A. Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38392/4/jiptummpp-gdl-ariffatioh-49885... · 2018. 10....
Transcript of A. Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38392/4/jiptummpp-gdl-ariffatioh-49885... · 2018. 10....
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah sekitar Kecamatan Paciran
dengan objek usaha yang menghasilkan jasa. Lokasi ini dipilih dengan
menimbang bahwa banyak usaha di daerah tersebut. Dari 18 desa yang ada di
Kecamatan Paciran, peneliti telah memilih 5 desa/kelurahan. Pembatasan lokasi
penelitian dengan pertimbangan kesesuaian dengan subvariabel dalam
penelitian yang akan dibahas dan jumlah UMKM yang ada pada daerah tersebut.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan atua menghubungkan dengan variabel yang lain. Sedangkan
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti pada
populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2013).
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
24
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah pemilik (owner) usaha jasa yang berada di Paciran,
Lamongan yang berjumlah 160 unit usaha.
2. Sampel dan teknik sampling
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena
sampel mewakili populasi, apapun hasil yang diperoleh dari sampel
dianggap telah menggambarkan populasi secara keseluruhan. Oleh karena
itu, peneliti menggunakan metode non problability sampling yaitu
judgmental sampling.
Menurut Widayat (2004) Judgemental sampling yaitu pengambilan
sampel berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa-siapa saja yang
pantas untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Kriteria dalam
pengambilan sampel ialah usaha dengan ciri-ciri UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) yang bergerak pada bidang usaha jasa dan usaha tersebut
telah berdiri/berjalan minimal 6 bulan.
Menurut Malhotra (2006) untuk memperoleh hasil yang baik dalam
suatu analasis faktor banyaknya responden yang diambil untuk mengisi
kuesioner adalah sebanyak lima kali dari variabel yang dimuat dalam
kuesioner. Dalam penelitian ini jumlah indikator yang diteliti sebanyak 20
butir, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah 20 x 5 = 100
responden.
25
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentuan sifat yang akan dipelajari
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Sugiyono 2013). Variabel
penelitian:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Subvariabel Indikator Sumber
Lokasi
Usaha
(X)
Tenaga
Kerja
a) Pendidikan tenaga
kerja
b) Budaya tenaga kerja
c) Jumlah tenaga kerja
d) Kemudahan
memperoleh tenaga
kerja
e) Murahnya gaji
Handoko (2000),
Hindrayani (2010),
Chase, et al (2006)
Akses a) Kemudahan untuk
menuju lokasi
b) Mudah dijangkau
sarana transportasi
Tjiptono (2007),
Hindrayani (2010),
Fasilitas a) Lahan parkir
b) Tingkat keamanan
c) Kesesuaian harga
dengan kondisi fisik
Tjiptono (2007),
Handoko (2000),
Pasar a) Jumlah penduduk di
daerah sekitar lokasi
b) Tingkat pendapatan
di daerah sekitar
lokasi
c) Daya beli konsumen
Chase et al (2006),
Handoko (2000),
Energi a) Ketersediaan listrik
b) Ketersediaan air
Hindrayani (2010),
Persaingan a) Jarak dengan usaha
yang sebidang
b) Diferensiasi harga
jasa
Alcacer (2003),
Tjiptono (2007),
Handoko (2000).
Peraturan
Pemerintah
a) Kemudahan
perizinan
b) Insentif pemerintah
c) Pajak
Chase et al (2006),
Handoko (2000),
Tjiptono (2007).
Sumber: Alcacer (2003), Chase et al (2006), Handoko (2000), Hindrayani
(2010), Tjiptono (2007) diolah
26
E. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dengan pengukuran skala likert. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan yang diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika. Menurut Sugiyono (2013) pengukuran
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan data primer. Istijanto (2009)
berpendapat bahwa data primer adalah data asli yang dikumpulkan secara
langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk menjawab masalah risetnya
secara khusus. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber data yaitu
melalui wawancara dan kuesioner yang dibagikan kepada owner usaha jasa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono
2013) pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara dan kuesioner.
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013), wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
27
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka
maupun dengan menggunakan telepon. Adapun data yang diperoleh dari
wawancara adalah kriteria dalam pemilihan lokasi usaha.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013). Dalam penelitian ini
kuesioner disebar kepada responden yaitu pemilik usaha jasa yang berada
di Kecamatan Paciran sehingga dapat dijadikan data dalam penelitian ini.
