(Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D...

66
IMPLEMENTASI PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 2014 (Studi pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018) (Tesis) Oleh HAFIID HASRAN NPM. 1426021016 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Transcript of (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D...

Page 1: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

IMPLEMENTASI PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGAKEPADA DAERAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI

LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 2014

(Studi pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018)

(Tesis)

Oleh

HAFIID HASRANNPM. 1426021016

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG2019

Page 2: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGAKEPADA DAERAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI

LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 2014(Studi pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018)

OlehHAFIID HASRAN

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah (SP3D) merupakan pemberian daripihak ketiga kepada pemerintah daerah secara suka rela yang tidak mengikatperolehannya baik berupa uang atau yang disamakan dengan uang maupunbarang-barang, baik bergerak maupun tidak bergerak yang perolehannya tidakbertentangan dengan perundang-undangan. Tujuan penelitian ini adalah untukmenganalisis: (1) implementasi penerimaan SP3D berdasarkan Peraturan DaerahProvinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 (2) penyebab masih rendahnya SP3D,dan (3) strategi peningkatan SP3D oleh Badan Pendapatan Daerah ProvinsiLampung. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif, dengan informandari pihak Tim Penerimaan SP3D dan Perwakilan Perusahaan Pemberi SP3D.Pengumpulan data dilakukan wawancara dan dokumentasi. Analisis dilakukansecara kualitatif dengan tahap reduksi data, penyajian data dan mengambilkesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) implementasi penerimaanSP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014dilaksanakan oleh Tim SP3D dengan kegiatan sosialisasi secara intensif tentangSP3D terhadap perusahaan yang beroperasi di Provinsi Lampung, melaksanakanpenerimaan SP3D dengan memberikan penghargaan (reward) kepada perusahaanyang membayarkan SP3D. (2) penyebab masih rendahnya SP3D adalahkurangnya sosialisasi mengenai SP3D sehingga berdampak pada rendahnyapemahaman pimpinan perusahaan terhadap produk hukum daerah tentang SP3Ddan rendahnya kesadaran pimpinan perusahaan terhadap SP3D yang dianggapmemberatkan perusahaan karena telah dibebani kewajiban membayar pajak danretribusi. Selain itu perusahaan secara internal telah memiliki program sosial yangsecara langsung berhubungan dengan masyarakat. (3) strategi peningkatan SP3Doleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung adalah dengan pendekatanlevel top manager¸ yaitu Gubernur atau Wakil Gubernur turut serta membantuTim dengan cara melakukan pertemuan dengan pimpinan-pimpinan perusahaansecara khusus, baik dalam bentuk pertemuan formal maupun informal.

Kata Kunci: Implementasi, Penerimaan SP3D, Peraturan Daerah

Page 3: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF THIRD PARTY’S CONTRIBUTIONRECEPTION TO THE REGIONAL GOVERNMENT BASED

ON THE REGIONAL GOVERNMENT REGULATIONOF LAMPUNG PROVINCE NUMBER 14 IN 2014

(A Study in the Regional Income Office of Lampung Province in 2018)

ByHAFIID HASRAN

The contribution of third parties (SP3D) to regional government is thecontribution given voluntarily by third parties to the regional government wherecontributions are non-binding in forms of money or the similar value or bothmovable and non-movable goods and their acquisitions are not against the law.The objectives of this research were to analyze: (1) implementation of SP3Dreception based on the Regional Government Regulation Number 14 in 2014; (2)the causes of low SP3D reception; and (3) the strategy to improve SP3Dreception by the Regional Income Office of Lampung province. This was aqualitative research. Data were collected from interviews and documentations.Informants were from the team of SP3D reception and representatives ofcompanies donating SP3D. A qualitative analysis was conducted with datareduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that: (1)the implementation of SP3D reception based on the Regional GovernmentRegulation Number 14 in 2014 was done by SP3D team by conductingsocialization intensively concerning SP3D to companies operated in Lampungprovince and giving rewards to companies donating SP3D; (2) lack ofsocialization concerning SP3D caused low understanding of company leadersabout the law product concerning SP3D and low awareness of company leadersmade them thinking that SP3D gave more burden to companies besides theirobligations to pay taxes and retributions. In addition, companies internally hadsocial programs directly related to public; (3) the strategy for SP3D improvementby Regional Income Office of Lampung province used top manager level, whereGovernor or Vice Governor participated to support the SP3D team by arrangingmeetings with company leaders both in formal and non-formal meetings.

Keywords: implementation, SP3D Reception, Regional Government Regulation

Page 4: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

i

IMPLEMENTASI PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGAKEPADA DAERAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI

LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 2014(Studi pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018)

Oleh

HAFIID HASRAN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarMAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh
Page 6: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh
Page 7: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh
Page 8: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Desember 1990 sebagai

anak keempat dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak Drs. Somad Raku

dan Ibu Dra. Sumiarti.

Jenjang pendidikan formal yang penulis tempuh adalah SD Kartika II-5 Persit

Bandar Lampung selesai pada tahun 2003, SMP Negeri 2 Bandar Lampung

selesai pada tahun 2006, SMA Negeri 9 Bandar Lampung selesai pada tahun

2009. Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma IV pada Institut Pemerintahan

Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Jawa Barat pada tahun 2013. Pada tahun 2014

penulis menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Page 9: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

vi

MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan,dan apabila telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”

(Q.S. Al Insyirah: 6-7)

Page 10: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati,kupersembahkan Tesis ini kepada:

Kedua orangtuakuBapak Drs. Somad Raku dan Ibu Dra. Sumiarti.

yang telah membesarkan dan mendidikku, dengan kasih sayang, cinta kasih yangtulus, senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setiadisaat kulemah tak berdaya, dan selalu memanjatkan doa

bagi putramu ini dalam setiap sujudnya.

Istriku: Novita Darindra Putri, S.E.atas perhatian, motivasi serta dukungan yang selama ini diberikan.

Semoga ini menjadi langkah awal yang baikdalam memulai sesuatu yang kita harapkan bersama

Kakak-kakakku:Diah Anggraini, S.Pt., M.Si.

Dwi Hasran Tama (alm)Meita Suciyati, S.E., M.M.

Terima kasih atas semua do’a dan dukungan yang selalu memberi masukan,motivasi, nasihat dan semangat agar aku melangkah maju

dan dapat berhasil meraih mimpi dan cita-cita.

Almamaterku Universitas Lampung

Page 11: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

viii

SANWACANA

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT, sebab hanya berkat

rahmat dan kehendak-Nya semata penulis dapat menyelesaikan Tesis yang

berjudul: Implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 (Studi

pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018), sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung.

Dalam penyusunan hingga selesainya Tesis ini, penulis mendapatkan banyak

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung

3. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,

sekaligus sebagai selaku Pembimbing I, atas semua masukan, saran dan

Page 12: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

ix

bimbingan yang diberikan dalam proses penyusunan dan penyelesaian Tesis

ini.

4. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing II, atas semua

masukan, saran dan bimbingan yang diberikan dalam proses penyusunan dan

penyelesaian Tesis ini.

5. Bapak Dr. Bambang Utoyo S., M.Si., selaku Penguji Utama atas masukan dan

saran yang diberikan dalam proses perbaikan Tesis ini.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Rekan-rekan mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Lampung

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis berdoa semoga kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan balasan

kebaikan yang lebih besar dari sisi Allah SWT dan akhirnya penulis berharap

bahwa Tesis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Bandar Lampung, April 2019

Penulis

Hafiid Hasran

Page 13: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

DAFTAR ISI

Halaman

I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 141.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 141.4 Kegunaan Penelitian ......................................................................... 15

II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 16

2.1 Tinjauan Tentang Keuangan Daerah................................................. 162.2 Pemerintah Daerah ............................................................................ 272.3 Peraturan Daerah ............................................................................... 332.4 Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah ........................................ 382.5 Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle ......................... 402.6 Kerangka Pikir................................................................................... 41

III METODE PENELITIAN ................................................................... 43

3.1 Tipe Penelitian .................................................................................. 433.2 Fokus Penelitian ............................................................................... 443.3 Informan Penelitian .......................................................................... 453.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 453.5 Teknik Analisa Data ......................................................................... 463.6 Teknik Kesimpulan ........................................................................... 473.7 Teknik Keabsahan Data .................................................................... 47

4.1 Gambaran Umum Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung ... 484.2 Implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi LampungNomor 14 Tahun 2014 ...................................................................... 52

4.3 Faktor Penyebab Masih Rendahnya Sumbangan Pihak KetigaKepada Daerah .................................................................................. 64

4.4 Strategi Peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada DaerahOleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung ........................ 71

4.5 Analisis Model Kebijakan Grindle.................................................... 74

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 48

Page 14: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 91

5.1 Simpulan .......................................................................................... 915.2 Saran.................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo. Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Undang-Undang

Pemerintahan Daerah) berimplikasi bahwa pemerintah daerah memiliki

kewenangan untuk mengalokasikan sumber-sumber pembiayaan pembangunan

sesuai dengan prioritas dan preferensi daerah masing-masing. Pelaksanaan

otonomi daerah dan desentralisasi fiskal membawa konsekuensi pada perubahan

pola pertanggungjawaban daerah atas pengalokasian dana yang telah dimiliki.

