A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau...

28
1 A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi Kriya Kayu B. Latar Belakang Penciptaan Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian tidak pernah lepas dari masyarakat, sebab kesenian juga merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan segala bentuk ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia. Kesenian sebagai ungkapan kreativitas manusia akan tumbuh dan hidup apabila masyarakat masih tetap memelihara, memberi peluang bergerak, serta menularkan dan mengembangkan untuk kemudian menciptakan sesuatu kebudayaan baru. Sebagai produk budaya yang melambangkan masyarakatnya maka kesenian akan terus berhadapan dengan masyarakat dalam arti kesenian menawarkan interpretasi tentang kehidupan, kemudian masyarakat menyambutnya dengan berbagai cara (Yandri, 2009:158). Menurut Soedarso Sp (dalam Mikkes Susanto, 2002:102) “Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman batin disajikan secara indah atau menarik hingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menikmati” Motif Emun Berangkat adalah salah satu warisan budaya masyarakat di daerah Gayo (Aceh). Emun Berangkat merupakan salah satu motif dari kerawang Gayo, bagi masyarakat Gayo produk budaya ini memilki peran dan fungsi yang sangat besar dalam sejarah perkembangan peradaban Gayo. karena motif ini disamping dapat dinikmati sebagai hasil sebuah karya seni juga mengandung penggambaran budaya Gayo itu sendiri. Menurut Sudarjo Motif merupakan pokok dari suatu ide dalam karya seni. Hubungan dengan kedudukan dengan ornamen, maka motif merupakan bentuk pokok yang diolah dengan cara menyusun dalam berbagai variasi, sehingga menghasilkan satu

Transcript of A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau...

Page 1: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

1

A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi Kriya Kayu

B. Latar Belakang Penciptaan

Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian

satu bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Sebagai

salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian tidak pernah lepas dari

masyarakat, sebab kesenian juga merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan segala

bentuk ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia.

Kesenian sebagai ungkapan kreativitas manusia akan tumbuh dan hidup apabila

masyarakat masih tetap memelihara, memberi peluang bergerak, serta menularkan dan

mengembangkan untuk kemudian menciptakan sesuatu kebudayaan baru. Sebagai

produk budaya yang melambangkan masyarakatnya maka kesenian akan terus

berhadapan dengan masyarakat dalam arti kesenian menawarkan interpretasi tentang

kehidupan, kemudian masyarakat menyambutnya dengan berbagai cara (Yandri,

2009:158).

Menurut Soedarso Sp (dalam Mikkes Susanto, 2002:102) “Seni adalah karya

manusia yang mengkomunikasikan pengalaman batin disajikan secara indah atau

menarik hingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang

menikmati”

Motif Emun Berangkat adalah salah satu warisan budaya masyarakat di daerah

Gayo (Aceh). Emun Berangkat merupakan salah satu motif dari kerawang Gayo, bagi

masyarakat Gayo produk budaya ini memilki peran dan fungsi yang sangat besar dalam

sejarah perkembangan peradaban Gayo. karena motif ini disamping dapat dinikmati

sebagai hasil sebuah karya seni juga mengandung penggambaran budaya Gayo itu

sendiri.

Menurut Sudarjo Motif merupakan pokok dari suatu ide dalam karya seni.

Hubungan dengan kedudukan dengan ornamen, maka motif merupakan bentuk pokok

yang diolah dengan cara menyusun dalam berbagai variasi, sehingga menghasilkan satu

Page 2: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

2

pola. Sedangkan menurut Dalidjo motif merupakan bentuk-bentuk nyata yang dipakai

sebagai titik tolak dalam menciptakan ornamen (Zainal, 2002:14).

Etnik Gayo merupakan suatu suku tang terdapat di dataran tinggi Gayo, yaitu

berada di jantung Provinsi Aceh. Masyarkat Gayo merupakan bagian dari melayu tua,

menelusuri asal usul orang Gayo, tidak banyak sumber atau artefak, yang ada hanya

cerita atau yang dikenal dengan istilah Kekeberen atau cerita turun temurun dari

keturunan Raja Lingga (Reje Lingge). Asal suku Gayo adalah dari negeri ROM

(Romawi). Masyarakat Gayo istilah Romawi sangat sulit disebut jadi disingkat dengan

istilah ROM. Raja permata kerajaan Lingga adalah anak dari raja Romawi kuno,

bertempat dikota Istambul Turki. Begitu juga dengan asal kata Lingge yang artinya

adalah suara. Karena menurut pendapat masyarakat tersebut, Reje Lingge (Raja Lingga)

mendengar suara tetapi tidak ditemukan dari mana arah suara tersebut. Sehingga raja

Lingga (Reje Lingge) memberi nama kerajaannya dengan nama Lingge (suara). Raja

Lingga (Reje Lingge) bernama Adi Genali (Mahmud Ibrahim 2007:14).

Menurut Iwan Gayo dalam Ensiklopedia Aceh Kerawang adalah ragam hias

masyarkat Gayo yang berupa motif-motif, pola atau corak yang ditampilkan pada

pakaian atau untuk memperindah bentuk bangunan, motifnya terdiri dari Ulen-Ulen

(Bulan), Tei Kukur (Kotoran Burung), Emun Berangkat (Awan Berarak) dan Pucuk

Rebung (Pucuk Rebung) dan lain-lain (1988: 1250).

