9. Bab 3

34
12 BAB III TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek merupakan suatu kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan, dan terorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Adapun fungsi dari manajemen proyek diantaranya, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), tindakan/pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling). Yang dimaksud dengan fungsi dari manajemen proyek diatas adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) Setiap kegiatan selalu diawali dengan perencanaan. Perencanaan merupakan tindakan proses manajemen yang sangat penting karena mengandung berita, asumsi maupun fakta kegiatan yang memerlukan logika pemikiran untuk direalisasikan pada waktu yang akan datang. 2. Pengorganisasian (Organizing) Secara umum yang dimaksud dengan pengorganisasian adalah mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana dan lain-lain untuk mencapai organisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

Transcript of 9. Bab 3

  • 12

    BAB III

    TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

    3.1 MANAJEMEN PROYEK

    Manajemen proyek merupakan suatu kerangka kerja yang terdiri dari

    beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan, dan terorganisir

    sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Adapun fungsi dari

    manajemen proyek diantaranya, perencanaan (planning), pengorganisasian

    (organizing), tindakan/pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).

    Yang dimaksud dengan fungsi dari manajemen proyek diatas adalah sebagai

    berikut :

    1. Perencanaan (Planning)

    Setiap kegiatan selalu diawali dengan perencanaan. Perencanaan merupakan

    tindakan proses manajemen yang sangat penting karena mengandung berita,

    asumsi maupun fakta kegiatan yang memerlukan logika pemikiran untuk

    direalisasikan pada waktu yang akan datang.

    2. Pengorganisasian (Organizing)

    Secara umum yang dimaksud dengan pengorganisasian adalah mengatur

    unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga

    ahli, material, dana dan lain-lain untuk mencapai organisasi dapat dibagi

    menjadi 3 jenis, yaitu:

  • 13

    a. Organisasi Proyek Fungsional (OPF)

    Pada Organisasi Proyek Fungsional (OPF), lingkup kegiatan proyek

    diserahkan dan menjadi tambahan kegiatan fungsional serta dipimpin oleh

    manajer lini yang telah ada. Dengan kata lain, pengelolaan kegiatan proyek

    dititipkan dan dirangkap oleh hierarki fungsional yang telah ada di

    perusahaan bersangkutan.

    Untuk proyek dengan volume dan jenis kegiatan yang masih bisa

    diserap oleh salah satu bidang fungsional, penggunaan OPF dipandang paling

    baik karena tidak perlu merestrukturisasi atau modifikasi organisasi

    perusahaan yang telah ada. Namun dipihak lain struktur OPF dianggap kurang

    efektif menangani proyek yang berukuran besar, kompleks dan multi disiplin

    yang memerlukan integrasi ketat antara para pelaku dan komponen pekerjaan

    yang bersangkutan, baik dari dalam maupun dari luar organisasi.

    b. Organisasi Proyek Murni (OPMi)

    Dalam susunaan Organisasi Proyek Murni (OPMi), pimpinan proyek

    diberi keleluasaan untuk bertindak sepenuhnya dalam melaksanakan

    koordinasi, integrasi, komunikasi kegiatan proyek, dan mempunyai wewenang

    atas keputusan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.

    Adapun kelemahan dari OPMi secara keseluruhan adalah mahal, tidak

    efisien untuk membagi dan memecah (fragmantasi) penggunaan sumber daya

    misalnya, peralatan konstruksi dan tenaga dimasing-masing proyek.

  • 14

    c. Organisasi Proyek Matriks (OPM)

    Organisasi Proyek Matriks (OPM) adalah organisasi yang paling

    kompleks diantara struktur organisasi yang lainnya, OPM menjanjikan adanya

    pengelolaan proyek dengan menggunakan sumber daya secara optimal. Pada

    OPM tergabung 2 unsur dasar, yaitu unsur organisasi fungsional dan proyek.

    Salah satu keunggulan dari OPM adalah dengan adanya penanggung

    jawab tunggal maka kepentingan proyek dapat dijaga, dipelihara dan

    dikerjakan secara terus menerus secara berkesinambungan.

    Struktur organisasi pada PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP) dalam

    proyek Pembangunan Gedung FKIK U.I.N menggunakan struktur Organisasi

    Proyek Murni (OPMi) yang dipimpin oleh satu orang pimpinan proyek

    (pimpro) yang bertindak sepenuhnya dalam melaksakan koordinasi, integrasi,

    komunikasi kegiatan proyek, dan mempunyai wewenang atas keputusan yang

    berhubungan dengan pelaksanaan proyek.

    3. Pelaksanaan (Actuating)

    Pelaksanaan merupakan pemanfaatan sumber daya yang ada sesuai

    perencanaan dan melalui kerja sama seluruh anggota organisasi hingga

    tercapainya efisiensi pekerjaan dan tujuan bersama.

    4. Pengendalian (Controlling)

    Dalam kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara

    perencanaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding kegiatan yang

    bersifat rutin. Untuk itu perlu digunakan metode yang dapat mengungkapkan

    dan mendeteksi penyimpangan sedini mungkin.

