85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

29
Kimia Air C reated by ZULFITRI 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya serangkaian proses di dalam IPAM utamanya adalah untuk menurunkan kadar kekeruhan air baku. Proses koagulasi-flokulasi diperlukan sebagai tahap awal dalam menurunkan kekeruhan air baku. Dimana zat padat yang terdapat di dalam air berukuran sangat kecil dan tidak dapat mengendap dengan cepat, sehingga diperlukan suatu zat pembantu untuk memperbesar ukurannya agar dapat mengendap dengan cepat. Untuk mengatasi kesulitan bilamana kualitas air baku tidak baik, maka proses koagulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan bahan kimia. Supaya proses berjalan dengan efektif, maka perlu dilakukan yang diantaranya adalah tahap preklorinasi dan Jar test. Jar test adalah suatu metode untuk mengevaluasi proses-proses koagulasi-flokulasi. Apabila percobaan dilakukan secara tepat, maka informasi yang diperoleh akan berguna untuk membantu operator instalasi dalam mengoptimalkan proses-proses koagulasi-flokulasi dan penjernihan, serta bagi para ahli teknik ( engineer ) dalam merancang bangunan IPA yang baru atau memperbaiki instalasi yang ada. 1

Transcript of 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Page 1: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Pada dasarnya serangkaian proses di dalam IPAM utamanya adalah

untuk menurunkan kadar kekeruhan air baku. Proses koagulasi-flokulasi

diperlukan sebagai tahap awal dalam menurunkan kekeruhan air baku.

Dimana zat padat yang terdapat di dalam air berukuran sangat kecil dan

tidak dapat mengendap dengan cepat, sehingga diperlukan suatu zat

pembantu untuk memperbesar ukurannya agar dapat mengendap dengan

cepat.

Untuk mengatasi kesulitan bilamana kualitas air baku tidak baik,

maka proses koagulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan bahan

kimia. Supaya proses berjalan dengan efektif, maka perlu dilakukan yang

diantaranya adalah tahap preklorinasi dan Jar test.

Jar test adalah suatu metode untuk mengevaluasi proses-proses

koagulasi-flokulasi. Apabila percobaan dilakukan secara tepat, maka

informasi yang diperoleh akan berguna untuk membantu operator instalasi

dalam mengoptimalkan proses-proses koagulasi-flokulasi dan penjernihan,

serta bagi para ahli teknik ( engineer ) dalam merancang bangunan IPA

yang baru atau memperbaiki instalasi yang ada.

Jar test akan memberikan data mengenai kondisi optimum untuk

parameter-parameter proses, seperti :

Dosis koagulan dan koagulan pembantu.

pH.

Metode pembubuhan bahan kimia :

o Pada atau di bawah permukaan air.

o Pembubuhan beberapa bahan kimia secara bersamaan atau

berurutan.

o Lokasi pembubuhan relatif terhadap peralatan pengadukan, dll.

Kepekatan larutan kimia.

Waktu dan intensitas pengadukan cepat dan pengadukan lambat.

Waktu penjernihan.

1

Page 2: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

Terpisah dari parameter-parameter di atas, yang juga harus

dimonitor adalah :

Temperatur air di dalam beaker glass.

Kekeruhan, warna, alkalinitas air baku dan air yang telah diolah.

Metode pengeluaran air sample.

Peralatan percobaan laboratorium dan prosedur analisa laboratorium.

1.2 Tujuan Praktikum.

Setelah melakukan praktikum, diharapkan mahasiswa mampu :

Memahami kegunaan proses preklorinasi.

Menentukan dosis kaporit pada proses preklorinasi.

Menghitung debit pembubuhan kaporit.

Melakukan Jar test.

Menentukan dosis optimum koagulan.

Menghitung debit pembubuhan koagulan.

Menentukan pH optimum koagulasi.

2. DASAR TEORI

2

Page 3: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

2.1 Koagulasi-flokulasi

Koagulasi adalah proses destabilisasi koloid dengan penambahan

koagulan melalui pengadukan cepat hingga terbentuk mikroflok.