Jadi Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu

benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada kerajinan masyarakat

tradisional Gayo. Ada beberapa jenis motif dalam Kerawang gayo, salah satunya adalah

motif Emun berangkat.

Motif Emun Berangkat (beriring) yaitu motif geometrik yang merupakan

lingkaran memusat dengan berbagai ragam hias. Motif emun berangkat (awan yang

berarak) adalah lambang ketinggian cita-cita dengan harapan bahwa manusia akan

mampu mengarungi cobaan hidup di dunia ini (Syukri-Kompas: 2012)

Motif emun berangkat berbentuk melengkung ke satu titik pusat lingkaran.

Lengkungannya bukanlah berbentuk lingkaran penuh, akan tetapi lengkungan yang

memiliki tunas atau cabang untuk mmenyambungan motif selanjutnya. Adanya

pengulangan motif dengan dibalik arah lengkungannya, dan begitul seterusnya terjadi

pengulangan yang panjang.

Page 3: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

3

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat Motif Emun Berangkat

dalam Ekpresi Kriya Kayu. Alasannya Motif Emun Berangkat merupakan produk

budaya sealain memiliki nilai estetika juga memiliki bentuk yang menarik, serta nilai

filosofis yang tinggi. Melalui Motif Emun Berangkat, selain mengangkat karya seni

sebagai ekpresi, secara tidak langsung pengkarya telah mengangkat fenomena budaya

dan sosial masyarakat Gayo. Betapa pentingnya karya seni, selain memilki nilai

estetika, nilai funsi juga mampu mangangkat budaya tradisi yang telah tertinggal.

C. Rumusan Ide Penciptaan

Perwujudan sebuah karya seni kriya bukan hanya berbicara mengenai fungsi

semata. Akan tetapi karya yang mampu melahirkan nilai-nilai budaya yang mampu

memberi pesan moral dan sosial kepada masyarakat. Nilai-nilai dimunculkan berupa

tanda-tanda, seperti simbol, icon, dan indek. Dengan demikian ide penciptaan karya ini

dapat dirumuskan

1. Bagaimana mewujudkan visualisasi Motif Emun Berangkat ke dalam ekpresi karya

seni

2. Bagaimana wujud visual karya melalui Motif Emun Berangkat dalam ekpresi kriya

kayu

3. Bagaimana mewujudkan karya seni melalui Motif Emun Berangkat ke dalam

budaya global.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dalam penciptaan tugas akhir karya seni ini adalah:

a. Untuk lebih memahami nilai-nilai estetika, bentuk dan makna yang

terkandung dalam Motif Emun Berangkat

Page 4: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

4

b. Merealisasikan gagasan bentuk Motif Emun Berangkat yang bersumber dari

nilai budaya ke dalam karya seni kriya.

c. Memperkenalkan Motif Emun Berangkat dalam penciptaan karya kriya

kayu untuk tetap menjaga dan mempertahankan hasil budaya lokal.

2. Manfaat

a. Meningkatkan kemampuan kreativitas kriyawan dalam berproses

menciptakan karya seni di kalangan akademik.

b. Sebagai media komunikasi penyampaian pesan moral dari seniman kepada

masyarakat umum.

c. Mendorong seniman atau kriyawan untuk berfikir kreatif, dan professional.

Sehingga karya yang dihasilkan mampu memberikan penbelajaran ilmu dan

pengetahuan kepada masyarakat, baik dalam konteks nilai budaya, nilai

estitika, maupun nilai filosifis melalui karya seni kriya.

E. Keaslian Karya (Orisinalitas)

Karya seni yang diciptakan oleh seniman sangat erat hubungannya dengan karya

yang pernah lahir sebelumnya. Karena suatu karya yang memiliki nilai filosofis akan

tetap filosofisnya selama karya tersebut dalam konteks budaya yang sama. Akan tetapi

penerapan karyanya akan berbeda dengan bentuk aslinya, begitu juga dengan nilai yang

terkandung di dalamnya akan mengalami pengembangan. Fenomena ini sering disebut

sebagai nilai orisinalitas karya (keaslian karya)

Orisinalitas adalah proses kreatif yang melibatkan perenungan secara mendalam

serta menghindari peniruan secara buta (peniruan semata mata demi peniruan). Suatu

karya seni dianggap orisinil jika sebuah karya dapat menampilkan kebaruan konsep,

persoalan, bentuk atau gaya yang ditampilkan adalah baru dan yang menjadi karya

Page 5: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

5

memiliki kebaruan dapat dilihat dari adanya kecakapan konseptual (Sumartono,

1992:2)

Orisinalitas: sifat sebuah karya yang serba baru menurut konsep maupun bentuk

dan temanya, sehingga ada perbedaan dari karya-karya lain yang telah terkenal. Sejak

zaman romantik, orasinalitas dianggap sebagai syarat agar sebuah karya pentas dihitung

sebagai karya seni. (mike susanto, 2002:81)

Berdasarkan hal tersebut maka untuk menjaga orisinalitas karya seni yang akan

diciptakan, maka dilakukan penelitian ke lapangan dan studi pustaka tentang Motif

Emun Berangkat sebagai ide penciptaan karya seni. Hasil dari penelitian tersebut dan

studi pustaka yang dilakukan, maka akan diketahui karya-karya yang bertemakan Motif

Emun Berangkat sebagai ide penciptaan karya seni yang menggunakan media kayu

belum ada. Namun penerapan Motif Pucuk Rebung ini sering dipergunakan oleh

Masyarakat Gayo pada pakaian adat, Tolak angin rumah, dan kerajinan gtradisional

seperti kendi gayo, guci dan sebagainya.

