A SARI Y NITA - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/28846/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfya...
Transcript of A SARI Y NITA - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/28846/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfya...
PERBANDINGAN KUALITAS SOAL BUATAN GURU MATA PELAJARANPRODUKTIF AKUNTANSI ANTARA SEKOLAH YANGTERAKREDIASI A DAN TERAKREDIASI B JENJANG
SMK SWASTA JURUSAN AKUNTANSIDI KOTA TANGERANG
(Skripsi)
Oleh
APSARI YUNITA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
PERBANDINGAN KUALITAS SOAL BUATAN GURUAKUNTANSI ANTARA SEKOLAH
TERAKREDITASIA DAN B
Apsari Yunita, Edy Purnomo, dan Tedi RusmanPendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila
Jalan Prof. Dr.Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas butir soal buatanguru Akuntansi antara SMK Swasta Terakreditasi A dan Terakreditasi B. Metodepenelitian ini yaitu expost facto. Populasi penelitian ini yaitu seluruh hasil belajarsiswa ulangan Akhir Semeser Genap (butir soal buatan guru dan lembar jawabansiswa) dengan sampel yang digunakan sebanyak 6 sekolah dengan teknikpengambilan sampel cluster random sampling. Teknik pengumpulan datapenelitian ini dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan t-tes dua sampelindependen. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil (1) Kualitas soal yangditinjau dari tingkat kesukaran, daya beda, validitas, reliabilitas soal buatan guruUlangan pelajaran Akuntansi sekolah Terakreditasi A tidak lebih baik dariTerakreditasi B (2) Kualitas soal yang ditinjau dari efekivias pengecoh soalbuatan guru pelajaran Akuntansi pada sekolah Terakreditasi A lebih baik dariTerakreditasi B.
Kata kunci: Akreditasi,Akuntansi, Butir Soal, Guru
PERBANDINGAN KUALITAS SOAL BUATAN GURU MATA PELAJARANPRODUKTIF AKUNTANSI ANTARA SEKOLAH YANGTERAKREDIASI A DAN TERAKREDIASI B JENJANG
SMK SWASTA JURUSAN AKUNTANSIDI KOTA TANGERANG
Oleh
APSARI YUNITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialProgram Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Tangerang pada tanggal23 April 1995,
dengan nama ApsariYunita, sebagai anak pertama dari dua
bersaudara, putri dari pasangan Bapak Syamsul Rizal dan
IbuYurnidawati.
Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:
1. TK Al Anshoriyyin diselesaikan pada tahun 2001
2. SD Negeri Karawaci 8 Tangerang diselesaikan pada tahun 2007
3. SMP Negeri 6 Tangerang diselesaikan pada tahun 2010
4. SMK Pancakarya Tangerang diselesaikan pada tahun 2013
Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (PIPS) Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Pada
bulan Agustus 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Bali,
Bromo, Solo, Yogyakarta dan Bandung. Pada bulan Juli hingga Agustus 2016
penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-
KT) di Desa Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung
Tengah. Serta melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1
Anak Tuha Lampung Tengah selama 40 Hari.
PERSEMBAHAN
Pujisyukurkehadirat Allah SWT zat Yang Maha Sempurna dan junjungankunabi Besar Muhammad S.A.W atas izin dan ridho-Nya selesai sudah karya
Kecil ini yang kupersembahkan sebagai tanda cinta dan kasih sayangku kepada:
Ayahku dan IbukuYang senantiasa mencintaiku, menyayangiku, mendoakan untuk kesuksesanku,mengorbankan segalanya untuk kebahagianku, selalu ada disetiap langkahku,yang selalu menyebut namaku disetiap doa, dan membesarkanku penuh kasih
sayang. Terimakasih untuk segalanya.
Adikku (Siti Kurniasari)Tak apa kamu tak ada disini, semoga kita bisa bertemu di surga Allah SWT nanti
ya dek, perpisahan bukan akhir dari segalanya. I always love you.
Keluarga Besar Nenek Ali dan Nenek TanaYang selalu mendukungku, mendoakanku, menasehatiku, menyemangatiku dan
menyayangiku.
Onti dan OmkuSpecially Te Ija dan uncu Ipin yang selalu menyayangiku, mendoakanku, dan
menyemangatiku. Terimaksih untuk segalanya.
Prodi Pendidikan EkonomiYang menjadi tempat sejarah perjuanganku meraih gelar S1 selama 4 tahun
Almamater TercintaUniversitas Lampung
Motto
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu”(QS. Al-Baqarah: 45)
“There can be miracle when you believe”(Whiney Hutson)
“There is a will there is a way ”(Unknown)
“You will never change your life unless you change something youdaily”
(John C. Maxwel)
“Kamu harus berani hidup sendiri walaupun kamu taukamu tak akan hidup sendiri”
(Anif Riza )
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telahmelimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yangberjudul “Perbandingan Kualitas Soal Buatan Guru Mata PelajaranProduktif Akuntansi Antara Sekolah Yang Terakrediasi A DanTerakrediasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi Di KotaTangerang”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan doa,
bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk
itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih secara tulus kepada.
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja
Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, serta Pembimbing
II yang telah memberikan nasehat-nasehat dan mengarah kan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua ilmu, kebaikan dan nasehat
yang telah diberikan;
7. Bapak Dr. Edy Purnomo,M.Pd., selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik
(PA) terima kasih atas kesabaran, arahan, masukan, serta ketelitian dalam
membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik;
8. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku Penguji Skripsi sekaligus sosok yang selalu
menginspirasi terima kasih atas arahan, bimbingan, nasehat dan ilmu yang telah
bapak berikan;
9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan
IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya dan nasehat
kepada penulis;
10. Bapak dan Ibu bagian akademik FKIP Universitas Lampung;
11. Kak Wardani, M.Pd., terimakasih kak untuk bantuan, informasi, candaan &
semangatnya , jangan pernah bosan untuk menjadi tempat curahan hati mahasiswa
semester akhir;
12. Bapak Kepala Sekolah SMAN 1 Anak Tuha beserta guru- guru dan staff
terimakasih untuk ilmu yang diberikan;
13. Bapak Kepala Sekolah SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota Tangerang serta
guru- guru yang telah mengizinkan dan membantu peneliti selama penelitian
berlangsung;
14. Bapak dan Ibu Lurah Desa Negara Bumi Ilir, himpunan dan ajo beserta keluargaterimakasih untuk 40 hari yang menyenangkan di Desa Negara Bumi Ilir;
15. Kedua orang tuaku, Bapak Syamsul Rizal danIbu Yurnidawati. Terimakasih untuk
segalanya. I love youu;
16. Onti dan om ku ( buk ros, buk lida, buk lin, buk li, buk anum, buk ami, te ija, uncu
ipin, pak epi, pak jul, om rahmat, om dek, pak de bur, om asril, uncu jan, pak uo
mak, uo ema, mak edi, mak uo nen dan andeh, om iwann) terimakasih telah
merawat dan menjagaku serta mendoakanku selama ini. You’re my guardian angel;
17. My sis n bro della, vani, nuha, nisa, dita, dinda, sintia, sika, intan, ka tika, syauqi,
babang, endi, ilham, surya , yusuf, maher, rafa, amri, toni, rahmi, fauziah, deni,
bang bayu, bang hendri, khairat, ka winda, makasiiiih yaaaa kalian luar biasaa!!;
18. Sahabat-sahabatku Santi, Sylvia, Desnat, Bude Iis, Tasya, Elsa Yo, Lisa, Elsa Ul,
Defika, Rosi, Nci Vero, Gadis, Siti, Yunita, Hesti, Yola, Tiara Dhayu, Eka Puji,
Hijah, Tini, Intan, Irene, Ketrin, Ratna, dan yang tidak bisa ku sebutkan satu
persatu banyak sekali kenangan yang aku lalui bersama kalian dari sedih sampe
bahagia dan aku tidak akan pernah melupakannya. Aku tidak pernah menyesal
mengenal kalian jangan pernah berubah yaaa gengs semoga kita bisa selamanya
bersahabat;
19. My old Friends Rara, Hera, Imam, Icha terimakasih untuk perhatiannya,
semangatnya, kebersamaan, canda, tawa, keceriaan dan berbagai cerita, kita
barengan terus yaa gaes jangan pernah berubah;
20. Keluarga Kosan Princess Narumi Yunita, Febri, Rafi, Astri, Niken, Dila, dan lea
dan Masayu Squad my jombs amdavi sati, intan, dhayu, siti, yulia, yuni, sarah, dkk
makasih kebersamaanya selama ini ;
21. Edylicius 13 terimakasih untuk dukungan, bantuan, dan kebersamaan kita yang
terjalin selama masa bimbingan, semoga terus berlanjut;
22. Teman-teman Pendidikan Ekonomi Angkatan 2013, baik dari kelas Kekhususan
Ekonomi dan Kekhususan Akuntansi, terimakasih atas persahabatan dan
kebersamaan yang terjalin selama ini;
23. Teman KKN-PPL: Alam, Adam, Amel, Arum, Ibro, Nadia, Dilla, Sella,
terimakasih untuk dukungan dan kebersamaanya selama ini;
24. Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi dan para Econers;
25. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini;
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah
diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Aamiin.
