95979012-Pupuk-Cair-Dari-Urine.pdf
Click here to load reader
-
Upload
anggun-permatasari -
Category
Documents
-
view
593 -
download
14
Transcript of 95979012-Pupuk-Cair-Dari-Urine.pdf
PUPUK CAIR DARI URINE SAPI
16 Nov 2011 2 Komentar
by lovehanna in laporan kuliah
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain untuk meningkatkan hasil pertanian baik untuk tanaman keras maupun lunak, pupuk organik
sangat cocok digunakan dialam tropis ini, karena tidak meninggalkan residu di dalam tanah dan membuat
tanah menjadi gembur. Residu yang bertumpuk didalam tanah dalam jangka waktu panjang akan merusak
unsur hara didalam tanah yang berakibat tanah menjadi keras dan menggumpal.
Ada tiga unsur yang sangat menentukan tingkat kesuburan tanah di lahan pertanian yaitu unsur biologi,
fisika dan kimia, ketiga unsur ini saling terkait dan harus seimbang. Ketimpangan unsur didalam
kandungan tanah akan mematikan unsur biologi didalam tanah, tanah menjadi semakin keras dan tidak
dapat menyimpan air. Kalau sudah terjadi ketimpangan ini, pemulihannya akan memakan waktu lama dan
memakan biaya yang besar.
Sekarang ini sedang maraknya program GO GREEN yang mana semua produk khususnya yang
dikonsumsi manusia diupayakan bersifat organik.Melihat peluang tersebut banyak kalangan (pengusaha,
produsen, pedagang, dll) yang cepat-cepat beralih ke produk organik dengan memanfaatkan berbagai
limbah untuk pembuatan pupuk organik.
Pupuk dari urin bagi sebagian orang mungkin terdengar tak lazim, tapi begitulah kenyataannya. Urine
sapi merupakan komoditi yang berharga karena urine sapi mengandung unsur Nitrigen yang tinggi yang
berguna untuk menyuburkan tanah. Oleh karena itu sudah banyak sekali petani yang mengolah dan
menggunakan urine sapi sebagai pupuk organik yang ekonomis dan menguntungkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pupuk cair dan manfaat dari pupuk cair tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya adalah Anty ( 1987 ) melaporkan
bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh
diantaranya adalah IAA. Lebih lanjut dijelaskan bahwa urine sapi juga memberikan pengaruh positif
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman jagung. Karena baunya yang khas urine ternak juga dapat
mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai
pengendalian hama tanaman dari serangan (Phrimantoro, 1995).
Lingga, ( 1991) melaporkan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat pada beberapa kotoran ternak
padat dan cair dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.
Table 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair
Ternak dan kotorannya Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%) Air (%) Kuda –padat 0.55 0.30 0.40 75
Kuda –cair 1.40 0.02 1.60 90
Kerbau –padat 0.60 0.30 0.34 85
Kerbau –cair 1.00 0.15 1.50 92
Sapi –padat 0.40 0.20 0.10 85
Sapi –cair 1.00 0.50 1.50 92
Kambing –padat 0.60 0.30 0.17 60
Kambing –cair 1.50 0.13 1.80 85
Domba –padat 0.75 0.50 0.45 60
Domba –cair 1.35 0.05 2.10 85
Babi – padat 0.95 0.35 0.40 80
Babi –cair 0.40 0.10 0.45 87
Ayam –padat dan cair 1.00 0.80 0.40 55
Sumber : Lingga, 1991
Nutrisi organik dari hasil fermentasi sudah seimbang dalam jumlah dan komposisi unsur-unsur yang
dikandung nutrisi tersebut Harahap (2003). Pada Pupuk buatan yang mengandung satu nutrisi saja
bertolak belakang dengan pupuk organik yang beragam dan seimbang(Hsieh S.C dan C.F. Hsieh.(1987)
Nutrisi alami belum banyak dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat secara luas, sedangkan untuk
pupuk telah lama digunakan petani. Pupuk atau nutrisi ini berasal dari kotoran hewan, seperti ayam,
kambing, kerbau, kuda, babi, dan sapi. Kotoran tersebut dapat berupa padat dan cair (urine ternak) dengan
kandungan zat hara yang berlainan. Pupuk kandang cair jarang digunakan, padahal kandungan haranya
lebih banyak. Hal ini disebabkan untuk menampung urine ternak lebih susah repot dan secara estetika
kurang baik – bau (Phrimantoro, 1995).
Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah
atau mentranspormasikan senyawa kimia ke subtrat organik (Rahman,1989). Selanjutnya Winarno (1990)
mengemukan bahwa fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi
pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut.
Joo. Y.H (1990). Melaporkan bahwa teknologi fermentasi anaerob untuk skala petani telah banyak
dikembangkan, dimana hasilnya pupuk kandang dikonversikan tidak hanya dalam bentuk pupuk organik
cair yang bagus tetapi juga dalam bentuk biogas yang berenergi tinggi.
Prinsip dari fermentasi anaerob ini adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran
temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi anaerob. Studi tentang jenis bakteri yang respon untuk
fermentasi anaerob telah dimulai sejak tahun 1892 sampai sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat
yaitu bakteri fakultatif yang mengkonversi sellulola menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan
bakteri obligate yang respon dalam proses dekomposisi akhir dari bahan organik yang menghasilkan
bahan yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan.( Joo, 1990).
III. PEMBAHASAN
Kebutuhan akan bahan pangan terus juga meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Dengan
kemajuan teknologi beberapa produksi pertanian masih dapat ditingkatkan melalui upaya intensifikasi
pertanian. Upaya intensifikasi ini juga akhir-akhir mengalami hambatan seperti semakin kecilnya subsidi
pemerintah terhadap sarana produksi pertanian ( pupuk, pestisida dll).
Dengan adanya krisis ekonomi yang dialami oleh negara kita sampai sekarang, dampak ini juga dirasakan
oleh para petani. Dimana daya beli masyarakat tani menjadi berkurang dan ditambahkan lagi harga pupuk
dan sarana produksi lain yang semakin tinggi. Masalah ini menyebabkan petani tidak banyak menerapkan
budidaya yang baik untuk meningkatkan produksinya.
Masalah lain dari pupuk buatan yang digunakan selama ini adalah menyebabkan rusaknya struktur tanah
akibat pemakaian pupuk buatan yang terus menerus sehingga perkembangan akar tanaman menjadi tidak
sempurna. Hal ini juga akan memberi dampak terhadap produksi tanaman yang diusahakan pada tanah
yang biasa diberikan pupuk buatan. Begitu juga dari efek sarana produksi terhadap lingkungan telah
banyak dirasakan oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk buatan yang terus menerus menyebabkan
ketergantungan dan lahan mereka menjadi lebih sukar untuk diolah.
Sistem budidaya secara organik kini telah menampakan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti
tetapi ditingkat petani masih terbatas yang menerapkannya. Begitu juga penerapan budidaya secara
hidroponik. Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tampa menggunakan media tanah sebagai media
tumbuhnya. Sistem hidroponikpun mempunyai kelemahan dalam pembiayaan awal dan operasinya.
Sehingga hidroponikpun kurang berkembang di masyarakat tani. Menurut hasil laporan Trubus (2002)
sistem hidroponik sangat mahal, terutama untuk pemberian nutrisi tanamanannya (70 % biaya produksi
digunakan untuk hal ini.) . Dilain pihak produksi yang rendah disebabkan beberapa hal, yaitu banyak
petani yang belum menerapkan cara budidaya yang baik, seperti penggunaan pupuk yang kurang
berimbang, perawatan yang kurang intensif dan salah perhitungan waktu tanam.
Tetapi sekarang dengan telah berkembangnya teknologi fermentasi masalah nutrisi pada sistem budidaya
hidroponik telah memberikan harapan baru. Apalagi bahan baku yang digunakan untuk membuat nutrisi
juga merupakan limbah dari peternakan, yang selama ini juga sebagai bahan buangan.
