A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di...

29
BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT HUKUM WARIS BW (BURGERLIJK WETBOEK) A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesia Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang beraneka ragam. Didukung dengan keadaan geografis yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang dipisahkan oleh lautan, menyebabkan Indonesia memiliki beragam suku dan budaya yang berbeda satu sama lain. Kemajemukkan latar belakang dan budaya ini menyebabkan belum adanya unifikasi pada bidang hukum tertentu salah satunya hukum waris. Para ahli hukum waris masih berusaha melakukan unifikasi agar tidak terdapat pluralisme dalam hukum waris. Sampai saat ini di Indonesia masih menganut 3 sistem hukum waris, yaitu: 1. Hukum waris Islam dirumuskan sebagai “perangkat ketentuan hukum yang mengatur pembagian harta kekayaan yang dimiliki seseorang pada waktu ia meninggal dunia”. Sumber pokok Hukum Waris Islam adalah Al-Quran dan Hadits Nabi, kemudian Qias (analogon) dan Ijma (kesamaan pendapat). 15 2. Hukum waris adat adalah serangkaian peraturan yang mengatur penerusan dan pengoperan harta peninggalan atau harta warisan dari suatu generasi ke generasi lain, baik yang berkaitan dengan harta benda 15 Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Op.cit., h.2. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Transcript of A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di...

Page 1: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

BAB II

BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT HUKUM WARIS

BW (BURGERLIJK WETBOEK)

A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesia

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki latar belakang

sejarah dan budaya yang beraneka ragam. Didukung dengan keadaan geografis

yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang dipisahkan oleh lautan, menyebabkan

Indonesia memiliki beragam suku dan budaya yang berbeda satu sama lain.

Kemajemukkan latar belakang dan budaya ini menyebabkan belum adanya

unifikasi pada bidang hukum tertentu salah satunya hukum waris. Para ahli

hukum waris masih berusaha melakukan unifikasi agar tidak terdapat pluralisme

dalam hukum waris.

Sampai saat ini di Indonesia masih menganut 3 sistem hukum waris, yaitu:

1. Hukum waris Islam dirumuskan sebagai “perangkat ketentuan hukum

yang mengatur pembagian harta kekayaan yang dimiliki seseorang pada

waktu ia meninggal dunia”. Sumber pokok Hukum Waris Islam adalah

Al-Quran dan Hadits Nabi, kemudian Qias (analogon) dan Ijma

(kesamaan pendapat).15

2. Hukum waris adat adalah serangkaian peraturan yang mengatur

penerusan dan pengoperan harta peninggalan atau harta warisan dari

suatu generasi ke generasi lain, baik yang berkaitan dengan harta benda

                                                            15 Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Op.cit., h.2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 2: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

maupun yang berkaitan dengan hak-hak kebendaan (materi dan non

materi).16

3. Hukum waris Eropa yang dimuat dalam Burgerlijk Wetboek

(selanjutnya disebut BW) adalah kumpulan peraturan yang mengatur

mengenai kekayaan karena wafatnya seseorang, yaitu mengenai

pemindahan kekayaan yang ditinggalkan oleh simati dan akibat dari

pemindahan ini bagi orang-orang yang memperolehnya, baik dalam

hubungan antara mereka dengan pihak ketiga.17

Bahkan di dalam masing-masing sistem hukum yang berlaku ini masih terdapat

pluralisme hukum, seperti dalam sistem hukum waris adat yang beraneka ragam

pula sistemnya dipengaruhi oleh lingkungan adat masing-masing daerah di

Indonesia, misalnya sistem unilateral matrilinial di Minangkabau, patrinial di

Batak, bilateral atau parental di Jawa. Demikian juga dalam sistem Hukum waris

Islam yang juga terdiri dari prularisme ajaran, seperti ajaran Kewarisan Ahlul

Sunnah Wal Jamaah, ajaran syi’ah, ajaran Hazairin yang paling dominan dianut di

Indonesia adalah Ahlul Sunnah Waljamaah. Meskipun memiliki ciri khas yang

berbeda satu sama lain, ketiga sistem hukum waris ini memiliki 3 (tiga) unsur

yang mutlak harus ada, ketiga unusur itu meliputi:

1. Pewaris (erflater)

Pewaris adalah seseorang yang meninggal dunia, yang meninggalkan

sejumlah harta kekayaan maupun hak-hak yang diperoleh beserta

kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan selama hidupnya.                                                             

16 Zainuddin Ali, Loc.cit.

17 Ibid, h. 81.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 3: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

2. Ahli Waris (erfenaam)

Ahli waris yaitu sekalian orang yangmenjadi waris, berarti orang-

orang yang berhak menerima harta peninggalan pewaris.18

3. Harta Warisan (nalaten schap)

Harta warisan adalah seluruh harta kekayaan yang ditinggalkan oleh

seseorang yang meninggal dunia kepada sekalian ahli warisnya, baik

berupa aktiva atau pasiva.

Ketiga unsur di atas mutlak harus ada dalam sistem Hukum Waris Adat, Hukum

Waris Islam, maupun Hukum Waris BW.

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan pada ruang lingkup

Hukum Waris BW saja. Pengaturan mengenai Hukum Waris terdapat dalam buku

II BW tentang benda, lebih khususnya pada pasal 830 BW sampai 1130 BW.

Sebelum membahas lebih jauh tentang hukum waris BW maka dirasa perlu

membahas sepintas mengenai sejarah masuknya BW ke Indonesia. Cikal bakal

BW pada mulanya berasal dari bangsa Romawi. Sejak kurang lebih tahun 50

sebelum Masehi, pada waktu itu seorang Raja Romawi Julius Caesar berkuasa di

Eropa Barat, Hukum Romawi sudah diberlakukan di sana, terutama di Perancis,

Bangsa Perancis dalam perkembangan selanjutnya telah berusaha terus menyusun

hukum nasionalnya, untuk mencapai kesatuan Hukum Perdata (Hukum Sipil)

mereka. Hal ini telah dirintis sejak Raja Lodewijk XV yang membawa Code

                                                            18 Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia dalam perspektif Islam, Adat, dan BW,

Refika Aditama, Bandung, 2005, h. 2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 4: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Justianus (Corpus Juris Civilis) ke Perancis yang pada waktu itu Corpus Juris

