92601543-MAKALAH-DHF

30
MAKALAH KELOMPOK 6 DHF (Dengue Haemoragic Fever) Disusun Oleh : 1. Sri Wahyuni ( A1. 0900555 ) 2. Susanti Nur Oktama ( A1. 0900556 ) 3. Syamsul Sani ( A1. 0900557 ) 4. Tri Handayani ( A1. 0900559 ) 5. Uji Luhur Istiyarto ( A1. 0900560 ) 6. Wiji Hastuti ( A1. 0900561 ) 7. Windiyatun Ekaningsih ( A1. 0900562 ) 8. Wirati Enny Sayekti ( A1. 0900563 )

Transcript of 92601543-MAKALAH-DHF

Page 1: 92601543-MAKALAH-DHF

MAKALAH KELOMPOK 6

DHF (Dengue Haemoragic Fever)

Disusun Oleh :

1. Sri Wahyuni ( A1. 0900555 )

2. Susanti Nur Oktama ( A1. 0900556 )

3. Syamsul Sani ( A1. 0900557 )

4. Tri Handayani ( A1. 0900559 )

5. Uji Luhur Istiyarto ( A1. 0900560 )

6. Wiji Hastuti ( A1. 0900561 )

7. Windiyatun Ekaningsih ( A1. 0900562 )

8. Wirati Enny Sayekti ( A1. 0900563 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2012

Page 2: 92601543-MAKALAH-DHF

DHF (Dengue Haemoragic Fever)

A. DEFINISI

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang

disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi

mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer

& Suprohaita, 2000; 419).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang

disebabkan oleh Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus (Ngastiyah, 1995;

341).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan tipe I – IV dengan infestasi klinis

dengan 5 – 7 hari disertai gejala perdarahan dan jika timbul tengatan angka

kematiannya cukup tinggi (UPF IKA, 1994; 201).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang

berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi

lebih banyak menimbulkan korban pada anak – anak berusia di bawah 15

tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok yang

disebabkan virus dengue dan penularan melalui gigitan nyamuk Aedes

(Soedarto, 1990; 36).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama

terdapat pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan

biasanya memburuk pada dua hari pertama (Soeparman, 1987; 16).

DHF (Dengue Haemoragic fever) adalah penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam

tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina) (Christantie

Effendy, 1995).

Page 3: 92601543-MAKALAH-DHF

B. ETIOLOGI

1. Virus Dengue

Virus Dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam

Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu

virus dengue tipe 1, 2, 3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat

di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis

virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40

nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam

kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK

(Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes

Albopictus (Soedarto, 1990; 36).

2. Vektor

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu

nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan

beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi

dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup

terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap

serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita, 2000; 420).

Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor

penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui

gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah

perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk

tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada

genangan air bersih yang terdapat bejana-bejana yang terdapat di dalam

rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang-

lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air

bersih alami lainnya (Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai

menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi

hari dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37).

3. Host

Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia

akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna,

Page 4: 92601543-MAKALAH-DHF

sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama

tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever

(DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus

dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya

atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus

dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap

dengue dari ibunya melalui plasenta (Soedarto, 1990 ; 38).

C. KLASIFIKASI DHF

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4

golongan, yaitu :

1. Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7

hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.

2. Derajat II

Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan

seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.

3. Derajat III

Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan

cepat, tekanan nadi sempit, tekanan darah menurun.

4. Derajat IV

Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur, anggota gerak teraba

dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

D. PATOFISIOLOGI

Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan

virtemia. Hal tersebut menyebabkan pengaktifan complement sehingga terjadi

komplek imun Antibodi-virus pengaktifan tersebut akan membentuk dan

melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin, histamin), yang akan

merangsang PGE2 di Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil

yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga

terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan

Page 5: 92601543-MAKALAH-DHF

permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran palsma.

Adanya komplek imun antibodi-virus juga menimbulkan Agregasi trombosit

sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, coagulopati.

Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut

terjadi shock dan jika shock tidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan dan

akhirnya terjadi Asidosis metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan

karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik

sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan.

Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat

hidup dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia

terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung

pada daya tahan tubuh manusia.

Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi : (1) aktivasi sistem

komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan

peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari

ruang intravaskular ke ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun,

apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit

sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum

tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau

mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan

(1) peningkatan permiabilitas kapiler, (2) kelainan hemostasis, yang

disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan kuagulopati (Arief

Mansjoer & Suprohaita, 2000; 419).

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam

Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2-7 hari kemudian

turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan

berlangsung demam, gejala-gejala klinik yang tidak spesifik misalnya

anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan

rasa lemah dapat menyetainya (Soedarto, 1990; 39).