Produk utama yang dapat dimanfaatkan dari peternakan ruminansia besar dan ruminansia kecil antara lain
daging, susu dan kulit yang telah terbukti mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Hasil sampingannya
berupa kotoran feces yang dimanfaat sebagai pupuk organik berupa kompos juga dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk, maka saat ini urine juga ternyata mulai menjadi komoditi berharga jika dapat
dimanfaatkan dengan baik.
Oleh karena itu sebagai salah satu potensi dalam bidang peternakan, maka perlu melihat peluang-peluang
dari produk-produk peternakan yang dapat dimanfaatkan. Salah satu peluang, yang dapat dimanfaatkan
yaitu kotoron dan limbah urine sebagai bahan baku pembuatan pupuk cair organik. Saat ini penggunaan
pupuk organik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya pertanian organik. Dengan sentuhan
inovasi teknologi, limbah urine diproses (difermentasi) menjadi pupuk cair dengan kandungan hara tinggi
berbahan limbah urine (biourine) sebagai nutrisi tanaman sehingga menjadikan salah satu pendapatan
bagi setiap peternak.
Pemanfaatan limbah urine sebagai salah satu pupuk organik memberikan hasil yang cukup menjanjikan,
sehingga peternak sudah bisa memperoleh hasil sebelum ternak itu dijual. Harga urine yang sudah diolah
dan menjadi pupuk cair, berkisar antara Rp 7.000 – Rp 8.000/liter. Pemanfaatan urine ini sangat
berpotensi, sehingga perlu memberdayakan peternak agar semua produk dari ternak bisa dimanfaatkan
untuk mendatangkan keuntungan secara ekonomis, meski awalnya perlu ada pendampingan terhadap
peternak, terutama soal teknik atau cara menampung urine hingga proses pembuatan menjadi pupuk cair.
urine sapi (air kencing sapi) sangat bermanfaat sekali bagi petani karena urine sapi mengandung berbagai
unsur hara sehingga dapat digunakan sebagai pupuk cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian
urine sapi ini sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara memfermentasi urine sapi salah
tersebut adalah:
A. Bahan Pupuk cair
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair sangatlah sederhana dan mudah di dapat. Bahan-
bahan tersebut antara lain adalah:
1. Urine sapi 20 liter
2. Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter
3. Segala jenis empon-empon(Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali) masing-
masing ½ kg
4. Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sendok makan
5. Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri dekomposer (EM4, Simba, Mbio dll)
B. Cara Pembuatan
1. Urine sapi di tampung dan dimasukan ke dalam drum plastik
2. Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudian
dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan
bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama.
3. Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter dan air
rendaman kedelai. Tetes tebu, air rendaman kedelai dan starter (Sacharomyces cereviceae) ini
berguna untuk fermentasi dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba
menguntungkan yang ada didalam tanah.
4. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.
5. Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.
6. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.
Setelah pembuatan pupuk cair selesai hasilnya bagus. Urine sapi sebelum difermentasi warnanya coklat
kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi setelah difermentasi warnanya berubah menjadi
coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau urine. Penulis sudah mencobakan pada tanaman sayur
dan bunga ternyata bagus. Tanaman sayuran dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih
subur, daunnya kelihatan segar dan hijau serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk cair ini juga
dapat meningkatkan keuntungan pertanian serta memberikan keuntungan bagi kita.
Cara penggunaan pupuk cair dari urine sapi ini yaitu dicampur dengan air dengan perbandingan 10% (1
urine:10 air)
Untuk seed treatmen benih/biji direndam selama semalam
Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit
Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki
C. Manfaat Pupuk Cair
Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap
pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Dengan demikian, para petani tak perlu repot memikirkan dan
membeli pupuk urea, cukup tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari
limbah urine sapi. Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat
memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang
aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan.
Manfaat lain yaitu:
Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit
Sebagai Pupuk daun organik
Dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun yang keriting akibat serangan thrip.
IV. KESIMPULAN
Dari data pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair karena banyak mengandung unsur hara
seperti Nitrogen yang dapat menyuburkan tanah.
2. Kunci dalam pembuatan pupuk cair ini adalah adanya fermentasi dari mikrobia yang sengaja
ditambahkan.