Civilis ini dianggap sebagai suatu hukum yang paling sempurna.19

Pada waktu Napoleon Bonaparte kemudian dapat menguasai Romawi,

Corpus Juris Civilis ini kemudian diasimilasikan dengan Hukum Islam yang

digodok oleh Napoleon Bonaparte di Mesir dengan bantuan seorang Syekh

Syaukat Al Ashar dengan mempergunakan Kitab Fiqih Abdullah Asy Syarqawi

(1737-1812), dibantu oleh tim khusus Perancis yang ditunjuk oleh Napoleon

Bonaparte yaitu Portalis, Fronchet, Biqot de Preaumeneu, dan Mellvelle.20

Perkembangan selanjutnya dalam tahun 1810, negeri Belanda dikuasai

oleh Perancis di bawah Napoleon Bonaparte, dan pada tahun 1811 Code Civil

Perancis seperti halnya juga Code de Penal dan Code du Comerce (Hukum Pidana

dan Hukum Dagang Perancis) diberlakukan pula di Negeri Belanda. Setelah

pemerintahan Hindia Belanda kemudian mulai menjajah Indonesia dengan

berkedok V.O.C sesudah menggantikan Pemerintahan Gubernur Jendral Raffles,

maka BW (Kitab Undang-undang Hukum Perdata), Wetboek van Strafrecht (Kitab

Undang-undang Hukum Pidana) dan Wetboek van Koophandel (Kitab Undang-

undang Hukum Dagang) yang dipengaruhi Code Civil, Code de Penal dan Code

du Comerce Perancis itu, berdasarkan asas konkordansi akhirnya diberlakukan

pula di Indonesia.21

                                                            19 H. Suparman Usman, Ikhtisar Hukum Waris Menurut KUH. Perdata (BW), Serang

Darul Ulum Press, 1990, h. 1-2.

20 Mohd. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Pelaksanaan Hukum Kewarisan Perdata Barat (Burgerlijk Wetboek), Sinar Grafika, Jakarta, 1993, h. 10.

21 Ibid., h. 11.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 5: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Meresmikan diberlakukannya di Hindia Belanda (Indonesia) itu

dikeluarkanlah pengumuman Pemerintah Hindia Belanda tanggal 30 April 1847,

Nomor 23 yang baru mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. Pada

perkembangan selanjutnya dengan perubahan dan penambahan tertentu beberapa

bagian dari BW tersebut, antara lain dengan Staatsblad 1854 Nomor 129 jo.

Staatsblad Tahun 1924 Nomor 556, yang mengatur tentang memberlakukan BW

tersebut bagi golongan Timur Asing bukan Tionghoa.

Berdasarkan Pasal 163 Wet op de Staats Inrichting van Nederlands Indiee

atau disingkat Indische Statsregeling atau I.S. pada tahun 1925 yang mulai

berlaku pada tanggal 1 Januari 1926. Pasal mana berasal dari pasal 109

Reglement op get belied der Regeerings Van Nederlandch Indiee atau disingkat

Regeerings Reglement (R.R. Staatsblad Belanda tanggal 1 Januari 1854 Nomor 29

jo. Staatsblad hindia belanda tahun 1855 Nomor 2, yang mulai berlaku pada

tanggal 1 Januari 1855, yang semula berasal pula dari pasal 6-10 AB (Algemene

Bepalingen van Wetgeving) tahun 1848, telah ditetapkan 3 (tiga) golongan

Penduduk Hindia Belanda yaitu terdiri dari:22

1. Golongan Eropa, mereka yang termasuk golongan ini ialah:

Orang-orang Eropa, misalnya Belanda, Jerman, Inggris, Perancis dan

termasuk dalamnya orang Jepang, demikian juga orang-orang

Amerika, Australia dan Kanada;

2. Golongan orang Timur Asing, seperti halnya, orang Tionghoa, Arab,

India, Pakistan dan Muangthai, dan lain-lain;

                                                            22 Ibid., h. 14.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 6: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

3. Golongan Bumiputera: Golongan ini adalah orang-orang Indonesia asli

yang terdiri dari 19 Kukuban Hukum menurut Prof. Van Vollenhoven dan

BZN. Ter Haar.

Pasal 163 IS atau dikenal dengan Wet op de staat Inrichting Van

Nederlands di atas tadi mengatur Penggolongan Penduduk, sedangkan hukum

yang berlaku bagi Golongan penduduk itu diatur dalam pasal 131 IS yang

ditetapkan dengan Staatblad 1919 Nomor 286 dan Staatsblad Hindia belanda

Tahun 1919 Nomor 621 yaitu:

1. Bagi Golongan Eropa:

Berlaku Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) dan Hukum Dagang

(Wetboek van Koophandel), berdasarkan asas konkordansi.

2. Bagi Golongan Timur Asing:

Berdasarkan Pasal 75 Regeering Reglement Staatsblad 1854 Nomor 129 di

negeri Belanda jo. Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1855 Nomor 2,

kepada mereka diperlakukan Hukum Adat mereka:

2.1. Bagi mereka yang menundukkan diri (Toepasslijk Verklaring)

Staatsblad 1917 no.12, diberlakukan kepada mereka Hukum

Eropa, jo. S. 1926 No.30.

2.2. Penerapan Hukum Eropa oleh Gubernur Jenderal berdasarkan

regeling of de Vrijwilling Onderwerping en het Eropesch

privatrecht.

2.3. Dalam tahun 1855 dengan Staatblad 1855 No. 79, diberlakukan

pula kepada mereka sebagian kodifikasi Hukum Eropa BW dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 7: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Wetboek van koophandel, yaitu mengenai Hukum keluarga dan

Hukum Kewarisan ab-intestato (kewarisan tanpa wasiat).

Dalam perkembangan selanjutnya Golongan timur Asing ini

dibedakan lagi dengan:

1. Golongan Timur Asing Tionghoa:

Berdasarkan dengan Staatsblad 1917 No.129 yang mulai berlaku

pada tanggal 1 Mei 1919 jo. Stbld. 1924 No. 557 yang mulai

berlaku pada tanggal 1 Mei 1925 jo. Staatsblad 1925 No. 29 yang

mulai berlaku pada tanggal 1 September 1925 kepada mereka

Golongan Timur Asing Tionghoa ini diberlakukan BW dan

Wetboek van Koophandel kecuali pasal-pasal tertentu dari Bagian

Kedua dan Ketiga Buku Titel IV, mengenai upacara yang harus

mendahului perkawinan dan tentang pencegahan perkawinan.23

Untuk mereka Golongan Timur Asing ini diadakan Pencatatan

Sipil sendiri berdasarkan Stbld. 1917 No.130 jo Staatsblad No.81.