Sedangkan flokulasi adalah proses pengadukan lambat untuk memberi

waktu mikroflok bertumbukan dan bersatu membentuk makroflok.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi proses koagulasi-

flokulasi, antara lain :

Zat Anorganik; akan mempengaruhi proses flokulasi dengan

koagulan-flokulan, sebab secara kimiawi akan membentuk senyawa

sebagai endapan hidroksida misalnya ion fosfat, sulfat, kalsium, dan

magnesium. Dengan demikian jangkauan pH optimum untuk

pengendapan hidroksida metal secara kimiawi diperluas. Selain itu

secara langsung dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 atau kapasitas dapar

/ buffer karena berpengaruh terhadap pH sebelum dan sesudah

koagulasi, jika tidak dilakukan penetapan pH dengan asam atau basa

untuk proses stabilisasi.

Zat Organik; alami terlarut atau sintetis yang terkandung di dalam air

yang akan diolah sangat mempengaruhi proses koagulasi-flokulasi,

selain adsorpsi di atas permukaan zat padat yang menyebabkan efek

stabilitas, juga terjadi pembentukan molekul kompleks dengan zat

koagulan-flokulan yang menurunkan efisiensi koagulan-flokulan

menyebabkan kebutuhan koagulan-flokulan menjadi lebih besar.

pH; jenis koagulan memiliki range pH optimum tertentu dan pada pH

lebih besar dari 7,8 ion aluminat Al(OH)4 yang terbentuk bermuatan

negatif dan larut dalam air, selama koagulasi pengaruh pH air terhadap

ion H+ dan OH- adalah sangat penting dalam menentukan muatan hasil

hidrolisa. Komposisi air juga penting karena ion divalen seperti SO42-

dan HPO42- dapat diganti dengan ion-ion OH- dalam kompleks, oleh

karena itu dapat berpengaruh terhadap sifat-sifat endapan.

2.2 Koagulan

3

Page 4: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan

negatif partikel di dalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positif

yang digunakan untuk mendestabilisasi muatan negatif partikel, dalam

pengolahan air sering dipakai garam dari aluminium ( Al3+ ) atau garam

dari besi ( Fe2+ dan Fe 3+ ).

Jenis-jenis koagulan yang umumnya sudah dikenal dan digunakan :

NAMA FORMULA BENTUK

REAKSI

DENGAN

AIR

pH

OPTIMUM

Aluminium Sulfat /

Alum Sulfat /

Alum / Salum.

Al2(SO4)3.x H2O

x = 14, 16, 18

Bongkah

BubukAsam 6 – 7,8

Sodium Aluminat NaAlO2/Na2Al2O4 Bubuk Basa 6 – 7,8

Polyaluminium

Chloride ( PAC )Aln(OH)mCl3n-m

Cairan

BubukAsam 6 – 7,8

Ferri Sulfat Fe2(SO4)3.9H2O Kristal halus Asam 4 - 9

Ferri Klorida FeCl2.6H2OBongkah

CairanAsam 4 - 9

Ferro Sulfat FeSO4.7H2O Kristal halus Asam > 8,5

Tabel 1. Jenis-jenis koagulan.

2.3 Preklorinasi

Preklorinasi adalah tahap pertama desinfeksi yang bertujuan untuk

mempertahankan kandungan sisa klor sebesar 0,2 – 0.4 mg/L pada seluruh

unit pengolahan dalam suatu system ( bersamaan dengan oksidasi ).

Manfaat preklorinasi khususnya diproses koagulasi-flokulasi,

antara lain :

Mengurangi kandungan zat organik dalam air baku.

Menurunkan kadar kekeruhan air baku.

Dengan preklorinasi kerja koagulan akan lebih efektif.

Preklorinasi dilakukan sebelum pembubuhan koagulan, bilamana

kualitas air baku tidak baik, kekeruhan tinggi, dan kandungan zat

organiknya besar.

4

Page 5: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

2.4 Daya Pengikat Klor ( DPK ).

DPK adalah kebutuhan klor dengan waktu kontak yang sudah pasti

( tertentu ) untuk mendapatkan sisa klor yang tersedia cukup efektif untuk

desinfeksi, DPK secara tidak langsung menyatakan oksidasi zat organik

secara lengkap.

