9 character of 21Century Learning

21
9 KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN ABAD KE-21 OLEH : NO NIM NAMA 15 8146171059 Nur Asyiah Nasution 16 8146171074 Risky Yasmita Sari Hasibuan 17 8146171076 Roh Mahyani Pendidikan Matematika A3 2014 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Transcript of 9 character of 21Century Learning

Page 1: 9 character of 21Century Learning

9 KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN ABAD KE-21

OLEH :

NO NIM NAMA

15 8146171059 Nur Asyiah Nasution

16 8146171074 Risky Yasmita Sari Hasibuan

17 8146171076 Roh Mahyani

Pendidikan Matematika A3 2014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Page 2: 9 character of 21Century Learning

2014 KATA PENGANTAR

Makalah 9 Karakter Pembelajaran Pada Abad Ke 21 Ini membahas

tentang penjelasan apa-apa saja yang termasuk ke-9 Karakter Pembelajaran Pada

Abad Ke 21. Tujuannya antara lain agar tenaga pengajar/guru mengetahui cara

pembelajaran yang baik untuk memenuhi tuntunan dunia masa depan anak yang

harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils).

Sehubungan dengan alasan di atas, kami akan berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik untuk makalah kami, sehingga

pemahaman mengenai ukuran variabilitas nantinya dapat mencapai skala

maksimal.

Isi makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, baik pengetikan,

penataan, penggunaan bahasa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan dan

penyempurnaan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi harapan dosen dari

mahasiswa, khususnya dalam pemahaman 9 karakteristik pada pembelajran abad

ke-21.

Medan, 29 September 2014

Penyusun,

Kelompok 5

Page 3: 9 character of 21Century Learning

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Abad ke-21 3

B. 9 Karakter dalam Pembelajaran Abad ke-21 C. Peran Guru dalam Pembelajaran

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: 9 character of 21Century Learning

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran abad 21 sekarang ini hendaknya disesuaikan dengan

kemajuan dan tuntutan zaman. Begitu halnya dengan kurikulum yang

dikembangkan saat ini oleh sekolah dituntut untuk merubah pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa/peserta didik (student-

centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan anak yang

harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils).

Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu

langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat

pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pola

pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana

guru banyak memberikan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar,

mencatat dan menghafal.

Guru sudah sering mendengar mengenai pola pembelajaran CBSA (Cara

Belajar Siwa Aktif), namun pendekatan yang dilakukan masih bersifat tradisional

sehingga diplesetkan menjadi Catat Buku Sampai Abis. Untuk mengerti pola

pembelajaran yang berpusat pada siswa maka kita bisa kembali kepada slogan

pendidikan kita yang tercantum dalam logo kementerian pendidikan dan

kebudayaan dan merupakan pesan dari Bapak Pendidikan Bangsa, Ki Hajar

Dewantara, yaitu Tut Wuri Handayani. Guru berperan sebagai pendorong dan

fasilitator agar siswa bisa sukses dalam kehidupan. Satu hal lain yang penting

yaitu guru akan menjadi contoh pembelajar (learner model), guru harus mengikuti

perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnya dalam seluruh proses

pembelajaran ini guru dan siswa akan belajar bersama namun guru mempunyai

tugas untuk mengarahkan dan mengelola kelas.

Page 5: 9 character of 21Century Learning

B. Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah untuk

makalah ini adalah: Bagaimanakah karakteristik pembelajaran abad 21?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui proses pembelajaran

inkuiri di kelas serta mengetahui peran guru dan siswa dalam pembelajaran

inkuiri

Page 6: 9 character of 21Century Learning

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Abad 21

Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran.

Secara sederhana pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh

seorang guru untuk membelajarkan peserta didik yang belajar. Pada pendidikanan

formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru,

karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk mengajar.

Pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan

pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Setidaknya ada empat yang harus dimiliki oleh generasi abad 21, yaitu:

1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus

dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir

tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan

keputusan dan pembelajar.

2. Ways of working. Kemampuan bagaimana mereka harus bekerja dengan dunia

yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik adalah komunikasi dan kolaborasi. Generasi abad 21 harus

mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode

dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama

dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan

kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT.

Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan

kemampuan yang berbeda-beda.

Page 7: 9 character of 21Century Learning

3. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk

bekerja. Penguasaan terhadap Information and Communications Technology

(ICT) and Information Literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan

sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang

mengembangkan pekerjaannya.

4. Skills for living in the world. Kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad

21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility.

Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan

karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.

Menurut Lutfianto (2011), beberapa karakter belajar yang diperlukan di abad ke-

21, yaitu:

1. Communication

Pada karakter ini, siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan

menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,

tulisan, dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan

kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi

dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari gurunya.

