95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara kasar tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan yang berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang(21.05%), gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian paranoid sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang(14.4%), gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain seperti kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%) dan impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan kepribadian maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat dikantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.

description

jiwa

Transcript of 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Page 1: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara kasar

tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja dan

dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa awal

di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan

yang berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci

menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang(21.05%),

gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian paranoid

sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang(14.4%),

gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain seperti

kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%) dan

impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan kepribadian

maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dewasa

awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah.

Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering

terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat dikantor tetangga

atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar

batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan

tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu,

bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah

laku, teori tentang kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga

gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.

Page 2: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPRIBADIAN

Kata “ kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona .Pada mulanya kata

persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemainsandiwara di zaman

romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona(personality) berubah menjadi

satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari

kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan

atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya.

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik

dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku

yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian

relatif stabil dan dapat diramalkan(kaplan).

B. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Page 3: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat

membedakannya dalam dua golongan :

1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalamkebudayaan

tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam

masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan

kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang

bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,misalnya jabatan

atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya

diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan

dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :

a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya(orang

tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang.

Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri

sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu

akan berbeda-beda pula pendiriannya.

b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada

dirinya sendiri.

2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini

tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat.

Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang

berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-

pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam

dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi

pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin dewasa,

disebut proses pembentukan identitas diri.

Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang

harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang

lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja,

tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungandan kekaburan akan peran sosial, karena

remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus,

misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan

Page 4: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu

menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan

pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat menentukan

sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang

lain untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.

C. TEORI KEPRIBADIAN

Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni

teorikepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, danteori

psikoligi kognitif.

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangunmodel kepribadian

yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu samalain. Konflik dasar dari tiga

sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini menjadi

kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan

superego.

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera

impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapaidengan

cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki standar moral

pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego harus menghadapi konflik

antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan super ego (yang berisi

larangan yang menghambat naluri-naluri itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan

realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu.

Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi konflik

antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang datang dari ketidak

sadaran kolektif (yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi

yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam

ketidaksadaran. Berbeda denganFreud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.

Page 5: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan super ego, menurutnya, yang

terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik antara id dan superego. Bagi

Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya

dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada teori freud, dan merupakan

unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial dari pada

dorongan seksual.

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang menekankanaspek

kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap.

Tepatnya, teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu,

yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini

menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi.

Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan pribadi

(personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu

satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik

sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-sama jujur, namun berbeda

dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat lain. Orang pertama, karena peka terhadap perasaan

orang lain, kadang-kadang menceritakan “ kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan

sensitivitas adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai kejujuran

lebih tinggi, dan mengatakan apa adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang mungkin

pula memilki sifat yang sama, tetapi dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati

karena ia takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati karena mengekspresikan

kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.

Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari WillimSheldom.

Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun demikian ia sebenarnya

menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia tidak dapat digolongkan dalam

tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang memiliki tiga komponen fisik

Page 6: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

yang berbeda menurut derajat dan tingkatannya masing-masing. Kombinasi ketiga komponen

ini menimbulkan berbagai kemungkinan tipe fisik yang disebutnya sebagai somatotipe.

Menurut Sheldom adatiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai berikut :

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki sifat-

sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran,lamban, santai,

pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifatseperti

berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan aktivitas fisik

yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain,cenderung menguasai

dan membuat gaduh.

c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat tertutup

dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepadaorang lain, serta

memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki

reaksi yang cepat dan sulit tidur.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaantingkah

lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat

kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara

bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan polayang khas dari

kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yangdiperkuatnya.

Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol

perilaku.

Page 7: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Pengekangan fisik (psycal restraints)

Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.Misalnya,

beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan

orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan

menjauhi seseorang yang telah menghina kita agar tidak kehilangan kontrol dan

menyerang orang tersebut secara fisik.

2) Bantuan fisik (physical aids)

Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang tidak dinginkan.

Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak mengatuk saat

menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan

perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan

dengan cara memakai kacamata.

3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab.Misalnya,

orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari hadapannya

sehingga dapat mengekang diri sendiri.

4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)

Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri kita

untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik meditasi untuk

mengatasi stess.

5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)

Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang

membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar

tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan

yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)

Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurutSkinner,

adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas perilaku yang

Page 8: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar

keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.

7) Menghukum diri sendiri (self punishment)

Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai tujuan

diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena gagal

melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari pandangan

psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam mempersepsi lingkungannya, manusia tidak

sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi masukan dari

pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk diberi makna, dan

selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain

adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran

(kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya

termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-faktor

diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau lapangan kesadaran

seseorang.

C. GANGGUAN KEPRIBADIAN

1. Definisi

Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri kepribadian yang

menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,menyimpang secara jelas dari

Page 9: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

norma-norma budaya dan maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak

fleksibel dan biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini disebabkan pada usia

ini masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan komplek.

Orang yang mender i t a gangguan kep r ibadi an mempunya i s i f a t -

s i f a tkepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri denganl ingkungan

sek i t a rnya . Akiba tnya . d i a akan menga lami “ kerusakan” bera t dalam

hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya atau dirinya t e rasa sanga t

mender i t a . Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya

alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah

lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu,gejala-gejalanya

juga egosintonik. Artinya, orang dengan gangguankepribadian dapat menerima

dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orangdengarn gangguan kepribadian

menolak bantuan secara psikiatrik.

2. Etiologi

2.1 Faktor Genetik

Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar

di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan

kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu

menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat

okupasional dan waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotik yang dibesarkan terpisah

adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.

2.2 Faktor Temperamental

Page 10: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan dengan

gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya,anak-anak yang secara temperamental

ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.

2.3 Faktor Biologis

Hormon Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan

kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone. Neurotransmitter. Penilaian sifat kepribadian dan

system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran dari

neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadar serotonin dengan obat seretonergik tertentu

seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahandramatik pada beberapa karakteristik

kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.

Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektro ensefalogram telah ditemukan

pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan

ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

2.4 Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan denganfiksasi pada salah

satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anak yang

berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan

sangat teliti.