  • 15

    3.2 PERENCANAAN PROYEK

    Perencanaan (planning) merupakan kegiatan pokok manajemen konstruksi

    pertama, dimana sebelum kita melakukan kegiatan-kegiatan lainnya harus

    didahului dengan suatu perencanaan yang telah ditentukan. Sasaran perencanaan

    yang harus direncanakan diantaranya : perencanaan biaya, perencanaan mutu,

    perencanaan waktu dan perencanaan keamanan kerja.

    Ada beberapa metode dalam komponen lingkup proyek menjadi jaringan kerja :

    1. Metode jalur kritis

    Metode jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-

    komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu yang terlama dan menunjukan

    kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat.

    2. Teknik evaluasi dan review proyek

    Teknik evaluasi dan review proyek adalah suatu rekayasa untuk menghadapi

    situasi dengan kadar ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek

    kurun waktu kegiatan.

    3. Metode preseden diagram

    Metode preseden diagram adalah kegiatan pada node atau activity an noda

    dimana kegiatan ditulis didalam kotak atau lingkaran dan anak panahnya

    menjelaskan hubungan ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan lainnya.

    Metode yang digunakan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung

    FKIK U.I.N yaitu metode jalur kritis, keuntungannya adalah dapat terkontrolnya

    pekerjaan dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

  • 16

    3.3 ORGANISASI PROYEK

    Untuk melaksanakan pembangunan suatu proyek, beberapa pihak baik

    secara langsung maupun tdak langsung mengadakan kegiatan. Untuk proyek-

    proyek besar terdapat 3 pihak yang melaksanakannya, yaitu diantaranya owner,

    konsultan perencana dan kontraktor. Pada proyek pembangunan gedung FKIK

    U.I.N tidak ada konsultan pengawas hal ini dikarenakan pemilik proyek sudah

    mempercayai PT. Pembangunan Perumahan.

    Hubungan kerja ketiga pihak tersebut diuraikan dalam bentuk bagan

    dibawah ini :

    Gambar 3.1 Bagan hubungan kerja (sumber : data dari PT. Pembangunan Perumahan)

    Penjelasan dari bagan tersebut antara lain :

    1. Owner memberikan ide kepada konsultan agar direncanakan gambar yang

    sesuai dengan keinginan dari pemilik proyek.

    2. Konsultan telah selesai mengerjakan berupa rencana gambar dan hitungan

    struktur lalu diberikan kepada owner untuk meminta persetujuan. Hasil kerja

    konsultan berupa perencanaan, gambar dan perhitungan strukturnya lalu

    diberikan kepada owner.

  • 17

    3. Setelah pekerjaan konsultan perencana, gambar dan perhitungan strukturnya

    disetujui oleh owner lalu diberikan kepada kontraktor dan kontraktor memulai

    pekerjaan struktur.

    4. Penagihan dilakukan kontraktor dengan menggunakan metode lump sump.

  • 18

    3.3.1 Pemilik Proyek (Owner)

    Pada proyek pembangunan Gedung FKIK U.I.N yang menjadi pemberi

    tugas/pemilik (owner) adalah Universitas Islam Negeri (U.I.N). Pemilik proyek

    (owner) atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan

    memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya

    pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,

    badan/lembaga/instalasi pemerintah maupun swasta.

    Tugas dan wewenang dari pemilik proyek adalah :

    a) Menyediakan biaya dan fasilitas untuk seluruh proses pembangunan yang

    akan dikerjakan pada proyek tersebut.

    b) Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.

    c) Menunjuk penyedia jasa (konsultan perencana dan kontraktor).

    d) Menentukan jumlah pembayaran dan waktu pembayaran.

    e) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

    f) Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan dengan cara menempatkan atau

    menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.

    g) Memiliki kewenangan tertinggi dalam memberi keputusan proyek.

    h) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh

    penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

  • 19

    3.3.2 Konsultan Perencana

    Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan

    bangunan secara lengkap baik dalam bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain

    yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana

    pada proyek ini untuk bidang struktur adalah Yamasitha Sekkei INC., bidang

    arsitektur adalah Yamasitha Sekkei INC. dan UNICO Inc, dan bidang mekanikal

    elektrikal adalah PT. Pembangunan Perumahan.

    Tugas dan wewenang Konsultan Arsitektur adalah :

    a. Membuat rancangan dari arsitektur bangunan yang sesuai dengan kebutuhan

    owner.

    b. Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai rancangan

    yang akan dibuat.

    c. Membuat rancangan gambar sedetail mungkin untuk kelancaran proyek yang

    sesuai dengan kondisi di lapangan.

    Tugas dan wewenang Konsultan Struktur adalah :

    a. Mamberikan konsultasi kepada konsultan arsitektur saat perencanaan

    mengenai kekuatan konstruksi yang akan diterapkan.

    b. Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai

    dengan kondisi di lapangan.

    c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun pelaksana

    proyek tentang pelaksanaan pekerjaan.

    d. Menghadiri rapat-rapat koordinasi untuk mengantisipasi bila ada perubahan-

    perubahan yang terjadi di proyek.

