repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… ·...

18

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… ·...

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova
Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926

Terbit setiap Februari, Juni, dan Oktober

JURNAL KEDOKTERAN GIGI

PENGELOLA JURNAL DENTOFASIALSK Dekan FKG Unhas No.304/UN4.14/KP.23.2014 (7 Mei 2014)

Penasehat:Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Ketua Penyunting:Eri H. Jubhari, drg., M.Kes., Sp.Pros

Wakil Ketua Penyunting:Dr. Nurlindah Hamrun, drg., M.Kes.

Penyunting Ahli:

Prof. Dr. Ekky Soeriasoemantri, drg, Sp.Ort(K) (Ortodonsia-Universitas Padjajaran); Dr. R. Darmawan Setijanto, drg, M.Kes. (Kesehatan Gigi Masyarakat-Universitas Airlangga); Prof. Dr. Rasmidar Samad, drg, M.S, (Kesehatan Gigi Masyarakat-Universitas Hasanuddin); Prof. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D.,Sp.Pros(K). (Prostodonsia-Universitas Sumatera Utara); Prof. Moh. Dharma Utama, drg, Ph.D., Sp.Pros(K). (Prostodonsia-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. M. Rubianto, drg, M.S.,Sp.Perio(K) (Periodontologi-Universitas Airlangga); Prof. Bambang Irawan, drg., Ph.D.(Dental Material-Universitas Indonesia); Tis Karasutisna, drg, Sp.BM(K) (Bedah Mulut-Universitas Padjajaran); Gus Permana, drg, Ph.D., Sp.PM(Penyakit Mulut-Universitas Indonesia); Prof. Dr. Siti Mardewi Soerono Akbar, drg, Sp.KG(K) (Konservasi-Universitas Indonesia); Prof. Dr. H. Suhardjo, drg, M.S.,Sp.RKG (Radiologi Dental-Universitas Padjajaran); Prof. Dr. Iwa Sutardjo Rus Sudarso, S.U, Sp.KGA(K) (Kedokteran Gigi Anak-Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta); Freddy G. Kuhuwael, dr, Sp.THT-KL(K) (Fak. Kedokteran-Universitas Hasanuddin); Dra. Ria R. Jubhari, M.A., Ph.D. (Fak. Ilmu Budaya-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. H. Boedi Oetomo Roeslan, Mbiomed, FISID, FICD (Oral Biologi-Universitas Trisakti)

Penyunting Pelaksana:

Prof. Dr. Burhanuddin Dg. Pasiga, drg, M.Kes. (Kesehatan Gigi Masyarakat-Universitas Hasanuddin); Dr. Indrya K. Mattulada, drg, M.S. (Konservasi-Universitas Hasanuddin); Maria Tanumiharja, drg, M.D.Sc. (Konservasi-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. Sherly Horax, drg, M.S. (Kedokteran Gigi Anak-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. Hj. Barunawaty Yunus, drg, M.Kes., Sp.RKG(K). (Radiologi Dental-Universitas Hasanuddin); Iman Sudjarwo, drg, M.Kes. (Teknologi Material-Universitas Hasanuddin); Dr. Susilowati, drg, SU. (Ortodonsia-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. M. Hendra Chandha, drg, M.S. (Bedah Mulut-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. Harlina, drg, M.Kes. (Penyakit Mulut-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. Hasanuddin, drg, M.S. (Periodontologi-Universitas Hasanuddin); Eri H. Jubhari, drg, M.Kes.,Sp.Pros(Prostodonsia-Universitas Hasanuddin); Prof. Dr. Edy Machmud, drg, Sp.Pros(K) (Prostodonsia-Universitas Hasanuddin); Dr. Nurlindah Hamrun, drg, M.Kes. (Oral Biologi-Universitas Hasanuddin)

Pelaksana Administratif:

Arianto; Talle, A.Md

Ucapan terima kasih kepada penyunting yang bertugas pada Jurnal Dentofasial Vol.13, No.2, Juni 2014:

Prof. Dr. Siti Mardewi Soerono Akbar, drg, Sp.KG(K).; Dra. Ria R. Jubhari, M.A., Ph.D.; Prof. Dr. M. Rubianto, drg, M.S.,Sp.Perio(K); Prof. Dr. H. Boedi Oetomo Roeslan, Mbiomed, FISID, FICD; Prof. Dr. Rasmidar Samad, drg, M.S.; Prof. Dr. M. Hendra Chandha, drg, M.S.; Prof.Bambang Irawan, drg., Ph.D.; Dr. Indrya K. Mattulada, drg, M.S.; Dr. Nurlindah Hamrun, drg, M.Kes; Prof. Dr. Hasanuddin, drg, M.S.; Eri H. Jubhari, drg, M.Kes.,Sp.Pros.; Prof. Dr. Burhanuddin Dg. Pasiga, drg, M.Kes.; Iman Sudjarwo, drg, M.Kes.; Prof. Dr. Sherly Horax, drg, M.S.; Prof. Dr. Hj. Barunawaty Yunus, drg, M.Kes., Sp.RKG(K).; Prof. Dr. Harlina, drg, M.Kes.

Alamat Pengelola:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian MasyarakatFakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Jln. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar 90245 IndonesiaPhone: (062-411) 587444, 586012; Fax: (062-411) 587444, 584641

E-mail: [email protected]; Website: http://unhas.ac.id/fkg/sub/jdentofasial/index.php

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926

Terbit setiap Februari, Juni, dan Oktober

JURNAL KEDOKTERAN GIGI

DAFTAR ISI Halaman

1. Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan Juni Jekti Nugroho, Hasrul Husain.………………………….………………………...……....…….….….69- 73

2. A.actinomycetemcomitans adhesi protein increasing IL-8 titre in heart of wistar rat with aggressive periodontitisRini Devijanti Ridwan, Retno Indrawati........................................................................................................... 74- 79

3. Hubungan kualitas darah dengan konsentrasi transforming growth factor-β1 pada platelet rich plasma yang digunakan untuk regenerasi tulang dan jaringan periodontalSurijana Mappangara, Burhanuddin DP, Arni Irawaty Djais ………………………………….………… 80- 85

4. Uji toksisitas akut ekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum)terhadap hati mencit (Mus musculus) dengan parameter LD50

Hendrik Setia Budi, Ira Arundina, Retno Indrawati, Leonita Widyana Mahardikasari............................... 86- 90

5. Persepsi anak terhadap dokter gigi pada Rumah Sakit Gigi Mulut Halimah Dg. Sikati di MakassarAyub Irmadani Anwar ………………………………………..………………………………..…....….…...91- 94

6. Kajian sudut inklinasi gigi molar ketiga rahang bawah pre-erupsi pada kelompok umur 14-17 tahunNurlailia DS, Mei Syafriadi……………………………………….……................................................................ 95-100

7. Saliva buatan meningkatkan kekuatan tekan semen ionomer kaca tipe II yang direndam dalam minuman isotonikJuliatri, D.H.C. Pangemanan, Dwi Cahya Fitriyana.………….……….......................................................101-105

8. The quantity of Streptococcus mutan colony in breastfeed and formula milk infant Ridhayani Hatta, Hendrastuti Handayani.………………………………………………….…………..…106-112

9. Bakteri dominan di dalam saluran akar gigi nekrosisIrfan Fauzy Yamin, Nurhayaty Natsir……..……………….……………….….………………...……...…113-116

10. Perubahan morfologi gigi permanen akibat bruksismaAsmawati, Bahruddin Thalib, Rudin Tamril...................................................................................................117-121

11. Analisis gambaran histogram dan densitas kamar pulpa pada gigi suspek pulpitis reversibel dan ireversibel dengan menggunakan radiografi cone beam computed tomographyLusi Epsilawati, Suhardjo Sitam, Sam Belly, Fahmi Oscandar ………………………………………..…122-128

12. Management of allergic stomatitis due to daily food consumptionErni Indrawati, Kus Harijanti …………………..…………………………………………………………129-134

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Juni J. Nugroho & Hasrul Husain: Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan

ISSN:1412-8926

69

Kelarutantumpatansementara Cavit dalamrendamansaliva buatan (Solubility of Cavit temporary filling immersed in artificial saliva)

1Juni Jekti Nugroho, 2Hasrul Husain1Bagian Konservasi2Mahasiswa tahap profesiFakultas Kedokteran Gigi Universitas HasanuddinMakassar, Indonesia

ABSTRACTA continuous temporary filling inside the mouth would expose acid produced by microorganism during fermentation of carbohydrate that would lower the pH of saliva. The aim of this research is to determine the variation on solubility levels of Cavit temporary filling immersed in artificial saliva with pH 4, 6, and 8. Samples were placed in tube containers with 2 mm in height and 7 mm in diameter. Samples were immersed in four different groups of artificial saliva based on the pH, in which the first group was immersed in artificial saliva pH 4, the second in pH 6, the third in pH 8, and the fourth group was immersed in distilled water (pH 7). The results showed that after 7 day of immersion, there was a significant difference on solubility levels between the four groups of treatment (p<0.05). The data were tabulated and analyzed using one-way ANOVA and least significant difference (LSD). Therefore, it can be concluded that pH can affect the solubility levels of Cavit temporary filling.Key words: Cavit temporary filling, solubility, artificial saliva

ABSTRAKTumpatan sementara dalam lingkungan mulut secara terus-menerus akan terpapar berbagai asam yang diproduksi oleh mikroorganisme selama proses fermentasi karbohidrat, yang menurunkan pH saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8. Sampel dibuat dalam bentuk tabung dengan tinggi 1 mm serta diameter 7 mm. Sampel lalu dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok I direndam dalam saliva buatan pH 4, kelompok II direndam dalam saliva buatan pH 6, kelompok III direndam dalam saliva buatan pH 8, dan kelompok IV direndam dalam akuades (pH 7). Hasilnya menunjukkan bahwa setelah perendaman selama 7 hari, terdapat perbedaan bermakna antara kelarutan tumpatan sementara Cavit pada keempat kelompok penelitian (p<0,05). Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova satu arah dan LSD. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat pH mempengaruhi tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit.Kata kunci: tumpatan sementara Cavit, kelarutan, saliva buatan