3.Klasifikasi

Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisikeempat (DSMI-

IV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok,yaitu:

a. Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid danskizotipal. Orang

dengan gangguan seperti ini sering kali tampak aneh dan eksentrik.

b. Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang,histrionik dan narsistik.

Orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional, dan tidak menentu.

Page 11: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

c. Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif-

kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak

ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan gangguan

kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak cemas atau

ketakutan.Menurut PPDGJ, klasifikasi gangguan kepribadian sebagai berikut:

3.1 Gangguan kepribadian khas

3.1.1 gangguan kepribadian paranoid

3.1.2 gangguan kepribadian skizoid

3.1.3 gangguan kepribadian dissosial

3.1.4 gangguan kepribadian emosional tak stabil

3.1.5 gangguan kepribadian histrionik

3.1.6 gangguan kepribadian anankastik

3.1.7 gangguan kepribadian cemas

3.1.8 gangguan kepribadian dependen

3.1.9 gangguan kepribadian khas lainnya

3.1.10 gangguan kepribadian YTT

3.2 Gangguan kepribadian campuran dan lainnya

3.2.1 gangguan kepribadian campuran

3.2.2 gangguan kepribadian yang bermasalah

Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan kepribadian yangtelah disebutkan

di atas:

G angguan Kepribadian Paranoid

Page 12: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan adanya perasaan curiga

yang berlebihan pada orang lain. Mereka menolak tanggung jawab atas perasaan mereka

sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka seringkali bersikap

bermusuhan, mudah tersinggung dan marah termasuk pasangan yang cemburu secara patologis.

Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang loyalitas dan kejujuran teman atau

teman kerjanya atau cemburu dengan bertanya-tanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan

pasangan atau mitra seksualnya. Gangguan ini lebih sering terdapat pada laki-laki dibandingkan

wanita. Berdasarkan suatu penelitian menunjukkan bahwa paranoid personality disorder banyak

terdapat pada pasien dengan skizofrenia dan gangguan delusi (Nida UI Hasanat, 2004 : 11). Menurut

teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme pertahanan ego proyeksi, orang

tersebut melihat orang lain mempunyai motif merusak dan negatif, bukan dirinya. Ada

kecenderungan untuk membanggakan dirinya sendiri karena menganggap dirinya mampu

berfikir secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang

dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk dan efisisen, tetapi mereka seringkali

menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang lain. Dan berdasarkan teori kognitif- behavioral, orang

dengan gangguan ini akan selalu dalam keadaan waspada, karena tidak mampu membedakan

antara orang yang membahayakan dan yang tidak (Martaniah, 1999 :74).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%. Orang dengan

gangguan kepribadian jarang mencari pengobatan sendiri. Gangguan adalah lebih sering pada

laki-laki dibandingkan wanita.

Gejala Klinis

Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecendrungan yang pervasif

dan tidak diinginkan untuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan atau

mengancam secara disengaja. Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan menggunakan

Page 13: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

pertahanan proyeksi yaitu mereka menghubungkan kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak dapat

diterimanya sendiri. Pasien dengan gangguan adalah terbatas secara afektif dan tampak tidak

memiliki emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu rasional dan objektif,

tetapi sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orangdengan gangguan kepribadian paranoid

mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan atau

konflik bagi orang lain.

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Paranoid :

A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga

motif mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal

dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau

lebih) berikut :

1.Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membabayakan,atau

menghianati dirinya.

2.Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas ataukejujuran

teman atau rekan kerja.

3.Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang tidak perlu

bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.

4.Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan ataukejadian

yang biasa.

5.Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau

kelalaian.

6.Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi oranglain dan

dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.

7.Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasanganatau

mitra seksual.

Page 14: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan ciri

psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi

medis umum.

Diagnosa Banding

- Gangguan delusional : karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan

kepribadian paranoid

- Skizofrenia paranoid : karena halusinasi dan fikiran formal tidak ditemukan

padagangguan kepribadian paranoid.

- Gangguan kepribadian ambang : karena pasien paranoid jarang mampu

terlibatsecara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain

seperti pasienambang. Pas i en parano id t i dak memi l ik i ka rak ter

an t i sos i a l s epan j ang r iwaya t per i l aku an t i sos i a l .

- Gangguan schizoid : adalah menarik dan menjauhkan diri tetapi tidak

memilik igagasan paranoid.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien gangguan

kepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada beberapa orang gangguan

kepribadian parano id ada lah t e r j ad i s eumur h idup . Pada o rang l a in ,

gangguan in i ada lah t anda dar i skizofrenia. Pada orang lain lagi, saat mereka

menjadi semakin matang dan stres menghilang, sifat paranoid memberikan jalan

untuk pembentukan reaksi, perhatian yang t epa t t e rhadap mora l i t a s dan

perha t i an a l t ru i s t i k .

Page 15: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Tetapi, pada umumnya, pasien dengangangguan kepribadian paranoid memiliki

masalah seumur hidupnya dan tinggal bersamaorang lain. Masalah pekerjaan dan

perkawinan adalah sering ditemukan.

Terap i :

- Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena

ituahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus

diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi

yangterlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang

Gangguan Kepribadian Skizotipal

Orang dengan gangguan skizotipal adalah sangat aneh dan asing walaupun bagi orang awam

karena mereka memiliki gagasan yang aneh, pikiran magis, gagasan menyangkut diri sendiri,

waham dan derealisasi yang merupakan bagian dari dunia orang skizotipal setiap harinya.

Dunia mereka terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan dan fantasi yang mirip

anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika mereka memiliki kekuatan pikiran

yang khusus. Mereka mungkin mengakui bahwa mereka memiliki ilusi perseptual atau

mikropsia atau orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian. Pembicaraan dengan

orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya

memiliki arti bagi diri mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam Nida AI Hasanat, orang

tua dengan skizofrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak dengan gangguan

kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan bahwa orang tua dengan

gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang sama untuk memiliki anak dengan gangguan

kepribadian skizotipal.