Penyelenggaraan otonomi daerah diimbangi dengan kebebasan untuk

mengalokasikan sumber-sumber pembiayaan pembangunan sesuai dengan

prioritas dan kebutuhan daerah masing-masing.

Dalam konteks otonomi daerah, tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh

Pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah semakin besar. Oleh

karena itu Pemerintah daerah harus mampu melaksanakan pembiayaan bagi

daerahnya secara mandiri. Kaitan yang sangat erat dengan masalah ini adalah

darimana dan bagaimana pemerintah daerah harus mampu menyediakan dana

guna pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tersebut

(Halim, 2006: 37).

Page 16: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

2

Pemerintahan daerah diharapkan dapat melakukan optimalisasi belanja yang

dilakukan secara efisien dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Perangkat pemerintah daerah harus memiliki kemampuan dan

pengetahuan yang memadai dalam perencanaan dan perumusan kebijakan

strategis daerah, termasuk proses dan pengalokasian anggaran belanja daerah agar

pelaksanaan berbagai kegiatan pelayanan oleh pemerintah daerah dapat berjalan

secara efisien dan efektif.

Otonomi daerah membawa implikasi bahwa penyelenggaraan tugas daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), di sisi lain pembiayaan pembangunan secara bertahap

akan menjadi beban pemerintah daerah. Sementara itu bantuan pusat dalam

pembiayaan pembangunan hanya akan diberikan untuk menunjang pengeluaran

pemerintah, khususnya untuk belanja pegawai dan program-program

pembangunan yang hendak dicapai (Rayanto Sofian, 2001: 65).

Daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali

sumber-sumber keuangannya sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan

sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

daerahnya. Ketergantungan daerah kepada pusat tidak lagi dapat diandalkan,

sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian sumber keuangan

terbesar, yang didukung kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah

sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara.

Kemampuan pemerintah daerah dalam memaksimalkan PAD ini merupakan salah

satu indikator atau kriteria untuk mengukur kemampuan keuangan suatu daerah.

Page 17: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

3

Semakin besar kontribusi PAD terhadap APBD akan menunjukkan semakin besar

kemampuan daerah dalam mengelola pembangunan di daerah sendiri dan semakin

kecil ketergantungan daerah pada pemerintah pusat.

PAD merupakan sumber penerimaan yang murni dari daerah, yang merupakan

modal utama bagi daerah sebagai biaya penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Meskipun PAD tidak seluruhnya dapat membiayai total

pengeluaran daerah, namun proporsi PAD terhadap total penerimaan daerah tetap

merupakan indikasi derajat kemandirian keuangan suatu pemerintah daerah.

Menurut Pasal 157 Undang-Undang Pemerintahan Daerah, sumber PAD terdiri

dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan

hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah. Dalam kaitannya dengan pemberian otonomi

kepada daerah dalam merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan

keuangan daerah sesuai dengan kondisi daerah, PAD dapat dipandang sebagai

salah satu indikator atau kriteria untuk mengurangi ketergantungan suatu daerah

kepada pusat. Pada prinsipnya semakin besar PAD kepada APBD akan

menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat.

Salah satu pendapatan daerah Provinsi Lampung adalah Sumbangan Pihak Ketiga

Kepada Daerah. Menurut Pasal 1 Angka (10) Peraturan Daerah Provinsi Lampung

Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah, yang dimaksud dengan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah adalah

pemberian dari pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah secara suka rela yang

tidak mengikat perolehannya baik berupa uang atau yang disamakan dengan uang

Page 18: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

4

maupun barang-barang, baik bergerak maupun tidak bergerak yang perolehannya

tidak bertentangan dengan Perundang-undangan yang berlaku.Sumbangan Pihak

Ketiga Kepada Daerah dapat berupa pemberian, hadiah, donasi, wakaf, hibah atau

lain-lain sumbangan yang serupa dengan itu. Sumbangan tersebut tidak

menggurangi kewajiban-kewajiban Pihak Ketiga yang bersangkutan kepada

negara maupun kepada daerah seperti pembayaran pajak dan kewajiban-

kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan hasil prariset yang penulis lakukan pada Badan Pendapatan Daerah

Provinsi Lampung, diketahui bahwa besarnya Sumbangan Pihak Ketiga pada

APBD Provinsi Lampung selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sumbangan Pihak Ketiga di Provinsi Lampung Tahun 2013-2017

Tahun Realisasi (Rp) Target (Rp) Capaian(%)

PAD % SP3Dterhadap

PAD2013 2.420.086.125 5.500.000.000 44,00 3.672.187.445.218

0,072014 2.699.275.000 6.000.000.000 44,99 4.521.218.877.187

0,062015 3.220.232.275 6.500.000.000 49,54 4.987.226.142.595

0,062016 3.576.472.325 7.000.000.000 51,09 5.825.907.142.161

0,062017 4.384.995.100 8.000.000.000 54,81 7.706.477.987.282

0,06Rata-Rata Capaian (%) 48.89 0,06

Sumber: Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diketahui bahwa penerimaan

Sumbangan Pihak Ketiga Provinsi Lampung Tahun 2013-2017 mengalami

perkembangan persentase yang fluktuatif, dan secara keseluruhan peresentase

rata-rata capaian 48.89%, sedangkan target capaian yang ditetapkan per tahun

adalah 90%. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga

Provinsi Lampung selama lima tahun terakhir masih belum optimal, dalam arti

Page 19: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

5

belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Selain itu persentase Sumbangan

Pihak Ketiga terhadap PAD Provinsi Lampung Tahun 2013-2017 juga masih

rendah dengan rata-rata hanya 0,06% setiap tahunnya, padahal target yang

ditetapkan setiap tahunnya adalah 2.5%.

Beberapa penyebab masih rendahnyanya penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga di

Provinsi Lampung dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran Pimpinan Perusahaan (Pihak Ketiga) mengenai hakikat

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah sebagai wujud partisipasi Pihak

Ketiga dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang ditujukan pada

kesejahteraan rakyat. Hal ini mengingat Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah sebagai sumbangan yang bersifat ikhlas dan tidak mengikat,

menyebabkan realisasi penerimaan sumbangan ini tidak dapat dipaksakan

apabila perusahaan tidak membayarkannya.

2. Adanya anggapan Pimpinan Perusahaan bahwa Sumbangan Pihak Ketiga

memberatkan karena mereka telah dibebani kewajiban membayar pajak dan

retribusi kepada Pemerintah Daerah. Selain itu perusahaan melalui program

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibilty/CSR)

secara internal telah membiayai program sosial yang secara langsung

berhubungan dengan masyarakat dan telah menganggarkan dana untuk

pelaksanaan Program CSR tersebut.

3. Tidak adanya sanksi terhadap perusahaan yang tidak membayarkan

Sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Daerah, mengingat sumbangan

ini bersifat suka rela dan tidak mengikat, sehingga tidak adanya konsekuensi

Page 20: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

6

hukum bagi perusahaan yang tidak membayarkan Sumbangan Pihak Ketiga

kepada Pemerintah Daerah.

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Toman Nababan (2006)

Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan Yang

Berjudul: Strategi Peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga Terhadap PAD di

Provinsi Sumatera Utara Sesuai sengan Kewenangan Otonomi Daerah. Rumusan

masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah strategi peningkatan Sumbangan

Pihak Ketiga Terhadap PAD di Provinsi Sumatera Utara Sesuai sengan

Kewenangan Otonomi Daerah?”

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep mengenai otonomi

daerah yang merupakan peluang dan tantangan bagi pemerintah daerah dalam

memberikan pelayanan publik dan melaksanakan pembangunan. Konsep

mengenai Pendapatan Daerah sebagai sumber-sumber penerimaan daerah yang

berguna dalam menunjang pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di

daerah. Konsep manajemen strategis adalah suatu cara untuk mengendalikan

organisasi secara efektif dan efisien sampai implementasi garis terdepan,

sedemikian rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan

teknik analisis SWOT, guna mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal.

Berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan

analisis SWOT terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal, didapatkan

Page 21: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

7

strategi yang dapat diterapkan oleh Dinas Pendapatan Sumatera Utara di era

otonomi ini yaitu : (1) Meningkatkan penerimaan PAD dengan memanfaatkan

potensi sumber penerimaan dari pihak ketiga melalui upaya sosialisasi perda

secara rutin. (2) PAD harus ditingkatkan dengan memanfaatkan potensi sumber

penerimaan dari sumbangan pihak ketiga. Dengan demikian Pihak eksekutif dan

legislatif Provinsi Sumatera Utara harus proaktif mendorong lahirnya peraturan

yang memperbolehkan semua badan usaha yang bergerak di Provinsi agar

memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan di daerah melalui

pemberian sumbangan pihak ketiga.(3) Dalam menetapkan target disesuaikan

dengan potensi yang ada dengan memaksimalkan pendataan dan pemungutan

dapat dilakukan dengan sistem jemput bola dalam hal ini aparatur Dinas

pendapatan daerah mendatangi para penyumbang pihak ketiga. (4) Mengadakan

kerjasama dengan pihak lain misalnya dengan desa atau kelurahan di mana lokasi

usaha yang termasuk penyumbang pihak ketiga.(5) perlu dipikirkan upaya-upaya

untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petugas lapangan sebagai ujung tombak

pemungutan (Sumber: http://repository.usu.ac.id)

Persamaan penelitian Toman Nababan dengan penelitian ini adalah sama-sama

mengkaji mengenai penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah yang

dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Selain itu sama-sama membahas

mengenai berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan Sumbangan Pihak

Ketiga Kepada Daerah. Perbedaannya adalah pada metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian Toman Nababan digunakan metode deskriptif

kualitatif dengan teknik analisis SWOT, guna mengidentifikasi lingkungan

eksternal dan internal, sementara itu penelitian ini menggunakan tipe penelitian

Page 22: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

8

kualitatif yang fokus penelitiannya menitik beratkan pada implementasi

Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah Berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014.

