9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

12
KU-2061 AGAMA DAN ETIKA ISLAM KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DAN KONSEP MASYARAKAT MADANI

description

Kerukunan

Transcript of 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Page 1: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

KU-2061 AGAMA DAN ETIKA ISLAM

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DAN KONSEP MASYARAKAT MADANI

Page 2: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN

• Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah• Kebersamaan Umat Beragama dalam

Kehidupan Sosial• Konsep Masyarakat Madani• Peran Umat Islam dalam Mewujudkan

Masyarakat Madani

Page 3: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Ukhuwah IslamiyahUkhuwah Islamiyah dan dan Ukhuwah InsaniyahUkhuwah Insaniyah (1) (1)

• Ukhuwah” berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu, apabila pihak lain mengalami kesulitan dan sikap untuk saling membagi kesenangan kepada pihak lain apabila salah satu pihak menemukan kesenangan.

• Ukhuwah yang berlaku sesama umat Islam, disebut ukhuwah islamiyah, dan yang berlaku pada semua umat manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya disebut ukhuwah insaniyah.

Page 4: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Ukhuwah IslamiyahUkhuwah Islamiyah dan dan Ukhuwah InsaniyahUkhuwah Insaniyah (2) (2)

• Agama Islam memberikan petunjuk agar persaudaraan sesama muslim dapat terjalin dengan kokoh melalui QS. al-Hujurat, 49;10-12. Konsep persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah) dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah. Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenaran melalui ajaran Islam, tetapi Allah juga memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan pertimbangan rasionya.

Page 5: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan SosialKebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial (1)(1)

• Umat manusia mempunyai kewajiban bersama untuk menciptakan harmoni kehidupan sosial. Masing-masing elemen masyarakat berkewajiban melaksanakan peran sosial sesuai bidang tugas dan kemampuannya. Kontribusi sosial yang ditekankan oleh Islam adalah kebaikan dan tidak berbuat kerusakan (QS. Al-Qashas, 28; 77).

• Islam menganjurkan toleransi kepada umatnya. Dua hal yang dilarang oleh Allah untuk bertoleransi dan

bekerjasama, yaitu dalam bidang aqidah dan ibadah, karena dua hal tersebut menyangkut persoalan yang esensial yang tidak bisa dikompromikan dengan saling tukar atau saling menerima.

Page 6: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan SosialKebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial (2)(2)

• Dalam hubungan umat Islam dengan umat beragama lain, Alquran mengajarkan prinsip-prinsip toleransi:

1. Dilarang melakukan pemaksaan dalam beragama (QS. Al-Baqarah, 2; 256). Tidak berguna memaksa seseorang agar ia menjadi muslim (QS. Al-Insan, 76;3 & Yunus, 10;99).

2. Berhak memilih, memeluk agama, dan beribadat menurut keyakinannya (QS. Al-Kahfi, 18; 29).

• Prinsip tolong menolong sesama manusia memberi makna universalisme nilai-nilai kebaikan yang diinginkan oleh setiap manusia. Nilai itu diformulasikan dengan istilah amar ma’ruf nahyi munkar.

Page 7: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan SosialKebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial (3)(3)

• Beberapa penyebab ketegangan yang sering timbul dalam intern umat beragama dan antar umat beragama (Sumber; Depag RI):

1. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau missi.

2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.

3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah agama lain.

4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.

5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain.6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi

masalah perbedaan pendapat.

Page 8: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Konsep Masyarakat Madani (1)Konsep Masyarakat Madani (1)

• Masyarakat madani adalah masyarakat yang berperadaban tinggi, yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keteraturan dalam berbagai sistem kehidupan.

• Dalam sejarah pemikiran filsafat juga dikenal istilah Madinah atau Polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan setiap masyarakat.

Page 9: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Konsep Masyarakat Madani (2)Konsep Masyarakat Madani (2)

• Allah memberikan ilustrasi masyarakat ideal, sebagai gambaran dari masyarakat madani dalam (QS. Saba‘, 34; 15). Dalam sejarah masyarakat yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani adalah:

1. Masyarakat Saba‘, yaitu masyarakat yang hidup di masa Nabi Sulaiman.

2. Masyarakat Madinah setelah ada perjanjian antara Rasul dan masyarakat madinah yang non muslim.

• Masyarakat madani memiliki karakteristik sebagai berikut:

Ber-Tuhan, damai, tolong-menolong, toleran, keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial, berperadaban tinggi, dan berakhlak mulia.

Page 10: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (1)Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (1)

• Dalam konteks masyarakat Indonesia, sebagai masyarakat mayoritas, peranan umat Islam untuk mewujudkan masyarakat madani sangat besar. Kondisi masyarakat Indonesia sangat tergantung kepada kontribusi yang diberikan umat Islam.

• Peranan umat Islam ini dapat direalisasikan melalui sistem hukum, sosial-politik, ekonomi dan lain-lain, dengan menyalurkan aspirasinya secara konstruktif bagi kepentingan bangsa secara keseluruhan.

Page 11: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (2)Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (2)

• Permasalahan pokok yang masih menjadi kendala saat ini adalah kemampuan dan konsistensi umat Islam Indonesia terhadap karakter dasarnya, untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui jalur-jalur yang ada. Sekalipun umat Islam secara kuantitatif mayoritas, tetapi secara kualitatif masih rendah, sehingga perlu pemberdayaan secara sistematis. Bila umat Indonesia Islam benar-benar mencerminkan sikap hidup yang Islami, pasti Indonesia bisa menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera.

Page 12: 9. Kerukunan Dan Masyarakat Madani

Terimakasih