94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

26
REFERAT DERMATITIS SEBOROIK Pembimbing : Dr. Dody Suhartono, SpKK Disusun oleh : Medissa 030.06.162 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL PERIODE 5 MARET 2012 – 7 APRIL 2012 1

Transcript of 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Page 1: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

REFERAT

DERMATITIS SEBOROIK

Pembimbing :

Dr. Dody Suhartono, SpKK

Disusun oleh :

Medissa

030.06.162

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL

PERIODE 5 MARET 2012 – 7 APRIL 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

1

Page 2: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Lembar Pengesahan

REFERAT

DERMATITIS SEBOROIK

Telah dipresentasikan oleh

MEDISSA

030.06.162

Tanggal : , Maret 2012

Tempat : Poliklinik Kesehatan kulit dan Kelamin RSU Kardinah Tegal

Telah disahkan oleh :

Pembimbing Koordinator Kepaniteraan Klinik

dr. Dody Suhartono, Sp. KK dr. Erna Khaeriyah

2

Page 3: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kesehatan, motivasi dan kekuatan

pada penulis sehingga dapat menyelesaikan Referat yang berjudul “Dermatitis Seboroik”.

Referat ini diajukan ke Bagian Kesehatan Kulit dan Kelamin sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD

Kardinah Tegal. Dalam pelaksanaan referat ini penulis banyak menerima bantuan dan

dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada dr. Dody Suhartono, Sp.KK selaku pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran untuk membimbing

penulis demi kesempurnaan Referat ini, dan semua pihak yang telah banyak membantu

penyelesaian referat ini.

Kami menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan referat

ini dan kami berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tegal, Maret 2012

Penulis

3

Page 4: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

BAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis seboroik adalah istilah umum yang dipakai untuk manifestasi kelainan

kulit yang berupa kemerahan, ruam kulit yang bersisik. Kelainan tersebut sering

ditemukan pada kulit kepala, kening, sekitar hidung, area alis atau mata dan sekitarnya,

juga pada dada bagian tengah serta di telinga bagian luar. Lokasi-lokasi ini banyak

menghasilkan sebum yaitu substansi yang mengandung banyak kandungan lemak yang

diproduksi oleh kelenjar khusus yang melindungi bagian epidermis dari kulit. Hal ini

yang sering disebut ketombe (dandruff).

Walaupun penyebab dari dermatitis ini tidak diketahui namun diduga jamur

(Pityrosporum ovale) sebagai faktor utama penyebab peradangan. Para peneliti percaya

bahwa perubahan flora pada kulit kepala dihasilkan akibat dari peningkatan proliferasi

epidermis. Stres juga dapat menjadi faktor predisposisi pada beberapa orang. Efek

samping dari obat berikut ini yaitu Metildova, cimetidine, litium, buspiron, klorpromazin

dan griseofulvin dapat juga menjadi penyebab kelainan kulit ini. Pasien dengan HIV

dapat juga mengalami kelainan kulit ini.

Insidensnya mencapai puncak nya pada umur 18 – 40 tahun, kadang – kadang

pada umur tua. Lebih sering pada laki – laki. Di dunia prevalensi dermatitis seboroik

mencapai 3 – 5 % .

Kelainan kulit yang dapat terjadi adalah eritema, dan skuama yang berminyak

yang agak kekuningan dengan batas yang kurang tegas. Kelainan tersebut terjadi pada

seluruh kulit kepala yang kita kenal dengan Pityriasis sika (ketombe, Dandruff) dengan

skuama halus dan kasar. Sedangkan bentuk yang berminyak dikenal sebagai pitiriasis

steatoides yang disertai dengan eritema dan krusta yang tebal. Rambut pada tempat

kelainan mempunyai kecenderungan untuk rontok mulai dari bagian vertek ke frontal. (1)

Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah makanan, lebih sering pada orang yang

makan lemak dan minum alcohol. Iklim, insiden meningkat pada iklim dingin.

