86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat...

43

Transcript of 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat...

Page 1: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan
Page 2: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

SURATEDARANNOMORSE-47/PJ/2020

TENTANG

PETUNJUKPELAKSANAANPERATURANMENTERIKEUANGANNOMOR86/PMK.03/2020TENTANGINSENTIFPAJAKUNTUKWAJIBPAJAKTERDAMPAK

PANDEMICORONAVIRUSDISEASE2019SEBAGAIMANATELAHDIUBAHDENGANPERATURANMENTERIKEUANGANNOMOR110/PMK.03/2020

Yth. 1. Pejabat Eselon II di Lingkungan Kantor Pusat

DirektoratJenderalPajak; 2. KepalaKantorWilayah; 3. KepalaKantorPelayananPajak; 4. KepalaUnitPelaksanaTeknis;dan 5. KepalaKantorPelayananPenyuluhandanKonsultasi

Perpajakan, dilingkunganDirektoratJenderalPajak. A. Umum

Sehubungan dengan telah diundangkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 110/PMK.03/2020tentangPerubahanPeraturanMenteriKeuanganNomor86/PMK.03/2020tentangInsentifPajakuntukWajibPajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019,yang mengatur mengenai pemberian tambahanpengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 daninsentif PPh DTP atas penghasilan jasa konstruksitertentu untuk menjaga stabilitas pertumbuhanekonomi, produktivitas dan daya belimasyarakat sertamembantu cash flow Wajib Pajak terkait denganpandemiCorona Virus Disease 2019 (COVID-19), perlumenetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajakmengenai petunjuk pelaksanaan Peraturan MenteriKeuanganNomor86/PMK.03/2020tentangInsentifPajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi CoronaVirus Disease 2019 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Keuangan Nomor110/PMK.03/2020 (yangselanjutnyadisebutPMK-86/2020).

Page 3: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

B. MaksuddanTujuan

1. Maksud Surat Edaran Direktur Jenderal ini dimaksudkan

untuk memberikan pedoman mengenaipelaksanaanPMK-86/2020.

2. Tujuan SuratEdaranDirekturJenderalinibertujuanuntuk: a. menciptakankeseragamandalampelaksanaan

PMK-86/2020; b. menjelaskanmengenaitatacara: 1) penyampaian

pemberitahuan/permohonanpemanfaataninsentif pajak oleh Pemberi Kerja/WajibPajak;

2) penyampaiansuratpemberitahuanbahwaPemberi Kerja/Wajib Pajak tidak berhakmemanfaatkaninsentifpajak;

3) pelaporan realisasi pemanfaatan insentifpajak;dan

4) pengembalian pendahuluan kelebihanpembayaranPajakPertambahanNilai.

C. RuangLingkup

Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal inimeliputi:

1. pengertian; 2. tata cara pemberian insentif Pajak Penghasilan

(PPh)Pasal21ditanggungPemerintah(PPhPasal21DTP);

3. tatacarapemberian insentifPPh finalberdasarkanPP23Tahun2018ditanggungPemerintah(PPhfinalPP23DTP);

4. tata cara pemberian insentif PPh final ataspenghasilandariusaha jasakonstruksiditanggungPemerintah(PPhfinaljasakonstruksiDTP);

5. tatacarapembebasanPPhPasal22Impor; 6. tata cara pengurangan besarnya angsuran PPh

Page 4: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

Pasal25; 7. ketentuan mengenai penyampaian kembali

pemberitahuan pemanfaatan insentif PPh Pasal 21DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/ataupemberitahuan pemanfaatan insentif penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25.

8. tata cara penyampaian laporan realisasipemanfaataninsentifPPhPasal21DTP,PPhfinalPP23DTP,PPhfinaljasakonstruksiDTP,pembebasanpemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/ataupenguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25;

9. tata cara pengembalian pendahuluan kelebihanpembayaranPajakPertambahanNilai(PPN);

10. ketentuan terkait kode Klasifikasi Lapangan Usaha(KLU)yangmendapatkaninsentifPPhPasal21DTP,pembebasan PPh Pasal 22 Impor, penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25,danpengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN;

11. ketentuan terkait perusahaan Kemudahan ImporTujuan Ekspor (KITE), Penyelenggara KawasanBerikat, Pengusaha Kawasan Berikat, danPengusaha di Kawasan Berikat merangkapPenyelenggara di Kawasan Berikat (PDKB) yangmendapatkan insentif PPh Pasal 21 DTP,pembebasan PPh Pasal 22 Impor, penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25,danpengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN;dan

12. tata cara pengawasan atas pemanfaatan insentifPPhPasal21DTP,PPhfinalPP23DTP,PPhfinaljasakonstruksi DTP, pembebasan PPh Pasal 22 Impor,penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25,danpengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN.

D. Dasar

1. Undang-UndangNomor6Tahun1983tentangKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakansebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun2009(Undang-UndangKUP);

2. Undang-UndangNomor7Tahun1983tentangPajakPenghasilansebagaimanatelahbeberapakali

Page 5: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

diubahterakhirdenganUndang-UndangNomor36Tahun2008(Undang-UndangPPh);

3. Undang-UndangNomor8Tahun1983tentangPajakPertambahanNilaiBarangdanJasadanPajakPenjualan atas Barang Mewah sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Undang-UndangPPN);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentangKeuanganNegara;

5. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007tentangPenanggulanganBencana;

6. Undang-UndangNomor2Tahun2020tentangPenetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-UndangNomor1Tahun2020tentangKebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas SistemKeuanganuntukPenangananPandemiCoronaVirusDisease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam RangkaMenghadapi Ancaman yang MembahayakanPerekonomian Nasional dan/atau Stabilitas SistemKeuanganmenjadiUndang-Undang (UU2Tahun2020);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dariUsaha Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40Tahun2009(PP51Tahun2008);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dariUsaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajakyang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (PP 23Tahun2018);

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor252/PMK.03/2008 tentang PetunjukPelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilansehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan KegiatanOrangPribadi;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor187/PMK.03/2015 tentang Tata CaraPengembalian atas Kelebihan Pembayaran PajakyangSeharusnyaTidakTerutang;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-

Page 6: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

244/PMK.03/2015 tentang Tata CaraPenghitungan dan Pengembalian KelebihanPembayaranPajak;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor34/PMK.010/2017 tentangPemungutanPajakPenghasilan Pasal 22 Sehubungan denganPembayaranatasPenyerahanBarangdanKegiatandiBidangImporatauKegiatanUsahadiBidangLainsebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteriKeuanganNomor110/PMK.03/2018;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor39/PMK.03/2018 tentang Tata CaraPengembalian Pendahuluan Kelebihan PembayaranPajaksebagaimana telahdiubahdenganPeraturanMenteri Keuangan Nomor 117/PMK.03/2019(PMK-39/2018);

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor99/PMK.03/2018 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dariUsaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib PajakyangMemilikiPeredaranBrutoTertentu;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor160/PMK.04/2018 tentang Pembebasan BeaMasukdanTidakDipungutPajakPertambahanNilaiatau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak PenjualanatasBarangMewahatas ImporBarangdanBahanuntuk Diolah, Dirakit, atau Dipasang pada BarangLaindenganTujuanuntukDiekspor;

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor215/PMK.03/2018 tentang PenghitunganAngsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun PajakBerjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh WajibPajakBaru,Bank,BadanUsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,WajibPajakMasukBursa,WajibPajak Lainnya yang Berdasarkan KetentuanDiharuskan Membuat Laporan Keuangan BerkaladanWajibPajakOrangPribadiPengusahaTertentu;

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor86/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untukWajib Pajak Terdampak Pandemi Corona VirusDisease 2019 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Keuangan Nomor110/PMK.03/2020(PMK-86/2020);

Page 7: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

18. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 tentang Tata Cara dan ProsedurPemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22SehubungandenganPembayaranatasPenyerahanBarangdanKegiatandiBidangImporatauKegiatanUsaha di Bidang Lain sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal PajakNomorPER-31/PJ/2015;

19. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara PengajuanPermohonan Pembebasan dari Pemotongandan/atauPemungutanPajakPenghasilanolehPihakLain sebagaimana telah diubah dengan PER-21/PJ/2014;

20. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata CaraPemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PajakPenghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak PenghasilanPasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, danKegiatanOrangPribadi;

21. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2018 tentang Penetapan Wajib PajakKriteria Tertentu atau Pengusaha Kena PajakBerisiko Rendah dan Perlakuan atas SelisihKelebihan Pembayaran Pajak yang BelumDikembalikandalamSuratKeputusanPengembalianPendahuluanKelebihanPajak;

22. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-09/PJ/2019 tentang Tata Cara Pembatalan danPencabutan Surat Keterangan Pajak Penghasilanberdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23Tahun2018;

23. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020tentangPetunjukTeknisPelaksanaanAdministrasi Nomor Pokok Wajib Pajak, SertifikatElektronik,danPengukuhanPengusahaKenaPajak;dan

24. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2020 tentang Penghitungan AngsuranPajak Penghasilan untuk Tahun Pajak BerjalanSehubungan dengan Penyesuaian Tarif PajakPenghasilanWajibPajakBadan(PER-08/2020).