  • 20

    Tugas dan wewenang Konsultan Mekanikal/Elektrikal adalah :

    a. Membuat rancangan mengenai mekanikal dan elektrikal yang akan digunakan

    di lapangan.

    b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun pelaksana

    proyek tentang mekanikal elektrikal yang akan digunakan pada pelaksanaan

    pekerjaan.

    c. Menghadiri rapat-rapat koordinasi untuk mengantisipasi bila ada perubahan-

    perubahan yang terjadi di proyek.

  • 21

    3.3.3 Manajemen Konstruksi

    Secara umum, tugas utama tim yang bergerak di bidang manajemem

    komstruksi adalah mengkoordinasikan dan memberikan pengarahan kepada

    semua pihak yang terlibat dalam pengendalian proyek (terutama pada tahap

    konstruksi fisik proyek) sehingga terbentuk suatu tim konstruksi terpadu dan

    bertanggung jawab. Adapun tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu produk

    sejalan dengan perencanaan biaya, mutu dan waktu yang telah ditetapkan dan

    disepakati bersama sesuai dengan kontrak kerja sama yang telah disetujui.

    Tugas dan tanggung jawab tim Manajemen Konstruksi adalah :

    a. Mengorganisasikan seluruh aspek proyek baik dari segi tenaga kerja, peralatan

    dan biaya.

    b. Melaksanakan progam kerja pengendalian terhadap biaya, mutu dan waktu

    yang dialokasikan dalam proyek secara keseluruhan.

    c. Mengkondisikan tim proyek secara keseluruhan sehingga menjadi tim yang

    terpadu baik dari segi komunikasi dan koordinasi proyek.

    d. Menjadi penasehat Pemberi Tugas dalam pengambilan keputusan yang

    berkaitan dengan kelangsungan proyek (secara teknis dan non-teknis)

    e. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan secara periodik kepada Pemberi

    Tugas/Pemilik Proyek.

    f. Mengkondisikan hubungan komunikasi yang baik dan efektif antar semua

    pihak yang terlibat dalam tim proyek keseluruhan untuk mewujudkan tujuan

    proyek.

    g. Mengantisipasi dan meminimalisasi masalah yang potensial dalam proyek.

  • 22

    Badan atau pihak yang bertanggung jawab sebagai tim dalam bidang

    manajemen konstruksi, mempunyai peranan yang penting dalam suatu proyek

    konstruksi. Dimana seluruh hasil proses kegiatan pelaksanaan di lapangan

    dikoordinasikan dan dikendalikan oleh badan ini. Dalam proyek pembangunan

    gedung FKIK U.I.N, yang bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang

    manajemen konstruksi adalah Yamasitha Sekkei INC.

  • 23

    3.3.4 Kontraktor

    Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan

    menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah

    ditetapkan berdasarkan gambar rencana sesuai peraturan dan syarat-syarat yang

    ditetapkan. Kontraktor utama dalam pekerjaan proyek pembangunan Gedung

    FKIK U.I.N adalah PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP). Kontraktor dapat

    berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum

    yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.

    Tugas dan tanggung jawab Kontraktor adalah :

    a) Menyelesaikan proyek sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

    b) Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan dokumen kontrak, mutu

    pekerjaan, waktu dan biaya yang tersedia.

    c) Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, peralatan serta material yang

    digunakan selama proyek berlangsung.

    d) Mengawasi pekerjaan subkontraktor dan bertanggung jawab kepada pemberi

    tugas atas hasil kerja subkontaktor.

    e) Melaksanakan pekerjaan tambahan dan perubahan pekerjaan dengan

    persetujuan pemilik.

    f) Melaporkan hasil yang telah dicapai di lapangan kepada pihak pemilik.

    g) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya

    sesuai ketetapan yang berlaku.

    h) Memelihara keamanan dan kesehatan para pekerja serta memberi jaminan

    keselamatan seperti asuransi tenaga kerja (JAMSOSTEK).

  • 24

    Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kontraktor (PT. Pembangunan Perumahan)

  • 25

    1. Project Manager (PM)

    Project Manager bertanggung jawab terhadap penyelesaian proyek secara

    keseluruhan baik dari segi biaya, mutu dan waktu (BMW), khususnya terhadap

    paket-paket pekerjaan yang disub-kontrak-an dan biaya overhead.

    Melakukan pengujian produk yang dipasok pelanggan pada penerimaan

    hingga lengkap pengembalian kepada pelanggan dengan mencirikan yang dapat

    dipakai ataupun yang rusak/tidak dipakai. Project manager bertanggung jawab

    terhadap pembuatan Quality Plan, seperti yang diatur oleh Director/Head of

    Technical Department. Project Manager mempunyai hak dan tanggungjawab

    untuk pelaksanaan Engineering organizing dan staffing dalam proyek.