2. Masniadi (2016)

Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Terbuka Jakarta yang berjudul:

Implementasi Kebijakan Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga dari Sektor

Perkebunan Kelapa Sawit (Kajian Perda Nomor 33 Tahun 2001 Tentang

Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Pemerintah Kabupaten Nunukan

Provinsi Kalimantan Utara). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah implementasi kebijakan penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga dari

Sektor Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan Perda Nomor 33 Tahun 2001

tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Pemerintah Kabupaten

Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.

Teori implementasi kebijakan penunjang penelitian ini mengacu pada teori

Edward III dalam Fadillah (2001: 14-15), yang menyatakan bahwa dalam

implementasi terdapat empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi tersebut. Faktor-faktor tersebut bekerja secara simultan dan

berinteraksi antara satu dan yang lainnya, untuk membantu bahkan menghambat

implementasi kebijakan. Keempat faktor tersebut yang dimaksud adalah:

komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana dan struktur birokrasi.

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sumber informasi dan

pemilihan informan yang menjadi obyek penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Kabupaten Nunukan, Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang

Page 23: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

9

berusaha di Kabupaten Nunukan dan Perwakilan masyarakat yaitu Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa target penerimaan sumbangan pihak

ketiga selama 3 (tahun) terakhir tercapai bahkan melebihi target yang diberikan

yaitu pada tahun 2014 (117,93%) dan 2015 (117,24%). Namun dilihat dari jumlah

pendapatan yang diterima dari tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami

penunman dan jumlah perusahaan Kelapa Sawit yang memberikan sumbangan

dibandingkan dengan jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang

bernperasi di Kabupaten Nunukan sangat sedikit yang memberikan sumbangan

pihak ketiga kepada Daerah (sumber: http:// repository.ut.ac.id/6997/1/42922.pdf)

Persamaan penelitian Masniadi dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan penelitian kualitatif dan mengkaji mengenai penerimaan

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah berdasarkan Peraturan Daerah

Perbedaannya adalah pemilihan informan yaitu penelitian Masniadi mengambil

informan dari pihak DPRD sebagai tambahan informasi sedangkan informan

penelitian ini terdiri dari Perwakilan Tim Penerimaan SP3D pada Badan

Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, perwakilan perusahaan dan Perwakilan

Masyarakat penerima manfaat SP3D di Provinsi Lampung.

3. Franco Benony Limba (2012)

Jurnal penelitian pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga berjudul:

Analisis Pendapatan Daerah dari Sumbangan Pihak Ketiga pada Kabupaten

Jayawijaya. Rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pendapatan

Daerah dari Sumbangan Pihak Ketiga pada Kabupaten Jayawijaya?”

Page 24: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

10

Teori dalam penelitian ini adalah implementasi kebijakan yang dikembangkan

oleh Van Meter dan Van Horn (1975), yang disebut sebagai A Model of the Policy

Implementation Process atau model proses implementasi kebijaksanaan (Wahab,

2005:78). Van Meter dan Van Horn dalam teorinya ini beranjak dari suatu

argumen bahwa perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi akan

dipengaruhi oleh sifat kebijaksanaan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya mereka

menawarkan suatu pendekatan yang mencoba untuk menghubungkan antara isu

kebijaksanaan dengan implementasi dan suatu model konseptual yang

mempertalikan kebijaksanaan dengan prestasi kerja atau performance.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan informan penelitian yaitu

dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jayawijaya. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga merupakan kontribusi

kongkrit perusahaan dalam pembangunan. Hal ini menunjukkan pimpinan

perusahaan kurang memahami hakikat Sumbangan Pihak Ketiga. Pimpinan

perusahaan beranggapan bahwa Sumbangan Pihak Ketiga hanya direalisasikan

dalam bentuk uang. Hal ini menunjukkan pimpinan perusahaan kurang memahami

bahwa Sumbangan Pihak Ketiga dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk

berupa uang atau yang disamakan dengan uang maupun barang-barang baik yang

bergerak maupun yang tidak bergerak. Kendala ini memerlukan solusi yaitu perlu

ditingkatkan sosialisasi Perda secara lebih intensif kepada perusahaan untuk

meningkatkan pemahaman terhadap Sumbangan Pihak Ketiga (Sumber:

http://repository.uksw.edu/bitstream)

Page 25: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

11

Persamaan penelitian Franco Benony Limba dengan penelitian ini adalah sama-

sama menggunakan penelitian kualitatif dan mengkaji mengenai penerimaan

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah. Perbedaannya adalah pemilihan

informan yaitu penelitian Franco Benony Limba hanya mengambil informan dari

Dinas Pendapatan Derah sedangkan informan penelitian ini terdiri dari Perwakilan

Tim Penerimaan SP3D pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung,

perwakilan perusahaan dan Perwakilan Masyarakat penerima manfaat SP3D di

Provinsi Lampung.

4. Made Setyawan (2009)

Jurnal penelitian pada Universitas Udayana Bali berjudul: Kontribusi Swasta

dalam Pembangunan Daerah melalui Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Kontribusi Swasta dalam

Pembangunan Daerah melalui Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah?”

Teori dalam penelitian ini adalah Good governance adalah sebagai

penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta

efisien dan efektif dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang konstruktif di

antara domain-domain negara, sector swasta dan masyarakat (society). Pada

tataran ini, good governance berorientasi pada dua hal pokok, yakni: Pertama,

orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional. Pada

tataran ini, good governance mengacu pada demokratisasi dalam kehidupan

bernegara dengan elemen-elemen konstituennya, seperti legitimacy,

accountability, scuring of human right, autonomy and devolution of power dan

assurance of civilian control; Kedua, pemerintahan yang berfungsi secara ideal

Page 26: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

12

yaitu secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional.

Dalam konteks ini, good governance tergantung pada pada sejauh mana struktur

serta mekanisme politik dan administratif berfungsi secara efektif dan efisien.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan informan penelitian yaitu

dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Denpasar. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa pihak swasta memiliki kontribusi dalam pembangunan daerah melalui

pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah. Peningkatan jumlah

perusahaan yang beroperasi disertai dengan peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga

Kepada Daerah sebagai PAD untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintahan

daerah dan pembangunan daerah (Sumber: https://repositori.unud.ac.id)

Persamaan penelitian Made Setyawan dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan penelitian kualitatif dan mengkaji mengenai penerimaan

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah. Perbedaannya adalah pemilihan

informan yaitu penelitian Made Setyawan hanya mengambil informan dari Dinas

Pendapatan Derah sedangkan sedangkan informan penelitian ini terdiri dari

Perwakilan Tim Penerimaan SP3D pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi

Lampung, perwakilan perusahaan dan Perwakilan Masyarakat penerima manfaat

SP3D di Provinsi Lampung.

5. Ahmad Hermawan (2011)

Jurnal penelitian pada Universitas Diponegoro Semarang berjudul: Tinjauan

Yuridis terhadap Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah. Rumusan masalah

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Tinjauan Yuridis terhadap Sumbangan

Pihak Ketiga kepada Daerah?”

Page 27: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

13

Teori dalam penelitian ini teori sistem hukum Lawrence Friedman, bahwa unsur-

unsur sistem hukum itu terdiri dari struktur hukum (legal structure), substansi

hukum (legal substance) dan budaya hukum (legal culture). Penelitian ini

menggunakan penelitian yuridis normatif yaitu menganalisis suatu permasalahan

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Hasil penelitiannya menunjukkan

Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah memiliki landasan hukum yang pasti

dalam bentuk produk hukum daerah, sehingga menjadi payung hukuym bagi

pelaksananya untuk mengotimalkan penerimaan sumbangan. (Sumber:

digilib.undip.ac.id/v2/repository)

Persamaan penelitian Made Setyawan dengan penelitian ini adalah sama-sama

mengkaji mengenai penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah.

Perbedaannya adalah tipe penelitian yang digunakan, di mana Ahmad Hermawan

menggunakan pendekatan hukum normatif dengan kajian berdasarkan peraturan

perundang-undangan, sedangkan penelitian ini menggunakan tipe penelitian

kualitatif dengan berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.

Pentingnya kajian mengenai Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah didasarkan pada alasan bahwa seiring dengan semangat otonomi daerah,

Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat menempuh langkah-langkah strategis

dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada kesejahteraan

rakyat. Upaya tersebut tentunya didukung oleh sumber dana yang memadai,

sehingga Pemerintah Provinsi Lampung melalui harus mampu melaksanakan

peranan dalam memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah dari berbagai sumber,

termasuk di antaranya adalah Sumbangan Pihak Ketiga.