Page 8: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

E. Materi

1. Pengertian a. Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut

PPh adalah Pajak Penghasilan sebagaimanadimaksuddalamUndang-UndangPPh.

b. Pemberi Kerja adalah orang pribadi ataubadan,baikmerupakanpusatmaupuncabang,perwakilan, atau unit, termasuk InstansiPemerintah, yang membayar gaji, upah,honorarium, tunjangan, dan/atau pembayaranlaindengannamaataudalambentukapapun,sebagai imbalan sehubungan denganpekerjaan atau jasa yang dilakukan olehPegawai.

c. Pegawai adalah orang pribadi yang bekerjapada Pemberi Kerja, berdasarkan perjanjianatau kesepakatan kerja baik secara tertulismaupun tidak tertulis, untuk melaksanakansuatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatantertentu dengan memperoleh imbalan yangdibayarkan berdasarkan periode tertentu,penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lainyangditetapkanPemberiKerja.

d. Kemudahan Impor Tujuan Ekspor yangselanjutnya disebut KITE adalah KemudahanImporTujuanEksporPembebasan,KemudahanImpor Tujuan Ekspor Pengembalian, dan/atauKemudahan ImporTujuanEkspor IndustriKecildan Menengah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangkepabeanan.

e. Perusahaan KITE adalah badan usaha yangtelah memenuhi ketentuan dan ditetapkanmelalui keputusan Menteri Keuangan untukmendapatkan fasilitas KITE sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan dibidangkepabeanan.

f. Kawasan Berikat adalah tempat penimbunanberikat untuk menimbun barang impordan/ataubarangyangberasaldaritempatlaindalam daerah pabean guna diolah ataudigabungkan sebelum diekspor atau diimporuntuk dipakai sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangkepabeanan.

Page 9: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

g. PenyelenggaraKawasanBerikat adalahbadanhukumyangmelakukankegiatanmenyediakandan mengelola kawasan untuk kegiatanpengusahaanKawasanBerikat.

h. Penyelenggara Kawasan Berikat sekaligusPengusaha Kawasan Berikat yang selanjutnyadisebut Pengusaha Kawasan Berikat adalahbadan hukum yang melakukan kegiatanpenyelenggaraan sekaligus pengusahaanKawasanBerikat.

i. Pengusaha di Kawasan Berikat merangkapPenyelenggara di Kawasan Berikat yangselanjutnyadisebutPDKBadalahbadanhukumyang melakukan kegiatan pengusahaankawasan berikat yang berada di dalamKawasanBerikatmilikPenyelenggaraKawasanBerikat yang berstatus sebagai badan hukumyangberbeda.

j. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnyadisebut NPWP adalah nomor yang diberikankepada Wajib Pajak sebagai sarana dalamadministrasi perpajakan yang dipergunakansebagai tanda pengenal diri atau identitasWajib Pajak dalam melaksanakan hak dankewajibanperpajakannya.

k. Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnyadisebutKPPadalah instansi vertikalDirektoratJenderalPajak

l. WajibPajakBerstatusPusatadalahWajibPajakyang terdaftar di KPP dan memiliki NPWPdengankode3(tiga)digitterakhir000.

m. Wajib Pajak Berstatus Cabang adalah WajibPajakyangterdaftardiKPPdanmemilikiNPWPdengankode3(tiga)digitterakhirselain000.

n. MasaPajakadalahjangkawaktuyangmenjadidasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung,menyetor, dan melaporkan pajak yangterutang dalam suatu jangka waktu tertentusebagaimana ditentukan dalam Undang-UndangKUP

o. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu)tahun kalender kecuali bila Wajib Pajakmenggunakan tahun buku yang tidak samadengantahunkalender

Page 10: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

p. Surat Pemberitahuan Tahunan yangselanjutnya disebut SPT Tahunan adalah suratpemberitahuan yang oleh Wajib Pajakdigunakan untuk melaporkan penghitungandan/atau pembayaran pajak, objek pajakdan/atau bukan objek pajak, dan/atau hartadan kewajiban untuk suatu Tahun Pajak atauBagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undanganperpajakan.

q. Instansi Pemerintah adalah instansipemerintahpusat,instansipemerintahdaerah,dan instansi pemerintah desa, yangmelaksanakan kegiatan pemerintahan sertamemiliki kewenangan dan tanggung jawabpenggunaan anggaran sebagaimana diaturdalam ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan

r. Pemotong atau Pemungut Pajak adalah WajibPajakyangdikenaikewajibanuntukmelakukanpemotongan dan/atau pemungutan pajaksesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangandibidangPPh.

s. Surat Keterangan PPh berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor23 Tahun 2018 yangselanjutnya disebut Surat Keterangan adalahsurat yang diterbitkan oleh Kepala KantorPelayanan Pajak atas nama Direktur JenderalPajak yang menerangkan bahwa Wajib PajakdikenaiPPhberdasarkanPeraturanPemerintahNomor23Tahun2018.

t. SuratKeteranganBebasPemungutanPPhPasal22 Impor, yang selanjutnya disingkat SKBPemungutanPPhPasal22 Impor,adalahsuratketerangan yang menyatakan bahwa WajibPajak memperoleh insentif dibebaskan daripemungutan PPh Pasal 22 impor berdasarkanPMK-86/2020.

u. ProgramPercepatanPeningkatanTataGunaAirIrigasi yang selanjutnya disebut P3-TGAIadalah program perbaikan, rehabilitasi, ataupeningkatan jaringan irigasi dengan berbasisperan serta masyarakat petani yangdilaksanakanolehPerkumpulanPetaniPemakaiAir, Gabungan Perkumpulan Petani PemakaiAir, atau Induk Perkumpulan Petani PemakaiAir.

Page 11: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

v. Perkumpulan Petani Pemakai Air yangselanjutnya disebut P3A adalah kelembagaanpengelolaanirigasiyangmenjadiwadahpetanipemakaiairdalamsuatudaerahlayanan/petaktersier atau desa yang dibentuk secarademokratis oleh petani pemakai air termasuklembagalokalpengelolairigasi

w. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Airyang selanjutnya disebut GP3A adalahkelembagaan sejumlah P3A yang bersepakatbekerja sama memanfaatkan air irigasi danjaringan irigasi pada daerah layanan bloksekunder, gabungan beberapa blok sekunder,atausatudaerahirigasi.

x. Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air yangselanjutnya disebut IP3A adalah kelembagaansejumlahGP3Ayangbersepakatbekerjasamauntuk memanfaatkan air irigasi dan jaringanirigasi pada daerah layanan blok primer,gabungan beberapa blok primer, atau satudaerahirigasi.

y. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnyadisebut PPK adalah Pejabat yang diberikewenangan oleh Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggaran untuk mengambilkeputusan dan/atau tindakan dalam rangkapelaksanaan P3-TGAI di Direktorat JenderalSumberDayaAir.

z. Wajib Pajak Penerima P3-TGAI adalah P3A,GP3A, dan/atau IP3A yang melaksanakan P3-TGAI sebagaimana telah ditetapkan oleh PPKdan disahkan oleh Kepala Satuan Kerja BalaiBesar Wilayah Sungai atau Balai WilayahSungai Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahanRakyat.

aa. Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnyadisebut PPN adalah Pajak Pertambahan NilaisebagaimanadimaksuddalamUndang-UndangPPN.

bb. Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnyadisebut PKP adalah pengusaha yangmelakukan penyerahan Barang Kena Pajakdan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yangdikenai pajak berdasarkan Undang-UndangPPN.

Page 12: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

2. Tata cara pemberian insentif PPh Pasal 21ditanggungPemerintah(PPhPasal21DTP)

a. PPh Pasal 21 DTP diberikan kepada Pegawaidengankriteria:

1) menerima atau memperoleh penghasilandariPemberiKerjayang:

a) memilikiKLUsebagaimanatercantumdalam Lampiran huruf A PMK-86/2020;

b) telah ditetapkan sebagai PerusahaanKITE;atau

c) telah mendapatkan izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB;

2) memilikiNPWP;dan 3) pada Masa Pajak yang bersangkutan

menerima atau memperoleh PenghasilanBrutoyangbersifattetapdanteraturyangdisetahunkan tidak lebih dariRp200.000.000,00(duaratusjutarupiah).

b. Tata cara penyampaian pemberitahuanpemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTPdilakukan melalui sarana elektronik yangdisediakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)sebagaiberikut:

1) PemberiKerjamengajukanpemberitahuanpemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTPsecara daring (online) melalui lamanwww.pajak.go.id;

2) dalamhalPemberiKerjamerupakanWajibPajak Pusat dengan kode KLUsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2ayat(3)hurufaangka1PMK-86/2020danmemiliki cabang, pemberitahuanpemanfaatan insentif PPh Pasal 21ditanggung Pemerintah baik untuk pusatmaupun cabang dilakukan oleh WajibPajakPusat;

3) dalam hal Pemberi kerja yangmemanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTPberdasarkankriteriaPerusahaanKITEataumendapatkan izin Penyelenggara

Page 13: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

KawasanBerikat,izinPengusahaKawasanBerikat, atau izin PDKB, pemberitahuanpemanfaatan insentif diajukan olehWajibPajak Pusat dan/atauWajib PajakCabangyangmemenuhikriteria;

4) jikahasilpengecekansistemaplikasipadalaman www.pajak.go.id, Pemberi Kerjadinyatakan:

a) berhak memanfaatkan insentif PPhPasal 21 DTP, sistem aplikasi akanmenyampaikan notifikasi bahwaPemberi Kerja telah berhasilmenyampaikan pemberitahuanpemanfaatan insentif PPh Pasal 21DTP;

b) tidak berhak memanfaatkan insentifPPh Pasal 21 DTP, sistem aplikasiakan menerbitkan suratpemberitahuan bahwa Pemberi Kerjatidak berhak memanfaatkan insentifPPhPasal21DTP

c. InsentifPPhPasal21DTPdiberikansejakMasaPajak pemberitahuan disampaikan sampaidenganMasaPajakDesember2020.

d. Dengan mempertimbangkan bahwa PMK-86/2020 diundangkan pada tanggal 16 Juli2020, maka pemberitahuan untukmemanfaatkaninsentifPPhPasal21DTPuntukMasaPajakJuli2020dapatdisampaikanpalinglambattanggal10Agustus2020.

