96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA
-
Upload
rizka-rahmaharyanti -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA
TENTANG
“ASKEP KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU ”
DOSEN PEMBIMBING
Ns. FALERISISKA YUNERE S,Kep
oleh
SRI YONA HASANTI
3A
NIM 09103084105451
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES PERINTIS SUMATERA BARAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita bersama sehingga dpat menyelesaikan makalah berjudul “ askep
keluarga dengan pasangan baru”
Dalam makalah ini penulis mendapatkan banyak kesulitan tapi berkat dukungan dari
berbagai pihak penulis bisa menyelesaiakn makalah ini tepat pada waktunya. Untuk itu
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang banyak mendukung terutama kepada
dosen pembimbing serta teman-teman dan tak terkecuali orang tua penulis. Karena dukungan
merekalah makalah ini bisa lebih baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca kususnya dosen pembimbing. Smoga makalah bermanfaat
bagi pembca terutama bagi penulis
Bukittinggi, Maret 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……..…………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang ………………………………………………………………..1
2. Tujuan masalah ………………………………………………………………..1
BAB II ISI
1. Pengertian ………………………………………………………………………..2
2. Ciri ciri struktur keluarga …………..………………………………………......4
3. Fungsi keluarga .……………...…………………………….................................4
4. Tahap – tahap psangan baru ......................................………………………........4
5. Tugas perkembangan keluarga baru menurut Duval (Sociological Perspectiv.....5.
6. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah ................................5
7. Tugas perkembangan .............................................................................................8
8. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat ....................................9
9. Asuhan keperawatan...............................................................................................9
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ……………………………………………………………...............13
2. Saran……………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat : – Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga – Tahu tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya. – Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga
dan tugas perkembangannya Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga
memenuhi tugas perkembangnya.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya
ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki peran
masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya).
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu
pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum
menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya
hari-hari yang akan dilalui.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas perkembangan
keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru
menikah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru
A. Pengertian
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-
istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.
Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing.
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing.
B. Ciri, ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Struktur keluarga (ikatan darah) :
2
Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah
Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu
Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar
PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran
agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi
salah satu /lebih indikator KS tahap I.
KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi
lingkungan.Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda
tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan
KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan
2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur
minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per
orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya
penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun
bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian
berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan
ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun
terakhir, luas lantai 8 m2perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
KELUARGA SEJAHTERA III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya :
dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III +
(ditambah), memberikan sumbangan.
3
C. Fungsi keluarga
Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress.
Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.
Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
D. Tahap – tahap psangan baru
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan
keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari
tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan
E. Tugas perkembangan keluarga baru menurut Duval (Sociological Perspective)
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
4
4. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak.
F. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah
Tidak menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah
paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada
baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh
ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi
bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke
depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan
diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya
sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan
seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan
berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei
mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk,
tentunya. Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang
bersama pasangan Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan
intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai
terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup
kemungkinan akan makin menyukainya juga.
Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah
akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu
terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena
sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga
5
pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini
mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga
bersama pasangan.
Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah
dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda
akan datang berkunjung bersama pasangan akhirnya, ini akan kembali menghantui
Anda.
Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda
kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing
amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi,
bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak.
Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan
masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-
hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk
memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun
pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama
pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan
kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya.
G. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan
baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
6
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
Peran berubah.
Fungsi baru diterima.
Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.
Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat
Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah
membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan
sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut
oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada
membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan
metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita
tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh
terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap
kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan
pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah
kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal
ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika
mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri
yang tinggi klien.
4. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
7
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan
tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya
tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana
spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus
mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat
menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan
menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
5. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien
terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga
pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan
seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi
setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan
kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
H. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang
pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu
pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan
kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan
serta keinginan untuk mencegah kehamilan.
Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan
riwayat kesehatan adalah
a) Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita
perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
8
2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari
segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
b) Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak
diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima
tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
c) Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan
riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2. Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi,
kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
d) Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan
bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai
anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan
penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan
kehamilan yang tidak direncanakan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU
1. Pengkajian
a Pengumpulan data
Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga
Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
9
b Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
c Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
d Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
o Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
o Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang
penting dalam penggelolaan penyakit.
o Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan
ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
e Status Sosial Ekonomi
o Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
o Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
f Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau
berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum
10
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
g Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya
suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .
h Data Lingkungan
o Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan
dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu
penyakit.
o Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
i Struktur keluarga
o Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
o Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan
yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
o Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
j Fungsi keluarga
o Fungsi afektif
keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
11
o Fungsi sosialisasi .
keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
o Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
k Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
l Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
m Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh 1
12
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita, berhubungan
dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan
denganketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami
c. Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).
d. Resiko terjadi konflik pada keluarga berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
3. Intervensi
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber –
sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat
Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah
penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan
keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan
keluarga.
Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang
optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga sehingga
dapat tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual.
Asah, kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya
ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki
peran masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon &
Maglaya).
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu
pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum
menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan
manisnya hari-hari yang akan dilalui.
3.2 Saran
Sangat penting mempelajari keperawatan keluarga terutama keluarga dengan
pasangan baru terutama bagi pembaca
14
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah Nursing is a
perfect Proffesion. ( http://ners86.wordpress.com di akses pada 10 -03- 2012)