gerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 4 bulan dan tadi pagi ibu masih merasakan gerakan janinnya.

d. Obat yang dikonsumsi: Ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberikan

oleh bidan di Puskesmas dan Posyandu seperti tablet tambah darah (Fe) dan vitamin.

e. Kekhawatiran khusus : Ibu merasa cemas dengan kondisinya saat ini

f. Imunisasi TT

: 1 kali di Puskesmas Meninting

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak keUsia KehamilanTempat PersalinanPenolong PersalinanJenis PersalinanRiwayat PenyakitUmurJKBBLKet

HamilPersalinanNifas

1

2

3

4

5

6Aterm

Aterm

Aterm

Aterm

Aterm

IniRumah

Rumah

PKMPKMPKMDukun

Dukun

Bidan

Bidan

BidanSpontan

Spontan

Spontan

Spontan

Spontan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

--

-

-

-

-1 hr

17 th

11 th

8 th

5 thP

P

P

P

P-

-

3000

3200

3000Resiko

Resiko

Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dahulu

Penyakit kardiovaskuler: tidak pernah

Penyakit hipertensi

: tidak pernah

Penyakit diabetes

: tidak pernah

Penyakit hepatitis

: tidak pernah

Penyakit kelamin HIV/AIDS: tidak pernah

Penyakit malaria

: tidak pernah

Penyakit campak

: tidak pernah

Penyakit TBC

: tidak pernah

Anemia berat

: tidak pernah

Penyakit ginjal

: tidak pernah

Gangguan mental

: tidak pernah

Penyakit asma

: tidak pernah

Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status perkawinan : syah, 1 kali dengan lama perkawinan 17 tahun

b. Respon ibu dan keluarga Ibu dan keluarga sangat khawatir dengan kondisi ibu dan kehamilannya saat ini

c. Riwayat KB

Sebelum kehamilan ini ibu menggunakan KB suntikan selama 4 tahun. Ibu belum tahu KB apa yang akan digunakan setelah kehamilan ini

d. Dukungan keluarga

Ibu selalu mendapat dukungan dari keluarganya

e. Pengambilan keputusan dalam keluarga

Suami sekaligus sebagai kepala keluarga

f. Pola makan saat hamil : 2 x sehari dengan menu beragam (nasi, ikan, tempe, tahu, sayur dan kadang-kadang buah). Dibandingkan sebelum hamil, nafsu makan ibu berkurang. Ibu tidak ada pantangan atau alergi pada makanan.

g. Pola eliminasi :

Bab: 1 x sehari, lancar

Bak: 4 x sehari, lancar, warna : kuning jernih, tidak nyeri atau panas pada waktu kencing.

h. Istirahat dan tidur : ibu tidur siang 1 jam dan malam hari 7 jam

i. Aktivitas sehari-hari : Ibu bekerja sebagai pedagang, selain itu ibu tetap melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, dll

j. Kebiasaan hidup sehatIbu tidak merokok dan minum-minuman keras, sedangkan suami dirumah mempunyai kebiasaan merokok.

B. Data Obyektif

Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis

2. Tanda-tanda vital

TD

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80 x / menit

Suhu

: 36 C

Respirasi

: 24 x / menit

3. Pemeriksaan

Konjungtiva dan bibir ibu pucat, sklera tidak ikterus

Abdomen

Bekas luka operasi: tidak ada

Linea nigra : ada

Striae albican : tidak ada

TFU

: 3 jari di bawah pusat

Ekstremitas atas dan bawah

Oedema : tidak ada

Kuku dan tangan agak pucat

Varises : tidak ada Pemeriksaan Genetalia

Inspeksi : vulva tidak oedema, keluar darah segar dari vagina 10 cc

Pukul 09.30 WITA VT 3 cm teraba jaringan, nyeri goyang (-)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

A. Diagnosa : Abortus Inkompletus

Dasar :

Ibu mengatakan HPHT tanggal 25 1 2007 dan HTP tanggal 1 11 2007

Usia kehamilan 17 minggu

Inspeksi : vulva tidak oedema, keluar darah segar dari vagina 10 cc

Pukul 09.30 WITA VT 3 cm teraba jaringan, nyeri goyang (-)B. Masalah :

Ketidaknyamanan

Kecemasan

Dasar:

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

Ibu kelihatan cemas dan berkeringat dinginC. Kebutuhan :

Pemberian rasa aman dan nyaman pada ibu

Penjelasan tentang kondisi ibu dan bayinya saat ini.