e. Tata carapembuatanSuratSetoranPajakPPhPasal21DTPdancetakankodebillingsebagaiberikut:

1) Pemberi Kerja, baik Wajib Pajak Pusatmaupun Wajib Pajak Cabang, yang telahmenyampaikan pemberitahuan atas PPhPasal 21 DTP sebagaimana dimaksudpadahurufbangka2)danangka3)wajibmembuat Surat Setoran Pajak ataucetakan kode billing yang dibubuhi capatau tulisan "PPhPASAL21DITANGGUNGPEMERINTAH EKS PMK NOMOR86/PMK.03/2020";

2) dalam hal Pemberi Kerja telahmenggunakanaplikasie-SPTPPhPasal21

Page 14: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

sebagai sarana penyampaian SuratPemberitahuan (SPT), maka perekamankodeNTPNdigantiperekamankodebillingdengandiawaliangka9secaraelektronikpada aplikasi e-SPT dan jumlah RupiahsebesarnilaiPPhPasal21DTP(misalnya:kode billing yang terbentuk adalah123456789012345, maka kolom NTPNdalam e-SPT diisi dengan9123456789012345);

3) Surat Setoran Pajak atau cetakan kodebillingsebagaimanadimaksudpadaangka1) disimpan dan diadministrasikan olehPemberiKerja.

f. Dalam hal Pemberi Kerja memenuhi kriteriasebagaimanadimaksudpadahurufaangka1)huruf a), huruf b), atau huruf c), namunPemberi Kerja telah melakukan pemotonganPPhPasal 21ataspenghasilan yangdiberikankepadapegawai,maka:

1) Pemberi Kerja dapat melakukanpembetulanSPTMasaPPhPasal21;

2) kelebihan pembayaran PPh Pasal 21sebagai akibat pembetulan SPTsebagaimana dimaksud pada angka 1)dapat:

a) dikompensasikan ke Masa Pajakberikutnya, dalam hal pada MasaPajak berikutnya terdapat PPh Pasal21 terutang yang tidak diberikaninsentif DTP, paling sedikit sebesarkelebihan pembayaran PPh Pasal 21tersebut;atau

b) diajukan pemindahbukuan ataskeseluruhan kelebihan pembayaranPPh Pasal 21 dalam hal pada MasaPajak berikutnya tidak terdapat PPhPasal 21 terutang yang tidakdiberikan insentif DTP, atau atasselisih kelebihan pembayaran PPhPasal 21 dalam hal PPh Pasal 21terutangyangtidakdiberikaninsentifDTP lebih kecil dibandingkan dengankelebihan pembayaran PPh Pasal 21yangmendapatkan insentifPPhPasal21DTP;

Page 15: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

3) dan atas PPh Pasal 21 yang terlanjurdipotong oleh Pemberi Kerja, dibayarkankepadaPegawai.

g. Dalam hal Keputusan Menteri Keuangantentang penetapan Perusahaan KITE, izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKBdicabut, insentif PPh Pasal 21 DTP berakhirsampai dengan Masa Pajak dilakukannyapencabutan.

h. DikecualikandaripemberianinsentifPPhPasal21DTP, dalamhal penghasilan yang diterimaPegawai berasal dari Anggaran PendapatandanBelanjaNegaraatauAnggaranPendapatandan Belanja Daerah, dan PPh Pasal 21 telahditanggungPemerintahberdasarkanketentuanperundang-undangandibidangperpajakan.

i. Dalam hal pegawai yang menerima insentifPPhPasal21DTPmenyampaikanSPTTahunanPPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2020 danmenyatakan kelebihan pembayaran, makakelebihan pembayaran yang berasal dari PPhPasal 21 DTP sebagaimana dimaksud padahurufatidakdapatdikembalikan.

3. Tatacarapemberian insentifPPh finalberdasarkanPP23Tahun2018ditanggungPemerintah(PPhfinalPP23DTP)

a. Insentif PPh final PP 23DTP diberikan kepadaWajib Pajak yang memiliki peredaran brutotertentuterhadapPPhfinalyangterutangataspenghasilan usaha sebagaimana diatur dalamPP23Tahun2018.

b. Pemanfaatan insentif PPh final PP 23 DTPdilakukan dengan menyampaikan laporanrealisasi secara daring (online) melalui lamanwww.pajak.go.id paling lambat tanggal 20pada bulan berikutnya setelah Masa Pajakberakhir.

c. Penyampaian laporan realisasi sebagaimanadimaksudpadahurufbbagiWajibPajakyangbelum memiliki Surat Keterangan danmemenuhi persyaratan sebagaimana diaturdalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor99/PMK.03/2018, dapat diperlakukan

Page 16: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

sebagai pengajuan Surat Keterangan danterhadap Wajib Pajak tersebut dapatditerbitkanSuratKeterangan.

d. Kewajiban penyampaian SPT Masa PPhdianggaptelahdipenuhi,jikaWajibPajaktelahmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksudpadahurufb.

e. Dalam hal Wajib Pajak tidak memilikiperedaran usaha pada bulan tertentu, WajibPajak tidak wajib menyampaikan SPT MasaPPh.

f. Insentif PPh final PP 23 DTP diberikan untukMasa Pajak April 2020 sampai dengan MasaPajakDesember2020.

g. PenghasilanyangmenjadidasarpenghitunganPPh final PP 23 DTP yaitu penghasilan dariusahayangditerimaataudiperolehWajibPajakyang memiliki peredaran bruto tertentudenganmemperhatikanketentuandalamPasal2PP23Tahun2018

h. Tata cara konfirmasi Surat Keterangan olehPemotong atau Pemungut Pajak sebagaiberikut:

1) Pemotong atau Pemungut Pajak, dalamkedudukannya sebagai pembeli ataupengguna jasa, melakukan pemotonganatau pemungutan PPh final berdasarkanPP23Tahun2018dalamhal:

a) Wajib Pajak menyerahkan fotokopiSuratKeterangan;

b) transaksi penjualan atau penyerahanjasa termasuk dalam kelompokpenghasilan dari usaha yang dikenaiPPhfinalberdasarkanPP23Tahun2018;dan

c) transaksi penjualan atau penyerahanjasa termasuk objek pemotonganatau pemungutan PPh sesuaiketentuan umum Undang-UndangPPh;

2) saat terutang PPh atas transaksi denganpihak pemotong atau pemungutberdasarkan PP 23 Tahun 2018

Page 17: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

mengikuti ketentuan yang mengaturmengenai pemotonganataupemungutanPPh sesuai ketentuan umum Undang-UndangPPh;

3) sebelum melakukan pemotongan ataupemungutansebagaimanadimaksudpadaangka1),PemotongatauPemungutPajakmelakukan konfirmasi atas kebenaranSurat Keterangan yang diserahkan olehWajibPajakantaralaindengancara:

a) scanbarcode; b) mengakses laman www.pajak.go.id;

atau c) menghubungiKringPajak; 4) dalam hal Surat Keterangan sesuai hasil

konfirmasimenyatakanbahwa: a) terkonfirmasi, maka Pemotong atau

Pemungut Pajak membuat SuratSetoran Pajak atau cetakan kodebillingyangdibubuhicapatautulisan"PPh FINAL DITANGGUNGPEMERINTAH EKS PMK NOMOR86/PMK.03/2020" dan tidakmelakukan pemotongan ataupemungutanPPh;atau

b) tidak terkonfirmasi, maka Pemotongatau Pemungut Pajak melakukanpemotongan atau pemungutan PPhsesuai ketentuan umumUndangUndangPPh;

5) untuk transaksi impor atau pembelianbarang, jika Surat Keteranganterkonfirmasi Surat Keterangan berfungsijugasebagaiSuratKeteranganBebas;

6) Pemotong atau Pemungut Pajaksebagaimana dimaksud pada angka 4)huruf a) wajibmelaporkan Surat SetoranPajak atau cetakan kode billing yangdibubuhi cap atau tulisan "PPh FINALDITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMKNOMOR86/PMK.03/2020"dalamSPTMasaPPhPasal4ayat(2);

7) dalamhalPemotongatauPemungutPajaksebagaimana dimaksud pada angka 6)

Page 18: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

telah menggunakan aplikasi e-SPT PPhPasal 4 ayat (2) sebagai saranapenyampaianSPT,makaperekamankodeNTPN diganti perekaman kode billingdengan diawali angka 9 dan jumlahRupiah sebesar nilai PPh final PP 23 DTP(misalnya: kode billing yang terbentukadalah 123456789012345, maka kolomNTPN dalam e-SPT diisi dengan9123456789012345);

8) Surat Setoran Pajak atau cetakan kodebillingsebagaimanadimaksudpadaangka4)hurufadisimpandandiadministrasikanolehWajibPajak;

9) dalamhalterdapatkelebihanpembayaranPPh final berdasarkan PP 23 Tahun2018yangtelahdipotongataudipungutoleh pihak lain karena Wajib Pajakmemanfaatkan insentif sebagaimanadimaksud pada huruf a, maka kelebihanpembayaranPPhtersebutdapat:

a) diajukan permohonan pengembalianpajakyangseharusnyatidakterutangolehWajibPajak;atau

b) diajukan permohonanpemindahbukuanolehPemotongatauPemungut Pajak di KPP tempatpembayaran diadministrasikan, kepembayaranpajakWajibPajak.