Diadakan ketentuan khusus yaitu mengenai perkongsian dan

Adopsi (pengangkatan anak) yang diatur berdasarkan Staatsblad

1917 No. 129 jo. Staatsblad 1919 No. 81.

Golongan Timur asing bukan Tionghoa, yang termasuk golongan

ini adalah orang-orang Arab, India, Pakistan dan Muangthai dan

lain-lain. Berdasarkan Staatsblad 1855 No. 79 kepada mereka

Golongan Timur Asing bukan Tinghoa ini diberlakukan

                                                            23 H. Suparman Usman, Op.cit, h.6.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 8: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

kodifikasi Hukum Perdata, kecuali mengenai Hukum

Kekeluargaan dan Hukum Kewarisan ab-intestato (kewarisan

tanpa wasiat), di samping diperlakukan kepada mereka hukum

adat mereka, Staatsblad 1855 No. 79 ini semula hanya berlaku di

Jawa dan Madura saja tetapi kemudian dengan Staatsblad 1924

No. 556 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 1925, ketentuan

tersebut di atas tadi hanya diperlakukan kepada Golongan Timur

Asing bukan Tionghoa ini hanya sepanjang yang mengenai Harta

Kekayaan (Vermogensrecht).24

3. Bagi Golongan Bumiputera (Indonesia asli):

Pasal 131 IS ayat 2 sub b antara lain menyebutkan tentang hukum yang

berlaku bagi golongan Bumi Putera ialah perundang-undangan agama,

lembaga-lembaga rakyat dan kebiasaan penduduk atau Godsdiestiege

Wetten, Volkinstelingen en gebruiken atau Hukum Adat. Pasal ini

sebenarnya berasal dari pasal 75 Reglement Op het Bleid der Regeerings

Van Nederlands Indie (R.R.) Staatsblad 1854 No.129 di Negeri Belanda

dan Staatsblad 1855 No.2 di Hindia Belanda yang menyatakan: “Bahwa

dalam hal terjadi perkara Perdata antara sesama orang Indonesia atau

mereka yang dipersamakan dengan orang pribumi, maka mereka tunduk

kepada Kepala Masyarakat mereka menurut Undang-undang Agama atau

ketentuan lama mereka (Godsdienstige Wetten).

                                                            24 Mohd. Idris Ramulyo, op.cit. h. 17.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 9: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan tersebut di atas maka Hukum

yang berlaku bagi Golongan Bumi Putera (Indonesia asli) adalah:

1. Hukum adat mereka yang tidak tertulis;

2. Karena penundukkan diri secara sukarela kepada Hukum Perdata

Barat (Burgerlijk Wetboek) berdasarkan Staatsblad 1917 No. 12 jo.

Staatsblad 360. Tahun 1926 (Regeling op de Vriwillige

ondewerping aan het Europesh privatrecht). Peraturan tentang

penundukkan diri secara sukarela terhadap Hukum Perdata yang

berlaku bagi golongan Eropa.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa golongan

penduduk yang kepada mereka diberlakukan hukum perdata BW (Burgerlijk

Wetboek) adalah:

1. Golongan Eropa;

2. Golongan Timur Asing Tionghoa (kecuali mengenai upacara yang harus

mendahului perkawinan dan tentang pencegahan perkawinan).

3. Golongan Timur Asing bukan Tionghoa (kecuali mengenai Hukum

Kekeluargaan dan Hukum Kewarisan ab-intestato)

4. Golongan Bumi Putera Asli yang menundukkan diri secara sukarela

terhadap Hukum Perdata BW (Burgerlijk Wetboek).

Burgerlijk Wetboek yang telah ada sejak tahun 1847 ini pada beberapa

ketentuan yang ada di dalamnya sudah dinyatakan tidak berlaku, seperti

pengaturan tentang perkawinan dalam BW yang telah dicabut dengan lahirnya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 10: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam Ketentuan

Penutup Pasal 66 menyatakan:

“Untuk perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan berdasarkan atas undang-undang ini, maka dengan berlakunya undang-undang ini ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen (Huwelijks Ordonnantie Christen Indosiers S. 1933 No. 74), Peraturan Perkawinan Campuran (Regeling op de gemengde Huwelijken S. 1898 No. 158), dan peraturan-peraturan lain yang mengatur tentang perkawinan sejauh telah diatur dalam undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku”. Dengan demikian melalui Pasal 66 ini ketentuan-ketentuan dalam BW,

Ordonansi Perkawian Orang Kristen, Peraturan Perkawinan Campuran, sejauh

telah diatur dalam Undang-undang Perkawinan tidak Berlaku lagi. Melalui

ketentuan yang ada dalam Pasal 66 Undang-undang No.1 Tahun 1974 tersebut di

atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa BW masih berlaku bagi Warga Negara

Indonesia keturunan Tionghoa dan Eropa.25

Pengaturan tentang Hukum Waris BW sendiri diatur secara khusus dalam

buku II BW tentang benda, lebih khususnya pada pasal 830 BW sampai 1130

BW. Dasar filosofis dimasukkannya Hukum Waris dalam buku II BW tentang

benda yaitu dengan 2 (dua) alasan. Yang pertama, dalam pasal 584 BW ditetapkan

bahwa: “Hak Milik atas suatu benda tak dapat diperoleh dengan cara lain,

melainkan dengan pemilikian, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena

pewarisan baik menurut Undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan

karena penunjukkan atau penyerahan berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk

memindahkan hak milik, dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas

                                                            25 Surini Ahlan Syarif, Op.cit, h.6

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 11: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

terhadap kebendaan itu”. Ketentuan dalam pasal 584 BW mengandung makna

bahwa pewarisan merupakan salah satu cara untuk memperoleh hak milik, dan

karena hak milik merupakan salah satu unsur pokok daripada benda, maka Hukum

waris diatur dalam Buku II BW bersama-sama dengan pengaturan tentang benda

yang lain.26 Alasan yang kedua yaitu dalam pasal 528 BW Hak waris diidentikkan

dengan hak kebendaan. Pasal ini secara tegas menyatakan “Atas suatu kebendaan,

seseorang dapat mempunyai, baik suatu kedudukan berkuasa, baik hak milik, baik

hak waris ...”.