    Tugas dan tanggung jawab Project Manager terhadap kualitas adalah

    sebagai berikut :

    a. Menerima dokumen kontrak.

    b. Melaksanakan rapat pra-pelaksanaan.

    c. Mengontrol RAB.

    d. Menyeleksi Sub-kontraktor.

    e. Semua identifikasi dokumen dan penelusuran baik dari suatu material atau

    produk suatu pekerjaan, dapat dengan mudah dicari dan dipelihara selama

    jangka waktu yang ditetapkan.

    f. Dibantu dengan Project QC Engineering bertanggungjawab mempersiapkan

    prosedur kerja proyek dan instruksi kerja yang dirangkum dalam Project

    Quality Plan dengan cara mengidentifikasikan dan merencanakan serta

  • 26

    memastikan bahwa proses tersebut dapat dikontrol untuk memenuhi kriteria

    standar yang telah ditetapkan.

    g. Dibantu dengan Site Engineer dan Site Manager bertanggungjawab terhadap

    terselenggaranya laporan-laporan yang ditetapkan, yang mana hal ini

    diperlukan sehubungan dengan proses kontrol.

    h. Bertanggung jawab untuk menjamin bahwa inspeksi dan kegiatan testing

    harus dilaksanakan sesuai dengan inspeksi dan rencana tes, juga bertanggung

    jawab dalam hal mutu.

    i. Memprakarsai tindakan perbaikan dan pencegahan.

    j. Mengawasi dan memeriksa efektivitas pelaksanaan tindakan perbaikan.

    k. Bertanggung jawab bahwa prosedur penanganan, penyimpanan, pengemasan,

    pemeliharaan, dan pengiriman berjalan dengan baik.

    l. Memeriksa laporan stock material yang ada

    m. Menjamin bahwa semua pelaksanaan pekerjaan di proyeknya telah dikerjakan

    dengan material, proses kerja dan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang

    ditetapkan

    n. Menyiapkan laporan progress mingguan dan bulanan (LPB) dan menyerahkan

    laporan tersebut kepada pemilik

    2. Construction Manager (CM)

    Yaitu sebagai manager dalam operasi fisik pelaksanaan proyek sehingga

    tujuan dapat tercapai tepat waktu dan memberikan keuntungan yang optimal

  • 27

    terhadap perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai

    berikut :

    a. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

    b. Memimpin personil dibawahnya untuk bekerja secara tim.

    c. Mengawasi tahap pekerjaan dilapangan.

    d. Memonitor tenaga kerja, bahan dan alat.

    e. Melaporkan prestasi mingguan.

    3. Administration Manager (AM)

    Yaitu sebagai wakil Project Manager dalam bidang administrasi,

    sekaligus sebagai manager bagi personil dibawahnya. Bertujuan agar jalannya

    proyek dapat tercapai tepat biaya dan memberikan keuntungan optimal bagi

    perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

    a. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

    b. Memimpin personil dibawahnya untuk bekerja secara tim di bidang

    administrasi.

    c. Bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan keuangan proyek.

    d. Bertanggung jawab dalam pengarsipan surat-surat yang berhubungan dengan

    proyek secara umum.

    4. Site Engineer (SE)

    Yaitu sebagai wakil dari Construction Manager dalam bidang teknik

    konstruksi di proyek. Site Engineer memiliki personil-personil lagi dibawahnya

  • 28

    yang kesemuanya itu memiliki tugas yang berbeda-beda tetapi tetap dalam bidang

    yang berhubungan dengan teknik di lapangan. Dalam proyek ini SE dibagi

    menjadi tiga yaitu SE Struktur, SE Arsitektur dan SE Mekanikal Elektrikal.

    Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

    a. Bertanggung jawab kepada Construction Manager.

    b. Mengerahkan personil dibawahnya agar tercapai kualitas sesuai rencana.

    c. Melaksanakan tugas di bidang teknik.

    d. Bertanggung jawab penuh terhadap kinerja personil dibawahnya.

    e. Memeriksa hasil gambar yang telah dibuat oleh Drafter.

    5. Quality Control (QC)

    Quality Control ditetapkan sebagai jaringan yang mendukung kegiatan

    Quality Assurance, memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin

    bahwa seluruh persyaratan mutu/kualitas untuk proyek harus dilaksanakan dan

    dipelihara. Adapun tugas dan tanggung jawab QC/QA adalah sebagai berikut :

    a. Melaksanakan, memelihara dan mengendalikan prosedur proyek dengan

    benar.

    b. Mengendalikan inspeksi dan kegiatan test.

    c. Membandingkan dan memelihara dengan catatan-catatan dokumen yang telah

    dibuat.

    d. Mengusahakan dan melaksanakan semua kegiatan dengan kwalitas yang

    benar.

  • 29

    e. Menjamin bahwa semua permintaan kualitas terpenuhi dengan menggunakan

    program-program proyek.

    f. Kontrol terhadap kegiatan yang menyimpang.

    g. Kontrol terhadap prosedur kegiatan yang menyimpang dan perbaikannya.

    h. Mempersiapkan informasi keperluan material/upah/sub kontraktor yang

    diperlukan untuk menyelesaikan proyek baik dalam bentuk volume, jenis dan

    atau gambar kerja.

    i. Membuat risalah rapat mingguan.

    5. Safety, Health & Environment Officer (SHEO)

    Rincian umum tugas dan tanggungjawab SHEO adalah sebagai berikut :

    a. Memonitor dan menyelenggarakan sistem K3 yang baik.

    b. Mempersiapkan rambu-rambu K3 yang diperlukan pada tempatnya.

    c. Mempersiapkan barikade-barikade yang diperlukan.

    d. Mempersiapkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

    e. Memberi briefing kepada pembantu pelaksana, mandor dan sub-kontraktor.

    f. Menyelenggarakan apel safety dan kampanye K3.

    g. Mengambil tindakan segera terhadap kecelakaan kerja yang terjadi.