Keturunan, tidak berpengaruh tapi cenderung meningkat pada orang yang stres

emosional. Lingkungan yang menyebabkan kulit menjadi lembab dan maserasi akan lebih

mudah menimbulkan penyakit. Faktor lain, infeksi, kelelahan, dan defisiensi imun

4

Page 5: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Predileksi Dermatitis Seboroik di liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah

sterna, areola mammae, lipatan dibawah areola mammae, interskapular, umbilicus, lipat

paha, daerah anogenital

5

Page 6: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

BAB II

DERMATITIS SEBOROIK

II.1 Definisi

Dermatitis seboroik adalah penyakit inflamatoir kulit yang biasanya dimulai pada kulit

kepala, dan kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan.1 Istilah dermatitis seboroik

(D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan

bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik.2 Penyakit ini sering kali dihubungkan dengan

peningkatan produksi sebum (seborrhea) dari kulit kepala dan daerah muka serta batang

tubuh yang kaya akan folikel sebaceous. Dermatitis seboroik sering ditemukan dan biasanya

mudah dikenali. Kulit yang terkena biasanya berwarna merah muda (eritema), membengkak,

ditutupi dengan sisik berwarna kuning kecoklatan dan berkerak.3,4 Penyakit ini dapat

mengenai semua golongan umur, tetapi lebih dominan pada orang dewasa. Pada orang

dewasa penyakit ini cenderung berulang, tetapi biasanya dengan mudah dikendalikan.

Kelainan ini pada kulit kepala umumnya dikenal sebagai ketombe pada orang dewasa dan

“keluar saraf’ (cradle cap) pada bayi.5

II.2 Insidens dan Prevalensi

Tidak ada data pasti yang tersedia pada insiden dan prevalensi, tetapi penyakit ini diyakini

lebih banyak ditemukan daripada psoriasis, misalnya, mempengaruhi minimal 2-5 % dari

populasi. Dermatitis seboroik sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki dan berusia kepala

dua, satu di bayi dalam 3 bulan pertama kehidupan dan yang kedua sekitar dekade keempat

sampai ketujuh kehidupan. Prevalensinya 40-80 % pada pasien dengan acquired

immunodeficiency syndrome.3 Sedangkan di Amerika Serikat prevalensi dari Dermatitis

seboroik adalah sekitar 1-3% dari jumlah populasi umum, dan 3-5% terjadi pada dewasa

muda.4

II.3 Etiopatogenesis

6

Page 7: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Penyebabnya belum diketahui pasti. Faktor presdiposisinya ialah kelainan konstitusi

berupa status seboroik (seborrhoic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum

dipastikan. Penderita pada hakekatnya mempunyai kulit yang berminyak (seborrhoea), tetapi

mengenai hubungan antara kelenjar minyak dan penyakit ini belum jelas sama sekali. Ada

yang mengatakan kambuhnya penyakit ini (yang sering menjadi chronis-recidivans)

disebabkan oleh makanan yang berlemak, tinggi kalori, akibat minum alkohol dan gangguan

emosi.1,2

Penyakit ini berhubungan dengan kulit yang berminyak (seborrhea), meskipun

peningkatan produksi sebum tidak selalu dapat di deteksi pada pasien ini. Seborrhea

merupakan faktor predisposisi terjadinya dermatitis seboroik, namun dermatitis seboroik

bukanlah penyakit yang terjadi pada kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea tersebut aktif pada

bayi baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormone

androgen dari ibu berhenti. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan

pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidensinya mencapai puncaknya

pada umur 18 – 40 tahun, dan kadang-kadang pada umur tua. Tingginya insiden dermatitis

seboroik pada bayi baru lahir setara dengan ukuran dan aktivitas kelenjar sebasea pada usia

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki kelenjar sebasea dengan

tingkat sekresi sebum yang tinggi. Pada masa kecil, terdapat hubungan yang erat antara

dermatitis seboroik dengan peningkatan produksi sebum. Kondisi ini dikenal sebagai

dermatitis seboroik pada bayi, hal tersebut normal ditemukan pada bulan pertama kehidupan,

berbeda dengan kondisi dermatitis seboroik yang terjadi pada masa remaja dan dewasa. Pada

dewasa sebaliknya, tidak ada hubungan yang erat antara peningkatan produksi sebum dengan

dermatitis seboroik, jika terjadi puncak aktivitas kelenjar sebasea pada masa awal pubertas,

dermatitis seboroik mungkin terjadi pada waktu kemudian. Meskipun kematangan kelenjar

sebasea rupanya merupakan faktor predisposisi timbulnya Dermatitis seboroik, tetapi tidak

ada hubungan langsung secara kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan

sukseptibilitas untuk memperoleh Dermatitis seboroik.2, 3, 4

Tempat terjadinya dermatitis seboroik memiliki kecenderungan pada daerah wajah,

telinga, kulit kepala dan batang tubuh bagian atas yang sangat kaya akan kelenjar sebasea.

