86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

19
KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA BENCANA A. Pendahuluan Indonesia langganan bencana, sejak bencana Tsunami yang melanda Asia Tenggara, khususnya Aceh dan P.Nias pada 2004 lalu.Mulai dari banjir bandang di Jember, gempa Jogja dan ancaman merapinya, banjir lagi di Banjarmasin gempa danTsunami di Pangandaran, Jabar, gempa Maluku walaupun berskala kecil, kebakaran hutan di Sumatera & Kalimantan,runtuhnya timbunan sampah di Bekasi yang memakan korban sampailah bencana teranyar plus terlama.Lumpur panas PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo yang berhasil pecahkan rekor lebih dari 115 hari. Melihat fenomena itu tentu banyak yang jadi korban baik nyawa, materi, dan masa depan. Sayangnya seperti yang selalu kita ketahui bahwa kita semua selalu menyiapkan penanggulangan ”emergency” saat bahaya sudah datang. B. Definisi Bencana Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan 1

Transcript of 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

Page 1: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA BENCANA

A. Pendahuluan

Indonesia langganan bencana, sejak bencana Tsunami yang melanda Asia

Tenggara, khususnya Aceh dan P.Nias pada 2004 lalu.Mulai dari banjir bandang

di Jember, gempa Jogja dan ancaman merapinya, banjir lagi di Banjarmasin

gempa danTsunami di Pangandaran, Jabar, gempa Maluku walaupun berskala

kecil, kebakaran hutan di Sumatera & Kalimantan,runtuhnya timbunan sampah di

Bekasi yang memakan korban sampailah bencana teranyar plus terlama.Lumpur

panas PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo yang berhasil pecahkan rekor

lebih dari 115 hari.

Melihat fenomena itu tentu banyak yang jadi korban baik nyawa, materi,

dan masa depan. Sayangnya seperti yang selalu kita ketahui bahwa kita semua

selalu menyiapkan penanggulangan ”emergency” saat bahaya sudah datang.

B. Definisi Bencana

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana

adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan

ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan

pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari

pihak luar.

Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact

of a natural or man-made hazards that negatively effects society or environment

(bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang

berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-Undang

No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan

beberapa istilah terkait dengan bencana.

Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

1

Page 2: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan olehalam antara lain berupa gempa bumi,

tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanahlongsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian

peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,

epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat.Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola

kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak,

menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial

masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP).

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial

antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.Sedangkan definisi

bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan

kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya

derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan

respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.

C. Jenis Bencana

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:

1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami

seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa

bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan

lainnya.

2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-

kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat

udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan,

2

Page 3: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan

lainnya.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:

1. Bencana Lokal

Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah

sekitarnya yang berdekatan.Bencana terjadi pada sebuah gedung

atau bangunan-bangunan disekitarnya.Biasanya adalah karena

akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme,

kebocoran bahan kimia dan lainnya.

2. Bencana Regional

Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area

geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor

alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.

D. Fase-fase Bencana

Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu

bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.

1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana.

Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya

pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah,

lembaga, dan warga masyarakat.

2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-

saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup

(survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan

bantuan-bantuan darurat dilakukan.

3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari

fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada

fungsi komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para

korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah,

tawar-menawar, depresi hingga penerimaan.

3

Page 4: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

E. Evolusi Pandangan Terhadap Bencana

1. Pandangan Konvensional

Bencana merupakan sifat alam

Terjadinya bencana:

kecelakaan (accident);

tidak dapat diprediksi;

tidak menentu;

tidak terhindarkan;

tidak terkendali.

Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari

pihak luar.

2. Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam

Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan

kehidupan manusia.Karena kekuatan alam yang luar biasa. Proses

geofisik, geologi dan hidrometeorologi. Tidak memperhitungkan

manusia sebagai penyebab bencana.

3. Pandangan Ilmu Terapan

Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya ketahanan atau

kerusakan akibat bencana.Pengkajian bencana ditujukan pada upaya

meningkatkan kekuatan fisik strukturbangunan untuk memperkecil

kerusakan.

4. Pandangan Progresif

Menganggap bencana sebagai bagian dari pembangunan masyarakat

yang ‘normal’.Bencana adalah masalah yang tidak pernah

berhenti.Peran sentral dari masyarakat adalah mengenali bencana itu

sendiri.

5. Pandangan Ilmu Sosial

Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat

menghadapi bahaya.Ancaman adalah alami, tetapi bencana bukan

alami. Besaran bencana tergantungperbedaan tingkat kerawanan

masyarak

4

Page 5: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

6. Pandangan Holistik

Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerability),

serta kemampuanmasyarakat dalam menghadapi risiko.Gejala alam

menjadi ancaman jika mengancamhidup dan harta-benda. Ancaman

akan berubah menjadi bencana jika bertemu dengankerentanan.