Bandar Lampung, Oktober 2017
Penulis,
Apsari Yunita
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... ..9
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... ..9
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 13
G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 14
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
1. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 15
1. Evaluasi Hasil Belajar ................................................................. 15
a. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar .......................................... 37
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar .................................................17
c. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar..................................................18
d. Langkah- langkah Evaluasi Hasil Belajar ...............................19
e. Hal- hal yang Harus Diperhatikan
Dalam Evaluasi Hasil Belajar...................................................20
f. Teknik- Teknik Evaluasi Hasil Belajar ....................................21
2. Analisis Kualitas Butir Soal ....................................................... 24
a. Pengertian Analisis Butir Soal ............................................... 24
b. Tujuan Anlisis Butir Soal ........................................................ 24
c. Manfaat Analisis Butir Soal ................................................... 25
d. Teknik Analisis Butir Soal ......................................................26
3. Mata Pelajaran Akuntansi.............................................................37
a. Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi ......................................37
b. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akuntansi..........................38
c. Ruang Lingkup Akuntansi.......................................................39
4. Akreditasi Sekolah
a. Pengertian Akreditasi Sekolah...................................................39
b. Persyaratan Akreditasi Sekolah.................................................42
c. Tujuan Akreditasi Sekolah ....................................................... 42
d. Manfaat Akreditasi Sekolah .................................................... 43
e. Standar Penilaian Dalam Sekolah ........................................... 44
2. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 47
3. KerangkaBerfikir ................................................................................ 52
4. Hipotesis ............................................................................................. 55
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................................. 57
1. Desain Penelitian ......................................................................... 58
B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 59
1. Populasi ....................................................................................... 59
2. Sampel ......................................................................................... 59
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 61
1. Variabel Bebas (Independen) ...................................................... 61
2. Variabel Terikat (Dependen)....................................................... 61
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................. 61
1. Definisi Konseptual Variabel ....................................................... 61
2. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 61
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 65
F. Uji Persyaratan Analisis Data ........................................................... 65
1. Uji Normalitas ............................................................................. 65
2. Uji Homogenitas ......................................................................... 66
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 68
H. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 70
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 73
B. Deskripsi Data ................................................................................... 73
1. Deskripsi Data Hasil Analisis Butir Soal Tingkat
Kesukaran Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang ..................................................... 74
a. Data Tingkat Kesuakaran SMK Swasta Terakreditasi A ..... 74
b. Data Tingkat Kesuakaran SMK Swasta Terakreditasi B ..... 74
2. Deskripsi Data Hasil Analisis Butir Soal Daya Beda
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang ..................................................... 74
a. Data Daya Beda SMK Swasta Terakreditasi A..................... 74
b. Data Daya Beda SMK Swasta Terakreditasi B ..................... 74
3. Deskripsi Data Hasil Analisis Butir Soal Efektivitas
Pengecoh Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang ..................................................... 74
a. Data Efektivitas Pengecoh SMK Swasta Terakreditasi A .... 74
b. Data Efektivitas Pengecoh SMK Swasta Terakreditasi B .... 74
4. Deskripsi Data Hasil Analisis Butir Soal Validitas
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang ..................................................... 74
a. Data Validitas SMK Swasta Terakreditasi A ....................... 74
b. Data Validitas SMK Swasta Terakreditasi B ....................... 74
5. Deskripsi Data Hasil Analisis Butir Soal Reliabilitas
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang ..................................................... 74
a. Data Reliabilitas SMK Swasta Terakreditasi A ................... 74
b. Data Reliabilitas SMK Swasta Terakreditasi B ................... 74
6. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Butir Soal SMK Swasta yang
Terakreditasi A dan Terakreditasi B ............................................ 96
a. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................ 96
b. Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal ......................................... 97
c. Rekapitulasi Efektivitas Pengecoh Butir Soal ........................ 99
d. Rekapitulasi Validitas Butir Soal ...........................................101
e. Rekapitulasi Reliabilitas Butir Soal........................................102
C. Pengujian Pesyaratan Analisis Data.....................................................102
1. Uji Normalitas...............................................................................102
2. Uji Homogenitas ...........................................................................104
D. Pengujian Hipotesis..............................................................................105
E. Pembahasan..........................................................................................115
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 142
B. Saran ................................................................................................. 145
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HalamanTabel
1. Masalah yang Terjadi Di Lapangan Berdasarkan Hasil Observasidan Wawancara Terbuka.......................................................................8
2. Penelitian Relevan Dengan Variabel...................................................593. Desain Penelitian.................................................................................594. Sekolah yang Dijadikan Tempat Penelitian.........................................605. Uji Normalitas ....................................................................................666. Uji Homogenitas.................................................................................677. Kategori Tingkat Kesukaran SMK Swasta Terakreditasi A...............758. Kategori Tingkat Kesukaran SMK Swasta Terakreditasi B...............779. Kategori Daya Beda SMK Swasta Terakreditasi A............................7910. Kategori Daya Beda SMK Swasta Terakreditasi B.............................8111. Kategori Efektivitas Penecoh SMK Swasta Terakreditasi A..............8412. Kategori Efektivitas Penecoh SMK Swasta Terakreditasi B..............8713. Kategori Validitas SMK Swasta Terakreditasi A................................8914. Kategori Validitas SMK Swasta Terakreditasi B................................9115. Kategori Reliabilitas SMK Swasta Terakreditasi A............................9316. Kategori Reliabilitas SMK Swasta Terakreditasi B............................9517. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal........................................9618. Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal.....................................................9719. Rekapitulasi Efektivitas Pengecoh Butir Soal.....................................9920. Rekapitulasi Validitas Butir Soal.......................................................10121. Rekapitulasi Reliabilitas Butir Soal...................................................10222. Hasil Uji Normalitas Data .................................................................10323. Hasil Uji Homogenitas Data .............................................................10424. Hasil Pengujian Hipotesis 1 (Tingkat Kesukaran)............................10625. Hasil Pengujian Hipotesis 2 (Daya Beda) .........................................10826. Hasil Pengujian Hipotesis 3 (Efektivitas Pengecoh)..........................11027. Hasil Pengujian Hipotesis 4 (Validitas)..............................................11228. Hasil Pengujian Hipotesis 5 (Reliabilitas)..........................................113
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar
1. Kerangka Pikir Penelitian 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Daftar Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan Akuntansiyang Terakreditasi A
2. Daftar Sekolah Menengah Kejuruan Swasta JurusanAkuntansi yang Terakreditasi B
3. Soal Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017SMK Swasta yang Terakreditasi A dan Terakreditasi B
4. Hasil Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Genap TahunPelajaran 2016/2017SMK Swasta yang Terakreditasi A danTerakreditasi B
5. Data Uji Normalitas dan Homogenitas SMK Swasta Terakreditasi A6. Data Uji Normalitas dan Homogenitas SMK Swasta Terakreditasi B7. Data Analisis Tingkat Kesukaran SMK Swasta Terakreditasi A8. Data Analisis Tingkat Kesukaran SMK Swasta Terakreditasi B9. Data Analisis Daya Beda SMK Swasta Terakreditasi A10. Data Analisis Daya Beda SMK Swasta Terakreditasi B11. Data Analisis Efekivitas Pengecoh SMK Swasta Terakreditasi A12. Data Analisis Efekivitas Pengecoh SMK Swasta Terakreditasi B13. Data Analisis Validitas SMK Swasta Terakreditasi A14. Data Analisis Validitas SMK Swasta Terakreditasi B15. Data Analisis Reliabilitas SMK Swasta Terakreditasi A16. Data Analisis Reliabilitas SMK Swasta Terakreditasi B17. Hasil Uji Normalitas18. Hasil Uji Homogenitas19. Hasil Pengujian Hipotesis 1 (Tingkat Kesukaran)20. Hasil Pengujian Hipotesis 2 (Daya Beda)21. Hasil Pengujian Hipotesis 3 (Efekivitas Pengecoh)22. Hasil Pengujian Hipotesis 4 (Validitas)23. Hasil Pengujian Hipotesis 5 (Reliabilitas)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam
segala aspek. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai
tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling
mempengaruhi (Priatna: 2004). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) pendidikan ialah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Beberapa pendapat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha
pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspek (pengetahuan, sikap,
dan perilaku) yang dilakukan dengan sengaja melalui pelatihan dan
pengajaran untuk mendewasakan manusia dan mencapai tujuan tertentu yang
melibatkan faktor- faktor penting dan saling berkaitan satu sama lain
sehingga membentuk suatu sistem pendidikan.
2
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama seluruh lapisan masyarakat
mulai dari keluarga, pemerintah atau negara, dan masyarakat. Negara atau
pemerintah bertanggungjawab atas pendidikan nasional sebagimana yang
telah tercantum dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 “kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Oleh karena itu, pemerintah mengupayakan berbagai cara agar masyarakat
Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak, untuk menghasilkan output
atau sumber daya manusia yang berkualitas dan berguna bagi agama, bangsa
dan negara melalui lembaga pendidikan formal atau sekolah negeri yang
diawasi oleh Badan Akreditasi Sekolah. Selain pemerintah, masyarakat dalam
hal ini organisasi swasta, juga berpartisipasi meringankan beban pemerintah
dalam hal pendidikan dengan membentuk lembaga pendidikan atau sekolah
swasta yang memiliki visi dan misi sejalan dengan tujuan pendidikan
di Indonesia dan diawasi pula oleh Badan Akreditasi Sekolah. Baik lembaga
pendidikan swasta maupun negeri bersama-sama mewujudkan cita-cita
bangsa yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3
Dalam melaksanakan pendidikan di Indonesia pemerintah membentuk sistempendidikan dan menetapkan fungsi serta tujuan pendidikan nasionalsebagaimana yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem PendidikanNasional No. 20 Tahun 2003. “Pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab.”
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang- Undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tersebut mengarah-
kan peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan intelektual yang baik,
namun juga memiliki keterampilan untuk mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh dari pendidikan pada kehidupan sehari - hari, memiliki kemandirian
dan kecakapan yang menjadi bekal kehidupan di masa depan, serta mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki dengan berpegang teguh pada apa
yang diyakininya (agama), berbudi luhur, berahlak mulia, bertanggung jawab,
demokratis dan cinta tanah air. Nilai- nilai ini harus diterapkan dalam
pendidikan formal di Indonesia yaitu pada seluruh sekolah di Indonesia,
dengan cara pengimplementasian yang sesuai dengan kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikator pada jenjangnya masing- masing.
Selain menetapkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, pemerintah
menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk merencanakan,
melaksanakan serta melakukan pengawasan pendidikan, dan Standar
Kompetensi Lulusan untuk menentukan kriteria kualifikasi kompetensi
lulusan agar tercapai pendidikan yang bermutu (UU No.20 Tahun 2003 Pasal
35). Standar Kompetensi Lulusan pada setiap jenjang pendidikan berbeda-
4
beda, dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas / Sekolah Menegah Kejuruan dan Perguruan Tinggi.
Tujuan pendidikan SMK menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:4)
yaitu “menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif, yang
langsung dapat bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan
berbasis kompetensi”. Hal ini didukung dengan adanya Standar Kompetensi
Lulusan pada jenjang pendidikan kejuruaan. Peraturan Pemerintah No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab V pasal 26 ayat 3
menjelaskan “Standar Kompetensi Lulusan pada jenjang pendidikan kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut yang sesuai dengan kejuruannya”. Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Bisnis dan Manajemen membekali lulusannya berbagai pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sesuai dengan bidang kehaliannya pada Sekolah Menengah
Kejuruan jurusan Akuntansi.
Menurut Depdiknas (2003: 6), fungsi mata pelajaran Akuntansi adalahmengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, danbertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan,pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan danpenafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).Dan tujuan mata pelajaran Akuntansi yaitu membekali siswa lulusanSMK dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampumenerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi yangbenar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggiataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagikehidupan siswa.
5
Tyler dalam Purnomo (2015:10) “Evaluasi adalah proses penentuan sejauh
mana tujuan pendidikan telah tercapai.” Evaluasi hasil belajar digunakan
untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, yang telah
dirancang dan direncanakan sedemikian rupa pada awal tahun ajaran, serta
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
menindaklanjuti program atau kegiatan pemebelajaran di sekolah.
“Evaluasi hasil belajar meliputi dua kegiatan yaitu penilaian dan pengukuran”
Purnomo (2015:5). Melalui penilaian dan pengukuran hasil belajar guru dapat
mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan peserta didik dalam
berbagai macam aspek kognitif, afektif, psikomotorik pada pembelajaran
yang diberikan baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga guru dapat
membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan memilki
kemampuan rendah, kemudian mengambil tindakan untuk melakukan
remedial bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah atau memiliki nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan pengayaan untuk siswa
yang memiliki nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga
siswa dapat menuntaskan dan mendalami materi yang telah dipelajari.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar merupakan hal yang tak terlepas dari
evaluasi hasil belajar di sekolah. Menurut Arikunto dan Jabar dalam Purnomo
(2015: 5) Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu hal dengan
satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualiitatif (pernyataan naratif dalam kata- kata) dan nilai
berupa kuantitatif (berupa angka). Jadi, kegiatan mengukur lebih bersifat
6
kuantitatif dan kegiatan menilai lebih bersifat kualitatif. Penilaian dan
pengukuran harus bersifat objektif terhadap peserta didik atau objek yang
dinilai atau diukur, sehingga penilaian dan pengukuran dapat dijadikan bahan
pertimbangan yang relevan dalam mengambil tindakan selanjutnya
Guru sebagai pendidik yang mengajar dan mendidik peserta didik di sekolah
melakukan penilaian dan pengukuran hasil belajar peserta didik sebagai
bagian dari evaluasi hasil belajar. Oleh sebab itu penting bagi guru untuk
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai evaluasi hasil
belajar dalam menilai dan mengukur kemampuan siswa, sehingga
perencanaan, proses hingga hasil evaluasi belajar dapat dilaksanakan
sebagimana mestinya. Namun pada kenyataan di lapangan masih banyak guru
yang kurang memahami evaluasi dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan berbagai faktor, salah satunya karena tidak semua guru
merupakan lulusan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK).
Mengingat pentingnya penilaian dan pengukuran pada evaluasi pendidikan,
pemerintah juga melakukan penilaian dan pengukuran terhadap lembaga-
lembaga pendidikan di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia melalui akreditasi sekolah atau penilaian kelayakan sekolah. Hal ini
dimaksudkan agar sekolah dan warga sekolah menjadi termotivasi untuk
meningkatkan kualitas dalam berbagi aspek yang dinilai, yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
7
Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu yang dinilai dalam standar
penilaian. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 pasal 2 menjelaskan
penilaian pendidikan pada pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil
belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Hal ini didukung
dengan pasal 8 yang menjelaskan penilaian hasil belajar oleh pemerintah
dilakukan dalam bentuk ujian nasional dan bentuk lain yang diperlukan, pasal
7 ayat 1 menjelaskan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan
dalam bentuk ujian sekolah, dan pasal 6 menjelaskan penilaian hasil belajar
oleh pendidik dapat dibuat dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan
dan bentuk lain yang diperlukan.
Permendikbud nomor 23 tahun 2016 pasal 3 “Penilaian pendidikan pada
pendidikan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat soal- soal yang akan
diujikan untuk mengukur dan menilai kemampuan siswa yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu soal- soal yang akan diujikan kepada siswa harus berkualitas
agar dapat mengukur dan menilai kemampuan siswa secara efektif.
Kualitas butir soal menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian akreditasi
sekolah pada standar penilaian, yang dilihat dari segi kualitatif dan
kuantitatif. Segi kualitatif dinilai dari kesusaian indikator tes terhadap materi,
konstruksi dan bahasa atau budaya yang digunakan, sedangkan dari segi
kuantitatif diukur dari tingkat kesukaran soal, daya beda, efektivitas
pengecoh, validitas dan reliabilitas soal tersebut. Pengukuran dan penilaian
8
ini dilakukan dengan standar atau cara yang berbeda pada setiap bentuk soal
yang berbeda. Untuk itu penting dilakukan uji coba dan analisis butir soal
oleh guru sebelum mengujikan soal tersebut kepada peserta didik untuk
penilaian evaluasi hasil belajar agar diperoleh soal yang bermutu sebelum
digunakan. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara terbuka
dengan guru mata pelajaran Produktif Akuntansi jenjang SMK Swasta di
Kota Tangerang masih banyak guru yang belum melakukan analisis atau
menindaklanjuti hasil analisis tersebut untuk meningkatkan kualitas butir soal
yang diujikan kepada peserta didik dan mengasah kemampuan guru dalam
membuat soal yang berkualitas baik di sekolah yang terakreditasi A ataupun
di sekolah yang terakreditasi B.
