9 character of 21Century Learning
-
Upload
nailul-hasibuan -
Category
Education
-
view
82 -
download
2
Transcript of 9 character of 21Century Learning
9 KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN ABAD KE-21
OLEH :
NO NIM NAMA
15 8146171059 Nur Asyiah Nasution
16 8146171074 Risky Yasmita Sari Hasibuan
17 8146171076 Roh Mahyani
Pendidikan Matematika A3 2014
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014 KATA PENGANTAR
Makalah 9 Karakter Pembelajaran Pada Abad Ke 21 Ini membahas
tentang penjelasan apa-apa saja yang termasuk ke-9 Karakter Pembelajaran Pada
Abad Ke 21. Tujuannya antara lain agar tenaga pengajar/guru mengetahui cara
pembelajaran yang baik untuk memenuhi tuntunan dunia masa depan anak yang
harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils).
Sehubungan dengan alasan di atas, kami akan berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik untuk makalah kami, sehingga
pemahaman mengenai ukuran variabilitas nantinya dapat mencapai skala
maksimal.
Isi makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, baik pengetikan,
penataan, penggunaan bahasa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi harapan dosen dari
mahasiswa, khususnya dalam pemahaman 9 karakteristik pada pembelajran abad
ke-21.
Medan, 29 September 2014
Penyusun,
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Abad ke-21 3
B. 9 Karakter dalam Pembelajaran Abad ke-21 C. Peran Guru dalam Pembelajaran
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran abad 21 sekarang ini hendaknya disesuaikan dengan
kemajuan dan tuntutan zaman. Begitu halnya dengan kurikulum yang
dikembangkan saat ini oleh sekolah dituntut untuk merubah pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa/peserta didik (student-
centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan anak yang
harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils).
Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu
langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat
pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pola
pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana
guru banyak memberikan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar,
mencatat dan menghafal.
Guru sudah sering mendengar mengenai pola pembelajaran CBSA (Cara
Belajar Siwa Aktif), namun pendekatan yang dilakukan masih bersifat tradisional
sehingga diplesetkan menjadi Catat Buku Sampai Abis. Untuk mengerti pola
pembelajaran yang berpusat pada siswa maka kita bisa kembali kepada slogan
pendidikan kita yang tercantum dalam logo kementerian pendidikan dan
kebudayaan dan merupakan pesan dari Bapak Pendidikan Bangsa, Ki Hajar
Dewantara, yaitu Tut Wuri Handayani. Guru berperan sebagai pendorong dan
fasilitator agar siswa bisa sukses dalam kehidupan. Satu hal lain yang penting
yaitu guru akan menjadi contoh pembelajar (learner model), guru harus mengikuti
perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnya dalam seluruh proses
pembelajaran ini guru dan siswa akan belajar bersama namun guru mempunyai
tugas untuk mengarahkan dan mengelola kelas.
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah untuk
makalah ini adalah: Bagaimanakah karakteristik pembelajaran abad 21?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui proses pembelajaran
inkuiri di kelas serta mengetahui peran guru dan siswa dalam pembelajaran
inkuiri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Abad 21
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran.
Secara sederhana pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
seorang guru untuk membelajarkan peserta didik yang belajar. Pada pendidikanan
formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru,
karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk mengajar.
Pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Setidaknya ada empat yang harus dimiliki oleh generasi abad 21, yaitu:
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus
dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir
tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan dan pembelajar.
2. Ways of working. Kemampuan bagaimana mereka harus bekerja dengan dunia
yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik adalah komunikasi dan kolaborasi. Generasi abad 21 harus
mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode
dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama
dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan
kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT.
Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan
kemampuan yang berbeda-beda.
3. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk
bekerja. Penguasaan terhadap Information and Communications Technology
(ICT) and Information Literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan
sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang
mengembangkan pekerjaannya.
4. Skills for living in the world. Kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad
21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility.
Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan
karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Menurut Lutfianto (2011), beberapa karakter belajar yang diperlukan di abad ke-
21, yaitu:
1. Communication
Pada karakter ini, siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi
dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari gurunya.
2. Collaboration
Pada karakter ini, siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati
pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan
tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan
hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.
3. Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang
masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami
interkoneksi antara sistem. Siswa juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
4. Creativity and Innovation
Pada karakter ini, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Berikut perbedaan pembelajaran abad 20 dengan pembelajaran abad 21
Jenis Pembelajaran Abad 20 Pembelajaran Abad 21
Lingkungan Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik
Aktivitas Kelas Guru sebagai sentral dan
bersifat didaktis
Peserta didik sebagai sentral
dan bersifat interaktif
Peran Guru Menyampaikan fakta-fakta,
guru sebagai ahli
Kolaboratif, kadang-kadang
peserta didik sebagai ahli
Penekanan Pengajaran
Mengingat fakta-fakta Hubungan antara informasi dan temuan
Konsep Pengetahuan
Akumulasi fakta secara kuantitas
Transformasi fakta-fakta
Penilaian Soal-soal pilihan berganda Protofolio, pemecahan masalah, dan penampilan
Penampilan
Keberhasilan Penilaian acuan norma
Kuantitas pemahaman,
penilaian acuan patokan
Penggunaan
Teknologi Latihan dan praktek
Komunikasi, akses,
kolaborasi, ekspresi
B. 9 karakteristik dalam Pembelajaran Abad ke-21
1. Learner-Centered
Learner-centered adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang
disarankan dalam pendidikan. Tidak berpusat pada guru melainkan berpusat
pada peserta didik,tidakmenggunakan metodepengajaran tunggal. Pendekatan
ini menekankan berbagai jenis metode yang menggeser peran guru dari
pemberi informasi untuk memfasilitasi belajar siswa.
Secara tradisionalguruberfokus padaapa yang mereka lakukan, dan bukan
padaapa yang siswapelajari. Penekanan padaapa yangdilakukangurusering
menyebabkansiswayang belajarpasif danyang tidakmengambil tanggung jawab
untukpembelajaran mereka sendiri. Ada lima karakteristikpengajaranyang
membuatnyaberpusat pada peserta didik.
Pengajaran yang menuntut keaktifan siswa.
Mengajarkansiswa bagaimanaberpikir kritis, memecahkan masalah,
mengevaluasi bukti, menganalisisargumen, menghasilkan hipotesis.
Pengajaran mendorong siswauntuk merefleksikanapa yang mereka
pelajaridan bagaimana merekabelajar mempelajarinya.
Memotivasisiswadengan memberi merekakontrol atasprosespembelajaran.
Siswa dalam pembelajaran saling berkolaborasi.
Kelebihan dan kelemahan:
Kelebihan: Dengan metode pembelajaran ini, murid dituntut untuk
menjadi lebih kreatif, mandiri, aktif, dan percaya diri, juga dapat
meningkatkan pemahaman yang mendalam dari materi yang disampaikan
oleh guru. Proses pengajaran juga menjadi innovatif, interaktif, dan
suasana lebih fleksibel.
Kekurangan: Stressful untuk siswa yang kurang aktif. Guru yang tidak
dapat memimpin diskusi dan tidak dapat membimbing muridnya dengan
baik hanya akan membuat suasana kelas menjadi “mati”
2. Media Pendukung (tidak harus menggunakan media digital)
Menurut Briggs (1977)media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaranadalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai
(slide)
V Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara
VI Visual gerak Film bisu
VII Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi
VIII Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
IX Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran
X Komputer CAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI (Pembelajaran berbasis komputer).[7]
Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan
hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi
pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan
ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan
dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
Beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
mempermudah proses belajar-mengajar
meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
menjaga relevansi dengan tujuan belajar
membantu konsentrasi mahasiswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan,
situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik
adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat
mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan
karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.
3. Personalized
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang
menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan
pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran
individu, guru memberi bantuan kepada masing-masing perorangan.
Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan secara umum.
Ciri-ciri pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi:
(i) tujuan pengajaran,
(ii) siswa sebagai subjek yang belajar,
(iii) guru sebagai pembelajar,
(iv) program pembelajaran, serta
(v) orientasi dan tekanan utama dalam peaksanaan pembelajaran.
Model pembelajaran individual memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Menuntun siswa untuk memiliki kekuatan mental yang lebih baik dan
kesehatan emosi yang lebih memadai dengan cara mengembangkan
kepercayaan diri dan perasaan realistis serta menumbuhkan empati pada
orang lain.