DPK terutama digunakan dalam kasus dimana air mempunyai

kualitas yang tidak baik ( mengoksidasi Fe2+ dan Mn2+, menghilangkan

rasa, mencegah pertumbuhan bakteri dalam filter, memperpanjang waku

penyaringan dan mencegah tumbuhnya alga ).

2.5 Jar Test

Jar test adalah suatu metode untuk mengevaluasi proses-proses

koagulasi-flokulasi, yang memberikan data mengenai kondisi optimum

untuk parameter-parameter proses.

Kegunaan Jar test :

Bagi operator instalasi; membantu dalam mengoptimalisasi proses-

proses koagulasi, flokulasi, dan penjernihan.

Bagi ahli teknik ( engineer ); membantu dalam merancang bangunan

IPA yang baru atau memperbaiki instalasi yang ada.

Evaluasi :

Dengan mengulangi percobaan-percobaan dengan dosis yang

sedikit lebih tinggi dan sedikit lebih rendah dari dosis optimum yang

diperoleh dari seri percobaan awal, maka akan didapat lebih banyak data

yang akurat mengenai dosis-dosis bahan kimia dan batas-batas pH

optimum.

5

Page 6: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

3. PERALATAN, BAHAN & PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Pengukuran pH, Temperatur, dan kekeruhan pada air sample murni

NO NAMA ALATUKURAN

( mL )

JUMLAH

( buah )NAMA BAHAN

VOLUME

( mL )

1 Beaker glass 100 3 Air Sample 300

2 pH Meter - 1 Aquadest ?

3 Termometer - 1

4 Turbidy Meter - 1

Tabel 2. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

a. Pengukuran pH dan Temperatur :

Siapkan alat ukur.

Masukan air sample ke dalam beaker glass hingga tanda batas.

Bilas elektroda alat ukur dengan aquadest.

Celupkan elektroda ke dalam air sample ( jangan menyentuh dasar

atau dinding beaker glass ).

Tunggu sampai penunjukan angka pada monitor stabil.

Catat hasil pengukuran pada tiap beaker glass, lalu rata-ratakan.

b. Pengukuran kekeruhan :

Kocok sample dengan sempurna, tunggu sampai tidak ada

gelembung udara.

Ambil air sample, masukan ke kuvet hingga tanda batas.

Bersihkan bagian luar kuvet dengan tissue.

Tekan “ON”, masukan kuvet 0 NTU lalu tekan “READ”, tunggu

hingga monitor menunjukan “0”.

Keluarkan kuvet 0 NTU, masukan kuvet yang berisi air sample.

Tekan “READ”, tunggu hingga pembacaan stabil.

Catat hasil pembacaan alat, tekan “Off” lalu keluarkan kuvet.

6

Page 7: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

3.2 Uji kadar klor aktif

a. Standarisasi larutan Na-thiosulfat

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1 Pipet ukur 10 1 K2Cr2O7 0,025 N 25 mL

2 Pipet filler - 1 Aquadest - 25 mL

3 Erlenmeyer 250 1 KI serbuk - 2 Gr

4 Gelas ukur 100 1 HCL pekat - 8 mL

5 Neraca - 1 Na2S2O3 - 50 mL

6 Spatula - 1 Amylum - 3 mL

7 Klem statis - 1

8 Corong - 1

9 Buret 50 1

Tabel 3. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Pipet 25 mL larutan K2Cr2O7, masukan ke dalam erlenmeyer.

Tambahkan 25 mL aquadest dan 2 gr KI, aduk hingga larut.

Tambahkan 8 mL HCL pekat.

Titrasi dengan larutan Na-thiosulfat sampai warna kuning muda.

Tambahkan 3 mL larutan amylum.

Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang.

b. Penentuan kadar klor aktif dalam kaporit.