Page 16: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Gejala Klinis

Dalam gangguan kepribadian skizotipal, pikiran dan komunikasi adalah terganggu. Orang

dengan gangguan kepribadian skizotipal mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri;

malah mereka sangat peka dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya afek

negatif seperti kemarahan. Mereka mungkin percaya bahwa mereka memiliki kekuatan pikiran

dan tilikan yang khusus. Walaupun tidak ada gangguan berpikir yang jelas, pembicaraan

mereka mungkin sering memerlukan interpretasi. Pembicaraan orang dengan gangguan

kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka

sendiri. Mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin berkelakuan

secaratidak sesuai.

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Kepribadian Skizotipal

A. Pola pervasif deficit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh ketidak

senangan akut dengan, dan penurunan kapasitas untuk, hubungan erat dan juga

oleh peyimpangan kognitif atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada

masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks , seperti yang ditunjukkan oleh lima

(atau lebih) berikut:

1.Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) kecuali waham yang menyangkut

diri sendiri.

2. Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan norma

cultural (misalnya, percaya takhyul), (superstitiousness), percaya dapat melihat apa yang akan

terjadi (clairvoyance), telepati, atau indera keenam, pada anak-anak dan remaja khayalan atau

preokupasi yang kacau)

3.Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh.

4.Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-samar, sirkumstansialitas, metaforik,terlalu

berbelit-belit, atau stereotipik )

Page 17: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

5.Kecurigaan atau ide paranoid.

6.Afek yang tidak sesuai atau terbatas.

7.Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal.

8.Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat pertama

9.Kecemasan sosial yang bertebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dancenderung

disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negativetentang diri sendiri.

B.Tidak terjadi semata- mata selama perjalanan skizofrenia , suatu gangguan mood denganciri

psikotik lain , atau suatu gangguan perkembangan pervasif.

Diagnosa Banding

Secara teoritis, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan

dari pasien gangguan kepribadian schizoid dan menghindar oleh adanya keanehan

dalam perilaku, pikiran, persepsi, dan komunikasi mereka dan kemungkinan oleh

riwayatkeluarga yang jelas adanya skizofrenia.

Pasien gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan dari pasien

skizofrenik o leh t i dak adanya ps ikos i s . J i ka ps ikos i s memang d i t emukan ,

ge j a la t e r sebu t ada lahsingkat dan terpecah.

Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan, tetapi

tidak memiliki perilaku yang aneh seperti pada pasien gangguan kepribadian

skizotipal.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Page 18: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Penelitian jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan bahwa 10

persenorang dengan gangguan kepribadian skizotipal akhirnya melakukan bunuh

diri.Penel i t i an re t rospek t i f t e l ah menun jukkan bahwa banyak pas i en yang

d iperk i rakanmender i t a sk i zof ren i a sebenarnya mender i t a gangguan

kep r ibadi an sk i zo t ipa l dan pemikiran klinis sekarang ini adalah bahwa

skizotipe adalah kepribadian pramorbid dari pas i en sk i zof ren i a .

Te tap i banyak pas i en memper tahankan kep r ibad i an sk i zo t ipa l sepanjang

hidupnya dan menikah dan bekerja walaupun keanehan mereka.

Terap i :

-Psikoterapi : pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan kepribadian

sk i zo t ipa l ha rus d i t angan i dengan berha t i - ha t i . Beberapa pas i en t e r l i ba t

da lam pemujaan, praktek religius yang aneh, dan okulitis. Ahli terapi tidak boleh

mener tawakan ak t i f i t a s t e r sebu t a tau mengad i l i kepercayaan a tau

ak t i f i t a s mereka .

-Farmakoterap i : med ikas i an t ip s iko t ik berguna un tuk menga tas i gagasan

mengena i diri sendiri, waham, dan gejala lain dari gangguan dan dapat digunakan

bersama-sama dengan psikoterapi. Hasil yang positif telah dilaporkan dengan

haloperidol. An t i dep resan d igunakan j i ka d i t emukan sua tu komponen

dep res i f da r i kep r ibad i an .

Gangguan Kepribadian Anti Soslal

Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau

kriminal.Gangguan ini lebih pada ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang

melibatkan banyak aspek perkembangan remaja dan dewasa pasien. Keadaan seperti ini paling

sering ditemukan perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam

Page 19: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

daerah tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkankesan

luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka.

Tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah kehidupan yang mengalami

gangguan. Menurut David & Neale, gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai

dengan perilaku nakal, lari diri dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau

merusak dengan cara lain.Pola ini akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak

memiliki tanggung jawab, bekerja tidak konsisten, melawan hukum, agresif, gegabah,

impulsif,dan gagal dalam merencanakan sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 : 24).David & Neale

juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan kepribadian antisosial. Orang

dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin emosi baik emosi positif maupun

negatif & lsquo; Charming & rsquo dan memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuannya.

Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari kesalahannya. Karena tidak memiliki

emosi positif, ia menjadi orang yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap orang lain (Nida

AI Hasanat, 2004 : 26). Menurut teori biologis,gangguan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu :

(a) kelebihan kromosom Y (laki-laki),menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada

kromoson 23. tapi teori ini tidak diterima, (b) Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-

laki, (c) adanya keabnormalan pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang neuropsikologis,

dan (e) karenafaktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis, gangguan ini disebabkan

oleh : (1) kondisi keluarga yang dis harmoni dan ketidak konsistenan dalam pengasuhan anak,

(2) orangtua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar,

(3) orang tua yang tidak menunjukkan afeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai,

dan(5) adanya pendapat bahwa antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya

antisosial.Juga adanya penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang

antisosial yang depresif dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau

dampak dari gangguan kepribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71).

Epidemiologi

Preva l ens i gangguan kep r ibadi an an t i sos i a l ada lah 3 per sen pada l ak i -

l ak i dan 1 per sen pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah

Page 20: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

perkotaan yang miskindan d i an ta ra penduduk yang berp indah -p indah da lam

daerah t e r sebu t . Onset gangguan ada lah sebelum us i a 15 t ahun . Anak

perempuan b i asanya memi l ik i ge j a l a sebelum pubertas dan anak laki-laki

bahkan lebih awal.

Geja l a k l in i s

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar

yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka.