4. Tata cara pemberian insentif PPh final ataspenghasilandariusaha jasakonstruksiditanggungPemerintah(PPhfinaljasakonstruksiDTP)

a. PPhfinaljasakonstruksiDTPdiberikankepadaWajibPajakPenerimaP3-TGAI.

b. InsentifPPhfinaljasakonstruksiDTPdiberikansejak Peraturan Menteri Keuangan Nomor110/PMK.03/2020 diundangkan sampaidenganMasaPajakDesember2020

c. Tata carapembuatanSuratSetoranPajakPPhfinal jasa konstruksi DTP dan cetakan kodebillingsebagaiberikut:

1) Pemotong Pajak wajib membuat SuratSetoran Pajak atau cetakan kode billingyangdibubuhicapatautulisan"PPhFINAL

Page 19: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

JASA KONSTRUKSI DITANGGUNGPEMERINTAH EKS PMK NOMOR86/PMK.03/2020";

2) Surat Setoran Pajak atau cetakan kodebillingsebagaimanadimaksudpadaangka1) disimpan dan diadministrasikan olehPemotongPajak

d. Pemotong Pajak sebagaimana dimaksud padahuruf c angka 1) wajib melaporkan SuratSetoran Pajak atau cetakan kode billing yangdibubuhi cap atau tulisan "PPh FINAL JASAKONSTRUKSI DITANGGUNG PEMERINTAH EKSPMKNOMOR86/PMK.03/2020"dalamSPTMasaPPhPasal4ayat(2).

e. Dalam hal Pemotong Pajak sebagaimanadimaksud huruf c pada angka 1) telahmenggunakanaplikasi e-SPTPPhPasal 4 ayat(2) sebagai sarana penyampaian SPT,perekamankodeNTPNdigantiperekamankodebilling dengan diawali angka 9 dan jumlahRupiah sebesar nilai PPh final jasa konstruksiDTP (misalnya: kode billing yang terbentukadalah 123456789012345, maka kolom NTPNdalame-SPTdiisidengan9123456789012345)

f. Dalam hal Pemotong Pajak telah melakukanpemotongan PPh final atas penghasilan dariusaha jasa konstruksi yang diterima ataudiperolehWajib Pajak Penerima P3-TGAI sejakdiundangkannya Peraturan Menteri KeuanganNomor110/PMK.03/2020,PPhyangtelahdipotongtersebutdapatdiajukanpermohonanpengembalian pajak yang seharusnya tidakterutangolehWajibPajakPenerimaP3-TGAIkeKPP tempat Wajib Pajak Penerima P3-TGAIterdaftar.

5. TatacarapembebasanPPhPasal22Impor a. Wajib Pajak dibebaskan dari pemungutan PPh

Pasal22Impor,dengankriteria: 1) memiliki kode KLU sebagaimana

tercantum dalam Lampiran huruf H PMK-86/2020;

2) telahditetapkansebagaiPerusahaanKITE;atau

Page 20: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

3) telah mendapatkan izin PenyelenggaraKawasanBerikat,izinPengusahaKawasanBerikat, atau izin PDKB, pada saatpengeluaranbarangdariKawasanBerikatkeTempatLainDalamDaerahPabean.

b. Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22Impor sebagaimana dimaksud pada huruf adiberikan melalui SKB Pemungutan PPh Pasal22Impor

c. Tata cara penyampaian permohonan SKBPemungutan PPh Pasal 22 Impor sebagaiberikut:

1) Wajib Pajak menyampaikan permohonanSKB Pemungutan PPh Pasal 22 Imporsecara daring (online) pada menuPermohonan SKB Pemungutan PPh Pasal22Impormelaluilamanwww.pajak.go.id;

2) atas permohonan SKB Pemungutan PPhPasal 22 Impor sebagaimana dimaksudpada angka 1), berdasarkan pengecekansistemakanditerbitkan:

a) SKBPemungutanPPhPasal22Impor,dalam hal Wajib Pajak memenuhi;atau

b) Surat Penolakan, dalam hal WajibPajaktidakmemenuhi,

kriteria KLU, Perusahaan KITE, izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusaha Kawasan Berikat, atau izinPDKB sebagaimana dimaksud pada hurufa dengan menggunakan contoh formatsebagaimana tercantum dalam LampiranhurufJatauhurufKPMK-86/2020;

3) SKBPemungutanPPhPasal22ImporatauSurat Penolakan diterbitkan segerasetelah Wajib Pajak menyampaikanPermohonan SKB Pemungutan PPh Pasal22Impormelaluilamanwww.pajak.go.id;

4) terkait dengan perpanjangan masapemberian insentif sampai dengan MasaPajak Desember 2020, dalam hal WajibPajaktelahmemilikiSKBPemungutanPPhPasal 22 Impor berdasarkan PeraturanMenteriKeuanganNomor23/PMK.03/2020

Page 21: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

tentang Insentif Pajak untuk Wajib PajakTerdampakWabah Virus Corona dan/atauPeraturan Menteri Keuangan Nomor44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajakuntuk Wajib Pajak Terdampak PandemiCorona Virus Disease 2019, Wajib Pajakdapat melakukan cetak ulang SKBPemungutan PPh Pasal 22 Impor melaluilamanwww.pajak.go.id.

d. Jangka waktu pembebasan dari pemungutanPPhPasal22 Imporberlakusejak tanggalSKBditerbitkan sampai dengan tanggal 31Desember2020.

e. DirektoratJenderalBeadanCukai(DJBC)dapatmelakukan konfirmasi kebenaran SKBPemungutan PPh Pasal 22 Impor yangdiperoleh Wajib Pajak melalui sarana daring(online)ataulayananyangdisediakanolehDJP.

f. Tata cara pencabutan SKB Pemungutan PPhPasal22Imporsebagaiberikut:

1) dalam hal terdapat penetapan KMKmengenai pencabutan Perusahaan KITE,pencabutan izin Penyelenggara KawasanBerikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat,atauizinPDKBditerbitkanolehDJBC,DJBCmengirimkan data dan/atau informasimengenai KMK pencabutan PerusahaanKITE,izinPenyelenggaraKawasanBerikat,Pengusaha Kawasan Berikat, atau izinPDKByangdicabutkepadaDJP;

2) berdasarkan data dan/atau informasisebagaimana dimaksud pada angka 1),DJPsecarajabatanmelakukanpencabutanSKB Pemungutan PPh Pasal 22 Imporsecara sistem melalui lamanwww.pajak.go.id;

3) atas pencabutan SKB Pemungutan PPhPasal 22 Impor sebagaimana dimaksudpada angka 2) Wajib Pajak tidak berhakatas pembebasan pemungutan PPh Pasal22 Impor sejak tanggal diterbitkannyaKMK mengenai pencabutan PerusahaanKITE, pencabutan izin PenyelenggaraKawasanBerikat,izinPengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB.

Page 22: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

6. Tata cara pengurangan besarnya angsuran PPhPasal25

a. PenguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25diberikankepadaWajibPajakdengankriteria:

1) memiliki kode KLU sebagaimanatercantum dalam Lampiran hurufM PMK-86/2020;

2) telahditetapkansebagaiPerusahaanKITE;atau

3) telah mendapatkan izin PenyelenggaraKawasanBerikat,izinPengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB.

b. PenguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25yaitu 50% (lima puluh persen) dari angsuranPPhPasal25yangseharusnya terutanguntuksetiapMasaPajakberdasarkan:

1) penghitungan angsuran PPh Pasal 25sesuai dengan SPT Tahunan PPh Tahun2019;

2) besarnya angsuran PPh Pasal 25 MasaPajak Desember 2019 dalam hal WajibPajak belummenyampaikanSPT TahunanPPhTahun2019;

3) Keputusan pengurangan besarnyaangsuran PPh Pasal 25 dalam hal WajibPajak mengajukan permohonanpengurangan besarnya angsuran PPhPasal25karenapenurunankondisiusaha;atau

4) penghitungan angsuran PPh Pasal 25berdasarkan PeraturanMenteri Keuanganmengenai penghitungan angsuran PajakPenghasilan dalam Tahun Pajak berjalanyang harus dibayar sendiri oleh WajibPajak baru, bank, Badan Usaha MilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,WajibPajak masuk bursa, Wajib Pajak lainnyayang berdasarkan ketentuan diharuskanmembuat laporan keuangan berkala danWajib Pajak orang pribadi pengusahatertentu.

c. Penghitungan angsuran PPh Pasal 25sebagaimana dimaksud pada huruf bmemperhatikan penyesuaian atau

Page 23: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

menggunakan tarif PPh sebagaimanadisebutkan dalam Pasal 5 UU 2 Tahun2020, yang berlaku sejak Masa Pajak bataswaktu penyampaian SPT Tahunan PPh TahunPajak2019(Pasal6PER-08/2020).

d. Tata cara penyampaian pemberitahuanpemanfaatan insentif pengurangan besarnyaangsuran PPh Pasal 25 dilakukan melaluisaranaelektronikyangdisediakanDJPsebagaiberikut:

1) Wajib Pajak mengajukan pemberitahuanpemanfaataninsentifPPhPasal25secaradaring (online) melalui lamanwww.pajak.go.id;

2) dalam hal berdasarkan pengecekansistem aplikasi pada lamanwww.pajak.go.id Wajib Pajak dinyatakanberhak memanfaatkan insentif PPh Pasal25, sistem aplikasi pada lamanwww.pajak.go.id akan menyampaikannotifikasibahwaWajibPajaktelahberhasilmenyampaikan pemberitahuanpemanfaataninsentifPPhPasal25;

3) dalam hal berdasarkan pengecekansistem aplikasi pada lamanwww.pajak.go.id Wajib Pajak dinyatakantidak berhak memanfaatkan insentif PPhPasal 25, sistem aplikasi pada lamanwww.pajak.go.id akan menerbitkan suratpemberitahuan bahwa Wajib Pajak tidakberhak memanfaatkan insentifpengurangan besarnya angsuran PPhPasal25.

