90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

29
Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial PENDAHULUAN Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi. Manusia dan faktor sosial diikut sertakan secara jelas dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi, karena para akuntan membuat asumsi mengenai bagaimana mereka termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada berbagai

Transcript of 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Page 1: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial

PENDAHULUAN

Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap

penting untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Sejak

meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek

perilaku dari akuntansi terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara

lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif perilaku

menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem

akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para

manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah

sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul

dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti

mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan

perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai

pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

Manusia dan faktor sosial diikut sertakan secara jelas dalam aspek-aspek

operasional utama dari seluruh sistem akuntansi, karena para akuntan membuat

asumsi mengenai bagaimana mereka termotivasi, bagaimana mereka

menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem

akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi.

Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh

suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka.

Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada

berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan

penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan.

Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut

pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih

luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat

menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial.

Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan

dengan teknik organisasi yang lebih luas.

Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan

dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar

porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian

tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam

Page 2: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan

dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keselarasan

tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami dan patuh pada

ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.

Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang

berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan.

Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga

dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang

efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara

perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya

manusia dalam suatu organisasi.

Stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai definisi keperilakuan, yaitu

sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan perilaku

manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset

ilmiah dan perilaku manusia.

Persamaan dan perbedaan ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan

mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi

keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu

keperilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keperilakuan

merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu

keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi

dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi. Akuntansi

keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan

system akuntansi, mencerminkan dimensi social dan budaya manusia dalam suatu

organisasi.

Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi

yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan system akuntansi yang

mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan system akuntansi (Siegel, G.

et all. 1989), istilah system akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang uas yang

meliputi system pengendalian, system penganggaran, desain akuntansi pertanggung

jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain

pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta serta pelaporan keuangan.

Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :

1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan

penggunaan system akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti

bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat

pengendalian akuntansi dan desain organisasi.

Page 3: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

2. Mempelajari pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti

bagaimana system akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas, pengambilan

keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.

3.Metode untuk memprediksi perilaku dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti

bagaimana system akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science),teori-teori

akuntansi keperilakuan dikembangkan dari ilmu keperilakuan dikembangkan dari

penelitian empiris ayas perilaku manusia di organisasi. Dengan demikian, peranan

penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang

lingkup penelitian di bidang akuntansi sangat luas sekali, tidak hanya meliputi bidang

akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyagkut penelitian dalam bidang etika,

auditing (pemeriksaan akuntan), system informasi akuntansi bahkan juga akuntansi

keuangan.

Konsep keprilakuan dari psikologi dan psikologi social ini adalah bertujuan

untuk memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi

untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih

substansial

Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan

psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya

melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,

walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai

kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu

bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi

terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam

kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan

pada seseorang sebagai suatu organisasi.

Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,

menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan

studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan

dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus

pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri dan

organisasi. Bila psikologi memfokuskan perhatian mereka pada individu, sosiologi

mempelajari sistem sosial di mana individu-individu mengisi peran-peran mereka,

jadi sosiologi mempelajari orang-orang dalam hubungan dengan manusia-manusia

sesamanya. Secara spesifik, sosiolog telah memberikan sumbangan mereka yang

terbesar kepada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku

kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan rumit. Beberapa

Page 4: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

bidang dalam perilaku organisasi yang menerima masukan yang berharga dari para

sosiolog adalah dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teknologi

organisasi, birokrasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.

Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan

konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian

pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara

orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam

hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.

Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam

bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi,

cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses

pengambilan keputusan kelompok.

Kita sering berpikir bahwa yang namanya dunia psikologi adalah dunia yang

berkaitan dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan yang sejenisnya.

Dan kalau berpikir tentang sosiologi, secara umum cenderung memikirkan persoalan

kemasyarakatan. Kajian utama psikologi adalah pada persoalan kepribadian, mental,

perilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai individu.

Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada budaya dan struktur sosial yang

keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku, dan kepribadian. Kedua bidang ilmu

tersebut bertemu di daerah yang dinamakan psikologi social

Dengan demikian para psikolog berwenang merambah bidang ini, demikian

pula para sosiolog. Namun karena perbedaan latar belakang maka para psikolog

akan menekankan pengaruh situasi sosial terhadap proses dasar psikologikal -

persepsi, kognisi, emosi, dan sejenisnya. Sedangkan para sosiolog akan lebih

menekankan pada bagaimana budaya dan struktur sosial mempengaruhi perilaku

dan interaksi para individu dalam konteks sosial, dan lalu bagaimana pola perilaku

dan interaksi tadi mengubah budaya dan struktur sosial. Jadi psikologi akan

cenderung memusatkan pada atribut dinamis dari seseorang; sedangkan sosiologi

akan mengkonsentrasikan pada atribut dan dinamika seseorang, perilaku, interaksi,

struktur sosial, dan budaya, sebagai faktor-faktor yang saling mempengaruhi satu

sama lainnya

Page 5: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

TELAAH TEORI

1. Sikap

Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan,

baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan

manusia, objek, gagasan, atau situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan

untuk memasukkan semua objek yang mengarah pada reaksi seseorang. Sikap

tidak sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan. Ketiga

komponen sikap: pengertian (cognition), pengaruh(affect), dan

perilaku(behavior). Susunan sikap yang dipandang berdasarkan ketiga

komponen tersebut membantu untuk memahami kerumitan sikap dan

hubungan potensial antara sikap dan perilaku. Orang-orang memperoleh sikap

dari pengalaman pribadi, orang tua, panutan, dan kelompok sosial. Ketika

pertama sekali seseorang mempelajarinya, sikap menjadi suatu bentuk bagian

dari pribadi individu yang dapat membantu konsistensi perilaku. Para akuntan

perilaku harus memahami sikap dalam rangka memahami dan memprediksikan

perilaku. Terdapat banyak cara bagi para akuntan perilaku untuk menggunakan

sikap guna melakukan riset-riset dalam bidang ini.

Komponen Sikap

Dalam organisasi, sikap adalah penting karena sikap perilaku kerja. Sikap

disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri

atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan

sikap. Informasi yang dimiliki oleh seseorang mengenai penolakan sikap

terhadap stereotip atau generalisasi, baik yang akurat maupun yang tidak

akurat, telah menciptakan satu kekuatan. Misal, komponen-komponen dari teori

sikap yang menolak komputerisasi dapat mengatakan bahwa ”bisnis

perusahaan tidaklah cukup besar untuk mengambil keuntungan atas

komputerisasi. Komponen emosional atau afektif mengacu pada perasaan

seseorang yang mengarah pada objek sikap. Komponen perilaku mengacu

pada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek/sikap.

Fungsi Sikap

Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman,kebutuhan akan kepuasan,

defensif ego, dan ungkapan nilai. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi

untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau memahami

situasi atau peristiwa baru. Siakp mengizinkan seseorang untuk menilai suatu

Page 6: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

situasi baru dengan cepat tanpa perlu mengumpulkan semua informasi yang

relevan mengenai situasi tersebut. Sikap juga melayani suatu hal yang

bermanfaat atau fungsi kebutuhan yang memuaskan. Misal, manusia

cenderung untuk membentuk sikap positif terhadap objek dalam menemukan

sikap negatif. Sikap juga melayani fungsi defensif ego dengan melakukan

pengembangan atau pengubahan guna melindungi manusia dari pengetahuan

yang berlandaskan kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau

dunianya. Sikap juga melayani fungsi nilai ekspresi. Manusia memperoleh

kepuasan melalui pernyataan diri mereka dengan sikapnya.

Sikap dan Konsistensi

Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara

sikap dan perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk

menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap

dengan perilaku mereka sehingga mereka kelihatan rasional dan konsisten.

Jika terdapat inkonsistensi, kekuatan untuk mengemablikan individu itu ke

keadaan seimbang terus digunakan agar sikap dan perilakunya menjadi

konsisten lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah sikap maupun

perilaku atau dengan mengembangkan suatu rasionalisasi mengenai

penyimpangan tersebut.

Formasi Sikap dan Perubahan

Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah

pada suatu objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada

substitusi sikap baru untuk seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap

dibentuk berdasarkan karakter faktor psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok

yang paling fundamental mengenai cara sikap dibentuk sepenuhnya

berhubungan langsung dengan pengalaman pribadi terhadap suatu objek, yaitu

pengalaman yang menyenangka maupun tidak, traumatis, frekuensi kejadian,

dan pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup baru.