Dua penyakit yang memiliki tempat predileksi yang sama di daerah ini yaitu dermatitis

seboroik dan Acne.3

7

Page 8: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh

bakteri atau Pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan

P.ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk

metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui

aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. Penelitian di Rosenberg telah menunjukkan bahwa

2% ketokonazole kream dapat mengurangi jumlah dari organism yang terdapat pada lesi di

kulit kepala atau kulit yang berminyak, pada saat yang bersamaan juga dapat menghilangkan

gejala dermatitis seboroik. Penjelasan ini dimana jamur yang menjadi penyebabnya dapat

dilkakukan pencegahannya. Akan tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa P. ovale dapat

terjadi pada kulit kepala yang tidak menunjukkan gejala klinis dari penyakit ini. Status

seboroik sering berasosiasi dengan meningginya sukseptibilitas terhadap infeksi piogenik,

tetapi tidak terbukti bahwa mikroorganisme inilah yang menyebabkan dermatitis seboroik.2,3

Dermatitis seboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat

seperti psoariasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan sitostatik dapat

memperbaikinya. Pada orang yang telah mempunyai factor predisposisi, timbulnya D.S.

dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stress, emosional, infeksi, atau defisiensi imun.2

Kondisi ini dapat diperburuk dengan meningkatnya keringat. Stress emosional dapat

mempengaruhi penyakit ini juga. Dermatitis seboroik dapat juga menjadi komplikasi dari

Parkinsonisme, yang berhubungan dengan seborrhoea. Pengobatan dari parkinson dengan

levodopa mengurangi ekskresi sebum sejak seborrhea pertama kali ditemukan, tetapi tidak

ada efeknya pada kecepatan ekskresi sebum yang normal. Obat neuroleptik yang digunakan

untuk menginduksi parkinsonsnisme, salah satunya haloperidol, dapat juga menginduksi

terjadinya dermatitis seboroik.

II.4 Histopatologis

Gambaran histologi bermacam-macam sesuai dengan stadium penyakitnya. Pada dermatitis

seboroik akut dan subakut, tersebar superficial infiltrat perivascular dari limfosit dan histiosit,

dari spongiosis yang ringan sampai yang berat, hiperplasia bentuk psoriasis ringan, Pinkus’s

“spurting papilla” hampir sering terlihat sebgai cirri khas dari dermatitis seboroik sama

seperti psoariasis, tetapi abses Munro tidak ada. Penyumbatan folikel oleh karena

orthokeratosis dan parakeratosis dan kerak-kerak yang mengandung neutrofil. Pada dermatitis

8

Page 9: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

seboroik yang kronis terdapat dilatasi pembuluh darah kapiler dan vena pada plexus

superficial.3

II.5 Gejala klinis

Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,

batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala

berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai

seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelaianan tersebut

pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang

dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai

kecenderungan rontok, mulai di bagian vertex dan frontal.

Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan

berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga

postaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.

Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang

kotor, dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan

debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala disebut cradle cap.

Gambar 1. Dermatitis seboroik yang berat pada wajah

9

Page 10: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit di

bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat terjadi

pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus. Pada tepi

bibir bias kemerahan dan berbintik-bintik (marginal blefaritis). Daerah konjungtiva pada saat

bersamaan juga dapat terkena. Lipatannya dapat berwarna kekuningan, dengan kerak, dengan

batas yang tidak jelas. Pruritus juga bias terlihat. Jika area glabela juga terkena, disana juga

mungkin terdapat kerak pada kerutan mata yang berwarna kemerahan. Pada lipatan bibir

mungkin terdapat perubahan warna berupa kerak yang kekuningan atau kemerahan, kadang-

kadang dengan lubang-lubang. Pada pria, radang folikel rambut pada kumis juga bisa terjadi.