Berikan ibu dukungan dan motivasi

Anjurkan ibu makan dan minum serta istirahat yang cukup Konseling KB pasca salin

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

Anemia, Infeksi, syokIV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA

Mandiri: Pemenuhan kebutuhan cairan dengan cara pemasangan infus RL

Kolaborasi: Konsul dengan Dokter

Rujukan: Tidak adaV. RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH

1. Beri tahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Pastikan bahwa tidak ada sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam rahim ibu

3. Injeksi Oksitosin 10 unit secara IM

4. Pasang infus RL

5. Berikan ibu rasa aman dan nyaman

6. Observasi tanda-tanda vital ibu

7. Konsul dengan Dokter

8. Ganti cairan infus

9. Beri ibu obat peroral

10. Anjurkan ibu makan dan minum serta beristirahat

11. Konseling KB pasca salin

VI. PELAKSANAAN Hari/tanggal: Jumat, 25 Mei 20071. Pukul 09.35 WITA janin dan plasenta lahir spontan lengkap

Bayi meninggal, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 250 gram, panjang badan 10 cm. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang didapatkan yaitu : keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36 C, respirasi 20 x/menit, dan keadaan bayi telah meninggal2. Pukul 09.45 WITA, memastikan bahwa tidak ada hasil konsepsi yang tertinggal dalam rahim ibu dengan melakukan pemeriksaan dalam, dan ternyata tidak ada yang tertinggal. Kontraksi uterus kurang baik dan perdarahan 150 cc.

3. Pukul 09.50 WITA memberikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM pada bagian 1/3 paha kanan ibu bagian atas. Kontraksi uterus baik, TFU setengah pusat-simpisis, perdarahan sedikit 25 cc

4. Pukul 09.55 WITA memasang infus Ringer Laktat pada tangan kiri ibu dengan menghabiskan cairan tersebut secepat mungkin.

5. Pukul 10.00 WITA Memberikan ibu rasa aman dan nyaman dengan cara membersihkan badan ibu yang terkena darah dengan menggunakan kain bersih, kemudian memasangkan softex dan mengganti pakaian dan kain yang kotor dengan kain yang bersih dan kering.

6. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu. Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,5 C, Respirasi 22 x /menit

7. Konsul dengan Dokter untuk terapi selanjutnya 8. Pukul 10.20 WITA mengganti cairan infus RL dengan tetesan 28 tetes/menit.9. Memberikan ibu obat amoxicillin 3 x sehari, Paracetamol 3 x sehari, vitamin C 3 x sehari dan tablet tambah darah 1 x sehari. Menjelaskan kepada ibu aturan dan dosis minum obat yaitu tidak meminum obat secara bersamaan dengan kopi, teh, atau susu karena dapat mengganggu penyerapan obat.

10. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta beristirahat yang cukup sehingga kondisi ibu dapat pulih kembali.

11. Memberikan konseling pada ibu tentang KB pasca salin karena dengan melihat umur dan jumlah anak ibu saat ini, maka kehamilan sangat beresiko bagi ibu.

VII. EVALUASI

Hari/tanggal : Jumat, 25 Mei 2007 pukul 12.00 WITA

Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan, yaitu keadaan umum ibu baik, TD : 100/70 mmHg, nadi : 88 x/menit, suhu : 36,5(C respirasi : 22 x/menit, kontraksi uterus baik, TFU setengah pusat simpisis, perdarahan sedikit 10 cc. Infus RL flash kedua masih terpasang pada tangan ibu dengan tetesan 28 tetes/menit

Ibu mengatakan merasa pusing dan perut terasa mules. Ibu mengatakan bahwa ia sudah meminum obat sesuai dengan dosis dan aturan minum

Ibu mengatakan akan menggunakan KB suntikan

Hari/tanggal : Jumat, 25 Mei 2007 pukul 14.00 WITA

Keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu 36,7(C respirasi 20 x/menit Ibu mengatakan kepalanya masih pusing dan perutnya masih terasa mules. TFU setengah pusat simpisis, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit 10 cc.

Ibu mengatakan sudah istirahat dan makan siang

Mengganti cairan infus RL flash ketiga dengan tetesan 28 tetes/menit

Hari/tanggal : Jumat, 25 Mei 2007 pukul 21.00 WITA

Keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,4(C respirasi 20x/menit, TFU setengah pusat simpisis, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit.

Ibu mengatakan tidak pusing lagi dan mules pada perutnya sudah mulai berkurang

Ibu sudah makan dan minum obat sesuai dengan aturan minum

Pukul 00.00 WITA Mengganti infus RL dengan tetesan 28 tetes/menit

Hari/tanggal : Sabtu, 26 Mei 2007 pukul 08.00 WITA

Keadaan umum ibu semakin membaik, TD : 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,3(C respirasi 20x/menit, TFU 3 jari atas simpisis, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit 10 cc

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu merasa lebih segar

Ibu sudah makan dan minum obat sesuai dengan aturan minum

Pukul 09.00 WITA Infus dilepaskan dan ibu diperbolehkan untuk pulang

PAGE - 12 -