e. Insentif pengurangan besarnya angsuran PPhPasal25sebagaimanadimaksudpadahurufbdiberikansejak:

1) Masa Pajak Juli 2020 bagi Wajib Pajakyangtelahmenyampaikanpemberitahuanpemanfaatan insentif penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25;atau

2) Masa Pajak pemberitahuan pemanfaataninsentif pengurangan besarnya angsuranPPhPasal25disampaikan,

sampaidenganMasaPajakDesember2020

Page 24: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

f. Dengan mempertimbangkan bahwa PeraturanMenteri Keuangan Nomor86/PMK.03/2020 diundangkan padatanggal 16 Juli 2020 dan Peraturan MenteriKeuangan Nomor 110/PMK.03/2020diundangkan pada tanggal 14 Agustus 2020,maka pemberitahuan untuk memanfaatkaninsentif pengurangan besarnya angsuran PPhPasal 25 untuk Masa Pajak Juli 2020, dapatdisampaikanpalinglambattanggal15Agustus2020.

g. Wajib Pajak yang berhak memanfaatkaninsentif pengurangan besarnya angsuran PPhPasal25sebagaimanadimaksudpadahurufeangka1),berdasarkan:

1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor23/PMK.03/2020 tentang Insentif PajakuntukWajibPajakTerdampakWabahVirusCorona;

2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajakuntuk Wajib Pajak Terdampak PandemiCoronaVirusDisease2019;dan/atau

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor86/PMK.03/2020 tentang InsentifPajak untuk Wajib Pajak TerdampakPandemiCoronaVirusDisease2019,

tetap dapat memanfaatkan penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25sebesar30%(tiga puluh persen) dari angsuran PPh Pasalyang seharusnya terutang sampai denganMasaPajakJuni2020.

h. Dalam hal Wajib Pajak telah melakukanpembayaran PPh Pasal 25 yang seharusnyadiberikan pengurangan pada Masa Pajaksebagaimanadimaksudpadahurufeangka1)dan huruf f, kelebihan pembayaran PPhtersebutdiperhitungkansebagaiangsuranPPhPasal25MasaPajakberikutnya.

i. Dalam hal Wajib Pajak memilih untukmengajukan pemindahbukuan, kelebihanpembayaran PPh Pasal 25 sebagaimanadimaksud pada huruf h tidak dapatdiperhitungkansebagaiangsuranPPhPasal25MasaPajakberikutnya.

Page 25: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

j. Pemindahbukuansebagaimanadimaksudpadahuruf i dilakukan sesuai dengan ketentuanPeraturan Menteri Keuangan Nomor242/PMK.03/2014 tentang Tata CaraPembayarandanPenyetoranPajak.

k. Dalam hal Keputusan Menteri Keuangantentang penetapan Perusahaan KITE, izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKBdicabut, pengurangan besarnya angsuran PPhPasal 25 berakhir sampai dengan Masa Pajakdilakukannyapencabutan.

7. Ketentuan mengenai penyampaian kembalipemberitahuan pemanfaatan insentif PPh Pasal 21DTP, permohonan SKB Pemungutan PPh Pasal 22Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaataninsentifpenguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25

a. Dalam hal Pemberi Kerja atau Wajib Pajakmendapat:

1) suratpemberitahuanbahwaPemberiKerjatidak berhak memanfaatkan insentif PPhPasal21DTP;

2) surat penolakan atas permohonan SKBPemungutanPPhPasal22Impor;dan/atau

3) surat pemberitahuan bahwa Wajib Pajaktidak berhak memanfaatkan insentifpengurangan besarnya angsuran PPhPasal25,

sehubungan dengan tidak terpenuhinyapersyaratan bahwa Pemberi Kerja/Wajib PajaktelahditetapkansebagaiPerusahaanKITE,izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB,maka Pemberi Kerja atau Wajib Pajak dapatmenyampaikan kembali pemberitahuanpemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP,permohonan SKB Pemungutan PPh Pasal 22Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaataninsentif pengurangan besarnya angsuran PPhPasal 25 secara daring (online)melalui lamanwww.pajak.go.idsepanjang:

a) telah mendapatkan KMK mengenaipenetapan perusahaan KITE, izin

Page 26: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

Penyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusaha Kawasan Berikat, atau izinPDKB;atau

b) telahmemenuhi: (1) ketentuan kode KLU sebagaimana

tercantumdalamLampiranhurufA; (2) ketentuan kode KLU sebagaimana

tercantum dalam Lampiran huruf H;dan/atau

(3) ketentuan kode KLU sebagaimanatercantum dalam Lampiran huruf M,PMK-86/2020.

b. Insentif PPh Pasal 21 DTP dan penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25berlakusejakMasa Pajak pemberitahuan kembalidisampaikan sampai dengan Masa PajakDesember 2020, sedangkan insentifpembebasan pemungutan PPh Pasal 22 Imporberlaku sejak tanggal SKB Pemungutan PPhPasal 22 Impor diterbitkan sampai dengan 31Desember2020.

8. Tata cara penyampaian laporan realisasipemanfaataninsentifPPhPasal21DTP,PPhfinalPP23DTP,PPhfinaljasakonstruksiDTP,pembebasanpemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/ataupenguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25

a. PemberiKerja,PemotongPajak,dan/atauWajibPajakmengunduhformatdanjenisfile laporanrealisasi:

1) PPhPasal21DTP; 2) PPhfinalPP23DTP; 3) PPhfinaljasakonstruksiDTP;dan/atau 4) pembebasan pemungutan PPh Pasal 22

Impor, dilamanwww.pajak.go.id. b. WajibPajakmengisidatarealisasipengurangan

besarnya angsuran PPh Pasal 25 di lamanwww.pajak.go.id.

c. Pemberi Kerja mengunggah file laporanrealisasi sebagaimana dimaksud pada huruf aangka1)yang telahdiisidengan lengkapdanbenar, termasuk kode billing sebagaimana

Page 27: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

dimaksuddalamPasal4ayat(2)PMK-86/2020,melalui saluran tertentu pada lamanwww.pajak.go.id paling lambat tanggal 20bulanberikutnyasetelahMasaPajakberakhir

d. Wajib Pajakmengunggah file laporan realisasisebagaimanadimaksudpadahurufaangka2)yang telah diisi dengan lengkap dan benar,termasuk kode billing sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 ayat (4) PMK-86/2020, melaluisaluran tertentu pada laman www.pajak.go.idpaling lambat tanggal 20 bulan berikutnyasetelahMasaPajakberakhir.

e. Dalam hal Wajib Pajak yang telahmemanfaatkan insentif PPh final PP 23 DTPsebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(3)PMK-86/2020 tidak memiliki penghasilan dariusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat(1)PMK-86/2020dalamsuatuMasaPajak,WajibPajaktidakperlumenyampaikanlaporanrealisasi sebagaimana dimaksud pada huruf aangka2).

f. Pemotong Pajak mengunggah file laporanrealisasi sebagaimana dimaksud pada huruf aangka3)yang telahdiisidengan lengkapdanbenar, termasuk kode billing sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6B ayat (2) PMK-86/2020,melalui saluran tertentupada lamanwww.pajak.go.id paling lambat tanggal 20bulanberikutnyasetelahMasaPajakberakhir

g. Wajib Pajakmengunggah file laporan realisasisebagaimanadimaksudpadahurufaangka4)yang telah diisi dengan lengkap dan benarpalinglambat:

1) tanggal 20 Juli 2020, untuk Masa PajakApril2020sampaidenganMasaPajakJuni2020;dan

2) tanggal20bulanberikutnyasetelahMasaPajakberakhir,untukMasaPajakJuli2020sampai dengan Masa Pajak Desember2020,

melalui saluran tertentu pada lamanwww.pajak.go.id.

h. Wajib Pajak mengisi data realisasisebagaimana dimaksud pada huruf b dengan

Page 28: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

lengkapdanbenarpalinglambat: 1) tanggal 20 Juli 2020, untuk Masa Pajak

April2020sampaidenganMasaPajakJuni2020;dan

2) tanggal20bulanberikutnyasetelahMasaPajakberakhir,untukMasaPajakJuli2020sampai dengan Masa Pajak Desember2020,

melalui saluran tertentu pada lamanwww.pajak.go.id.

i. Dalam hal Pemberi Kerja, Pemotong Pajak,dan/atau Wajib Pajak belum menyampaikanlaporan realisasi sesuai tanggal sebagaimanadimaksudpadahurufc,hurufd,hurufe,huruff, huruf g, dan huruf h sistem informasi DJPakan memberikan notifikasi kepada AccountRepresentativePemberiKerja,PemotongPajak,dan/atau Wajib Pajak bersangkutan untukselanjutnya ditindaklanjuti sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan dibidangperpajakan.

