93112566 Perbaikan Katrak Kogenital

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Katarak berasal dari bahasa Yunani yaitu Kattarhakies, yang berarti air terjun. Katarak pada saat itu dianggap sebagai cairan serebrospinal yang mengalir jatuh ke mata. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi, penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya.merupakan perubahan lensa mata yang jernih dan tembus cahaya menjadi keruh dan tidak tembus cahaya. Kelainan-kelainan pada lensa anak yang meliputi kekeruhan, kelainan bentuk, ukuran, lokasi dan gangguan perkembangan lensa dapat menyebabkan kerusakan penglihatan pada anak. 1,2,3 Katarak kongenital bertanggung jawab sekitar 10% dari seluruh kehilangan penglihatan pada anak. Diperkirakan 1 dari 250 bayi baru lahir mempunyai beberapa bentuk katarak. 2 Gejala gangguan penglihatan tergantung dari letak kekeruhan lensa, ukuran dan densitasnya dimana bila bermakna secara visual maka bayi/ anak-anak tidak dapat memberikan respon visual terhadap lingkungan sekitarnya atau kadang- kadang terdapat nistagmus. 1 Lensa yang keruh dapat terlihat tanpa bantuan alat khusus dan tampak sebagai warna putih pada pupil yang seharusnya berwarna hitam. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan pemeriksaan mata lengkap oleh seorang ahli mata dan untuk mencari kemungkinan penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan- pemeriksaan tambahan lainnya. 3 Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganan yang kurang tepat. Pengangkatan katarak dilakukan untuk mendukung fungsi penglihatan berkembang secara normal, baik dengan pemasangan intraokular lens (IOL) atau tanpa pemasangan IOL. Jika penyebabnya diketahui, maka dilakukan pengobatan terhadap penyebab terjadinya katarak kongenital. 2,4 1

description

katarak kongenital

Transcript of 93112566 Perbaikan Katrak Kogenital

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Katarak berasal dari bahasa Yunani yaitu Kattarhakies, yang berarti air

    terjun. Katarak pada saat itu dianggap sebagai cairan serebrospinal yang mengalir

    jatuh ke mata. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang

    dapat terjadi akibat hidrasi, penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa atau

    akibat kedua-duanya.merupakan perubahan lensa mata yang jernih dan tembus

    cahaya menjadi keruh dan tidak tembus cahaya. Kelainan-kelainan pada lensa anak

    yang meliputi kekeruhan, kelainan bentuk, ukuran, lokasi dan gangguan

    perkembangan lensa dapat menyebabkan kerusakan penglihatan pada anak.1,2,3

    Katarak kongenital bertanggung jawab sekitar 10% dari seluruh kehilangan

    penglihatan pada anak. Diperkirakan 1 dari 250 bayi baru lahir mempunyai

    beberapa bentuk katarak.2

    Gejala gangguan penglihatan tergantung dari letak kekeruhan lensa, ukuran

    dan densitasnya dimana bila bermakna secara visual maka bayi/ anak-anak tidak

    dapat memberikan respon visual terhadap lingkungan sekitarnya atau kadang-

    kadang terdapat nistagmus.1

    Lensa yang keruh dapat terlihat tanpa bantuan alat khusus dan tampak

    sebagai warna putih pada pupil yang seharusnya berwarna hitam. Untuk

    menegakkan diagnosa dilakukan pemeriksaan mata lengkap oleh seorang ahli mata

    dan untuk mencari kemungkinan penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan-

    pemeriksaan tambahan lainnya.3

    Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup

    berarti terutama akibat penanganan yang kurang tepat. Pengangkatan katarak

    dilakukan untuk mendukung fungsi penglihatan berkembang secara normal, baik

    dengan pemasangan intraokular lens (IOL) atau tanpa pemasangan IOL. Jika

    penyebabnya diketahui, maka dilakukan pengobatan terhadap penyebab terjadinya

    katarak kongenital.2,4

    1

  • 1.2 TUJUAN

    Tujuan pembuatan referat ini adalah untuk memahami cara menegakkan diagnosa

    katarak kongenital secepatnya agar bisa mendapatkan penanganan lanjut lebih cepat

    bagi mencegah kebutaan pada anak.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DEFINISI

    2

  • Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir.