2. Collaboration

Pada karakter ini, siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama

berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan

tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati

pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan

tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan

hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi

untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.

3. Critical Thinking and Problem Solving

Pada karakter ini, siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang

masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami

interkoneksi antara sistem. Siswa juga menggunakan kemampuan yang

dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya

Page 8: 9 character of 21Century Learning

dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan

mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.

4. Creativity and Innovation

Pada karakter ini, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

Page 9: 9 character of 21Century Learning

Berikut perbedaan pembelajaran abad 20 dengan pembelajaran abad 21

Jenis Pembelajaran Abad 20 Pembelajaran Abad 21

Lingkungan Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik

Aktivitas Kelas Guru sebagai sentral dan

bersifat didaktis

Peserta didik sebagai sentral

dan bersifat interaktif

Peran Guru Menyampaikan fakta-fakta,

guru sebagai ahli

Kolaboratif, kadang-kadang

peserta didik sebagai ahli

Penekanan Pengajaran

Mengingat fakta-fakta Hubungan antara informasi dan temuan

Konsep Pengetahuan

Akumulasi fakta secara kuantitas

Transformasi fakta-fakta

Penilaian Soal-soal pilihan berganda Protofolio, pemecahan masalah, dan penampilan

Penampilan

Keberhasilan Penilaian acuan norma

Kuantitas pemahaman,

penilaian acuan patokan

Penggunaan

Teknologi Latihan dan praktek

Komunikasi, akses,

kolaborasi, ekspresi

B. 9 karakteristik dalam Pembelajaran Abad ke-21

1. Learner-Centered

Learner-centered adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang

disarankan dalam pendidikan. Tidak berpusat pada guru melainkan berpusat

pada peserta didik,tidakmenggunakan metodepengajaran tunggal. Pendekatan

ini menekankan berbagai jenis metode yang menggeser peran guru dari

pemberi informasi untuk memfasilitasi belajar siswa.

Secara tradisionalguruberfokus padaapa yang mereka lakukan, dan bukan

padaapa yang siswapelajari. Penekanan padaapa yangdilakukangurusering

menyebabkansiswayang belajarpasif danyang tidakmengambil tanggung jawab

untukpembelajaran mereka sendiri. Ada lima karakteristikpengajaranyang

membuatnyaberpusat pada peserta didik.

Pengajaran yang menuntut keaktifan siswa.

Mengajarkansiswa bagaimanaberpikir kritis, memecahkan masalah,

mengevaluasi bukti, menganalisisargumen, menghasilkan hipotesis.

Page 10: 9 character of 21Century Learning

Pengajaran mendorong siswauntuk merefleksikanapa yang mereka

pelajaridan bagaimana merekabelajar mempelajarinya.

Memotivasisiswadengan memberi merekakontrol atasprosespembelajaran.

Siswa dalam pembelajaran saling berkolaborasi.

Kelebihan dan kelemahan:

Kelebihan: Dengan metode pembelajaran ini, murid dituntut untuk

menjadi lebih kreatif, mandiri, aktif, dan percaya diri, juga dapat

meningkatkan pemahaman yang mendalam dari materi yang disampaikan

oleh guru. Proses pengajaran juga menjadi innovatif, interaktif, dan

suasana lebih fleksibel.

Kekurangan: Stressful untuk siswa yang kurang aktif. Guru yang tidak

dapat memimpin diskusi dan tidak dapat membimbing muridnya dengan

baik hanya akan membuat suasana kelas menjadi “mati”

2. Media Pendukung (tidak harus menggunakan media digital)

Menurut Briggs (1977)media pembelajaran adalah sarana fisik untuk

menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan

sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)

mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam

bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaranadalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya

proses belajar pada diri peserta didik.

Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :

No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran

I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

Page 11: 9 character of 21Century Learning

IV Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai

(slide)

V Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara

VI Visual gerak Film bisu

VII Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi

VIII Obyek fisik Benda nyata, model, specimen

IX Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran

X Komputer CAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI (Pembelajaran berbasis komputer).[7]

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan

sejenisnya

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),

komputer dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan

hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam

proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi

pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan.

Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan

ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan

dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

Beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :

mempermudah proses belajar-mengajar

meningkatkan efisiensi belajar-mengajar

menjaga relevansi dengan tujuan belajar

membantu konsentrasi mahasiswa

Page 12: 9 character of 21Century Learning

Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran.

Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan,

situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik

adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat

mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan

karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.

3. Personalized

Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang

menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing

individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan

pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran

individu, guru memberi bantuan kepada masing-masing perorangan.

Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan secara umum.

Ciri-ciri pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi:

(i) tujuan pengajaran,

(ii) siswa sebagai subjek yang belajar,

(iii) guru sebagai pembelajar,

(iv) program pembelajaran, serta

(v) orientasi dan tekanan utama dalam peaksanaan pembelajaran.

Model pembelajaran individual memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Menuntun siswa untuk memiliki kekuatan mental yang lebih baik dan

kesehatan emosi yang lebih memadai dengan cara mengembangkan

kepercayaan diri dan perasaan realistis serta menumbuhkan empati pada

orang lain.

2. Meningkatkan proporsi pendidikan yang berasal dari kebutuhan dan

aspirasi siswa sendiri, melibatkan semua siswa dalam proses menentukkan

apa yang akan dikerjakannya atau bagaimana cara ia mempelajarinya.

3. Mengembangkan jenis-jenis pemikiran kualitatif tertentu, seperti

kreativitas dan eksperi pribadi.

Berdasarkan beberapa tujuan ini, model pembelajaran individual dapat

diterapkan dalam empat cara :

Page 13: 9 character of 21Century Learning

1. Model pengajaran individu bisa digunakan sebagai model pengajaran

umum, bahkan untuk merancang sebuah sekolah yang mengadopsi filosofi

tidak terarah.

2. Model ini bisa digunakan untuk membumbui (menambah rasa) suatu

lingkungan pembelajaranyang dirancang di tengah beberapa model lain.

Kita bisa menggunakan model ini untuk membangun kualitas serta

perasaan pribadi siswa kita serta mencari kesempatan untuk melibatkan

mereka dalam komunikasi yang sifatnya positif.

3. Kita bisa menggunakan hal-hal yang unik dalam model pengajaran

individual untuk menasihati siswa saat kita ingin membantu mereka

belajar menjangkau dunia secara utuh, dan dengan jalan positif.

4. Kita bisa membuat sebuah kurikulum akademik untuk para siswa.

Digabungkan dengan model lain, model pengajaran individu dapat

digunakan untuk merancang kursus pembelajaran mandiri, termasuk juga

program yang berbasis sumber daya.

4. Transfer by design

Desain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru

dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk

memiliki pengalaman belajar serta mencapi tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan dengan langkah-langkah penyusunan materi pelajaran, penggunaan

media pengajaran, penggunaan metode dan pendekatan pengajaran, dan

penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan dalam waktu

tertentu.

Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi

terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah

informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena

kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.

Peranan Desain Pembelajaran dalam suksesnya proses belajar mengajar,

antara lain :

a. Agar belajar dapat bermakna dan efektif

Page 14: 9 character of 21Century Learning

b. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar

c. Agar dapat dikembangkan kesempatan / pola belajar

d. Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.

Fungsi Desain Pembelajaran antara lain :

a. Meningkatkan kemampuan Pembelajar (instruktur, guru, widyaiswara,

dosen, dll)

b. Menghasilkan sumber belajar

c. Mengembangkan sistem belajar mengajar

d. Mengembangkan Organisasi menjadi organisasi belajar.

e. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

f. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur

yang terlibat dalam kegiatan.

g. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.

h. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat

diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.

i. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

j. Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.

Model Desain Pembelajaran sangat diperlukan, karena dapat :

a. Pengembangan kemampuan guru / dosen

b. Pengembangan sumber belajar

c. Pengembangan system Pembelajaran

d. Pengembangan Organisasi.

5. Visibly Relevan

Beberapa strategi dan aspek kegiatan serta hasil pembelajaran aktif

yang dapat diamati meliputi: aktivitas siswa dalam pembelajaran, siswa

belajar secara aktif dan kreatif, menggunakan kemampuan berpikir tingkat

tinggi, memanfaatkan beragam sumber belajar, bekerja dalam kelompok,

menghasilkan karya yang merupakan hasil gagasannya sendiri,

memanjangkan karya tersebut dalam kelas serta mempresentasikannya.

Page 15: 9 character of 21Century Learning

6. Data-Rich

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-

hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Dalam

keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian

diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat

dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal

ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan

atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Jadi mulai sekarang bekerjalah berdasarkan data karena dari sinilah

semua informasi akan muncul yang kemudian menjadi fakta-fakta yang

bisa kita manfaatkan untuk mengatur langkah strategis kedepannya dan

dari sinilah pula kita akan mampu menghadapi perubahan dan

memprediksi data yang diperoleh. Hal ini sepertinya terlihat sulit, padahal

jika dilakukan sebagai rutinitas “strategis”, proses pencarian dan

pengolahan data ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan, kita hanya perlu

tahu bagaimana cara memulainya, ketika sudah berjalan semua akan

menjadi lebih mudah untuk dilakukan tentunya.