Te tap i r iwaya t penyaki tnya menemukan banyak daerah fungsi kehidupan yang

mengalami gangguan. Membohong, membolos, melarikan diri dari rumah,

mencuri, berkelahi, penyalahgunaan zat dan ak t iv i t a s i l ega l ada lah

penga laman t ip ika l yang d i l aporkan pas i en se j ak masa anak-anak .Pas i en

gangguan kep r ibad i an an t i sos i a l t i dak menun jukkan adanya kecemasan

a tau depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan

penjelasan mereka send i r i t en tang per i l aku an t i sos i a l menyebabkannya

t erasa t i dak masuk aka l . Namundemikian, isi mental pasien mengungkapkan

sama sekali tidak ada waham dan tanda l a in p ik i ran i r as iona l . Mereka sanga t

man ipu la t i f dan ser ingka l i mampu berb i ca radengan o rang l a in un tuk

berperan ser t a da lam skema yang mel iba tkan ca ra mudah

un tuk mendapatkan uang atau untuk mencapai ketenaran, yang akhirnya dapat

menyebabkan kerugian finansial atau penghinaan sosial atau keduanya bagi

mereka yang tidak berhati-hati. Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak

menceritakan kebenaran dan t i dak dapa t d ipercaya un tuk men ja lankan sua tu

tugas a tau t e r l i ba t da lam s tandar moralitas yang konvensional. Promiskuitas,

penyiksaan pasangan, penyiksaan anak ,mengendarai sambil mabuk adalah

peristiwa yang sering ditemukan dalam kehidupan pas i en . Sua tu t emuan yang

j e las ada lah t i dak adanya penyesa lan akan t indakan t er s ebu t ; yaitu pasien

tampak tidak menyadarinya.

Page 21: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Kelpribadian Anti Sosial

A.Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang

terjadisejak usia 45 tahun , seperti yang ditunjukkan oleh tiga ( atau lebih )

berikut :

1. Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum

seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi

dasar penahanan.

2. Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong,

menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatkan

keuntungan atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau

kesenangan pribadi.

3. Impuls iv i t a s a tau t i dak dapa t merencanakan masa depan

4.I r i t ab i l i t a s dan agres iv i t as , s eper t i yang d i tun jukkan o l eh perke lah i an

f i s ik a tau penyerangan yang berulang.

5 .Secar a sembrono mengaba ikan kese lamatan d i r i s endi r i a t au o rang l a in .

6.Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh

kegagalan berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati

kewajiban f i nanc ia l .

7.Tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap

atau mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain

B. Indiv idu sekurang-kurangnya berus i a 18 t ahun .

C.Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.

D.Ter j ad inya per i l aku an t i sos i a l t i dak semata - mata se lama per j a lanan

sk i zof ren i a a tau suatu episode manik.

Page 22: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Diagnosa Banding

- Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku illegal dimana

gangguan kepribadian antisocial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan

ses eorang.

-Da lam mendiagnos i s gangguan kep r ibad i an an t i sos i a l , k l i n i s i ha rus

mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latar

belakang kultural, dan jenis kelamin pada manifestasinya, selain itu diagnosis

gangguan kep r ibadi an an t i sos i a l t i dak d iper lukan j ika r e ta rdas i men ta l ,

sk i zof ren i a , a t au man ia dapa t men je laskan gej a la .

Terapi

- Psikoterapi : Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman

sebayanya,tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan

karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group) akan lebih

berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan.

Tetapi, ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada

pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahliterapi harus

menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.

- Farmakoterapi : digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul

seperti kecemasan, penyerangan, dan depresi.

Tetapi, karena pasien seringkali merupakan penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara

bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisitatensi hiperaktivitas,

psikostimulan, seperti methylphenidate (Ritalin), mungkin digunakan. Harus dilakukan usaha

Page 23: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan perilaku

impulsif dengan obat antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan pada

EEG.

Gangguan Kepribadian Ambang

Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neurosis

dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari yang sangat tidak stabil.

Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan krisis.

Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersifat argumentatif pada suatu waktu dan

terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki perasaan pada

waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak terdapat pada wanita dibandingkan laki-laki dan

berdasarkan penelitian biologis ditemukan pada keluarga dimana ada yang memiliki gangguan

yang sama.

Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa diramalkan; sebagai

akibatnya mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifat menyakitkan dari

kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, misalnya

dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melakukan tindakan mutilasi diri lainnya

untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau untuk

menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan

ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan

interpersonal yang tidak baik. Mereka dapat bergantung pada orang lain yang dekat dengan

mereka, dan mereka dapat mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya jika

mengalami frustasi. Dilihat dari pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami

gangguan ini evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil keputusan,

motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka panjang (Martaniah,1999 : 73)

Epidemiologi

Page 24: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan kepribadian

ambang diperkirakan ada pada kira-kira 1 sampai 2 persen populasi dan dua kali

lebih sering pada wan i ta d iband ingkan l ak i - l ak i .

Geja l a k l in i s

Pas i en gangguan kep r ibadi an ambang hampi r se la lu t ampak berada

da lam keadaan k r i s i s . Perges er an mood ser ing d i j umpai . Pas i en dapa t

ber s ikap a rgumen ta t i f pada sua tu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya

dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki perasaan pada wak tu yang l a innya .

Pas i en mungkin memi l ik i ep i sode ps ik i a t r i k s i ngka t (disebut mikropsikotik),

bukannya serangan psikotik yang sepenuhnya dan gejala psikotik pada pasien

ganggguan kepribadian ambang hampir selalu terbatas, cepat atau meragukan .

S i f a t menyak i tkan dar i keh idupan mereka d i cerminkan o leh t i ndakan

merusak d i r i s end i r i yang beru lang. Pas i en t e r s ebu t mungk in mengi r i s

pergel angan tangannya sendiri dan melakukan tindakan mutilasi diri lainnya

untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan

atau untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka

merasakan ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang

memiliki hubungan interpersonalyang rusuh . Secar a fungs iona l , pas i en

gangguan kep r ibad i an ambang mengacaukan hubungan mereka sekarang ini

dengan memasukkan setiap orang dalam kategori baik a tau j aha t .

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Kepribadian Ambang

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan

impulsivitas yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai

konteks,seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

Page 25: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

1. Usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau

khayalan.Ca ta t an t i dak t e rmasuk per i l aku bunuh d i r i a t au mut i l a s i

da r i yang d i t emukan da lam kr i t e r i a .