    Kekeruhan lensa yang berkembang dalam tahun pertama kehidupan disebut katarak

    infantil. Karena kekeruhan lensa sering tidak terdeteksi saat lahir dan diketahui

    pada pemeriksaan di kemudian hari, maka istilah katarak kongenital dan katarak

    infantil sering tumpang tindih.5,6

    2.2 PATOFISIOLOGI

    Mata berkembang dari tiga lapis embrional primitif: ektoderm permukaan,

    termasuk derivatnya yaitu crista neuralis, ektoderm neural dan mesoderm.

    Endoderm tidak ikut dalam pembentukkan mata. Mesenkim adalah istilah untuk

    jaringan ikat embrional. Jaringan ikat okuler dan adneksa dulu diduga berasal dari

    mesoderm, namun kini ternyata kebanyakkan mesenkim di kepala dan leher berasal

    dari krista neuralis kranial. Ektoderm permukaan membentuk lensa, glandula

    lakrimalis, epitel kornea, konjuntiva, dan glandula adnexa, dan epidermis

    palpelbra.3

    Lensa terbentuk saat invaginasi permukaan ektoderm mata. Nukleus

    embrionik berkembang pada bulan ke enam kehamilan. Sekitar nukleus embrionik

    terhadap terdapat nukleus fetus. Saat kelahiran, nukleus fetal dan nukleus embrionik

    membentuk hampir sebagian lensa. Setelah kelahiran, serat kortikal lensa terletak

    pada peralihan epitelium lensa anterior dengan serat kortikal lensa. Sutura Y

    merupakan tanda penting karena dapat mengidentifikasi besarnya nukleus fetus.

    Bagian lensa mulai dari perifer ke sutura Y merupakan korteks lensa, dimana bahan

    lensa yang ada di sutura Y adalah nuklear. Pada pemeriksaan dengan slit lamp,

    posisi sutura Y anterior tegak , sedangkan sutura Y posterior terbalik. Beberapa

    kelainan seperti infeksi, trauma, kelainan metabolik pada serat nuklear ataupun

    serat lentikular dapat menyebabkan kekeruhan media lentikular yang awalnya

    jernih. Lokasi dan pola kekeruhan dapat digunakan untuk menentukan waktu

    terjadinya kelainan serta etiologi.3

    Pada infeksi, seperti pada infeksi toksoplasma dan rubella, virus dapat

    menembus kapsul lensa pada usia kehamilan 6 minggu. Terdapat opasitas saat lahir

    3

  • tapi berkembang setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan kehamilan.

    Seluruh lensa bisa menjadi opak. Virus tetap ada dalam lensa hingga usia 3 tahun.2

    2.3 ETIOLOGI KATARAK KONGENITAL

    Katarak pada anak dapat suatu kondisi tersendiri atau berhubungan dengan

    kondisi-kondisi sistemik. Penyebab katarak bilateral adalah idiopatik, familial

    (biasanya autosomal dominant ), kelainan kromosom ( Down syndrome, Edward

    syndrome, Patau syndrome ), sindroma kraniofacial (Hallerman-Streiff,

    Rubenstein-Taybi, Smith-Lemli-Opitz ), kelainan muskuloskeletal (conradi,

    Albright, distrophy myotonik ), kelainan ginjal (sindroma Lowe, sindroma Alport ),

    kelainan metabolik ( galaktosemia, Fabry disease, Wlson disease, mannisidosis,

    diabetes ), infeksi maternal (TORCH diseases), kelainan okular ( aniridia, sindroma