2. Beberapa Teori Terkait dengan Sikap

Teori Perubahan Sikap

Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan

yang paling efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan

dan keadaan.

Page 7: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Teori Pertimbangan Sosial

Teori pertimbangan sosial ini merupakan suatu hasil perubahan mengenai

bagaimana orang-orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil

perubahan dalam memercayai suatu objek. Teori ini menjelaskan bahwa

manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap individu jika mau

memahami struktur yang menyangkut sikap orang laindan membuat

pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman. Asumsi yang

mendasari teori ini adalah bahwa usaha untuk menyebabkan suatu perubahan

utama di dalam sikap kemungkinan akan gagal, sebab perubahan tersebut

akan menghasilkan ketidaknyamanan bagi si subjek. Faktor utama yang

mempengaruhi keberhasilan adalah membujuk dan menengahi dua posisi

bertentangan yang masing-masing didiukung oleh komunikator. Jika

komunikator memposisikan terlalu jauh dari jangka internal , hasil yang

dicapai mungkin bertentangan dan sikap tidak akan berubah. Jika komunikasi

semakin dekat dengan jangka internal, maka asimilasi dapat dihasilkan karena

subjek tidak mempersepsikan komunikasi persuasif tersebut sebagai ancaman

yang ekstrem, sehingga orang tersebut akan mengevaluasi pesan itu secara

positif dan kemungkinan akan mengubah sikapnya.

Konsistensi dan Teori Perselisihan

Konsistensi dan teori perselisihan memandang perubahan sikap sebagai hal

yang masuk akal dan merupakan proses yang mencerminkan orang-orang

yang dibuat untuk menyadari inkonsistensi antara sikap dan perilaku mereka,

sehingga mereka termotivasi untuk mengoreksi inkonsistensi tersebut dengan

mengubah sikap maupun perilakunya ke arah yang lebih baik. Teori konsistensi

menjaga hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan, walaupun

tidak ada tekanan teori dalam sistem. Teori perselisihan adalah suatu variasi

dari teori konsistensi. Teori ini menganggap bahwa perselisihan memotivasi

orang-orang untuk mengurangi atau menghapuskan perselisihan, karena

perselisihan secara psikologis merupakan hal yang tidak menyenangkan

sehingga orang-orang akan mencari cara untuk menghindari itu.

Teori Disonansi Kognitif

Leon Festinger pada tahun 1950-an mengemukakan teori Disonansi Kognitif.

Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal

ini berarti adanya suatu inkonsistensi. Disonansi kognitif mengacu pada setiap

Page 8: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

inkonsistensi yang dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih

sikapnya, atau terhadap perilaku dengan sikapnya. Festinger mengatakan

bahwa hasrat untuk mengurangi disonansi akan ditentukan oleh pentingnya

unsur-unsur yang menciptakan disonansi itu, derajat pengaruh yang diyakini

dimiliki oleh individu terhadap unsur-unsur itu, dan ganjaran yang mungkin

terlibat dalam disonansi. Teori ini dapat membantu kecenderungan untuk

mengambil bagian dalam perubahan sikap dan perilaku.

Teori Persepsi Diri

Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap

berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku

mereka sendiri. Teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan

perilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan

sikap yang konsisten dengan perilaku. Sikap hanya akan berubah setelah

perilaku berubah. Teori fungsional terhadap perubahan sikap mempercayai

bahwa sikap melayani kebutuhan masyarakat. Dalam rangka mengubah sikap

manusia harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan

dikembangkan berdasarkan pada kebutuhannya.

Teori Motivasi dan Aplikasinya

Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi.

Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk

berbuat sesuatu.

Teori Motivasi Awal

Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga teori

ini adalah teori hierarki kebutuhan,teori X dan Y, dan teori motivasi higiene.

Teori-teori ini bersifat awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari

mana teori-teori kontemporer berkembang, dan 2) para manajer

mempraktikkan penggunaan teori dan istilah-istilah ini untuk menjelaskan

motivasi karyawan secara teratur.

