9299_Hati2 Kecanduan Obat Penenang

1
Hatl-Hatl Kecanduan 0bat Penenang Kliping Berita Kesehatan PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK SETJEN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JL. H.R.RASUNASAID X-5 KAV.4-9 JAKARTA 12950 TELP.(021 ) 5223002, 52907416, 52907418, 52907419 FAX. (021 ) 5223002,52960661, 52921 669 Penggunaan obat penenang harus dengan pengawasan dokter serta efektif terkecil dan jangka EnrKlnrrHlx UDAH 10tahun Fikri mengonsumsi obatpenenangsetiap hari. Awalnya ia diresepkan obat penenang jenis alprazolam oleh dokter umum. Do- sisnya2x0,5mg per hari. Tujuannya agar ia bisa tidur nyenyak. Saatitu ia memang mengalamiinsomnia dan kerap gelisah. Kaiena merasa nyaman, ia meneruskan konsumsi obat itu meski tidak lagi kon- trol ke dokter. Dosisnya terus meningkat hingga saat ini ia memakai 2x3 mg per hari, sebuah takaran yang secara medis tergolong tinggi. Laki-laki berusia 48 tahun itu sebenar- nya ingin berhenti dari kebiasaan tersebut. Namun, itu rupanya bukan hal mudah. Pernah ia mencoba metode yang disebut cold turkqt, yakni berhenti menggunakan obat samasekali. Namun, dampaknya sungguhmenyiksa. Ia mengalami efek putus obat yang berat. Tubuhnyamenggigil, lemas bagaitak bernr- lang, merasa lelah yang teramat sangat, keluar keringat dingin, dan pikiran seperti tidak bisa digunakan. Ia pun terpaksa me- ngonsumsi obat itu lagi. Kasus serupa terjadi pada Riska,ibu rumah tangga berusia 37 tahun. Setahun lalu, karena mengalami gangguan cemas, ia berkunjung ke psikiater. Ia di.beri obat alprazolam berdasar resep dengan dosis 3x0,25 mg per sehari. Ia kemudian memutuskan lepas dari ru- tinitas kontrol ke psikiater. Namun, ia tetap membeli obat berdasarkan resep dokter umum. Dosis konsumsiobat penenangnya meningkatmenjadi 3x0,5 mg per hari dan terkadang menambah dosis sendiri men- jadi 3x0,75 mg jika merasatidak nyaman, Mm*lmoNurn ,1 t1$Arl \ riiidtl iinfi{1 Hariffanssal : RABU I JAN 2013 MB EDISI PAGI Halaman , 21 diberikan dalam dosis walttu yangpendek, Cari akar penyebab Menurut Andri, untukkasus ketergan- tungan obat penenang, penanganan yang baik haruslah dimulai dengan pengenalan dasar gejala mengapa pasien sampai menggunakan alprazolam. "Pasienperlu menggunakan obat itu pastinya bukan karena tanpa alasan. Gangguan kecemasan dan insomnia ialah Iatar belakang ter- sering orang mulai menggunakan alprazolam. Akar penyebab gangguan itu harus diatasi," jelas Kepala Klinik PsikosomatikRS Omni Alam Sutera, Tangerangitu. Bila akar penyebab gangguankece- masan dan insomnia tidak teratasi, pengguna alprazolam cenderung mengalami toleransi sehingga mem- butuhkan dosis ygng makin besar. "Karenanya penggunaan obat penenang harus diawasi dokter, diberikan dalam dosisefektif terkecil, dan jangka waktu yang pendek." Penanganan kecanduan akan lebih baik bila pasien diberi obat pengganti alprazo- lam seperti clonazepam atau diazepam. Namun pada pasien yang mengonsumsi alprazolam dengandosis tinggi (lebih dari 2 mg per hari), biasanya penghentian tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Langkahyang tepatialah menurunkan dosissecara perlahan. "Penggunaan antidepresan seperti sertraline atau fluoxetine juga bisa mem- bantu untuk mengatasi kecemasandan mengurangi penggunaan obat alprazolam pada akhirnya," tambah Andri. Andri menekankan perlunya pasien me- ririliki motivasi yang tinggi untuk berhenti dari kecanduan alprazolam. Kalau tidak, usaha apa pun akan percuma. "Satu hal yang paling penting, segeralah berkonsultasi jika Anda telah menggu- nakan alprazolam untuk waktu lama," sarannya. (*/S-5) [email protected] misalnya saat ia kelelahan mengurus anak, sementara tak ada keluarga yang membantu. Meski sudah mengonsumsi obat antidepresi,ia tetap tak bisa lepasdari obat penenang. Kedua ilustrasi kasus itu diceritakan psikiater dr Andri SpKJsaat membahas topik kecanduan obatpenenang. Ia menje- laskan obat alprazolam merupakan salah sdtujenis obat cemas golongan benzodiaz- epina yang paling efektif. Dengan efektivi- tas yang sangatpotensial dan waktu kerja yang pendek, obat itu sering diresepkan pada pasien dengan dosis beberapa kali dalam sehari. af untukkasus ketergantungan obat penenang, penanganan yang baik haruslah dimulai dengan pengenalan dasar gejala mengapa pasien sampai menggunakan alprazolam." drAndri SpKJ Psikiater & pakar psikosomatik medis "sayangnya obat ini mempunyai efek untuk menghasilkan toleransi (dosis sema- kin meningkat) dan ketergantungan yang berat pada pasienjika tanpa pengawasan yangtepat dan bijak," ujar Andri yangjuga pakar psikosomatik medis. Kebutuhan penggunaan akhirnya bisa menjadi suatuketergantungan fisik dan psi- kis. Apalagipada pasien penggunaalkohol atau memiliki riwayat penyalahgunaan zat narkotika. "Pasien-pasien seperti ini bila menggunakan alprazolam, dosisnya akan cenderung terus naik dan sulit lepas."