Page 28: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

14

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul: “Implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014

(Studi pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang maka

permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun

2014?

2. Mengapa Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah masih rendah?

3. Bagaimana strategi peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung?

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga

Kepada Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14

Tahun 2014

2. Untuk menganalisis penyebab masih rendahnya Sumbangan Pihak Ketiga

Kepada Daerah

3. Untuk menganalisis strategi peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung

1.3 Tujuan Penelitian

Page 29: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

15

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis

sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan berguna dalam pengembangan

keilmuan Manajemen Pemerintahan Daerah, khususnya yang mengkaji

masalah kebijakan pemerintah daerah.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi Pemerintah Daerah dan pihak-pihak yang berwenang dalam

kebijakan mengoptimalkan penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga kepada

Daerah. Selain itu sebagai salah satu rujukan bagi pihak-pihak yang berminat

untuk mengkaji lebih lanjut terhadap kebijakan pemerintah daerah

Page 30: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

16

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Keuangan Daerah

2.1.1 Arti Penting Keuangan Daerah

Pemerintahan daerah dapat terselenggara karena adanya dukungan berbagai faktor

sumber daya yang mampu menggerakkan jalannya roda organisasi pemerintahan

dalam rangka pencapaian tujuan. Faktor keuangan merupakan faktor utama

sumber daya finansial bagi pembiayaan penyelenggaraan roda pemerintahan

daerah. Keuangan daerah adalah keseluruhan tatanan, perangkat, kelembagaan

dan kebijakan penganggaran yang meliputi Pendapatan dan Belanja Daerah.

Sumber-sumber penerimaan daerah terdiri atas sisa lebih perhitungan anggaran

tahun yang lalu, Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak dan bukan pajak,

sumbangan dan bantuan serta penerimaan pembangunan.

Kebijakan keuangan daerah senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran

pembangunan, terciptanya perekonomian daerah yang mandiri sebagai usaha

bersama atas azas kekeluargaan berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan peningkatan

kemakmuran rakyat yang merata. Pesatnya pembangunan daerah menuntut

tersedianya dana bagi pembiayaan pembangunan yang menyangkut

perkembangan kegiatan fiskal, yaitu: alokasi, distribusi dan stabilisasi sumber-

sumber pembiayaan yang semakin besar.

Page 31: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

17

Ciri utama yang menunjukkan daerah otonom mampu berotonomi terletak pada

kemampuan keuangan daerahnya. Artinya, daerah otonom harus memiliki

kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri,

mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya. (Koswara, 2000: 50).

Dalam bidang keuangan daerah, fenomena umum yang dihadapi oleh sebagian

besar pemerintah daerah di Indonesia adalah relatif kecilnya peranan (kontribusi)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). Dengan kata lain, peranan/kontribusi penerimaan yang

berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk sumbangan dan bantuan, bagi hasil

pajak dan bukan pajak, mendominasi susunan APBD. (Tambunan, 2000: 2).

Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Pembangunan, Pinjaman Daerah dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Dikaitkan dengan otonomi daerah, Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber

pendapatan yang penting untuk dapat membiayai penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan daerah. PAD bahkan dapat memberi warna terhadap tingkat

otonomi suatu daerah, karena jenis pendapatan ini dapat digunakan secara bebas

oleh daerah (Asrori, 2000: 45).

Artinya disini bahwa penggunaan dana yang bersumber dari PAD dapat

dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya sehingga secara prinsip Pemerintah

Pusat atau Pemerintah yang lebih tinggi tingkatannya tidak berwenang untuk

mengatur/menentukan penggunaan sumber pendapatan daerah tersebut.Walaupun

demikian, kemampuan otonomi tidak hanya dilihat dari tingginya Pendapatan Asli

Page 32: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

18

Daerah (PAD) karena bukan hanya PAD saja yang memberikan keleluasaan

kepada daerah otonomi dalam pengalokasian dana sehingga tidak perlu

dipersoalkan mengenai dari mana sumber dana tersebut.

Menurut Mardiasmo (2003:8), potensi penerimaan daerah adalah kekuatan yang

ada di suatu daerah untuk menghasilkan sejumlah penerimaan tertentu. Untuk

melihat potensi sumber penerimaan daerah dibutuhkan pengetahuan tentang

perkembangan beberapa variabel-variabel yang dapat dikendalikan (yaitu

variabel-variabel ekonomi), dan yang tidak dapat dikendalikan (yaitu variabel-

variabel ekonomi) yang dapat mempengaruhi kekuatan sumber-sumber

penerimaan daerah.

Beberapa cara untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui peningkatan

penerimaan semua sumber Pendapatan Asli Daerah agar mendekati atau bahkan

sama dengan penerimaan potensialnya. Selanjutnya dikatakan bahwa secara

umum ada dua cara untuk mengupayakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah

sehingga maksimal yaitu dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Lebih lanjut

diuraikan bahwa salah satu wujud nyata dari kegiatan intensifikasi ini untuk

retribusi yaitu menghitung potensi seakurat mungkin, target penerimaan bisa

mendekati potensinya. Cara ekstensifikasi dilakukan dengan mengadakan

penggalian sumber-sumber objek retribusi atau pajak ataupun dengan menjaring

wajib pajak baru.

Menurut Halim (2001: 31), salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara

nyata kemampuan daerah untuk mengukur dan mengurus rumah tangganya adalah

kemampuan “self supporting” dalam bidang keuangan. Dengan kata lain faktor

Page 33: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

19

keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah

dalam melaksanakan otonominya. Secara realistis, praktek penyelenggaraan

pemerintah daerah selama ini menunjukkan tingkat ketergantungan pemerintah

daerah terhadap pemerintah pusat. Hal ini terlihat dari program kerja yang ada

dalam keuangan daerah cenderung merupakan arahan dari pemerintah pusat

sehingga besarnya alokasi dana rutin dan pembangunan daerah belum didasarkan

pada standard analisa belanja tetapi dengan menggunakan pendekatan tawar

menawar inkremental atau incremental bargaining approach.

Menurut Baswir (2002: 44), dalam perspektif desentralisasi, pemerintah daerah

sebaiknya memainkan peran dalam penyusunan anggaran sebagai berikut:

a. Menetapkan prioritas anggaran berdasarkan kebutuhan penduduknya, bukan

berdasarkan perintah penyeragaman dari pemerintah nasional;

b. Mengatur keuangan daerah termasuk pengaturan tingkat dan level pajak dan

pengeluaran yang memenuhi standard kebutuhan publik di wilayahnya;

c. Menyediakan pelayanan dan servis pajak sebagaimana yang diinginkan oleh

publik dan kepentingan daerah masing-masing;

d. Mempertimbangkan dengan seksama keuntungan sosial dari setiap program

dan rencana pembangunan, bukan hanya kepentingan konstituen tertentu;

e. Menggunakan daya dan kekuatan secara independen dalam mewujudkan dan

menstimulasikan konsep pembangunan ekonomi;

f. Memfokuskan agenda dan penetapan program ekonomi dalam anggaran yang

mendukung kestabilan pertumbuhan dan penyediaan lapangan kerja di daerah;

g. Menentukan batas kenormalan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan daerah;

Page 34: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

20

h. Mencari dan menciptakan sumber-sumber pendapatan daerah sehingga

mengurangi ketergantungan pada subsidi nasional

2.1.2 Fungsi Keuangan Daerah

Menurut Baswir (2002: 45-46), perspektif perubahan yang diinginkan dalam

pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah sebagai upaya pemberdayaan

pemerintah daerah adalah:

a. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan publik (public

oriented). Hal ini tidak saja terlihat pada besarnya porsi pengalokasian

anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat pada besarnya

partisipasi masyarakat dan DPRD dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan keuangan daerah;

b. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dan

anggaran daerah pada khususnya;

c. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para partisipan yang

terkait dalam pengelolaan anggaran seperti DPRD, kepala daerah, sekretaris

daerah dan perangkat daerah lainnya;

d. Kerangka hukum dan administrasi atas pembiayaan, investasi dan pengelolaan

keuangan daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value for money,

transparansi dan akuntabilitas;

e. Kejelasan tentang kedudukan keuangan DPRD, kepala daerah dan pegawai

negeri sipil daerah baik rasio maupun dasar pertimbangannya;

f. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran kinerja dan

anggaran multi tahunan;

Page 35: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

21

g. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang daerah yang lebih profesional;

h. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran DPRD, peran

akuntan publik dalam pengawasan, pemberian opini dan rating kinerja

anggaran, dan transparansi informasi anggaran kepada publik;

i. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan pembinaan, peran

asosiasi, dan peran anggota masyarakat guna pengembangan profesionalisme

aparat pemerintah daerah;

j. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan

informasi anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah

daerah terhadap penyebarluasan informasi sehingga memudahkan pelaporan,

pengendalian dan mendapatkan informasi

Menurut Mardiasmo (2003: 54), fungsi anggaran daerah dalam proses

pembangunan di daerah adalah:

a. Instrumen politik. Anggaran daerah adalah salah satu instrument formal yang

menghubungkan eksekutif daerah dengan tuntutan dan kebutuhan publik yang

diwakili oleh legislatif daerah.

b. Instrumen kebijakan fiskal (fiscal tool). Dengan mengubah prioritas dan besar

alokasi dana, anggaran daerah dapat digunakan untuk mendorong, memberi

fasilitas dan mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat guna mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah.

c. Instrumen perencanaan (planning tool). Di dalam anggaran daerah disebutkan

tujuan yang ingin dicapai, biaya dan hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan

di masing-masing unit kerja.