F. Hal-hal yang Mendorong Pergeseran Paradigmatik

Kesadaran akan beragamnya postur bencana

Ukuran spektakular atau kecil

Meluas atau lokal

Homogen atau kompleks

Pendekatan konvensional tidak lagi mampu menjelaskan fenomena

bencana

Infus pelajaran dari berbagai lapangan termasuk dari disiplin studi

pembangunan

G. Paradigma-paradigma Penanggulangan Bencana

1. Daur Penanggulangan Bencana

Memandang bencana sebagai rentetan kejadian dengan fokus ketika,

sebelumdan sesudah bencana.

2. Model Kue-marmer

 Upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan setiap saat,

masing-masing meluas atau menyempit, tergantung pada risiko yang

dihadapi.

3. Tabrakan Unsur Ancaman-Kerentanan

Upaya mengatasi (melepaskan tekanan) kerentanan (tekanan) yang

berakar  pada proses proses sosial ke arah masyarakat yang aman,

berdaya tahan, dan berkesinambungan.

4. Pengurangan Risiko

Upaya-upaya untuk mengatasi secara komprehensif dan terpadu

untuk mengurangi risiko bencana

5

Page 6: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

H. Definisi Manajemen Bencana

Manajemen bencana adalah proses yang sistematis dimana didalamnya

termasuk berbagai macam kegiatan yang memanfaatkan kemampuan dari

kebijakan pemerintah, juga kemampuan komunitas dan individu untuk

menyeseuaikan diri dalam rangka meminamalisir kerugian.

Tindakan-tindakan tersebut pada umumnya meliputi kegiatan-kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengarahan, pemantauan, evaluasi

dan pengendalian yang dapat teraktualisasi dalam bentuk sekumpulan kebijakan

dan keputusan administratif maupun aktivitas-aktivitas yang bersifat operasional.

I. Tujuan Manajemen bencana

Tujuan manajemen bencana yang baik adalah:

1. Menghindari kerugian pada individu, masyarakat, dan Negara

melalui tindakan dini.

2. Meminimalisasi kerugian pada individu, masyarakat dan Negara

berupa kerugian yang berkaitan dengan orang, fisik, ekonomi, dan

lingkungan bila bencana tersebut terjadi, serta efektif bila bencana

itu telah terjadi.

3. Meminimalisasi penderitaan yang ditanggung oleh individu dan

masyarakat yang terkena bencana. Membantu individu dan

masyarakat yang terkena bencana supaya dapat bertahan hidup

dengan cara melepaskan penderitaan yang langsung dialami.

4. Memberi informasi masyarakat danpihak berwenang mengenai

resiko.

5. Memperbaiki kondisi sehingga indivudu dan masyarakat dapat

mengatasi permasalahan akibat bencana.

6

Page 7: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

J. Fase Pada Manajemen Bencana

Manajemen bencana dapat dibagi menjadi beberapa fase:

1. Fase Mitigasi

Mitigasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengurangi resiko

dan potensi kerusakan akibat keadaan darurat.Analisa demografi populasi rentan

dan kemampuan komunitas harus dianalisa. Mitigasi mencakup pendidikan

kepada publik tindakan untuk menyiapkan bencana pada individu,keluarga,dan

komunitas. Dimulai dengan mengidentifikasi hazard potensial yang

mempengaruhi operator organisasi.

Indonesia kini tengah menuju mitigasi/tindakan preventif.Mitigasi yang

dilakukan adalah dengan pembangunan struktural dan non struktural di daerah

rentan gempa dan bencana alam lainnya.Tindakan mitigasi struktural contohnya

dengan pemasangan sistem informasi peringatan dini tsunami, yang bekerja

setelah terjadi gempa.Mitigasi non struktural adalah penataan ulang tata ruang

area rentan bencana.

2. Fase kesiapsiagaan dan pencegahan (Prevention phase)

Fase kesiapsiagaan adalah fase dimana dilakukan persiapan yang baik

dengan berbagai tindakan untuk meminamalisir kerugian yang ditimbulkan akibat

terjadinya bencana dan menyusun perencanaan agara dapat melakukan kegiatan

pertolongan serta perawatan yang efektif saat terjadi bencana. Tindakan terhadap

bencana menurut PBB ada 9 kerangka: pengkajian terhadap kerentanan; membuat

perencanaan; pengorganisasian; sistem informasi; pengumpulan sumber daya;

sistem alarm; mekanisme tindakan; pendidikan dan pelatihan penduduk; gladi

resik.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanganan Bencana baik

tingkat Nasional dan Daerah telah diusahakan sekeras mungkin.Contohnya

pemetaan daerah rawan bencana gempa, regionalisasi daerah bencana gempa,

penetapan daerah yang menjadi wilayah basis pencapaian lokasi bencana gempa,

serta penetapan daerah lokasi evakuasi saat dilakukan penanganan korban gempa

bumi.

7

Page 8: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

3. Fase tindakan (Respon phase)

Fase tindakan merupakan fase dimana dilakukan berbagai aksi darurat

yang nyata untuk menjaga diri sendiri atau harta kekayaan.Tujuan dari fase

tindakan adalah mengontrol dampak negatif dari bencana. Aktivitas yang

dilakukan: instruksi pengungsiaan; pencarian dan penyelamatan korban;

menjamin keamanan dilokasi bencana; pengkajian terhadap kerugian akibat

bencana; pembagian dan penggunaan alat perlengkapan pada kondisi darurat;

pengiriman dan penyerahan barang material; dan menyediakan tempat

pengungsian. Fase tindakan dibagi menjadi fase akut dan fase sub akut. Fase akut,

48 jam pertama sejak bencana terjadi disebut fase penyelamatan dan pertolongan

medis darurat sedangkan fase sub akut terjadi sejak 2-3 minggu.