Koresponden: Juni Jekti Nugroho, Bagian Konservasi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea-Makassar, Indonesia. E-mail: [email protected]

PENDAHULUANPerawatan gigi secara konservasi hampir selalu

memerlukan tumpatan sementara yang digunakan untukmenutupkavitasgigijikatahapperawatan yangbelum selesai, sebelum dilakukan tumpatan tetap.1

Artinya perawatan gigi memerlukan lebih dari satu kali kunjungan. Hal ini utamanya dilakukan dalam perawatan endodontik yang memerlukan kunjungan berkali-kali.Kasus lainyangmembutuhkantumpatan sementarayaitudalam prosedur perawatan gigi yang memerlukan follow up, seperti pulp capping, yang tiap kunjungan memerlukan tumpatan sementara. Selain itu, tumpatan sementara diperlukan dalam prosedur perawatan restorasi indirek, seperti inlayatau onlay.2

Syarat-syarat tumpatan sementara yang baik adalah dapat menutup kavitas dengan baik sehingga mencegah masuknya cairan mulut ke dalam kavitas, bersifatsedatifataumeredakan rasa ngilupada pulpa, mudah dikeluarkan darikavitas,mudah dipersiapkan

dan cepat mengeras setelah aplikasi, serta harganya murah.1

Cavit merupakan salah satu jenis semen yang seringdigunakansebagai tumpatansementara karena memilikibeberapakelebihan,antaralain penggunaan yang sangat mudah dan praktis tidak memerlukan pencampurandanpengadukanbahanterlebihdahulu.3

Selainitu,kelebihanlainnyaadalah dapat beradaptasi dengandinding kavitas secara baik.4Banyak peneliti,antara lain Pieper dkk5 melaporkan bahwa potensi Cavit dalam menutup kavitas gigi sangat baik. Hal inidisebabkanolehkarena Cavit yang bersifat adesif terhadap struktur gigi.Menurut laporan peneliti lain, dinyatakan bahwa kebocoran mikro yang diperoleh dari penelitian menggunakan Cavit sangat minimdibandingkan dengan kebocoran mikro tumpatan sementara lainnya seperti intermediate restorativematerial (IRM), Vietremer, dan Tempbond.4

Cavit juga memiliki kekurangan seperti semen jenis lainnya, yaitu ketahanannya terhadap tekanan

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:74-79

ISSN:1412-8926

74

A.actinomycetemcomitans adhesi protein increasing IL-8 titre in heart of wistar rat with aggressive periodontitis (Protein adhesin dari A.actinomycetemcomitans meningkatkantiter IL-8 didalamjantungtikuswistardenganperiodontitisagresif)

Rini Devijanti Ridwan, Retno IndrawatiDepartment of Oral Biology Faculty of Dentistry Airlangga UniversitySurabaya, Indonesia.

ABSTRAKPenyakit kardiovaskular dan periodontal adalah kondisi keradangan yang umum dalam populasi manusia. Limfosit Tberpartisipasi dalam patogenesis dan inflamasi pada aterosklerosis. Sel-sel kekebalan ini memasuki dinding arterisehingga terjadi keradangan dan bergabung dengan makrofag melalui sejumlah interferon-c-inducible kemokin. Faktor kemokin (IL-8), sitokin, dan pertumbuhan juga berpartisipasi dalam proses ini. Interaksi antara IL-8 dan reseptornya, CXCR2, juga dapat berkontribusi untuk pembentukan lesi pada tikus. Penyebab utama periodontitisagresif adalah Actinobacillus actinomycetemcomitans. Pada penelitian sebelumnya, terungkap bahwa protein adhesindengan berat molekul 24 kDa dari A.actinomycetemcomitans adalah adhesin spesifik, yang berperan dalam prosesadesi pada host. Adesi protein adhesin ini dalam perlekatan pada sel epitel menyebabkan kolonisasi dan invasiA.actinomycetemcomitans yang merangsang respons kekebalan tubuh host. Penelitian ini dimaksudkan untukmenganalisis pengaruh induksi protein adhesin A.actinomycetemcomitans dengan berat molekul 24 kDa terhadapkadar IL-8 dalam jantung tikus Wistar dengan periodontitis agresif menggunakan metoda Elisa untuk mengukur danmenganalisis kadar IL-8. Setelah dianalisis dengan analysis of variance, menunjukkan perbedaan yang signifikankadar IL-8 pada kelompok kontrol dan kelompok induksi A.actinomycetemcomitans,A.actinomycetemcomitans+protein adhesin A.actinomycetemcomitans 24 kDa dan hanya dengan protein adhesin A.actinomycetemcomitans 24 kDa saja. Disimpulkan bahwa protein adhesin A.actinomycetemcomitans dengan berat molekul 24 kDa memiliki peran dalampeningkatan kadar IL-8 dalam jantung tikus Wistar dengan periodontitis agresif.Kata kunci: A.actinomycetemcomitans, protein adhesin , kadar IL-8, jantung, periodontitis agresif

ABSTRACTCardiovascular and periodontal diseases are common inflammatory conditions in the human population. T-lymphocytes participate in the pathogenesis and inflammatory events of atherosclerosis. These immune cells enter the inflamed artery wall and join macrophages via a number of interferon-c-inducible chemokines. Chemokines (IL-8), cytokines, and growth factors also participate in this process. The interaction between interleukin- 8 and its receptor, CXCR2, can also contribute to lesion formation in mice. The main causes of aggressive periodontitis is Actinobacillus actinomycetemcomitans. Previous studies have proven that adhesin protein with 24 kDa molecular weight from A.actinomycetemcomitans is a specific adhesin, this adhesin proteins play a role in the adhesion process on host. this kind adhesion in the epithelial attachment would lead to colonization and invasion of A.actinomycetemcomitans that will stimulate the host immune response. This study aimed to analyze the influence of induction 24 kDaA.actinomycetemcomitans adhesin protein to the titre of IL-8 in heart of Wistar rat with aggressive periodontitis using Elisa method to measure and analyze the titre of IL-8. After analyzed with analysis of variance, showed significant differences of IL-8 titre in the control group and the group with the induction by A.actinomycetemcomitans, A.actinomycetemcomitans plus 24 kDa A.actinomycetemcomitans adhesin protein, and only with 24 kDa A.actinomycetemcomitans adhesin protein. It can be concluded that A.actinomycetemcomitans adhesin protein with 24 kDa molecular weight has a role in increasing of IL-8 titre in heart wistar rat with aggressive periodontitis.Keywords: Actinobacillus actinomycetemcomitans, adhesin proteins, IL-8 titre, heart, aggressive periodontitis

Correspondence: Rini Devijanti Ridwan, c/o: Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry Airlangga University,

Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60132, Indonesia. E-mail: [email protected]

INTRODUCTIONPeriodontal disease is by far the most common

oral infection, and is the subject of most studiesconcerningtherelationshipbetweensystemic disease and oral health. Periodontal disease caused by bacteria that found in dental plaque, that causes inflammation in the tissues of the gums and mouth. This inflammation can cause destruction of the

tissues, periodontal ligaments, and even bone. Many researchers have found that periodontitis is associated with other health problems such as cardiovascular disease (CVD), stroke, and bacterial pneumonia.1 The colonization and invasion of A.actinomycetemcomitans role in the stimulation ofproinflammatory cytokine IL-8 is secreted bymonocytes,keratinocytes,fibroblastsand endothelial

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:80-85

ISSN:1412-8926

80

Hubungan kualitas darah dengan konsentrasi transforming growth factor-β1

pada platelet rich plasma yang digunakan untuk regenerasi tulang dan jaringan periodontal (Correlation of blood quality with concentration of transforming growth factor-ß1 in platelet rich plasma for bone and periodontal tissue regeneration)

1Surijana Mappangara, 2Burhanuddin DP, 3Arni Irawaty Djais1Bagian Bedah Mulut2Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat3Bagian PeriodontologiFakultas Kedokteran Gigi Universitas HasanuddinMakassar, Indonesia

ABSTRACTThis study aimed to explore the correlation of blood quality with transforming growth factor (TGF-ß1) of platelet rich plasma (PRP) which was used for bone and periodontal tissue regeneration. Thirty nine subjects participated in this study. Data of age, gender, eritrocyt, leucocyt, hemoglobin, thrombocyt, and TGF-ß1 concentration were used to analyze the correlation using Spearman correlation test. This study found leucocyt, eritrocyt, hemoglobin, thrombocyt concentration mean was 8.19 g/dl, 5.31 g/dl, 14.48 g/dl, 326.32 g/dl, respectively. The TGF-ß1 concentration mean acquired from PRP was 31994.27 pg/ml. Based on Spearman correlation test, significant correlation was only observed in eritrocyt concentration variable with p value 0.023 (p<0.05) and it was higher in male than in female. It was concluded that TGF-ß1 concentration in PRP from normal subject was 31994.27 pg/ml. Based on leucocyt, eritrocyt, hemoglobin, and thrombocyt test to TGF-ß1, only eritrocyt showed the significant relationship. This finding also showed the linear correlation between the amoung of eritrocyt in blood with TGF-ß1 as the increased eritrocyt value was followed by the excalated TGF-ß1 value.Keywords: platelet rich plasma, transforming growth factor, blood