Penerpan motif tradisi pada sebuah benda bersifat tradisi seperi pakaian adat,

rumah adat, kerajinan tradisional dan sebagainya. Tentu berbeda dengan karya yang

diciptakan nantinya Motif Emun Berangkat dalam ekpresi Kriya Kayu. Motif tradisional

diterapkan pada benda tradisional lebih berwujud kepada penerapan motif aslinya.

Karena suatu hal yang tradisi sifatnya turun temurun tampa ada perubahan dari masa ke

masa. Sedangkan dalam karya yang diciptakan nantinya hanya mewujudkan sebagian

bentuk, ekpresi, simbol dan makna yang terdapat dalam motif Emun Berangkat.

Untuk lebih meyakinkana keaslian perwujudan karya ini, penulis akan

membandingkan benda tradisi Gayo yang diberi motif Motif Emun Berangkat dengan

karya seni yang akan diciptakan nantinya yang berangkat dari Motif Emun Berangkat.

Berdasarkan perkembangan budaya memang Motif Emun Berangkat sudah banyak

diangkat seniman atau desainer sebagai ide pembuatan desain Logo suatu organisai,

desain pakaian, desain stempel, dan desain lainnya. Namun dalam penerapan Kriya

yang merubah wujud asli Motif Emun Berangkat ke dalam karya seni belum ada.

Desain-desain tersebut banyak terdapat di internet, majalah, buku dan sebagainya.

Page 6: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

6

Selain itu juga karya seni yang diciptakan nantinya akan dibandingkan dengan kendi

bentuk Motif Emun Berangkat aslinya.

Berikut beberapa Gambar sebagai Perbandingan keaslian Karya

Gambar 1

Penerapan Motif Emun Berangkat Pada Kufiah

Gambar 2

Peneran Motif Emun Berangkat Pada desain Logo

Gambar 3

Penerapan motif Emun Berangkat pada pakaian adat

Page 7: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

7

F. Kajian Sumber Penciptaan

Sumber ide dalam mewujudkan karya seni dapat diambil dari beberapa aspek.

misalnya mengangkat karya seni yang sudah ada atau karya seni masa lampau, dan

karya seni yang belum pernah diciptakan. Mewujudkan kembali karya seni masa

lampau bukan berarti mewujudkan karya serupa, akan tetapi mengangkat nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya. Tentunya dalam menemukan ide dan mewujudkan

karyanya perlu pengkajian secara mendalam mengenai karya tersebut. Adapun

pengkajian sumber yang dilakukan adalah.

1. Studi Lapangan

Melakukan penelitian atau pengamatan terhadap kehidupan realita sehari-

sehari dibutuhkan dalam pencarian ide. Penelitian ini dapat dilaksanakan di daerah-

daerah diseluruh Indonesia. Ada banyak hal yang sangat penting di kaji dalam

penelitiannya, seperti nilai visual, nilai filosofis, nilai sebab akibat, nilai moral, dan

lain-lain. Nilai visual meliputi bentuk, model, ukuran, warna, hiasan atau corak,

jenisnya dan semua yang tampak dalam titik obyek tersebut, sedangkan nilai sebab

akibat dan nilai moral lebih cenderung kepada hidup keseharian obyek. Kegiatan ini

dapat langsung disaksiakan lansung dan wawancara dengan obyek yang

bersangkutan.

2. Studi Pustaka

Karya seni secara akadimis tidak pernah terlepas dari konsep dan filosofi secara

teoritis yang berhubungan dengan karya yang akan diwujudkan nantiya. Konsep dan

filosofi secara teoritis dapat diproleh dari tinjauan pustaka, mencari referensi berupa

buku, majalah, koran, jurnal, media online dan referensi lainnya baik berupa tulisan

maupun gambar.

Seni sebagai ekpresi merupakan hasil ungkapan batin seorang seniman yang

terbabar dalam karya seni lewat medium dan alat. Pada saat seseorang sedang

mengekpresikan emosinya. (Kartika, 2004:6). Sedangkan menurut Wulllur dalam Alex

Sabur, (2003: 424) Melukiskan Ekpresi sebagai “pernyataan batin seseorang dengan

cara berkata, bernyanyi, bergerak, dengan catatan bahwa ekpresi itu selalu tumbuh

karena dorongan akan menjelmakan peranan atau buah pikiran”.