2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai

oleh perubahan an ta ra eks t r im-eks t r im idea l i sas i dan deva luas i .

3. Gangguan iden t i t a s : c i t r a d i r i a t au perasaan d i r i s end i r i yang

t i dak s tab i l s eca ra j e las dan per s i s t en .

4. lmpulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan

diri s end i r i (mi sa lnya : berbelan j a , s eks , penya lahgunaan za t ,

ngebu t g i l a -g i l aan , pes tamakan). Catatan : tidak termasuk perilaku

bunuh diri atau mutilasi diri yang d i t emukan da lam kr i t e r i a .

5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku

mut i l a s i d i r i .

6. Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya,

disforia ep i sod ik kua t , i r i t ab i l i t a s a tau kecemasan b i asanya

ber langsung beberapa j am dan jarang lebih dari beberapa hari).

7. Perasaan kosong yang kronis.

8. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam

mengendalikan kemarahan (misalnya, sering menunjukkan temper, marah

terus menerus , perke lah i an f i s i k beru lang ka l i ) .

9. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stress, atau gejala

disosiatif yang parah.

Diagnosis Banding

Page 26: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

- Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak adanya episode

psikotik,gangguan p ik i ran , a tau t anda sk i zof ren i a k las ik l a innya

yang berkepan jangan yang dimiliki pasien ambang.

- Pasien gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pikiran yang sangat

aneh, gagasan yang aneh, dan gagasan menyangkut diri sendiri yang

rekuren.

- Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan yang

ekstrim. Pada umumnya, pasien gangguan kepribadian ambang menunjukkan

perasaan kekosongan yang kronis, impulsivitas, mutilasi diri, episode

psikotik singkat, usaha bunuh diri manipulatif, dan biasanya keterlibatan

yang menuntut dalam hubungan erat.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan ini cukup stabil di mana pasien mengalami sedikit perubahan

dengan berjalannya waktu. Penelitian longitudinal tidak menunjukkan

perkembangan ke arah skizofrenia, tetapi pasien memiliki insidensi tinggi untuk

mengalami episode gangguan dep res i f bera t . Diagnos i s b i asanya d ibua t

s ebelum us i a 40 t ahun , j i ka pas i en berusaha mengambil pilihan pekerjaan,

perkawinan dan pilihan lain dan tidak mampu mengatasi stadium normal siklus

kehidupan tersebut.

Terapi

- Psikoterapi : Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan

interpretasi bawah sadar secara mendalam.

Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan kepribadian ambang untuk mengendalikan

impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadap kritik dan penolakan.

Page 27: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Latihan keterampilan sosial,khususnya dengan videotape, membantu pasien untuk melihat

bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk

meningkatkan perilaku interpersonal mereka.

- Farmakoterapi : antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang

sering ditemukan pada pasien. MAOI adalah efektif dalam memodulasi

perilaku impulsif pada beberapa pas i en . Benzod iazep in , khususnya

a lp razo lam, memban tu kecemasan dan dep res i , t e t ap i beberapa

pas i en menun jukkan d i s inh ib i s i dengan kel as oba t tersebut.

Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan fungsi

global pada beberapa pasien. Obat serotonergik, seperti fluoxetine, adalah

membantu pada beberapa kasus.

Gangguan Kep r ibad i an Hi s t r i on ik

Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh perilaku yang bermacam-

macam,dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional.

Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan

untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan

gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi. Mereka

cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar

lebih penting dibandingkan kenyataannya.Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria

maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki

disfungsi psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent.

Mereka mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka

Page 28: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman

tidak ada habisnya.

Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi

asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).

Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental

seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa

seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan

dimana perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan

(NidaAl Hasanat, 2004 : 20).

Epidemiologi

Menuru t DSM- IVdata yang terbatas dari penelitian populasi umum

menyatakan suatu prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai 3

%. Angka kira-kira 10sampai 15% telah dilaporkan pada lingkungan kesehatan

mental rawat inap dan rawat j a lan j ika pemer iksaan t er s t ruk tu r d igunakan .

Keadaan in i l eb ih ser ing d id i agnos i s padawanita dibandingkan laki-laki.

Geja l a k l in i s

Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku

mencari perhatian yang tinggi. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin

memiliki disfungsi p s ikoseksua l : wan i ta mungk in anorgasmik dan l ak i - l ak i

mungk in impoten . Per tahanan u tama pas i en dengan gangguan kep r ibad i an

h i s t r i on ik ada lah rep res i dan d i sos i as i .

Page 29: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Kep r ibadi an Hi s t r i on ik

Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai

pada masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang

ditunjukkan oleh lima ( atau lebih ) berikut :

1. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat

perhatian.

2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak

pada tempatnya atau perilaku provokatif.

3. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang

dangkal.

4. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik

perhatian kepada dirinya.

5. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki

perincian.

6. Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan.

7. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.

8. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.

Diagnosis Banding

- Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian ambang

adalah sukar. Pada gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, difusi identitas dan

Page 30: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi dapat

didiagnosis pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya.

- Gangguan somatisasi sindroma Briquet dapat terjadi bersama-sama dengan gangguankepribadian

histrionik.

- Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin perlu

mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik cenderung

menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak memiliki energi yang sama

dengan yang dimilikinya saat masih muda. Pasien adalah pencari sensasi dan mungkin

mengalami masalah dengan hukum, penyalahgunaan zat dan bertindak kepada siapa saja.

Terapi

- Psikoterapi : Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak

menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam

(inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi

psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk

gangguan kepribadian histrionik.

- Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya

seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat

antiansietas untuk kecernasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

Page 31: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Gangguan Kepribadian Narsistik

Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan

dan perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan

penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada orang

yang berani mengkritik mereka, atau mereka mungkin tampak sama sekali acuh tak acuh

terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama mereka.Persahabatan

mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena mereka menolak

mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati,dan

mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pasien

memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi.

Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress yang

sering dihasilkan oleh orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu

dihadapi oleh mereka. Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionik dan

narsistik merupakan variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang psikoanalisis yang

kognitif, kedua gangguan ini (gangguan histrionik dan gangguan narsistik) adalah akibat dari

ketidak mampuan memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam memahami

situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).

