9. Intususesception

download 9. Intususesception

of 11

Transcript of 9. Intususesception

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    1/11

    INTUSUSEPSI

    Alpha Fardah A., IG. M. Reza Gunadi

    Ranuh, Subijanto Marto Sudarmo

    BATASAN

    Intususepsi merupakan keadaan yang

    terjadi apabila masuknya segmen

    proksismal dari usus (intususeptum) ke

    dalam segmen usus yang lebih distal

    (intususipiens) dengan membawa serta

    mesenterium yang berhubungan.

    PATOFISIOLOGI

    Penyebab terjadinya intususepsi

    sebagian besar tidak diketahui. Dua

    puluh persen dari kasus intususepsi

    timbul setelah infeksi virus (infeksi

    pernafasan bagian atas, gastroenteritis)

    yang menimbulkan pembesaran dari

    jaringan limfoid ileum distal.

    Intususeptum akan didorong masuk oleh

    peristalsis ke dalam usus yang lebih

    distal dengan mesenterium dariintusuesptum ikut terjepit masuk. Hal ini

    kemudian diikuti terjadinya sembab,

    kongesti vena dan linfa yang akan

    menyebabkan keluarnya tinja yang

    berwarna kemerahan akibat darah yang

    tercampur mukus (current jelly stool).

    Selanjutnya, jika tekanan kongesti

    melampaui tekanan arteri maka akan

    terjadi nekrosis.

    GEJALA KLINIS

    - kebanyakan terjadi pada anak

    dengan gizi baik, laki-laki, pada usia < 1

    tahun

    - sebagian besara terjadi pada

    daerah ileosekal

    - crampy abdominal pain yang

    mendadak dan intermiten, disertai

    dengan tangisan yang tidak dapat

    dihentikan dan tungkai yang ditarik ke

    arah perut

    - Muntah

    - Tinja yang berbentuk seperti jeli

    kemerahan (current jelly stool)

    - Masa abdomen berbentuk seperti

    sosis pada kuadran kanan atas atau

    epigastrium tengah

    CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS

    - Sebagian besar cukup dengan

    pemeriksaan fisik

    - Foto polos abdomen :

    menunjukkan kepadatan pada daerah

    intususepsi

    - Ultrasonografi

    - Enema barium menunjukkan

    defek pengisian (filling defect). Enema

    barium dapat pula digunakan sebagai

    terapi

    DIAGNOSA BANDING

    Obstruksi intestinal lain (volvulus,

    malrotasi), gastroenteritis, purpura

    Henoch Schonlein.

    PENYULIT

    Nekrosis usus yang dapat menyebabkan

    perforasi dan peritonitis.

    PENATALAKSANAAN

    a. Resusitasi dengan cairan fisiologis

    intravena dan pengosongan lambung

    dengan pipa nasogastrik

    b. Puasa untuk persiapan operasi.

    c. Reduksi radiologik bilamemungkinkan.

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    2/11

    d. Reduksi operatif atau reseksi

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ein, S. and A. Daneman (2003).Intussusception. Operative Pediatric

    Surgery. M. Zicgler, R. Azizkhan and T.

    Weber. New York, Mc Graw-Hill

    Professional : 647-689.

    2. Ifran, E., B. Lombay, et al. (2000).

    "Intussuception in children.

    Ultrasonography in the diagnosis and

    non-operative management." Peaditr

    Indones 40 : 1-7.

    3. King, L. (2001). "Intussuception" E-

    Medicine 2 : 7.

    Invaginasi undefined

    undefined

    Invaginasi merupakan suatu keadaan

    dimana bagian usus masuk ke bagian

    usus (www. Pediatric .com, 2003).

    Invaginasi merupakan suatu kegawat

    daruratan medis. Jika tidak diatasi

    secepatnya. Bisa menyebabkan

    komplikasi yang berat seperti infeksi

    bahkan kematian (familydoctor.org,

    1999)

    Kebanyakan pasien bisa pulih jika

    dirawat sebelum 24 jam. Kematian

    dengan terapi sekitar 1-3 %. Jika tanpa

    terapi, 2-5 hari akan berakibat fatal

    (emedicine.com.inc, 2003).

    Keluarga khususnya orang tua. Selaku

    pihak pertama yang mengetahui adanya

    kelainan pada anak dan tim medis serta

    paramedis, sebaiknya mengetahui lebih

    banyak tentang invaginasi dan gejala-

    gejala yang tampak, serta apa saja yang

    menyebabkan invaginasi. Sehingga baik

    orang tua maupun tim medis,

    paramedis, dapat menentukan tindakan

    yang harus diambil secara cepat dantepat. Pengambilan tindakan yang cepat

    dan tepat dapat meningkatkan

    kemungkinan keberhasilan terapi dan

    mengurangi kemungkinan komplikasi

    dan efek fatal yang lain.