Page 6: 92601543-MAKALAH-DHF

2. Perdarahan

Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya

terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah

terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura

(Soedarto, 1990; 39). Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada

saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis (Nelson,

1993; 296). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri

perut yang hebat (Ngastiyah, 1995; 349).

3. Hepatomegali

Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada

anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari

hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan

akan tejadi renjatan pada penderita (Soederita, 1995; 39).

4. Renjatan (Syok)

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita,

dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin

pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut.

Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis

yang buruk (Soedarto, 1995; 39).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Laboratorium

Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang

dapat dilihat dan meningginya nilai hematokrit sebanyak 20 % atau lebih

dibandingkan nilai hematokrit pada masa konvalesen.

Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai adanya trombositopenia

dan hemokonsentrasi tersebut sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis

DHF dengan tepat. Juga dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke-

2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya

leukopenia timbul karena berkurangnya limfosit pada saat peningkatan suhu

pertama kali.

Page 7: 92601543-MAKALAH-DHF

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :

1. Tirah baring atau istirahat baring

2. Diet makan lunak

3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup

dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang

paling penting bagi penderita DHF.

4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)

merupakan cairan yang paling sering digunakan.

5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika

kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.

6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.

7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.

8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.

9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.

10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan

tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.

11. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.

H. PENCEGAHAN

Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah

dengan melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya

kasus DHF.

2. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada

tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia

sembuh secara spontan.

3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di

sekolah, rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.

4. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi

penularan tinggi.

Page 8: 92601543-MAKALAH-DHF

Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :

a. Menggunakan insektisida

Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam

berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa

dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara

penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau pengabutan.

Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam

sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air

bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 %

per 10 liter air.

b. Tanpa insektisida

Caranya adalah :

- Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air

minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10

hari).

- Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

- Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan

benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

Page 9: 92601543-MAKALAH-DHF

FOKUS PENGKAJIAN

A. Identitas Klien

Nama : An. T

Umur : 4 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Gombong

Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. A

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan klien : Ibu

Alamat : Gombong

B. Keluhan Utama : Klien datang dengan keluhan demam sudah 7 hari.

C. Riwayat Penyakit Sekarang

An. T datang ke RS Lekas sembuh dengan keluhan demam sudah 7 hari.

Panasnya naik turun, mual, sakit bila menelan, muntah sekitar 2x/hari, nyeri

epigastrium, sakit kepala, nyeri persendian, nafsu makan menurun. Setelah

diperiksa rampelid test terdapat petekie di lengan atas ± diameter 3 cm. TTV :

Nadi : 105 x/menit, RR : 28x/menit, Suhu : 39oC. Mukosa bibir kering,

konjungtiva anemis. Hasil pemeriksaan laboratorium : IgG dengue : positif,

trombosit : 12.000 ul, Hb : 11 gr/dl, Ht : 58%, Leukosit : 12.000 ul.

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Prenatal :

Selama kehamilan ibu klien melakukan ANC ke bidan secara teratur

sesuai dengan anjuran dari bidan, selama hamil tidak ada keluhan dan

penyakit yang diderita ibu klien.

2. Natal dan post natal :

An. T lahir spontan ditolong bidan, langsung menangis.

3. Penyakit yang pernah diderita :

Page 10: 92601543-MAKALAH-DHF

Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang mengharuskan

dirawat di RS, baru kali ini.

4. Hospitalisasi/tindakan operasi :

Klien belum pernah mengalami hospitalisasi sebelum sakit yang sekarang.

5. Injuri/kecelakaan :

Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami kecelakaan.

6. Alergi :

Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi demikian

juga dengan keluarga, tidak ada yang mempunyai riwayat alergi.

7. Imunisasi dan tes laboratorium :

Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap.

8. Pengobatan :

Apabila klien sakit ibu klien membawa ke bidan atau dokter.

E. POLA FUNGSIONAL

1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Klien mengatakan sehat itu penting, jika klien sakit klien akan minum

obat dan pergi ke petugas kesehatan terdekat.

2. Pola nutrisi dan metabolik

a. Sebelum sakit

Klien mengatakan makan teratur 3 kali sehari dan habis satu porsi

dengan menu nasi, sayur dan lauk pauk. Klien tidak memilki riwayat

alergi terhadap makanan. Klien minum ± 4-6 gelas perhari.

b. Selama sakit

Klien mengatakan klien mengalami perubahan dalam porsi makan,

yaitu ½ porsi makan dengan bubur biasa dan minum hanya ± 2-4 gelas

perhari.

