a

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dengan wilayahnya yang luas serta kondisi iklim tropis dimana perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hanya empat puluh delapan menit, memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Tak heran kiranya Indonesia duduk sebagai salah satu negara agraris terdepan di dunia. Tentu hal tersebut tidak terlepas dari besarnya angka produksi pertanian Indonesia, tercatat berdasarkan FAO databas Online 2012 Indonesia berada pada urutan ketiga negara penghasil padi dengan produksi 69,056,126 juta ton pada tahun 2012 angka yang besar tersebut tentu tidak terlepas dari faktor- faktor ekstensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan, termasuk upaya meningkatkan angka produksi komoditas dengan penerapan sistem irigasi sawah yang mumpuni. Sistem irigasi dirangcang sedemikian rupa sehingga mampu menstabilkan kuantitas air, menguatkan kualitas air dan meningkatkan produksi padi sawah irigasi. Keberlanjutan sistem irigasi sangat bergantung pada pola pengendalian sedimen transpor. Pengendapan sedimen yang terjadi pada bendung tidak hanya meningkatkan biaya operasi pemeliharaan, tetapi juga menyebabkan pendistribusian pengaliran air irigasi ke petani-petani tidak memadai. Sehingga, pengetahuan yang tepat mengenai pengendalian sedimen transpor pada bendung akan membantu perencanaan penanggulangan sedimen yang masuk. Olehnya itu, dibutuhkan sistem irigasi yang mampu menanggulangi transportasi sedimen ke dalam wilayah bendung. Sedimentasi yang terjadi pada bendung harus dicegah karena akan menghambat dan membahayakan hakikat sistem irigasi, menstabilkan kuantitas air dan menguatkan kuantitas air untuk kebutuhan petani. 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah : 1. Hubungan antara erosi, sedimen transpor dan sedimentasi.

description

hfgikfgkjg

Transcript of a

Page 1: a

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia dengan wilayahnya yang luas serta kondisi iklim tropis dimana

perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hanya empat puluh delapan

menit, memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Tak heran

kiranya Indonesia duduk sebagai salah satu negara agraris terdepan di dunia.

Tentu hal tersebut tidak terlepas dari besarnya angka produksi pertanian

Indonesia, tercatat berdasarkan FAO databas Online 2012 Indonesia berada

pada urutan ketiga negara penghasil padi dengan produksi 69,056,126 juta ton

pada tahun 2012 angka yang besar tersebut tentu tidak terlepas dari faktor-

faktor ekstensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan, termasuk upaya

meningkatkan angka produksi komoditas dengan penerapan sistem irigasi

sawah yang mumpuni.

Sistem irigasi dirangcang sedemikian rupa sehingga mampu menstabilkan

kuantitas air, menguatkan kualitas air dan meningkatkan produksi padi sawah

irigasi.

Keberlanjutan sistem irigasi sangat bergantung pada pola pengendalian

sedimen transpor. Pengendapan sedimen yang terjadi pada bendung tidak

hanya meningkatkan biaya operasi pemeliharaan, tetapi juga menyebabkan

pendistribusian pengaliran air irigasi ke petani-petani tidak memadai.

Sehingga, pengetahuan yang tepat mengenai pengendalian sedimen transpor

pada bendung akan membantu perencanaan penanggulangan sedimen yang

masuk.

Olehnya itu, dibutuhkan sistem irigasi yang mampu menanggulangi

transportasi sedimen ke dalam wilayah bendung. Sedimentasi yang terjadi

pada bendung harus dicegah karena akan menghambat dan membahayakan

hakikat sistem irigasi, menstabilkan kuantitas air dan menguatkan kuantitas

air untuk kebutuhan petani.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah :

1. Hubungan antara erosi, sedimen transpor dan sedimentasi.

Page 2: a

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Erosi dan Sedimentasi

Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah

atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004). Erosi

merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu pelepasan (detachment),

pengangkutan (transportation), dan pengendapan (deposition) bahan-bahan

tanah oleh penyebab erosi (Asdak, 1995). Sedimen merupakan bahan

terfragmentasi, yang terbentuk oleh disintegrasi fisik dan kimia batuan dari

kerak bumi, sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan material padat

yang tersuspensi dalam air akibat efek gravitasi. Bahan tersuspensi dapat

berupa tanah liat atau silt, dan berbagai jenis partikel lainnya.

Sedimen transpor pada sistem Irigasi adalah proses terbawanya material

sedimen ke dalam wilayah sistem irigasi yang kemudian terdeposisi pada muka

bendung sehingga menyebabkan pendangkalan dan penurunan derajat kualitas

air.

2.2 Sedimen Transpor Akibat Erosi

Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia, air merupakan

penyebab utama terjadinya erosi. Erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi

3 tahap (Suripin, 2004), yaitu :

a. Tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah.

b. Tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin.

c. Tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak

cukup lagi untuk mengangkut partikel.

Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada

erosi yang disebabkan oleh air. Pada saat butiran air hujan mengenai

permukaan tanah yang gundul, partikel tanah terlepas dan terlempar ke udara.

Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke bumi. Pada lahan

miring partikel-partikel tanah tersebar ke arah bawah searah lereng. Partikel-

partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori tanah. Percikan air

hujan juga menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan

permukaan. Hal ini mengakibatkan menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi

Page 3: a

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Di Indonesia, Sedimen Transpor pada Bendung Tetap didominasi oleh

material-material yang terbawa ke bendung akibat proses erosi.

b. Menyelesaikan permasalahan sedimen transpor dengan mencegah terjadinya

proses erosi merupakan alternatif pemecahan masalah transportasi sedimen

ke bendung.

c. Pencegahan erosi pada lereng-lereng bendung dengan tanaman merupakan

bentuk pencegahan yang berbasis pada lingkungan, efisien, dan efektif.

d. Bambu merupakan tanaman vegetatif dengan keunggulan dibandingkan

tanaman lainnya, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam

berkisar 30 cm – 120 cm, sehingga waktu yang diperlukan untuk penguatan

efisien.

e. Bambu memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya, dapat

mencapai 30 - 100 tahun.

f. Akar bambu tumbuh sangat rapat, menyebar ke segala arah, serta memiliki

struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah putus

dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi.

3.2 Saran

Mengingat pembahasan dalam makalah ini masih didominasi oleh teori

teori pendukung deskriptif, sehingga dibutuhkan tidak lanjut penelitian atau

simulasi untuk menemukan data data statistik sebelum mengaplikasikannya di

lapangan agar hasil yang ingin dicapai dapat terealisasikan.