Berdasarkan pasal 131 jo. Pasal 163 Indische Staatsregeling, Hukum waris

BW berlaku bagi orang-orang Eropa dan mereka yang dipersamakan dengan

orang-orang Eropa tersebut. Berdasarkan Staatsblad 1917 No. 129 Hukum waris

BW berlaku bagi golongan Timur Asing Tionghoa. Kemudian berdasarkan

Staatsblad 1924 No. 557 Hukum Waris BW berlaku bagi orang-orang Timur

Asing Tionghoa di seluruh Indonesia.27

B. Testamen Olografis sebagai Salah Satu Bentuk Testamen yang Diatur

dalam BW

Untuk melanjutkan kedudukan hukum seseorang yang telah meninggal

maka sedapat mungkin disesuaikan dengan kehendak akhir dari orang yang

meninggal tersebut. Dalam Hukum Waris BW pewarisan dibedakan menjadi dua,

yaitu:28

                                                            26 J.Satrio, Hukum Waris, Alumni, Bandung, 1992, h. 2. 27 Surini Ahlan Syarif, Op.cit, h.6.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 12: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

a. pewarisan berdasarkan undang-undang, juga disebut pewarisan ab-

intestato;

b. pewarisan testamentair, yaitu pewarisan berdasarkan suatu testamen.

Pewarisan ab-intestato adalah bentuk pewarisan yang pembagiannya berdasarkan

ketentuan Undang-undang dalam hal ini BW. Undang-undang telah mengatur

tentang suatu pembagian harta waris yang sedapat mungkin dapat mencapai

keadilan bagi seluruh ahli waris. Menurut Pasal 832 BW yang berhak menjadi ahli

waris adalah mereka yang memiliki hubungan darah dan hubungan perkawinan

dengan pewaris. Ahli waris ab-intestato berdasarkan hubungan darah terbagi

dalam 4 (empat) golongan yaitu:

1. Golongan Pertama

Golongan pertama adalah keluarga dalam garis lurus ke bawah, meliputi

anak-anak beserta keturunannya serta suami dan/atau istri yang

ditinggalkan/ yang hidup paling lama.29

2. Golongan Kedua

Golongan kedua adalah keluarga dalam garis lurus ke atas, meliputi orang

tua dan saudara, baik laki-laki maupun perempuan, serta keturunannya.

3. Golongan Ketiga

Golongan ketiga adalah ahli waris yang meliputi kakek, nenek, dan leluhur

selanjutnya ke atas dari pewaris.

4. Golongan Keempat

                                                                                                                                                                   28 R. Soetojo Prawirohamidjojo, Hukum Waris Kodifikasi, Airlangga University Press,

2005, h. 4. 29 Zainuddin Ali, Op.cit, h. 87.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 13: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Golongan keempat meliputi anggota keluarga dalam garis ke samping dan

sanak keluarga lainnya sampai derajat keenam.

Undang-undang juga memberikan kesempatan bagi pewaris untuk

menyampaikan kehendak akhirnya mengenai apa yang akan terjadi atas harta

peninggalannya setelah ia meninggal. Seperti yang telah diatur dalam pasal 874

BW yang menyatakan bahwa segala harta peninggalan seoarang yang meninggal

dunia, adalah kepunyaan sekalian ahli warisnya menurut undang-undang, sekadar

terhadap itu dengan surat wasiat tidak telah diambil suatu ketetapan yang sah.

Ketetapan yang sah yang dimaksud dalam pasal ini adalah testamen.

Pewarisan testamentair adalah bentuk perolehan harta waris yang

berdasarkan penunjukan surat wasiat atau testamen. Testamen adalah pernyataan

kehendak akhir secara tertulis dari seseorang tentang apa yang akan terjadi

sesudah ia meninggal dunia, biasanya mengenai harta peninggalan. Pasal 875 BW

dengan jelas memberikan pengertian mengenai surat wasiat atau testamen sebagai

suatu akta yang memuat pernyataan seorang tentang apa yang dikehendakinya

akan terjadi setelah ia meninggal dunia, dan yang olehnya dapat dicabut kembali.

Latar belakang seseorang membuat testamen sebelum meninggal dunia

dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain pewaris selama hidupnya tidak

menikah dan tidak memiliki keluarga yang berhubungan darah sampai golongan

keempat, atau pewaris memiliki kedekatan emosional dengan orang lain yang

tidak memiliki hubungan darah.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 14: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Namun tidak semua orang dibolehkan membuat testamen, orang yang

hendak membuat testamen harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dinyatakan

cakap dalam membuat testamen. Syarat-syarat tersebut meliputi:

1. Harus memiliki akal budi, artinya tidak boleh membuat testamen

bagi orang yang sakit ingatan atau orang yang saki berat sehingga

tidak dapat berpikir secara teratur. Syarat ini diatur dalam pasal

895 BW.

2. Telah mencapai usia 18 tahun sesuai dengan ketentuan dalam Pasal

897 BW.

Selain syarat kecakapan membuat testamen, BW juga mengatur tentang

syarat-syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum seseorang menerima

sejumlah harta warisan. Syarat-syarat tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Harus ada orang yang meninggal dunia. Hal ini didasari oleh Pasal

830 BW.

b. Ahli waris atau para ahli waris harus ada pada saat pewaris meninggal

dunia. Ketentuan ini tidak berarti mengurangi makna Ketentuan Pasal

2 BW, yaitu “anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan

dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak

menghendakinya”. Apabila ia meninggal pada saat dilahirkan, ia

dianggap tidak pernah ada. Dengan demikian, berarti bayi dalam

kandungan juga sudah diatu haknya oleh hukum sebagai ahli waris

dan telah dianggap cakap untuk menjadi ahli waris.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 15: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

c. Seseorang ahli waris harus cakap serta berhak menjadi ahli waris,

dalam pengertian ia tidak dinyatakan oleh undang-undang sebagai

seseorang yang tidak patut menjadi ahli waris karena adanya kematian

seseorang, atau tidak dianggap sebagai tidak cakap untuk menjadi ahli

waris.