Teori Kebutuhan dan Kepuasan

Moslow menjelaskan suatu bentuk teori kelas. Teorinya menjelaskan bahwa

masing-masing individu mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang dapat

mempengaruhi perilaku mereka. Teori kebutuhan ini pada praktiknya

merupakan bagian-bagian dari teori kebutuhan psikologis yang akan

Page 9: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

didominasi oleh kebutuhan-kebutuhan lain jika tidak dijumpai. Secara

psikologis, kebutuhan merupakan syarat dasar untuk memenuhi kebutuhan

sisik, seperti makan, minum, perlindungan, dan sebagainya, yang disebut

sebagai kebutuhan dasar utama.

Hierarki kebutuhan manusia oleh Moslow

Kebutuhan fisiologis (physiologis needs ), yaitu kebutuhan fisik , seperti

rasa lapar, rasa haus, kebutuhan akan perumahan, pakaian, dan lain

sebagainya.

Kebutuhan akan keamanan (safety needs ), yaitu akan kebutuhan

keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan atau

pemecatan.

Kebutuhan sosial (social needs ), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan

kepuasan dalam menjalin hubunnga dengan orang lain, kebutuhan akan

kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok,

rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang.

Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs ), yaitu kebutuhan akan

status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.

Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs ), yaitu kebutuhan

pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi ekspresi diri dan melakukan

apa yang paling sesuai dengan dirinya.

Teori Prestasi

Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun 1990.

Teori McClelland mempunyai suatu faktor hierarki yang memotivasi perilaku.

Dalam kasus ini, terdapat tiga faktor yaitu prestasi, kekuatan dan afiliasi. Riset

yang dilakukan oleh McClellandmembri hasil bahwa terdapat tiga karakreristik

dari orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi, yaitu :

Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa tanggung

jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau pencarian solusi

atas suatu permasalahan. Akibatnya, mereka lebih suka bekerja sendiri

daripada dengan orang lain. Apabila suatu pekerjaan membutuhkan orang

lain, mereka lebih suka memilih orang yang kompeten disbanding

sahabatnya.

Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung

menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung

risikonya.

Page 10: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki keinginan

yang kuat untuk memperoleh umpan balik (feed back ) atau tanggapan atas

pelaksanaan tugasnya.

Teori Motivasi

Pada pertengehan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori motivasi

yang di bagi kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk teori

Herzberg adalah factor yang mempunyai pengaruh positif dalam motivasi dan

menjadi bahan perbedaan yang menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif.

Faktor-faktor ini meliputi : kebijakan perusahaan , kondisi pekerjaan, hubungan

perseorangan, keamanan kerja dan gaji. Faktor motivasi meliputi : prestasi,

pengakuan, tantangan pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab.

Herzberg juga menjelaskan bahwa hasil riset yang dilakukannya terhadap 200

responden yang terdiri atas akuntan dan insinyur menunjukkan bahwa terdapat

dua hal yang terkait dengan kepuasan dan motivasi. Kedua faktor tersebut

meliputi :

1. Sejumlah kondisi kerja ekstrinsik

Yang apabila tidak ada menyebabkan terjadinya ketidakpuasan di antara

para karyawan. Kondisi ini disebut dengan faktor penyebab

ketidakpuasan atau faktor higiene, karena kondisi atau faktor-faktor

tersebut minimal dibutuhkan untuk menjaga agar ketidakpuasan tidak

terjadi

2. Sejumlah kondisi kerja instrinsik

Yang apabila ada berfungsi sebagai motivator dan dapat menghasilkan

prestasi ketja yang baik. Tetapi jika kondisi atau faktor tersebut tidak ada,

maka hal tersebut tidak akan menyebabkan terjadinya ketidakpuasan.

Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan isi pekerjaan, yang disebut dengan

istilah faktor pemuas.

Teori Keadilan

Teori keadilan pertama kali dipublikasikan oleh Adam pada tahun1963. Dalam

teori keadilan, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh

seorang individu adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan

lingkungan lainnya. Teori keadilan secara umum merupakan bentuk dasar dari

konsep hubungan pertukaran sosial. Para individu mempertimbangkan input

dan output menjadi suatu nilai yang tidak sebanding.

Page 11: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Ketidakadilan dibagi menjadi dua bentuk dan keduanya diakibatkan dari peran

motivasi yang merugikan satu sama lain. Teori ini menggambarkan kenyataan

bahwa pembayaran-pembayaran relatif tidak mutlak menjadi perhitungan yang

mempunyai pengaruh kuat.

