94935463-Asuhan-Keperawatan-Gangguan-Sistem-Penglihatan.pdf

99
Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Penglihatan Oleh Erlin Gasong, S. Kep, Ns

Transcript of 94935463-Asuhan-Keperawatan-Gangguan-Sistem-Penglihatan.pdf

  • Asuhan Keperawatan

    Gangguan Sistem

    Penglihatan

    Oleh

    Erlin Gasong, S. Kep, Ns

  • Materi yg akan di bahas.

    Askep Katarak

    Askep Glaucoma

    Askep Konjuntivitis

    Askep GO

    Strabismus

    Refraksi

    Pemeriksaan Fisik Mata

  • Asuhan Keperawatan Klien

    Dengan Katarak

    Oleh

    Erlin Gasong, S,Kep, Ns

  • Katarak

    Pengertian :

    Katarak merupakan Gangguan Lensa. Lensa yang berkabut atau opak.

    Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yg diproyeksikan pada Retina.

    Katarak biasanya terjadi akibat proses penuaan.

  • Macam macam Katarak :

    1. Katarak Kongenital :

    Kekeruhan pada lensa yang timbul

    pada saat pembentukan lensa.

    Kekeruhan sudah terdapat pada

    waktu bayi lahir.

    Sering ditemukan pada ibu yg

    menderita Rubella, Diabetes,

    Toksoplasmosis, Hipoparathyroid.

  • 2. Katarak Primer

    Menurut umur terbagi 3 :

    1. Katarak juvenilis = umur < 20 thn.

    2. Katarak presenilis = umur > 20 thn

    sampai 50 thn.

    3. Katarak senilis = umur > 50 tahun

  • Katarak primer dibagi 4 stadium :

    1. Stadium insipien

    Stadium paling dini.

    Umumnya visus belum terganggu,

    masih bisa dikoreksi.

    Kekeruhan terjadi pada bagian

    perifer lensa berupa bercak2 seperti

    jari-jari roda

  • 2. Stadium Imatur

    Kekeruhan blm mengenai seluruh lapisan lensa.

    Terdapat pada bagian posterior lensa.

    Lensa menjadi cembung, sehingga refraksi berubah dan mata menjadi miopia (kesulitan melihat objek jauh).

    Cembungnya lensa mendorong iris kedepan d menimbulkan komplikasi Glaucoma.

  • 3. Stadium Matur

    Terjadi pengeluaran air shg lensa

    berukuran normal kembali.

    Lensa telah keruh seluruhnya shg

    sinar yg masuk pupil dipantulkan

    kembali.

    Di pupil tampak lensa seperti

    mutiara.

  • 4. Stadium Hipermatur

    Disebut jg sbg Katarak Morgagni

    Korteks lensa mjd seperti bubur.

    Isi Korteks dan nukleus lensa keluar

    dari tempatnya shg lensa menjadi

    kempis.

    Kerusakan kapsul lensa menjadi

    permeabel.

  • 3. Katarak Komplikata

    Katarak jenis ini terjadi karena

    komplikasi dari penyakit lain seperti :

    a. Gangguan okuler : uveitis, miopia

    maligna, glaucoma, ablasio retina yg

    sdh lama.

    b. Penyakit sistemik : DM.

    c. Trauma : trauma tumpul, pukulan,

    benda asing dimata, toksik kimia,

    terpajan sinar matahari yang lama.

  • Manifestasi Klinik :

    Gejala subjektif :

    Klien melaporkan penurunan

    ketajaman penglihatan

    Silau, kabur, berkabut, pandangan

    ganda.

    Kesulitan membaca.

    Susah melihat dimalam hari.

    Gejala yg khas adalah silau. Shg

    klien umumnya menghindari silau.

  • Gejala Objektif :

    Pengembunan seperti mutiara keabuan pd pupil.

    Pupil yang normalnya hitam akan tampak keabuan, atau putih.

    Katarak biasanya terjadi

    Secara bertahap selama

    Bertahun-tahun ketika sdh

    Sangat memburuk,, lensa

    Koreksi tdk akan memperbaiki

    Penglihatan.

  • Patofisiologi

    Lensa normal: Jernih, tranfaran,

    berbentuk sep. kancing baju.

    Lensa terbagi 3 : Nukleus (tengah),

    Korteks dan Kapsul.

    Lensa berisi 65 % air, 35 % protein

    dan mineral.