Ahli waris yang tidak patut menerima harta warisan berlaku bagi ahli waris ab-

intestato, sedangkan ahli waris yang tidak cakap berlaku bagi ahli waris

testamentair. Dalam Pasal 838 BW telah ditetapkan bahwa yang dapat

menyebabkan ahli waris tidak patut dalam menerima harta waris, yaitu sebagai

berikut:30

1. Seorang ahli waris yang dengan putusan hakim telah dipidana karena

dipersalahkan membunuh atau setidak-tidaknya mencoba membunuh

pewaris;

2. Seorang ahli waris yang dengan putusan hakim telah dipidana karena

dipersalahkan memfitnah dan mengadukan pewaris bahwa pewaris

difitnah melakukan kejahatan yang diancam pidana penjara empat tahun

atau lebih;

3. Ahli waris yang dengan kekerasan telah nyata-nyata menghalangi atau

mencegah pewaris untuk membuat atau menarik kembali surat wasiat;

4. Seorang ahli waris yang telah menggelapkan, memusnahkan dan

memalsukan surat wasiat.

                                                            30 Eman Suparman, Op.cit, h.39.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 16: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Dalam Pasal 912 BW menetapkan ahli waris yang tidak cakap menerima harta

waris berdasarkan testamen, yaitu meliputi:

1. Orang yang telah dihukum karena membunuh pewaris;

2. Orang yang telah menggelapkan, membinasakan atau memalsukan surat

wasiat;

3. Orang yang dengan paksaan atau kekerasan telah mencegah pewaris

mengubah atau mencabut testamennya.

Isi testamen pada umumnya berisi tentang erfstelling, legaat, dan codicil.

Erfstelling atau pengangkatan waris adalah testamen dengan mana orang yang

mewasiatkan, memberikan kepada seorang atau lebih dari seorang, seluruh atau

sebagian dari harta kekayannya, kalau ia meninggal dunia. Legaat atau hibah

wasiat adalah suatu penetapan yang khusus di dalam suatu testament, dengan

mana yang mewasiatkan memberikan kepada seorang atau lebih beberapa barang-

barangnya dari suatu jenis tertentu seperti barang bergerak atau tidak bergerak,

atau memberikan hak pakai hasil atas seluruh atau sebagian harta peninggalannya.

Codicil yaitu isi tetamen tentang pengaturan segala sesuatu yang tidak

berhubungan dengan harta peninggalan.

Isi dari testamen dapat dinyatakan tidak berlaku atau batal apabila ternyata

memuat hal-hal sebagai berikut:31

a. Memuat syarat-syarat yang tidak dimengerti atau tak mungkin

dilaksanakan atau bertentangan dengan kesusilaan yang baik, harus

dianggap tak tertulis.

                                                            31 Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum keluarga, dan Hukum Pembuktian, Rineka Cipta,

Jakarta, 2004, h.15.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 17: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

b. Jika di dalam testamen disebut sebab yang palsu, dan isi dari testamen

itu menunjukkan bahwa pewaris tidak akan membuat ketentuan itu

jika ia tahu akan kepalsuannya maka testamen dinyatakan tidak sah.

c. Jika dibuat karena paksa, tipu atau muslihat maka testamen dianggap

batal.

Selain larangan-larangan yang disebutkan di atas yang bersifat umum,

dalam hukum waris BW masih terdapat larangan yang tidak boleh dimuat dalam

isis testamen. Larangan yang paling penting adalah larangan yang menetapkan

bahwa suatu testamen tidak boleh memuat suatu ketentuan sehingga legitieme

portie menjadi berkurang. Adapun yang dimaksud legitieme portie (bagian

mutlak) seperti yang terkandung dalam Pasal 913 BW adalah suatu bagian dari

harta peninggalan yang harus diberikan kepada para waris dalam garis lurus

menurut undang-undang, terhadap bagian mana si yang meninggal dunia tak

diperbolehkan menetapkan sesuatu, baik selaku pemberian antara yang masih

hidup, maupun selaku wasiat. Contoh kasus yang melanggar ketentuan legitime

portie adalah kasus bintang film Suzzana. Suzzanna meninggal pada tanggal 15

Oktober 2008, sebelumnya pada tahun 2006 sempat membuat testamen yang

disimpan pada Notaris Kunsri Hastuti, S.H. yang berkantor di Jalan Pahlawan,

Magelang. Testamen tersebut dibuat secara tertutup sehingga Notaris tidak

diperbolehkan mengungkapkan isi testamennya sebelum Suzanna meninggal. Isi

surat wasiat tersebut kemudian diketahui berisi kehendak akhir Suzanna yang

menyerahkan seluruh harta peninggalannya kepada Cliff Sangra sebagai suami

keduanya, tanpa menyisakan bagian untuk ahli waris lain yaitu Kiki Maria, anak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 18: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

kandung dari perkawinan pertama Suzanna.32 Isi testamen Suzanna tersebut secara

jelas telah melanggar legitieme portie Kiki Maria selaku anak kandungnya.

Burgerlijk Wetboek memberikan suatu ketentuan yang melindungi hak dari ahli

waris yang dilanggar legitieme potrtienya yaitu dalam Pasal 834 BW yang

memberikan hak pada ahli waris untuk mengajukan guggatan guna

memperjuangkan hak warisnya. Berdasarkan pasal tersebut Kiki Maria dapat

mengajukan gugatan agar surat wasiat tersebut dinyatakan batal demi hukum oleh

Pengadilan.

Hukum Waris BW mengakui adanya beberapa jenis surat wasiat atau

testamen. Menurut pasal 931 BW ada 3 (tiga) macam testamen, yaitu:

1. Openbaar Testament, bentuk ini paling banyak dipakai, di mana orang

yang akan meninggalkan warisan datang menghadap pada Notaris dengan

dihadiri oleh dua orang saksi menyatakan kehendaknya. 33

Wasiat umum sebagaimana disebut dalam pasal 938 BW hanya

menegaskan bahwa akta wasiat tersebut tidak tertutup (besloten) seperti

surat wasiat olografis dan surat wasiat rahasia. Wasiat Umum bukan

berarti bahwa masyarakat dapat melihat akta tersebut, isi akta tersebut

tetap bersifat rahasia dan kewajiban merahasiakan akta tersebut

dibebankan kepada Notaris. Disebut wasiat umum karea akta itu dibuat

oleh pejabat umum (openbaar ambtenaar) dalam hal ini Notaris.

