A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli...

68
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development) Kebijakan pembangunan sebagai aset pembangunan ekonomi dipusat kebijakan public telah dipahami oleh negara-negara berkembangan sejak 1960-an sampai saat ini. Nugroho R (2014: 83), Kebijakan pembangunan memiliki tiga karakter. Pertama adalah untuk mencapai misi bangsa, Kedua untuk membangun masyarakat, dan Ketiga mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan Negara maju. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan dapat diterima karena prioritas pertama manusia adalah kemakmuran ekonomi yang dimulai dari kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal, sampai kebutuhan sekunder dan kebutuhan kemewahan. Kebijakan pembangunan juga merupakan kebijakan pembangunan ekonomi, dan semua kebijakan lain, seperti kebijakan politik dan sosial. Dengan demikian, kebijakan pembangunan merupakan sebuah proses integral dari proses pembangunan nasional, khususnya pada peningkatan sumber daya manusia yang mengarah pada peningkatan kesehatan jasmani masyarakat, kualitas mental rohani masyarakat, pembentukan watak dan kepribadian bangsa, disiplin sportivitas, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional. Inilah yang dapat dijadikan sebagai tonggak secara yuridis, bahwa pembangunan harus berjalan secara sistematis untuk kesejahteraan dan memperkokoh kejayanan bangsa. Indonesia, Filipina, dan korea selatan adalah Negara yang berkembang yang telah mengimplementasikan model tersebut sejak tahun 1970-an sampai saat ini. Sedangkan cina masih dalam model control politik, yang berarti bahwa kebijakan politik berhak menjaga semua proses politik dibawah control pemerintah sehingga pembangunan dapat bertahan dan mencapai kesejahteraan sosial. Proses pembangunan pada dasarnya tidak terlepas dari peran pemerintah supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karna itu, kebijakan pembangunan 12

Transcript of A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli...

Page 1: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development)

Kebijakan pembangunan sebagai aset pembangunan ekonomi dipusat

kebijakan public telah dipahami oleh negara-negara berkembangan sejak 1960-an

sampai saat ini. Nugroho R (2014: 83), Kebijakan pembangunan memiliki tiga

karakter. Pertama adalah untuk mencapai misi bangsa, Kedua untuk membangun

masyarakat, dan Ketiga mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan Negara maju.

Oleh karena itu, kebijakan pembangunan dapat diterima karena prioritas pertama

manusia adalah kemakmuran ekonomi yang dimulai dari kebutuhan dasar manusia,

seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal, sampai kebutuhan sekunder dan

kebutuhan kemewahan. Kebijakan pembangunan juga merupakan kebijakan

pembangunan ekonomi, dan semua kebijakan lain, seperti kebijakan politik dan

sosial.

Dengan demikian, kebijakan pembangunan merupakan sebuah proses

integral dari proses pembangunan nasional, khususnya pada peningkatan sumber

daya manusia yang mengarah pada peningkatan kesehatan jasmani masyarakat,

kualitas mental rohani masyarakat, pembentukan watak dan kepribadian bangsa,

disiplin sportivitas, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan

kebanggaan nasional. Inilah yang dapat dijadikan sebagai tonggak secara yuridis,

bahwa pembangunan harus berjalan secara sistematis untuk kesejahteraan dan

memperkokoh kejayanan bangsa.

Indonesia, Filipina, dan korea selatan adalah Negara yang berkembang yang

telah mengimplementasikan model tersebut sejak tahun 1970-an sampai saat ini.

Sedangkan cina masih dalam model control politik, yang berarti bahwa kebijakan

politik berhak menjaga semua proses politik dibawah control pemerintah sehingga

pembangunan dapat bertahan dan mencapai kesejahteraan sosial.

Proses pembangunan pada dasarnya tidak terlepas dari peran pemerintah

supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karna itu, kebijakan pembangunan

12

Page 2: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

13

merupakan sebuah implementasi kebijakan yang mengarah pada nilai pembangunan

yang komprehensif melalui kajian model konseptual tertentu. Konsep pembangunan

merupakan cakupan dari sebuah analisis kebijakan publik.

Kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan pengambilan

keputusan oleh pimpinan dan elit politik daerah untuk mewujudkan kondisi yang

dapat mendorong dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan

yang telah ditetapkan semula dalam perencanaan. Kebijakan ini diperlukan agar

program dan kegiatan pembangunan yang akan diarahkan dapat diarahkan dan

diwujudkan sesuai dengan kebijakan yang telah diambil. Misalnya kebijakan

nasional yang menetapkan wajib belajar Sembilan tahun adalah merupakan salah

satu kebijakan untuk mendorong pemerataan pendidikan dasar dan sekolah

menengah pertama untuk seluruh lapisan masyarakat. Contoh lainya adalah

kebijakan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan dalam rangka mengurangi

jumlah penduduk miskin pada suatu daerah tertentu dan sekaligus untuk mendorong

peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat secara keseluruhan. (Sjafrizal,

2014:61)

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sjafrizal, 2014:61. Perumusan kebijakan

pembangunn daerah perlu dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan

berbagai aspek penting seperti: Visi dan Misi Pembangunan, Kondisi dan potensi

daerah, permasalahan pokok pembangunan dan proyeksi pembangunan kedepan.

Disamping itu, perumusan kebijakan pembangunan juga harus sesuai, atau tidak

berlawanan dengan kondisi sosial budaya setempat agar pelaksanaan kebijakan

tersebut tidak mendapat tantangan dan reaksi negative dari masyarakat daerah

bersangkutan. Untuk dapat mewujudkan keterpaduan pembangunan, maka

perumusan kebijakan daerah tersebut juga harus diperhatikan kebijakan

pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi, seperti kebijakan Provinsi dan

nasional. Baik buruknya suatu kebijakan akan ditentukan dari beberapa jauh

kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dan memberikan hasil (Outcome) positif

terhadap proses pembangunan daerah sebagaimana telah direncanakan semula dan

diharapkan oleh masyarakat.

Page 3: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

14

Di samping itu, Evaluasi juga dapat dilakukan dengan parsial dengan

melihat pada keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan dalam

rangka implementasi kebijakan tersebut.

a. Kebijakan (Policy)

Setiap saat Pemerintah selalu dihadapkan pada berbagai macam masalah

mulai dari yang sederhana sampai permasalahan yang rumit. Dibutuhkan sebuah

kebijakan untuk mengatasi setiap masalah yang ada. Syarat untuk memecahkan

masalah yang rumit adalah tidak sama dengan syarat untuk memecahkan

masalah yang sederhana. Masalah yang sederhana memungkinkan analisis

menggunakan metode - metode konvensional, sementara masalah yang rumit

menuntut analisis untuk mengambil bagian aktif dalam mendefenisikan hakekat

dari masalah itu sendiri.

Gambaran tentang pemecahan masalah bertolak dari pandangan bahwa

kerja kebijakan bermula dari masalah-masalah yang sudah terartikulasi dan ada

dengan sendirinya. Semestinya, kebijakan bermula ketika masalah-masalah

yang telah diketahui kemudian membuat hipotesis tentang serangkaian tindakan

yang mugkin untuk dilakukan melalui kajian yang cermat tentang masalah-

masalah tersebut agar dapat merumuskan kebijakan yang harus ditetapkan dan

mengimplementasikan kebijakan tersebut dalam sebuah tindakan nyata.

Kebijakan dipelajari dalam ilmu kebijakan (policy science), yaitu ilmu yang

berorientasi kepada masalah kontekstual, multi disiplin, dan bersifat normatif,

serta dirancang untuk menyoroti masalah fundamental yang sering diabaikan,

yang muncul ketika warga negara dan penentu kebijakan menyesuaikan

keputusannya dengan perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik

untuk melayani tujuan-tujuan demokrasi. Lasswell dalam (whalsen (2013:

100)).

Secara etimologis, kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy,

juga dapat dijumpai dari bahasa lain, seperti inggris, Latin, yunani, dan sangkrit.

Dalam bahasa inggris, istilah policy berarti kebijakan. Latin: politeia;

pemerintahan settled course adopted and followed by a govermant (suatu Cara

Page 4: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

15

yang ditetapkan, dibuat, dan dilaksanakan oleh pemerintah, perseorangan,

kelompok, dan sebagainnya). Polis dalam bahasa Yunani berarti Negara Kota.

Pur dalam bahasa Yunani berarti Negara Kota. Pur dalam bahasa Sangkrit

berarti Kota. Policie dalam bahasa inggris berarti mengurus masalah atau

kepentingan umum, atau juga berarti Administrasi Pemerintah. (Rusdiana, A,

(2015: 31).

Kebijakan adalah serangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman

dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan Cara

bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan

kelompok sector swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan

dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perintah

(misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan),

kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh

hasil yang diinginkan. Kebijakan atau kajian kegiatan dapat pula merujuk pada

proses pembuatan kebutusan-keputusan penting organisasi olahraga, termasuk

identifikasi berbagai alternative seperti prioritas program atau pengeluaran, dan

pemilihanya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai

mekanisme politis, menejemen, finansial, atau administrative untuk mencapai

tujuan eksplisit.

Berdasarkan uraian pengertian kebijakan diatas, maka secara

konprehensif proses kebijakan harus berimplikasi pada kesejahteraan rakyat.

Lutan R (2013: 16) mengatakan bahwa Kebijakan ini penting untuk

diwujudkan amanat Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 yang menekankan

pada prinsip inklusif dalam olahraga, dan menjabarkan deklarasi paris 1978,

yang diantara isinya menekankan olahraga sebagai hak asasi manusia. Dalam

muatannya deklarasi tersebut dijelaskan bahwa olahraga berpotensi untuk:

a. Membuka peluang bagi generasi muda untuk mengalami peningkatan dalam

pendidikan dan taraf hidup.

b. Transformasi nilai-nilai budaya yang positif, bahkan untuk mengkoreksi

nilai budaya yang dianggap merugikan masa depan generasi muda.

Page 5: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

16

c. Memberdayakan masyarakat daerah terpencil agar lebih berpartisipasi dalam

pembuatan keputusan politik, sekaligus pengentasan kemiskinan; dan

d. Meningkatkan ketahanan masyarakat dan atau individu terhadap ancaman

bahaya narkoba.

b. Pembangunan (Development)

Konsep pembangunan pada dasarnya sering digunakan pada kebijakan

merumuskan kebehasilan pembangunan ekonomi. Di Negara Singapura,

Hongkong, Australia dan negara-negara maju yang lain Pembangunan sering

dilukiskan dalam kemajuan Ekonomi. Kebijakan ekonomi di negara-negara

tersebut umumnya dirumuskan secara konsepsional dengan melibatkan

pertimbangan dari berbagai aspek sosial lingkungan serta dukungan mekanisme

politik yang bertanggung jawab sehingga setiap kebijakan ekonomi dapat

diuraikan secara transparan, adil dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.

Untuk itu yang terpenting adalah pengambilan keputusan juga berjalan sangat

bersih dari berbagai ragam prilaku lobi yang bernuansa kekurangan (moral

hazard) yang dipenuhi kepentingan tertentu (vested inti erst) dari keuntungan

semata (rent seeking). Dengan demikian hasil-hasil pembangunan dapat

dinikmati oleh seluruh masyarakat secara adil melintasi batas ruang (inter-

region) dan waktu (inter-generation). Supryono (2013:12).

Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi

yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang

satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara

umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk

melakukan perubahan, proses tersebut bukan saja dalam domain fisik tapi

juga proses domain mental spritual. Artinya, pembangunan menyuguhkan

perubahan yang memberikan utilitas baik fisik maupun mental bagi

masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian pembangunan jangan

sampai mengorbankan mayoritas rakyat (Noor Isran, 2013: 15).

Page 6: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

17

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai

“Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan

pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation

building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian

yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang

lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya

pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan

dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek

perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta

industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun

begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil,

karena masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang

berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya

merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy

Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup

seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,

pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).

Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi,

sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang

direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula

diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja

melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi

dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau

pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga

kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya,

Page 7: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

18

kontribusi sektor pertanian Akan menjadi semakin kecil dan berbanding

terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi ekonomi.

Terkait dengan pembangunan, dipenghujung abad ke 20 yang lalu,

PBB telah memutuskan agenda besar pembangunan diseluruh dunia yang

kemudian dikenal sebagai millennium development goals (MDG’s) yang

terdiri dari 8 butir yaitu (OECS, 2001 didalam Thehesia, A (2014: 6-7)).

a. Eradicate extreme poverty and Hunger (pemberantasan kemiskinan dan

kelaparan ekstrim).

b. Achieve Universal Primary Education (tercapainya pendidikan dasar

secara universal).

c. Promote Gender Equality and Empower Women (dikedepankannya

kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan).

d. Reduce Child Mortality (pengurangan kematian anak BALITA).

e. Improve maternal health (perbaikan kesehatan ibu).

f. Combat HIV/AIDS, malaria and other Disease (peperangan terhadap

HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit – penyakit lainnya).

g. Ensure environmental sustainability (kepastian keberlanjutan

lingkungan).

h. Develop A Global Partnership For Development (Pengembangan

kemitraan global untuk pembangunan).

Dan jika dicermati, kedelapan pembangunan PBB tersebut, ternyata

semua sudah mencakup dalam rumusan pembukaan UUD 1945 Alinea Ke-

Empat yang dirumuskan oleh pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang berbunyi “…Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan social…”.

Hal ini menunjukan bahwa, tujuan berbangsa dan bernegara

sebagaimana dirumuskan oleh pendiri bangsa ini, sebenarnya merupakan

kebutuhan sekaligus cita-cita universal, yaitu terwujudnya “kesejahteraan”

Page 8: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

19

(Werfare) bagi semua warga Negara, baik secara individual, nasional,

maupun global.

Goulet (Todaro, 1981) didalam buku Thehesia, A (2014: 7)

mengemukakan ada tiga inti nilai-nilai yang terkandung dalam pengertian

pembangunan, yaitu:

a. Swa-Sembada: dalam artian dalam kemampuan masyarakat dalam

memenuhi atau mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar yang mencakup;

sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan dasar, dan

keamanan.

b. Harga Diri : dalam artian kepercayaan diri untuk tidak dimanfaatkan

oleh pihak lain untuk kepentingan mereka atau hidup dalam penindasan,

dan

c. Kebebasan: dalam artian kemampuan untuk memilih alternative bagi

perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan masyarakatnya.

Oleh karena itu, Transformasi sosial dapat dilihat melalui

pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap

sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air

bersih, fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan

politik. Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan

bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya

perubahan nilai dan Norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan

spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang

tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi

organisasi modern dan rasional.

Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek

kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung

pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting

dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress),

pertumbuhan dan diverifikasi.

Page 9: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

20

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat

yang menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak

lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah

merambah ke seluruh aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, modernisasi diartikan sebagai proses trasformasi

dan perubahan dalam masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi,

industri, sosial, budaya, dan sebagainya.

Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses

perubahan yang mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen

pembangunan menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan di mana

terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi modern, yang

pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern,

menggantikan alat-alat yang tradisional.

Pembangunan olahraga secara menyeluruh merupakan bagian integral

dari pembangunan daerah dan konteks otonomi daerah; dan keseluruhan

konponen system, utamanya sub-sistem olahraga pendidikan, olahraga

rekreasi, dann olahraga prestasi harus dibina dan ditumbuh kembangkan

sebagai sebuah keutuhan yang saling berkaitan satu Sama lain dalam

koordinasi dan sinergi yang kuat dan berkesinambungan. Lutan, R (2013: 2).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan

tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan Akan terjadi sebagai

akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa

pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari

aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.

c. Indikator keberhasilan Pembangunan

Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk

setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan

pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti

listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok

Page 10: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

21

yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi

kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada factor-

faktor sekunder dan tersier.

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-

lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB),

struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu

terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan

pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas

Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut

ini adalah ringkasan terhadap indikator menurut Tikson (Badruddin,

Syamsiah, 2009).

1. Perndapatan perkapita

2. Struktur ekonomi

3. Urbanisasi

4. Angka tabungan

5. Indeks kualitas hidup

6. Indeks pembanguna manusia

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam

kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi

peningkatan harkat dan martabat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga

komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur

panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan

peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini

dibuat dengan mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan

hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP,

dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing

Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan

kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge,

attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan

lingkungannya.