Tabel.1 Masalah yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil observasidan wawancara terbuka
No Harapan Kondisi di Lapangan
1Guru melakukan analisis butirsoal dari segi kualitatif secaramenyeluruh
Terdapat beberapa guru yang belummelakukan analisis butir soal darisegi kuantitaif secara menyeluruh
2Guru melakukan analisis butirsoal dari segi kuantitatif secaramenyeluruh
Terdapat beberapa guru yang belummelakukan analisis butir soal darisegi kualititaif secara menyeluruh
3Guru menindaklanjuti hasil darianalisis butir soal
Terdapat beberapa guru yang belummenindaklanjuti hasil dari analisisbutir soal
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas
butir soal dengan judul “Perbandingan Kualitas Butir Soal Buatan Guru
Mata Pelajaran Produktif Akuntansi antara Sekolah yang Terakreditasi
A dan Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017”.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut.
1. Kualitas soal buatan guru yang diitinjau dari segi kualitatif ( kesesuaian
indikator tes terhadap materi, konstruksi bahasa dan budaya) pada mata
pelajaran Produktif Akuntansi belum diketahui secara menyeluruh
2. Kualitas soal buatan guru yang ditinjau dari segi kuantitatif pada mata
pelajaran Produktif Akuntansi belum diketahui secara menyeluruh
a. Tingkat kesukaran butir soal belum diketahui secara menyeluruh
b. Daya beda butir soal belum diketahui secara menyeluruh
c. Efektivitas pengecoh butir soal belum diketahui secara menyeluruh
d. Validitas butir soal belum diketahui secara menyeluruh
e. Relibilitas butir soal belum diketahui secara menyeluruh
3. Kurangnya kemampuan guru dalam menganalisis butir soal
4. Masih terdapat sejumlah guru mata pelajaran akuntansi yang bukan
lulusan LPTK
5. Guru belum menindaklanjuti soal yang telah dianalisis
6. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru untuk menganalisis butir soal
C. Pembatasan Masalah
Penelitiaan ini mengkaji tentang perbandingan kualitas soal buatan guru
secara kuantitatif pada mata pelajaran produktif Akuntansi antara sekolah
yang Terakreditasi A dan Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang tahun pelajaran 2016/2017.
10
Sesuai kajian tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada kualitas butir
soal buatan guru (soal pilihan jamak Ulangan Akhir Semester Genap) pada
mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi pada sekolah yang Terakreditasi A dan Terakreditasi B di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017 secara kuantitatif yang ditinjau dari
tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoah, validitas dan reliabiliitas
butir soal. Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian lebih
terarah, sehingga penelitian ini bisa menjadi penelitian yang relevan dan
gambaran yang diperoleh lebih jelas dengan data yang akurat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari tingkat
kesukaran butir soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran
Produktif Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih
baik dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017?
2. Apakah kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari daya beda butir
soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017?
11
3. Apakah kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari efektivitas
pengecoh butir soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran
Produktif Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih
baik dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017?
4. Apakah kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari validitas butir
soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017?
5. Apakah kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari reliabilitas butir
soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perbedaan kualitas butir soal ditinjau dari tingkat
kesukaran soal ulangan akhir semester genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII antara sekolah yang Terakreditasi A dan sekolah
yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
12
2. Untuk mengetahui perbedaan kualitas butir soal ditinjau dari daya beda
soal ulangan akhir semester genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII antara sekolah yang Terakreditasi A dan sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Untuk mengetahui perbedaan kualitas butir soal ditinjau dari efekivitas
pengecoh soal ulangan akhir semester genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII antara sekolah yang Terakreditasi A dan sekolah
yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
4. Untuk mengetahui perbedaan kualitas butir soal ditinjau dari validitas
soal ulangan akhir semester genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII antara sekolah yang Terakreditasi A dan sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
5. Untuk mengetahui perbedaan kualitas butir soal ditinjau dari reliabilitas
soal ulangan akhir semester genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII antara sekolah yang Terakreditasi A dan sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
13
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk.
a. Menambah wawasan tentang ilmu pendidikan bagi peneliti dan
masyarakat pada umumnya.
b. Memberikan sumbangan penting berupa pemikiran bagi perubahan
khasanah kajian ilmu evaluasi pendidikan dan penilaian sekolah,
khususnya dalam upaya meningkatan sumber daya manusia dan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi kajian atu penelitian
serupa pada lingkup yang lebihh luas.
c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
lebih lanjut lagi bagi pengembangan ilmu pendidikan.
2. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk.
a. Bagi guru, hasil penellitian ini akan memberikan informasi hal-hal
yang berhubungan dengan kualitas butir soal terkait dengan akreditasi
sekolah menengah kejuruan pada mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII di Kota Tangerang.
b. Dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang ingin melaksanakan
penelitian pendidikan.
14
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru SMK Swasta Jurusan Akuntansi kelas
XII Akuntansi
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah soal buatan guru dan lembar jawaban siswa
kelas XII Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Jurusan
Akuntansi yang Terakreditasi A dan yang Terakreditasi B di Kota
Tangerang
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2016/2017
5. Ilmu Penelitian
Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Evaluasi Hasil Belajar
a. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan angka yang diperoleh siswa yang telah
berhasil menuntaskan konsep- konsep mata pelajaran sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu tujuan proses
pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa di akhir
pembelajaran dengan Evaluasi Hasil Belajar. Tyler dalam Purnomo
(2015:10) “Evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan
pendidikan telah tercapai”. Sedangkan menurut Arikunto (2013: 3)
mengadakan evaluasi berarti meliputi dua kegiatan yaitu penilaian
dan pengukuran. Selain itu, Arifin (2014: 5) memaparkan bahwa
“evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan”.
16
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom dalam Sudjana
(2009: 22-29), yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.
Beberapa pendapat para ahli di atas menjelaskan evaluasi sangat
memegang peranan penting dalam pembelajaran. Evaluasi
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan nilai atau
kriteria dengan cara mengumpulkan informasi dan data untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan keputusan.
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program
pembelajaran yang telah dilaksanakan berjalan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil dari evaluasi yang telah
dilakukan dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk membuat
kebijakan atau mengambil keputusan. Pada proses pembelajaran yang
ada di sekolah guru bertanggung jawab atas evaluasi hasil belajar
siswa oleh sebab itu penting bagi guru untuk memahami secara
benar evaluasi hasil belajar siswa untuk mengambil tindakan
selanjutnya.
Kegiatan evaluasi hasil belajar meliputi dua aspek yaitu pengukuran
dan penilaian yang dilakukan oleh guru guna mengetahui tercapai
atau tidaknya tujuan belajar dan mengukur kemampuan siswa,
sehingga dapat dilakukan penanganan- penanganan terhadap siswa.
17
Siswa yang telah tuntas dengan nilai yang memuaskan diberikan
pengayaan agar dapat mendalami materi yang telah dipelajari
sebelumnya, siswa yang belum tuntas diberikan remedial atau
pengulangan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satunya yaitu
instrument yang dibuat oleh guru untuk mengukur ataupun menilai
hasil belajar peserta didik. Instrumen yang dibuat oleh guru biasanya
berbentuk soal tes ataupun non tes yang diberikan pada peserta didik
di akhir kegiatan pembelajaran seperti pada ulangan harian, ujian
tengah semester, dan ulangan akhir semester. Soal- soal yang akan
dijadikan alat untuk menilai dan mengukur kemampuan peserta didik
haruslah dianalisis terlebih dahulu baik secara kualitatif maupun
kuantitatif yang ditinjau dari tingkat kesukaran, daya beda,
reliabiiltas, validitas, dan efektifitas pengecohnya, agar soal tersebut
dapat dikatakan berkualitas. Sehingga kegiatan evaluasi pembelajaran
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Daryanto (2014: 14) fungsi evaluasi dapat ditinjau dari
beberapa segi dalam dunia pendidikan, antara lain.
1. Evaluasi berfungsi sebagai selektif. Guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi ini dapat
digunakan untuk berbagai tujuan seperti penerimaan beasiswa,
kenaikan kelas dan sebagainya.
2. Evaluasi berfungsi diagnostik. Evaluasi yang dilakukan dengan
menggunakan alat yang memenuhi persyaratan maka guru akan
dapat mengetahui kelemahan siswa dan penyebab kelemahan.
18
3. Evaluasi sebagai penempatan. Setiap siswa memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Guru melakukan evaluasi terhadap siswanya
untuk menentukan di kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi
hampir sama akan berada dalam kelompok yang sama.
4. Evaluasi sebagai pengukuran keberhasilan. Evaluasi digunakan
untuk mengetahui sejauh mana suatu program di sekolah berhasil
diterapkan.
Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan evaluasi memiliki banyak
fungsi dalam dalam pendidikan yaitu sebagai seleksi, mendiagnosis
penyebab kelemahan dan kelebihan siswa, penempatan dan
pengelompokkan siswa dengan kemampuan yang berbeda serta
sebagai pengukur keberhasilan peserta didik.
c. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi pendidikan ada dua, yaitu.
a) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau
taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.
b) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
2) Tujuan Khusus
a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak
mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta
didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya
masing-masing.
b) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan
ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya. Anas
Sudijono (2012: 16-17)
19
Berdasarkan pendapat di atas umumnya evaluasi bertujuan sebagai
penghimpun data keterangan yang dijadikan sebagai bukti
perkembangan atau kemajuan yang peserta didik evaluasi, juga untuk
mengetahui efektivitas metode pembelajaran yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara khusus evaluasi
merupakan kegiatan yang merangsang atau memotivasi peserta didik
untuk lebih baik lagi dalam belajar dan memotivasi guru untuk
menemukan faktor penyebab keberhasilan atau ketidakberhasilan
peserta didik sehingga dapat ditemukan solusinya
d. Langkah- langkah Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Anas Sudijono (2012: 59-62) secara garis besar langkah-
langkah kegiatan evaluasi hasil belajar terdapat enam langkah pokok.
1) Menyusun rencana evaluasi hasil belajar.
Sebelum melakukan kegiatan evaluasi setiap guru harus melakukan
perencanaan. Perencanaan evaluasi hasil belajar umumnya
mencakup beberapa kegiatan yaitu merumuskan tujuan
dilaksankannya evaluasi, menetapkan aspek yang akan dinilai,
memilih teknik yang digunakan, menyusun alat yang digunakan
untuk mengukur dan menilai, menentukan tolak ukur atau kriteria
penilaian, menentukan berapa banyak dan waktu kegiatan evaluasi
hasil belajar akan dilakukan.
2) Menghimpun data.
Kegiatan dari menghimpun data ini adalah melaksanakan
pengukuran, misalnya dengan melakukan tes apabila menggunakan
teknik tes. Guru dapat melakukan wawancara, pengamatan atau
dengan angket apabila menggunakan teknik non tes.
3) Melakukan verifikasi data.
Setelah data telah terkumpul maka perlu diverifikasi atau disaring.
Kegiatan verifikasi ini dilakukan guna memisahkan data yang dapat
memberikan gambaran mengenai individu atau sekelompok
individu yang dievaluasi dan data yang kurang memberikan atau
mengaburkan gambaran apabila data tersebut ikut diolah.
20
4) Mengolah dan menganalisis data.
Setelah data diverifikasi perlu dilakukan analisis terhadap data
tersebut. Analisis data dilakukan guna memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dikumpulkan. Data dapat diolah
dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik dan/atau non
statistik, tergantung dari jenis data yang akan diolah.
5) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan.
Setelah data diolah dan dianalisis maka dapat dilakukan interpretasi
terhadap hasilnya. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil
evaluasi maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan
yang dilakukan tentunya mengacu pada tujuan dilakukan evaluasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
6) Tindak lanjut hasil evaluasi.
Data hasil evaluasi yang telah disusun, diolah, dianalisis dan ditarik
kesimpulan dapat diketahui makna yang terkandung di dalamnya.
Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengambil
keputusan dan menentukan kebijakan-kebijakan sebagai tindak
lanjut dari kegiatan evaluasi.
Langkah- langkah dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
merupakan hal yang sangat urgensi bagi guru untuk mengetahui dan
dapat menerapkannya dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
Secara umum terdapat enam langkah pokok dalam evaluasi hasil
belajar pesrta didik yaitu menyusun rencana evaluasi hasil belajar,
menghimpun data, melakukan verifikasi data, mengolah dan
menganalisis data, memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan,
dan menindaklanjuti hasil evaluasi belajar.
e. Hal- hal yang Harus Diperhatikan Dalam Evaluasi Hasil Belajar
Guru harus memperhatikan hal-hal teknis dalam melaksanakan
evaluasi hasil belajar, antara lain.
1. Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas
abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian
dan interpretasi hasil penilaian.
2. Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses
pembelajaran.
21
3. Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus
menggunakan berbagai alat ( instrumen) , baik yang berbentuk tes
maupun non tes.
4. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.
5. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan
kreatifitas peserta didik, proyek, dan portofolio.
6. Objek penilaian harus mencangkup aspek pengetahuan,
keterapilan, sikap dan nilai – nilai.
7. Penilaian harus mengacuh kepada prinsip diferensiasi, yaitu
memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa
yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat dilakukan.
8. Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, guru harus berlaku
adil dan bersikap jujur kepada semua peserta didik, serta
bertanggung jawab kepada semua pihak.
9. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut
10. Penilaian harus berorientasi pada kecakapan hidup dan bersifat
mendidik.
Selain penerapan langkah- langkah evaluasi hasil belajar yang harus
dikuasai oleh guru, guru juga harus memperhatikan banyak hal yang
menjadi faktor- faktor yang mempengaruhi penilaian dan pengukuran
dalam evaluasi hasil belajar peserta didik, agar evaluasi hasil belajar
dapat berfungsi sebagaimana mestinya
f. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran disekolah
dikenal dua macam teknik yaitu teknik tes dan non tes (Anas
Sudijono,2012: 62).
1. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi yang bersifat resmi karena terdapat batasan-batasan.
Sebagai alat pengumpul informasi maka suatu alat tes harus
disusun secara khusus. Pada konteks pendidikan tes mempunyai
dua fungsi yaitu untuk mengukur siswa dan mengukur
keberhasilan program pengajaran.
22
Ditinjau dari segi mengukur siswa maka tes dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu.
a) Tes diagnostik
Seorang guru tentunya harus memberikan bantuan dan
bimbingan kepada siswa agar siswanya dapat mencapai
kemajuan. Untuk mengetahui bantuan dan bimbingan yang
diperlukan siswa, seorang guru perlu mengadakan tes yang
bertujuan untuk mengadakan diagnosis. Tes ini disebut tes
diagnostik.
b) Tes formatif
Pada tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program
tertentu. Tes formatif dilakukan pada akhir setiap program.
Di sekolah tes formatif diwujudkan dalam bentuk ulangan
harian.
c) Tes sumatif
Tes ini dilakukan setelah berakhirnya serangkaian program.
Di sekolah tes sumatif disamakan dengan ulangan akhir
semester.
Arikunto (2015: 122) suatu tes dikatakan sebagai alat pengukur
yang baik harus memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas, dan ekonomis.
1. Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila tes itu dapat
tepat mengukur apa yang hendak diukur. Artinya tes yang
hendak diberikan kepada peserta didik harus dapat menjadi alat
ukur terhadap tujuan yang sudah ditentukan.
2. Realibilitas
Realibilitas berasal dari kata reliability, reliable yang artinya
dapat dipercaya, berketepatan. Sebuah tes dikatakan memiliki
reliabilitas apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan
ketetapan. Artinya, jika peserta didik diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap
berada pada urutan yang sama dalam kelompoknya.
3. Objektivitas
Objektivitas dalam pengertian sehari-hari berarti tidak
mengandung unsur pribadi. Kebalikanya adalah subyektivitas,
yang berarti terdapat unsur pribadi. Jadi, sebuah tes dikatakan
objektif apabila tes itu dilaksanakan dengan tidak ada faktor
pribadi yang mempengaruhi, terutama pada sistem scoring.
4. Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi
apabila tes tersebut bersifat praktis. Artinya, tes itu mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaanya, dan di lengkapi petunjuk
yang jelas sehingga dapat diberikan atau diawali oleh orang
lain dan juga mudah dalam membuat administrasinya.
23
5. Ekonomis
Tes memiliki sebutan ekonomis apabila pelaksanaan tes itu
tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga
yang banyak, dan waktu yang lama.
Tes yang baik adalah tes yang data mengukur dengan tepat apa
yang hendak diukur atau valid, dan dapat dipercaya, objektif atau
tidak terpengaruh, dilaksanakan, mudah pemeriksaanya, dan di
lengkapi petunjuk yang jelas, dan ekonomis
2. Teknik Non Tes
Ada beberapa teknik non tes, yaitu.
a) Skala bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap suatu hasil penilaian atau pertimbanagn. Pada
umumnya angka-angka yang digunakan diterapkan pada
skala dengan jarak yang sama dan diletakkan secara
bertingkat dari angka yang rendah ke angka yang tinggi.
b) Kuesioner
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (angket). Dengan kuesioner
orang dapat diketahui tentang keadaannya, data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap dan lain sebagainya.
Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi.
1. Ditinjau dari siapa yang menjawab, yaitu.
(a) Kuesioner langsung
(b) Kuesioner tidak langsung
2. Ditinjau dari segi cara menjawab, yaitu.
(a) Kuesioner tertutup
(b) Kuesioner terbuka
3. Daftar cocok
c) Wawancara
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan tanya jawab
secara sepihak. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek
evaluasi.
d) Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis.
e) Riwayat hidup
Riwayat hidup merupakan daftar atau gambaran tentang
keadaan seseorang selama masa hidupnya. Dengan riwayat
hidup akan dapat menarik kesimpulan tentang seseorang.
24
Secara garis besar teknik evaluasi hasil belajar ada dua cara yaitu
dengan tes dan non tes, yang keduanya memiliki kegunaan
masing- masing sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Analisis Kualitas Butir Soal
a. Pengertian Analisis Butir Soal
Menurut Nitko “Menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan
yang harus dilakukan tester untuk meningkatkan mutu soal yang telah
ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan,
penggunaan informasi dari jawaban testee untuk membuat keputusan
tentang setiap penilaian” dalam Purnomo (2015:112)
Analisis butir soal sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas soal
dan kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menganalisis butir soal meliputi kegiatan pengumpulan, peringkasan,
penggunaan informasi dari jawaban untuk membuat keputusan tentang
setiap penilaian.
b. Tujuan Analisis Butir Soal
Tujuan analisis butir soal adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap
butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan
untuk menguji kemampuan peserta didik atau testee dalam evaluasi
hasil belajar.
25
“Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi
setepat- tepatnya sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu dapat
menentukan peserta didik mana yang menguasai materi (tuntas) dan
yang belum menguasai materi (belum tuntas)” (Suprananto: 2012).
c. Manfaat Analisis Butir Soal
Menurut Nitko dalam Purnomo (2015: 112-113) manfaat penelaahan
analisis butir soal adalah.
1. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang
diharapkan
2. Memberi masukan kepada peserta didik/ testee tentang kemampuan
dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas
3. Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan testee
4. Memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan
kurikulum
5. Merevisi materi yang dinilai atau diukur
6. Meningkatkan keterampilan penulisan soal
Ada beberapa alasan mengapa diperlukan analisis butir soal.
Menurut Asmawi Zainul, dkk dalam Purnomo (2015: 113) alasan
tersebut antara lain.
a. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes,
sehingga dapat dilakukan seleksi dan revisi butir soal.
b. Untuk menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal
secara lengkap, sehingga akan lebih memudahkan bagi pembuat
soal dalam menyusun perangkat soal yang akan memenuhi
kebutuhan ujian dalam bidang dan tingkat tertentu.
c. Untuk segera dapat mengetahui masalah yang terkandung dalam
butir soal, seperti: kemenduaan butir soal, kesalahan meletakkan
kunci jawaban, soal yang terlalu sukar dan terlalu mudah, atau
soal yang mempunyai daya beda rendah, untuk mengambil
keputusan apakah butir soal yang bermasalah itu akan
digugurkan atau direvisi guna menentukan nilai peserta didik.
d. Untuk dijadikan alat guna menilai butir soal yang akan
disimpan dalam kumpulan soal.
e. Untuk memperoleh informasi tentang butir soal sehingga
memungkinkan untuk menyusun beberapa perangkat soal yang
paralel. Penyusunan perangkat seperti ini sangat bermanfaat bila
akan melakukan ujian ulang atau mengukur kemampuan beberapa
kelompok peserta tes dalam waktu yang berbeda.
26
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan manfaat analisis butir
soal yaitu untuk memperoleh informasi tentang kualitas butir soal itu
dan memberikan masukan serta motivasi bagi guru untuk dapat
membuat soal yang berkualitas pada evaluasi hasil belajar selanjutnya.
Analisis butir soal juga memberikan masukan- masukan pada aspek
tertentu dalam pengembang kurikulum.
d. Teknik Analisis Butir Soal
Menurut Popham dalam Purnomo, (2015: 114) kualitas butir soal
terbagi menjadi dua, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif berkaitan dengan isi dan bentuk sedangkan analisis
kuantitatif berkaitang dengan ciri- ciri statistik atau prosedur
peningkatan secara judgment dan secara empirik. Werdiningsih (2015)
a. Teknik Analisis Secara Kualitatif
Dalam melakukan analisis secara kualitatif setiap soal ditelaah dari
segi materi, konstruksi, bahasa, kunci, jawaban, dan pedoman
penskorannya. Dalam penelaahan setiap butir soal, perlu
mempersiapkan bahan- bahan penunjang seperti kisi- kisi tes,
kurikulum yang digunakan, dan buku sumber.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganallisis butir
soal secara kualitatif, yaitu.
1. Teknik Moderator
Teknik moderator yaitu teknik berdiskusi dengan dipandu dan
ditengahi seorang moderator yang berkompeten. Setiap butir
soal didiskusikan secar bersama- sama setidaknya beberapa
ahli atau beberapa guru yang mengajarkan materi, ahli
penilaian, dan ahli bahasa. Para penelaah diminta untuk
mengkritisi untuk memperbaiki berdasrkan bidang keahliannya.
Setiap masukan dan kritik dari peserta dicatat oleh notulen.
Kelemahan teknik moderator yaitu memerlukan waktu yang
lama untuk mendiskusikan setiap satu butir soal.
27
2. Teknik Panel
Penelaah diberikan butir soal yang akan ditelaah,format
penelaahan, dan pedoman penilaian. Para penelaah diminta
untuk memperbaiki langsung pada teks soal jika dianggap
tidak/ kurang baik , tepat dan memberikan komentarnya serta
memberikan nilai pada setiap butir soal yang kriterianya adalah
baik, direvisi atau diganti.
b. Teknik Analisis Secara Kuantitaif
Analisis kuantitatif pada butir soal mengkaji tentang tingkat
kesukaran, daya beda butir soal, efektifitas pengecoh, validitas,
reliabilitas.
1. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit (Arikunto, 2013: 222). Soal yang terlalu mudah
tidak dapat merangsang siswa untuk mengembangkan
kemampuannya dalam memecahkan soal tersebut. Soal
yang terlalu sulit akan membuat siswa menjadi putus asa
untuk mencoba lagi karena di luar kemampuan siswa.
Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan
tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan
butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk
keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran tinggi, dan untuk keperluan diagnostik biasanya
digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah.
28
Untuk menguji kesukaran soal digunakan rumus.
P =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab dengan betul
JS = jumlah seluruh peserta tes
(Daryanto, 2014: 181)
Sementara itu klasifikasi indeks kesukaran menggunakan
pedoman sebagai berikut (Sudjana, 2010: 137).
P : 0,00 – 0,30 : Sukar
P : 0,31 – 0,70 : Sedang
P : 0,71 – 1,00 : Mudah
Indeks kesukaran suatu butir yang baik terletak dalam
kategori sedang yakni pada interval 0,31 – 0,70. Pada interval
ini, informasi tentang kemampuan siswa akan diperoleh
secara maksimal.
2. Daya Beda
Daya pembeda merupakan kemampuan pada setiap butir soal
untuk membedakan antara siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi dan kemampuan rendah (Daryanto, 2008:
183). Didukung dengan pendapat Arifin (2014: 273) yang
memaparkan bahwa “perhitungan daya pembeda adalah
pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu”.
29
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda
adalah.
Di mana:
J = jumlah peserta tes
ЈA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(P sebagai indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2013: 228-229)
Klasifikasi indeks daya beda menurut Arikunto (2013: 232)
adalah:
D = 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D = 0,21 – 0,40 : cukup (satistifactory)
D = 0,41 – 0,70 : baik (good)
D = 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja.
3. Efektivitas Pengecoh
Purnomo (2015: 130), Instrumen berbentuk tes dan objektif,
selain harus memnuhi syarat memiliki tingkat kesulitan dan
daya beda, juga harus memiliki pengecoh atau distraktor yang
efektif. Yang disebut dengan pengecoh adalah pilihan jawaban
yang bukan merupakan kunci jawaban (jawaban benar).
30
Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata
oleh testee yang menjawab salah, sebaliknya butir soal yang
kurang baik pengecohnya akan dipilih secara tidak merata.