9. Tata cara pengembalian pendahuluan kelebihanpembayaranPPN

a. KPP tempatPKPdiadministrasikanmemprosespermohonan pengembalian pendahuluankelebihanpembayaranpajakbagiPKPBerisikoRendahyangditerimaberdasarkan:

1) SPT, dalam hal PKP mengisi kolompengembalian pendahuluan kelebihanpembayaran pajak berdasarkan Pasal 9ayat (4c)Undang-UndangPPNdalamSPTMasaPPN;atau

2) suratpermohonantersendirisebagaimanadimaksud dalam Lampiran Huruf F PMK-39/2018, untuk permohonanpengembalian pendahuluan atas selisihkelebihanpembayaranpajak yangbelumdikembalikan dalam Surat KeputusanPengembalian Pendahuluan KelebihanPajak (SKPPKP) yang diterbitkansebelumnya, sepanjang terhadap PKPbelum mulai dilakukan tindakanpemeriksaan atau pemeriksaan buktipermulaan secara terbuka atas MasaPajak yang dimohonkan pengembalian

Page 29: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

pendahuluan.

b. Satu surat permohonan yang disampaikantersendiri, digunakan untuk 1 (satu) MasaPajak.

c. DalamhalPKPyangmengajukanpermohonanpengembalian pendahuluan Pasal 9 ayat (4c)Undang-UndangPPNmemenuhipersyaratan:

1) diajukanolehPKPyang: a) memilikiKLUsebagaimanatercantum

dalam Lampiran huruf P PMK-86/2020;

b) telah ditetapkan sebagai PerusahaanKITE;atau

c) telah mendapatkan izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB;

2) jumlah lebih bayar dalam SPT yangdiajukan pengembalian pendahuluanpaling banyak Rp5.000.000.000,00 (limamiliarrupiah);

3) Masa Pajak yang diajukan pengembalianpendahuluanyaituMasaPajakApril 2020sampaidenganDesember2020;dan

4) Permohonan pengembalian pendahuluandisampaikan paling lama tanggal 31Januari2021,

makapermohonanpengembalianpendahuluanPPN tersebut ditindaklanjuti sesuai denganprosedur pengembalian pendahuluan PKPBerisikoRendahsebagaimanadijelaskandalamSuratEdaranDirekturJenderalini.

d. DalamhalPKPyangmengajukanpermohonanpengembalian pendahuluan Pasal 9 ayat (4c)Undang-Undang PPN tidak memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud padahuruf c maka permohonan pengembalianpendahuluan PPN tersebut ditindaklanjutisesuai dengan prosedur pengembalianpendahuluan sebagaimana dijelaskan dalamSurat Edaran Direktur Jenderal NomorSE10/PJ/2018 tentang Petunjuk PelaksanaanPengembalian Pendahuluan Kelebihan

Page 30: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

Pembayaran Pajak bagi Wajib Pajak denganKriteria Tertentu, Wajib Pajak yang MemenuhiPersyaratan Tertentu, dan Pengusaha KenaPajakBerisikoRendah.

e. PKP sebagaimana dimaksud pada huruf cmeliputi PKP yang telah ditetapkan sebagaiPKPBerisikoRendahmaupunPKPyangbelumditetapkansebagaiPKPBerisikoRendah.

f. Kepala KPP menerbitkan SKPPKP berdasarkanpenelitianadministrasiyangmeliputipenelitiankewajiban formal dan penelitian materiilpengembalian pendahuluan kelebihanpembayaranpajakbagiPKPBerisikoRendah.

g. Penelitian kewajiban formal pengembalianpendahuluankelebihanpembayaranpajakbagiPKP Berisiko Rendah sebagaimana dimaksudpadahuruffmeliputi:

1) PKP: a) memiliki kode KLU sebagaimana

tercantum dalam Lampiran huruf PPMK-86/2020;atau

b) melampirkan: (1) Keputusan Menteri Keuangan

mengenai penetapan sebagaiperusahaan yang mendapatfasilitasKITE;atau

(2) Keputusan Menteri Keuanganmengenai izin PenyelenggaraKawasan Berikat, izin PengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB,

padaSPTMasaPPNyangdidalamnyaterdapat permohonan pengembalianpendahuluan kelebihan pembayaranPPN;

2) jumlah lebih bayar dalam SPT Masa PPNtermasuk pembetulan SPT Masa PPNsecara akumulatif tidak melebihiRp5.000.000.000,00(limamiliarrupiah);

3) SPTMasaPPN,pembetulanSPTMasaPPN,termasuk pengajuan surat permohonantersendiri, yang diajukan pengembalianpendahuluanmerupakanMasaPajakApril

Page 31: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

sampai dengan Desember 2020 dandisampaikan paling lama tanggal 31Januari2021;

4) PKP tidak sedang dilakukan pemeriksaanbukti permulaan dan/atau penyidikantindakpidanadibidangperpajakan;dan

5) PKP tidak dipidana karena melakukantindak pidana di bidang perpajakanberdasarkan putusan pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum tetapdalam jangka waktu 5 (lima) tahunterakhir sebelum SPT Masa PPNdisampaikan

h. Penelitianmateriil pengembalianpendahuluankelebihanpembayaranpajakbagiPKPBerisikoRendah sebagaimana dimaksud pada huruf cmeliputi:

1) memastikan kebenaran penulisan danpenghitungan pajak, meliputi kebenaranpenjumlahan, pengurangan, perkalian,dan/atau pembagian suatu bilangandalampenghitunganpajak;

2) PajakMasukan,meliputiFakturPajakataudokumen tertentu yang kedudukannyadipersamakan dengan Faktur Pajak, yangdikreditkanolehPKPBerisikoRendahtelahdilaporkandalamSPTMasaPPNolehPKPyangmenerbitkanFakturPajak;dan

3) Pajak Masukan yang dibayar sendiri olehPKP Berisiko Rendah telah divalidasidenganNTPN.

i. Petugas peneliti tidak perlu melakukanpenelitian terhadap pemenuhan persyaratankegiatan tertentu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 ayat (3) PMK-39/2018 padaMasa Pajak yang diajukan permohonanpengembalianpendahuluan.Kegiatan tertentutersebutmeliputi:

1) eksporBarangKenaPajakBerwujud; 2) penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau

penyerahan Jasa Kena Pajak kepadaPemungutPPN;

3) penyerahan Barang Kena Pajak dan/ataupenyerahanJasaKenaPajakyangPPN-nya

Page 32: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

tidakdipungut; 4) eksporBarangKenaPajakTidakBerwujud;

dan/atau 5) eksporJasaKenaPajak. j. Penelitian Pajak Masukan sebagaimana

dimaksud pada huruf h angka 2) dilakukanberdasarkan aplikasi atau data dan/atauinformasiyangtersediadisisteminformasiDJP.

k. Penelitiansebagaimanadimaksudpadahurufhdilakukandenganketentuansebagaiberikut:

1) Pajak Masukan yang dikreditkan WajibPajak pemohon dan tidak dilaporkandalamSPTMasaPPNPKPyangmembuatFakturPajak,tidakdiperhitungkansebagaibagiandari kelebihanpembayaranpajak;dan/atau

2) PajakMasukanyangdilaporkandalamSPTMasaPPNPKPyangmembuatFakturPajakdan tidak dikreditkan Wajib Pajakpemohon, tidak diperhitungkan sebagaibagiandarikelebihanpembayaranpajak.

l. Penelitian Pajak Masukan sebagaimanadimaksud pada huruf h hanya terbatas padaPajakMasukanyangdilaporkanpadaSPTMasaPPN lebih bayar Masa Pajak yang diajukanpermohonan pengembalian, tidak termasukPajak Masukan pada SPT Masa Pajaksebelumnya yang menyatakan kelebihanpembayaranyangdikompensasikan.

m. AtasnilailebihbayaryangdikompensasikandiMasa Pajak yang dimintakan pengembalianpendahuluan diakui sebesar nilai PPN lebihbayaryangdikompensasikandalamSPTMasaPPN Masa Pajak sebelumnya atau SPT MasaPPN Masa Pajak yang dilakukan pembetulandan mengakibatkan lebih bayar yangselanjutnya dikompensasikan ke Masa Pajaksaatdimintakanpengembalianpendahuluan.

n. Pengembalian pendahuluan kelebihanpembayaranpajaktetapdiberikankepadaPKPmeskipun kelebihan pajak disebabkan karenaadanya kompensasi Masa Pajak sebelumnyadan tidak ada ekspor dan/atau penyerahan

Page 33: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajakpada Masa Pajak yang dimintakanpengembalianpendahuluan.

o. SetelahSKPPKPditerbitkan,atasSPTMasaPPNlebih bayar kompensasi pada Masa Pajaksebelumnya diusulkan untuk dilakukanpemeriksaan sesuai dengan Surat EdaranDirektur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018tentangKebijakanPemeriksaan

p. Berdasarkanhasilpenelitian,KepalaKPP: 1) menerbitkan SKPPKP sesuai dengan

contoh format sebagaimana tercantumdalam Lampiran huruf H PMK-39/2018,dalam hal permohonan pengembalianpendahuluan:

a) memenuhi kewajiban formalsebagaimanadimaksudpadahurufg;dan

b) berdasarkan penelitian materiilsebagaimanadimaksudpadahurufhterdapatkelebihanpembayaranpajakyangdapatdikembalikan;atau

2) tidak menerbitkan SKPPKP danmenerbitkansuratpemberitahuankepadaPKP sesuai dengan contoh formatsebagaimana tercantum dalam Lampiranhuruf G PMK-39/2018, dalam halpermohonanpengembalianpendahuluan:

a) tidak memenuhi kewajiban formalsebagaimanadimaksudpadahurufg;atau

b) berdasarkan penelitian materiilsebagaimanadimaksudpadahurufhtidakterdapatkelebihanpembayaranpajakyangdapatdikembalikan.

q. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian PKPtidak diterbitkan SKPPKP karena tidakmemenuhi kewajiban formal, permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajaktersebutditindaklanjutiberdasarkanketentuanPasal17BUndang-UndangKUP.

r. Dalam hal saat penelitian kewajiban formaldalam rangka pengembalian pendahuluansesuai PMK-86/2020 juga diketahui PKP

Page 34: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

memiliki penetapan sebagai PKP BerisikoRendah yang diterbitkan berdasarkan PMK-39/2018 namun tidak memenuhi syaratberlakunya keputusan penetapan PengusahaKena Pajak Berisiko Rendah, maka KPPmenindaklanjuti dengan melakukanpencabutankeputusanPenetapansebagaiPKPBerisiko Rendah yang dilakukan berdasarkanprosedursebagaimanadimaksudpadahurufEangka9SE-10/PJ/2018

s. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian PKPtidak diterbitkan SKPPKP karena tidakmemenuhi persyaratan materiil, permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajaktersebutditindaklanjutiberdasarkanketentuanPasal17BUndang-UndangKUP.