Page 11: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

22

2. Olahraga

Tidak mudah merumuskan pengertian sport (olahraga) itu sendiri, istilah

sport berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu

seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang menyenangkan baik dalam

bentuk percakapan, hiburan, senda gurau, dan permainan. Kata kerja sport adalah se

desporter yang berarti melompat-lompat kegirangan atau bersenang-senang. Kata

desport diambil oleh bangsawan inggris dan berubah menjadi disport pada abad ke-

14 dan kemudian mendapatkan bentuknya seperti saat ini, yaitu sport. Pada masa itu

sport diartikan sebagai aktifitas yang sangat menyenangkan dari golongan

bangsawan sebagai bagian dari gaya hidupnya yang khusus. Selanjutnya sport

mencakup beberapa permainan yang lebih populer dengan tetap mempertahankan

acuannya kepada jiwa aristokratik dan untuk kesenangan. Di Prancis pada tahun

1820-an, istilah sport pada mulanya berarti pacuan kuda, serta beberapa permainan

yang bersifat konfrontasi seperti tinju. Tahun 1873 , pengertian sport dipakai untuk

menunjukkan latihan di alam terbuka, seperti pacuan kuda, dayung, berburu,

memancing, panahan, senam, dan anggar (Pandjaitan Hinca IP, 2011: 129).

Sedangkan di Indonesia pengertian olahraga (sport) dirumuskan Dalam

UUSKN Nomor 3 tahun 2005 Pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa definisi olahraga

adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Rumusan dari pengertian ini

amatlah luas, sebab tidak disebutkan apakah aktivitas yang dimaksudkan sebagai

olahraga. Kata kuncinya adalah segala kegitan yang sistematis. Dengan demikian

rumusan ini memperlihatkan bahwa aktivitas olahraga yang dimaksud sepanjang

tujuannya untuk mendorong , membina, serta mengembangkan potensi jasmani,

rohani, dan sosial.

a. Hakekat Olahraga

Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi

sebagian orang, bahkan untuk sebagian orang yang lain olahraga menjadi

sebuah kebutuhan mendasar dalam hidupnya. Olahraga yang sebelumnya

dipandang sebelah mata dan merupakan sebuah aktivitas rekreasi semata,

Page 12: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

23

seiring perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan olahraga

menjelma menjadi sesuatu yang memiliki nilai vital dalam kehidupan sehari-

hari umat manusia. Olahraga menjadi sangat penting karena tidak terlepas dari

kebutuhan mendasar manusia itu sendiri yang pada prinsipnya selalu bergerak.

Olahraga itu sendiri merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan

terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang

bertujuan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan kualitas hidup

seseorang. Tujuan seseorang berolahraga adalah untuk meningkatkan derajat

sehat dinamis (sehat dalam gerak), dan sehat statis (sehat dikala diam). Prestasi

melalui kegiatan olahraga pun menjadi suatu alasan sesorang menekuni

olahraga. Hal tersebut sejalan dengan isi Undang-undang RI nomor 3 tahun

2005 tentang Sistem keolahragaan Nasional yang menyatakan bahwa “Olahraga

adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial”.

Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk

mempertahankan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Pengertian ini

memiliki makna filosofis dan jika dikaji bersama akan memberikan sedikit

bayangan tentang hal-hal apa yang akan dilakukan untuk membangun dan

mengedepankan olahraga itu sendiri.Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik

yang dikenal sebagai kegiatan terbuka bagi semua orang sesuai dengan

kemampuan, kesenangan dan kesempatan, tanpa membedakan hak, status,

sosial, budaya, atau derajat di masyarakat (Harsono, 2008: 2). Hal ini senada

dengan apa yang dikemukakan Supandi (1998: 5) bahwa asas olahraga bagi

semua orang (sport for all) kini makin memasyarakat. Dengan demikian, saat ini

olahraga telah merasuk kesetiap lapisan masyarakat sebagai bagian dari budaya

manusia. Dengan katalain, olahraga dilakukan bagi semua orang tanpa

memandang jenis ras, kepercayaan, politik dan geografi.

Di dalam olahraga terdapat slogan Men sana in corpora sano, yang

berarti hidup tidak hanya membutuhkan badan yang sehat, melainkan juga jiwa

yang kuat. Oleh karena itu, kita perlu memahami pentingnya berolahraga untuk

Page 13: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

24

menjaga kesehatan. Upaya meningkatkan derajat kesehatan dilakukan dengan

melaksanakan aktivitas fisik atau aktivitas dalam berbagai cabang olahraga.

Kegiatan tersebut merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan

sehari-hari yang seharusnya dapat juga meningkatkan kebugaran. Selain itu,

olahraga juga dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi. Dari

penjelasan tersebut nampaklah bahwa olahraga telah menjadi komitmen

bersama untuk diyakini sebagai salah satu instrument dalam menciptakan

tatanan dunia yang lebih baik.

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia kata olahraga merupakan kata

kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang menurut para pakar

olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk mencapai

kesejahteraan (sejahtera jasmani dan sejahtera rohani) manusia itu sendiri.

Menurut beberapa ahli olahraga (Sport) berpendapat:

1. Simon Gardiner dalam Panjaitan, H.I.P. (2011 : 128) menuliskan dari

sejarah, bagaimana sport dimaknai dan diberi batasan sebagai berikut:

The term sport derives from the French determined Middle English verb

sporten, to divert and also the Latin term desporto, literally to carry away.

The emphasis is therefore on it being distinction, something that gives

pleasure. Throughout the middle Ages sport in England meant mainly

hunthing of a variety of animals. Archery bowls and horse racing can

be seen as early port dating from the 16 th century. One of our main

cultural and bistorical identivicasions with sport is with the original Greek

Olimpics held in Ethiopian help in 686 BC. Going futher back in time, the

ealiest evidence of boxings exsistence is recorded in ethiopian hieroglyphy

around 4000 BC. The woulds olderst ball game is thought to have been

played as early as 1400 BC in Maxico.

Dapat diartikan sebagai berikut: (Istilah olahraga diperoleh dari kata kerja

bahasa Inggris jaman pertengahan yang ditentukan oleh bahasa Perancis

sporten, yang berarti mengalihkan dan juga istilah bahasa Latin

desporto, yang secara harfiah berarti bergerak . Maka dari itu,

Page 14: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

25

penekanannya adalah kepada perbedaan, sesuatu yang memberikan

kesenangan. Pada jaman pertengahan olahraga di Inggris berarti berburu

berbagai macam binatang. Lapangan panahan dan balap kuda dapat dilihat

sejak abad ke -16. Salah satu identifikasi budaya dan sejarah kita dengan

olahraga adalah Olimpiade Yunani asli yang diadakan atas bantuan Etiopia

pada 686 tahun SM (sebelum Masehi). Menengok lebih jauh kebelakang,

bukti paling awal mengenai keberadaan tinju dicatat dalam hiroglif Etiopia

sekitar 4000 tahun SM. Permainan bola yang paling tua diperkirakan telah

dimainkan pada 1400 tahun sebelum Masehi di Mexico.

2. Franck Latty dalam Panjaitan, H.IP (2011 : 128-129) menjelaskan

pengertian sport dengan pendekatan pengalaman di Perancis dan

Inggris.Istilah Sport berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa

Prancis kuno, yaitu sarana yang memberikan ruang waktu yang

menyenangkan dalam bentuk percakapan, hiburan, senda gurau, dan

permainan. Kata kerja Sport adalah desporter yang berarti melompat-lompat

kegirangan atau bersenang-senang. Kata desport diambil oleh bangsawan

Inggris dan berubah menjadi disport pada abad ke- 14 dan kemudian

mendapatkan bentuknya seperti saat ini, yaitu sport. Pada saat itu sport

diartika sebagai aktivitas yang sangat menyenangkan dari golongan

bangsawan sebagian dari gaya hidupnya yang khusus.

3. Dalam Undang-undang Nomer 3 Tahun 2005 disebutkan olahraga

adalah segala kegiatan yang sitematik untuk mend orong, membina,

serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.

Dari beberapa pendapat para ahli olahraga diatas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan olahraga adalah: 1) Kegiatan fisik yang

dilakukan oleh perorangan atau sekelompok masyarakat atau regu. 2)

Kegiatan fisik yang dilakukan dengan cara bersenang-senang dalam ruang

waktu bercakap-cakap, hiburan, senda gurau, dan permainan. 3) Kegiatan

aktivitas yang dilakukan setiap hari. 4) Kegiatan ketangkasan fisik yang terdapat

dalam ketrampilan gerak. 5) Kegiatan aktivitas yang dilakukan secara sistematik

Page 15: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

26

untuk meningkatkan kesegaran jasmani, rohani dan sosial. 6) Kegiatan aktivitas

yang ada unsur bermain, peraturan, bertanding, dan juara. 7) Pembentukan

karakter seseorang serta peningkatan prestasi puncak. 8) Kegiatan aktivitas yang

memerlukan perjuangan serta dapat mengendalikan diri dan orang lain.

Dari rumusan ini berarti olahraga dimaksud bukan sekedar kegiatan

sistematis yang berhubungan dengan pembangunan jasmaniah, tetapi juga

berhubungan dengan pembangunan rohani dan sosial. Oleh karena itu

pengertian tentang olahraga menjadi beragam yaitu: 1) olahraga pendidikan, 2)

olahraga rekreasi, 3) olahraga prestasi, 4) olahraga amatir, 5) olahraga

professional, 6) olahraga penyandang cacat. Dari pengertian beberapa ragam

olahraga dapat dijelaskan sesuai dengan Undang-undang Sistem Keolahragaan

Nasional Nomer 3 Tahun 2005 sebagai berikut:

b. Ruang Lingkup Olahraga

Ruang lingkup olahraga dalam undang-undang nomor 3 tahun 2005

tentang sistem keolahragaan nasional pada BabVI pasal 17 meliputi kegiatan,

olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,dan olahraga prestasi. Adapun 3 bagian

dari olahraga yaitu olahraga amatir, olahraga profesional, dan olahraga

penyandang cacat.Adapun pengertiannya pada Bab I pasal 1 ayat 11 sampai 16

yaitu :

a. Olahraga pendidikan

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang

dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan kepribadian, ketrampilan,

kesehatan, dan kebugaran jasmani. Sesuai dengan Pasal 1 angka 11 Undang-

undang Nomer 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

b. Olahraga rekreasi

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai

dengan kombinasi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,

kebugaran, dan kesenangan. Sesuai dengan Pasal 1 angka 12 Undang-

Page 16: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

27

undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

c. Olahraga prestasi

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

olahragawan secara teratur, berjenjang, berkelanjutan melalui kompetisi

untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan tehnologi

keolahragaan. Sesuai dengan Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomer 3

Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

d. Olahraga amatir

Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas das ar

kecintaan atau kegemaran olahraga. Sesuai dengan Pasal 1 angka 14

Undang-undang Nomer 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional.

e. Olahraga Profesional

Olahraga Professional adalah olahraga yang dilakukan untuk

memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang

didasarkan atas kemahiran berolahraga. Sesuai dengan Pasal 1 angka 15

Undang-undang Nomer 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional.

f. Olahraga Penyandang cacat

Olahraga penyandang cacat adalah olahraga khusus dilakukan sesuai

dengan kondisi kelainan fisik dan atau mental seseorang. Sesuai dengan

Pasal 1 angka 16 Undang-undang Nomer 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional.

Keenam poin dari ruang lingkup olahraga diatas dimaksudkan sebagai

upaya untuk meningkatkankemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka

meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Strategi apapun yang hendak

diterapkan serta bentuk manajernen pembangunan sepenti apa yang akan

digunakan, maka orientasi pembangunan tidak boleh secara instan hanya

memfokus pada lingkup olahraga saja. Strategi kebijakan pembangunan olahraga

Page 17: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

28

harus merupakan sebuah ayunan besar yang mampu mengakomodasikan

kemajuan secara simultan lingkup olahraga tensebut.

Dalam koridor tersebut, Maka orientasi mernbangun olahraga adalah

membangun olahraga pendidikan, membangun olahraga prestasi, dan

membangun olahraga rekreasi. Hanya dengan demikian tujuan pembangunan

olahraga yang sebenarnya akan dapat tencapai secara efektif (Kristiyanto A,

2012: 3). Sebagaimana telah diamanatkan dalam UUD Nomor 3 Tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab II Pasal 4, Keolahragaan nasional

bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran prestasi,

kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia. Sportivitas disiplin.

Mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa memperkokoh

ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.

c. Aspek dalam Olahraga

Dalam kehidupan modern saat ini banyak orang yang melupakan

pentingnya olahraga untuk tubuh. Padahal olahraga merupakan cara untuk sehat

yang paling murah dengan hasil yang mengagumkan untuk kebugaran badan.

Selain itu olahraga dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun kita suka

melakukannya baik siang maupun malam sesuai keinginan, namun olahraga

juga mempumyai aspek positif dan aspek negatif.

1) Aspek positif

Mampu menggerakkan aktivitas sosial, ekonomi, dan politik: adanya

interaksi antar manusia (individu dan kelompok), adanya kegiatan jasa,

adanya penyerapan tenaga kerja. Mampu mengangkat harga diri pelaku

olahraga/atlet/pelatih/pembina/organisasi/daerah dan bangsa, kesejahteraan

pembina olahraga, dan martabat bangsa di dunia internasional.

Dalam Sistem Keolahragaan Nasional yang tertuang pada Undang –

undang Nomor 3 tahun 2005, Keolahragaan berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan jasmani, rohani, dan sosial serta membentuk

watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat. Secara umum, olahraga

mempunyai beberapa kegunaan diantaranya:

Page 18: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

29

a) Sebagai alat untuk Persatuan dan Kesatuan

b) Sebagai miniatur kehidupan (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

c) Dengan berolahraga seseorang akan sehat meliputi jasmani, rohani,

sosial, tidak hanya terbebas dari sakit.

d) Berolahraga juga dapat menembus tingkatan/tatanan masyarakat,

diantaranya: status sosial, mode, etika. (Eldon E Snyder.1983 : 17).

2) Aspek negatif

Aspek negatifnya, antara lain seperti masih adanya kecenderungan dari

banyak atlet dalam mengikuti suatu pertandingan menggunakan segala cara

dalam upaya memenangkan pertandingan/perlombaan, misalnya tidak fair

play, tidak disiplin, memanipulasi, melanggar ketentuan (peraturan

pertandingan/perlombaan), dan pemakaian doping. Pemakaian doping

bahkan telah diatur dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 bab XVIII

pasal 85 ayat 1 sampai ayat 3 yang menyatakan bahwa, doping dilarang

dalam semua kegiatan olahraga, setiap induk organisasi cabang olahraga

dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan

doping dan disertai sanksi, serta pengawasan doping sebagaimana dimaksud

di atas dilakukan oleh pemerintah. Ini menunjukkan bahwa penggunaan

doping adalah hal paling dihindari dalam olahraga karena penggunaannya

akan merugikan banyak pihak, tidak hanya atlet dan tim tapi juga pemerintah.

d. Manfaat Olahraga

Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

pada tubuh secara keseluruhan. Olahraga membantu merangsang otot-otot dan

bagian tubuh lainnya untuk bergerak. (https://www.deherba.com/apa-manfaat-

olahraga.html).

Ada 10 fakta tentang manfaat berolahraga yaitu:

1. Olahraga dapat meningkatkan kapasitas kerja otak

“Berolahraga meningkatkan energi dan menambah serotonin dalam otak”,

begitu kata David Atkinson, direktur dari Cooper Venture Development

Program, salah satu divisi dari Cooper Aerobic Center di Dallas, Amerika

Page 19: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

30

Serikat. Serotonin adalah hormon di otak yang berfungsi sebagai modulator

kapasitas kerja otak yang mencakup pengatur stabilitas emosi, pemahaman

dan nafsu makan. Jadi orang yang melakukan olahraga dengan jumlah cukup

akan menemukan produktivitas mereka meningkat. Produktivitas seseorang

tidak hanya berarti orang tersebut dapat memberikan kualitas kerja yang

baik, namun ia juga dapat memberikan kontribusi untuk suasana kerja yang

bahagia di tempat kerja.

2. Olahraga dapat menghilangkan stress

Berolahraga memberikan efek relaksasi yang baik untuk semua orang. Itu

sebabnya ketika seseorang mulai berlatih, dia akan segera mengetahui

bahwa hal itu akan mengurangi stres dan membuatnya menjadi pribadi yang

lebih bahagia. Atkinson mengatakan bahwa ketika seseorang bahagia,

efeknya tidak hanya menguntungkan orang itu sendiri. Kondisi ini

menyebabkan orang tersebut menjadi tidak mudah marah, dengan demikian,

meningkatkan kualitas hubungan dengan rekan-rekan kerjanya, keluarga dan

orang lain.