    6. Staf Teknik (SP)

    Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

    a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer masing-masing bidang teknik.

  • 30

    b. Membantu program kerja Site Engineer masing-masing bidang teknik yaitu

    berupa kelengkapan data teknik yang diperlukan di proyek.

    7. Drafter

    Bertugas untuk membuat, memperbarui dan mendstribusikan gambar

    pelaksanaan/gambar kerja (shop drawing), gambar terpasang (as built drawing)

    untuk di lapangan dan di kantor pusat sebagai laporan akhir. Gambar kerja

    tersebut harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan. Adapun tugas dan

    tanggung jawab drafter adalah :

    a. Membuat shop drawing/gambar kerja secara benar dan jelas.

    b. Membuat gambar detail pekerjaan-pekerjaan yang rumit.

    c. Membuat as built drawing berdasarkan shop drawing dan kondisi lapangan.

    d. Melakukan tertib administrasi gambar.

    e. Menyelesaikan shop drawing dengan cepat dan tepat waktu.

    f. Memudahkan pelaksanaan di lapangan dengan referensi gambar perencana.

    g. Menyelesaikan as built drawing.

    h. Melaksanakan/menjamin disetujuinya shop drawing dan pendistribusian

    gambar ke lapangan sesuai gambar yang berlaku.

    8. Quantity Surveyor (QS)

    Tugas/Fungsi Quantity Surveyor adalah :

    a. Membuat Analisa Harga Satuan pekerjaan.

    b. Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang.

  • 31

    c. Menghitung kemajuan proses pelaksanaan pekerjaan lapangan.

    d. Bersama Kepala Teknik melaksanakan klaim tagihan.

    e. Bersama dengan tim proyek melaksanakan negosiasi pekerjaan lapangan.

    f. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik.

    g. Menjamin dan menjaga kontribusi yang baik dengan perhitungan-perhitungan

    yang baik dan benar.

    9. Logistik

    Tugas dan tanggung jawab Bagian Logistik yaitu :

    a. Melaksanakan bagian dari kegiatan pelaksanaan produksi di proyek,

    khususnya yang berkaitan dengan pengadaan material/bahan yang akan

    dipakai dalam pelaksanaan konstruksi.

    b. Pencatatan dan pemeriksaan terhadap material atau barang yang masuk.

    c. Melakukan pemeriksaan dan perhitungan terhadap penggunaan material/bahan

    pada suatu jenis pekerjaan konstruksi dan membandingkannya dengan

    pemakaian di lapangan.

    d. Membuat laporan mengenai jenis dan jumlah barang yang masuk atau keluar

    gudang, serta persediaan barang di gudang.

    e. Melakukan pengontrolan kondisi barang yang diterima.

    10. POP

    Diantara tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

  • 32

    a. Membantu Construction Manager dalam pengendalian biaya operasional

    proyek.

    b. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.

    11. Ass. POP

    Tugas dan tanggung jawab Ass. POP adalah sebagai berikut :

    a. Membantu POP dalam pengendalian biaya operasional proyek.

    b. Bertanggung jawab dalam pengendalian biaya operasional proyek.

    12. Uitzet

    Tugas dan tanggung jawab Uitzet adalah sebagai berikut :

    a. Mempersiapkan keperluan pelaksanaan alat.

    b. Penyediaan alat bantu untuk kerja, seperti sarana lampu, panel, air supply, dll.

    c. Membuat laporan harian dan pemakaian bahan bakar dan alat-alat setiap

    minggu.

    d. Membuat/memesan alat yang diperlukan dengan disetujui Site Manager.

    e. Mengatur pembagian kerja mekanik elektikal.

    f. Memelihara/menjaga kebersihan semua alat yang ada dalam proyek.

    13. Staf Akuntansi

    Tugas dan tanggung jawab Staf Akuntansi adalah :

    a. Menyiapkan data tagihan subkontraktor atau supplier.

  • 33

    b. Memproses tagihan upah borong sampai dengan penyiapan kwintansi

    pengeluaran.

    c. Memasukkan data catatan pengeluaran proyek serta arsiap bukti pembayaran

    d. Memproses bukti pembayaran biaya umum proyek.

    e. Menjamin proses data dan tagihan dari supplier/subkontraktor/upah borong

    berjalan dengan baik, benar dan tepat waktu.

    14. Peralatan

    a. Bertanggung jawab penuh atas segala peralatan kerja di lapangan.

    b. Menyimpan arsip/data teknis (manual) dari setiap peralatan yang digunakan di

    proyek.

    c. Mengurus perizinan penggunaan peralatan dan kelayakan untuk beroperasi.

    d. Mengarsipkan segala persyaratan-persyaratan surat operasional peralatan.

    e. Bertanggung jawab atas keahlian pekerja yang khusus mengoperasikan suatu

    alat dan menyimpan surat tanda keahlian.