t. DalamhaljumlahkelebihanpembayaranpajakdalamSKPPKPtidaksamadenganjumlahlebihbayar dalam SPT Masa PPN, makapengembalian atas selisih kelebihanpembayaran pajak yang belum dikembalikandalamSKPPKPtersebutdiprosesdalamhalPKPBerisiko Rendah mengajukan kembalipermohonan pengembalian pendahuluanmelaluisurattersendirisebagaimanadimaksuddalamLampiranHurufFPMK-39/2018.

u. Surat tersendiri sebagaimana dimaksud padahuruf t disampaikan paling lama tanggal 31Januari 2021. Dalam hal permohonanpengembalian pendahuluan melalui surattersendiri disampaikan setelah 31 Januari2021, Kepala KPP tidak menerbitkan SKPPKPdan menindaklanjuti permohonan tersebutdengan menerbitkan surat pemberitahuankepadaPKPsesuaicontohformatsebagaimanatercantum dalam Lampiran huruf G PMK-39/2018.

v. Dalam hal terdapat selisih kelebihanpembayaran pajak yang belum dikembalikandalam SKPPKP dan jangka waktu 31 Januari2021 telah berakhir, selisih kelebihanpembayaran pajak yang belum dikembalikantersebut dapat dikompensasikan ke masapajak berikutnya dengan melakukanpembetulanSPTMasaPPN.

w. DalamhalPKPmenyampaikanpembetulanSPT

Page 35: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

Masa PPN yang diajukan permohonanpengembalian pendahuluan sebelumditerbitkan SKPPKP dan SPT pembetulantersebut telah diterima secara lengkap,makadasar penerbitan SKPPKP adalah SPTpembetulan, dan jangka waktu pengembalianpendahuluan dihitung sejak diterimanya SPTpembetulan.

x. Dalam hal setelah diterbitkan SKPPKP, PKPmenyampaikan SPT Masa PPN pembetulanyangmenyatakanlebihbayardanmengajukanpermohonanpengembalianpendahuluan,sertaatasSPTMasaPPNpembetulantersebuttelahdinyatakan lengkap maka kelebihanpembayaran pajak yang dapat diberikanpengembalian pendahuluan yaitu kredit pajakyang belum dilaporkan dalam SPT Masa PPNyang dilakukan pembetulan yang telahditerbitkanSKPPKP.

y. Dalam hal setelah diterbitkan SKPPKP, PKPmenyampaikan SPT Masa PPN pembetulanyang menyatakan kurang bayar, nihil, ataulebih bayar yang lebih kecil dibandingkandengan nilai SKPPKP pada bagian II huruf DFormulir SPT Masa PPN 1111 dan PKPmengajukan permohonan pengembalianpendahuluan, serta atas SPT pembetulantersebut telah dinyatakan lengkap maka SPTMasa PPN pembetulan tersebut akanmengakibatkanPPNkurangbayarpadabagianIIhurufFFormulirSPTMasaPPN1111setelahmemperhitungkannilai SKPPKPpadabagian IIhuruf E Formulir SPT Masa PPN 1111. Untukselanjutnya:

1) SKPPKP tetap ditindaklanjuti denganpenerbitanSKPKPP;dan

2) PKPdikenakansanksiadministrasiberupabunga sebagaimana dimaksud dalamPasal8ayat(2a)Undang-UndangKUP.

z. Dalam hal PKPmenyampaikan SPT Masa PPNpembetulan tidak memperhitungkan nilaiSKPPKP yang telah diterbitkan pada bagian IIhuruf D Formulir SPT Masa PPN 1111, dandalam hal jika nilai SKPPKP tersebutdiperhitungkan mengakibatkan SPT Masa PPNpembetulan menjadi kurang bayar, makaditindaklanjutidengan:

Page 36: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

1) menyampaikan SP2DK kepada PKPtersebut untuk melakukan pembetulanSPTMasaPPN;dan

2) menerbitkan Surat Tagihan Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 14ayat (1) huruf b Undang-Undang KUPdalam hal PKP tidak melakukanpembetulan SPT Masa PPN sebagaimanadimaksudpadaangka1).

aa. Dalam hal telah diterbitkan SKPPKP dan PKPmenyampaikan SPT Masa PPN pembetulandengan permohonan pengembalian kelebihanpembayaran pajak sesuai dengan ketentuanPasal 17B Undang-Undang KUP, ataskelebihanpembayaranpajak berdasarkanSPTpembetulan diproses melalui ketentuan Pasal17BUndang-UndangKUP.

bb. SKPPKP atau pemberitahuan sebagaimanadimaksudpadahurufp,diterbitkanpalinglama1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanyapermohonan.

cc. Yang dimaksud dengan tanggal diterimanyapermohonan sebagaimana dimaksud padahurufbbadalah:

1) tanggal bukti penerimaan SPT Masa PPNatau surat permohonan, dalam hal SPTMasa PPN atau surat permohonandisampaikansecaralangsung;

2) tanggalpenyampaianSPTMasaPPNatausuratpermohonansecara lengkap,dalamhal SPT atau surat permohonandisampaikanmelaluipos,perusahaanjasaekspedisi,ataujasakurir;atau

3) tanggalpenyampaianSPTMasaPPNatausuratpermohonansecara lengkap,dalamhalSPTMasaPPNatausuratpermohonandisampaikan melalui saluran tertentu (e-filing) yang ditetapkan Direktur JenderalPajak.

dd. Tanggal penyampaian SPT Masa PPN diterimasecara lengkap sebagaimana dimaksud padahurufccditentukanberdasarkanpenelitianSPTMasa PPN yang dilakukan oleh KPP sesuaidenganPeraturanDirekturJenderalPajakyang

Page 37: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

mengatur mengenai tata cara penyampaian,penerimaan, dan pengolahan SuratPemberitahuan.

ee. Dalam hal jangka waktu sebagaimanadimaksudpadahurufbbterlampauidanKepalaKPP tidak menerbitkan SKPPKP ataupemberitahuan, permohonan PKP dianggapdikabulkan dan Kepala KPP menerbitkanSKPPKPpaling lama3 (tiga)hari kerja setelahjangka waktu sebagaimana dimaksud padahurufbbberakhir.

ff. SKPPKP yang telah diterbitkan ditindaklanjutidengan penerbitan SKPKPP sesuai denganketentuan dan prosedur sebagaimanadimaksud dalam Peraturan Menteri KeuanganNomor 244/PMK.03/2015 tentang TataCara Penghitungan dan PengembalianKelebihanPembayaranPajak.

gg. Prosedur penyelesaian pengembalianpendahuluankelebihanpembayaranpajakbagiPengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah yaitusebagaimanaditetapkandalamLampiranhurufA yang merupakan bagian yang tidakterpisahkandariSuratEdaranDirekturJenderalini.

10. Ketentuanmengenai kodeKLU yangmendapatkaninsentif PPh Pasal 21 DTP, pembebasan PPh Pasal22 Impor, pengurangan besarnya angsuran PPhPasal25,danpengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN

a. BagiPemberiKerjadan/atauWajibPajakyangtelah memiliki kewajiban menyampaikan SPTTahunanPPhpadatahun2018,kodeKLUyangdigunakan yaitu kode KLU sebagaimana yangtercantum dan telah dilaporkan dalam SPTTahunanPPhTahunPajak2018baik:

1) SPTTahunanPPhTahunPajak2018statusnormal;atau

2) SPTTahunanPPhTahunPajak2018statuspembetulan,yangdisampaikanolehWajibPajak baik sebelum maupun setelahtanggalberlakunyaPMK-86/2020.

b. Bagi Pemberi Kerja yang belum atau tidakmemilikikewajibanpenyampaianSPTTahunanPPh Tahun Pajak 2018, kode KLU yang

Page 38: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

digunakan sebagai dasar pemberian insentifPPhPasal21DTPyaitukodeKLUyangterdapatdalam administrasi perpajakan (Master File)WajibPajakPusat.

c. Bagi Wajib Pajak yang baru terdaftar setelahTahun Pajak 2018, kode KLU yang digunakansebagaidasarpemberianinsentifpembebasanPPhPasal22Impordanpenguranganbesarnyaangsuran PPh Pasal 25 yaitu kode KLU yangterdapat dalam administrasi perpajakan(MasterFile)WajibPajak.

d. Dalamhal terdapat ketidaksesuaian kode KLUsehingga Pemberi Kerja dan/atau Wajib Pajaktidak termasuk dalam kode KLU dalamlampiran PMK-86/2020 padahal KLU yangsebenarnyatermasukdalamlampirantersebut,karenabeberapasebabdiantaranya

1) tidak menuliskan kode KLU pada SPTTahunanPPhTahunPajak2018;

2) belummelakukanpelaporanSPTTahunanPPhTahunPajak2018;atau

3) salahmencantumkankodeKLUpadaSPTTahunanPPhTahunPajak2018

Pemberi Kerja dan/atau Wajib Pajak dapatmelakukan pembetulan KLU tersebut melaluipenyampaian SPT Tahunan PPh Tahun Pajak2018 baik berstatus normal atau pembetulan,sepanjang atas SPT Tahunan PPh Tahun Pajak2018 belum dilakukan pemeriksaansebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(1)Undang-UndangKUP.

e. Dalam hal SPT Tahunan Tahun Pajak 2018sudah atau sedang dilakukan pemeriksaan,kode KLU yang digunakan yaitu kode KLUsebagaimana yang tercantum dalam MasterFile Wajib Pajak, dengan ketentuan bahwaPemberiKerjadan/atauWajibPajak:

1) dapat melakukan perubahan kode KLUmelalui penyampaian permohonanperubahan data sehingga sesuai dengankodeKLUyangsebenarnya;atau

2) tidak perlu melakukan perubahan kodeKLU dalam hal kode KLU Pemberi Kerjadan/atauWajibPajaktelahsesuaidengan

Page 39: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

KLUyangsebenarnya. f. DalamhalPemberiKerjadan/atauWajibPajak

mencantumkan kode KLU dalam SPT TahunanPPh Tahun Pajak 2018, baik yang berstatusnormalataupembetulan,termasukdalamkodeKLUdalamlampiranPMK-86/2020,namunkodeKLUdalamSPTtersebutberbedadengankodeKLUpada:

1) Surat Keterangan Terdaftar Wajib Pajak;atau

2) MasterFileWajibPajak, maka Pemberi Kerja dan/atau Wajib Pajak

tersebut tetap berhak mendapatkan insentifPPh Pasal 21 DTP, pembebasan PPh Pasal 22Impor, pengurangan besarnya angsuran PPhPasal25,dan/ataupengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN.