3. Pola eliminasi

a. Sebelum sakit

Klien mengatakan klien tidak mengalami gangguan dalam eliminasi,

BAB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning

Page 11: 92601543-MAKALAH-DHF

kecoklatan dan bau khas feses dan BAK 4-5 kali sehari dengan warna

kuning jernih, dan bau khas amoniak.

b. Selama sakit

Klien mengatakan klien tidak mengalami gangguan ataupun

perubahan dalam eliminasi, BAB 1 kali sehari dengan konsistensi

lembek, warna kuning kecoklatan dan bau khas feses dan BAK 4-5

kali sehari dengan warna kuning jernih dan bau khas amoniak.

4. Pola aktifitas dan latihan

a. Sebelum sakit

Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri

b. Saat sakit

Klien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari hanya tiduran

ditempat tidur

5. Pola istirahat dan tidur

a. Sebelum sakit

Klien mengatakan klien tidur malam 10 jam, mulai jam 20.00 WIB

sampai dengan jam 06.00 WIB dan tidur siang 2 jam mulai jam 13.00

WIB sampai dengan jam 15.00 WIB.

b. Selama sakit

Klien mengatakan klien dapat tidur dengan nyenyak dan selama sakit

klien tidur lebih dari 8 jam, klien mulai tidur jam 19.30 WIB sampai

dengan jam 06.00 WIB. Klien mengatakan klien tidur siang 3 jam tapi

klien sering terbangun, dan waktunya tidak menentu.

6. Pola konsep diri

a. Sebelum sakit

Klien mengenali ibunya,bapaknya dan dirinya sendiri

b. Saat sakit

Klien masih mampu mengenali dirinya sendiri dan orang tuannya

7. Pola peran hubungan

8. Pola persepsi dan kognitif

Klien mengatakan bahwa klien mengetahui sedikit tentang penyakitnya,

ditandai dengan, klien dapat menjelaskan penyebab demam berdarah,

Page 12: 92601543-MAKALAH-DHF

klien tidak merasa cemas dan khawatir karna klien yakin bahwa dengan

pengobatan yang sedang di jalani akan membuat dia sembuh.

9. Pola reproduksi dan seksual

Klien adalah seorang anak laki-laki yang berumur 16 tahun, klien sedang

mengalami masa remajanya, klien sudah mulai menyukai lawan jenisnya.

10. Pola koping terhadap stress

Klien mengatakan jika ada masalah atau bila klien menginginkan sesuatu

klien mendiskusikanya dengan keluarga dan jika ada masalah yang

berhubungan dengan penyakitnya klien menyampaikanya dengan

perawat.

11. Pola nilai dan keyakinan

Klien terlahir di sebuah keluarga yang beragama Islam, dan klien sudah

terbiasa beribadah sholat dan mengaji.

F. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Klien tampak lemah

2. Kesadaran : composmentis

3. TTV : Nadi : 105 x/menit

RR : 28 x/menit

Suhu : 39oC

4. Kulit

Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan bersih, turgor

kulit menurun.

5. Kepala

Bentuk mesochepal, ubun-ubun menutup, warna rambut hitam, lurus,

distribusi merata, tersisir rapi dan bersih.

6. Mata

Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.

7. Telinga

Simetris, bersih, bentuk normal.

8. Hidung

Simetris, bentuk normal.

Page 13: 92601543-MAKALAH-DHF

9. Mulut

Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal, bersih, karies (-).

10. Leher

JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran limponodi.

11. Dada

Paru-paru

I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

P : tidak ada nyeri tekan

P : sonor

A : vesikuler

Jantung

S1-S2 murni, bising (-)

12. Payudara

Tak ada keluhan, simetris.

13. Abdomen

I : terlihat membesar

A : bunyi bising usus 10x/m

P :perut kembung

P :bunyi thimpany

14. Genetalia

Tak ada keluhan

15. Muskuleskeletal

Tak ada keluhan, pergerakan sendi sesuai jenis, ROM baik.

16. Neurologi

Normal, tak ada keluhan.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Data Laboratorium

Pemeriksaan darah

IgG dengue : positif

HB : 11 gr/dl

Ht : 58%

Page 14: 92601543-MAKALAH-DHF

Leukosit : 12.000 ul

Trombosit : 12.000 ul

H. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Problem1. DS : Ibu klien mengatakan

anaknya demam sudah 7 hari dan panasnya naik turun.DO : - Mukosa bibir kering- TTV :

N : 105 x/mntRR : 28 x/mntS : 39 oC

- Terdapat petekie lengan atas ± diameter 3 cm

- IgG dengue: positif- Trombosit 12.000 ul- Ht: 58 %- Leukosit 12.000 ul

Proses infeksi virus dengue

Hipertermi

2. DS : Ibu klien mengatakan An. T demam sudah 7 hari, muntah sekitar 2x/hari dan mualDO : - Mukosa bibir kering- Konjungtiva anemis- TTV

N : 105 x/mntRR : 28 x/mntS : 39 oC

Perdarahan, muntah dan demam

Kekurangan volume cairan

3. DS : - Ibu klien mengatakan

nafsu makan An. T menurun, sakit bila menelan, muntah sekitar 2x/hari, mual.