4. Fase pemulihan

Fase pemulihan merupakan fase dimana individu atau masyarakat dengan

kemampuannya sendiri dapat memulihkan fungsinya seperti kondisi

sebelumnnya.Pada fase ini orang-orang mulai melakukan perbaikan darurat

tempat tinggal, mulai sekolah atau bekerja, memulihkan lingkungan tempat

tinggalnya.Fase ini merupakan masa peralihan dari kondisi darurat ke kondisi

tenang.

5. Fase Rehabilitasi

Fase Rehabilitasi merupakan fase dimana individu atau masyarakat

berusaha mengembalikan fungsi fungsi-fungsinya seperti sebelum bencana dan

merencanakan rehabilitasi terhadap seluruh komunitas.Keadaannya mengalami

perubahan dari sebelum bencana.

K. Pelayanan Medis Bencana Berdasarkan Siklus Bencana

Pelayanan medis akan berubah dalam menanggulangi setiap siklus

bencana

1. Fase Akut pada siklus bencana

8

Page 9: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

Prioritas di lokasi bencana, pertolongan terhadap korban luka dan

evakuasi dari lokasi berbahaya ke tempat yang aman.3 T (triage, treatment, dan

transportation) penting untuk menyelamatkan korban luka sebanyak

mungkin.Pada fase ini juga dilakukan perawatan terhadap mayat.

2. Fase menengah dan panjang pada siklus bencana

Fase perubahan pada lingkungan tempat tinggal. Pada fase ini harus

memperhatikan segi keamanan, membantu terapi kejiwaan korban bencana,

membantu kegiatan untuk memulihkan kesehatan hidup dan membangun kembali

komunitas social

3. Fase tenang pada siklus bencana

Fase tidak terjadi bencana, pada fase ini diperlukan pendidikan

penanggulangan bencana saat bencana terjadi, pelatihan pencegahan bencana pada

komunitas dengan melibatkan penduduk setempat, pengecekan dan pemeliharaan

fasilitas peralatan pencegahan bencana baik di daerah maupun fasilitas medis,

serta membangun sistem jaringan bantuan

L. Peran Perawat Komunitas Dalam Manajemen Kejadian Bencana

Perawat komunitas dalam asuhan keperawatan komunitas memiliki

tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi ancaman bencana baik selama

tahap preimpact, impact/emergency, dan postimpact

Peran perawat disini bisa dikatakan multiple;

– sebagai bagian dari penyusun rencana,

– pendidik,

– pemberi asuhan keperawatan

– bagian dari tim pengkajian kejadian bencana.

1. Tujuan utama

Tujuan tindakan asuhan keperawatan komunitas pada bencana ini adalah

untuk mencapai kemungkinan tingkat kesehatan terbaik masyarakat yang terkena

bencana tersebut

9

Page 10: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

2. Peran Perawat

a. Peran dalam Pencegahan Primer

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra

bencana ini, antara lain:

mengenali instruksi ancaman bahaya;

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency

(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda)

melatih penanganan pertama korban bencana.

Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan,

palang merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan

dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan

menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat

Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :

usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)

pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong

anggota keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan,

dan pertolongan pertama luka bakar

memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti

dinas kebakaran, RS dan ambulans.

Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa

(misal pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai)

Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau

posko-posko bencana

b. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat (Impact Phase)

Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat

setelah keadaan stabil.Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim

survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu

juga perawat sebagai bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan

pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama.Ada

10

Page 11: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih

efektif. (Triase )

TRIASE :

Merah---paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam

kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok,

trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan

kesadaran, luka bakar derajat I-II

Kuning --- penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury

dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena

dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama

30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel,

fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat

II

Hijau --- prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur

tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan

dislokasi

Hitam --- meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat

selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal

c. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana

Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan

sehari-hari

Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian

Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan

penanganan kesehatan di RS

Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian

Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus

bayi, peralatan kesehatan

Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit

menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri

dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa

11

Page 12: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban

(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan

mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,

insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)

Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat

dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi

bermain.

Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para

psikolog dan psikiater

Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan

kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi

d. Peran perawat dalam fase postimpact

Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial,

dan psikologis korban.

Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali

pada kehidupan normal.

Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka

waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan

dimana kecacatan terjadi

12

Page 13: 86991834 Keperawatan Komunitas Pada Bencana

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & Makfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan

praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Turkanto.2006. Splinting & Bandaging. Kuliah Keperawatan Kritis. Surabaya:

PSIK Universitas Airlangga.

www.ferryefendi.blogspot.com/2007/12/konsep-bencana-disaster.html

www.kangmunawar.com/bencana/pengertian-dan-istilah-istilah-bencana

www.id.wikipedia.org/wiki/bencana

13