11. Ketentuan mengenai perusahaan KITE, izinPenyelenggara Kawasan Berikat, izin PengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKByangmendapatkaninsentif PPh Pasal 21 DTP, pembebasan PPh Pasal22 Impor, pengurangan besarnya angsuran PPhPasal25,danpengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN.

a. Pengajuan pemberitahuan/permohonandilampiridenganKeputusanMenteriKeuanganmengenaipenetapansebagaiPerusahaanKITE,izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izinPengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB.

b. Keputusan Menteri Keuangan sebagaimanadimaksud pada huruf a yaitu KeputusanMenteri Keuangan yang ditetapkan sebelumdansetelahPMK-86/2020berlaku.

12. Tata cara pengawasan atas pemanfaatan insentifPPhPasal21DTP,PPhfinalPP23DTP,PPhfinaljasakonstruksi DTP, pembebasan PPh Pasal 22 Impor,penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25,danpengembalianpendahuluankelebihanpembayaranPPN

a. Pengawasan atas pemanfaatan insentif PPhPasal21DTP,pembebasanPPhPasal22Impor,penguranganbesarnyaangsuranPPhPasal25,pengembalian pendahuluan kelebihanpembayaranPPN,danPPhfinaljasakonstruksi

Page 40: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

DTPadalahsebagaiberikut: 1) dalam hal Pemberi Kerja telah

memanfaatkan fasilitas insentif PPh Pasal21 DTP kemudian diketahui berdasarkandata dan/atau informasi yangmenunjukkankeadaansebenarnyabahwaPemberi Kerja tidak termasuk KLU dalamlampiran PMK-86/2020 atau tidak berhakmendapatkan insentif PPh Pasal 21 DTP,maka diterbitkan SP2DK agar PemberiKerjamenyetorkan kembali PPh Pasal 21terutang yang seharusnya dipotong danmelakukan pembetulan SPT Masa PPhPasal21;

2) dalam hal Wajib Pajak telahmemanfaatkanpembebasanPPhPasal22Impor dan pengurangan besarnyaangsuran PPh Pasal 25 padahalberdasarkandatadan/atauinformasiyangdiketahui bahwa Wajib Pajak tidaktermasuk KLU dalam Lampiran PMK-86/2020atau tidak termasukperusahaanyang mendapatkan fasilitas KITE, izinPenyelenggara Kawasan Berikat,izinPengusahaKawasanBerikat,atauizinPDKB,makaditerbitkanSP2DKagarWajibPajak melakukan pembayaran PPh Pasal22ImpordanPPhPasal25;

3) dalam hal Wajib Pajak tidak melakukanpembetulansebagaimanadimaksudpadaangka1),dapatditerbitkanSuratTagihanPajak sesuai Pasal 14 ayat (1) huruf bUndang-Undang KUP untuk menagihkekurangan pembayaran PPh Pasal 21terutang sebagaimana dimaksud padaangka1);

4) penerbitan Surat Tagihan Pajaksebagaimana dimaksud pada angka 3)tidak dilakukan jika Wajib Pajak selakuPemberi Kerja telah memperhitungkandan membayar kekurangan pemotonganPPh Pasal 21 yang seharusnya tidakmendapatkan fasilitas PPh Pasal 21 DTPdalam penghitungan PPh Pasal 21terutangdiMasaPajakDesember;

5) dalam hal Wajib Pajak tidak melakukan

Page 41: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

pembetulansebagaimanadimaksudpadaangka2),dapatditerbitkanSuratTagihanPajak sesuai Pasal 14 ayat (1) huruf aUndang-UndangKUP;

6) penerbitan Surat Tagihan Pajaksebagaimana dimaksud pada angka 5)tidak dilakukan jika SPT Tahunan PPhTahunPajak2020telahdisampaikan;

7) penerbitan Surat Tagihan Pajaksebagaimana dimaksud pada angka 3)atau angka 5), dilakukan dengan terlebihdahulumemastikankebenaranKLUdalamSPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018melalui pelaksanaan pemeriksaan tujuanlain dalam rangka pencocokan datadan/atau alat keterangan ataupemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhankewajibanperpajakan;

8) hasilpemeriksaansebagaimanadimaksudpada angka 7) juga dapat digunakansebagai dasar perubahan data KLUWajibPajakdalamMasterFileWajibPajak;

9) dalamhalterdapat: a) kelebihan pembayaran PPh yang

diperhitungkan sebagaimanadimaksuddalamangka6hurufh;dan

b) kekurangan pembayaran angsuranPPh Pasal 25 Masa Pajak Agustus2020 atau Masa Pajak berikutnya(MasaPajakbersangkutan),

KPP memastikan bahwa pembayaranangsuran PPh Pasal 25 Masa Pajakbersangkutan ditambah kelebihanpembayaran PPh yang diperhitungkansebagaimana dimaksud dalam angka 6huruf h adalah sebesar 50% (lima puluhpersen)dari angsuranPPhPasal 25yangseharusnya terutang pada Masa Pajakbersangkutan;

10) dalam hal PKP telah diterbitkan SKPPKP,namun berdasarkan data dan/atauinformasi yang menunjukkan keadaansebenarnya bahwa Wajib Pajak tidaktermasuk KLU dalam lampiran PMK-86/2020 atau tidak termasuk

Page 42: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

perusahaan yang mendapatkanpengembalian pendahuluan, makaterhadap Masa Pajak diterbitkannyaSKPPKP diusulkan untuk dilakukanpemeriksaan;

11) Kepala KPP berwenang melakukanpembinaan, penelitian, pengawasandan/atau pengujian kepatuhan terhadapWajib Pajak yang memanfaatkan fasilitasPPh final jasa konstruksi DTP sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangandibidangperpajakan.

b. Pengawasan atas pemanfaatan insentif PPhfinalPP23DTPadalahsebagaiberikut:

1) dalam hal Wajib Pajak telahmemanfaatkan insentif PPh final PP 23DTP,namuntidakmenyampaikanlaporanrealisasi sebagaimana dimaksud dalamPasal6ayat(1)PMK-86/2020,makaWajibPajaktersebuttidakdapatmemanfaatkaninsentifPPhfinalPP23DTPdan:

a) wajib menyetorkan PPh final sebesar0,5% atas penghasilan dari usahayangdikenaiPPhfinalberdasarkanPP23Tahun2018;atau

b) wajib melaksanakan kewajibanperpajakan sesuai ketentuan umumUndang-UndangPPhataspenghasilanselain penghasilan sebagaimanadimaksudhurufa);

2) dalam hal Wajib Pajak telahmemanfaatkan insentif PPh final PP 23DTPsertamenyampaikanlaporanrealisasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (1) PMK-86/2020, namun tidaktermasuk Wajib Pajak yang dikenai PPhberdasarkan PP 23 Tahun 2018,maka atas penghasilan tersebut WajibPajak:

a) tidak dapat memanfaatkan PPh finalPP23DTP;dan

b) wajib melaksanakan kewajibanperpajakan sesuai ketentuan umumUndang-UndangPPh;

Page 43: 86/PMK.03/2020dsk-global.com/shared-files/498/document-rp-se-47-pj...DTP, permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, dan/atau pemberitahuan pemanfaatan

3) Kepala KPP berwenang melakukanpembinaan, penelitian, pengawasandan/atau pengujian kepatuhan terhadapWajib Pajak yang memanfaatkan fasilitasPPh final PP 23 DTP sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangandibidangperpajakan.

F. Penutup

1. Dengan berlakunya Surat EdaranDirektur Jenderalini, maka Surat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor SE-43/PJ/2020 tentang PetunjukPelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor86/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untukWajib Pajak Terdampak Pandemi Corona VirusDisease2019dicabutdandinyatakantidakberlaku

2. Surat Edaran Direktur Jenderal ini mulai berlakusejak tanggal diundangkannya Peraturan MenteriKeuangan Nomor 110/PMK.03/2020 yaitutanggal14Agustus2020.

3. Dengan diterbitkannya Surat Edaran DirekturJenderal ini, diminta agar seluruh unit terkait dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak melakukanpengawasan sehubungan dengan pelaksanaanSurat Edaran Direktur Jenderal ini di lingkunganwilayahkerjamasing-masing.

Demikian Surat Edaran Direktur Jenderal ini disampaikanuntukdiketahuidandilaksanakansebagaimanamestinya.DitetapkandiJakartapadatanggal25Agustus2020DIREKTURJENDERAL,ttd.SURYOUTOMO