8.pdf

download 8.pdf

of 8

description

8

Transcript of 8.pdf

  • 150 Efisiensi Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH)terhadap Pemanfaatan Air Komersil.....

    CONSTRUCTIONOFRAINWATEREFFICIENCYSHELTERAGAINSTCOMMERCIALUTILIZATION OFWATER ANDDRAINAGE INHOUSESHOP,

    APARTMENTS ANDBUILDING INMALANG

    EFISIENSI PEMBANGUNAN PENAMPUNGAN AIR HUJAN (PAH) TERHADAPPEMANFAATAN AIR KOMERSIL DAN DRAINASE PADA RUMAH TOKO, APARTEMEN,

    DAN GEDUNG DI KOTA MALANG

    Dian Noorvy Khaerudin1), Wahyu Diah Proborini2), Galih Damar Pandulu3)1)Universitas Tribhuwana Tunggadewi , Jl. Tlogowarna Blok C Tlogomas Malang 65144

    Telp. 0341-565500, e-mail: [email protected]

    ABSTRACTConstruction of rainwater tanks is intended as an effort to preserve water resources are depleting dueto reduced absorption of water so that the soil of the ground water source was not fulfilled. On theother hand, climate change causes periods of rain and the amount of rainfall becomes longer andthus made great innovations to take advantage of natural water sources, rain can be harvested andprocessed for domestic consumption (Noorvy, 2009). This research expects the results of theefficiency of the utilization of rainwater harvesting by commercial water uses that have been usedby communities in urban buildings, the city of Malang. Due to the growing city of Malang, will alsoneed water demands are increasing with the growth of population and number of settlements in thecity of Malang. Also also, is expected to reduce runoff and wasted water flowing in the drainagepath, but with a great level of drainage coefficient, or water absorption factor for soil (infiltration)that will cause a small puddle of water or even a flood can. The development of large-scale buildingbusiness in Malang increasingly prevalent. This leads to the decrease in the absorption of water intothe drainage space, or berthing space for water drainage. Construction of drainage infrastructure wasneglected perencnaannya sometimes because less land to create a drainage channel to the finaldisposal. Plus a number of seasonal migrants, and migrants do not settle (for further study, work,and tourism). PAH development efficiency of the water use Home Shop, Apartment and House inMalang is ranged between 30-40% in terms of value it is borne by the rupiah Home Shop,Apartments and Building with normal use of commercial water use. As for the efficiency of thedrainage of rain water that falls and accommodated in PAH is between 20-30%.Keywords : PAH, Efficiency, Malang

    ABSTRAKPembangunan bak penampungan air hujan dimaksudkan sebagai upaya pelestarian sumber air yangsemakin menipis. Berkurangnya lahan penyerapan air menyebabkan sumber air dari dalam tanahtidak mencukupi. Disisi lain, perubahan iklim menyebabkan periode hujan dan jumlah hujanmenjadi lebih panjang dan besar, sehingga perlu adanya inovasi untuk memanfaatkan sumber airalam, hujan yang dapat dipanen dan diolah untuk konsumsi rumah tangga (Noorvy, 2009). Hasilpenelitian ini diharapkan dapat mengurangi limpasan air yang terbuang dan mengalir di drainasejalan namun dengan tingkat koefisien pengaliran yang besar, atau faktor penyerapan air ke tanah(infiltrasi) yang kecil sehingga akan menimbulkan genangan air atau bahkan dapat banjir.Perkembangan bangunan berskala bisnis di Kota Malang semakin marak. Hal ini menyebabkansemakin berkurangnya ruang pengaliran air menuju penyerapan, atau ruang pengaliran air untukberlabuh. Pembangunan infrastruktur drainase terkadang pun diabaikan perencnaannya karenaberkurangnya lahan untuk membuat saluran drainase hingga ke akhir pembuangan. Pemanfaatan airpun semakin bertambah karena jumlah penduduk Kota Malang yang semakin meningkat. Ditambahjumlah pendatang musiman, dan juga pendatang tidak menetap (untuk melanjutkan studi, kerja, danpariwisata). Efisiensi pembangunan PAH terhadap pemanfaatan air Rumah Toko, Apartemen danGedung di Kota Malang adalah berkisar antara 30-40 % hal ini ditinjau dari nilai rupiah yangditanggung oleh Rumah Toko, Apartemen, dan Gedung dengan pemanfaatan normal menggunakanair komersial. Sedangkan untuk efisiensi pengaliran air hujan yang jatuh dan tertampung di PAHadalah berkisar antara 20-30%.Kata-kata kunci: PAH, efisiensi, Kota Malang