3. Olahraga dapat memberikan Energy

Berolahraga, meskipun hanya 30 menit sehari, dapat mengubah hari

seseorang dari pagi sampai malam hari. Ketika endorphin dilepaskan ke

dalam darah selama berolahraga, seseorang akan merasa lebih energik

sepanjang hari. Endorphin adalah senyawa kimia dalam otak kita yang dapat

membuat otak menjadi rileks.

Atkinson pernah mendapat keluhan dari kliennya yang mengatakan bahwa ia

merasa lelah setelah berlatih. Atkinson menjelaskan bahwa kelelahan

biasanya terjadi pada beberapa sesi pertama pasca berolahraga karena tubuh

tidak terbiasa. Setelah itu, kelelahan akan hilang dengan sendirinya.

4. Tidak sulit mencari waktu berolahraga

Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga.

Kemudian, tidak memiliki peralatan tertentu seperti sepasang sepatu

olahraga menjadi penghalang. Sebenarnya, Atkinson menyatakan,

Page 20: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

31

berolahraga bisa dimulai dari pemikiran sederhana, “Berpikir bahwa kita

membunuh dua burung dengan satu batu.” Itu berarti anda benar-benar

melakukan dua hal atau mendapatkan dua keuntungan dengan melakukan

satu kegiatan.

Anda bisa memulai dengan meminta anak-anak anda untuk bermain dengan

sepeda mereka di taman. Anda bisa melihatnya sekaligus berolahraga pada

saat yang bersamaan. Jika suatu hari anda perlu melakukan pertemuan

dengan seseorang, anda bisa memilih tempat yang memiliki jogging track,

taman, kolam renang atau fasilitas lain yang dapat digunakan untuk

berolahraga. Anda bahkan dapat berolahraga saat melakukan tugas-tugas

rumah. Yang penting adalah menggerakkan tubuh anda.

5. Olahraga dapat membina hubugan

Berolahraga meningkatkan hubungan anda dengan orang lain. Jika hal itu

dilakukan bersama keluarga, anda akan merasakan lebih dekat dengan

mereka. Hal ini juga berlaku jika anda berolahraga bersama dengan teman-

teman anda. Selain itu, sangat mungkin bahwa anda mendapatkan teman-

teman baru melalui berolahraga. Selain itu, orang-orang yang mencoba

untuk mengurangi berat badannya, benar-benar membutuhkan dukungan

dari teman-teman agar usahanya tersebut berhasil.

6. Olahraga dapat melawan penyakit

Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga dapat memperlambat dan

mencegah penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kolesterol,

diabetes, osteoporosis dan banyak penyakit lainnya. Berolahraga bahkan

bisa memperlambat proses penuaan dan juga meningkatkan sistem

kekebalan tubuh. Dengan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik,

setidaknya anda bisa mengurangi kemungkinan terkena penyakit flu dan

penyakit umum lainnya.

7. Olahraga dapat memompa jatung lebih baik

Berolahraga membuat jantung anda kuat. Fungsi jantung dan sistem

kardiovaskular bekerja lebih efektif, dan ini dapat mengurangi plak dalam

Page 21: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

32

pembuluh darah (yang dapat mempersempit aliran darah), sehingga jantung

akan memompa darah lebih baik. “Jika jantung anda menjadi lebih kuat,

masing-masing pompa akan memberikan sejumlah besar darah dan ini dapat

memperlambat detak jantung anda,” kata Todd A. Astorino dari California

State University-San Marcos.

8. Olahraga dapat memperbaiki diet

Otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak tubuh ketika anda

sedang beristirahat. Dengan demikian, semakin banyak otot yang kita miliki,

semakin baik metabolisme yang kita alami. Tentu pembakaran kalori tidak

hanya terjadi ketika anda berada dalam kondisi beristirahat, tetapi ketika

berolahraga juga. Dengan tingkat metabolisme yang baik, seseorang dapat

memiliki pola makan yang sehat. Selama tidak terlalu berlebihan, setiap

makanan favorit dapat dikonsumsi.

9. Olahraga dapat meningkatkan stamina

Setelah dilakukan selama beberapa minggu secara konsisten, seseorang

dapat merasakan perbedaan dalam tubuhnya. Otot-otot telah dikembangkan

dan perkembangan ini dapat dirasakan ketika ia melakukan tenis, golf, bola

basket atau olahraga lain yang membutuhkan kekuatan otot. Pada saat itu

penambahan kekuatan yang berasal dari otot-otot bisa dirasakan, kata

Atkinson.

Selain itu, otot-otot akan dapat bekerja lebih efisien, lebih cepat bereaksi dan

daya tahannya juga akan meningkat.

10. Penurunan berat badan bukan tujuan utama

Berolahraga memang menurukan beberapa kilo dari tubuh anda, namun

manfaat dari berolahraga tidak hanya untuk mencegah kelebihan berat

badan. Menggunakan olahraga hanya sebagai alat untuk menurunkan berat

badan tidak akan menjadi motivator yang kuat bagi seseorang untuk

berhasil. Hal ini terjadi karena orang biasanya tidak sabar dan ingin melihat

hasilnya dalam sekejap. Penurunan berat badan melalui olahraga tidak bisa

dilakukan dalam waktu singkat.

Page 22: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

33

3. Kebijakan Pembangunan Keolahragaan

Sejak lahir undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional (UUSKN), Gerakan penataan Keolahragaan Nasional

sampai pada tahap penguatan secara yuridis formal. Secara operasional, UUSKN

kemudian diikuti dengan diberlakukannya peraturan pemerintah nomor 16 tahun

2007 yang mengatur tentang penyelenggaraan olahraga. Penyelenggaraan olahraga

pasca lahirnya PP Nomor 16 tahun 2007 menjelaskan secara kongkrit bahwa

pemerintah tidak sekedar meletakkan payung hukum yang kuat, tetapi juga

menjelaskan secara tegas tentang sebuah kebiajakan olahraga nasional yang

mensistem dan diberlakukan secara nasional.

Lebih lanjut dijelaskan Kristiyanto, A (2012: 38) Setidak – tidaknya terdapat

enam lingkup standar nasional keolahragaan sebagaimana yang telah diuraikan

diatas. Keenam standar nasional tersebut merupakan sebuah Grand Strategy yang

disusun agar pembangunan olahraga kedepan mengarah dan berorientasi pada

standar yang jelas. Standar tersebut akan mengkristalisasikan dan menginergiskan

berbagai rancangan kegiatan untuk menuju pada keunggulan pembangunan olahraga

nasional.

Dalam peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 2007, telah dijelaskan bahwa

standarisasi nasional keolahragaan bertujuan untuk menjamin mutu

penyelenggaraan standar nasional keolahragaan. Lingkup standar nasional

keolahragaan, meliputi: (1) Standar kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2) Standar

Isi Program Penataraan/pelatihan Keolahragaan, (3) Standar sarana dan prasarana

olahraga, (4) Standar pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5) Standar

penyelenggara Keolahragaan, dan (6) Standar pelayanan minimal Keolahragaan.

(PP No. 16 tahun 2007, Pasal 84 dan 85).

Standar pelayanan minimal keolahragaan, berkaitan langsung dengan

substandi Sport Development Index (SDI). Yakni berisi tuntutan dasar agar suatu

provinsi/ kabupaten / kota / kecamatan mempersiapkan komponen Standar

pelayanan Minimal Keolahragaan. Standar tersebut mencakup persyaratan: (1)

Ruang berolahraga, yakni dinyatakan dengan rasio luas ruang terbuka yang

Page 23: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

34

digunakan untuk kegiatan olahraga dengan populasi penduduk setempat; (2) tempat

dan fasilitas olahraga, dinyatakan dengan tersediannya tempat latihan, perlengkapan

dan peralatan untuk kegiatan olahraga; (3) tenaga keolahragaan yang mendukung

kegiatan olahraga, yakni dengan tersediannya tenaga keolahragaan yang memiliki

kualifikasi dan kompetensi dalam bidang keolahragaan; (4) partisipasi berolahraga,

yakni dinyatakan dengan rasio jumlah penduduk yang aktif berolahraga dengan

jumlah penduduk setempat; dan (5) tingkat kebugaran jasmani masyarakat

dinyatakan dengan tes kebugaran jasmani olahraga.

Penjelasan Standar pelayanan Minimal Keolahrgaan Nasional sebagaimana

ditegaskan PP No. 16 tahun 2007. Pasal 84 dan 85, sebanarnya mengamanatkan

secara kuat bahwa kebijakan pemerintah untuk mengawal pembangunan olahraga

dengan Indikator Sport Development Index (SDI) tidak dapat ditawar – tawar lagi.

Standar Pelayanan Minimal dipenuhi dengan cara pengupayaan indeks yang

memadai untuk keempat indeks SDI, yang meliputi: (1) Ruang terbuka untuk

berohraga yang dimanifestasikan pada level ketersediaan sarana dan prasarana

olahraga untuk seluruh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. (2) Rasio jumlah

tenaga keolahragaan atau sumber daya manusia (SDM) keolahragaan dan jumlah

warga atau penduduk diwilayah tertentu, (3) proporsi partisipasi masyarakat suatu

wilayah tertentu dalam aktifitas keolahragaan, dan (4) tingkat kebugaran suatu

masyarakat disuatu wilayah tertentu.

Keempat dimensi Sport Development Index (SDI) sebagaimana tertuang

dalam standar pelayanan minimal keolahragaan nasional tersebut, telah mengalami

proses penyempurnaan secara metodologis. Hasil pengkajian yang telah dilakukan

selama kurun waktu 2003 sampai 2008, sebagaimana telah dijabarkan didepan,

menunjang bahwa pengkajian indeks dapat dilaksanakan diseuruh daerah diwilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hasil pengkajian tersebut sekaligus

menjadi sebuah ukuran standar pelayanan minimal keolahragaan nasional, yang

dapat dikomparasikan dari tahun ke tahun, bahkan dapat pula dikomparasikan antar

daerah.

Page 24: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

35

Secara substansial, Sport Development Index (SDI) telah mendapat payung

hukum yang cukup kuat, payung hukum tersebut berupa peraturan pemerintah yang

dijabarkan sebagai konsekwensi amanah undang-undang Nomor 3 tahun 2005

tentang sistem keolahragaan nasional. Substansial Sport Development Index (SDI)

sudah dituangkan dalam konstalasi kebijakan pemerintah dibidang keolahragaan,

terutama terkait dengan standar pelayanan minimal keolahragaan sebagaimana

tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 16 tahun 2007 pasal 92, yang

memberikan penjelasan operasional tentang persyaratan standar pelayanan minimal

keolahragaan yang meliputi: (1) Ruang terbuka untuk berolahraga, (2) Tenaga

keolahragaan atau SDM Keolahragaan, (3) Partisipasi Olahraga, dan (4) tingkat

kebugaran jasmani masyarakat. Komponen standar pelayanan minimal tersebut

identic dengan dimensi utama Sport Development Index (SDI). Cholik dan maksum

(2007: 37).

Dewasa ini peran olahraga makin penting dan strategis dalam kehidupan era

global yang penuh perubahan, persaingan dan kompleksitas. Hal tersebut

menyangkut pembentukan watak dan kepribadian bangsa serta upaya

pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

berkesinambungan. Olahraga telah terdapat dalam berbagai bentuk didalam semua

kebudayaan yang paling tua sekalipun. Olahraga dapat dilakukan sebagai latihan,

pendidikan, hiburan, rekreasi prestasi, profesi, politik, bisnis, industry dan berbagai

aspek lain dalam kebudayaan manusia. Bagi suatu Negara, olahraga telah terdapat

dalam berbagai bentuk didalam semua kebudayaan yang paling tua sekalipun,

olahraga juga merupakan sarana yang paling efektif dan efesien untuk

meningkatkan disiplin dan tanggung jawab, kreativitas dan daya inovasi, serta

mengembangkan kecerdasan. Hal ini telah dibuktikan dalam berbagai penelitian

yang dilakukan oleh para ahli.

Secara lebih terarah upaya-upaya pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan nasional dibidang olahraga tertuang dalam undang-undang republik

Indonesia nomor 3 tahun 2015 tentang sistem keolahragaan nasional yang meliputi

6 pokok kebijakan yaitu: pertama, pembinaan dan pengembangan olahraga yang

Page 25: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

36

merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan

pada peningkatan kebugaran jasmani, mental dan rohani masyarakat, serta ditujukan

untuk membentuk watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi serta

peningkatan peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan

nasional. Kedua, gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

masyarakat terus ditingkatkan agar lebih meluas dan merata diseluruh pelosok tanah

air untuk menciptaka budaya berolahraga dan iklim yang sehat yang mendorong

peran serta aktif masyarakat dalam meningkatkan prestasi olahraga. Perlu

ditumbuhkan sikap masyarakat yang sportif dan bertanggung jawab dalam semua

kegiatan keolahragaan. Ketiga, upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu

terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui pencarian dan

pemantauan, pembibitan, pendidikan, dan pelatihan olahraga prestasi yang

didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efisien serta

peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik ditingkat pusat maupun daerah.

Keempat, perbaikan gizi olahragawan, penyempurnaan metode pelatihan,

penggunaan peralatan olahraga perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi secara tepat. Perlu pula ditingkatkan penanaman nilai budaya yang

mampu menumbuhkan dan meningkatkan sportivitas, disiplin, motivasi meraih

prestasi, dan sikap pantang menyerah serta bertanggung jawab dalam mengejar

keunggulan olahraga dan menjunjung tinggi Nama dan kehormatan bangsa dan

Negara. Kelima, penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai

dilingkungan sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi,

serta dilingkungan pekerjaan dan pemukiman yang dilaksanakan baik oleh

pemerintah maupun peran serta masyarakat perlu dilanjutkan dan ditingkatkan agar

pembibitann olahragawan dan pembinaan olahraga dapat lebih meningkat dan

merata diseluruh pelosok tanah air serta mencakup segenap umur, baik pria maupun

wanita meliputi anak, remaja, pemuda, penduduk usia lanjut, dan penyandang cacat.

Penyediaan sarana dan prasarana olahraga, termasuk kesehatan olahraga,

penyediaan fasilitas pendidikan guru, dan pelatih olahraga serta penyelenggara

latihan dan sistem pembinaan olahraga lebih dikembangkan secara professional.

Page 26: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

37

Keenam, olahragawan, pelatih, dan Pembina yang berprestasi perlu diberi perhatian

khusus dan penghargaan yang wajar untuk meningkatkan semangat dan motivasi

dalam memacu prestasi yang lebih tinggi. Khusus bagi olahraga berprestasi perlu

ada penanganan yang mendasar dan melembaga terutama untuk dapat memberikan

jaminan bagi masa depannya.

Dari keenam pokok kebijakan seperti diuraikan diatas, dapat disimpulkan

bahwa: pertama, olahraga merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan

kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kedua, dalam upaya peningkatan prestasi

olahraga nasional diperlukan suatu iklim yang sehat sebagai pendorong terciptanya

budaya berolahraga serta peran aktif dari seluruh masyarakat. Ketiga, perlu dibentuk

suatu sistem pembinaan yang bertahap, berjenjang, dan berkesinambungan sejak

usia dini melalui pencaraian dan pemantauan, pembibitan, pendidikan yang

didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efesien.

Keempat, perlunya penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai

dilingkungan sekolah, serta penyediaan guru, Pembina dan pelatih yang memadai

dan berkualitas. Dari uraian diatas, tersirat pula bahwa pembinaan olahraga yang

dilakukan dengan baik akan bermuara pada peningkatan prestasi.

Seperti dikemukakan dalam pokok- pokok kebijakan pembangunan dibidang

olahraga, peningkatan prestasi merupakan bagian yang penting dalam upaya

mengangkat nama bangsa dan Negara di dunia internasional. Banyak Negara yang

terkenal didunia karna prestasi olahragannya dan bukan karna kekayaan alamnya.

Sebagai contoh, Negara Nigeria, Ethiopia dan Kenya, ketiga Negara miski di benua

afrika yang dikenal karna memiliki atlet sepakbola dan atletik tingkat dunia.

Disamping itu peningkatan prestasi juga dapat meningkatkan partisipasi dan

apresiasi masyarakat terhadap olahraga.

Upaya peningkatan prestasi tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja.