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas darah dengan konsentrasi transforming growth factor(TGF-β1) pada platelet rich plasma (PRP) yang digunakan untuk regenerasi tulang dan jaringan periodontal. Sebanyak 39 penderita berpartisipasi dalam penelitian ini. Data usia, jenis kelamin, kadar eritrosit, leukosit, hemoglobin, trombosit dan konsentrasi TGF-β1digunakan untuk menganalisis hubungan dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian mendapatkan rata-rata kadar leukosit dalam darah mencapai 8,19 g/dl diikuti dengan eritrosit sebesar 5,31g/dl, dan hemoglobin sebesar 14,48 g/dl, serta nilai trombosit sebesar 326,33 g/dl. Konsentrasi rata-rata TGF-β1 yang diperoleh dari PRP sebesar 31994,27 pg/ml. Berdasarkan uji Spearman, terlihat hubungan yang bermakna hanya pada variabel kadar eritrosit dengan nilai p=0,023 (p<0,05) dan ditemukan nilainya lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Disimpulkan adanya hubungan yang berbanding lurus antara jumlah eritrosit dalam darah dengan TGF-ß1yang berarti setiap peningkatan nilai eritrosit diikuti dengan peningkatan nilai TGF-ß1.Kata kunci: platelet rich plasma, transforming growth factor, darah

Koresponden: Surijana Mappangara, E-mail: [email protected]

PENDAHULUANKerusakan tulang merupakan gambaran umum

pada penyakit periodontal, sehingga telah banyak jenisperawatanyangdilakukanuntukmenumbuhkan mengembalikan atau kembali tulang alveolar yang telah rusak.Regenerasi periodontal yang diharapkan adalahreformasi ligamentum periodontal fungsional dengan fiber kolagen dalam tulang alveolar dan sementum yang terbentuk kembali pada permukaan akar gigi yang sebelumnya berpenyakit. Tahapan evolusionerawaldari regenerasiperiodontal terfokus pada penggunaan berbagai bahan bone graft.1,2

Terapi regenerasibelummemberikanhasil yang maksimalsehingga masihdilakukan penelitian untuk memperoleh hasil yang lebih baik.Salahsatu inovasi

dalam bidang kedokteran gigi adalah preparasi dan penggunaanplatelet rich plasma (PRP),yaitusebuah suspensi growth factor terkonsentrasi yang terdapatdalam platelet. Penelitian sebelumnya menyebutkan PRP mengandung,antara lainplatelet derived growth factor (PDGF) dan tranforming growth factor beta satu (TGF β-1) yang telah diakui berperan sebagai promotor dalam proses regenerasi jaringan.3

Keberhasilan penggunaan PRP dalam mempercepat pertumbuhan tulang dan penyembuhan luka pada pasien dan binatang coba sudah banyak dibuktikan, tetapi masih banyak faktor atau mekanisme yang berperan yang belum diketahui secara jelas.

Darah autolog merupakan sumber pembuatan PRPsehinggakualitasdarah(kadareritrosit, leukosit,

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:86-90

ISSN:1412-8926

86

Uji toksisitasakut ekstrakbatangpisangambon (Musa paradisiacavar sapientum)terhadap hati mencit (Mus musculus) dengan parameter LD50 (Acute toxicity test of ambonese banana (Musa paradisiaca var sapientum) stem extract in liver of mice (Mus musculus) with LD50 parameters

1Hendrik Setia Budi, 1Ira Arundina, 1Retno Indrawati, 2Leonita Widyana Mahardikasari1Departemen Biologi Oral2Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas AirlanggaSurabaya Indonesia

ABSTRACTThe sap of ambonese banana (Musa paradisiaca var sapientum) contain flavonoids, saponins, tannins which have been widely used by people in Trunyan Bali as traditional medicine on wound healing, and it has been reported as a potential wound healing after tooth extraction. The aim of this research was to determine the level of safety of using herbal medicine,ambonese banana stem extract on histopatology liver of mice with LD50 parameters. This experimental study was performed by the post test only controlled group design. The sample were 28 mice (Mus musculus) randomlydivided into 4 groups. K group as control group was given aquadest. P1, P2, and P3, as treatment groups were given ambonese banana stem extract with dose 0.42g/20gbw, 2.1g/20gbw, 4.2g/20gbw. The extract was given per-oral with sonde on the first day. On day 3, the mice were terminated, and the livers were microscopically histopathological observed. The observed at 3th day, there were no deaths in every groups of mice (K, P1, P2, and P3) on the third day observation. Kruskal Wallis test showed there was not significant difference in histopathological appearance on liver ofmice (p=0.771). Itwasconcluded that themaximum safety dose that can still be administered is 0.42g/20gbw following theLD50 parameter.Theacute toxicity test of ambonese banana stem extractdid not show necrosis on liver but it showed the highest simple degeneration than all groups which were given 0.42g/20gbw dose.Keywords: acute toxixity, ambonese banana, histopathologically liver

ABSTRAKGetah batang pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) mengandung flavonoid, saponin, tanin yang digunakan secara turun temurun oleh masyarakat Trunyan Bali sebagai tanaman obat penyembuh luka, dan telah dilaporkan sebagai tanaman obat yang berpotensi dalam penyembuhan luka pencabutan gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keamanan penggunaan tanaman obat ekstrak batang pisang ambon LD50 melalui pengamatan histopatologi hepar. Penelitian eksperimen dengan rancangan the post test only controlled group design menggunakan mencit (Mus musculus) berjumlah 28 terbagi secara random menjadi 4 grup. Grup K sebagai kontrol diberi akuades. P1, P2, dan P3 sebagai kelompok perlakuan diberi ekstrak batang pisang ambon dosis 0,42g/20gbb, 2,1g/20gbb, dan 4,2g/20gbb secara per-oral pada hari pertama. Pada hari ketiga sampel dikorbankan, dan dilakukan pemeriksaan histopatologi hepar yang hasilnya menunjukkan tidak terdapat sampel yang mati pada seluruh grup. Uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada histopatologi hepar (p=0,771). Disimpulkan bahwa dosis aman maksimal ekstrakbatang pisang ambon yang masih bisa diberikan adalah 0,42g/20gbb sesuai dengan gambaran LD50. Uji toksisitas akut ekstrak batang pisang ambon secara histopatologi tidak menunjukkan nekrosis pada hepar, tetapi menunjukkan sedikit degenerasi dibandingkan semua grup pada pemberian dosis 0,42g/20gbb.Kata kunci: uji toksisitas akut, Musa paradisiaca var sapientum, histopathologically liver

Koresponden:Leonita WidyanaMahardikasari,FakultasKedokteranGigiUniversitasAirlangga, Jl.Prof.Dr.Moestopo No. 47, Surabaya 60132, Indonesia. E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi

dari dalam soket tulang alveolar. Komplikasi pasca ekstraksi gigi dapat terjadi setiap saat,1 diantaranya adalah perdarahan pasca ekstraksi yang merupakan komplikasi yang paling sering dijumpai; umumnya 90% disebabkan oleh faktor lokal.2

Proses penyembuhan luka pascaekstraksi gigiseringkalimembutuhkan bantuan obat sintesis untuk mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi. Obat

yang sering digunakan adalah analgesik, hemostatic agent, dan anti-inflamasi.1 Penggunaan obat sintesis mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping,3 sehingga berkembanglah paradigma pada masyarakat bahwa obat tradisional mempunyai efek samping relatif kecil dibandingkan obat modern.4

Salah satu tanaman yang diduga dapat memberikan berbagai khasiat adalah pohon pisang ambon (Musa paradisiacal var.sapientu).

Getah batang pisang ambon mengandung tiga

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Ayub I Anwar: Persepsi anak terhadap dokter gigi pada RSGM Halimah Dg. Sikati di Makassar

ISSN:1412-8926

91

Persepsi anak terhadap dokter gigi pada Rumah Sakit Gigi Mulut Halimah Dg.

SikatidiMakassar (Children’s perception of their dentist at Halimah Dg.Sikati Dental Hospital in Makassar)

Ayub Irmadani AnwarBagian Ilmu Kesehatan Gigi MasyarakatFakultas Kedokteran Gigi Universitas HasanuddinMakassar, Indonesia

ABSTRACT Management of child behavior begins when the children enters the dental environment and continues until they leaveit. Fear of dentist and dental treatment have been considered a major hindrance to provide a quality dental services. Establish a friendly relationship with children is important for dentist to combat patient’s fears and to deliver effective and efficient treatment. The aim of this study was to assess children’s feelings and attitudes toward their dentist in Halimah Dg. Sikati Dental Hospital. A questionnaire designed to evaluate children’s attitudes and preferences toward dentists was completed by 45 children (29 females,19 males) who attended the hospital. It showed 80% of the subjectreported that they had been to the dentist before; 84.4% report liked their visit, and 8.9% were afraid. A 93,3% of the children preferred their dentist to wear a white coat, while 80% preferred them to wear a mask, 82.2% preferred to be treated by a female dentist, while 77,8% reported that their sibling had a pleasant perception. 80% of the children preferred that their dentist wear the formal attire. Fear of local anesthesia and tooth extraction were the most common reasons cited for not liking dental treatment. It was concluded that children have strong perceptions and preferences regarding their dentists.Keywords: dental care, perception, dentist

ABSTRAKPenatalaksanaan prilaku anak dimulai saat anak masukdan berlanjut hingga anak meninggalkan lingkungan dokter gigi. Ketakutan terhadap dokter gigi dan perawatan gigi dianggap sebagai hambatan utama untuk memberikan perawatan gigi yang berkualitas. Membangun hubungan yang bersahabat dengan pasien, utamanya anak-anak, merupakan hal yang pentingbagi dokter gigi untuk melawan ketakutan pasien dan memberikan perawatan yang efektif dan efisien.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perasaan dan sikap anak terhadap dokter gigi di RSGM Halimah Dg. Sikati. Sebuah kuesioner dirancang untuk mengevaluasi sikap dan preferensi anak terhadap dokter gigi pada subjek sejumlah 45 anak (29 perempuan, 16 laki-laki). Hasilnya menunjukkan bahwa 80% anak pernah berkunjung ke dokter gigi sebelumnya. Jika 84,4% menyukai kunjungan mereka,dan 8,9% takut,sekitar 77,8%subjek melaporkan bahwa saudaranya menyukai kunjungan mereka. Sejumlah 93,3% menyukai dokter gigi yang memakai jas putih, 80% lebih suka dokter gigi yang mengenakanmasker,80% subjekpenelitian menyukaidokter gigi mereka mengenakan pakaian formal. Sedangkan 82,2% subjek lebihsuka dirawat oleh dokter gigi perempuan.Ketakutan terhadap anestesi lokal dan ekstraksi gigi adalah alasan paling umum yang menyebabkan anak-anak tidak menyukai perawatan gigi. Disimpulkan bahwa pasien anak yang berobat pada RSGM Halimah Dg. Sikati memiliki persepsi yang kuat dan preferensi tentang dokter gigi.Kata kunci: perawatan gigi, persepsi, dokter gigi