G. Skala Pengukuran
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rentang skala
dan ukuran interval. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak dengan
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Dengan acuan poin 5 adalah sangat
penting dan poin 1 adalah sangat tidak penting. Secara garis besar gambarannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tingkat Penilaian Jawaban
No. Jenis jawaban Bobot
1 SP = Sangat Penting 5
2 P = Penting 4
3 C = Cukup 3
4 TP = Tidak Penting 2
5 STP = Sangat Tidak Penting 1
Sumber: Sugiyono, 2013
28
Rentang skala adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai
variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini rentang skala digunakan untuk
mengetahui nilai indikator tiap subvariabel yang dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi dengan menggunakan rumus rentang skala yang dinyatakan
oleh (Umar 2008) sebagai berikut:
𝑅𝑆 = 𝑛(𝑚 − 1)
𝑚
Keterangan:
Rs = Rentang skala
n = Jumlah Sampel
m = Jumlah alternatif jawaban
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diperoleh rentang skala dengan
perhitungan sebagai berikut:
𝑅𝑆 = 100(5 − 1)
5 =
400
5= 80
Berdasarkan perhitungan rentang skala diperoleh sebesar 80. Dengan
demikian skala penelitian setiap kriteria tertera pada table 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Rentang Skala untuk Indikator Subvariabel
Rentang
Skala
Tenaga Kerja … Peraturan
Pemerintah
100-180 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak
Penting
Sangat Tidak Penting
181-260 Tidak Penting Tidak Penting Tidak Penting
261-340 Cukup Cukup Cukup
341-420 Penting Penting Penting
421-500 Sangat Penting Sangat Penting Sangat Penting
Sumber: Hasil Perhitungan Rentang Skala
Sekaran (2006) menjelaskan bahwa ukuran interval adalah skala yang
sama seperti nominal dan ordinal namun mempunyai karakteristik tetap dan
29
dapat dinotasikan dalam fungsi matematika. Skala interval menentukan
perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan tiap variabel Selanjutnya
adalah penentuan ukuran interval untuk masing-masing subvariabel dan untuk
variabel lokasi menurut Singarimbun dan Efendi (2006) sebagai berikut:
1. Ukuran interval untuk subvariabel lokasi usaha(lampiran 1):
Nilai indeks minimal = skor minimal x jumlah item pertanyaan x jumlah
responden
Nilai indeks maksimal = skor maksimal x jumlah item pertanyaan x jumlah
responden
Interval = nilai indeks maksimal – nilai indeks minimal
Jarak Interval = Interval : jenjang interval
2. Sedangkan ukuran interval untuk variabel lokasi usaha(lampiran 1):
Nilai indeks minimal = skor minimal x jumlah item pertanyaan x jumlah
responden
Nilai indeks maksimal = skor maksimal x jumlah item pertanyaan x jumlah
responden
Interval = nilai indeks maksimal – nilai indeks minimal
Jarak Interval = Interval : jenjang interval
H. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu metode yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan
Effendi, 2006). Pada instrumen tersebut, diminta tanggapan kepada
30
responden dengan memberikan skor pada setiap butir pertanyaan atau
pernyataan. Validitas instrumen ditentukan dengan mengorelasikan antara
skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor
total. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa rumus yang
digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah korelasi Pearson Product
Moment yang dirumuskan sebagai berikut:
r = N (∑XY) − (∑X∑Y)
√[N∑X2 − (∑X)2][N∑Y2 − (∑Y)2]
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = banyak responden
x = skor tiap butir pertanyaan
y = total skor
Untuk menguji validitas instrumen dilakukan dengan
membandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel dengan derajat bebas (n-2).
Apabila dibandingkan, nilai r hasil perhitungan lebih besar dari nilai r dalam
tabel pada alfa tertentu maka dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau
pernyataan itu valid. Apabila r hasil lebih kecil daripada r tabel maka data
dikatakan tidak valid (Sanusi 2011).
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2006) mengatakan bahwa realibilitas menunjukan pada
tingkat keandalan sesuatu. Sesuatu instrumen harus realibilitas mengandung
31
arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan
data yang bisa dipercaya. Pengujian reliabilitas instrument dengan rentang
skor antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, Menurut Arikunto
(2006) dengan rumus sebagai berikut:
𝑟 = (𝐾
𝐾 − 1) (
∑𝑘𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
Keterangan:
r : reliabilitas instrument
K : jumlah kuisioner instrument
Si2 : jumlah varians item
St2 : varians total item
Ghozali (2005) mengatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel,
jika hasil penelitian memiliki koefisien keandalan sebesar Cronbach’s
Alpha = 0.60 atau lebih. Berikut kriteria reliabilitas :
a) Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, maka data reliabel.
b) Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60, maka data tidak reliabel.