Teori ERG

Teori ERG (existence, relatedness, growth ) menganggap bahwa kebutuhan

akan manusia memilki tiga hierarki kebutuahan, yaitu kebutuhan akan

eksistensi ( existence needs), kebutuhan akan keterikatan (relatedness needs)

dan kebutuhan akan pertumbuhan (growth needs ). Teori ERG mengandung

suatu dimensi frustasi-regresi.

Teori ERG berargumen, bahwa kebutuhan tingkat rendah yang terpuaskan

menghantar ke hasrat untuk memnuhi kebutuhandengan tingkatan yang lebih

tinggi. Tetapi kebutuhan ganda dapat beroperasi sebagai motivator dan

halangan sekaligus, di mana dalam mencoba untuk memuaskan kebutuhan

tingkat lebih tinggi dihasilkan pengaruh terhadap pemuasan akan kebutuhan

dengan tingkat yang lebih rendah. Secara keseluruhan teori ERG menyatakan

suatu versi yang lebih valid dibandingkan dengan hierarki kebutuhan.

Teori Harapan

Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurt Levin dan Edward

Tolman. Teori harapan disebut juga teori valensi atau teori instrumentalis. Ide

dasar teori ini adalah bahwa motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan

akan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Variabel-variabel

kunci dalam teori harapan adalah: usaha (effort), hasil (income),harapan

(expectancy), instrumen-instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara

hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua,hubungan antara prestasi dan

imbalan atas pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kader

kekuatan dan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu.

Teori penguatan

Teori penguatan memiliki konsep dasar yaitu :

Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur, seperti jumlah yang

dapat diproduksi, kualitas produksi, ketepatan pelaksanaan jadwal produksi,

dan sebagainya.

Kontinjensi penguatan (contingencies of reinforcement), yaitu berkaitan dengan

urutan-urutan antara stimulus, tanggapan, dan konsekuensi dari perilaku yang

Page 12: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

ditimbulkan. Suatu kondisi kerja tertentu dibentuk oleh organisasi (stimulus),

kemudian karyawan bertindak sebagaimana diinginkan oleh organisasi

(tanggapan), selanjutnya organisasi memberikan imbalan yang sesuai dengan

tindakan atau perilaku karyawan tersebut (konsekuensi dari perilaku).

Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan

(misalnya prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (imbalan), maka

semakin besar pengaruhya terhadap perilaku.

Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikembangkan oleh Edwin Loceke(1986) konsep dasar dari teori ini

adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan

organisasi terhadapnya) akan terpengaruh perilaku kerjanya. Tujuan yang sulit

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan yang

mudah. Demikian pula halnya tujuan yang spesifik dan menantang akan

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan yang

bersifat abstrak.

Teori Atribusi

Teori Atribusi mempelajari proses bagaimana seorang menginterprestasikan

suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya. Teori ini dikembangkan oleh

Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh

kombinasi antara kekuatan internal(internal forces), yaitu faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan

kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu factor-faktor yang berasal dari luar

seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Teori ini diterapkan

dengan menggunakan variable tempat pengendalian :

1. tempat pengendalian internal

Perasaan yang dialami oleh seseorang bahwa dia mampu secara personal

mempengaruhi kinerja serta perilakunya melalui kemampuan, keahlian, dan

usahanya.

2. tempat pengendalian eksternal

Perasaan yang dialami oleh seseorang bahwa perilakunya dipengaruhi oleh

factor-faktor di luar kendalinya.

Teori Agensi

Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi

ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini secara

Page 13: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

umum mengasumsikan bahwa principal bersikap netral terdadap risiko

sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko.

Pendekatan Dyadic

Pendekatan tersebut menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan (superior)

dan bawahan (subordinate), yang berperan dalam [proses evaluasi kinerja.

Pendekatan ini dikembangkan oleh Danserau et al. pada tahun 1975.

Danserau menyatakan bahwa pendekatan ini tepat untuk menganalisis

hubungan antara atasan dan bawahan karena mencerminkan proses yang

menghubungkan keduanya.