Efektivitas Pengecoh merupakan option atau pilihan
jawaban yang lain dari jawaban yang benar. Suatu option
disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau tujuan
disajikannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa
setiap option yang disajikan masing- masing mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dipilih, jika tes menjawab soal
itu dengan spekulasi.
Pengecoh dikatakan dapat menjalankan fungsinya dengan baik
apabila pengecoh tersebut dipilih sekurang-kurangnya 5% dari
seluruh peserta tes. Pengecoh yang telah menjalankan
fungsinya dengan baik dapat digunakan kembali pada
tes yang akan datang. Apabila suatu alternatif pilihan
jawaban yang salah memiliki indeks pengecoh lebih dari 0,05
maka alternatif jawaban tersebut berfungsi dengan baik.
Indeks pengecoh diitung dengan rumus.
IP =
( ) ( ) 100%
Keterangan:
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang mengikuti tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = jumlah pilian benar
31
Adapun kriteria kualitas pengecoh berdasarkan indeksnya
adalah sebagai berikut.
76% - 125% = sangat baik
51% - 75% atau 126% -150 = baik
26% - 50% atau 151% - 175% = kurang baik
0% -25% atau 176% - 200% = jelek
Lebih dari 200% = sangat jelek
(Purnomo, 2015: 130-131)
Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir soal
tertentu (sesuai kunci jawaban), maka IP = 0 yang berarti soal
tersebut jelek. Dengan demikian pengecoh tidak berfungsi.
4. Validitas
Purnomo (2015:132), validitas berkenaan dengan ketepatan
alat ukur terhadap gejala yang diukur, sehingga betul- betul
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tidak berlaku
universal karena bergantung pada situsi dan tujuan
pengukuran. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu belum berarti valid untuk tujuan lainnya. Validitas
merupakan produk validasi. Validasi adalah suatu proses yang
dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk
mengumpulkan data secara empiris guna mendukung
kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan
validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur
sasaran ukurnya. Menurut Surapranata (2005: 50) validitas
adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana
tes yang telah mengukur apa yang seharusnya diukur.
32
Menurut Sudijono (2012: 163) terdapat dua macam validitas
yaitu validitas tes dan validitas item.
a) Validitas Tes
Validitas tes merupakan pengukuran yang digunakan
untuk soal yang akan digunakan secara keseluruhan.
Pengukuran validitas tes dapat dilakukan secara rasional
dan secara empirik.
(1) Validitas rasional
Anas Sudijono (2012: 164) memaparkan bahwa
“validitas rasional adalah validitas yang diperoleh
atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh
dengan berpikir secara logis”. Jadi suatu tes
dikatakan memiliki validitas rasional apabila setelah
dilakukan analisis secara rasional menunjukkan
bahwa tes hasil belajar tersebut memang dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada dua
macam validitas rasional yang dapat dicapai sebuah
instrumen yaitu validitas isi dan validitas konstruksi.
(a) Validitas isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan
instrumen mengukur isi yang akan diukur.
Purnomo (2015:132), validitas isi menunjuk
pada suatu kondisi sebuah instrumen yang
disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang
dievaluasi. Validitas isi merupakan validitas
yang dilihat dari segi isi tes sebagai alat
pengukur hasil belajar (Anas Sudijono, 2012:
164). Suatu tes dikatakan memiliki validitas
isi apabila tes tersebut dapat mewakili
secara representatif bagi seluruh materi pelajaran
yang akan diujikan. Cara yang ditempuh dalam
menetapkan sampel tes adalah dengan memilih
materi yang esensial berdasarkan urgensi,
kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian.
(b) Validitas konstruksi
Validitas konstruk menunjuk pada suatu kondisi
sebuah instrumen yang disusun berdasarkan
konstrak aspek-aspek kejiwaan yang
seharusnya dievaluasi. Konstruk merupakan
sesuatu yang berkaitan dengan fenomena dan
objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat
diamati dan diukur (Surapranata, 2005:53).
Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas
konstruk apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berpikir yang ada di dalam Tujuan
33
Instruksional Khusus (TIK). Sekarang Tujuan
Instruksional Khusus dikenal sebagai indikator.
Dengan adanya indikator dari setiap konsep,
maka bangun pengertian akan terbangun dan
terlihat jelas dan memudahkan dalam
menetapkan cara pengukurannya.
(2) Validitas Empirik
“Validitas empirik adalah validitas yang
bersumber pada atau diperoleh atas dasar
pengamatan dilapangan” (Sudijono, 2012: 167).
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas
empirik apabila sudah diuji dari pengalaman atau
pengamatan di lapangan, dan terbukti bahwa tes
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validitas empirik dapat dilihat dari dua segi
yaitu validitas ramalan dan validitas bandingan.
(a) Validitas ramalan
Validitas prediksi menunjuk pada hubungan
antara tes skor yang diperoleh peserta tes
dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu
mendatang (Surapranata, 2005: 54). Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas prediksi apabila
mempunyai kemampuan
untuk meramalkan yang akan terjadi pada masa
mendatang.
(b) Validitas bandingan
Validitas bandingan juga dapat disebut sebagai
validitas ada sekarang (Sudijono, 2012:177).
Tes dikatakan memiliki validitas bandingan
apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang
sama secara tepat telah mampu menunjukkan
adanya hubungan yang searah antara tes
pertama dengan tes yang dilakukan
berikutnya.
b) Validitas item
Validitas item merupakan suatu ketepatan mengukur
yang dimiliki oleh instrumen tes pada tiap butirnya yang
menjadi bagian tak terpisahkan dari tes secara
keseluruhan, dalammengukur apa yang seharusnya
diukur oleh tes tersebut (Sudijono, 2012: 182).
34
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas apabila tes
tersebut dapat mengukur objek yang seharusnya diukur dan
sesuai dengan kriteria tertentu. Validitas berkaitan dengan hasil
ukur, menunjukkan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai
denγgan tujuan pengukuran yang akan dilakukan.
Untuk menguji validitas soal digunakan rumus:
√
Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi
item yang dicari validitasnya
= standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
(
)
Q = proporsi siswa yang menjawab sala (q = 1 - p)
(Arikunto, 2013: 93)
Indeks korelasi point biseral ( ) yang diperbolehkan dari
hasil perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf
signifikan 5% sesuai jumlah lembar jawaban siswa yang
diteliti. Apabila ( ) ≥ r tabel maka butir soal tersebut valid.
35
5. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2013: 100) “pengertian reliabilitas tes,
berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes”. Didukung
dengan pendapat Arifin (2014: 258) bahwa reliabilitas
merupakan tingkat atau derajat konsistensi dari suatu alat
pengukur atau instrumen.
Reliabilitas memiliki dua keajegan. Keajegan yang pertama
adalah keajegan internal, yakni tingkat sejauh mana butir soal
itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk
Keajegan yang kedua yaitu keajegan eksternal yakni tingkat
sejauh mana skor dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan
orang yang diukur belum berubah (Surapranata, 2005: 90).
Menurut Arikunto (2013: 105-107) ada tiga macam metode
menghitung reliabilitas, yaitu:
a) Metode bentuk paralel (equivalent)
Pada metode bentuk paralel, reliabilitas yang dihitung
adalah reliabilitas dari dua buah tes yang paralel yaitu dua
buah tes tersebut mempunyai tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan yang sama tetapi memiliki butir-butir soal yang
berbeda. Kedua tes paralel tersebut diteskan pada kelompok
siswa yang sama kemudian hasilnya dikorelasikan. Jika
mendapatkan nilai koefisien yang tinggi maka tes paralel
tersebut sudah reliabel.
36
b) Metode tes ulang (test-retest method)
Metode tes ulang merupakan suatu bentuk metode tes,
dicobakan atau diujikan sebanyak dua kali pada kelompok
siswa yang sama namun pada waktu yang berbeda. Hasil
dari kedua kali tes tersebut kemudian dihitung korelasinya
untuk mendapatkan nilai reliabilitasnya.
c) Metode belah dua (split-half method)
Metode tes belah dua merupakan metode satu bentuk tes
diujikan dalam satu kelompok siswa pada waktu tertentu,
kemudian kelompok tersebut dibagi ke dalam dua
kelompok.
Reliabilitas untuk soal pilihan ganda dihitung dengan
rumus K-R. 21.
=
(
)
Keterangan:
r11= reliabilitas secara keseluruhan
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q=1-p)
pq = jumlah antara perkalian p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (Arikunto, 2013: 115).
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien
reliabilitas tes pada umumnya digunakan patokan sebagai
berikut (Sudijono, 2012: 209).
a. Apabila sama dengan atau lebih besar daripada
0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji
reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas
tinggi (= reliable).
b. Apabila lebih kecil dari pada 0,70 berati bahwa tes
hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-
reliable).
37
Berdasarkan pendapat tersebut, maka reliabilitas dapat
diartikan sebagai ketetapan, keajegan konsistensi alat ukur
tersebut dalam mengukur suatu objek dengan, hasil
pengukuran dengan tes yang sama pada waktu yang berbeda.
Sebuah instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas
yang tinggi apabila dapat dengan ajeg memberikan data yang
sesuai dengan kenyataan.
3. Mata Pelajaran Akuntansi
a. Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi
Secara umum Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang
digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi
keuangan. Proses Akuntansi meliputi mengidentifikasi, mencatat, dan
menafsirkan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah
organisasi kepada para pemakainya.
Menurut Depdiknas (2003: 6), akuntansi merupakan bahan kajian
mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan
dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam
rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang
keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (akuntansi perusahaan),
pemerintah (akuntansi pemerintah), ataupun organisasi masyarakat
lainnya (akuntansi publik).
Mata Pelajaran Produktif Akuntansi yaitu bidang kajian di sekolah
menengah kejuruan dengan materi- materi yang berisi tentang
kegiatan atau produktifitas bidang Akuntansi dan segala hal yang
berhubungan dengan akuntansi. Pada Kurikulum 2013 mata pelajaran
38
Produktif Akuntansi terbagi lagi menjadi beberapa kelompok yaitu,
dasar bidang keahlian (pengantar Akuntansi dan bisnis, pengantar
administrasi perkantoran, pengantar keuangan dan akuntansi) dasar
program keahlian (simulasi digital, etika profesi, dasar- dasar
perbankan, paket program pengolah angka (spreadsheet) dan paket
keahlian Akuntansi (Akuntansi perusahaan dagang, Akuntansi
keuangan, komputer akuntansi, Akuntansi perusahaan manufaktur,
administrasi pajak). Pada kelas X siswa belajar dasar bidang keahlian
dan dasar program keahlian, di kelas XI siswa belajar dasar bidang
keahlian dan paket keahlian akuntansi, dan di kelas XII siswa belajar
paket bidang keahlian akuntansi.
Jadi pembelajaran Akuntansi adalah proses membuat orang belajar
atau rangkaian kejadian yang mempengaruhi siswa sehingga proses
belajarnya dapat berlangsung mudah untuk menyampaikan
sekumpulan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan
Akuntansi yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai
beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.
b. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akuntansi
Depdiknas (2003: 6), fungsi dan tujuan mata pelajaran Akuntansi
adalah sebagai berikut.
Fungsi mata pelajaran Akuntansi yaitu mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan
bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan,
pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan
dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.
39
Sedangkan tujuan mata pelajaran Produktif Akuntansi yaitu
membekali siswa lulusan SMK dalam berbagai kompetensi dasar,
agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep
dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi yang benar, baik untuk
kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun
untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi
kehidupan siswa.
c. Ruang Lingkup Akuntansi
Menurut Depdiknas (2003: 6), ruang lingkup Akuntansi dimulai dari
dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Adapun materi
pokok pelajaran Akuntansi di SMA adalah sebagai berikut:
1) Akuntansi dan Sistem Informasi.
2) Dasar Hukum Pelaksanaan Akuntansi.
3) Struktur Dasar Akuntansi.
4) Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.
5) Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.
6) Siklus Akuntansi Koperasi.
7) Analisis Laporan Keuangan.
8) Metode Kuantitif.
4. Akreditasi Sekolah
a. Pengertian Akreditasi Sekolah
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikann
Nasional Bab XVI Bagian Kedua pasal 60 tentang Akreditasi,
berbunyi sebagai berikut.
1. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan
satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan
2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dliakukan
oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik; dan
3. Akreditasi di lakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.
40
Sejalan dengan hal di atas, dalam Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 86 dinyatakan
hal-hal sebagai berikut.
1. Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/satuan
pendidikan;
2. Kewenangan akreditasi sebagaimana di maksud pada ayat (1)
dapat pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang di beri
kewenangan oleh Pemerintah untuk melakukan akreditasi;
3. Akreditasi sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif,
adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan
instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan.