  • Patofisiologi.. Pada Proses Penuaan :

    Lensa secara bertahap kehilangan Air, penurunan ambilan oksigen, berubahnya protein yang dapat larut menjadi tdk larut.

    Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi lensa kekeruhan..

    Katarak berkembang secara Kronik dan matang ketika memasuki dekade ke-7.

  • Patofisiologi ..

    Teori lain mengatakan bahwa

    enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.

    Jumlah Enzim ini akan menurun dengan

    bertambahnya usia dan tidak adanya

    enzim pada kebanyakan pasien yg

    menderita katarak.

    Katarak merupakan konsekwensi dari

    proses penuaan yg normal

  • Patofisiologi

    Katarak kongenital

    Harus diidentifikasi lebih awal, krn bila tidak terdiagnosa dapat

    menyebabkan kehilangan penglihatan

    permanen

  • Evaluasi Diagnostik

    Visus

    Lampu split akan memperbesar kornea, sklera, kamera anterior.

    Oftalmoskopi

    A- scan ultrasound membedakan tumor jinak atau ganas, glaucoma,

    mengukur mata utk pemasangan

    lensa.

    Hitung jenis endotel melihat ukuran, bentuk, batas sel endotel utk

    mencegah komplikasi.

  • Penatalaksanaan .

    Tak ada terapi obat untuk katarak.

    Katarak tak dapat diambil dengan pembedahan laser..

    Penglihatan dapat di koreksi dengan refraksi kuat sampai ketitik dimana pasien dpt beraktifitas sehari-hari.

    Pembedahan diindikasikan bagi mereka yg memerlukan penglihatan utk beraktifitas, keamanan dan kwalitas hidup.

  • Pembedahan

    Ada 2 macam pembedahan :

    1. ECCE : extracapsular cataract

    extractie.

    2. ICCE : intracapsular cataract

    extractie.

  • 1. ECCE.

    Korteks, nukleus dan kapsula anterior

    diangkat, bagian kapsula posterior

    dari lensa ditinggalkan.

    Tehnik yang paling disukai dan

    mencapai 98% pembedahan.

    Mengurangi insiden komplikasi yang

    serius.

  • 2. ICCE

    Pengangkatan seluruh lensa sebagai

    satu kesatuan.

    Cara ini merupakan cara yg utama

    dilakukan pada zaman dahulu.

    Salah satu tehnik ICCE adlh

    menggunakan lensa yang dibekukan..

    Keuntungan : kemudahan prosedur ini

    dilakukan.

    Kerugian : resti mengalami retina

    detachment.

  • Pengkajian

    Anamnesis :

    1. umur.

    2. Riwayat trauma.

    3. Riwayat pekerjaan.

    4. Riwayat penyakit.

    5. Riwayat penggunaan obat-obatan.

  • Pemeriksaan fisik.. Klien mengeluh penurunan lapang

    pandang.

    Pandangan ganda, berkabut atau kabur.

    Kesulitan dengan pandangan dimalam hari, kesulitan membaca, sering merubah kaca mata, silau.

    Klien mengeluh warna menjadi kabur.

    Kaji visus terdapat penurunan yg signifikan.

    Inspeksi : pupil warna putih susu atau abu2.

  • Diagnosa Keperawatan dan

    Intervensi Keperawatan

    Perubahan sensori perseptual (visual) yg b/d kekeruhan pada lensa.

    Tujuan : mendemonstrasikan untuk memproses rangsangan visual.

    Intervensi :

    1. Kaji ketajaman penglihatan (visus).

    2. Dapatkan deskripsi fungsi ttg yg dapat dilihat dan yg tdk dapat dilihat oleh klien

    3. Kolaborasi pembedahan.

  • Intervensi

    4. Adaptasi lingkungan dengan kebutuhan

    visual klien dgn cara :

    - Orientasikan klien pd lingkungan.

    - Letakkan alat2 yg sering digunakan dlm

    pandangan klien.

    - Berikan pencahayaan yg paling sesuai

    dgn bagi klien.

    - Cegah Glare (sinar yg menyilaukan)

    - Letakkan barang pada tempat yg

    konsisten.

  • Resiko cedera b/d komplikasi pasca operasi seperti perdarahan, peningkatan tekanan intraokuler

    Tujuan : tidak terjadi perdarahan atau peningkatakan tekanan intraokuler.