Page 36: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

22

d. Instrumen pengendalian (control tool). Anggaran daerah berisi rencana

penerimaan dan pengeluaran secara rinci setiap unit kerja. Hal ini dilakukan

agar unit kerja tidak mengalokasikan anggaran pada bidang yang lain.

Selanjutnya menurut Mardiasmo (2003: 56), secara umum anggaran pemerintah

harus mencerminkan empat fungsi yaitu :

a. Anggaran digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan pembangunan

melalui pemberian alokasi dana pada prioritas tersebut

b. Anggaran mencerminkan rencana detail dari pendapatan dan pengeluaran di

mana satuan kerja dapat malaksanakannya secara baik

c. Anggaran digunakan untuk stabilisasi sosio-ekonomi dan merangsang

pertumbuhan ekonomi

d. Anggaran menetapkan tujuan, biaya dan kinerja hasil yang diharapkan dari

setiap pegeluaran pemerintah

Menurut Baswir (2002: 45-48), fungsi anggaran secara umum paling tidak

mencerminkan lima hal yaitu:

a. Anggaran daerah mencerminkan rencana secara detail mengenai pendapatan

dan pengeluaran daerah

b. Anggaran daerah menetapkan tujuan, biaya dan kinerja hasil yang diharapkan

c. Anggaran daerah digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan

pembangunan. Dengan adanya skala prioritas anggaran dapat mengubah

besarnya alokasi dana untuk melakukan kebutuhan yang mendesak

d. Anggaran daerah sebagai stabilitas ekonomi ddan merangsang pertumbuhan

ekonomi

Page 37: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

23

e. Anggaran daerah sebagai alat komunikasi kepada publik. Hal ini

mencerminkan adanya transparansi dan akuntabilitas kepada publik

Anggaran sangat penting sebagai alat pengendalian manajemen yang harus

mampu menjamin bahwa pemerintah mempunyai cukup uang untuk melakukan

kewajibannya pada masyarakat. Anggaran menyediakan informasi dan

memungkinkan legslatif meyakini bahwa rencana kerja pemerintah dilaksanakan

secara efisien, terhindar dari pemborosan dan penyelewengan.

2.1.3 Norma dan Prinsip Keuangan Daerah

Menurut Baswir (2002: 51), anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

hendaknya mengacu pada norma dan prinsip anggaran berikut ini.

a. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

Transparansi tentang anggaran daerah merupakan salah satu persyaratan untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab. Setiap

dana yang diperoleh, penggunaannya harus dapat dipertanggung jawabkan.

b. Disiplin Anggaran

APBD disusun dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa harus

meninggalkan keseimbangan antara pembiayaan penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu,

anggaran yang disusun harus dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat

guna, tepat waktu dan dapat dipertanggung jawabkan.

c. Keadilan Anggaran

Pembiayaan pemerintah daerah dilakukan melalui mekanisme pajak dan

retribusi yang dipikul oleh segenap lapisan masyarakat. Untuk itu, pemerintah

Page 38: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

24

wajib mengalokasikan penggunaannya secara adil agar dapat dinikmati oleh

seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan.

d. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat

menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna

kepentingan masyarakat. Oleh karena itu untuk dapat mengendalikan tingkat

efisiensi dan efektivitas anggaran, dalam perencanaan perlu ditetapkan secara

jelas tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang akan diperoleh masyarakat dari

suatu kegiatan atau proyek yang diprogramkan.

e. Format Anggaran

Pada dasarnya APBD disusun berdasarkan format anggaran surplus atau

defisit (surplus deficit budget format). Selisih antara pendapatan dan belanja

mengakibatkan terjadi surplus atau defisit anggaran. Apabila terjadi surplus,

daerah dapat membentuk dana cadangan, sedangkan bila terjadi defisit dapat

ditutupi antara lain melalui sumber pembiayaan pinjaman dan atau penerbitan

obligasi daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Baswir (2005: 15), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan

yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku. Selanjutnya sumber-sumber PAD sebagaimana telah dikemukakan

pada bab terdahulu, terdiri dari beberapa unsur yaitu pajak daerah, retribusi

daerah, perusahaan daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Page 39: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

25

1. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat

digunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah.

2. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan Pemerintah

Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

3. Perusahaan daerah adalah badan usaha milik daerah yang didirikan oleh

Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk menambah pendapatan daerah dan

mampu memberikan rangsangan berkembangnya perekonomian daerah

tersebut. Hasil perusahaan daerah sebagai salah satu sumber PAD meskipun

memiliki potensi yang cukup besar tetapi dengan pengelolaan perusahaan

yang tidak/kurang profesional dan terlebih lagi dengan adanya intervensi dari

Pemerintah Daerah sendiri, kontribusi PAD dari sumber ini masih kurang

memadai.

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah diperoleh antara lain dari hasil

penjualan asset daerah dan jasa giro, penerimaan dari pihak ketiga yang bukan

perusahaan daerah, deviden BPD, ganti biaya dokumen lelang, dan lain-lain.

Untuk menentukan corak otonomi daerah, salah satu variabel pokok yang

digunakan adalah kemampuan keuangan daerah. Selanjutnya kemampuan

keuangan daerah dapat dilihat dari rasio PAD terhadap APBD. Dengan demikian

maka besarnya PAD menjadi unsur yang sangat penting dalam mengukur tingkat

kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah.

Page 40: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

26

Peran PAD sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah masih rendah.

Kendatipun perolehan PAD setiap tahunnya relatif meningkat namun masih

kurang mampu memaksimalkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk

beberapa daerah yang relatif minus dengan kecilnya peran PAD dalam APBD,

upaya satu-satunya adalah menarik investasi swasta domestik ke daerah minus.

Pendekatan ini tidaklah mudah dilakukan sebab swasta lebih berorientasi kepada

daerah yang relatif menguntungkan secara ekonomi (Mardiasmo, 2003: 65).

Melihat kenyataan yang ada bahwa PAD yang diperoleh pada umumnya masih

relatif rendah, tidak sedikit Pemerintah Daerah yang merasa khawatir

melaksanakan otonomi daerah. Kekhawatiran yang berlebihan bagi daerah,

terlebih bagi daerah miskin dalam menghadapi otonomi daerah mestinya tidak

perlu terjadi. Pertimbangan pemberian otonomi daerah tidaklah mesti dilihat dari

pertimbangan keuangan semata, sekiranya pertimbangan ini masih tetap

mendominasi pemberian otonomi ini tidak akan terlaksana. Sebenarnya apabila

diberikan mekanisme kewenangan yang lebih luas dalam bidang keuangan,

Pemerintah Daerah dapat menggali dan mengembangkan potensi yang

dimilikinya. Otonomi daerah diharapkan lebih menekankan kepada mekanisme

yang memberikan kewenangan yang luas kepada daerah dalam bidang keuangan,

karena dengan kewenangan tersebut uang akan dapat dicari semaksimal mungkin

tentu saja dengan memperhatikan potensi daerah serta kemampuan aparat

pemerintah untuk mengambil inisiatif guna menemukan sumber-sumber keuangan

yang baru. Kewenangan yang luas bagi daerah akan dapat menentukan mana

sumber dana yang dapat digali dan mana yang secara potensial dapat

dikembangkan.

Page 41: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

27

2.2 Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Undang-Undang Pemerintahan Daerah) menyelenggarakan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan yang menjadi urusan Pemerintah.

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

tersebut, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi

dan tugas pembantuan.

Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan

antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan terdiri dari

urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan

urusan pemerintahan yang dikelola secara bersama antartingkatan dan susunan

pemerintahan atau konkuren.

Menurut Undang-Undang Pemerintahan Daerah Pasal 10 Ayat (1) dan (2) bahwa

pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, kecuali urusan yang menjadi urusan pemerintah pusat. Dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya daerah,

pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembagian.

Page 42: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

28

Menurut Undang-Undang Pemerintahan Daerah Pasal 14 Ayat (1), urusan

pemerintah yang menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota adalah sebagai

berikut:

1) Perencanaan dan pengendalian pembangunan

2) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

3) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

4) Penyediaan sarana dan prasarana umum

5) Penanganan bidang kesehatan

6) Penyelenggaraan pendidikan

7) Penanggulangan masalah sosial

8) Pelayanan bidang ketenagakerjaan

9) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah

10) Pengendalian lingkungan hidup

11) Pelayanan pertanahan

12) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil

13) Pelayanan administrasi umum pemerintahan

14) Pelayanan administrasi penanaman modal

15) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya

16) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-

undangan.