Hampir semua Negara melakukan hal yang sama, berusaha menunjukan keunggulan

dalam pembinaan untuk meraih prestasi internasional. Sebagai contoh, Thailand

dengan program menerobos dua besar asia, philipina dengan program “Gintong

Allay, dan tentu saja Indonesia dengan “Garuda Emas”nya yang berupaya untuk

Page 27: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

38

menjadi empat besar asia pada tahun 2002. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa

pembinaan olahraga merupakan hal yang penting untuk meraih prestasi yang tinggi,

yang pada gilirannya dapat mengharumkan nama bangsa dan Negara dipentas

internasional. Telah kita ketahui bersama, bagi Indonesia beberapa cabang olahraga

prestasinya telah menembus standar internasional. Beberapa medali yang telah

diraih olahrgawan kita menunjukan bahwa kita memiliki kemampuan bersaing

dikancah internasional. Namun demikian dari sekian banyak cabang olahraga yang

ada, hanya bulutangkis, panahan dan angkat besi yang dapat menyumbangkan

prestasi di olimpiade. Hal demikian tentunya belum menggambarkan posisi

Indonesia sebagai Negara yang banyak memiliki prestasi dibidang olahraga. Untuk

dapat mencapai posisi tersebut diperlukan pembinaan yang efektif dan efesien bagi

olahragawan dengan metode dan teknologi dibidang olahraga.

4. Sport Development Index (SDI)

Sport Development Index (SDI) adalah istilah baru dalam olahraga

Indonesia. Ini semacam metode pengukuran yang diklaim sebagai alternative baru

untuk megukur kemajuan pembangunan olahraga. Pembangunan olahraga adalah

suatu proses yang membuat manusia memiliki banyak akses untuk melakukan

aktivitas fisik. Ia harus memampukan setiap orang memiliki kesempatan untuk

tumbuh dan berkembang, baik menyangkut fisik, rohani, maupun sosial, secara

paripurna.

Menurut Cholik dan Maksum (2007: 7), Sport Development Index (SDI)

adalah indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga

berdasarkan empat dimensi dasar: (1) Ruang Terbuka yang tersedia untuk olahraga,

(2) Sumber Daya Manusia atau tenaga keolahragaan yang terlibat dalam kegiatan

olahraga, (3) pertisipasi warga masyarakat untuk melakukan olahraga secara teratur,

dan (4) derajat Kebugaran Jasmani yang dicapai oleh masyarakat. Jika disimpulkan,

maka SDI dapat diterjemahkan manjadi IPO (Indeks Pembangunan Olahraga).

Indeks Pembangunan Olahraga Indonesia menyatakan bahwa kondisi

kebudayaan berolahraga di Indonesia masih rendah yang dapat dilihat dari tingkat

kemajuan pembangunan olahraga Indonesia yang hanya mencapai 0,345 atau 34%

Page 28: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

39

Sport Development Index (SDI). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks

Partisipasi, Ruang Terbuka, Sumber Daya Manusia, dan Kebugaran. Rendahnya

kesempatan untuk beraktivitas olahraga disebabkan oleh semakin berkurangnya

lapangan dan fasilitas untuk berolahraga, lemahnya koordinasi lintas lembaga

dalam hal penyediaan fasilitas umum untuk lapangan dan fasilitas olahraga bagi

masyarakat umum dan tempat pemukiman.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga sebagai landasan untuk

menjaga kualitas kesehatan sekaligus kesadaran akan budaya olahraga masih

rendah yakni berkisar 85%, sedangkan 15% adalah masyarakat yang sadar akan

berolahraga. Sedangkan data SDI 2006 menunjukkan kondisi kebugaran

masyarakat kita: 1,08% masuk dalam kategori baik sekali; 4,07% baik; 13,55%

sedang; 43,90% kurang; dan 37,40% kurang sekali.

Dari sekilas uraian diatas, kita dapat melihat bahwa sistem keolahragaan

yang ada di Negara kita saat ini dalam kondisi yang masih kurang. Untuk itu dalam

menata kembali kondisi olahraga, ada beberapa tinjauan sebagai alternatif yang

telah dijadikan tolok ukur oleh para pakar untuk membangun kondisi olahraga di

negara kita. Oleh karena itu, Sport Development Index dianggap sebagai parameter

untuk membangun olahraga di Indonesia.

Menurut Cholik dan Maksum (2007: 26) pembangunan olahraga hakikatnya

adalah suatu proses yang membuat manusia memiliki banyak akses untuk

melakukan aktivitas fisik (jasmani). Dalam hal ini, pembangunan dikaitkan dengan

upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas dan dalam rangka

pencapaian tujuan nasional, terutama masyarakat yang demokratis, adil dan

sejahtera lahir batin.

Dalam konteks pembangunan bangsa, olahraga tidak sekadar dilihat sebagai

aktivitas fisik semata, tetapi memiliki perspektif lebih luas, yakni sebagai instrumen

pembangunan. Sangatlah tidak realistis mengukur kemajuan pembangunan olahraga

hanya mendasarkan pada perolehan medali. Hal ini mengingat aktivitas olahraga

tidak hanya berakhir capaian prestasi tinggi yang diukur dengan perolehan

medali.Jauh dari sekadar itu, olahraga merupakan wahana peningkatan kualitas

Page 29: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

40

hidup manusia, baik menyangkut kesehatan fisik, mental, emosional, maupun

sosial. Pada sisi lain, sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional disebutkan bahwa pilar olahraga tidak hanya menyangkut

olahraga prestasi tetapi juga olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi. Artinya,

tidak hanya mendasarkan pada medali sebagai ukuran keberhasilan.

Belum lagi seandainya medali itu diperoleh dengan cara-cara tidak elegan

dan tidak bermanfaat. Karena itu, dimunculkan gagasan Sport Development Index

(SDI), yaitu indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan

olahraga berdasarkan empat dimensi dasar, yaitu ruang terbuka yang tersedia untuk

olahraga, SDM atau tenaga keolahragaan yang terlibat, partisipasi masyarakat untuk

berolahraga secara teratur, dan derajat kebugaran jasmani yang dicapai masyarakat.

5. Pembangunan Olahraga

Menurut Cholik dan Maksum (2007: 26) pembangunan olahraga

hakikatnya adalah suatu proses yang membuat manusia memiliki banyak akses

untuk melakukan aktivitas fisik (jasmani). Dalam hal ini, pembangunan dikaitkan

dengan upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas dan dalam rangka

pencapaian tujuan nasional, terutama masyarakat yang demokratis, adil dan

sejahtera lahir batin.

Menurut D’Amico Rosa Lopez (2009) mengatakan bahwa pembangunan

olahraga adalah proses perubahan sosial “sports Development as process of social

change” includes four chapter. “sports as an agent for socialand personal change:.

Whith present how sport can promote social change, social inclusion and

understand when it is used looking at the interest of the particcipations and their

community.

Lebih lanjut Mwaanga Oscar (2010), mengatakan bahwa paradigma

pembangunan berkelanjutan yang mencakup olahraga sebagai investasi untuk

manusia dan pembangunan sosial. “the subtainable development paradigm that

embraces sport as an intervention for human and social development. In this

doctrine, sports development pursues a complex and multifaceted vision evoked to a

certain degree by the inadequacies of capital growth and accumulation”.

Page 30: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

41

Dalam konteks pembangunan bangsa, olahraga tidak sekadar dilihat

sebagai aktivitas fisik semata, tetapi memiliki perspektif lebih luas, yakni sebagai

instrumen pembangunan. Sangatlah tidak realistis mengukur kemajuan

pembangunan olahraga hanya mendasarkan pada perolehan medali. Hal ini

mengingat aktivitas olahraga tidak hanya berakhir capaian prestasi tinggi yang

diukur dengan perolehan medali.Jauh dari sekadar itu, olahraga merupakan wahana

peningkatan kualitas hidup manusia, baik menyangkut kesehatan fisik, mental,

emosional, maupun sosial. Pada sisi lain, sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan disebutkan bahwa pilar olahraga tidak hanya

menyangkut olahraga prestasi tetapi juga olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi.

Artinya, tidak hanya mendasarkan pada medali sebagai ukuran keberhasilan.

Belum lagi seandainya medali itu diperoleh dengan cara-cara tidak elegan

dan tidak bermanfaat. Karena itu, dimunculkan gagasan sport development index

(SDI), yaitu indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan

olahraga berdasarkan empat dimensi dasar, yaitu ruang terbuka yang tersedia untuk

olahraga, SDM atau tenaga keolahragaan yang terlibat, partisipasi masyarakat untuk

berolahraga secara teratur, dan derajat kebugaran jasmani yang dicapai masyarakat.

Dewasa ini dikenal dua sistem pembangunan olahraga yang umumnya

dianut di Negara – Negara maju, yaitu pembinaan olahraga dengan menonjolkan

pada olahraga elit (elite sport) danpembinaan olahraga yang memfokuskan pada

budaya gerak (sport and movementculture) Lawson dan Crum (dalam Maksum,

2004:13).

Pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dapat

menjamin pemerataan akses terhadap olahraga, peningkatan kesehatan dan

kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen keolahragaan yang mampu

menghadapi tuntutan perubahan kehidupan nasional memerlukan sistem

keolahragaan yang sifatnya nasional. Disamping itu dalam Undang – Undang

Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

disebutkan bahwa pembangunan nasional di bidang olahraga merupakan upaya

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan

Page 31: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

42

sosial mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, sejahtera dan demokratis

berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam

membina keolahragaan nasional berdasarkan UUD 1945 tersebut mengakar pada

nilai-nilai keolahragaan, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap

tuntutan perkembangan olah raga.

Pembangunan olahraga mencakup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,

dan olahraga prestasi. Ketiga lingkup olahraga ini dilakukan melalui pembinaan dan

pengembangan olahraga secara terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan,

yang dimulai dari pembudayaan dengan pengenalan gerak pada usia dini,

pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, pembibitann dengan

penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra keolahragaan, serta peningkatan

prestasi dengan pembinaan olahraga unggulan nasional sehingga olahragawan

andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi.

Sementara pada Renstra Kemenpora tahun 2010-2014 fokus pembangunan

keolahragaan adalah pembudayaan dan peningkatan prestasi olahraga yang jika

dikaitkan dengan bangunan olahraga berarti penguatan fondasi bangunan olahraga

yaitu budaya berolahraga dan penguatan pola pembibitann olahraga prestasi guna

menciptakan sebanyak-banyaknya sumber daya calon olahragawan berbakat dari

berbagai daerah di Indonesia sesuai dengan karakter fisik dan kultur lokal, serta

kondisi lingkungan yang mendukung pembentukan potensi-potensi olahraga

unggulan di daerah. Bangunan olahraga nasional dalam renstra Kemenpora dapat

dilihat pada gambar berikut:

Page 32: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

43

Gambar 2.1 Bangunan Sistem Keolahragaan Nasional

(Renstra Kemenpora 2010-2014)

Penciptaan sumber daya manusia untuk membentuk calon olahragawan

berbakat dilakukan melalui pencanangan gerakan nasional (secara massal) guna

menjadikan olahraga sebagai gaya hidup (life style); pemberdayaan (revitalisasi)

olahraga dasar seperti lari, loncat, dan lempar (track andfield) di satuan-satuan

pendidikan usia dini, dasar, menengah, dan tinggi; serta fasilitasi penyelenggaraan

perlombaan/kompetisi olahraga antarsatuan pendidikan dan fasilitasi penyediaan

instruktur/ pelatih/ guruolahraga yang berkualitas internasional di tengah-tengah

masyarakat.

Menurut Cholik dan Maksum (2007: 7), SDI adalah indeks gabungan yang

mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga berdasarkan empat dimensi

dasar: (1) Ruang Terbuka yang tersedia untuk olahraga, (2) Sumber Daya Manusia

atau tenaga keolahragaan yang terlibat dalam kegiatan olahraga, (3) Partisipasi

warga masyarakat untuk melakukan olahraga secara teratur dan (4) derajat

kebugaran jasmani yang dicapai oleh masyarakat. Penjelasan terkait 4 dimensi Sport

Development Index dapat dilihat dalam gambar berikut:

Page 33: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

44

Tabel 2.1 Multivariabel dan Indikator SDI

Sumbe: Kristiyanto A, (2012: 34)

Dimensi ruang terbuka merujuk pada tempat bagi kegiatan olahraga dan

aktivitas fisik sejumlah orang (masyarakat) dalam bentuk bangunan atau lahan yang

berbentuk lapangan olahraga tertutup (in-door) ataupun terbuka (out-door). Dimensi

SDM mengacu pada ketersediaan pelatih olahraga, guru pendidikan jasmani dan

instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu. Angka SDM diukur berdasarkan

rasio antara jumlah pelatih, instruktur, guru pendidikan jasmani dan jumlah populasi

di daerah yang bersangkutan.Dimensi partisipasi mencakup partisipasi langsung

seperti melakukan olahraga, atau partisipasi tidak langsung seperti mensponsori

event olahraga. Adapun dimensi kebugaran adalah kesanggupan tubuh melakukan

aktivitas tanpa mengalami kelelahan berarti, orang yang bugar berarti tidak

gampang lelah. Dari dimensi SDI yang dipaparkan diatas, pembahasan yang lebih

detail dari keempat indikator pembangunan olahraga tersebut sebagai berikut:

a. Ruang Terbuka (Open Spaces)

Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang yang direncanakan

karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara

Dimensi Ruang

Terbuka SDM Partisipasi Kebugaran

Indikator

(Multivariabel

dalam rangka

aktual)

Indeks dimensi

Rasio

ketersedian

ruang

terbuka

dengan

jumlah

penduduk

> 7 th

(ANGKA

AKTUAL)

Indeks

ruang

terbuka

Rasio pelatih/

guru/instruktur

dengan

populasi

(ANGKA

AKTUAL)

Indeks SDM

Rasio

peserta

Aktif

berolahraga

dengan

partisipan

(ANGKA

AKTUAL)

Indeks

partisipasi

Anak

Angka

Kebugaran

(ANGKA

AKTUAL)

Rmj

Indeks

kebugaran

Dws

Page 34: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

45

terbuka. Ruang terbuka (open spaces), Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Ruangpublik (public spaces) mempunyai pengertian yang hampir sama. Secara

teoritisyang dimaksud dengan ruang terbuka (open spaces) adalah:

1) Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan

manusia,baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk

lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan (UUPR

no.24/1992).

2) Suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan

yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo, 1999: 90).

3) Ruang yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain aktif untuk anak-

anak dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan

sebagaiareal konservasi lingkungan hijau (Gallion, 1959: 282).

4) Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yaitu

dalambentuk taman, lapangan atletik dan taman bermain (Adams, 1952:

156).

5) Lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangun di wilayah

perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi;

konservasi lahan dan sumber daya alam lainnya; atau keperluan sejarah dan

keindahan (Green, 1962).

6) Ruang yang didominasi oleh lingkungan alami di luar maupun didalam kota,

dalam bentuk taman, halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau (Trancik,

1986: 61).

7) Ruang-ruang di dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk

area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur yang dalam

penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan

yang berfungsi sebagai kawasan pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota,

kegiatan Olahraga, pemakaman, pertanian, jalur hijau dan kawasan hijau

pekarangan (Inmendagri no.14/1988).

Ruang terbuka merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat untuk

melakukan aktivitas fisik. Keberadaan ruang terbuka olahraga yang mudah di

Page 35: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

46

akses oleh semua lapisan masyarakat dapat mendorong terciptanya suatu

masyarakat yang gemar berolahraga atau beraktivitas fisik. Ruang tebuka

merujuk pada suatu tempat yang diperuntukkan bagi kegiatan olahraga oleh

sejumlah orang (masyarakat) dalam bentuk bangunan dan /atau lahan. Bangunan

dan lahan terbuka dapat berupa lapangan olahraga yang standar ataupun tidak,

yang tertutup (indoor) maupun terbuka (outdoor), atau berupa lahan yang

memang diperuntukkan guna kegiatan berolahraga untuk masyarakat.Sedangkan

agar bisa dikatakan sebagai ruang terbuka olahraga harus memenuhi persyaratan

antara lain sebagai berikut; didesain untuk olahraga, digunakan untuk olahraga,

bisa diakses oleh masyarakat luas (Cholik dan Maksum, 2007: 38) .

Untuk dapat dikatakan sebagai ruang terbuka olahraga harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut.

a) Didesain untuk olahraga

Syarat ini merujuk pada pengertian bahwa prasarana yang ada

memang sengaja dirancang untuk kegiatan olahraga. Banyak tempat yang

digunakan masyarakat untuk melakukan aktifitas olahraga, tetapi sebenarnya

tempat itu bukan didesain untk kegiatan olahraga misalnya,taman-taman

perkotaan, badan jalan, lahan kosong di sekitar pemukiman, dan sebagainya.