DO : - Konjungtiva anemis - Klien tampak lemah- Mukosa bibir kering

Anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

4. DS :- Klien mengatakan nyeri

epigastrium, sakit kepala dan nyeri dipersendian

DO :- Klien tampak meringis

Proses patologis penyakit

Nyeri akut

Page 15: 92601543-MAKALAH-DHF

menahan nyeri- Skala nyeri 6-7

5. DS : Ibu klien mengatakan An. T demam sudah 7 hari, mual, muntah 2x/hariDO: - Terdapat petekie di

lengan atas ± diameter 3 cm

- Trombosit 12.000 ul

Perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

Resiko Syok hypovolemik

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue

b. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan, muntah dan demam

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia

d. Nyeri akut b.d proses patologis penyakit

e. Resiko Syok hypovolemik b.d perdarahan yang berlebihan, pindahnya

cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan hipertermi dapat teratasi, dengan kriteria hasil:

- Suhu tubuh normal (36 – 37oC).

- Pasien bebas dari demam.

Intervensi :

1) Kaji saat timbulnya demam.

Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.

2) Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.

Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan

umum pasien.

3) Anjurkan pasien untuk banyak minum 2,5 liter/24 jam.

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan

Page 16: 92601543-MAKALAH-DHF

yang banyak.

4) Berikan kompres hangat.

Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang

mempercepat penurunan suhu tubuh.

5) Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.

Rasional : Pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.

6) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program

dokter.

Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu

tinggi.

b. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan, muntah dan demam

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan tidak terjadi devisit voume cairan, dengan kriteria

hasil :

- Input dan output seimbang

- Vital sign dalam batas normal (N: 80-120x/mnt, S: 36-

37,5oC, RR: 20-50x/mnt)

Intervensi :

1) Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda

vital

Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui

penyimpangan dari keadaan normalnya.

2) Observasi tanda-tanda syok

Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani

syok.

3) Berikan cairan intravena sesuai program dokter

Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang

mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh

karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.

4) Anjurkan pasien untuk banyak minum

Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume

Page 17: 92601543-MAKALAH-DHF

cairan tubuh.

5) Catat intake dan output

Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan gangguan pemenuhan nutrisi teratasi, dengan kriteria

hasil:

- Intake nutrisi klien meningkat

- Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi

yang diberikan /dibutuhkan.

Intervensi:

1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.

Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.

2) Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.

Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu

makan pasien.

3) Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.

Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan

meningkatkan asupan makanan.

4) Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

Rasional : Untuk menghindari mual.

5) Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap

hari.

Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.

6) Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.

Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan

muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.

7) Ukur berat badan pasien setiap minggu.

Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien

d. Nyeri akut b.d proses patologis penyakit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

Page 18: 92601543-MAKALAH-DHF

diharapkan nyeri teratasi, dengan kriteria hasil:

- Nyeri berkurang atau hilang.

Intervensi :

1) Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien.

Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

2) Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang.

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri.

3) Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.

Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan

perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.

4) Berikan obat-obat analgetik.

Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.

e. Resiko Syok hypovolemik b.d perdarahan yang berlebihan, pindahnya

cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan tidak terjadi syok hypovolemik, dengan kriteria hasil:

- Tanda Vital dalam batas normal

Intervensi:

1) Monitor keadaan umum pasien

Raional : Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama

saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda

tanda presyok/syok.

2) Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk

memastikan tidak terjadi presyok/syok c.

3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera

laporkan jika terjadi perdarahan

Rasional : Dengan melibatkan pasien dan keluarga maka tanda-tanda

perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat

Page 19: 92601543-MAKALAH-DHF

dan tepat dapat segera diberikan. d.

4) Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan

cairan tubuh secara hebat.

5) Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo

Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang

dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih

lanjut

Page 20: 92601543-MAKALAH-DHF

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan , Edisi 8 ,

(terjemahan). Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa

Keperawatan. Jakarta: EGC.

Effendy, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta: EGC.

Hendarwanto. 1996. Ilmu Penyakit Dalam, J ilid I, E disi ketiga . Jakarta: FKUI.

Mansjoer, Arif & Suprohaita. 2000. Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Jakarta:

Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.

Sunaryo, Soemarno. 1998. Demam Berdarah Pada Anak. Jakarta: UI.