Koresponden: Ayub Irmadani Anwar, E-mail:[email protected]

PENDAHULUANSuatu kemampuan untuk mengarahkan anak

membentukpengalamanyangbaik tentangdoktergigimerupakandasardalampraktikkedokterangigi anak.Manajemen prilaku anak dimulai saat pertama kali anak tersebut masuk ke lingkungan dokter gigi dan berlanjut sampai anak meninggalkan tempat itu.1,2

Pasien hanya akanke doktergigi ketika mereka mengalamisakitgigiyangtaktertahankan.Ketakutan terhadap dokter gigi dan perawatan gigi dianggap sebagai hambatan utama untuk perawatan gigi yang berkualitas.Rasa takut terhadapperawatan gigi dapat dijumpaipada anakdi berbagaiunit layanankesehatangigi,misalnyadipraktik dokter gigi,rumah sakit atau

di puskesmas. Survei menunjukkan bahwa antara 5-6% dari populasi dan 16% anak usia sekolah yang memiliki ketakutan terhadap dokter gigi.3,4

Perawatan pada pasien anak berbeda dengan perawatan pasien dewasa.Hal ini pentingbagidokter gigi untuk membangun hubungan yang bersahabat dengan pasien, terutama pasien anak, dalam rangka memerangi ketakutan pasien dan untuk memberikan perawatanyangefektifdanefisien.Adanyahubungan yang kuat pada kunjungan pertama anak membantu menciptakansuasananyamansehingga mereka tidak merasa terancam. Anak sering membuat penilaian tentang dokter gigi mereka berdasarkan penampilan dokter gigi dan sering merekam serta menganalisis

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Nurlailia DS & Mei Syafriadi: Kajian sudut inklinasi molar ketiga RB pada kelompok umur 14-17 tahun

ISSN:1412-8926

95

Kajiansudut inklinasi gigi molarketiga rahangbawahpre-erupsi pada kelompok umur14-17 tahun (The pre-eruptedstudyofmandibular thirdmolar inclinationamong 14 to 17 year old)

1Nurlailia DS, 2Mei Syafriadi1Bagian Bedah Mulut 2Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas JemberJember, Indonesia

ABSTRACTAt the beginning of the growth, tooth inclination is mesioangular, then move gradually to come into contact with the distal surface of the second molar and further commit to sliding movement parallel to second molar axis. This positionwill be retained to achieve the eruption way to oral cavity. However, the last decade reported incidence increasedimpaction of the third molar teeth in the lower jaw.This study was aimed to study the level of pre-eruption of mandibularthird molar in the population group aged 14-17 years to predict the risk of tooth impaction or not. Differentiatedpopulations on cluster I, age 14-15 years old; group II, 15.1-16 years old; and group III 16.1-17 years old. Researchcarried out by clinical observation and measurement of at Department of Radiology in Jember University with 48people selected based on predetermined criteria. X-ray projection was exposed by paralleling technique on the lower third molar teeth, left and right. The results showed 43.75% of 14-15 year old group had the third molar angle interval50-56°; 15.1-16 year age group, 80% have 57-70° angle interval, and 16.1-17 years age group, 46.67% has angularinterval 64-70°. It was concluded that a large interval of the third molar angle increase due to the increased of age, and the angle is different between groups based on gender.Keywords: angle of inclination, the lower third molar, pre-erupted

ABSTRAKPada awal pertumbuhan inklinasi gigi tersebut adalah mesioangular, kemudian bergerak secara bertahap hingga berkontak dengan permukaan distal molar kedua dan selanjutnya melakukan pergerakan sliding hingga paralel dengan aksis molar kedua. Posisi ini akan tetap dipertahankan hingga erupsi mencapai rongga mulut. Namun beberapa dekade terakhir dilaporkan peningkatan insidensi gigi impaksi molar ketiga pada rahang bawah. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari tahap pre-erupsi gigi molar tiga rahang bawah pada populasi kelompok umur 14-17 tahun untuk memprediksi apakah gigi tersebut berisiko impaksi atau tidak. Populasi dibedakan atas kelompok I, umur 14-15 tahun;kelompok II, umur 15,1-16 tahun; dan kelompok III 16,1-17 tahun. Penelitian dilakukan melalui pengamatan klinis dan pengukuran radiogram di Laboratorium Radiologi FKG Universitas Jember dengan menggunakan 48 orang yang diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Foto ronsen dilakukan dengan paralleling technique projectionpada gigi molar ketiga rahang bawah kiri dan kanan. Hasilnya menunjukkan 43,75% kelompok umur 14-15 tahun mempunyai interval sudut molar ketiga 50-560; kelompok umur 15,1-16 tahun, 80% memiliki interval sudut 57-700, dan kelompok umur 16,1-17 tahun sebesar 46,67% mempunyai interval sudut 64-700. Disimpulkan bahwa besar interval sudut molar ketiga meningkat seiring meningkatya usia, dan besar sudut tersebut berbeda antar kelompok berdasarkan jenis kelamin.Kata kunci: sudut inklinasi molar ketiga rahang bawah, pre-erupted

Koresponden: Mei Syafriadi, Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37,Tegal Boto Jember, 68121. E-mail: [email protected]

PENDAHULUANSaat bayi dilahirkan, tengkorak bayi tersebut

umumnya merupakan versi mini tengkorak dewasa.

Wajah berkembang ke arah depan dan bawah dalam kaitannya dengan kranium. Pertumbuhan periosteal dan endosteal berperan penting dalam pertumbuhan maksila dan mandibula. Studi klasik pertumbuhan mandibula dilakukan oleh Hunter, Humphrey, dan Brash menunjukkan bahwa selama pertumbuhan terdapatpembesaranpermukaanposterior dan terjadi resorbsi pada daerah permukaan anterior dari ramus mandibula sehingga mandibula cendrung bertambah

panjangnya.Perubahan multi arah dan komplek dari mandibula membuatnya tumbuh ke segala dimensi.1

Secarakontinyugigiberubahposisinyadi dalam tulang rahang,dari masa perkembangan sampai gigi tanggal. Perkembangan dan posisi gigi dalam tulang rahangakanberubahselama perkembanganmahkota,

diikuti perubahan posisi fungsi di dalam rahang. Perbedaan perubahan posisi ini digambarkan sebagai pergerakan pre-erupsi ataugrowth and calcification, erupsi gigi dan pergerakan gigi yang telah erupsi.2

Menurut Nagpal dan Sarkar,proseserupsigigi molar ketiga rahang bawah sangat dipengaruhi oleh posisi

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Juliatri, dkk: Saliva buatan meningkatkan kekuatan tekan SIK tipe II

ISSN:1412-8926

101

Saliva buatan meningkatkan kekuatan tekan semen ionomer kaca tipe II yang direndam dalam minuman isotonik (Artificial saliva increases the compressive strength of glass ionomer cement type II soaked in isotonic drinks)1Juliatri, 2D.H.C. Pangemanan, 3Dwi Cahya Fitriyana1Program Studi Pendidikan Dokter Gigi 2Program Studi Pendidikan Dokter 3Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi Manado, Indonesia

ABSTRACTImmersion of glass ionomer cement (GIC) type II in acid drink like isotonic drink could reduce its compressive strength. This is due to the matrix degradation process of GIC in acid condition. However, there is artificial saliva that can neutralize this condition. The purpose of this study was to evaluate the effect of artificial saliva on compressive strength of glass ionomer cement type II immersed in isotonic drink.The GIC specimens of 6 x 6 x 12 mm3 beam were immersed for24 hours indistilled water,24 hours in isotonic drink, 24 hours in isotonicdrinkcontinued with 72 hours in artificial saliva, 48 hours in isotonic drink, and 48 hours in isotonic drink continued with 144 hours in artificial saliva. The compressive strength was measured using Universal Testing Machine with a crosshead speed of 0.5mm/min. Statistical analysis wasperformed by one-way ANOVA and post-hoc LSD test ( =0.05) showed a significant difference of compressive strength (p<0,05). It was concluded that artificial saliva increases the compressive strength of GIC immersed in isotonic drink.Key words: artificial saliva, compressive strength, glass ionomer cement

ABSTRAKPerendaman semen ionomer kaca tipe II dalam minuman asam, seperti minuman isotonik dapat mengurangi kekuatan tekannya.Hal inidisebabkanprosesdegradasi matriksSIKpada kondisi asam. Akan tetapi salivabuatandapat menetralkan kondisi ini.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh saliva buatan terhadap kekuatan tekan SIK yang direndam dalam minuman isotonik.SpesimenSIK tipe II berbentuk balok berukuran 6 x 6 x 12 mm3 direndam selama 24 jam dalam akuades, 24 jam di dalam minuman isotonik, 24 jam di dalam minuman isotonik dilanjutkan dengan 72 jam pada saliva buatan, 48 jam di dalam minuman isotonik, serta 48 jam di minuman isotonik dilanjutkan dengan 144 jam dalam saliva buatan. Kekuatan tekan diukur menggunakan Universal Testing Machine dengan kecepatan cross head 0,5 mm/menit. Analisis statistikdilakukan dengan one-way ANOVA dan post-hoc uji LSD ( =0,05) mendapati perbedaan yang signifikan dari kekuatan tekan (p<0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa saliva buatan dapat meningkatkan kekuatan tekan SIK yang direndam dalam minuman isotonik.Kata kunci: saliva buatan, kekuatan tekan, semen ionomer kaca

Koresponden: Juliatri, ProgramStudiPendidikan Dokter Gigi, Fakultas KedokteranUniversitasSamRatulangi,Manado,

