92239444-Praktikum-3.pdf
-
Upload
winda-p-rastya -
Category
Documents
-
view
25 -
download
0
Transcript of 92239444-Praktikum-3.pdf
Tanggal Percobaan : 18 Maret 2012
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN 3
PENGUKURAN KAPASITANSI DAN KONDUKTANSI
SALURAN KOAKSIAL
Oleh :
Mirza Alfan A
JTD/2B/1041160034
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012
I. Tujuan Percobaan
1.1 Merangkai jembatan Wien dan mengerti fungsinya.
1.2 Mengukur kapasitansi kabel saluran hubung buka.
1.3 Mengukur rugi-rugi (suceptansi paralel).
1.4 Menghitung impedansi karakteristik.
II. Diagram Rangkaian
III. Alat – alat dan Komponen yang Digunakan
Jumlah Nama Alat
1 Generator Fungsi
1 Oscilloscope Dual Trace
1 Frequency Counter
1 Test probe, 10:1/1:1, switchable
2 2 Probe adapter
1 Resistor 100 Ω; 1%; 0,5 W
1 Potensiometer 1 kW, 10 putaran
2 Saluran koaksial
1 Potensiometer 470 kΩ, 0,5 W
1 Kapasitor 10 nF, 1%
1 Jembatan Universal
1 1 Kabel BNC/4mm banana
1 Set kabel penghubung dan plug
1 Tee konector BNC
IV. Prosedur Percobaan
4.1.Buat rangkaian seperti diagram 2. Hubungkan saluran ke terminal
Cx , Rx dengan akhir saluran dihubung buka. gunakan tegangan
U1 = 4 Vpp, 20 kHz sinus. Pengaturan Oscilloscope : Y1 (0,2 ...
0,005 V/div; DC), TB 50 ms /div (disesuaikan keperluan), auto,
trigger; ext, U1. Seimbangkan jembatan untuk tegangan minimum
dengan mengatur R4 dan fasa minimum dengan R2, lakukan secara
bergantian. Ukur resistansi R4 dan R2 dengan ohm meter.
4.2.Hitung nilai Cx dan Rx.
4.3.Hitung C' = C/l; G' = 1/R'; R' = R/l, panjang kabel 100 m.
4.4.Hitung impedansi karakteristik dengan persamaan (4).
V. Hasil Percobaan
Untuk 4.1
Harga potensiometer variabel 470 kΩ diukur dengan ohm meter
sebesar :
R2 = 37 kΩ
R4 = 100 Ω
Untuk 4.2
Dari persamaan (1)
Cx = C x R4
R3
Cx = 10.10-9
F x 100 Ω = 10 nF
100 Ω
dari persamaan (2)
Rx = R2 x R3
R4
Rx = 37.103 Ω x 100 Ω = 37 kΩ
100 Ω
Untuk 4.3
G = 1/Rx = 1/37.103 = 2,7.10
-5 S, G’ = G/100
C' = Cx/l = 10 nF / 100 m = 0,1 nF/m
G' = 2,7.10-5
S / 100 = 2,7.10-7
S/m.
Untuk 4.4
Zo = √
= 63,24 Ω
Tabel Hasil Percobaan
f R2 R4 Uy1
20 kHz 37 kΩ 100 Ω 0 mV
50 kHz 6 kΩ 100 Ω 1 mV
100 kHz 1,4 kΩ 100 Ω 1 mV
200 kHz 280 Ω 100 Ω 1 mV
300 kHz 60 Ω 100 Ω 1 mV
400 kHz 50 Ω 40 Ω 2,5 mV
500 kHz 12 Ω 25 Ω 9 mV
Grafik Hubungan antara frekuensi dengan R2
VI. Pembahasan Hasil Percobaan
Suatu jembatan Wien digunakan untuk pengukuran kapasitansi,
resistansi dielektrik. Jembatan Wien memiliki sebuah kombinasi seri
RC dalam satu lengan dan sebuah kombinasi paralel RC dalam lengan
di sebelahnya.
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
20 50 100 200 300 400 500
Series1
Jembatan ini diseimbangkan oleh tegangan (R4) dan fasa (R2).