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1 Pipet ukur 10 1 Kaporit 0,1 % 10 mL

2 Pipet filler - 1 Aquadest - 90 mL

3 Erlenmeyer 250 1 KI serbuk - 1 Gr

4 Labu ukur 100 1 CH3COOH - 3 mL

5 Neraca - 1 Na2S2O3 - 50 mL

6 Spatula - 1 Amylum - 3 mL

7 Klem statis - 1

8 Corong - 1

9 Buret 50 1

7

Page 8: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

10 Btl.semprot 500 1

Tabel 4. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Pipet 10 mL larutan kaporit 0,1 %, masukan ke labu ukur 100 mL.

Tambahkan aquadest hingga tanda batas meniskus ( 100 mg/L ).

Pindahkan larutan ke erlenmeyer, tambahkan 1 gr KI lalu aduk rata.

Tambahkan 3 mL asam asetat glasial .

Titrasi dengan larutan Na-thiosulfat sampai warna kuning muda.

Tambahkan 3 mL larutan amylum, lanjutkan titrasi sampai warna biru

tepat hilang (hasil titrasi = A ).

Analisa larutan blanko :

Masukan aquadest ke dalam labu ukur 100 mL, pindahkan ke

erlenmeyer lalu tambahkan 1 gr KI dan aduk hingga larut.

Tambahkan 3 mL larutan amylum, titrasi dengan larutan Na-thiosulfat

( jika tidak terbentuk warna biru , maka B = 0 ).

3.3 Penentuan DPK

NONAMA

ALAT

UKU

RAN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1Beaker

glass100 1 Air sample - 1000 mL

2 Pipet ukur 10 1Larutan

kaporit0,1 % 3 mL

3 Pipet filler - 1Tablet

DPD No.1- 1 biji

4 Pengaduk - 1

8

Page 9: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

5 Komparator - 1

Tabel 5. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Masukan 1000 mL sample ke dalam beaker glass.

Tambahkan 3 mL larutan kaporit 0,1 %, aduk rata.

Simpan beaker di tempat yang terlindung dari cahaya selama 20 menit.

Uji sisa klor bebas selama waktu kontak yang dipilih menggunakan

Komparator LOVIBOND. misal a mg/L Cl 2.

Tentukan kadar klor aktif dalam kaporit., misal s %

Hitung dosis kaporit .

3.4 Pengukuran pH, Temperatur, dan kekeruhan setelah proses preklorinasi

NO

O

NAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI

VOLUME

( mL )

1Beaker

glass1000 3

Larutan

kaporit0,1 % 3 x 0,01055

2 Pipet tetes - 1 Air sample - 3 x 1000

Tabel 6. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan proses preklorinasi :

Masukan air sample ke beaker glass 1000 mL hingga tanda batas.

Tambahkan larutan kaporit 0,1 % ( dosis sesuai perhitungan DPK ).

Prosedur percobaan pengukuran pH, temperatur, dan kekeruhan sama

dengan di halaman 6 ( catatan : sample + DPK ).

9

Page 10: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

3.5 Pengukuran alkalinitas setelah proses klorinasi.

a. Standarisasi larutan H2SO4 : 0,02 N

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1 Pipet ukur 10 1 Na-tetraborat 0,02 N 20 mL

2 Pipet filler - 1Aquadest bebas

CO2

- 80 mL

3 Erlenmeyer 250 2 Indikator MO - 10 tts

4 Pipet tetes - 1 Larutan H2SO4 - 50 mL

5 Klem statis - 1

6 Corong - 1

7 Buret 50 1

8 Btl.semprot 500 1

9 Gelas ukur 100 1

10 Kompor. L - 1

11 Penjepit - 1

12 Beaker glas 1000 1

Tabel 7. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Pipet 20 mL larutan Na-tetraborat 0,02 N, masukan ke erlenmeyer.

Tambahkan 30 mL aquadest bebas CO2 dan 5 tetes indikator MO.

Titrasi dengan larutan H2SO4 sampai terjadi perubahan warna dari

kuning menjadi jingga / orange .

Catat pemakaian H2SO4, masukan kedalam perhitungan.

Buat larutan pembanding untuk mempermudah TAT, sbb :

o Masukan 50 mL aquadest bebas CO2 ke dalam erlenmeyer.

o Tambahkan 5 tetes indikator MO dan 1-2 tetes larutan H2SO4.