Indonesia. E-mail: [email protected]

PENDAHULUANSemen ionomer kaca (SIK) merupakan bahan

tambal yang masih tetap dikembangkan dan banyak digunakan oleh dokter gigi. Semen ionomer kacapertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971 yang merupakan gabungan dari semen silikat dan semen polikarboksilat.1,2Mengacu pada penggunaannya, terdapat beberapa jenis SIK, yaitu tipe I untuk perekat, tipe II untuk restorasi dan tipe III untuk basis atau pelapis.3,4 Semen ionomer kaca sering disebut alumine silicate and polyacrylic acid (ASPA). Ukuran partikel gelas SIK bervariasi, yaitusekitar50umsebagaibahanrestorasidansekitar 20 um sebagai bahan pelapis.5,6

Kemasan SIK konvensional terdiri dari powderdanliquid.PowderSIKmerupakankaca dari kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam liquid asam. KandunganpowderSIKkomersialialahsilikat(SiO2),

aluminiumoksida(Al2O3),aluminiumfluoride(AlF3),kalsiumfluoride (CaFa2),natriumfluoride(NaF), dan aluminiumfosfat (AlPO4). Bahan dasar ini digabung sehingga membentukkacayangseragamdengan cara dipanaskan hingga suhu 1100-15000C. Lanthanum, stronsium barium, dan seng oksida ditambah untuk mendapatkan sifat radio-opak. Liquid SIK adalah larutan dari asam poliakrilat 40-50%.7,8

Sifat utama SIK, adalah mampu melekat pada email dan dentin tanpa penyusutan atau panas yang bermakna, memiliki sifat biokompatibilitas dengan jaringanperiodontaldan pulpa, pelepasan fluor yang bereaksi baik sebagai antimikroba maupun sebagai kariostatik, kontraksi volume pada saat pengerasan sedikit, dan koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi.9,10 Sifat SIK cukup keras tetapi rapuh, kekuatan tekan relatif tinggi, akan tetapi daya tahan terhadap fraktur dan keausan rendah, sehingga tidak

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:106-112

ISSN:1412-8926

106

ThequantityofStreptococcus mutancolonyinbreastfeed andformulamilkinfant (Jumlah koloni Streptococcus mutan pada bayi peminum air susu ibu dan peminum susu formula)

1Ridhayani Hatta, 2Hendrastuti Handayani1Clinical student2Department of PedodonticFaculty of Dentistry Hasanuddin UniversityMakassar, Indonesia

ABSTRAKKerusakan gigi pada bayi sangat dipengaruhi oleh jenis substrat yang dikonsumsi.Substrat tersebut merupakan sumber energi utama dalam proses kolonisasi bakteri dalam rongga mulut khususnya S.mutan sebagai bakteri utama penyebab kerusakan gigi. Bagi anak usia 1 tahun, umumnya sumber nutrisi berasal dari konsumsi susu baik air susu ibu (ASI)maupun susu formula. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan jumlah bakteri S.mutans pada saliva antara anak usia 1 tahun yang mengkonsumsi ASI dengan susu formula. Studi observasi analitik dengan menggunakan desain cross-sectional study dilakukan pada 60 bayi yang memenuhi kriteria inklusi dengan metode simple random sampling, masing-masing 30 pada kelompok ASI dan pada kelompok susu formula di Posyandu Kelurahan Antang. Evaluasi S.mutans pada saliva dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Orang tua responden mengisi kuesioner yang menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian dan dilakukan microbial screening dengan mengambil sampel saliva. Hasilnya menunjukkan jumlah koloni S.mutans pada kelompok ASI rata-rata 19,7 CFU/ml sedangkan pada kelompok susu formula 37,97 CFU/ml yang berarti terdapat perbedaan jumlah koloni S.mutans yang signifikan antara konsumsi ASI dan susu formula pada saliva anak usia 1 tahun. Disimpulkan bahwa jumlah koloni S.mutans pada kelompok ASI lebih rendah dibandingkan susu formula.Kata kunci: Streptococcus mutan, colony forming units, air susu ibu, susu formula, saliva, anak usia 1 tahun

ABSTRACTCaries in infant was influenced by their substrat. Substrats are the primary source of energy in bacterial colonising process in oral cavity. Streptococcus mutans are especially the main cause of tooth decay. For 1-year-old infant the primary nutritions are generally from breast milk or formula milk. This study was aimed to determine the differentnumbers of bacterial colonizations of S.mutan found in breast-fed infants from those found in formula milk. This observational-analytics study used cross sectional study design was carried out to 60 infants who fulfil the inclution criteria of simple random sampling method,30 infants in each group from Integrated Health Centre in Kelurahan Antang,

and thebactery on thesaliva was evaluated in Microbiology Laboratory of Medical Faculty Hasanuddin University. Each parent was given questionnaire which to asks the things related with this research and microbial screening was taken from saliva of 1-year old infant.The number of bacterial colonizations for S.mutans in breastfeeding group shows mean value 19.7 CFU/ml while the formula milk group was about 37.97 CFU/ml, so the consumptions of breast milk and formula milk in 1-year old infant show the significantly different number of bacterial colonizations of S.mutans in. It was concluded that colonization of S.mutans in breastfeeding group lower than formula milk group. Key words: Streptococcus mutans, colony forming units, breast milk, formula milk, saliva, 1 year old infant

Correspondence: Ridhayani Hatta, E-mail: [email protected]

PENDAHULUANThe human body is composed of almost one

trillion cells that can become a place to live bacteria, andone of themainentranceofbacteriaafter individucame out of the womb is the oral cavity. Theory of psychosexual development by Freud claimed that the process of learning and experience of our lives as human beings starts from the mouth. The mouthwas explored by fingers, toys, food,andother things. Through the exploration process we unconsciously carry bacteria into the mouth.1

Particularly in 1-year-old child,the exploratory process is done by providing food nutrition through breast milk or infant formula. Based on data from

the Food and Agriculture Organization (FAO) in the USA and WHO, carbohydrate content in breast milkasasourceofprimaryenergyin formoflactoseis7g/100 mLwhileoninfantformularangedfrom7-8.5 g/100 mL. Existing content of lactose in breast milkandformulamilk increases amount of bacteria in the oral cavityby a process of splitting lactose into lacticacid in the form acidic compounds. In addition, the entryofbacteria into themouth can also be enhanced through media used to breastfeed, such as silicone or latexcontained onbottles into bacterial transmission because direct contact with baby's oral cavity.2-4

Oral conditions are warm, moist, nutrient-rich and provide opportunities for the growth ofbacteria.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Nurhayaty Natsir & Irfan F. Yamin: Bakteri dominan di dalam saluran akar gigi nekrosis

ISSN:1412-8926

113

Bakteri dominan di dalam saluran akar gigi nekrosis (Dominant bacteria in root canal of necrotic teeth)

1Irfan Fauzy Yamin, 2Nurhayaty Natsir1Mahasiswa tahap profesi2Bagian Konservasi GigiFakultas Kedokteran Gigi Universitas HasanuddinMakassar, Indonesia

ABSTRACTOne disease that often affects the pulp is necrotic teeth, which are caused by some irritants. Most major irritants are microbes, such as bacteria. This study aimed to determine the type of bacteria in the necrotic root canal. Samples were obtained from fifteen patients with necrotic teeth in Conservation Clinic of Dental Hospital, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University. Specimens of bacteria from samples taken using paper points were inserted into the root canal. The specimens identified in the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine. The results showed that there are seven types of bacteria that vary in number, most are gram-positive facultative anaerobic bacteria Actinomyces spp. It was concluded that Actinomyces spp. is the dominant species of bacteria on the necrotic tooth root canal.Keywords: bacteria, root canals, necrotic teeth

ABSTRAKSalah satu penyakit pulpa yang sering diderita adalah gigi nekrosis, yang yang disebabkan oleh beberapa iritan. Iritan yang paling utama adalah mikroba, seperti bakteri. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis bakteri pada saluran akar gigi nekrosis. Sampel diperoleh dari lima belas pasien dengan gigi nekrosis di Klinik Bagian Konservasi Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Spesimen bakteri dari sampel diambil dengan menggunakan paper point yang dimasukkan ke dalam saluran akar. Spesimen bakteri diidentifikasi diLaboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hasil yang diperoleh menunjuk terdapat tujuh jenis bakteri yang bervariasi jumlahnya, terbanyak adalah bakteri anaerob fakultatif gram positif Actinomyces spp. Disimpulkan bahwa Actinomyces spp. merupakan jenis bakteri yang dominan pada saluran akar gigi nekrosis.Kata kunci: bakteri, saluran akar, gigi nekrosis

Koresponden: Nurhayati Natsir, E-mail: [email protected]

PENDAHULUANJaringan pulpa merupakan suatu jaringan ikat

pada gigi yang tidak mempunyai sirkulasi darah kolateral. Jaringan pulpa berada pada suatu ruangan yang dibatasi oleh dinding dentin yang keras.1Pulpa memilikibeberapafungsi, salahsatunyaadalahfungsi formatif. Fungsi formatif yang merupakan fungsiutama jaringan pulpa, diperankan oleh odontoblas untuk membentuk dentin tersier sebagai tanggapanterhadap berbagai rangsangan berupa iritan mikroba,

iritanmekanik, maupun iritan kimia.1,2

Iritan mikroba merupakan sumber utama iritasi pada jaringan pulpa gigi yang meliputi bakteri yang terdapat pada karies. Karies lanjut lambat laun akan mencapai pulpa, mengakibatkan penyakit pulpa.1,3

Penyakit pulpa menduduki urutan ketujuh dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan pengunjung rumah sakit di Indonesia tahun 2010 dengan jumlah kunjungan sebanyak 163.211 pasien. Sedangkan untuk di Kota Makassar, penyakit pulpa berada pada urutan kedelapan dari sepuluh penyakit utamauntuksemuagolonganumur di Kota Makassar pada tahun 2007 dengan jumlah penderita sebanyak23.253 orang. Data tersebut membuktikan bahwa

penyakit pulpa merupakan penyakit gigi dan mulut yang utama dan terbanyak diderita oleh masyarakat di Indonesia, khususnya Kota Makassar.4,5

