96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

18
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA TENTANG ASKEP KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU DOSEN PEMBIMBING Ns. FALERISISKA YUNERE S,Kep oleh SRI YONA HASANTI 3A NIM 09103084105451 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PERINTIS SUMATERA BARAT

Transcript of 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

Page 1: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

TENTANG

“ASKEP KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU ”

DOSEN PEMBIMBING

Ns. FALERISISKA YUNERE S,Kep

oleh

SRI YONA HASANTI

3A

NIM 09103084105451

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PERINTIS SUMATERA BARAT

Page 2: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunianya kepada kita bersama sehingga dpat menyelesaikan makalah berjudul “ askep

keluarga dengan pasangan baru”

Dalam makalah ini penulis mendapatkan banyak kesulitan tapi berkat dukungan dari

berbagai pihak penulis bisa menyelesaiakn makalah ini tepat pada waktunya. Untuk itu

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang banyak mendukung terutama kepada

dosen pembimbing serta teman-teman dan tak terkecuali orang tua penulis. Karena dukungan

merekalah makalah ini bisa lebih baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca kususnya dosen pembimbing. Smoga makalah bermanfaat

bagi pembca terutama bagi penulis

Bukittinggi, Maret 2011

Penulis

i

Page 3: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……..…………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang ………………………………………………………………..1

2. Tujuan masalah ………………………………………………………………..1

BAB II ISI

1. Pengertian ………………………………………………………………………..2

2. Ciri ciri struktur keluarga …………..………………………………………......4

3. Fungsi keluarga .……………...…………………………….................................4

4. Tahap – tahap psangan baru ......................................………………………........4

5. Tugas perkembangan keluarga baru menurut Duval (Sociological Perspectiv.....5.

6. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah ................................5

7. Tugas perkembangan .............................................................................................8

8. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat ....................................9

9. Asuhan keperawatan...............................................................................................9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ……………………………………………………………...............13

2. Saran……………………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek

keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka

perawat : – Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga – Tahu tingkat pencapaian

keluarga dalam melakukan fungsinya. – Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga

dan tugas perkembangannya Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga

memenuhi tugas perkembangnya.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya

ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki peran

masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya).

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek

keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan.

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas

perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu

pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum

menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya

hari-hari yang akan dilalui.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas perkembangan

keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru

menikah.

1

Page 5: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

BAB II

PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru

A. Pengertian

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,

ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan

anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-

istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang

berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah

keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang

komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh

ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka

sebagai bagian dari keluarga.

Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg

keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing.

Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan

membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-

masing.

B. Ciri, ciri struktur keluarga :

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain

2. Ada keterbatasan

3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

Struktur keluarga (ikatan darah) :

2

Page 6: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah

Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu

Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri

Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami

keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar

PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran

agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi

salah satu /lebih indikator KS tahap I.

KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi

lingkungan.Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda

tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana

kesehatan

KELUARGA SEJAHTERA II

Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan

2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur

minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per

orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya

penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun

bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.

KELUARGA SEJAHTERA III

Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian

berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan

ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun

terakhir, luas lantai 8 m2perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.

KELUARGA SEJAHTERA III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya :

dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III +

(ditambah), memberikan sumbangan.

3

Page 7: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

C. Fungsi keluarga

Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,

membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi

stress.

Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan

mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam

pemecahan masalah.

Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan

meneruskan keturunan.

Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan

kepentingan di masyarakat.

Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk

penyembuhan dari sakit.

D. Tahap – tahap psangan baru

Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via

perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan

keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup

bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari

tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing

menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru

dengan keluarga dan kelompok social pasangan

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah

yang diharapkan

E. Tugas perkembangan keluarga baru menurut Duval (Sociological Perspective)

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.

4

Page 8: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

4. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),

mendiskusikan rencana punya anak.

F. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah

Tidak menghadapi masalah utang

Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah

paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada

baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh

ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi

bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke

depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.

Mengasingkan diri dari pertemanan

Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan

diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya

sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan

seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan

berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.