  • Eco Rekayasa/Vol.9/No.2/September 2013/Dian Noorvy Khaerudim, dkk/Halaman : 150-157 151

    PENDAHULUANPerubahan iklim yang terjadi saat ini,

    mengakibatkan musim kemarau dan musimpenghujan mengalami pergeseran dan menjadi tidakmenentu. Pada daerah-daerah yang mengalamikekurangan air sudah dikembangkan suatu sistempenangkapan air hujan, berupa pembuatantampungan air yang bertujuan menampung air hujan.Tampungan tersebut bisa berupa tampungan kolektifmaupun berskala rumah tangga. Pembuatantampungan air hujan sudah dipakai masyarakat secaratradisional sebagai cadangan air bersih di beberapadaerah seperti di kabupaten Gunung Kidul propinsiDI. Yogyakarta dan juga di Propinsi Nusa TenggaraTimur.

    Kota Malang memiliki curah hujan yang cukuptinggi yaitu antara 1700-2000 mm pertahun.Perubahan iklim yaitu konsentrasi hujan semakinlama dan durasi hujan harian menjadi semakinpanjang menjadikan jumlah hujan bulanan dantahunan semakin besar. Dengan jumlah hujan yangbesar, berakibat pada fluktuasi jumlah hujan padamusim hujan dan musim kemarau semakin besar danmengakibatkan pola pengembangan sumberdaya airpun berubah. Salah satu menghindari penyimpanganyang terjadi akibat dari fluktuasi jumlah air yang ada,dan untuk memperbaiki siklus hidrologi akibat dariperubahan iklim tersebut maka diperlukan penelitianmengenai pembuatan penampungan air hujan di kotaMalang.

    Penampungan air hujan bertujuan untukmenangkap air di saat musim hujan dan dimanfaatkanpada saat kemarau. Atap rumah yang besar, dan luasakan mempunyai daerah tangkapan yang besar juga,sehingga debit air hujan yang terlimpas akan semakinbesar. Hal ini akan menambah biaya untuk membuatbangunan pengendali dan penyalur air buangan(drainase). Dengan adanya Bangunan Penampung airhujan maka air yang terbuang tersebut akantertampung dan dimanfaatkan oleh daerah tangkapanhujan itu sendiri (rumah, apartemen). Selain itu pula,imange (pandangan ekologis) masyarakat, bahwabangunan besar akan mengakibatkan genangan besarsedikit lebihnya akan teratasi yaitu denganmenampung air buangan hujan dari talang dan ataprumah daerah tangkapan hujan.

    Air yang ditampung diharapkan bisadimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersihselain yang dikonsumsi seperti untuk mandi,mencuci, menyiram tanaman dan lain-lain. Penelitianini akan di lakukan pada daerah perumahan bangunangedung dan Apartemen di kota Malang yangmempunyai konsumsi air selain untuk minum, mandidan masak adalah besar. Sehingga dalam penelitianini akan dihasilkan efesiensi pembuatan bangunan

    penampungan air hujan untuk menghematpenggunaan air komersil dan efisiensi air yangterbuang dan air yang termanfaatkan untuk gedungbertingkat dan apartemen.

    METODE PENELITIANPenelitian dilakukan di Kota Malang yang

    sedang membangun. Bangunan yang menjadi bahanpenelitian di sini yaitu pada tempat bangunan yangmemanfaatkan air komersial (PDAM danpemanfaatan pompa listrik atau tandon) serta yangrawan genangan.

    Bangunan penangkap air bisa dibangun di ataspermukaan tanah, dan bisa juga di bawah permukaantanah. Adapun sketsa beberapa jenis bangunanpenangkap air hujan bisa dilihat pada gambar dibawah ini (Maryono, 2006).

    Gambar 1. Sketsa bangunan penangkap air hujan diatas permukaan tanah

    Gambar 2. Sketsa bangunan penangkap air hujanvertikal

    Gambar 3. Sketsa bangunan penangkap air hujanbawah tanah dan sumur resapan

  • 152 Efisiensi Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH)terhadap Pemanfaatan Air Komersil.....