Page 8: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

8

Begitu juga halnya dengan Motif Emun Berangkat dalam ekpresi kriya kayu,

mewujudkan nilai-nilai dalam Motif Emun Berangkat tersebut ke dalam karya seni

dengan media kayu. Dalam konteknya nilai Motif Emun Berangkat merupakan sesuatu

yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas. Bagi manusia sesuatu itu bernilai berarti

sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia baik secara religi maupun

secara karya seni.

Nilai adalah ukuran derajat tinggi rendah atau kadar yang dapat didiperhartikan,

diteliti atau di hayati dalam berbagai objek yang bersifat fisik (kongkrit) maupun

abstrak”. Motif Emun Berangkat mempunyai suatu yang dapat diukur dan diteliti karena

bersifat objek atau fisik. Dari itu Motif Emun Berangkat mempunyai nilai estetis. Nilai

estetika dapat di lihat dari segi bentuk dan isi se buah karya seni (Dharsono, 2004: 20)

Menurut Soedarso (2006: 78) Seni adalah bentuk dan isi, seni memilki bentuk

kasatmata ataupun kasatrungu, maksudnya, yang dapat dilihat dan ada yang dapat di

dengar, atau dapat dilihat dan didengar sekaligus. Hal itu merupakan bungkus dari isi

atau konten yang ada di dalamnya. Sedangkan menurut Jakob Sumardjo (2000: 116)

bentuk seni adalah isi seni itu sendiri. Bagaimana bentuknya begitulah isinya, seniman

menciptakan sebuah karya seni karena ada sesuatu yang ingin disampaikannya kepada

orang lain.

Persoalan bentuk dan isi memang tidak pernah lepas dari sebuah karya seni.

Baik itu seni tradisi, modern, kontenporer dan yang lainnya, persoalan bentuk dan isi

tidak pernah ditinggalkan. Tingginya isi atau makna sebuah karya seni ditentukan oleh

kesempunaan bentuknya. Begitu juga dengan bentuk, apabila ide pemikiran terkonsep

dengan sempurna maka bentuk askan mudah melahirkannya.

Bentuk (form) adalah totalitas dari pada karya seni. Bentuk itu merupakan

organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur pendukung karya. Ada dua

macam bentuk: pertama visual form yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau satu

kesatua dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Kedua spesial form yaitu

bentuk yang tercipta karena danya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang

dipancarkan oleh penomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosional.

(Kartika, 2004: 30).

Page 9: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

9

Motif Emun Berangkat (Awan berarak) merupakan motif yang berbentuk

geometrik dengan lingkaran memusat, memanjang, dan bersambung secara berulang.

Jika diamati bentuk pengulangan tersebut tampak seperti deretan gunung dan perbukitan

yang terdiri dari lembah dan ngarai, merupakan penggambaran bukit barisan sesui

dengan alam Gayo(Zainal, 2002: 44).

Secara universal bentuk motif emun berangkat sama dengan motif Kaluk Paku

di Sumatera Barat. Yaitu suatu motif yang bentuknya diambil dari tumbuhan paku

melengkung dan menuju satu pusat lingkran. Begitu juga dengan motif emun berangkat

motit yang berbentuk melengkung ke satu titik pusat lingkaran. Mukin perbedaannnya

terletak pada daun dari masing-masing motif. Lengkungan motif emun berangkat

bukanlah berbentuk lingkaran penuh, akan tetapi lengkungan yang memiliki tunas untuk

mmenyambungan motif selanjutnya. Sehingga motif ini tidak berdiri sediri, maliankan

adanya pengulangan motif dengan dibalik arah lengkungannya. Begitulah seterusnya

terjadi pengulangan yang panjang dalam motif emun berangkat ini. Seperti Gambar ()

Gambar 4

Bentuk Motif Emun berangkat

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa bentuk Motif Emun Berangkat bukan

bentuk lingkaran penuh, namun motif berbentuk garis yang melengkung, menuju satu

titik pusat lingkaran. Gambar motif berwarna putih merupakan Motif Emun Berangkat

Pengulangan dari yang terbesar sampai ke motif terkecil namun masih dalam bentuk

yang sama. Kemudian motif berwarna kuning merupakan Motif Emun Berangkat

pengulangan pendek tapi ada pariasi dalam pengulangan, baik secara vertikal horizontal

mapun original.

Page 10: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

10

Ada beberapa unsur bentuk yang terdapat dalam Motif Emun Berangkat,

diantaranya garis lengkung diibaratkan sebagai batang tumbuhan yang menjalar atau

induk dari sebuah tumbuh-tumbuhan. kemudian daun yang berbentuk tajam seperti

ujung rencong, daun terdiri dari dua sampai dengan lima disetiap motif sebagai penguat

garis lengkung biat tidak kaku, selain itu juga daun ini menggambarkan awan yang

bergerak yang dihembuskan angin. Seterusnya bunga kapas yang muncul satu sampai

tiga buah setiap sudut-sudut tertentu dalam motif tersebut.