Daerah otonomi adalah wilayah administrasi pemerintahan dan kependudukan

yang dikenal dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian

jenjang daerah otonom ada dua bagian, walau titik berat pelaksanaan otonomi

daerah dilimpahkan pada pemerintah kabupaten/kota. Adapun daerah provinsi,

Page 43: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

29

berotonomi secara terbatas yakni menyangkut koordinasi antar/lintas

kabupaten/kota, serta kewenangan pusat yang dilimpahkan pada provinsi, dan

kewenangan kabupaten/kota yang belum mampu dilaksanakan maka diambil alih

oleh provinsi. Secara konsepsional, jika dicermati berlakunya Undang-Undang

Pemerintah Daerah, dengan tidak adanya perubahan struktur daerah otonom,

memang masih lebih banyak ingin mengatur pemerintah daerah baik provinsi

maupun kabupaten/kota. Disisi lain, pemerintah kabupaten/kota yang daerah

otonomnya terbentuk hanya berdasarkan kesejahteraan pemerintahan, akan sulit

untuk berotonomi secara nyata dan bertanggungjawab di masa mendatang.

Menurut Affan Gaffar (2005: 54), prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah

adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek

demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah

yang terbatas

b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan

bertanggung jawab

c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah

Kabupaten dan daerah kota, sedang otonomi daerah provinsi merupakan

otonomi yang terbatas.

d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan kontibusi negara sehingga

tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.

Page 44: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

30

e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah

otonom, dan karenanya dalam daerah Kabupaten/daerah kota tidak ada lagi

wilayah administrasi.

f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peran dan fungsi badan

legislatif daerah, baik fungsi legislatif, fungsi pengawas maupun fungsi

anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah

g. Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam

kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan

sebagai wakil daerah.

h. Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari

pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa

yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya

manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung

jawabkan kepada yang menugaskannya.

Menurut Rumajar Jefferson (2006: 32), asas-asas yang dianut dalam pelaksanaan

otonomi daerah oleh pemerintah daerah meliputi:

a) Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan dari

pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan

desentralisasi adalah pemberian otonomi kepada daerah untuk meningkatkan

daya guna penyelenggaraaan pemerintahan daerah, terutama pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan masyarakat serta melaksanakan kebijakan atas

prakarsa sendiri

Page 45: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

31

Negara kesatuan adalah bentuk negara di mana wewenang legislatif tertinggi

dipusatkan pada satu badan legislatif nasional/pusat kekuasaan terletak pada

pemerintah pusat dan tidak pada Pemerintah Daerah. Pemerintah pusat

berwenang menyerahkan sebagian kekuasaan pada daerah otonom atau negara

kesatuan dengan sistem desentralisasi

Urusan-urusan yang telah diserahkan kepada daerah dalam rangka

pelaksanaan asas desentralisasi, menjadi wewenang dan tanggung jawab

daerah, baik yang menyangkut penentuan kebijakan maupun yang

menyangkut segi-segi pembiayaannya. Bidang kewenangan yang mewarnai

fenomena desentralisasi adalah bidang kepegawaian, budget kepegawaian dan

penyesuaian berbagai rupa kebijaksanaan umum. Hal ini tertuang dalam

Ketentuan Umum Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Pemerintahan Daerah

menyatakan:

(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang

ini ditentukan menjadi urusan pemerintah.

(2) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah sebagaimana pada Ayat (1), Pemerintah Daerah menjalankan

otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

(3) Urusan pemerintah yang menjadi urusan pemerintah pusat sebagaimana

dimaksud dalam Ayat (1) meliputi politik luar negeri, pertahanan,

keamanan, yustisia, moneter dan fiskal serta agama.

Page 46: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

32

b) Asas Dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/ atau pada instansi

vertikal di wilayah tertentu. Perbedaannya terletak pada titik laju menjauhi

titik pusat. Desentralisasi merupakan penyerahan urusan pemerintahan yang

diberikan kepada pemerintah di bawahnya yang selanjutnya urusan yang

diberikan akan menjadi urusan rumah tangga daerah, jadi bukan pada

perorangan seperti dalam asas dekonsentrasi (Sesuai dengan Pasal 1 Angka 8

Undang-Undang Pemerintahan Daerah).

c) Asas Tugas Perbantuan

Apabila semua urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan sendiri oleh

pemerintah pusat, ditinjau dari segi daya dan hasil guna kurang dapat

dipertanggung jawabkan karena memerlukan tenaga dan biaya yang sangat

besar. Asas tugas perbantuan yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada

Pemerintah Daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi pada pemerintah

kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada

desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Dalam hal penyelenggaraan asas tugas perbantuan tidak beralih menjadi

urusan rumah tangga daerah yang dimintakan bantuannya. Selanjutnya tugas

perbantuan bukanlah sebagai asas pengganti dari asas desentralisasi dari

urusan pemerintah pusat yang ditugaskan pada Pemerintah Daerah. Daerah

yang mendapatkan tugas pembantuan wajib melaporkan dan mempertanggung

Page 47: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

33

jawabkan pada pemerintah pusat sesudah tugas dilaksanakan (Sesuai dengan

Pasal 1 Angka 9 Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah).

2.3.1 Pengertian Peraturan Daerah

Menurut Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Daerah Provinsi adalah

Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dengan persetujuan bersama Gubernur.

Menurut Mahfud MD (1999: 32) peraturan daerah adalah bentuk keputusan yang

disusun oleh pemerintah daerah yang sifatnya tertulis yang berbentuk peraturan.

Suatu produk yang merupakan hasil karya pemerintah daerah, dalam hal ini

Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rahyat Daerah (DPRD),

supaya secara formal berbentuk peraturan daerah harus memenuhi syarat, yaitu

tata cara pembentukannya harus memenuhi tata cara yang telah ditentukan, ialah

sejak mempersiapkan rancangan peraturan daerah (Raperda), pembahasan

Raperda di DPRD, serta penandatanganan atau pengesahan peraturan daerah,

dituangkan dalam bentuk yang telah ditentukan dan diundangkan dalam bentuk

dan menurut tata cara yang telah ditentukan untuk itu (dalam lembaran daerah).

Menurut Chairijah (2008: 12), rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Gubernur atau Bupati/Walikota.

Apabila dalam satu kali masa sidang Gubernur atau Bupati/Walikota dan DPRD

2.3. Peraturan Daerah

Page 48: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

34

menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sama, yang dibahas adalah

rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan Perda yang

disampaikan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota dipergunakan sebagai bahan

persandingan. Ada berbagai jenis Perda yang dapat ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Kota dan Propinsi antara lain:

a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah;

c. Tata Ruang Wilayah Daerah;

d. APBD;

e. Rencana Program Jangka Menengah Daerah;

f. Perangkat Daerah;

g. Pemerintahan Desa;

h. Pengaturan umum lainnya.

2.3.2 Fungsi dan Asas Peraturan Daerah

Menurut Mahfud MD (1999: 34), Peraturan Daerah memiliki beberapa fungsi

sebagai berikut:

a. Sebagai instrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas

pembantuan sebagaimana diamantkan dalam Undang-Undang Dasar 1945dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

b. Sebagai Peraturan Pelaksana dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih

tinggi. Dalam fungsi ini peraturan daerah mengikuti hierarki peraturan

perudang-undangan dengan kata lain peraturan daerah tidak boleh

bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan di atasnya

Page 49: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

35

c. Sebagai penampung kekhususan dan keragaman daerah serta penyalur aspirasi

masyarakat di daerah, namun dalam pengaturannya tetap dalam koridor

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan UUD 1945

d. Sebagai alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan daerah.

Menurut Mahfud MD (1999: 35), Pembentukan Perda harus mengacu pada asas

pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yaitu sebagai berikut:

a. Kejelasan tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang

undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat, yaitu setiap peraturan

perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan

perundang-undangan yang berwenang dan dapat dibatalkan atau batal demi

hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan, yaitu dalam pembentukan

peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi

muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangan.

d. Dapat dilaksanakan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang

undangan harus memperhatikan efektifitas peraturan perundang-undangan

tersebut dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis dan sosiologis.

e. Kedayagunaan dan kehasil gunaan, yaitu setiap peraturan perundang undangan

dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam

mengatur kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.

f. Kejelasan rumusan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus

memenuhi persyaratan teknis penyusunan, sistematika dan pilihan kata atau

Page 50: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

36

terminologi, bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak

menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

g. Keterbukaan, yaitu dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan

mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat

transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat

mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam

proses pembuatan peraturan perundang-undangan.