    disgenesis segmen anterior dan toksisitas kortikosteroid atau radiasi. Penyebab

    katarak unilateral bisa idiopatik misalnya akibat kelainan okular (Persistent

    Hyperplastic primary Vitreous (PHPV), disgenesis segmen anterior, tumor-tumor

    segmen posterior) dan akibat traumatik.1,2,3,4,5,6

    2.4 ONSET KATARAK KONGENITAL

    Kekeruhan lensa yang terjadi sebelum perkembangan fiksasi (2-3 bulan)

    menyebabkan dampak yang lebih buruk terhadap kemampuan visual.2

    2.5 KETURUNAN (GEN YANG MENIMBULKAN KATARAK

    KONGENITAL)

    Kebanyakkan katarak yang diturunkan merupakan katarak autosomal

    dominan, dan selalu bilateral. Katarak yang diturunkan ini terkait dengan X-linked

    ataupun autosomal resesif yang diturunkan seperti dalam tabel 1.

    4

  • Tabel 1. Tipe katarak kongenital dan nomer genetik yang mempengaruhi (dikutip

    dari American Academy of Opthalmology; Book Opthalmology of Pediatric and

    Strabismus. Hal 247) .

    2.6 LATERALITAS KATARAK KONGENITAL

    Katarak kongenital bisa unilateral ataupun bilateral. Dari lateralitas kita juga

    bisa menentukan etiologi dari katarak kongenital seperti yang tercantum dalam

    tabel 2.

    Tabel 2. Etiologi katarak kongenital dari lateralitas (dikutip dari American

    Academy of Opthalmology; Book Opthalmology of Pediatric and Strabismus. Hal

    247) .

    5

  • 2.7 MORFOLOGI

    Kekeruhan dapat terjadi pada seluruh struktur lensa (total/ komplit) atau

    hanya meliputi sebagian struktur lensa. Lokasi dan morfologi lensa memberikan

    informasi tentang onset, etiologi, laterality dan prognosa (seperti dalam tabel 1

    dibawah).2,5

    Tabel 3. Gambaran katarak pediatric yang didapatkan dan berkaitan dgn etiologi.

    (dikutip dari American Academy of Opthalmology; Book Opthalmology of

    Pediatric and Strabismus. Hal 246) .

    Gambaran Diagnosa Gambaran lain yang mungkin didapatkan

    SpokelikeVacuolesMulticolor flecksGreen "sunflower"Thin disciform

    Fabry syndromeMannosidosisDiabetesHypoparathyroidismMyotonic dystrophyWilson diseaseLowe syndrome

    Corneal whorlsHepatosplenomegalyBlood glucose level increasedDecreased serum calciumCharacteristic facial features, tonic "grip"Kayser-Fleischer corneal ringHypotonia, glaucoma

    6

  • Katarak nuklearis merupakan kekeruhan yang terjadi pada nukleus

    embrional atau kekeruhan yang terjadi pada nuclei embrional dan fetal. Biasanya

    katarak bilateral dengan spektrum tingkat keparahan yang luas. Kekeruhan lensa

    meliputi seluruh nukleus atau sebagian. Mata dengan katarak nuklear kongenital

    cenderung mikrophthalmia.2

    Gambar 1. Gambar diatas merupakan nuklear katarak dengan gambaran opak di

    sentral, nukleus dan lensa. Biasanya berdiameter 3mm tapi irregularitas dari fiber

    lensa bisa menbesar ke perifer. (dikutip dari American Academy of Opthalmology;

    Book Opthalmology of Pediatric and Strabismus. Hal 248) .

    Katarak Lamellar merupakan tipe katarak kongenital yang paling umum

    dijumpai dengan karakteristik bilateral dan simetris. Bentuknya diskret, bulat.