Selain itu juga ada yang mengasumsikan motif emun berangkat ini seperti irama

gerakan angin yang sedang bergerak menuju swatu arah atau satu titik. Menurut tokoh

Gayo Aman Rus (dalam Zainal: 45) Motif emun berangkat lebih earat kaitannya dengan

suatu musim didaearah Gayo, yang dikenal dengan musim depik (Ikan Depik). Musim

ini ditandai dengan keluar ikan depik dari dasar danau laut tawar banyak sekali,

malahan adanya yang menagkapanya berkunye-kunye (satu Kunye: 1000 Liter). Pada

musim ini awan berarak dari arah barat ke arah timur bergumpal-gumpal menuju kesatu

arah disertai tiupan angin dan gerimis sepanjang hari, awan ini mempengaruhi

masyarakat Gayo merasa haru dituangkan ke dalam karya seni yaitu Motif Emun

berangkat.

Bentuk-bentuk di atas tersusun dengan suatu bentuk nyatu karena adanya

penggabungan dari beberapa unsur rupa, yaitu titik, garis, bidang, dan ruang. Sehingga

menghasilkan suatu bentuk dalam suatu kesatuan. Kemudian adanya penggabungan

beberapa bentuk yang menyatu sehingga tersusun menjadi bentuk Motif Emun

Berangkat tersebut. Maka Motif Emun Berangkat menjadi sebuah karya yang tersusun

secara terstrukur dan terorganisir.

Struktur atau suasana dari suatu karya seni adalah aspek yang menyangkut

keseluruhan dari karya itu dan meliputi juga peranan masing-masing bagian dalam

keseluruhan itu. Kata struktur mengandung arti bahwa di dalamnya karya seni itu

terdapat suatu pengoranisasian, penataan, ada hubungan tertentu antara bagian-bagian

yang tersusun itu. Akan tetapi dengan adanya suatu penyusun atau hubungan yang

teratur antara bagian-bagian, belumlah terjamin bahwa apa yang terwujud sebagai suatu

keseluruhan yaitu merupakan sesuatu yang indah (Djelantik 2001:37).

Motif Emun Berangkat bukan sekadar pola hiasan pada sebuah benda, tetapi ia

merupakan warisan budaya nenek moyang masyarakat Gayo yang sangat erat hubungan

Page 11: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

11

dengan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut di antaranya nilai budaya, nilai identitas, dan nilai

filosofis.

Secara nilai budaya Motif Emun Berangkat seabagi salah satu motif Kerawang

gayo memiliki peranan penting dalam budaya Gayo. Oleh karena itu, keberadaan Motif

Emun Berangkat merupakan ekspresi dari keyakinan masyarakat Gayo dalam

menunjukkan eksistensi kebudayaan mereka. Sedangkan Nilai Identitas Motif Emun

Berangkat memiliki bentuk dan ragam hias yang khas dan unik. Dengan menyebut kata

Motif Emun Berangkat atau Motif Kerawang Gayo pada umumnya sudah tentu akan

memberikan identitas budaya bagi masyarakat Gayo.

Kemudian secara filosofis Motif Emun Berangkat memilki makna

kebersamaan, seia-sekata, dan kerukunan. Hal ini dapat dilihat dari bentuknya yang

saling menyatu antara motif yang satu dengan motif yang lain. Tidak ada ruang pemisah

antara lengkungan dan daun serta bunga. Walaupun terjadi beberapa kali pengulangan

motif yang sama, mukin ada sebagian ukurannya kecil sedang samapaik kepada ukuran

terbesar, akan tetapi motifnya tetap saling menyatu.

Begitulah gambaran sistem kemasyarakat Gayo itu sendiri, kebersamaan

merupakan nilai yang terpenting dalam kehidupan bermasayrakat. Sebagaiman pepatah

gayo mengatakan “Pantas Berule Lemem Bertona” (sepapah sepupuh, senasip

sepenanggungan). Hidup seperti satu keluarga, saling menolong, peduli sesama, dan

saling-sehat menasehati.

Berdasarkan penjelasan di atas Motif Emun Berangkat, meliputi bentuk,

struktur , filosofis dan nilai–nilai lain yang terkadung di dalamnya. Maka lahirlah ide-

ide yang baru untuk menciptakan sebuah karya seni. Dengan melahirkan bentuk-bentuk

karya seni baru, dimana karya tersebut berbeda dengan wujud aslinya. Begitu juga

dengan persoalan nilai akan melahirkan nilai-nilai baru. Walaupun demikian bentuk dan

makna sebenarnya tetap diwujudkan sebagai roh dalam karya tersebut. Baik dipandang

secara historis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.

Hal yang demikian akan dijadikan sebagai konsep penciptaan karya, baik karya

fungsional atau karya estetis. Namun yang paling mendasar adalah ide penciptaan karya

nantinya berangkat dari bentuk, nilai, dan filosofis Motif Emun Berangkat .

Page 12: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

12

G. Landasan Penciptaan

Karya seni lahir pada dasarnya beranjak dari realitas sosial. Pengalaman pribadi

yang terjadi sehari-hari baik secara sadar maupun secara tidak sadar dapat menjadi ide

dalam penciptaan. Banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut, karena kurangnya

kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan. Sebagai seniman akademis harus peka

terhadap keadaan demikian. Karena pengalaman impirik, fenomena sosial dan nilai

budaya dalam masyarakat dapat dijadikan sebagai landasan dalam menciptakan karya.