    Intervensi :

    1. Ajarkan tanda dan gejala komplikasi seperti : nyeri mata, keluar purulen, penurunan visus, demam, nyeri dahi.

    2. Dorong klien utk mencari bantuan utk ambulasi saat pandangan kabur.

    Diagnosa dan intervensi..

  • Intervensi :

    2. Intruksikan klien utk tdk mengedan saat defekasi.

    3. Cuci tangan secara tepat sebelum meneteskan obat mata atau mengganti balutan.

    4. Demonstrasikan cara menggunakan pelindung (shield) utk tidur.

    5. Ingatkan klien utk tdk berbaring pada sisi yg sakit.

    6. Instruksikan klien utk mencegah pergerakan cepat, mendadak, membungkuk.

  • Diagnosa keperawatan lain yg bisa muncul

    Takut b/d kehilangan pandangan

    komplit, jadwal pembedahan atau

    ketidakmampuan mendapatkan

    pandangan.

    Isolasi sosial b/d penurunan tajam

    penglihatan, takut, cedera, malu.

    Defisit perawatan diri b/d kelemahan

    visual, ketidakmampuan akibat pasca

    operasi.

    Defisit pengetahuan b/d terbatasnya

    informasi.

  • Perawatan PreOperasi..

    Fungsi retina harus baik.

    Tidak boleh ada infeksi.

    Tidak boleh ada glaucoma.

    Periksa visus.

    KU harus baik : tdk hipertensi, tidak DM (kadar gula

  • Perawatan Pasca Operasi

    Pascaop boleh minum saja.

    Setelah 2 jam boleh makan makanan

    lunak.

    Pertahankan posisi semi fowler.

    6 jam setelah operasi boleh bergerak

    tidur miring kearah yg tdk sakit.

    Hindari : menggosok mata, batuk,

    bersin, mengejan saat defekasi,

    memakai sabun mendekati mata,

    menunduk sampai pinggang,

    mengangkat beban > 7 kg.

  • Kegiatan yg diperbolehkan

    Menonton televisi, membaca buku bila

    perlu tp jgn terlalu lama.

    Mengerjakan aktifitas biasa tp

    dikurangi.

    Tidur dengan perisai pelindung mata.

    Tidur terlentang atau miring, hindari

    tidur telungkup.

    Aktifitas dengan duduk.

    Mengenakan kaca mata hitam untuk

    kenyamanan.

  • Pilihan Rehabilitasi setelah Operasi

    Kacamata (Aphakic Spectacles).

    harus dikoreksi dengan lensa sferis

    (+) supaya dapat melihat jauh.

    Lensa kontak.

    jauh lebih nyaman dari pada kaca

    mata, lensa ini memberikan

    rehabilitasi visual hampir sempurna bg

    pasien yg menguasai cara

    memasang.

  • Sekian daaaannn.

  • Asuhan Keperawatan Klien

    Dengan Glaukoma

    Oleh

    Erlin Gasong, S,Kep, Ns

  • Glaukoma

    Pengertian

    Merupakan Gangguan Sirkulasi

    Humor Aqueus.

    Adalh sekelompok gangguan yg

    melibatkan beberapa perubahan

    gejala patologis yg ditandai dgn

    peningkatan tekanan Intraokuler

    (TIO).

    Tekanan Intraokuler normal 10-21

    mmhg.

  • Klasifikasi Glaukoma :

    Glaukoma Primer :

    1. Glaukoma Sudut Terbuka

    2. Glaukoma Sudut Tertutup

    Glaukoma Sekunder

    Glaukoma Kongenital

  • Glaukoma Primer...

    Glaukoma Sudut terbuka

    Glaukoma Kronik/Glaukoma

    simpleks/Open Angle Glaucoma.

    Merupakan Glaukoma yg lebih

    tersembunyi dan membahayakan

    serta paling sering terjadi 90% dr

    klien glaukoma.

    Sering merupakan gangguan

    Herediter .

    Terjadi pada klien usia lanjut > 40

    tahun.

  • Glaukoma sudut terbuka..

    Usia lanjut memegang peranan

    penting dlm proses sklerosa badan

    silier dan jaringan tuberkel.

    Humor aqueus tdk dapat

    meninggalkan mata pada kecepatan

    yg sama dgn produksinya, shg TIO

    meningkat secara bertahap ataupun

    dapat TIO normal.

    Hal ini dapat berkembang menjadi

    kebutaan komplet.

  • Gejala Glaukoma Sudut Terbuka..