    Gambaran opaknya biasanya lebih dari 5mm lebih besar dari nukleus katarak. Saiz

    dan diameter dari mata biasanya normal. Pengaruhnya terhadap fungsi visual

    bervariasi tergantung ukuran dan densitas kekeruhan. Umumnya diturunkan secara

    autosomal dominant atau transient toxic influence selama perkembangan embrionik

    lensa.2

    7

  • Gambar 2. Katarak kongenital (Lamellar). Iluminasi retro menunjukkan saiz dari

    warna opak Lamellar. (dikutip dari American Academy of Opthalmology; Book

    Opthalmology of Pediatric and Strabismus. Hal 248) .

    Gambar 3. Gambaran dari slitlamp menunjukkan katarak lamelar yang opak

    mengelilingi nukleus yang jernih. (dikutip dari American Academy of

    Opthalmology; Book Opthalmology of Pediatric and Strabismus. Hal 248) .

    Katarak polaris merupakan kekeruhan lensa yang meliputi korteks

    subkapsular dan kapsul anterior atau posterior dari pole lensa. Contoh katarak polar

    adalah katarak polaris anterior biasanya kecil, bilateral, simetris dan tidak progresif

    serta tidak mengganggu penglihatan. Katarak polaris posterior merupakan katarak

    dengan kekeruhan pada bagian depan lensa persis ditengah-tenga, katarak ini terjadi

    8

  • karena tidak sempurnanya pelepasan kornea terhadap lensa. Bentuk kekeruhannya

    seperti piramid dengan tepi yang jernih sehingga apabila pupilnya midriasis maka

    visus akan lebih baik. Diturunkan secara autosomal dominant. Kadang-kadang

    berhubungan dengan okular lainnya, meliputi mikrophthalmos, persistent pupillary

    membrane dan lentikonus anterior. Katarak polaris anterior tidak membutuhkan

    penanganan karena tidak progresif tetapi sering menyebabkan anisometropia.2

    Gambar 4. Tanda panah menunjukkan gambaran katarak polaris anterior yang

    berukuran lebih kecil dari pupil. (dikutip dari American Academy of

    Opthalmology; Book Opthalmology of Pediatric. Hal 249.)

    Katarak polaris posterior secara umum meyebabkan penurunan fungsi visual

    dibandingkan katarak polaris anterior karena cenderung lebih besar dan posisinya

    lebih mendekati nodal point of eye. Biasanya stabil, kadang-kadang dapat progresif.

    Dapat bersifat familial (bilateral dan diturunkan secara autosomal dominant) atau

    sporadik (unilateral dan berhubungan dengan sisa tunika vaskulosa lensa atau

    berhubungan dengan kelainan kapsul posterior seperti lentikonus atau lentiglobus).2

    9

  • Gambar 5. Katarak polaris posterior berukuran lebih besar dari anterior polar

    cataract. (dikutip dari American Academy of Opthalmology; Book Opthalmology of

    Pediatric and Strabismus. Hal 248) .

    Katarak kapsular merupakan kekeruhan pada epitel lensa dan kapsul anterior

    lensa. Secara umum katarak kapsular tipis, tidak luas dan tidak mempengaruhi

    penglihatan.2

    Complete / total katarak merupakan kekeruhan pada seluruh serabut-serabut

    lensa. Pemeriksaan menggunakan funduskopi tidak tampak red reflex dan retina

    tidak terevaluasi. Beberapa katarak dapat subtotal saat lahir dan progresif dengan

    cepat menjadi katarak komplit. Dapat terjadi unilateral atau bilateral, diturunkan