Tidak cukup seks

Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei

mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk,

tentunya. Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang

bersama pasangan Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan

intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai

terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup

kemungkinan akan makin menyukainya juga.

Tidak menjaga tubuh

Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah

akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu

terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena

sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga

5

Page 9: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini

mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga

bersama pasangan.

Mertua dan ipar

Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah

dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda

akan datang berkunjung bersama pasangan akhirnya, ini akan kembali menghantui

Anda.

Pertengkaran tak penting

Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda

kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing

amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi,

bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak.

Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan

masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-

hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.

Terobsesi dengan bayi

Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah

menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk

memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun

pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama

pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan

kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya.

G. Tugas Perkembangan

Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi

perpisahan dengan keluarga keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan

baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah

yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :

6

Page 10: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

1. Membina hubungan intim yang memuaskan.

Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru

Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.

Peran berubah.

Fungsi baru diterima.

Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.

Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas

Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan

saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan

mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.

Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.

Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat

Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah

membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan

sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut

oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada

membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan

metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita

tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh

terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap

kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan

pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah

kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal

ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika

mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri

yang tinggi klien.

4. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi

7

Page 11: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan

tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya

tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana

spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus

mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat

menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan

menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan

terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

5. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien

terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga

pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan

seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi

setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan

kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.

H. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat

Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang

pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu

pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan

kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan

serta keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan

riwayat kesehatan adalah

a) Kontrasepsi oral

1. Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,

pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita

perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak

dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.

8

Page 12: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

2. Mini Pil

Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari

segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b) Kontrasepsi Hormonal

1. Hormone Implant

Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak

diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima

tahun.

2. Hormone Injeksi

Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

c) Kontrasepsi Mekanik

1. Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan

riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.

2. Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat

hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi,

kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

d) Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan

bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai

anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan

penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan

kehamilan yang tidak direncanakan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU

1. Pengkajian

a Pengumpulan data

Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe

keluarga

Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga

9

Page 13: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

b Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian

terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang

biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

c Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

d Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

o Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .

o Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang

penting dalam penggelolaan penyakit.

o Pengobatan tradisional

Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan

ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.

e Status Sosial Ekonomi

o Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu

penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan

kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat

dan benar.

o Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam

melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah

satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)

mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-

sumber yang ada pada keluarga .

f Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk

riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau

berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum

10

Page 14: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan

kecemasan.

g Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya

suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .

h Data Lingkungan

o Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan

dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu

penyakit.

o Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.

Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.

i Struktur keluarga

o Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah

berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik

diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.

Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati

dan rasa kepedulian yang tinggi.

o Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan

yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.

o Struktur peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap

peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak

ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak

sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .

j Fungsi keluarga

o Fungsi afektif

keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak

menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota

keluarga itu sendiri.

11

Page 15: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

o Fungsi sosialisasi .

keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada

anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan

ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.

o Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain diluar rumah.

k Stress dan Koping keluarga

1. Stressor jangka pendek dan panjang

a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.

3. Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

4. Strategi adaptasi disfungsional

5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan

l Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang

digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

m Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual

Contoh 1

12

Page 16: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita, berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.

b. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan

denganketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami

c. Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia keluarga berhubungan

dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).

d. Resiko terjadi konflik pada keluarga berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi

3. Intervensi

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan

harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara

mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber –

sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan

cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di

rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan

Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat

Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah

penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.

Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan

keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.

Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.

Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan

keluarga.

Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan

dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang

optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).

Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.

13

Page 17: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga sehingga

dapat tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual.

Asah, kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek

keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya

ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki

peran masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon &

Maglaya).

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek

keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan.

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas

perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu

pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum

menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan

manisnya hari-hari yang akan dilalui.

3.2 Saran

Sangat penting mempelajari keperawatan keluarga terutama keluarga dengan

pasangan baru terutama bagi pembaca

14

Page 18: 96383728-TUGAS-KEPERAWATAN-KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah Nursing is a

perfect Proffesion. ( http://ners86.wordpress.com di akses pada 10 -03- 2012)