    15. Security

    Tugas dan tanggung jawab Security adalah sebagai berikut :

    a. Sebagai pembantu Project Manager dalam hal keamanan proyek.

    b. Mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan proyek yang berhubungan

    dengan keselamatan dan keamanan kerja.

    c. Melaporkan kegiatan keamanan proyek secara berkala.

    d. Membuat buku daftar isian tamu.

  • 34

    e. Mengecek kebenaran barang yang masuk dan mencocokannya dengan surat

    jalan.

    f. Mengamankan lokasi terjadinya kecelakaan dan menghubungi subkon/mandor

    dari korban.

    3.4 PENGENDALIAN WAKTU, BIAYA DAN MUTU BAHAN

    Pengendalian adalah mengusahakan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan

    perencanaan, maka aspek dan objek pengendalian sama dengan perencanaan.

    Setelah selesai tahapan perencanaan dan dilanjutkan dengan proses konstruksi,

    maka selama proses pelaksanaan diperlukan pengendalian agar proses

    pelaksanaan tersebut dapat sesuai atau mendekati dengan apa yang direncanakan.

    Dasar dari pengendalian adalah laporan progres lapangan secara periodik yang

    mencakup pengendalian waktu, mutu bahan, biaya dan lainnya yang dipandang

    perlu.

    Dengan adanya kontrol pengendalian maka masalah-masalah yang timbul

    dapat diketahui sedini mungkin, untuk kemudian dicari solusinya. Tujuan yang

    ingin dicapai dari pengendalian proyek ini adalah :

    a. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan

    (pengendalian mutu).

    b. Waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan time schedule sehingga pihak

    pemilik proyek maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya

    keterlambatan (pengendalian waktu).

  • 35

    c. Peningkatan efisien pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran

    proyek (pengendalian biaya).

    Maka, untuk terciptanya itu semua diperlukan beberapa pertimbangan

    agar mendapatkan rencana kerja yang baik dan teliti, yaitu sebagai berikut :

    a. Metode pelaksanaan tergantung dari sifat dan jenis pekerjaan yang

    dilaksanakan.

    b. Dana yang tersedia.

    c. Bahan bangunan/material yang tersedia.

    d. Peralatan yang digunakan.

    e. Waktu yang telah ditentukan.

    f. Tenaga kerja yang tersedia.

    3.4.1 Pengendalian Waktu

    Pengendalian mutu waktu yang di rencanakan adalah 15 bulan. Untuk

    melihat pelaksanaan hasil kerja dari yang direncanakan dapat dilihat pada time

    schedule berupa kurvaS. Semua kegiatan mulai dari site plan sampai finishing

    tidak mengalami perubahan waktu antara yang direncanakan dengan

    pelaksanaannya.

    Kemajuan fisik proyek, harus sesuai dengan waktu yang telah

    direncanakan. Untuk menilai kemajuan fisik proyek, dapat dilihat dari laporan

    bulanan yang terdiri dari laporan-laporan mingguan. Dari laporan tersebut, kita

    dapat bandingkan progress dalam perencanaan yang sesuai dengan kurvaS

    dengan keadaan lapangan.

  • 36

    Pengendalian waktu pada suatu proyek pada umumnya dilakukan dengan

    sistem penjadwalan dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem

    pengendalian waktu dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing

    tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan.

    Pengendalian waktu dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    a. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan, apabila

    terjadi sebuah keterlambatan maka diperlukan penambahan tenaga kerja atau

    mengadakan jam kerja tambahan (kerja lembur).

    b. Pengecekkan pengadaan material dan peralatan yang selalu siap apabila suatu

    pekerjaan akan berlangsung.

    c. Menempatkan tenaga ahli pada tiap pekerjaan sesuai dengan keahlian masing-

    masing sehingga akan tercipta keselarasan pekerjaan yang bagus dan saling

    membantu.

    Progres fisik proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, maupun

    bulanan. Pada time schedule terdapat kurvaS, kemajuan proyek dilihat dari

    persentase pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan.

    a. Laporan harian adalah laporan pekerjaan yang dilakukan setiap harinya.

    b. Laporan mingguan adalah laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian,

    yang setiap akhir minggu didapat persentase kemajuan proyek mingguan.

    c. Laporan bulanan adalah laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan mingguan

    dan harian, yang setiap akhir bulan didapat persentase kemajuan proyek

    bulanan.

  • 37

    Setiap akhir minggu progress yang dicapai akan dibandingkan dengan

    progress rencana pada kurvaS, sehingga akan didapat perbandingan antara

    rencana dan pelaksanaan. Apakah proyek tersebut sesuai atau tidak dengan waktu

    yang direncanakan.

    3.4.2 Pengendalian Biaya Proyek

    Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan proyek adalah

    semua upaya atau usaha yang dilakukan oleh seluruh staf proyek (kepala proyek

    dan staf), agar biaya pelaksanaan proyek menjadi wajar, murah, dan efisien,

    sesuai dengan rencana atau hasil evaluasi yang telah dilakukan.