description

farmakologi

Transcript of 9299_Hati2 Kecanduan Obat Penenang

Page 1: 9299_Hati2 Kecanduan Obat Penenang

Hatl-Hatl Kecanduan0bat Penenang

Kliping Berita KesehatanPUSAT KOMUNIKASI PUBLIK SETJEN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

JL. H.R. RASUNASAID X-5 KAV.4-9 JAKARTA 12950TELP. (021 ) 5223002, 52907416, 52907418, 52907419 FAX. (021 ) 5223002,52960661, 52921 669

Penggunaan obat penenang harus denganpengawasan dokter sertaefektif terkecil dan jangka

Enr KlnrrHlx

UDAH 10 tahun Fikri mengonsumsiobatpenenang setiap hari. Awalnyaia diresepkan obat penenang jenisalprazolam oleh dokter umum. Do-

sisnya 2x0,5 mg per hari. Tujuannya agaria bisa tidur nyenyak. Saat itu ia memangmengalami insomnia dan kerap gelisah.

Kaiena merasa nyaman, ia meneruskankonsumsi obat itu meski tidak lagi kon-trol ke dokter. Dosisnya terus meningkathingga saat ini ia memakai 2x3 mg perhari, sebuah takaran yang secara medistergolong tinggi.

Laki-laki berusia 48 tahun itu sebenar-nya ingin berhenti dari kebiasaan tersebut.Namun, itu rupanya bukan hal mudah.Pernah ia mencoba metode yang disebutcold turkqt, yakni berhenti menggunakanobat sama sekali.

Namun, dampaknya sungguh menyiksa.Ia mengalami efek putus obat yang berat.Tubuhnya menggigil, lemas bagai tak bernr-lang, merasa lelah yang teramat sangat,keluar keringat dingin, dan pikiran sepertitidak bisa digunakan. Ia pun terpaksa me-ngonsumsi obat itu lagi.

Kasus serupa terjadi pada Riska, iburumah tangga berusia 37 tahun. Setahunlalu, karena mengalami gangguan cemas,ia berkunjung ke psikiater. Ia di.beri obatalprazolam berdasar resep dengan dosis3x0,25 mg per sehari.