10

Page 11: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

b. Penentuan alkalinitas ( untuk sample dengan pH > 8,2 )

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1 Gelas ukur 100 1 Air sample - 100 mL

2 Btl.semprot - 1 Indikator PP - 5 tts

3 Erlenmeyer 250 2 Indikator MO - 5 tts

4 Pipet tetes - 1 Larutan H2SO4 - 50 mL

5 Klem statis - 1

6 Corong - 1

7 Buret 50 1

Tabel 8. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Ukur 100 mL sample, masukan ke dalam erlenmeyer.

Tambahkan 2-3 tetes indikator PP, titrasi dengan larutan H2SO4 sampai

warna merah tepat hilang ( masukan mL pemakaian larutan H2SO4 ke

dalam perhitungan sebagai Palk ).

Tambahkkan 5 tetes indikator MO, lanjutkan titrasi sampai terjadi

perubahan warna indikator.

Catat pemakaian larutan H2SO4 total, masukan ke dalam perhitungan

sebagai Talk.

3.6 Jar Test

a. Penentuan dosis optimum

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1 Beaker glas 1000 5 Air sample - 5000 mL

2 Pipet tetes - 1 Larutan kaporit 0,1 % 5 tts

3 Pipet ukur 10 1 Larutan alum 1 % 15 mL

4 Pipet filler - 1

5 pH Meter - 1

11

Page 12: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

6 Turbidy - 1

7 Jar Tester - 1

8 Btl.semprot 500 1

9 Gelas ukur 1000 1

Tabel 9. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Siapkan 5 buah beaker glass, ke dalam masing-masing beaker glass

masukan 1000 mL air sample.

Tambahkan 1 tetes larutan kaporit 0,1 % ke tiap beaker glass.

Letakan tiap beaker glass di bawah rotor jar tester, turunkan tiap rotor

hingga kedalaman 10 cm dari permukaan air sample.

Masukan larutan alum 1 % ke dalam beaker glas masing-masing 1 mL,

2 mL, 3 mL, 4 mL,dan 5 mL.

Karena pH sample terklorinasi > 7 , maka tidak direkomendasikan

penambahan NaOH.

Atur kecepatan rotor pada 150 rpm untuk pengadukan cepat selama

30-60 detik, amati dan catat pertama kali flok terbentuk..

Lalu atur kecepatan rotor pada 50 rpm untuk pengadukan lambat

selama 15-20 menit. ( amati dan catat ukuran flok pada masing-masing

beaker setiap 5 menit pengadukan dengan Gambar Ukuran Flok

sebagai pembanding.

Setelah itu diamkan flok mengendap selama 20-30 menit.

Ukur pH dan kekeruhan setelah waktu pengendapan di tiap beaker

glass ( untuk masing-masing dosis koagulan ), lalu buat grafik dan

kurva antara Dosis Koagulan Vs Kekeruhan ( posisi dosis koagulan di

sumbu X dan kekeruhan di sumbu Y ).

Tentukan dosis optimum, dengan cara :

o Tarik garis Tangen = 1 atau sudut = 45o.

o Buat garis yang sejajar dengan garis Tangen = 1 sampai ada

yang menyinggung kurva di satu titik.

12

Page 13: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

o Dari titik singgung, tarik garis lurus menuju sumbu X

sehingga akan menunjukan nilai dosis alum yang optimum.

b. Penentuan pH optimum

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1 Beaker glas 1000 5 Air sample - 5000 mL

2 Pipet tetes - 1 Larutan kaporit 0,1 % 5 tts

3 Pipet ukur 10 1 Larutan alum 1 % 25 mL

4 Pipet filler - 1 Larutan H2SO4 0,0199 N 50 mL

5 pH Meter - 1

6 Turbidy - 1

7 Jar Tester - 1

8 Btl.semprot 500 1

9 Gelas ukur 1000 1

Tabel 10. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Siapkan 5 buah beaker glass, ke dalam masing-masing beaker glass

masukan 1000 mL air sample.

Tambahkan 1 tetes larutan kaporit 0,1 % ke tiap beaker glass.

Letakan tiap beaker glass di bawah rotor jar tester, turunkan tiap rotor

hingga kedalaman 10 cm dari permukaan air sample.