Untuk melaksanakan mandat perundangan tersebut, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya menerbitkan Permendikbud
nomor 59 tahun 2012 tentang Badan Akreditasi Nasional. Pada Pasal
1 ayat (2) Permendikbud Nomor 59 dinyatakan bahwa Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut
BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah jalur formal dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
Pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan
yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat
kebakuan atau kriteria tertentu. Kegiatan penilaian (asesmen) sekolah
secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan
evaluasi eksternal untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah.
Kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan
kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan
Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS) yang hasilnya diwujudkan
dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 087/U/2002.
41
Dari beberapa pengertian di atas akreditasi adalah pengakuan dan
penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan tentang kelayakan dan
kinerja suatu lembaga pendidikan yang dilakukan oleh Badan
Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS)/ Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang kemudian hasilnya berbentuk
pengakuan peringkat kelayakan. Akreditasi ini dilakukan dengan
membandingkan keadaan sekolah yang sebenarnya dengan kriteria
standar yang telah ditetapkan.
Sekolah akan mendapatkan status “terakreditasi” jika keadaan sekolah
yang sebenarnya telah memenuhi kriteria standar yang telah
ditetapkan. Sebaliknya, sekolah tidak dapat “terakreditasi” jika
keadaan sekolah yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria standar
yang telah ditetapkan.
Hasil dari akreditasi yaitu adanya pengakuan “terakreditasi” atau
“tidak terakreditasi”. Bagi sekolah yang terakreditasi diklasifikasi
menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. A (Amat Baik) dengan nilai antara 86-100
2. B (Baik) dengan nilai antara 71-85
3. C (Cukup) dengan nilai antara 56-70
Jika nilai tersebut kurang dari “Cukup” (< 56) maka sekolah tersebut
tidak layak untuk mendapatkan pengakuan “terakreditasi”.Beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah mengenai masa
berlaku akreditasi yang telah diperolehnya, antara lain.
1. Peringkat akreditasi berlaku selama 4 tahun terhitung sejak
ditetapkannya peringkat akreditasi,
2. Sekolah wajib mengajukan permohonan reakreditasi yaitu 6 bulan
sebelum masa akreditasi berakhir,
42
3. Sekolah yang meghendaki reakreditasi bisa mengajukan
permohonan sekurang-kurangnya 1 atau 2 tahun setelah
penetapan akreditasi,
4. Sekolah yang masa akreditasinya telah berakhir dan sudah
mengajukan permohonan reakreditasi namun belum ditindak
lanjuti maka sekolah tersebut masih menggunakan peringkat
akreditasi terdahulu,
5. Sekolah yang masa akreditasnya berakhir dan menolak untuk
reakreditasi maka peringkat akreditasi yang terdahulu sudah tidak
berlaku.
b. Persyaratan Akreditasi Sekolah Syarat-syarat akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut
Ali Imron (2012).
1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional
Sekolah/Madrasah.
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas.
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan.
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku, dan
6. Telah menamatkan peserta didik.
c. Tujuan Akreditasi Sekolah
Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor
087/U/2002, akreditasi sekolah mempunyai tujuan, yaitu: (1)
memperolah gambaran kinerja sekolah sebagai alat pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan mutu; (2) menentukan tingkat
kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan. Tujuan akreditasi tersebut berarti bahwa hasil
akreditasi itu.
1. Memberikan gambaran tingkat kinerja sekolah yang dijadikan
sebagai alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan
sekolah baik dari segi mutu, efektivitas, efisiensi, produktivitas
dan inovasinya.
2. Memberikan jaminan kepada publik bahwa sekolah tersebut
telah diakreditasi dan menyediakan layanan pendidikan yang
memenuhi standar akreditasi nasional.
3. Memberikan layanan kepada publik bahwa siswa mendapatkan
pelayanan yang baik dan sesuai dengan persyaratan standar
nasional.
43
d. Manfaat Akreditasi Sekolah
Hasil akreditasi suatu lembaga pendidikan mempunyai beberapa
manfaat bagi beberapa kelompok kepentingan, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Sekolah
a) Acuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan
rencana pengembangan sekolah
b) Bahan masukan untuk pemberdayaan dan pengembangan
kinerja warga sekolah
c) Pendorong motivasi peningkatan kualitas sekolah secara
gradual.
d) Selain sebagai sekolah yang berkualitas, sekolah yang
terakreditasi ini juga mendapatkan dukungan dari
pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta dalam hal
moral, dana, tenaga dan profesionalisme.
2. Kepala sekolah
a) Bahan informasi untuk pemetaan indikator keberhasilan
kinerja warga sekolah termasuk kinerja kepala sekolah
selama 1 periode (4 tahun)
b) Bahan masukan untuk penyusunan anggaran pendapatan
dan belanja sekolah.
3. Guru
a) Dorongan bagi guru untuk selalu meningkatkan diri dari
bekerja keras untuk memberi layanan yang terbaik bagi
siswanya.
4. Masyarakat (wali murid)
a) Informasi yang akurat untuk menyatakan kualitas
pendidikan yang ditawarkan oleh setiap sekolah
b) Bukti bahwa mereka menerima pendidikan yang berkualitas
tinggi, sehingga siswa mempunyai kepercayaan terhadap
dirinya bahwa ia mampu masuk dan bersekolah di lembaga
pendidikan yang terakreditasi nasional.
44
5. Dinas pendidikan
a) Acuan dalam rangka pembinaan dan pengembang-
an/peningkatan kualitas pendidikan di daerah masing-
masing
b) Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran
pendidikan secara umum, dan khususnya anggaran
pendidikan yang terkait dengan rencana biaya operasional
Badan Akreditasi Sekolah di tingkat Dinas.
6. Pemerintah
a) Bahan masukan untuk pengembangan sistem akreditasi
sekolah di masa mendatang dan alat pengendalian kualitas
pelayanan pendidikan bagi masyarakat yang bersifat
nasional.
b) Sumber informasi tentang tingkat kualitas layanan
pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai acuan untuk
pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja
pendidikan secara makro.
c) Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran
pendidikan secara umum di tingkat nasional, dan khususnya
program dan penganggaran pendidikan yang terkait dengan
peningkatan mutu pendidikan nasional.
e. Standar Penilaian Dalam Akreditasi Sekolah
Menurut Badan Akreditasi Nasional penilaian terhadap akreditasi
atau kelayakan dan peningkatan mutu sekolah ditinjau dari delapan
standar, yaitu.
1. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
45
2. Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
46
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan
yang berlaku selama satu tahun. (1) Pembiayaan pendidikan
terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
8. Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
47
B. Penelitian Relevan
Tabel 2. Penelitian yang Relevan Dengan Variabel
Nama Judul
Penelitian Hasil Penelitian
Aditya
Melia
Nugrahanti
(2013)
Analisis Butir
Soal Ujian
Akhir
Semester
Gasal Mata
Pelajaran
Akuntansi
Keuangan
Kelas XI
Kompetensi
keahlian
Akuntansi
SMK Negeri
1 Yogyakarta
Tahun Ajaran
2012/2013
a. Berdasarkan validitasnya, pada
soal pilihan ganda terdapat soal
yang valid sebesar 70% dan soal
yang tidak valid berjumlah 30%.
Dalam bentuk soal uraian, semua
soal dinyatakan valid.
b. Berdasarkan hasil analisis dari segi
reliabilitas, soal tersebut memiliki
koefisien reliabilitas yang
rendah, pada bentuk soal
pilihan ganda0,610, sedangkan
bentuk soal uraian 0,49.
c. Berdasarkan tingkat kesukaran,
pada bentuk soal pilihan ganda
terdapat soal yang sukar
sebesar 10%, soal yang sedang
sebesar 53,33%, dan soal yang
mudah sebesar 36,67%.
Sedangkan, pada bentuk soal
uraian yang termasuk dalam
tingkat kesukaran berkategori
sukar sebesar 50%, kategori
sedang 25%, dan kategori mudah
sebesar25%.
d. Berdasarkan daya pembeda, pada
bentuk soal pilihan ganda yang
termasuk soal dengan daya
pembeda jelek sebesar 20%, soal
dengan daya pembeda cukup
sebesar 10%, daya pembedanya
baik sebesar10%, dan daya
pembeda yang baik sekali sebesar
60%. Bentuk soal uraian yang
memiliki daya pembeda yang jelek
adalah 75% dan daya pembeda
yang cukup adalah 25%.
e. Berdasarkan hasil analisis
efektivitas pengecoh, pada soal
pilihan ganda yang termasuk soal
dengan pengecoh yang berkualitas
48
sangat baik sebesar 33,33%,
berkualitas baik sebesar 23,33%,
berkualitas cukup baik sebesar
20%, berkualitas kurang baik
sebesar 16,67%, dan berkualitas
tidak baik sebesar 6,67%.
Muhammad
Taufan
Ruspidu
(2014)
Analisis
Butir Soal
Ujian Akhir
Semester
Gasal
Ekonomi
Akuntansi
Kelas XI
IPS SMA
Negeri 11
Yogyakarta
Tahun
Ajaran
2013/2014
a. Berdasarkan hasil analisis dari segi
validitas, soal yang valid 18 butir
(45%) dan soal yang tidak valid 22
butir (55%).
b. Berdasarkan uji reliabilitas,
termasuk soal yang memiliki
reliabilitas rendah yaitu 0,477.
c. Berdasarkan analisis daya
pembeda, yang termasuk soal yang
daya pembedanya sangat rendah
berjumlah 6 butir (15%), rendah
berjumlah 5 butir (12,5%), cukup
berjumlah 16 butir (40%), baik
berjumlah 11 butir (27,5%), sangat
baik berjumlah 2 butir (5%).
d. Berdasarkan analisis tingkat
kesukaran yang termasuk soal yang
sukar berjumlah 7 butir (17,5%),
sedang berjumlah 13 butir (32,5%)
dan mudah berjumlah 20 butir
(50%).
e. Berdasarkan analisis pola sebaran
jawaban yang termasuk kategori
soal yang memiliki pengecoh
berfungsi sangat baik berjumlah 4
butir (10%), baik berjumlah 8 butir
(20%), cukup berjumlah 10 butir
(25%), jelek berjumlah 8 butir
(20%), sangat jelek berjumlah 10
butir (25%).
Wika Sevi
Oktanin
(2014)
Analisis
Butir Soal
Ujian Akhir
Semester
Genap Mata
Pelajaran
Ekonomi
Akuntansi
Kelas XI
IPS SMA N
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Dilihat dari segi validitas,
terdapat 26 butir soal (52%)
dinyatakan valid, 24 butir soal
(48%) tidak valid.
b. Dilihat dari segi reliabilitas,
keseluruhan butir soal memiliki
kategori reliabilitas yang tinggi
dengan indek 0,727.
49
1 Kalasan
Tahun
Ajaran
2013/2014.
c. Dilihat dari segi daya pembeda,
butir soal dengan daya pembeda
jelek berjumlah 33 butir (66%),
cukup berjumlah 11 butir (22%),
baik berjumlah 3 butir (6%), tidak
baik berjumlah 3 butir (6%).
d. Dilihat dari tingkat kesukarannya,
butir soal yang termasuk dalam
kategori sukar berjumlah 5 butir
(10%), sedang berjumlah 15 butir
(30%), dan mudah berjumlah 30
butir (60%).
e. Dilihat dari segi efektivitas
pengecoh, soal dengan pengecoh
yang berfungsi sangat baik
berjumlah 1 butir (2%),
pengecoh yang berfungsi baik
berjumlah 7 butir (14%), berfungsi
cukup berjumlah 15 butir (30%),
berfungsi kurang baik berjumlah
14 butir (28%), dan tidak
berfungsi berjumlah 13 butir (26%).
f. Hasil analisis soal secara
keseluruhan terdapat 3 butir
(6%) termasuk soal berkualitas
sangat baik, 9 butir (18%)
termasuk soal berkualitas baik, 9
butir (18%) termasuk soal
berkualitas sedang, 21 butir
(42%) termasuk soal berkualitas
tidak baik, dan 8 butir (16%)
termasuk soal berkualitas sangat
tidak baik.
Claudia
Christina
Pisca
(2014)
Analisis
Perbandingan
Kualitas
Butir Soal
Ujian
Sekolah
Bahasa
Prancis
SMAN 10
Yogyakarta
Tahun Ajaran
2013/2014
Dilihat dari
Paradigma
Berdasarkan hasil analisis butir soal dari
segi validitas, reliabilitas, analisis butir
soal secara klasik dan modern dan
perbandingan kualitas butir soal jenis
pilihan ganda pada analisis butir soal
secara klasik dan modern, kesimpulan
dalam penelitian relevan ini adalah Soal
Ujian Sekolah Bahasa Prancis SMAN
10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014
Dilihat dari Paradigma Klasik dan
Modern merupakan soal yang cukup
berkualitas. Hal tersebut diperoleh dari
hasil analisis butir soal sebagai berikut.