    Bak penampung PAH dapat terbuat dari ferrosemen, pasangan bata, fibreglassreinforced plastic(FRP) dan dari bambu semen. Sedangkan bahan daribesi (drum) tidak direkomendasikan karena sifatnyayang mudah berkarat dan mudah menyerap panas.

    Intensitas hujan adalah besarnya curah hujanrata-rata yang terjadi disuatu daerah dalam satusatuan waktu tertentu yang sesuai dengan waktukonsentrasi pada periode ulang tertentu.

    Kapasitas bak penampung ditentukanberdasarkan:a. Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.b. Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan

    luas satu atap rumah).c. Kebutuhan pokok pemakaian air (1015)

    L/orang/hari.d. Jumlah hari kemarau.

    Ketentuan komponen media penyaring adalahsebagai berikut:a. Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, ukuran

    diameter efektif (0,30-1,20) mm,koefisienkeseragaman (1,2-1,4) mm, dan porositas 0,4.

    b. Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dandiameter (10-40) mm.

    Menurut Soemarto (1987:42), rumus empiris curahhujan satu hari (mm) dengan menggunakan rumusMononobe:

    I = (R24/24) x (24/tc)2/3 (1)

    Tc = 0,0195 x (L/S)0,77 (2)dengan :Tc = waktu konsentrasiR24 = curah hujan harian maksimum dalam 24 jam

    (mm)I = intensitas hujan (mm/jam)L = panjang saluran (m)S = kemiringan rerata saluran

    Perkiraan debit puncak air limpasan:Q = C x I x A (3)Q = (C x I x A ) / 3,6

    = 0,278 x C x I x A (4)dengan :C = koefisien air limpasanI = intensitas maksimum selama waktu

    konsentrasi (mm/jam)A = luas daerah pengaliran (km2)Q = debit air maksimum (m3/det)

    Kemudian debit puncak air limpasan secararasional diterjemahkan oleh Agus Maryono dan EdyNugroho Santoso, 2006 sebagai berikut:

    TA xIQ atap (5)

    dengan :Q = debit air rata-rata hujan (m3/dt)I = intensitas hujan rata-rata (m)T = periode / lama waktu hujan (detik)A = luas atap sebagai bidang penangkap (m2)

    Dimensi Talang Rambu2r

    21

    v

    QA (6)

    d = 2r

    dengan:A = luas atap sebagai bidang penangkap (m2)Q = debit air rata-rata hujan (m3/dt)V = kecepatan aliran pada talang rambu (m/det)r = jari-jari talang rambud = diameter talang rambu

    Dimensi Talang Tegak2ghv

    (7)2r

    21

    v

    QA d = 2r

    dengan :V = kecepatan aliran pada talang tegak (m/det)g = kecepatan gravitasi (9,8 m/det2)h = tinggi jatuh air (m)A = luas atap sebagai bidang penangkap (m2)Q = debit air rata-rata hujan (m3/dt)r = jari-jari talang rambud = diameter talang rambu

    Adapun langkah-langkah yang dilakukandalam menyelesaikan penelitian ini adalah :1. Melakukan analisis data hujan dari stasiun yang

    berpengaruh sehingga didapatkan rata-rata hujanbulanan

    2. Melakukan survai dan pengukuran atap bangunanyang menjadi lokasi penelitian. Survei yangdilakukan adalah mengidentifikasi atap yaituberupa:

    a. bahan yang digunakan atap (alumunium,genteng, atau yang lainnya)

    b. karakteristik atap, yaitu kemiringan atapdan sudut yang membentuk atap

    c. bentuk atap, yaitu persegi panjang, segitiga,kotak, kombinasi

  • Eco Rekayasa/Vol.9/No.2/September 2013/Dian Noorvy Khaerudim, dkk/Halaman : 150-157 153

    y = 1xR = 1

    -

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    500.00

    - 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00

    Hu

    jan (m

    m)

    Hujan (mm)

    y = 1xR = 1

    -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    - 50.00 100.00 150.00 200.00

    Hu

    jan (m

    m)

    Hujan (mm)

    y = 1xR = 1

    -

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    500.00

    - 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00

    Hu

    jan (m

    m)

    Hujan (mm)

    y =

    1

    x

    R =

    1

    -

    10

    0.0

    0

    20

    0.0

    0

    30

    0.0

    0

    40

    0.0

    0

    50

    0.0

    0

    -1

    00

    .0

    02

    00

    .0

    03

    00

    .0

    04

    00

    .0

    05

    00

    .0

    0

    Hujan (mm)

    Hu

    jan

    (m

    m)

    3. Menggambar rumah yang menjadi lokasipenelitian dan menghitung luasan atapnya

    4. Dari hasil rata-rata hujan bulanan dan luasan ataprumah didapatkan hasil debit air hujan yang bisaditampung.

    5. Dari jenis bangunan, ditentukan tipe penangkapair hujan yang digunakan.

    6. Menganalisis kebutuhan air domestik dalaml/orang/hari dengan menggunakan data kuitansipembayaran pemakaian air PDAM selama 1 tahunterakhir.