Menurut Mahfud MD (1999: 36), Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

menyebutkan bahwa materi muatan Perda harus mengandung asas-asas sebagai

berikut:

a. Asas pengayoman, bahwa setiap materi muatan Perda harus berfungsi

memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman

masyarakat.

b. Asas kemanusiaan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan

martabat setiap warga Negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

c. Asas kebangsaan, bahwa setiap muatan Perda harus mencerminkan sifat dan

watak bangsa Indonesia yang pluralistic (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga

prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

d. Asas kekeluargaan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

e. Asas kenusantaraan, bahwa setiap materi muatan Perda senantiasa

memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan

Page 51: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

37

Perda merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan

Pancasila.

f. Asas bhinneka tunggal ika, bahwa setiap materi muatan Perda harus

memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi

daerah dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

g. Asas keadilan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

h. Asas kesamaan dalam hukum dan pemerintahan, bahwa setiap materi muatan

Perda tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar

belakang, antara lain agama, suku, ras, golongan, gender atau status sosial.

i. Asas ketertiban dan kepastian hukum, bahwa setiap materi muatan Perda harus

dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya

kepastian hukum.

j. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan, bahwa setiap materi muatan

Perda harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara

kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara

k. Asas lain sesuai substansi Perda yang bersangkutan. Selain asas dan materi

muatan di atas, DPRD dan Pemerintah Daerah dalam menetapkan Perda harus

mempertimbangkan keunggulan daerah, sehingga mempunyai daya saing

dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut terdapat tiga landasan yang harus dipenuhi dalam

Pembentukan Peraturan Daerah adalah:

Page 52: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

38

1) Landasan Filosofis, yakni landasan yang berkaitan dengan dasar atau idiologi

negara

2) Landasan Sosiologis, yakni landasan yang berkaitan dengan kondisi atau

kenyataan empiris yang hidup dalam masyarakat

3) Landasan Yuridis, yakni landasan yang berkaitan dengan kewenangan untuk

membentuk kesesuaian antara jenis dan materi muatan, tata cara atau prosedur

tertentu,dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang

lebih tinggi.

2.4 Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

Dasar Hukum Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah adalah Peraturan Daerah

Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak

Ketiga Kepada Daerah. Menurut Pasal 1 Angka (10) yang dimaksud dengan

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah adalah pemberian dari pihak ketiga

kepada Pemerintah daerah secara suka rela yang tidak mengikat perolehannya baik

berupa uang atau yang disamakan dengan uang maupun barang-barang, baik

bergerak maupun tidak bergerak yang perolehannya tidak bertentangan dengan

Perundang-undangan yang berlaku.

Pemberian Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah tersebut tidak menggurangi

kewajiban-kewajiban Pihak Ketiga yang bersangkutan kepada negara maupun

kepada daerah seperti pembayaran pajak dan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 53: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

39

Menurut Pasal 2 Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014

tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah, objek Sumbangan

Pihak Ketiga Kepada Daerah terdiri dari:

1) Objek bersifat umum, meliputi:

a) Sumbangan untuk mendukung upaya Pemerintah Daerah dalam

penyelenggaraan pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

b) Sumbangan untuk mendukung upaya Pemerintah Daerah dalam

peningkatan/penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana serta pengamanan

yang berkenaan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

c) Sumbangan atas pemberian kemudahan perizinan tertentu

d) Sumbangan dari assosiasi, distributor/penyalur hasil industri, perkebunan,

pertanian, pertambangan dan lain sebagainya.

2) Objek bersifat khusus, meliputi:

a) Sumbangan yang berkaitan dengan pemberian keringanan atas

pembayaran denda Pajak Kendaraan Bermotor yang diberikan Pemerintah

Kepada wajib pajak.

b) Sumbangan dari setiap transaksi pembelian atas kendaraan bermotor

baru/bekas (kendaraan bermotor roda dua atau lebih, termasuk kendaraan

bermotor berupa alat berat atau sejenisnya)

c) Sumbangan yang diperoleh dari pemberian Pengganti Surat Ketetapan

Pajak Daerah atau notes pajak kendaraan bermotor

Page 54: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

40

2.5 Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980) sebagaimana dikutip

Winarno (2008: 87) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content

of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementation). Variabel

tersebut mencakup: sejauhmana kepentingan kelompok sasaran atau target group

termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh target group,

sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah

program sudah tepat, apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya

dengan rinci, dan apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.

Model Grindle menurut Winarno (2008: 88) ditentukan oleh isi kebijakan dan

konteks implementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan

ditransformasikan, barulah implementasi kebijakan dilakukan. Keberhasilannya

ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan

tersebut mencakup hal-hal berikut:

a. Kepentingan kelompok sasaran/tipe manfaat

b. Derajat perubahan yang diinginkan

c. Letak pengambilan keputusan

d. Pelaksanaan program

e. Sumber daya yang dilibatkan

Sementara itu, konteks implementasinya adalah:

a. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat

b. Karakteristik lembaga dan penguasa

c. Kepatuhan dan daya tanggap

Page 55: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

41

Keunikan dari model Grindle terletak pada pemahamannya yang komprehensif akan

konteks kebijakan, khususnya yang menyangkut dengan implementor, penerima

implementasi, dan arena konflik yang mungkin terjadi di antara para aktor

implementasi, serta kondisi-kondisi sumber daya implementasi yang diperlukan.

2.6 Kerangka Pikir

Salah satu PAD Provinsi Lampung adalah Sumbangan Pihak Ketiga Kepada

Daerah, yaitu pemberian Pihak Ketiga kepada Daerah secara ikhlas, tidak

mengikat, perolehannya oleh pihak ketiga tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, baik yang berupa uang atau yang disamakan

dengan uang maupun barang-barang baik yang bergerak maupun yang tidak

bergerak. Sumbangan tersebut dapat berupa pemberian, hadiah, donasi, wakaf,

hibah atau lain-lain sumbangan yang serupa dengan itu. Sumbangan tersebut tidak

mengurangi kewajiban-kewajiban Pihak Ketiga yang bersangkutan kepada negara

maupun kepada daerah seperti pembayaran pajak dan kewajiban-kewajiban

lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui menganalisis Penerimaan Sumbangan

Pihak Ketiga Kepada Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung

Nomor 14 Tahun 2014 yang didasarkan pada model kebijakan Grindle,

sebagaimana disajikan pada bagan sebagai berikut:

Page 56: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

42

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Tujuan KebijakanMeningkatkanPenerimaan SP3D

Proses TransformasiPeraturan DaerahProvinsi LampungNomor 14 Tahun 2014

Isi Kebijakan(content of policy)

a. Kepentingan kelompoksasaran/tipe manfaat

b. Derajat perubahan yang diinginkanc. Letak pengambilan keputusand. Pelaksanaan programe. Sumber daya yang dilibatkan

Lingkungan Implementasi(context of implementation)

a. Kekuasaan, kepentingan, danstrategi aktor yang terlibat

b. Karakteristik lembaga danpenguasa

c. Kepatuhan dan daya tanggap

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Page 57: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

43

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Moleong, 2005:6).

Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti objek dengan cara menuturkan,

menafsirkan data yang ada, ada pelaksanaanya melalui pengumpulan,

penyusunan, analisa dan interpretasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe

penelitian ini dianggap sangat relevan untuk dipakai karena menggambarkan

keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data

yang diperoleh dari penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun di

dalam melihat kebenaran tersebut, tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan

melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu

yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang bersifat

tersembunyi, dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata

tersebut (Moleong, 2005:7).

Page 58: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

44

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian menyatakan pokok persoalan apa yang menjadi pusat perhatian

dalam penelitian kualitatif. Hal ini karena suatu penelitian kualitatif tidak dimulai

dari sesuatu yang kosong atau tanpa adanya masalah, baik masalah-maslah yang

bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui kepustakaan ilmiah (Moleong,

2005 : 62). Pada prinsipnya fokus penelitian dimaksudkan untuk dapat membantu

penulis agar dapat melakukan penelitiannya sehingga hanya akan ada beberapa

hal atau beberapan aspek yang dapat diarahkan penulis sesuai dengan tema yang

telah ditentukan sebelumnya. Fokus penelitian adalah implementasi Penerimaan

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi

Lampung Nomor 14 Tahun 2014 berdasarkan model kebijakan Grindle, yang

terdiri dari:

1. Isi Kebijakan (content of policy)

a. Kepentingan kelompok sasaran/tipe manfaat dari pemberlakuan kebijakan

SP3D

b. Derajat perubahan yang diinginkan dari dari pemberlakuan kebijakan

SP3D

c. Letak pengambilan keputusan dalam kebijakan SP3D

d. Pelaksanaan program SP3D

e. Sumber daya yang dilibatkan dalam kebijakan SP3D

2. Lingkungan Implementasi (context of implementation)

a. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat dalam

pemberlakuan kebijakan SP3D

Page 59: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

45

b. Karakteristik lembaga dan penguasa dalam pemberlakuan kebijakan SP3D

c. Kepatuhan dan daya tanggap sasaran kebijakan SP3D

3.3 Informan Penelitian

Menurut Moleong (2005: 6), penelitian kualitatif pada umumnya mengambil

jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk

memperoleh informasi yang diharapkan, peneliti terlebih dahulu menentukan

informan yang akan dimintai informasi. Pada penelitian kualitatif tidak ada

informan acak tetapi bertujuan (purposive). Informan penelitian ini adalah:

1. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penerimaan Non Pajak pada

Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung

2. Kepala Sub Bidang Pengembangan Pendapatan pada Badan Pendapatan

Daerah Provinsi Lampung

3. Staf Humas PT Jasa Raharja Persero

4. Staf Humas PTPN VII Bandar Lampung

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Moleong (2005: 83), teknik pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif terdiri dari:

1. Wawancara, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui

percakapan langsung dengan para informan dengan menggunakan pedoman

wawancara. Pihak yang diwawancarai terdiri dari Perwakilan Tim Penerimaan

SP3D pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung dan perwakilan

Perusahaan Pemberi SP3D di Provinsi Lampung.