7. Adaptable

Kemampuan beradaptasi merupakan suatu perilaku yang sangat

kompleks karena didalamnya melibatkan sejumlah fungsi dan

intelektual. Misalnya : penalaran, ingatan kerja, dan belajar keterampilan

makin tinggi. Kecerdasan atau intelegensi manusia maka seseorang tersebut

akan lebih cepat dan efektif didalam menentukan strategi beradaptasi

dengan perubahan tugas dan lingkungan yang baru begitu pula sebaliknya,

dimana didalam lingkungan baru harus dapat beradaptasi dengan

lingkungan itu dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan harus bisa

menyikapi masalah-masalah sosial yang terjadi.

Proses pembelajarannya dapat dilaksanakan dikeluarga, masyarakat,

sekolah dan dimana saja. Dimana dikeluarga anak diajarkan cara

beradaptasi dengan keluarga dan menyikapi masalah dalam keluarga

Page 16: 9 character of 21Century Learning

sedangkan disekolahan anak bisa diajarkan cara beradaptasi dan menyikapi

masalah dengan teman-teman sebayanya dimana anak sering salah paham

dan bertengkar dengan temannya gara-gara masalah kecil nah itu bisa jadi

acuan guru untuk menjelaskan bagaimana menyikapi masalah-masalah itu

sebaliknya dimasyarakat anak dapat diajarakan beradaptasi dan menyikapi

masalah dengan masyarakat sekitar bukan hanya dengan anak-anak seusia

mereka tetapi dengan orang dewasa juga.

Sehingga dalam pembelajaran siswa dituntun agar dapat

menyesuaikan diri dengan cepat dengan metode, model, strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Kemudahan siswa dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang

dibawakan oleh guru dalam pembelajaranya membuat siswa menjadi mudah

memperoleh informasi dalam pembelajaran, serta siswa akan lebih aktif

dalam proses belajar mengajar.

8. Interdependent

Dalam pembelajaran abad 21, guru merancang pembelajaran lebih

menyenangkan peserta didik, tetapi juga belajar menyadari bahwa setiap

individu mempuanya kemampuan dan kelebihan serta kelemahan masing-

masing. Tidak boleh satu orang merasa lebih pandai dibandingkan dengan

yang lain. Tidak ada satu manusiapun yang bisa melakuakan segalanya

sendiri. Pasti akan ada satu waktu dia akan terbentur jalan yang

membuatnya akan membutuhkan orang lain. Dalam pembelajaran abad 21

membuat peserta didik dalam kelompok dengan jumlah tertentu sesuai

dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik dalam satu kelas.

Dalam kelompok tersebut, peserta didik mengerjakansesuatu dengan

tanggung jawab sendiri-sendiri. Rasa saling percaya kemampuan masing-

masing ini dapat meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik. Kalau

satu orang merasa tidak mampu, maka yang lain akan membantu. Kalau

mereka tidak saling membantu, maka tujuan bersama tidak akan tercapai.

Page 17: 9 character of 21Century Learning

Kalau tujuan bersala tidak tercapai, mereka akan kehilangan kesempatan

mendapatkan hasil yang terbaik.

Manfaat saling ketergantungan ini membuat peserta didik menyadari

pentingnya bekerja sama dan team work yang nantinya dapat diterapkan

dalam lingkup kehidupan yang lebih luas. Disamping itu, adanay tanggung

jawab yang harus dipikul oleh tiap-tiap individu akan membuat mereka

saling mengisi. Peserta didik yang cerdas juga akan dapat belajr lebih

banyak dengan cara mengajari atau memberikan pengertian kepada

temannya yang masih belum mengerti. Adanya pembagian tugas yang

seimbang diantara individu kelompok, membuat peserta didik mempunyai

tanggung jawab sendiri-sendiri.

9. Diverse

Dari keberagaman metode, model, strategi, maupun pendekatan

yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran abad 21 ini adalah upaya

agar peserda didik medapat hasil pembelajaran yang memuaskan, sehingga

peserta didik mampu meningkatkan kualitas peserta didik secara kelompok

maupun idividual.

C. Peran Guru dalam Pembelajaran

Di abad 21 ini peran guru menjadi semakin berat dimana guru harus

mampu mengantarkan peserta didik agar menjadi pribadi yang unggul, yang

mampu bertahan dan bersaing di abad 21 ini. Hanya dengan guru yang profesional

pendidikan dapat ditingkatkan mutunya, dan dengan pelaksanaan pendidikan yang

bermutu akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Yahya (2010)

mengemukakan bahwa tantangan guru di abad 21 yaitu :

Pendidikan yang berfokus pada character building.