50
Klasik dan
Modern
a. Validitas soal ujian sekolah kelas X,
XI dan XII secara keseluruhan
terbilang baik dengan soal ujian jenis
pilihan ganda, kelas X baik pada
semua aspek yaitu 100% baik
secara materi dan bahasa serta
99% baik secara konstruksi.
Kemudian, soal ujian kelas XI 97,5%
baik secara materi, 94,6% baik
secara konstruksi dan 96,8% baik
secara bahasa. Pada soal ujian kelas
XII 98,5% baik secara materi, 96,5%
baik secara konstruksi dan 98% baik
secara bahasa. Sedangkan soal ujian
jenis uraian, kelas X 87,5% baik
secara materi, 75% baik secara
konstruksi dan 90% baik secara
bahasa. Soal ujian kelas XI 93,7%
baik secara materi, 75% baik secara
konstruksi dan 95% baik secara
bahasa. Selanjutnya pada soal ujian
kelas XII 100% baik secara materi,
62,5% baik secara konstruksi dan
90% baik secara bahasa.
b. Reliabilitas soal ujian kelas X, XI,
dan XII tergolong sedang dengan
batas nilai dari reliabilitas untuk tes
buatan pengajar adalah 0,60.
Reliabilitas soal kelas X tergolong
sedang dengan reliabilitas sebesar
0,70 pada soal pilihan ganda dan
0,63 pada soal uraian. Reliabilitas
soal ujian kelas XI tergolong sedang
yaitu sebesar 0,62 pada soal pilihan
ganda dan 0,65 pada soal uraian.
Reliabilitas soal ujian kelas XII
tergolong sedang dengan 0,69 pada
soal pilihan ganda, tetapi reliabilitas
dari soal uraian rendah yaitu sebesar
0,26.
c. Analisis butir soal secara klasik dan
modern pada soal ujian jenis pilihan
ganda kelas X, XI, dan XII
dinyatakan baik karena butir soal
yang diterima lebih banyak daripada
butir soal yang ditolak. Hal ini juga
terjadi pada soal ujian jenis uraian
kelas X, XI, dan XII karena lebih
51
banyak butir soal yang dinyatakan
baik (diterima) daripada butir soal v
yang ditolak.
d. Perbandingan kualitas butir soal
jenis pilihan ganda pada analisis
butir soal secara klasik dan modern
dapat terlihat dari diterimanya
sebuah butir soal secara analisis
klasik dan modern. Butir soal pada
kelas X dan XI diterima lebih
banyak pada analisis butir soal
secara modern, sedangkan butir soal
pada kelas XII lebih banyak diterima
pada analisis butir soal secara klasik
daripada secara modern. Selain itu
kualitas sebuah butir soal dapat
dikatakan sangat baik apabila
dinyatakan layak pada analisis butir
soal secara klasik dan modern. Pada
kelas X terdapat 36 butir soal yang
diterima dan 4 butir soal yang
ditolak. Pada kelas XII terdapat 39
butir soal yang diterima dan 1 butir
soal yang ditolak. Pada soal jenis
uraian baik pada kelas X, XI maupun
XII butir soal diterima lebih banyak
pada analisis butir soal secara klasik
daripada analisis secara modern.
52
C. Kerangka Pikir
Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah memiliki banyak peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Banyaknya peran yang dijalankan oleh
guru di sekolah, menuntut guru harus memiliki kemampuan yang kompeten
di bidangnya, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Salah
satu kemampuan yang wajib dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran
selain mengajar dan mendidik peserta didik di sekolah yaitu kemampuan
mengevaluasi hasil belajar siswa di akhir pembelajaran untuk dapat
mengetahui tercapai atau tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam mengevaluasi hasil belajar guru melakukan pengukuran dan penilaian
kepada siswa dengan menggunakan alat atau instrumen baik tes maupun non
tes, pemilihan instrumen sebagai alat ukur hasil belajar sangat berpengaruh
terhadap efektifas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum melakukan
evaluasi hasil belajar guru melakukan uji coba soal dan instrumen terhadap
siswa, dan melakukan analisis butir soal sehingga soal atau instrumen yang
diujikan diketahui kelayakannya.
Soal Ulangan Akhir Semester yang dibuat oleh guru bertujuan untuk
mengetahui seberapa baik siswa menguasai seluruh materi pelajaran yang
telah disampaikan dalam satu semester. Oleh karena itu soal yang baik harus
dapat memperlihatkan penguasaan materi yang dimiliki peserta didik. “Soal
yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat- tepatnya
sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu dapat menentukan peserta didik
53
mana yang menguasai materi (tuntas) dan yang belum menguasai materi
(belum tuntas)” (Suprananto: 2012).
Untuk dapat membuat soal yang baik guru harus melakukan uji coba dan
analisis butir soal. Soal yang telah dianalisis, hasilnya ditindak lanjuti, apabila
terdapat soal yang kurang baik maka dilakukan revisi pada soal tersebut dan
kemudian hasil analisis soal yang baik dapat dijadikan alat ukur evaluasi hasil
belajar atau sebagai referensi dalam membuat soal- soal lainnya.
Butir soal yang telah teruji kualitasnya baik secara kualitatif dan
kuantitatif dapat dipercaya untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis butir soal buatan guru secara
kuantitatif pada Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi antara Sekolah yang Terakreditasi A dan Sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta di Kota Tangerang Tahun Pelajaran
2016/2017. Hasil analisis butir soal secara kuantitatif akan memberikan
informasi tentang kualitas tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas
pengecoh, validitas, reliabilitas dari tiap butir soal yang dibuat oleh guru
mata pelajaran Produktif Akuntansi antara sekolah yang Terakreditasi A dan
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta di Kota Tangerang. Berdasarkan
uaraian di atas, dapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut.
54
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
SMK Swasta
Terakreditasi A
SMK Swasta
Terakreditasi B
Analisis
butir soal
sekolah 1
ditinjau dari
validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran,
daya
pembeda,
efektivitas
pengecoh
Analisis
butir soal
sekolah 2
ditinjau dari
validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran,
daya
pembeda,
efektivitas
pengecoh
Analisis
butir soal
sekolah 3
ditinjau dari
validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran,
daya
pembeda,
efektivitas
pengecoh
Analisis
butir soal
sekolah 1
ditinjau dari
validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran,
daya
pembeda,
efektivitas
pengecoh
Analisis
butir soal
sekolah 2
ditinjau dari
validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran,
daya
pembeda,
efektivitas
pengecoh
Analisis
butir soal
sekolah 3
ditinjau dari
validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran,
daya
pembeda,
efektivitas
pengecoh
Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis
Hasil Analisis Butir Soal
SMK Terakreditasi A
Hasil Analisis Butir Soal
SMK Terakreditasi B
Soal, LJK, dan Kunci Jawaban UAS
Semester Ganjil Mata Pelajaran
Produktif Akuntansi kelas XII SMK
Swasta Akuntansi di Kota Tangerang
55
D. Hipotesis
1. Kualitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester Ganjil mata
pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII yang ditinjau dari tingkat
kesukaran butir soal pada sekolah Terakreditasi A lebih baik dari
Sekolah Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di
Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
2. Kualitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester Ganjil mata
pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII yang ditinjau dari daya beda
butir soal pada sekolah Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
3. Kualitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester Ganjil mata
pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII yang ditinjau dari efektivitas
pengecoh butir soal pada sekolah Terakreditasi A lebih baik dari
Sekolah Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di
Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
4. Kualitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester Ganjil mata
pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII yang ditinjau dari validitas
butir soal pada sekolah Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
56
5. Kualitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester Ganjil mata
pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII yang ditinjau dari reliabilitas
butir soal pada sekolah Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif
yang pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang
mewakili. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan
keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda, Sugiyono (2010: 57). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto yaitu
dengan mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di
area penelitian yang dapat menggambarkan data- data masa lalu dan kondisi
lapangan sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut.
Ex Post Facto memiliki arti yaitu “dari apa dikerjakan setelah pernyataan.
Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian ini juga
sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula peneliti yang
menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali,
Sukardi (2012: 165). Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana
variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel
terikat dalam suatu penelitian Hamid (2010: 223).
58
Dalam penelitian Ex Post Facto peneliti tidak melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi. Beberapa
pendapat di atas menjelaskan penelitian Ex Post Facto merupakan suatu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut dan pada penelitian ini peneliti tidak
melakukan kontrol terhadap variabel- variabel penelitian.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan jawaban terhadap
pertanyaan penelititan, mengontrol dan mengendalikan variabel penelitian.
Peneletian ini menggunakan desain faktorial atau factorial design 2x5.
Sugiyono (2010:113) desain faktorial merupakan modifikasi dari design
true experimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya
variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen)
terhadap hasil (dependen). Penelitian ini memiliki dua variabel independen
yaitu SMK Swasta yang terakreditasi A dan SMK Swasta yang
terakreditasi B. Terdapat satu variabel dependen yaitu kualitas butir soal
yang ditinjau dari segi kuantitatif yang memiliki lima indikator (tingkat
kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, validitas dan reliabilitas).
59
Tabel 3. Desain Penelitian
AkreditasiSekolah
Indikator Kualitas Butir SoalTingkat
KesukaranDayaBeda
AnalisisPengecoh
Validitas Reliabilitas
A √ √ √ √ √B √ √ √ √ √
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono
(2010: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hasil belajar siswa
ulangan Akhir Semeser Genap (butir soal buatan guru dan lembar jawaban
siswa) mata pelajaran Produktif Akuntansi (Teori Akuntansi) Kelas XII
SMK Swasta Jurusan Akuntansi yang Terakreditasi A dan Terakreditasi B
di Kota Tangerang Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memilih
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dan, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. (Sugiyono: 2010).
60
Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
cluster area sampling. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster
area sampling melalui tiga tahapan yaitu, tahapan yang pertama adalah
menentukan populasi penelitian yaitu seluruh hasil belajar siswa ulangan
Akhir Semeser Genap (butir soal buatan guru dan lembar jawaban siswa)
mata pelajaran Akuntansi Kelas XII pada SMK Swasta Jurusan Akuntansi
yang Terakreditasi A dan Terakreditasi B di Kota Tangerang, kemudian
pada tahap kedua wilayah Kota Tangerang yang dibagi menjadi tiga
bagian yaitu barat, utara dan timur berdasarkan kecamatan, pada tahap
ketiga diambil satu sekolah yang terakreditasi A dan satu sekolah yang
terakreditasi B dari masing- masing wilayah bagian, agar soal buatan guru
pada sekolah tersebut dijadikan sampel dalam penelitian.
Sampel yang digunakan adalah soal dan lembar jawaban dari Ulangan
Akhir Semseter Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 siswa jurusan
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang dipilih dengan menggunakan
teknik cluster area sampling dan dijadikan tempat penelitian.
Tabel.4 Sekolah yang dijadikan Tempat Penelitian
NoSekolah yangTerakreditasi
A
ButirSoal
NoSekolah yangTerakreditasi
B
ButirSoal
1SMK BudiMuliaTangerang
40 1SMK BhaktiPertiwiTangerang
40
2SMKPancakaryaTangerang
40 2SMKVoctechTangerang
40
3SMK PGRI109 Tangerang
40 3SMK DewiSartikaTangerang
40
Jumlah 120 Jumlah 120
61
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2010:38).
1. Variabel Bebas (independent)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sugiyono
(2010: 61). Variabel bebas atau independent dalam penelitian ini adalah
SMK Swasta yang terakreditasi A dan SMK Swasta yang terakreditasi B
Kota Tangerang
2. Variabel Terikat (dependent)
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas” Sugiyono (2010: 61).Varibel terikat
atau dependent dalam penelitian ini adalah kualitas butir soal yang ditinjau
dari segi kuantitatif dan memiliki lima indikator (tingkat kesukaran, daya
beda, efektivitas pengecoh, validitas dan reliabilitas).
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
1. Kualitas butir soal
Kualitas butir soal merupakan derajat atau tingkatan baik atau
buruknya soal yang terdapat dalam suatu tes.
Kualitas butir soal secara kuantitatif memliki indikator, sebagai
berikut.
62
a. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran
umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
berkisar dari 0 sampai 1.
b. Daya Beda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana
suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang
sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria
tertentu.
c. Efektivitas Pengecoh
Efektivitas Pengecoh Pengecoh merupakan option atau pilihan
jawaban yang lain dari jawaban yang benar. Suatu option
disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau tujuan disajikannya
option tersebut tercapai.
d. Validitas
Suatu alat ukur dapat disebut valid apabila alat ukur tersebut
benar-benar sesuai, tepat, cocok dalam memenui fungsinya
sebagai alat pengukur. Alat ukur tersebut mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Jadi validitas merupakan ketapatan alat ukur
dalam mengukur objek yang diteliti.