    Gejala relatif ringan dan banyak orang

    yg tidak menyadarinya hingga terjadi

    kerusakan visus yg serius.

    TIO meninggi

    Sudut COA terbuka

    Bola mata yg tenang

    Lapang pandang mengecil

    Perjalanan penyakit progresif lambat.

  • Glaukoma Sudut Tertutup..

    Angle-Closure glaucoma/Close Angle

    Glaucoma/Narrow Angle

    glaucoma/Acute Glaucoma.

    Awitan mendadak dan harus ditangani

    secara Emergency.

    Tindakan pada situasi Harus Cepat

    dan Tepat atau kerusakan saraf optik

    menyebabkan kebutaan.

  • Glaukoma Sudut Tertutup

    Menyempitnya sudut krn letak iris yg

    terlalu kedepan, hal ini dapat di

    akibatkan adanya defek anatomis

    pendangkalan Camera Anterior.

    Perubahan letak iris menyebabkan

    kornea menyempit dan menutup sudut

    ruangan shg menghalangi keluarnya

    humor aqueus.

  • Gejala Glaukoma Sudut Tertutup..

    Nyeri hebat didalam dan sekitar mata akibat peningkatan TIO

    Pandangan kabur.

    Klien mengeluh mual muntah akibat iritasi saraf vagal.

    Klien mengeluh sakit kepala, demam dan perasaan takut.

    Konjuntiva biasanya warna merah menyala.

    Fotofobia, lakrimasi.

  • Glaukoma Sekunder

    Glaukoma yg terjadi akibat penyakit

    mata lain yang menyebabkan

    peningkatan TIO.

    Kondisi ini secara tidak langsung

    mengganggu aktifitas struktur terlibat

    dalam sirkulasi atau reabsorpsi humor

    aqueus.

  • Penyebab Glaukoma Sekunder

    Perubahan lensa : dislokasi lensa,

    intumesensi lensa pada katarak (lensa

    yg melebur), terlepasnya kapsul lensa

    pd katarak.

    Perubahan Uvea : uveitis anterior,

    melanoma dr jaringan uvea (tumor),

    neovaskularisasi di iris.

    Trauma, kontusio bulbi, robeknya

    kornea disertasi prolaps iris..

  • Glaukoma Kongenital

    Terjadi akibat kegagalan jaringan meso dermal memfungsikan trabekular.

    Gejala yang muncul :

    - Fotofobia (takut cahaya)

    - Blefarospasme (spasme pada tepi kelopak mata)

    - Epiforia (air mata mengalir melimpah melewati tepian palpebra)

    - Mata besar

    - Kornea keruh

  • Evaluasi Diagnostik Glaukoma

    Penegakkan diagnosis Glaukoma

    meliputi :

    Pemeriksaan mata dgn oftalmoskop

    Tonometri untuk mengukur TIO

    Pemeriksaan Lapang Pandang

    perifer

    Pemeriksaan Fisik melalui Inspeksi

    utk mengetahui inflamasi, sklera

    kemerahan, kornea keruh, dilatasi

    pupil Palpasi utk memeriksa mata mengalami peningkatan TIO terasa

    lebih keras.

  • Penatalaksanaan.

    Antagonis Beta-Adrenergik menurun kan TIO dengan mengurangi produksi humor aqueus.

    Bahan Kolinergik (karbakol, asetilkolin klorida) utk penanganan glaukoma jangka pendek.

    Inhibitor Anhidrase Karbonat (diamox) utk menghambat pembuatan humor aqueus.

    Diuretika Osmotik (manitol) menurunkan TIO menarik air mata kedalam peredaran darah.

  • Intervensi Bedah pada Glaukoma..

    Laser Trabeculoplastiy : dgn membuat lubang pd jaringan trabekular utk mempermudah aliran humor aqueus.

    Operasi Filtrasi : membuat saluran dari ruang anterior ke ruang subkonjuntiva.

    Laser Iridotomy : mengeluarkan sebagian iris utk membangun aliran humor aqueus.

  • Pengkajian .

    Anamnesis

    Umur : glaukoma primer terjadi pd usia > 40 tahun.

    Ras : kulit hitam mengalami kebutaan lebih sedikit dari kulit putih.

    Pekerjaan : terutama yg beresiko menyebabkan trauma mata,

    Riwayat keluarga glaucoma, riwayat trauma mata sebelumnya, riwayat penyakit lain.

  • Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan Fisik dgn oftalmoskop.

    Pemeriksaan Lapang pandang.

    Pemeriksaan Fisik dgn cara Inspeksi

    dan palpasi.

  • Diagnosa Dan Intervensi

    Keperawatan

    1. Perubahan sensori/persepsi (Visual)

    b/d kerusakan saraf akibat

    peningkatan TIO.

    Tujuan :

    Mengidentifikasi tipe perubhan visual

    akibat peningkatan TIO.

    Mendapatkan kembali dan

    mempertahankan visus normal

    dengan pengobatan.

  • Intervensi Keperawatan

    Pantau kemampuan klien utk melihat dengan jelas.

    Lakukan tindakan utk mencegah semakin tingginya TIO, seperti : diet rendah natrium, pembatasan kafein, mencegah konstipasi, mencegah manuver valsava, mengurangi strees.

    Kolaborasi dlm pemberian therapi : miotik utk konstriksi pupil, inhibitor karbonat anhidrase utk mengurangi produksi humor aqueus.

  • Diagnosa dan Intervensi

    2. Nyeri b/d peningkatan TIO

    Tujuan : klien mengalami

    pengurangan nyeri.

    Intervensi :

    Pertahankan Tirah baring dgn posisi

    semi fowler.

    Berikan lingkungan yg gelap dan

    tenang.

    Observasi TTV .

    Observasi Derajat nyeri setiap 30

    menit.

  • Intervensi Keperawatan.

    Observasi intake dan output tiap 8 jam

    terutama yang mendpatkan agen

    osmotik.

    Observasi ketajaman penglihatan.

    Berikan analgesik narkotik yg

    diresepkan jika mengalami nyeri hebat

    dan evaluasi keefektifannya.

  • Diagnosa Keperawatan

    Defisit pengetahuan (ttg proses

    penyakit, kondisi klinis, rencana terapi

    dan penatalaksanaan) yg b/d

    kurangnya informasi atau mispersepsi

    informasi.

    Ansietas b/d hilangnya pandangan.

    Resiko cedera b/d penurunan

    pandangan perifer.

    Defisit perawatan diri b/d kurangnya

    pandangan.

  • Sekian Dannnn.

  • Strabismus

    Oleh

    Erlin Gasong, S.Kep, Ns

  • Strabismus

    Strabismus

    adalah deviasi posisi sebuah mata terhadap mata yang lain..

    Pada Strabismus mata mungkin tampak bersilangan (juling). Atau disebut mata malas

    Pengidap Strabismus sering mengeluh akan adanya penglihatan ganda.

  • Strabismus terbagi 2 bagian :

    1. Strabismus Nonparalitik

    ketidakmampuan kongenital untuk menggunakan kedua mata bersama-sama.

    Hal ini dapat diatasi dengan menutup mata yang dapat menfiksasi objek, penutupan tersebut memaksa mata yg berdeviasi melakukan pemfokusan.

    Ketajaman penglihatan pada mata yg berdeviasi akan lenyap di usia 6 tahun.

    Tanpa pengobatan.

  • 2. Strabismus Paralitik

    Biasanya muncul pada usia dewasa

    setelah paralisis satu atau lebih otot

    yang mengontrol mata.

    Tumor, cedera kepala atau infeksi

    otak dapat menyebabkan Strabismus

    paralisis.

  • Klasifikasi Strabismus.

    Esotropia : mata menyimpang ke tengah

    Exotropia : mata menyimpang ke samping

    Hypertropia : mata menyimpang ke atas

    Hypotropia : mata menyimpang ke bawah

    Esoporia : kedua bola mata cenderung menyatu ke tengah

    Exoporia : kedua bola mata cenderung menyimpang ke samping

  • Klasifikasi Strabismus.

    Phoria : Strabismus yg tdk langsung

    terlihat..

    Tropia : Strabismus yg langsung

    terlihat

  • Klasifikasi Strabismus

    Esotropia Exotropia

    Kenapa Mata Juling Menjadi Masalah?

    Ketika kedua mata memandang tidak searah maka

    akan ada dua gambar yang dikirim ke otak. Pada

    orang dewasa hal ini menyebabkan timbulnya

    penglihatan ganda. Pada anak kecil, otak belajar

    untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata

    yang tidak searah dan hanya melihat dengan

    menggunakan mata yang normal. Anak kemudian

    kehilangan persepsi jarak, ukuran

  • Pengobatan .