Page 60: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

46

2. Dokumentasi, yaitu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencari

informasi dari berbagai sumber atau referensi yang terkait dengan penelitian,

seperti data mengenai gambaran umum Badan Pendapatan Daerah Provinsi

Lampung, data penerimaan SP3D di Provinsi Lampung dan data perusahaan

yang memberikan SP3D di Provinsi Lampung.

3.5 Teknik Analisa Data

Analisis data kualitatif menurut Moleong (2005:248) adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan dengan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses analisis data

dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dituangkan ke dalam bentuk laporan

selanjutnya direduksi, dirangkum, difokuskan pada hal-hal penting. Dicari

tema dan polanya disusun secara sistematis. Kegiatan yang dilakukan pada

tahap reduksi data adalah memilih dan merangkum data dari hasil wawancara

dan dokumentasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini.

2. Penyajian Data (Display Data)

Untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian harus diusahakan membuat bermacam matriks, grafik, jaringan, dan

bagian atau bisa pula dalam bentuk naratif saja. Kegiatan dilakukan pada

Page 61: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

47

tahap display data adalah menyajikan data secara naratif, yaitu menceritakan

hasil wawancara ke dalam bentuk kalimat dan disajikan pada pembahasan.

3. Mengambil Kesimpulan atau Verifikasi Data.

Peneliti berusahan mencari arti, pola, tema, yang penjelasan alur sebab akibat,

dan sebagainya. Kesimpulan harus senantiasa diuji selama penelitian

berlangsung, dalam hal ini dengan cara penambahan data baru. Kegiatan yang

penulis lakukan pada tahap verifikasi data adalah membuat kesimpulan

berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian (Moleong, 2005:249).

3.6 Teknik Kesimpulan

Teknik penarikan kesimpulan dalam penelitian ini menggunakan teknik induktif,

yaitu memaparkan hal-hal yang bersifat umum dan kemudian mengambil

kesimpulan yang bersifat khusus.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

data. Menurut Moleong (2005: 287), triangulasi berupaya untuk mengecek

kebenaran data dan membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber

lain pada saat penelitian lapangan. Triangulasi data dalam penelitian ini

dilaksanakan dengan cara menggali informasi dari kelompok informan yang

berbeda, sehingga data yang diperoleh bersifat objektif. Pelaksanaannya adalah

menggali keterangan mengenai implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak

Ketiga Kepada Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

14 Tahun 2014 dari berbagai informan yaitu dari Badan Pendapatan Daerah

Provinsi Lampung, PT Jasa Raharja Persero dan PTPN VII Bandar Lampung.

Page 62: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

91

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Implementasi Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014

dilaksanakan oleh Tim SP3D dengan kegiatan sosialisasi secara intensif

tentang Sumbangan Pihak Ketiga terhadap perusahaan-perusahaan yang

beroperasi di Provinsi Lampung, melaksanakan penerimaan Sumbangan Pihak

Ketiga, dilakukan dengan memberikan penghargaan (reward) kepada

perusahaan yang membayarkan Sumbangan Pihak Ketiga.

2. Penyebab masih rendahnya SP3D adalah kurangnya sosialisasi mengenai

SP3D sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman pimpinan perusahaan

terhadap produk hukum daerah tentang Sumbangan Pihak Ketiga dan

rendahnya kesadaran pimpinan perusahaan terhadap Sumbangan Pihak Ketiga

yang dianggap memberatkan perusahaan telah dibebani kewajiban membayar

pajak dan retribusi kepada Pemerintah Daerah. Selain itu perusahaan secara

internal telah membiayai program sosial yang secara langsung berhubungan

dengan masyarakat dan telah menganggarkan dana untuk pelaksanaan

program sosial kemasyarakatan tersebut.

Page 63: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

92

3. Strategi peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah oleh Badan

Pendapatan Daerah Provinsi Lampung adalah dengan pendekatan level top

manager¸ yaitu Gubernur atau Wakil Gubernur turut serta membantu Tim

dengan cara melakukan pertemuan dengan pimpinan-pimpinan perusahaan

secara khusus, baik dalam bentuk pertemuan formal maupun informal.

5.2 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi Produk Hukum Terkait dengan SP3D kepada para perusahaan-

perusahaan di seluruh provinsi Lampung agar dilakukan secara lebih intensif

dan massif melalui Asosiasi-Asosiasi Perusahaan maupun dengan

menggunakan media massa, baik media massa cetak maupun elektronik. Hal

ini dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran para pimpinan

perusahaan dalam merealisasikan pembayaran SP3D.

2. Kinerja Satuan Kerja sebagai mitra perusahaan agar dioptimalkan dengan

berbagai terobosan guna membangun kesadaran perusahaan membayar SP3D,

yaitu menindak lanjuti realisasi pembayaran sesuai Memorandum Of

Understanding (MOU), melakukan konfirmasi, mendatangi perusahaan,

menampung aspirasi atau keluhan perusahaan atas berbagai kendala

keterlambatan pembayaran serta merumuskan bersama pemecahan masalah.

3. Pendekatan level top manager agar dilakukan secara lebih maksimal oleh

Gubernur dan Wakil Gubernur dengan para pimpinan perusahaan dengan

menggunakan upaya persuasif dan negosiasif, baik secara formal maupun

informal dalam rangka mengoptimalkan pembayaran SP3D dari perusahaan

kepada Provinsi Lampung.

Page 64: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Administrasi, BinaAksara, Jakarta.

Abidin, Irianto. 2004. Kebijakan Publik, Teori dan Praktek. Penerbit Andi.Yogyakarta.

Agustino, Ferdinand. 2008. Pengantar Kebijakan Negara. Bina Cipta. Jakarta.

Asrori, Suyono. 2000., Strategi Kebijakan Daerah, Candra Press, Pati.

Baswir, R, 2002. Paradigma Baru Pengelolaan Keuangan Daerah dalamPelaksanaan Otonomi Daerah. MEP-UGM, Yogyakarta.

Chairijah, Peran Prolegnas dalam Pembentukan dan Pembangunan HukumNasional, Makalah dalam Pelatihan Penyusun dan Perancang PeraturanPerundang-Undangan Depkumham RI, Jakarta 5 Mei 2008

Depkum HAM dan UNDP, 2008. Panduan Memahami Perancangan PeraturanDaerah, Jakarta

Gaffar, Affan. 2006. Paradigma Baru Otonomi Daerah dan Implikasinya, CitraAditya Bakti, Jakarta.

Hadjon, Philipus M. 2005. Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah di EraOtonomi. Rajawali Press. Jakarta.

Hariyoso,Soewarno. 2005. Dasar-Dasar Manajemen dan Administrasi, PenerbitErlangga, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Organisasi dan Manajemen. Rajawali Press

Halim, Abdul, 2001, Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah,UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Jefferson, Rumajar. 2006. Otonomi Daerah: Sketsa. Gagasan dan Pengalaman,Media Pustaka, Manado.

Page 65: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

Mahfud, MD, 1999. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Gema Media,Yogyakarta.

Mardiasmo, 2003. Perpajakan, Penerbit Andi, Yogyakarta

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Rosda Karya Bandung.

Rayanto Sofian. 2001. Pembangunan Daerah di Era Otonomi. Yayasan Obor.Jakarta.

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung

Tambunan, RJ. 2000. Dasar-Dasar Kebijakan Keuangan Daerah. Rineka Cipta.Jakarta.

Widiati, Ninik. 2004. Revitalisasi Keuangan Daerah dalam Konteks OtonomiDaerah. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Wibawa, Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. RajaGrafindo Persada.Jakarta.

Wahab, Solichin Abdul, 1997, Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi KeImplementasi Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta.

Winarno, Budi. 2008. Teori dan Proses Kebijakan Publik. PT Buku Kita. Jakarta

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Keempat

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor 32 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-Undangan

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 tentang PenerimaanSumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

Sumber Lain

Hermawan, Ahmad. 2011. Tinjauan Yuridis terhadap Sumbangan Pihak Ketigakepada Daerah. Jurnal pada Universitas Diponegoro. Semarang.digilib.undip.ac.id/v2/repository

Page 66: (Tesis) - Universitas Lampungdigilib.unila.ac.id/57327/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SP3D berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2014 dilaksanakan oleh

Limba, Franco Benony. 2012. Analisis Pendapatan Daerah dari SumbanganPihak Ketiga pada Kabupaten Jayawijaya. Jurnal penelitian UniversitasKristen Satya Wacana Salatiga.http://repository.uksw.edu/bitstream.

Masniadi, 2016. Implementasi Kebijakan Penerimaan Sumbangan Pihak Ketigadari Sektor Perkebunan Kelapa Sawit (Kajian Perda Nomor 33 Tahun2001 Tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada PemerintahKabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara). Tesis ProgramPascasarjana Universitas Terbuka Jakarta. http:// repository.ut.ac.id/6997/1/42922.pdf

Nababan, Toman. 2006. Strategi Peningkatan Sumbangan Pihak Ketiga TerhadapPAD di Provinsi Sumatera Utara Sesuai sengan Kewenangan OtonomiDaerah.Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.http://repository.usu.ac.id

Setyawan, Made. 2009. Kontribusi Swasta dalam Pembangunan Daerah melaluiSumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah. Jurnal penelitian padaUniversitas Udayana Bali. https://repositori.unud.ac.id