    7. Dari hasil analisis debit yang bisa di tampung dankebutuhan airnya dapat dihitung kebutuhanvolume penampungan air hujan.

    8. Menganalisis penghematan air yang bisadilakukan dengan pembuatan bangunanpenampungan air hujan.

    Perhitungan efisiensi pemanfaatan air hujan terhadapair komersial:

    x100% terbayarratarupiahnilai

    gandgn tampunratarupiahnilaiRt (8)

    Perhitungan efisiensi air tertampung terhadap airyang terbuang:

    melimpasyangairdebitg tertampunyangairdebitRd (9)

    HASIL PENELITIANUkuran dimensi tampungan adalah

    berdasarkan pada kurang lebih 70% - 80% darikebutuhan normal penggunaan orang dalam per hariper liter pada musim kemarau. Kebutuhan air diperkotaan seperti Kota Malang adalah 120liter/orang/hari. Sehingga dibutuhkan kurang lebih84 96 liter/orang/hari. Bila setiap rumah terdiri darirata-rata 4 6 orang per rumah maka dibutuhkan perhari nya air adalah 504 liter sampai dengan 576 literatau 0,576 m3.

    Data hujan yang digunakan adalah data hujandari Stasiun Hujan Ciliwung, Sukun, UniversitasBrawijaya dan Kedung Kandang. Berupa data hujanmaksimum tahunan. Sebelum digunakan untukanalisa, terlebih dahulu data hujan yang ada di ujikonsistensinya dengan metode kurva massa ganda.Hasil uji konsistensi data hujan maksimum tahunanpada setiap stasiun hujan dapat dilihat pada gambarberikut ini:

    Gambar 4.Kurva massa ganda stasiun hujanCiliwung

    Gambar 5. Kurva massa ganda stasiun hujanSukun

    Gambar 6. Kurva massa ganda stasiun hujanUniversitas Brawijaya

  • 154 Efisiensi Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH)terhadap Pemanfaatan Air Komersil.....

    y = 1xR = 1

    -

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    500.00

    - 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00

    Hu

    jan (m

    m)

    Hujan (mm)Gambar 7. Kurva massa ganda stasiun hujan

    Kedung Kandang

    Perhitungan curah hujan rancangan denganmenggunakan metode Gumbel dan Log Pearson TipeIII pada kala ulang 1,1, 2, 5 dan 10 tahun. Hasilperhitungan curah hujan rancangan pada setiapstasiun hujannya dapat dilihat pada Tabel di bawahini.Tabel 1. Rekapitulasi perhitungan curah hujanrancangan DAS CiliwungN O K A L A UL A N G H U J A N R A N C A N G A N ( m m )

    (T ah u n ) M E T O D E M E T O D EG U M B E L L O G P E A R S O N

    1 1 .1 59 .4 04 67 .5 942 2 95 .6 90 96 .8 503 5 1 28 .8 28 1 19 .8 124 10 1 50 .7 68 1 37 .2 69

    U J I S M I R N O V K O L M O G O R O FD P M a xim um , P M a x (% ) 5.79 1 6.17D e ra ja t S ign if ika n si,a (% ) 5.00 5.00D K r itis (% ) 5 6.00 5 6.00H IP O T ES A D ITE R IM A D IT ER IM A

    U J I C H I S Q U A R EC hi - S q ua re hit un g 2.00 5.06C hi - S q ua re kr itis 1 1.07 1 1.07D e ra ja t B e b a s 5.00 5.00D e ra ja t S ign if ika n si 5.00 5.00H IP O T ES A D ITE R IM A D IT ER IM A

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tabel 2. Rekapitulasi perhitungan curah hujanrancangan DAS SukunNO KALA ULANG HUJAN RANCANGAN ( mm )