2. Meningkatkan proporsi pendidikan yang berasal dari kebutuhan dan
aspirasi siswa sendiri, melibatkan semua siswa dalam proses menentukkan
apa yang akan dikerjakannya atau bagaimana cara ia mempelajarinya.
3. Mengembangkan jenis-jenis pemikiran kualitatif tertentu, seperti
kreativitas dan eksperi pribadi.
Berdasarkan beberapa tujuan ini, model pembelajaran individual dapat
diterapkan dalam empat cara :
1. Model pengajaran individu bisa digunakan sebagai model pengajaran
umum, bahkan untuk merancang sebuah sekolah yang mengadopsi filosofi
tidak terarah.
2. Model ini bisa digunakan untuk membumbui (menambah rasa) suatu
lingkungan pembelajaranyang dirancang di tengah beberapa model lain.
Kita bisa menggunakan model ini untuk membangun kualitas serta
perasaan pribadi siswa kita serta mencari kesempatan untuk melibatkan
mereka dalam komunikasi yang sifatnya positif.
3. Kita bisa menggunakan hal-hal yang unik dalam model pengajaran
individual untuk menasihati siswa saat kita ingin membantu mereka
belajar menjangkau dunia secara utuh, dan dengan jalan positif.
4. Kita bisa membuat sebuah kurikulum akademik untuk para siswa.
Digabungkan dengan model lain, model pengajaran individu dapat
digunakan untuk merancang kursus pembelajaran mandiri, termasuk juga
program yang berbasis sumber daya.
4. Transfer by design
Desain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru
dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar serta mencapi tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan dengan langkah-langkah penyusunan materi pelajaran, penggunaan
media pengajaran, penggunaan metode dan pendekatan pengajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan dalam waktu
tertentu.
Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi
terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah
informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena
kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Peranan Desain Pembelajaran dalam suksesnya proses belajar mengajar,
antara lain :
a. Agar belajar dapat bermakna dan efektif
b. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar
c. Agar dapat dikembangkan kesempatan / pola belajar
d. Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.
Fungsi Desain Pembelajaran antara lain :
a. Meningkatkan kemampuan Pembelajar (instruktur, guru, widyaiswara,
dosen, dll)
b. Menghasilkan sumber belajar
c. Mengembangkan sistem belajar mengajar
d. Mengembangkan Organisasi menjadi organisasi belajar.
e. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
f. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
g. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
h. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
i. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
j. Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
Model Desain Pembelajaran sangat diperlukan, karena dapat :
a. Pengembangan kemampuan guru / dosen
b. Pengembangan sumber belajar
c. Pengembangan system Pembelajaran
d. Pengembangan Organisasi.
5. Visibly Relevan
Beberapa strategi dan aspek kegiatan serta hasil pembelajaran aktif
yang dapat diamati meliputi: aktivitas siswa dalam pembelajaran, siswa
belajar secara aktif dan kreatif, menggunakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, memanfaatkan beragam sumber belajar, bekerja dalam kelompok,
menghasilkan karya yang merupakan hasil gagasannya sendiri,
memanjangkan karya tersebut dalam kelas serta mempresentasikannya.
6. Data-Rich
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-
hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Dalam
keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian
diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat
dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal
ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan
atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Jadi mulai sekarang bekerjalah berdasarkan data karena dari sinilah
semua informasi akan muncul yang kemudian menjadi fakta-fakta yang
bisa kita manfaatkan untuk mengatur langkah strategis kedepannya dan
dari sinilah pula kita akan mampu menghadapi perubahan dan
memprediksi data yang diperoleh. Hal ini sepertinya terlihat sulit, padahal
jika dilakukan sebagai rutinitas “strategis”, proses pencarian dan
pengolahan data ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan, kita hanya perlu
tahu bagaimana cara memulainya, ketika sudah berjalan semua akan
menjadi lebih mudah untuk dilakukan tentunya.