    (autosomal dominant atau autosomal recessive) dan menimbulkan kerusakan

    penglihatan yang berat. Katarak dengan bentuk ini sering berhubungan dengan

    kelainan-kelainan sistemik seperti galaktosemia, rubella dan Lowe syndrome.2

    Bentuk katarak akibat sindroma rubella kongenital mempunyai bentuk yang

    khas berupa pearly white nuclear opacification. Kadang-kadang melibatkan seluruh

    massa lensa (katarak total) dan korteks masih cair. Partikel virus terdapat di lensa

    sampai 3 tahun setelah pasien lahir sehingga pengangkatan katarak dapat

    menimbulkan inflamasi yang hebat setelah operasi.2,5,6

    Persistent fetal vasculature (PFV) merupakan suatu keadaan dimana fetal

    hialoid vascular kompleks gagal untuk regresi dan merupakan penyebab paling

    banyak katarak infantil. Biasanya pasien dengan PFV matanya micropthalmic

    (microcornea). PFV biasanya unilateral. Pembuluh darah hialoid yang persisten

    mempunyai hubungan dengan membran saraf optik. Pada kasus yang parah bisa

    terjadi glaukoma sekunder dimana lensa didorong ke depan dan segmen anterior

    menjadi datar.2

    10

  • Gambar 6. Persistent fetal vasculature (PFV). Gambar A, variasi sedang dengan

    retolental sentral membran. Gambar B variasi ,PFV yang parah dengan terjadinya

    traksi diprosesus siliaris. (dikutip dari American Academy of Opthalmology; Book

    Opthalmology of Pediatric and Strabismus. Hal 248) .

    2.8 DIAGNOSA BANDING

    Orang tua pasien biasanya datang dengan keluhan utama mata anaknya leukoria.

    Diagnosa banding dari leukokoria, yaitu :

    1. Katarak kongenital

    2. Retinoblastoma

    3. Congenital Retinal Fold

    4. Vitreous hemorrhage

    5. Retinal dysplasia

    6. Corneal opacity (2,6,8,9,10)

    2.9 DIAGNOSIS

    Tabel 4. Alur penegakkan diagnosis

    11

  • Diagnosis katarak kongenital bisa ditegakkkan melalui anamnesa dengan

    menanyakan gambaran klinis dari katarak kongenital. Gejala yang paling sering dan

    mudah dikenali adalah leukokoria. Bila katarak binokular, penglihatan kedua mata

    buruk sehingga orang tua biasanya membawa anaknya dengan keluhan anak kurang

    melihat, tidak dapat fokus atau kurang bereaksi terhadap sekitarnya. Gejala lain

    yang dapat dijumpai antara lain fotofobia, strabismus dan nistagmus. Katarak

    kongenital sering terjadi bersamaan dengan kelainan okular atau kelainan sistemik

    lainnya. Hal ini didapatkan pada pasien-pasien dengan kelainan kromosom dan

    gangguan metabolik.1,3,4,5 Diperlukan juga anamnesa yang detil tentang hambatan

    tumbuh kembang anak, pola makan anak, lesi-lesi kulit, kelainan-kelainan

    perkembangan yang lain serta riwayat keluarga di dalam mendiagnosa katarak

    kongenital. Pemeriksaan menggunakan slit lamp segera terhadap anggota keluarga

    untuk melihat faktor-faktor inherited.2

    Pemeriksaan mata seharusnya dilakukan pada seluruh bayi baru lahir sebagai

    screening, yaitu bisa dengan pemeriksaan red reflex pada ruang gelap menggunakan

    direct ophthalmocope secara simultan pada kedua mata. Pemeriksaan ini disebut

    juga illumination test, red reflex test atau Brckner test. Dapat dilakukan sebagai

    pemeriksaan rutin oleh perawat atau ahli anak. Retinoskop melalui pupil yang tidak

    berdilatasi. Dapat memprediksikan katarak aksial pada anak-anak preverbal.2

    Penilaian fungsi visual dapat digunakan untuk menentukan penanganan terhadap

    12

  • katarak. Kekeruhan kapsul anterior tidak signifikan secara visual. Kekeruhan

    sentral/ posterior yang cukup densitasnya, diameter >3 mm, biasanya cukup

    bermakna mempengaruhi visual.2 Pemeriksaan okular seperti slit lamp dapat

    membantu melihat morfologi katarak, posisi lensa dan melihat abnormalitas pada

    kornea, iris dan bilik mata depan. Funduskopi untuk menilai segmen posterior.