Epidemiologi

Menurut DSM IV , perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2

sampai 16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum.

Gejala klinis

Page 32: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan kebesaran

akan kepentingan dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang khusus dan

mengharapkan terapi yang khusus. Mereka tidak mampu menunjukkan empati dan

mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.pasien sering

memanfaatkan orang lain. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadapdepresi.

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Kepribadian Narsistik

Pola perfasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan

kebanggaan , dan t i dak ada empat i , d imula i pada masa dewasa awal dan

t ampak da lam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih)

berikut :

1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya melebih-lebihkan

bakat dan kemampuannya, mengharap untuk dikenal sebagai seorang yang

hebat tapi tidak sepadan).

2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan,

kecantikan,a tau c in ta idea l yang t i dak t e rba t as .

3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh

atau harus berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau

memiliki status tinggi.

4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan

5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu harapan yang tidak beralasan akan

perlakuan khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya.

6. Eksploatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain

untuk mencapai tujuannya sendiri.

Page 33: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

7. Tidak memiliki tempat, tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan

kebutuhan orang lain.

8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu

kepada dirinya.

9. Memperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.

Diagnosis Banding

- Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering ditemukan

bersama-sama dengan gangguan kepribadian narsistik, yang berarti bahwa

diagnosis bandingadalah sukar. Pasien dengan gangguan kepribadian

narsistik memiliki kecemasanyang lebih kecil daripada pasien dengan

gangguan kepribadian ambang dan kehidupan mereka cenderung kurang

kacau.

- Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan

kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik.

- Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat perilaku

impulsif, seringkali disertai dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain,

hal tersebut seringkali menyebabkan mereka mendapatkan masalah dengan

hukum.

- Dan pasien gangguan kepribadian histrionic menunjukkan ciri-ciri eksibisionisme dan

manipulativitas interpersonal yang mirip dengan pasien gangguan kepribadian narsitik.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Page 34: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Gangguan kepribadian narsistik adalah kronis dan sukar untuk diobati. Pasien dengan

gangguan harus secara terus menerus berhadapan dengan aliran narsisme mereka

yangdiakibatkan oleh perilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup.

Terapi :

- Psikoterapi : Mengobati gangguan kepribadian narsistik sukar, karena pasien harus

meninggalkan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter psikiatric seperti

otto kernberg dan Heinz kohut menganjurkan pemakaian pendekatan

psikoanalitik untuk mendapatkan perubahan, tetapi banyak penelitian yang diperlukan

untuk mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi yang terbaik.

- Farmakoterapi : lithium telah digunakan pada pasien yang memiliki pergeseran mood

sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien gangguan kepribadian

narsistik mentoleransi penolakan secara buruk dan rentan terhadap depresi, suatu anti

depresan mungkin juga digunakan.

Gangguan Kepribadian Menghindar

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan kepekaan yang ekstrim

terhadap penolakan, yang dapat menyebabkan penarikan diri dari kehidupan sosial. Sebenarnya mereka

tidak asosial karena menunjukkan keinginan yang kuat untuk berteman tetapi mereka malu;

mereka memerlukan jaminan yang kuat dan penerimaan tanpa kritik yang tidak lazim. Orang

dengan gangguan ini menginginkan hubungan dengan orang lain yang hangat dan aman tapi

membenarkan penghindaran mereka untuk membentuk persahabatan kerena perasaan

ketakutan mereka akan penolakan. Mereka mudah sekali keliru dalam mengartikan komentar

Page 35: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

orang lain, seringkali komentar dari orang lain dianggap sebagai suatu penghinaan atau ejekan.

Pada umumnya sifat dari orang dengan gangguan kepribadian menghindar adalah seorang yang

pemalu. Menurut teori kognitif-behavioral, pasien sangat sensitive terhadap penolakan karena adanya

pengalaman masa kanak-kanak,misalnya : karena mendapat kritik yang pedas dari orang tua (Martaniah, 1999 :

77).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen; seperti

yangdidefinisikan, gangguan ini sering dijumpai.

Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin dan pola familial.

Gejala klinis

Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gambaran klinis inti dari gangguan

kepribadian menghindar. Orang dengan gangguan menginginkan hubungan denganorang lain

yang hangat dan aman tetapi membenarkan penghindaran mereka untuk membentuk

persahabatan karena perasaan ketakutan mereka akan penolakan. Saat berbicara dengan

seseorang, mereka mengekspresikan ketidakpastian dan tidak memiliki kepercayaan diri dan

mungkin berbicara dalam cara yang merendahkan diri sendiri. Orang dengan gangguan

biasanya tidak mau memasuki persahabatan kecuali mereka diberikan jaminan yang kuat secara

tidak biasanya akan penerimaan tanpa kritik. Sebagai akibatnya, mereka seringkali tidak

memiliki teman dekat atau teman kepercayaan. Pada umumnya, sifat kepribadian dasar mereka

adalah malu-malu.

Kriteria Diagnostik Gangguan kepribadian Menghindar

Page 36: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Pola perfasiv hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan berlebihan terhadap

penilaian negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti

yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Mengindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal

yang bermakna karena takut akan kritik, celaan dan penolakan.

2. Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.

3. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut

dipermalukan a tau d i t e r t awai

4. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial

5. Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak ada

kuat

6. Memandang d i r i s end i r i t i dak l ayak secar a sos i a l ka rena merasa

d i r inya t i dak menarik atau lebih rendah dari orang lain.

7. Tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan

aktivitas baru karena dapat membuktikan penghinaan

Diagnosis Banding

- Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi

sosial,dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid yang ingin

sendirian.

Page 37: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak menuntut, tidak

mudah marah,atau tidak dapat diramalkan seperti pasien gangguan

kepribadian ambang dan histrionik

- Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependen

adalah serupa. Pasien gangguan kepribadian dependen dianggap memiliki

ketakutan yang lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai

dibandingkan pasien gangguan kepribadian menghindar, tetapi gambaran

klinisnya mungkin tidak dapat dibedakan.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Banyak pasien gangguan menghindar mampu untuk berfungsi, asalkan mereka dalam

lingkungan yang terlindungi. Penghindaran fobik adalah sering ditemukan, dan pasien

gangguan kepribadian menghindar mungkin memberikan riwayat fobia sosial atau berkembang

menjadi fobia sosial selama perjalanan penyakitnya.