    II.1. Definisi

    Intususepsi atau invaginasi adalah suatu

    keadaan masuknya segmen usus ke

    segmen bagian distalnya yang umumnya

    akan berakhir dengan obstruksi usus

    strangulasi (Mansjoer. R. 2000)

    Saat invaginasi terjadi, akan terbentuk

    obstruksi pada usus besar dimana

    dinding usus akan menekan bagian

    lainnya (kidshealth. org, 2001)

    II.2. Insidensi

    Intutusepsi kebanyakan terjadi pada

    bayi, dengan mayoritas kasus terjadi

    pada anak antara 5 bulan sampai 1

    tahun.

    Intususepsi terjadi pada 1-4 bayi dari

    1000 bayi kelahiran hidup.

    Intususepsi juga menyebabkan kegawat

    daruratan pada abdomen, kebanyakan

    terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun.

    (kidshealth. org, 2001).

    Intususepsi lebih sering terjadi pada laki-

    laki daripada perempuan (Mansjoer. R.

    2000). Angka kejadian pada anak laki-

    laki 3 kali lebih besar bila dibandingkan

    anak perempuan (kidshealth. org, 2001).

    Seiring dengan pertambahan umur,

    perbedaan kelamin menjadi bermakna.

    Pada anak usia lebih dari 4 tahun, rasio

    insidensi anak laki-laki dengan anak

    perempuan adalah 8 : 1. (emedicine,

    2001)

    II.3. Etiologi

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    3/11

    Penyebab pasti intususepsi belum

    diketahui. Ini mungkin berhubungan

    dengan infeksi pada anak, pengaruh dari

    pweubahan diet, pemberian makanan

    padat (www.gosh, 2002)

    Infeksi virus pada anak-anak

    menyebebkan pembesaran kelenjar

    cerna, yang pada akhirnya

    menyebabkan intususepsi

    (www.pediatrik.com, 2003). Inveksi virus

    bisa menimbulkan perlawanan jaringan

    limphe terhadap infeksi sehingga

    mukosa usus tidak rata. Ini membuka

    peluang usus untuk memasuki bagian

    usus itu sendiri selama proses

    mencerna. (kidshealth.org, 2001).

    Pemberian makanan selain susu ketika

    umur kurang dari 4 bulan akan berakibat

    buruk terhadap bayi, karena sistem

    pencernaan bayi pada usia ini belum

    tumbuh kembang sempurna. Pemberian

    makanan pada usia itu berpeluang

    terjadinya invaginasi usus halus.

    (groups.yahoo.com, 2003).

    Pada bayi lebih dari 3 tahun, bisa

    disebabkan faktor mekanik, seperti :

    - Meckel diverticulum

    - Polip pada untestinum

    - Lymposarcoma intestinum

    - Trauma tumpul pada abdominal

    dengan hematom

    - Hemangioma (emedicine.com, 2003).

    Baru-baru ini diduga ada hubunganantara rotavirus dan intususepsi,

    walaupun laporan kasus terjadinya

    intususepsi selama bayi difaksin sangat

    kecil. (emedicine.com, 2003).

    Rotavirus merupakan penyebab

    gastroenteritis berat pada bayi dan anak

    usia di bawah 5 tahun di USA. Selama 1

    September 1998 sampai 7 Juli 1999,

    dilaporkan ke VAERS (Vaccine Adverse

    Event Reporting System) 15 kasus

    intususepsi pada bayi yang menerima

    vaksin Rotavirus.

    Pada studi Prelisensi, 5 kasus intususepsi

    terjadi pada 10.054 penerima vaksin dan

    1 kasus pada 4.633 kontrol. Secara

    statistik perbedaannya tidak signifikan. 3

    dari 5 kasus pada anak dengan vaksinasi

    terjadi selama 6-7 hari setelah

    divaksinasi Rotavirus (www.cdc.gov,

    1999)

    II.4. Gejala Klinis

    Gejala yang tampak adalah nyeri perut

    yang hebat, mendadak dan hilang timbul

    dalam waktu beberapa detik hingga

    menit dengan interval waktu 5-15 menit.

    Diluar serangan, anak tampak sehat.

    (www.pediatrik.com, 2003). Bayi dengan

    intususepsi akan mengalami nyeri

    abdomen yang sangat mendadak

    sehingga mereka menangis dengan

    sangat kesakitan dan keras. Bayi

    tersebut akan menarik lututnya ke dada.