Ke dalam masing-masing beaker glass tambahkan larutan H2SO4

masing-masing : 8, 9, 10, 11, dan 12 mL, lalu masukan 5 mL larutan

alum 1 %.

Atur kecepatan rotor pada 150 rpm untuk pengadukan cepat selama

30-60 detik, amati dan catat pertama kali flok terbentuk..

Lalu atur kecepatan rotor pada 50 rpm untuk pengadukan lambat

selama 15-20 menit. ( amati dan catat ukuran flok pada masing-masing

13

Page 14: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

beaker setiap 5 menit pengadukan dengan Gambar Ukuran Flok

sebagai pembanding.

Setelah itu diamkan flok mengendap selama 20-30 menit.

Ukur pH dan kekeruhan setelah waktu pengendapan di tiap beaker

glass ( untuk masing-masing dosis koagulan ), lalu buat grafik dan

kurva antara pH Vs Kekeruhan ( posisi pH di sumbu X dan kekeruhan

di sumbu Y ).

Tentukan pH optimum, dengan cara :

o Tarik garis yang sejajar dengan sumbu X pada grafik untuk

nilai kekeruhan 2 NTU dan 5 NTU ( akan didapat 2 titik

singgung ).

o Dari masing-masing titik singgung tarik garis lurus menuju

sumbu X ( ke bawah ), sehingga akan didapat 2 nilai pH

yang menjadi batas-batas pH optimum.

c. Perhitungan volume endapan.

NONAMA

ALAT

UKUR

AN

( mL )

JUMLAH

( buah )

NAMA

BAHANKONSENTRASI VOLUME

1Kerucut

Imhof1000 1 Air sample - 900 mL

2 Pewaktu - 1 Larutan kaporit 0,1 % 1 tts

3 Beaker glas 1000 1 Larutan alum 1 % 5 mL

4 Jar Tester - 1 Larutan H2SO4 0,0199 N 9 m L

Tabel 11. Peralatan & Bahan

Prosedur percobaan :

Masukan air yang telah diolah ( hasik koagulasi dengan dosis koagulan

optimum dan pH optimum ) ke dalam Kerucut Imhof.

Biarkan semua flok mengendap, catat waktu total pengendapan.

Ukur volume endapan, masukan kedalam perhitungan.

4. HASIL

14

Page 15: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

4.1 Data pengamatan

* Pengukuran pH, Temperatur,dan kekeruhan pada air sample murni :

Beaker Glass pHTemperatur

( oC )

Kekeruhan

( NTU )

I 8,40 28

II 8,36 29 519

III 8,37 29

Tabel 12. Hasil praktikum 1

* Uji kadar klor aktif :

Analisa Pemakaian

Na-thiosulfat

Standarisasi larutan Na-Thiosulfat 30,1 mL

Penentuan kadar klor aktif dalam kaporit 0,5 mL

Tabel 13. Hasil praktikum 2

* Penentuan DPK :

Analisa Hasil

Sisa klor bebas ( a ) a = 0,1

Kadar klor aktif dalam kaporit ( s % ) s = 3,685

Tabel 14. Hasil praktikum 3

* Pengukuran pH, Temperatur, dan kekeruhan setelah proses

preklorinasi ( air sample + DPK ) :

Beaker Glass pHTemperatur

( oC )

Kekeruhan

( NTU )

I 8,35 28

II 8,35 28 348

III 8,35 29

Tabel 15. Hasil praktikum 4

* Pengukuran alkalinitas setelah proses preklorinasi

Analisa Pemakaian H2S04

15

Page 16: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

Standarisasi larutan H2SO 0,02 N 20 mL

Penentuan alkalinitas 8 mL

Tabel 16. Hasil praktikum 5

* Jar Test

- Penentuan dosis optimum koagulan

Data air baku :

pH : 8,377

Kekeruhan : 519 NTU

Konsentrasi alum : 1 % ( 1 mL ≈ 10 mg )

DOSIS KOAGULAN

( mg/L Al2(SO4)3 . x H2O )