Ia kemudian memutuskan lepas dari ru-tinitas kontrol ke psikiater. Namun, ia tetapmembeli obat berdasarkan resep dokterumum. Dosis konsumsi obat penenangnyameningkat menjadi 3x0,5 mg per hari danterkadang menambah dosis sendiri men-jadi 3x0,75 mg jika merasa tidak nyaman,

Mm*lmoNurn,1 t1$Arl \ riiidtl iinfi{1

Hariffanssal : RABU I JAN 2013 MB EDISIPAGIHalaman , 21

diberikan dalam dosiswalttu yang pendek,

Cari akar penyebabMenurut Andri, untuk kasus ketergan-

tungan obat penenang, penanganan yangbaik haruslah dimulai dengan pengenalandasar gejala mengapa pasien sampaimenggunakan alprazolam.

"Pasien perlu menggunakan obatitu pastinya bukan karena tanpaalasan. Gangguan kecemasan daninsomnia ialah Iatar belakang ter-sering orang mulai menggunakanalprazolam. Akar penyebab gangguanitu harus diatasi," jelas Kepala KlinikPsikosomatik RS Omni Alam Sutera,Tangerang itu.

Bila akar penyebab gangguan kece-masan dan insomnia tidak teratasi,pengguna a lprazolam cenderungmengalami toleransi sehingga mem-butuhkan dosis ygng makin besar.

"Ka renanya penggunaan oba tpenenang harus d iawasi dokter ,diberikan dalam dosis efektif terkecil,dan jangka waktu yang pendek."

Penanganan kecanduan akan lebih baikbila pasien diberi obat pengganti alprazo-lam seperti clonazepam atau diazepam.Namun pada pasien yang mengonsumsialprazolam dengan dosis tinggi (lebih dari2 mg per hari), biasanya penghentiantidak bisa dilakukan secara tiba-tiba.Langkahyang tepat ialah menurunkandosis secara perlahan.

"Penggunaan antidepresan sepertisertraline atau fluoxetine juga bisa mem-bantu untuk mengatasi kecemasan danmengurangi penggunaan obat alprazolampada akhirnya," tambah Andri.

Andri menekankan perlunya pasien me-ririliki motivasi yang tinggi untuk berhentidari kecanduan alprazolam. Kalau tidak,usaha apa pun akan percuma.

"Satu hal yang paling penting, segeralahberkonsultasi jika Anda telah menggu-nakan alprazolam untuk waktu lama,"sarannya. (*/S-5)

[email protected]

misalnya saat ia kelelahan mengurusanak, sementara tak ada keluarga yangmembantu. Meski sudah mengonsumsiobat antidepresi, ia tetap tak bisa lepas dariobat penenang.

Kedua ilustrasi kasus itu diceritakanpsikiater dr Andri SpKJ saat membahastopik kecanduan obat penenang. Ia menje-laskan obat alprazolam merupakan salahsdtu jenis obat cemas golongan benzodiaz-epina yang paling efektif. Dengan efektivi-tas yang sangat potensial dan waktu kerjayang pendek, obat itu sering diresepkanpada pasien dengan dosis beberapa kalidalam sehari.

af untukkasusketergantungan obat penenang,penanganan yang baik haruslahdimulai dengan pengenalan dasargejala mengapa pasien sampaimenggunakan alprazolam."

drAndri SpKJPsikiater & pakar psikosomatik medis

"sayangnya obat ini mempunyai efekuntuk menghasilkan toleransi (dosis sema-kin meningkat) dan ketergantungan yangberat pada pasien jika tanpa pengawasanyang tepat dan bijak," ujar Andri yang jugapakar psikosomatik medis.

Kebutuhan penggunaan akhirnya bisamenjadi suatu ketergantungan fisik dan psi-kis. Apalagipada pasien pengguna alkoholatau memiliki riwayat penyalahgunaan zatnarkotika. "Pasien-pasien seperti ini bilamenggunakan alprazolam, dosisnya akancenderung terus naik dan sulit lepas."