Dengan demikian karya yang lahir nanti memiliki pesan kepada masyarakat, seolah-

olah masyarakat sudah pernah merasakan kejadian tersebut. Walaupun belum

merasakan setidaknya masyarakat mampu memberikan penapsiran secara benar

terhadap karya seni yang diciptakan. Seperti yang dikatakan Gustami:

Suatu karya seni memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan kehidupan,

yang biasa tersimpan di balik wujud fisiknya. Telah dikemukakan, karya seni

yang hidup adalah karya seni yang memiliki kekuatan berdialog dengan

penikmatnya, bisa membangkitkan komunikasi, bisa mendendangkan cerita visi

dan misi yang diembannya, sungguh dialog itu adalah komunikasi antara

kriyawan dengan penikmatnya (2004:13).

Monroe Beardsley mangatakan, ada tiga unsur utama yang harus dipenuhi dalam

menciptakan karya seni, agar karya tersebut dapat dikatakan indah. Unsur tersebut

adalah 1. Unity (Kesatuan), 2. Comlexity (kerumitan, kompleksitas) dan 3. Intensty

(kesungguhan/intensitas) (Kartika, 2004: 148).

Berdasarkan dua pendapat diatas, landasan penciptaan karya seni didasarkan atas

dua unsur penting yang menjadi satu kesatuan. Unsur tesebut adalah karya seni harus

memiliki nilai-nilai keindahan. Melahirkan nilai keindahan dalam karya seni juga harus

memandang bagaimana masyarakat menikmatinya. Sehingga perpaduan nilai estetika

dengan fenome sosial masyarakat akan menyatu dalam satu kesatuan yang utuh dalam

ekpresi kriya kayu dengan sumber ide Motif Emun Berangkat.

Penerapan visualisasi Motif Emun Berangkat dalam ekpresi kriya kayu akan

dilahirkan dalam bentuk-bentuk simbol, ekpresi, deformasi. Sehingga nilai dan pesan

yang disampaikan nantinya kepada masyarakat tidak lagi nilai tunggal, akan tetapi

sudah menjadi nilai majemuk. Artinya meskipun pengangkatannya dalam nilai budaya

Gayo, pesan yang disampaikan bukan lagi sebagai nilai budaya Gayo secara tunggal.

Page 13: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

13

Akan tetapi, nilai-nilai budaya secara global. Sehingga seluruh kalangan masyarakat

dapat menikmati nilai estetika dan pesan moral yang disampaikan.

` Menurut Sausure simbol adalah satu tanda bentuk tanda yag semu natural, yang

tidak sepenuhnya arbirter (terbentuk begitu saja), atau termotivasi. Sedangkan menurut

peirce sebuah tanda berdasarkan konvesi. Simbol seharusnya ditunjukan bagi peirce

(make susanto, 2002: 104).

Simbol Motif Emun Berangkat bagi masyarakat Gayo adalah sebuah warisan

tradisi berupa karya seni rupa yang melambangkan kebersamaan, dan kerukunan. Hal

ini didasarkan kepada penerapannya pada sebuah benda tertentu. Dalam perwujudan

karya seni nantinya bukan lagi mengambil sebatas simbol Motif Emun Berangkat.

Namun penulis mencoba menerapkan simbol-simbol budaya Gayo dalam kontek global

atau penandaan secara umum. Penerapan karyanya akan melahirkan simbol kekuasaan

atas dasar kerajaan linge, simbol kebersamaan dan kerukunan atas dasar bentuk motif,

kemudian simbol Islam atas dasar budaya Gayo dan adat Gayo berlandaskan Islam, dan

simbol lainnya yang berhubungan dengan budaya, sejarah dan kehidupan masyarakat

Gayo.

Ekpresi yang diwujudkan dalam karya ini berupa bentuk, warna dan komponen-

komponen Motif Emun Berangkat. Sehingga melahirkan nilai-nalai yang terkadung

dalam karya tersebut berupa ekpresi karya secara umum. Kemudian bentuk wujud

karyanya akan mengalami perubahan dari bentuk asli baik secara keseuruhan maupun

sebagian atau sering disebut dengan Deformasi.

Deformasi adalah perubahan bentuk yang sangat kuat/besar sehingga kadang-

kadang tidak ada lagi berwujud figur semula atau sebenarnya. Sehingga hal ini dapat

memunculkan figur/karakter baru yang lain dari sebelumnya (Make susanto, 2002: 104)

Melalui definisi tersebut pengkarya akan mewujudkan bentuk karya hanya

mewakili dari bentuk Motif Emun Berangkat yang asli saja. Sehingga karya yang

dihasilkan akan lebih tinggi nilai estetisnya dan juga akan lebih banyak fungsinya baik

secara fisik maupun non fisik.