PARAMETER10 20 30 40 50

Sample

+

DPK

Pertama kali flok

terbentuk ( detik )- - - - - -

Ukuran flok dalam

5 menit A B C C C -

Ukuran flok dalam

10 menitA B C C D -

Ukuran flok dalam

15 menitA B C D D -

Waktu endapan 10

cm ( menit )- - - - - -

pH 8,34 8,33 8,32 8,29 8,27 8,35

Kekeruhan (NTU) 141 97 42,96 25,49 10,36 348

Dosis Optimum √

Tabel 17. Hasil praktikum 6

- Penentuan pH optimum

Data :

16

Page 17: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

Dosis alum optimum : 50 mg/L

Bahan alkali yang digunakan : H2SO4

Konsentrasi larutan : 0,0199 N

DOSIS H2SO4

( mL )

PARAMETER8 9 10 11 12

Sample

+

DPK

Pertama kali flok

terbentuk ( detik )- - - - - -

Ukuran flok dalam

5 menit A A A A A -

Ukuran flok dalam

10 menitB B B B B -

Ukuran flok dalam

15 menitB B B B B -

Waktu endapan 10

cm ( menit )- - - - - -

pH 7,52 6,91 6,89 6,52 6,29 8,35

Kekeruhan (NTU) 17,92 17,15 23,89 22,23 34,17 348

pH Optimum √

Tabel 18. Hasil praktikum 7

- Volume endapan ( kadar Lumpur )

Data :

Kadar klor aktif dalam kaporit : 3,685 %

Waktu kontak : 20 menit.

Sisa klor bebas : 0,1 mg/L Cl2.

DPK : 0,01055 mg/L Cl2

Kadar Lumpur

( mL )

Volume Air

( mL )

Lama Pengendapan

( menit )

10,1 900 41

17

Page 18: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

Tabel 19. Hasil praktikum 8

4.2 Perhitungan

* Pengukuran sample :

o pH rata-rata = ( 8,40 + 8,36 + 8,37 ) / 3 = 8,377

o T rata-rata = ( 28,0 + 29,0 + 29,0 ) / 3 = 28,67 oC

o Kekeruhan = 519 NTU.

* Uji kadar klor aktif :

- Standarisasi Natrium Thiosulfat :

N Na-thiosulfat = ( V x N )K2Cr2O7 / VNa-thiosulfat

= ( 25 x 0,025 ) / 30,1

= 0,021 N

- Kandungan klor aktif :

mg/L Cl2 = [ 1000 x ( A-B ) x N Na thiosulfat x 35,43 ] / V dititrasi

= [ 1000 x ( 0,5 - 0 ) x 0,021 x 35,43 ] / 100

= 3,72

- Kadar klor aktif dalam kaporit :

s % = mg/L Cl2 x 100 % / Konsentrasi kaporit

= 3,72 x 100 % / 100

= 3,72 %

* Penentuan DPK :

- Sisa klor bebas = 0,1 mg/L Cl2 → ( menggunakan komparator )

- DPK :

mg/L Cl2 = ( 3 s / 100 ) – a

= ( 3 x 3,72 / 100 ) – 0,1

= 0,0116

- Volume kaporit :

18

Page 19: 85571580 Laporan Praktikum Kimia Air Jar Test

Kimia Air C reated by

ZULFITRI

Vkaporit = 0,0116 x 1 / 10

= 0,00116 mg/L Cl2

≈ 1 tetes.

* % penurunan kekeruhan setelah preklorinasi :

% = ( Sebelum – Sesudah ) x 100 % / Sebelum

= ( 519 – 348 ) x 100 % / 519

= 32,95 %

* Pengukuran alkalinitas sample + DPK :

- Standarisasi larutan H2SO4 0,02 N :

NH2SO4 = ( 1000 x W x A ) / ( 190,685 x B x C )

= ( 1000 x 0,95 x 20 ) / ( 190,685 x 20 x 250 )

= 0,0199 N

- Penentuan alkalinitas :

mg/L CaCO3 = 1000 x E x NH2SO4 x 50 / Vsample

= 1000 x 8 x 0,0199 x 50 / 100

= 79,6

* Perhitungan dari hasil Jar Test :

- Penentuan dosis alum optimum :

19