Penyakit pulpa pada dasarnya diawali karena adanya invasibakteri pada jaringanpulpaoleh karena karies.Invasibakteri yangtelahmencapai pulpa akan mengakibatkan jaringan pulpa terinflamasi namun tetap vital dalam beberapa waktu atau akan cepat menjadi nekrosis. Bakteri tersebut akan menginvasi pulpa yang nekrosis, bereproduksi, dan menginfeksi saluran akar.1

Walaupun penyebab utama dari penyakit pulpa khususnyanekrosis adalahiritanmikroba dari karies,

yaitu bakteri S.mutans dan Lactobacillus spp., tidak begituberperandalamperkembangannekrosispulpa. Hal tersebut disebabkan ketika pulpa terbuka oleh karena karies,banyak spesies bakteri oportunis yang menginvasi dan berkoloni di jaringan pulpa yang nekrosis serta memungkinkan sistem dalam jaringan pulpabersifatselektifdalammenentukanbakteriyang mendominasi jaringan pulpa yang nekrosis.1

Berdasarkanhal-haltersebut,pengetahuan tentang bakterimerupakanhalyangpenting agar patogenesis penyakit pulpa dapat lebih dipahami. Selain itu,

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Asmawati, dkk: Perubahan morfologi gigi permanen akibat bruksisma

ISSN:1412-8926

117

Perubahan morfologi gigi permanen akibat bruksisma (Morphological changes of permanent teeth due to bruxism)

1Asmawati, 2 Bahruddin Thalib, 3Rudin Tamril1Bagian Oral Biologi2Bagian Prostodonsia3Mahasiswa tahap profesiFakultas Kedokteran gigi Universitas HasanuddinMakassar, Indonesia

ABSTRACTGrinding or clenching teeth during sleep or unconsciously called bruxism. Bruxism is a bad habit that is occured in almost people, from children to adults. Bruxism closely related to changes in tooth morphology due to erosion of tooth surfaces, especially on the occlusal area. This study aimed to determine the morphological changes of permanent teeth due to bruxism. By using the method of observational analytic and cross-sectional design, the sample set in adults who experience bruxism asmany as 69 samples; 23 samples do bruxismand 46 samples do not do bruxism. The results showedthat the morphological changes on occlusal and incisal surfaces of the teeth in 78.3% of samples undergo bruxism, andsamples do not undergo morphological changes as much as 21.7%. 6.5% of samples who did bruxism had dentalmorphology changes, and the prevalence is higher in men than women. With the chi-square test, it is known that there is significant effect (p<0.05) of bruxism on morphological changes of permanent teeth. It was concluded that bruxismaffect the morphological changes of permanent teeth.Keywords: bruxism, morphological changes, permanent teeth

ABSTRAKMengasah gigi atau mengatupkan gigi dengan keras baik pada saat tidur ataupun tidak sadar disebut dengan bruksisma. Bruksisma adalah suatu kebiasaan buruk yang hampir dilakukan semua orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Bruksisma sangat erat hubungannya dengan perubahan morfologi gigi akibat erosi pada permukaan gigi, terutama padadaerah oklusal. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan morfologi gigi permanen akibat bruksisma.Dengan menggunakanmetode observasianalitik dan rancangan cross sectional, ditetapkan sampel penelitian pada orangdewasa yang mengalami bruksisma sebanyak 69 sampel; 23 sampel dengan bruksisma dan 46 sampel tidak melakukanbruksisma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan morfologi pada permukaan oklusal dan insisal gigi pada 78,3% sampel yang bruksisma dan tidak mengalami perubahan morfologi sebanyak 21,7%. Pada sampel yang tidak bruksisma, 6,5% mengalami perubahan morfologi gigi, dan prevalensi lebih tinggi pada pria daripada wanita.Dengan uji chi-square, diketahui ada pengaruh yang signifikan (p<0,05) kejadian bruksisma pada perubahan morfologi gigi permanen. Disimpulkan bahwa bruksima berpengaruh pada perubahan morfologi gigi permanenKata kunci: bruksisma, perubahan morfologi, gigi permanen

Koresponden: Asmawati, E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN Kebiasaan buruk sangat berpengaruh terhadap

bentuk dan antomi gigi-geligi. Salah satu kebiasaan buruk tersebut adalah bruksisma.1Bruksisma sendirimerupakansuatu aktivitas dalam rongga mulut yang melibatkan sistem dan organ mastikasi, gigi-geligi,dengan melakukan gerakan mastikasi secara tidak sengaja dalam keadaan nonfunctional. Bruksismadapat terjadi pada malam dan siang hari, pada saattidur dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.2,3

Faktor yang diduga menjadi penyebab bruksismadibedakan menjadi faktor oklusal perifer dan faktor patopsikofisiologik sentral, diantaranya konsumsi alkohol, rokok, stres, pergantian waktu kerja, sakit kondisimedis,kelainan kejiwaan dan lain-lain. Pada waktu tidur, terjadinya bruksisma dapat dipengaruhi dan dikendalikan oleh pusat dan tingkat stres. Pola oklusi dapat mempengaruhi besarnya aktivitas otot

selama terjadinya bruksisma.Sebenarnya bruksismaberfungsimelindungi manusiayaitumengurangi efek stres psikis dan keadaan patologik.2,4,5

Bruksisma dapat mengubah secara perlahan-lahan pada struktur rongga mulut, dimulai dari gigi-geligi, gangguan sendi temporomandibula, hingga terjadi perubahan postur kepala, dan menyebabkan terkikisnya permukaan oklusal/insisal gigi karena adanya gesekan antar rahang, sehingga gigi terlihat mengalami kelainan bentuk dibanding gigi-gigi disekitarnya.6

Bruksisma seringdikaitkandengananatomi gigi. Berdasarkan hasil riset ditunjukkan bahwa salah satu penyebab perubahan bentuk gigi adalah kebiasaan menggerindingkan gigi yang terjadi secara berulang atau tidak beraturan dapat menyebabkan keausan struktur gigi secara berkepanjangan sehingga gigi berubah bentuknya.2,7

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:122-128

ISSN:1412-8926

122

Analisis gambaran histogramdan densitas kamar pulpa pada gigi suspek pulpitis reversibel dan ireversibel dengan menggunakan radiografi cone beam computed tomography (Histogram and density analysis of irreversible and reversible pulpitis-suspected tooth using cone beam computed tomography radiography)

Lusi Epsilawati, Suhardjo Sitam, Sam Belly, Fahmi OscandarDepartemen Radiologi Dentomaksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia

ABSTRACTInflammation of the pulp is most common and difficult to diagnose. For it radiographs is necessary. One attempt to do is to assess its histogram and density. Radiography equipment that has the ability to analyze is cone beam computedtomography (CBCT). The purpose of this study is to analyze radiograph of the pulp chamber histogram: peak value, grayscale and trends, as well as thedensityon thecondition reversible and irreversible pulpitis condition. The populationof this descriptive study is secondary data of CBCT-3D radiographs during 2012-2013. Selected sample of 75 data isreversible pulpitis, irreversible pulpitis 80 data, as well as 20 normal condition data as control. Data were analyzed byoneway ANOVA and are presented in tables and graphs. The results showed that the value of the histogram under normal conditions showeda different significance for both the peak value of the reversible or irreversible pulpitis (p= 0.01). It is different with a grayscale value, showed no significant different between normal with reversible pulpitis (p = 0.997) and significantly different between normal and pulpitis reversible against pulpitis irrebversible (p= 0.03-0.01). There is a growing trend change ison therightdirectionof reversible and irreversiblepulpitis. It was concluded that the irreversiblepulpitis, density and histogram shows the direction of more luscent compared with normal and reversible pulpitis conditions.Key words: reversible pulpitis, irreversible pulpitis, histogram, trend, grayscale, peak

ABSTRAKInflamasipada pulpa palingsering terjadi dansulit untukdidiagnosis.Untuk itu pemeriksaan radiografi sangat diperlukan. Salah upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penilaian terhadap histogram dan densitas. Peralatan radiografi yang dilengkapi kemampuan untuk menganalisis hal adalah cone beam computed tamography (CBCT). Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis gambaran histogram kamar pulpa dilihat dari nilai peak, grayscale, dan trend, sertadensitaspada kondisipulpitis reversibel dan ireversibel.Populasipenelitian deskriptif ini berupa data sekunder radiografi CBCT-3D selama tahun 2012-2013. Sampel yang terpilih sebanyak 75 data pulpitis reversibel, 80 data pulpitis ireversibel, serta 20 data kondisi normal sebagai kontrol. Data yang terkumpul dianalisis dengan one way anova dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai histogram pada kondisi normal memperlihatkan signifikansi berbeda untuk nilai peak baik terhadap pulpitis reversibel ataupun ireversibel(=0,01). Hal berbeda dengan nilai grayscale menunjukkan tidak signifikan berbeda antara normal dengan pulpitis reversibel (=0,997), dan signifikan berbeda antara kondisi normal dan pulpitis reversibel terhadap pulpitis ireversibel(=0,03-0,01). Terdapat perubahan trend semakin ke arah kanan, yaitu pada pulpitis reversibel dan ireversibel.Disimpulkan bahwa pada pulpitis ireversibel, densitas dan histogram menujukkan ke arah lebih lusent dibandingkan dengan kondisi normal dan pulpitis reversibel. Kata kunci: pulpitis reversibel, pulpitis ireversibel, histogram, trend, graysacle, peak

Koresponden: Lusi Epsilawati, E-mail: [email protected]

PENDAHULUANKesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari

kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yanglainnya, sebabkesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan.1

Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah salah satunya karies. Karies gigi bersifat kronis dalam perkembangannya danbutuhwaktu yanglama, sehingga sebagian besar penderita mempunyai potensi mengalami gangguan kelainan ini seumur hidup.2-4 Prevalensi kerusakan gigi di dunia yang tertinggi, terdapat di Asia dan