Pendidikan yang peduli perubahan iklim.

Enterprenual mindset.

Membangun learning community.

Page 18: 9 character of 21Century Learning

Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan

bertindak(hard skills- soft skills)

Dengan semakin kompleksnya tugas guru di masa ini, profesionalisme guru

harus ditingkatkan. Guru dalam menghadapi era globalisasi ini perlu menciptakan

proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan efisien. Pembelajaran yang

tepat diterapkan saat ini yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered learning) bukan lagi guru yang menjadi pusat pembelajaran. Peserta

didik dalam pembelajaran di abad 21 sebagai sentral dan bersifat interaktif.

Dengan demikian guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator. Guru

perlu mengembangkan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat untuk

kehidupan peserta didik di masa yang akan datang.

Pada intinya guru perlu menerapkan pilar-pilar pendidikan yang

dicanangkan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan

learning to live together. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik tidak hanya

mengajarkan pengetahuan saja pada siswanya melainkan mendidik peserta didik

agar menjadi individu yang mandiri, disiplin, kreatif, dan berakhlak mulia.

Seorang guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani.

Selain inovasi dalam pendekatan pembelajaran, untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif dan inovatif guru harus memanfaatkan kemajuan

teknologi sebagai alat belajar. Guru harus memiliki wawasan yang luas. Guru

perlu melakukan perubahan sistem pembelajaran yang awalnya bersifat

konvensional menjadi sistem pembelajaran yang sedang berkembang pada abad

21 ini. Dengan menguasai teknologi, guru dapat memanfaatkannya untuk proses

pembelajaran dan untuk mengembangkan kemampuannya. Guru yang dapat

mengoperasikan komputer/ laptop dan internet dapat memudahkan guru dalam

memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengajar.

Guru dalam pembelajaran di abad 21 harus memberikan kesempatan yang

sebanyak-banyaknya pada peserta didik untuk mengembangkan keterampilannya

dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi - khususnya komputer.

Guru dapat memberikan tugas yang menuntut peserta didik untuk menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya peserta didik melaporkan hasil

Page 19: 9 character of 21Century Learning

kerjanya melalui email, blog dan sebagainya atau dengan diketik (print out). Di

abad 21 ini, teknologi sudah berkembang menjadi media pembelajaran utama.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, hal ini akan berpengaruh pada

nilai-nilai suatu bangsa. Untuk itu pendidikan budaya dan karakter bangsa sangat

tepat untuk ditanamkan dan diimplementasikan pada peserta didik agar dapat

memilih dan memilah hal yang positif dan negatif dari kemajuan teknologi.

Karena apa artinya kemajuan suatu bangsa tanpa dibarengi dengan kepribadian

dan akhlak yang baik.

Dengan memasuki abad 21, maka guru mau tidak mau harus sudah siap

menguasai teknologi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Guru harus

selalu mampu beradaptasi dan siap menghadapi perubahan yang terjadi setiap

saat. Guru harus mampu memanfaatkan informasi yang berkembang di

masyarakat ke dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran di

abad 21 penuh tantangan yang harus ditaklukkan agar dapat membawa peserta

didik kelak mampu bertahan dan bersaing di dunia luar.

Page 20: 9 character of 21Century Learning

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa 9 karakter pada pembelajaran abad ke 21, diantaranya

1) Learner centered (pembelajaran berpusat pada siswa)

2) Media driven (

3) Personalized

4) Transfer-by-design

5) Visibly relevant

6) Data rich

7) Adaptable

8) Interpendent

9) Diverse

Ke sembilan karakter ini umumnya bertujuan untuk memenuhi

tuntunan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan

belajar (thinking and learning skils).

B. Saran

Agar dapat memajukan pendidikan Indonesia tidak kalah dari

persaingan internasional, ada baiknya guru-guru mulai menggunakan 9

karakter pada pembelajaran abad 21 ini memenuhi tuntunan dunia masa depan

anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and

learning skils).

Page 21: 9 character of 21Century Learning

DAFTAR PUSTAKA

belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/

http://nurulchakim.blogspot.com/2013/11/delivery-learning-on-net.html

http://rismanmhmmd.wordpress.com/2013/10/21/kemampuan-beradaptasi/

http://wapikweb.org/article/detail/video-pembelajaran-aktif-yang-relevan-untuk-

mengembangkan-kecakapan-hidup-siswa-smpmts-AA-00402.php

https://www.academia.edu/5014738/BAB_II

https://www.academia.edu/4886724/Bahan_Ajar_Perencanaan_Pengajaran