Keseimbangan dilakukan dengan mengatur R4 dan R2 dan juga
menghidupkan (mengeksitasi) jembatan dengan suatu frekuensi
yang diberikan oleh persamaan f =
√ , maka jembatan
tersebut akan setimbang. Dari hasil percobaan di atas, keadaan
setimbang terjadi pada frekuensi 20 kHz. Pada frekuensi ini setelah R2
dan R4 diatur didapatkan nilai Uy1 = 0 V dan untuk nilai R2 = 37 kΩ,
R4 = 100 Ω. Namun jika frekuensinya dinaikkan, maka kesetimbangan
akan bergeser, sehingga akan menimbulkan tegangan sisa dan nilai R2
serta R4 akan menurun.
Sedangkan untuk impedansi karakteristik, bila suatu saluran
dibebani seharga impedansi karakteristiknya, maka tidak ada
gelombang yang dipantulkan ke sumber gelombang. Dengan demikian
penyaluran energi dapat maksimum dengan anggapan rugi-rugi
pelemahan saluran diabaikan. Dengan hubungan seperti ini tegangan
pada semua titik sepanjang saluran sama besarnya (secara teori).
Dalam kenyataan tegangan menurun sepanjang saluran yang
disebabkan pelemahan kabel. Dalam percobaan kali ini didapatkan
nilai impedansi karakterisknya Zo = √
= 63,24 Ω.
VII. Kesimpulan
1. Suatu jembatan Wien digunakan untuk pengukuran kapasitansi,
resistansi dielektrik. Dalam rangkaian jembatan Wein, kapasitor
standar C dihubung paralel dengan resistor variabel R2. R3 adalah
resistor standar variabel, R4 juga dapat menggunakan resistor
variabel (dapat diatur).
2. Nilai kapasitansi yang didapatkan untuk frekuensi 20 kHz dari
percobaan di atas adalah
Cx = 10.10-9
F x 100 Ω = 10 nF
100 Ω
Namun untuk frekuensi 500 kHz hasil yang didapat lebih kecil
yaitu
Cx = 10.10-9
F x 25 Ω = 2,5 nF
100 Ω
3. Nilai impedansi karakteristik di dapat dari percobaan di atas adalah
Zo = √
, nilai L di dapat dari percobaan jembatan maxwell yaitu
40 µH. Jadi dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai Zo, yaitu
Zo = √
= 63,24 Ω
VIII. Referensi
http://www.sentra-edukasi.com/2009/08/materi-elektro-jembatan-
wienl.html
http://electronicandlife.blogspot.com/2010/03/prinsip-dasar-jembatan-
wien.html
IX. Pertanyaan Paska Praktikum
1. Mengapa untuk mengukur kapasitansi saluran , ujung beban
saluran harus dihubung buka? Jelaskan dengan teori saluran!
2. Mengapa frekuensi saluran 20 kHz? Dapatkan frekuensi ini diganti
misalkan 500 kHz? Jelaskan dengan teori saluran.
3. Dapatkan jembatan maxwell digunakan untuk mengukur
kapasitansi? Jelaskan dengan teori yang ada!
Jawab
1. Dalam jembatan wien berbeda dengan jembatan maxwell, jika
jembatan maxwell ujung saluran harus ditutup agar arus mengalir
dan nilai induktansinya bisa diukur, tetapi jembatan wien ujung
saluran harus ditutup agar tidak ada gelombang yang dipantulkan,
sehingga nilai kapasitansi saluran bisa dihitung.
2. Frekuensi saluran pada peercobaan ini adalah 20 kHz, karena pada
frekuensi ini tidak ada tegangan sisa, sehingga saluran setimbang.
Jika frekuensi diganti menjadi 500 kHz, maka akan tedapat
tegangan sisa yang menyebabkan saluran bergeser
kesetimbangannya.
3. Jembatan maxwell tidak dapat digunakan untuk mengukur
kapasitansi, karena pada dasarnya fungsi dari jembtan maxwell
adalah untuk mengukur induktansi. Selain itu pada rangkaian
jembatan maxwell menggunakan kapasitor.