7. Adaptable
Kemampuan beradaptasi merupakan suatu perilaku yang sangat
kompleks karena didalamnya melibatkan sejumlah fungsi dan
intelektual. Misalnya : penalaran, ingatan kerja, dan belajar keterampilan
makin tinggi. Kecerdasan atau intelegensi manusia maka seseorang tersebut
akan lebih cepat dan efektif didalam menentukan strategi beradaptasi
dengan perubahan tugas dan lingkungan yang baru begitu pula sebaliknya,
dimana didalam lingkungan baru harus dapat beradaptasi dengan
lingkungan itu dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan harus bisa
menyikapi masalah-masalah sosial yang terjadi.
Proses pembelajarannya dapat dilaksanakan dikeluarga, masyarakat,
sekolah dan dimana saja. Dimana dikeluarga anak diajarkan cara
beradaptasi dengan keluarga dan menyikapi masalah dalam keluarga
sedangkan disekolahan anak bisa diajarkan cara beradaptasi dan menyikapi
masalah dengan teman-teman sebayanya dimana anak sering salah paham
dan bertengkar dengan temannya gara-gara masalah kecil nah itu bisa jadi
acuan guru untuk menjelaskan bagaimana menyikapi masalah-masalah itu
sebaliknya dimasyarakat anak dapat diajarakan beradaptasi dan menyikapi
masalah dengan masyarakat sekitar bukan hanya dengan anak-anak seusia
mereka tetapi dengan orang dewasa juga.
Sehingga dalam pembelajaran siswa dituntun agar dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dengan metode, model, strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Kemudahan siswa dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang
dibawakan oleh guru dalam pembelajaranya membuat siswa menjadi mudah
memperoleh informasi dalam pembelajaran, serta siswa akan lebih aktif
dalam proses belajar mengajar.
8. Interdependent
Dalam pembelajaran abad 21, guru merancang pembelajaran lebih
menyenangkan peserta didik, tetapi juga belajar menyadari bahwa setiap
individu mempuanya kemampuan dan kelebihan serta kelemahan masing-
masing. Tidak boleh satu orang merasa lebih pandai dibandingkan dengan
yang lain. Tidak ada satu manusiapun yang bisa melakuakan segalanya
sendiri. Pasti akan ada satu waktu dia akan terbentur jalan yang
membuatnya akan membutuhkan orang lain. Dalam pembelajaran abad 21
membuat peserta didik dalam kelompok dengan jumlah tertentu sesuai
dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik dalam satu kelas.
Dalam kelompok tersebut, peserta didik mengerjakansesuatu dengan
tanggung jawab sendiri-sendiri. Rasa saling percaya kemampuan masing-
masing ini dapat meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik. Kalau
satu orang merasa tidak mampu, maka yang lain akan membantu. Kalau
mereka tidak saling membantu, maka tujuan bersama tidak akan tercapai.
Kalau tujuan bersala tidak tercapai, mereka akan kehilangan kesempatan
mendapatkan hasil yang terbaik.
Manfaat saling ketergantungan ini membuat peserta didik menyadari
pentingnya bekerja sama dan team work yang nantinya dapat diterapkan
dalam lingkup kehidupan yang lebih luas. Disamping itu, adanay tanggung
jawab yang harus dipikul oleh tiap-tiap individu akan membuat mereka
saling mengisi. Peserta didik yang cerdas juga akan dapat belajr lebih
banyak dengan cara mengajari atau memberikan pengertian kepada
temannya yang masih belum mengerti. Adanya pembagian tugas yang
seimbang diantara individu kelompok, membuat peserta didik mempunyai
tanggung jawab sendiri-sendiri.
9. Diverse
Dari keberagaman metode, model, strategi, maupun pendekatan
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran abad 21 ini adalah upaya
agar peserda didik medapat hasil pembelajaran yang memuaskan, sehingga
peserta didik mampu meningkatkan kualitas peserta didik secara kelompok
maupun idividual.
C. Peran Guru dalam Pembelajaran
Di abad 21 ini peran guru menjadi semakin berat dimana guru harus
mampu mengantarkan peserta didik agar menjadi pribadi yang unggul, yang
mampu bertahan dan bersaing di abad 21 ini. Hanya dengan guru yang profesional
pendidikan dapat ditingkatkan mutunya, dan dengan pelaksanaan pendidikan yang
bermutu akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Yahya (2010)
mengemukakan bahwa tantangan guru di abad 21 yaitu :
Pendidikan yang berfokus pada character building.
Pendidikan yang peduli perubahan iklim.
Enterprenual mindset.