Gambar 2. Dermatitis seboroik pada wajah

Selain tempat-tempat tersebut dermatitis seboroik juga dapat mengenai liang telinga

luar, lipatan nasolabial, daerah sterna, areola mamae, lipatan di bawah mamae pada wanita,

interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung, dan

dahi, kelainan dapat berupa papul-papul.

Gambar 3. Dermatitis seboroik pada lipatan nasolabial pipi, alis mata, dan hidung.

10

Page 11: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Pada telinga, dermatitis seboroik sering disalahartikan dengan radang daun telinga

ayng disebabkan oleh jamur (otomikosis). Disana terdapat kulit terkelupas pada lubang

telinga, dan disekitar meatus auditivus, dan depan daun telinga. Pada daerah ini kulit biasanya

berubah menjadi kemerahan, dengan lubang-lubang dan bengkak. Eksudasi serosa,

pembengkakan pada telinga dan daerah sekitarnya. Pemberian tetes cortipsorin otic, berisi

polymyxin B-hydrocortisone, 4 tetes pada saluran telinga, biasanya untuk membersihkan.

Tridesilon Otic lotion, 0,5 persen desonide dan 2 persen asam asetat, juga efektif.

Gambar 4. Dermatitis seboroik pada telinga

Dermatitis seboroik pada wajah juga bisa berbentuk erupsi popular pada pipi, hidung

dan dahi. Kemerahan yang tampakpada area alar-malar disebut dyssebacea. Sodium

sulfacetamide, bisa digunakan pada 10% krim yang cocok diantaranya desonide (Tridesilon),

hamper menajdi pengobatan yang spesifik untuk dyssebacea.

Pada bibir dan mukosa tidak biasanya terkena, tapi kadang-kadang terdapat perubahan

pada bibir, yang disebut cheilits exfoliativa. Tampak bibir berwarna merha terang, kering,

terkelupas, dan berlobang.

Dermatitis seboroik biasa pada lipat paha dan bokong, dimana terlihat seperti kurap,

psoariasis, atau jamuran. Garinya terlihat seperti kulit terkelupas pada keduanya dan simetris.

Pada lokasi ini lobang-lobang dapat ditemukan dan mungkin juga terdapat garis psoariformis

dengan kulit kering pada beberapa kasus.

11

Page 12: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Dermatitis seboroik dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat

menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit Leiner.

Gambaran klinis dan perjalanan penyakit dari dermatitis seboroik berbeda pada bayi

dan orang dewasa.

A. Dermatitis seboroik pada bayi (usia 2 minggu – 10 minggu) 3

Penyakit ini terjadi pada bayi didominasi pada bulan-bulan pertama kehidupan

sebagai penyakit inflamasi yang terutama mempengaruhi rambut dan kulit kepala

dengan lipatan intertriginosa berminyak yang disertai sisik dan kerak. Daerah lainnya

seperti wajah, dada, dan leher juga dapat terpengaruh.

1. Pada kepala (kulit kepala daerah frontal dan parietal) khas disebut cradle crap,

dengan krusta tebal, pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan

kurang / tidak gatal

2. Pada lokasi lain seperti lipatan belakang telinga, pinna telinga, dan leher, lesi

tampak kemerahan atau merah kekuningan yang tertutup dengan skuama yang

berminyak, kurang / tidak gatal.

Perjalanan penyakit ini pada bayi biasanya berlanjut mingguan sampai bulanan.

Kekambuhan jarang terjadi. Dan prognosis penyakit ini pada bayi adalah baik.

Differensial diagnosis dari dermatitis seboroik pada bayi termasuk didalamnya

dermatitis atopik (yang biasanya dimulai setelah bulan ketiga kehidupan), psoriasis

pada bayi baru lahir, penyakit yang jarang seperti skabies dan histiositosis X. Yang

paling baik untuk membedakan ciri antara dermatitis atopik dengan dermatitis

seboroik adalah

Erythroderma desquamativum (Leiner’s disease) 3

Komplikasi dari dermatitis pada bayi ini pertama kali dijelaskan oleh Leiner pada

tahun 1908 dimana waktu itu penyakit ini ditemukan pada bayi yang baru lahir dan

pada saat perwatan di rumah sakit dari umur bayi 6 sapai 20 minggu yang terlihat

sebagai dermatitis exfoliativa pada seluruh tubuh dengan tanda kemerahan dan kulit

yang terkelupas, biasanya sama seperti beberapa type dari dermatitis seboroik.