    (kidshealth.org, 2001)

    Anak sering muntah dan dalam fesessering ditemukan darah dan lendir.

    Secara bertahap anak akan pucat dan

    lemas, bisa menjadi dehidrasi, merasa

    demam, dan perut mengembung.

    (www.gosh, 2002).

    Selain itu, ada gejala-gejala seperi anak

    menjadi cepat marah, nafas dangkal,

    mendengkur, konstipasi (kidshealth.org,

    2001).

    II.5. Diagnosis

    Anamnesa dengan keluarga dapat

    diketahui gejala-gejala yang timbul dari

    riwayat pasien sebelum timbulnya

    gejala, misalnya sebelum sakit, anak ada

    riwayat dipijat, diberi makanan padat

    padahal umur anak dibawah 4 bulan.

    (kidshealth.org, 2001).

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    4/11

    Pemeriksaan fisik, pada palipasi

    diperoleh abdomen yang mengencang,

    massa seperti sosis (kidshealth.org,

    2001).

    Pemeriksaan penunjang dilakukan X-ray

    abdomen untuk melihat obstruksi

    (kidshealth.org.2001).

    Pemeriksaan ultrasound bisa melihat

    kondisi secara umum dengan

    menggunakan gelombang untuk melihat

    gambaran usus di layar monitor

    (www.gosh, 2002).

    II.6. Penatalaksanaan

    Pertama kali dibawa ke runak sakit, bayi

    kemungkinan mengalami dehidrasi dan

    memerlukan terapi cairan intravena

    secepatnya. NGT bisa digunakan pada

    bayi dengan perut yang kosong

    (www.gosh, 2002). Reduksi invaginasi

    dilakukan dengan barium enema yang

    menggunakan prinsip hidrostatik.

    Reduksi dengan barium enema hanya

    dilakukan bila tidak ada distensi yang

    hebat, tanda peritonitis, dan demamtinggi. Akan tampak gambaran cupping

    dan coiled spring yang menghilang

    bersamaan dengan terisinya ileum oleh

    barium. Reduksi dengan barium enema

    dikatakan berhasil bila barium cukup

    jauh mengisi ileum atau tampak jendela

    kolon. (Mansjoer. R, 2000).

    Selain barium enema, terdapat metode

    udara enema, cara kerja kedua metode

    ini sama. (kidshealth,org, 2001)

    Jika metode ini berhasil, bayi sudah bisa

    minum dan bisa pulang dalam beberapa

    hari (www.gosh, 2002).

    Jika metode ini tidak berhasil perlu

    dilakukan operasi (www.gosh, 2001).

    Invaginasi cenderung menyumbat usus

    dan menghentikan aliran darah ke usus,

    sehingga perlu dilakukan pembedahan

    darurat (www.medicastore.com, 2003)

    Kebanyakan anak yang dirawat sebelum

    dari 24 jam sembuh dari intususepsi

    tanpa komplikasi (kidshealth.org, 2001)

    Dalam 48 jam setelah operasi anak akan

    dimonitor, anak akan menggunakan

    mesinuntuk memonitor temperatur,

    denyut jantung dan respirasi.

    Setidaknya selama 48 jam pertama,

    anak tidak bisa makan atau minum agar

    ususnya istirahat. Anak akan

    mendapatkan terapi cairan untuk

    mencegah dehidrasi.

    Anak juga akan mendapat NGT untuk

    mengambil cairan di dalam perut. Saat

    cairan dari NGT bersih dan jumlah cairanberkurang, anak bisa mulai makan

    sesuatu (www.gosh, 2002).

    II.7. Komplikasi

    Jika invaginasi terlambat atau tidak

    diterapi, bisa timbul beberapa

    komplikasi berat, seperti kematian

    jaringan usus, perforasi usus, infeksi dan

    kematian (kidshealth.org, 2001).

    II.8. Diagnosis

    Invaginasi dengan terapi sedini mungkin

    memiliki prognosis yang baik. Terdapat

    resiko untuk kambuh lagi

    (familidoctor.org, 2003)

    II.9. Differensial Diagnosis

    - Trauma Abdomen

    - Appendisitis Akut

    - Hernia

    - Gastroenteritis

    - Torsi testis

    - Perlengketan jaringan

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    5/11

    - Volvulus

    - Meckel diverticulum

    - Perdarahan G 1

    - Proses-proses yang menumbuhkannyeri abdomen (emedicine.com, 2003).

    DAFTAR PUSTAKA

    (1) Anonim, 2003, Intutusepsi,

    http : // www.pediatrik.com / kanal

    tips / intususepsi.htm.

    (2) American Academy Of Family

    Physician, 1999,

    http : // familydoctor.org / III-xml.