Membangun learning community.
Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak(hard skills- soft skills)
Dengan semakin kompleksnya tugas guru di masa ini, profesionalisme guru
harus ditingkatkan. Guru dalam menghadapi era globalisasi ini perlu menciptakan
proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan efisien. Pembelajaran yang
tepat diterapkan saat ini yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered learning) bukan lagi guru yang menjadi pusat pembelajaran. Peserta
didik dalam pembelajaran di abad 21 sebagai sentral dan bersifat interaktif.
Dengan demikian guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator. Guru
perlu mengembangkan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat untuk
kehidupan peserta didik di masa yang akan datang.
Pada intinya guru perlu menerapkan pilar-pilar pendidikan yang
dicanangkan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to live together. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik tidak hanya
mengajarkan pengetahuan saja pada siswanya melainkan mendidik peserta didik
agar menjadi individu yang mandiri, disiplin, kreatif, dan berakhlak mulia.
Seorang guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani.
Selain inovasi dalam pendekatan pembelajaran, untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan inovatif guru harus memanfaatkan kemajuan
teknologi sebagai alat belajar. Guru harus memiliki wawasan yang luas. Guru
perlu melakukan perubahan sistem pembelajaran yang awalnya bersifat
konvensional menjadi sistem pembelajaran yang sedang berkembang pada abad
21 ini. Dengan menguasai teknologi, guru dapat memanfaatkannya untuk proses
pembelajaran dan untuk mengembangkan kemampuannya. Guru yang dapat
mengoperasikan komputer/ laptop dan internet dapat memudahkan guru dalam
memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengajar.
Guru dalam pembelajaran di abad 21 harus memberikan kesempatan yang
sebanyak-banyaknya pada peserta didik untuk mengembangkan keterampilannya
dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi - khususnya komputer.
Guru dapat memberikan tugas yang menuntut peserta didik untuk menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya peserta didik melaporkan hasil
kerjanya melalui email, blog dan sebagainya atau dengan diketik (print out). Di
abad 21 ini, teknologi sudah berkembang menjadi media pembelajaran utama.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, hal ini akan berpengaruh pada
nilai-nilai suatu bangsa. Untuk itu pendidikan budaya dan karakter bangsa sangat
tepat untuk ditanamkan dan diimplementasikan pada peserta didik agar dapat
memilih dan memilah hal yang positif dan negatif dari kemajuan teknologi.
Karena apa artinya kemajuan suatu bangsa tanpa dibarengi dengan kepribadian
dan akhlak yang baik.
Dengan memasuki abad 21, maka guru mau tidak mau harus sudah siap
menguasai teknologi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Guru harus
selalu mampu beradaptasi dan siap menghadapi perubahan yang terjadi setiap
saat. Guru harus mampu memanfaatkan informasi yang berkembang di
masyarakat ke dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran di
abad 21 penuh tantangan yang harus ditaklukkan agar dapat membawa peserta
didik kelak mampu bertahan dan bersaing di dunia luar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa 9 karakter pada pembelajaran abad ke 21, diantaranya
1) Learner centered (pembelajaran berpusat pada siswa)
2) Media driven (
3) Personalized
4) Transfer-by-design
5) Visibly relevant
6) Data rich
7) Adaptable
8) Interpendent
9) Diverse
Ke sembilan karakter ini umumnya bertujuan untuk memenuhi
tuntunan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan
belajar (thinking and learning skils).
B. Saran
Agar dapat memajukan pendidikan Indonesia tidak kalah dari
persaingan internasional, ada baiknya guru-guru mulai menggunakan 9
karakter pada pembelajaran abad 21 ini memenuhi tuntunan dunia masa depan
anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and
learning skils).
DAFTAR PUSTAKA
belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/
http://nurulchakim.blogspot.com/2013/11/delivery-learning-on-net.html
http://rismanmhmmd.wordpress.com/2013/10/21/kemampuan-beradaptasi/
http://wapikweb.org/article/detail/video-pembelajaran-aktif-yang-relevan-untuk-
mengembangkan-kecakapan-hidup-siswa-smpmts-AA-00402.php
https://www.academia.edu/5014738/BAB_II
https://www.academia.edu/4886724/Bahan_Ajar_Perencanaan_Pengajaran