Urutan proses pembuatan wasiat umum yaitu:

                                                            32 gagasanhukum.wordpress.com

33 Mohd. Idris Ramulyo, Op.cit., h. 53.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 19: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

a. Pewaris memberitahukan kepada Notaris dan saksi secara lugas

(dalam arti diberitahukan secara lisan) kehendak terakhirnya (Pasal

939 ayat (1) BW);

b. Notaris menulis kehendak pewaris dengan kata-kata yang jelas (pasal

939 ayat (1) BW);

c. Jika pewaris memberitahukan kehendaknya tidak dilakukan dihadapan

saksi, maka pewaris harus memberitahukan lagi kehendaknya

terakhirnya dengan lugas di hadapan saksi sebelum akta wasiat

tersebut diresmikan (pasal 939 ayat (2) BW);

d. Setelah itu, Notaris harus membacakan kembali kehendak akhir itu di

hadapan saksi, dan menanyakan kepada pewaris apakah isi akta wasiat

yang ia bacakan itu betul dan telah sesuai dengan keingninan pewaris

(Pasal 939 ayat (3) BW);

e. Setelah pewaris membenarkan dan menyetujui isi dari wasiat tersebut,

maka pewaris, Notaris dan saksi harus menandatangani akta wasiat

tersebut.

Apabila pewaris menerangkan tidak dapat atau terhalang

menandatanganinya, Notaris harus menulis keterangan pewaris itu dalam

akta wasiat yang berkenaan dan mengenai ketidakmamputan pewaris

untuk menandatangani akta wasiat tersebut, Notaris harus menulis apa

yang menjadi penyebab terhalangnya penandatangan akta wasiat tersebut

(Pasal 939 ayat (6) BW).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 20: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

2. Olographis testament, suatu bentuk testamen yang dibuat/ditulis dengan

tangan si pewaris sendiri (Eigenhanding), yang harus disimpan atau

Gedeponeerd diserahkan kepada Notaris, dengan disaksikan oleh dua

orang saksi. Penyerahannya dapat terbuka atau tertutup.34

Dalam pembuatan wasiat olografis harus memenuhi syarat-syarat yang

terdapat dalam Pasal 932 BW yaitu:

a. Seluruhnya harus ditulis sendiri dan ditandatangani oleh pembuatnya;

b. Harus disampaikan kepada Notaris untuk disimpan oleh protokolnya

dengan dibuatkan akta penyimpanan (akta van depot); dan

c. Notaris yang bersangkutan dengan dihadiri dua orang saksi harus

membuat sebuah akta penyimpanan yang dibuat pada bagian bawah

surat wasiat apabila surat itu diserahkan dalam keadaan terbuka dan

dibuat tersendiri apabila diserahkan dalam keadaan tertutup (Pasal 932

ayat (3) BW).

Apabila terdapat tulisan dari orang lain pada lembar surat wasiat

olografis tersebut, walaupun sama sekali tidak ada hubungannya

dengan isi surat tersebut, maka wasiat olografis tersebut batal dan

tidak memiliki kekuatan sama sekali. Jadi apabila surat wasiat

olografis yang ditulis di atas kertas dengan kepala (letterhead) sebuah

kantor maka menjadi batal.

                                                            34 Ibid.

 

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 21: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

3. Testamen tertutup dan Rahasia, suatu testamen rahasia harus selalu

tertutup atau disegel dan diserahkan kepada Notaris dengan disaksikan

oleh 4 (empat) orang saksi.35

Dalam pembuatan wasiat rahasia tidak perlu ditulis sendiri ataupun diberi

tanggal oleh pewaris, tetapi pewaris harus menandatangani akta wasiat

tersebut sendiri. Jadi orang yang buta huruf atau tidak, tidak

dipermasalahkan, asal pewaris dapat membubuhkan tandatangannya.

Selain itu wasiat rahasia harus ditutup dan disegel tanpa disaksikan oleh

saksi-saksi dan Notaris, kemudian pewaris harus menerangkan kepada

seorang Notaris bahwa sampul itu berisiwasiatnya yang ditulis sendiri atau

ditulis oleh orang lain, tetapi telah ditandatangani sendiri oleh pewaris.

Setelah itu sampul tersebut diserahkan kepada seorang Notaris umtuk

disimpan. Akta yang dibuat untuk penyimpanan surat wasiat tersebut

dikenal dengan nama akta superskripsi. Pada akta superskripsi, Notaris

yang bersangkutan harus menulis apa yang diterangkan oleh pewaris, yaitu

bahwa sampul tersebut berisi wasiat yang ditulis sendiri atau orang lain,

tetapi ditandatangani sendiri oleh pewaris. Penyerahan wasiat rahasia ini

harus dihadiri oleh empat orang saksi. Ciri dari surat wasiat rahasia adalah

surat wasiat ini tidak dapat diminta kembali apabila telah diserahkan pada

Notaris (Pasal 940 BW).

Selain tiga macam testamen yang telah dipaparkan di atas, Hukum Waris

BW juga mengenal testamen kodicil dan testamen darurat. Testamen Kodisil

                                                            35 Ibid.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 22: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

(onberhands codicil) diatur dalam Pasal 935 BW dan Pasal 936 BW. Wasiat ini

dapat dibuat dibawah tangan asal ditulis, diberi tanggal, dan ditandatangani

sendiri oleh pembuatnya. Wasiat Kodisil tidak dapat menjadi batal meskipun

wasiat tersebut tidak diserahkan kepada Notaris.

Wasiat kodisil hanya boleh dipakai untuk:

a. Pengangkatan pelaksana wasiat;

b. Pengurusan penguburan pewaris;

c. Pemberian hibah wasiat, tetapi hanya terbatas mengenai pakaian,

barang perhiasan badan tertentu, perabot rumah tangga.