    Diamati diskus, retina dan makula. B-scan untuk menilai segmen posterior bila

    tidak dapat dinilai dengan funduskopi.2

    Untuk pemeriksaan penunjang bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium.

    Katarak unilateral biasanya tidak berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik

    atau metabolik sehingga tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Katarak

    bilateral berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik atau metabolik. Jika

    diketahui adanya riwayat keluarga atau pemeriksaan lensa orang tua anak

    menunjukkan katarak secara kongenital maka dilakukan evaluasi laboratorium

    meliputi; pemeriksaan urine, TORCH titer, Level kalsium, fosfor, red cell

    galaktokinase dalam darah dan serum ferritin.2

    2.10 PENATALAKSANAAN

    Katarak unilateral harus dideteksi dan diterapi sebelum umur 6 minggu dan

    sebelum 10 minggu untuk katarak bilateral bagi mendukung perkembangan visual

    yang optimal. Pada anak yang lebih tua yang menderita katarak bilateral, operasi

    dilakukan apabila fungsi penglihatan telah menganggu kemampuan anak tersebut.

    Meskipun seorang anak dengan katarak bilateral bisa melihat 20/70 saat memasuki

    sekolah dasar, mereka berada dalam resiko yang besar untuk terjadinya ambliopia

    dan operasi harus dilakukan apabila penglihatannya menurun menjadi 20/40 atau

    kurang dari itu. Pengangkatan lensa yang keruh dapat dilakukan seperti berikut ini;

    (a) Lensektomi tanpa pemasangan IOL dan (2) Lensektomi dengan pemasangan

    IOL. Terdapat 2 teknik dasar lensektomi dengan pemasangan IOL yang digunakan

    yaitu teknik dengan kapsul posterior utuh (older children) dan teknik pemasangan

    IOL dan kapsulektomi posterior primer (younger children). Anak-anak di bawah

    umur 3-4 tahun atau yang lebih besar dimana tidak kooperatif, harus dilakukan

    kapsulektomi posterior primer dengan vitrektomi saat operasi. kapsulektomi

    13

  • posterior/vitrektomi dapat dilakukan sebelum atau setelah pemasangan IOL.2

    Setelah operasi kita melakukan Rehabilitasi Optikal pada pasien. Pemilihan

    optical device untuk koreksi aphakia tergantung pada beberapa faktor. Kacamata

    merupakan metoda yang paling aman, mudah diatur sesuai pertumbuhan tetapi tidak

    ideal pada kasus aphakia monokular. Lensa kontak merupakan metode yang paling

    popular pada kasus aphakia monokular tetapi mempunyai resiko tinggi untuk

    mengalami infeksi mata dan ulkus kornea.2

    Postoperative Care merupakan terapi medikal. Jika seluruh korteks dapat

    diangkat maka inflamasi setelah operasi tanpa IOl, biasanya ringan sehingga dapat

    diberikan antibiotik topikal dan steroid topikal sekitar 2 minggu. Pada kasus

    aphakia, pemberian midriasis dilanjutkan beberapa minggu menggunakan atropin

    atau agen lainnya. Steroid topikal diberikan lebih agresif pada pemasangan IOL dan

    steroid oral diberikan bila heavy pigmented irides.

    Terapi ambliopia penting dilakukan secepat mungkin setelah operasi. Pada

    pasien aphakia, kacamata atau lensa kontak diberikan 1 minggu setelah operasi.

    Patching diindikasikan pada kasus katarak unilateral atau katarak bilateral dimana

    ditutup mata yang lebih baik. Part time occlusion pada neonatus untuk merangsang

    penglihatan binokular dan menghambat strabismus. Regimen yang popular :

    jumlah jam mata ditutup sesuai dengan usia anak dalam bulan. Misalnya mata

    ditutup 1 jam pada usia 1 bulan setiap hari. Maksimal 8 jam pada usia 8 bulan.