3. Urine sapi sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau
urine, tetapi setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah
tidak berbau urine
4. Manfaat pupuk cair adalah dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu
juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat
digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan. Manfaat lain yaitu:
Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit
Sebagai Pupuk daun organik
Dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun yang keriting akibat serangan thrip.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2010. Pupuk Organik Dan Urine Sapi. http://www.dewanagribisnis.org /2011/09/26/pupuk-
organik-dari-urine-sapi/. Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011.
Affandi. 2008. PEMANFAATAN URINE SAPI YANG DIFERMENTASI SEBAGAI NUTRISI
TANAMAN http://affandi21. xanga.com/644038359/ pemanfaatan-urine-sapi-yang-difermentasi-sebagai-
nutrisi-tanaman/. Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011.
Maspary. 2011. Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi Untuk Pupuk Organik Cair.
http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi-untuk.html. Diakses pada
hari Rabu, 16 November 2011. Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011.
PustakaIndonesia. 2011. Membuat Pupuk Dari Urine Sapi. http://hasil-
indonesia.blogspot.com/2011/01/membuat-pupuk-dari-urine-sapi.html.
Ricobain. 2011. Pupuk Dari Urine Kelinci Dan Sapi. http://www.ricostrada.com/ agribisnis/pupuk-dari-
urin-kelinci-dan-sapi. Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011.
hanifcenter
Mar 30, 2012 @ 04:00:18
apakah pada proses 14 hari fermentasi perlu dialirkan udara kedalam larutan untuk mempercepat
proses fermentasi? Terima kasih
o Apr 03, 2012 @ 06:05:57
fermentasi itu kan proses yang g butuh oksigen sehingga g perlu dialirkan udara,,,waktu
praktikum ini kan drum na dibuka tiap pagi dan sore,nah itu buat pengadukan sehingga
bahan-bahan na itu lebih homogen sehingga fermentasina berjalan cepet….pas
pengadukan juga, otomatis ada udara yang masuk kan nah itu fungsina biar drum g
meledak akibat proses fermentasi… gmana ya kesimpulanna, ,,,g perlu dialiri udara
cukup dibuka n diaduk-aduk aja larutanna.ntar kalo dialiri udara takut bakteri
pemfermentasina mati.
bagi anda yang punya kehobian di bidang pertania anda harus cobanie cara fermentase urine digunakan
sebagai pupuk karena urine ini sangat bagus dan baik jika kita fermentasekan menjadi pupuk, caranya
sangat mudah dengan melalui beberapa tahap aja maka akan berhasil nah untuk itu jika anda tertarik dan
ingin mecobanya anda bisa baca tautan berikut ini untuk proses fermentase tersebut sebelum digunakan
sebagai pupuk pertanian urine sapi ini sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara
memfermentasi urine sapi salah tersebut adalah:
BAHAN:
Urine sapi 20 liter
Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter
Segala jenis empon-empon(Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali) masing-
masing ½ kg
Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sendok makan
Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri dekomposer (EM4, Simba, Mbio dll)
Air 4 liter
CARA PEMBUATAN:
Empon-empon ditumbuk dan direbus sampai mendidih
Setelah dingin campur dengan semua bahan yang lain
Ditutup rapat dalam jerigen dan didiamkan selama 3 minggu
Setiap hari sekali tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan
CARA PENGGUNAAN:
Gunakan urine tersebut dengan kadar 10% (1 urine:10 air)
Untuk seedtreatmen benih/biji direndam selama semalam
Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit
Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki
MANFAAT:
Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit
Sebagai Pupuk daun organik
Dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun yang keriting akibat serangan thrip.
Pembuatan pupuk cair ini menggunakan :
Inokulan Bio Urine jenis AZBA (bakteri Azotobacter).
RB (bakteri Rumino Bacillus).