Wasiat Darurat (noodtestament) adalah dibuat dalam bentuk sederhana dan

dalam keadaan darurat, yang terurai dalam pasal 946, pasal 947 dan pasal 948

BW, yang dapat digolongkan keadaan darurat yaitu:

1. Pada masa perang, anggota angkatan bersenjata dan orang lain yang

ditugaskan pada ketentaraan, yang berada pada medan perang atau di

tempat yang terkepung, dapat membuat wasiat dihadapan seorang perwira

yang berpangkat serendah-rendahnya letnan atau orang yang ditempat itu

menduduki jabatan tertinggi, dihadapan 2 (dua) orang saksi (Pasal 946

BW).

2. Orang yang sedang berlayar di laut dapat membuat wasiat mereka di

hadapan nahkoda atau dihadapan orang yang menggantikan pejabat

tersebut, dengan dihadiri 2 (dua) orang saksi (Pasal 947 BW).

3. Orang yang berada ditempat yang hubungannya dengan dunia luar

dilarang karena penyakit, dapat membuat wasiat mereka dihadapan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 23: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

pegawai negeri dengan dihadiri 2 (dua) orang saksi (Pasal 948 ayat (1)

BW).

4. Orang yang jiwanya terancam karena penyakit mendadak, pemberontakan

atau gempa bumi atau bencana alam dahsyat lainnya, dapat membuat

wasiat mereka dihadapan seorang pegawai negeri dengan dihadiri 2 (dua)

orang saksi (Pasal 948 ayat (2) BW).

Yang diperlukan dalam surat wasiat darurat adalah tanda tangan pewaris,

pejabat yang dihadapannya wasiat dibuat, dan sedikitnya seorang saksi (pasal 949

ayat (1) BW), jika pewaris atau seorang saksi menerangkan tidak dapat

membubuhkan tanda tangannya, keterangan tersebut harus disebutkan dalam akta

(pasal 949 ayat (2) BW). Surat wasiat darurat berlaku sampai 6 bulan sesudah

alasan pembuatan surat wasiat terhenti, jika pewaris meninggal setelah 6 bulan

sejak alasan pembuatan surat wasiat darurat terhenti, maka surat wasiat darurat

tersebut tidak berlaku lagi.

Dari penjelasan tentang macam-macam dan proses pembuatan testamen,

yang berkaitan dengan dunia kenotariatan adalah testamen umum, testamen

olografis, dan testamen rahasia. Peran Notaris dalam pembuatan testamen umum

adalah yang merumuskan kehendak akhir pewaris dalam akta notariil. Peran

Notaris dalam pembuatan testamen olografis adalah Notaris harus membuat akta

penyimpanan (akta van depot) surat testamen olografis, dan dalam testamen

rahasia Notaris berperan membuat akta superskripsi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 24: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

C. Akta Penyimpanan (Akta Van Depot) menjadi Dasar Berlakunya

Testamen Olografis

Pada jaman Belanda testamen olografis mulanya adalah testamen yang

seluruhnya ditulis dan disimpan sendiri oleh pembuat testamen. Kelebihan dari

bentuk testamen ini pada waktu itu adalah testamen ini tidak terikat pada bantuan

dari seorang pegawai atau pejabat negara. Kelemahannya pada saat itu bahwa

pelaksanaan testamen ini tidak terjamin dengan baik karena adanya seorang ahli

waris yang merasa dirugikan oleh testamen ini bermaksud tidak baik seperti

memusnahkan testamen ini. Oleh sebab itu kemudian pada saat diadakan

pembicaraan untuk membentuk perundang-undangan kita, ahli hukum Negeri

Belanda bagian selatan berhasil mendesak agar testamen olografis itu

dicantumkan dalam undang-undang kita sebagai wasiat yang penuh, yang di

maksud dengan “undang-undang kita” dalam hal ini adalah undang-undang yang

berlaku di Belanda, yang kemudian dikonkordansi kan ke dalam hukum perdata

Indonesia. Prof. A. Pitlo dalam bukunya menyatakan “Akan tetapi pro dan kontra

menghasilkan kompromis, bahwa wasiat olografis itu tidak akan mempunyai

unsur yang khas, yaitu pembuat tidak boleh menyimpan wasiat itu, akan tetapi

sebagaimana halnya dengan wasiat rahasia, mesti disimpan pada Notaris.”36

Dengan dasar pertimbangan di atas hingga saat ini testamen olografis wajib untuk

dititipkan pada Notaris. Notaris mempunyai kewajiban untuk menyimpan

testamen olografis yang dibuat oleh pembuat testamen tersebut, dengan

membuatkan akta penyimpanan (selanjutnya disebut akta van depot) testamen

                                                            36 A.Pitlo, Op.cit., h. 168

 

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 25: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

olografis. Syarat pembuatan testamen olografis secara terperinci terdapat dapat

Pasal 932 BW yaitu:

a. Seluruhnya harus ditulis dan ditandatangani oleh pembuat

testamen;

b. Harus disampaikan kepada Notaris untuk disimpan oleh

protokolnya dengan dibuatkan akta van depot;

c. Notaris yang bersangkutan dengan dihadiri dua orang saksi harus

membuat sebuah akta van depot yang dibuat pada bagian bawah

testamen apabila surat itu diserahkan dalam keadaan terbuka, dan

dibuat tersendiri apabila diserahkan dalam keadaan tertutup (Pasal

932 ayat (3) BW). Apabila diserahkan dalam keadaan tertutup,

pewaris harus langsung membuat keterangan di atas sampul yang

menerangkan bahwa sampul itu testamennya yang dikuatkan

dengan penandatangan akta van depot seperti akta umum notariil

biasa lain. Hal ini dilakukan dengan kesaksian Notaris dan 2 (dua)

orang saksi. Jika pewaris setelah menandatangani testamen

olografis tidak dapat menandatangani keterangan dia atas sampul

yang berisi testamennya atau akta van depot-nya, maka Notaris

harus menyebut ketidakmampuan itu dalam akta penyimpanan

seperti dalam akta Notaris lain. Jika Pewaris juga tidak dapat

menandatangani di atas sampul, sebaiknya testamen olografis itu

diserahkan terbuka kepada Notaris.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 26: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Dari Pasal 932 BW dinyatakan bahwa dalam penyimpanan testamen

olografis, Notaris harus membuat akta van depot testamen olografis. Akta van

depot testamen olografis adalah termasuk bagian dari akta notariil yang

merupakan salah satu kewenangan Notaris. Akta van depot testamen olografis

adalah tergolong akta Notaris dengan jenis akta relaas.