    Komplikasi setelah operasi katarak berbeda antara anak dan dewasa. Retina

    detachment, makular edema dan abnormalitas kornea jarang pada anak-anak. Angka

    kejadian infeksi dan perdarahan sama antara anak dan dewasa. Glaukoma pada

    anak-anak aphakia dapat terjadi beberapa tahun kemudian.2

    2.11 PROGNOSA

    Penglihatan yang baik setelah operasi katarak tergantung pada banyak faktor,

    meliputi age of onset, tipe katarak, waktu dilakukan pembedahan, koreksi optikal

    dan penanganan ambliopia. Secara umum, aphakia bilateral mempunyai

    kemampuan visual yang lebih baik dibandingkan aphakia monokular.2

    14

  • BAB III

    KESIMPULAN

    Katarak merupakan perubahan lensa mata yang jernih dan tembus cahaya

    menjadi keruh dan tidak tembus cahaya.

    Katarak pada anak bisa dibagi berdasarkan, etiologi, onset, keturunan,

    lateralitas dan morfologi. Morfologi terdiri dari; nuclear katarak, polar katarak

    (kekeruhan meliputi korteks subkapsular dan kapsul anterior atau posterior dari

    pole lensa), kapsular katarak (kekeruhan pada epitel lensa dan kapsul anterior

    lensa) , complete / total katarak ( kekeruhan pada serabut-serabut lensa.), persistent

    fetal vasculature (PFV) (keadaan dimana fetal hialoid vascular gagal beregresi).

    Diagnosa ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

    penunjang. Orang tua pasien biasanya datang dengan keluhan utama mata anaknya

    leukoria. Diagnosa banding leukokoria adalah katarak kongenital , retinoblastoma,

    cogenital retinal fold , vitreous hemorrhage , retinal dysplasia , corneal opacity .

    Untuk pemeriksaan penunjang bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium.

    Katarak unilateral biasanya tidak berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik

    atau metabolik sehingga tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Katarak

    bilateral berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik atau metabolik.

    Pengangkatan lensa yang keruh dapat dilakukan dengan lensektomi tanpa

    pemasangan IOL lensektomi dengan pemasangan IOL

    Prognosa katarak tergantung pada banyak faktor, meliputi age of onset, tipe

    katarak, waktu dilakukan pembedahan, koreksi optikal dan penanganan ambliopia.

    Secara umum, aphakia bilateral mempunyai kemampuan visual yang lebih baik

    dibandingkan aphakia monokular.

    DAFTAR PUSTAKA

    15

  • 1. Katarak kongenital, available at : http://blogspot.com/2010/11/katarak-kongenital.html

    2. American Academy of Ophthalmology. Pediatric Ophthalmology and Strabismus in Basic and Clinical Science Course. Section 6. 2011-012 : 245-269

    3. Khurana AK. Disease of the Orbit. Comprehensive Ophthalmology. Fourth Edition, page : 280-283

    4. Katarak kongenital, available at : http://wordpress.com/2010/katarak-kongenital.html

    5. American Academy of Ophthalology. Lens and Cataract in Basic and Clinical Science Course. Section 11. 2009-2010 : 34-39

    6. Datiles MB, Magno BV. Congenital and Juvenille Cataract in Duane's clinical Ophthalmology. Volume 1. Chapter 73. 2004. p.11-13

    7. Congenital Cataract, available at : http://emedicine.com

    8. Kanski J Jack. Sixth Nerve in Clinical Ophthalmology A Systematic Approach. 6th ed. 2007 : 542-550

    9. Clinical Opthalmology, an Asian Perspective, a publication of Singapore National Eye Centre, 2007 : 687-696

    10. Kunimoto DY. Leukocoria in The Wills Eye Manual.Fourth Edition. Chapter 8. 2004. p. 141-163

    16