    (Tahun) METODE METODEGUMBEL LOG PEARSON

    1 1.1 86.022 98.5882 2 125.455 130.8313 5 161.467 148.2884 10 185.310 168.943

    UJI SMIRNOV KOLMOGOROFD P Maximum, P Max (%) 6.68 18.95Derajat Signifikansi,a (%) 5.00 5.00D Kritis (%) 56.00 56.00HIPOTESA DITERIMA DITERIMA

    UJI CHI SQUAREChi - Square hitung 2.00 2.11Chi - Square kritis 11.07 11.07Derajat Bebas 5.00 5.00Derajat Signifikansi 5.00 5.00HIPOTESA DITERIMA DITERIMA

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tabel 3. Rekapitulasi perhitungan curah hujanrancangan DAS Universitas BrawijayaN O K A L A UL A N G H U J A N R A N C A N G A N ( m m )

    (T ah u n ) M E T O D E M E T O D EG U M B E L L O G P E A R S O N

    1 1 .1 28 .3 84 31 .9 392 2 51 .8 48 52 .1 223 5 73 .2 76 69 .2 274 10 87 .4 63 79 .3 72

    U J I S M I R N O V K O L M O G O R O FD P M a xim um , P M a x (% ) 1 2.30 1 6.54D e ra ja t S ign if ika n si,a (% ) 5.00 5.00D K r itis (% ) 5 6.00 5 6.00H IP O T ES A D ITE R IM A D IT ER IM A

    U J I C H I S Q U A R EC hi - S q ua re hit un g 2.00 5.06C hi - S q ua re kr itis 1 1.07 1 1.07D e ra ja t B e b a s 5.00 5.00D e ra ja t S ign if ika n si 5.00 5.00H IP O T ES A D ITE R IM A D IT ER IM A

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tabel 4.Rekapitulasi perhitungan curah hujanrancangan DAS Kedung KandangN O K A LA UL A N G HU J A N R A N C A N GA N ( m m )

    (T ahu n) M ET OD E M ET OD EGU M B EL LO G P EA R SO N

    1 1 .1 70 .4 29 77 .8 762 2 1 10 .2 74 1 10 .4 093 5 1 46 .6 63 1 38 .0 154 10 1 70 .7 55 1 56 .2 78

    U J I SM I R N OV KO LM OG O R OFD P M axim um , P M ax (% ) 1 2.72 1 9.54D era ja t S ign if ikan si,a (% ) 5.00 5.00D K r itis (% ) 5 6.00 5 6.00H IPO T ESA D ITE RIM A D IT ER IM A

    U J I C HI S QU A R EC hi - Sq uare hit un g 4.80 8.01C hi - Sq uare kr itis 1 1.07 1 1.07D era ja t Beb as 5.00 5.00D era ja t S ign if ikan si 5.00 5.00H IPO T ESA D ITE RIM A D IT ER IM A

    Sumber : Hasil Perhitungan

  • Eco Rekayasa/Vol.9/No.2/September 2013/Dian Noorvy Khaerudim, dkk/Halaman : 150-157 155

    Untuk perhitungan selanjutnya digunakancurah hujan rancangan dengan metode Log PearsonTipe III. Rekapitulasi Hasil perhitungan HujanRancangan dengan metode Log Pearson Tipe IIIdapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

    Tabel 5. Rekapitulasi perhitungan curah hujanrancanganKalaulang

    (tahun)

    DAS

    Ciliwung Sukun Univ.BrawijayaKedungKandang

    1,1 67,59 98,59 31,94 77,882 96,85 130,83 52,12 110,415 119,81 148,29 69,23 138,0210 137,27 168,94 79,37 156,28

    Sumber : Hasil Pengolahan Data

    Kota Malang adalah kota pendidikan danselain itu pula merupakan kota tujuan wisata di JawaTimur. Luas wilayah Kota Malang sebesar 110,06km2 yang terbagi dalam lima kecamatan diantaranyaadalah Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbingdan Lowokwaru.

    Potensi alam yang dimiliki Kota Malangadalah letaknya yang cukup tinggi. Kota Malangdikelilingi oleh pengunungan dan sungai yangmengalir diantaranya adalah Sungai Brantas,Amprong dan Bango.

    Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010,penduduk Kota Malang sebanyak 820.245 jiwa. Danproduksi air bersih yang diproduksi oleh PDAM KotaMalang selama thaun 2010 berkisar 3 juta m3. Jumlahpelanggan PDAM di Kota Malang tahun 2010sampai dengan bulan September sebanyak 9.069pelanggan. Dan sejak tahun 2011 PDAM telahmencanangkan program zona air minum, daerah airdapat diminum langsung tanpa dimasak.