    (3)

    http : // www.emidicine.com

    (4) Mansjoer.R, 2000, Kapita Selekta

    Kedokteran, Ed. III,

    Cet 2, Media Aesculapius, Jakarta.

    (5)

    http : // kidshealth.org / parent /

    system / surgical / intususception.

    (6)

    http : www.gosh.nhs.uk / med /

    index.html

    (7)

    http : // groups.yahoo.com / group /

    halal-baik.enak / message

    (8)

    http : // www.cdc.gov / epo / mmwr /

    preview / mnwrhtml / mm 4827 al.htm.

    INTUSUSEPSI

    1.1. Latar Belakang

    Intususepsi adalah masuknya segmen

    usus proksimal (ke arah oral) ke rongga

    lumen usus yang lebih distal (ke arahanal) sehingga menimbulkan gejala

    obstruksi berlanjut strangulasi usus.

    Invaginasi atau intususepsi merupakan

    hal yang sering ditemukan pada anak

    dan agak jarang pada orang muda dan

    dewasa.

    Invaginasi pada anak biasanya bersifat

    idiopatik karena tidak diketahui

    penyebabnya. Pemberian makanan

    selain susu ketika umur kurang dari 4bulan akan berakibat buruk terhadap

    bayi, karena sistem pencernaan bayi

    pada usia ini belum tumbuh kembang

    sempurna. Pemberian makanan pada

    usia itu berpeluang terjadinya invaginasi

    usus halus. Tujuh puluh persen bahkan

    lebih terjadi pada penderita berumur di

    bawah 1 tahun. Umur penderita

    tersering sekitar 6-7 bulan. Intususepsi

    terjadi pada 1-4 bayi dari 1000 bayi

    kelahiran hidup. Intususepsi lebih seringterjadi pada laki-laki daripada

    perempuan.

    Invaginasi pada anak dan bayi sering

    memberikan gejala-gejala klinik klasik

    berupa nyeri perut yang bersifat

    serangan (kolik), keluarnya lendir dan

    darah peranum (currant jelly stool) tanpa

    faeces dan pada palpasi perut teraba

    massa tumor seperti pisang (sausage

    shape mass.

    .

    Untuk menegakkan diagnosis invaginasi

    pada anak dan bayi, selain gejala klinik

    diperlukan pemeriksaan radiologi. Pada

    pemeriksaan radiologi dengan

    menggunakan barium enema selain

    bertujuan diagnostik juga dapat

    berperan sebagai terapi. Pada invaginasi

    anak dan bayi, bila belum terlambat

    (belum ada dehidrasi, peritonitis,distensi abdomen yang berlebihan),

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    6/11

    dapat. dilakukan reposisi dengan

    tekanan hidrostatik barium enema.

    Bilamana reposisi dengan barium enema

    tidak berhasil atau dijumpai gejala

    invaginasi lebih dari 48 jam, peritonitis,

    distensi abdomen yang berlebihan,invaginasi rekuren, maka tindakan yang

    diambil adalah reposisi operatif.

    2.1. Anatomi Usus Halus

    Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu

    duodenum, yeyunum dan ileum. Panjang

    duodenum 26 cm, sedangkan yeyunum

    dan ileum 6 m, dimana 2/5 bagian

    adalah yeyunum. Sedangkan panjang

    usus halus manusia dewasa adalah 5-6

    m. Batas antara duodenum dan

    yeyunum dapat dibedakan dari :

    1. Lekukan-lekukan yeyunum terletak

    pada bagian atas rongga atas

    peritoneum di bawah sisi kiri mesocolon

    transversum; ileum terletak pada bagian

    bawah rongga peritoneum dan dalam

    pelvis.

    2. Yeyunum lebih besar, berdinding lebih

    tebal dan merah karena lipatan mukosa

    yang lebih permanen, yaitu plica

    sircularis lebih besar, lebih banyak dan

    pada yeyunum lebih berdekatan.

    Sedangkan pada bagian atas ileum

    melebar, dan pada bagian bawah lipatan

    ini tidak ada.

    3. Mesenterium yeyunum melekat pada

    dinding posterior abdomen di atas dan

    kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum

    melekat di bawah dan kanan aorta.

    4. Pembuluh darah mesenterium hanya

    membentuk satu atau dua arcade

    dengan cabang-cabangyang panjang

    dan jarang yang berjalan ke dinding usus

    halus. Ileum menerima banyak

    pembuluh darah yang pendek, yang

    berasal dari 3 atau 4 atau lebih arcade.