Tata Cara :
1. Masukkan 1 liter AZBA, 1 liter RB dan 800 liter kencing sapi ke dalam bak fermentasi, lalu diaduk hingga merata.
2. Bak fermentasi ditutup rapat selama 7 hari.
3. Hari ke-8 kencing sapi yang telah difermentasi diuapkan dengan menggunakan aerator (gambar 1)
dilakukan selama 6 jam setiap hari selama 5 hari bertutut-turut. Pemutaran ini berfungsi untuk
menangkap N dari udara, dan menghilangkan gas amoniak yang ada dalam kencing sapi. Gas
amoniak ini harus dihilangkan karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Gambar 1. kencing sapi yang telah difermentasi diuapkan dengan menggunakan aerator
Jika Inokulan AZBA dan RB tidak tersedia, cara lain dapat dilakukan yaitu siapkan :
1. 20 liter kencing sapi.
2. 1 kg gula merah atau 1 liter tetes.
3. Segala jenis empon-empon (jahe, lengkuas, kunyit, temu ireng, temulawak, kencur dll.) masing-
masing 1/2 kg.
4. 1 gelas air rendaman kedelai atau 1 sendok makan Urea.
5. 4 liter air.
Tata Cara :
1. Empon-empon dihaluskan dan dimasak sampai mendidih. Setelah dingin dicampur dengan semua
bahan yang lain. Ditutup rapat dan didiamkan selama 3 minggu. Setiap hari 2 kali atau tiap pagi dan sore tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan atau boleh menggunakan aerator untuk mempercepat proses penguapan gas.
2. Apabila bahan fermentor dianggap masih kurang sempurna maka dapat ditambahkan EM4 100 ml.
Pupuk cair yang telah jadi, dapat langsung digunakan yaitu : 1 liter fermentasi kencing sapi (bio urine) dicampur 10 liter air lalu disemprotkan ke tanaman. Untuk benih/ biji direndam selama semalam sedangkan untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit. Keunggulan pupuk cair bio urine dibandingkan dengan pupuk cair lainnya adalah kandungan fitohormon Auksin yang merupakan zat perangsang tumbuh pada tanaman.
Pada tanaman padi penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 HST, 25-30 HST dan pada fase primordial saat sudah ada satu tanaman yang mengeluarkan bunga, sedangkan untuk tanaman hortikultura penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 HST (terdapat 3-4 helai daun) dan pada saat pembentukan bunga. Sumber : Sariubang, M, Kallo, L. 2011. Pemanfaatan Air Kencing Sapi Menjadi Pupuk Organik Cair. Badan Litbang Pertanian - BPTP Sulawesi Selatan (edisi khusus penas XIII.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah
atau mentranspormasikan senyawa kimia ke subtrat organik (Rahman,1989). Selanjutnya Winarno (1990)
mengemukan bahwa fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi
pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut.
Joo. Y.H (1990). Melaporkan bahwa teknologi fermentasi anaerob untuk skala petani telah banyak
dikembangkan, dimana hasilnya pupuk kandang dikonversikan tidak hanya dalam bentuk pupuk organik
cair yang bagus tetapi juga dalam bentuk biogas yang berenergi tinggi.
Prinsip dari fermentasi anaerob ini adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran
temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi anaerob.
Studi tentang jenis bakteri yang respon untuk fermentasi anaerob telah dimulai sejak tahun 1892 sampai
sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang mengkonversi sellulola menjadi
glukosa selama proses dekomposisi awal dan bakteri obligate yang respon dalam proses dekomposisi
akhir dari bahan organik yang menghasilkan bahan yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan.(
Joo, 1990).
Kelebihan yang didapat dari pupuk cair alami
Pupuk cair alami yang dibuat ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah,pembuatannya
mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pupuk cair ini mengandung
protein yang menyuburkan tanaman dan tanah seperti padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, bunga
dan lain-lain. Produk ini berfungsi sebagai pengusir hama tikus,wereng, walang sangit, dan penggerek
serta sebagai sumber pupuk organik.
Proses pembuatan pupuk cair urine sapi
1. Urine sapi (Bison benasus L) di tampung dan dimasukkna ke dalam drum plastik
2.Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudiandimasukkan ke
dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkanbau urine ternak dan
memberikan rasa yang tidak disukai hama.
3. Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter
Sacharomycescereviceae. Tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae ini berguna untuk fermentasi
dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang adadidalam
tanah.
4. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.
5.Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.
6. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.
Manfaat mikroba dalam proses fermentasi urine sapi
Salah satu teknologi fermentasi yang mudah dilakukan adalah fermentasi anaerob, dimana limbah kotoran
sapi (padat atau cair) dikonveksikan tidak hanya dalam bentuk pupuk organik cair yang bagus namun juga
dalam bentuk biogas yang berenergi tinggi. (Joo. Y.H, 1990)
Prinsip dari fermentasi anaerob ini adalah penghancuran bahan kimia organik oleh mikroba dalam kisaran
temperatur dan kondisi anaerob. Penelitian tentang jenis bakteri untuk fermeentasi anaerob telah dimulai
sejak 1892 sampai sekarang. Ada dua macam bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang
mengkonfersi selulosa menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan bakteri obligate yang respon
dalam proses dekomposisi akhirdari bahan organik yang menghasilkan bahan yang sangat berguna dan
alternatif di pedesaan. (Joo, 1990)
Pada proses fermentasi pembuatan pupuk cair dari urine sapi secara anaerob tersebut melibatkan bakteri
anaerob yaitu bacteri yang tidak dapat menggunakan O2 bebas untuk respirasinya. Energi diperoleh dari
proses perombakan senyawa organic yang tanpa menggunakan oksigen. Bakteri anaerob dibedakan
menjadi anaerob obligat dan anaerob fakultatif. Bakteri fakultatif adalah Organisme anaerobik fakultatif
biasanya bakteri, yang menghasilkan ATP secara respirasi aerobik jika terdapat oksigen tetapi juga
mampu melakukan fermentasi. Contohnya Escherichia coli dan Lactobacillus. Bakteri anaerob obligat,
hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan racun bagi bacteri anaerob obligat.
Contohnya adalah Microccocus denitrificans, Clostridium botulinum, dan Clostridium tetani..
Bakteri fakultatif bakteri obligat
Mekanisme perubahan dan peranan mikroorganisme
Pada proses pembuatan pupuk kandang cair yang berbahan dasar urine sapi inni dilakukan dengan cara
Fermentasi yang melibatkan peranan mikroba di dalamnya. Untuk penanaman bibit mikroba pada
fermentasi ini diberi campuran berupa tetes tebu yang berfungsi mengandung bakteri Sacharomyces
cereviceae yang bertugas menghancurkan material organic yang terkandung di dalam urine sapi tersebut.
Selain itu mikroorganisme juga bertindak sebagai agen pengendali secara biologis dengan cara
menghambat efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan memfasilitasi dekomposisi senyawa beracun
dalam tanah. Teknologi fermentasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan keanekaragaman biologi
tanah, meningkatkan kualitas air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan
pertumbuhan tanaman yang semua itu berarti meningkatkan hasil.
Pada fermentasi urin sapi mengandung beberapa jenis mikroorganisme, yaitu:
A. Bakteri Fotosintetik
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. Bakteri ini membentuk senyawa-senyawa yang
bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-tumbuhan, bahan organik dan/atau gas-gas berbahaya seperti
hidrogen sulfida, dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat
tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan gula, yang semuanya dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hasil-hasil metabolisme yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat diserap langsung oleh tanaman dan juga
berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain sehingga jumlahnya terus dapat bertambah.
B. Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat lain yang dihasilkan oleh bakteri
fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan
selulosa, serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang ditimbulkan
dari pembusukan bahan organik.
C. Ragi
Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino
dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik melalui proses
fermentasi. Ragi juga menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.
D. Actinomycetes
Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara
dari bakteri dan jamur. Kelompok ini menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang
dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini
dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup
berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian kedua spesies ini sama-sama dapat
meningkatkan kualitas lingkungan tanah dengan meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.
E. Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk
menghasilkan alkohol, ester, dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam
menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara
menghilangkan penyediaan makanannya.
Setiap jenis mikroorganisme mempunyai fungsi masing-masing dalam proses fermentasi bahan organik.
Selamat Mencoba…