12

Page 13: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Penyakit ini biasanya dimulai dari bagian sekitar anus dan daerah ketiak, lalu terlihat

kulit terkelupas, area intertriginosa, leher, dan ekstremitas. Awal mulanya ditemukan

infalmasi kemerahan yang menyebar, yang meliputi seluruh tubuh. Semakin lama

kulit akan diliputi tumpukan kulit kering yang berwarna putih keabu-abuan. Pada

faktanya, dalam proses yang terjadi akan terjadi exfoliasi umum, dan penipisan dari

kulit. Kulit kepala selalu terlihat krusta tipis dan kulit yang hancur. Terdapat

pembesaran kelenjar.

Menyerang pada bayi yang baru lahir yang kebanyakan ditemukan pada masyarakat

yang miskin. Diare, muntah, dan infeksi berkelanjutan pasti akan terjadi.

Gambar 4. Erythroderma desquamativum pada neonatus berusia 6 minggu

Gambar 5. Penyakit Leiner

13

Page 14: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

B. Dermatitis seboroik pada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata pada usia 18-40

tahun, dapat pada usia tua) 3

Gambaran klinis dan perjalanan dari penyakit ini berbeda antara remaja dan bayi.

1. Umumnya gatal

2. Pada area seboroik berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular, atau

papulae kemerahan atau kekuningan, dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi,

skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah atau berminyak.

3. Bersifat kronis dan mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahan stress,atau

paparan sinar matahari.

Perjalanan penyakit biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Periode perbaikan

pada musim panas dan kambuh kembali pada musim dingin. Pembesaran lesi dapat

terjadi sebagai akibat dari perubahan musim terutama efek dari paparan sinar

matahari.

II.6 Diagnosis banding

Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang berminyak

dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat seboroik.

Psoariasis berbeda dengan dermatitis seboroik karena terdapat skuama-skuama yang

berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda.

Jika psoariasis mengenai scalp dibedakan dengan dermatitis seboroik Perbedaannya ialah

skuamanya lebih tebal dan putih seperti mika, kelaianan kulit juga pada perbatasan wajah dan

scalp dan tempat-tempat lain sesuai dengan tempat predileksinya. Psoariasis inversa yang

mengenai daerah fleksor juga dapat menyerupai dermatitis seboroik.

Pada lipatan paha dan perianal dapat menyerupai kandidosis. Pada kandidosis terdapat

eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di sekitarnya.

14

Page 15: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Dermatitis seboroik yang menyerang saluran telinga luar mirip otomikiosis dan otitis

eksterna. Pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna

menyebabkan tanda-tanda radang, jika kaut terdapat pus.

Diffrensial diagnosis dari penyakit ini beragam di setiap tempatnya.

Kepala : dandruff, psoriasis, dermatitis atopic, impetigo

Saluran telinga : psoriasis atau dermatitis kontak, irritant atau alergi

Wajah : rosacea, dermatitis kontak, psoriasis, impetigo

Dada dan punggung : pityriasis versicolor, pityriasis rosea, psoriasis

Kelopak mata : dermatitis atopic, psoriasis, demodex folliculorum (demodicosis)

Daerah intertriginosa : psoriasis dan candidiasis

II.7 Pengobatan

Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar disembuhkan,

meskipun penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan,

misalnya stres emosional dan kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak.

Pada Bayi 3

1. Kulit kepala

Pengobatan terdiri dari 3-5% asam salisilat dalam minyak zaitun atau air, diaplikasikan

emollientngan glukokortikosteroid dalam cream atau lotion selama beberapa hari, sampo

bayi, perawatan kulit yang teratur dengan emollient, cream, dan pasta.

2. Area intertriginosa

Pengobatan meliputi lotion pengering, seperti 0,2-0,5 % clioquinol dalam zinc lotion atau

zinc oil. Pada kandidiasis lotion atau cream nistatin atau amphotericin B dapat dicampur

dengan pasta lembut.