    Penutup Mata

    Operasi (sebelum op) (sesudah op)

    Kaca Mata Khusus..

  • Sekian.

  • Konjuntivitis

    Oleh

    Erlin Gasong, S.Kep, Ns

  • Konjuntivitis

    Pink Eye

  • Konjuntivitis.

    Pink Eye

  • Pencegahan .

    Sebelum dan mata, penderita harus mencuci mata.

    Usahakan utk tdk menyentuh mata yg sehat sesudah menangani mata yg sakit.

    Jangan menggunakan handuk yg sama dgn penderita.

    Gunakan lensa kontak sesuai petunjuk dokter.

    Hindari berbagi bantal, handuk dan sapu tangan..

  • Pencegahan.

    Hindari mengucek-ngucek mata.

    Usahakan tangan tdk memegang

    mata yg sakit, kecuali untuk keperluan

    tertentu.

    Mengganti sarung bantal dan handuk

    setiap hari.

  • Pemeriksaan Fisik Mata

    Oleh

    Erlin Gasong, S.Kep, Ns

  • Pemeriksaan Fisik Mata

    Inspeksi

    kesimetrisan mata, posisi, kesejajaran

    mata.

    Alis : kaji kuantitas dan penyebaran

    rambut (dgn cara menyuruh klien

    mengangkat alis).

  • Inspeksi

    Kelopak mata :

    warna, kelemahan, pembengkakan,

    lesi atau krusta. (kelopak mata

    secara normal dapat menutup

    lengkap dgn batas atas d bawah

    saling mendekat).

    Perhatikan adanya Eksoftalmos

    (tempat bola mata menonjol kedepan).

    Ptosis (turunnya kelopak). Entropion

    (palpebra membelot kedalam).

    Ektropion (palpebra membelot

    keluar).

  • Inspeksi

    Konjuntiva

    Konjuntiva palpebra atas :

    Perawat meminta klien melihat ke bawah.

    Perawat memegang palpebra kedasar alis dan menekan secara hati-hati.

    Cutton but diletakkan diatas kulit palpebra atas.

    Perawat membalikkan kelopak mata ke cutton but.

    Pertahankan posisi tersebut, sambil klien disuruh terus melihat ke bawah.

  • Inspeksi

    Konjuntiva palpebra Bawah :

    Menarik batas ke arah bawah sambil klien dianjurkan melihat ke atas.

    Periksa warna, pembengkakan, adanya benda asing.

    Warna normal konjuntiva merah muda

    Konjuntiva bulbi :

    Warna bening, perhatikan warna, edema, perdarahan.

  • Inspeksi

    Sklera

    Kaji warna (biasanya putih), warna

    kekuningan indikasi adanya

    jaundice/icterus.

    Pada individu berkulit hitam sclera

    normal dapat juga terlihat kuning,

    berpigmen, gelap.

  • Inspeksi

    Kornea

    Diobservasi dengan cara memberi

    sinar secara serong.

    Kornea transparan, halus dan jernih.

    Kaji adanya kekeruhan, sikatrik

    kornea sep. Nebula (bercak seperti

    awan), Leukoma (bercak putih seperti

    porselen dapat terlihat dari luar).

    Refleks Kornea.

  • Inspeksi

    Pupil

    Kaji ukuran pupil: miosis, midriasis.

    Kaji refleks pupil terhadap cahaya

    isokor, anisokor).

    Diameter Pupil normal: 2 6 mm. Pupil normal berbentuk bulat.

    Kurang dari 2 mm = konstriksi, lebih

    dari 6 mm = dilatasi.

  • Pupil

  • Palpasi

    Palpasi ringan pada kelopak mata :

    dalam posisi duduk klien diminta

    melihat ke bawah tanpa menutup

    mata, secara hati perawat menekan

    dengan kedua jari telunjuk pada mata

    kiri dan kanan, bandingkan antara

    mata kiri dan kanan.

    Perhatikan adanya tumor, nyeri tekan.

  • Pemeriksaan Visus

    Oleh

    Erlin Gasong, S.Kep, Ns

  • Pemeriksaan Tajam

    Penglihatan

    Uji Penglihatan Jauh :

    Snellen Chart.

    Hitung Jari.

    Gerak Tangan.

    Proyeksi/Persepsi Cahaya.

    Uji Penglihatan Dekat :

    Kliping koran dengan berbagai ukuran

    huruf dibaca dengan jarak 35 cm dari

    mata klien.