    5. Pada uung mesenterium yeyunum,

    lemak disimpan dekat pangkalan dan

    lemak jarang ditemukan di dekat dinding

    usus halus. Pada ujung mesenterium

    ileum lemak disimpan di seluruh bagian,

    sehingga lemak ditemukan dari pangkalsampai dinding usus halus.

    6. Kelompokan jaringan limfoid (Agmen

    Feyer) terdapat pada mukosa ileum

    bagian bawah sepanjang pinggir anti

    mesentrik.

    Perbedaan usus halus dan usus besar

    pada anatomi adalah :

    Perbedaan eksterna :

    - Usus halus (kecuali duodenum) bersifat

    mobil, sedangkan colon asenden dan

    colon desenden terfiksasi tidak mudah

    bergerak.

    - Ukuran usus halus umumnya lebih kecil

    dibandingkan dengan usus besar.

    - Usus halus (kecuali duodenum)

    mempunyai mesenterium yang berjalan

    ke bawah menyilang garis tengah,

    menuju fossa iliaka kanan.

    - Otot ongitudinal usus halus

    membentuk lapisan kontinyu sekitar

    usus. Pada usus besar (kecuali appendik)

    otot longitudinal tergabung dalam tiga

    pita yaitu taenia coli.

    - Usus halus tidak mempunyai kantong

    lemak yang melekat pada dinding usus.

    Usus besar mempunyai kantong lemak

    yang dinamakan appandices

    epiploideae.

    - Dinding usus kecil adalah halus,

    sedangkan dinding usus besar sakular.

    Perbedaan interna :

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    7/11

    - Mukosa usus halus mempunyai lipatan

    yang permanen yang dinamakan plica

    sircularis, sedangkan pada usus besar

    tidak ada.

    - Mukosa usus halus mempunyai fili

    sedangkan mukosa usus besar tidak

    punya.

    - Kelompokan jaringan limfoid (Agmemn

    feyer) ditemukan pada mukosa usus

    halus, jaringan limfoid ini tidak

    ditemukan pada usus besar.

    2.2. Definisi

    Intususepsi adalah masuknya segmen

    usus progsimal (ke arah oral) ke rongga

    lumen usus yang lebih distal (ke arah

    anal) sehingga menimbulkan gejala

    obstruksi berlanjut strangulasi usus.

    Definisi lain invaginasi atau intususepsi

    yaitu masuknya segmen usus

    (intusuceptum) ke dalam segmen usus di

    dekatnya (intususcipient). Pada

    umumnya usus bagian proksimal yang

    mengalami invaginasi (intusuceptum)

    memasuki usus bagian distal(intususcipient), tetapi walaupun jarang

    ada juga yang sebaliknya atau

    retrograde. Paling sering masuknya

    ileum terminal ke colon. Intususeptum

    yaitu segmen usus yang masuk dan

    intususipien yaitu segmen usus yang

    dimasuki segmen lain.

    Intususepsi merupakan keadaan yang

    umum terjadi pada anak-anak, dan

    merupakan kejadian yang jarang padaorang dewasa.

    2.3. Insidensi

    Invaginasi dapat terjadi pada setiap

    umur, bahkan dapat terjadi intrauterine.

    Tujuh puluh persen bahkan lebih terjadi

    pada penderita berumur di bawah 1

    tahun. Umur penderita tersering sekitar

    6-7 bulan. Intususepsi terjadi pada 1-4bayi dari 1000 bayi kelahiran hidup.

    Intususepsi lebih sering terjadi pada laki-

    laki daripada perempuan. Angka

    kejadian pada anak laki-laki 3 kali lebih

    besar bila dibandingkan anak

    perempuan. Seiring dengan

    pertambahan umur, perbedaan kelaminmenjadi bermakna. Pada anak usia lebih

    dari 4 tahun, rasio insidensi anak laki-

    laki dengan anak perempuan adalah 8 :

    1.

    2.4. Patofisiologi

    Penyebab pasti intususepsi belum

    diketahui. Ini mungkin berhubungan

    dengan infeksi pada anak, pengaruh dariperubahan diet, pemberian makanan

    padat. Pemberian makanan selain susu

    ketika umur kurang dari 4 bulan akan

    berakibat buruk terhadap bayi, karena

    sistem pencernaan bayi pada usia ini

    belum tumbuh kembang sempurna.

    Pemberian makanan pada usia itu

    berpeluang terjadinya invaginasi usus

    halus.

    Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu

    di usus yang menyebabkan peristaltik

    berlebihan biasanya terjadi pada anak-

    anak tetapi dapat juga terjadi pada

    dewasa. Pada anak-anak 95% penyebab

    tidak diketahui, hanya 5% yang memiliki

    kelainan pada usus, misalnya

    divertikulum Meckeli, polip,

    hemangioma. Dua puluh persen dari

    kasus intususepsi timbul setelah infeksi

    virus (infeksi pernafasan bagian atas,

    gastroenteritis) yang menimbulkan

    pembesaran dari jaringan limfoid ileum

    distal. Intususeptum akan didorong

    masuk oleh peristalsis ke dalam usus

    yang lebih distal dengan mesenterium

    dari intususeptum ikut terjepit masuk.

    Hal ini kemudian diikuti terjadinya

    sembab, kongesti vena dan limfa yang

    akan menyebabkan keluarnya tinja yang

    berwarna kemerahan akibat darah yang

    tercampur mukus (current jelly stool/red

    current jelly). Selanjutnya, jika tekanan

    kongesti melampaui tekanan arteri makaakan terjadi nekrosis.

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    8/11

    Baru-baru ini diduga ada hubungan

    antara rotavirus dan intususepsi,

    walaupun laporan kasus terjadinya

    intususepsi selama bayi difaksin sangat

    kecil. Rotavirus merupakan penyebab

    gastroenteritis berat pada bayi dan anakusia di bawah 5 tahun di USA. Selama 1

    September 1998 sampai 7 Juli 1999,

    dilaporkan ke VAERS (Vaccine Adverse

    Event Reporting System) 15 kasus

    intususepsi pada bayi yang menerima

    vaksin Rotavirus.

    Pada studi Prelisensi, 5 kasus intususepsi

    terjadi pada 10.054 penerima vaksin dan

    1 kasus pada 4.633 kontrol. Secara

    statistik perbedaannya tidak signifikan. 3

    dari 5 kasus pada anak dengan vaksinasi

    terjadi selama 6-7 hari setelah

    divaksinasi Rotavirus

    Daerah secara anatomis paling mudah

    mengalami invaginasi adalah ileocoecal,

    diman ileum yang lebih kecil dapat

    masuk dengan mudah dalan caecum

    yang longgar. Invaginasi dapat

    menyebabkan obstruksi usus baik parsial

    maupun total yang merupakan keadaan

    gawat darurat, dimana bila tidakditangani segera akan menimbulkan

    komplikasi lanjut.

    2.5. Klasifikasi

    Intususepsi dapat diklasifikasikan dalam

    tiga tipe : enteroenterik, kolokolik, dan

    enterokolik. Intususepsi enterokolik

    hanya melibatkan usus halus.

    Intususepsi kolokolik hanya terjadi padakolon, sigmoid, dan rektum. Sedangkan

    intususepsi enterokolik melibatkan

    kedua usus halus dan kolon, ini adalah

    tipe yang paling sering terjadi.

    2.6. Gejala Klinis

    - kebanyakan terjadi pada anak dengan

    gizi baik

    - usia < 1 tahun

    - sebagian besar terjadi pada daerah

    ileosekal

    - Crampy abdominal pain (kolik) yang

    mendadak dan intermiten, disertai

    dengan tangisan yang tidak dapat

    dihentikan dan tungkai yang ditarik ke

    arah perut

    - Muntah

    - Tinja yang berbentuk seperti jeli

    kemerahan (current jelly stool/red

    current jelly)

    - Secara bertahap anak akan pucat dan

    lemas, bisa menjadi dehidrasi, merasa

    demam, dan perut mengembung.

    - Masa abdomen berbentuk seperti sosis

    pada kuadran kanan atas atau

    epigastrium tengah

    Selain itu, ada gejala-gejala seperi anak

    menjadi cepat marah, nafas dangkal,

    mendengkur, konstipasi.

    Trias invaginasi :

    - Anak mendadak kesakitan episodik,

    menangis dan mengangkat kaki (craping

    pain), berlanjut sakit kontinyu

    - Muntah warna hijau (cairan lambung)

    - Defekasi feses campur lender

    (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan

    dalam) current jelly stool

    2.7. Cara Pemeriksaan/Diagnosis

    Anamnesis :

    Anamnesis dengan keluarga dapat

    diketahui gejala-gejala yang timbul dari

    riwayat pasien sebelum timbulnya

    gejala, misalnya sebelum sakit, anak ada

    riwayat dipijat, diberi makanan padat

    padahal umur anak dibawah 4 bulan.