3. Persepsi

Persepsi adalah Bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan

peristiwa, objek, serta manusia. Definisi persepsi yang formal adalah proses

dengan mana seseorang memilih, berusaha, dan menginterprestasikan

rangsangan ke dalan suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti. Menurut

kamus Bahasa Indonesia Persepsi adalah sebagai tanggapan (penerimaan)

langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal

melalui panca indra. Sedang dalam lingkup yang lebih luas Persepsi

merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dalam

memperoleh dan menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca

indra. Persepsi memberikan makna pada stimuli. Persepsi juga merupakan

pengalaman tentang objek atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dikatakan rumit dan

aktif karena walaupun persepsi merupakan pertemuan antara kognitif dan

kenyataan, persepsi lebih banyak melibatkan kegiatan kognitif. Persepsi lebih

banyak dipengaruhi oleh kesadaran, ingatan, pikiran, dan bahasa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor Dalam Situasi

Yang terdiri dari waktu, keadan (tempat kerja), keadan social.

Faktor Pada Pemersepsian

Yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.

Faktor Pada Target

Yang terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang,

kedekatan.

Page 14: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Rangsangan Fisik VS Kecenderungan Individu

Rangsangan Fisik adalah input yang berhubungan dengan perasaan,

seperti pegelihatan dan sentuhan. Sedang Kecenderungan Individu meliputi

alas an, kebutuhan, sikap, pelajaran dari masa lalu dan harapan. Perbedaan

persepsi antar orang-orang disebabkan karena perasaan individu yang

menerimanya berbeda fungsi dan hal ini terutama disebabkanoleh

kecenderungan perbedaan. Empat factor lain yang berhubungan dengan

kecenderungan individu adalah kekerabatan, perasaan, arti penting dan emosi.

Keterkaitan Persepsi Bagi Para Akuntan

Perilaku para akuntan dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap

banyak aktifitas organisasi. Misalnya dalam evaluasi kinerja, cara penilaian

atas seseorang mungkin dipengaruhi oleh ketelitian persepsi penyeia.

Kesalahan atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh sandiwara yang

mencoba untuk menakut-nakuti sehingga karyawan mrasa tidak puas dan

meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu para penyelia perlu mengenali

perasaan mereka terhadap bawahannya. Bawahan tertentu dapat

mempengaruh evaluasi mereka, dan harus waspada terhadap sumber

penyimpangan persepsi ini. Kesalahan persepsi dapat juga mendorong kearah

ketegangan hubungan antar pribadi karyawan. Ketika sesuatu dilihat sebagai

sesuatu yang menegangkan seorang penyelia perlu menentukan penyebab

terjadinya peristiwa bisnis yang dipandang berbeda oleh orang-orang yang

berbeda.

Persepsi Orang Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain

Dalam bahasan mengenai persepsi orang dalam membuat penilaian terhadap

orang lain, hal ini akan dikaitkan dengan teori atribusi. Teori atribusi merupakan

dari penjelasan cara-cara manusia menilai orang secara berlainan,bergantung

pada makna apa yang dihubungkan ke suatu prilaku tertentu. Pada dasarnya

teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati prilaku seorang

individu, orang tersebut berusaha menentukan apakah prilaku itu disebabkan

oleh factor internal atau eksternal, tetapi penentan tersebut sebagian

besarbergantung pada tiga factor berikut:

Kekususan (ketersendirian) merujuk pada apakah seorang individu

memperlihatkan prilaku-prilaku yang berlainan dalam situasi yang

berlainan.

Page 15: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Konsesus yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang

serupa bereaksi dengan cara yang sama. Contoh perilaku karyawan yang

terlambat akan memenuhi criteria ini jika semua karyawan yang

mengambil rute yang sama ke tempat kerja juga terlambat.

Konsistensi. Disini dicari konsistensi dari tindakan seseorang apakah

orang tersebut memberikan reaksi yang sama dari waktu kewaktu.Contoh

Apabila seorang karyawan datang terlambat beberapa menit saja tidak

dipersepsikan dengan cara yang sama oleh karyawan yang baginya

keterlambatan itu kasus yang luabiasa (karena tidak pernah terlambat).

4. Nilai

Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan

akhir dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial

dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang

berlawanaan. Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam pengertian

bahwa nilai mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa

yang benar, baik, atau diinginkan.

Arti Penting Nilai

Dalam mempelajari perilaku dalam organisasi, nilai dinyatakan penting karena

nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan karena nilai

memengaruhi sikap manusia. Seseorang memasuki organisasi dengan

gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan

apa yang tidak seharusnya. Gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas dari

nilai. Sebaliknya, gagasan ini mengandung penafsiran benar dan salah.

Gagasan itu menyiratkan bahwa perilaku-perilaku atau hasil tertentu lebih

disukai ketimbang yang lain. Akibatnya, nilai memperkeruh tujuan dan

rasionalitas.

Nilai dan Dilema Etika

Permasalahan profesi akuntansi sekarang ini banyak dipengaruhi masalah

kemerosotan standar etika dan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan ini

seharusnya menjadi pelajaran bagi para akuntan untuk lebih berbenah diri,

memperkuat kedisiplinan mengatur dirinya dengan benar, serta menjalin

hubungan yang lebih baik dengan para klien atau masyarakat luas. Misal:

skandal Enron yang melibatkan Arthur Anderson, serta skndal Worldcom,

Merck, dan Xerox, profesi akuntan menjadi gempar. Ihksan menambahkan cara

Page 16: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

yang lebih baik dan ideal dalan mengatasi dilema ini adalah dengan

mempertimbangkan kecukupan dari kesempatan yang ada selanjutnya

memberikan reaksi terhadap apa yng menjadi kekawatiran di dalamnya.

Kesempatan dapat dilhat sebagai suatu standar etika yang diharapkan, di

mana dapat dilihat setiap perubahan perilaku di dalam organisasi profesi itu

sendiri serta setiap perubahan perilaku yang diharapkan dari yang lainnya.

Adalah jauh lebih baik jika organisasi profesi dapat menempatkannya secara

berdampingan dan simbang guna mendeteksi standar perilaku yang melanggar

kepercayaan. Organisasi profesi sendiri perlu sedikit kesabaran dalam

membuat standar profesi yang berkualitas dalam semua aspek dan

memberikan tindakan tegas terhadap anggota profesi yang membawa

keburukan bagi profesi itu atau mereka yang tidak melakukan kewajiban

sebagai anggota.

5. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. pembelajaran

terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangaan dalam

merespon situasi. Kombinasi dari motivasi, pengalaman dan pengulangan

dalam merespons situasi ini terjadi dalam tiga bentuk: pengaruh keadaan

klasik, pengaruh keadaan operant, dan pembelajaran sosial.

Pengondisian Keadaan Klasik

Dapat diringkaskan bahwa pengondisian klasik pada hakikatnya

merupakan proses pembelajaran suatu respons dan suatu rangsangan yang

tidak terkondisi. Dengan menggunakan rangsangan yang berpasangan, yang

satu memaksa yang lain netral, rangsangan yang netral menjadi suatu

rangsangan terkondisi yang kemudian meneruskan sifat-sifat dari rangsangan

tidak terkondisi. Pengondisian klasik bersifat pasif. Sesuatu terjadi dan orang

harus bereaksi dengan cara yang khusus. Hal itu dihasilkan sebagai respons

terhadap peristiwa khusus yang dapat dikenali. Tetapi, kebanyakan perilaku,

terutama perilaku rumit dari individu-invdividu dalam organisasi dipancarkan

bukan secara refleks. Missal saja, para karyawan memilih untuk sampai di

tempat kerja pada waktunya, meminta atasan membantu ketika ada masalah,

atau membuang waktu bila tidak ada orang yang mengamati.

Page 17: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Pengondisian Operant

Pengondisian operant menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu

fungsi dari konsekuensi-konsekuensi. Perilaku operant berarti perilaku yang

bersifat sukarela atau perilaku yang dipelajari sebagai kontras terhadap

perilaku semacam itu, yang dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya pungutan

yang ditrimbulkan oleh konsekuensi-konsekuensi dari perilaku tersebut.

Pembelajaran Sosial

Individu-individu juga dapat belajar dengan mengamati apa yang terjadi

pada orang lain, dengan diberitahu maupun dengan mengalami secara

langsung. Jadi, banyak dari apa yang telah dipelajari manusia berasal dari

observasi atas karakteristik-karakteristik orang tua, guru, teman sekerja,

atasan, dan seterusnya. Pandangan bahwa manusia dapat belajar baik lewat

pengamatan maupun pengalaman langsung ini disebut sebagai teori

pembelajaran social.

Walaupun teori pembelajaran sosial merupakan suatu perpanjangan

dari pengondisian operant, di mana teori tersebut mengandalkan perilaku

sebagai suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi, teori itu juga mengakui

eksistensi pembelajaran observasional(lewat pengamatan) dan pentingya

persepsi dalam belajar.

6. Kepribadian

Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri seseorang

yang menentukan dan mencerminkan bagaimana orang tersebut merespons

lingkungannya. Kepribadian adalah inti sari dari perbedaan individu.

Kepribadian cenderung bersifat konsisten dan kronsi. Konsep kepribadian dan

pengetahuan tentang komponennya adalah penting karena memungkinkan

untuk memprediksikan perilaku. Para akuntan perilaku dapat menghadapi

efektivitas orang-orang jika mereka memahami bagaimana kepribadian

dikembangkan dan bagaimana kepribadian tersebut dapat diubah.

Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi adalah memprediksikan

perilaku. Pengujian terhadap perilaku ditentukan oleh banyaknya efektivitas

dalam tekanan pekerjaan, siapa yang akan menanggapi kritikan dengan baik,

siapa yng pertama harus dipuji dahulu sebelum berbicara mengenai perilaku

tidak diinginkan, siapa yang menjadi seorang pemimpin potensial. Semuanya

itu merupakan bentuk-bentuk pemahamaan atau kepribadian.

Page 18: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

Penentu Kepribadian

Suatu argumen dini dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian

seseorang merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Kepribadian

tampaknya merupakan hasil dari kedua pengaruh tersebut. Selain itu, dewasa

ini dikenal faktor ketiga, yaitu faktor situasi. Kepribadian seorang dewasa

umumnya dinggap terbentuk dari faktor keturunan, dan lingkungan, yang

diperlunak oleh kondisi situasi.

a.Keturunan

Pendekatan keturunan beragumentasi bahwa penjelasan paling akhir dari

kepribadian seseorang individu adalah struktur molekul dari gen yang terletak

dalam kromosom.

b.Lingkungan

Di antara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian

adalah budaya dimana seseorang dibesarkan, pengondisian dini, norma-norma

di antara keluarga, temam-teman, dan kelompok-kelompok social, serta

pengaruh lain yang dialami. Lingkungan yang dipaparkan pada seseorang

memainkan suatu peranan besar dalam membentuk kepribadian orang

tersebut. Pertimbangan yang saksama terhadap argumen-argumen yang

mendukung keturunan maupun lingkungan sebagai penentu utama dari

kepribadian mengarah pada kesimpulan bahwa keduanya adalah penting.

Keturunan menentukan parameter-parameter atau batas-batas luar, tetapi

potensi penuh seseorang akan ditentukan oleh seberapa baik orang tersebut

menyesuaikan diri dengan tuntutan dan persyaratan lingkungan.

c.Situasi

Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap

kepribadian. Kepribadian seseorang walaupun kelihatannya mantap dan

konsisten , dapat berubah pada kondisi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda

dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari

kepribadian seseorang. Oleh karena itu, hendaknya pola kepribadian tidak

dilihat secaara terpisah. Kelihatannya adalah logis untuk mengandalkan bahwa

situasi akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Bagaimanapun juga,

memang diketahui bahwa situasi tertentu pada kenyataannya lebih relevan

dibandingkan dengan situasi lain dalam mempengaruhi kepribadian.

Page 19: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

KESIMPULAN

Pada bab ini kita telah menelaah mengenai beberapa bidang utama dari

konsep-konsep yang ada pada wilayah psikologi dan psikologi psikologi social. Juga

telah dijelaskan konsep-konsep utama yang terdapat di dalamnya, di mana sikap,

perunahan sikap, motivasi, presepsi, pembelajaran, dan kepribadian dibicarakan.

Kemudian, dilihat bagaimana hal tersebut diterapkan terhadap system secara

teoretis pada akuntansi keperilakuan, kemudian membandingkan perilaku-perilaku

lain dalam organisasi.

Page 20: 90737342 Konsep Keperilakuan Dari Psikologi Dan Psikologi Sosial

REFERENSI

akuntansikeperilakuan.blogspot.com

Akuntansi Keperilakuan; Arfan Ikhsan; Salemba 4