Aktifitas olahraga yang dilakukan bukan pada tempatnya, selain dapat

merusak fungsi sebenarnya dari tempat tersebut, juga bisa berbahaya bagi

pelaku olahraga sendiri

b) Digunakan untuk olahraga

Syarat ini sangat jelas bahwa tempat yang disebut ruang terbuka

tersebut digunakan untuk olahraga. Pertanyaannya, apakah ada tempat yang

didesain untuk olahraga tetapi tidak digunakan untuk olahraga? Jawabannya

ada, yaitu tempat olahraga yang telah beralih fungsi, meskipun secara fisik

tidak berubah, tetapi tempat tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan

selain olahraga misalnya, untuk kegiatan jual-beli seperti pasar, tempat

parkir dan lain-lain.

Page 36: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

47

c) Bisa diakses oleh masyarakat luas

Syarat ini pada hakekatnya melekat pada makna dari ruang terbuka

itu sendiri. Artinya, tempat tersebut harus dapat digunakan oleh masyarakat

umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta dapat

diakses oleh berbagai kondisi fisik manusia. Dengan syarat ini, tempat-

tempat olahraga seperti lapangan golf, kolam renang pribadi, dan jogging

track pribadi yang tidak dapat diakses oleh masyarakat luas tidak termasuk

dalam definisi ruang terbuka.

Tersedianya ruang terbuka bagi masyarakat untuk berolahraga merupakan

salah satu kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah. Di dalam UUSKN nomor

3 tahun 2005 pasal 67 ayat 2 disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan

pemerintah dan pemerintah daerah. Prasarana yang dimaksud dapat berupa gedung

olahraga, lapangan, sirkuit, kolam renang, jalur jogging dan jalur bersepeda.

Dengan tersedianya ruang terbuka olahraga diharapkan dapat meningkatkan animo

atau antusiasme masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa untuk

berpartisipasi dalam melakukan aktivitas olahraga. Menurut Kristiyanto A (2012:

189) korelasi antara ruang terbuka publik dengan aktivitas olahraga di masyarakat

adalah secara timbal balik dan saling memperkuat. Bisa diartikan bahwa tersedianya

ruang terbuka publik dapat memicu motivasi berolahraga bagi masyarakat,

sebaliknya antusiasme masyarakat yang tinggi untuk beraktivitas olahraga akan

melahirkan kreativitas dalam pemanfaatan ruang terbuka.

Untuk mengetahui index ruang terbuka maka angka Ruang Terbuka diukur

berdasarkan rasio luas ruang terbuka yang ada dengan jumlah penduduk yang

berusia 7 tahun keatas, Ruang terbuka yang dimaksud adalah ruang publik untuk

kegiatan olahraga yang dapat diakses oleh penduduk suatu

propinsi/kabupaten/kota/kecamatan, Angka standar ruang terbuka yang diadopsi

oleh Komite Olympiade adalah 3,5 m2 per orang, Rumus yang digunakan untuk

mendapatkan angka indeks ruang terbuka adalah:

Page 37: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

48

Dimana: Nilai maksimum= 3,5 M2, nilai minimum = 0 m

2

(Kristiyanto A, 2012: 46)

b. Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Pengembangan sumber daya manusianya sebagai pelaksana di lapangan.

Kualitas dan kompetensi SDM yang menangani olahraga harus dapat

diberdayakan untuk mendukung pembinaan dan pengembangan olahraga baik di

tingkat daerah, nasional, baik untuk olahraga prestasi ataupun olahraga

masyarakat Beradasarkan kebutuhan dari pengguna (user) maka jenis SDM

yang harus dikembangkan dan ditingkatkan kualitas dan kompetensinya adalah:

1) Guru /Dosen Pendidikan Jasmani (Physical Educator)

Guru pendidikan jasmani adalah SDM yang menangani pendidikan

jasmani yang dibutuhkan di sekolah-sekolah mulai dari SD, SLTP sampai

SMU dan di perguruan tinggi. Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

guru/Dosen pendidikan jasmani bertanggung jawab dalam menjabarkan

kurikulum pendidikan jasmani (intra kurikulernya) di sekolah bagi upaya

peningkatan kualitas fisik, kesehatan dan kesegaran jasmani, pengenalan dan

pemahaman dasar olahraga, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

fisik, pemantauan bakat olahraga, pembinaan sportifitas, disiplin dan budaya

berolahraga pada siswa. Untuk itu di suatu sekolah mutlak harus terdapat

guru pendidikan jasmani yang memiliki kualitas dan standart kompetensi

yang sesuai.

2) Pelatih Olahraga sekolah(School Coach)

Idealnya pelatih olahraga di sekolah berbeda dengan guru pendidikan

jasmani, tetapi karena pertimbangan keterbatasan biasanya pelatih olahraga

ini sering dirangkap oleh guru pendidikan jasmani. Dalam melaksanakan

tugasnya pelatih olahraga ini bertanggung jawab terhadap proses pembinaan

dan pengembangan bakat siswa dalam berolahraga di beberapa cabang

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 38: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

49

olahraga sesuai dengan tingkatan usia dan kekhususan kecabangannya yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran dalam bentuk ekstrakurikuler. Sehingga

dengan adanya lagkah ini akan mendukung munculnya atlet berbakat dalam

proses talent scouting (pemanduan bakat).

3) Pelatih Olahraga Klub atau Cabang Olahraga (Sport coach)

Pelatih olahraga di Klub atau perkumpuan adalah SDM yang

tugasnya melatih cabang olahraga tertentu yang bertanggung jawab untuk

melatih baik dari fisik, teknik ataupun strategi bertandingnya yang

didapatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi

yang sah.

4) Penggerak Olahraga (Sport Motivator)

Pengerak olahraga adalah SDM yang tugasnya memasyarakatkan,

membudayakan, menggerakkan dan menggalakkan masyarakat untuk

berolahraga baik di kota maupun di pedesaan. Idealnya seorang penggerak

olahraga memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tentang

berbagai jenis olahraga masyarakat dengan prinsip yang 5-M yaitu Murah,

Meriah, Massal, Menarik dan Manfaat juga memiliki kualitas sebagai

pemberi contoh atau instruktur olahraga masyarakat yang baik.

5) Instruktur Olahraga (Instructor)

Intruktur olahraga adalah SDM yang tugasnya memberikan intruksi

untuk melakukan satu atau beberapa jenis kegiatan olahraga yang populer di

masyarakat .Dalam melaksanakan tugasnya instruktur bertanggung jawab

untuk memimpin atau memberi aba-aba pada kegiatan olahraga yang

sifatnya massal misalnya Senam Aerobik, Instruktur senam jantuing sehat,

instruktur senam kesegaran jasmani, Instruktur senam Tera, dsb.

6) Manajer Olahraga (Sport Manager)

Manajer Olahraga adalah SDM yang tugasnya menangani atau

mejadi pengelola suatu kegiatan olahraga misalnya menyelenggarakan

kompetisi, memimpin Tim ke suatu event, menangani atlet, mengelola suatu

Page 39: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

50

pemusatan latihan dsb. Seorang manejer Tim harus menguasai prinsip-

prinsip menejemen olahraga yang spesifik dan profesional.

7) Administrator Olahraga (Sport Management)

Administratur olahraga adalah SDM yang tugasnya menangani atau

melakukan tugas keadministrasian/kesekretariatan dalam suatu organisasi

atau kegiatan olahraga. Seorang administratur olahraga harus memiliki

kualitas sebagai tenaga pelaksana administrasi suatu organisasi atau kegiatan

olahraga, baik di tingkat, klub, induk cabang olahraga maupun di jajaran

KONI

8) Promotor Olahraga (Sport Promotor)

Promotor olahraga adalah SDM yang tugasnya menangani atau

melakukan upaya promosi kegiatan/event olahraga dengan melibatkan

partisipasi kalangan olahraga dan dunia usaha.

9) Manajer fasilitas Olahraga(Sport Facility Manager)

Manajer Fasilitas olahraga adalah SDM yang tugasnya menangani

atau melakukan pengelolaan suatu fasilitas olahraga misalnya pada sport

club, sport center, recreation center, fasilitas olahraga di hotel, resort,

country club dsb.

10) Wasit Olahraga(Sport Umpire)

Wasit olahraga adalah SDM yang tugasnya mewasiti dan menjadi

penentu keputusan dalam suatu kompetisi/pertandingan olahraga. Seorang

wasit harus memiliki kualifikasi, lisensi, sertifikasi perwasitan dari induk

cabang olahraga yang sesuai serta mampu mempimpin

pertandingan dengan fair dan tidak memihak.

11) Dokter /Paramedis Olahraga (Sport Medicine)

Dokter spesialis Olahraga/Para medis kesehatan olahraga adalah

SDM yang tugasnya membantu dalam pembinaan dan pengembangan

olahraga berbasiskan Iptek kesehatan olahraga, harus memiliki kualitas dan

memenuhi standart kompetensi sebagi dokter olahraga yang diperoleh

melalui pendidikain formal kedokteran olahraga atau sertifikasi penyetaraan

Page 40: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

51

berjenjang melalui penataran/pelatihan yang dilakukan oleh organisasi

profesi kesehatan/kedokteran olahraga.

12) Psikolog Olahraga (Sport Psychologist)

Psikolog Olahraga adalah SDM yang tugasnya membantu dalam

pembinaan dan pengembangan olahraga yang berbasiskan Iptek psikologi

olahraga. Seorang psikolog olahraga atau psikolog yang berkecimpung

didunia olahraga harus memiliki kuaitas dan kompetensi yang memadai

yang didapatkan melalui jalur formal pendidikan

13) Ahli Gizi Olahraga(Sport Nutritionist)

Ahli gizi olahraga adalah SDM yang tugasnya membantu dalam

pembinaan dan pengembangan olahraga berbasiskan Iptek gizi olahraga.Ahli

gizi olahraga inilah yang mengatur menu makanan olahragawan latihan, pra

pertandingan, saat pertandingan maupun pasca pertandingan yang

kompetensinya diperoleh lewat jalur pendidikan formal ataupun

penataran/palatihan yang dilaksanakan oleh organisasi profesi ahli gizi

olahraga.

14) Teknisi Olahraga (Sports tehcnician)

Teknisi olahraga adalah SDM yang tugasnya membantu dalam

pembinaan dan pengembangan olahraga di lapangan atau di laboratorium

Iptek Olahraga, harus memiliki kemampuan teknis sebagai operator untuk

pemeliharaan dan perawatan peralatan olahraga yang diperoleh melalui

pendidikan maupun pelatihan-pelatihan.

15) Peneliti Olahraga (Sport Research)

Peneliti Olahraga adalah SDM yang tugasnya melakukan pengkajian

atau penelitian di bidang olahraga di lapangan maupun di laboratorium Iptek

olahraga yang secara terus menerus hasil penelitiannya itu dimanfaatkan

untuk pengembangan dunia olahraga yang akan menghasilkan atlet-atlet

berkualitas maupun hasil pada aspek yang lainnya.

Dari pemaparan tersebut kita dapat melihat bahwa masih terbuka lebar

peluang kerja yang bisa diraih dari industri olahraga terutama dari olahraga

Page 41: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

52

sebagai industri jasa. Tentu saja untuk meraih kesemuanya itu diperlukan

perjuangan, pengorbanan yang tidak sedikit. Wasit sudah membunyikan

peluitnya, Bola sudah digelindingkan, bagaimana sekarang Insan-insan

olahraga di daerah ini. Khususnya di lembaga ini bisa menangkap dan

memainkan secara Manis untuk menjadikan satu gol yang membuat kita unggul

dan kompetitif di abad ini. Tercukupinya sumber daya manusia keolahragaan

dengan kualitas yang baik maka akan sangat membantu pemerintah dalam

proses pembinaan dan pengembangan olahraga di setiap daerah.

Komunitas olahraga tersebut merupakan kumpulan SDM olahraga yang

dalam bahasa teknis UUSKN disebut sebagai pelaku olahraga, yang meliputi:

(1) Pengolahraga, yakni orang yang berolahraga dalam usaha mengembangkan

potensi jasmani, rohani, dan sosial; (2) Olahragawan, yakni pengolahraga yang

mengikutipelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk

mencapai prestasi; (3) Pembina olahraga, yakni orang yang memiliki minat dan

pengetahuan kepemimpinan, kemampuan managerial dan/atau pendanaan yang

didedikasikan untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan olahraga; (4)

Tenaga Keolahragaan, yakni setiap orang yang memiliki kualifikasi dan

sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga.

Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan yang dimaksudkan

berkaitan dengan jumlah pelatih/instrukrur/guru pendidikan jasmani yang

dimiliki oleh suatu kecamatan/kabupaten/kota/provinsi, Indeks SDM diukur

berdasarkan rasio jumlah SDM Keolahragaan dengan jumlah penduduk yang

berusia di atas 7 tahun pada suatu kecamatan/ kabupaten/ kota/ provinsi, Rumus

yang digunakan untuk menghitung indeks SDM adalah:

Dimana: Nilai maksimum = 2,08, Nilai Minimum = 0,00

(Kristiyanto A, 2012: 48)

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 42: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

53

c. Partisipasi Masyarakat (Community Participation)

Partisipasi masyarakat menunjukkan suatu indikator keterlibatan aktif

masyarakat suatu daerah terhadap aktivitas olahraga. Secara umum, lingku

partisipasi olahraga dapat mengcakup partisipasi langsung seperti melakukan

olahraga dan tidak langsung seperti sebagai sponsor penyelenggara event

olahraga. Secara khusus, partisipasi olahraga merujuk pada keterlibatan

langsung secara aktif sebagai pelaku olahraga. Adapun beberapa defenisidari

partisipasi masyarakat itu sendiri berdasarkan sudut pandang beberapa ahli.

1) Sulaiman (1985:6)

Partisipasi sosial sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat secara

perorangan, kelompok, atau dalam kesatuan masyarakat dalam proses

pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program serta

usaha pelayanan dan pembangunan kesejahteraan sosial di dalam dan atau di

luar lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran tanggung jawab

sosialnya.

2) Isbandi (2007: 27)

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani

masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

3) Mikkelsen (1999: 64)

Dalam mendefenisikan partisipasi, Mikkelsen membaginya ke dalam

6 bagian yaitu :(1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat

kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;(2) Partisipasi

adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan

kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek

pembangunan;(3) Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat

dalam perubahan yang ditentukannya sendiri;(4) Partisipasi adalah suatu

proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang

Page 43: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

54

terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk

melakukan hal itu;(5) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara

masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan,

pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi

mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;(6) Partisipasi adalah

keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan

lingkungan mereka.

Dari beberapa defenisi partisipasi masyarakat yang dikemukakan oleh

beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi

masyarakat adalah sesuatu keterlibatan masyarakat bukan hanya kepada proses

pelaksanaan kegiatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam hal

perencanaan dan pengembangan dari pelaksanaan program tersebut, termasuk

menikmati hasil dari pelaksanaan program tersebut. Lebih lanjut secara

sederhana partisipasi masyarakat adalah keterlibatan seseorang (individu) atau

sekelompok masyarakat secara sukarela, dalam suatu kegiatan mulai dari proses

perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai kepada proses pengembangan

kegiatan atau program tersebut.

Dari perspektif Cholik dan Maksum (2007: 50) mengakatakan bahwa,

rendahnya tingkat partisipasi berolahraga disebabkan oleh beberapa hal antara

lain:

a) kegiatan olahraga yang cenderung berorientasi pada peningkatan prestasi,

sehingga membatasi partisipasi orang yang kurang berminat mengejar

prestasi.

b) Kurangnya keterampilan gerak dasar sehingga mereka sukar menekuni suatu

cabang olahraga.

c) rendahnya derajat kesehatan atau kebugaran jasmani sehingga secara

psikologis merasa tidak mampu.

d) Tingkat ekonomi yang rendah sehingga tidak sanggup memenuhi

pengeluaran minimal untuk melibatkan diri dalamkegiatan olahraga.

e) Terkurasnya tenaga dan waktu akibat terlalu sibuk dalam pekerjaan.

Page 44: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

55

f) Belum tersedianya fasilitas olahraga yang khusus diperuntukkan bagi para

lansia.

g) Belum adanya fasilitas olahraga di tempat-tempat umum yang memberikan

akses kepada para penderita cacat, sehingga mereka tidak memenuhi

keinginannya untuk turut berolahraga bersama warga masyarakat lainnya.

h) keengganan menggunakan fasilitas olahraga umum yang disebabkan

keterbatasan ruang gerak serta tingkat polusi udara setempat.