Amerika Latin,dan paling rendah terdapat di Afrika. Kerusakangigididominasiolehkaries,5,6 yang secara umum dikenal sebagai pulpitis.7,8

Pulpitis adalah peradangan jaringan pulpa gigi. Radangatau inflamasi adalah responsuatuorganisme terhadap patogen dan jejas mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti terinfeksi. Inflamasi adalah satu dari respon utama dari sistem kekebalan terhadapinfeksi dan iritasi. Pulpitis paling sering disebabkan oleh karies gigi yang menembusemaildan dentin lalu mencapai pulpa, atau mungkin

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Erni Indrawati & Kus Harijanti: Management of allergic stomatitis due to daily food consumption

ISSN:1412-8926

129

Managementofallergic stomatitisdue todaily foodconsumption (Penatalaksanaan stomatitis alergika akibat konsumsi makanan sehari-hari)1Erni Indrawati, 2Kus Harijanti1Student at Oral Medicine specialist program2Department of Oral MedicineFaculty of Dentistry, Airlangga University Surabaya, Indonesia

ABSTRAKStomatitis alergika atau stomatitis venenata merupakan suatu reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh alergen penyebab yaituobat-obatan,makanan,bahan kedokteran gigi (bahan restorasi, prostetik, alat ortodonti, merkuri, akrilik, cobalt). Pada kasus ini akan dibahas mengenai stomatitis alergika karena makanan. Makanan yang paling sering menyebabkan alergi pada penderita dewasa yaitu jeruk (citrus fruit), kacang, ikan, ikan laut dan gandum. Manifestasi oral dari stomatitis alergika diawali dengan adanya vesikula multipel yang akan menjadi ulser yang tertutup fibrin dengan tepi erythematous disertai dengan inflamasi dan rasa nyeri. Pasien adalah seorang wanita berusia 53 tahun yang sering menderita sariwan sejak 6 bulan yang lalu, sudah berobat ke dokter gigi praktek swasta maupun dokter gigi praktek pemerintah (RSUD dan Puskesmas). Pasien mempunyai riwayat alergi. Pada pemeriksaan intra oral didapatkanadanya ulsermultipel pada mukosa pipi kanan atas, mukosa pipi kanan bawah dan lidah. Kasus didiagnosis sebagai stomatitis alergika karena makanan berdasarkan anamesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium.Pengobatanutama dengan menghindarkan faktor penyebab, pemberiaterapi simptomatis, dan pemberian kortikosteroid topikal. Disimpulkan bahwa penatalaksanaan stomatitis alergika dengan menghindarkan faktor penyebab makanan, pemberian obat kumur yang mengandung analgesik/anti-inflamasi, dan pemberian obat kortikosteroid topikal.Kata kunci: stomatitis alergika, makanan

ABSTRACTAllergic stomatitis or stomatitis venenata is a hypersensitivity reaction caused by an allergen from medicines, foods, dental materials (restoration material, prosthetic, orthodontic appliance, mercury, acrylic, cobalt). This report will discusses the management of food allergic stomatitis. The common cause of food allergy in adult patients are orange (citrus fruit), nuts, fish, marine fish and wheat. Oral manifestations of allergic stomatitis begin with multiple vesicles and becomes fibrin-covered ulcers with erythematous edges accompanied by inflammation and pain. The patient was a 53-year-old woman who has suffered stomatitis since 6 months ago, and had seen dentist in private practice and government dental-practice (hospitals and health centers). The patient has an a allergy history. Intra oral examination found the presence of multiple ulcers on the buccal mucosa upper right, cheek mucosa lower right and tongue. The final diagnosis of the case is allergic stomatitis due to daily food alergic base on anamesis, clinical examination and laboratory tests. Treatment to prevent allergic stomatitis causes, symptomatic therapy, and topical corticosteroids. It was concluded that management of allergic stomatitis should avoid the food as primary causes, giving mouthwash containing analgesic/anti-inflammatory and topical corticosteroids.Key words: allergic stomatitis , daily food consumption

Correspondence: Erni indrawati, Department of Oral Medicine, Faculty of Dentistry, Airlangga University, Jln. Prof. Dr. Moestopo No. 47, Surabaya, Indonesia. 60132. E-mail: [email protected]

INTRODUCTIONAllergywas derived from "allos" whichmeans a

deviation from original manner.1 Allergen was a foreignobjectthatmakesalteration.1 Symptomcausedby food allergies varies from small reddish papules to form a life-threatening condition namely fatal anaphylaxis, mostly involving "the target organs" i.e. skin, gastrointestinal tract, and upper and lower respiratory tract. Severity of allergic reactions from food showed no stereotypical. Each individual also hasthedistinction of the allergens that cause allergic reactions.2

CoombsandGellclassified allergen into4 types of hypersensitivity reactions that have been revised

by Janeway and Travers in 1995, namely Type I reactionsoranaphylaxisreaction, typeII or cytotoxic, type III or complex reaction-toxic, and type IV or reaction cell,which is divided into 3 types,IVa, IVb, IVc. The latter allergy is often called as delayed hypersensitivityreactions due to occurrence of more than 12 hours after antigen exposure.1 This type doesnot involve antibodies but involving T lymphocytes because T-lymphocytes has sensitisation reacts with a particular antigen and produces immune reaction.2

Type IVa hypersensitivity reactions make tissue damagedthat is causedbystimulation of macrophage activation of Th1 cells and result in inflammation. In type IVb hypersensitivity reaction, tissue damage

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

subscription formformulir berlangganan

Jurnal DentofasialISSN: 1412-8926

Faculty of Dentistry Hasanuddin UniversityEditorial address: Jln. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar 90245 Indonesia

Contact person: Eri H. Jubhari, drg, M.Kes., Sp.Pros.(+628124235346)Phone: (062-411) 586012, 587444; Fax: (062-411) 584641, 587444

E-mail: [email protected]; website: http://unhas.ac.id/fkg/sub/jdentofasial/index.php

Berlangganan – termasuk pengiriman [Subscription – include postage and handling (√)]

Country/CityPilihan (Options)

1 year 2 years

IndonesiaMakassar Rp 200.000,00 Rp 400.000,00

Out of Makassar Rp 200.000,00 Rp 400.000,00

Negara lain (Other countries) US $ 45,00 US $ 90,00

Eceran

(Single

edition)

Makassar Rp.60.000,-

Out of Makassar Rp.80.000,-

Out of Indonesia US $ 20,00

terbit 3 kali per tahun/triennial publicationsudah termasuk biaya pengiriman/include shipping fee

Saya ingin berlangganan Jurnal DentofasialI wish to subscribe Jurnal Dentofasial

Nama/Name ………………………………………. Saya membayar jurnal ini dengan………………………………………………………. I pay this journal byPekerjaan/Job .......……………………………......……………………………………………………….Institusi/Institution …………………………………………………………………………………………Alamat surat/Correspondence Address …………………………….........................................................................................................................................................Kota/City ............................................................Negara/Country .................................................Telp/Phone.………………………………………..………………………………………………………Faks/Fax. ………………………………………….………………………………………………………E-mail …………………………………………......Tanggal/Date ……………………………………..

Mohon informasi jika alamat berubahPlease immediately inform us if your address changes

Transfer ke/Transfer to

No.Rek./Account No : 152-00-09834983

B a n k : Bank Mandiri CokroaminotoMakasar

Atas nama/Name of beneficiary : Eri H. Jubhari, drg

Mohon kirim foto kopi dari bukti transfer atau setoran lewat pos/e-mail/faks ke alamat pengelola/Please send the copy of deposit or transfer application form by post/e-mail/fax to Editorial address

Tanda Tangan/Signature ……………………..

……

..……

..……

……

…..…

……

……

……

……

……

……

……

……

Pot

ong

di s

ini/

deta

ch h

ere…

……

……

……

……

……

……

……

……

……

……

……

……

..

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Petunjuk bagi calon penulis dan Pedoman penulisan makalah

Jurnal Dentofasial menerima artikel berupa hasil penelitiandan laporan kasus di bidang kedokteran gigi yang hanya ditujukan bagi Jurnal Dentofasial dan tidak akan diterbitkan sebagian maupun seluruhnya di penerbitan lainnya. Makalah yang pernah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah harus diberikan catatan kaki yang menyebutkan nama dan tanggal pertemuan tersebut.

Tiga rangkap cetakan naskah artikel dimasukkan dalam amplop bersama-sama dengan CD yang berisi file naskah, surat yang ditandatangani oleh penulis yang menyatakan bahwa naskah hanya untuk dimuat di Jurnal Dentofasial dan tidak akan dimuat, baik sebagian maupun seluruhnya di penerbitan lain, beserta identitas penulis (nama lengkap dan gelar, institusi dan alamatnya, alamat pos dan email, nomor telepon, HP, dan faks).

Pengiriman naskah dapat diantar langsung, dikirim dengan pos ke Ketua Penyunting Jurnal Dentofasial FKG Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar 90245, Indonesia atau berupa file attachment yang dikirim ke [email protected]

Ketentuan umum1.Makalah ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baku

sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Istilah asing sedapat mungkin di-Indonesiakan jika telah ada padanannya.Kata asingharus ditulis dengan huruf miring (italics). Istilah asing non-medis sebaiknya dihindari, kecuali bila sangat diperlukan dan harus disertai dengan terjemahan penjelasannya.

2.Naskah dapat juga ditulis dalam bahasa Inggris dengan bahasa akademis. Naskah berbahasa Inggris sebaiknya disertai versi bahasa Indonesia.

3.Artikel diketik menggunakan program Microsoft Word, jarak 2 spasi, huruf Times New Roman, font 12 serta batas tepi 3 cm.File dalam compact disc(CD) dikirimbesertacetakannya pada kertas HVS A4 (210 x 297 mm).

4.Penyunting berhak memperbaiki isi dan bahasa naskah tanpa mengubah arti.