Page 14: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

14

H. Metode Penciptaan

Lahirnya sebuah karya seni tentu bukan lahir begitu saja, akan tetapi mengalami

proses yang tersistematis oleh pengkaryanya. Proses dalam pembuatan karya secara

tersusun akan memudahkan pengkarya dalam menciptakannya. Kematangan konsep

yang dirancang pasti ada nantinya dalam proses pengolahan akan mengalami

perubahan, untuk menambah nilai keindahan ataupun menutupi suatu kesalahan yang

terjadi. Perubahan itu wajar asalkan tidak mengalami perubahan secara keseluruhan

baik dari segi wujud, isi maupun dari konsep dari rancangan karya tersebut. Secara

sistematis menurut Gustami ada tiga metode penciptaan karya seni

Dalam proses melahirkan sebuah karya seni khususnya seni kriya secara

metodologis melalui tiga tahapan utama, yaitu (1) Eksplorasi, yang meliputi

langkah pengembaraan jiwa, dan penjelajahan dalam menggali sumber ide. Dari

kegiatan ini akan ditemukan tema dan berbagai persoalan. Langkah kedua

adalah menggali landasan teori, sumber dan referensi serta acuan visual untuk

memperoleh konsep pemecahan masalah. (2) Perancangan, yang terdiri dari

kegiatan menuangkan ide dari hasil analisis yang telah dilakukan ke dalam

bentuk dua dimensional atau disain. Hasil perancangan tersebut selanjutnya

diwujudkan dalam bentuk karya, dan (3) Perwujudan, yang merupakan

perwujudan menjadi karya. Dari semua tahapan dan langkah yang telah

dilakukan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui secara menyeluruh

terhadap kesesuaian antara gagasan dengan karya yang diciptakan. (2007:329).

1. Tahap Ekplorasi

Ekplorasi merupakan langkah-langkah awal dalam usaha mewujudkan karya

yang meliputi proses, prinsip serta prosedur yang digunakan untuk menghadapi dan

menyelesaikan masalah. Langkah-langkah tersebut meliputi penggalian sumber

penciptaan baik secara langsung di lapangan maupun pengumpulan data referensi

mengenai tulisan-tulisan dan gambar yang berhubungan dengan karya. Selain itu

juga akan dilakukan pengumpulan data acuan visual sebagai katalog yag mendekati

konsep dasar penciptaan. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis

data untuk memecahkan masalah secara teoritis, yang dipakai nanti sebagai tahap

perancangan.

Page 15: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

15

Gambar Acuan

Gambar 5

Motif Emun Berangkat

Gambar 6

Penerapan Motif Emun Berangkat pada desain

Gambar 7

Penerapan Motif emun berangkat pada kain

Page 16: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

16

Gambar 8

Penerapan Motif Emun Berangkat pada tas

Gambar 9

Penerapan Motif Emun Berangkat Pada Topi

Gambar 10

Penerapan Motif Emun Berangkat pada kain

Page 17: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

17

2. Perancangan

a. Desain Alternatif

Sebelum mewujudkan sebuah karya seni. Perlu adanya penggalian ide dan

imajinasi secara visualisasi, media, teknik dan alat yang digunakan nantinya.

Penggalian idenya berupa membuat gambaran-gambaran umum dengan

mempertimbangkan unsur ide tersebut.

Gambar 11

Desain Alternatif 1

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 12

Desain Alternatif 2

(Karya: Ansar Salihin)

Page 18: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

18

Gambar 13

Desain Alternatif 3

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 14

Desain Alternatif 4

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 15

Desain Alternatif 5

(Karya: Ansar Salihin)

Page 19: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

19

Gambar 16

Desain Alternatif 6

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 17

Desain Alternatif 7

(Karya: Ansar Salihin)

Page 20: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

20

Gambar 18

Desain Alternatif 8

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 19

Desain Alternatif 9

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 20

Desain Alternatif 10

(Karya: Ansar Salihin)

Page 21: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

21

b. Desain terpilih

Desain terpilih merupakan desain-desain yang dipilih dari desain

alternatif. Beberapa desain tepilih tentunya dipilih oleh pembimbing dengan

mempertimbangkan dari segi bentuk, makna yang berupa simbol-simbol.

Disamping itu juga memperhatikan keseimbangannya, komposisi, proporsi dan

tehnis dalam pengerjaan. Hal ini dilakukan karena desain terpilih merupakan

desain yang diwujudkan dalam bentuk karya seni yang sesui dengan ide

penciptaan.

Gambar 21

Desain Terpilih 1

Meja Rak TV

Judul: Kekuatan

(Karya: Ansar Salihin)

Page 22: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

22

Gambar 22

Desain Terpilih 2

Jam Dinding

Judul: Menempuh

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 23

Desain Terpilih 3

Hiasan Dinding Kaligrafi

Judul: Punah

(Karya: Ansar Salihin)

Page 23: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

23

c. Gambar Kerja

Gambar 24

Gambar Kerja desain 1

(Karya: Ansar Salihin)

Page 24: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

24

Gambar 25

Gambar Kerja desain 2

(Karya: Ansar Salihin)

Gambar 26

Gambar Kerja desain 3

(Karya: Ansar Salihin)

Page 25: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

25

3. Perwujudan Karya

Proses perwujudan merupakan puncak dari penerapan ide yang selama ini

digali. Kemampuan dan keterampilan kriyan dapat diketahui dari proses perwujudan

ini. Proses perwujudan juga melipui beberapa bagian, yaitu (1) bahan, alat, teknik

(2) pembentukan karya dan finishing.

a. Bahan

Bahan pokok yang digunakan yang digunakan dalam karya seni ni adalah

Kayu surian. Sedangkan bahan pendukungnya melipui lem foxi, lem fox,

lem cina, dan bahan pendukung lainnya.