    Pengendalian biaya pelaksanaan proyek terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :

    a. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek (efek dari penambahan biaya tidak

    langsung).

    b. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek (efek dari pekerjaan ulang,

    finishing, pembongkaran dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu

    biaya langsung maupun tidak langsung).

    c. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan, yang

    kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan atau penerapannya (efek

    penambahan biaya karena inefektivitas dari cara dan sistem kerja dan

    inefisiensi realitas biaya pekerjaan dari yang seharusnya direncanakan)

    Pengendalian biaya dilakukan secara rutin selama pelaksanaan proyek, dan

    hasilnya diwujudkan dalam bentuk laporan yang berisikan rincian pemasukan dan

    pengeluaran operasional dan non-operasional.

  • 38

    3.4.3 Pengendalian Mutu Bahan

    Pengendalian mutu dilaksanakan dengan 2 (dua) macam cara, yaitu

    pengawasan pekerjaan dan uji mutu dari setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    Pengendalian mutu pekerjaan dan bahan mutlak diperlukan untuk dapat

    memperoleh hasil yang diinginkan yang sesuai dengan spesifikasi serta mutu yang

    dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa sistem pengujian dan persyaratan mutu

    bahan yang merupakan hasil dari pengawasan sehingga memperoleh mutu

    pekerjaan dan bahan-bahan yang baik pula, yaitu :

    1. PDA (Pile Driving Analyzer) Test

    PDA Test bertujuan untuk memverifikasikan kapasitas daya dukung tekan

    pondasi. Dari hasil pengujian akan didapatkan informasi besarnya kapasitas daya

    dukung termobilisir dengn faktor keamanan tertentu yang direncanakan, untuk

    menilai apakah beban kerja rencana dapat diterima oleh pondasi terpasang. Dalam

    pengujian PDA Test hanya dilakukan pada tiang-tiang tertentu.

    Pelaksanakan pengujian dilaksanakan sesuai ASTM D-4945, yang

    dilakukan dengan memasang dua buah sensor yaitu strain transduser dan

    accelerometer transcuder pada sisi tiang dengan posisi saling berhadapan, dekat

    dengan kepala tiang. Beban dinamik akibat tumbukan dari drop hammer pada

    kepala tiang, akan menimbulkan regangan pada tiang dan pergerakan relatif

    (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah disekitarnya

    menimbulkan gelombang akibat perlawanan atau reaksi tanah. Semakin besar

    kekuatan tanah, semakin kuat gelomang perlawanan yang timbul. Gelombang aksi

    maupun reaksi akibat perlawanan tanah akan direkam. Dari hasil rekaman,

  • 39

    karakteristik gelombang-gelombang ini dapat dianalisa untuk menentukan daya

    dukung statik tiang yang di uji.

    Gambar 3.3 Pemasangan Hammer PDA tiang pancang

    Gambar 3.4 Alat PDA

    2. Mutu Beton

    Pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan beton dilakukan dengan semua

    bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan-bahan yang benar-benar

    mempunyai mutu terbaik diantara semua bahan beton yang tersedia, serta harus

    memenuhi persyaratan SNI 03-2847-2002. Beton yang digunakan beton ready mix

    dengan mutu beton 35 Mpa (K-350) dan kuat tekan 28 hari untuk beton Pile cap,

    Tie beam, Balok, Kolom dan Pelat. Sedangkan beton untuk tiang pancang adalah

    40 Mpa (K-400).

  • 40

    Gambar 3.5 Beton Ready Mix

    Semua bahan dan kontruksi harus memenuhi standar yang umum dipakai

    di Indonesia yaitu SNI 03-1729-2002 (tata cara perencanaan struktur baja untuk

    bangunan gedung). Untuk memenuhi syarat atau tidak mutu baja tulangan yang

    diperlukan atau dipergunakan dalam proyek ini, maka sebelum dipergunakan

    diadakan pengujian terlebih dahulu, dimana secara garis besar pengujian itu

    dilaksanakan :

    a. Pengujian contoh-contoh baja tulangan dilakukan di laboratorium penguji

    yang berwenang.

    b. Semua baja tulangan bebas dan bersih dari karat harus sesuai dengan ukuran

    pabrik, harus bersih pula dari oli, cat dan lain sebagainya, atau hal lain yang

    dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat baja tulangan terhadap beton.

    c. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi

    yang terpasang telah dipeiksa dan disetujui oleh pengawas.

    3. Portland Cement

    Portland Cement yang digunakan adalah semen type I yang ditentukan

    dalam ASTM C-150 atau sesuai SII-0013-82. Semen harus disimpan secara baik,

  • 41

    dihindarkan dari kelembaban, tidak berhubungan langsung dengan tanah dan

    terlindung dari pengaruh cuaca.

    Gambar 3.6 Portland Cement

    4. Pembesian

    Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformed bar) dengan

    tegangan leleh 4000 kg/cm2 (BJTD-40) dan besi polos (plain bar) dengan

    tegangan leleh 2400 kg/cm2 (BJTP-24) persyaratan besi sesuai dengan SII 0136-

    84.

    Gambar 3.7 Pembesian

    5. Pengujian Kekuatan Beton

    Maksud pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan

    karakteristik suatu campuran beton pada umur tertentu, dan untuk menilai

  • 42

    perbandingan campuran yang akan menghasilkan beton dengan mutu seperti yang

    telah direncanakan.

