8.Anemia Besi Bayi Anak

3
 SEPUT AR KESEHAT AN ANA K 0 5 SEPTEMBE R20 13 AN EM IA D EFISIENSI BESI PAD A BAYI D AN ANAK A ne m ia de siensi be si ( A D B ) mer up aka n m asa lahde si en si nutrien t erseri ng pa da an ak di sel uruhduni a terut am a di ne gar a seda ng be r kem ba ng term asuk I nd on esi a.Pe nyaki t i ni di seba bkan ol eh kur an gnya zat be si dal am t ubu h p e nd e ri t a. S eca ra ep i de m i ol og i, pr eval en s t er t i ng gi di t em uka n pa da akh ir m asa ba yi da n aw al m asa kan ak- kan ak di an t aran ya kar en a ter da pa t de si en si be si saa t keh am ilan da n p er cep at an t um bu h m asa kan ak- kan ak yan g d isertair en da hn ya asup an be si da ri m akan an, at au kar ena pe ng gun aa nsusu f orm ul a de nga n kada r be si kur an g. S el aini t u A D B j uga ba nyak d i t em uka n p ad a masar em aj a a kiba t pe r cep atant um bu h, asu pa n besi yan g t ida k ad eku at da n d i pe rberat oleh kehi l ang an da r ah aki ba t m enst rua si pa da r em aj a pu t eri. D at a S K R T t ah un 20 07 m enu nj ukkan pr eval en s A D B . A ng ka kej ad ian an emi a de si en si be si ( A D B )pad a an ak balitadi I nd onesiaseki t ar40 - 45 %. [ i ]  Survei K esehat anR um ah Tangga ( S K R T )t ahu n2001 m enu nj ukkan pr eval ens A D B pad a bayi 0-6 bul an,bayi 6-12 bul an,dan ana k bal i t a be rturut- t urut seb esa r 61 , 3%, 64 , 8% da n 48 ,1%.  P er an zat b esi d al am t u b u h Fu ng si zatbesi yang pa l i ng pe nt i ng ad al ah da l am pe r kem ba nga n syst em sar afy ai tu di pe r l ukan dal am pr oses m i el inisasi, neurotransm i t ter, dendri t og en esi s da nm et ab ol i sm esaraf. K eku ran ga n zat be si san ga t m empe ng aruhi f un gs i kog ni t i f , t i ng ka h l aku da n p ert umbu ha n seor an g ba yi . B esi j ug a merupa ka n s umbe r ener gi ba gi otot se hi ng ga m em pe ng aruhi ket ah an an sik dan kemampu an be ker j a terutam a p ad a r em aj a. Bila kekur an ga n zat besi t er j adi pa da m as a ke ha m i l an m ak a a ka n men i ng ka t ka n r i si ko pe r i na t al sert a mort al i t as ba yi .  G ej al a dan pe nyeb ab an em i a de si en si be si G ej al a yan g pa l i ng seri ng di t em uka n ad al ah pu caty an g be r l an gsu ng l am a ( kr on i s) da n da pa t di t em uka n ge j al a kom pl i kasi ,a. l.l em as,m ud ah lel ah ,m udah infeksi ,gan gg ua n pr est asibel aj ar ,m enur un nya da ya t ahan t ub uh t erhad ap i nf eks i da n ga ng gu an pe r i l aku . P enyebab de si ensi besi menu r ut umur

description

anemia balita idai

Transcript of 8.Anemia Besi Bayi Anak

SEPUTAR KESEHATAN ANAK05 SEPTEMBER 2013ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK

Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita.Secara epidemiologi, prevalens tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang. Selain itu ADB juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi yang tidak adekuat dan diperberat oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri. Data SKRT tahun 2007 menunjukkan prevalens ADB. Angka kejadian anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%.[i]Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak balita berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.Peran zat besi dalam tubuhFungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system saraf yaitu diperlukan dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolisme saraf.Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi. Besi juga merupakan sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja terutama pada remaja.Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa kehamilan maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.Gejala dan penyebab anemia defisiensi besiGejala yang paling sering ditemukan adalah pucat yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala komplikasi, a.l. lemas, mudah lelah, mudah infeksi, gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku.Penyebab defisiensi besimenurut umurBayi kurang dari 1 tahun1. Cadangan besi kurang, a.l. karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan.2. Alergi protein susu sapiAnak umur 1-2 tahun1. Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih.2. Obesitas3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.4. Malabsorbsi.Anak umur 2-5 tahun1. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan.2. Obesitas3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit).4. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).Anak umur 5 tahun-remaja1. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan(a.l infestasi cacing tambang) dan2. Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.Menangani anemia defisiensi besiPenanganan anak dengan anemia defisiensi besi yaitu :1. Mengatasi faktor penyebab.2. Pemberian preparat besiOral1. Dapat diberikan secara oral berupa besi elemental dengan dosis 3 mg/kgBB sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah makan dibagi dalam 2 dosis.2. Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal3. Pemberian vitamin C 2X50 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi.4. Pemberian asam folat 2X 5-10 mg/hari untuk meningkatkan aktifitas eritropoiesis5. Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi (teh, susu murni, kuning telur, serat) dan obat seperti antasida dan kloramfenikol.6. Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi (efek samping pemberian preparat besi)ParenteralIndikasi:1. Adanya malabsorbsi2. Membutuhkan kenaikan kadar besi yang cepat (pada pasien yang menjalani dialisis yang memerlukan eritropoetin)3. Intoleransi terhadap pemberian preparat besi oralCara mencegah anemia defisiensi besiPendidikanMeningkatkan pengetahuan masyarakat :1. Tentang gizi dan jenis makanan yang mengandung kadar besi yang tinggi dan absorpsi yang lebih baik misalnya ikan, hati dan daging.2. Kandungan besi dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi tetapi penyerapan/bioavailabilitasnya lebih tinggi (50%). Oleh karena itu pemberian ASI ekslusif perlu digalakkan dengan pemberian suplementasi besi dan makanan tambahan sesuai usia.3. Penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi bakteri / infestasi parasit sebagai salah satu penyebab defisiensi besi.Suplementasi besiDiberikan pada semua golongan umur dimulai sejak bayi hingga remajaPenulis : Endang Windiastuti (Ikatan Dokter Anak Indonesia)Telah dimuat di harian Kompas (29 4 2012)