I. Teknik Analisis Data
Menurut Hidayat, (2014) Analisis faktor adalah sebuah teknik yang
digunakan untuk mencari faktor-faktor yang mampu menjelaskan hubungan
atau korelasi antara berbagai indikator independen yang diobservasi. Analisis
faktor merupakan perluasan dari analisis komponen utama. Digunakan juga
untuk mengidentifikasi sejumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan
untuk menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan.
32
Tujuan utama analisis faktor menurut Suliyanto (2011) adalah untuk
menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor
atau vaiabel laten atau variabel bentukan. Faktor yang terbentuk merupakan
besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau
diukur atau ditentukan secara langsung. Selain tujuan utama tersebut, terdapat
tujuan lainnya adalah:
1. Untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak
menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari
variabel asal, dan variabel baru tersebut dinamakan faktor atau
variabel laten atau konstruk atau variabel bentukan.
2. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan antarvariabel penyusun
faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk, dengan
menggunakan pengujian koefisien korelasi antar faktor dengan
komponen pembentuknya. Analisis faktor ini disebut analisis faktor
konfirmatori.
3. Untuk menguji valisitas dan reliabilitas instrumen dengan analisis
faktor konfirmatori.
4. Validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut
dapat digeneralisasi ke dalam populasinya, sehingga setelah
terbentuk faktor, maka peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis
baru berdasarkan hasil analisis tersebut
Karena penelitian berupa konfirmatori, jadi penelitian ini menggunakan
Common Factor Analysis (CFA). Secara matematis model CFA menurut
33
Suliyanto (2011) dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑋𝑃 = 𝑉𝑝1𝐶𝐹1 + 𝑉𝑝2𝐶𝐹2 + ⋯ + 𝑉𝑝𝑚𝐶𝐹𝑚 + 𝑒𝑝
Keterangan:
CFm : skor faktor untuk faktor ke-m
vpm : bobot (loading) faktor ke-m untuk variabel ke-p
Xp : variabel awal (orisinal) ke-p
ep : variansi-variansi error
Menurut Ariastuti (2006) disebutkan bahwa tahapan-tahapan
dari penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah
Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada
penelitian terdahulu, teori, dan pendapat peneliti sendiri.
2. Membuat matriks korelasi
Berkenaan dengan analisis faktor, pengujian yang harus
dilakukan yaitu:
a) Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa
variabel-variabel dalam sampel berkorelasi.
b) Uji Kayser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan
sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor
dianggap layak jika besaran KMO > 0,5
c) Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) digunakan untuk
mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA >
34
0,5
d) Communalities > 0,5 dan persentase variance of comulative >
60%
3. Menentukan ketepatan model
Tahap ini bertujuan umtuk mengetahui apakah model mampu
menjelaskan dengan baik fenomena yang ada. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang
diamati dengan korelasi yang direproduksi.
4. Menentukan jumlah faktor
Penentuan jumlah faktor didasarkan pada besarnya eigen
value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti uang dipilih
adalah faktor yang memiliki eigen value > 1
5. Rotasi faktor
Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi
dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum
dalam suatu faktor karena terkadang ada beberapa variabel yang
mempunyai korelasi tinggi dengan lebih dari satu faktor atau jika
sebagian factor loading dari variabel bernilai dibawah terkecil yang
ditetapkan.
Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus
masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi
jumlah variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu
varimax.
35
6. Interpretasi faktor
Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan
variabel yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam
faktor tersebut.
7. Validasi faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil analisis
factor tersebut bisa digeneralisasikan ke populasi.
8. Pembuatan factor scores yang akan berguna jika akan dilakukan
analisis lanjutan, seperti analisis regresi, analisis diskriminan atau
lainnya.
Metode analisis faktor digunakan dalam penelitian ini untuk
mereduksi data atau meringkas dari variable yang banyak menjadi
variabel yang jumlahnya lebih sedikit menurut (Suliyanto, 2011).
Analisis faktor digunakan dengan memasukkan semua total nilai dari
faktor terhadap total skor item dari masing-masing dimensi. Skor dari
masing-masing dimensi terlebih dahulu di transformasi ke dalam data
interval kemudian dilakukan penentuan jumlah factor, membuat rotasi
factor dan menentukan skor masing-masing factor.