    Kota Malang telah terisi oleh kurang lebih60% sejak tahun 2010 bangunan bertingkat sepertirumah toko, apartemen/hotel/guest house, dangedung bertingkat (terutama gedung pendidikan) dangedung perbelanjaan (mall). Begitu pun dengantingkat genangan yang ada di Kota Malang,dibandingkan dengan tahun 1995, 2000, kemudiantahun 2005, dan sekarang tahun 2010 telihat tinggigenangan semakin tinggi dan semakin menyebar dibeberapa tempat di Kota Malang yang sebelumnyatidak mengalami genangan. Memang hal ini akanterjadi pada beberapa kota yang berkembang diIndonesia, apalagi Kota Malang adalah merupakankota ke-2 besar di Jawa Timur setelah KotaSurabaya.

    Besarnya hujan yang jatuh ke bumi dengankealamiannya, yaitu sesuai dengan siklushidrologinya, akan membawa kebaikan dankeburukan bagi bumi ini sendiri. Namun kebutuhanmanusia tidak dapat terhindarkan seiiring dengan

    meningkatkan keilmuan manusia, sehinggaselayaknyalah, apa yang ada sebagai ciptaan Tuhandapat diolah sedemikian rupa seiring denganperkembangan manusia.

    Penelitian ini mengaharapkan pemanfaatan airhujan yang tertampung di PAH, dapat secara efisienmengatasi permasalahan fluktuasi antara kekuranganair dan kelebihan air di daerah Perkotaan. Pada suatukondisi, air hujan dapat mempunyai status ekonomislebih besar yaitu dapat difungsikan untuk kebutuhanpenyiraman tanaman, mencuci kendaraan, bahkanuntuk pengisian bak di kamar mandi pada bangunanfasilitas umum seperti rumah toko, apartemen, dangedung bertingkat (pendidikan). Dan untuk kelebihanair, dapat teratasi ketika pembangunan rumah toko,apartemen (dan sejenisnya), serta gedung bertingkat(yang sejenisnya) secara hidrologis mengurangidaerah resapan air, kemudian secara hidrologis jugamenambah panjang jalannya aliran air.

    Data luasan atap tiap lokasi penelitian(berdasarkan letak stasiun hujan)

    Tabel 6. Luasan Atap lokasi penelitianBangunan Luas gedung

    (m2)Luas atap

    (m2)Kemiringan

    atap ()Rumah Toko

    1 52x5 unit 260 352 60x5 unit 300 353 78x5 unit 390 35

    Apartemen 8400 8400 10Gedung

    Bertingkat 6400 6400 40

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Luas gedung dapat menjadi nilai A, daerahtangkapan aliran air hujan yang jatuh ke atap gedung:rumah toko, Apartemen, gedung bertingkat.

    Kemiringan atap menjadi kemiringankecepatan aliran air hujan yang jatuh ke atap. Darikemiringan atap ini maka akan menjadi intensitashujan yang jatuh setiap waktu. Nilai intensitas hujandidapatkan dari perhitungan hujan rancangan metodeLog Pearson III yang diambil kala ulang 5 tahun.Dari 4 stasiun hujan rata-rata hujan daerah KotaMalang adalah 118, 84 mm, kemudian dikalikandengan kemiringan atapnya didapatkan dari derajatkemiringan atapnya dengan sinus.

    Nilai C, koefisien pengaliran diambil 0,8maksudnya adalah 80% air melimpas, dan 20% yanglainnya adalah hilang, hilang sebagai evaporasi(menguap), meresap, dan lepas dari tangkapan.

  • 156 Efisiensi Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH)terhadap Pemanfaatan Air Komersil.....

    Tabel 7. Rekapitulasi debit air tampungan atapBangunan Luas atap

    (m2)C I Q (m3)

    Rumah Toko1 260 0,8 57,3925 0,0033192 300 0,8 54,11958 0,0036113 390 0,8 33,71916 0,002925

    Apartemen 8400 8400 17,48788 0,03267Gedung

    Bertingkat 6400 6400 31,38193 0,044668

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Dari hasil pengolahan data, semakin besarluasan tangkapan air hujan di atap rumah maka debityang tetampung akan semakin besar. Begitupundengan semakin besarnya curah hujan yang terjadi,juga akan semakin besar. Namun dapat dilihat padaapartemen yang mempunyai nilai I (intensitashujannya) lebih kecil. Hal ini dikarenakan nilaikemiringan atap adalah hanya 10 derajat, yangdibandingkan dengan kemiringan bangunan untukrumah toko dan gedung bertingkat. Kemiringan yangkecil mengakibatkan waktu jatuh air hujan menjadilebih lama. Maka hal ini akan dapat memungkinkanbentuk atau desain bangunan PAH nya.