Terap i :

- Psikoterapi : Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan

apayang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan

kegagalan.

Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan sosial

yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk.

Terapi kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap penolakan

pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang

dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk

meningkatkan harga diri mereka.

Page 38: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

- Farmakoterapi : Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol (

Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung

tinggi pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka

menghadapi situasi yang menakutkan.

Gangguan Kepribadian Dependen

Orang dengan gangguan kepribadian dependen, menempatkan kebutuhan mereka

sendiri dibawah kebutuhan orang lain. Meminta orang lain untuk mengambil tanggung jawab

untuk masalah besar dalam kehidupan mereka, tidak memiliki kepercayaan diri dan mungkin

mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari suatu periode yang

singkat. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering

terjadi pada anak yang lebih kecil jika dibandingkan yang lebih tua. Gangguan kepribadian

dependen ditandai oleh ketergantungan yang pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan

gangguan ini tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa nasehat dan pertimbangan

yang banyak dari orang lain. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan

untuk mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku gangguan kepribadian

dependen (Kaplan & Saddock, 1997 : 263-264). Menurut teori psikodinamika, gangguan ini

timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada masa oral karena orang tua yang sangat

melindungi atau orang tua yang mengabaikan kebutuhan tergantung. Pendekatan

kognitif- behavioral mengemukakan bahwa penyebabnya adalah karena kurang asertif dan

kecemasan dalam membuat keputusan (Martaniah, 1999 : 77).

Epidemiologi

Gangguan kep r ibad i an dependen ada lah l eb ih ser ing pada wan i ta

d ibandingkan l ak i - laki. Satu penelitian mendiagnosis 2,5% dari semua gangguan

kepribadian masuk dalam kategori tersebut.

Page 39: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Geja l a k l in i s

Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh pola ketergantungan yang

pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan gangguan tidak mampu untuk

mengambil keputusan tanpa nas iha t dan penen t raman yang banyak dar i

o rang l a in . Pas i en gangguan kep r ibad i an dependen menghindari posisi

tanggung jawab dan menjadi cemas jika diminta untuk memegang peran

kepemimpinan. Mereka lebih senang tunduk. Jika mereka sendiria,mereka merasa

sukar untuk menekuni tugas tetapi merasa mudah melakukan tugas tersebut untuk

orang lain. Orang dengan gangguan tidak senang sendirian. Mereka mencari orang

lain pada siapa mereka dapat menggantung dan hubungan mereka dengan

demikian dikacaukan oleh kebutuhan mereka untuk melekat dengan orang

lain.Pesimisme, keraguan diri, pasivitas da ketakutan untuk mengekspresikan

perasaan seksual dan agresif menandai perilaku pasien gangguan kepribadian

dependen.

Kr i t e r i a Diagnos t i k Gangguan Kepribadian Dependen

Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh, yang

menyebarkan perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan,

dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang

ditunjukkan oleh lima(atau lebih) berikut :

1. Memi l ik i kesu l i t an da lam mengambi l kepu tusan se t i ap har i t anpa

se jumlah besa r nasehat dan penenteraman dari orang lain.

2. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian

besar bidang utama kehidupannya.

3. Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidak setujuan pada orang lain. Catatan

:tidak termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi.

Page 40: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri

(karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan

ketimbangtidak memiliki motivasi atau energi )

5. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain,

sampai pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak meyenangkan.

6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut

tidak mampu merawat diri sendiri.

7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan dukungan

jika hubungan dekatnya berakhir.

8. Secara tidak realistik terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya

sendiri.

Diagnosis Banding

- Ketergantungan adalah faktor yang menonjol pada pasien gangguan kepribadian

histrionic dan ambang, tetapi pasien gangguan kepribadian dependen biasanya memiliki

hubungan jangka panjang dengan orang pada siapa mereka tergantung, bukannya pada

sejumlah orang, dan mereka tidak cenderung manipulatif Pasien gangguan kepribadian

schizoid dan skizotipal mungkin tidak dapat dibedakan dari pasien gangguan

kepribadian menghindar.

- Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agoraphobia, tetapi pasien

agorafobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Page 41: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Terdapat kecendrungan untuk mengganggu fungsi pekerjaan, karena pasien memiliki

ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan dari dekat.Hubungan

sosial adalah terbatas pada siapa orang dapat tergantung dan banyak yang menderita

penyiksaan mental atau fisik karena mereka tidak dapat menegaskan dirinya sendiri. Mereka

berada dalam risiko mengalami gangguan depresif berat jika mereka mengalami kehilangan

orang pada siapa mereka tergantung.

Tetapi, prognosis dengan pengobatan adalah cukup baik.

Terapi :

- Psikoterapi : Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu

dengan proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien,

melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi kelompok semuanya telah digunakan

dengan keberhasilan pada banyak kasus.

- Farmakoterapi : telah digunakan untuk mengatasi gejala spesifik seperti kecemasan

dandepresi, yang sering merupakan gambaran penyerta gangguan kepribadian

dependen. Pasien tersebut yang mengalami serangan panik atau yang memiliki tingkat

kecemasan perpisahan yang tinggi mungkin tertolong oleh imipramine (Tofranil ).

Benzodiazepine dan obat serotonergik juga telah berguna.Jika depresi atau gejala

menarik diri pada pasien berespon terhadap psikostimulan, obat tersebut digunakan.

Page 42: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai oleh penyempitan

emosional,ketertiban, kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan. Gangguan ini

sering terjadi pada pria dan sering pada anak tertua. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-

kompulsif memiliki keasyikan dengan keteraturan, kebersihan, perincian dan pencapaian

kesempurnaan.Biasanya orang tersebut resmi dan serius dan seringkali tidak memiliki rasa

humor. Mereka memaksakan aturan supaya diikuti secara kaku dan tidak mampu untuk

mentoleransi apayang dirasakannya sebagai pelanggaran. Karena takut mereka melakukan

kesalahan, mereka mengalami kebimbangan dan berpikir dalam waktu yang lama untuk

mengambil suatu keputusan. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif dapat bekerja dengan

baik dalam posisi yang membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau terperinci.