Dari perspektif sosial, keterbatasan partisipasi masyarakat dalam berolahraga

disebabkan oleh :

a) Pengaruh sistem nilai yang dianut para pemangku kewenangan yang

memarginalkan makna olahraga.

b) Fanatisme paham yang menjauhkan peluang wanita untuk berolahraga.

c) Diskriminasi gender di dalam kegiatan olahraga yang menurunkan motivasi

berpartisipasi kaum wanita.

d) Pandangan yang menyudutkan wanita karena anggapan baahwa berolahraga

bertentangan dengan kodrat kewanitaan.

e) Paham elitisme yang menganggap olahraga sebagai kegiatan eksklusif yang

semata-mata bertujuan untuk menaikkaan prestise bangsa dan negara di mata

dunia internasional.

f) Anggapan bahwa olahraga tidak mengandung unsur-unsur pendidikan, yang

disebabkan masih seringnya terjadi tindak kekerasan dalam kegiatan

olahraga.

g) Sebagian besar klub atau organisasi merancang program dan melaksanakan

kegiatannya dengan cara-cara yang mengacu kepada model olahraga

profesional, sehingga membatasi keterlibatan masyarakat luas.

h) Struktur dan implementasi kurikulum sekolah yang memberi kesan

pendidikan jasmani olahraga sebagai mata pelajaran yang seolah-olah tidak

memiliki fungsi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh.

Page 45: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

56

Dari perspektif infrastruktur, kurangnya partisipasi masyarakat dalam

berolahraga disebabkan oleh:

a) Keterbatasan sarana, prasarana, dan ruang terbuka yang tersedia.

b) Ketiadaan fasilitas khusus bagi penderita cacat fisik.

c) Tiadanya akses bagi para penderita cacat ke tempat-tempat kegiatan

berolahraga umum.

d) Buruknya manajemen pemeliharaan sebagian besar sarana untuk umum,

sehingga menimbulkan keengganan untuk menggunakannya yang

disebabkan oleh lingkungan yang serba kotor dan tidak higienis.

e) Terbatasnya atau kurangnya dana pemerintah yang alokasikan untuk

kepentingan pemberdayaan olahraga rekreasi dan olahraga tradisional.

Untuk mengetahui index partisipasi makaAngka partisipasi diukur rasio

antara peserta kegiatan dengan jumlah populasi, Populasi yang dimaksudkan

adalah mereka yang berusia tujuh tahun keatas pada saat pengukuran dilakukan,

Partisipasi olahraga masyarakat mengacu pada frekwensi aktivitas olahraga

yang dilakukan dalam tiap minggunya, Asumsi yang digunakan untuk mengukur

warga yang berpartisipatif adalah warga yang melakukan aktivitas olahraga

kurang dari dari tiga kali per minggu diasumsikan sebagai warga yang kurang

berpartisipasi atas kegiatan olahraga yang dilakukannya, Rumus

untukmandapatkan angka indeks partisipasi adalah:

Dimana: Nilai maksmum partisipasi = 100, Nilai minimum = 0

(Kristiyanto A, 2012; 46)

d. Kebugaran Jasmani (Physical fitness)

Kebugaran jasmani yang baik akan sangat membantu seseorang dalam

melakukan aktivitas sehari-hari, baik aktivitas yang dilakukan di dalam rumah,

di luar rumah, atau di tempat kerja. Oleh karena itu berbagai program dirancang

untuk pencapaian kebugaran jasmani yang optimal. Ada tiga hal utama yang

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 46: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

57

harus diperhatikan agar mampu memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik.

Pertama adalah berolahraga yang teratur, makan yang bergizi dan cukup, dan

yang terakhir adalah istrahat yang cukup, Franks & Howley dalam Cholik dan

Maksum (2011: 11).

Adapun pengertian kebugaran jasmani menurut Subroto (1979: 56)

dalam Saisyam.M (2011) adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya, baik fisik,

mental, dan spiritual, untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya terhadap

kesejahteraan keluarga, masyarakat, Negara dan bangsanya.Kebugaran jasmani

adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari

tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Wirdaninggar (2002: 1). Menurut

Rusli Lutan (2001: 7) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan,

daya tahan, dan fleksibilitas.

Menurut Sadoso Sumosardjuono (1996: 1) dalam (http//:www.kebugaran

jasmani.com) kebugaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk

menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah dan tanpa rasa lelah yang

berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati

waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak.

Dauer & Pangrazi (dalam Cholik dan Maksum, 2011:10) mengatakan

bahwa “Seseorang dalam hal ini yang memiliki kebugaran jasmani yakni

kekuatan dan stamina yang memadai, maka dalam melakukan aktivitas sehari-

harinya tidak mudah lelah, dan mempunyai cukup sisa energi untuk aktivitas

yang lain dan siap dalam situasi yang darurat”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani

merupakan keadaan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengerjakan

tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mampu

melakukan kegiatan di waktu luang maupun dalam kondisi atau situasi yang

tidak diduga.

Page 47: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

58

1) Komponen Kebugaran Jasmani

Komponen kebugaran jasmani terbagi atas dua bagian yakni,

kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dan kedua kebugaran

jasmani yang berkaitan dengan keterampilan. Untuk komponen kebugaran

jasmani yang berkaitan dengan keterampilan terdiri atas kelincahan,

keseimbangan, koordinasi, kekuatan, waktu rekasi dan kecepatan, sedangkan

komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan adalah

komposisi tubuh, daya tahan, kelincahan, kekuatan, Wuest & Bucher dalam

Cholik dan Maksum (2011: 11).

Dua komponen ini perlu dikembangkan melalui berbagai bentuk

kegiatan olahraga secara rutin dan sesuai petunjuk yang ada. Untuk di

sekolah melalui guru penjasorkes dapat merancang suatu program agar bisa

dilakukan dengan jadwal yang tepat, dan anak-nak bisa mengikutinya dengan

suasana yang menyenangkan sekaligus memasukkan unsur-unsur peraturan

yang harus diikuti anak selama mengikuti program tersebut. Agar lebih jelas

dua komponen kebugaran jasmani itu dipaparkan sebagai berikut.

a) Kebugaran Jasmani Yang Berkaitan Dengan Kesehatan

(1) Kekuatan (Strenght)

Kekuatan secara umum didefinisikan sebagai banyaknya tenaga

yang digunakan oleh otot atau sekelompok otot saat melakukan

kontraksi. Jika dilihat dari sudut pandang fisiologi kekuatan adalah

kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali

kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban atau strength is

the maximal force or torque a muscle or muscle group can generate at

a specific or determined velocity Fox dkk dalam Cholik dan Maksum

(2011: 12). Senada dengan itu Sajoto M (1988: 45) menjelaskan bahwa

kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk

melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.

Kemudian jika dilihat dari sudut pandang biomekanika kekuatan

adalah gaya yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot

Page 48: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

59

dalam satu kontraksi maksimal. Melalui aktivitas jasmani yang teratur

dan terus menerus dalam durasi waktu yang sudah sesuai dengan

jadwal, maka dengan kegiatan olahraga tersebut akan membantu

meningkatkan kekuatan otot-otot. Selanjutnya Wahjoedi (2000: 86)

mengatakan bahwa kekuatan otot adalah tenaga, Gaya atau tegangan

yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu

kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki

kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada

bagian otot lainnya. Oleh karena itu orang yang melakukan kegiatan

olahraga dengan cara yang benar, ada pemanasan, inti, dan pendinginan

akan berdampak pada tingkat kekuatan yang lebih baik dibandingkan

dengan orang yang tidak rajin melakukan kegiatan olahraga.

(2) Daya Tahan (Endurance)

Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan

atau usaha melewati suatu periode waktu. Sementara menurut

Wahjoedi (2000: 86) daya tahan adalah kapasitas sekelompok otot

untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang

terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu. Daya

tahan terbagi atas dua komponen yaitu: Daya tahan kardiorespiratori,

yaitu daya tahan jantung dan paru yang dapat diartikan sebagai

kesanggupan jantung (sistem peredaran darah) dan paru (sistem

pernapasan) untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktifitas

sehari-hari dalam waktu cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang

berarti. Daya tahan otot yang dapat diartikan sebagai kapasitas otot

untuk melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat

intensitas submaksimal (Nurhasan, 2001: 34).

Daya tahan mempunyai peran penting bagi seseorang terlebih

lagi bagi seorang atlet, dalam konteks agar aktivitas olahraga atau

aktivitas kerja yang dilakukan bisa diselesaikan dengan baik dan tepat

waktu, tanpa mengalami kelelahan.

Page 49: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

60

(3) Kelentukan (Flexibility)

Menurut Cholik dan Maksum (2011: 15) Kelentukan adalah

kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi

secara maksismal sesuai dengan kemungkinan geraknya (range of

movement). Dalam pengertian lain adalah kesanggupan tubuh atau

anggota gerak tubuh dalam melakukan gerakan pada sebuah atau

beberapa sendi seluas-luasnya. Senada dengan itu Sajoto M (1988: 51)

menjelaskan bahwa kelentukan adalah kemampuan persendian,

melaksanakan gerak seluas-luasnya. Sementara menurut Wahjoedi

(2000: 87) kelentukan adalahkemampuan tubuh untuk melakukan

gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara

maksimal.

Kelentukan terbagi atas static flexibility or dynamic flexibility.

Kelentukan usia anak-anak sampai remaja sangat bagus, namun ketika

beranjak dewasa perlahan tingkat kelentukan berkurang apalagi jika

tidak rajin melakukan kegiatan olahraga. Ada beberapa aktivitas gerak

jasmani yang bisa meningkatkan kelentukan jasmani diantaranya

seperti tari balet, senam, modern dance, dan tarian tradisional.

Memiliki tingkat kelentukan yang baik akan membantu mengurangi

resiko cedera.

b) Kebugaran Jasmani Yang Berkaitan Dengan Keterampilan

(1) Kecepatan (Speed)

Kecepatan adalah kemampuan berpindah dengan cepat dari

satu tempat ketempat lain. Penjelasan lain mengenai kecepatan adalah

kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas yang sama berulang-

ulang serta berkisanambungan dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya (Wahjoedi, 2000: 88). Menurut Sajoto M (1988: 54)

kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu,

terutama jarak pendek, dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan

dipengaruhi oleh waktu reaksi, yaitu mulai mendengar aba-aba

Page 50: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

61

sampai gerak pertama dilakukan, maupun waktu gerak, yaitu waktu

yang dipakai untuk menempuh jarak.

Dalam berbagai kegiatan olahraga komponen kecepatan

merupakan hal yang tidak bisa dihilangkan, karena dengan kecepatan

yang baik maka seseorang dapat bergerak dengan cepat dalam sebuah

pertandingan olahraga. Misalkan olahraga sepak bola, lari sprint, dan

baseball adalah cabang-cabang olahraga yang membutuhkan

kecepatan yang baik. Namun seiring dengan penambahan usia,

kecepatan seseorang akan semakin menurun, maka melalui kegiatan

olahraga yang terarah maka kecepatan dapat dipertahankan. Apalagi

atlet dengan program latihan khusus dan terstruktur dari pelatih yang

fokus pada kecepatan tentu dapat meningkatkan kemampuan

kecepatannya.

(2) Daya Ledak (Power)

Daya adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau

pengerahan otot secara maksimum dengan kecepatan maksimum.

Menurut Wahjoedi (2000: 88) daya ledak adalah kemampuan tubuh

yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja secara

eksplosif.Senada dengan itu Sajoto M (1988: 55) menjelaskan bahwa

daya ledak atau power adalah kemampuan melakukan gerakan secara

eksplosif. Sebagai contoh, beberapa bentuk kegiatan olahraga yang

membutuhkan power adalah permainan bola voli pada saat memukul

bola posisi di atas udara membutuhkan daya yang cukup besar

sehingga hasil pukulan bola bisa cepat, tajam dan keras, selain itu

pada saat melompat juga membutuhkan daya yang besar sehingga

badan bisa naik ke atas udara dalam seper sekian detik. Jadi daya

adalah tenaga yang dapat dipergunakan memindahkan badan/beban

dalam waktu tertentu, Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi dalam

Cholik dan Maksum (2011: 19).

Page 51: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

62

(3) Kelincahan (Agility)

Kemampuan bergerak dan berubah-ubah arah secara cepat dan

tepat tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan lebih menekankan

pada kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah

gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi dan ini sangat

berkaitan dengan komponen lain yakni kecepatan dan koordinasi

(Cholik dan Maksum, 2011: 19).

Sedangkan Menurut Sajoto M (1988: 55) kelincahan adalah

kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh

bergerak dari satu tempat ketempat lain. Sementara menurut

Wahjoedi (2000: 88) kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk

mengubah arah secara tepat tanpa adanya gangguan keseimbangan

atau kehilangan keseimbangan.Dengan kelincahan yang baik dan

maksimal, seseorang bisa beraktivitas dengan lebih baik, dinamis,

dan penuh semangat. Demikian juga ketika berada di kantor dengan

tingkat kelincahan yang tinggi membuat mereka terlihat sangat aktif

dan produktif dalam bekerja dan berkarya. Anak-anak di sekolah juga

dmikian akan cenderung aktif dalam pembelajaran dan membuat

mereka senang dan cerdas.

(4) Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan

posisi tubuh pada bidang tumpuan pada saat berdiri (statis balance)

atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Secara lebih

sederhana dapat dijelaskan bahwa keseimbangan adalah kemampuan

tubuh untuk melakukan reaksi atas setiap perubahan posisi tubuh

dengan tubuh dalam keadaan stabil dan terkendali. Menurut

Wahjoedi (2000: 88) keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada saat

melakukan gerakan.

Page 52: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

63

(5) Koordinasi (Coordination)

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan

dengan tepat dan efisien. Penjelasan lain dikemukakan oleh Cholik

dan Maksum (2011: 21) koordinasi adalah “kemampuan tubuh untuk

mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda menjadi satu

gerakan tunggal yang harmonis dan efektif”. Lebih lanjut Sajoto M

(1988: 53) menjelaskan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk

menyatukan berbagai sistem syaraf gerak yang terpisah kedalam satu

pola gerak yang efisien. Pendapat serupa dikemukakan oleh

Wahjoedi (2000: 89) bahwa koordinasi adalah kemampuan tubuh

untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat dan efesien.

Hampir seluruh kegiatan olahraga membutuhkan koordinasi,

koordinasi mata dan kaki, koordinasi mata dan tangan, misalkan

permainan melempar dan menangkap bola, menendang dan

memberhentikan bola, serta memantulakn bola ketembok atau

kelantai.

(6) Kecepatan Reaksi (Reaction Time)

Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan dari saat

diterimanya rangsangan sampai awal munculnya reaksi.Menurut

Wahjoedi (2000: 88) kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan

untuk memberikan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus

atau rangsangan. Selanjutnya Sajoto M (1988: 59) menambahkan

bahwa reaksi atau kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang

segera bertindak secepatnya dalam menaggapi rangsangan-

rangsangan datang lewat indera, syarat atau feeling lainnya.

Terlambatnya dalam memberikan reaksi maka objek yang

dituju akan lebih cepat diambil lawan. Kecepatan reaksi tidak hanya

dibutuhkan dalam kegiatan olahraga saja, tetapi dalam kegiatan seperti

permainan yang dilakukan oleh anak-anak, misalnya permainan lari

cepat, permainan gobag sorong, permainan hitam dan hijau, atau

Page 53: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

64

permainan ratu dan raja. Dengan penerapan permainan-permainan

seperti ini di sekolah maka kecepatan reaksi anak dapat dilatih dan

dikembangkan.

2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Djoko Pekik Irianto (2000: 6) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan

kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui

pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat yang meliputi

tiga upaya bugar, yaitu: makan, istirahat, dan olahraga. Menurut Himpsi

dalam Cholik dan Maksum (2011: 28) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu:

a) Faktor Genetika (keturunan)

Faktor genetika merupakan sifat-sifat yang dibawa sejak lahir

yang didapat dari sifat kedua orang tua. Beberapa pengaruh keturunan

secara fisiologi seperti kekuatan otot dan ketahanan otot, komposisi otot,

dan volume oksigen maksimum (VO2Max) khususnya pada jumlah

serabut otot, tipe serabut otot dan sistem enzim yang berujung pada

perbedaan VO2Max pada saat melakukan aktivitas jasmani.

b) Umur

Setiap manusia akan mengalami penambahan umur setiap

tahunnya, dari anak-anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Mulai dari

anak-anak sampai dewasa kira-kira umur 20 tahunan, daya tahan akan

mengalami peningkatan seperti daya tahan kardiovaskuler yang akan

mencapai puncak antara umur 20-30 tahun, setelah itu akan mengalami

penurunan. Oleh kerena itu penurunan ini dapat dikurangi dengan

melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang teratur.

c) Jenis Kelamin

Di indonesia olahraga banyak didominasi oleh kaum pria, namun

seiring perkembangan zaman dan teknologi serta memahami akan arti

pentingnya olahraga bagi kebugaran jasmani maka sekarang banyak

wanita yang juga rajin dan aktif melakukan kegiatan olahraga. Jenis

Page 54: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

65

kelamin sangat mempengaruhi kebugaran jasmani, penekanan ini terjadi

pada perbedaan jumlah lemak antara laki-laki dan perempuan yang

berdampak pada transportasi oksigen dalam tubuh. Dampak itu berupa

perubahan pada jumlah VO2Max. Laki - laki lebih sedikit jumlah lemak

dalam tubuhnya yakni 15% sedangkan wanita 26%.

d) Aktivitas Fisik

Aktivis jasmani sangat mempengaruhi kebugaran jasmani

seseorang, terlebih lagi memang aktivitas itu memberikan kontribusi

langsung pada komponen kesegaran jasmani. Aktivitas fisik yang

dilakukan perlu mengenal karakteristik olahraga yang akan dimainkan

sehingga tidak menimbulkan resiko cidera yang fatal.

e) Kebiasaan Olahraga

Kebiasaan berolahraga berpengaruh terhadap kebugaran jasmani

apalagi intensitas, frekuensi dan lama olahraga yang dilakukan akan

sangat berpengaruh. Kebiasaan berolahraga akan membuat badan makin

bugar, otak semakin segar dan menjaga vitalitas tubuh. Orang yang

jarang berolahraga akan kelihatan sangat berbeda dengan orang yang

membiasakan olahraga dari daya tahan tubuhnya dalam mengerjakan

berbagai pekerjaan dan tugas sehari-hari.

f) Status Gizi

Kecukupan zat-zat makanan yang dikomsumsi akan sangat

mempengaruhi status gizi sehingga orang tersebut akan terlihat kualitas

fisiknya demikian juga sebaliknya. Kondisi status gizi yang kurang akan

berdampak pada kualitas fisiknya yang artinya juga akan berdampak pada

kesegaran jasmaninya. Makanan yang bergizi sangat membantu

tersedianya energi dalam tubuh yang diperlukan untuk melakukan

aktivitas olahraga.

Page 55: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

66

g) Kadar Hemoglobin

Semakin banyak kadar Hb dalam darah maka pengangkutan

oksigen dalam tubuh untuk disebarkan ke seluruh tubuh akan semakin

baik, dan ini akan berpengaruh terhadap kebugaran jasmani seseorang.

h) Status Kesehatan

Orang yang sehat belum tentu mempunyai tingkat kebugaran

jasmani yang baik tetapi orang yang memiliki kebugaran jasmani yang

baik sudah pasti sehat. Pernyataan itu tepat sekali bahwa tidak ada satu

penyakit dalam diri seseorang bukan berarti mempunyai tingkat

kebugaran jasmani yang baik.

i) Kebiasaan Merokok

Merokok akan berpengaruh langsung pada daya tahan

kardiovaskuler, hal ini dipengaruhi olah asap rokok yang dihirup yang

mengandung karbon dioksida (CO). Bila dalam Hemoglobin terdapat CO

maka pengangkutan oksigen (O2) akan terganggu sebab CO mempunyai

tingkat afinitas yang lebih besar dibandingkan O2.

j) Kecukupan istrahat

Kecukupan istrahat akan sangat berpengaruh terhadap kondisi

kebugaran jasmani seseorang. Jika seseorang kurang beristirahat maka

penampilan fisik akan menurun, daya konsentrasi atau yang berkenaan

dengan mental akan berpengaruh. Kebugaran jasmani bersifat tentatif,

artinya tidak bisa menetap perlu dijaga agar kondisi kebugaran

jasmaninya selalu berada dalam kondisi yang baik, sehingga perlu tiga

hal mendasar yang harus diperhatikan yaitu berolahraga sesuai dengan

anjuran, makan makanan yang bergizi, dan istrahat yang cukup.

Untuk mengetahui index kebugaran jasmani maka Angka kebugaran

diukur berdasarkan hasil tes Multistage Fitness Test (MFT), Nilai

maksimum diperoleh dari angka kebugaran tertinggi yang mungkin dapat

dicapai oleh seorang ketika menggunakan tes MFT tersebut, Nilai

maksimum kebugaran adalah 40,5, Oleh karena kebugaran berkaitan dengan

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 56: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

67

variabel usia, maka dalam perhitungan angka aktual kebugaran, harus

dibedakan antara usia anak, remaja dan dewasa. Sehingga penghitungan

indeks kebugaran, langkahnya agak sedikit rumit, Rumus yang digunakan

untuk mengukur indeks kebugaran:

Dimana: Nilai Maksimum = 40,5, Nilai Minimum = 20,1

(Kristiyanto A, 2012: 47).

6. Implementasi Kebijakan Pembangunan Keolahragaan

Implementasi kebijakan merupakan salah satu kesadaran kolektif dari

pemerintah untuk membangunan suatu daerah, maka pembangunan yang dimaksud

menyangkut berbagai dimensi, baik ruang terbuka dimanifeskan kepada kegiatan-

kegiatan olahraga, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia sebagai bagian dari

proses pembangunan, pasrtisipasi masyarakat dan tingkat kebugaran jasmani

masyarakat.

Van Meter dan Van Horn (Arif Rohman, 2009: 134), implementasi

kebijakan dimaksud sebegai keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh

individu/pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

pencapaian tujuan kebijakan yang telah ditentukan, yaitu tindakan-tindakan yang

merupakan usaha sesaat yang mentransformasikan keputusan kedalam istilah

operasional ataupun usaha berkelanjutan untuk mencapai peruabahan besar dan

kecil yang diamanatkan oleh keputusan – keputusan kebijakan.

Dengan demikian, implementasi kebijakan sering dikaitkan dengan proses

administrative, yang didalamnya ditentukan banyak proses dan aktivitas

organisasional dalam proses dan pendekatan yang dilakukan.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

implementasi kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku badan administrative

yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 57: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

68

pada diri kelompok sasaran (target group), tetapi menyangkut jaringan kekuatan-

kekuatan politik, ekonomi, dan social yang langsung atau tidak langsung dapat

mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya

berpengaruh terhadap dampak, baik yang diharapkan maupun yang tidak

diharapkan.

Di Negara-Negara maju, ketika institusionalisasi masyarakat sudah mapan,

keberhasilan implementasi kebijakan sebagai besar berasal dari perumusan

kebijakan yang sangat bagus dan perencanaan. Hal ini berbeda dengan realitas di

Negara-Negara berkembang. Dibawah kontek politik Domestik, konflik laten,

instutusionalisasi yang tidak matang, ditambah globalisasi “Predator”; Negara-

Negara berkembang harus menyadarkan keberhasilan perkembangan pada sisi

implementasi. Pembuatan dan perumusan kebijakan berkontribusi 20% dari total

keberhasilan. 60% akan menjadi implementasi kebijakan. 20% akan menjadi control

kebijakan. Membandingkan rencana bisnis kebijakan korporasi, kebijakan publik

mempunyai lebih banyak rintangan. Pertama, kebijakan public berjalan di area yang

relatif tidak terbatas, area publik; sedangkan korporasi adalah area terbatas (bahkan

untuk perusahaan murtinasional). Area publik yang sangat luas membuatnya sulit.

Kedua, pemerintah sebagai pengimplementasi utama kebijakan menghadapi fakta

bahwa mereka tidak dapat menanage orang, agar dapat langsung mengimplementasi

kebijaka, seperti kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan. (Nurgroho, R

2004:213).

Negara-Negara berkembang mempunyai tiga tipe masyarakat. Pertama,

Tradisional, yang berarti suatu masyarakat dimana mayoritas rakyatnya tinggal

dengan nilai-nilai dan kepercayaan tradisional; kedua, Transisi, yang berarti suatu

masyarakat dengan mayoritas rakyatnya hidup dalam nilai-nilai dan kepercayaan

tradisional, dari tradisional ke modern; ketiga, Modern, yang berarti suatu

masyarakat dimana mayoritas rakyatnya hidup dengan nilai-nilai modern.

Pada tipe masyarakat tradisional, pengimplementasian kebijakan

menghadapi fakta bahwa kebijakan publik adalah produk yang modern, ditengah

kepercayaan tradisional, yang didominasi oleh nilai-nilai dimana orang lebih

Page 58: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

69

penting dari pada sistem dan orang tersebut adalah orang yang mempercayai

keyakinan tradisional. Oleh karena itu, keberhasilan implementasi kebijakan

dilakukan oleh para pemimpin yang karismatik bukan para pemimpin professional.

Pemimpin karismatik, seperti yang disebut dalam tesis Max Weber, Adalah

pemimpin yang diikuti oleh para pengikutnya karna kekuatan supranaturalnya. Di

Indonesia pada tahun 1945-1955, ada Soekarno, presiden pertama, yang dipercayai

oleh masyarakat mempunyai kekuatan dari tuhan sebagai pemimpin supranatural

Indonesia. Ketika Soekarno memberikan pidatonya, orang-orang berhenti dari

pekerjaan dan aktivitas mereka, hanya untuk mendengarkan pidatonya, meski hanya

dari radio. Pemerintah mempunyai masalah yang parah ketika soekarna menjadi

polisi bagi dirinya sendiri. Karismatik Soekarno meredup pada tahun 1960an dan

dia dilengserkan pada 1966, dan semua kepemimpinannya dicabut sesudah itu.

Tentu saja, hal ini bukan hanya pengalaman Indonesia. India dibawah

Nehru; Pakista dibawah Bhuto; Mesir dibawah Nasser juga mengalami hal yang

sama. Tantangan bagi masyarakat tradisional adalah mencari pengimplementasi

yang semakin karismatik untuk membuat masyarakat percaya dan melakukan

apayagn inginkan kebijakan untuk mereka lakukan.

Masyarakat transisional juga sulit diatur. Trasisi berarti bahwa rakyat

dibawah keluar dari sesuatu yang mereka sukai, tetapi belum di implementasikan

kedalam preferensi yang baru. Transisi ini seperti remaja, yang tidak lagi anak-anak,

tetapi belum juga menjadi masusia yang dewasa. Sekali lagi, Indonesia, Malaysia,

Filipina, dan Thailand saat ini adalah contoh masyarakat dalam transisi dengan

karakter yang mudah menjadi marah, tidak sabar dan terlalu menuntut.

Masyarakat transisi kemungkinan diurus oleh pemimpinan yang kuat dan

pengimplementasi kebijakan. Oleh karena itu, Malaysia secara efektif dikendalikan

di bawah Mahathir Mohammad, Indonesia dibawah Soekarno, Singapura dibawah

Lee Kuan Yew, dan Filipina dibawah Ferdinand Marcos. Masalahnya adalah bahwa

pemimpin yang kuat cenderung menjadi otoriter. Kasus Indonesia, dan yang lebih

ekstrem, Filipina menunjukan bagaimana pemimpin yang kuat masuk kedalam

Page 59: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

70

perangkap yang sama seperti para pemimpin yang karismatik; menjadi menjadi

kebikajannya sendiri.

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel

atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain.

Untuk memperkaya pemahaman kita tentang berbagai variabel yang terlibat

didalam implementasi, maka akan dielaborasikan beberapa teori implementasi yang

dalam pandangan Edwards III, Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat

variabel, yakni: (1) Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3) Disposisi, dan (4) Struktur

Birokrasi. Keempat Variabel tersebut juga saling berhubungan satu sama lain.

Sumber Edwards III, 1980:148

(1) Komunikasi

(2) Sumber Daya

(3) Disposisi

(4) Struktur Birokrasi

Masyarakat yang mudah dikelolah adalah masyarakat modern. Masyarakat

ini dicirikan oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi, biasanya rata-rata sekolah

menengah atas; kemampuan berfikir secara rasional; lebih bersemangat terhadap isu

yang tidak bersih dari pada isu yang bersih, meskipun pada akhirnya keagamaanya

menjadi rendah; dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang taat peraturan.

Singapura, kuala Lumpur (berarti tidak semua wilayah di Malaysia), Jakarta (berarti

tidak semua wilayah indonesia), Taiwan, HongKong, adalah sebagian model

Struktur Birokrasi

Komunikasi

Disposisi

Sumber Daya

Implementasi

Page 60: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

71

tersebut. Warga Negara sadar akan hak dan kewajibanya. Salah satu indikatornya

adalah jika ada masalah atau tragedy, institusi pertama yang mereka carai adalah

lembaga pemerintah. Berbeda dengan masyarakat tradisional, yang mencari

pengayom utama atau keluarga sebagai tempat pertama yang mereka tuju.

Tidak tipe masyarakat yang terakhir adalah kondisi yang paling tepat untuk

keberhasilan implementasi kebijakan. Faktanya dalah terlalu banyak Negara

berkembang yang berada dalam kondisi tradisional daripada masyarakat modern. Di

Afrika, meskipun dinegara paling maju, afrika selatan, semua Negara hidup dalam

keyakinan tradisional. Di Asia, dengan keuntungan ekonominya, beberapa Negara

tradisional telah berubah menjadi Negara yang modern dan tradisional. (Nurgroho,

R 2004:216-217).

Peter de Leon dan Linda de Leon (2001) dalam Nugroho R (2014: 217)

menyatakan bahwa ada tiga generasi studi implementasi kebijakan. Generasi

pertama, dikembangkan pada 1970-an, memahami kebijakan misil kuba merupakan

salah satu contohnya. Dengan pendekatan ini, implementasi kebijakan dipercaya

sebagai tindakan selanjutnya dari keputusan kebijakan, setidaknya tidak ada

kesenjangan antara keputusan dan implementasi kebijakan. Pendekatan ini adalah

fenomena khusus model pembuatan keputusan militer: memutuskan dan bertindak.

Generasi kedua, yang dikembangkan pada tahun 1980-an memercayai bahwa

implementasi kebijakan adalah proses Top-down, karna struktur hierarki atau kita

menyebutnya sebagai perspektif pelaksanaan Top-down. Perspektif tersebut

memercayai bahwa tugas birokrasi adalah mengimplementasikan kebijakan yang

diputuskan oleh institusi politik dan para aktor. Perspektif ini dipahami sebagai

premis Woodrow Wilson: “ketika politik berarkhir, pemerintahan dimulai”. Studi

awal tentang pendekatan ini adalah dari Daniel Mazmanian & Paul Sabatier (1983),

Robert Nakamura & Frank Small-Wood (1980), dan Paul Bermn (1980). Generasi

ketiga, dikembangkan pada 1990-an oleh Malcolm L. Goggin (1990) yang

mempromosikan ide bahwa perilaku sebagai variable dari pengimplementasi

kebijakan lebih menentukan keberhasilan dan kegagalan implementasi kebijakan.

Page 61: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

72

Pendekatan ini terlihat mendekati teori perilaku. Pemikir lain yang mengembangkan

ide yang sama dalah Helen Ingram (1990) dan Denise Scheberle (1997).

Menurut Tangkilisan (dalam Kristiyanto A, 2012; 52). Dalam

mengimplementasi kebijakan, secara umum ada tiga aspek yang diharapkan dari

seorang analis atau implementasi kebijakan yaitu: (1) aspek perumusan kebijakan,

dimana analis atau evaluator berupaya untuk menentukan jawaban bagaimana

kebijakan tersebut dibuat dan dirumuskan; (2) aspek implementasi kebijakan ,

dimana analis atau evaluator berupaya mencari jawaban bagaimana kebijakan itu

dilakukan; dan (3) aspek evaluasi, dimana analis atau evaluator berusaha untuk

mengetahui apa dampak yang ditimbukan oleh tindakan kebijakan, baik dampak

yang diinginkan maupun dampak yang tidak diinginkan.