    Besarnya debit air limpasan dari hujan yangjatuh pada atap bangunan pada salah satu sampelbangunan penelitian adalah di atas. Kota Malangtelah memiliki lebih dari 100 unit secara signifikantahun 2005 jumlah ruko di Kota Malang sudahmencapai 300 an unit belum termasuk yang tidakberijin (digilib.umm.ac.id), apartemen lebih daripuluhan ditambah berkembangnya kost-kost an yangdibangun perkavlingan, kemudian hotel dan rest areayang dibangun lebih dari 3 lantai. Kemudianberkembang pula bangunan-bangunan gedungbertingkat baik itu gedung pendidikan, jugaperkantoran yang dibuat lebih megah. Maka sudahlebih dari 60% kota Malang terisi oleh bangunan-bangunan tersebut hingga tahun 2012 ini.

    Perhitungan efisiensi pembanguan PAHterhadap drainase didapatkan denganmembandingkan antara debit yang tertangkap oleh60% luasan bangunan gedung, rumah toko danapartemen di Kota Malang dibandingkan denganluasan tangkapan air hujan (DPS) di Kota Malang.Luas 60% adalah 66,036 km2 maka debit air yangmelimpas dengan hujan harian maksimum 5 tahun =118,84 mm adalah 16,20 m3/det. Dan debit aliranuntuk drainase Kota Malang adalah 42,8 m3/det.Sehingga efisiensi dengan adanya pembangunanPAH disetiap bangunan gedung, Rumah Toko, danApartemen sejenisnya adalah 37,8%.

    Untuk efisiensi pemanfaatan air, perhitungandilakukan dengan membandingkan nilai rupiahpembayaran air komersil antara, pemanfaatan air

    tanpa air komersil (air komersil hanya dimanfaatkanuntuk air minum) dan pemanfaatan air komersilseluruhnya.

    Rumah toko, apartemen, dan gedung dalampenelitian ini adalah lokasi dengan air komersil didalam penggunaan air sehari-hari nya dimanfaatkanoleh penghuni yang tidak menetap seperti di rumahtempat tinggal namun ada pula yang menetap..Pemanfatan air untuk rumah toko, dari beberapa hasilwawancara adalah sebagian besar dimanfaatkanuntuk cuci, mandi, cuci kendaraan, untuk air minummereka banyak memanfaatkan air isi ulang yanglangsung minum.

    Pembagian kelompok jenis pelanggan PDAMuntuk Kota Malang rata-rata untuk Rumah Tokomasuk pada kelompok Niaga A, yaitu tarif air minumprogresif per m3 nya adalah Rp 3.800,00 padapemakaian 0-10 m3, untuk pemakaian lebih dari 10m3 adalah Rp 5.700,00 Apartemen atau fasilitas yangsejenis kelompok jenis pelanggan PDAM untuk KotaMalang masuk pada kelompok Niaga B dan C,dengan tarif air minum progresif nya per m3 adalahRp 6.100,00 dan Rp 7.200,00 untuk pemakaian 0-10m3 dan pemakaian lebih dari 10 m3 adalah Rp7.600,00 dan Rp 8.700,00. Sedangkan untuk gedungbertingkat, gedung pendidikan, dan fasilitias lainyang sejenis, tarif air minum progresif per m3 nyaadalah Rp 2.300,00 pada pemakaian 0-10 m3, untukpemakaian lebih dari 10 m3 adalah Rp 3.800,00 untukjenis pemakaian instansi A (SPP-PDAM KotaMalang, 2013).

    Pengelolaan air bersih Kota Malang sebagianbesar bahan bakunya berasal dari wilayah KabupatenMalang. Sumber air baku dari mata air, airpermukaan dan sumur dalam. Kebutuhan air bersihpenduduk Kota Malang dapat dipenuhi melaluisistem perpipaan dan non perpipaan dengan kapasitasproduksi potensial 4.002 liter/det dan efektif 3.004liter/det. Sehingga rata-rata penyediaan air minumPDAM per penduduk per kapita sebanyak 7,41 m3.