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    9/11

    Pemeriksaan fisik :

    - Obstruksi mekanik ditandai darm

    steifung dan darm counter

    - Teraba massa seperti sosis di daerah

    subcostal yang terjadi spontan

    - Nyeri tekan (+)

    - Dance sign (+) sensasi kekosongan

    pada kuadran kanan bawah akibat

    masuknya sekum pada kooln asenden

    - RT : pseudo portio (+) sensasi seperti

    portio vagina akibat invaginasi usus

    yang lama, lender berdarah (+)

    Radiologis :

    - Foto abdomen tiga posisi. Tanda

    obstruksi (+) : distensi, air fluid level,

    hearing bone (gambaran plica circularis

    usus)

    - Ultrasonografi

    - Barium enema (Colon in loop)

    menunjukkan defek pengisian (filling

    defect), cupping sign dan letak

    invaginasi. Barium enema dapat puladigunakan sebagai terapi reposisi

    dengan tekanan tinggi, bila belum ada

    tanda-tanda obstruksi dan kejadian

    dibawah 24 jam. Reposisi dianggap

    berhasil bila setelah rectal tube ditarik

    dari anus barium keluar bersama feses

    dan udara.

    2.8. Penatalaksanaan

    Pertama kali dibawa ke rumah sakit, bayi

    kemungkinan mengalami dehidrasi dan

    memerlukan terapi segera, yaitu :

    a. Koreksi keseimbangan cairan dan

    elektrolit (resusitasi dengan cairan

    fisiologis intravena)

    b. Pengosongan lambung dengan pipa

    nasogastrik (menghilangkan peregangan

    usus dan muntah)

    c. antibiotika

    d. Reduksi radiologik bila memungkinkan

    e. Reduksi operatif atau reseksi dengan

    laparatomi eksplorasi

    Penatalaksanaan suatu kasus invaginasi

    pada bayi dan anak sejak dahulu

    mencakup dua tindakan:

    1. Reduksi hidrostatik

    Metode ini dengan cara memasukkan

    barium melalui anus menggunakan

    kateter dengan tekanan tertentu.

    Pertama kali keberhasilan dikemukakan

    oleh Ladd tahun 1913 dan diulang

    keberhasilannya oleh Hirschprung tahun

    1976.

    Syaratnya adalah keadaan umum

    mengizinkan, tidak ada gejala dan tanda

    ransangan peritoneum, anak tidak

    toksik, dan tidak terdapat obstruksi

    tinggi.

    Tekanan hidrostatik tidak boleh melewati

    satu meter air dan tidak boleh dilakukan

    pengurutan atau penekanan manual diperut sewaktu dilakukan reposisi

    hidrostatik ini. Pengelolaan berhasil jika

    barium kelihatan masuk iileum. Reposisi

    pneumostatik dengan tekanan udara

    makin sering digunakan karena lebih

    aman dan hasilnya lebih baik daripada

    reposisi dengan barium enema.

    Jika reposisi konservatif tidak berhasil,

    terpaksa diadakan reposisi operatif.

    2. Reduksi manual (milking) dan reseksiusus

    Pasien dalam keadaan tidak stabil,

    didapatkan peningkatan suhu, angka

    leukosit, mengalami gejala

    berkepanjangan atau ditemukan sudah

    lanjut yang ditandai dengan distensi

    abdomen, feses berdarah, gangguan

    sistem usus yang berat sampai timbul

    syok atau peritonitis, pasien segera

    dipersiapkan untuk operasi. Laparatomidengan insisi transversal interspinal

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    10/11

    merupakan standar yang ditetapkan di

    RS. Sardjito. Dilakukan eksplorasi

    keadaan sampai tampak intussuseptum

    dan intussusipien, jika tidak ada

    perforasi dilakukan milking sampai usus

    bebas dari invaginasi, cek viabilitas ususdan pasase usus sampai distal. Lakukan

    appendektomi. Jika ada pembesaran

    limfonodi dilakukan biopsi dan dilakukan

    pemeriksaan PA. Tindakan selama

    operasi tergantung pada penemuan

    keadaan usus, reposisi manual dan

    milking usus harus dilakukan dengan

    halus dan sabar, juga bergantung pada

    keterampilan dan pengalaman operator.

    Reseksi usus dilakukan apabila pada

    kasus yang tidak berhasil direduksi

    dengan cara manual, bila viabilitas usus

    diragukan atau ditemukan kelainan

    patologis sebagai penyebab invaginasi.

    Setelah usus direseksi dilakukan

    anastomose end to end apabila hal ini

    memungkinkan, bila tidak mungkin

    maka dilakukan eksteriosasi atau

    enterostomi.