5.Diutamakannaskah yang mensitasi salah satu naskah yang dimuat pada salah satu terbitan Jurnal Dentofasial.

6.Penelitian yang menggunakan subjek manusia harus melampirkan surat dari lembaga yang menerbitkan ethical clearance

7.Isi naskah menjadi tanggung jawab penulis.8.Sebagai prasyarat bagi pemrosesan artikel, penulis wajib

melunasi biaya langganan minimal selama satu tahun, dan membayar kontribusi biaya cetak.

Sistematika penulisan artikel1. Sistematika penulisan disesuaikan dengan jenis artikel:

a. Laporan penelitian: abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar pustaka.

b. Studi kasus: abstrak, pendahuluan, laporan kasus serta foto sebelum dan sesudah, pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar pustaka.

2. Artikel diawali dengan judul yang dibuat singkat, jelas, informatif, tidak lebih dari 20 kata, diikuti nama penulis tanpa gelar, tempat bekerja, alamat jelas, serta nomor telepon yang mudah dihubungi, dan faksimili serta email.

3. Abstrak dibuatdalam bahasa Indonesiadan bahasa Inggris, spasi tunggal, tidak lebih dari 200 kata, dengan susunan tidak terstruktur tetapi menggambarkan isi naskah secara ringkas dan padat dengan mengemukakan:

a.Laporanpenelitian:masalahdan tujuanpenelitian,metode dan hasil penelitian, dan simpulan.

b.Studikasus:masalahdan tujuanpenulisan, laporankasus, dan simpulan.

Di bawah abstrak, tuliskan 3-5 kata kunci.4. Simpulan dan saran merupakan alinea terakhir dari

pembahasan.5. Ucapan terima kasih jika dipandang perlu, wajib dituliskan

sebelum daftar pustaka6. Daftar pustaka berisi sumber yang betul dikutip, disusun

dalam sistem Vancouver (Uniform requirements for manuscript submitted to biomedical journals). Urutan penunjukan sumber pustaka ditulis menggunakan angka arab berdasarkanurutanpemunculannya.Jikanamapenulis lebih dari 6, tulis 6 nama pertama diikuti dengan et al. Singkatan nama jurnal mengacu pada Index Medicus.

Contoh penulisan daftar pustaka:a. Jurnal

Rose ME, Huerbin MB, Melick J, Marion DW, Palmer AM, Schiding JK, et al. Regulation of interstitial excitatory amino acid concentrations after cortical injury. Brain Res. 2002; 935 (1-2): 40-6.

b. Buku (pengarang bab)McGlumphy EA. Implant-supported fixed prostheses. In: Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J, editors. Contemporary fixed prosthodontics. 3rd ed. St. Louis: Mosby, Inc.; 2001. p.313-9.Buku (editor sebagai pengarang)Gilstrap LC, Cunnignham FG, van Dorsten JP, editors. Operative obstetrics.2nded. New York: McGraw-Hill; 2002

c. Makalah seminarIsaac DH.Engineeringaspects of thestructure and properties ofpolymer-fibre composites. In:VallittuPK,editor. Symposium book of the European Prosthodontic Association (EPA) 22nd

annual conference; 1998 August 27-29; Turku, Finlandia. Turku: Department of Prosthetic Dentistry & Biomaterials Project, Institute of Dentistry, University of Turku;1998.p.1-12

d. Conference proceedingHarnden P, Joffe JK, Jones H, editors. Germ cell tumours V. Proceedings of the 5th Germ Cell Tumour Conference; 2001 Sep 13-15; Leeds, UK. New York: Springer; 2002.

e. TerjemahanZarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE. Buku Ajar prostodonti untuk pasien tak bergigi menurut Boucher. Ed.10. Alih bahasa: Mardjono D. Jakarta: EGC; 2001. p.288-90, 333-7.

f. Disertasi/tesisBarkowski MM. Infant sleep and feeding: a telephone survey of Hispanic Americans [dissertation]. Mount Pleasant (MI): Central Michigan University; 2002.

g. Kamus dan acuan sejenisnyaDorland’s illustrated medical dictionary. 29th ed. Philadelphia: W.B.Saunders; 2000.Filamin; p. 675.

h. Artikel jurnal dalam format elektronikAbood S.Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA actsin an advisory rle.Am J Nurs [serial on the Internet] 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6): about 3 p.]. Available from: URL: http://www. nursingworld.org/AJN/ 2002/june/Wawatch.htm.

i. Homepage/Web siteFoley KM,Gelband H,editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from: URL: http://www.nap.edu/books/ 030974029/html.

JURNAL DENTOFASIAL

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12546 › abstrak JDF vo… · Vol.13 No.2, Juni 2014 ISSN: 1412-8926Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova

Information for contributors and paper submission guidelines

Jurnal Dentofasial publishes articles on all aspects of dentistry in the form of research articles, and case reports. Articles submittedforpublicationare assumedtobepublished exclusively to the Jurnal Dentofasial. Articles that have been previously presented in scientific seminar must be provided with footnote which mentions the name and date of that seminar.

Three copies of the manuscript are put in an envelope together with the CD which includes the file of the manuscript, a letter signed by the author stating that the manuscript is exclusively submitted to Jurnal Dentofasial and must not have been, or be about to be, published elsewhere, either wholly or in part, and the author’s details (full name, degree, institution and postal and email addresses, telephone, mobile phone, fax).

The manuscript can be sent by post to Editor-in-Chief Jurnal Dentofasial, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar 90245, Indonesia or can be in the form of attachment and emailed to [email protected] Guidelines 1. Themanuscript,written inBahasaIndonesia,follows Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Any foreign terms should be italicized and written in BI, when the terms exist in BI, following Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Non-medical foreign terms are used only when necessary and are provided with its translation.

2. Jurnal Dentofasial also publishes articles written in academic English. The manuscript in English should be accompanied by its Indonesian version.

3. Manuscripts including tables, references and figure legends must be typewritten (double-spaced) using Microsoft Wordon 210 x 297 mm or size A4 paper with margins of 3 cm. The maximum number of pages is 20.

4. The Editor reserves the right to edit the manuscript at her discretion, without changing the meaning,to articles accepted for publication.

5. We prefer articles which cited articles already published in this journal.

6. Research which employs humans as respondents shouldattach letter from the institution issued the ethical clearance.

7. The author is responsible for the contents of the article.8. When the article is accepted for publication, the author must

subscribetoJurnal Dentofasial for,at least, one year and bear the printing cost of the accepted manuscript.

Systematic order of the manuscript1. Based on the type of the article, the submitted manuscript

should be arranged in the following order:a. Research article: abstract, introduction, materials and

method, results, discussion, conclusion and suggestions, and references.

b. Case report: abstract, introduction, the case with pre-and post-study picture, discussion, conclusion and suggestion, and references.

2. Title of article should be brief, concise, informative, not exceeding 20 words, followed by authors’ name (omit title), institution, address, contact number, fax and email.

3. Abstract is written in Indonesian and English, one-spaced, maximum 200 words and should briefly reflect the contents of the article:a. Research article: background, objectives, materials and

method, results, and conclusion.

b. Case reports: background, objectives, case report, and conclusion.

Below the abstracts, write 3-5 key words.4. Conclusion and suggestion follows discussion.5. All references mentioned refer to only the sources quoted in

the article. References follow the Vancouver Style (Uniform requirementsformanuscriptsubmitted tobiomedical journals). References should be numbered consecutively with arabic number in the order in which they appear in the manuscript.If there are more than 6 authors, write the first 6 authors’ names followed by et al. Abbreviations of journals’ name follow index medicus.

Examples of how to cite references:a. Journal article

Rose ME, Huerbin MB, Melick J, Marion DW, Palmer AM, Schiding JK, et al. Regulation of interstitial excitatory amino acid concentrations after cortical injury. Brain Res. 2002; 935 (1-2): 40-6.

b. Book (chapter author)McGlumphy EA. Implant-supported fixed prostheses. In: Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J, editors. Contemporary fixed prosthodontics. 3rd ed. St. Louis: Mosby, Inc.; 2001. p.313-9.Book (editor as the author)Gilstrap LC, Cunnignham FG, van Dorsten JP, editors. Operative obstetrics. 2nded. New York: McGraw-Hill; 2002.

c. Seminar/conference paperIsaac DH. Engineering aspectsof thestructureandproperties ofpolymer-fibrecomposites. In:Vallittu PK,editor.Symposium book of the European Prosthodontic Association (EPA) 22nd

annual conference; 1998 August 27-29; Turku, Finlandia. Turku: Department of Prosthetic Dentistry & Biomaterials Project,Institute of Dentistry,University of Turku;1998.p.1-12.

d. Conference proceedingHarnden P, Joffe JK, Jones H, editors. Germ cell tumours V. Proceedings of the 5th Germ Cell Tumour Conference; 2001 Sep 13-15; Leeds, UK. New York: Springer; 2002.

e. Translated articleZarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE. Buku Ajar prostodonti untuk pasien tak bergigi menurut Boucher. Ed.10. Alih bahasa: Mardjono D. Jakarta: EGC; 2001. p.288-90, 333-7.

f. Dissertation/thesisBarkowski MM. Infant sleep and feeding: a telephone survey of Hispanic Americans [dissertation]. Mount Pleasant (MI): Central Michigan University; 2002.

g. Dictionary / reference books Dorland’s illustrated medical dictionary. 29th ed. Philadelphia: W.B.Saunders; 2000.Filamin; p. 675.

h. Article journal in electronic format Abood S. Quality improvement initiativein nursing homes: the ANA acts in an advisory rle.Am J Nurs [serial on the Internet] 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6): about 3 p.]. Available from: URL: http:// www. nursingworld.org/AJN/ 2002/june/Wawatch.htm.

i. Homepage/Web siteFoley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the Internet]. Washington: National Academy Press;2001 [cited 2002 Jul 9].Availablefrom: URL: http://www.nap.edu/books/ 030974029/html

JURNAL DENTOFASIAL