    Kebutuhan air komersil setiap penduduk dijenis perkotaan di Kota Malang (dari hasil penelitianNoorvy, tahun 2010) dan data diambil dari kuitansipembayaran PDAM, adalah 120 liter/hari/orang.Apabila sedimikian hingga 80% penduduk KotaMalang, 820.243 jiwa (sensus penduduk tahun 2010)menggunakan pelayanan PDAM, maka air yangterandalkan tersedia adalah 0,911 m3/det.

    Air hujan yang dapat ditampung dan mengalirdi Kota Malang dengan luasan 60% dari luas atapRumah Toko, Apartemen (sejenisnya) dan Gedungbertingkat, adalah 16,2 m3/det. Sehingga dapatdiketahui kurang lebih 92% air untuk kebutuhan airbersih penduduk Kota Malang dapat terpenuhi dariair hujan.

  • Eco Rekayasa/Vol.9/No.2/September 2013/Dian Noorvy Khaerudim, dkk/Halaman : 150-157 157

    KESIMPULAN1. Pembangunan yang semakin berkembang di Kota

    Malang dan maraknya pembuatan Rumah Toko,Apartemen, dan Gedung Bertingkat di KotaMalang membuat beban lingkungan yang terjadisemakin besar, berdasarkan dari faktor hidrologis.Kondisi siklus hidrologi harus tetap berjalandengan mempertahankan konsep hidrologis untuksetiap perencanaan yaitu perencanaan yangmenyeluruh dan terpadu. Perencanaan yang baikakan mempertimbangkan sisi lingkungan ini.Penelitian ini mengharapkan adanyakeseimbangan itu. Antara pembangunan kotanamun sisi lingkungan tetap terjaga.

    2. Air yang ditampung diharapkan bisadimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan airbersih selain yang dikonsumsi seperti untukmandi, mencuci, menyiram tanaman dan lain-lain.Penelitian ini akan di lakukan pada daerahperumahan bangunan gedung dan apartemen dikota Malang yang mempunyai konsumsi air selainuntuk minum, mandi dan masak adalah besar.

    Sehingga dalam penelitian ini akan dihasilkanefesiensi pembuatan bangunan penampungan airhujan untuk menghemat penggunaan air komersil(air PDAM) dan efisisensi air yang terbuang danair yang termanfaatkan untuk gedung bertingkatdan apartemen.

    SARANRekomendasi, dari hasil penelitian ini adalahdiharapkan para pengembang untuk dapatmemperhatikan lingkungan dalam membangunanbangunan bisnisnya. Pengurusan perijianan pendirianbangunan sangat diperlukan guna menunjangpembangunan kota, sehingga data tentangpengembangan bangunan yaitu juga beralihfungsinyalahan dari rumah menjadi tempat bisnis terdata.Adanya pengujian air hujan untuk pemanfaatanpemandian minimal sehingga air hujan dapat kembaliteserap dalam tanah, misal dibuat untuk menyiramtanaman, serta air hujan sebagai sumber air alamidapat menjadi sumber air yang termanfaatkan.

    DAFTAR PUSTAKAAgus Maryono dan Edy Nugroho, 2006 Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan

    Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan : Petunjuk Praktis Pembangunan Penampung Air Hujan,Standar Dinas Pekerjaan Umum.

    Dian Noorvy K. (2009). Pengaruh Fenomena Curah Hujan Terhadap Strategi Kebijakan PengelolaanSumberdaya Air, makalah hasil penelitian Dosen Muda Universitas Tribhuwana Tunggadewi , Malang

    Dian Noorvy K. (2010). Penentuan Kebutuhan Air Baku Lt/Org/Hr untuk Jenis Pemakaian Rumah Tanggadi Perumahan Real Estate dan Perumahan Perkampungan Kota Malang. Laporan Penelitian

    Dosen Muda Universitas Tribhuwana Tunggadewi ,MalangPermen PU 01/PRT/M/2009. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM bukan Jaringan Perpipaan. Dinas

    Pekerjaan UmumLampiran IV Permen PU. Modul Penampungan Air Hujan. Dinas Pekerjaan UmunUndang-undang No 7 Tahun 2004. Sumberdaya Air. Dinas Pekerjaan Umum