Akta van depot testamen olografis digolongkan sebagai akta relaas karena

dalam pembuatan akta tersebut Notaris bertindak secara subjektif untuk

menerangkan atau menberikan dalam jabatannya sebagai pejabat umum mengenai

kesaksian dari semua apa yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialaminya, yang

dilakukan oleh pihak pembuat wasiat dan Notaris mencatat dan menuangkan

dalam bentuk akta van depot testamen olografis. Jadi akta van depot testamen

olografis berisikan keterangan dari Notaris, yang menyatakan bahwa testamen

olografis yang telah ditulis sendiri oleh pembuat testamen dan telah disimpan oleh

Notaris tersebut yang telah membuat akta van depot testamen olografis.

Dalam akta van depot testamen olografis, menyatakan bahwa Notaris

adalah sebagai pihak yang menerima dan menyimpan testamen olografis tersebut

dan testamen olografis tersebut secara resmi telah diserahkan oleh pembuat

testamen kepada Notaris. Dengan demikian dapat dikatakan fungsi akta van depot

testamen olografis adalah berfungsi sebagai tanda bukti atau tanda terima. Apabila

dicermati, Notaris dalam kedudukannya sebagai pejabat umum yang membuat

akta van depot testamen olografis bertindak sebagai pihak yang menyimpan

testamen olografis tersebut, dan Notaris wajib bertanggung jawab terhadap

testamen olografis tersebut. Sehelai testamen olografis yang dibuat dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 27: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

diserahkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka mempunyai

kekuatan yang sama seperti testamen yang dibuat dengan akta umum Notariil

(Pasal 933 BW).

Testamen olografis dapat ditarik kembali dengan cara pembuatan akta

testamen lain, penarikan semacam ini disebut penarikan secara diam-diam

(stizwijgend). Jika seseorang peninggal testamen membuat testamen lebih dari

satu yang isinya berbeda satu sama lain. Dalam hal ini Pasal 994 BW,

menyatakan bahwa jika ada dua testamen yang berurutan yang isinya berbeda satu

sama lain, jika testamen yang terbaru tidak secara tegas mencabut testamen

sebelumnya, maka yang demikian hanya membatalkan ketetapan-ketetapan yang

termuat dalam testamen sebelumnya. Selain penarikan secara diam-diam, ada juga

penarikan testamen secara tegas (uitdrukkelijk), yaitu dilakukan dengan cara

pewaris setiap saat berhak untuk meminta kembali testamen tersebut dari Notaris

yang menyimpannya (pasal 934 BW), sebagai pertanggungjawabannya, seorang

Notaris harus membuat sehelai akta penyerahan kembali yang ditandatangani oleh

pembuat testamen, Notaris dan saksi seperti yang dilakukan pada akta notariil

lain. Jika testamen olografis dahulu telah diserahkan kepada Notaris itu secara

terbuka, maka dengan penyerahan kembali kepada pembuatnya, minuta akta

penyimpanan yang tertulis di atas kertas yang sama di bawah isi testamen, juga

diserahkan oleh Notaris pembuatnya.

Melalui penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka secara jelas dapat

disimpulkan bahwa testamen olografis dianggap telah dibuat pada tanggal

pembuatan akta van depot, walaupun akta olografis mempunyai tanggal lain.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 28: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Artinya testamen olografis dianggap berlaku sejak tanggal pembuatan akta van

depot testamen olografis yang dibuat Notaris, bukan sejak tanggal pembuatan

testamen olografis oleh pewaris. Dengan demikian yang menjadi dasar berlakunya

testamen olografis adalah sesuai tanggal penitipan bukan tanggal pembuatan.

Dalam sebuah kasus yang terjadi di Sulawesi Utara dimana pada satu

peristiwa kematian, pewaris membuat dua testamen sebelum meninggal.

Testamen yang pertama dibuat dan telah disahkan oleh Notaris Thelma Andries,

S.H. berkedudukan di Manado pada tanggal 24 Maret 1999.37 Kemudian pada

tahun 2000 pewaris membuat lagi testamen yang ditulis tangan dan ditanda

tangani sendiri oleh pewaris di hadapan Kepala Desa. Sebelum dititipkan kepada

Notaris untuk dibuatkan akta van depot pewaris sudah terlebih dahulu meninggal

dunia. Adanya dua testamen ini kemudian menimbulkan perbedaan pendapat

antara para ahli waris. Ahli waris lain ada yang berpendapat testamen pertama

yang sah untuk dilaksanakan, sedangkan yang lainya berpendapat testamen kedua

yang sah untuk dilaksanakan karena merupakan testamen yang terakhir.

Dilihat dari kacamata hukum, walaupun testamen kedua merupakan

testamen yang terakhir dibuat oleh pewaris, namun testamen olografis ini

memiliki cacat, yaitu tidak dititipkan pada Notaris. Testamen olografis yang tidak

dititipkan pada Notaris otomatis tidak memiliki akta van depot, sehingga testamen

ini dianggap tidak ada. Karena testamen olografis dianggap ada menurut tanggal

pembuatan Akta van Depot, bukan menurut tanggal pembuatan testamen

olografis. Dibandingkan dengan testamen yang pertama yang telah disahkan oleh

                                                            37 Wawancara dengan ahli waris Roy Runtuwene 27 Desember 2012

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI

Page 29: A. Sejarah Berlakunya Hukum Waris BW di Indonesiaadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/556/gdlhub-gdl-s2-2013-djoemalima-27769-7.-bab-i-9.pdf · BAB II BERLAKUNYA TESTAMEN OLOGRAFIS MENURUT

 

Notaris sehingga menjadi akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian

sempurna. Maka dengan demikian testamen yang pertama yang dapat

dilaksanakan, sedangkan testamen yang kedua dianggap tidak sah berdasarkan

pasal 994 BW. Karena dalam pencabutan testamen secara diam-diam, testamen

yang terakhir dalam pembuatannya harus memenuhi syarat dan prosedur menurut

undang-undang yang berlaku. Apabila ditemukan cacat dalam bentuknya maka

testamen yang terakhir menjadi tidak sah dan secara otomatis berlaku testamen

yang pertama dibuat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tesis KEKUATAN HUKUM TESTAMEN ...... MAUREEN PAULINA DJOEMALI