Pada dewasa

15

Page 16: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

1. kulit kepala

Dianjurkan sampo yang mengandung selenium sulfide, imidazoles, zinc pyrithion, benzoyl

peroxide, asam salisilat, tar atau deterjen. Keraknya dapat diperbaiki dengan pemberian

glucocorticosteroid pada malam hari, atau asam salisilat dalam larutan air. Tinctura, larutan

alkohol, tonik rambut, dan produk sejenis biasanya memicu terjadinya inflamasi dan harus

dihindari.3

2. Wajah dan badan

Pasien harus menghindari salep berminyak dan mengurangi penggunaan sabun. Larutan

alkohol, penggunaan lotion sebelum dan sesudah cukur tidak dianjurkan. Glucocorticosteroid

dosis rendah (hydrocortison) cepat membantu pengobatan penyakit ini, penggunaan yang

tidak terkontrol akan menyebabkan dermatitis steroid, rebound phenomenon steroid, steroid

rosacea dan dermatitis perioral.3

Dermatitis seboroik adalah salah satu manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien

dengan AIDS. Sehingga merupakan salah satu lesi tanda dan harus lebih hati-hati dalam

menangani pasien dengan resiko tinggi.

3. Antifungal

Pengobatan antifungal seperti imidazole dapat memberikan hasil yang baik. Biasanya

digunakan 2 % dalam sampo dan cream. Dalam pengujian yang berbeda menunjukkan 75-95

% terdapat perbaikan. Dalam percobaan ini hanya ketokonazol dan itakonazol yang

dipelajari, imidazole yang lain seperti econazole, clotrimazol, miconazol, oksikonazol,

isokonazol, siklopiroxolamin mungkin juga efektif. Imidazol seperti obat antifungal lainnya,

memiliki spektrum yang luas, anti inflamasi dan menghambat sintesis dari sel lemak.3

4. Metronidazole

Metronidazol topikal dapat berguna sebagai pengobatan alternatif untuk dermatitis seboroik.

Metronidazol telah berhasil digunakan pada pasien dengan rosacea. Tidak ada studi yang

formal, dan obat ini hanya terdaftar sebagai pengobatan untuk rosacea. Rekomendasi ini

berdasarkan pengalaman pribadi.3

Pengobatan sistemik

16

Page 17: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednisone 20-30 mg sehari.

Jika telah ada perbaiakn, dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi sekunder

diberi antibiotic.

Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi

aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%, akibatnya

terjadi pengurangan produksi sebum. Dosinya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari,

perbaikan tapmak setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per

hari selama beberapa tahun yang ternayta efektif untuk mengontrol penyakitnya.

Pada D.S. yang parah juga dapat diobati dengan narrow band UVB (TL-01) yang

cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian

besar penderita mengalami perbaikan.

Bila pada sediaan langsung terdapat P. ovale yang banyak dapat diberikan

ketokonazol, dosisnya 200 mg per hari.

Pengobatan topical

Pada pitiriasis sika dan oleosa, seminggu 2 – 3 kali scalp dikeramasi selama 5 – 15

menit, misalnya dengan selenium sufida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi

emolien, misalnya krim urea 10%. Obat lain yang dapat dipakai untuk D.S. ialah :

- ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar

- resorsin 1-3%

- sulfur praesipitatum 4 – 20%, dapat digabung dengan asam salisilat 3 - 6%

- Kortikostreroid, misalnya krim hidrokortison 2½ %. Pada kasus dengan inflamasi

yang berat dapat dipakai kostikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason

valerat, asalkan jangan dipakai terlalu lama karena efek sampingnya.

- Krim ketokonasol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung terdapat

banyak P. ovale.

Obat-obat tersebut sebaiknya diapakai dalam krim.

Edukasi Pasien

1. Ajari pasien tentang pengendalian daripada pengobatan dermatitis seboroik

17

Page 18: 94181593-69059458-Dermatitis-Seboroik

2. Tekankan tentang pentingnya membiarkan sampo medikasi sedikitnya 5-10 menit

sebelum membilas

3. Ajarib tentang menggunakan kortikosteroid topikal seperlunya untuk mengendalikan

eritema, skuama, atau rasa gatal

II.8 Prognosis

Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai factor konstitusi penyakit ini

agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.2

18