  • Snellen Chart..

    Klien berdiri 6 meter (20 kaki) dari snellen chart

    Tutup salah satu mata, gunakan mata yg lain utk membaca baris yg tampak jelas

    Jika klien dapat membaca jelas, perawat meminta klien membaca baris dibawahnya

    Tahapan ini diulang hingga klien tdk dapat mengidentifikasi, ulangi prosedur pada mata yg lain.

    Catat hasil mata kiri dan kanan.

  • Contoh Kartu Visual.

  • Contoh Kartu Visual

  • Hitung jari

    Perawat menyuruh klien menutup OS

    (occulus sinistra) dan menunjukkan

    jari secara acak.

    Klien ditanya berapa jumlah jari yg

    terlihat. Prosedur di ulang sebanyak 5

    kali.

    Jika klien dapat menghitung jari

    pemeriksa dari jarak 6 meter visusnya

    6/60 dan seterusnya.

    Ulangi prosedur pada mata yg lain.

  • Gerak Tangan (hand motion)

    Perawat berdiri -1 meter didepan klien

    Satu mata klien ditutup, sinar diarahkan

    pada tangan perawat.

    Perawat menunjukkan 3 perintah ketika

    tangan digerakkan selama di uji. Tegak-

    berhenti, kanan-kiri, atas-bawah. Perawat

    mengerakkan tangan secara perlahan,

    tanyakan klien kemana arah tangan saya

    Ulangi prosedur minimal 5 kali, jika klien

    benar 3 kali dari 5 perintah, visus dicatat

    1/300

  • Persepsi Cahaya

    Minta klien menutup salah satu mata dlm

    ruangan gelap dari jarak -1 meter.

    Arahkan sinar senter pada mata yg tdk

    tertutup, instruksikan klien mengatakan

    hidup saat sinar diterima, mati saat sinar padam.

    Prosedur ini di ulang 5 kali. Jika klien

    mengidentifikasi benar 3 kali, dicatat

    sebagai LP + (light perception positif) dan

    visus 1/~.

    Klien yg tdk dapat mendeteksi stimulus

    cahaya mempunyai acuity (ketajaman) NLP

    (non light perception).

  • Lapang Pandang..

    Perawat klien duduk berhadapan pada

    jarak m, klien dianjurkan utk terus

    melihat mata perawat selama uji.

    Perawat menutup mata kiri, klien menutup

    mata kanan shg keduanya mempunyai

    L.pandang sama

    Perawat menggerakkan jari dari arah yg tdk

    terlihat menuju garis pandang klien. Baik

    klien at perawat harus melihat objek yg

    sama

    Ketika klien melihat objek memasuki lapang

    pandang klien mengatakan pada perawat.

  • Lapang pandang

    Saat menguji lapang pandang, perawat

    harus mencatat klien dalam keadaan sadar,

    tdk dalam pengobatan, dapat mengikuti

    perintah dan dapat fokus pada perintah.

    Hasil uji di catat sebagai :

    Normal : lapang pandang penuh.

    Lapang pandang menurun pada area

    apa?? Superior (50%), inferior (70%),

    temporal (90%) atau nasal (60%)

  • Sekian Maafkan bila ada salah kata..

  • Kisi - Kisi

    .Selamat Belajar.

  • Kisi kisi

    1. Pelajari gejala subjektif dan objektif

    katarak, perawatan pre operatif, post

    operatif, kegiatan yg dibolehkan.

    2. Pelajari pengertian dan gejala

    glaucoma sudut terbuka dan

    glaucoma sudut tertutup serta TIO

    normal dan glaucoma yg

    memerlukan penangan emergency.

    3. Pelajari Klasifikasi strabismus dan

    usia berapa disarankan menentukan

    diagnosa strabismus pada anak.

  • Kisi - kisi

    Pelajari miopia, hypermetropia dan

    klasifikasi keduanya.

    Pelajari upaya pencegahan

    konjuntivitis.

    Kasus : konjuntivitis.

  • Sekian Maafkan bila ada salah kata..

  • No 1 -11 katarak

    No 12 22 glaucoma

    No 23 33 konjuntivitis

    No 34 44 go

    No 45 54 strabismus

    No 55 64 refraksi

    Diskusi pertama : katarak dan konjuntivitis

    Diskusi kedua : glaucoma dan go

    Diskusi ketiga : strabismus dan refraksi