Tetapi mereka rentan terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Dilihat dari teori kognitif-

behavioral, pasien gangguan ini mempunyai perhatian yang tidak realistic mengenai perfeksitas

dan penolakan terhadap kesalahan. Kalau gagal dalam mencapai perfeksitas, ia menganggap

dirinya tidak berharga (Martaniah, 1999 : 79).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah tidak diketahui. Keadaan ini

lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis paling sering pada anak yang

tertua. Pasien seringkali memiliki latar belakang yang ditandai oleh disiplin yang keras. Freud

menghipotesiskan bahwa gangguan kepribadian ini adalah berhubungan dengan kesulitan pada

stadium anal dari perkembangan psikoseksual, biasanya di sekitar usia 2 tahun.

Tetapi, pada berbagai penelitian teori tersebut belum disahkan.

Gejala klinis

Page 43: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki keasikan dengan

aturan, peraturan, ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan.

Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah terbatas.

Mereka mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk berkompromi dan memaksakan supaya

oranglain tunduk kepada mereka.

Tetapi mereka mudah memaafkan mereka yang dipandangnya sebagai lebih berkuasa

dibandingkan dirinya dan memenuhi keinginan mereka dalam cara penguasa.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian mental dan

interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai pada

masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang

ditunjukkanoleh empat (atau lebih) berikut :

1. Terp reokupas i dengan per inc i an , a tu ran , daf ta r , u ru tan , susunan

a tau j adwal sampai tingkat dimana aktivitas sesama hilang.

2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas

misalnya, tidak mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi

standarnya sendiri yangter la lu ke ta t .

3. Secara ber l eb ihan se t i a kepada peker j aan dan p roduk t iv i t a s sampai

mengaba ikan aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan

oleh kebutuhan ekonomi yang besar)

Page 44: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

4. Ter la lu berha t i - ha t i , t e l i t i , dan t i dak f l eks ibe l t en tang masa lah

mora l i t a s , e t i ka a tau n i l a i - n i l a i ( t i dak d i sebabkan o leh i den t i f i kas i

ku l tu ra l a t au re l i g ius )

5. Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna

walaupun tidak memi l ik i n i l a i s en t imen ta l .

6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain

kecuali mereka tunduk dengan t epa t ca ranya menger j akan ha l

7. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang

lain, uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk rencana

dimasa depan.

8. Menunjukkan kekacauan dan keras kepala.

Diagnosis Banding

Jika ditemukan obsesi atau kompulsi yang rekuren, gangguan obsesif

kompulsif harus ditulis dalam aksis l. kemungkinan pembedaan yang paling sukar

adalah antara pasien rawat jalan dengan sifat obsesif-kompulsif dan pasien dengan

gangguankepribadian obsesif-kompulsif. Diagnosis gangguan kepribadian

bermakna dalam efektivitas pekerjaan atau sosialnya. Pada beberapa kasus,

gangguan delusional terjadi bersama-sama dengan gangguan kepribadian dan harus

dicatat.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Perjalanan gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah bervariasi dan

tidak dapat diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi dapat

Page 45: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

berkembang dalam perjalanan gangguan kepribadian. Beberapa remaja dengan

gangguan kepribadian obsesif kompulsif berkembang menjadi orang dewasa yang

hangat, terbuka dan ramah; tetapi orang lain, gangguan dapat mengawali

skizofrenia atau gangguan depresif berat.

Terapi :

- Psikoterapi :Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan

kepribadianobsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari

pengobatan ataskemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu

mengarahkan sangatdihargai oleh pasien gangguan ini.

Terapi kelompok dan terapi perilaku biasanyamemberikan manfaat tertentu. Pada kedua

konteks, mudah untuk memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau penjelasan

maladaptive mereka. Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan

kecemasan pasien dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.

- Farmakoterapi : Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine

dengan antikonvulsan, pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada

pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif parah. Apakah obat

ini digunakan pada gangguan kepribadian adalah tidak diketahui.

Clomipramine (anafranil) dan obat serotonergik tertentu seperti fluoxetine

mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif timbul.

Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

Kategor i in i ada lah un tuk gangguan -gangguan fungs i kep r ibad i an

yang t i dak memenuh i k r i t e r i a un tuk gangguan kep r ibad i an spes i f ik .

Page 46: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

Con tohnya ada lah adanya c i r i - ciri lebih dari satu gangguan kepribadian

spesitik yang tidak memenuhi kriteria lengkapun tuk sa lah sa tu gangguan

kep r ibadi an (kep r ibad i an campuran ) t e tap i ber sama- samamenyebabkan

penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam satu ataul eb ih

fungs i pen t ing (misa lnya , sos i a l a t au peker j aan) . Ka tegor i in i j uga

dapa tdigunakan jika klinis menganggap bahwa suatu gangguan kepribadian

spesifik yangtidak dimasukkan kedalam klasifikasi ini adalah sesuai. Contohnya

adalah gangguankepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif.

Gangguan Kepribadian Pasif - Agresif

G angguan Kep r ibad i an Dep res i f

Gangguan kepribadian sadomasokistik

BAB III

PENUTUP

Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi

untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja disebabkan

Page 47: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN

olehfaktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor temperamental,

faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik

(yaituadanya fiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga

tergantungdari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).

Dalam DSM-IV, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-

masing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan karakteristik yang khasdan

berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan kepribadian dapat disembuhkan baik

melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun farmakoterapi (terapi obat-obatan), denganteknik

penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing gangguan kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awaldi Desa Sedeng Pacitan. 2009. http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-evikristiy-270&q=Health

2. Psikologi Kepribadian.http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian

3. David, A Tomb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed 6.Jakarta. EGC. 2003

4. Gangguan Kepribadian. 2010.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/gangguan-kepribadian

5. Castillo, Heather.2003. Personality disorder; Temperament or Trauma. JessicaKingsley Publisher. London.

6. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dariPPDGJ III, Jakarta

7. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku PsikiatriKlinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

8. Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta.

9. Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,Yogyakarta.

Page 48: 95043672-refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN