9. Lingkungan Kerja

74
PENGAWASAN PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA LINGKUNGAN KERJA

description

Lingkungan kerja

Transcript of 9. Lingkungan Kerja

Page 1: 9. Lingkungan Kerja

PENGAWASAN PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJALINGKUNGAN KERJA

Page 2: 9. Lingkungan Kerja

Pembinaan & Pengawasan Lingkungan Kerja

1. UU No.1 tahun 1970, pasal 2, 3 ayat (1) f, g, i, j, k, l, m

pasal 8, 9, 14

1. UU No. 3 tahun 1969 – Persetujuan Konvensi ILO No.120 Mengenai Hygene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor

2. PP No.7 tahun 1973 ttg Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

3. Permenaker No.3/Men/1986 ttg Syarat K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida

4. Permenaker No.3/Men/1985 ttg K3 Pemakaian Asbes

Page 3: 9. Lingkungan Kerja

Pembinaan & Pengawasan Lingkungan Kerja

1. PMP 7 tahun 1964 – Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja

2. Surat Edaran Menaker No. SE- 1 tahun 1997 – NAB Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja

3. Kepmennaker No. Per. 51/Men/1999 – NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja

4. Kepmenaker No.187/Men/1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

5. Instruksi Menaker No.2/M/BW/BK/1984 ttg Pengesahan Alat Pelindung Diri

Page 4: 9. Lingkungan Kerja

Pengertian Lingkungan KerjaAdalah istilah generik yg mencakup

identifikasi dan evaluasi faktor-faktor lingkungan yg memberikan dampak pd kesehatan TK (ILO)

Page 5: 9. Lingkungan Kerja

Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

Terdapat lima faktor penyebab kecelakaan

dan penyakit akibat kerja yaitu :1. Faktor fisik2. Faktor kimia3. Faktor biologi4. Faktor fisiologi (ergonomi)5. Faktor psikologi

Page 6: 9. Lingkungan Kerja

Hygiene PerusahaanHygiene perusahaan adalah ilmu pengenalan, penilaian dan pengendalian faktor-faktor bahaya, sehingga masyarakat tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari efek sampingan kemajuan teknologi.

Konsep hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan kegiatan, yaitu :

Pengenalan lingkungan Penilaian lingkungan Pengendalian lingkungan

       

Hygiene perusahaan merupakan bagian dari kesehatan kerja yg mempelajari ttg identifikasi, evaluasi dan pengendalian berbagai resiko kesehatan dalam lingkungan kerja, terutama yg bersifat kimia-fisik

Page 7: 9. Lingkungan Kerja

Pengenalan Terhadap Bahaya Faktor-faktor

Lingkungan KerjaPengenalan terhadap bahaya faktor-faktor yang ada dilingkungan kerja yang timbul sebagai akibat penggunaan terhadap teknologi proses produksi akan meliputi pengetahuan dan pengertian tentang berbagai jenis bahaya dan pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan kepada kesehatan tenaga kerja.

Page 8: 9. Lingkungan Kerja

Untuk Pengenalan lingkungan perlu mempelajari :

1. Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.

2. Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi dan proses.

3. Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil samping, hasil ( produk ) dan sisa produksi atau bahan buangan.

4. Jurnal – jurnal teknik5. Keluhan dari tenaga kerja

Page 9: 9. Lingkungan Kerja

Dalam Pengenalan Lingkungan Perlu Diperhatikan:

1. Alat – alat teknis penanggulangan apa yang sudah tersedia/dipergunakan

2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan bagaimana digunakan

3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja disetiap tahapan proses

Page 10: 9. Lingkungan Kerja

Penilaian Lingkungan

Penilaian lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari suatu faktor bahaya lingkungan yang timbul dengan Metoda pengukuran, pengambilan sample serta analisa dilaboratorium, kemudian dibandingkan dengan standar baku.

Page 11: 9. Lingkungan Kerja

Manfaat Penilaian Lingkungan

1. Penerapan teknik pengendalian dan penenggulangan merupakan dasar utama.

1. Perencanaan alat – alat penanggulangan

1. Dokumen untuk inspeksi

Page 12: 9. Lingkungan Kerja

Pengendalian Lingkungan

Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang Batas (NAB).

Nilai Ambang Batas Bahan Kimia adalah kadar rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan kerja agar tenaga kerja yang bekerja paling lama 8 jam perhari dan 40 jam perminggu tidak mengalami gangguan kesehatan atau gangguan kenyamanan kerja.

Page 13: 9. Lingkungan Kerja

METODE–METODE TEHNIS PENGENDALIAN LINGKUNGAN

1. PENGENDALIAN TEHNIS

2. PENGENDALIAN ADMINISTRASI

3. ALAT PELINDUNG DIRI

Page 14: 9. Lingkungan Kerja

Ref. 1. PP No. 7 tahun 1973 – Pengawasan Atas Perdaran,

Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida2. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 – Syarat-syarat

Keselamatan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida

AsbesRef. Permennaker No. Per. 03/Men/1985

Bahan Kimia Berbahaya

Ref. Kepmenanker No. Kep. 187/Men/1999 - Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat kerja

Pestisida

Page 15: 9. Lingkungan Kerja

PENGENDALIAN PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA BAHAN KIMIA BERBAHAYA

DI TEMPAT KERJADI TEMPAT KERJA

(Kep.Menaker No. KEP.187/MEN/1999)(Kep.Menaker No. KEP.187/MEN/1999)

Page 16: 9. Lingkungan Kerja

PENGUSAHA ATAU PENGURUS :

WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 17: 9. Lingkungan Kerja

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label

Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia

Page 18: 9. Lingkungan Kerja

Bahan Kimia Berbahaya

Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia; fisika atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.

Terdiri :Bahan beracunBahan reaktifBahan mudah meledakBahan oksidatorCairan mudah terbakarGas mudah terbakar

Page 19: 9. Lingkungan Kerja

Pengaruh Terhadap Kesehatan

1. Iritasi2. Korosif3. Alergi4. Aspiksian5. Keracunan sistemik6. Kanker7. Kerusakan / kelainan

janin8. Pneumokoniosis9. Efek Bius

Page 20: 9. Lingkungan Kerja

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bahaya

1. Daya racun2. Cara bahan kimia masuk kedalam

tubuh3. Konsentrasi macam dan lama

paparan bahan kimia4. Efek kombinasi bahan kimia5. Kerentanan

Page 21: 9. Lingkungan Kerja

Lembar Data Keselamatan Bahan

berisikan keterangan : Identitas Bahan dan

Perusahaan Komposisi Bahan Identifikasi Bahaya Tindakan P3K Tindakan

Penanggulangan Kebakaran

Tindakan Mengatasi Kebocoran & Tumpahan

Penyimpanan & Penanganan Bahan

Pengendalian Pemajanan & APD

Sifat Fisika dan Kimia Stabilitas dan

Reaktifitas Bahan Informasi Toksikologi Informasi Ekologi Pembuangan Limbah Pengangkutan Bahan Informasi Perat.Peruu

yang berlaku Informasi Lain yang

Diperlukan.

Page 22: 9. Lingkungan Kerja

LABEL berisikan tentang :

Nama produk Identifikasi Bahaya Tanda Bahaya dan

Artinya Uraian Risiko dan

Penanggulangannya

Tindakan Pencegahan

Instruksi apabila Terkena atau Terpapar

Instruksi Kebakaran Instruksi Tumpahan

atau Bocoran Instruksi Pengisian

dan Penyimpanan Referensi Nama, Alamat dan

No. Telp. Pabrik Pembuat atau Distributor

Page 23: 9. Lingkungan Kerja

PENEMPATAN :Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) Label

Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh : Tenaga Kerja Pegawai Pengawas

Page 24: 9. Lingkungan Kerja

PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI Pengusaha atau Pengurus wajib

menyampaikan : Daftar Nama Sifat Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya di Tempat KerjaKepada Dinas Tenaga Kerja Setempat

Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima daftar, sifat dan kuantitas BKB harus meneliti kebenaran data tersebut

Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori potensi bahaya perusahaan/industri ybs.

Page 25: 9. Lingkungan Kerja

PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI

POTENSI BAHAYA terdiri dari : Bahaya Besar Bahaya Menengah

KATEGORI POTENSI BAHAYA berdasarkan : Nama Kriteria Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

Page 26: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIA BAHAN KIMIA BERBAHAYA Bahan beracun Bahan sangat

beracun Cairan mudah

terbakar Cairan sangat

mudah terbakar Gas mudah terbakar Bahan mudah

meledak Bahan reaktif Bahan oksidator

Page 27: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIABAHAN BERACUN Ditetapkan dengan memperhatikan

sifat kimia, fisika dan toksik sbb. : Mulut :

LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan

Kulit : LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat

badan

Pernafasan : LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l

Page 28: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIA SANGAT BERACUN Ditetapkan dengan memperhatikan

sifat kimia, fisika dan toksik sbb. : Mulut :

LD 50 < 25 mg/kg berat badan

Kulit : LD 50 < 25 mg/kg berat badan

Pernafasan : LC 50 < 0.5 mg/l

Page 29: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIACairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat Mudah Terbakar dan Gas Mudah Terbakar

Cairan Mudah Terbakar :

Berdasarkan sifat kimia dan fisika :Titik nyala: >21* C dan < 55* CPada tek. 1 atm

Cairan Sangat Mudah Terbakar :

Berdasarkan sifat kimia dan fisika :Titik nyala : < 21* C Titik didih : > 20*C Pada tek. 1atm

Gas Mudah Terbakar :

Berdasarkan sifat kimia dan fisika :Titik didih : < 20 * C Pada tek. 1 atm

Page 30: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIA MUDAH MELEDAK

Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb menghasilkan : Gas dalam jumlah yang besar Tekanan yang besar Suhu yang tinggi

Menimbulkan kerusakan disekelilingnya

Page 31: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIA REAKTIF

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan : Air mengeluarkan panas dan gas

yang mudah terbakar

Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau korosif

Page 32: 9. Lingkungan Kerja

KRITERIA OKSIDATOR

Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan : Oksigen yang dapat

menyebabkan kebakaran

Page 33: 9. Lingkungan Kerja

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

Kriteria Beracun Kriteria Sangat Beracun Kriteria Mudah Meledak Kriteria Reaktif Ditetapkan dalam Lampiran III

Kep.Menaker No. Kep. 187/MEN/1999

Page 34: 9. Lingkungan Kerja

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :Beracun No.

Nama Bahan Kimia NAK

1.2.3.4.5. 6.7.8.9.

10.11.

Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1)Acrolein (2-propenal)AcrylonitrileAllyl alcohol (2-propen-1-1)AllyamineAmmoniaBromineCarbon disulphideChlorineDiphenil methane di-isocyanate (MDT)dst

200 ton200 ton 20 ton200 ton200 ton100 ton 10 ton200 ton 10 ton200 ton

Page 35: 9. Lingkungan Kerja

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)Sangat Beracun

No.

Nama Bahan Kimia NAK1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

11.

Aldicarb4-AminodiphenilAmitonAnabasineArsenic pentoxideArsenic trioxideArsine ( Arsenic hydride)Azinphos – ethylBenzidineBeryllium (powder compounds)Dst.

100 kg 1 kg 1 kg100 kg500 kg100 kg 10 kg100 kg 1 kg 10 kg

Page 36: 9. Lingkungan Kerja

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)Sangat Reaktif

No. Nama Bahan Kimia NAK1.2.3. 4.5.6.7.8.9.10.

AcethyleneAmmonium nitrateEthylene oxideEthylene nitrateHydrogenOxygenParacetic Acid (Concent. >60%)Propylene OxideSodium ChlorateDst.

50 ton500 ton 50 ton 50 ton 10 ton500 ton 50 ton 50 ton 20 ton

Page 37: 9. Lingkungan Kerja

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)Mudah MeledakNo

. Nama Bahan Kimia NAK

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.

Barium AzideChlorotrinitrobenzeneCellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen)Cyclotetramethylene-trinitramineDiazodinitrophenolDiethylene glycol dinitrateHydrazine nitrateLead AzideMercury FluminateDst

50 ton 50 ton 50 ton 50 ton 10 ton 10 ton 50 ton 50 ton 50 ton

Page 38: 9. Lingkungan Kerja

NAK DAPAT PULA DITETAPKAN SBB :

No.

Kriteria Bahan Kimia Berbahaya

NAK

1.2.3.4.5.6.7.8.

BeracunSangat BeracunReaktifMudah MeledakOksidatorCairan Mudah TerbakarCairan Sangat Mudah TerbakarGas Mudah Terbakar

10 ton 5 ton 50 ton 10 ton 10 ton200 ton100 ton 50 ton

Page 39: 9. Lingkungan Kerja

POTENSI BAHAYA BESAR

Apabila : Kuantitas Bahan Kimia

Berbahaya yang digunakan MELEBIHI atau LEBIH BESAR dari Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

Page 40: 9. Lingkungan Kerja

POTENSI BAHAYA MENENGAH

Apabila :Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang Digunakan SAMA atau LEBIH KECIL dari Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

Page 41: 9. Lingkungan Kerja

KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS Persh. Potensi Bahaya Besar Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :

Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang Sistem Kerja Shift min. 5 orang

Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang

Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar

Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)

Page 42: 9. Lingkungan Kerja

KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS Persh. Potensi Bahaya Besar Melakukan Pemeriksaan dan

Pengujian Faktor Kimia min. 6 bulan sekali

Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 2 tahun sekali

Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja min. 1 tahun sekali

Page 43: 9. Lingkungan Kerja

KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS Persh. Potensi Bahaya Menengah Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :

Sistem Kerja Non Shift min. 1 orang Sistem Kerja Shift min. 3 orang

Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah

Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)

Page 44: 9. Lingkungan Kerja

KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS Persh. Potensi Bahaya Menengah

Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia min. 1 tahun sekali

Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 3 tahun sekali

Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja min. 1 tahun sekali

Page 45: 9. Lingkungan Kerja

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA BESARBerisikan : Identifikasi Bahaya, Penilaian dan

Pengendalian Risiko

Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi

Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja

Rencana dan Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat

Prosedur Kerja Aman

Page 46: 9. Lingkungan Kerja

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA MENENGAHBerisikan :

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko

Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi

Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja

Prosedur Kerja Aman

Page 47: 9. Lingkungan Kerja

PETUGAS K3 KIMIAKewajiban :

Melakukan Identifikasi Bahaya Melaksanakan Prosedur Kerja

Aman Melaksanakan Prosedur

Penanggulangan Keadaan Darurat

Mengembangkan K3 Bidang Kimia

Page 48: 9. Lingkungan Kerja

PETUGAS K3 KIMIAPersyaratan Penunjukan :

Bekerja pada Perusahaan ybs. Tidak Dalam Masa Percobaan Hubungan Kerja Tidak

Didasarkan PKWT ( Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)

Telah Mengikuti Tehnis K3 Kimia Pengajuan Permohonan Tertulis

dari Pengusaha atau Pengurus kpd Menteri atau Pejabat yg Ditunjuk

Page 49: 9. Lingkungan Kerja

PETUGAS K3 KIMIALampiran Permohonan Penunjukan : Daftar Riwayat Hidup Surat Keterangan Berbadan Sehat dari

Dokter Surat Keterangan Pernyataan Bekerja

Penuh dari Perusahaan ybs. Fotocopy Ijazah atau STTB terakhir Sertifikat Kursus Tehnis Petugas K3

Kimia

Page 50: 9. Lingkungan Kerja

PETUGAS K3 KIMIAKurikulum Kursus Tehnis

No. Kurikulum

I.

1. 2.3.

KELOMPOK UMUM

Kebijakan Pemerintah di bidang K3Perat. Peruu di bidang K3Peraturan ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

Page 51: 9. Lingkungan Kerja

PETUGAS K3 KIMIAKurikulum Kursus Tehnis

No. Kurikulum

II.1.2.3.4.5. 6.7.8.9.

10.11.

KELOMPOK INTIPengetahuan Dasar Bhn Kimia BerbahayaPenyimpanan & Penanganan Bhn Kimia BerbahayaProsedur Kerja AmanProsedur Penanganan Kebocoran & TumpahanPenilaian & Pengendalian Risiko Bhn Kimia Berbahaya Pengendalian Lingkungan KerjaPAK yg Disebabkan Faktor Kimia & Cara PencegahannyaRencana dan Prosedur Tanggap DaruratLembar Data Kesekamatan Bahan dan LabelDasar-Dasar ToksikologiP3K

Page 52: 9. Lingkungan Kerja

PETUGAS K3 KIMIAKurikulum Kursus

Tehnis No. Kurikulum

III.

1.2.3.4.

KELOMPOK PENUNJANG

Peningkatan Aktivitas P2K3Studi KasusKunjungan LapanganEvaluasi

Page 53: 9. Lingkungan Kerja

AHLI K3 KIMIAKewajiban : Membantu Mengawasi Pelaksanaan

Peraturan Perundangan K3 Kimia

Memberikan Laporan kpd Menteri atau Pejabat yg Ditunjuk ttg Hasil Pelaksanaan Tugas

Merahasiakan Segala Keterangan yg Berkaitan dgn Rahasia Perusahaan

Page 54: 9. Lingkungan Kerja

AHLI K3 KIMIAKewajiban : Menyusun Program Kerja

Pengendalian Bahaya

Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko

Mengusulkan Pembuatan Prosedur Kerja Aman dan Penanggulangan Keadaan Darurat kpd Pengusaha atau Pengurus

Page 55: 9. Lingkungan Kerja

AsbesRef. Permennaker No. Per. 03/Men/1985

Page 56: 9. Lingkungan Kerja

• Internasional/GlobalInternasional/Global Pengawasan Penggunaan Asbes di tempat kerja

Pelaksanaan pengawasan penggunaan asbes belum berjalan optimal › 7.000 pekerja langsung terpapar dengan asbesDalam jangka panjang akan cenderung terkena “kanker” Sangat terkait dengan HDI IndonesiaKecenderungan negara maju mengekspor bahan berbahaya (termasuk

asbes) kenegara berkembang Kebijakan di Indonesia : - PP No. 74 tahun 2001- Per. Menaker No. 03/PER/1985- Rotterdam Convention

Upaya yang dilakukan Meningkatkan pengawasan Memberikan bimbingan teknis kepada Peg.Pengawas dan TK

Page 57: 9. Lingkungan Kerja

Penggunaan AsbesPenggunaan AsbesImported Asbestos (Chrysotile) and countries of origin

(2001-2004)

Country Origin 2001 2002 20032004

(Jan-Apr)

Africa 7.475 Mt 8.570 Mt 6.290 Mt 3.180 Mt

Brazil 4.980 Mt 5.336 Mt 5.928 Mt 6.300 Mt

Canada 21.438 Mt18.634

Mt10.420

Mt4.470 Mt

Greece 656 Mt

Hungary 133 Mt

Russia 7.868 Mt10.155

Mt10.420

MT5.300 Mt

Poland 1.252 Mt 230 Mt 137 Mt

USA 833 MtOther (Germany,Japan,Holland,China,Taiwan,Turkey)

1.068 Mt 969 Mt

Total 45.047 Mt43.082

Mt33.929

Mt20.219

Mt

Page 58: 9. Lingkungan Kerja

Penggunaan Asbes di Penggunaan Asbes di IndonesiaIndonesia

Use of Chrysotile asbestos per-year in Indonesia

Types of productUse of

chrysotile Ton/year

No. of worker

1. Asbestos Roof 57.400 2.1342. Ceiling, Heat, Insulation,

Cone Block360 590

3. Brake System, Lining, Pads, etc.

200 4.120

4. Others 100 389

Total 58.060 7.233

Page 59: 9. Lingkungan Kerja

Ref. 1.PP No. 7 tahun 1973 – Pengawasan Atas

Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

2.Permenaker No. Per. 03/Men/1986 – Syarat-syarat Keselamatan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida

Pestisida

Page 60: 9. Lingkungan Kerja

PestisidaPestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

Memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil tanaman.

Memberantas rerumputan Mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak

diinginkan Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau

bagian tanaman tidak termasuk pupuk, hewan piaraan dan ternak.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaaan pada tanaman, tanah atau air.

Page 61: 9. Lingkungan Kerja

Bahaya besar ( Major Hazard )

didefinisikan sebagai suatu aktivitas industri yang menghasilkan atau menggunakan bahan berbahaya dalam jumlah yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan luas dan kematian atau mencederai orang-orang, baik yang ada di dalam atau di luar pabrik.

PENGENDALIAN BAHAYA BESAR

Page 62: 9. Lingkungan Kerja

Pengendalian bahaya besar menyangkut masalah pencegahan dan pengurangan akibat kecelakaan besar yaitu kecelakaan yang dapat membahayakan orang-orang dan harta benda, tidak saja di perusahaan itu sendiri, tetapi juga di lingkungan sekeliling perusahaan tersebut.

PENGENDALIAN BAHAYA BESAR

Page 63: 9. Lingkungan Kerja

Pengendalian Bahaya Besar Meliputi :1. Kecelakaan besar yang terjadi

karena bencana alam atau ulah manusia: Karena kekuatan alam ( gempa bumi,

letusan gunung, banjir, taufan,dll)

Karena ulah manusia ( kecelakaan kapal laut, tabrakan kereta api, jebolnya bendungan air, jatuhnya pesawat terbang)

2. Kecelakaan besar akibat bahan kimia yang terdiri dari : Kebakaran dan peledakan, dan

Awan beracun

Page 64: 9. Lingkungan Kerja

Unsur Sistem Pengendalian Bahaya Besar (PBB)

1. Tanggungjawab manajemen : pabrik telah di setujui dan di beri ijin oleh

instansi yang berwenang pabrik baru saja di periksa rekomendasi dan persyaratan telah

dilaksanakan

Identifikasi pabrik dengan bahaya besar: Adanya daftar bahan berbahaya Jumlah bahan berbahaya

Page 65: 9. Lingkungan Kerja

1. Laporan keselamatan kerja: Memberikan beberapa pertanyaan

spesifik

Mengirim kuisioner

Wajib membuat laporan keselamatan

2. Unit pengawasan sentral

Terdiri dari spesialis yang dapat :

menyelidiki dan meneliti laporan

memberi petunjuk pada perusahaan

Membantu para inspektur pabrik

Memberi kursus atau latihan

Memberi rencana usulan peraturan

Page 66: 9. Lingkungan Kerja

1. Inspektur pabrik yang terlatih Tugas mencek tempat kerja di perusahaan

sesuai laporan keselamatan yang di sampaikan

2. Syarat-syarat perundangan Harus dilaksanakan

Page 67: 9. Lingkungan Kerja

Syarat-syarat Utama Sistem PBB

A. Tenaga Kerja Inspektur pemerintah Kelompok tenaga ahli Komite penasihat

B. Peralatan Sistem komputer Peralatan teknik yang digunakan

dalam situasi darurat

C. Sumber- sumber informasi Menentukan informasi yang di

butuhkan untuk membentuk sistem PBB.

Page 68: 9. Lingkungan Kerja

Rencana Keadaan Darurat Rencana Keadaan Darurat adalah suatu

alat untuk meningkatkan keselamatan.

1. Tujuan dari rencana darurat untuk :a.melokalisir setiap keadaan daruratb.Mengurangi seminimal mungkin pengaruh yang membahayakan manusia, harta benda dan lingkungan

2. Tanggung jawab perusahaan terhadap usaha rencana keadaan darurat :a.Instalasi/plant/storage dibuat sesuai standarb.Usahakan prosedur pekerjaan rutin dan pemeliharaan dilakukan secara benar

Page 69: 9. Lingkungan Kerja

c. Menilai kejadian yang mengakibatkan keadaan bahaya

a. Menilai bahaya yang mungkin diderita oleh orang dalam pabrik atau diluarnya.

3. Pengaturan rencana keadaan darurat terdiri dari identifikasi dan analisa bahaya: Analisa terhadap kecelakaan yang kemungkinan

terjadi harus menunjukkan :

a. Kejadian terburuk

b. Arah aluran peristiwa

Page 70: 9. Lingkungan Kerja

Sanitasi LingkunganSanitasi adalah usaha kesehatan yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Tujuan upaya sanitasi lingkungan:1. Melakukan koreksi, yakni memperkecil dan

memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan

2. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisienkan pengaturan sumber-sumber lingkungan

Page 71: 9. Lingkungan Kerja

Pengolahan Sampah

Meliputi 3 tahapan :1. Penyimpanan (refuse

storage)2. Pengumpulan (refuse

collection)3. Pembuangan (refuse

disposal)

Page 72: 9. Lingkungan Kerja

Sistem Pembuangan Limbah 1. Hog Feeding : penggunaan sampah jenis

garbage u/ makanan ternak

2. Inceneration : pembakaran secara besar-besaran

3. Sanitary landfill

4. Composting

5. Discharge to sewers

6. Dumping

7. Dumping in water

8. Landfill

9. Individual incineration

10.Recycling

11.Salwaging

Page 73: 9. Lingkungan Kerja

Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian APD2. Jenis-jenis APD3. Syarat-syarat APD4. Pemeliharaan dan penggunaan

APD

Page 74: 9. Lingkungan Kerja

TERIMA KASIH ...