    Penetapan kekuatan beton dalam Mpa dilakukan dengan percobaan tekan

    (crushing test) pada benda uji silinder beton berukuran diameter 15 x 30 cm. Cara

    pembuatan dan jumlah benda uji silinder tersebut harus menurut syarat dan sesuai

    dengan SNI 03-2847-2002 dan harus memenuhi persyaratan jumlah benda uji

    sebagai berikut :

    Untuk setiap pengiriman harian beton ready mixed dari satu batch yang dipilih

    secara acak harus diambil benda uji silinder :

    Truk pertama = 1 x 4 benda uji

    Truk ke 2 sampai ke 5 = 1 x 4 benda uji

    Truk ke 6 sampai ke 10 = 2 x 4 benda uji

    Truk ke 10 sampai berikutnya = 2 x 4 benda uji

    Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan untuk

    percobaan kekuatan beton umur 7 hari, satu benda uji untuk umur 14 hari, satu

    benda uji digunakan untuk percobaan kekuatan beton umur 21 hari dan satu benda

    uji untuk umur 28 hari.

    Gambar 3.8 Sampel pengujian kekuatan beton

  • 43

    6. Pengujian Slump Test

    Pengujian slump test dimaksudkan untuk mengetahui kekentalan dari

    concrete dan juga bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran. Untuk

    pengujian Slump test dilakukan setiap truk mixer yang datang sebelum pengecoran

    dilakukan. Slump test yang baik adalah 12 2, dimana pengujian slump test

    dengan menggunakan kerucut abram (Abrams Cone) dengan diameter atas 10 cm,

    diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.

    Gambar 3.9 Pengujian Slump Test

    7. Perawatan Beton (Curing)

    Tujuan perawatan beton adalah mencegah penguapan yang berlebihan,

    karena dapat mengakibatkan terjadinya hambatan dalam proses hidrasi, supaya

    beton berada pada suhu tertentu agar terhindar dari perbedaan suhu yang

    berlebihan, mengingat hal tersebut dapat menimbulkan retakan. Berbagai cara

    dalam pelaksanaan curing yaitu dengan menggunakan plastik untuk menutupi

    beton, penyiraman beton dengan air dan penambahan zat adiktif pada saat

    pengecorannya.

  • 44

    Pengendalian bahan dan material yang digunakan dalam proyek ini, secara

    garis besar sesuai dengan yang direncanakan. Karena setiap kontraktor memulai

    melakukan kegiatan dan pemilihan bahan material selalu dengan persetujuan dari

    pihak konsultan maupun pelaksana teknis.

    3.5 KONTRAK KERJA

    Dalam pekerjaan pembangunan proyek konstruksi pada dasarnya ada 3

    jenis kontrak dengan harga tetap yaitu:

    1. Kontrak Lump Sump (Lump Sump Contract)

    Pada kontrak lump sum, kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan

    seluruh pekerjaan dengan biaya tetap meskipun terjadi perubahan volume

    pekerjaan.

    2. Unit Price Contract

    Adalah suatu kontrak atau perjanjian kerja dimana harga satuan (unit

    price) yang mengikat, sedangkan volumenya akan dihitung bersama-sama di

    lapangan antara pihak pemilik dengan pihak kontraktor didalam mutual check.

    Kontrak semacam ini ditempuh jika penetapan volume pekerjaan

    berdasarkan gambar rencana agak sulit, misalnya dalam proyek irigasi.

    3. Kontrak Daftar Volume (Bill of Quantity contract)

    Pada kontrak ini, kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan berbagai

    jenis pekerjaan dengan masing-masing pekerjaan mempunyai harga satuan yang

    tahap dan volume pekerjaan berdasarkan gambar rencana.

  • 45

    3.5.1 Tipe Kontrak Yang Digunakan

    Tipe kontrak yang digunakan pada PT. Pembangunan Perumahan kepada

    pemilik proyek maupun konsultan adalah type kontrak Lump Sump.

    Jenis kontrak yang digunakan PT. Pembangunan Perumahan sama dengan

    tipe (Lump Sump Contract) dimana kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan

    seluruh pekerjaan dengan biaya tetap meskipun terjadi perubahan volume

    pekerjaan.

    Definisi type kontrak Lump Sump adalah pembayaran yang dilakukan oleh

    pemilik proyek dengan mengukur hasil kerja yang sudah dihasilkan atau prestasi

    yang sudah dikerjakan selama proyek sudah berjalan. Pembayaran ini tidak ada

    batasan berapa kali dan berapa persen yang akan dibayar, tetapi dengan

    pertimbangan hasil kerja yang sudah dikerjakan.

    Penagihan ini juga harus memiliki izin dan persetujuan dari pemilik

    proyek, dalam hal ini pelaksana teknis maupun pimpinan proyek setelah adanya

    kemajuan fisik proyek baik di lapangan maupun dilihat dari laporan progress.

    Progress tersebut dilihat dari laporan harian, mingguan dan bulanan yang

    diajukan oleh kontraktor dan pelaksana teknis setelah adanya pengecekan terlebih

    dahulu.

    Jika progress yang telah diajukan sesuai dengan keadaan yang ada di

    lapangan, maka proses penagihan bisa dilanjutkan setelah mendapat persetujuan

    dari pemilik proyek.