    Komplikasi operasi :

    Saat operasi :

    - Perdarahan

    - Perdarahan saat operasi, umumnya bila

    menciderai pembuluh darah segera

    lakukan kontrol perdarahan dengan

    meligasi pembuluh darah

    Pasca operasi :

    - Kembung

    - Gangguan keseimbangan elektrolit

    - Sepsis

    Mortalitas

    Kurang dari 2%

    Perawatan Pascabedah

    Dilakukan pengawaan ketat keadaan

    umum dan tanda vital. Dalam 48 jam

    setelah operasi anak akan dimonitor,

    anak akan menggunakan mesin untuk

    memonitor temperatur, denyut jantung

    dan respirasi. Setidaknya selama 48 jam

    pertama, anak tidak bisa makan atau

    minum agar ususnya istirahat. Anak

    akan mendapatkan terapi cairan untuk

    mencegah dehidrasi. Anak juga akan

    mendapat NGT untuk mengambil cairan

    dari dalam perut. Saat cairan dari NGT

    bersih dan jumlah cairan berkurang,

    anak bisa mulai makan sesuatu

    Follow-up

    Dengan menilai adakah tanda-tanda

    kesulitan bernafas, infeksi pernafasan

    berulang dan apakah terjadi invaginasi

    berulang.

    2.9. Diagnosis Banding

    - Obstruksi intestinal lain (volvulus,

    malrotasi)

    - Trauma Abdomen

    - Appendisitis Akut

    - Hernia

    - Gastroenteritis

    - Torsi testis

    - Perlengketan jaringan

    - Volvulus

    - Meckel diverticulum

    - Perdarahan G 1

    - Proses-proses yang menumbuhkan

    nyeri abdomen

  • 7/30/2019 9. Intususesception

    11/11

    2.10. Prognosis

    Keberhasilan penatalaksanaan

    invaginasi ditentukan oleh cepatnya

    pertolongan yang diberikan, jika

    pertolongan kurang dari 24 jam dari

    serangan pertama, maka akan

    memberikan prognosis yang lebih baik.

    Kematian dengan terapi sekitar 1-3 %.

    Jika tanpa terapi, 2-5 hari akan berakibat

    fatal.

    2.11. Komplikasi

    Jika invaginasi terlambat atau tidak

    diterapi, bisa timbul beberapa

    komplikasi berat, seperti kematian

    jaringan usus, perforasi usus, infeksi dan

    kematian

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Invaginasi merupakan suatu keadaan

    dimana bagian usus masuk ke bagian

    usus. Invaginasi merupakan suatu

    kegawat daruratan medis. Jika tidak

    diatasi secepatnya. Bisa menyebabkan

    komplikasi yang berat seperti infeksi

    bahkan kematian.

    Kebanyakan pasien bisa pulih jika

    dirawat sebelum 24 jam. Kematian

    dengan terapi sekitar 1-3 %. Jika tanpa

    terapi, 2-5 hari akan berakibat fatal.

    Keluarga khususnya orang tua. Selaku

    pihak pertama yang mengetahui adanya

    kelainan pada anak dan tim medis serta

    paramedis, sebaiknya mengetahui lebih

    banyak tentang invaginasi dan gejala-

    gejala yang tampak, serta apa saja yang

    menyebabkan invaginasi. Sehingga baik

    orang tua maupun tim medis,

    paramedis, dapat menentukan tin

    dakan yang harus diambil secara cepat

    dan tepat. Pengambilan tindakan yang

    cepat dan tepat dapat meningkatkan

    kemungkinan keberhasilan terapi dan

    mengurangi kemungkinan komplikasi

    dan efek fatal yang lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    A, alpha Fardah, Ranuh, IG. M Reza

    Gunadi, Sudarmo, Marto Sudarmo. 2008.

    Intususepsi. www.pediatrik.com.

    Diunduh tanggal 28 Januari 2010.

    De Jong, Wim, Syamsuhidayat, R. 2005.

    Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Hal.

    627-628.

    Ein, S. and A. Daneman. 2003.

    Intussusception, Operative Pediatric

    Surgery. M. Zicgler, R. Azizkhan and T.

    Weber. New York, Mc Graw-Hill

    Professional Page. 647-689.

    Ifran, E., B. Lombay, et al. 2000.

    Intussusception in children.

    Ultrasonography in the diagnosis and

    non-operative management. Pediatri

    Indonesia Volume 40. Hal. 1-7.

    Invaginasi. 2005. www.bedahugm.net.

    Diunduh tanggal 28 Januari 2010.

    King, L. 2001. Intussusception. E-

    Medicine 2 : 7.

    Operasi pada Invaginasi Laparatomi-

    Milking. 2008.

    bedahumum.wordpress.com. Diunduh

    tanggal 28 Januari 2010.

    Spalding, Shaun C, Evans, Bruce. 2004.

    Intussusceptions. Diunduh dari

    www.emedmag.com tanggal 28 Januari

    2010.