Hasil pembangunan olahraga berdasarkan acuan definisi tersebut jelas harus

mengarah pada aspek kehidupan yang lebih menyeluruh. Pembangunan olahraga

dalam kerangka pembangunan secara umum terkait dengan persoalan proses

peningkatan mutu "produksi" keolahragaan yang merupakan cerminan perbaikan

taraf hidup masyarakat. Pembangunan secara sederhana dapat juga diartikan sebagai

suatu perubahan tingkat "kesejahteraan" secara terukur dan alami.Perubahan tingkat

tersebut ditentukan oleh dimensi dari definisi ekonomi, sosial, politik, atau

hukum.Perubahan alami adalah perubahan yang melembaga dalam bangunan sosial

sekelompok manusia. Perubahan alami tersebut diciptakan, dimulai, ditentukan,

digerakkan, dan diselenggarakan oleh tindakan publik.

Perubahan alami dalam sebuah proses pernbangunan yang dimaksudkan

adalah perubahan yang mengakar dan memiliki konotasi terhebas dari

ketergantungan yang herlebihan. Ketergantungan yang dimaksudkan adalah

ketergantungan dari pemerintah, maupun dari pihak-pihak eksternal dari dunia

inrernasional. Perubahan alami dari proses pembangunan olahraga memang sudah

seharusnya berisi kebijakan untuk memampukan masyarakat untuk melaksanakan

tindakan publik secara kolektif dan berencana.

Maka implementasi pembangunan olahraga secara tidak langsung adalah

mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk kemajuan pembangunan

Page 62: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

73

olahraga. Kebijakan tentang pembangunan olahraga merupakan representatif dari

kebijakan empat indikator pembangunan olahraga yaitu ruang terbuka, sumber daya

manusia keolahragaan, partisipasi masyarakat, dan tingkat kebugaran jasmani.

Artinya bahwa evaluasi pembangunan olahraga adalah proses untuk menentukan

sudah seberapa memadai ketersediaan ruang terbuka olahraga untuk masyarakat,

sudah seberapa memadai ketersediaan sumber daya manusia keolahragaan untuk

mendukung proses pembinaan olahraga baik olahraga prestasi,olahraga pendidikan

maupun olahraga rekreasi, kemudian sudah seberapa tinggi partisipasi masyarakat

dalam berolahraga, dan sudah seberapa baik tingkat kebugaran jasmani masyarakat.

Hasil dari evaluasi inilah yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan sudah

sejauh mana perkembangan pembangunan olahraga suatu daerah.

Sampai saat ini masih banyak yang terjadi bahwa implementasi kebijakan

serta studi kebijakan menjadi keprihatinan pakar ilmu sosial serta para praktisi. Oleh

karna itu, dalam penelitian dan praktek implementasi kebijakan dewasa ini, ada

pada perubahan dari administrasi public ke domain politik. Hal ini menjadi eklektik

dan giat untuk dipraktikan bukannya terlihat secara kaku sebagai model yang

mempromosikan setiap kebijakan untuk membangun suatu daerah dapat

dipromosikan lewat kompetensi keolahragaan di daerah tersebut. Dalam hal ini

penulis mencoba untuk menggrogoti setiap kebijakan keolahragaan di kabupaten

Bima dengan melihat sejauh mana pengimplementasian kebijakan tentang

pembangunan keolahragaan dikabupaten Bima.

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti mengenai

pembangunan olahraga adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Putra Sastaman B di Kota

Pontianak Provinsi Kalimantan barat pada tahun 2014. Dari hasil penelitiannya terungkap

bahwa pembangunan olahraga kota Pontianak masih berada pada kategori rendah, dari 4

indikator untuk mengukur kemajuan pembangunan olahraga di Kota Pontianak, hanya ada

2 indikator yang menunjukkan kemajuan yaitu ruang terbuka dan artisipasi masyarakat.

Artinya bahwa kota Pontianak belum bisa dikatakan mengalami kemajuan pembangunan

olahraga secara keseluruhan, karna masih ada 2 indikator lain yang masih perlu mendapat

Page 63: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

74

perhatian khusus dari pemerintah kota Pontianak Provinsi Kalimantan barat. Walaupun

sama-sama meneliti tentang pembangunan olahraga, namun hasil dari penelitain Putra

sastaman B tidak bisa dijadikan patokan bahwa pembangunan olahraga di Kabupaten Bima

sama dengan kota pontianak, karena pembangunan olahraga disetiap daerah berbeda-beda,

yang dipengaruhi oleh banyak faktor.Tetapi paling tidak dari hasil penelitian putra

sastaman B dapat memberikan gambaran secara umum tentang keadaan Pembangunan

Olahraga di Pulau Sumbawa khususnya di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara barat..

Penelitian lainnya yang relevan dengan salah satu indikator pembangunan olahraga

adalah penelitian Toktong Parulian Harahap yaitu tentang Pengembangan Sumber Daya

Manusia Keolahragaan di Kabupaten Tapanuli Selatan pada Tahun 2012. Dari hasil

penelitiannya ini terungkap bahwa ketersediaan sumber daya manusia keolahragan sebagai

penunjang kemajuan pembangunan olahraga masih sangat kurang, sehingga proses yang

dilakukan pemerintah dalam upaya peningkatan prestasi olahraga sedikit terhambat karena

kurangnya orang-orang yang ahli dalam bidang keolahragaan.

Hal ini sejalan dengan masalah yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Bima

terkait sumber daya manusia keolahragaan yang tidak ada data jelas tentang jumlah dan

kualitas sumber daya manusia keolahragaan, apakah sudah memadai atau belum. Sehingga

berawal dari sini pula peneliti mencoba mencari tahu apa penyebab dari masalah

ketersediaan sumber daya manusia keolahragaan di Kabupaten Bima yang juga merupakan

salah satu indikator kemajuan pembangunan olahraga. Salah satu guru besar dibidang

olahraga Kristiyanto, A dalam disertasinya Implikasi Kebijakan Pembangunan Olahraga

Berbasis Sport Development Index (SDI) Model Konseptual Pola Hubungan Kausalitas

Multivariabel SDI dan Mentalitas Budaya Prestasi di masyarakat pada tahun 2012 juga

menjadi penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan bahkan menjadi referensi bagi

para peneliti yang ingin meneliti tentang pembangunan olahraga.

Penelitian ini menjelaskan bahwa Resonansi pembangunan olahraga untuk

kesejahteraan rakyat akan semakin meluas tatkala bersinggungan dengan komponen-

komponen pembangunan yang lain, seperti: industri olahraga, pengembangan dampak

ekonomi event calahraga, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga,

rancangan media pembentukan karakter bangsa, pengembangan rasa nasionalisme,

Page 64: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

75

peningkatan produktivitas masyarakat melalui usaha pengembangan kebugaran fisik, dan

persoalan-persoalan sosial lain yang sangat bervariasi di masyarakat.

Nilai-nilai hasil pembangunan olahraga yang semakin dirasakan berdampak bagi

peningkatan kesejahteraan, pada gilirannya akan menjadi kekuatan balikan yang berupa

dukungan besar masyarakat untuk pembangunan olahraga masa depan. Kini partisipasi

masyarakat terhadap proses dan pencapaian hasil pembangunan olahraga pasti akan

semakin membaik. Pembangunan itu memang dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Pembangunan yang berhasil adalah untuk mensejahterakan rakyat dan untuk menuju

bangsa yang semakin jaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Kristiyanto, A yang kemudian dituangkan dalam

bukunya tentang pembangunan olahraga menjadi referensi peneliti dalam mengembangkan

ide dan metode penelitian yang kemudian disesuaikan dengan masalah, tujuan, manfaat,

dan tempat penelitian yaitu di Kabupaten Bima Provinsi Nusa tenggara Barat, serta

menghubungkan beberapa sumber lainnya yang terkait dengan proses pembangunan dan

kebijakan pemerintah terkait pembangunan olahraga di Kabupaten Bima. Dari beberapa

penelitian yang relevan diatas maka peneliti memiliki dasar yang kuat baik secara teori dan

metode untuk melaksanakan penelitian ini.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat gambar dan kemukakan kerangka

berfikir sebagai berikut: 1) Olahraga merupakan hak dan kebutuhan setiap orang tanpa

memperhatikan status sosial, gender, dan etnik sesuai dengan UUSKN tahun 2005. 2)

Akses masyarakat untuk melakukan olahraga wajib difasilitasi oleh pemerintah, sekurang-

kurangnya menyangkut ketersediaan ruang terbuka dan tenaga keolahragaan. 3) Sistem

pembinaan olahraga harus mencakup 3 pilar, yakni olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,

dan olahraga prestasi. Penonjolan satu pilar dengan mengabaikan pilar lain akan melahirkan

ketimpangan. 4) Akfiitas olahraga yang dilakukan masyarakat sekurang-kurangnya

berdampak pada kebugaran. 5) Komunitas prestasi tinggi dalam olahraga akan lahir dari

masyarakat yang tingkat kebugaran jasmaninya tinggi, dan kebugaran jasmani yang tinggi

akan lahir jika tingkat partisipasi masyarakat dalammelakukan olahraga meningkat. Dari

Page 65: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

76

pokok pikiran diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan awal dari penelitian kebijakan

pemerintah pembangunan keolahragaan ini dapat ditinjau dari Sport Development Index

agar dapat diukur kemajuan dunia olahraga.

Kebijakan pembangunan keolahragaan

Pemerintah kabupaten Bima berkewajiban memberikan layanan terhadap

ketersediaan sarana dan prasarana olahraga, untuk menunjang keberhasilan

pembangunan keolahragaan di suatu daerah. Tercapainya Keberhasilan pembangunan

olahraga tidak terlepas dari campur tangan pemerintah. Meskipun demikian, tidak serta

merta pemerintah berfungsi membangun daerah dengan berorientasi pada pembangunan

ekonomi, sosial, dan budaya. Melainkan pemerintah juga wajib membangunan daerah

berorientasi pada pembangunan olahraga. Proses implementasi Kebijakan

pembangunan harus mengedepankan prinsip pemerataan. Yang dikenal dengan a new

paradigm for development. Paradigma Pemerataan tidak sekedar mengacu pada

pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya. Melainkan juga olahraga, sehingga

terkomparasi pada beberapa parameter yang multivariable.

Dalam peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 2007, telah dijelaskan bahwa

standarisasi nasional keolahragaan bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan

standar nasional keolahragaan. Lingkup standar nasional keolahragaan, meliputi: (1)

Standar kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2) Standar Isi Program

Penataraan/pelatihan Keolahragaan, (3) Standar sarana dan prasarana olahraga, (4)

Standar pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5) Standar penyelenggara

Keolahragaan, dan (6) Standar pelayanan minimal Keolahragaan. (PP No. 16 tahun

2007, Pasal 84 dan 85).

Ruang terbuka (open spaces)

Ruang terbuka Merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan

tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang terbuka (open

spaces), Ruang Terbuka Hijau (RTH), Ruang publik (public spaces) mempunyai

pengertian yang hampir sama. Secara teoritisyang dimaksud dengan ruang terbuka

(open spaces) berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan manusia, baik

secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan

Page 66: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

77

berkembang secara berkelanjutan (UUPR no.24/1992). Ruang terbuka bukan sekedar

dalam proses pembibitann atlet melainkan digunakan untuk kegiatan pendidikan dan

rekreasi.

Dalam hal ini, pemerintah berkewajiban menciptakan suasana ruang terbuka

yang kondusif dan baik. Sesuai dengan amanat UUSKN Nomor 3 tahun 2005 pasal 11

ayat 2, bahwa pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan pelayanan

dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya kegiatan keolahragaan bagi setiap

warga Negara tanpa diskriminasi. Ruang terbuka memiliki manfaat untuk menciptakan

kehidupan masyarakat yang harmonis dan membuat suasana hati lebih baik. Disatu sisi,

menghabiskan waktu diruang terbuka membuat 50% masyarakat bahagia dari pada

menghabiskan waktu di tempat Gym. Bukan hanya menyegarkan suasana hati,

melainkan ruang terbuka ini akan digunakan oleh sebagian besar lapisan masyarakat.

Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusianya sebagai pelaksana di lapangan.

Kualitas dan kompetensi SDM yang menangani olahraga harus dapat diberdayakan

untuk mendukung pembinaan dan pengembangan olahraga baik di tingkat daerah,

nasional, baik untuk olahraga prestasi ataupun olahraga masyarakat Beradasarkan

kebutuhan dari pengguna (user) maka jenis SDM yang harus dikembangkan dan

ditingkatkan kualitas dan kompetensinya adalah Guru /Dosen Pendidikan Jasmani

(Physical Educator, Guru pendidikan jasmani adalah SDM yang menangani pendidikan

jasmani yang dibutuhkan di sekolah-sekolah mulai dari SD, SLTP sampai SMU dan di

perguruan tinggi. Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya guru/Dosen pendidikan

jasmani bertanggung jawab dalam menjabarkan kurikulum pendidikan jasmani (intra

kurikulernya) di sekolah bagi upaya peningkatan kualitas fisik, kesehatan dan kesegaran

jasmani, pengenalan dan pemahaman dasar olahraga, pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan fisik, pemantauan bakat olahraga, pembinaan sportifitas, disiplin dan

budaya berolahraga pada siswa.

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat menunjukkan suatu indikator keterlibatan aktif

masyarakat suatu daerah terhadap aktivitas olahraga. Secara umum, lingkup partisipasi

Page 67: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

78

olahraga dapat mengcakup partisipasi langsung seperti melakukan olahraga dan tidak

langsung seperti sebagai sponsor penyelenggara event olahraga. Secara khusus,

partisipasi olahraga merujuk pada keterlibatan langsung secara aktif sebagai pelaku

olahraga. partisipasi masyarakat adalah sesuatu keterlibatan masyarakat bukan hanya

kepada proses pelaksanaan kegiatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam hal

perencanaan dan pengembangan dari pelaksanaan program tersebut, termasuk

menikmati hasil dari pelaksanaan program tersebut.Lebih lanjut secara sederhana

partisipasi masyarakat adalah keterlibatan seseorang (individu) atau sekelompok

masyarakat secara sukarela, dalam suatu kegiatan mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan kegiatan, sampai kepada proses pengembangan kegiatan atau program.

Kebugaran jasmani

Kebugaran jasmani yang baik akan sangat membantu seseorang dalam

melakukan aktivitas sehari-hari, baik aktivitas yang dilakukan di dalam rumah, di luar

rumah, atau di tempat kerja. Oleh karena itu berbagai program dirancang untuk

pencapaian kebugaran jasmani yang optimal. Ada tiga hal utama yang harus

diperhatikan agar mampu memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik. Pertama

adalah berolahraga yang teratur, makan yang bergizi dan cukup, dan yang terakhir

adalah istrahat yang cukup, Franks & Howley dalam Cholik dan Maksum (2011: 11).

Adapun pengertian kebugaran jasmani menurut Subroto (1979: 56) dalam Saisyam.M

(2011) adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya, baik fisik, mental, dan spiritual,

untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya terhadap kesejahteraan keluarga,

masyarakat, Negara dan bangsanya.Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang

untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti. Wirdaninggar (2002: 1). Menurut Rusli Lutan (2001: 7) mengemukakan bahwa

kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang

memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Dari beberapa pokok pokok pikiran

diatas, maka kebijakan pembangunan olahraga meliputi 4 dimensi Sport Development

Index. Yaitu ruang terbuka, sumber daya manusia, partisipasi dan kebugaran jasmani

dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 68: A. 1. Kebijakan Pembangunan (Policy Development · Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan

79

Gambar 2.2 kerangka Berfikir

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan awal dari penelitian kebijakan

pemerintah pembangunan keolahragaan dapat ditinjau dari Sport Development Index

supaya dapat diukur kemajuan dunia olahraga. Sport Development Index merupakan cara

untuk mengukur hasil pembangunan olahraga pada suatu daerah. Hasil pembangunan

olahraga akan dapat melalui pengkajian penghitungan dari empat indikator yang terdapat

dalam Sport Development Index, yaitu ketersediaan ruang terbuka olahraga bagi

masyarakat baik indoor maupun indoor. Ketercukupan sumber daya manusia keolahragaan,

partisipasi masyarakat daslam berolahraga, dan tingkat kebugaran jasmani masyarakat. Dari

keempat indokator ini kemudian akan didapat nilai indeks yang selanjutnya akan

disesuaikan dengan norma Sport Development Index (SDI) untuk dapat menyimpulkan

apakah implementasi kebijakan pembanguna olahraga kabupaten Bima dikatakan tinggi,

sedang dan rendah.

Sumber Daya

Manusia

Partisipasi

Masyarakat

KEOLAHRAGAAN

Kebijakan Pembangunan

Sport Development Indeks

Ruang Terbuka

Implementasi Kebijakan

Pembangunan Olahraga

Kabupaten Bima

Kebugaran

Jasmani