b. Alat-alat

a. Alat Gambar dan Tulis

Alat gambar dan tulis ini digunakan ketika membuat perancangan desain atau

Sketsa alternative serta memindahkan desain ke media yang akan digarap.

a. Pensil,

b. Spidol,

c. Penggaris,

d. Jangka,dan

e. Kertas

2. Alat Pemotong

Alat pemotong ini digunakan untuk memotong bahan sesuai dengan

ukuran atau kebutuhan yang diinginkan, alat pemotong gergaji digunakan untuk

membentuk potongan kecil. Beberapa alat pemotong yang digunakan antara

lain:

Page 26: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

26

a. Gergaji,

b. Jigshow,

c. Sekrol,

3. Alat Perata

Alat perata digunakan untuk merata permukaan kayu. Bagian yang

nantinya datar akan dirata dengan alat perata mesin atau manual. Seperti ketam

manual dan ketam mesin

a. ketam manual.

b. ketam mesin.

4. Alat Pemukul

Alat pemukul yang digunakan antara lain palu kayu dan palu besi. palu

kayu digunakan untuk memukul pahat ukir sewaktu proses pembentukan. Palu

besi digunakan untuk memukul bagian paku kebagian kulit

a. palu kayu,dan

b. palu besi,

5. Alat Pembentuk

Alat pembentuk digunakan sebagai membentuk sesuai dengan yang

dinginkan minsalnya pahat ukir digunakan untuk pembentukan global.

Sedangkan pahat bubut digunakan untuk membentuk bulatan. dan pisau ukir

digunakan untuk mendetail.

a. Pahat ukir,

b. Pahat bubut, dan

c. Pisau raut

Page 27: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

27

6. Alat Pembantu

Alat pembantu ini seperti tang digunakan sebagai membengkokkan besi.

obeng fungsingnya digunakan untuk pemasangan kabel lampu.

a. Tang,

b. Obeng, dan lain-lain.

c. Teknik

a. Teknik ukir rendah

b. Teknik ukir dalam

c. Teknik ukir tembus

d. Teknik Kontruksi

4. Finishing

Finishing adalah suatau rangkaiyan kerja terakhir yang diinginkan agar

diperoleh hasil yang lebih baik. Proses ini dilakukan dua tahap kerja yaitu penghalusan

dengan menggunakan amplas dan proses pewarnaan. Proses amplas dilakukan setelah

karya selesai diolah, untuk menghaluskan permukaan kayu yang terlihat kasar. Finshin

yang digunakan adalah finishing sitem milamin, akan tetapi dalam tahap pewarnaan,

akan menggunakan gradasi warna. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut

a. Gosok dengan kertas amplas no 150

b. Gosok dengan kertas amplas no 180

c. Menutup pori-pori dengan dempul

d. Gosok dengan kertas amplas no 180

e. Pemberian warna

f. Gosok dengan kertas amplas no 200

g. Untuk menonjolkan warna beri sending seller

h. Gosok dengan kertas amplas no 200 ulang 2 x

i. Sebagai finishing akhir memberikan clear gloss dan dop.

Page 28: A. Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi … Motif Kerawang Gayo adalah bentuk pokok atau pola ragam hias suatu benda yang diterapkan pada pakaian adat, rumah adat, dan pada

28

Kepustakaan

Abidin, Zainal. 2002, Makna Simbolik Warna dan Motif Kerawang Gayo pada Pakaian

Adat Masyarakat Gayo, Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Yogyakarta.

Djelantik, A.A.M. 2004, Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan

Indonesia bekerja sama denga Arti: Bandung.

Gustami, SP. 2007, Butir-Butir Mutiara Estetika, Ide Dasar Penciptaan Karya,

Prasiswa: yogyakarta.

Ibrahim, Mahmud, DKK. 1980, Seni Rupa Aceh, PEMDA NAD: Aceh

Kartika, Dharsono Sony. 2004, Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains: Bandung

Mangunsuwito. 2011, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Widatamma Pressindo: Jakarta

Mike, Susanto. 2002, Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa, Kanisius anggota IKAPI:

Yogyakarta.

Sumardjo, Jakob. 2000, Filsafat Seni, ITB: Bandung

Sobur, Alex. 2003, Psikologi Umum, CV Pustaka Setia: Bandung.

Sumartono. 1992, Orisinalitas Karya Seni Rupa dan Pengakuan Internasional, dalam

SENI Jurnal Pengetahan dan Penciptaan Karya Seni, II/02, BP ISI Yoyyakarta:

Yogyakarta.

Soedarso, Sp 1991, Perkembangan Kesenian Kita, BP, ISI Yogyakarta: yogyakarta.

Tamraj, Mahmud, dkk. 1998, Seni Rrupa Aceh, Aceh: tampa penerbit

Widyawati, Setya. 2003, Buku Ajar Filsafat Seni, P2AI bekerja sama dengan STSI

Press Surakarta: Surakarta.

Sumber lain

Muhammad Syukri, 2012 “Batik Gayo, Seni Menyulam Falsafah” Kompas.com diakses

20 September 2012