63
e. Reliabilitas
Pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah
ketepatan hasil tes. Reliabilitas merupakan tingkat atau derajat
konsistensi dari suatu alat pengukur atau instrumen.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka reliabilitas dapat
diartikan sebagai tingkat keajegan hasil pengukuran dengan tes
yang sama pada waktu yang berbeda.
2. Definisi Operasional Variabel
1. Kualitas Butir Soal
Kualitas Butir Soal merupakan hasil pengukuran derajat baik atau
buruknya butir soal pada suatu tes. Kualitas butir soal secara
kuantitatif memliki indikator, sebagai berikut.
a. Tingkat Kesukaran
Mengukur tingkat kesukaran soal berarti mengukur soal mana
yang mana termasuk soal yang mudah, sedang, dan sulit . dengan
cara mencari indeks tingkat kesukaran soal yaitu membandingkan
banyaknya testee yang menjawab benar dengan jumlah seluruh
peserta testee.
b. Daya Beda
Mengukur daya beda berarti mengukur kemampuan butir soal
dalam membedakan testee yang memiliki kemampuan tinggi dan
testee yang memiliki kemampuan rendah.
64
Pengukuran daya beda butir soal dapat dilakukan dengan cara
menyelisihkan proporsi testee kelompok atas yang menjawab
benar dengan proporsi testee kelompok bawah yang menjawab
benar.
c. Efektivitas Pengecoh
Mengukur efektivitas pengecoh berarti mengukur pilihan jawaban
yang bukan jawaban benar namun mungkin dipilih oleh testee
untuk mengisi soal. Pengecoh dikatakan efektif apabila dipilih
secara merata oleh testee yang menjawab salah. Indeks pengecoh
dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah peserta didik
yang memilih pengecoh dengan (jumlah peserta didik yang ikut
tes dikurang jumlah peserta didik yang menjawab benar) dibagi
(jumlah pilihan jawab- dikurang satu) dan dikali 100%.
d. Validitas
Mengukur validitas berarti mengukur ketapatan alat ukur terhadap
gejala yang diukur, dengan mengukur instrument yang akan
digunakan dalam penelitian terhadap variabel- variabel yang
diteliti.
e. Reliabilitas
Kengukur realibilitas berarti mengukur tingkat keajegan atau
ketapatan, dan derajat konsistensi pengukuran dengan tes atau
instrument yang sama pada waktu yang berbeda.
65
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penilitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan cara dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan suatu cara
pengumpulan data yang menghasilkan catatan- catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data
yang langka, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Kasinu,
2007:166).
Pada penilitian ini, peneliti mengumpulkan dokumen atau data yang
berupa soal, lembar jawaban dan kunci jawaban soal buatan guru ulangan
akhir semester genap siswa beserta rekapitulasi nilai siswa pada Sekolah
Menengah Kejuruan swasta yang terakreditasi A dan terakreditasi B di
Kota Tangerang dari guru mata pelajaran Produktif Akuntansi.
F. Uji Persyaratan Analisis Data
Menurut Sudarmanto (2005:104-123) untuk mengetahui alat analisis
parametrik diperlukan dua persyaratan yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yangdiperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untukmenguji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji normalitasLiliefors. Rumusnya yaitu = F ( ) – S ( ).
66
Keterangan:F = harga mutlak terbesar
= peluang angka bakuS ( ) = proporsi angka baku(Sudjana, 2005: 466)
Kriteria pengujiannya adalah jika < dengan tarafsignifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal,demikian pula sebaliknya.
Tabel 5. Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan Kolmogorov1-
Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0.162 lebih besar
dari α (0,05) sehingga sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel
yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak.
Uji homogenitas disini menggunakan uji Levene Statistic.
67
Untuk mencari homogenitas digunakan rumus Levene Statistik yaitu
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
n = jumlah observasi
k = banyaknya kelompok
ZU= YU-YT
YT = rata-rata dari kelompok ke i Zt = rata-rata kelompok dari Zi
Z = rata-rata menyeluruh (overall mean) dari Zij Daerah kritis
Ho : Sampel berasal dari populasi homogen
Ha : Sampel berasal dari populasi tidak homogen
Kriteria pengujian sebagai berikut.
Terima Ho apabila nilai significancy> 0,05
Tolak Ho apabila nilai significancy< 0,05
Tabel 6. Uji Homogenitas
68
Hasil pengujian homogenitas dengan menggunakan Levene Statistic
menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0.054 lebih besar dari α (0,05),
sehingga sampel berasal dari populasi yang memiliki varian homogen.
G. Teknik Analisis Data
T-Test Dua Sampel Independen
Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk
pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen.
(separatedvarian)
(polledvarian)
Keterangan:
X1 = rata-rata indikator butir soal yang diuji SMK Swasta terakreditasi A
X2 = rata-rata indikator butir soal yang diuji SMK Swasta terakreditasi B= varians SMK Swasta terakreditasi A= varians SMK Swasta terakreditasi B
n1 = banyaknya SMK Swasta terakreditasi An2 = banyaknya SMK Swasta terakreditasi B(Sugiyono, 2012: 273)
69
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test
yaitu sebagai berikut.
a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya
sama atau tidak.
b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak.
Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.
Berdasarkan dua hal di atas, maka berikut ini diberikan petunjuk
untuk memilih rumus t-test.
a. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, makadapat digunakan rumus t-test baik separated varians maupunpolled varians untuk mengetahui t-tabel maka digunakan dk yangbesarnya dk = n1 + n2 – 2.
b. Bila n1 tidak sama dengan n2 dan varians homogen dapat digunakanrumus t-test dengan polled varians, dengan dk = n1 + n2 – 2.
c. Bila n1 = n2 dan varians tidak homogen, maka dapat digunakanrumus t-test baik separated varians maupun polled varians, dengandk yang besarnya dk = n1 – 1 atau n2 – 2, jadi bukan n1 − n2 – 2.
d. Bila n1 tidak sama dengan n2 dan varians tidak homogen, dapatdigunakan rumus t-test dengan separated varians, harga t sebagaipengganti harga t-tabel hitung dari selisih harga t-tabel dengan dk =n1 – 1 dan dk = n2 – 1, dibagi dua kemudian ditambah dengan harga tterkecil.
70
H. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan lima pengujian hipotesis, yaitu :
Rumusan Hipotesis 1:H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari tingkat kesukaran
butir soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih
baik dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari tingkat kesukaran
butir soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik
dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
Rumusan Hipotesis 2:H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari daya beda butir soal
Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari
Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
71
H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari daya beda butir
soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik
dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
Rumusan Hipotesis 3 :H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari efektivitas pengecoh
butir soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih
baik dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari efektivitas pengecoh
butir soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik
dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
Rumusan Hipotesis 4 :H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari validitas butir soal
Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari
Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
72
H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari validitas butir soal
Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah
yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di
Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
Rumusan Hipotesis 5 :H : Kualitas butir soal buatan guru yang ditinjau dari reliabilitas butir
soal Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif
Akuntansi kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih
baik dari Sekolah yang Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan
Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
H : Kualitas butir soal yang ditinjau dari reliabilitas butir soal Ulangan
Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII
pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari Sekolah yang
Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta Jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017
Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah.
Jika significancy > 0,05 dan < , H diterima dan H ditolak
Jika significancy < 0,05 dan > , H ditolak dan H diterima
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Kualitas soal yang ditinjau dari tingkat kesukaran butir soal buatan guru
Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas
XII pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan setelah
dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa kualitas soal yang
ditinjau dari tingkat kesukaran butir soal buatan guru Ulangan Akhir
Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII pada
sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Kualitas soal yang ditinjau dari daya beda butir soal buatan guru Ulangan
Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII pada
sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
143
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan setelah
dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa kualitas soal yang
ditinjau dari daya beda butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester
Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi (Teori Akuntansi) kelas XII
pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Kualitas soal yang ditinjau dari efektivitas pengecoh butir soal buatan
guru Ulangan Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan setelah
dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa kualitas soal yang
ditinjau dari efektivitas pengecoh butir soal buatan guru Ulangan Akhir
Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi (Teori Akuntansi)
kelas XII pada sekolah yang Terakreditasi A lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
4. Kualitas soal yang ditinjau dari validitas butir soal buatan guru Ulangan
Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII pada
sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan setelah
dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa kualitas soal yang
144
ditinjau dari validitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester
Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII pada sekolah yang
Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang Terakreditasi B jenjang
SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota Tangerang Tahun Pelajaran
2016/2017.
5. Kualitas soal yang ditinjau dari reliabilitas butir soal buatan guru Ulangan
Akhir Semester Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas XII pada
sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan setelah
dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa kualitas soal yang
ditinjau dari reliabilitas butir soal buatan guru Ulangan Akhir Semester
Genap mata pelajaran Produktif Akuntansi (Teori Akuntansi) kelas XII
pada sekolah yang Terakreditasi A tidak lebih baik dari sekolah yang
Terakreditasi B jenjang SMK Swasta jurusan Akuntansi di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017.
145
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Perbandingan Kualitas Butir Soal
Buatan Guru Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Antara Sekolah
yang Terakreditasi A dan Terakreditasi B Jenjang SMK Swasta di Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2016/2017, maka penulis menyarankan
sebagai berikut.
1. Kualitas soal buatan guru yang ditinjau dari tingkat kesukaran butir
soal ulangan semester genap pada mata pelajaran Produktif Akuntnasi
kelas XII di SMK Swasta yang Terakreditasi A sekiranya dibuat tidak
terlalu sukar juga tidak terlalu mudah dan proposional, sehingga
kualitas butir soal tersebut dapat dikatakan baik dan akan lebih baik
lagi bila dilakukan analisis butir soal terlebih dahulu oleh guru
sebelum soal tersebut dijadikan instrumen hasil belajar siswa.
2. Kualitas soal buatan guru yang ditinjau dari daya beda butir soal
ulangan semester genap pada mata pelajaran Produktif Akuntnasi
kelas XII di SMK Swasta yang Terakreditasi A sekiranya dibuat tidak
terlalu sukar juga tidak terlalu mudah dan proposional, sehingga
kualitas butir soal tersebut dapat dikatakan baik dan akan lebih baik
lagi bila dilakukan analisis butir soal terlebih dahulu oleh guru
sebelum soal tersebut dijadikan instrumen hasil belajar siswa.
3. Kualitas soal buatan guru yang ditinjau dari efektivitas pengecoh butir
soal ulangan semester genap pada mata pelajaran Produktif Akuntnasi
kelas XII di SMK Swasta yang Terakreditasi B sekiranya dibuat lebih
baik lagi dan sesuai dengan porsinya sehingga dapat melaih
146
kemampuan berfikir kritis siswa dan akan lebih baik lagi bila
dilakukan analisis butir soal terlebih dahulu oleh guru sebelum soal
tersebut dijadikan instrumen hasil belajar siswa.
4. Kualitas soal buatan guru yang ditinjau dari valliditas butir soal
ulangan semester genap pada mata pelajaran Produktif Akuntnasi
kelas XII di SMK Swasta yang Terakreditasi A sekiranya dibuat tidak
terlalu sukar juga tidak terlalu mudah dan proposional, sehingga
kualitas butir soal tersebut dapat dikatakan baik dan akan lebih baik
lagi bila dilakukan analisis butir soal terlebih dahulu oleh guru
sebelum soal tersebut dijadikan instrumen hasil belajar siswa.
5. Kualitas soal buatan guru yang ditinjau dari reliabilitas butir soal
ulangan semester genap pada mata pelajaran Produktif Akuntnasi
kelas XII di SMK Swasta yang Terakreditasi A sekiranya dibuat tidak
terlalu sukar juga tidak terlalu mudah dan proposional, sehingga
kualitas butir soal tersebut dapat dikatakan baik dan akan lebih baik
lagi bila dilakukan analisis butir soal terlebih dahulu oleh guru
sebelum soal tersebut dijadikan instrumen hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Arikunto, Suharsimi dan Abdul Jabar, Cepi Safrudin (2008). Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Claudia Christina, 2014. Analisis Perbandingan Kualitas Butir Soal Ujian
Sekolah Bahasa Prancis Sman 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014
Dilihat Dari Paradigma Klasik Dan Modern. Skripsi.Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Daryanto. 2014. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
2
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Heri Kriswanto, 2013. Efektivitas Program Akreditasi Terhadap Peningkatan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Diniyah Binaul
Ummah Wonolelo Pleret Bantul. Skripsi.Yogyakarta : Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Karzuni,2011.Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SMK Kelas X Semester Gasal Tahun Ajaran 2010/2011
(Studi Kasus Di SMK Muhammadiyah Ungaran). Skripsi. Jurusan Bahasa
Dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri
Semarang
Mankiw, N. Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Transito
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,
Kualitatifdan R & D). Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Umi Muzayanah. Jurnal Smart Volume 01 Nomor 01 Juni 2015. Kualitas Butir
Soal Pai Pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional